Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA

DENGAN MINAT BELAJAR

(Studi Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)

Disusun Oleh :

JERY SUGIARTO

NIM : B95218114

PRODI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2020
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah (SMK/SMA/MA). Program yang ada dalam pendidikan tinggi ini tidak

hanya sarjana (S-1) melainkan diploma, pendidikan profesi, magister (S-2), bahkan

doktor (S-3). Sedangkan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

tinggi ini dikenal dengan nama Perguruan Tinggi (PT), baik itu Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS)1.

Di jenjang perguruan tinggi ini, mahasiswa dituntut untuk senantiasa menjadi

intelektual muda yang cerdas dan memiliki akhlak yang baik. Mahasiswa selalu

menjadi gambaran harapan bangsa, yaitu di mana mahasiswa dipandang sebagai

agen perubahan, pendorong kekuatan moral, dan sebagai calon generasi yang dapat

mengembangkan potensi maksimalnya demi kemajuan Bangsa dan Negara.

Mahasiswa harus benar-benar memahami perannya dan tertuntut untuk selalu

mengikuti proses belajar yang ada dalam perguruan tinggi-nya masing-masing.

Mahasiswa yang menjalani proses belajarnya dengan baik, maka hasilnya pun akan

mengikuti dengan baik pula.

Jika saja dari awal proses belajarnya mengalami hambatan, maka hasil belajar

yang didapatkan mahasiswa pun tidaklah maksimal, bahkan berujung pada

kegagalan. Untuk memulai proses belajar yang baik, maka ada beberapa faktor yang

harus dibutuhkan oleh mahasiswa. Salah satunya yaitu faktor minat belajar.

1
Budi Wahyono, “Pengertian, Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Tinggi”, dalam : Alamat Online
http://www.pendidikanekonomi.com/2015/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html
Diakses tanggal 19 Oktober 2020, pukul 09.30
Faktor minat belajar ini merupakan faktor internal yang ada dalam diri

mahasiswa dan dapat menentukan apakah mahasiswa tersebut dapat memulai

proses belajar yang baik atau tidak. Minat bisa diartikan pula sebagai suatu

kesukaan atau perhatian yang lebih tinggi terhadap sesuatu. Ketika mahasiswa

memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia akan menyukai proses pembelajaran

yang ada dalam perguruan tinggi. Terlihat pula dari bagaimana ia beraktivitas,

mulai dari sering mengunjungi perpustakaan, sering mengerjakan tugas dan tidak

menunda-nunda, mendengar dan mencatat apa yang diajarkan oleh dosen, maupun

kegiatan lainnya yang memiliki arah pada kemajuan potensi dirinya.

Sebaliknya, mahasiswa yang tidak memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia

tidak memiliki fokus yang besar dalam pembelajaran selama kuliah. Saat

beraktivitaspun demikian, mereka sering kali mengikuti arus yang tidak jelas dan

terencana. Mulai dari sering mampir ke warung kopi dengan teman-temannya,

bermain game, bermalas-malasan dan melakukan hal-hal yang sebenarnya memiliki

nilai manfaat sedikit, bahkan tidak bermanfaat sama sekali.

Telah banyak dibahas dalam penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa minat

belajar memiliki pengaruh dan keterhubungan yang besar akan hasil belajar. Salah

satu contohnya yaitu penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sri Lestari, Mahasiswa

Universitas Negeri Semarang. Dimana dalam penelitian skripsinya pada tahun 2016
memaparkan adanya hubungan yang positif antara minat belajar dengan hasil

belajar siswa kelas V SD Gugus Wiajya Kusuma, Ngaliyan Semarang2.

Minat belajar ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan ada beberapa faktor

yang menjadi sebab lahirnya minat belajar. Minat dibentuk melalui perhatian dan

belajar. Apabila seseorang memperhatikan sesuatu hal secara sukarela dan

cenderung untuk mengingatnya, maka apa yang diingatnya tersebut merupakan

petunjuk dari munculnya minat (Commins dan Fagin, 1954)3. Minat juga terbentuk

dari proses belajar manusia terhadap pengalaman-pengalaman hidupnya. Sehingga

ada keterhubungannya dengan dorongan atau motif manusia yang dipicu oleh

stimulus.

Minat belajar akan terbentuk dari proses pengalaman mahasiswa dalam belajar.

Selain aspek internal yang dapat memicu mahasiswa sendiri untuk belajar, faktor

eksternal pun juga bisa menjadi pendorong mahasiswa agar mau belajar. Salah satu

faktor eksternal yang tidak akan terlepas dari mahasiswa ialah adanya komunikasi

interpersonal dosen dengan mahasiswa, dan juga antar mahasiswa sendiri.

Komunikasi interpersonal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa, memang

dapat memiliki hubungan untuk membangun minat belajar mahasiswa. Hal ini

dapat terlihat berdasarkan penelitian skripsi yang dilakukan oleh Ishadi Fauzan

yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa

2
Sri Lestari Munung Sughiarti, Skripsi: “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang”(Semarang: UNNES,
2016), Hal. 79-80.
3
Cosynook, “Teori Minat” dalam : Alamat Online
https://cosynook.wordpress.com/2013/02/14/teori-minat/ Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020,
pukul 14.48
Terhadap Prestasi Akademik". Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa

komunikasi interpersonal yang terjalin baik antara dosen dan mahasiswa, maka

akan membuat mahasiswa terdorong dan berminat untuk belajar, sehingga

membuat prestasi akademik-nya membaik4.

Jika saja komunikasi interpersonal antara dosen dan mahasiswa yang terjalin

kurang baik, seperti adanya sikap tertutup mahasiswa dengan dosen, malu bertanya

dan lain sebagainya. Maka minat belajar mahasiswa pun tidak akan bangkit.

Berbeda dengan komunikasi interpersonal yang terjalin antar mahasiswa itu

sendiri. Mahasiswa sering kali menghabiskan waktu interaksinya dengan

mahasiswa lainnya. Dan tentunya komunikasi interpersonal akan terjalin baik

dikarenakan adanya suatu keterbukaan satu sama lain.

Jalaluddin Rahmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi,

menyatakan bahwa Komunikasi Interpersonal akan lebih efektif bila para

komunikan saling menyukai 5. Komunikasi Interpersonal yang terjalin atas dasar

kesamaan pikiran dan emosi, akan melahirkan sebuah hubungan yang baik dan akan

saling mendukung satu sama lain.

Komunikasi interpersonal antar mahasiswa dapat memiliki hubungan dalam

membangun minat belajar mahasiswa. Mengingat bahwa minat dapat dibangun

oleh faktor ekternal. Maka komunikasi interpersonal yang terjalin di antara

4
Ishadi Fauzan, Skripsi: “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap
Prestasi Akademik"(Makassar: UIN Alauddin, 2016) hal.73-74
5
Jalalluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Hal 116.
mahasiswa satu dengan selainnya dapat mendorong mahasiswa untuk memiliki

minat belajar di saat menjalani perkuliahan.

Dari paparan yang ada, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut

akan adanya hubungan komunikasi interpersonal mahasiswa dengan minat belajar

mahasiswa di Prodi Ilmu Komunikasi FDK UIN Sunan Ampel Surabaya. Hal ini

dikarenakan adanya fenomena yang mirip dengan apa yang peneliti paparkan

sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan Fenomena sebagai berikut;

1. Sering kali mahasiswa dalam menjalani proses belajar dan mengerjakan tugas

yang diberikan oleh dosen selalu mengalami hambatan. Hambatan yang

dialami bisa berupa adanya ketidak-pahaman terhadap materi yang diberikan

oleh dosen, kebingungan dalam mengerjakan tugas, ditambah mahasiswa

sering kali bersikap tertutup terhadap dosen maupun sebaliknya, serta sering

kali malu untuk bertanya kepada dosen.

2. Realitas mahasiswa pada nomor 1 menunjukkan bahwa komunikasi

interpersonal yang terjalin antara dosen dengan mahasiswa kurang baik dan

hanya sekedar formalitas belaka.

3. Hal tersebut membuat kebanyakan mahasiswa tidak memiliki minat belajar

yang baik. Terlihat dari bagaimana respon yang diberikan mahasiswa setelah

perkuliahan berakhir. mayoritas dari mereka akan selalu cepat pulang dan

bersantai, ada yang nongkrong di warung, bermain game, dan selalu

menghindari upaya belajar dan mengerjakan tugas, kecuali jika terdesak


deadline, jarang sekali mengunjungi dan meminjam buku di perpustakaan,

dalam mengerjakan tugas dan menghadiri kelas hanya dipandang sebagai

gugur kewajiban saja tanpa ada kesadaran untuk mengembangkan potensi diri

selama kuliah.

4. Di sisi lain, peneliti menemukan realitas bahwa kebanyakan mahasiswa dalam

berinteraksi dengan mahasiswa lainnya. Menunjukkkan sikap keterbukaan diri,

selalu berani dalam megemukakan pendapat, saling menyemangati dan

mendukung satu sama lain, dan bahkan sering kali mahasiswa bertanya kepada

temannya yang lain ketika ada kebingungan dalam memahami materi maupun

dalam hal mengerjakan tugas. Intensitas komunikasi interpersonal antar

mahasiswa lebih tinggi daripada intensitas komunikasi interpersonal antara

dosen dan mahasiswa.

5. Adanya komunikasi interpersonal yang terjalin baik di antara mahasiswa,

memungkinkan adanya hubungan dengan minat belajar mahasiswa Ilmu

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil dari referensi model

teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respons) di mana model teori ini akan

menggambarkan hubungan antara Variabel X (komunikasi interpersonal) dengan

Variabel Y (minat belajar).

Fokus penelitian yang dilakukan yaitu menitikberatkan pada hubungan

komunikasi interpersonal mahasiswa dengan minat belajar (Studi Pada Mahasiswa

Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya).


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan oleh peneliti

dengan tujuan ingin mengetahui apakah ada hubungan antara komunikasi

Interpersonal mahasiswa dengan minat belajar yang ada pada mahasiswa Prodi

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya dan seberapa besarkah hubungan

yang didapat.

B. Rumusan Masalah

1) Apakah ada hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan

minat belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel?

2) Sejauh mana tingkat hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa

dengan minat belajar Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel?

C. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara komunikasi

interpersonal mahasiswa dengan minat belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi

UIN Sunan Ampel.

2) Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat hubungan antara komunikasi

interpersonal mahasiswa dengan minat belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi

UIN Sunan Ampel

D. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi literatur untuk mengembangkan

disiplin keilmuan komunikasi, khususnya dalam komunikasi interpersonal bagi

peneliti-peneliti lain serta dapat menambah wawasan bagi pembaca.


2) Manfaat Praktis

a) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada para

mahasiswa akan pentingnya komunikasi interpersonal yang terjalin antar

mahasiswa, baik dalam membangun hubungan yang positif maupun dapat

mendukung proses pembelajaran kuliah.

b) Memberikan informasi terkait cara atau penerapan komunikasi interpersonal

yang baik kepada mahasiswa, sehingga dapat diarahkan kepada hal – hal

yang positif baik pada proses pembelajaran saat kuliah, maupun saat

memasuki dunia kerja.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pada penelitian ini, peneliti mengambil 7 referensi penelitian terdahulu yang

relevan dengan permasalahan yang peneliti angkat. Sehingga dapat diketahui

masalah mana yang belum sempat diteliti secara mendalam oleh peneliti terdahulu,

selain itu juga untuk perbandingan antara fenomena yang peneliti ambil dengan

fenomena di penelitian lainnya yang memiliki kesamaan.

Adapun untuk penelitian terdahulu yang relevan ini antara lain sebagai berikut :

1) Skripsi dengan judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dosen dan

Mahasiswa Terhadap Prestasi Akademik (Studi Mahasiswa Prodi Ilmu

Komunikasi UIN Alauddin Makassar) yang ditulis oleh Ishadi Fauzan,

Mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar

pada tahun 20166.

6
Ishadi Fauzan, dalam skripsi : “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa
Terhadap Prestasi Akademik”, (Makassar: UIN Alahuddin, 2016)
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa pengaruh

komunikasi Interpersonal Dosen dan mahasiswa terhadap prestasi

akademik mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

Sehingga yang menjadi fokus pembahasannya ialah seputar prestasi

akademik mahasiswa apakah dapat dipengaruhi komunikasi

interpersonal dosen dan mahasiswa atau tidak. Teori yang dipakai dalam

penelitian ini ialah teori model S-O-R (Stimulus, Organism, dan

Respon) serta dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif dan metode

survey dalam mendapatkan data lapangan.

Adapun untuk hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi

interpersonal antara dosen dan mahasiswa memiliki pengaruh yang

tinggi terhadap keberhasilan prestasi akademik mahasiswa. Meskipun

dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, namun ada

beberapa saran dari peneliti agar mahasiswa lebih berani untuk

berkomunikasi dengan dosennya agar proses pembelajaran yang ada

menjadi baik.

Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti sekarang ialah terletak pada kesamaan variable

X atau variable yang akan diuji pada suatu fenomena, yakni Komunikasi

interpersonal. Adapun juga kesamaan lainnya ialah peneliti juga

memakai teori model S-O-R untuk menguji keterhubungan

antarvariabel dan sama – sama menggunakan pendekatan kuantitatif.

Namun yang menjadi perbedaan ialah pada fenomena yang diteliti, di


mana fenomena yang peneliti ambil di sini ialah pada minat belajar

mahasiswa, bukan pada prestasi akademik mahasiswa. Selain itu juga

meskipun sama – sama komunikasi interpersonal, di sini peneliti hanya

mengambil subjek komunikasi interpersonal antar mahasiswa saja,

bukan dengan dosen.

2) Skripsi dengan judul “Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan

Kepuasan Kerja KaryawanDewasa Awal Bagian Produksi PT. Gangsar

Tulungagung” yang ditulis oleh Okky Diasmoro, Mahasiswa program

studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 20167.

Fokus dalam penelitian ini ialah pada aspek variable komunikasi

interpersonal yang diuji apakah memiliki keterhubungan dengan

kepuasan kerja pada subjek penelitian, yakni karyawan di usia dewasa

awal bagian produksi PT. Gangsar Tulungagung. Teori yang dipakai

atau diuji dalam penelitian ini ialah teori komunikasi Interpersonal

sendiri dan dengan pendekatan Kuantitatif dan metode korelasional.

Sedangkan untuk hasil penelitian ini ialah adanya suatu hubungan

yang positif antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja

karyawan di usia dewasa awal bagian produksi PT. Gangsar

Tulungagung. Di mana komunikasi interp[ersonal yang terjalin dengan

baik, akan membuat kepuasan kerja karyawan menjadi baik pula.

7
Okky Diasmoro, dalam skripsi : “Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan Kepuasan Kerja
KaryawanDewasa Awal Bagian Produksi PT. Gangsar Tulungagung”, (Malang: Universitas
Muhammadiyah, 2016)
Untuk persamaan yang ada dalam penelitian ini ialah pada aspek

variable X, yaitu komunikasi interpersonal dan juga dengan pendekatan

kuantitatif. Adapun yang membuat perbedaan di sini ialah pada aspek

varibel terikat dan subjek yang diteliti, yaitu penelitian terdahulu ini

meneliti kepuasan kerja pada karyawan. Sedangkan untuk penelitian ini,

ialah pada aspek minat belajar pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN

Sunan Ampel.

3) Skripsi dengan judul “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan

Semarang” yang ditulis oleh Sri Lestari Munung Sughiarti, Mahasiswa

program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Semarang pada tahun 20168.

Fokus penelitian ini ialah pada variable yang diuji, yakni minat

belajar apakah memiliki keterhubungan dengan aspek hasil belajar pada

siswa SD sebagai subjek penelitian. Teori yang dipakai untuk menguji

keterhubungan pada hasil belajar adalah teori minat belajar dan

penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat belajar memiliki

hubungan yang positif pada hasil belajar siswa sekolah dasar Gugus

Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang. adapun tingkat hubungan yang

diperoleh tidak terlalu tinggi, hal itu disebabkan pada subjek penelitian

8
Sri Lestari Munung Sughiarti, dalam skripsi : “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang”, (Semarang : UNNES,
2016)
sendiri saat di lapangan penelitian. Di mana mereka ada yang memiliki

minat belajar rendah, namun sebenarnya paham akan pentingnya minat

belajar ini untuk menghasilkan nilai yang baik.

Persamaan dalam penelitian ini ialah sama – sama menggunakan

pendekatan kuantitatif dan memiliki variable akan minat belar. Namun

perbedaannya ialah pada aspek minat belajar itu sendiri, di mana

penelitian terdahulu menggunakan variabel minat belajar sebagai

variable X, sedangkan untuk penelitian ini variable minat belajar

sebagai variable Y.

4) Jurnal Nasional dengan judul “Hubungan Komunikasi Interpersonal

dengan Dosen dan Antar Mahasiswa Dengan Motivasi Belajar” yang

ditulis oleh Prasetyo Catur Utomo, Ari Probandari, dan Nunuk Suryani.

Dipublikasikan dalam Jurnal Keterapian Fisik, Volume 1, Nomor 2,

November 20169.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan mengukur

hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen

dan antar mahasiswa terhadap motivasi belajar di Prodi Ortotik Prostetik

Poltekkes Surakarta. Adapun pendekatan dalam penelitian ini ialah

pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

komunikasi interpersonal memiliki hubungan yang positif dan

9
Prasetyo Catur Utomo, Ari Probandari, dan Nunuk Suryani, “Hubungan Komunikasi
Interpersonal dengan Dosen dan Antar Mahasiswa Dengan Motivasi Belajar”, Jurnal Keterapian
Fisik, Volume 1, Nomor 2, November 2016, Hal. 90
signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa di Prodi ortotik prostetik

Poltekkes Surakarta.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah sama –

sama menggunakan komunikasi interpersonal sebagai variable yang

akan diuji pada suatu fenomena. Selain itu juga sama – sama

menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun yang membedakan

penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah pada variable terikat. Di

mana varibel terikat pada penelitian terdahulu ialah motivasi belajar,

sedangkan penelitian ini lebih menelusuri pada aspek minat belajar.

Meskipun ada suatu kesamaan antara minat belajar dan motivasi belajar,

namun dalam hal definisi dan indikatornya pasti ada pembeda di

antaranya. Selain itu dalam penelitian ini, hanya berfokus pada

komunikasi interpersonal antar mahasiswa saja, bukan dengan dosen

seperti yang ada dalam penelitian terdahulu.

5) Jurnal Nasional dengan judul “Pengaruh Kuliah Online Terhadap Minat

Belajar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Samarinda”

yang ditulis oleh Hirdha Nurfarini. Z.R dan Wildan Saugi.

Dipublikasikan dalam Jurnal el-Buhuth, Volume 2, Nomor 2 pada tahun

202010.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh kuliah

online terhadap minat belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam di

10
Hirdha Nurfarini. Z.R dan Wildan Saugi, “Pengaruh Kuliah Online Terhadap Minat Belajar
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Samarinda”, Jurnal el-Buhuth, Volume 2, Nomor
2 tahun 2020, hal. 121
IAIN Samarinda. Dengan jenis pendekatan Kuantitatif dan

menggunakan indikator – indikator pengukuyran minat belajar, maka

dapat diketahui sebarapa besar pengaruh yang ada dalam kuliah online.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan dalam kuliah online terhadap minat belajar mahasiswa

Pendidikan Agama Islam di IAIN Samarinda. Jika kualitas kuliah online

baik, maka akan mempengaruhi minat belajar mahasiswa pula.

Persamaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah

sama – sama menggunakan pendekatan kuantitatif. Kesamaan lainnya

ialah pada variable terikat atau fenomena yang diteliti, yakni minat

belajar yang ada pada mahasiswa. Untuk perbedaan dalam penelitian

terdahulu dan penelitian ini ialah pada aspek variable X atau variable

yang diuji. Di mana penelitian terdahulu menguji variable kuliah online

terhadap minat belajar, penelitian ini menggunakan variable komunikasi

interpersonal sebagai variable yang akan diuji pada minat belajar dan

hanya sebatas mengetahui keterhubungannya, bukan pada aspek ada

tidaknya pengaruh.

6) Jurnal Internasional dengan judul “The Impact of Interpersonal

Communication Skills on Organizational Effectivenessand Social Self-

Efficacy: A Synthesis” yang ditulis oleh Ephraim Okoro PhD, Melvin C.

Washington PhD, Otis Thomas PhD. Dipublikasikan dalam


International Journal of Language and Linguistics, Volume 4, Nomor

3, September 201711.

Penelitian dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh yang

ada dalam kemampuan komunikasi interpersonal terhadap ke-efektifan

suatu organisasi dan peningkatan kepercayaan diri dalam lingkungan

social yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi

interpersonal sangatlah diperlukan dalam membangun kefektifan suatu

organisasi dan membangun kepercayaan diri seseorang dalam

lingkungan sosialnya. Dengan adanya kemampuan komunikasi

interpersonal yang baik, maka seseorang akan mampu untuk menjalin

interaksi yang sangat efektif, baik di lingkungan social, organisasi

maupun perusahaan.

Persamaan yang ada dalam penelitian terdahulu dengan penelitian

ini ialah pada variable yang diuji, yakni komunikasi interpersonal.

Adapun perbedaannya ialah pada jenis pendekatannya, yaitu kualitatif

dan fenomena yang diteliti pun juga berbeda, yakni seputar efektivitas

organisasi dan kepercayaan diri seseorang.

7) Jurnal Internasional dengan judul “Interpersonal Communication

Relations with Performance Employees in the Education Office of

Padang City” yang ditulis oleh Nellitawati. Dipublikasikan dalam jurnal

11
Ephraim Okoro PhD, Melvin C. Washington PhD, & Otis Thomas PhD, “The Impact of
Interpersonal Communication Skills on Organizational Effectivenessand Social Self-Efficacy: A
Synthesis”, International Journal of Language and Linguistics, Volume 4, Nomor 3, September
2017, hal. 28
Advances in Social Science, Education and Humanities Research,

Volume 337 oleh Atlantis Press pada tahun 201812.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang ada

dalam komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai pendidikan di

kota Padang. Adapun jenis pendekatannya yaitu pendekatan kuantitatif

dengan metode kuesioner. Sehingga mengambil sample dari populasi

pegawai untuk diuji apakah ada hubungan antara komunikasi

interpersonal dengan kinerja.

Kemudian dalam hasil penelitiannya, mengungkapkan bahwa antara

komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai pendidikan di kota

Padang, memiliki korelasi yang positif dan signifikan di dalamnya.

Komunikasi interpersonal yang baik antara pemimpin dengan bawahan,

akan membuat kinerja bawahan menjadi lebih baik atau meningkat.

Persamaan yang ada dalam penelitian terdahulu dengan penelitian ini

ialah sama – sama bertujuan untuk mengetahui adanya keterhubungan

antar variable. Sedangkan untuk variable yang diuji pun sama, yaitu

komunikasi interpersonal dengan jenis pendekatan penelitian yang

sama, yaitu kuantitatif. Yang membedakan ialah pada variable terikat,

dimana dalam penelitian terdahulu mengambil fenomna kinerja dan

fokus subjeknya pada pegawai, sedangkan untuk penelitian ini ialah

pada minat belajar dan fokus subjeknya ada pada mahasiswa.

12
Nellitawati, “Interpersonal Communication Relations with Performance Employees in the
Education Office of Padang City”, Journal Advances in Social Science, Education and Humanities
Research, Volume 337, Atlantis Press , 2018, hal. 41
F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep yang digunakan dalam

penelitian ini, maka peneliti akan memaparkan definisi operasional di setiap

variable yang ada berdasarkan judul penelitian ini. yaitu antara lain ;

1. Komunikasi Interpersonal Mahasiswa

Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication) dapat disebut

juga komunikasi antarpribadi. Diambil dari terjemahan 2 kata, yaitu Inter yang

berarti antara atau antar dan personal yang berarti pribadi. Menurut Devito,

Komunikasi Interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan –

pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang – orang, dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika13.

Dalam membangun komunikasi interpersonal yang positif di antara

mahasiswa, maka perlu memahami terlebih dahulu ciri atau karakteristik yang

ada dalam komunikasi interpersonal. Adapun ciri atau karakteristik komunikasi

interpersonal yang harus dimiliki oleh mahasiswa, menurut Devito dalam

Yoyon Mudjiono Komunikasi Antarpribadi (2014) ialah :

1.1. Keterbukaan (Openess)

Dalam berinteraksi, mahasiswa memiliki sikap lebih terbuka

terhadap mahasiswa lain daripada dosen selama perkuliahan,

mahasiswa senantiasa lebih jujur dan berani berpendapat kepada

13
H. Syaiful Rohim, “Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam & Aplikasi”, (Jakarta, PT. Rineka Cipta,
2009), Hal. 18
teman mahasiswa daripada dosen, saat mengerjakan tugas mahasiwa

lebih banyak berdiskusi sendiri dengan mahasiswa lain, tidak malu

dan sering untuk menanyakan materi yang dibingungkan kepada

mahasiswa lain daripada dosen.

1.2. Dukungan (Supportiveness)

Dalam komunikasi interpersonal, komunikator perlu

memberikan dukungan terhadap komunikan agar komunikan itu

sendiri bersedia berpartisipasi dalam komunikasi atau kegiatan lain

yang akan dilakukan.

Dalam perkuliahan, mahasiswa memiliki sikap saling

mendukung satu sama lain, mahasiswa selalu memberikan semanat

dan dukungan kepada mahasiswa lainnya ketika saat mengerjakan

tugas atau mengikuti mata kuliah yang berat, selalu mengingatkan

mahasiswa lainnya jika kelupaan untuk mengerjakan tugas atau

memasuki kelas kuliah, dan mahasiswa lebih banyak memiliki

waktu yang diluangkan untuk membantu mahasiswa lainnya dalam

mengerjakan tugas maupun hanya sekedar diskusi.

1.3. Empati (Empathy)

Komunikasi Interpersonal akan berjalan dengan baik dan

kondusif apabila Komunikator (Pengirim pesan) memiliki sikap

empati terhadap komunikan (Penerima pesan), begitupun

sebaliknya. Rasa Empati digunakan untuk memahami apa yang ada

dalam diri komunikan.


Mahasiswa lebih bisa memahami keadaan yang dialami

mahasiswa lainnya, baik dalam aspek pikiran, perasaan dan

tindakan, Mahasiswa memiliki kepedulian terhadap mahasiswa lain

dalam bentuk sering menolong dan membantu mengerjakan tugas,

menjawab perrtanyaan – pertanyaan yang dibingungkan oleh

mahasiswa lainnya.

1.4. Rasa Positif

komunikasi Interpersonal akan terbina jika orang memiliki

sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Rasa positif yang dimiliki

mahasiswa, juga akan membuat suasan yang posisitif pula kepada

teman mahasiswa yang lainnya.

1.5. Kesetaraan (Equality)

Agar komunikasi interpersonal dapat benar – benar terjalan

dengan baik dan efektif, maka baik pihak komunikator maupun

komunikan harus saling memahami bahwa dalam berinteraksi,

kedudukan social tidak menjadi suatu permasalahan. Pada

hakikatnya, memandang satu sama lain sebagai suatu kesetaraan

atau kesamaan. Sehingga tidak ada perbedaan dan konflik dalam

menjalin interaksi antar satu sama lain.

Mahasiswa memandang mahasiswa lain sebagai teman

seperjuangan dalam menempuh pendidikan di Prodi yang sama,

mahasiswa menjadi setara atau memiliki kesamaan terhadap

mahasiswa lain berdasarkan usia mereka, sehingga membuat mereka


menjadi lebih mudah menerima satu sama lain dalam berinteraksi,

Mahasiswa tidak terlalu memandang status kaya miskin seseorang,

melainkan memandang status sebagai sesama pelajar yang

menempuh pendidikan kuliah, anggapan mahasiswa setara dengan

mahasiswa lain membuat mereka lebih mudah dalam berdiskusi,

belajar bersama dan saling mendukung satu sama lain.

Berdasarkan paparan di atas, yang dimaksud komunikasi interpersonal

mahasiswa dalam penelitian ini ialah sebuah proses komunikasi yang terjadi di

antara mahasiswa – mahasiswa dalam konteks pembelajaran kuliah yang terjalin

secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud untuk saling memberikan

efek atau timbal balik yang positif. Proses komunikasi interpersonal yang terjalin

antar mahasiswa dapat dilihat dari sisi keterbukaan, dukungan, empati, rasa positif,

dan kesetaraan di antara mahasiswa

2. Minat Belajar

Minat belajar terdiri dari dua kata, yakni minat dan belajar. Minat menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti Kecerendungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu, gairah, maupun bisa diartikan keinginan. Slameto,

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Sedangkan menurut Crow mengatakan bahwa minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi

atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang


oleh kegiatan itu sendiri14. Adapun kata belajar memiliki arti berusaha

memperoleh kepandaian atau pengetahuan. Sehingga Minat belajar di sini dapat

diartikan sebagai rasa ketertarikan, perhatian, dan keinginan lebih yang dimiliki

seseorang terhadap suatu kegiatan usaha untuk memperoleh pengetahuan atau

belajar.

Peneliti mengambil 5 indikator minar belajar berdasarkan apa yang

disampaikan oleh Slameto, bahwa minat belajar dapat diukur melalui indikator

- indikator antara lain sebagai berikut :

2.1. Perasaan senang

Mahasiswa memiliki perasaan senang atau kesenangan

tersendiri dalam mempelajari MK metode penelitian komunikasi

kuantitatif dan tidak merasa bosan secara lama atau kejenuhan yang

mendalam saat mengerjakan tugas.

2.2. Perhatian

Mahasiswa lebih cenderung memperhatikan pembelajaran

salama kuliah daripada sibuk sendiri, Ketika mengerjakan tugas

akan selalu fokus menyelesaikannya tepat waktu tanpa terlambat,

ketika berinteraksi dengan teman mahasiswa, lebih peduli dan

berdiskusi dulu perihal tugas yang belum selesai daripada hanya

pembicaraan yang tidak jelas. Selalu berkonsentrasi dalam

14
Syardiansyah, dalam jurnal Manajemen dan keuangan Vol. 5, No. 1, Mei 2016: “Hubungan
Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar
Manajemen (Studi kasus Mahasiswa Tingkat I EKM A Semester II)”, (Aceh, Universitas Samudra,
2016), hal 444
menyelesaikan deadline tugas maupun saat mendengar materi kuliah

dari dosen, intensitas waktu yang diberikan dalam belajar mata

kuliah tertentu lebih besar daripada intensitas waktu mata kuliah

lain.

2.3. Ketertarikan

Cenderung merasa tertarik dengan materi kuliah yang

disampaikan oleh dosen, merasa tertarik dalam mengerjakan tugas

daripada bermalas-malasan, dorongan dalam diri mahasiswa

maupun juga bersumber dari orang lain sehingga menimbulkan

ketertarikan berupa keingintahuan lebih pada mata kuliah tertentu.

Mahasiswa akan merasa terikat dengan pembelajaran mata kuliah

tertentu dan tidak bisa mengabaikannya begitu saja, Mahasiswa

merasa memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang belum

diselesaikan, bagaimanapun susahnya pembelajaran mata kuliah

tertentu mahasiswa akan selalu merasa tertuntut dan berkewajiban

dalam belajar dan mengerjakan mata kuliah tersebut.

2.4. Diperoleh Kepuasan

Mahasiswa yang sedang menjalani proses pembelajaran

kuliah, selain memperhatikan dan senang menyimak, mahasiswa

juga memperoleh kepuasan sendiri dalam belajar ataupun ketika

hasil belajarnya baik.


2.5. Partisipasi

Banyaknya kegiatan luar yang dilakukan mahasiswa, mahasiswa

akan selalu berusaha terlibat dalam pembelajaran mata kuliah dan

tidak mengabaikannya, mahasiswa akan selalu berusaha melibatkan

dirinya terhadap proses pembalajaran mata kuliah, baik meliputi

menyimak penjelasan dosen, mengerjakan tugas yang diberikan,

sampai terlibat aktif dalam sesi Tanya jawab apabila ada materi yang

kurang jelas terhadap dosen maupun teman mahasiswanya.

Berdasarkan paparan di atas, yang dimaksud minat belajar dalam penelitian

ini ialah adanya suatu rasa kesenangan, ketertarikan, perhatian, dan kepuasan serta

keinginan pertisipasi lebih yang dimiliki oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi

terhadap pembelajaran selama kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2018

adalah para muda-mudi yang menempuh pendidikan strata 1 program studi Ilmu

Komunikasi di UINSA. Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018 ini masuk dan

diterima di UINSA pada tahun 2018.

G. Kerangka Teoritik

Ketika ingin mewujudkan proses belajar hingga memiliki hasil belajar yang

baik, maka faktor internal dalam diri mahasiswa, yakni minat belajar menjadi salah

satu hal yang harus menjadi perhatian utama mahasiswa. Kurangnya minat belajar

pada mahasiswa akan menyebabkan proses belajar selama perkuliahan menjadi


terhambat. Ketika proses belajar terhambat, maka hasil yang diperoleh mahasiswa

selama belajar pun menjadi tidak baik. Sehingga akan memunculkan dua

kemungkinan, yang pertama ialah kemungkinan mahasiswa tersebut tidak lulus dan

akan mengulang perkuliahan yang ada, adapun kemungkinan kedua ialah

mahasiswa tersebut lulus dengan nilai yang tidak seberapa bagus, dan juga ketika

sudah terjun dalam dunia pekerjaan, lulusan dari mahasiswa tersebut kemungkinan

besar akan mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya pengetahuan dan

kompetensi yang seharusnya dapat ia miliki di saat dia masih belajar di kampus.

Minat belajar tidak terbentuk secara tiba – tiba, melainkan dari proses

pengalaman belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, maka sebenarnya

minat belajar dapat dibangun sendiri oleh mahasiswa. Proses membangun minat

belajar tidak hanya bergantung pada faktor internal saja, melainkan ada faktor

eksternal pula yang dapat mempengaruhi mahasiswa memiliki minat belajar yang

baik.

Di sinilah komunikasi interpersonal antar mahasiswa memiliki peran dan

hubungannya dengan minat belajar mahasiswa. Komunikasi Interpersonal yang

baik dan efektif, akan memiliki dampak pengaruh pada aspek kognisi (Pikiran),

Afeksi(Perasaan), dan sikap atau tindakan yang dikeluarkan oleh mahasiswa.

Sehingga ketika mahasiswa satu dengan selainnya memiliki komunikasi

interpersonal yang baik saat menjalani perkuliahan atau proses pembelajaran, maka

menurut peneliti akan langsung berhubungan pada minat belajar mahasiswa

tersebut.
Menggunakan model teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respons), peneliti

dapat memastikan bahwa komunikasi interpersonal mahasiswa memiliki hubungan

dengan minat belajar mahasiswa. Teori ini mengungkapkan bahwa organism atau

subjek pelaku akan menghasilkan suatu perilaku tertentu atau respon jika terdapat

stimulus sebelumnya. Sehingga sikap atau tindakan yang ditampakkan oleh

seseorang, sebenarnya berasal dari proses berpikir yang ada pada dirinya dalam

menyikapi suatu stimulus tertentu. Begitupun minat belajar yang ditampakkan oleh

mahasiswa, seharusnya terdapat stimulus dahulu yang pada akhirnya akan memicu

mahasiswa tersebut memiliki minat belajar yang baik. Di mana stimulus ini menuru

peneliti salah satunya ialah komunikasi interpersonal mahasiswa.

Jika digambarkan skema model teori S-O-R dalam menjelaskan keterhubungan

antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan minat belajar, maka bisa dilihat

sebagai berikut :

Stimulus Organism
(Komunikasi (Mahasiswa Ilkom
Interpersonal) UINSA)

Respon
(Minat Belajar)
Kerangka teoritik dalam penelitian ini lebih sederhananya dapat dilihat pada

skema sebagai berikut :

Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa Ilkom
UINSA
(Variabel X)

Minat Belajar
Mahasiswa Berdasarkan Model
Teori S-O-R
(Variabel Y)

Rekan
Diri Sendiri
Mahasiswa

Hubungan Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Dengan Minat Belajar


(Studi Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)
H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu meliputi ;

a. Hipotesis Kerja (Ha)

Ada hubungan antara komunikasi Interpersonal mahasiswa dengan minat

belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA

b. Hipotesis Non-kerja (Ho)

Tidak ada hubungan antara komunikasi Interpersonal mahasiswa dengan

minat belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA

I. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

Menurut Creswell (2014) penelitian kuantitatif merupakan pendekatan

untuk menguji teori objektif dengan menguji hubungan antar variabel15.

Variabel ini nantinya akan diukur dengan instrument – instrument yang

ada dan tentunya dengan prosedur statistic untuk mengukur adanya

tidaknya suatu hubungan kausalitas dan seberapa besar tingkat

hubungan antar variable. Dalam penelitian ini bermaksud untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable komunikasi

interpersonal mahasiswa (Variabel independen) dengan minat belajar

(Variabel Dependen) pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA, serta

15
Dr. Wahidmurni, M.Pd, “PEMAPARAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF” Dalam : Alamat
Online http://repository.uin-malang.ac.id/1985/2/1985.pdf, Diakses pada tanggal 02 November
2020, pukul 13.06
untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan yang ada di antara

dua variable tersebut.

Jenis Penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian

korelasional. Metode penelitian korelasional yaitu metode yang

bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan

dengan variasi pada faktor lain16. Dalam penelitian ini, peneliti tidak

hanya menguji sebatas ada tidaknya hubungan komunikasi interpersonal

mahasiswa dengan minat belajar yang ada pada mahasiswa Ilmu

Komunikasi UINSA, melainkan peneliti juga ingin mengukur tingkat

hubungan komunikasi interpersonal mahasiswa dengan minat belajar.

2. Obyek Penelitian

Objek Penelitian dalam proposal ini ialah komunikasi interpersonal

mahasiswa sebagai variable bebas dan minat belajar sebagai variable

terikat pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Adapun objek penelitian jika mengacu pada model komunikasi

Laswell, yaitu ; Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With

What Effect (Siapa, Mengatakan Apa, Melalui Saluran Apa, Kepada

Siapa, Dengan Efek Apa). Penelitian ini mengambil fokus objek pada

aspek Who (Komunikator), dikarenakan penelitian ini berfokus kepada

komunikasi yang terjalin di antara mahasiswa satu dengan lainnya.

Mahasiswa sebagai komunikator dan komunikan, akan berupaya untuk

16
Jalaluddin Rakhmat, “Metode Penelitian Komunikasi” (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2009)
Hal. 27
menjalin interaksi atau komunikasi satu sama lain dalam perkuliahan

dan memungkinkan adanya hubungan dengan variable terikat.

Responden atau orang yang akan memberikan informasi atau data

dalam penelitian ini ialah mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya angkatan 2018. Dengan membuat kuesioner atau daftar

pertanyaan yang nantinya akan diberikan dalam bentuk angket kepada

responden, maka harapannya informasi atau data yang didapatkan di

lapangan menjadi lebih valid dalam menguji hubungan antar variable.

Penelitian yang dilakukan ini berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 17,

UIN Sunan Ampel Surabaya, dan lebih spesifiknya di dalam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi. Dimana terdapat fenomana langsung yang

peneliti amati terhadap minat belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN

Sunan Ampel Surabaya saat menempuh pembelajaran kuliah.

3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.1. Populasi

Menurut Supardi (1993), Populasi adalah suatu kesatuan

individu atau subyek pada wilayah dan waktu dengan kualitas

tertenti yang akan diamati/diteliti17.

Adapun dalam penelitian ini peneliti memilih populasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Angkatan tahun 2018. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian

17
Supardi, Laporan Penelitian : “Populasi Dan Sampel Penelitian”, (UNISIA No. 17 Tahun XIII
TRIWULAN VI, 1993), hal 101.
ini yaitu 145 orang yang terdiri dari semua mahasiswa Ilmu

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan tahun 2018.

3.2. Sampel

Sugiyono (2010 : 80) menyatakan bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut18. Singkatnya ialah sampel diambil dari sebagian populasi

yang ada sebagai bentuk representative atau perwakilan populasi

dalam menyajikan data – data yang diperlukan.

Peneliti mengambil sampel dari populasi mahasiswa Ilmu

Komunikasi FDK UINSA angkatan 2018 yang berjumah 145

mahasiswa dengan menggunakan rumus Slovin. Dengan

menggunakan rumus Slovin, maka akan menghasilkan jumlah

sampel yaitu :

𝑛 = 𝑁/(1 + (𝑁𝑥𝑒 2 ))

Keterangan :
n = Jumlah elemen atau anggota sampel
N = Jumlah elemen atau anggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan 5% atau 0,05)

n = 145 / (1 + (145 x 0,052))

n = 145 / (1 + 0,3625)

n = 106 Mahasiswa

18
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.80
3.3. Teknik Sampling

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

sampling nonprobabilitas dengan teknik sampling purposif, Non

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel19. Sedangkan

teknik sampling purposive menurut Sugiyono yaitu Teknik untuk

menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan

tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih

representative.

Pengambilan sampel nonprobabilitas dengan teknik

sampling purposif dalam penelitian ini berdasarkan pada populasi

mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA angkatan 2018 yang

berjumlah 145 mahasiswa. Di mana menurut pihak akademik, data

jumlah populasi 145 mahasiswa masih terdiri dari mahasiswa yang

masih aktif dan mahasiswa yang sudah tidak aktif. Sehingga peneliti

tidak mengambil sampel secara acak melainkan dengan sengaja

memilih sampel mahasiswa yang masih aktif dalam perkuliahan

sampai sekarang.

19
Sisca Eka Fitria & Vega Fauzana Ariva, dalam Jurnal Manajemen Indonesia: “Analisis Faktor
Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan dan Kemampuan Berwirausaha Terhadap Kinerja Usaha Bagi
Pengusaha Pindang di Desa Cukanggenteng”, (Telkom University online Journals, 2018), hal. 200
4. Variabel dan Indikator Variabel

4.1. Variabel

Hatch dan Farhady dalam buku Sugiono menyatakan bahwa

variabel antara atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan yang lain atau obyek dengan obyek

yang lain. Kerlinger dalam buku Sugiono menyatakan bahwa

variabel adalah konstruk atau sifat yang akan di pelajari20.

Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

variable penelitian merupakan satu atribut dari seseorang atau obyek

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, ada dua jenis variable. Yaitu

variebal independen dan variable dependen. Variabel independen

merupakan variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab adanya

varaiabel dependen.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka variable independen

atau variable X dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal

mahasiswa, sedangkan untuk variable dependen atau variable Y

adalah minat belajar pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA

angkatan 2018.

4.2. Indikator Variabel

Berpijak pada definisi operasional sebelumnya, maka indikator

variable dalam penelitian ini yaitu:

20
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hal.
38
a. Variabel X (Komunikasi Interpersonal Mahasiswa)

1. Sikap terbuka antar mahasiswa.

2. Sikap mendukung satu sama lain dalam perkuliahan.

3. Berempati dan saling memahami perasaan mahasiswa.

4. Bersikap positif terhadap diri sendiri.

5. Adanya kesetaraan di antara mahasiswa.

b. Variabel Y (Minat Belajar)

1. Muncul rasa senang dan tidak jenuh dalam belajar

2. Perhatian mendalam pada pembelajaran kuliah

3. Ketertarikan dalam pembelajaran kuliah

4. Adanya kepuasan dalam pembalajaran kuliah.

5. Keinginan partisipasi/keterlibatan dalam perkuliahan.

5. Tahap-Tahap Penelitian

5.1. Memilih dan Menentukan Masalah

Stonner (1998) mengemukakan bahwa masalah-masalah

dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara

pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan

dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi21.

Dalam penelitian ini, Peneliti memilih dan menentukan

masalah yang ada pada minat belajar Mahasiswa Ilmu Komunikasi

UINSA angkatan 2018. Menurut peneliti, minat belajar yang ada

21
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, “DASAR METODOLOGI PENELITIAN”, (Karanganyar, Literasi
Media Publishing, 2015), Hal. 40
pada mahasiswa masih kurang dan pada akhirnya akan berpengaruh

pada proses belajar mahasiswa.

5.2. Melakukan Pra-Survey dan Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk

mempertajam arah studi utama. Studi pendahuluan dilakukan karena

kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal

lainnya yang masih belum jelas22.

Peneliti sebelumnya melakukan studi pendahuluan

berdasarkan tinjuan pustaka penelitian sebelumnya. Dimana

menurut peneliti, penelitian terdahulu masih belum banyak

mendalami fokus masalah akan minat belajar mahasiswa dan

keterhubungannya dengan komunikasi interpersonal.

5.3. Merumuskan Pernyataan Masalah

Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan

pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006), yaitu 23:

1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara

dua variable atau lebih. Dengan demikian, masalah-

masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan seperti :

a. Apakah A terkait dengan B?

b. Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar?

22
Ika Rizki dalam Blogspot : “Studi Pendahuluan Dalam Penelitian” alamat online :
http://ikarizqilestary.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_11.html, diakses pada
tanggal 08 November 2020, pukul 12.15
23
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 43
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu

dalam bentuk pertanyaan.

3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan

dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya pengujian

yang empiris.

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan pernyataan masalah pada

hubungan komunikasi Interpersonal Mahasiswa sebagai variable X

dengan Minat belajar sebagai Variabel Y

5.4. Merumuskan Anggapan Dasar dan Hipotesis

Dalam merumuskan anggapan dasar dan hipotesis.

Penentuan dan perumusan masalah harus sudah jelas terlebih

dahulu. sehingga dalam merumuskan anggapan dasar dan hipotesis

menjadi lebih tepat dan baik. Hipotesis ilmiah mencoba

mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan

diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul

tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut24.

Adapun Anggapan dasar dan hipotesis dalam penelitian ini,

peneliti dapat memberikan jawaban sementara yaitu adanya

hubungan antara komunikasi Interpersonal mahasiswa dengan minat

belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA angkatan 2018.

5.5. Memilih Pendekatan

24
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 56
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan

terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

penelitiannya25. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai

dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilan dari hasilnya26.

Peneliti memilih pendekatan penelitian kuantitatif karena

inging mengukur seberapa jauh tingkat hubungan yang ada dalam

komunikasi interpersonal mahasiswa dengan minat belajar

mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA angkatan 2020

5.6. Menentukan Variabel dan Sumber Data

Menurut Sugiarto, Pengertian variabel adalah karakter yang

dapat diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal

atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut

adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek yang

lainnya dalam kelompok tertentu27.

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi

penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data

bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,

matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita

25
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 17
26
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 17
27
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 51
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian

ataupun suatu konsep28. Data berdasarkan sumbernya dibagi

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan variable dependen

atau variable Y adalah Minat belajar Mahasiswa Ilmu Komunikasi

UINSA angkatan 2018. Minat belajar merupakan fenomena

permasalahan yang ingin peneliti ambil dan diuji dengan variabla

independent atau variable X. variable x ini ada komunikasi

interpersonal yang terjadi antar mahasiswa.

Adapun untuk sumber data dalam penelitian ini peneliti

mengambil data primer berupa penyebaran kuesioner atau angket

kepada responden yang dituju, dan melakukan observasi atau

pengamatan pada fenomena yang akan peneliti amati. Untuk data

sekundernya peneliti ambil pada studi penelitian terdahulu berupa

penelitian jurnal dan skripsi.

5.7. Menyusun Instrumen / Mengumpulkan Data

Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat

evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang

sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan

menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh

peneliti29.

28
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 67
29
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 78
Adapun dalam instrument yang ditetapkan dalam penelitian

ini berupa bentuk angket atau kuesioner. Yaitu menyajikan sejumlah

daftar pertanyaan yang nantinya akan diberikan kepada responden

untuk dijawab.

5.8. Analisis Data

Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab

data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi

barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati,

data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini

berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang terkandung

dalam data itu30.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis statistik

inferensial non-parametrik dalam menganalisis hasil temuan yang

didapatkan di kemudian hari.

5.9. Menarik Kesimpulan

Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-

data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari

makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan atas

variable bebas (komunikasi Interpersonal mahasiswa) dengan

Variabel Terikat (Minat belajar)

30
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal 109
5.10. Menulis Laporan

Setelah semua tahapan penelitian dilaksanakan sampai pada

hasil penelitian dan kesimpulan, maka langkah terakhir ialah dengan

menulis laporan penelitian atas hasil yang telah didapatkan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada 3, yaitu kuisioner

atau angket, observasi, dan dokumentasi.

a. Kuisioner (angket)

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk di jawab31. Kuisioner di buat dengan

menggunakan pertanyaan terbuka, yaitu terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan untuk menjelaskan identitas responden, dan pertanyaan

tertutup, yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk memilih

salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan. Dengan

melakukan penyebaran kuisioner untuk mengukur persepsi responden

di gunakan skala nominal. Pertanyaan dalam kuisioner di buat dengan

menggunakan skala Gutman atau skala dikotomi yang hanya memiliki

jawab Ya/Tidak dalam pertanyaan..

b. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara teliti dan

berdasarkan fakta untuk hasil yang baik dan dapat dipertanggung

31
Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis”, (Bandung: Alfabeta, , 2010), hal.199
jawabkan, dan dengan observasi ini juga, peneliti dapat melihat

gambaran secara menyeluruh. Observasi dilakukan pada mahasiswa

Ilmu Komunikasi UINSA angkatan 2018.

c. Dokumentasi.

Studi Dokumentasi dilakukan melalui penelusuran pada dokumen

atau literatur yang menunjang penelitian seperti buku maupun jurnal

serta artikel yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.

Berikut merupakan table Instrumen yang ada dalam penelitian ini :

No. Jenis Data Sumber Data TPD

1. Profil Universitas Dokumentasi D

2. Gambaran umum Responden O+A


Komunikasi Interpersonal
Mahasiswa

3. Bentuk Minat Belajar pada Responden O+A


Mahasiswa Ilmu
Komunikasi UINSA
angkatan 2018

4. Ada atau tidaknya hubungan Responden O+A


komunikasi interpersonal
mahasiswa dengan minat
belajar mahasiswa Ilkom
UINSA angkatan 2018
7. Teknik Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Teknik Validitas Data

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur

memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti32.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Koefisien Korelasi Biserial. Rumus koefisien

korelasi biserial dapat diuji pada instrument penelitian yang

menggunakan skala guttman, yaitu kuesioner yang hanya memiliki

2 jawaban Ya/Tidak. Berikut rumus koefisien korelasi biserial :

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑌𝑝𝑏𝑖 = √
𝑆𝑡 𝑞

32
Binus University, “Uji Validitas & Reliabilitas”, dalam alamat online :
https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/, Diakses
pada tanggal 18 November 2020, pukul 09.06
Keterangan :

Ypbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item

yang dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah

Agar hasil penghitungan statistik dan pengolahan data dalam

uji validitas dengan rumus koefisien korelasi memberikan hasil

yang akurat, tepat, dan cepat peneliti menggunakan program

software IBM SPSS Statistics 25 for windows.

b. Teknik Reliabilitas Data

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability

yang mempunyai asal kata rely yang artinya percaya dan reliabel

yang artinya dapat dipercaya. Menurut Azwar (2012), reliabilitas

berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang

diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya

dilakukan pengukuran ulang. Azwar juga menyatakan reliabilitas


sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan

berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah subjek33.

Pengujian reabilitas pada instrument ini menggunakan

rumus Kuder Richardson-20 atau KR-20. Rumus KR-20 menjadi

alat uji reabilitas yang sesuai pada kuesioner atau instrument

penelitian yang menggunakan skala Guttman dengan pilihan

jawaban 2 macam, yaitu Ya/Tidak. Berikut merupakan rumus KR-

20 :

𝑛 𝑆 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑆2

Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab benar butir soal ke-i

q : proporsi subjek yang menjawab salah butir soal ke-I (q = 1 – p)

∑pq : Jumlah hasil kali p dan q

n : Banyaknya item

S : Standar deviasi (akar varians)

Agar hasil penghitungan statistik dan pengolahan data dalam

uji reliabilitas dengan rumus KR-20 memberikan hasil yang akurat,

33
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal. 91
tepat, dan cepat peneliti menggunakan program software IBM SPSS

Statistics 25 for windows.

8. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan

hipotesis yang sudah diajukan. Hasil analisis data selanjutnya

diinterpretasikan dan dibuatkan kesimpulannya 34. Tujuan analisa

menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai

adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca

dan diinterpretasi35.

Peneliti menggunakan analisis inferensial nonparametrik pada

variabel independen (bebas) dan dependennya (terikat) yang selanjutnya

dilakukan pengklasifikasian terhadap jumlah skor jawaban responden.

Dari jumlah skor jawaban tersebut kemudian disusun kriteria penilaian

untuk setiap daftar pertanyaan. Untuk mendeskripsikan data pada setiap

variabel penelitian, dilakukan dengan menyusun tabel distribusi

frekuensi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor)

variabel penelitian masuk dalam kategori : sangat rendah, rendah, tinggi

dan sangat tinggi. Berikut adalah langkah – langkah analisis data

tersebut:

34
Suryani, Hendriyadi, Metode Riset Kunatitatif: Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang
Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal.210.
35
Dr. Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Ibid, Hal. 110
a. Persiapan

Kegiatan dalam persiapan ini antara lain:

1. Pengecekan Data (Checking Data)

Pengecekan data meliputi kegiatan kegiatan ; Mengecek

nama dan kelengkapan identitas pengisi, Mengecek kelengkapan

data artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data apakah

sudah lengkap atau belum.

2. Pengubahan Data (Editing Data)

Editing adalah kegiatan pemilahan data yang telah

dikumpulkan untuk menjaga validitas, reliabilitas, dan akurasinya.

b. Tabulasi

Tabulasi adalah menyediakan data dalam bentuk tabel-tabel

agar mudah di analisis datanya, khususnya analisis statistik dan

komputer.

Setelah data-data penelitian terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisa data hasil penelitian. Adapun teknik analisa data yang di

gunakan adalah :

1.) Melakukan kategorisasi pada variable Komunikasi Interpersonal

Mahasiswa dengan Minat Belajar Mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA

angkatan 2018
. Score yang di peroleh berdasarkan hasil angket di klasifikasikan

dengan mencari rumusan sebagai berikut :

𝑭
𝑴=
𝑵

Keterangan :

M = Mean (Nilai rata-rata)

F = Jumlah score responden

N = Jumlah responden

2.) Uji Hipotesis Hubungan Komunikasi Interopersonal Mahasiswa

dengan Minat Belajar Mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA angkatan 2018

Peneliti menggunakan pendekatan statistika dengan maksud

menguji di terima atau di tolaknya hipotesis yang di sajikan, peneliti

menggunakan rumus chi kuadrat (x2), yaitu :

(𝑂 − 𝐸)²
𝑥2 = ∑
𝐸

Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat

O = Frekuensi yang di peroleh dari sampel

E = Frekuensi yang di harapkan


3.) Mengetahui sejauh mana tingkat Hubungan Komunikasi

Interopersonal Mahasiswa dengan Minat Belajar Mahasiswa Ilmu

Komunikasi UINSA angkatan 2018

Untuk mengetahui seberapa berkolerasi, peneliti menggunakan

rumus Koefisien Kontingensi (KK) sebagai berikut :

𝑥2
𝐶= √
𝑁 + 𝑥²

Keterangan :

C = Koefisien Kontingensi

X2 = Chi kuadrat

N = Jumlah responden

Setelah hasil dari penghitungan Koefisien Kontingensi (KK) di ketahui,

seberapa besar kolerasi tersebut menggunakan pedoman interpretasi terhadap

koefisien korelasi, yaitu :

Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
J. Sistematika Pembahasan

Penuliasan laporan ini ditulis secara sistematis agar dapat memberikan

kemudahan bagi pembaca dalam memahami tujuan yang dimaksudkan oleh

peneliti. Sebelum pada bab pertama dan isi, peneliti mengawali dengan memuat

halaman judul, kata pengantar dan daftar isi.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, deskripsi konsep,

dan kerangka pikir penelitian, serta metode penelitian, juga sistematika

pembahasan, jadwal penelitian dan daftar pustaka.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Bab ini berisi kajian pustaka, yang menjelskan tentang topik

berdasarkan referensi dan merujuk pada penelitian pembelajaran online ini,

serta berisi kajian teori dari penelitian ini.

BAB III : PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi tentang deskripsi tentang subyek penelitian yaitu

mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSA angkatan 18, dan lokasi penelitian yaitu

di Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, dan

menjelaskan deskripsi data penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini berisi hasil temuan dari penelitian tentang Hubungan

Komunikasi Interpersonal Mahasiswa dengan Minat Belajar pada Mahasiswa


Ilmu Komunikasi UINSA Angkatan 2018, dan konfirmasi temuan penelitian

dengan teori.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi dari peneliti.

K. Jadwal Penelitian

September Oktober November Desember


No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra-
1 Survey/Studi X X X
Pendahuluan
Pembuatan
2 X X X X
Proposal
Pengumpulan
3 X X X
Data
4 Analisis Data X X X
Penulisan
5 X X
Laporan
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyono, Budi. 2015. “Pengertian, Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Tinggi”.

http://www.pendidikanekonomi.com/2015/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan-

pendidikan.html, Diakses tanggal 19 Oktober 2020, pukul 09.30.

2. Sughiarti, Sri Lestari. 2016. “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar

Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan

Semarang”. Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

3. Cosynook. 2013. “Teori Minat”.

https://cosynook.wordpress.com/2013/02/14/teori-minat/. Diakses pada

tanggal 19 Oktober 2020. pukul 14.48

4. Fauzan, Ishadi. 2016. “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dosen dan

Mahasiswa Terhadap Prestasi Akademik". Dakwah & Komunikasi. UIN

Alahuddin. Makassar.

5. Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

6. Diasmoro, Okky. 2016. “Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan

Kepuasan Kerja KaryawanDewasa Awal Bagian Produksi PT. Gangsar

Tulungagung”. Psikologi. Universitas Muhammadiyah. Malang.

7. Utomo, Prasetyo Catur, Ari Probandari, dan Nunuk Suryani. 2016.

“Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan Dosen dan Antar Mahasiswa

Dengan Motivasi Belajar”. Dalam jurnal : Jurnal Keterapian Fisik, Volume

1, No 2.
8. Nurfarini, Hirdha, & Wildan Saugi. 2020. “Pengaruh Kuliah Online Terhadap

Minat Belajar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN

Samarinda”. Dalam jurnal : Jurnal el-Buhuth, Volume 2, Nomor 2.

9. Okoro, Ephraim, Melvin C. Washington, & Otis Thomas. 2017. “The Impact

of Interpersonal Communication Skills on Organizational Effectivenessand

Social Self-Efficacy: A Synthesis”. Dalam jurnal internasional : Journal of

Language and Linguistics, Volume 4, Nomor 3.

10. Nellitawati. 2018. “Interpersonal Communication Relations with

Performance Employees in the Education Office of Padang City”. Atlantis

Press. Dalam Jurnal : Journal Advances in Social Science, Education and

Humanities Research, Volume 337.

11. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam & Aplikasi.

Jakarta. PT. Rineka Cipta.

12. Syardiansyah. 2016. “Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi kasus

Mahasiswa Tingkat I EKM A Semester II)”. Universitas Samudra. Dalam

jurnal : Jurnal Manajemen dan keuangan Vol. 5, No. 1.

13. Wahidmurni. 1985. “PEMAPARAN METODE PENELITIAN

KUANTITATIF”. http://repository.uin-malang.ac.id/1985/2/1985.pdf.

Diakses pada tanggal 02 November 2020. pukul 13.06

14. Supardi. 1993. “Populasi Dan Sampel Penelitian”. UNISIA. Laporan

penelitian No. 17 Tahun XIII TRIWULAN VI.


15. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

16. Fitria, Sisca Eka, & & Vega Fauzana Ariva. 2018. “Analisis Faktor Kondisi

Ekonomi, Tingkat Pendidikan dan Kemampuan Berwirausaha Terhadap

Kinerja Usaha Bagi Pengusaha Pindang di Desa Cukanggenteng”. Dalam

jurnal online : Jurnal Manajemen Indonesia.

https://journals.telkomuniversity.ac.id/ijm/article/view/. Diakses pada

tanggal 02 November 2020. Pukul 12.24

17. Siyoto, Sandu, & M. Ali Sodik. 2015. “DASAR METODOLOGI

PENELITIAN”. Karanganyar. Literasi Media Publishing

18. Rizki, Ika. 2013. “Studi Pendahuluan Dalam Penelitian”.

http://ikarizqilestary.blogspot.com/2013/05/vbehaviorurldefaultvmlo_11.ht

ml. diakses pada tanggal 08 November 2020, pukul 12.15

19. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.

20. Suryani, & Hendriyadi. 2015. Metode Riset Kunatitatif: Teori Dan Aplikasi

Pada Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. Jakarta.

Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai