Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN WAWANCARA

RENDAHNYA MINAT BACA MAHASISWA


SAMPEL PB-4A
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Bunga Ihda Nora, M. Pd

Oleh :

Norma Fitriani (1808086022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BILOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020

Pendahuluan
Membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka manusia dapat
mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. Kemampuan dan kemauan membaca akan
mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan (skill) seseorang. Semakin banyak membaca
dapat dipastikan seseorang akan semakin banyak tahu dan banyak bisa, artinya banyaknya
pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang
sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas
yang lebih dari orang yang sedikit membaca.
Sejak diberlakukannya kurikulum 2013, hal ini menjadi tantangan baru bagi peserta
didik yang mana berpusatnya pendidikan pada siswa atau sering disebut student centered.
Oleh karena itu, pelaksanaan proses pembelajaran dianjurkan untuk menggunakan
pendekatan ilmiah atau disebut pendekatan saintifik. Disini siswa dituntut untuk mandiri
dalam mengembangkan pemahamannya sendiri dan berperan aktif dalam pembejaran,
sehingga membaca bukan lagi sebagai kebutuhan namun sudah menjadi keharusan.
Membaca buku atau literatur adalah sumber referensi yang sangat penting bagi
mahasiswa. Sayangnya, minat baca mahasiswa saat ini terlihat sangat minim. Banyak dari
mahasiswa yang hanya datang, duduk, diam dan pulang saja. Mereka belum memahami
bagaimana menjadi mahasiswa yang seutuhnya. Perkembangan teknologi informasi membuat
mahasiswa lebih sering mencari informasi dari internet dibanding buku. Rendahnya minat
baca mahasiswa dapat dilihat dari jumlah kunjungan yang ada di setiap perpustakaan kampus.
Dari 100% mahasiswa hanya 30 % yang membaca dan itu pun di karenakan untuk memenuhi
tugas mata kuliah dari dosen saja. Perpustakaan biasanya akan terlihat sangat ramai
menjelang ujian karena banyak mahasiswa yang mencari buku untuk sumber referensi tugas
mereka. Sebaliknya, pada hari-hari biasa perpustakaan akan cenderung sepi pengunjung.
Biasanya yang banyak terlihat hanya mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
Hal yang sama nampaknya terjadi juga di jurusan pendidikan biologi UIN
Walisongo Semarang, dimana dari hasil pengamatan kami mahasiswa sangat rendah dalam
membaca, ini ditunjukan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan cendrung tidak
relevan dengan tugas perkuliahan. Selain dari itu minat mahasiswa ke perpustakaan juga
tergolong rendah. Mahasiswa memanfaatkan perpustakaan apabila menjelang ujian atau
ketika mendapatkan tugas dari dosen. Diluar itu mahasiswa lebih memilih duduk di kantin
atau sekedar nongkrong di gazebo. Peristiwa lain yang menarik jika menyaksikan mahasiswa
yang berada dilingkunagn kampus disaat jeda perkuliahan atau jam perkuliahan kosong,
kegiatan yang mereka lakukan adalah duduk sambil berbincang-bincang hal yang tidak ada
kaitan dengan akademik, jarang sekali terlihat mahasiswa yang duduk sambil membaca buku.
Sebagai seorang calon pendidik gejala inilah yang menarik untuk dilakukan kajian dan
penelitian terhadap fenomena mahasiswa Jurusan pendidikan biologi UIN Walisongo
Semarang, begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa serta
perlu dicari metode yang tepat untuk memotivasi mahasiswa agar minat membacanya
meningkat.

Kajian Teori
Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Kegiatan membaca buku
merupakan kegiatan kognitif yang mencakup proses penyerapan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan analitis, kemampuan sintetis, dan kemampuan evaluasi. Menurut Mohammad
Fauzil Adhim yang mengutip pendapat Paul C.Burns, Betty D. Roe, dan Elinor P.Ross dalam
Teaching Reading in Today’s Elementary Schools, Burns dan kawan-kawan berkata,
“Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks. Tidak hanya proses membaca itu yang
kompleks, tetapi setiap aspek yang ada selama proses membaca juga bekerja dengan sangat
kompleks” (Adhim, 2015).
Membaca pada hakikatnya adalah suatu hal yang rumit yang melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,
membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca
kritis dan pemahaman kreatif. Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang
yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan.
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi
suatu objek. Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap
suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh berikut:
menurut Slamito, minat adalah suatu perasaan cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau
aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat dianggap penting bagi manusia, karena minat
merupakan salah satu faktor yang membantu dan mendorong manusia untuk mencapai
tujuannya. Minat atau perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan obyek. Obyek yang menjadi perhatian
akan betul-betul disadari oleh individu, dan akan betul-betul jelas bagi individu yang
bersangkutan. Selanjutnya minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan
mendorong individu beraktivitas dalam mencapai tujuan tertentu, disertai dengan perasaan.
Minat lebih bersifat aktif yang akan menyebabkan individu leboh memperhatikan terhadap
obyek yang diminatinya. Tidak adanya minat dalam diri seseorang terhadap suatu kegiatan
akan menimbulkan kejenuhan (Djamarah, 2005).
Banyak faktor yang mempengaruhi minat baca pada anak. Faktor-faktor tersebut
mampu mempengaruhi tingkat minat baca anak diantaranya adalah faktor dari dalam maupun
luar. Faktor dari dalam misalnya bakat, jenis kelamin, keadaan kesehatan, adanya kebutuhan,
keinginan. Faktor minat baca yang berasal dari luar misalnya lingkungan keluarga, ekonomi
orangtua, bahan bacaan anak, apresiasi, dan lembaga-lembaga yang mendukung faktor-faktor
minat baca anak. Demi suksesnya meningkatkan minat baca anak maka faktor-faktor tersebut
perlu untuk diperhatikan. Selain itu motivasi eksternal atau lembaga pendorong yang berasal
dari luar diri seorang anak, juga dapat mempengaruhi minat baca seorang anak (Mudtijo,
1993).
Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di
peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Peringkat 59 diisi oleh Thailand dan peringkat
terakhir diisi oleh Botswana. Sedangkan Finlandia menduduki peringkat pertama dengan
tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100%. Data ini jelas menunjukkan bahwa
tingginya minat baca di Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura dan Malaysia.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia masih
rendah. Pertama, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Role model
anak di keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti kebiasaan orang tua.
Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting
untuk meningkatkan kemampuan literasi anak. Kedua, akses ke fasilitas pendidikan belum
merata dan minimnya kualitas sarana pendidikan. Sudah menjadi fakta bahwa kita masih
melihat banyak anak yang putus sekolah, sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan
belajar mengajar, dan panjangnya rantai birokrasi dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang
secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia. Terakhir
adalah masih kurangnya produksi buku di Indonesia sebagai dampak dari belum
berkembangnya penerbit di daerah, insentif bagi produsen buku dirasa belum adil, dan wajib
pajak bagi penulis yang mendapatkan royalti rendah sehingga memadamkan motivasi mereka
untuk melahirkan buku berkualitas (Siswati, 2010).
Penelitian mengenai peran minat biasanya dipusatkan pada beberapa isu dasar. Isu
yang paling penting berkaitan dengan pengaruh minat pada kemampuan membaca. Hidi
(2001) mengatakan bahwa minat merupakan aspek utama yang menentukan cara seseorang
menyeleksi dan memproses tipe-tipe informasi yang akan dipilih diantara informasi yang
lain. Selain itu, semua jenis minat (baik itu individual maupun situasional) cenderung
memudahkan pemahaman dan pengenalan individu pada objek minatnya. Perhatian kedua,
lebih diarahkan pada faktor-faktor yang menentukan tingkat minat situasional, seperti
karakteristik teks (keberbaruan, intersitas dan kemudahan pemahaman), jenis modifikasi
untuk lingkungan pembelajarannya (materi yang disampaikan dikemas dalam konteks yang
lebih bermakna), aktivitas regulasi diri individu. Pertanyaan ketiga bagi para peneliti,
berkaitan dengan proses didapatkannya minat sehingga menyebabkan perubahan perilaku,
kognitif dan afeksi.

Metode
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Adapun alasan penelitian ini menggunakan studi
kasus dengan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang akan dibahas bukan berupa
angka-angka tetapi mendeskripsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang
mendalam dari perilaku yang telah diamati oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan secara online
menggunakan via whatsapp. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti membuat pedoman
wawancara yang dirancang dengan tujuan agar pelaksanaan wawancara lebih terarah dan
topik yang dibahas tidak terlalu luas menyimpang dari tujuan penelitian. Dalam penelitian ini
teknik analisis data yang digunakan adalah dengan verifikai dan penarikan kesimpulan.
Sampel yang digunakan adalah salah satu mahasiswi Pendidikan biologi UIN Walisongo
Semarang.

Hasil
Tabel 1. Kisi – Kisi Instrumen Wawancara
No. Komponen Sub Komponen Nomor Lembar
Wawancara
1 Minat dalam a. Pengetahuan tentang minat baca 1
membaca b. Suka atau tidaknya mahasiswa dalam 2
membaca
c. Alasan suka atau tidaknya membaca 3
2 Frekuensi dalam a. Sering atau tidaknya membaca 4
membaca b. Frekuensi membaca dalam sehari 5
3 Literatur yang dibaca a. Jenis literatur yang sering dibaca 6
b. Alasan sering membacanya 7
c. Jenis literatur yang suka dibaca 8
d. Alasan suka membacanya 9
e. Ada tidaknya literatur yang dikoleksi 10
4 Minat membaca di a. Frekuensi dalam membaca buku di 11, 12
perpustkaan perpustakaan
b. Alasan pergi ke perpustakaan 13, 14
5 Keterkaitan minat a. Perasaan terhadap tugas dari dosen 15
baca dengan tugas b. Pengaruh tugas terhadap minat baca 16
kuliah c. Manfaat membaca 17
d. Kerugian ketika tidak membaca 18
6 Minat baca siswa a. Alasan rendahnya minat baca 19
rendah b. Kendala membaca 20

Instrumen Wawancara Mahasiswa Pendidikan Biologi


Terhadap Rendahnya Minat Baca
Nama responden : Evi Widya Astuti
Kelas : Pendidikan Biologi 4A
Hari, tanggal : Sabtu, 11 April 2020
Tabel 2. Instrumen Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang kamu ketahui tentang minat Menurut saya, minat baca berarti suatu
baca? ketertarikan seseorang untuk membaca.
2 Apakah kamu suka membaca? Tidak terlalu suka
3 Apa alasan kamu kurang suka membaca Mudah mengantuk
4 Apakah kamu sering membaca Tidak
5 Berapa lama waktu yang kamu gunakan Tidak pasti, tergantung mood dan
membaca dalam sehari kebutuhan
6 Jenis literatur apa yang sering kamu baca? Artikel ilmiah
7 Kenapa kamu sering membaca literatur Untuk memenuhi tugas kuliah
tersebut
8 Jenis literatur apa yang suka kamu baca? Novel dan wattpad
9 Kenapa kamu suka membaca literatur Untuk mengisi waktu luang
tersebut?
10 Apakah kamu mengoleksi literatur yang Tidak
kamu suka?
11 Apakah kamu sering ke perpustakaan Jarang
untuk membaca?
12 Berapa kali dalam satu minggu kamu Tidak pasti, tergantung kebutuhan.
membaca buku di perpustakaan?
13 Apakah alasan kamu membaca di Untuk mengerjakan tugas kelompok
perpustakaan?
14 Apakah ada alasan lain ke perpustakaan Ada, untuk mencari wifi dan berteduh
lain selain membaca?
15 Bagaimana perasaan kamu ketika Kadng senang, banyak sedihnya.
mendapat tugas yang banyak dari dosen?
16 Apakah tugas tersebut mengharuskan Iya, karena kalau tidak membaca saya
kamu untuk membaca dan berpengaruh tidak bisa mengerjakan tugas dan
terhadap minat baca kamu? nantinya tidak mendapat nilai, sehingga
tugas sangat berpengaruh terhadap minat
baca saya
17 Apakah manfaat yang kamu dapatkan dari Banyak manfat yang saya dapatkan
membaca setelah membaca seperti menambah
wawasan, yang semula tidak tau menjadi
tau dan dengan membaca saya dapat
menyelesaikan tugas saya
18 Aapakah hal yang membuat kamu Banyak ppengalaman yang membuat saya
menyesal atau rugi karena tidak membaca? menyesal karena rendahnya minat baca
saya. Saya pernah salah mengerjakan
tugas tidak sesuai instruksi dosen karena
saya tidak membaca dengan teliti. Saya
tidakbisa mengerjakan soal ujian atau
kuis karena malas membaca
19 Apa yang membuat minat baca kamu Malas dan mudah bosan
rendah?
20 Apakah kendala yang membuat rendahnya Biaya, ketersediaan, tidak ada fasilitas
minat baca? dan waktu

Pembahasan
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat dan motivasi membaca
mahasiswa Pensdidikan Biologi sangat rendah. Dari pertanyaan yang diajukan responden
kebanyakan menjawab kadang-kadang dan tidak pasti atas pertanyaan minat membaca dan
akses terhadap buku baru yaitu diatas 70%. Membaca biasanya karena ada tugas dari dosen
atau menjelang. Membaca membutuhkan konsentrasi tinggi dan sebagian orang mengalami
masalah dengan konsentrasi ini sebagaimana dinyatakan oleh responden ”ketika membaca
biasanya bacaan itu langsung lupa, susah sekali untuk mengingat bacaan yang baru saja di
baca, selain itu kalo membaca banyak gangguan ”. Konsentrasi membaca menjadi hambatan
tersediri bagi seseorang dalam menumbuhkan minat membaca. Gangguan yang dimaksud
disini adalah gangguan teman, suasana yang kurang kondusif dan lingkungan yang tidak
mendukung. Dilihat dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dan
lingkungan eksternal mempengaruhi minat membaca seseorang. Jawaban kadang-kadang dan
tidak pasti yang diungkapkan oleh responden lebih cendrung ke pada jawaban jarang atau
bahkan tidak pernah, hal ini dapat dilihat dari aktivitas mahasiswa di kampus yang sangat
sedikit memanfaatkan sarana sumber belajar seperti perpustakaan dan saat waktu luang ketika
dikampus mahasiswa lebih banyak ”nongkrong” di gazebo atau di kantin sambil ngobrol
dibandingkan aktivitas membaca buku, yang lebih menarik adalah mahasiswa lebih banyak
memegang handphone ( Chat-an atau ngegame) dibandingkan memgang buku. Alasan pergi
keperpustakan hanya untuk mengerjakan tugas kelompok, mencari wifi atau bahkan sekedar
untuk berteduh.
Buku yang paling disukai untuk dibaca oleh responden adalah jenis fiksi seperti
novel dan cerpen di wattpad. Sementara buku mata kuliah minat bacanya sangat rendah. Hal
yang menarik untuk di kaji lebih dalam mengapa mahasiswa tidak begitu menyukai membaca
buku-buku mata kuliah, ketika ditanya jawaban dari responden menyatakan “buku mata
kuliah terlalu kaku, bahasanya sulit dipahami, kebanyakan tulisan, trus tulisannya kecil-kecil
sehingga membacanya mata jadinya pegel, buku mata kuliah kebanyakan monoton dan isinya
hanya tulisan, jarang ada gambar-gambarnya untuk menguatkan pesan, sehingga
membacanya jenuh, kalau bukan untuk ujian atau mengerjakan tugas mahasiswa enggan
membaca buku-buku mata kuliah”. Hal yang menarik juga terjadi ketika responden ditanya
buka apa yang sering mereka baca. Dari pertanyaan tersebut, responden menjawab bahwa dia
sering membaca artikel ilmiah. Jawaban yang sangat positif dan mengagumkan. Namun
alasan dibalik seringnya responden membaca artikel ilmiah semata-mata hanya kebutuhan
tugas dan mata kuliah yang mengharuskannya terpaksa membaca.
Intensitas waktu yang diluangkan seseorang dalam membaca dapat
mengindikasikan orang tersebut memiliki minat baca tinggi atau tidak, seseorang yang
menyempatkan untuk membaca tiap harinya dapat di indikasikan bahwa dia memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, sementara
seseorang yang memiliki intensitas membaca yang tidak stabil cendrung kurang memiliki
motivasi yang tinggi untuk membaca. Membaca lebih menuntut pada kesadaran seseorang
untuk belajar, jika seseorang memiliki kesadaran dalam membaca tentu dia memiliki
kominten untuk meluangkan waktu yang dimilikinya. Sementara seseorang yang intensitas
kurang dan dan komitmen yang lemah mengindikasikan bahwa masih ada keterpaksaan dan
dorongan dari luar untuk membaca. Jika dilihat waktu yang disishkan oleh mahasiswa dalam
membaca buku relatif masih rendah. Dari pertanyaan yang diajukan mengenaii intensitas
waktu, responden menjawab tidak pasti dan tergantung kebutuhan. Jika diitelusuri, jawaban
tidak pasti tersebut menandakan responden yang jarang sekali membaca dan ketika
membacapun hanya sekitar 1-2 jam atau tergantung kebutuhan.
Dari hasil data wawancara diatas dapat diidentifikasi faktor-faktor yang
menghambat mahasiswa dalam membaca, faktor yang paling besar adalah berasal dari dalam
diri mahasiswa yang ditunjukan dengan kebiasaan atau kegemaran membaca yang sangat
rendah. Sesuatu yang digemari pasti diminati, jika seseorang memiliki kegemaran membaca
bisa diasumsikan bahwa dia memiliki minat yang tinggi untuk membaca. Membaca bukan
sesuatu yang menjadi kebiasaan atau gaya hidup bagi mahasiswa, hal ini ditunjukan dengan
porsi waktu yang sangat sedikit disishkan oleh mahaasiswa untuk membaca. Sementara
faktor yang dari luar adalah jenis bahan bacaan, mahasiswa kurang berminat membaca buku-
buku yang mata kuliah/ teks ilmiah dengan beberapa alasan seperti bahasanya sulit dipahami,
layout buku yang kurang menarik dan teks ilmiah kaku dan membosankan. Lingkungan
kampus juga menjadi faktor yang menghambat mahasiswa dalam membaca, namun yang
dimaksud dengan lingkungan ini adalah lebih pada suasana, sebagaimana diungkapkan oleh
responden ”dikampus suasananya tidak kondusif untuk membaca karena banyak gangguan
dari teman-teman”. Sedangkan dilihat dari fasilitas yang disediakan oleh kampus baik sarana-
prasarana untuk membaca seperti gazebo, kursi, perpustakaan cukup memadai dan kondusif
untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk membaca.
Setelah diperoleh hasil pada instrumen tersebut maka peneliti mengaitkan paparan
data penelitian yang ditemukan di lapangan dengan teori-teori yang dirujuk oleh para ahli.
Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaan
untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri. Dan untuk
mengetahui minat membaca siswa tinggi atau rendah dengan melihat indikator yang telah
dikemukakan Dalman (2013), mengemukakan indikator indikator yang mempengaruhi
apakah seseorang memiliki minat baca yang tinggi atau masih rendah adalah berikut ini, (1)
Frekuensi dan kuantitas membaca. Disini maksudnya bagaimana frekuensi (keseringan) dan
waktu yang digunakan seseorang untuk membaca, seseorang yang mempunyai minat baca
sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca, juga sebaliknya, (2) Kuantitas sumber
bacaan. Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan yang variatif.
Mereka tidak hanya membaca bacaan yang mereka butuhkan pada saat itu tapi juga membaca
bacaan yang mereka anggap penting
Melihat kasus yang seperti ini tentu sangat memprihatinkan bagi seorang pendidik.
Hal ini menjadi tantangan yang cukup berat pendidik untuk mengupayakan minat baca pada
peserta didik. Adapun yang dapat dilakukan oleh pendidik antara lain memperbaharui sistem
pembelajaran di Sekolah, Guru perlu memberikan tugas pembelajaran yang menantang dan
menarik untuk siswa misalnya dalam proses kegiatan belajar guru memberikan/memunculkan
masalah yang dapat diskusikan bersama dengan siswa sehingga dapat mendorong siswa
untuk menggali banyak informasi melalui aktivitas membaca. Sekolah juga perlu membuat
program membaca setiap pekan melalui pendekatan bahasa seperti “whole language” yaitu
suatu pendekatan pengajaran bahasa secara utuh, dimana keterampilan menyimak, membaca,
menulis dan berbicara diajarkan secara terpadu. Contoh kegiatan misalnya program membaca
senyap selama 15 menit yang dilakukan oleh semua warga sekolah, lalu membuat jurnal,
ringkasan atau hasil karya tentang isi bacaan/buku yang telah dibaca yang selanjutnya dapat
di pajang dan dikonteskan dalam bentuk tulisan atau pidato (presentasi), sehingga siswa
termotivasi dalam membaca.
Upaya atau perlakuan yang diberikan untuk mendorong minat membaca siswa adalah
menurut Hasyim (dalam Dalman, 2013), yaitu poin berikut ini : (1) beri hadiah (reward) yang
memperbesar semangat membaca. Suatu respons ditimbulkan oleh suatu stimulus. Hadiah
merupakan salah satu stimulus untuk menimbulkan respons pada anak untuk lebih giat
membaca. (2) jadikan buku sebagai hadiah (reward) untuk anak. Seseorang akan beranggapan
hadiah merupakan pemberian yang sangat penting, maka penerima hadiah pun dituntut untuk
menghargai pembelian atau hadiah orang lain. Dalam hali ini, pemberian hadiah pun akan
merasa senang bila menerima hadiah membaca buku yang telah diberikannya. (3) jadikan
kegiatan membaca sebagai kegiatan setiap hari. jika seseorang terbiasa dalam membaca,
maka membaca akan dijadikan suatu kebutuhan yang harus dikosumsinya tiap hari, (4)
menyediakan waktu untuk membaca (Kuntarto dan Sari, 2017)

Keimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat membaca mahasiswa sampel PB-4 UIN Walisongo Semarang sangat rendah, hal ini
ditunjukkan mahasiswa dengan jawaban kadang-kadang memiliki keinginan membaca.
Aktivitas mahasiswa dikampus diluar waktu kuliah bermacam-macam, namun yang aktivitas
yang paling banyak dilakukan adalah menunggu di depan kelas atau sedikit sekali mahasiswa
yang memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku atau ke berkunjung ke perpustakaan.
Buku yang paling disukai mahasisw untuk dibaca adalah jenis buku-buku fiksi seperti novel
dan cerpen, sedangkan untuk teks ilmiah kurang diminati karena beberapa hal diantaranya
tulisannya terlalu kaku, bahasanya sulit dipahami, layout yang tidak menarik dan lain-lain.
Intensitas waktu yang diluangkan mahasiswa dalam membaca Jika dilihat waktu yang
disishkan oleh mahasiswa dalam membaca buku relatif rendah, yaitu kurang dari 1 jam tiap
harinya bahkan tidak perna sama sekali. Faktor yang menghambat mahasiswa dalam
membaca, yang paling besar adalah berasal dari dalam diri mahasiswa yang ditunjukan
dengan kebiasaan atau kegemaran membaca yang sangat rendah. Sementara faktor yang dari
luar (eksternal) adalah jenis bahan bacaan, mahasiswa kurang berminat membaca buku-buku
yang mata kuliah/ teks ilmiah dengan beberapa alasan seperti bahasanya sulit dipahami,
layout buku yang kurang menarik dan teks ilmiah kaku dan membosankan. Lingkungan
kampus juga menjadi faktor yang menghambat mahasiswa dalam membaca, namun yang
dimaksud dengan lingkungan ini adalah lebih pada suasana yang kurang kondusif.
Adapun yang dapat dilakukan oleh pendidik dengan memperbaharui sistem
pembelajaran, pendidik perlu memberikan tugas pembelajaran yang menantang dan menarik
untuk mahasiswa misalnya dalam proses kegiatan belajar guru memberikan/memunculkan
masalah yang dapat diskusikan bersama sehingga dapat mendorong siswa untuk menggali
banyak informasi melalui aktivitas membaca.

Daftar Pustaka
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hidi, S. 2001. Interest, Reading, and Learning: Theoritical and Practical Consideration.
Educational Psychology Review.Vol. 13 (3).
Kuntarto, Eko dan Sari. 2017. Pengalaman Terbaik Dalam Menumbuhkan Minat Membaca
Buku Perpustakaan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar
Vol.2 No. 2
Adhim, Mohammad Fauzil. 2015.Membuat Anak Gila Membaca. Yogyakarta: Pro-U Media.
Mudjito. 1993. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.
Siswati, 2010. Minat Membaca Pada Mahasiswa (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas
Psikologi Undip Semester I). Jurnal Psikologi Undip. Vol. 8 (2).
Djamarah, Syaiful Bahri. Materi Pokok Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka
Press.

Anda mungkin juga menyukai