Anda di halaman 1dari 6

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14 Nomor 2, (54-59)

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MEMBACA PESERTA DIDIK DI SDN-5


PANARUNG
Difficulty Of Cause Of Difficult Reading Students At SDN-5 Panarung

Oleh: Hendri
hendripily@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab
kesulitan membaca pada peserta didik kelas III di SDN-5 Panarung.
Populasi dalam penelitian ini adalah 31 orang peserta didik kelas III SDN-5 Panarung.
Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa angket. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kuantitatif dan hasil datanya dianalisis dengan menggunakan rumus persentase.
Berdasarkan hasil penelitian pada peserta didik kelas III SDN-5 Panarung Palangka Raya didapat
bahwa faktor dominan yang menjadi penyebab kesulitan peserta didik dalam membaca adalah kurang
mengenal huruf 54,04%, faktor kedua adalah menghilangkan huruf 23,62%, sedangkan faktor terakhir
adalah membaca kata demi kata 22,34%.

Kata Kunci : Penyebab Kesulitan Membaca, Peserta Didik

ABSTRACT

This study aims to determine what factors are the cause of reading difficulties in grade III
students in Panarung SDN-5.
The population in this study were 31 students of class III Panarung SDN-5 in the Academic
Year 2017/2018. The instrument in this study was a questionnaire. The method used is a quantitative
descriptive method and the results of the data are analyzed using the percentage formula.
Based on the results of research on students in grade III SDN-5 Panarung Palangka
rayadatapat that the dominant factor that causes students difficulty in reading is not familiar with
letters 54.04%, the second factor is eliminating letters 23.62%, while the last factor is reading words
for word 22.34%.

Keywords: Causes of Reading Difficulties, Learners

PENDAHULUAN usaha pembentukan kebiasaan membaca,


Membaca menduduki posisi peran dua aspek yang diperlukan diperhatikan,
yang sangat penting dalam konteks yaitu minat (perpaduan antara keinginan,
kehidupan umat manusia, terlebih pada era kemauan, dan motivasi) dan keterampilan
informasi dan komunikasi sekarang ini. membaca.
Membaca juga sebuah jembatan bagi siapa Membaca berperan sangat penting
saja dan dimana saja yang berkeinginan dalam belajar. Dengan demikian membaca
meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di tidak dapat dianggap sebagai subjek yang
lingkungan dunia pendidikan maupun di terpisah dalam studi. Membaca adalah
dunia pekerjaan. salah satu alat pendidikan yang
Membaca adalah kegiatan fisik dan dipergunakan sejak dari tingkat sekolah
mental yang dapat berkembang menjadi dasar sampai sepanjang individu
suatu kebiasaan. Disamping itu, dalam melangsungkan pendidikannya.

Hendri 54
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14 Nomor 2, (54-59)

Guru bidang studi perlu membekali dokumentasi hasil belajar bahasa


diri dengan berbagai kompetensi Indonesia, Dari 31 peserta didik kelas III
pengajaran membaca yang relevan jika ada 15 peserta didik yang nilainya 54 atau
mereka benar-benar menghendaki peserta kurang dari nilai rata-rata, KKM untuk
didik mencapai prestasi yang diharapkan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 60. Salah
Syaiful Bahri Djamarah (2002:44). satu penyebab yang dialami 15 peserta
Kemajuan kemampuan membaca pada didik tersebut adalah mengalami kesulitan
umumnya memang bergerak teratur, belajar khususnya saat pelajaran membaca.
namun keistimewaan-keistimewaan Selain melakukan observasi peneliti juga
tertentu bisa terjadi pada setiap anak. melakukan wawancara singkat dengan
Beberapa faktor penyebab rendahnya guru kelas mengenai kesulitan membaca
kemampuan membaca bangsa kita antara pada peserta didik. Hal tersebut
lain: pertama, tradisi kelisanan, Kedua, disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
akibat sistem persekolahan yang kurang internal peserta didik yaitu pada saat
memberikan peluang yang cukup bagi membaca peserta didik kurang mengenal
hadirnya tradisi keberaksaan atau tradisi huruf, membaca kata demi kata, dan
membaca kepada para peserta didik. menghilangkan huruf. Misalnya dalam
Thorndike, (dalam Kholid A Harras, kata sabtu dibaca saptu, seseorang dibaca
dkk 1999:25) mengatakan bahwa proses seorang. Sedangkan faktor eksternal
membaca itu tak ubahnya dengan proses peserta didik seperti, keadaan keluarga
ketika seseorang sedang berpikir atau atau peran orang tua yang kurang perhatian
bernalar.Proses membaca tidak terjadi untuk memberikan dorongan dan motivasi
secara berturut-turut dan tidak terjadi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.
secara linier, sehingga meningkatkan Keadaan sekolah seperti kurangnya
keterampilan membaca para peserta didik interaksi guru dengan peserta didik pada
merupakan hal yang sangat penting; akan saat proses belajar mengajar. Kesalahan
tetapi menumbuhkan minat dan kebiasaan dan kekurangan tersebut dapat
membaca jauh lebih penting. Selain itu menghambat belajar peserta
memperkaya wawasan dan pengalaman didik.Berdasarkan fenomena tersebut,
peserta didik melalui penugasan membaca peneliti tertarik untuk melakukan
itu penting, tetapi menjaga sikap peserta penelitian tentang faktor-faktor penyebab
didik dari kejenuhan dan kebosanan akan kesulitan membaca peserta didik di SDN-5
bahan bacaan juga tidak kalah penting. Panarung.
Membaca menduduki posisi peran yang “Membaca adalah suatu proses yang
sangat penting dalam konteks kehidupan dilakukan atau dipergunakan oleh pembaca
manusia, terlebih pada era informasi dan untuk memperoleh pesan yang hendak
komunikasi seperti sekarang ini, namun disampaikan oleh penulis melalui media
kenyataan yang terjadi di SDN-5 Panarung kata-kata/bahasa tulis”, Tarigan
bahwa saat diadakan observasi oleh (dalamDalyono, 2010:62).
peneliti di kelas III SDN-5 Panarung, pada Membaca pada hakikatnya
saat itu sedang berlangsung proses adalahsuatu yang rumit yang melibatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata banyak hal, tidak hanya sekedar
masih ada peserta didik yang mengalami melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
kesulitan membacaberdasarkan data aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik,

Hendri 55
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14 Nomor 2, (54-59)

dan metakognitif. Dalam pelaksanaan Faktor Eksternal


membaca ini diperlukan keseriusan dan
Salah satu faktor penyebab kesulitan
keinginan yang kuat dari diri si pembaca. membaca adalah faktor eksternal, faktor
Tidak jarang sering kita temukan banyak eksternal yang dapat menjadi penyebab
peserta didik yang tidak begitu tertarik kesulitan membaca adalah keadaan
dalam membaca. Hal ini disebabkan keluarga dan keadaan sekolah. Slameto
dikarenakan keinginan yang lemah dari (Dalam MulyonoAbdurrahman, 2003:52).
peserta didik itu sendiri. Itulah sebabnya
a. Keadaan Keluarga
mengapa membaca itu memerlukan
Sri RahayuHaditono (2006:3) bahwa
keinginan yang kuat dari diri si pembaca
“Keluarga adalah lembaga pendidikan
untuk melakukan aktivitas membaca.
pertama dan utama”. Keluarga yang sehat
Dalam kamus besar bahasa
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi
Indonesia, “kemampuan” sama dengan
bersifat menentukan dalam ukuran besar
dapat melakukan sesuatu, (KBBI,
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
2007:423). Sedangkan membaca adalah
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat
“mengeja” atau melafalkan apa yang
penting dalam keberhasilan seseorang
tertulis” (KBBI, 2005:83). Sehingga
dalam belajar. Rasa aman itu membuat
kemampuan membaca dapat diartikan
seseorang akan terdorong untuk belajar
sebagai suatu kemampuan yang dimiliki
secara aktif, karena rasa aman merupakan
seseorang untuk mengeja atau melafalkan
salah satu kekuatan pendorong dari luar
apa yang tertulis “mengeja” yaitu
yang menambah motivasi untuk belajar.
melafalkan huruf-huruf satu demi satu,
Oleh karena itu orang tua hendaknya
(KBBI, 2007:134). Sedangkan
menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
“Mengucapkan” sama dengan melafalkan
keluarga. Jalan kerjasama yang perlu
atau melisankan, (KBBI, 2007:804).
ditingkatkan, dimana orang tua harus
Departemen Pendidikan Nasional,
menaruh perhatian yang serius tentang
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
cara belajar anak di rumah. Perhatian
Menengah. (2008:31).
orang tua dapat memberikan dorongan dan
Dalam kegiatan membaca terjadi
motivasi sehingga anak dapat belajar
proses pengolahan informasi masukan
dengan tekun. Karena anak memerlukan
yang terdiri atas informasi visual dan
waktu, tempat dan keadaan yang baik
informasi non visual. Informasi visual
untuk belajar.
merupakan informasi yang dapat diperoleh
b. Keadaan Sekolah
melalui indera penglihatan, sedangkan
“Peranan guru itulah yang
informasi non visual merupakan informasi
memegang peranan yang terpenting, dalam
yang sudah ada dalam benak si pembaca.
arti bahwa perhatian guru pribadi terhadap
Karena pembaca memiliki pengalaman
peserta didiknya lebih memajukan
yang berbeda-beda dan mempergunakan
perkembangan anak daripada organisasi
pengalaman itu menafsirkan informasi
sekolah, dimana seorang guru lebih sering
visual ada dalam teks, makna teks akan
menghadapi anak-anak dari kelas itu”,
berubah-ubah sesuai dengan pengalaman
W.A. Gerungan (dalamM. Asrori,
penafsiran.
2007:35). Oleh sebab itu, pendidik harus
Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
dituntut untuk menguasai bahan pelajaran
Membaca
yang disajikan, dan memiliki metode yang

Hendri 56
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14 Nomor 2, (54-59)

tepat dalam mengajar, interaksi dengan satu huruf, kata dari teks yang dibaca
peserta didiknya, serta perhatian terhadap misalnya :Tujuh dibaca tuju, Bapak dibaca
masalah-masalah yang dihadapi peserta bapa, Majalah dibaca majala dan lain-lain.
didiknya. Penghilangan huruf, ini biasanya
Sekolah merupakan lembaga dilakukan oleh ketidakmampuan peserta
pendidikan formal pertama yang sangat didik mengucapkan huruf-huruf yang
penting dalam menentukan keberhasilan membentuk kata. Bahkan ada huruf yang
belajar peserta didik, karena itu lingkungan sengaja tidak dibaca karena sulit
sekolah yang baik dapat mendorong untuk membacanya.
belajar lebih giat lagi. Keadaan sekolah ini c. Membaca Kata Demi Kata
meliputi cara penyajian pelajaran, Peserta didik yang mengalami
hubungan guru dengan peserta didik, alat- kesulitan jenis ini biasanya berhenti
alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan setelah membaca sebuah kata, tidak segera
antara guru dan peserta didik kurang baik diikuti dengan kata berikutnya. Membaca
akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. kata demi kata seringkali disebabkan oleh
1. Faktor Internal :Gagal memahami makna kata,
Faktor-faktor internal penyebab atauKurang lancar membaca.
peserta didik kurang lancar membaca Membaca kata demi kata memang
menurut Tarmizi, dalam (Farida Rahim, merupakan tahap awal dari kegiatan
2008:46) adalah: membaca. Akan tetapi jika peserta didik
a. Kurang Mengenal Huruf tidak mengalami kemajuan dalam hal
Kesulitan tidakmampuan peserta tersebut, maka dia termasuk kategori
didik mengenali huruf-huruf seringkali peserta didik yang menghadapi masalah.
dijumpai guru. Ketidakmampuan peserta
didik membedakan huruf besar dan kecil METODOLOGI PENELITIAN
termasuk dalam kategori kesulitan. Dalam penelitian ini peneliti
Ketidak jelasan peserta didik melafalkan menggunakan metode deskriptif
sebuah huruf sering terjadi, khususnya kuantitatif, karena penelitian yang
seperti huruf: [b], [c], [d], [p], [v]. berusaha untuk menuturkan pemecahan
Untuk memastikan apakah peserta masalah yang ada sekarang berdasarkan
didik mengalami kesulitan dalam data-data, menganalisis dan
mengenali huruf dapat dilakukan melalui menginterprestasi. Penelitian ini dilakukan
pengujian secara informal atau pengujian di SDN – 5 Panarung, Kelurahan Panarung
secara formal dengan menggunakan tes Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.
pengenalan huruf. Populasi dalam penelitian ini adalah
b. Menghilangkan Huruf peserta didik kelas III SDN – 5 Panarung
Penghilangan huruf sering yang berjumlah 31 orang. Karena jumlah
dilakukan oleh peserta didik berkesulitan populasi dalam penelitian ini kurang dari
membaca karena adanya kekurangan 100, maka seluruh populasi tersebut akan
dalam mengenal huruf, bunyi bahasa dan digunakan sebagai sumber pengambilan
bentuk kalimat. Penghilangan huruf data, sehingga jenis penelitian ini disebut
biasanya terjadi pada awal kata. penelitian populasi.
Kesulitan penghilangan ini adalah
peserta didik menghilangkan (tidak dibaca)

Hendri 57
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14 Nomor 2, (54-59)

Penelitian ini merupakan penelitian - 100 % = Pengali tetap(Anas


deskriptif, hanya memuat satu variabel Sudijono, 2008:43)
yaitu faktor penyebab kesulitan membaca.
Dalam penelitian ini peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN
membatasi hanya pada faktor internal yang Berdasarkan data di atas bahwa
menjadi penyebab kesulitan membaca dapat direkap faktor penyebab yang paling
pada peserta didik. Indikator variabel dominan tiap-tiap faktor adalah sebagai
untuk faktor internal yang mempengaruhi berikut:
kesulitan membaca peserta didik adalah Tabel 3
sebagai berikut:Kurang mengenal huruf, Rekap Faktor Penyebab Kesulitan
penghilangan huruf, membaca kata demi Membaca Peserta Didik
kata. No Indikator Persentase
Teknik pengumpulan data yang 1. Kurang mengenal huruf 54,04%
digunakan dalam penelitian ini
2. Menghilangkan huruf 23,62%
adalahAngket. Angket yang digunakan
3. Membaca kata demi kata 22,34%
dalam penelitian ini adalah angket tertutup
yang berupa pilihan ganda, yang terdiri Total 100%
dari item pertanyaan. Adapun kriteria
penelitian yang digunakan dalam angket
KESIMPULAN
ini adalah dengan skala Gutman yang juga
Berdasarkan hasil penelitian pada
disebut skala Scalorgam yaitu skala yang
peserta didik kelas III SDN-5 Panarung
digunakan untuk jawaban yang bersifat
Palangka Raya didapat bahwa faktor
jelas dan konsisten terhadap suatu
dominan yang menjadi penyebab kesulitan
permasalahan yang ditanyakan, seperti :
peserta didik dalam membaca adalah
jawaban nilai
kurang mengenal huruf 54,04%, faktor
- Ya - (1)
kedua adalah menghilangkan huruf
- Tidak - (0)
23,62%, sedangkan faktor terakhir adalah
Teknik analisis data yang digunakan
membaca kata demi kata 22,34%. Hal ini
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
menunjukkan bahwa. Kemampuan
persentase.
mengenal huruf adalah kemampuan dasar
Setelah data terkumpul, kemudian yang harus dimiliki peserta didik saat
data diolah secara sederhana dengan mereka membaca. Ketika sudah mengenal
menggunakan tabel-tabel frekuensi. huruf maka akan mempermudah untuk
Kemudian diambil persentase dari hasil melatih kelancaran membaca peserta didik.
tes. Adapun rumus analisis persentase
yang digunakan adalah: DAFTAR PUSTAKA
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2007.
F
- P= x 100% Metodologi Penelitian, Jakarta :
N
PT. Bumi Aksara.
- Keterangan :
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
- P = Persentase
Penelitian, dalam; Suatu
- F = Frekuensi
Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
- N = Jumlah
Rineka Cipta.

Hendri 58
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14 Nomor 2, (54-59)

Departemen Pendidikan Nasional, Tim. 2008. Buku Pedoman Penulisan


Direktorat Jenderal Pendidikan Skripsi. Palangka Raya:Universitas
Dasar dan Menengah, Direktorat Muhammadiyah Palangkaraya.
Tenaga Kependidikan, (2008),
dalam; Membaca.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Farida, Rahim. 2008. Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar,
Jakarta: Bumi Aksara.
Haditono, SitiRahayu. 2006. Psikologi
Perkembangan. Jogjakarta: Gajah
Mada University Press.
M. Asrori. 2007. Psikologi Pembelajaran,
Bandung: Penerbit CV. Wacana
Prima.
M. Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Rineka Cipta.
Muhibin, Syah. 2004. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyono, Abdurrahman. 2003. Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Santoso, Puji, dkk. 2008. Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Saripudin, Udin. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001.
Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R dan D,
Bandung; Penerbit Alfabeta.
Tim. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.

Hendri 59
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai