Anda di halaman 1dari 14

| 65

PROFIL MINAT BACA MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

Gumono
gumono@unib.ac.id.
Dosen FKIP Universitas Bengkulu

Abstract
This research aimed at mapping the reading interest of the faculty of teacher training and
education students. This profiling was considered important as the result can be used as the basis
for the curriculum developers in improving students’ reading skill. This research was conducted by
using descriptive quantitative method. The location was at the Faculty of Teacher Training and
Education University of Bengkulu involving random sample. The data was collected by using a test
and a survey. The result shows that: first, the reading interest of the students is categorized as
low. Second, the students seldom make use of their time either for reading or visiting the library.
Third, the most preferred books to read are popular books (politics, training, education, and
motivation books), while scientific textbooks are less favored. Fourth, students only use less than
one hour a day for reading.

Key words: reading interest, students, faculty of teacher training and education

Pendahuluan kemahiran berbahasa Indonesia, pada


Keterampilan membaca berbagai tingkatan umur melaporkan
merupakan kunci keberhasilan belajar. bahwa minat baca dan kemampuan
Keterampilan membaca berperan membaca peserta didik maupun
penting dalam pengembangkan diri mahasiswa di Indonesia tergolong
secara berkelanjutan. Robert Farr rendah.
(1984:5) mengemukakan, “reading is the Kondisi ini tentu
heart of education”. Berdasarkan mengkhawatirkan, karena menurut
pengertian Farr ini, membaca dapat Tilaar (1999:5) kehidupan abad 21
dimaknai sebagai sumber aktivitas untuk menuntut manusia unggul dan hasil
memperoleh pengetahuan karena karya yang unggul pula. Keunggulan
dengan membaca seseorang dapat dimaksud adalah keunggulan
melakukan proses belajar dan bernalar. partisipatoris, yaitu manusia unggul yang
Oleh sebab itu, minat baca seorang selalu ikut serta secara aktif di dalam
mahasiswa akan sangat menentukan persaingan yang sehat untuk mencari
keberhasilan studinya. Hal ini dan mendapatkan yang terbaik dari yang
dilatarbelakangi pemikiran bahwa baik. Keunggulan partisipatoris dengan
membaca merupakan dasar mahasiswa sendirinya berkewajiban untuk menggali
mempelajari ilmu pengetahuan. dan mengembangkan seluruh potensi
Namun demikian, meski individual yang akan digunakan di dalam
dipercaya merupakan kunci untuk kehidupan yang penuh persaingan yang
mengembangkan ilmu pengetahuan, semakin lama semakin tajam dan akan
kenyataan menunjukkan bahwa minat menjadi kejam bagi manusia yang tidak
baca warga negara Indonesia tergolong mau bekerja keras dan belajar keras.
rendah. Hasil-hasil penelitian tentang Suatu upaya untuk mendukung

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


66 |

perwujudan manusia unggul, maka kita proses penyandian kembali (decoding)


harus mengadakan perubahan sikap dan pesan yang tersimpan dibalik rangkaian
perilaku budaya dari tidak suka huruf. Jennings (1965:11) telah sejak
membaca menjadi masyarakat membaca lama menggambarkan kegiatan
(reading society). Karena membaca membaca merupakan “...reading is the
menurut Gleen Doman (2002: 19) dalam art of transmitting the ideas, facts and
bukunya How to Teach Your Baby to feelings from the mind and soul of an
Read merupakan salah satu fungsi yang author to the mind and soul of a reader,
paling penting dalam hidup. Semua with accuracy and understanding, and
proses belajar didasarkan pada minat much more”. Menurut Jennings,
baca. membaca merupakan seni untuk
Menimbang arti penting menyampaikan ide-ide, fakta, dan
keterampilan membaca dalam perasaan dari pikiran dan keyakinan
pengembangan diri individu dan penulis kepada pikiran dan keyakinan
perkembangan peradaban sebuah pembaca melalui ketepatan tafsir dan
masyarakat, diperlukan langkah strategis pemahaman.
dan komprehensif untuk meningkatkan Definisi lain membaca, dalam
keterampilan dan minat baca mahasiswa berbagai perspektif, dikemukakan oleh
FKIP Universitas Bengkulu. Oleh banyak pakar. Perspektif dimaksud
karenanya, diperlukan data dasar diantaranya adalah: perspektif interaksi,
komprehensif profil minat baca perspektif tujuan, perspektif proses, dan
mahasiswa untuk dasar perencanaan perspektif hasil. Dalam perspektif
program. Penelitian ini dilakukan untuk interaksi, McNeil (1992:16)
mendapatkan profil minat baca mendefinisikan membaca sebagai
mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu kegiatan menemukan informasi dari teks,
Masalah yang diteliti dalam lalu mengkombinasikannya dengan
penelitian ini adalah “Bagaimanakah elemen-elemen pengetahuan dan
profil minat baca mahasiswa FKIP pengalaman yang telah dimiliki oleh
Universitas Bengkulu?” Penelitian ini pembaca ke dalam suatu keutuhan yang
penting untuk dilakukan karena: (1) baru. Berdasarkan tujuannya, Harris dan
dapat digunakan untuk pemetaan minat Sipay (1980: 8) memandang bahwa
mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu.; membaca bertujuan untuk memahami
(2) digunakan sebagai landasan koreksi hasil dari interaksi antara persepsi
bagi dosen pengampu mata kuiah dalam tentang simbol grafis yang
membenahi minat baca mahasiswa, merepresentasikan bahasa dan
karena membaca diyakini merupakan keterampilan berbahasa dengan
kunci berliterasi lainnya, dan (3) pengetahuan pembaca.
digunakan sebagai masukan dalam revisi Sementara itu, dalam perspektif
bahan ajar seluruh mata kuliah, agar proses mental Gillet dan Temple (1994:4)
lebih menyenangkan, sehingga menyatakan bahwa proses membaca
mahasiswa memiliki minat baca yang melibatkan pengetahuan latar,
tinggi. pengetahuan tentang struktur teks, dan
Membaca pada hakikatnya pencarian informasi secara aktif. Lebih
adalah kegiatan berbahasa tulis berupa jauh, mereka mendefinisikan membaca

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu


| 67

sebagai kegiatan mencari makna secara Berdasarkan uraian tersebut, maka


aktif dengan menggunakan pengetahuan perilaku belajar individu sangat
tentang dunia dan teks untuk memahami dipengaruhi oleh aspek-aspek dari
setiap hal baru yang dibaca. dalam dirinya dan lingkungannya.
Mencermati batasan tentang Kedua hal tersebut tidak mungkin
hakikat membaca yang disampaikan dipisahkan karena memang proses
dalam berbagai perspektif di atas, dapat belajar terjadi dalam konteks interaksi
ditarik satu pengertian pokok tentang diri dengan lingkungannya.
membaca, yakni usaha pembaca untuk Secara sederhana minat berarti
mengungkapkan makna tulisan atau kecenderungan dan kegairahan yang
menafsirkan makna sebuah teks dan tinggi atau keinginan yang besar
mengungkapkan kembali maksud terhadap sesuatu. Minat dipahami dan
penulis. Dalam proses memahami isi dipakai oleh orang selama ini dapat
bacaan tersebut, terjadi transaksi mempengaruhi kualitas hasil belajar
dengan teks, yakni pembaca siswa (Syah. 2004: 136). Dalam hal ini
menambahkan atau memperjelas tentu saja seseorang yang menaruh
informasi yang dipahaminya dalam teks minat pada suatu bidang akan lebih
dengan pengetahuan yang telah mudah mempelajari bidang tersebut.
dimilikinya. Sekalipun seseorang itu mampu
Piaget (1950) menyatakan mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak
bahwa setiap individu memiliki cara mempunyai minat ia tidak akan bisa
khas dalam menginterpretasikan dan mengikuti proses belajar. (Sobur. 2006:
beradaptasi dengan lingkungannya 234).
(teori perkembangan kognitif). (dalam Minat dapat timbul dari berbagai
Slavin. 2006: 78-83). Menurutnya, sumber antara lain perkembangan
setiap individu memiliki struktur instink, fungsi-fungsi intelektual,
kognitif yang disebut schemata, yaitu pengaruh lingkungan, pengalaman,
sistem konsep yang ada dalam pikiran kebiasaan dan pendidikan. Oleh karena
sebagai hasil pemahaman terhadap itu minat seseorang harus dibina dan
objek yang ada dalam lingkungannya. diarahkan agar tercapainya tujuan yang
Pemahaman tentang objek tersebut diinginkan, khususnya dalam
berlangsung melalui proses asimilasi pembelajaran. Untuk meningkatkan
(menghubungkan objek dengan minat seseorang, para ahli pendidikan
konsep yang sudah ada dalam pikiran) berpendapat bahwa cara yang paling
dan akomodasi (proses memanfaatkan efektif untuk meningkatkan minat
konsep-konsep dalam pikiran untuk adalah dengan memanfaatkan minat
menafsirkan objek). Kedua proses yang telah ada pada peserta didik.
tersebut jika berlangsung terus Misalnya peserta didik berminat dengan
menerus akan membuat pengetahuan balap mobil, sebelum mengajarkan
lama dan pengetahuan baru menjadi materi percepatan perlu menceritakan
seimbang. Dengan cara seperti itu sedikit mengenai balap mobil yang
secara bertahap individu dapat sedang berlangsung, baru sedikit demi
membangun pengetahuan melalui sedikit diarahkan ke materi pelajaran
interaksi dengan lingkungannya. yang sesungguhnya. Selain itu juga

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


68 |

dapat dengan membentuk minat-minat ciri pertumbuhan dan perkembangan


baru yaitu dengan memberi informasi minat sebagai berikut :
kepada peserta didik tentang hubungan 1. Minat tumbuh bersama dengan
suatu bahan pengajaran. perkembangan fisik dan mental
Dari berbagai teori yang 2. Minat tergantung pada kesiapan dan
dipaparkan di atas dapat dipahami kematangan anak
bahwa minat pada dasarnya merupakan 3. Minat bergantung pada kesempatan
salah satu aspek pendorong dalam diri belajar
seseorang dalam mewujudkan 4. Pengaruh budaya
keinginan atau kebutuhan. Minat harus 5. Minat berkaitan dengan emosional.
diwujudkan dalam bentuk berbagai Seseorang yang mempunyai
usaha agar tujuan yang dimaksud dapat minat baca tinggi tampak dari ciri-ciri
tercapai. yang melekat dalam perilakunya
Membaca merupakan aktifitas sebagai berikut:
kompleks yang mencakup fisik dan 1. Senantiasa berkeinginan untuk
mental. Aktifitas fisik yang terkait membaca
dengan membaca adalah gerak mata 2. Senantiasa bersemangat saat
dan ketajaman penglihatan. Aktifitas membaca
mental mencakup ingatan dan 3. Mempunyai kebiasaan dan
pemahaman. Membaca merupakan hal kontinuitas dalam membaca
penting bagi manusia. Dengan 4. Memanfaatkan setiap peluang
membaca, seseorang dapat merangsang waktu dengan membaca
otaknya untuk berpikir kreatif dan 5. Memiliki buku bacaan
sistematis, memperluas dan 6. Mencari bahan bacaan, baik di
memperkaya wawasan, serta perpustakaan maupun ditempat lain
membentuk kepribadian yang unggul 7. Memiliki tujuan ketika membaca
dan kompetitif. 8. Mencatat atau menandai hal
Minat besar pengaruhnya penting dalam membaca
terhadap membaca, karena bila bahan 9. Memiliki kesadaran bahwa
bacaan yang dipelajari tidak sesuai membaca berarti telah belajar
dengan minat peserta didik, maka 10. Mendiskusikan hasil bacaan
peserta didik tidak akan membaca Minat baca dipengaruhi oleh
dengan sebaik-baiknya karena tidak ada beberapa hal. Dawson dan Bamman
daya tarik baginya. Akan tetapi jika (Rahman, 1985: 6-8) mengemukakan
bahan bacaan itu menarik minat peserta prinsip-prinsip yang mempengaruhi
didik, maka bahan bacaan itu akan lebih minat baca sebagai berikut.
mudah dipelajari dan disimpan oleh 1) Seseorang atau siswa dapat
peserta didik itu sendiri sehingga menemukan kebutuhan dasarnya
peserta didik mudah menuangkan lewat bahan-bahan bacaan jika
kembali ketika dites atau diuji yang topik, isi, pokok persoalan, tingkat
pada akhirnya prestasi belajar peserta kesulitan, dan cara penyajiannya
didik meningkat. sesuai dengan kenyataan
Menurut Hurlock yang dikutip individunya. Isi dari bahan bacaan
oleh Galuh Wicaksana (2008: 37-38) ciri- yang menarik dan sesuai dengan

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu


| 69

kebutuhan individu, merupakan membaca, akan lebih sering


salah satu faktor yang berpengaruh mengajak temannya ikut melakukan
terhadap minat bacanya. kegiatan membaca baik di dalam
2) Kegiatan dan kebiasaan membaca kelas ataupun perpustakaan
dianggap berhasil atau bermanfaat sehingga memberikan pengaruh
jika siswa memperoleh kepuasan positif juga terhadap temannya.
dan dapat memenuhi kebutuhan- 7) Faktor guru yang berupa
kebutuhan dasarnya, yaitu rasa kemampuan mengelola kegiatan
aman, status, kedudukan tertentu, dan interaksi belajar mengajar,
kepuasan efektif dan kebebasan khususnya dalam program
yang sesuai dengan kenyataan serta pengajaran membaca. Guru yang
tingkat perkembangannya. Jika baik harus mengetahui karakteristik
kegiatan membaca dianggap dan minat anak. Guru bisa
menguntungkan seseorang, maka menyajikan bahan bacaan yang
membaca merupakan suatu menarik dan bervariasi supaya siswa
kegiatan yang dianggap sebagai tidak merasa bosan.
salah satu kebutuhan hidupnya. 8) Faktor jenis kelamin juga berfungsi
3) Tersedianya sarana buku bacaan sebagai pendorong pemilihan buku
dalam keluarga merupakan salah bacaan dan minat baca siswa. Anak
satu faktor pendorong terhadap perempuan biasanya lebih suka
pilihan bahan bacaan dan minat membaca novel, cerita drama
baca. Ragam bacaan yang memadai maupun cerita persahabatan,
dan beraneka ragam dalam keluarga sedangkan anak laki-laki biasanya
akan sangat membantu anak dalam lebih suka cerita bertema
meningkatkan minat baca. kepahlawanan.
4) Tersedianya sarana perpustakaan Sedangkan Harris dan Sipay
sekolah yang relatif lengkap dan (Mujiati, 2001: 24) mengemukakan
sempurna serta kemudahan proses bahwa minat baca dipengaruhi oleh dua
peminjamannya merupakan faktor golongan, yaitu golongan faktor
besar yang mendorong minat baca personal dan golongan institusional.
siswa. Faktor personal adalah faktor yang
5) Adanya program khusus kurikuler berasal dari dalam diri anak itu sendiri
yang memberikan kesempatan siswa meliputi: (1) usia, (2) jenis kelamin, (3)
untuk membaca secara periodik di intelegensi, (4) kemampuan membaca,
perpustakaan sekolah sangat (5) sikap, (6) kebutuhan psikologis.
mendorong perkembangan dan Faktor institusional yaitu faktor yang
peningkatan minat baca siswa. berasal dari luar individu itu sendiri yang
6) Saran-saran teman sekelas sebagai meliputi: (1) tersedianya buku-buku, (2)
faktor eksternal dapat mendorong status sosial ekonomi, (3) pengaruh
timbulnya minat baca siswa. orang tua, teman sebaya dan guru.
Pergaulan teman dalam sekolah Dengan demikian minat
menjadi salah satu faktor penting membaca tidak dengan sendirinya
dalm pembentukan minat. Siswa dimiliki oleh seorang siswa melainkan
yang berminat terhadap kegiatan harus dibentuk. Perlu suatu upaya,

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


70 |

terutama dari kalangan pendidik, di kehidupan manusia tidak terbatas dan


samping dari lingkungan keluarganya tidak terbatas pula kemungkinan variasi
sebagai lingkungan terdekat, untuk dan hirarkinya. Penelitian kuantitatif
melatih, memupuk, membina, dan berfokus pada variabel, bahkan sebelum
meningkatkan minat baca. Minat sangat penelitian dilakukan telah ditentukan
memegang peranan penting dalam terlebih dahulu variabel yang akan
menentukan langkah yang akan kita diteliti. Dalam penelitian kuantitatif
kerjakan. Walaupun motivasinya sangat pengukuran terhadap gejala yang
kuat tetapi jika minat tidak ada, tentu diamati merupakan hal yang sangat
kita tidak akan melakukan sesuatu yang penting. Pengumpulan data dilakukan
dimotivasikan pada kita. Begitu pula dengan menggunakan instrumen yang
halnya kedudukan minat dalam disusun berdasarkan indikator dari
membaca menduduki tingkat teratas, variabel yang diteliti, kemudian
karena tanpa minat seseorang akan menghasilkan data kuantitatif.
sukar melakukan kegiatan membaca. Populasi penelitian adalah
mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu.
Pengumpulan data dilakukan dengan
METODOLOGI PENELITIAN teknik tes dan survey. Tim peneliti akan
Penelitian ini dilaksanakan melaksanakan uji minat baca terhadap
dengan desain penelitian deskriptif mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu.
kuantiatif. Penelitian kuantitatif memiliki Penetapan sampel dilaksanakan secara
cara pandang positivisme, yaitu cara random. Data yang diperoleh dari
pandang yang menyatakan bahwa lapangan kemudian akan di analisis dan
eksistensi realitas sosial dan fisik adalah dikelompokkan dalam klasifikasi yang
independen atau terpisah, bebas atau telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan
berada di luar diri peneliti. Oleh penelitian mulai 07 Juli 2015 s.d. 31
karenanya, cara pandang positivisme Desember 2015.
memiliki karakteristik asumsi bahwa
realitas adalah objektif, terpisah di luar
peneliti, dapat diamati dan diukur. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian adalah Penelitian ini dilakukan di
mendeskripsikan dan menjelaskan lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
variabel yang diukur. Data kuantitatif Pendidikan (FKIP) UNIB. Subyek
berpusat pada unit analisis dan penelitian mahasiswa semester 3, 5 dan
berbentuk distribusi (Emzir. 2008. 28). 7. FKIP Universitas Bengkulu memiliki
Penelitian kuantitatif memusat- tiga jurusan dan 12 program studi.
kan perhatian pada gejala yang Jurusan dan program studi dimaksud
mempunyai karakteristik tertentu yang adalah
bervariasi dalam kehidupan manusia, 1. Jurusan Pendidikan Bahasa dan
yang dinamakan variabel. Hakikat Seni, yang menaungi:
hubungan antarvariabel dianalisis
 Program Studi Pendidikan
dengan menggunakan teori yang
Bahasa dan Sastra Indonesia
objektif. Karena sasaran kajian dari
(S-1)
penelitian kuantitatif adalah gejala,
 Program Studi Pendidikan
sedangkan gejala yang ada dalam

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu


| 71

Bahasa Inggris (S-1) disebar sampai batas waktu yang


 Bahasa Inggris (D-3) ditentukan angket yang kembali untuk
2. Jurusan Pendidikan Matematika selanjutnya diolah hanya 88 buah
dan IPA, yang menungi: angket.
 Program Studi Pendidikan Dari sebaran angket diatas
Matematika (S-1) selanjutnya diolah menjadi data
 Program Studi Pendidikan dalam bentuk persentase (%). Selain
Matematika (S-1) data dalam bentuk persentase
 Program Studi Pendidikan dilakukan juga teknik wawancara dan
Biologi(S-1) observasi langsung untuk menguatkan
 Program Studi Pendidikan data yang telah diolah. Beberapa hal
Fisika (S-1) yang menjadi pengamatan langsung
 Program Studi Pendidikan (observasi) adalah aktivitas mahasiswa
Kimia (S-1) di lingkungan kampus, khususnya pada
3. Jurusan Ilmu Pendidikan. waktu pergantian perkuliahan, mata
 Program Studi Pendidikan kuliah kosong, akses mahasiswa di
Luar Sekolah (S-1) perpustakaan serta akses mahasiswa
 Program Studi Pendidikan terhadap internet.
Guru Sekolah Dasar (S-1)
 Program Studi Pend. Guru 1) Minat Baca Mahasiswa FKIP
Pendidikan Anak Usia Dini (S- UNIB
1) Secara umum minat membaca
mahasiswa FKIP termasuk dalam
 Program Studi Pendidikan
kategori rendah, hal ini ditunjukan
Jasmani dan Kesehatan (S-1)
dengan angka 79.20% mahasiswa
 Program Studi Bimbingan dan
menyatakan “kadang-kadang” memiliki
Konseling (S-1)
keinginan membaca. Jawaban kadang-
Tujuan penelitian yaitu untuk
kadang setelah ditelusur lebih jauh
mengungkap minat membaca
condong kurang memiliki minat untuk
mahasiswa FKIP UNIB, beberapa aspek
membaca. Ini seperti dinyatakan oleh
yang mencoba untuk diungkap
HZ bahwa ”membaca biasanya karena
diantaranya motivasi membaca, buku-
ada tugas dari dosen atau menjelang
buku yang dibaca, aktivitas ketika
ujian”, pernyataan tersebut dikuatkan
mahasiswa berada dikampus, akses
oleh mahasiswa MI yang juga
mahasiswa terhadap sumber belajar
menjawab kadang-kadang pada angket
dan faktor-faktor apa saja yang
yang disebar ”membaca buku apabila
mempengaruhi minat membaca
akan ada ujian, atau karena ada tugas
mahasiswa FKIP UNIB.
dari dosen”. Membaca membutuhkan
Jumlah angket yang disebar ke
konsentrasi tinggi dan sebagian orang
mahasiswa FKIP sebanyak 100 buah
mengalami masalah dengan konsentrasi
angket. Selama menyebar angket
ini sebagaimana dinyatakan oleh HZ
peneliti juga melakukan wawancara
”ketika membaca biasanya bacaan itu
dengan mahasiswa untuk
langsung lupa, susah sekali untuk
memperdalam dan menguatkan data
mengingat bacaan yang baru saja di
yang. Dari 100 buah angket yang

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


72 |

baca”. Konsentrasi membaca menjadi aktivitas yang membosankan dan


hambatan tersediri bagi seseorang cendrung membuang waktu. Namun
dalam menumbuhkan minat membaca. tidak semua mahasiswa FKIP tidak
Sementara MI mengungkapkan memiliki keinginan untuk membaca
bagaimana susahnya membaca paling tidak ada 19.50% mahasiswa
dikampus sebagaimana dinyatakan yang memiliki motivasi yang tinggi
”mau membaca di kampus susah, untuk membaca, selain dari itu dengan
banyak ganguannya”, gangguan yang membaca mereka merasa mendapatkan
dimaksud disini adalah gangguan banyak pengetahuan dan wawasan.
teman, suasana yang kurang kondusif Membaca menjadi suatu keniscayaan,
dan lingkungan yang tidak mendukung. maka setiap hari mereka menjadwalkan
Dilihat dari pernyataan diatas dapat sebagian waktunya untuk membaca.
disimpulkan bahwa konsentrasi dan Sebagaimana diungkapkan oleh DE
lingkungan eksternal mempengaruhi ”dengan membaca saya mendapatkan
minat membaca seseorang. banyak pengetahuan dan wawasan,
Akses terhadap buku-buku dapat selain itu kita sebagai mahasiswa
diindikasikan bahwa seseorang tersebut dituntut untuk selalu membaca, ada
memiliki motivasi dan minat yang tinggi atau tidak ada ujian”. DE juga
terhadap membaca. Seseorang yang mengungkapkan jika dirinya memiliki
sering mengakses buku diasumsikan jadwal tetap untuk membaca ”setiap
bahwa dia memiliki minat membaca harinya paling tidak 1-2 jam saya
yang tinggi, sementara seseorang yang jadwalkan untuk membaca buku.
jarang mengakses buku dapat Untuk akses buku dan
dikategorikan pada motivasi rendah mengikuti perkembangan buku-buku
terhadap membaca. Ditanya tentang terbaru mahasiswa FKIP termasuk juga
akses buku HZ menjelaskan ”saya dalam kategori rendah, hanya 4.87%
mengakses buku-buku baru apabilah mahasiswa FKIP yang selalu mengakses
ada pameran-pameran buku” buku atau mengikuti perkembangan
sementara NN mengungkapkan buku hanya selebihnya mahasiswa
”selama di Bengkulu saya belum pernah hanya menyempatkan jika ada waktu
mengunjungi toko buku”. Begitu juga atau jika ada pameran-pameran buku,
akses mahasiswa terhadap buku yang bahkan ada 23.17% mahasiswa yang
ada di perpustakaan hanya 15.85%. tidak pernah mengikuti perkembangan
Sementara ketika dilakukan observasi buku-buku terbaru.
dilapangan mahasiswa yang Dari data diatas dapat ditarik
mengunjungi perpustakaan tergolong kesimpulan bahwa minat dan motivasi
rendah. Dilihat dari pernyataan membaca mahasiswa FKIP masih
tersebut akses mahasiswa terhadap rendah. Kebanyakan mahasiswa
buku-buku masih sangat rendah dan ini menjawab kadang-kadang atas
mengindikasikan motivasi yang rendah pertanyaan minat membaca dan akses
pula terhadap membaca. Dalam terhadap buku baru yaitu diatas 70%.
membaca buku mahasiswa merasa Jika ditelusur lebih jauh jawaban
kurang mendapatkan banyak kadang-kadang yang diungkapkan oleh
pengetahuan, membaca merupakan mahasiswa terhadap pertanyaan diatas

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu


| 73

lebih cendrung ke pada jawaban jarang duduk di depan kelas atau di gazebo
atau bahkan tidak perna, hal ini dapat sambil ngobrol dengan mahasiswa
dilihat dari aktivitas mahasiswa di sebanyanya, yang lebih mengejutkan
kampus yang sangat sedikit jika dosen belum hadir diatas lebih dari
memanfaatkan sarana sumber belajar 15 menit ada sebagian mahsiswa
seperti perpustakaan dan saat waktu langsung meninggalkan ruang dan
luang ketika dikampus mahasiswa pulang yaitu sebanyak 19.50%
lebih banyak ”nongkrong” di gazebo menjawab demikian. Hal ini
atau di kantin sambil ngobrol menunjukan bahwa betapa rendahnya
dibandingkan aktivitas membaca buku, kesadaran mahasiswa untuk belajar.
yang lebih menarik adalah mahasiswa Waktu yang semestinya dapat mereka
lebih banyak memegang optimalkan untuk membaca, mencari
handphone (SMS-an atau bermain buku di perpustakaan atau berdiskusi
game) dibandingkan memegang buku. dengan teman justru tidak digunakan
dengan baik. NN mengungkapkan ”jika
jam pelajaran kosong atau dosen tidak
hadir lebih baik pulang ke kos, bisa
istirahat atau tiduran”.
Aktivitas mahasiswa FKIP saat
tidak ada perkuliahan memang
beragam, namun sebagian besar tidak
melakukan aktivitas untuk membaca.
Kampus yang semestinya menjadi
wahana pengembangan ilmu
Histogram 1: Motivasi membaca pengetahuan dengan kegiatan-kegiatan
mahasiswa yang mengarah pada
2) Aktivitas mahasiswa dikampus kegiatan-kegiatan yang positif seperti
diluar waktu kuliah membaca dan berdiskusi justru tidak
Aktivitas mahasiswa selama nampak, yang terjadi sebaliknya
dikampus diluar jam perkuliahan sebagian besar mahasiswa lebih banyak
bermacam- macam, khususnya pada memegang HP bukan buku dan
waktu-waktu pergantian mata kuliah membaca SMS-an atau ngobrol hal-hal
atau mata kuliah kosong, ditanya jika yang tidak ada kaitannya dengan ilmu
mata kuliah kosong atau pergantian jam pengetahuan. Penjelasan lebih lanjut
kuliah yang paling banyak dilakukan tentang aktivitas mahsiswa FKIP di
oleh mahasiswa adalah duduk di depan waktu senggang atau pergantian jam
kelas sambil menunggu dosen 29.26% mata kuliah dapat di lihat di tabel
atau duduk-duduk di gazebo sambil berikut ini:
ngobrol dengan teman sebayak
23.17%, hanya 14.63% mahasiswa yang
memanfaatkan waktu luang untuk
membaca buku atau pergi ke
perpustakaan. Hal ini dikuatkan dengan
hasil pengamatan keseharian dimana
mahasiswa FKIP cukup banyak yang

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


74 |

gambarnya untuk menguatkan pesan,


sehingga membacanya jenuh, kalau
bukan untuk ujian atau mengerjakan
tugas mahasiswa enggan membaca
buku-buku mata kuliah”.
Dari catatan diatas, ada
pertanyaan menarik mengapa buku-
buku populer lebih diminati mahasiswa
untuk dibaca, setelah dilakukan studi
Histogram 2: Aktivitas mahasiswa FKIP lapangan dan wawancara lepas
terhadap mahasiwa ditemukan bahwa
3) Buku yang diminati mahasiswa buku-buku populer informasinya lebih
FKIP baru (update), judul buku lebih menarik,
Buku yang paling disukai untuk isinya cendrung bervariatif, misal
dibaca oleh mahasiswa FKIP adalah disertai dengan gambar, teks yang tidak
jenis buku-buku popular (buku politik, monoton, bahkan ada yang dilengkapi
buku pelatihan, buku pendidikan dengan warna-warna yang menguatkan
popular, buku- buku motivasi) sebanyak pesan. Sementara motivasi membaca
35.36%, hal ini sebagaimana di mahasiswa FKIP khususnya membaca
ungkapkan oleh AH; buku yang paling buku mata kuliah masih cendrung
sering saya baca adalah buku-buku didorong oleh faktor eksternal (bentuk
populer, seperti buku revolusi belajar, tulisan, bahasa yang digunakan,
kiat menjadi pengusaha atau buku- gambar, font huruf dan lain sebagainya)
buku motivasi” selain dari buku-buku hal ini dapat dilihat dari pernyataan
populer, teks yang diminati mahasiswa mahasiswa yang mempersoalkan
untuk dibaca adalah koran yaitu 35.36%. tentang besar-kecil huruf, gambar
Sementara buku mata kuliah hanya dan isi yang tidak kaku. Oleh sebab
sebagian kecil yang menyukai untuk itu dorongan eksternal harus menjadai
dibaca yaitu 21.95%. hal yang menarik perhatian serius bagi penulis buku. Buku
untuk di kaji lebih dalam mengapa yang hendak disusun hendaknya
mahasiswa tidak begitu menyukai memperhatikan faktor-faktor tersebut,
membaca buku-buku mata kuliah, karena minat baca mahasiswa lebih
ketika ditanya mengapa kurang begitu dominan dipengaruhi oleh faktor dari
menyukai membaca buku mata kuliah luar.
jawaban mahasiswa beragam, misalnya
SN menyatakan “buku mata kuliah
terlalu kaku, bahasanya sulit dipahami”
lebih lanjut SN mengungkapkan buku
mata kuliah kebanyakan tulisan, trus
tulisannya kecil-kecil sehingga
membacanya mata jadinya pegel”.
Alasan serupa diungkapkan DE “buku
mata kuliah kebanyakan monoton dan
isinya hanya tulisan, jarang ada gambar- Histogram 3: Bacaan yang diminati

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu


| 75

Hal yang menarik dari tampilan 4) Waktu yang dipergunakan


data diatas adalah jurnal yang mahasiswa untuk membaca
seharusnya menjadi bacaan mahasiswa Intensitas waktu yang
justru menempati urutan terakhir yaitu diluangkan seseorang dalam membaca
3,65%, mahasiswa kurang begitu dapat mengidikasikan orang tersebut
menyukai untuk membaca jurnal. Jurnal memiliki minat baca tinggi atau tidak,
dianggap mahasiswa sebagai bacaan seseorang yang menyempatkan untuk
yang membosankan, sulit didapat dan membaca tiap harinya dapat di
bahasanya susah dipahami. Data indikasikan bahwa dia memiliki motivasi
tersebut dikuatkan juga oleh oleh yang tinggi untuk belajar menambah
pernyataan UK “jurnal susah wawasan dan ilmu pengetahuan,
didapatkan, apalagi bahasa yang sementara seseorang yang memiliki
digunakan sangat membosankan”. intensitas membaca yang tidak stabil
Yang lebih ironi lagi adalah cenderung kurang memiliki motivasi
pernyataan UT yang masih kebingungan yang tinggi untuk membaca.
membedakan antara jurnal dan Membaca lebih menuntut pada
makalah. kesadaran seseorang untuk belajar, jika
Ditanya jumlah buku yang seseorang memiliki kesadaran dalam
dibaca tiap bulannya sebagian membaca tentu dia memiliki kominten
mahasiswa menjawab antara 1-2 buku untuk meluangkan waktu yang
sebanyak 51,21%, namun kebanyakan dimilikinya. Sementara seseorang yang
buku yang dibaca adalah buku popular intensitas kurang dan dan komitmen
dan novel dan buku mata kuliah. yang lemah mengindikasikan bahwa
Sementara 42,68% membaca buku masih ada keterpaksaan dan dorongan
kurang dari 1 buku per-bulan, bahkan dari luar untuk membaca.
ada yang tidak menyempatkan diri Jika dilihat waktu yang
untuk membaca buku dalam waktu satu disishkan oleh mahasiswa dalam
bulan. Seperti yang dinyatakan MB; saya membaca buku relatif masih rendah,
hampir tidak perna membaca buku, yaitu sebanyak 58.53% menjawab
kecuali menjelang ujian, itupun hanya waktu yang di sisihkan untuk membaca
buku catatan saat perkuliahan” tiap harinya kurang dari 1 jam,
(sembari senyum-senyum malu). sementara 36.58% menjawab 1-2 jam
per hari dan 3.65% yang meluangkan
waktu lebih dari 2 jam untuk
membaca tiap harinya. Ketika
mahasiswa ditanya lebih dalam tentang
waktu yang mereka luangkan untuk
membaca per harinya, ada beberapa
mahasiswa yang tidak meluangkan
waktu untuk membaca tiap harinya,
seperti yang di ungkapkan oleh DN
Tabel 4: Buku yang dibaca mahasiswa per- “saya tidak mesti membaca tiap hari,
bulan. tergantung situasi” NN menambahkan
“membaca tidak mesti tiap hari ada,

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


76 |

kadang-kadang baca tapi lebih ”dikampus suasananya tidak kondusip


banyaknya tidak baca sih”. untuk membaca karena banyak
gangguan dari teman-teman”.
Sedangkan dilihat dari fasilitas yang
disediakan oleh kampus baik sarana-
prasarana untuk membaca seperti
gazebo, kursi, perpustakaan cukup
memadai dan kondusif untuk
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk
membaca.
Histogram 5: Waktu yang dipergunakan
mahasiswa untuk membaca

5) Faktor yang menghambat Simpulan


mahasiswa dalam membaca Berdasarkan hasil analisis data
Dari paparan data diatas dapat dan pembahasan hasil penelitian dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang ditarik kesimpulan sebagai berikut;
menghambat mahasiswa dalam Pertama, minat membaca
membaca, faktor yang paling besar mahasiswa FKIP UNIB, secara umum
adalah berasal dari dalam diri termasuk dalam kategori rendah, hal ini
mahasiswa yang ditunjukan dengan ditunjukan dengan angka 79.20%
kebiasaan atau kegemaran membaca mahasiswa kadang-kadang memiliki
yang sangat rendah. Sesuatu yang keinginan membaca. Jawaban kadang-
digemari pasti diminati, jika seseorang kadang setelah ditelusur lebih jauh
memiliki kegemaran membaca bisa condong ke tidak memiliki minat untuk
diasumsikan bahwa dia memiliki minat membaca.
yang tinggi untuk membaca. Membaca Kedua; aktivitas mahasiswa
bukan sesuatu yang menjadi kebiasaan dikampus diluar waktu kuliah bermacam-
atau gaya hidup bagi mahasiswa FKIP, macam, namun yang aktivitas yang
hal ini ditunjukan dengan porsi waktu paling banyak dilakukan adalah
yang sangat sedikit disishkan oleh menunggu di depan kelas atau sedikit
mahaasiswa untuk membaca. sekali mahasiswa yang memanfaatkan
Sementara faktor yang dari luar adalah waktu luang untuk membaca buku atau
jenis bahan bacaan, mahasiswa kurang ke berkunjung ke perpustakaan.
berminat membaca buku-buku yang Ketiga, buku yang paling disukai
mata kuliah/ teks ilmiah dengan mahasiswa FKIP untuk dibaca adalah
beberapa alasan seperti bahasanya sulit jenis buku-buku popular (buku
dipahami, layout buku yang kurang politik, buku pelatihan, buku
menarik dan teks ilmiah kaku dan pendidikan popular, buku-buku
membosankan. Lingkungan kampus juga motivasi) sedangkan untuk teks ilmiah
menjadi faktor yang menghambat kurang diminati karena beberapa hal
mahasiswa dalam membaca, namun diantaranya tulisannya terlalu kaku,
yang dimaksud dengan lingkungan ini bahasanya sulit dipahami, layout yang
adalah lebih pada suasana, tidak menarik dan lain-lain.
sebagaimana diungkapkan oleh NN

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu


| 77

Keempat, intensitas waktu yang Djiwandono, M. Soenardi. 1996.Tes


diluangkan mahasiswa dalam membaca Bahasa dalam Pengajaran.
Jika dilihat waktu yang disishkan oleh (Bandung: Penerbit ITB Bandung.
mahasiswa dalam membaca buku relatif Doman, Glenn J. dan Janet Doman, How
rendah, yaitu kurang dari 1 jam tiap to Teach Your Baby to Read,
harinya bahkan ada yang tidak perna Philadelpia: Gentle Revolution
sama sekali meluangkan waktu untuk Press.
membaca.kecuali saat-saat menjelang
ujian. Kelima, faktor yang menghambat Farr, R. 1984. Reading: Trends an
mahasiswa dalam membaca, yang paling Challenges. Washington D.C.:
besar adalah berasal dari dalam diri National Education Association.
mahasiswa yang ditunjukan dengan 1984
kebiasaan atau kegemaran membaca Hardianto, Deni. “Studi tentang Minat
yang sangat rendah. Membaca bukan Baca Mahasiswa Fakultas
sesuatu yang menjadi kebiasaan atau Keguruan dan Ilmu Pendidikan
gaya hidup bagi mahasiswa FKIP. UNIB” Majalah Ilmiah
Sementara faktor yang dari luar Pembelajaran No. 1 Tahun 2011.
(eksternal) adalah jenis bahan bacaan, Bengkulukarta
mahasiswa kurang berminat membaca
buku-buku yang mata kuliah/ teks ilmiah Listiyono, Agus, “Potret Kelam Itu
dengan beberapa alasan seperti Bernama Buku Pelajaran Sekolah”
bahasanya sulit dipahami, layout buku dalam Kompas, 1 November
yang kurang menarik dan teks ilmiah 2009.
kaku dan membosankan. Lingkungan Ma'mun, Abin Shamsuddin. 2003.
kampus juga menjadi faktor yang Psikologi Perkembangan.
menghambat mahasiswa dalam Bandung: PT Remadja Rosda
membaca, namun yang dimaksud Karya.
dengan lingkungan ini adalah lebih pada
Marzano, R.J. 1992. A Different Kind of
suasana yang kurang kondusif.
Classroom, Teaching with the
Dimensions of Learning
Daftar Pustaka Alexandria, VA: Association for
Basuki, Imam Agus. 2011. “Minat baca Supervision and Curriculum
Pemahaman peserta didik Development.
Sekolah dasar SD Berdasarkan Tes Mullis, Ina V.S., Michael O. Martin, Pierre
Internasional dan Tes Lokal” Foy, and Kathleen T. Drucker.
BAHASA DAN SENI, Tahun 39, 2011. PIRLs 2011 International
Nomor 2 hh.202-212 Results in Reading. Chestnut Hill,
Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu. MA: International Association for
2013. Profil Pendidikan Provinsi the Evaluation of Educational
Bengkulu. Bengkulu. Dispendik Achievement (IEA).
Provinsi Bengkulu.

Wacana, Vol 14, No. 1, Januari 2016


78 |

Siswati, “Siswati, Minat Membaca pada Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori


Mahasiswa (Studi Deskriptif pada Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Mahasiswa Fakultas Psikologi Gajah MadaUniversity Pres.
Undip Semester I”. Jurnal Rakhmad, Jalaludin. 2004. Psikologi
Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Komunikasi. Bandung : Remaja
Oktober 2010, Semarang. Rosda karya
Slavin, Robert E.. Educational Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori,
Psychology: Teory and Practice . Metode, danTeknik Penelitian
Boston, MA: Pearson Education. Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Suparno, Khaerudin Kurniawan, Benny Pelajar.
Widaryanto. 2006. Proses Belajar Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra.
Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Padang: Angkasa Raya.
Indonesia pada Jenjang
Pendidikan Dasar (Jakarta: Badan Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian
Penelitian dan Pengembangan Sastra. Bandung: Alfabeta.
Syamsi, Kastam, Esti Swatika Sari, dan Suharianto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori
Setyawan Pujiono, 2013. Sastra. Surakarta : Widia Duta
“Pengembangan Model Buku Ajar Sumanto. 2014. Psikologi Umum.
Membaca Berdasarkan Yogyakarta: CAPS.
Pendekatan Proses Bagi peserta
didik SMP” Cakrawala Tarigan, Guntur. 1986. Prinsip-Prinsip
Pendidikan, Februari 2013, Th. Dasar Sastra. Bandung: Angkasa
XXXII, No. 1. hh. 82-85 Bandung.

Tierney, R. J., Carter, M., & Desai, L. Tuloli, Nani. 2000. Kajian Sastra.
1991. Portfolio assessment in the Gorontalo: Nurul Jannah
reading writing classroom. Wediastuti, Wenefrida. 2011. Konflik
Norwood, MA: Christopher Batin Tokoh Utama dalam Novel
Gordon Publishers, Inc. Perahu Kertas Karya Dewi Lestari.
Tilaar, H.A.R. 1999. Pendidikan, Semarang: IKIP PGRI Semarang.
Kebudayaan, dan Masyarakat
Madani Bandung: Remadja Rosda
Karya.
Zuchdi , Darmiyati & Budiasih. 2004.
Pendidikan bahasa Indonesia dan
Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian
Proyek Pengembangan
Pendidikan Sekolah Dasar.

Gumono- Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai