Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pendidikan

19 Februari 2009
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT BACA SISWA SMP

Filed under: Uncategorized — makalah2009 @ 2:39 pm


Abstrak:
Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap membaca, karena bila bahan bacaan
atau tulisan yang akan dibaca tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan
membacanya dengan sepenuh hati dan perasaannya, karena tidak ada daya tarik dari
bahan bacaan tersebut. Siswa dalam melakukan kegiatan membaca sangat
membutuhkan dorongan, rangsangan, motivasi dan penguatan. Pemberian penguatan
membaca pada siswa akan memberikan dampak positif, yaitu membuat siswa terdorong
untuk mengulangi kegiatan membaca secara kontinu. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat diduga bahwa terdapat hubungan positif antara penguatan membaca dengan minat
baca siswa.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Minat Baca

A. Pendahuluan

Sistem dan mutu pendidikan di negara kita saat ini sedang menghadapi berbagai
masalah yang akhir-akhir ini selalu diungkap di beberapa media. Masalah yang paling
menonjol adalah rendahnya mutu pendidikan kita sehingga masalah ini banyak
mendapat sorotan, baik dari masyarakat pendidikan itu sendiri maupun masyarakat
luar.

Rendahnya mutu pendidikan maka menyebabkan kualitas lulusan yang dihasilkan


oleh lembaga pendidikan patut dipertanyakan oleh masyarakat. Hal ini bertentangan
dengan tujuan pendidikan itu sendiri, yakni pendidikan sebagai pilar utama dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan
suatu usaha dalam rangka mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik di
dalam maupun di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Dalam berbagai diskusi
tentang pendidikan, seringkali dibahas dan disinggung mengenai mutu pendidikan.
Mutu pendidikan yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Pencapaian tujuan pendidikan yang dalam hal ini pencapaian prestasi belajar
peserta didik sulit tercapai jika hanya didukung oleh faktor-faktor eksternal, seperti
profesionalisme guru, kelengkapan sarana belajar, keberadaan sumber belajar dan
sebagainya, tanpa didukung oleh faktor-faktor internal, seperti minat dan motivasi
peserta didik untuk mempelajari atau membaca materi yang akan maupun yang telah
diberikan oleh guru. Upaya peningkatan minat belajar peserta didik difokuskan pada
pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan mengasumsikan bahwa untuk
meningkatkan minat belajar, metode mengajar perlu diperbaiki dan lebih profesional.
Hasil pembelajaran yang optimal dapat diperoleh bila pengelola pengajaran di sekolah
dilakukan secara profesional, termasuk kemampuan para guru melakukan berbagai
pendekatan yang variatif dalam mengajar sehingga peserta didik merasa tertarik dan
terpanggil untuk lebih giat belajar khususnya membaca.

Secara khusus pada pelajaran membaca untuk siswa yang dipentingkan adalah
melihat dan mendengarkan dengan baik bacaan yang diberikan. Kegiatan membaca
siswa sangat membantu dan menunjang kegiatan belajar untuk mata pelajaran yang
lain di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, minat baca sangat berarti khususnya bagi
peserta didik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman maupun pengetahuan
secara umum tentang pelajaran yang diberikan.

Secara umum bahwa salah satu sarana dan wadah dalam upaya peningkatan
pengetahuan dalam rangka menguasai informasi dan perkembangan teknologi adalah
kegiatan membaca. Kegiatan membaca ini merupakan penulusuran pengalaman
pembelajaran melalui bahan bacaan. Manfaat dari kegiatan membaca telah banyak
dikemukakan oleh para pakar, namun kegiatan membaca sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang membuat seseorang terhalang bahkan tidak melakukan kegiatan
ini.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam tulisan ini dikemukakan beberapa faktor
penyebab rendahnya minat baca siswa SMP, dalam hal ini akan dilihat hubungan
antara motivasi belajar dengan minat baca siswa SMP.
B. Pengertian Membaca

Hodgson (Tarigan, 1994 : 7) mengatakan bahwa membaca adalah merupakan


suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Jika hal ini tidak terpenuhi, maka kesan yang tersurat dan tersirat akan tertangkap atau
dipahami dan proses membaca ini tidak akan terlaksana dengan baik.

Beberapa definisi tentang membaca yang dikemukakan para ahli, antara lain :

a. Membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis.


Membaca melibatkan penglihatan, jarak mata, pembicaraan batin, ingatan,
pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya
(Cole dalam Wiryodijoyo, 1985 : 189).

b. Membaca adalah proses mendapatkan arti kata-kata tertulis (Heilman dalam


Wiryodijoyo, 1989 : 1)

c. Membaca adalah memetik arti serta memahami arti atau makna yang terkandung
dalam bahasa tertulis (Finachiro dan Bonomo dalam Tarigan, 1985 :

d. Membaca adalah proses membentuk arti teks-teks tertulis (Anderson, Richardo


dalam Wiryodijoyo, 1989 : 1)

e. Membaca adalah memetik proses membentuk arti dari teks-teks yang terkandung
dalam tertulis. (Finachiro dan Bonomo dalam Tarigan, 1985 :

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca


adalah suatu proses berpikir yang termasuk didalamnya menceritakan, menafsirkan arti
dan lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan gerak mata, pembicara
batin, dan ingatan.
C. Pengertian Minat Baca

Pengertian minat pada pembahasan ini lebih diarahkan untuk memaknai


pengertian minat membaca, yaitu minat yang melekat pada diri siswa untuk membaca
dengan baik sebagai hasil dari suatu respon psikis. Jadi, minat yang dimaksud adalah
minat untuk membaca sebagai respon yang diberikan dalam kapasitasnya sebagai
siswa yang dituntut untuk senantiasa membaca. Sedangkan menurut Poerwadarminta
(1996) menjelaskan bahwa minat adalah perhatian kesukaan, atau kecenderungan hati
kepada sesuatu, atau suatu keinginan. Jadi pengertian yang umum adalah usaha kecil
menuju pelaksanaan sesuatu keinginan.

Dalam minat terdapat unsur aktif, seperti yang dikemukakan oleh Patty, (1982),
yaitu:

Minat merupakan usaha aktif menuju kepada pelaksanaan suatu tujuan, dimana tujuan itu pada
umumnya merupakan titik akhir dari pada gerakan menuju ke suatu arah untuk melaksanakan
tujuan itu sendiri sehingga merupakan usaha dari pelaksanaan suatu tujuan.

Pengertian lain ditulis oleh Slameto (1995) bahwa minat merupakan suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan kepada suatu hal atau objek, atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. Dengan demikian, minat adalah rasa ketertarikan terhadap sesuatu
atau objek tertentu. Seseorang akan berminat pada suatu hal, aktivitas atau objek, jika
menyukai atau mempunyai kepentingan terhadap sesuatu tersebut. Dalam hal
membaca, siswa berminat untuk membaca jika merasa bahwa membaca adalah
sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi dirinya baik di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang.

Adapun pandangan lain tentang minat dijelaskan oleh Sukardi (1988) bahwa
“Minat adalah perangkat mental yang dapat mengarahkan seseorang untuk sampai
pada suatu pilihan”. Keberadaan minat seseorang dan kekuatannya hanya dapat
dideteksi apabila sudah terwujud dalam bentuk perasaan atau sikap. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Soemanto (1980), yaitu “minat adalah sikap yang
terus menerus menyertai perhatian seseorang dalam memilih objek yang menarik,
perasaanlah yang menentukan aktifitas kegemaran bagi seseorang sehingga
melakukan sesuatu dan motivasi tertentu yang mengarahkan perilaku ke arah sasaran
atau arah tujuan yang diinginkan”.

Dari berbagai pengertian minat yang telah disebutkan di atas, terdapat sifat-sifat
yang tersirat dan tersurat dalam minat sebagai berikut:

a. Diarahkan pada suatu tujuan yang berarti usaha untuk mendapatkan keharmonisan
hidup.

b. Kesesuaian dengan tujuan meskipun tujuan itu tidak diketahui dan tidak dapat
dicapai dengan segera.

c. Bersifat sejenis dan tidak bersifat individual.

d. Bersifat pembawaan, namun tetap dapat dikembangkan.

e. Tingkatan yang lebih tinggi dalam minat adalah kemauan, karena sudah mengarah
kepada usaha menuju pelaksanaan.

Berdasarkan sifat-sifat minat tersebut, minat siswa yang dimaksudkan di sini


adalah minat pada derajat kemauan. Artinya, minat siswa harus sampai kepada tingkat
pelaksanaan berdasarkan kemauannya sendiri. Seluruh pengertian-pengertian tentang
minat yang telah dikemukakan, maka pengertian minat yang dibahas di sini adalah
minat siswa dalam belajar khususnya minat dalam membaca baik di lingkungan
keluarga maupun di lingkungan sekolah.

Sesuai dengan pengertian minat yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa


pada hakikatnya minat merupakan kecenderungan dan kemauan seseorang terhadap
sesuatu yang menarik perhatiannya sehingga menimbulkan perasaan suka dan senang
terhadap sesuatu, salah satu diantaranya adalah aktivitas membaca. Aktivitas
membaca menurut Porwadarminta (1996) diartikan sebagai “melihat tulisan dan
mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis”.
Berdasarkan pengertian minat dan membaca maka minat membaca dapat
diartikan sebagai adanya kecenderungan, perhatian dan keinginan untuk melihat tulisan
atau bacaan, lebih mengetahui atau mendalami apa yang dibaca dengan baik. Minat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap membaca, karena bila bahan bacaan atau
tulisan yang akan dibaca tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan
membacanya dengan sepenuh hati dan perasaannya, karena tidak ada daya tarik dari
bahan bacaan tersebut.

Menurut Meckel (Abd. Rahman, dkk., 1985) membedakan minat baca menjadi dua
yaitu:

1. Minat baca spontan: Kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan, inisiatif
pribadi sendiri tanpa terpengaruh dari pihak luar atau pihak lain.

2. Minat baca terpola ialah kegiatan membaca yang dilakukan sebagai hasil atau akibat
pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang
terpola, terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan pengertian minat baca yang disebutkan di atas, maka minat pada
dasarnya adalah suatu kecenderungan, keinginan, kemauan dan motivasi yang tinggi
untuk senantiasa melakukan kegiatan membaca, baik yang muncul dari minat baca
spontan maupun minat baca terpola.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat
baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri.
Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan
sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan
kecenderungan untuk selalu membaca.
Dalam rangka menumbuhkan minat membaca sebagai suatu kebiasaan pada
siswa, maka proses terbentuknya kebiasaan membaca memakan waktu yang cukup
lama, karena proses terbentuknya minat baca seseorang selain dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang telah disebutkan diatas, juga secara khusus dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut:

1). Faktor sosiologis

Lingkungan rumah tangga dapat menjadi faktor pendorong dan penghambat


timbulnya minat baca seseorang. Dengan tersedianya beberapa bahan bacaan dan
berbagai tulisan dalam lingkungan rumah tangga akan merangsang daya visual dan
motoris anak-anak untuk sekedar mengenali buku, dan untuk taraf selanjutnya akan
tertarik untuk membacanya. Demikian halnya pada lingkungan sekolah dan suasana
lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan akan mendorong timbulnya minat baca siswa. Lingkungan
masyarakat juga dapat mendorong terciptanya siswa gemar membaca, apabila
masyarakat tersebut sudah terbiasa memanfaatkan kesempatan untuk membaca,
misalnya pada saat menunggu di stasiun, bus dan sebagainya. Jika siswa berada pada
lingkungan sekelompok masyarakat yang gemar membaca, maka siswa tersebut juga
akan tertarik dan terbiasa untuk selalu membaca.

2). Faktor psikologis

Siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya melalui bahan bacaan jika topik, isi,
pokok persoalan, tingkat kesulitan dan penyajiannya sesuai dengan karakter individu
mereka. Berdasarkan faktor psikologis ini, maka setiap siswa memiliki kebutuhan dan
kepentingan individual yang berbeda dengan siswa lain. Perbedaan itu akan
berpengaruhi pilihan dan minat membaca individu, sehingga setiap individu memiliki
bahan bacaan sesuai dengan karakter, minat dan kepentingannya sendiri.

1. Tujuan yang hendak dicapai


Tujuan untuk membaca sangat diperlukan bagi siswa dalam rangka meningkatkan
minat baca. Salah tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan
dari buku atau bahan-bahan yang tertulis lainnya. Untuk memahami suatu mata
pelajaran tertentu, maka siswa dituntut untuk belajar. Informasi yang mendukung dalam
belajar adalah berupa bahan-bahan yang tertulis yang mengharuskan kegiatan
membaca sehingga apa yang dibutuhkan dapat tercapai.

2. Tersedianya sarana perpustakaan

Perpustakaan merupakan sarana yang mengantar siswa ke dunia yang lebih luas,
sebagai media yang dapat menghubungkan segala peristiwa pada masa lalu, sekarang
dan masa yang akan datang. Keberadaan perpustakaan sangat diperlukan karena
perpustakaan dapat memberikan segala kebutuhan minat siswa, khususnya minat
siswa dalam membaca koleksi-koleksi perpustakaan tersebut.

3. Bentuk pelayanan

Koleksi perpustakaan harus ditata rapi pada tempatnya agar lebih mudah
dimanfaatkan oleh pembaca. Pelayanan yang baik akan berimplikasi pada
meningkatnya minat baca siswa untuk melakukan kegiatan membaca. Pelayanan yang
dimaksudkan di sini adalah sikap staf perpustakaan yang ramah, berpengetahuan luas
dan mempunyai sikap informasi dari setiap jenis pustaka. Pelayanan dapat dikatakan
baik jika apa yang ditargetkan dari sasaran pokok dari pelayanan tercapai yaitu
meningkatnya minat baca siswa.

4. Kualitas koleksi perpustakaan

Kualitas koleksi perpustakaan sangat mempengaruhi minat, kemauan dan


kebiasaan siswa untuk selalu masuk perpustakaan. Jika suatu perpustakaan telah
berhasil mengoleksi buku-buku bacaan berkualitas, membangun opini dan
mempengaruhi siswa untuk masuk perpustakaan maka kemungkinan besar siswa akan
terbiasa membaca dan pengetahuannya akan semakin bertambah.
Minat membaca merupakan salah satu karakter yang harus dibentuk dalam diri
siswa karena bagaimanapun kegiatan membaca merupakan bagian penting dalam
belajar. Berdasarkan hal tersebut maka guru harus memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para siswa untuk mencari bahan-bahan bacaan yang
berkualitas guna mengembangkan penguasaan bahasa dan meningkatkan
pengetahuan mereka. Keaktifan membaca akan membantu anak didik dalam cara dan
metode belajar yang efektif dan efisien, baik dengan berkelompok maupun secara
individu.

D. Penutup
Kegiatan membaca merupakan bagian dari proses belajar yang membangun
pemahaman baik dari teks yang tertulis maupun dari lingkungan belajar siswa. Hal ini
berarti kegiatan membaca berkaitan erat dengan bahan-bahan bacaan, fasilitas dan
lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu dapat diperkirakan bahwa terdapat hubungan
positif antara lingkungan belajar dengan minat baca siswa.

Siswa dalam melakukan kegiatan membaca sangat membutuhkan dorongan,


rangsangan, motivasi dan penguatan. Pemberian penguatan membaca pada siswa
akan memberikan dampak positif, yaitu membuat siswa terdorong untuk mengulangi
kegiatan membaca secara kontinu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diduga
bahwa terdapat hubungan positif antara penguatan membaca dengan minat baca
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Patty. 1982. Pengantar psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwadarminta, W. J. S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka
Rahman, Abd. 1985. Minat Baca SD di Jawa Timur. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdikbud.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Soemanto, Wasty. 1989. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bina Aksara.

Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara.

Tarigan, 1980. Membaca I. Depdikbud. Jakarta.

Tarigan, dkk. 1985. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Wiryodijoyo, Col. 1989. Membaca Strageti Pengantar Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.

Wiryodijoyo, Hieman. 1985. Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai