Abstract.
This article aims to determine the role of cooperative learning strategies in improving
reading skills. Because reading skills are an important aspect of the learning process.
Reading skills have an important purpose for students to obtain information that the teacher
wants to convey. In the context of learning, teachers can apply cooperative learning
strategies to improve reading skills for students. The cooperative learning strategy has steps
in its implementation that can help students improve their reading skills.
Abstrak.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi pembelajaran kooperatif
dalam meningkatkan keterampilan membaca. Karena keterampilan membaca merupakan
salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan membaca memiliki tujuan
yang penting bagi peserta didik memperoleh informasi yang ingin disampaikan oleh guru.
Dalam konteks pembelajaran, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan membaca bagi peserta didik. Strategi pembelajaran kooperatif
memiliki langkah-langkah dalam implementasinya yang dapat membantu peserta didik dalam
meningkatkan keterampilan membacanya.
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu lambang bunyi atau alat komunikasi yang dapat digunakan
oleh masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Salah satu sarana untuk
belajar bahasa adalah berkomunikasi. Kegiatan belajar bahasa merupakan hal penting untuk
dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa terdapat 4 aspek
yang terdiri dari keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis.
Pada penulisan artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai keterampilan membaca.
Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita dapat memahami berbagai hal
baru dan memperkaya wawasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca
berarti melihat dan memahami apa yang terdapat dalam tulisan. Hal ini selaras dengan
pendapat Sri Pratisi (2009) dalam Crawley dan Montain yang mengemukakan bahwa hakikat
membaca adalah sesuatu yang rumit dan melibatkan banyak hal karena tidak hanya sekadar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif. Membaca juga merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai
oleh setiap individu. Dalam membaca terdapat proses yang dilakukan dan digunakan oleh
pembaca untuk dapar memperoleh pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui bahasa
tulis (Tarigan, 2008). Sedangkan, menurut Somadoyo (2011: 1) membaca merupakan
kegiatan interaktif untuk memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Diperkuat
oleh pendapat Nuriadi (2008: 29) menyatakan bahwa membaca adalah proses yang
melibatkan aktivitas fisik dan mental.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
membaca merupakan sebuah proses untuk memperoleh informasi yang ingin disampaikan
melalui teks bacaan. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dalam membaca agar dapat
memhamai informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sri
Pratisi (2009) yang menjelaskan bahwa keterampilan membaca merupakan dasar bagi peserta
didik yang harus dikuasai agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dalam
konteks pembelajaran, guru memiliki peran penting mengenai proses membaca, yaitu
menciptakan pengalaman yang memperkenalkan dan memperluas kemampuan peserta didik
untuk memahami teks atau tulisan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca adalah untuk
memperoleh informasi agar sesuai dengan yang dibutuhkan, serta dapat memperkaya
wawasan dan memahami isi atau makna yang terkandung dalam bacaan, sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam mengintepretasikan suatu teks bacaan.
Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2008: 16) terdapat berbagai faktor
yang dapat memengaruhi keterampilan membaca, di antaranya sebagai berikut.
a) Faktor Intelegensi
Faktor ini didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri
dari pemahaman tentang situasi yang diberikan. Dalam konteks membaca,
seseorang yang memiliki tingkat intelegensi yang cukup tinggi dapat memahami
isi baca dengan cepat, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, faktor intelegensi
mampu memengaruhi keterampilan seseorang dalam membaca.
b) Faktor Lingkungan
Dalam faktor lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Latar belakang dan pengalaman siswa di lingkungan rumah
Lingkungan yang ada di sekitar anak akan sangat mempengaruhi
keterampilan dalam berbahasa dan membaca, terutama lingkungan rumah.
Anak yang kondisi rumahnya mendukung untuk membaca, seperti orang
tua yang gemar membaca, buku bacaan yang lengkap, serta fasilitas untuk
melakukan kegiatan membaca yang mendukung dapat berpengaruh pada
keinginan seorang anak untuk membaca.
Sosial ekonomi keluarga
Masih berhubungan dengan lingkungan rumah, tetapi dalam lingkup sosial
ekonomi keluarga. Hal ini dapat dilihat dari semakin tinggi status sosio
ekonomi keluarga, makan akan semakin tinggi kemampuan anak dalam
membaca. Karena sosial ekonomi keluarga yang tinggi akan memberikan
kesempatan membaca yang lebih banyak untuk sang anak melalui adanya
koleksi buku bacaan yang lengkap dan fasilitas yang mendukung, maka
anak akan memiliki keterampilan membaca yang tinggi.
c) Faktor Psikologis
Terdapat tiga hal dalam faktor psikologi yang dapat memengaruhi keterampilan
dalam membaca, yaitu sebagai berikut.
Motivasi
Motivasi merupakan sesuatu hal yang akan mendorong seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan. Dalam konteks membaca, orang tua dan guru
memiliki peran yang penting dalam menumbuhkan motivasi membaca
pada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mencontohkan terlebih dahulu
kegiatan membaca yang nantinya akan diikuti oleh sang anak tersebut.
Minat
Minat merupakan keinginan yang kuat dan disertai dengan usaha
seseorang dalam membaca. Minat ini dapat timbul apabila peserta didik
memiliki satu kesukaan genre yang ada pada buku bacaan, seperti
contohnya buku novel. Hal ini dapat menjadi suatu permulaan yang baik
untuk anak menumbuhkan minatnya dalam membaca.
Kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri
Seorang siswa yang mempunyai pengontrolan emosional pada tingkat
tertentu akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang
dibacanya.
Menurut Suprijono (2012: 65) terdapat beberapa langkah dalam penerapan strategi
pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.
1) Memperluas wawasan dan pengalaman peserta didik terkait membaca dan cara
memahami suatu teks bacaan.
2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa), serta berbagai makna dari kata-kata baru.
3) Mengajarkan cara memahami struktur-struktur kalimat, sehingga peserta didik
dapat memahami bagaimana membaca teks tersebut.
4) Mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca (comprehension skills) pada
peserta didik.
5) Membantu peserta didik untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca.
PENUTUP