Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Selvia Nanda Putri


Universitas Negeri Padang
Email: selvianandaputri30@gmail.com

Abstract.
This article aims to determine the role of cooperative learning strategies in improving
reading skills. Because reading skills are an important aspect of the learning process.
Reading skills have an important purpose for students to obtain information that the teacher
wants to convey. In the context of learning, teachers can apply cooperative learning

strategies to improve reading skills for students. The cooperative learning strategy has steps
in its implementation that can help students improve their reading skills.

Keywords: Reading Skills, Cooperative Learning.

Abstrak.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi pembelajaran kooperatif
dalam meningkatkan keterampilan membaca. Karena keterampilan membaca merupakan
salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan membaca memiliki tujuan
yang penting bagi peserta didik memperoleh informasi yang ingin disampaikan oleh guru.
Dalam konteks pembelajaran, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan membaca bagi peserta didik. Strategi pembelajaran kooperatif
memiliki langkah-langkah dalam implementasinya yang dapat membantu peserta didik dalam
meningkatkan keterampilan membacanya.

Kata kunci: Keterampilan Membaca, Pembelajaran Kooperatif

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu lambang bunyi atau alat komunikasi yang dapat digunakan
oleh masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Salah satu sarana untuk
belajar bahasa adalah berkomunikasi. Kegiatan belajar bahasa merupakan hal penting untuk
dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa terdapat 4 aspek
yang terdiri dari keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis.
Pada penulisan artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai keterampilan membaca.

Membaca merupakan salah satu kegiatan atau proses menerapkan sejumlah


keterampilan dalam mengolah kata atau teks bacaan dengan tujuan memahami isi dari bacaan
tersebut (Dalman, 2013: 1). Dalam pengertian lain, membaca dapat dikatakan sebagai sebuah
kegiatan untuk memperoleh informasi yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena
itu, sebagai seorang pembaca perlu untuk memahami teks bacaan, baik secara literal, kritis,
maupun kreatif. Selain memahami teks bacaan, seorang pembaca juga harus menentukan
tujuan dari kegiatan membaca agar informasi yang ingin diperoleh sesuai dengan tujuan
membaca. Pada umumnya, tujuan membaca terbagi menjadi tiga tujuan utama, yaitu (1)
membaca untuk studi, (2), membaca untuk usaha, dan (3) membaca untuk kesenangan
(Dalman, 2013: 2). Menentukan tujuan sebelum membaca akan mempermudah pembaca
dalam mencari bahan bacaan dan informasi yang dibutuhkan. Dalam bidang pendidikan,
membaca merupakan salah satu unsur penting untuk dapat memahami isi materi dalam buku
pelajaran. Dengan kata lain, keterampilan dalam membaca perlu untuk dimiliki oleh setiap
peserta didik maupun tenaga pendidik. Karena saat ini, masih banyak peserta didik yang
memiliki tingkat keterampilan membaca yang rendah. Hal ini sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran dan pengembangan diri pada peserta didik. Pada hakikatnya,
keterampilan membaca dapat meningkatkan wawasan mengenai pengetahuan baru yang
diperoleh melalui buku bacaan. Oleh karena itu, diperlukan metode atau strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pada peserta didik.

Menurut Obeka (2014) penggunaan strategi dalam pembelajaran merupakan faktor


penting guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa melalui keterampilan membacanya adalah strategi
pembelajaran kooperatif. Hal ini selaras dengan pendapat Studi Slavin (1990) yang
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan membaca. Dengan demikian, tujuan dari penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui bahwa strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
keterampilan membaca peserta didik.
PEMBAHASAN

Hakikat Keterampilan Membaca

Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita dapat memahami berbagai hal
baru dan memperkaya wawasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca
berarti melihat dan memahami apa yang terdapat dalam tulisan. Hal ini selaras dengan
pendapat Sri Pratisi (2009) dalam Crawley dan Montain yang mengemukakan bahwa hakikat
membaca adalah sesuatu yang rumit dan melibatkan banyak hal karena tidak hanya sekadar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif. Membaca juga merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai
oleh setiap individu. Dalam membaca terdapat proses yang dilakukan dan digunakan oleh
pembaca untuk dapar memperoleh pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui bahasa
tulis (Tarigan, 2008). Sedangkan, menurut Somadoyo (2011: 1) membaca merupakan
kegiatan interaktif untuk memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Diperkuat
oleh pendapat Nuriadi (2008: 29) menyatakan bahwa membaca adalah proses yang
melibatkan aktivitas fisik dan mental.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
membaca merupakan sebuah proses untuk memperoleh informasi yang ingin disampaikan
melalui teks bacaan. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dalam membaca agar dapat
memhamai informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sri
Pratisi (2009) yang menjelaskan bahwa keterampilan membaca merupakan dasar bagi peserta
didik yang harus dikuasai agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dalam
konteks pembelajaran, guru memiliki peran penting mengenai proses membaca, yaitu
menciptakan pengalaman yang memperkenalkan dan memperluas kemampuan peserta didik
untuk memahami teks atau tulisan.

Tujuan Keterampilan Membaca

Dalam mengimplementasikan kegiatan membaca tentunya perlu untuk mengetahui


tujuan dari membaca terlebih dahulu. Menurut Samsu Somadoyo (2011: 11) menjelaskan
bahwa tujuan utama dari membaca adalah untuk memperoleh pemahaman. Membaca dalam
konteks pemahaman merupakan kegiatan membaca yang di dalamnya terdapat usaha untuk
memhamai isi bacaan secara menyeluruh, sehingga informasi yang ada dapat tersampaikan
dengan baik. Adapun tujuan membaca Menurut Anderson (dalam Tarigan, 2008) terbagi
menjadi tujuh, di antaranya sebagai berikut.

1) Memperoleh perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).


2) Memperoleh gagasan atau ide utama (reading for main ideas).
3) Mengetahui susunan atau alur dalam sebuah cerita (reading for sequence or
organization).
4) Membaca dengan tujuan menyimpulkan isi yang terdapat dalam bacaan (reading for
inference).
5) Mengelompokkan atau mengklasifikasi jenis bacaan (reading to classify).
6) Menilai atau mengevaluasi isi bacaan (reading to evaluate).
7) Membandingkan isi bacaan dengan kehidupan nyata (reading to compare or contrast).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca adalah untuk
memperoleh informasi agar sesuai dengan yang dibutuhkan, serta dapat memperkaya
wawasan dan memahami isi atau makna yang terkandung dalam bacaan, sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam mengintepretasikan suatu teks bacaan.

Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca

Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2008: 16) terdapat berbagai faktor
yang dapat memengaruhi keterampilan membaca, di antaranya sebagai berikut.

a) Faktor Intelegensi
Faktor ini didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri
dari pemahaman tentang situasi yang diberikan. Dalam konteks membaca,
seseorang yang memiliki tingkat intelegensi yang cukup tinggi dapat memahami
isi baca dengan cepat, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, faktor intelegensi
mampu memengaruhi keterampilan seseorang dalam membaca.
b) Faktor Lingkungan
Dalam faktor lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
 Latar belakang dan pengalaman siswa di lingkungan rumah
Lingkungan yang ada di sekitar anak akan sangat mempengaruhi
keterampilan dalam berbahasa dan membaca, terutama lingkungan rumah.
Anak yang kondisi rumahnya mendukung untuk membaca, seperti orang
tua yang gemar membaca, buku bacaan yang lengkap, serta fasilitas untuk
melakukan kegiatan membaca yang mendukung dapat berpengaruh pada
keinginan seorang anak untuk membaca.
 Sosial ekonomi keluarga
Masih berhubungan dengan lingkungan rumah, tetapi dalam lingkup sosial
ekonomi keluarga. Hal ini dapat dilihat dari semakin tinggi status sosio
ekonomi keluarga, makan akan semakin tinggi kemampuan anak dalam
membaca. Karena sosial ekonomi keluarga yang tinggi akan memberikan
kesempatan membaca yang lebih banyak untuk sang anak melalui adanya
koleksi buku bacaan yang lengkap dan fasilitas yang mendukung, maka
anak akan memiliki keterampilan membaca yang tinggi.
c) Faktor Psikologis
Terdapat tiga hal dalam faktor psikologi yang dapat memengaruhi keterampilan
dalam membaca, yaitu sebagai berikut.
 Motivasi
Motivasi merupakan sesuatu hal yang akan mendorong seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan. Dalam konteks membaca, orang tua dan guru
memiliki peran yang penting dalam menumbuhkan motivasi membaca
pada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mencontohkan terlebih dahulu
kegiatan membaca yang nantinya akan diikuti oleh sang anak tersebut.
 Minat
Minat merupakan keinginan yang kuat dan disertai dengan usaha
seseorang dalam membaca. Minat ini dapat timbul apabila peserta didik
memiliki satu kesukaan genre yang ada pada buku bacaan, seperti
contohnya buku novel. Hal ini dapat menjadi suatu permulaan yang baik
untuk anak menumbuhkan minatnya dalam membaca.
 Kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri
Seorang siswa yang mempunyai pengontrolan emosional pada tingkat
tertentu akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang
dibacanya.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan membaca memerlukan


berbagai faktor untuk dapat menumbuhkan minat dalam membaca. Selain itu, untuk
mengembangkan keterampilan membaca bagi peserta didik dapat dilakukan dengan
penerapan metode atau strategi pembelajaran yang baik terkait hal tersebut, salah satu
contohnya adalah strategi pembelajaran kooperatif.

Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995) strategi pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai


sebuah kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat bekerja sama di dalam
kelompok-kelompok kecil yang telah dibagikan dengan tujuan mempelajari materi melalui
diskusi kelompok. Hal ini selaras dengan pendapat Reinhartz dan Beach (1997) yang
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah sebuah stratego yang
membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari konsep atau materi-
materi. Strategi pembelajaran kooperatif juga dapat dikatakan sebagai rangkaian kegiatan
pembelajaran yang pada prosesnya siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu
mendapatkan apresiasi dari keberhasilan kelompoknya (Henson dan Eller, 1999). Apresiasi
atau pemberian penghargaan ini dapat mendorong atau memotivasi siswa untuk bekerja sama
dan membantu satu sama lain. Karena dalam strategi pembelajaran kooperatif siswa diajarkan
untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab.

Pada dasarnya strategi pembelajaran kooperatif mempunyai dua tujuan, yaitu


kebaikan bersama dan kebaikan individu. Tujuan ini mempunyai makna filosofis, yaitu satu
untuk semua dan semua untuk satu (Cruickshank, Jenkins, dan Metcalf, 2006). Adapun tujuan
lain dari strategi pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.

1) Peningkatan prestasi akademik


Menurut Leighton (1990) terdapat tiga karakteristik yang memengaruhi
keberhasilan dalam peningkatan prestasi akademik melalui penerapan strategi
pembelajaran kooperatif, yaitu tujuan kelompok, tanggung jawab individu, dan
peluang untuk berhasil.
2) Penerimaan keragaman
Melalui strategi pembelajaran ini, terbuka peluang bagi siswa yang beragam
latarbelakang dan kondisi untuk saling bekerjasama dalam mencapai tujuan
bersama dengan menggunakan struktur penghargaan yaitu belajar menghargai
setiap yang lain (Suprihatiningrum, 2016).
3) Pengembangan keterampilan sosial
Guru dapat membantu membimbing beberapa keterampilan sosial yang penting
kepada siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif, seperti keterampilan
mengkomunikasikan gagasan dan perasaan, membuat pesan tertentu,
menyampaikan penghargaan, dan berpartisipasi (Borich, 1992).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi


pembelajaran kooperatif merupakan strategi atau metode yang implementasinya berupa
pembelajaran secara berkelompok. Dalam strategi pembelajaran ini siswa diajarkan untuk
dapat berinteraksi, berdiskusi, dan bekerja sama dalam kelompok.

Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono (2012: 65) terdapat beberapa langkah dalam penerapan strategi
pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.

1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik


2) Menyajikan informasi
3) Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar
4) Membantu kerja tim dan belajar
5) Mengevaluasi
6) Memberikan pengakuan atau penghargaan.

Langkah-langkah tersebut akan membantu peserta didik dalam memahami konsep


pembelajaran, serta menumbuhkan kemampuan bekerja sama dalam kelompok. Selain itu,
peserta didik juga dapat berpikir kritis dan saling membantu satu sama lain.

Peran Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca

Dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan membaca, guru dapat


menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan memiliki tanggung jawab sebagai
berikut.

1) Memperluas wawasan dan pengalaman peserta didik terkait membaca dan cara
memahami suatu teks bacaan.
2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa), serta berbagai makna dari kata-kata baru.
3) Mengajarkan cara memahami struktur-struktur kalimat, sehingga peserta didik
dapat memahami bagaimana membaca teks tersebut.
4) Mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca (comprehension skills) pada
peserta didik.
5) Membantu peserta didik untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi


pembelajaran kooperatif berperan penting dalam proses pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan keterampilan membaca. Melalui pembelajaran kooperatif peserta didik juga
dapat menumbuhkan minat membaca dengan ikut memahami materi yang disampaikan oleh
guru.

PENUTUP

Membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan


sikap-sikap baru. Membaca juga dapat diartikan bahwa membaca itu merupakan aktifitas
yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan
faktor luar. Selain itu, membaca juga dapat diartikan sebagai jenis kemampuan manusia
sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau
naluri yang dibawa sejak lahir. Dalam proses pembelajaran, membaca sangat diperlukan
untuk dapat memahami isi materi pembelajaran. Maka dari itu, peserta didik diharuskan
untuk menguasai keterampilan dalam membaca. Keterampilan membaca dapat ditingkatkan
melalui strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi
yang membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penerapannya, siswa dapat
menumbuhkan motivasi membaca dengan berdiskusi bersama kelompok dan saling
membantu satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Suryati. (2011). PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS III SD INPRES
LIMBUNG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Ariza Mahardika. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil
Belajar Tema 5 Kelas III SDN Purwantoro 2 Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Elvi Susanti. (2014). Keterampilan Membaca. IN MEDIA.
Endah Kusumawati. (2012). Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui
Pendekatan Pakem Siswa Kelas 1 SD Jomblangan Banguntapan Bantul. Universitas Negeri
Yogyakarta.
PERAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BACA BERGAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA Studi Kasus pada Peserta Didik Kelas 1
Madrasah Ibtidaiyah Pesantren Sabilil Muttaqien Hargomulyo. (n.d.).
Rahmah, A., Kusumawardani, S., Guru Sekolah Dasar, P., Ilmu Pendidikan, F., Muhammadiyah
Jakarta, U., Ahmad Dahlan, J. K., & Selatan, T. (n.d.). PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU (MEMBACA DAN MENULIS) DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR.
Ratna Juwita, S., Pd, M., & Pembelajaran, M. (n.d.). 9 BAHASA INDONESIA KETERAMPILAN
MEMBACA Kompetensi Dasar.
Syafitri Asmawati. (2022). Meningkatkan Keterampilan Membaca Huruf Hijaiyyah dengan
Menggunakan Media Kartu Mata Pelajaran PAI Kelas 1 SD Negeri I Popala Kecamatan
Togo Binongko. IAIN Kendari.
Wahyudin Nur Nasution. (2019). Strategi Pembelajaran Kooperatif. Widya Puspita.
 

Anda mungkin juga menyukai