B Syukroni Baso
19106901007
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Aplikasi Paradigma Metode
Pembelajaran membaca”.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Akmal Hamsa, M.
Pd. dosen mata kuliah Teori dan Metodologi Pengajaran”. yang sudah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh pembaca sehingga makalah
bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan tentang Aplikasi Paradigma
Metode Pembelajaran Membaca”.
.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud membaca
2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode membaca
3. Untuk mendenskripsikan strategi membaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Membaca
Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau
jalan. Edward Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada
suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis (sudah jelas kebenarannya),
sedangkan metode bersifat prosedural (langkah-langkah).
Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan suatu metode dalam
pembelajaran bahasa dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara
bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses
belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Lebih lanjut Sangidu memberikan batasan
metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan
penelitian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (2004: 14).
Menurut Salamun dalam (Sudrajat, 2009: 7) metode pembelajaran ialah sebuah
cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah
kondisi yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang
ingin dicapai.
Berdasarkan pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan
materi pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda.
Metode diajukan sebagai cara-cara yang dapat digunakan pendidik untuk
menyampaikan pesan (materi pelajaran) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
dikehendaki. Jika dengan metode tertentu suatu tujuan tidak tercapai maka harus mencari
atau menggunakan metode lain yang dapat mencapai suatu tujuan pendidikan. Metode
hanya merupakan alat bukan tujuan.
Pengertian metode menurut Tony Anthony dalam Akhlan Husen bahwa metode
adalah tingkat penerapan teori-teori yang didasarkan pada satu jenis pendekatan,
sehingga merupakan rancangan yang menyeluruh dari jenis ketrampilan apa yang
dikuasai yang belajar, materi-materi apa yang harus digunakan, serta bagaimana
penyusunan urutan materi penyajiannya (Supriatna, 1998: 87).
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara
guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri dari lima kegiatan
pokok. Kegiatan tersebut adalah:
1) Pemilihan bahan
2) Penyusunan bahan
3) Penyajian
4) Pemantapan dan
5) Penilaian formatif
Membaca pada hakikatnya suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir,
psikolingistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan symbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses
berfikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengajaran kata bisa berupa aktifitas membaca
kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan mountain, 1995).
Menurut Klein, dkk. (1996) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1)
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca
merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks
dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam
membentuk makna.
Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada
konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui
beberapa tujuan yang ingin dicapainya. Teks yang dibaca seseorang harus mudah
difahami (readible) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dengan teks (Rohim, 2007:
2-3).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode praktis
membaca adalah suatu pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan buku “Praktis
Membaca” yang disajikan untuk tahap pemula dalam belajar membaca.
Sebagai orang tua dan sekaligus sebagai pendidik harus memperhatikan metode
dan teknik sesuai dengan tingkat penguasaan anak.
Jika anak mulai bisa mengucapkan kata-kata bahkan sudah mulai bisa
berkomunikasi, dia akan selalu mempelajari apa yang sudah ditangkap melalui
indranya. Jika sudah mulai bersekolah, kemampuan berbahsa anak sudah mulai luas.
Apalagi kalau anak sudah mulai gemar membaca buku, kemampuan berbahasanya
semakin mantap karena bertambahnya pengetahuan (Supriatna, 1998: 19).
A. Simpulan
Membaca adalah berkomunikasisecara fleksibel sesuai dengan proseskognitif maupun
afektif yang terjadi.Membaca menuntut aktivitas berpikirnamun juga sesuatu yang dinikmati
danpatut dirayakan karena merupakan suatu pemuasan kebutuhan jiwa akan informasi,ilmu
pengetahuan, dan kearifan/ moral yang dapat membentuk karakter siswa. Oleh karena itu
pengajaran strategi membaca pemahaman untuk anak-anak perlu seimbang dengan
penumbuhan motivasi dan situasi menyenangkan untuk sikap gemar membaca. Strategi pra-
baca dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan ketertarikan membaca, strategi inti untuk
makin menarik pembaca, dan strategi pasca-baca untuk memotivasi mendapat kanbacaan
selanjutnya. Pelaksanaan pengajaran strategi-strategi membaca dapat dilakukan efektif
melalui variasi kreatif teknik/ alat-alat berpikir yang praktikal (contohnya antara lain seperti
yang disebutkan Torres dan Constain), maupun aplikasi yang dijadikan kebiasaan
kelas/manajemen kelas.Inovasi pembelajaran membaca ini dapat mendukung praktik di
sekolah dalam melaksanakan pembelajaran literasi pada Kurikulum 2013.
Semua strategi-strategi yang sudah dijelaskan dari awal sampai akhir kegiatan
membaca digunakan secara bersamaan saat membaca.Selain itu, kebutuhan strategi juga
muncul sesuai dengan jenis teks,kebutuhan materi, dan kebutuhan siswa.Para siswa
memiliki karakter tersendiri dantantangan berbeda-beda dalam kegiatanmembacanya,
sehingga strategi-strategi tertentu lah yang dapat mereka gunakan. Refleksi dapat diambil
dari penelitian Alharbi (2015)yang meneliti pada siswa dengan gaya belajar auditori dan
visual. Ternyata aktivitas membaca dalam hati berkelompok(group silent reading) dan
membaca nyaring berkelompok (grouporalreading) tidak terlalu signifikan terhadap gaya
belajar siswa.Gaya belajar tertentu berpotensi cocok dengan strategi jenis tertentu pula.
Namun demikian, ketika pengajaran menggunakan strategi sudah dilatihkan, di masa depan
siswa dapat memilih cara yang paling tepat secara mandiri karena sudah mempunyai
pengalaman menggunakan berbagai macam strategi.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi. Membaca Cepat Dan Efektif. Bandung; C.V Sinar Baru. 1987.
Djaja, Azis. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Pamekasan; STAIN Pamekasan press. 2006.
Adler, Mortiner J, dan Charles Van Doren. Cara Membaca Buku dan Memahaminya. Jakarta;
Pantja Simpati. 1986.