Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah: Teori dan Metodologi Pengajaran

Dosen : Dr. Akmal Hamsa, M. Pd.

APLIKASI PARADIGMA METODE PEMBELAJARAN


MEMBACA

B Syukroni Baso
19106901007

PROGRAM PASCASARJANA (S-3)


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Aplikasi Paradigma Metode
Pembelajaran membaca”.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Akmal Hamsa, M.
Pd. dosen mata kuliah Teori dan Metodologi Pengajaran”. yang sudah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh pembaca sehingga makalah
bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan tentang Aplikasi Paradigma
Metode Pembelajaran Membaca”.

.
 
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Keberhasilan anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak


ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak harus melakukan
aktivitas membaca guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Kemampuan
membaca ini tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses pembelajaran yang
sebagian merupakan tanggung jawab guru. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membacanya.
Banyak sekali informasi yang dapat digali dari kegiatan membaca. Orang yang banyak
membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang yang
jarang atau bahkan tidak pernah membaca. Melalui pengetahuan yang dimiliki itu, orang dapat
mengkomunikasikan kembali informasi yang dimiliki dalam bentuk lisan atau tulisan. Sehingga
dengan kata lain, membaca dapat membantu pula seseorang untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi dalam bentuk lain. Apalagi dalam masyarakat yang berteknologi modern seperti
sekarang ini, seseorang haruslah banyak membaca agar dapat mengikuti perkembangan dan
kemajuan teknologi karena kesulitan dalam membaca merupakan cacat yang serius dalam
kehidupan (Slamet, 2003: 74). Menumbuhkan minat membaca siswa dengan metode yang tepat,
dapat digunakan sebagai langkah awal dalam pembelajaran membaca.
Sering kita mengalami kesulitan dalam memahami sebuah buku atau bahan bacaan
lainnya. Tidak jarang untuk memahami sebuah bacaan, kita membaca lebih dari satu kali.
Mengapa demikian? Banyak orang yang membaca sebuah buku atau bacaan lain dengan cara
membaca keseluruhan bacaan itu sekaligus. Dengan cara itu, orang tersebut beranggapan akan
dapat memahami bacaan itu dengan baik. Ternyata anggapan tersebut tidak terlalu tepat. Untuk
memahami suatu bacaan, tidaklah sekedar membaca, tetapi memerlukan strategi yang tepat,
cepat, dan memperoleh hasil yang baik.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat yang ada dala latar maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa rumusan
masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apakah yang dimaksud membaca?
2. Bagaimanakah penerapan metode membaca?
3. Bagaimana strategi membaca?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud membaca
2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode membaca
3. Untuk mendenskripsikan strategi membaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Membaca

Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau
jalan. Edward Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada
suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis (sudah jelas kebenarannya),
sedangkan metode bersifat prosedural (langkah-langkah).
Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan suatu metode dalam
pembelajaran bahasa dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara
bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses
belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Lebih lanjut Sangidu memberikan batasan
metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan
penelitian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (2004: 14).
Menurut Salamun dalam (Sudrajat, 2009: 7) metode pembelajaran ialah sebuah
cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah
kondisi yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang
ingin dicapai.
Berdasarkan pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan
materi pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda.
Metode diajukan sebagai cara-cara yang dapat digunakan pendidik untuk
menyampaikan pesan (materi pelajaran) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
dikehendaki. Jika dengan metode tertentu suatu tujuan tidak tercapai maka harus mencari
atau menggunakan metode lain yang dapat mencapai suatu tujuan pendidikan. Metode
hanya merupakan alat bukan tujuan.
Pengertian metode menurut Tony Anthony dalam Akhlan Husen bahwa metode
adalah tingkat penerapan teori-teori yang didasarkan pada satu jenis pendekatan,
sehingga merupakan rancangan yang menyeluruh dari jenis ketrampilan apa yang
dikuasai yang belajar, materi-materi apa yang harus digunakan, serta bagaimana
penyusunan urutan materi penyajiannya (Supriatna, 1998: 87).
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara
guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri dari lima kegiatan
pokok. Kegiatan tersebut adalah:

1) Pemilihan bahan
2) Penyusunan bahan
3) Penyajian
4) Pemantapan dan
5) Penilaian formatif

Membaca pada hakikatnya suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir,
psikolingistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan symbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses
berfikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengajaran kata bisa berupa aktifitas membaca
kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan mountain, 1995).
Menurut Klein, dkk. (1996) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1)
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca
merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks
dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam
membentuk makna.
Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada
konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui
beberapa tujuan yang ingin dicapainya. Teks yang dibaca seseorang harus mudah
difahami (readible) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dengan teks (Rohim, 2007:
2-3).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode praktis
membaca adalah suatu pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan buku “Praktis
Membaca” yang disajikan untuk tahap pemula dalam belajar membaca.
Sebagai orang tua dan sekaligus sebagai pendidik harus memperhatikan metode
dan teknik sesuai dengan tingkat penguasaan anak.

2) Jenis-jenis Pelaksanaan Metode Praktis Membaca


Pelaksanaan metode praktis membaca dibagi menjadi dua tahap, yaitu membaca
permulaan tanpa buku dan membaca permulaan dengan buku. Membaca tanpa buku
diberikan dengan pertimbangan agar siswa hanya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan.
Misalnya menyimak cerita guru, Tanya jawab dengan guru, memperhatikan gambar yang
diperlihatkan guru, membicarakan gambar dan sebagainya (Supriatna, 1998: 62).
Dengan demikian secara pokok anak diharapkan telah mampu membaca kalimat
sederhana yang jumlah katanya paling banyak empat kata.

3) Langkah-langkah pelaksanaan metode praktis membaca


Pelaksanaan metode praktis membaca dibagi menjadi dua tahap yaitu:

a. Membaca permulaan tanpa buku


Pelajaran membaca permulaan tanpa buku dilaksanakan dengan pertimbangan
agar anak yang baru masuk sekolah tidak langsung dibebani dengan masalah-masalah
baru. Hal ini menjaga kemungkinan akan memberatkan diri anak serta mungkin pula
menjadi penyebab anak enggan pergi sekolah.
a. Cara Mengajarkan Membaca Tanpa Buku
Bertitik tolak pada perkembangan kemampuan anak, maka terlebih
dahulu kita lakukan pengamatan terhadap kemampuan berbahasa anak.
Kegiatan ini kita lakukan untuk menjajaki kalimat-kalimat jenis apa, kata-kata
dan istilah mana yang sering digunakan oleh anak-anak. Caranya ialah
memperhatikan pembicaraan pembicaraan spontan dari anak-anak pada waktu
mereka bermain-main sebelum pelajaran dimulai atau waktu luang dll.
b. Membaca permulaan dengan buku

Melalui membaca dapat mengembangkan berbagai nilai moral,


kemampuan bernalar, serta kreatifitas. Untuk kemampuan menulis tidak
diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat
menuliskan huruf sebagai lambing bunyi, siswa harus berlatih dari cara
memegang alat tulis serta mengerakkan tanganya dengan memperhatikan apa
yang harus dituliskan (di gambarkan).

B. Penerapan Metode Membaca

Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan beberapa hal yang berkaitan


dengan metode praktis membaca serta perkembangan bahasa. Maka dalam sub bab ini,
secara khusus penulis akan mengkaji penerapan metode membaca pada di RA
Mamba'us Sholihin Suci Manyar Gresik Kurikulum yang dikembangkan di Taman
kanak-kanak menekankan pada pengenalan dalam kegiatan berbahasa anak, misalnya
mengenalkan nama-nama anggota badan (kepala, tangan, kaki dan lain-lain) nama-
nama benda yang ada disekitar sekolah sebagai menambah perbendaharaan kosa kata
anak. Pada ketrampilan berbahsa dalam kegiatan menyimak dapat dibacakan cerita
atau dongeng yang akrab dengan telinga anak. Pada kegiatan berbicara, anak
ditunjukkan untuk memperkenalkan nam diri, nama orang tua, maupun cita-cita anak
(Supriatna, 1998: 6).
Mendeteksi atau melacak kemampuan berbahasa anak merupakan langkah
awal dalam memahami perkembangan bahasa anak secara individual, Beberapa
tingkah laku berikut dapat mendeteksi atau melacak untuk melihat kemampuan
membaca anak:
Anak sudah mulai senang atau gemar pada buku, Anak suka bertanya, Anak
gemaar membuka buku-buku, Anak sudah minta dibacakan cerita atau buku, Anak
senang bercerita, Anak bercerita atau berbicara dengan menggunakan gaya bahasanya
sendiri, Anak dapat menceritakan gambar yang dibuatnya, Anak dapat berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa yang sederhana, Anak ikut serta dengan orang t ua ketika
sedang membaca Koran, majalah, atau buku lainnya, Anak membaca hal-hal yang
dilihat dalam perjalanan, Anak mulai bertanya tenatang arti dan maksud suatu gambar
(Depdiknas, 2000: 18-19).

Jika anak mulai bisa mengucapkan kata-kata bahkan sudah mulai bisa
berkomunikasi, dia akan selalu mempelajari apa yang sudah ditangkap melalui
indranya. Jika sudah mulai bersekolah, kemampuan berbahsa anak sudah mulai luas.
Apalagi kalau anak sudah mulai gemar membaca buku, kemampuan berbahasanya
semakin mantap karena bertambahnya pengetahuan (Supriatna, 1998: 19).

Perkembangan kemampuan berbahasa anak ditandai oleh berbagai


kemampuan sebagai berikut:
1. Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.
2. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata Tanya
dan kata sambung.
3. Memajukan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
4. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan
kalimat sederhana.
5. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar .

Perkembangan potensi tersebut muncul ditandai oleh berbagai gejala seperti


senang bertanya dan memberikan informasi tentang berbagi hal, berbicara sendiri
dengan atau tanpa menggunakan alat (seperti boneka, mobil mainan dan sebagainya),
mencoret-coret buku tau dinding dan menceritakan sesuatu yang fantastik, gejala-
gejala ini merupakan pertanda munculnya kepermukaan berbagai jenis potensi
tersembunyi (hidden potency) menjadi potensi nampak (actual potency). Kondisi
tersebut menujukkan berfungsi dan berkembangnya sel-sel saraf pada otak.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
motode membaca, sedikit banyak mempunyai pengaruh yang dalam terhadap
perkembangan berbahasa anak.
Strategi adalah rencana atau cara melakukan sesuatu. Ada banyak strategi yang
bisa pembaca gunakan, dan pembaca yang baik akan sering menggunakannya. Mereka
menggunakan strategi itu sebelum, selama, dan setelah membaca. Berikut beberapa
strategi untuk membantu Anda membaca bahan-bahan buku diktat Anda.
A. Sebelum Membaca
Sebelum Anda mulai membaca, cobalah untuk mendapatkan "gambaran besar" atau
keseluruhan poin dari bahan tersebut. Berikut beberapa strategi untuk membantu Anda
melihat apa yang Anda baca.
1. Pikirkan judulnya dan kemudian tanyakan beberapa pertanyaan ini pada diri Anda
sendiri:
a. Apa yang saya ketahui dari topik ini?
b. Apa yang ingin saya ketahui?
c. Apa kira-kira isi artikel/bacaan yang akan Anda baca?
2. Berikutnya, lihatlah halaman-halamannya dengan melihat judul utamanya, kata-kata
yang dicetak tebal, kata-kata yang dicetak miring, dan keterangan-keterangan
gambar.
3. Carilah ringkasannya pada bagian akhir bab dan bacalah dengan cermat.
4. Lihatlah juga bagan, grafik, gambar, dan diagram, dan pikirkan apa yang
"dikatakan" setiap bagan, grafik, gambar, dan diagram itu tentang topik yang
dibahas.
B. Selama Membaca
Ketika Anda membaca, cobalah untuk menjadi peka, menjadi pemikir yang aktif!
1. Carilah jawaban dari setiap pertanyaan Anda.
2. Berhentilah segera dan tanyakan pada diri Anda sendiri, "Apa yang baru saja saya
baca?" Kemudian jawablah pertanyaan Anda sendiri.
3. Buatlah daftar kata kunci, frasa, atau kalimat-kalimat kesimpulan.
Catatan: Cobalah mencari tujuan penulis atau pola penyusunannya. (Bacalah "Pola
Tujuan" berikut ini)
Pola Tujuan:
Mencari tujuan penulis ketika Anda sedang membaca juga merupakan strategi
membaca yang sangat membantu. Berikut empat "Pola Tujuan" umum yang bisa Anda
cari ketika Anda membaca.
a. Pola Berbagi Pengalaman
Penulis sering membagikan pengalaman pribadi mereka kepada pembacanya.
Perhatikan kata "Saya" atau "Kita". Anda biasanya bisa membaca hal ini segera.
Ketika Anda sedang membaca, tanyakan pada diri Anda sendiri, "Mengapa penulis
menulis tulisan ini?"
b. Pola Tanya/Jawab
Carilah pertanyaan ketika Anda membaca, khususnya pada awal bab atau paragraf.
Ingatlah, tujuan penulis adalah memberi Anda jawaban atas setiap pertanyaan. Jangan
berhenti mencari sampai Anda menemukan jawabannya.
c. Pola Pendapat/Alasan
Perhatikan "Saya percaya ...." atau "Menurut pendapat saya ...." Alasan seharusnya
mengikuti opini. Temukan itu.
d. Pola Fakta/Bukti
Perhatikan pernyataan-pernyataan faktual yang disertai bukti. Bukti bisa berupa daftar
fakta, sejumlah contoh, atau suatu diagram. Bacalah perlahan-lahan. (Bila Anda tidak
memahami kalimat faktual tersebut, perhatikan kata-kata yang tidak Anda mengerti
itu atau mintalah bantuan seseorang.)
C. Setelah Membaca
Setelah Anda selesai membaca -- tetapi sebelum Anda menutup buku atau meletakkan
bahan tersebut -- lihatlah kembali halaman- halamannya. Berikut ini beberapa tips untuk
meninjau ulang.
1. Tanyakan pada diri Anda sendiri beberapa pertanyaan:
a. Apa yang saya ketahui sekarang yang tidak saya ketahui sebelum saya
membaca buku ini?
b. Bila saya harus mengatakan kepada seseorang tentang apa yang saya baca, apa
yang akan saya katakan?
2. Ceritakan apa yang baru saja Anda baca kepada orang lain yang mau
mendengarkan.
3. Tulislah ringkasan dari apa yang Anda baca.
C. Strategi Membaca
Terdapat tiga pembagian strategimembaca menurut Fountas dan Pinnel(1996), yaitu
strategi untuk menjagakelancaran, mendeteksi eror, danmemecahkan masalah kosakata
baru.Kelancaran membaca akan sangat terbantudengan jumlah kosakata dan paparan input
bahasa yang diterima. Untuk mendeteksi eror, hal yang paling sering dilakukan
yaitumembaca ulang, lalu mengecek, mencari,serta mengkoreksi diri sendiri sebagai usaha
memonitor diri sendiri. Kosakata baru dapat dipelajari dengan konteks yangdi sekitar teks
tersebut.
Proses kelancaran membaca di atas dilihat dalam arti yang lebih dalam yaitu lancar
karena paham, bukan hanya karenadapat memecahkan rangkaian kode huruf yang diujarkan
maupun rangkaian kalimatmenjadi teks.Beberapa strategi membacauntuk menjadi salah satu
langkah menghadapi tantangan membaca dikemukakan oleh beberapa peneliti. Blair(2003)
mengemukakan strategi mencatat,membuat parafrasa, berkonsultasi padaindeks, maupun
membuat indeks sendiri.Ozek dan Civelek (2006)menggunakanstrategi berpikir nyaring dan
menggunakan pengetahuan awal. Proses lainnya yaitu dalam mendeteksi eror, hasil
penelitian. McNamara(2009)dapat membantu yaitudenganmemonitor pemahaman,
parafrasa,elaborasi isi teks dengan pengetahuan danmenggunakan logika, prediksi,
danmenyimpulkan. Rraku (2013)mengemukakan strategi pratinjau, prediksi,skimming,
scanning,menebak makna darikonteks, menyimpulkan, menghubungkan,memanfaatkan
morfologi dan sintaks.Attaprechakul (2013) menemukan ternyatastrategi yang paling sering
digunakanuntuk teks yang menantang yaitu teknikbottom-upseperti melewati bagian yang
sulit dan berdiskusi dengan teman. Torres dan Constain (2009) mengemukakan strategi
menggunakan alat berpikir seperti agar perbandingan dan perbedaan,
graphicorganizers(sepertimindmap, jaring-jaring,diagram),KWL(apa yang saya sudah tau,
apa yang saya ingin tahu, apa yang sudah saya pelajari), tanya-jawab, reciprocal teachin
(meringkas, bertanya,memperjelas, dan memprediksi).Bersamaan dengan kedua proses di
atas,usaha mengerti makna kosakata baru ditunjukkan pada hasil penelitianOzek danCivelek
(2006)yangmemaparkan strategi menghubungkan judul dengan konteks, menggunakan
kamus, menebak arti kata dari konteks, berpikir nyaring, dan menggunakan pengetahuan
awal.
Secara terstruktur menurut langkah-langkah membaca,aktivitas membaca dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu aktivitas sebelum membaca, membaca, dan setelah membaca.
Aktivitas sebelum membaca/ pra-baca bertujuan mempersiapkan pembaca untuk memahami
isi bacaan melalui pengetahuan awal dan prediksi sehingga diharapkan pembaca memahami
isi bacaan dengan lebih cepat. Strategi pada saat aktivitas inti membaca bertujuan
memfokuskan pada isi bacaand an menghubungkannya dengan situasi sehari-hari, dan
menganalisis isi. Aktivitas setelah membaca/ pasca-baca bertujuan memberi penilaian,
kritik/ tanggapan, refleksi, bahkan tindak lanjut terhadapbacaan.Strategi pra-baca dan
strategiaktivitas inti membantu pembaca dalammemecahkan kode bacaan dan
menemukanmakna, yaitu dua peran pertama dari teori4 peran pembaca. Strategipasca-
baca,antara lain merespon teks dan memperluasteks. Terkait dengan 4 peran pembaca,maka
strategi ini membantu pembaca menggunakan teks, menganalisis teks, dan memberi kritik.
A. Strategi Pra-baca
Kegiatan sebelum membaca yang dilakukan pastilah memilih bacaan. Terkadang tidak
mudah untuk memilih bacaan. Para pembaca harus mengetahui bacaan seperti apa yang
mereka suka dan yang sesuai tingkat kemampuan. Untuk pembaca pemula, bahan bacaan
ditentukanoleh pertimbangan guru. Seiring denganperkembangan kemampuan membaca,
maka siswa sendirilah yang akan memilih bacaan mereka. Dalam memutuskan bacaan, ada
yang disebut dengan strategi‘The Goldilocks and Three Bears’ yang dikembangkan oleh
Oldhausen dan Jepsen sejak tahun 1992. Strategi ini berupa patokan yang membedakan
antara kategori buku yang terlalu mudah, yang sesuai/ pas, dan yang terlalu sulit. Bacaan
terlalumudah, apabila bacaan tersebut: pernah dibaca, terdapat banyak ilustrasi/
gambar,menguasai hampir semua kosakata, danmenguasai bahasan/ topiknya. Bacaan yang
pas/ sesuai yaitu apabila bacaan tersebut: menarik, membahas topik yang diketahui,
sebagian besar kosakata dipahami, pernah membaca karya dari penulis yang sama,pernah
melihat video atau film mengenai topik yang dibahas, dan guru pernahmembacakan untuk
kelas. Bacaan yang terlalu sulit yaitu apabila: cetakan teks terlalu kecil, terdapat sangat
sedikit ilustrasi, banyak kosakata yang sukar dipahami, teks panjang, dan topik tidak terlalu
dikenal. Siswa akan sulit mencapaikebermaknaan apabila terlalu banyak kosakata yang
harus mereka cari tahu terlebih dahulu.
Setelah mendapatkan bahan bacaan, maka strategi pra-baca selanjutnya
dapatditerapkan. Dimulai dari bagian awal teks yang berupa judul dan ilustrasi, maka
guruakan memberi stimulasi agar siswa mengamati judul dan ilustrasi sampul bukuatau
ilustrasi teks. Dari halaman awaltersebut, aktivitas pra-baca meliputistrategi-strategi berikut:
a. Menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya. Hubungan dapat dibuat antara
teks dengan teks; teks dengan pribadi pembaca; dan teks dengansituasi dunia
dalam rangka meningkatkan pemahaman. Ketiga hubungan ini dipilih sesuai
kebutuhan pembelajaran maupun dengan materi.Oleh karena itu, pengetahuan
awal diperlukan untuk membangun pemahaman.
b. Bertanya mengenai topik bahasan,untuk membantu siswa menentukanekspektasi
hasil membaca.
c. Membuat prediksi mengenai isi bacaan.
d. Survey reading.Pratinjau teks bacaan dengan melihat indeks, glosarium, daftar isi,
atau bagan dan diagram yang disajikan.
Strategi ini juga berfungsi untuk mengantisipasi bentuk penyajian teks yang berupa
teks informasi. Sedangkan untuk buku / teks cerita,judul, gambar sampul buku, dan sinopsis
dapat dimanfaatkan. Aktivitas pra-baca dapat dilaksanakan dengan interaksi guru-siswa,
maupunsiswa-siswa setelah mereka mendapat contoh dari guru bagaimana menghubungkan,
bertanya, memprediksi, maupun melakukan survey reading.

B. Strategi Aktivitas Inti/ Membaca


Aktivitas inti, yaitu membaca itusendiri dapat dilakukan dengan program membaca
seperti yang dijelaskan dalamModel Membaca Optimal oleh Routman maupun program
membaca oleh Tompsondan Hoskinsson. Sepanjang kegiatan membaca, strategi
digunakan/berlangsung bersama-sama dengan pemahaman. Selagi membaca, beberapa
strategi yang dapat digunakan antara lain:
a. Menggambarkan / membuat visualisasiuntuk membantu mengkonkritkan
teks,yaitu menciptakan gambaran dalamimajinasi pembaca maupun
dengangerakan tubuh.
b. Membuat hubungan, seperti yangdijelaskan dalam strategi pra-baca.
c. Menyimpulkan.
d. Bertanya mengenai hal-hal yang belumdimengerti dalam teks, tentang dirisendiri,
maupun tentang hubunganyang dibuat.
e. Memprediksi mengenai hal yang akanterjadi selanjutnya,
f. Mengawasi kegiatan membacanyasendiri, seperti berhenti membacauntuk
mengecek pemahaman atauberpikir.
Strategi di luar poin-poin di atas yang biasanya juga sangat berguna dapat berupa hal
yang sederhana seperti: membaca ulang; memberi label/ tanda;mencatat poin inti, kata
kunci, atau halpenting; serta mendiskusikannya. Strategi Setelah Membaca/ Pasca-baca
Strategipasca-bacabertujuan untuk merespon dan memperluas teks, sehingg awalaupun ada
strategi yang mirip dengan strategi pada tahap pra-baca dan inti, strategi di tahappasca-baca
perlu ditarik lebih dalamatau lua spada aplikasi dan kebermanfaatan pada pribadi maupun
lingkungan sekitanya. Strategi tersebutadalah:
a. Memprediksi.
b. Bertanya.
c. Menyimpulkan.
d. Menghubungkan dengan situasi/pengalaman pribadi dan denganliteratur lain.
e. Memperluas isi dengan kritik maupunpendapat pribadi, bahkan digunakan sebagai
inspirasi atau pendukung untuk merancang aksi tindak lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan pasca-baca akan bersifat aplikatif yaitu penerapanisi atau
pesan teks terhadap pengembangandiri sendiri maupun lingkungan sekitar;pertanyaan evaluatif
seperti suka atau tidaksuka terhadap bacaan, cukup atau tidak,berguna atau tidak; maupun
modifikasi isiteks sesuai gagasan siswa.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Membaca adalah berkomunikasisecara fleksibel sesuai dengan proseskognitif maupun
afektif yang terjadi.Membaca menuntut aktivitas berpikirnamun juga sesuatu yang dinikmati
danpatut dirayakan karena merupakan suatu pemuasan kebutuhan jiwa akan informasi,ilmu
pengetahuan, dan kearifan/ moral yang dapat membentuk karakter siswa. Oleh karena itu
pengajaran strategi membaca pemahaman untuk anak-anak perlu seimbang dengan
penumbuhan motivasi dan situasi menyenangkan untuk sikap gemar membaca. Strategi pra-
baca dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan ketertarikan membaca, strategi inti untuk
makin menarik pembaca, dan strategi pasca-baca untuk memotivasi mendapat kanbacaan
selanjutnya. Pelaksanaan pengajaran strategi-strategi membaca dapat dilakukan efektif
melalui variasi kreatif teknik/ alat-alat berpikir yang praktikal (contohnya antara lain seperti
yang disebutkan Torres dan Constain), maupun aplikasi yang dijadikan kebiasaan
kelas/manajemen kelas.Inovasi pembelajaran membaca ini dapat mendukung praktik di
sekolah dalam melaksanakan pembelajaran literasi pada Kurikulum 2013.
Semua strategi-strategi yang sudah dijelaskan dari awal sampai akhir kegiatan
membaca digunakan secara bersamaan saat membaca.Selain itu, kebutuhan strategi juga
muncul sesuai dengan jenis teks,kebutuhan materi, dan kebutuhan siswa.Para siswa
memiliki karakter tersendiri dantantangan berbeda-beda dalam kegiatanmembacanya,
sehingga strategi-strategi tertentu lah yang dapat mereka gunakan. Refleksi dapat diambil
dari penelitian Alharbi (2015)yang meneliti pada siswa dengan gaya belajar auditori dan
visual. Ternyata aktivitas membaca dalam hati berkelompok(group silent reading) dan
membaca nyaring berkelompok (grouporalreading) tidak terlalu signifikan terhadap gaya
belajar siswa.Gaya belajar tertentu berpotensi cocok dengan strategi jenis tertentu pula.
Namun demikian, ketika pengajaran menggunakan strategi sudah dilatihkan, di masa depan
siswa dapat memilih cara yang paling tepat secara mandiri karena sudah mempunyai
pengalaman menggunakan berbagai macam strategi.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi. Membaca Cepat Dan Efektif. Bandung; C.V Sinar Baru. 1987.

Djaja, Azis. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Pamekasan; STAIN Pamekasan press. 2006.

Syukur Ghazali,Pembelajaran keterampilan berbahasa, Bandung, Refikz Adimata, 2013.

Adler, Mortiner J, dan Charles Van Doren. Cara Membaca Buku dan Memahaminya. Jakarta;
Pantja Simpati. 1986.

Anda mungkin juga menyukai