Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016

Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Analisis Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000 pada


Proyek Konstruksi Pengembangan Fasilitas Gas

Debrina Puspita Andriani, Amalia Dyashinta Heksipratiwi


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No.167, Malang 65145
Telp. 0341 587710, 587711 psw.1283
E-mail: debrina@ub.ac.id

Intisari

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan diketahui aktif
melakukan pengelolaan manajemen risiko ISO 31000. Pada biro manajemen risiko di
Departemen Industrial Plant PT. X terdapat beberapa permasalahan yaitu pada
probabilitas, tingkat, dan penentuan dampak risiko yang belum sesuai dengan prosedur
manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, monitoring risiko
yang seharusnya dilakukan secara rutin belum menjadi hal utama dalam keberlangsungan
proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko berdasarkan rating
probabilitas dan rating akibat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada proyek
pengembangan fasilitas gas yang sedang dikerjakan oleh departemen ini. Selain itu juga
dilakukan analisis melalui tahap mitigasi terhadap risiko yang paling dominan (top 10
risks). Dari 80 peristiwa risiko yang ada pada proyek pengembangan fasilitas gas,
terdapat kesalahan dalam perhitungan yang mempengaruhi hasil akhir pada penentuan
tingkat risiko. Terdapat 11 risiko dengan tingkat risiko yang tidak sesuai dengan prosedur
pada matriks analisis risiko ISO 31000, dimana tiga risiko dengan nilai rating probabilitas
dan 14 risiko dengan nilai rating akibat yang tidak sesuai dengan prosedur. Dari 23 risiko
yang paling signifikan terjadi pada proyek, terdapat 10 risiko dengan tingkat risiko
tertinggi yaitu risiko bernilai ekstrim. Risiko bernilai ekstrim tersebut dijadikan sebagai
top 10 risks pada proyek yang akan diajukan untuk bahan evaluasi dan selanjutnya dibuat
mitigasi atau rencana tindak lanjut untuk menanggulangi risiko tersebut, sehingga dapat
mengurangi terjadinya risiko-risiko proyek ini pada tahun berikutnya.
Kata Kunci: proyek konstruksi, risiko proyek, manajemen risiko, ISO 31000, mitigasi
risiko.

1. Pendahuluan
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu.
Tipa (2015) menjelaskan proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang sangat kompleks dan
memiliki risiko tinggi. Berdasarkan A Guide to the Project Management of Body Knowledge
(Duncan, 2008), risiko pada proyek konstruksi dapat mempengaruhi banyak hal diantaranya
produktivitas, kinerja, kualitas, waktu dan biaya pada proyek yang dilaksanakan dan jika risiko
terjadi akan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Saat ini perusahaan yang bergerak pada bidang konstruksi sangat memperhatikan
permasalahan risiko pada proyek. Risiko dapat dikelola menggunakan manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan suatu proses identifikasi, analisis, dan respon atau tanggapan
terhadap risiko. Perusahaan menerapkan manajemen risiko agar dapat meminimalisir kerugian
yang mungkin akan terjadi akibat risiko-risiko tersebut serta mengurangi dampak terjadinya risiko
yang mungkin terjadi.
PT. X diketahui telah menerapkan dan aktif melakukan pengelolaan manajemen risiko sejak
tahun 2009, bahkan telah melakukan migrasi framework dari COSO menjadi ISO 31000:2009

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-113
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

sejak tahun 2013 dan telah resmi di implementasikan pada tahun 2014. Amandemen dan updating
terkait prosedur terus dievaluasi mengingat perubahan bisnis PT. X yang dinamis. Perubahan
bisnis tersebut mempengaruhi risiko-risiko yang mengancam, sehingga koridor atau prosedut
terkait pengelolaan risiko tersebut harus terus dikembangkan. Risiko yang akan dianalisis pada
penelitian ini adalah risiko proyek pengembangan fasilitas gas yang dilakukan oleh Departemen
Industrial Plant PT. X pada tahun 2015.
Pada biro manajemen risiko di departemen ini terdapat beberapa permasalahan yang menjadi
bahan evaluasi di perusahaan, diantaranya adalah masalah pada probabilitas, tingkat, dan
penentuan dampak risiko yang belum sesuai dengan prosedur manajemen risiko yang telah
ditetapkan oleh perusahaan yang berdasarkan ISO 31000. Selain itu, monitoring risiko belum
menjadi hal utama dalam keberlangsungan proyek padahal monitoring risiko seharusnya
dilakukan secara rutin pada proyek. Pelaporan risiko proyek juga belum dilakukan sepenuhnya
oleh proyek yang sedang dijalankan.
Objek penelitian ini merupakan suatu proyek pengembangan fasilitas gas di Kabupaten
Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, dimana menurut majalah bulanan yang diterbitkan oleh
PT.X, proyek ini merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia
dan nantinya akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia
sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan proyek pengembangan fasilitas
gas ini diyakini akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam
menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi BBM dalam
negeri.
Pengelolaan risiko dibutuhkan sebagai upaya untuk mengurangi risiko apa yang akan terjadi
dan dibutuhkan manajemen risiko untuk mengelola risiko tersebut (Awalianti, 2013). Manajemen
risiko disini meliputi beberapa tahapan yaitu identifikasi risiko, analisis risiko dan respon atau
tanggapan terhadap risiko yang mungkin terjadi selama proyek konstruksi berlangsung. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko berdasarkan rating probabilitas dan rating akibat
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada proyek pengembangan fasilitas gas. Selain itu juga
dilakukan analisis melalui tahap mitigasi terhadap risiko yang paling dominan.
Pengelolaan manajemen risiko yang baik pada perusahaan merupakan hal yang sangat
penting untuk keberlangsungan proyek dan departemen sendiri terutama pada biro manajemen
risiko. Oleh karena itu, diharapkan pengelolaan manajemen risiko yang ada pada perusahaan telah
sesuai dengan prosedur manajemen risiko perusahaan dan mengikuti standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.

2. Metodologi
2.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif dalam hal metodologi. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri dengan
membuat perbandingan atau menggabungkan antar variabel (Sugiyono, 2012). Sedangkan dalam
pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research)
dan metode penelitian lapangan (field research) dengan melakukan wawancara, observasi dan
dokumentasi yang terkait dengan keperluan pembahasan.

2.2 Tahapan Penelitian


Pada proyek pengembangan fasilitas gas ini terdapat permasalahan yang menjadi bahan
evaluasi pada proyek. Dari segi risiko, risiko pada proyek ini tertuang lebih banyak dibandingkan
dengan proyek lainnya. Data yang digunakan adalah data historis pada tahun 2015 yang
didapatkan dari biro manajemen risiko di Departemen Industrial Plant. Data berupa risiko pada
proyek selama jangka waktu satu tahun tersebut kemudian diolah dan didapatkan hasil sebanyak
80 risiko. Gambar 1 menjelaskan tahapan proses dari manajemen risiko (Severian, 2014).

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-114
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Proses manajemen risiko harus selalu ditempatkan ke dalam konteks kegiatan, tujuan,
strategi, sasaran, dan atau rencana hasil kegiatan tersebut. Sebelum melakukan proses manajemen
risiko, para pimpinan unit kerja harus memastikan lebih dulu tujuan, strategi, sasaran dan atau
rencana hasil kegiatan yang ingin dicapai. Pada tahap identifikasi risiko, data historis dalam kurun
waktu setahun diolah dan didapatkan 80 risiko yang dianalisis. Risiko-risiko tersebut kemudian
dianalisis komparasi tingkat risiko yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan tingkat risiko
berdasarkan analisis menggunakan matriks analisis risiko dengan ISO 31000. Framework ISO
31000:2009 telah diakomodir pada Prosedur Manajemen Risiko dan telah disetujui, serta mulai
aktif diimplementasikan sejak triwulan IV 2014.
Sedangkan pada tahap evaluasi risiko dilakukan analisis tingkat risiko menggunakan matriks
analisis risiko. Langkah yang terutama dan yang paling penting dalam menghadapi risiko adalah
dengan mengidentifikasinya. Hal ini dikarenakan identifikasi risiko mencakup perincian
pemeriksaan strategi perusahaan, melalui risiko potensial mana yang bisa ditemukan dan
kemungkinan disusunnya respon atau tanggapan. Sedangkan untuk mengevaluasi risiko, aspek
yang harus selalu dipertimbangkan adalah frekuensi risiko dan potential severity.
Setelah melakukan pengidentifikasian risiko dan urutan risiko pada setiap bidang, maka
risiko dianalisis untuk mengetahui risiko mana yang dominan terjadi berdasarkan keseringan atau
frekuensinya dan kemudian tingkat kebesaran dampak (severity) dari risiko atau tingkat risiko
akan dibandingkan menggunakan matriks analisis risiko, apakah hasil yang ada pada data risiko
yang ada telah sesuai dengan prosedur atau belum. Matriks analisis risiko berdasarkan ISO 31000
ditampilkan pada Gambar 2 (Berg, 2010). Kriteria untuk masing-masing rating (rating akibat
risiko dan rating probabilitas terjadinya risiko) yang disebutkan pada Gambar 2 berdasarkan
prosedur manajemen risiko ISO 31000 PT. X dijelaskan pada Tabel 1 dan 2. Setelah diketahui
nilai tingkat risiko (sangat besar, besar, sedang, kecil), maka selanjutnya yang harus dilakukan
adalah menetapkan urutan prioritas menurut tingkat risiko.

Gambar 1. Proses Pengelolaan Risiko Berdasarkan ISO 31000

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-115
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Keterangan:
E EKSTRIM
T TINGGI
M MEDIUM
R RENDAH

Gambar 2. Matriks Analisis Risiko berdasarkan ISO 31000

Tabel 1. Probabilitas Risiko beserta Nilai Rating


Departemen Project Indicative frequency RATING
Degree Description - general Description - project
Kecil Terjadi sekali setahun Ada kemungkinan tidak terjadi Sd- 10% 1
Sedang Terjadi setiap enam bulan Kemungkinan kecil terjadi 10% - 50% 2
Besar Terjadi setiap tiga bulan Mungkin terjadi 50-90% 3
Sangat Besar Terjadi setiap bulan Hampir dipastikan akan terjadi ≥90% 4

Tabel 2. Akibat dari Risiko beserta Nilai Rating


Departemen Project
Impact RATING
Description - general Financial (% cost overrun from planned)
Kecil Masih bisa diterima 0 - 2% 1
Sedang Harus ada mitigasi 2 - 5% 2
Besar Mitigasi strategi 5 - 10% 3
Sangat besar Eskalasi 10% 4

Williams, et al. (1993) menjelaskan sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan


dua kriteria yang penting untuk mengukur risiko, yaitu :
1. Probabilitas/Kemungkinan (Probability) adalah kemungkinan (Probability) dari suatu
kejadian yang tidak diinginkan.
2. Akibat/Dampak (Impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak (Impact) pada
aktivitas lain, jika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
Dari penjelasan di atas, untuk mengukur risiko dapat digunakan Persamaan (1).
Tingkat Risiko = Probabilitas × Akibat (1)

Pada proyek ini selanjutnya akan dilakukan mitigasi risiko untuk top 10 risiko yang paling
dominan sebagai bahan pertimbangan evaluasi pada pihak manajemen risiko. Selain itu, hal ini
dilakukan agar dapat dilakukan tindakan preventif atas risiko dengan tingkat risiko yang paling
tinggi pada proyek yang sama di tahun berikutnya. Pada tahap terakhir dilakukan analisis dan
evaluasi risiko dengan mengusulkan tindak lanjut terhadap risiko (mitigasi risiko) sebagai
tanggapan dan perlakuan atas risiko (treatment option).

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Analisis Penerapan ISO 31000
Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Industrial Plant didapatkan 80 data
peristiwa dengan persentase probabilitas dan akibat risiko dan disajikan pada Tabel 3. Selain data
tersebut, juga diperoleh data terkait rating probabilitas, rating akibat, dan tingkat atau level risiko
pada proyek pengembangan fasilitas gas yang telah ditentukan oleh Biro Manajemen Risiko,
Departemen Industrial Plant. Secara ringkas, dari 80 risiko yang ada, diketahui masing-masing
nilai untuk rating probabilitas, rating akibat, dan tingkat atau level risiko disajikan secara
deskriptif pada Gambar 3.

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-116
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Tabel 3. Daftar Peristiwa dengan Persentase Probabilitas dan Akibat Risiko pada
Departemen Industrial Plant
Prob Akibat Prob Akibat
No Peristiwa No Peristiwa
(%) (%) (%) (%)
1 Sering terjadi demontrasi / blokade jalan 41 Keterlambatan proses pengurusan
70% 5,09% 30% 13%
masterlist
2 Adanya kesalahan asumsi struktur tanah, 42 Harga material dan jasa yang
yang berakibat munculnya biaya baru 15% 1,31% ditawarkan subkon / supplier melebihi 30% 13%
yang tidak di-cover dalam RAB RAB
3 Diwajibkan menggunakan tenaga kerja 43 Penawaran vendor pada saat bidding
lokal untuk non-skill yang tidak sesuai dengan spesifikasi
produktifitasnya mungkin rendah, 20% 0,71% 30% 6,43%
dominannya tenaga kerja lokal
menggaggu operasional proyek
4 Permintaan penggantian tanaman di 44 Keterlambatan manufacturing dari
lahan / area yang sudah dibebaskan 10% 3,94% Vendor 30% 12,42%
owner
5 Terlambat penerbitan PO khusus 45 Terdapat risiko CO/EOT dari
material long lead sehingga Penagihan 70% 0% vendor/subkon 30% 5%
tidak dapat dilakukan selama 1 bulan
6 Performance test tidak tercapai, sehingga 46 Demurrage cost & port congestion
30% 5% 30% 10%
akan dikenakan denda 5% dari kontrak
7 Denda LD akibat schedule delay (5%) 47 Munculnya biaya tambahan untuk
70% 10% 30% 5%
masalah kecelakaan dan kematian kerja
8 Adanya grey area pembagian scope 48 Perbedaan mata uang antara tagihan ke
pekerjaan antar konsorsium untuk 70% 5% owner (USD) dengan pembayaran ke 30% 1%
material aksesories supplier / Subkon (USD, Euro, Rp)
9 Scope suplai material dari PT. Y adalah 49 Risiko kurs untuk jaminan alokasi dana
30% 5% 30% 10%
ex-work
10 Third Party Liability 50 Risiko pajak yang muncul apabila DJP
70% 30% mengakui sistem pajak PT. Y yaitu PT. 30% 10%
X akan terhutang PPN dan PPH
11 Tidak dipenuhinya TKDN (Tingkat 51 Munculnya risiko faktur pajak PT. Y
Kandungan Dalam Negeri) tidak diakui oleh KPP karena sifat kerja
sama PT. X-PT. Y adalah JO
30% 5% 30% 10%
administratif; dimana PT. Y sebagai
member tidak seharusnya menagihkan
porsinya ke konsorsium KWT.
12 Sifat kontrak yang lebih memihak owner 52 Risiko kurs pada saat pembayaran ke
70% 5% 30% 10%
vendor / sub karena rupiah melemah
13 Munculnya potensi gugatan dari pihak 53 Risiko cash flow
ketiga terkait pengadaan material / 70% 5% 30% 10%
equipment
14 Adanya tumpang tindih kepemilikan 54 Kekurangan personil inti (level team
lahan yang berdampak pada schedule 30% 2% management) 30% 5%
proyek dan personil PT. X
15 Keterlambatan progress engineering dari 55 Kekurangan tenaga kerja (piping,
70% 8% 10% 10%
PT. Y mechanical, field engineer civil, dll)
16 Keterlambatan yang disebabkan oleh 56 Kekurangan pembayaran kompensasi
kesalahan / penyimpangan dalam detail 30% 8% pekerja 10% 10%
design
17 Perubahan komposisi gas primer 57 Peralihan pekerja PKWT menjadi
30% 3,5% 10% 10%
PKWTT
18 Keterlambatan progress VDR (vendor 58 Overload jumlah manpower non skill di
document review) baik dari kontraktor 75% 6% lapangan 10% 2%
ataupun vendor
19 Perubahan desain saat detail engineering 59 Keterbatasan sumber daya alat berat
40% 7% 30% 6%
karena perubahan dari licensor (SHELL)
20 Keterlambatan dokument civil yang 60 Kekurangan tenaga kerja saat konstruksi
berhubungan dengan konstruksi 60% 5% untuk pekerjaan civil, mechanical, 30% 5%
electrical dan instrument, serta piping
21 Revisi AFC drawing / document sebagai 61 Keterlambatan karena konstruksi dan
30% 5% 30% 6,67%
as built installasi
22 Risiko over volume (realisasi MTO lebih 62 Kerusakan peralatan konstruksi
30% 10% 30% 5%
besar dari rencana)
23 Munculnya polusi / pencemaran akibat 63 Keterlambatan drawing dari segi
pelaksanaan pekerjaan 30% 10% approval (Keterlambatan approval 30% 6%
drawing (IFC-Approved))
24 Keracunan gas H2S 30% 10% 64 Material over spec 30% 7%
25 Terjadinya kecelakaan kerja 30% 12,62% 65 Perubahan schedule lifting equipment 10% 10%
26 Tidak tersedianya anggaran untuk 66 Keterlambatan konstuksi dan instalasi
pengadaan air ambulance dan 30% 0,20% 30% 10%
fasilitasnya
27 Potensi jatuh dari ketinggian pada 67 Delay pada pekerjaan access road saat
30% 10% 10% 10%
pekerjaan civil musim hujan
28 Potensi kecelakaan pada hot work 68 Tidak tercapainya mutu pekerjaan
30% 10% 10% 10,41%
sesuai spesifikasi

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-117
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Prob Akibat Prob Akibat


No Peristiwa No Peristiwa
(%) (%) (%) (%)
29 Adanya keracunan makanan 69 Ketersediaan dokumen untuk
30% 10% pengurusan SKPP & SKPI kurang 10% 9,30%
mencukupi
30 Risiko kehilangan material & equipment 70 Munculnya ketidaksesuain mutu vendor
30% 5% 10% 10,41%
di site / subkon terhadap standar mutu KWT
31 Tidak ada peluang pekerjaan +/- karena 71 Requirement dari owner terkait
kontrak lump sum, dimana terdapat pengadaan personil QC di proyek tinggi
60% 11% 30% 5%
perubahan volume pada bulk material,
tanpa adanya perubahan spesifikasi
32 Sub contractor tidak memiliki performa 72 Munculnya keterlambatan approval
yang baik document (datasheet, general
30% 5% arrangement, ITP, WPS, PQR) yang 10% 10%
mengakibatkan tertundanya / tidak bisa
dilakukan PIM (Pre Inspection Meeting)
33 Kenaikan harga material karena proyek 73 Terjadi dispute mengenai content MDR
multi-years 60% 10% (Manufacturing Data Report) pada 30% 5%
akhir masa produksi
34 CO/VO tidak disetujui oleh owner 74 Adanya permintaan dari owner yang
60% 11% 30% 5%
diluar spesifikasi
35 Munculnya keterlambatan schedule 75 Rejection rate terkait welding tracking
30% 5% 30% 5%
akibat progres pekerjaan vendor
36 Keterlambatan progres proyek 76 Subkon commissioning tidak
60% 10% 30% 14%
memberikan performansi
37 Kontraktor tidak bisa menerima termin 77 Start up dilakukan secara berulang
karena realisasi progres kurang dari 75% 30% 5% 10% 11%
dari rencana
38 Kesalahan hitung saat tender yang 78 Ketersediaan power genset temporary
berdampak pada overbudget saat proyek 30% 6,43% untuk tahap testing tidak mencukupi 10% 10%
berjalan
39 Keterlambatan transportasi material dan 79 Ketidakcukupan sparepart equipment
30% 5,53% 10% 6%
equipment karena keterbatasan LCT saat pre-komissioning
40 Kerusakan/kehilangan material impor 30% 7% 80 Performance test belum tercapai 10% 19,59%

Berdasarkan Gambar 3 (a) diketahui bahwa lebih dari 50%, yaitu 64% atau sebanyak 51 dari
80 peristiwa yang ada diberikan rating probabilitas 2 yang berarti probabilitasnya sedang dan
terjadi setiap enam bulan, sehingga kemungkinan kecil terjadi. Sedangkan untuk rating
probabilitas 1, 3, dan 4 diketahui secara berturut-turut sebanyak 17,5% (14 peristiwa), 17,5% (14
peristiwa), dan 1% (1 peristiwa).
Pada Gambar 3 (b) diketahui bahwa 51% atau sebanyak 41 dari 80 peristiwa yang ada
diberikan rating akibat 3 yang berarti akibat risiko yang ditimbulkan cukup besar dan dilakukan
mitigasi strategi. Sedangkan untuk rating akibat risiko 1, 2, dan 4 diketahui secara berturut-turut
sebanyak 1% (1 peristiwa), 5% (4 peristiwa), dan 43% (34 peristiwa).
Gambar 3 (c) menjelaskan tingkat risiko yang telah ditentukan oleh Biro Manajemen Resiko di
Departemen Industrial Plant PT. X sebelumnya. Diketahui bahwa 48% atau sebanyak 35 dari 80
peristiwa yang ada diberikan nilai tingkat risiko ekstrim. Sedangkan untuk tingkat risiko yang lain
yaitu rendah, medium, dan tinggi diketahui secara berturut-turut sebanyak 2% (6 peristiwa), 15%
(12 peristiwa), dan 35% (27 peristiwa). Oleh karena itu, perlu dilakukan ana lisis lebih lanjut
untuk karena diketahui tingkat risiko ekstrim yang memiliki proporsi terbesar dibandingkan
tingkat risiko yang lain.
Pada penelitian ini dilakukan analisis prosedur manajemen risiko di PT. X yaitu
menggunakan perhitungan matriks analisis risiko berdasarkan ketetapan ISO 31000 untuk
membandingkan nilainya dengan nilai tingkat atau level risiko yang telah ditentukan sebelumnya
oleh PT. X. Sebagai contoh perhitungan untuk prosedur ISO 31000 dari data pada salah satu
peristiwa yang menimbulkan risiko, yaitu peristiwa nomor 1, sering terjadi demontrasi/blokade
jalan. Diketahui berdasarkan data yang ada, risiko sering terjadi demontrasi/blokade jalan
mempunyai rating probabilitas dan rating akibat sebesar 3. Nilai rating probabilitas didapatkan
dari Tabel 1 probabilitas risiko beserta nilai rating. Probabilitas (%) dari risiko diketahui sebesar
70% dimana pada range sebesar 50-90% nilai ratingnya sama dengan 3. Sedangkan untuk nilai
rating akibat didapatkan dari Tabel 2 akibat dari risiko beserta nilai rating. Akibat (%) dari risiko
diketahui sebesar 5,09% dimana pada range sebesar 5-10% nilai ratingnya sama dengan 3.

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-118
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

(a) Rating Probabilitas (b) Rating Risiko (c) Tingkat Risiko


Gambar 3. Data Rating Probabilitas, Rating Risiko, dan Tingkat Risiko Proyek Pengembangan
Fasilitas Gas Berdasarkan Data Biro Manajemen Risiko Departemen Industrial Plant PT.X
Setelah mendapatkan nilai rating probabilitas dan akibat, nilai tersebut dianalisis
menggunakan matriks analisis risiko yang dapat dilihat pada Gambar 1. Dari gambar tersebut
didapatkan hasil sama dengan 9 dengan tingkat risiko E, yaitu Ekstrim. Selanjutnya dilakukan
perhitungan yang sama untuk 79 risiko-risiko yang lain. Gambar 4 mendeskripsikan hasil
persentase untuk rating probabilitas, rating akibat, dan tingkat risiko pada proyek pengembangan
fasilitas gas setelah dianalisis dengan prosedur ISO 31000.
Dari data risiko yang ada pada Departemen Industrial Plant dan data risiko yang dianalisis
menggunakan perhitungan matriks analisis risiko dengan ketetapan ISO 31000, didapatkan
perbedaan penentuan rating probabilitas dan rating akibat. Selain itu, pada beberapa peristiwa
perbedaan penentuan rating probabilitas dan rating akibat menyebabkan adanya perbedaan hasil
perhitungan nilai tingkat/level risiko. Gambar 5 menjelaskan grafik perbedaan (gap) antara data
dari Departemen Industrial Plant dan hasil analisis mengunakan prosedur ISO 31000. Selanjutnya
penelitian ini melakukan analisis lebih lanjut untuk masing-masing peristiwa yang berbeda.
Dari 80 risiko pada proyek pengembangan fasilitas gas terdapat tiga risiko dengan nilai rating
probabilitas yang tidak sesuai dengan prosedur, yaitu peristiwa nomor 1, 19, dan 58. Sebagai
contoh pada peristiwa nomor 1 diketahui nilai rating probabilitas berdasarkan data dari
Departemen Industrial Plant adalah 4, sedangkan setelah dilakukan evaluasi dengan prosedur ISO
31000 diperoleh nilai rating probabilitas sebesar 3.

(a) Rating Probabilitas (b) Rating Risiko (c) Tingkat Risiko

Gambar 4. Data Rating Probabilitas, Rating Risiko, dan Tingkat Risiko Proyek Pengembangan
Fasilitas Gas Berdasarkan Prosedur ISO 31000

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-119
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Gambar 5. Perbedaan (Gap) antara Data dari Departemen Industrial Plant dan Hasil
Analisis Mengunakan Prosedur ISO 31000
Untuk nilai rating akibat terdapat 14 risiko yang tidak sesuai antara data Departemen
Industrial Plant dengan prosedur ISO 31000 yaitu peristiwa nomor 2, 3, 5, 6, 11, 17, 21, 26, 30,
37, 48, 49, 67, dan 75. Pada peristiwa nomor 2 diketahui nilai rating akibat berdasarkan data dari
Departemen Industrial Plant adalah 3, sedangkan setelah dilakukan evaluasi dengan prosedur ISO
31000 diperoleh nilai rating akibat sebesar 1.
Dari penentuan rating probabilitas dan rating akibat, diperoleh 11 risiko yang nilai level
risiko atau tingkat risikonya tidak sesuai antara Data PT. X dengan teori atau prosedur ISO 31000,
dikarenakan kesalahan dalam perhitungan nilai tingkat risiko atau level risiko. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4. Kesalahan perhitungan tingkat risiko ini akan berakibat fatal pada proyek,
karena penanganan risiko atau tindak lanjutnya akan berbeda setiap risiko, sesuai dengan tingkat
risikonya. Misalnya pada risiko yang mempunyai tingkat risiko ekstrim tetapi setelah dihitung
menggunakan prosedur yang ada tingkat risikonya adalah rendah. Hal ini akan
Tabel 4. Perbandingan Data Risiko Pada Departemen dan Prosedur ISO 31000
Ratin
g Rating
No. Level Rating Level
Prob Akiba Proba Rating Akibat Proba-
Peris- Risiko Akibat Risiko
(%) t (%) - bilitas
tiwa
bilitas
Departemen Industrial Plant ISO 31000
1 70% 5,09% 4 3 EKSTRI 3 3 EKSTRI
M M
2 15% 1,31% 2 3 TINGGI 2 1 RENDAH
3 20% 0,71% 2 2 MEDIUM 2 1 RENDAH
5 70% 0% 3 3 EKSTRI 3 1 MEDIUM
M
6 30% 5% 2 4 EKSTRI 2 3 TINGGI
M
11 30% 5% 2 2 MEDIUM 2 3 TINGGI
17 30% 3,5% 2 3 TINGGI 2 2 MEDIUM
19 40% 7% 3 3 EKSTRI 2 3 TINGGI
M
21 30% 5% 2 4 TINGGI 2 3 TINGGI
26 30% 0,20% 2 3 TINGGI 2 1 RENDAH
30 30% 5% 2 4 TINGGI 2 3 TINGGI
37 30% 5% 2 4 TINGGI 2 3 TINGGI
38 30% 6,43% 2 3 EKSTRI 2 3 TINGGI
M
48 30% 1% 2 4 EKSTRI 2 1 RENDAH
M

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-120
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Ratin
g Rating
No. Level Rating Level
Prob Akiba Proba Rating Akibat Proba-
Peris- Risiko Akibat Risiko
(%) t (%) - bilitas
tiwa
bilitas
Departemen Industrial Plant ISO 31000
49 30% 10% 2 3 TINGGI 2 4 EKSTRI
M
58 10% 2% 2 1 RENDAH 1 1 RENDAH
67 10% 10% 1 4 MEDIUM 1 3 MEDIUM
75 30% 5% 2 4 TINGGI 2 3 TINGGI

mengakibatkan kerugian pada perusahaan karena penanganan yang berlebihan menangani risiko,
padahal risiko ini tidak terlalu berpengaruh signifikan pada proyek karena bernilai rendah. Begitu
juga sebaliknya, pada risiko yang mempunyai tingkat risiko rendah tetapi setelah dihitung
menggunakan prosedur yang ada tingkat risikonya adalah ekstrim. Hal ini akan mengakibatkan
perusahaan salah melakukan penanganan risiko dan tidak dapat melakukan tindakan pencegahan
pada risiko bernilai ekstrim, padahal seharusnya risiko dengan tingkat risiko ekstrim mendapat
penanganan yang utama, tetapi karena kesalahan perhitungan, risiko ini tidak didahulukan.

3.2 Mitigasi Risiko


Risiko yang ada pada proyek diidentifikasi dengan mencari risiko yang paling signifikan
terjadi pada proyek dalam kurun waktu setahun. Didapatkan 23 risiko yang terus menerus terjadi
setiap bulan dalam satu tahun proyek dijalankan. Dari 23 risiko ini kemudian dicari risiko yang
mempunyai tingkat risiko yang paling tinggi yaitu risiko dengan nilai ekstrim. Didapatkan 10
risiko paling signifikan dengan nilai ekstrim, yang kemudian akan dijadikan top 10 risks. Diambil
top 10 risks sesuai dengan prosedur Manajemen Risiko yang ada di PT. X sebagai bahan untuk
rapat evaluasi dalam rencana tindak lanjut atau mitigasi untuk mengurangi risiko yang paling
dominan tersebut terjadi lagi pada proyek yang sama di tahun berikutnya, sebagai tindakan
preventif. Mitigasi top 10 risks dilakukan dengan cara brainstorming dengan pihak Biro
Manajemen Risiko dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rencana Mitigasi Untuk Top 10 risks Berdasarkan Tingkat Risiko


Tingkat
No. Risiko Mitigasi (Tindak Lanjut)
Risiko
1. Sering terjadi demontrasi / EKSTRIM Program CSR dan PKBL disesuaikan dengan
blokade jalan kebutuhan sosial setempat.
Rekrut tenaga lokal sebagai tenaga keamanan.
Pembuatan camp di lapangan untuk seluruh pekerja.
2. Adanya grey area pembagian EKSTRIM Perlu pembahasan lebih detail mengenai batasan
scope pekerjaan antar kerja pengadaan material utama dengan material
konsorsium untuk aksesories aksesories
material
3. Third Party Liability EKSTRIM Meng-cover dengan asuransi TPL (yang termasuk
ke dalam asuransi EAR/CAR)
4. Keterlambatan progress VDR EKSTRIM Mempercepat penyelesain sistem purchasing
(vendor document review) baik
dari kontraktor ataupun vendor
5. Munculnya polusi / pencemaran EKSTRIM Equipment yang digunakan maksimal berumur < 5
akibat pelaksanaan pekerjaan thn.
Melakukan checking terhadap emisi pencemaran
yang ditimbulkan.
6. Terjadinya kecelakaan kerja EKSTRIM Klinik intensif oleh SHE Dept ke proyek.
Pembekalan bagi Safety Officer dan
penanggungjawab SHE. Menempatkan personil
Safety Officer di setiap titik lokasi pekerjaan sesuai
dengan persyaratan SHE dari owner.

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-121
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Tingkat
No. Risiko Mitigasi (Tindak Lanjut)
Risiko
7. Tidak ada peluang pekerjaan +/- EKSTRIM Optimalisasi volume pekerjaan sesuai rencana awal.
karena kontrak lump sum, Desain sebelum di-submit di evaluasi dari sisi harga.
dimana terdapat perubahan
volume pada bulk material, tanpa
adanya perubahan spesifikasi
8. Kenaikan harga material karena EKSTRIM Secara rutin melakukan validasi harga material dan
proyek multi-years alat
9. Keterlambatan proses pengurusan EKSTRIM Waktu pengurusan expediting dimulai lebih awal
masterlist
10. Subkon commissioning tidak EKSTRIM Menunjuk subkon/penyedia jasa comissioning yang
memberikan performansi kompeten

Pada penelitian ini dapat diketahui risiko mana yang paling signifikan terjadi dengan tingkat
risiko tertinggi pada proyek tersebut yang kemudian dijadikan top 10 risks pada proyek sebagai
risiko yang akan diajukan untuk bahan evaluasi. Selanjutnya dari top 10 risks yang ada kemudian
dibuat rencana tindak lanjut untuk menanggulangi risiko tersebut dan untuk megurangi terjadinya
risiko-risiko ini pada tahun berikutnya. Diharapkan risiko ini dapat berkurang probabilitas
terjadinya karena sudah dipersiapkan rencana tindak lanjutnya, dan berguna sebagai acuan untuk
tindakan pencegahan atau tindakan preventif di proyek ini pada tahun berikutnya.

4. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yang pertama adalah dari 80 risiko yang ada pada
proyek pengembangan fasilitas gas terdapat kesalahan dalam perhitungan yang mempengaruhi
hasil akhir pada tingkat risiko. Terdapat 11 risiko dengan tingkat risiko yang tidak sesuai dengan
perhitungan prosedur ISO 31000, dimana terdapat tiga risiko dengan nilai rating probabilitas dan
terdapat 14 risiko dengan nilai rating akibat yang tidak sesuai dengan prosedur.
Kedua, dari 23 risiko yang paling signifikan terjadi pada proyek terdapat 10 risiko dengan
tingkat risiko tertinggi yaitu risiko bernilai ekstrim. 10 risiko yang paling dominan terjadi dengan
tingkat risiko tertinggi ini dijadikan top 10 risks pada proyek sebagai risiko yang akan diajukan
untuk bahan evaluasi dan selanjutnya top 10 risks yang ada kemudian dibuat mitigasi atau
rencana tindak lanjut untuk menanggulangi risiko tersebut dan untuk mengurangi terjadinya
risiko-risiko ini pada tahun berikutnya.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu sebaiknya perusahaan menggunakan
prosedur manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan ISO 31000 agar
meminimalisir kesalahan dalam penentuan dampak dan tingkat risiko serta penanganannya.
Selain itu, perusahaan sebaiknya juga melakukan monitoring pada risiko yang paling dominan
terjadi untuk dilakukan tindakan preventif atau pencegahan risiko pada proyek yang sama di
tahun-tahun selanjutnya dan lebih memperhatikan lagi risiko yang masih open dan risiko yang
sudah closed pada proyek agar penanganan risiko dapat dilakukan dengan tepat.

Daftar Pustaka
Awalianti, A., 2013, Tugas Akhir: Penerapan dan Fungsi Manajemen Risiko Fluktuasi Harga
Batu Bara Berdasarkan ISO 31000, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, Semarang.
Berg, H., 2010, Risk Management: Procedures, Methods And Experiences, RT&A # 2(17) Journal
(Vol.1) pp. 79-95.
Duncan, W., R., 2008, A Guide to the Project Management of Body Knowledge (PMBOK Guide),
Project Management Institute, 4th ed., Pennsylvania, USA.

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-122
ISBN 978–602–73461–3–0
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Liuksiala, A., 2012, Master’s Thesis: The Use of The Risk Management Standard ISO 31000 in
Finnish Organizations, School of Management Insurance University of Tampere, Finlandia.
Severian, V., 2014, Risk Management And Evaluation And Qualitative Method Within The
Projects, ECOFORUM Journal, Vol.3, Issue 1(4), pp. 60-67.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Tipa, D.,D., P., 2015, Tugas Akhir: Studi Manajemen Risiko Pada Proyek Konstruksi, Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Atma Jaya, Yogyakarta.
Williams, A.M., Davids, K., Burwitz, L., & Williams, J.,G., 1993, Cognitive knowledge and
Soccer Performance, Perceptual and Motor Skills, No. 76 pp. 579-593.

Program Studi Teknik Industri


Departemen Teknik Mesin dan Industri TP-123
ISBN 978–602–73461–3–0

Anda mungkin juga menyukai