Anda di halaman 1dari 4

1.

True Ministry
--penyampaian oleh Kadiv Helps

Apakah kita mengerti arti pelayanan ? Di Yohanes 13, nampak murid-murid tidak
mengerti arti pelayanan sebenarnya. Kaki mereka kotor dan mereka duduk,
tanpa seorangpun mengambil inisiatif untuk mulai membasuh kaki orang lain.
Dia yang membasuh kaki adalah yang paling rendah, dan Yesus dengan sengaja
melakukannya.
1Co 4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hambahamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
Kata Yunani yang digunakan oleh Paulus untuk menyebutkan hamba atau
pelayan adalah huperetes. Apa itu huperetes ? Dahulu di Yunani, sebagai
sarana angkutan dan pertahanan laut, mereka mempunyai kapal yang disebut
trireme. Trireme digerakkan oleh ratusan budak yang mendayung di dalam perut
kapal.Budak-budak yang dirantai pada rangka kapal inilah yang disebut
huperetes.Apa nilai yang kita bisa pelajari dari penganalogian pelayan sebagai
budak kapal (under-rowers) ini ?
1. Ketaatan: seperti seorang budak kapal mendengar tabuhan gendang dari
kapten kapal, seorang pelayan juga harus taat kepada arahan Kristus
lewat doa pribadi, kk pa ataupun pemimpin pelayanan.
2. Harmoni: seperti budak kapal harus mendayung dalam suatu harmoni
dengan rekannya yang lain, seorang pelayan bekerja dalam kesatuan hati
dengan rekan pelayanannya.
3. Beriman: seperti budak kapal yang tidak bisa melihat arah dan tidak tahu
bagaimana keadaan diluar dan menyerahkan hidupnya pada sang kapten
kapal, seorang pelayan Kristuspun harus menyerahkan hidup sepenuhnya,
percaya pada kebaikanNya.
4. Berdedikasi: Seperti budak kapal yang terikat pada kapalnya, dan akan
mati tenggelam apabila kapalnya tenggelam, seorang pelayan Kristuspun
harus mati bersama Kristus, mati terhadap dunia ini, berdedikasi total
pada visi ilahi dalam hidupnya.
5. Rendah hati: Seperti budak kapal yang tidak kelihatan tapi bekerja, seperti
itulah seorang pelayan Kristus memberikan kemuliaan sepenuhnya

kepada Kristus. Seorang tidaklah pelayan Kristus apabila dia ingin


kelihatan tanpa bekerja.

Pelayanan semu (Richard J Foster, Tertib Rohani):


1. Berfokus pada gebyar dan selebrasi. Apabila pelayanan besar dan hebat,
kemudian orang-orang yang terlibat banyak, maka kita dengan bergegas
melakukannya. Pelayanan sejati adalah melakukan dengan rasa cinta,
pelayanan yang dianggap sepele kepada orang-orang yang dilupakan,
disudut-sudut yang tidak diperhatikan
2. Pelayanan semu menuntut upah. Pelayanan semu mencari perhatian. Dia
ingin orang menghargai usahanya. Upahnya adalah tepuk tangan dan rasa
kagum manusia. Pelayanan sejati sudah merasa cukup ketika Allah
disenangkan.
3. Pelayanan semu berfokus pada hasil. Ada keinginan besar dalam melihat
apakah orang akan membalas melayani dia. Dia akan hitung-hitungan dan
kecewa apabila hasil tidak seperti yang dia harapkan. Pelayanan sejati
tidak memperhitungkan hasil tapi memperhitungkan ketaatan.
4. Pelayanan semu menentukan dan memilih siapa yang akan dilayani.
Secara eksklusif dia memilih mereka yang berpangkat tinggi, dan berduit
untuk dilayani. Dia memandang rupa dan rasis. Sementara pelayanan
sejati tidak memandang bulu malah semakin bersukacita untuk melayani
yang paling hina diantara yang hina.
5. Pelayanan semu dipengaruhi oleh mood. Saya harus digerakkan oleh Roh
katanya,

sementara

sebenarnya

adalah

karena

kemalasan

dan

keengganan. Sementara pelayanan sejati tidak membiarkan perasaan dan


keinginan daging mengontrol pelayanan.
6. Pelayanan semu bersifat sementara. Seusai melayani dia beristirahat
dengan tenang karena mapan. Kalau tidak mendapat yang dia mau, maka
dia akan berhenti. Pelayanan sejati adalah gaya hidup karena kerinduan
hati Tuhan dan melihat kebutuhan manusia yang lain.
7. Pelayanan semu tanpa kepekaan. Pelayanan semu

memaksa

diri

melakukan yang Tuhan tidak suruh. Dia melakukan kerinduan hatinya


sendiri bukan Tuhan. Pelayanan sejati taat kepada apa yang Tuhan suruh.
8. Pelayanan semu membuat orang yang dilayani lebih buruk. Tidak ada
jamahan Tuhan yang mengubahkan dalam pelayanan semu. Semuanya
hanya berpusat pada daging dan jiwa. Tidak ada transformasi hati yang
total dari mereka yang dilayani. Pelayanan sejati menghasilkan buah-buah
yang kekal.

Realisasi kerendah hatian adalah pelayanan yang sejati. Daging akan menjerit
melawan pelayanan yang tersembunyi. Daging berusaha mendesak supaya kita
memperoleh kehormatan dan penghargaan atas pelayanan kita.Pelayanan sejati
memberikan pukulan maut kepada keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Jeremy Taylor berkata: hendaklah saudara
menyenangi

keadaan

yang

tersembunyi

dan

kurang

dihormati:

puaslah

meskipun tidak mendapat pujian, jangan gelisah apabila saudara diremehkan


atau tidak dihargai
Selain pelayanan tersembunyi, pelayanan sejati juga mungkin adalah pelayanan
yang dianggap orang kecil dan tidak berarti.Menghina perkara kecil artinya kita
belum layak dipercayakan perkara yang lebih mulia. Kunjungan kepada yang
terhilang mungkin akan begitu menguji kita daripada berkotbah dihadapan
ratusan orang, dan walaupun sama mulianya, tapi kita perlu lulus dalam kelas
ini, melakukan pelayanan yang dianggap remeh orang lain.
Ada juga bentuk pelayanan dimana kita menjaga nama baik orang lain. Menjaga
lidah kita untuk tidak bergosip adalah bentuk pelayanan yang kita bisa lakukan
dalam Tubuh Kristus. Pelayanan mendengarkan orang lain, pelayanan memberi
tumpangan dan pelayanan kesopanan, yaitu menjaga tatakrama kita terhadap
teman seiman kita adalah jenis pelayanan yang sering dilupakan.
Ada 11 Disiplin rohani yang lain yang kita lakukan dan tidak boleh lupakan dalam
melengkapi
bermeditasi:

Disiplin

Pelayanan

mengambil

waktu

Sejati.
untuk

Disiplin

rohani

merenungkan

itu

adalah

Firman

disiplin

Tuhan

dan

kehidupan, Disiplin Doa, Disiplin Berpuasa, Disiplin Belajar, Disiplin Ketulusan


Hati dan Kesederhanaan: Kekristenan dan Harta, bagaimana berpusatkan pada
Kerajaan Allah, Disiplin Kesendirian, Disiplin Ketundukan, Disiplin Pengakuan,
Disiplin Penyembahan, Disiplin Bimbingan (pemuridan), Disiplin Perayaan.
Tanpa 11 Disiplin rohani yang lain kehidupan pelayanan kita menjadi kehidupan
pelayanan yang kosong tanpa kekuatan. Pelayanan yang sejati akan mengubah
kita semakin lama semakin serupa dengan Kristus. Inilah tujuan akhir dari proses
Allah dalam hidup kita, suatu kedewasaan rohani. Dimana respon kita terhadap
situasi dan lingkungan kita adalah respon seperti Kristus.

Anda mungkin juga menyukai