Anda di halaman 1dari 6

KEKAYAAN NEGARA, BARANG MILIK NEGARA/PEMERINTAH DAN DAERAH

DAN KEDUDUKAN HUKUM PETUGAS PUBLIK

Disusun Oleh :
Nama : Khazanatul Huda
Nim : 2110111135

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
T.A. 2021/2022
KEKAYAAN NEGARA, BARANG MILIK NEGARA/PEMERINTAH DAN DAERAH
A. Hakikat Makna Publiek Domein dan Privaat Domein
Kekayan negara atau kepunyaan negara (staats domein) ditinjau dari kedudukan
hukumnya dibedakan atas kepunyaan public/Publiek domein dan kepunyaan
privat/Privaat domein. Menurut E. Utrecht telah timbul perselisihan paham di kalangan
Sarjana Hukum mengenai Staats Domain tersebut.
Perselisihan bermula dengan adanya pe,bagian kepunyaan negara sejak abad XIX,
yakni pembagian ke dalam kepunyaan privat dan kepunyaan public. Pembagian tersebut
mula pertama dilakukan oleh seorang sarjana Perancis yang Bernama Proudhon. Ia
mengadakan pembagian tentang kedudukan hukum dari kepunyaan negara itu yaitu :
 Kepunyaan privat (Domain prive)
 Kepunyaan public (Domain public)
1. Kepunyaan privat meliputi benda-benda yang dipakai oleh apparat pemeritahan
dalam melakukan tugas-tugasnya. Kemamfaatan benda-benda tersebut secara
langsung lebih digunakan oleh aparat pemerintah (jarang dipakai oleh umum) seperti
kebun-kebun, rumah dinas, Gedung badan usaha negara, dan sebagainya.
2. Kepunyaan public meliputi benda-benda yang disediakan oleh pemerintah untuk
dipaki oleh masyarakat. Kemamfaatan benda-benda tersebut dapat secara langsung
dinikmati oleh masyarakat umum, seperti jalan umum, jembatan, Pelabuhan,
lapangan olahraga, dan sebagainya.1
3. Pemerintah terhadap Publiek Domein bukanlah sebagai eigenaar (pemilik), melainkan
hanya memiliki kewenangan untuk menguasai (beheren) dan melakukaan
pengawasan (toichthouden)
4. Isi kedudukan hukum atas benda-benda kepunyaan public mempunyai “rechtsregiem”
tersendiri.

B. Pengertian Kekayaan Negara, Keuangan Negara, dan Barang-barang Milik


Negara/Pemerintah dan Daerah
 Dalam UU No.17 tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa Keuangan negara
adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
 Kekayaan Negara adalah semua bentuk kekayaan hayati dan non-hayati berupa
benda berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak,
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh negara.
 Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
 Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah

C. Kualifikasi Barang Milik Negara/Pemerintah dan Pengelolaannya


1
SF Marbun,S,H. “Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara”,2000, Yogyakarta:LIBERTY, hlm.141
Pengelolaan keuangan negara tatkala anggaran negara telah memperoleh persetujuan
DPR, Pihak yang mempunyai hak untuk mengelola keuangan negara yaitu :
 Presiden
 Menteri Keuangan
 Menteri /Pimpinan Lembaga
 Bendahara
 Pegawai negeri bukan bendahara
 Pejabat lain
Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
Pasal 6
1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
2. Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 :
a. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiscal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan
b. Dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna
Anggaran/Pengguna Barang kementrian negara/Lembaga yang dipimoinnya
c. Diserahkan kepada Gubernur/bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan
daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain
mengeluarkan dan mengedarkan uang yang diatur dengan undang-undang.
Pejabat perbendaharaan Negara :
 Pengguna Anggaran
 Bendahara Umum Negara/Daerah
 Bendahara Penerimaan/Pengekuaran
Undang-Undang RI No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara bab
VII Pengelolaan BMN/D pasal 42 yang menyebutkan bahwa :
1) Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik negara;
2) Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Barang bagi kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya; dan
3) Kepala kantor dalam lingkungan kementerian negara/lembaga adalah
Kuasa Pengguna Barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan.2
Asas dan Lingkup pengelolaan BMN/D :
PP No.27 Tahun 2014

2
Diklat Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Perumahan, Modul 17, “PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA”
1. Pengelolaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan asas
fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi,
akuntabilitas, dan kepastian nilai.
2. Pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, Perencanaan Kebutuhan
dan Anggaran Perencanaan kebutuhan dan anggaran meliputi :
 kegiatan merumuskan kebutuhan BMN;
 kegiatan tersebut harus ada hubungan dengan tahun yang lalu;
 kebutuhan dijabarkan dalam Usulan Program Tahunan;
 disusun dalam RKA-KL setelah memperhatikan ketersediaan BMN
yang ada;
 berpedoman kepada Standar Barang, Standar Kebutuhan dan
Standar Harga yang ditetapkan oleh Pengelola; dan
 pengguna menghimpun usul rencana kebutuhan barang dari para
KPB.3
b. Pengadaan, Pengadaan BMN harus memenuhi prinsip-prinsip dalam
pengadaan, antara lain : a) efisiensi; b) efektivitas; c) transparan; d)
bersaing; e) adil/tak diskriminatif; dan f) akuntabel.
c. Penggunaan, Penggunaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna dalam mengelola dan menata usahakan BMN yang sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi K/L. Ketentuan yang berlaku dalam
penggunaan adalah sebagai berikut :
a) tanah dan/atau bangunan dan BMN yang memiliki bukti kepemilikan
ditetapkan status penggunanya oleh Pengelola Barang (kementerian
Keuangan);
b) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai per unit lebih besar dari
Rp100 juta,- ditetapkan oleh pengelola barang;
c) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai ≤ Rp 100juta,- per unitnya
ditetapkan oleh pengguna barang;
3
Ibid,hlm 22
d) pengguna wajib menyerahkan BMN T&B yang tidak digunakan; dan
e) pengelola, pengguna dapat mengalihkan BMN ke pengguna lainnya
d. Pemanfaatan, Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN/D yang
tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
kementrian/lembaga/SKPD, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama
pemanfaatan, dan BSG/BGS dengan tidak mengubah status kepemilikan.
e. Pengamanan dan pemeliharaan, Dalam PP No. 27 tahun 2014 pasal
42 disebutkan bahwa Pengelola, pengguna dan kuasa pengguna barang
wajib melakukan pengamanan BMN yang berada dalam penguasaannya
yang meliputi :
a) pengamanan administrasi;
b) pengamanan fisik; dan
c) pengamanan hukum. Selain itu, dalam PP No. 27 tahun 2014 pasal 42
disebutkan bahwa Barang milik negara/ daerah berupa tanah harus
disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/ Pemda yang
bersangkutan.
f. Penilaian, Penilaian adalah kegiatan yang dilakukan penilai untuk
memberikan suatu opini atas BMN pada saat tertentu dalam rangka
pengelolaan BMN. Penilaian digunakan untuk menyusun neraca
pemerintah pusat/daerah dengan berpedoman pada standar akuntansi
pemerintah (SAP), pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN/D.
Penilaian BMN dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar, dengan
estimasi terendah menggunakan NJOP.
g. Penghapusan, Penghapusan berarti menghapus BMN dari daftar
barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan pengguna/KPB/pengelola dari tanggung jawab administrasi
dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya. Tujuan penghapusan
adalah membebaskan kuasa pengguna dan/atau pengguna dan/atau
pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang
yang berada dalam penguasaannya.
h. Pemindahtanganan, Pemindahtanganan BMN merupakan
pengalihan kepemilikan BMN sebagai tindak lanjut dari penghapusan,
dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai
modal pemerintah. Pemindahtanganan dilakukan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan dan PMP.
i. Penatausahaan, Penatausahaan BMN meliputi pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan BMN. Dalam penatausahaan BMN ini
termasuk didalamnya melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi BMN.
Penatausahaan BMN dalam rangka mewujudkan tertib administrasi
termasuk menyusun Laporan BMN yang akan digunakan sebagai bahan
penyusunan neraca pemerintah pusat. Sedangkan penatausahaan BMN
dalam rangka mendukung terwujudnya tertib pengelolaan BMN adalah
menyediakan data agar pelaksanaan pengelolaan BMN dapat dilaksanakan
sesuai dengan azas fungsional, kapastian hukum, transparansi dan
keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai
j. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian, Dalam pembinaan,
menteri keuangan menetapkan kebijakan umum pengelola BMN/D.
Menkeu menetapkan kebijakan teknis dan melakukan pembinaan
pengelolaan BMN. Menteri dalam negeri menetapkan kebijakan teknis
dan melakukan pembinaan pengelolaan BMD.

Anda mungkin juga menyukai