1
Pendahuluan
Mengacu pada prinsip Good Governance bahwa pemerintah baik pusat maupun
daerah harus menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akuntable yang
diasarkan pada amanat pasal 23 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menjelaskan bahwa undang-undang tentang keuangan Negara perlu
menjabarkan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang dasar tersebut
agar mencerminkan asas-asas best practices. Asas-asas best practices tersebut antara
lain akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan
dalam pengelolaan keuangan Negara dan pemerikasaan keuangan oleh badan
pemerikasa yang bebas dan mandiri.
2
masyarakat adil dan makmur. Selain tahuun 2003 tentang Keuangan
berdasarkan Undang-undang Dasar Negara
Negara Republik Indonesia tahun 1945 2. Undang-undang Nomor 1 tahun
pasal 33:3, dasar BMN dalam 2004 tentang Perbendaharaan
pengelolaanya ini juga didasari oleh; 3. Undang-undang Nomor 20 tahun
1997 tentang PNBP (Bab 1 pasal
1. Undang-undang Nomor 17
1:2 dan 6)
3
4. Undang-undang nomor 31 tahun pemeliharaan asset dan penatausahaan
1999 tentang pemberantasan BMN yang belum maksimal dapat dilihat
tindak pidana korupsi (sebagai pada opini badan pemeriksaan
pengawasan atas pengelolaan keuangan terhadap laporan keuangan
BMN) pemerintah pusat (disclaimer) hampir
5. Peraturan pemerintah Nomor 24 setiap tahun masih didominasi masalah
tahun 2005 tentang Standar pengelolaan BMN. Meskipun belum
Akuntasi pemerintah sempurna seperti yang diharapkan
6. Peraturan Pemerintah nomor 6 tetapi penatapannya harus dimulai
tahun 2006 tentang pengelolaan karena asset pemerintah adalah
barang milik Negara kekayaan yang harus dipelihara,
7. Peraturan pemerintah nomor 27 diamankan dan dimanfaatkan sebaik
tahun 2014 tentang pengelolaan mungkin sebagai amanah yang harus
Barang milik Negara/daerah diemban untuk masyarakat sebaga
8. Permenkeu Nomor
96/PMK.06/2007 tentang
tatacara penggunaan,
pemanfaatan, penghapusan, dan
pemindahtanganan BMN
9. Permenkeu nomor
97/PMK.06/2007 tentang
penggolongan dan kodefikasi
BMN
10. Permenkeu nomor
120/PMK.06/2007 tentang
penatausahaanBMN
11. Permenkeu nomor
246/PMK.06/2014 tentang
4
stakeholders.4 Ruang lingkup BMN asset lancar, asset tetap, asset lainnya
mengacu pada pengertian barang milik dan asset bersejarah.6
Negara berdasarkan rumusan dalam
Seluruh BMN yang tersebar di
pasal 1 angka 10 dan angka 11 undang-
seluruh pelosok mutlak harus dilakukan
undang nomor 1 tahun 2004 tentang
agar terpotret secara jelas nilai
perbendaharaan Negara. Atas dasar
asset/kekayaan Negara yang saat ini
pengertian tersebut lingkup barang
berada di penguasaan masing-masing
milik Negara disamping berasal dari
kementrian/lembaga Negara.
pembelian atau perolehan atas beban
Selanjutnya setelah itu dilakukan tahap
Anggaran Pendapatan dan Belanja
penilaian ulang (revaluasi) asset/
Negara juga berasal dari perolehan
kekayaan Negara, khususnya yang
lainnya yang sah.BMN yang berasal dari
berupa tanah, dan atau bangunan dan
perolehan lainnya yang sah lingkupnya
pengelola barang guna mendapatkan
meliputi barang yang diperoleh melalui
nilai wajar atas asset tetap tersebut.
hibah/sumbangan/sejenisnya,
diperoleh sebagai pelaksanaan Jika mengacu pada peraturan
perjanjian/kontrak, diperoleh pemerintah nomor 27 tahun 2014
berdasarkan ketentuan undang-undang tentang pengelolaan BMN/D yang
dan diperoleh berdasarkan putusan menjelaskan bahwa yang disebut
pengadilan yang telah memperoleh dengan barang milik Negara/daerah
kekuatan hukum tetap.5 yaitu:
5
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA PENELITIAN – Abdul Kahar
7
penerimaan pemerintah pusat yang tidak peristiwa masa lalu dan dari mana
berasal dari penerimaan perpajakan.Dan manfaat ekonomi dan /atau social di
seluruh penerimaan Negara bukan pajak masa depan diharapkan dapat
ini wajib disetor secepatnya ke kas diperoleh, baik oleh pemerintah
Negara. Dan sebagai pengawasannya maupun masyarakat, serta dapat diukur
dilindungi dengan UU no 31 tahun 1999 dalam satuan uang, termasuk sumber
tentang pemberantasan tindak pidana daya non keuangan yang diperlukan
korupsi pasal 2 : 1 yang berbunyi “setiap untuk penyediaan jasa bagi masyarakat
orang yang secara melawan hukum umum dan sumber-sumber daya yang
melakukan perbuatan memperkaya diri dipelihara karena alasan sejarah dan
sendiri atau orang lain yang dapat budaya”.11 Adapun asset tetap
merugikan keuangan Negara atau diklasifikasikan berdasarkan
perekonomian negara, dipidana penjara kesamaandalam sifat atau fungsinya.
dengan penjara seumur hidup atau Klasifikasi asset tetap tersebut yaitu
penjara paling singkat 4 (empat) tahun sebagai berikut :
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun a Tanah
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 Tanah yang
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak dikelompokkan sebagai asset
Rp. 1.000.000.000 (1 Milyar Rupiah). tetap ialah tanah yang diperoleh
8
POTRET PEMIKIRAN – Vol.20, No. 2, Juli – Desember 2015
9
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA PENELITIAN – Abdul Kahar
11
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA PENELITIAN – Abdul Kahar
pihak lain dalam jangka waktu tertentu/ Berikut ini merupakan asas-asas
paing lama 5 (lima) tahun dan dapat dalam pengelolaan Barang Milik Negara:
diperpanjang 1 (satu) kali dengan
1. Asas Fungsional, yaitu
menerima imbalan uang tunai, yang
pengambilan keputusan dan
besaran tarifnya ditetapkan oleh
pemecahan masalah-masalah
pengelola barang. Selain sewa, kerja
dibidang pengelolaan BMN yang
sama pemanfaatan juga bisa dilakukan
dilaksanakan oleh kuasa
dengan pihak lain dalam jangka waktu
pengguna barang, dan pengelola
tertentu dalam rangka peningkatan
barang sesuai fungsi, wewenang
penerimaan Negara bukan pajak.Dalam
dan tanggung jawab masing-
hal BMN yang sudah tidak digunakan
masing.
lagi, maka pengelola barang harus
2. Asas kepastian hukum, yaitu
menetapkan BMN yg akan diserahkan
pengelolaan BMN harus
oleh pengguna barang karena tidak
digunakan untuk kepentingan dilaksanakan berdasarkan
hukum dan peraturan
penyelenggaraan tugas dan fungsi
perundang-undangan
pengguna barang dan atau kuasa
3. Asas transparansi yaitu
pengguna barang dan tidak
penyelenggaraan pengelolaan
dimanfaatkan oleh pihak lain. Dan
BMN harus transparan terhadap
sebagai tindak lanjut pengelolaan atas
hak masyarakat dalam
penyerahan BMN meliputi: penetapan
memperoleh informasi yang
status penggunaan, pemanfaaatan, dan
benar
pemindahtanganan. Dalam hal besaran
4. Asas efisiensi yaitu pengelolaan
kontribusi tetap dan pembagian
BMN diarahkan agar BMN
keuntungan kepada mitra kerjasama
12
13
digunakan sesuai batasan- batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam
rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah secara
optimal.
5. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat
6. Asas kepastian nilai yaitu pengelolaan BMN serta menyusun neraca
pemerintah.
Disamping keenam asas diatas berikut merupakan sasaran dari pengelolaan BMN
:
14
peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2014)
c Pemanfaatan asset untuk disewakan, dipinjam
pakaikan, kerjasama (pasal 22-26 peraturan
pemerintah nomor 27
tahun 2014) d Pemanfaatan,
dibangunserahgunakan, atau dibangunserahkan (pasal 27-
31 peraturan
pemerintah nomor 27
tahun 2014)
e Pemindahtanganan asset yang tidak ekonomis (pasal 45-70 peraturan
pemerintah nomor 27
tahun 2014)
16
POTRET PEMIKIRAN – Vol.20, No. 2, Juli – Desember 2015
17