Penyetoran PNBP
E- Learning Bendahara
Penerimaan
Angkatan IV TA 2021
(03 Agustus 2021)
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Biodata
2
Ketentuan Umum PNBP
Peraturan Terkait PNBP
1.UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.UU No. 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara.
3.UU No. 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara.
4.UU No. 9 Tahun 2018 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak.
5.PP No. 73 Tahun 1999 ttg Tatacara Penggunaan PNBP yang bersumber dari
Kegiatan
Tertentu
1.PP No. 1 Tahun 2004 ttg Tata Cara Penyampaian Rencana dan Laporan
Realisasi PNBP.
2.PP No. 29 Tahun 2009 ttg Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran, dan
Penyetoran
PNBP Yang Terutang.
1.PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
•PP No. 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan PNBP,
1.PP No. 59 Tahun 2020 tentang Keberatan, Keringanan , dan Pengembalian
PNBP
2.PP No. 69 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Atas Jenis
3
Pengertian Keuangan Negara
• Pendekatan Sisi OBYEK
semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dg uang,
termasuk kebijakan & kegiatan dalam bid. fiskal, moneter & Keuangan
pengel. kekayaan negara yg dipisahkan, serta segala Negara adalah
1 sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang berhub. semua hak
dg pelaks. hak & kewajiban tersebut. dan kewajiban
negara yang
• Pendekatan Sisi SUBYEK dapat dinilai
seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki dengan uang,
negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, PEMDA, serta segala
2 Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada sesuatu baik
kaitannya dgn keuangan negara. berupa uang
maupun
• Pendekatan Sisi PROSES berupa barang
seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan yang dapat
pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari dijadikan milik
3 perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai negara
dengan pertanggunggjawaban. berhubung
dengan
• Pendekatan Sisi TUJUAN pelaksanaan
seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang hak dan
berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek kewajiban
4 sebagaimana tersebut di atas dalam rangka tersebut.
penyelenggaraan pemerintahan negara
4
Pengertian & Jenis PNBP
5
Objek PNBP
Kriteria:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah;
b. penggunaan dana yang bersumber dari APBN;
c. pengelolaan kekayaan negara; dan/atau
d. penetapan peraturan perundang-undangan.
PEMANFAATAN SDA
bumi, air, udara, ruang angkasa, dan PENGELOLAAN BMN
kekayaan alam yang dikuasai oleh penggunaan, pemanfaatan, dan
negara ` pemindahtanganan semua
barang yang diperoleh atas
beban APBN dan perolehan
PELAYANAN
lain
penyediaan barang, jasa, atau
pelayanan administratif yang PENGELOLAAN DANA
menjadi tanggung jawab dana pemerintah yang
pemerintah berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja
PENGELOLAAN KND Negara atau perolehan lain
kekayaan negara yang berasal
dari APBN yang dijadikan HAK NEGARA LAINNYA
penyertaan modal negara atau
hak negara selain 5 objek
perolehan lainnya
sesuai peraturan
perundang-undangan
Pengklasteran digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan jenis dan tarif PNBP
dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing objek PNBP, prinsip
keadilan, dan menjaga kualitas layanan pada masyarakat.
7
Pengelompokan PNBP menurut
PP 22/1997
• Fungsi PNBP :
1. Fungsi penganggaran (budgetary) dan
2. Fungsi pengaturan (regulatory).
10
Pejabat Perbendaharaan
Presiden
(CEO)
Chief Executif
Officer
Menteri/Pimp
Menteri Keuangan
Lembaga
(PA – COO) (BUN – CFO)
Chief Finance
Chief Operational
Officer
Officer
Bendahara Bendahara
Penerimaan Pengeluaran
11
TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGELOLAAN PNBP
Antara lain:
Kewenangan a. menyusun kebijakan umum pengelolaan PNBP;
Menteri b. mengevaluasi, menyusun dan/atau menetapkan jenis dan tarif
Keuangan PNBP pada Instansi Pengelola PNBP;
selaku c. menetapkan target dan pagu penggunaan PNBP dalam rangka
Pengelola RAPBN/RAPBNP;
d. melakukan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan,
Fiskal dan pertanggung jawaban PNBP.
Antara lain:
a. menyusun dan menyampaikan usulan jenis dan tarif PNBP;
Tugas Pimpinan b. mengusulkan penggunaan dana PNBP;
c. menyusun dan menyampaikan rencana PNBP dalam rangka
Kementerian
penyusunan RAPBN/RAPBNP;
Negara/Lembaga d. memungut dan menyetorkan PNBP;
e. mengelola Piutang PNBP.
13
TUGAS DAN KEWENANGAN INSTANSI
PENGELOLAAN PNBP (1)
Pimpinan Instansi Dalam mengelola PNBP Pimpinan
Pengelola PNBP Instansi Pengelola PNBP bertugas:
mempunyai
kewenangan untuk
mengelola PNBP 1. menyusun dan menyampaikan
pada Instansi
usulan jenis dan tarif PNBP;
Pengelola PNBP
yang dipimpinnya 2. mengusulkan penggunaan dana PNBP;
Pasal 17 ayat 3. menyusun dan menyampaikan rencana
(1) dan ayat PNBP dlm Penyusunan RAPBN dan/atau
(2)
UU No.9
RAPBNP;
4. memungut dan menyetorkan PNBP ke Kas
Tahun 2018 Negara;
5. melaksanakan anggaran yang bersumber dari pagu
penggunaan dana PNBP;
6. mengelola piutang
PNBP;
7. menyusun dan menyampaikan laporan
pertanggung-jawaban PNBP;
8. menunjuk pejabat kuasa pengelola PNBP;
dan
9. melaksanakan tugas lain di bidang PNBP pada Instansi Pengelola
PNBP yang dipimpinnya sesuai dengan ketentuan peraturan
per-undang-undangan di bidang PNBP. 14
TUGAS DAN KEWENANGAN INSTANSI
PENGELOLAAN PNBP (2)
15
SANKSI BAGI INSTANSI
PENGELOLA PNBP
Tidak melakukan verifikasi Tidak memenuhi kewajiban
atas PNBP Terutang yang melakukan Penetapan PNBP
dihitung oleh Wajib Bayar. Terutang dengan menerbitkan dan
(Pasal 27) menyampaikan Surat Ketetapan
Tidak melaksanakan
PNBP kurang bayar dan Surat
pemungutan PNBP
Tagihan PNBP kepada Wajib
berdasarkan jenis dan tarif
Bayar. (Pasal 37)
PNBP. (Pasal 28)
Tidak melaksanakan Tidak memenuhi kewajiban
penyetoran seluruh PNBP menatausahakan PNBP. (Pasal 41)
pada waktunya ke Kas
Negara. (Pasal 30)
Tidak melaksanakan Tidak melakukan kewajiban
pengelolaan piutang PNBP memberikan, memperlihatkan,
yang menjadi tanggung dan/atau menyampaikan
jawabnya. (Pasal 35) dokumen, keterangan, dan/atau
PENJELASAN bukti lain yang diminta oleh
instansi pemeriksa. (Pasal 53)
Sanksi dikenakan kepada pejabat pengelola PNBP di
lingkungan Instansi Pengelola PNBP. Tidak mengeluarkan penetapan
atas pengajuan keberatan sampai
Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan dengan jangka waktu 6 (enam)
perundang-undangan” antara lain peraturan bulan setelah surat keberatan dan
perundang-undangan di bidang disiplin untuk dokumen pendukung diterima
Aparatur Sipil Negara dan peraturan secara lengkap. (Pasal 59)
perundang-undangan di bidang pengawasan.
16
Pihak-Pihak Terkait PNBP
• Wajib Bayar ,adalah orang pribadi atau Badan dari dalam negeri atau luar
negeri yang mempunyai kewajiban membayar PNBP sesuai dengan ketentuan
per-UU-an.
• Petugas Pungut, merupakan petugas yang ditunjuk untuk melakukan
pemungutan/penerimaan uang dari Wajib Bayar. Petugas Pungut misalnya
ditunjuk untuk memungut uang dari jasa tanda masuk pelabuhan, taman
hiburan, museum, dan sebagainya.
• Bendahara Penerimaan, ditunjuk apabila pada satker yang bersangkutan
terdapat PNBP yang bersifat fungsional. Bendahara Penerimaan menerima
setoran dari Wajib Bayar langsung atau menerima setoran yang dipungut oleh
Petugas Pungut.
• Bank Persepsi, adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang
meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak.
• Pos Persepsi, adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk
menerima setoran penerimaan negara.
17
Pemungutan dan
Penerimaan PNBP
18
Pemungutan dan Penerimaan
PNBP
Penentuan PNBP Terutang
PNBP Terutang dihitung oleh:
a. Instansi Pengelola PNBP;
b. Mitra Instansi Pengelola PNBP; atau
c. Wajib Bayar.
Verifikasi sesuai
jenis & tarif
Tidak sesuai
dikenakan sanksi
19
Pengaturan Tarif PNBP
Dasar
Pertimbangan
Dasar Hukum
Dasar Pertimbangan pengaturan
tarif diatur masing-masing Dasar hukum penetapan tarif
sesuai klaster, antara lain dilekatkan langsung pada 6
a. Nilai manfaat, kadar, atau klaster objek PNBP:
kualitas sumber daya alam 1. Pemanfaatan Sumber Daya
b. Dampak pengenaan tarif Alam 🡪 UU, kontrak, dan/atau
c. Kebutuhan investasi, kondisi PP
keuangan, & operasional Badan 2. Pelayanan 🡪 PP dan/atau
d. Nilai guna aset tertinggi dan Peraturan Menteri
terbaik 3. Pengelolaan Kekayaan Negara
e. Aspek keadilan Dipisahkan 🡪 UU dan/atau
f. Kebijakan pemerintah dalam rapat umum pemegang
saham
4. Pengelolaan Barang Milik
Bentuk Tarif Negara 🡪 PP dan/atau
SPESIFIK Peraturan Menteri Keuangan
AD VALOREM 5. Pengelolaan Dana 🡪 Peraturan
Tarif PNBP yang
ditetapkan dengan Menteri Keuangan
nominal uang Tarif PNBP yang 6. Hak Negara Lainnya 🡪 UU, PP
ditetapkan dengan
dan/atau Peraturan Menteri
persentase dan
formula Keuangan
20
Tarif Spesifik (1)
21
Tarif Spesifik (2)
• Diketahui :
– Tarif penyimpanan hewan seperti tabel.
– Hewan yang disimpan di kelas III sebanyak 1.000
ekor selama 5 hari.
– Berapakah PNBP Terutang?
22
Tarif Advalorem (1)
23
Contoh - Tarif Advalorem (2)
24
Penetapan Tarif dengan
“ Pertimbangan Tertentu “
1. Tarif atas jenis PNBP dapat ditetapkan sampai dengan
Rp0,00 (nol rupiah) atau 0% (nol persen).
2. Pertimbangan tertentu :
a. penyelenggaraan kegiatan social
b. kegiatan keagamaan
c. kegiatan kenegaraan, dan
d. pertimbangan karena keadaan di luar kemampuan
wajib Bayar atau kondisi kahar, serta bagi masyarakat
tidak mampu, mahasiswa berprestasi, dan UMKM
25
Pendekatan Biaya dalam
Penetapan Tarif PNBP
1. TARIF COST MINUS
Besaran tarif PNBP yang dikenakan lebih rendah daripada biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan layanan.
Contoh : Besaran tarif ditetapkan sebesar Rp10.000,00/layanan, biaya
pelayanan sebesar Rp15.000,00/layanan.
26
Pembayaran & Penyetoran PNBP
Terutang (1)
1. Wajib Bayar wajib membayar PNBP Terutang ke Kas Negara
melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri.
27
Pembayaran & Penyetoran PNBP
Terutang (2)
4. Wajib Bayar wajib membayar seluruh PNBP Terutang
paling lambat pada saat jatuh tempo pembayaran.
28
Contoh perhitungan sanksi
administrasi berupa denda PNBP (1)
• Pokok PNBP Terutang = Rp100.000.000,00
• Jatuh tempo tanggal = 2 Januari 2020
• Pembayaran tanggal = 3 Januari 2020
• Keterlambatan = 1 hari, dihitung 1 bulan
• Maka, jumlah PNBP yang Terutang =
(2% x Rp100.000.000,00) + Rp100.000.000,00 = Rp102.000.000,00.
• Apabila pembayaran dilakukan pada tanggal 3 Februari
2020, maka jumlah PNBP yang Terutang =
(2% x Rp102.000.000,00) + Rp102.000.000,00 = Rp104.040.000,00.
29
Contoh perhitungan sanksi
administrasi berupa denda PNBP (2)
30
Pengelolaan Piutang PNBP (1)
32
Pengelolaan Piutang PNBP (3)
9. Dalam hal Wajib Bayar tidak setuju atas Surat Tagihan PNBP, Wajib Bayar
dapat mengajukan permohonan koreksi terhadap surat Tagihan PNBP
secara tertulis kepada Instansi Pengelola PNBP dan/atau Mitra Instansi
Pengelola PNBP.
11. Penetapan PNBP Terutang diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun sejak saat terutangnya PNBP.
12. Penetapan PNBP Terutang tetap dapat diterbitkan setelah jangka waktu
paling lama l0 (sepuluh) tahun, dalam hal Waiib Bayar melakukan tindak
pidana di bidang PNBP.
33
Bukti Pemungutan PNBP
A. Surat Bukti Setor (SBS) merupakan bukti pelunasan PNBP oleh
wajib bayar,
B. Bentuknya:
1. karcis/tiket
2. kuitansi
3. bukti pemungutan lainnya
34
Karcis/Tiket (1)
35
Contoh karcis/tiket
36
Bukti Kuitansi (2)
37
Bukti Kuitansi
B. Kuitansi sekurang-kurangnya dibuat dalam rangkap tiga dengan
peruntukan sebagai berikut :
1. Lembar pertama untuk wajib bayar PNBP;
2. Lembar kedua untuk Biro Keuangan K/L (disampaikan bersama dg
LPJ bendahara penerimaan);
3. Lembar ketiga untuk arsip bendahara penerimaan.
38
Contoh kuitansi
39
39
Penyimpanan Uang PNBP
A. Brankas
B. Rekening bendahara penerimaan
40
Ketentuan Penyimpanan PNBP
41
KEBERATAN, KERINGANAN DAN
PENGEMBALIAN PNBP
KEBERATAN KERINGANAN PENGEMBALIAN
43
Penyetoran PNBP
44
Penyetoran PNBP
45
Penyetoran di luar ketentuan
Penyetoran PNBP oleh Bendahara Penerimaan pada hari kerja
berikutnya setelah PNBP diterima dapat dilakukan dalam hal:
a. PNBP diterima pada hari libur/yang diliburkan;
B. SIMPONI
• SIMPONI --🡪 Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
On-line
• Diakses melalui portal : www.simponi.kemenkeu.go.id
48
Pembuatan & Penyetoran
dengan Kode Billing K/L
A. Pembuatan Kode
1.Billing K/L digunakan untuk memfasilitasi pembayaran/ penyetoran
kelompok PNBP fungsional dan umum.
2.Billing K/L dapat diakses oleh WB/WS setelah terdaftar sebagai
Pengguna Sistem Billing 🡪 harus mendaftar melalui portal SIMPONI
B. Penyetoran Kode Billing
1.WB/WS melakukan penyetoran/pembayaran PNBP mengguna-kan
kode billing.
2.Kode billing diterbitkan oleh Sistem billing SIMPONI.
3.Kode billing diperoleh dg melakukan perekaman data ke Sistem billing
SIMPONI.
4.Kode billing memiliki masa aktif selama 7 hari sejak diterbitkan.
49
Data Pendaftaran Billing
Nama WB
Alamat WB
Alamat email
Data K/L, unit eselon I,
& satker
Data minimal
Nama satker
Alamat satker
Alamat email
Data K/L, unit eselon I,
& satker
50
Perekaman Data Dalam Rangka
Penerbitan Kode Billing
1. Pengguna Sistem Billing dapat mengakses Billing K/L
dalam rangka penerbitan kode billing.
2. Dalam perekaman data, pengguna :
a. Memilih kelompok PNBP (fungsional / umum)
b. Memilih jenis mata uang (Rp / mata uang asing)
51
Pembayaran/Penyetoran PNBP
Electronic data
capture (EDC)
52
Pembayaran/penyetoran melalui
loket/teller (1)
1. Bank/Pos Persepsi wajib :
a. Menginput kode billing yg diberikan WB/WS ke dalam sistem
aplikasi pembayaran/ penyetoran untuk memperoleh
informasi detail pembayaran/penyetoran.
b. Melakukan konfirmasi kebenaran data
pembayaran/penyetoran kepada WB/WS.
c. Mencetak dan memberikan BPN yang ditera NTB/NTP dan
NTPN kepada WB/WS
53
Pembayaran/penyetoran melalui
sistem elektronik lainnya (2)
2. Bank/Pos Persepsi wajib :
a. Menampilkan detail transaksi pembayaran/penyetoran
berdasarkan kode billing pada sistem elektronik.
b. Meminta konfirmasi kebenaran data pembayaran/penyetoran
kepada WB/WS.
c. Mencetak dan memberikan BPN yang ditera NTB/NTP dan
NTPN dalam bentuk struk dan/atau dokumen elektronik.
d. Menyediakan layanan pencetakan ulang BPN kepada WB/WS.
54
Pembayaran/penyetoran melalui
sistem elektronik lainnya (3)
55
55
Pembayaran/penyetoran melalui
sistem elektronik lainnya (4)
56
Pembayaran/penyetoran melalui
sistem elektronik lainnya (5)
57
Pengesahan Penerimaan Negara
• NTPN
Nomor Transaksi Penerimaan Negara.
Melalui Pos • NTP
Nomor Transaksi Pos
• NTPN
Nomor Transaksi Penerimaan Negara
Melalui Bank • NTB
Nomor Transaksi Bank
• NTPN
Melalui Potongan Nomor Transaksi Penerimaan Negara
SPM • NPP
Nomor Penerimaan Potongan
58
Rekening Bendahara
Penerimaan
59
Pengelolaan Rekening
Bendahara Penerimaan
Pengelolaan Rekening Penerimaan
1.PA/Kuasa PA dapat membuka rekening penerimaan dengan persetujuan BUN.
2.Persetujuan dikuasakan kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah.
3.Rekening penerimaan – bentuk rekening giro atas nama jabatan Bendahara
Penerimaan.
4.Sehubungan dengan Treasury Notional Pooling (TNP) maka pembukaan
rekening bendahara penerimaan dilakukan pada bank umum yang terhubung
dengan sistem TNP.
5.Bendahara penerimaan melakukan penarikan uang dari Rekening Bendahara
penerimaan sesuai dengan kebutuhan pada jam operasional Bank Umum.
(08.00 – 15.00).
6.Bendahara penerimaan tidak diperkenankan melakukan penarikan uang di
luar jam operasional Bank Umum.
Pengelolaan Rekening
Lainnya (BLU)
61
Pengelolaan Rekening
Lainnya (BLU)
• BLU diperbolehkan :
– Mengelola dana operasional BLU
– Mengelola dana pengelolaan kas BLU
– Mengelola dana kelolaan BLU
62
Rekening BLU
63
Pembukaan Rekening BLU
1. Pembukaan rekening Operasional BLU dan rekening Dana
Kelolaan dilakukan setelah mendapatkan ijin dari Kuasa BUN
Pusat.
– Satker BLU mengajukan ijin pembukaan rekening Operasional BLU
dan rekening Dana Kelolaan kepada Kuasa BUN Pusat melalui
Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan yang
bersangkutan.
64
Contoh Kasus 1
65
Contoh Kasus 2
1. Suatu satker BLU mendapat hibah tunai. Jika sampai
dengan akhir tahun anggaran belum terserap, sisa
dana harus dikembalikan ke pemberi hibah.
2. Analisis :
– Dana hibah ditempatkan pada rekening Dana Kelolaan.
– Belanja dana hibah dilakukan melalui rekening operasional.
– Sisa dana hibah di rekening Dana Kelolaan dikembalikan ke
pemberi hibah.
66
Contoh Kasus 3
1. Idem kasus 2, namun tidak ada kewajiban
mengembalikan sisa dana hibah.
2. Analisis :
– Dana hibah ditempatkan pada rekening Operasional
67
Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan
Negara
68
68
Tanggungjawab Atas Dokumen
Keuangan Negara
69
69
Konsep Dasar Pengarsipan
Arsip Vital
70
70
Tujuan Penyelenggaraan
Kearsipan
menjamin terciptanya arsip dari kegiatan oleh lembaga negara, Pemda, lembaga
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, Ormas, dan perseorangan, serta ANRI
sbg penyelenggara kearsipan nasional;
menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang
sah;
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
76