Pengeluaran Negara
Pelatihan Bendahara
Pengeluaran APBN
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
POKOK BAHASAN
PENDAPATAN NEGARA
• Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas
negara.
• Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
BELANJA NEGARA
• Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas
negara.
• Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Jenis Penerimaan Negara
PNBP
Penerimaan
Negara
Hibah
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Utang
Belanja Negara
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Lain-lain
Asas-Asas Keuangan Negara
Asas Kesatuan
Asas Universalitas
Lama
Asas Tahunan
Asas Spesialitas
Asas
Keuangan akuntabilitas berorientasi pada
hasil
Negara
profesionalitas
Baru proporsionalitas
Presiden
(CEO)
Pejabat Perbendaharaan
(UU No. 1 tahun 2004)
Menteri/Pim Menteri
Lembaga Keuangan
(PA – COO) (BUN – CFO)
Bendahara Bendahara
Penerimaan Pengeluaran
Pejabat Pengelola Keuangan Satker
PA
Delegasi
KPA .
Kepala
Kantor
Mandat
Pejabat Pejabat
Bendahara Bendahara Pejabat
Pembuat Penanda-
Pengeluaran Penerimaan Lainnya
Komitmen tangan SPM
Pejabat Petugas
BPP PPABP PPHP
Pengadaan Akuntansi
Penetapan Pejabat Perbendaharaan
Menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil untuk melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA
Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA
bersifat ex-officio
Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku PA Menetapkan Pejabat
Perbendaharaan
Negara lainnya, yaitu
PPK dan PPSPM
Menetapkan
PPSPM
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat
kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.
16
Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan PPK dan PPSPM
Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran, dalam hal
tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal tahun
anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPPN.
17
Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan Bendahara Pengeluaran
Akumulasi DIPA
DIPA Induk Petikan
DIPA Petikan
Dasar pencairan
dana/pengesahan bagi
BUN/Kuasa BUN
Format DIPA
Halaman IV – Catatan
Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi Jenis
Klasifikasi Organisasi Klasifikasi Fungsi
Belanja (Ekonomi)
• Bagian Anggaran • pelayanan umum • Belanja Pegawai
• Unit Organisasi • pertahanan • Belanja Barang
• Satuan Kerja • ketertiban dan • Belanja Modal
keamanan • Belanja Utang
• ekonomi • Belanja Subsidi
• lingkungan hidup • Belanja Hibah
• perumahan dan fasilitas • Belanja Bantuan Sosial
umum • Belanja Lain-lain
• kesehatan
• pariwisata dan budaya
• agama
• pendidikan
• perlindungan sosial.
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
Program
Kegiatan
KRO
Rincian output
Komponen
Akun Belanja
Detil Belanja
Alur Mekanisme Revisi Anggaran pada KPA
3. Sistem Penerimaan
Negara
Wajib
Pihak-Pihak Terkait Pajak
Penerimaan Wajib
KPPN
Bayar
Petugas
KPBC Pungut
Penerimaan
Bendahra
KPP Pen/ Pengl
Bank/ Pos
Persepsi KPA
Modul Penerimaan Negara
(MPN G3)
Dasar Hukum
Pemutakhiran Infrastruktur
Infrastruktur MPN G2 dibangun pada tahun 2011 dengan
Sistem Single Sign-On (SSO) kecepatan pemrosesan transaksi 60 transaction per second
(tps). Namun kapasitas yg dibutuhkan biller lebih dari 600
Pembangunan Portal Penerimaan Negara sebagai
tps. Pemutakhiran infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
opsi bagi wajib pajak/wajib bayar/wajib setor
performa sistem penerimaan negara dengan kecepatan
membuat billing berbagai jenis penerimaan negara
pemrosesan menjadi 1000 tps.
(pajak, bea dan cukai, PNBP dan penerimaan
lainnya) sekaligus dapat membayar penerimaan
Lembaga Persepsi Lainnya (LPL)
negara tersebut dalam satu website.
Perluasan saluran penerimaan negara dengan
menambah cakupan lembaga yang dapat
melayani pembayaran penerimaan negara selain
melalui bank/pos, yaitu lembaga lainnya, seperti e-
commerce, fintech sebagai Lembaga Persepsi
Lainnya (LPL).
Manfaat Adanya Lembaga Persepsi Lainnya
Penambahan Agen
Penerimaan Mendorong Cashless
Payment
Semakin banyak
alternatif collecting Alternatif kanal pembayaran
agent yang dapat nontunai semakin banyak
menerima setoran tersedia.
penerimaan negara.
• PENYETORAN PAJAK
• WP Bendahara Pengeluaran Kas Negara
• WP Kas Negara
• PENYETORAN PNBP
• WB Petugas Pungut Bendahara Penerimaan Kas Negara
• WB Bendahara Penerimaan Kas Negara
• WB Kas Negara
1 Dokumen Terkait Penerimaan
• Surat Setoran Pajak (SSP)
• SSPBB
2 Dokumen Lain
• SSB
3
Karcis/Tiket/Tanda
Masuk/Kupon
• SSPCP
4
• SSCP Kuitansi
5
• SSBP
6 Nota Debet/Kredit
• SSPB
7
Rekening Koran
• STBS
8
• Bukti Penerimaan Negara (BPN) Struk ATM
9
Mekanisme Penyetoran Penerimaan Negara
Pendaftaran
Internet Banking
Pembayaran
Electronic Device
Circuit
ATM
Alur Pembayaran Penerimaan Negara
• NTPN
Melalui Bank • NTB
• NTPN
Melalui Pos • NTP
Metode LS Melalui UP
UP GUP GUP
UP
RUTIN
Perubahan
UP
KURANG
BULAN
TUP
TERTENTU
Uang Persediaan
UP
UP Tunai
UP
Kartu Kredit
Pemerintah
Dokumen Terkait Pengeluaran Negara
• Dokumen Perikatan
2
• Bukti Kegiatan/Transaksi
3
• Bukti Pembayaran
4
• Bukti Setoran
5
Pihak-Pihak Terkait Pengeluaran Negara
Pegawai
Bank/Pos
Penyedia B/J
Oprasional
KPPN PPK
Pengelu
Tim/ -aran
PPSPM
Pokja
PIC
KPA
Kegiatn
Bendahra
BPP
Pengelu-aran
Bagan Alir Mekanisme Pembayaran Tagihan
Pihak
Bendahara
Ketiga/Penerima PPK PPSPM KPPN
Pengeluaran
Hak
Pencatatan
3
Tagihan Tagihan
SPM-LS SPM-LS
4a
4b
SPP-LS SPP-LS
SPBy SPBy
Rp. SP2D-LS
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme
Pembayaran LS
No Uraian Penyedia PPK PPSPM
Barang/Jasa
1 Mengajukan tagihan atas
Kontrak/Bukti
penyelesaian Pekerjaan, disertai
Pendukung
dengan bukti pendukung
Transaksi
dengan Kartu
Kredit
Bukti
Transaksi Disetujui No Tanggung jawab Pribadi
Pengujian
? Pemegang Kartu Kredit
oleh PPK
Tagihan Bank
Yes
Setor Pajak
Verifikasi
Pengajuan
SPBy oleh
Bendahara GUP KKP
Pertanggung
jawaban UP
SPP-GUP SPM GUP SP2D
SPP-GUP
KKP KKP GUP
47
Koreksi/Ralat SPP, SPM, dan SP2D
Rekening Satker/Virtual
PENGATURAN Rekening Induk
TERKAIT 1. Dibuka Dalam Bentuk Giro Per K/L atau
1. Menampung dana UP/TUP, LS-
REKENING Bendahara dan transfer antar rekening
Eselon I
pengeluaran
2. Dipisahkan antara rekening untuk 2. Rekening operasional & dapat melakukan
menampung operasional & non operasional transaksi debit/kredit
51
PENGISIAN & REVOLVING UP
Rek. Es I K/L
Rek Induk
B E LA N J A
Mekanisme UP tetap berpedoman pada PMK 190/2012 jo.178/2018 Revolving dilakukan oleh masing-
VA/RS memiliki fitur seperti giro (Tarik tunai, kartu debit & CMS) masing Satker
52
PMK PENGELOLAAN REKENING PENGELUARAN
Kewenangan Kementerian Negara/Lembaga
Es. I K/L KPA Satker Lingkup
Eselon I K/L
Mengajukan permohonan Mengajukan permohonan
pembukaan Rekening pembukaan /penutupan
Induk ke Kuasa BUN-D Rekening Satker melalui Eselon I
53
BANK UMUM MITRA PENGELOLA REKENING PENGELUARAN
Pokok Pengaturan PMKSABAH
REKENING PENGELUARAN PADA BANK UMUM
Dibuka pada bank umum yang telah memiliki perjanjian kerjasama
REQUIREMENT
54
Pembukaan Rekening Induk FR
Laporan
Pembukaan Validasi
Rekening
Induk Validasi meliputi :
+ Surat Penolakan Tidak a) Belum memiliki Rek Induk
User ops atau non ops pada
Dashboard
bank berkenaan
Kuasa BUN b) Telah sesuai pada
Bank Umum Pusat referensi data rekening
Buka User Dashboard
Kanwil DJPB
Laporan Pembukaan
Rekening Rekening Induk
+
Induk User Dashboard
55
Pembukaan Rekening Satker FR
Surat
Referensi Data Tidak
Penolakan
Rekening Laporan, CMS,
Pengeluaran Kartu dan
Dashboard
Tembusan Validasi
Validasi meliputi :
Rekening Laporan
a) Telah memiliki Rek Induk
Induk
Pembukaan Ya
Rekening ops atau non ops pada
bank berkenaan
b) Telah sesuai pada
Surat Persetujuan
Bank Umum dan Pembukaan
referensi data rekening
Buka
Rekening
Konsolidasi
Rekening
Laporan Pembukaan
Satker Rekening
56
PEMBUKAAN REKENING
Penamaan & Penomoran Rekening Induk & Rekening Satker
REKENING
Format Penamaan :
INDUK
RKK (Singkatan Eselon I) (singkatan nama K/L) (OPS/KTJ/DSP/ nama tujuan penggunaan dana)
Penomoran sesuai Bank Umum
Harus sesuai
data referensi
Kode Jenis Rekening:
0 : Penerimaan 5:
Hibah
Format Penomoran KODE JENIS REKENING
1 : Pengeluaran 6 : Kerjasama
2 : BLU 7 : Jaminan
REKENING SATKER
Y Y Y Y Y Y X X X X X X A B B B
KODE BANK YANG TERHUBUNG KODE SATKER KODE URUT BENDAHARA
DENGAN REKENING INDUK (6 Digit) (3 Digit)
(5/6 Digit)
BPG (kode KPPN mitra satker) (singkatan nama satker), atau Kode Urut Bendahara :
Format 000 : Rekening BPG/Hibah/dll
BPG (kode KPPN mitra satker) (singkatan nama satker) (OPS/KTJ/DSP/ 001 : Rekening BPP 1/ Peny. Hibah/ dll
Penamaan nama tujuan penggunaan dana) 002 : Rekening BPP 2/ Peny. Hibah/ dll
003 : Rekening BPP 3/ Peny. hibah/ dll
57
Penutupan Rekening
58
Rekening Bendahara Pengeluaran
TELLER EDC
Cek Saldo Cek Saldo
Tarik Tunai Transfer
Transfer
63
PENGELOLAAN KAS
Pengeluaran
Belanja Operasional Penyaluran Dana
merupakan belanja untuk kegiatan operasional yang
belanja terkait dengan penyaluran pinjaman/
terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. layanan pembiayaan
REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
Sumber dana RM atau
Pihak ketiga REKENING
REKENING DANA
OPERASIONAL KELOLAAN
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP
• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan dengan tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan
menyetujui pembayaran, dan pihak yang mnelakukan peraturan perundang-undangan.
pembayaran.
• BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Rekening Operasional Penerimaan BLU ke Rekening
Operasional Penerimaan ke Rekening Operasional Operasional Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan
Pengeluaran berdasarkan perencanaan kebutuhan dana. berdasarkan perencanaan kebutuhan dana.
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional
dengan nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau
tidak efisien dilakukan melalui mekanisme perbankan.
64
PENGELOLAAN KAS
Optimalisasi Kas
Pool of cash, tetapi pada
akhirnya diupayakan • pelimpahan kas dilaksanakan sesuai dengan
saldo minimal perencanaan kas yang akurat.
• Perencanaan kas yang akurat dilakukan
REKENING berdasarkan kebutuhan kas yang diperlukan REKENING
OPERASIONAL untuk segera dilakukan pengeluaran. OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Belanja
65
PENGELOLAAN KAS
APBN Rekening Belanja
(Rupiah Murni) Pengeluaran
Berdasarkan
kebutuhan Belanja
Rekening segera dicairkan Rekening Belanja Operasional
PNBP Operasional Bunga/bagi hasil
Operasional
• Jasa Layanan Penerimaan Pengeluaran
• Hasil
Idle Cash
Bunga/bagi
hasil/hasil
Investasi investasi
• Hibah
• Pendapatan Rekening
Bunga/bagi hasil
lainnya yang
sah Termasuk
Rekening Manajer
Kustodian Investasi
Idle Cash
Dana yg Belum
mjd Hak BLU Penyaluran
dan Pinjaman Rekening Pengeluaran Penyaluran Dana sesuai Mandat Dana
Dana
APBN Kelolaan Pengembalian Dana + Bunga
(Investasi
Pemerintah)
66
5. Sistem Pengarsipan
Dokumen Keuangan Negara
Tanggungjawab Atas Dokumen Keuangan Negara
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Arsip Vital
Arsip
Arsip Aktif
Dinamis
Arsip
Arsip
Arsip Statis
Inaktif
Arsip Keuangan Negara
RAPBN dan RUU APBN-P
Pelaksanaan anggaran
Arsip Keuangan
Luar Negeri (PHLN)
Pemeriksaan keuangan
Pengawasan keuangan
Perpajakan
2. Penggunaan 4. Penyusutan
• Pembuatan Arsip • Pemberkasan Arsip
Arsip Arsip Aktif
• Penerimaan • Penataan Arsip
• Penggunaan • Pemindahan
Arsip Inaktif
arsip dinamis • Penyimpanan Arsip Inaktif
berdasarkan • Pemusnahan
Arsip
sistem Arsip
• Alih Media Arsip
klasifikasi • Penyerahan
keamanan dan Arsip Statis
akses arsip
1. Penciptaan 3. Pemeliharaan
Arsip Arsip
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan
• Arsip yg tercipta dari kegiatan lembaga negara & kegiatan yg menggunakan sumber dana
negara dinyatakan sebagai arsip milik negara.
• Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip sebagai bahan
pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan
negara, pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.
• Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip yang berkaitan
dengan kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional,
kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang strategis.
dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan
yang mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
• Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah
berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis, utuh, menyeluruh,
dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
• Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat
tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan
akses arsip.
• Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis wajib menjaga
keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip yang dikelolanya.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (2)
• Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang
berhak.
• Pencipta arsip pada lembaga negara, Pemda, perguruan tinggi negeri, dan BUMN
dan/atau BUMD membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 kategori, yaitu arsip
terjaga dan arsip umum.
• Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk
umum dapat:
1. menghambat proses penegakan hukum;
2. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan
pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
3. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi
kerahasiaannya;
5. merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;
7. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir
ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum;
8. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya perlu
dirahasiakan.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Kearsipan (3)
Pejabat dan/atau
pelaksana yang
melakukan Sanksi Sanksi
pelanggaran dalam
penyelenggaraan
Administratif Pidana
kearsipan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan