Belanja Negara
E-Learning
Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
OUTLINE
2
Pengujian Dokumen Permintaan Pembayaran
dan Pembebanan Tagihan pada Mata
Anggaran yang Tersedia
3
Dasar Hukum Pengujian &
Pembayaran Tagihan
UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggung Jawab Keuangan Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan atas PP No. 45 tahun 2003
Tentang Tatacara Pelaksanaan APBN
PMK nomor 190 tahun 2012 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN
sebagaimana telah diubah mjd PMK nomor 178 tahun 20
PMK NOMOR 155 /PMK.02/2021 Tentang Tata Cara Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak
PA
Delegasi
KPA .
Kepala
Kantor
Mandat
Pejabat Pejabat Bendahara Bendahara
Pejabat
Pembuat Penanda- Pengeluaran Penerimaan
Lainnya
Komitmen tangan SPM * *
Pejabat Petugas
BPP PPABP PPHP
Pengadaan Akuntansi
Pengujian & Pembayaran Tagihan
Oleh PPSPM
➢ Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan atas PP
No. 45 tahun 2003 Tentang Tatacara Pelaksanaan APBN
6
Lingkup Pengujian Tagihan
7
Konsep Pengujian atas Tagihan
terhadap APBN
Apakah tagihan yang diajukan kpd satker telah sesuai
PENGUJIAN DI dengan peraturan yang berlaku, dan dananya tersedia
SATKER: dlm DIPA
• Wetmatigheid
• Rechmatigheid
Apakah pihak penagih kepada negara adalah pihak yang
• Doelmatigheid secara formal sah
SPBy DRPP
POK:
adalah dokumen yang memuat uraian rencana kerja
dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan, disusun oleh KPA sebagai penjabaran lebih
lanjut dari DIPA. Dalam POK akun belanja dirinci
sampai 6 digit
Klasifikasi Belanja Negara
Pembebanan Tagihan Pada Mata Anggaran
13
Klasifikasi Anggaran (Bagan
Akun Standar)
Dasar Hukum:
Pasal 11 ayat (5) UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
BAS dijadikan sebagai pedoman dlm menyusun perencanaan anggaran,
pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan
pemerintahan
Tujuan pembentukan BAS:
1. Memastikan anggaran, realisasi, dan pelaporan menggunakan istilah yang
sama;
2. Meningkatkan kualitas informasi keuangan;
3. Memudahkan pengawasan keuangan
14
Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi Anggaran
51
511 512 513
Belanja Gaji Belanja Belanja
dan Tunjangan Honorarium/Lem Kontribusi Sosial
bur /Tunjangan
Khusus &
Belanja Pegawai
Transito
Struktur Klasifikasi Belanja Barang
52
521 522 523 524 525 526 527
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja
Barang Jasa Pemeliharaan Perjalanan BLU Barang Barang untuk
untuk Diserah-kan
Diserah-kan Kpd Mantan
Kpd Masy./ Presiden/
Pemda Wakil
Presiden
Struktur Klasifikasi Belanja Modal
Belanja Modal
(53)
19
Pengertian & Dasar Hukum
Belanja Pegawai
• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedelapan Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
• Belanja Pegawai adalah KOMPENSASI, dlm bentuk uang maupun barang yang diberikan
kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di DN maupun LN sebagai imbalan atas
pekerjaan yang dilaksanakan.
• Dalam materi ini kita asih focus terkait Belanja Pegawai bagi Pegawai Negeri Sipil.
• Sedangkan terkait dengan peraturan belanja bagi Aparatur Sipil Negara sebagaimana
diatur dalam UU No. 5 tahun 2017 sampai saat ini masih terus disusun aturan
pelaksanaannya.
20
Pengujian Pembayaran Belanja Pegawai
Kelompok Gaji
22
Pengujian Pembayaran Uang Muka Gaji
26
Pengujian Pembayaran Belanja Pegawai
Non Gaji
29
Pengujian Pembayaran Belanja Pegawai
Non Gaji
Ketentuan UANG TUNGGU:
1. Reorganisasi/restrukturisasi mengakibatkan PNS dapat dialihtugaskan ke unit lain, apabila
tidak memungkinkan, maka:
a. PNS diberikan hak pensiun, dgn syarat usia sekurang2-nya 50 thn dan masa kerja
sekurang2-nya 10 thn;
b. Diberhentikan dgn hormat dari jabatan negeri, dgn mendapat uang tunggu
2. Uang tunggu diberikan paling lama 1 tahun, dan dapat diperpanjang setiap tahun, maksimal
5 tahun
3. Besarnya uang tunggu: 80% dari Gapok utk tahun pertama, 75% dari Gapok utk tahun
berikutnya
4. Hak: KGB, Tunjangan keluarga, tunjangan pangan, & tunjangan lainnya.
kewajiban: Melaporkan diri kpd pejabat yang berwenang, bersedia diangkat kembali pada
jabatan negeri, minta ijin jika mau pindah alamat pembayaran.
30
Pengujian Pembayaran Belanja Non
Pegawai Sumber Dana Rupiah Murni
31
Lingkup Pengujian Belanja Non
Pegawai
1. Pembayaran belanja dengan akun Jenis Belanja Diluar 51 (akun Belanja
Pegawai);
2. Dalam Materi ini Fokus pada akun 52 (Jenis Belanja Barang), dan Akun 53
(Jenis Belanja modal)
3. Sedangkan Jenis Belanja yang lain (Akun 54,55,56,57, dan 58) tidak dibahas
dalam modul ini karena jenis Belanja Tersbut pada umumnya tidak terdapat
pada semua Satuan Kerja, dan Aturan pengujian dan pencairan belanja akun-
akun ini bersifat spesifik dan diatur sesuai dengan kebutuhan, meskipun
secara umum tidak jauh berbeda dengan akun Jenis Belanja 52 dan 53.
32
Perbedaan Belanja Barang & Modal
33
Contoh Belanja Barang
No URAIAN PEKERJAAN
1. Pengisian Freon AC, service AC
2. Pembelian ban, oli, BBM, service/tune up kendaraan
3. Pengecatan, pembuatan partisi non permanen, pembelian gordyn
4. Perbaikan jalan berlubang/pemeliharaan berkala
5. Biaya pengurusan STNK/BPKB
6. Rumah yang akan diserahkan kepada masyarakat
7. Peralatan dan mesin yang akan diserahkan kepada pihak ketiga
8. Pembayaran satpam dan cleaning service
9. Pembeliaan aki kendaraan dinas
10. Pembelian lampu-lampu, perlengkapan listrik (kabel, fitting, terminal, dll)
11. Perbaikan atap gedung kantor
12. Pembelian suku cadang, alat laboratorium, bahan cairan kimia, alat suntik
13. Pekerjaan infrastruktur penanganan luapan lumpur
14. Pengadaan anti virus komputer
Contoh Belanja Modal
No URAIAN PEKERJAAN
1. Pembelian memory PC, upgrade PC
2. Pembelian meubelair, lemari, kursi, meja, dll.
3. Pembuatan jalan, irigasi, dan jaringan
4. Overhaul kendaraan dinas (contoh: turun mesin)
5. Biaya tender pengadaan aset
6. Perbaikan jalan kerikil ke hotmix
7. Pembelian tape/DVD player mobil dinas
8. Penambahan jaringan dan pesawat telepon
9. Penambahan jaringan listrik
10. Perjalanan dinas pengadaan aset
11. Pembayaran konsultan perencanaan/pengawasan pembangunan gedung
12. Perbaikan atap dari seng ke multiroof
13. Pengadaan peta, software, lambang negara/instansi, alat kesehatan
14. Pembuatan film
15. Pekerjaan interpretasi citra satelit
Mekanisme Pembayaran Tagihan (1)
• Pembayaran atas beban APBN dapat dilakukan dengan dua
cara :
1. Pembayaran langsung, yaitu melalui pemindahbukuan atau
transfer dari rekening Kas Negara ke rekening pihak yang
mempunyai hak tagih kepada negara (pihak
ketiga/rekanan)
2. Dilakukan melalui Uang Persediaan (UP) yang dikelola
Bendahara Pengeluaran untuk jenis belanja dan jumlah
tertentu.
Catatan: ada mekanisme LS Bendahara dimana pada
hakekatnya mekanisme LS namun melalui rekening
Bendahara. 36
Mekanisme Pembayaran Tagihan (2)
Company Logo
Pembayaran Belanja Barang pada Pihak
Ketiga
Materi pengujian:
1. Mekanisme Pembayaran untuk memastikan apakah belanja tersebut
dapat dibayar dengan mekanisme Uang Persediaan atau harus
dengan LS;
2. Kebenaran Pembebanan pada akun yang tepat;
3. Kelengkapan dokumen-dokumen atau bukti perikatan/bukti
pembelian dengan dokumen yaitu:
a) Surat Perintah Bayar (SPBy);
b) Kuitansi/tanda bukti pembelian;
c) SSP yang telah dilegalisir 39
Pembayaran Belanja Barang pada
Pegawai
Materi pengujian pembayaran HONOR:
1) Ketersediaan dana dalam DIPA dan rincian dalam POK
2) SK yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat penerbitan surat
keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;
3) Keterangan yang menyatakan pekerjaan telah selesai dan Daftar nominatif
penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang, besaran
honorarium, dan nomor rekening masing-masing penerima honorarium yang
ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
4) SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran.
40
Pembayaran Belanja Barang pada
Pegawai (2)
Materi pengujian pembayaran SPD:
• Harus memastikan apakah dokumen-dokumen telah lengkap dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku (Peraturan Menteri Keuangan No. 113/PMK.05/2012)
41
Pembayaran Belanja Barang pada
Pegawai (3)
Materi pengujian pembayaran SPD:
Komponen SPD Dalam Kota Kurang dari 8 Jam
42
Pembayaran Tagihan Langganan
Daya & Jasa
• Mekanisme UP → Kuitansi pembayaran langganan daya & jasa
• Mekanisme LS:
– Bukti Tagihan Langganan Daya dan Jasa
– Nomor Rekening Bank Pihak Ketiga
– Tunggakan TA sebelumnya dapat dibayarkan setelah mendapat
dispensasi/persetujuan dari Kanwil DJPb sepanjang dananya
tersedia dalam DIPA berkenaan.
43
Kelengkapan Dokumen Pengujian
(Mekanisme LS deng)
PPK (hasilnya berupa SPP) PPSPM (hasilnya berupa SPM)
1. Kontrak/SPK SSP (manual)
2. Kuitansi dan faktur
3. Faktur pajak (e-faktur) & SSP (manual) Kartu Pengawasan Kontrak
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Register Realisasi Kontrak
5. Berita Acara Serah Terima (BAST) SPM LS
6. Surat Tagihan dari Rekanan
7. Berita Acara Pembayaran (BAP)
8. Ringkasan kontrak
9. Kartu Pengawasan Kontrak (optional internal PPK)
10 . Register Realisasi Kontrak (optional internal PPK)
44
Kelengkapan Dokumen Pengujian
(SPP GU)
PPK (hasilnya berupa SPP) PPSPM (hasilnya berupa SPM)
1. SPP GU + DRPP SPM GU
2. Kuitansi dan faktur barang
3. Faktur pajak (e-faktur) & SSP
(elektronik)
4 Surat Perintah Bayar (SPBy)
45
Tanda Bukti Perjanjian
Bukti
Pembelian
• E-Purchasing (s/d 10 juta)
• Pembelian secara
online
Surat Kuitansi
Pesanan (s/d 50 juta)
Bukti
Perjanjian
• Jasa Konsultansi
• Jasa Konsultansi
di atas Rp 100 juta
s.d Rp 100 juta
• Barang/Pek.
Surat • Barang/Pek. Konstruksi/
Konstruksi/Jasa Surat Perintah
Perjanjian Jasa Lainnya
Lainnya Kerja (SPK)
(kontrak) s.d Rp 200 juta
di atas Rp 200 juta
46
Tanda Bukti Perjanjian (2)
• Identitas penyedia
Bukti • Nilai pembelian
Pembelian • Jenis dan jumlah barang/jasa
• Tanda tangan PPK sebagai tanda mengetahui
48
Pengujian Kuitansi UP
49
Pengujian Kuitansi LS
50
Pengujian terhadap Kuitansi
1. Nama wajib bayar harus atas nama jabatan;
2. Nama yang berhak menerima adalah nama dan jabatan orang yang menerima
pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan/pekerjaan;
3. Tanda tangan lunas oleh Bendahara Pengeluaran dan setuju dibayar oleh PPK
atas nama KPA;
4. Uraian memuat obyek kegiatan/pekerjaan yang dilaksanakan;
5. Jumlah yang dibayarkan hrs sama angka & huruf;
6. Tahun Anggaran Berjalan & akun sesuai dgn pembebanannya;
7. Bea Meterai sesuai dgn besarannya;
8. NPWP rekanan harus dicantumkan
9. Penulisan tdk dibolehkan adanya coretan, hapusan, & tindasan.
10. Faktur barang apabila diperlukan uraian secara lebih detil dari
barang/pekerjaan yang dilakukan
51
Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak
SPK = biasanya utk pekerjaan yang sederhana;
Kontrak = biasanya utk pekerjaan yang lebih kompleks.
SPK minimal memuat:
1. Pejabat yang memerintahkan/mempunyai kewenangan;
2. SPK ditandatangani oleh yang memberi perintah dan pihak yang menerima
perintah;
3. Pokok pekerjaan, ruang lingkup, dan uraian pekerjaan yg disepakati;
4. Harga serta syarat pembayaran;
5. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
6. Sanksi dalam hal kedua belah pihak melakukan wanprestasi;
7. Meterai Rp 10.000,-
52
Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak
Dalam Surat Perjanjian/Kontrak memuat seperti pada SPK ditambah
dengan:
1. Jaminan teknis hasil pekerjaan yang diserahkan;
2. Penyelesaian perselisihan;
3. Hak dan kewajiban kedua belah pihak;
4. Penggunaan produksi DN secara tegas dan terinci dlm lampiran
kontrak;
5. Rumusan mengenai penyesuaian harga kontrak;
6. Ketentuan mengenai pemberian uang muka.
53
BAST Barang/Pekerjaan
54
BA Pembayaran
BA Pembayaran minimal memuat:
1. Nama, jabatan, dan alamat kedua belah pihak;
2. Hari dan tanggal pembuatan berita acara;
3. Dasar pembuatan BA Pembayaran;
4. Harga kontrak;
5. Perhitungan pembayaran:
a) Jumlah yang telah dibayarkan;
b) Jumlah angsuran dalam BAST;
c) Perhitungan uang muka & potongan lainnya;
d) Jumlah yang berhak diterima pd pembayaran ini
55
Surat Perintah Bayar (SPBy)
1. SPBy adalah dokumen yang menjadi dasar bagi Bendahara Pengeluaran
untuk melakukan pembayaran dari Uang Persediaan.
2. SPBy disetujui dan ditandatangani oleh PPK atas nama KPA.
3. SPBy sebagaimana dimaksud dilampiri dgn bukti pengeluaran :
a) kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak
dan SSP;
b) nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya
yang telah disahkan PPK.
c) Dalam hal penyedia barang/jasa tidak dapat menerbitkan kuitansi/bukti
pembelian karena jumlahnya yang terlalu kecil/receh Bendahara
Pengeluaran/BPP dapat membuat bukti pembayaran dan disetujui
PPK.
56
Surat Perintah Bayar (2)
57
Pengujian Belanja Non Pegawai
Sumber Dana Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dan Sumber Dana
Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)
58
Pengertian PNBP
(UU No 9 tahun 2018)
• Adalah pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau
badan dengan memperoleh manfaat langsung maupun
tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber
daya dan hak yang diperoleh negara, berdasarkan
peraturan perundang-undangan, yang menjadi
penerimaan pemerintah pusat, di luar penerimaan
perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme
anggaran pendapatan dan belanja negara.
59
Jenis dan Tarif PNBP
Jenisdan tarif PNBPdiatur dengan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan/atau
Peraturan Menteri Keuangan
• Tarif diatur dengan UU, Kontrak, dan/atau PP • Tarif diatur dengan PPdan/atau
• Disusun dengan mempertimbangkan: PMK
➢ Nilai manfaat, kadar, atau kualitas SDA • Disusun dengan
➢ Dampak pengenaan tarif thd masyarakat, dunia usaha,
Pemanfaatan Pengelolaan mempertimbangkan nilai guna
pelestarian alam dan lingkungan, serta sosial budaya aset tertinggi dan terbaik, serta
SDA ➢ Aspek keadilan
➢ Kebijakan Pemerintah
BMN kebijakan Pemerintah
61
Pembagian Instansi Pengguna PNBP
Instansi pengguna PNBP dibagi dua, yaitu:
1. Instansi Pengguna yang terpusat;
Setoran PNBP → disetor ke pusat → setor ke Kas Negara
2. Instansi pengguna PNBP yang tidak terpusat
Setoran PNBP langsung disetor ke Kas Negara
62
Ketentuan UP/TUP/GUP/LS untuk PNBP Bagi
Instansi Pengguna PNBP Yang Terpusat
• Pola penggunaan PNBP secara terpusat dilaksanakan oleh unit eselon
I penghasil PNBP atau oleh lintas unit eselon I pada instansi pengelola
PNBP dengan menggunakan kode setoran PNBP Satker eselon I
penghasil PNBP atau kode Satker masing-masing Satker penghasil
PNBP, dan digunakan oleh unit eselon I penghasil PNBP atau oleh
lintas unit eselon I pada instansi pengelola PNBP;
• Kementerian Negara/Lembaga melalui Sekretaris Jenderal/Sekretaris
Utama/Sekretaris Kementerian Negara/Lembaga atau Pimpinan unit
eselon I penghasil PNBP mengajukan permohonan penetapan pola
penggunaan PNBP secara terpusat kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
63
• MP PNBP ditetapkan dengan mempertimbangkan:
realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana
PNBP tahun anggaran berjalan; realisasi setoran
PNBP dan belanja sumber dana PNBP tahun
anggaran sebelumnya; proyeksi setoran PNBP tahun
anggaran berjalan; rencana pelaksanaan
program/kegiatan tahun anggaran berjalan; dan e.
hasil monitoring dan evaluasi.
64
• MP PNBP sebagaimana diatur dengan ketentuan:
tahap I paling besar 60% (enam puluh persen) dari
pagu DIPA sumber dana PNBP; tahap II paling besar
80% (delapan puluh persen) dari pagu DIPA sumber
dana PNBP; dan tahap III paling besar 100% (seratus
persen) dari pagu DIPA sumber dana PNBP
65
Permohonan MP PNBP tahap I, II, dan III
dilampiri dengan:
1. Realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP: sampai
dengan akhir tahun anggaran sebelumnya untuk penerbitan MP PNBP
tahap I; sampai dengan akhir bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk
penerbitan MP PNBP tahap II; sampai dengan akhir bulan September
tahun anggaran berjalan untuk penerbitan MP PNBP tahap III.
2. data realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun sebelumnya;
3. proyeksi setoran PNBP sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan;
4. rencana pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran berjalan;
5. surat pernyataan kesanggupan pencapaian target setoran PNBP
tahun anggaran berjalan
66
Rumus Pencairan Dana PNBP
67
Ketentuan UP/TUP/GUP/LS untuk PNBP Bagi
Instansi Pengguna PNBP Yang Tidak Terpusat
1. UP/TUP/GUP Dipisahkan Dengan UP/TUP/GUP yang bersumber dari Rupiah Murni;
2. Pola penggunaan PNBP secara tidak terpusat dilaksanakan oleh Satker penghasil PNBP dengan menggunakan
kode setoran PNBP masing-masing Satker penghasil PNBP, dan digunakan oleh Satker penghasil PNBP.
3. UP Dapat Diberikan 20% Dari Pagu PNBP Dlm DIPA Maks 500 Jt Dilampiri Daftar Realisasi PNBP Ta Lalu;
4. MP PNBP tahap I, tahap II, dan tahap III ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Perbendaharaan berdasarkan permohonan dari KPA Satker penghasil PNBP
5. Apabila UP Tdk Mencukupi atau telah habis dapat diajukan TUP atau GUP atau LS Dgn Memperhatikan MP;
MP=(PPP x JS) - JPS
MP = Maksimum Pencairan Dana
PPP = Proporsi Pagu Pengeluaran Terhadap Pendapatan;
JS = Jumlah Setoran;
JPS = Jumlah Pencairan Dana Sebelumnya S.D SPM Terakhir Yg Diterbitkan
4. Besaran MP Untuk Setoran Yg Terpusat Diatur Khusus Dgn SE DJPBN dan dalam pengajuan SPP/SPM tidak perlu
dilampiri SSBP;
5. Untuk Setoran Yang Tdk Terpusat Pencairannya Dilampiri SSBP Yg Sdh Dikonfirmasi KPPN;
6. Penggunaan dan Pertanggungjawaban PNBP dilakukan dengan Mengajukan SPP dan SPM serta SP2D;
7. Ketentutuan lain terkait pengujian atas SPP UP/TUP/GUP/LS tidak jauh berbeda dengan sumber dana Rupiah Murni
68
Ketentuan Sisa Dana PNBP
1. Sisa Dana PNBP yang disetorkan ke rekening Kas Negara pada akhir tahun
anggaran merupakan realisasi penerimaan PNBP tahun anggaran berikutnya, dan
dapat dipergunakan setelah menerima DIPA;
2. Sisa UP/TUP yang tidak disetorkan sampai akhir tahun anggaran, akan
dperhitungkan pada saat pengajuan pencairan UP tahun anggaran berikutnya;
3. Penyetoran PNBP harus menggunakan formulir SSBP.
69
Pengujian Belanja yang Bersumber
dari PNBP
1. Kesesuaian penerimaan PNBP dengan ketentuan maksimal pencairan dana
2. Pengisian formulir Maksimal Pencairan;
3. Jumlah SSBP untuk Instansi pengguna yang tidak terpusat;
4. Maksimal Pencairan dalam SE untuk Instansi Pengguna yang terpusat;
5. Mekanisme Pencairan dana (apakah UP atau harus LS);
6. Akun Belanja;
7. Bukti-bukti pembelian/kuitansi/SPK/Kontrak serta kewajiban perpajakan;
8. Dokumen lampiran yang harus disertakan (tidak jauh berbeda dengan
pencairan dana yang bersumber dari Rupiah Murni)
70
Pengujian Pembayaran Yang
Bersumber dari PHLN
71
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah)
Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh
Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu
perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tertentu
Hibah Pemerintah :
adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang
dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang
diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
72
Tata Cara Penarikan Pinjaman dan
Hibah Luar Negeri (PHLN)
Berdasarkan Peraturan Menter! Keuangan Republik Indonesia Nomor 195 /PMK.05/2019
Tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri terdapat 5 cara:
1. Pembukaan Letter Of Credit (LC)
Penarikan dana berdasarkan LC dari BI melalui Bank Korespondensi
1. LC dengan pembayaran langsung;
2. LC dengan pembebanan ke rekening khusus.
2. Pembayaran Langsung (Direct Payment)
Penarikan dana oleh KPPN Khusus atas permintaan satker/pelaksana kegiatan dengan mengajukan
Aplikasi Penarikan Dana kpd PHLN utk membayar kpd pihak yang ditunjuk/rekanan
3 Pembiayaan Pendahuluan (reimbursement)
Penarikan dana oleh KPPN Khusus atas permintaan satker/pelaksana kegiatan dengan mengajukan
penggantian dana kpd PHLN atas biaya yang telah dikeluarkan.
4. Rekening Khusus (Special Account)
Penarikan melalui REKENING yang KHUSUS dibuka untuk menampung dana PHLN
5. Transfer ke Rekening Kas Umum Negara
73
Rekening Khusus
• REKSUS adalah rekening yang dibuka oleh Menkeu pada BI atau bank lain, utk
menampung sementara dana PHLN tertentu, berupa dana awal (advance/initial deposit)
dan dana penggantian (replenishment)
• REKSUS bersifat REVOLVING
• Tiga tahapan penarikan dana dgn REKSUS:
1. Tahap Pendahuluan
– Pembukaan rekening khusus;
– Pengisian dana awal
– Penerbitan SE Dirjen Perbendaharaan
2. Tahap Pelaksanaan → pelaksanaan pencairannya bisa dgn LS maupun UP
3. Tahap Pertanggungjawaban → berupa penggantian (replenishment) dan Financial
Statement of Special Account (FISSA)
74
Pengujian Belanja yang Bersumber
dari PHLN
• Dokumen yang harus diuji oleh PPSPM dalam pelaksanaan PHLN yang paling
utama adalah kuitansi dan kontrak. Materi pengujian atas kuitansi dan kontrak
tidak jauh berbeda dengan pengujian kuitansi dan kontrak yang bersumber RM
namun harus memperhatikan porsi PHLN dan RM Contoh terkait penghitugan
kontrak dapat dilihat pada tayangan selanjutnya
• Untuk pembayaran yang bersumber dari PHLN harus memperhatikan:
1. Sumber dan nomor PHLN
2. Category dan rincian porsi pembiayaan dari PHLN dan porsi pendamping serta pajak
yang terutang;
3. Contract value threshold dan Procurement Method yang diperkenankan
4. Berita Acara Pembayaran (BAP)
5. Nol/approval sepanjang dipersyaratkan dan lain-lain sesuai dengan persyaratan
pembayaran dalam NPHLN dan Surat Edaran Ditjen Perbendaharaan.
75
Threshold for Procurement Methods
(cont’d)
Contract Value Procurement Contracts subject to Prior
No Expenditure Category Thresholds Method Review
(US$ thousands)
4. Services for mapping, survey Firms : >= 200 ICB Yes
& data convert 100-200 NCB Yes
< 100 NCB No
5. Training & workshop All Other No
(SOE mechanism)
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan