Anda di halaman 1dari 18

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP PENGUJIAN TAGIHAN


ATAS BEBAN APBN

INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan lingkup bahasan pengujian dan
pembayaran tagihan
B. Menjelaskan konsep pengujian atas tagihan terhadap
APBN
Uraian dan Contoh

A. Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan


1. Landasan Pelaksanaan Pengujian Tagihan Atas Beban
APBN

Lingkup pengujian tagihan atas beban APBN tecantum dalam


UU Keuangan Negara. UU No.1 tahun 2004 merupakan landasan
utama terkait dengan pengujian dan pembayaran tagihan karena
pada hakekatnya pelaksanaan pengujian dan pembayaran tagihan
atas beban APBN adalah ranah Perbendaharaan Negara. Dalam UU
No. 1 Tahun 2004 aturan terkait pengujian dan pembayaran atas
beban APBN termuat di dalam bagian keempat tentang Pelaksanaan
Anggaran Belanja. Dalam bagian ini disebutkan antara lain:

Pasal 18
1) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk
menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah
disediakan, dan memerintahkan pembayaran tagihan atas
beban APBN/APBD.
2) Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pada ayat (1),
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang:
a) Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai
hak pihak penagih;
b) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi
persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan
ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;
c) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
d) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata
anggaran pengeluaran yang bersangkutan;
e) Memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 2


Pasal 21
1) Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan
sebelum barang dan/atau jasa diterima.
2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah kepada
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat
diberikan uang persediaan yang dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran.
3) Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran dari
uang persediaan yang dikelolanya setelah:
a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum
dalam perintah pembayaran;
c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
4) Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila
persyaratan pada ayat (3) tidak dipenuhi.
5) Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi
atas pembayaran yang dilaksanakannya.
6) Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam peraturan pemerintah.

Selain aturan perundang-undangan dalam pelaksanaan


pengujian dan pembayaran tagihan Bendahara juga harus
mempedomani peraturan terkait pelaksanaan dari UU tersebut antara
lain:
a) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
b) Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 3


beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4
Tahun 2015;
c) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara;
d) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung
Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola APBN;
e) Peraturan Menteri Keuangan No. 214 /PMK.05/2013 tentang
BAS sebagaimana dirinci lebih lanjut dengan Keputusan
Dirjen Perbendaharaan No. KEP-311/PB/2014 tentang
Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar;
f) Peraturan-peraturan lain yang terkait seperti: Standar Biaya,
Penyusunan RKA KL, DIPA dll.

Berdasarkan UU No. 1/2004 pelaksanaan pengujian dan


pembayaran tagihan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pelaku Pengujian dan Pembayaran Tagihan. Pelaku dalam
proses pengujian dan pembayaran tagihan atas belanja Negara
melibatkan para pejabat perbendaharaan seperti: PA/KPA,
Bendahara Umum Negara, Bendahara, Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Penguji dan Penerbit SPM;
2) Dokumen dasar pengujian. Dokumen terkait dengan pengujian
adalah semua dokumen yang harus dilengkapi selama prosedur
pembayaran tagihan seperti: DIPA, POK, Kontrak, Kuitansi, Bukti
Pembelian/Pembayaran, SPK, Berita Acara Pembayaran, Berita
Acara Serah Terima Barang dll;
3) Materi atau obyek pengujian dan pembayaran tagihan. Obyek
penelitian pada prinsipnya adalah untuk memastikan dana yang
dikeluarkan dari kas Negara mencapai sasaran. Setiap Rupiah
yang keluar dari APBN harus dapat dipertanggungjawabkan baik
secara formal maupun material. Dengan kata lain prinsip

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 4


akuntabilitas berorientasi pada hasil benar-benar dapat tercapai
dalam pelaksanaan belanja negara;
4) Sistem atau tata cara pengujian dan pembayaran tagihan. Hal ini
terkait dengan mekanisme penyaluran dana APBN. Bagaimana
prosedur APBN keluar dari Kas Negara sampai pada akhirnya
sampai pada pihak ketiga atau yang berhak untuk menerima
pembayaran.

2. Peran Bendahara dalam Pengujian dan Pembayaran


Tagihan

Berdasarkan PP 45 Tahun 2013 dan PP 50 Tahun 2018


tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan PMK 190/PMK.05/2012 sebagaimana telah diubah
dengan PMK No. 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK No.
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan APBN. Pejabat Perbendaharaan memiliki kewenangan
dan kewajiban untuk memastikan bahwa belanja yang bersumber dari
APBN telah dilaksanakan dengan benar baik secara substantif
maupun administratif. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan anggaran
belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan
kerja Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan UU No. 1 tahun
2004 seharusnya Bendahara adalah merupakan jabatan fungsional
sehingga dengan posisi tersebut Bendahara lebih mempunyai
kewenangan untuk melakukan check and balance, namun jabatan
fungsional Bendahara sampai saat ini belum terwujud. Meskipun
belum terwujud semangat untuk melakukan check and balance tidak
berarti menjadi diabaikan.

Berdasarkan PP 45 Tahun 2013 dan PP 50 Tahun 2018


tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan PMK 190/PMK.05/2012 sebagaimana telah diubah

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 5


dengan PMK No. 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK No.
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan APBN. Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara
Pengeluaran meliputi:
a. Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan
uang/surat berharga dalam pengelolaannya;
b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK;
c. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
d. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari
pembayaran yang dilakukannya;
e. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara
ke kas negara;
f. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP;
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada badan
pemeriksa keuangan dan KPPN selaku kuasa BUN.

Pengujian yang dilaksanakan oleh Bendahara atas perintah


pembayaran dari Pejabat Pembuat Komitmen meliputi:
1) Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
PPK;
2) Pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:
a) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran;
b) Nilai tagihan yang harus dibayar;
c) Jadwal waktu pembayaran.
3) Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
4) Pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi
teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian
/kontrak;
5) Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata
anggaran pengeluaran (akun 6 digit).

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 6


Contoh

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan diminta untuk


membayar tagihan belanja barang berupa pembelian alat tulis kantor.
KPA/PPK memutuskan pembayaran dilaksanakan dengan
mekanisme Uang Persediaan. Terhadap tagihan tersebut karena
pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan maka pembayaran
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran. Sebelum melakukan
pembayaran atas tagihan tersebut Bendahara Pengeluaran harus
melakukan pengujian terkait dengan: memastikan tagihan tersebut
dapat dibayarkan melalui mekanisme Uang Persediaan, Terdapat
Anggaran untuk pembayaran tagihan tersebut, dokumen-dokumen
persyaratan pembayaran (mis: kuitansi, SPK) telah lengkap dan
benar, persyaratan perpajakan dipenuhi, dan penggunaan akun telah
tepat.

B. Konsep Pengujian atas Tagihan Terhadap APBN


Pengujian tagihan pada prinsipnya bertujuan untuk memastikan
tagihan yang dibayarkan atas beban APBN adalah benar dan telah sesuai
dengan prinsip-prinsip pengelolaan Keuangan negara baik secara
substansif maupun formal. Secara substansif pembayaran tagihan sesuai
dan sejalan dengan paradigma dan prinsip pengelolaan keuangan negara,
secara formal pengujian sesuai dengan aturan formal yang berlaku.

1. Paradigma dan Prinsip Pengelolaan Keuangan

Paradigma dan Prinsip Pengelolaan Keuangan negara


merupakan ruh dari pelaksanaan APBN sehingga harus menjadi
dasar pelaksanaan pengujian terhadap tagihan terhadap negara.

Paradigma baru dalam paket Undang-Undang Keuangan


Negara memberikan dasar pemikiran baru dalam pengelolaan
Keuangan negara. Paradigma baru dalam pengelolaan keuangan
negara tersebut adalah:

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 7


a. Perubahan mendasar dalam konsep pengelolaan dalam unit
organisasi pengelola keuangan yaitu dari financial administration
menjadi financial management;
b. Semangat yang melandasi pengelolaan keuangan negara adalah
let the managers manage; dan
c. Adalah konsep pengendalian keuangan negara yaitu check and
balance mechanism.

Dengan dilaksanakannya reformasi di bidang keuangan


negara, maka para pengelola keuangan negara termasuk Bendahara
Pengeluaran harus memahami prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
negara yang baik. Penerapan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
ini harus diterapkan untuk mewujudkan terciptanya good governance
and clean government.

Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baru sebagai


cerminan Kaidah-kaidah yang baik (best practices) dalam
pengelolaan keuangan negara adalah:
a. Akuntabilitas berorientasi pada hasil;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterbukaan/transparansi;
e. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan
mandiri;
f. tahunan (berkala);
g. universalitas;
h. kesatuan;
i. spesialitas.

Dengan penerapan prinsip-prinsip tersebut diharapkan


pengelolaan APBN dapat dilaksanakan secara baik untuk mendukung
tercapainya good governance and clean government.

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 8


2. Prinsip Pengujian Tagihan

Terhadap tagihan kepada Negara semua pihak terkait harus


melakukan pengujian terhadap tagihan kepada Negara. Secara umum
pengujian tersebut meliputi tiga hal pokok yaitu:
a. Pengujian Terhadap Kesesuaian Tagihan dengan UU atau
pengujian (Wetmatigheid)
Pengujian Wetmatigheid dilakukan untuk mencari tahu
terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas beban
anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku atau tidak, dan apakah dana yang
digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja
negara itu tersedia dalam DIPA atau tidak.

b. Pengujian Pengujian Terhadap Kesesuaian Tagihan dengan


aturan pelaksanaan UU atau pengujian (Rechmatigheid)
Pengujian Rechmatigheid dilakukan untuk mencari tahu
terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak yang
mengajukan tagihan atas beban anggaran belanja negara itu
secara formal adalah sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Untuk keperluan pengujian Rechmatigheid ini, maka kepada para
pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-surat
bukti, sehingga tagihan dapat dipertanggungjawabkan. Surat-surat
bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah Kerja, Surat
Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
dan lain sebagainya.

c. Pengujian Terhadap Kesesuaian Tagihan dengan


output/materi/hasil atau pengujian (Doelmatigheid)
Pengujian Doelmatigheid dilakukan untuk mencari tahu
terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah maksud/tujuan
(output) dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan kegiatan/sub
kegiatan itu sesuai dengan sasaran/keluaran kegiatan dan
indikator keluaran sub kegiatan yang tertuang dalam DIPA atau
tidak. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan pengadaan
barang/jasa, maka hasil pengadaan berupa sejumlah (satuan)

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 9


barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai dengan spesifikasi
yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga pengujian
adanya pemborosan atau tidak, sebagai contoh untuk perjalanan
dinas yang tidak terlalu prioritas, dan atau pembelian/penggantian
ban kendaraan yang masih bagus dan layak pakai.

Contoh

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan membayar tagihan


belanja barang berupa pembelian alat tulis kantor. KPA/PPK
memutuskan pembayaran dilaksanakan dengan mekanisme Uang
Persediaan. Kkarena pembayaran dengan mekanisme Uang
Persediaan maka pembayaran dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran. Terhadap pembayaran tagihan tersebut harus
dipastikan bahwa pembayaran sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan negara seperti:
a. Akuntabilitas berorientasi pada hasil: Terdapat kesesuaian antara
bukti fisik dan bukti administratif atas pembayaran transaksi
tersebut;
b. Profesional: Belanja tersebut dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
c. Proporsional: Belanja tersebut sesuai dengan tusi Pusdiklat, dan
dilaksanakan oleh masing-masing pejabat sesuai dengan tusinya;
d. Transparan: Pengadaan dilakukan dengan cara terbuka dan jelas
pertanggungjawabannya;
e. Tahunan: Dilaksanakan pada tahun anggaran sesuai ketersediaan
dana dalam DIPA;
f. Wetmatigheid: Anggaran tersedia dalam DIPA/POK;
g. Rechmatigheid: Pembayaran dilakukan kepada yang berhak;
h. Doelmatigheid: Barang yang dibeli sesuai pesanan dan sesuai
dengan pembayaran.

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 10


Latihan

Agar peserta dapat memahami materi Kegiatan Belajar 1 tentang Lingkup


Bahasan dan Konsep Pengujian Tagihan maka kepada peserta diminta untuk
mengerjakan latihan di bawah ini. Apabila peserta dalam mengerjakan
menemukan hambatan, peserta dapat membuka kembali pembahasan terkait
dengan latihan pada kegiatan belajar dari latihan tersebut atau menghubungi
widyaiswara.

1. Sebutkan para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembayaran atas


beban APBN, dan bagaimana proses pembayaran kepada yang berhak itu
dilaksanakan!
2. Jelaskan paradigma dalam pengelolaan keuangan negara!
3. Jelaskan prinsip-prinsip baru pengelolaan keuangan negara!
4. Jelaskan yang dimaksud pengujian Rechmatigheid!
5. Jelaskan yang dimaksud pengujian Rechmatigheid!
6. Jelaskan pula yang dimaksud dengan pengujian Doelmatigheid!

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 11


Rangkuman
1. Landasan Pelaksanaan Pengujian Tagihan Atas Beban APBN
a. Lingkup pengujian tagihan atas beban APBN tecantum dalam UU
Keuangan Negara. UU No.1 tahun 2004 merupakan landasan utama
terkait dengan pengujian dan pembayaran tagihan karena pada
hakekatnya pelaksanaan pengujian dan pembayaran tagihan atas
beban APBN adalah ranah Perbendaharaan Negara. Dalam UU No. 1
Tahun 2004 aturan terkait pengujian dan pembayaran atas beban
APBN termuat di dalam Bagian Keempat tentang Pelaksanaan
Anggaran Belanja dalam pasal 18, pasal 21.
b. Berdasarkan UU No. 1/2004 pelaksanaan pengujian dan
pembayaran tagihan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pelaku pengujian dan pembayaran tagihan.
2) Dokumen dasar pengujian.
3) Materi atau obyek pengujian dan pembayaran tagihan.
4) Sistem atau tata cara pengujian dan pembayaran tagihan.

2. Peran Bendahara Dalam Pengujian Dan Pembayaran Tagihan


a. Berdasarkan PP Nomor 45/2013 dan PMK Nomor 190/PMK.05/2012
pejabat perbendaharaan memiliki kewenangan dan kewajiban untuk
memastikan bahwa belanja yag bersumber dari APBN telah
dilaksanakan dengan benar baik secara substantif maupun
administratif.
b. Berdasarkan PP 45 Tahun 2013 dan PP 50 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan PMK 190/PMK.05/2012 sebagaimana telah diubah dengan PMK
No. 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK No.
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan APBN. Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara
Pengeluaran meliputi:

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 12


1) menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan
uang/surat berharga dalam pengelolaannya;
2) melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah
PPK;
3) menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
4) melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari
pembayaran yang dilakukannya;
5) menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada
negara ke kas negara;
6) mengelola rekening tempat penyimpanan UP;
7) menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada
Badan Pemeriksa Keuangan dan KPPN selaku kuasa BUN.
c. Pengujian yang dilaksanakan oleh Bendahara atas perintah
pembayaran dari Pejabat Pembuat Komitmen meliputi:
1) meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
PPK;
2) pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:
a) pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran;
b) nilai tagihan yang harus dibayar;
c) jadwal waktu pembayaran.
3) menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
4) pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi
teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen
perjanjian/kontrak;
5) pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata
anggaran pengeluaran (akun 6 digit).
d. Pengujian tagihan pada prinsipnya bertujuan untuk memastikan
tagihan yang dibayarkan atas beban APBN adalah benar dan telah
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan Keuangan negara baik
secara substansif maupun formal. Secara substansif pembayaran
tagihan sesuai dan sejalan dengan paradigma dan prinsip

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 13


pengelolaan keuangan negara, secara formal pengujian sesuai
dengan aturan formal yang berlaku.
e. Dengan penerapan prinsip-prinsip tersebut diharapkan pengelolaan
APBN dapat dilaksanakan secara baik untuk mendukung tercapainya
good governance and clean government.
f. Terhadap tagihan kepada Negara semua pihak terkait harus
melakukan pengujian terhadap tagihan kepada Negara. Secara umum
pengujian tersebut meliputi tiga hal pokok yaitu:
1) pengujian terhadap kesesuaian tagihan dengan UU atau
pengujian (Wetmatigheid);
2) pengujian pengujian terhadap kesesuaian tagihan dengan
aturan pelaksanaan UU atau pengujian (Rechmatigheid); dan
3) pengujian terhadap kesesuaian tagihan dengan
output/materi/hasil atau pengujian (Doelmatigheid).

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 14


Tes Formatif
Untuk mengukur keberhasilan belajar peserta diklat dalam memahami
Kegiatan Belajar 1 tentang Lingkup Bahasan dan Konsep Pengujian Tagihan
maka kepada peserta kami sarankan untuk mengerjakan kuis berikut ini.

Tipe Soal Pilihan Ganda


Berikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang Anda anggap paling
benar!
1. Yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan tercapainya tujuan dari
pelaksanaan kegiatan sebagaimana tersebut dalam dokumen pelaksanaan
anggaran pada satuan kerja adalah….
a. Bendahara Pengeluaran
b. Pejabat Pembuat Komitmen
c. Bendahara Umum Negara
d. Kuasa Pengguna Anggaran
2. Berdasarkan pasal 18 UU No. 1/2004, Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran berhak untuk…. atas beban APBN/APBD, kecuali
a. menguji
b. membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan
c. memerintahkan pembayaran tagihan
d. menyimpan
3. Peraturan UU yang mengatur terkait pelaksanaan anggaran adalah....
a. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara
d. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 15


4. Apabila perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran tidak memenuhi persyaratan maka Bendahara Pengeluaran….
a. wajib melaksanakan
b. wajib mengingatkan
c. wajib menolak
d. berkonsultasi dengan pimpinan
5. Pengujian tagihan yang dilakukan di satuan kerja meliputi....
a. doelmatigheid dan rechmatigheid
b. rechmatigheid dan wetmatigheid
c. wetmatigheid saja
d. doelmatigheid, rechmatigheid dan wetmatigheid
6. Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menerima, menyimpan,
menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam
pengelolaannya pada satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga
adalah....
a. KPA
b. PPK
c. Pejabat Penguji SPP/Penerbit SPM
d. Bendahara Pengeluaran
7. Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang mengutamakan adanya
ketepatan antara bukti formal dengan output yang dihasilkan termasuk
prinsip….
a. akuntabilitas berorientasi pada hasil
b. profesionalitas
c. proporsionalitas
d. transparansi

8. Belanja pada tahun anggaran yang sudah lewat tidak dapat otomatis
dibebankan pada Anggaran tahun berjalan karena hal tersebut menyalahi
prinsip….
a. kesatuan
b. tahunan
c. universalitas
d. akuntabilitas

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 16


9. Bendahara harus menolak perintah bayar dari KPA/PPK jika tidak tersedia
anggaran pada dokumen anggaran. Hal ini sesuai dengan paradigma baru
dalam pengelolaan Keuangan yaitu....
a. financial management
b. let the managers manage
c. check and balance
d. proporsionalitas
10. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran
pengeluaran harus dilakukan terhadap:
a. Jenis Belanja 2 digit
b. Akun 6 digit
c. Kelompok Akun 4 digit
d. Akun 5 digit

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 17


Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah peserta menyelesaikan tes formatif maka peserta diminta untuk
mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Untuk
mengukur tingkat keberhasilan belajar, peserta dapat menghitung tingkat
keberhasilan belajar atau pemahaman tersebut dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat Penguasaan = x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan materi yang dicapai:


91 % - 100 % = sangat baik;
81 % - 90 % = baik;
71 % - 80 % = cukup;
61 % - 70 % = kurang;
Kurang dari 60 % = sangat kurang.

Apabila hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas


maka Anda dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan
baik dan dapat melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila hasilnya
masih di bawah 80%, Anda diminta untuk mengulang mempelajari kembali materi
kegiatan belajar ini.

E-LEARNING BENDAHARA PENGELUARAN APBN 18

Anda mungkin juga menyukai