PENGUJIAN DOKUMEN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
PEMBAYARAN BELANJA PNBP
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan pembayaran pencairan dana bersumber
PNBP
B. Mekanisme pencairan PNBP dan formulir-formulir
terkait pembayaran PNBP
Uraian dan Contoh
Anggaran yang bersumber pada PNBP adalah anggaran yang dapat
dipakai/digunakan oleh sebuah satuan kerja karena pada satuan kerja tersebut
terdapat penerimaan PNBP fungsional. Dana yang dapat dicairkan harus atas
persetujuan menteri keuangan dan ditampung dalam DIPA atker yang
bersangkutan. PNBP fungsional adalah PNBP yang ada pada satuan kerja
karena adanya pelaksanaan fungsi dari satuan kerja tersebut, misalnya: Biaya
Talak, Nikah, Rujuk di Departemen Agama.
Pada prinsipnya pengujian terhadap pencairan anggaran yang bersumber
dari PNBP tidak jauh berbeda dengan yang bersumber dari APBN (Rupiah
Murni). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencairan anggaran yang
bersumber dari PNBP adalah sebagai berikut:
Instansi Pengguna PNBP dibagi menjadi dua:
1. Instansi Pengguna yang terpusat: adalah instansi pengguna PNBP dimana
penyetoran penerimaan negara yang diterima oleh satker yang
bersangkutan dilaksanakan secara terpusat. Bendahara Penerima atau juru
pungut PNBP satuan kerja yang bersangkutan menyetorkan terlebih dahulu
ke Bendahara Penerima Pusat baru Bendahara pusat tersebut menyetor
PNBP ke kantor kas negara.
2. Instansi Pengguna PNBP yang tidak terpusat. Bendahara Penerima satuan
kerja yang bersangkutan secara langsung menyetrokan penerimaan PNBP
langsung ke kas negara.
Pembedaan instansi pengguna PNBP tersebut akan menyebabkan
perbedaan dalam pola pencairan dana PNBP oleh satuan kerja yang
bersangkutan. Pada Instansi Pengguna terpusat maka batas pencairan anggaran
(maksimal pencairan) ditentukan oleh pagu dalam DIPA dan pagu sesuai dengan
edaran dari Ditjen Perbendaharaan sedangkan pada Instansi Pengguna tidak
terpusat maksimal pencairan dana ditentukan oleh pagu dalam DIPA dan bukti
Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Studi Kasus
Satuan Kerja X sebagai Instansi Pengguna PNBP pada tahun Anggaran
2018 mempunyai target PNBP sebesar Rp100.000.000,00 Pagu
Pengeluaran Satuan Kerja tersebut sebesar Rp80.000.000,00 Tentukan:
1. Besarnya UP yang dapat diajukan oleh satker tersebut pada awal
tahun anggaran;
2. Pada bulan April 2018 Satker tersebut telah menyetorkan PNBP ke
Kas Negara sebesar Rp40.000.000. Tentukan besarnya maksimal
pencairan dana yang dapat dilakukan oleh satuan kerja tersebut.
Jawab:
1. Besarnya UP yang dapat diajukan sebesar 20% X Rp80.000.000=
Rp16.000.000;
2. Maksimal Pencaiaran dana (GUP dan LS) sebesar 80% X
Rp40.000.000= Rp32.000.000