Anda di halaman 1dari 6

PENGUJIAN DOKUMEN

PERSYARATAN PEMBAYARAN
PINJAMAN LUAR NEGERI 8
Menyebutkan Pengertian Ketentuan Mengenai
Uang Muka PHLN

Menjelaskan Batas Pencairan UP PHLN

Menjelaskan Ketentuan Mengenai Sisa Dana PHLN


Uraian dan Contoh

Pinjaman luar negeri adalah penerimaan negara baik dalam bentuk devisa atau devisa
yang dirupiahkan, maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa, yang diperoleh
dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
Sedangkan Hibah luar negeri adalah penerimaan negara baik dalam bentuk devisa atau
devisa yang dirupiahkan, maupun dalam bentuk barang dan atau jasa termasuk tenaga ahli
dan pelatihan, yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali.

Tata Cara Pencairan Pinjaman Luar Negeri

Menurut Permenkeu nomor 143/PMK.02/2006 tentang tatacara penarikan pinjaman


dan/atau hibah luar negeri, disebutkan bahwa ada empat tatacara penarikan PHLN, yaitu
dengan pembukaan letter of credit (LC) pada Bank Indonesia, pembayaran langsung (direct
payment), pembiayaan pendahuluan (reimbursement) dan rekening khusus (special account).
1. PEMBUKAAN LETTER OF CREDIT
Letter of credit (LC) adalah suatu perjanjian tertulis yang dibuat oleh bank
pembuka/penerbit LC, yang diberikan kepada penjual (supplier) atas permintaan dan
instruksi dari pembeli untuk membayar tunai pada suatu masa mendatang, sejumlah uang
dan dalam batas waktu serta dokumen yang ditentukan. Dalam penarikan PHLN dengan
pembukaan LC ini dikenal dua cara, yaitu pembukaan LC dengan pembayaran langsung
kepada rekanan dan pembukaan LC dengan pembebanan ke rekening khusus.
Pencairan dengan metode Letter of credit menggunakan mekanisme LS sehingga
Bendahara Pengeluaran tidak perlu melakukan pengujian dokumen.

2. PEMBAYARAN LANGSUNG (DIRECT PAYMENT)


Pembayaran langsung (direct payment) adalah penarikan dana PHLN yang dilakukan
oleh KPPN Khusus Jakarta VI/KPPN Khusus Banda Aceh atas permintaan PA/KPA
kantor/satuan kerja dengan cara mengajukan kepada PPHLN untuk membayar langsung
kepada pihak yang ditunjuk/rekanan. Cara pengajuannya kepada lender dengan
mengajukan Witdrawal Application yang terdiri dari cover letter, request for disbursement,
summary sheet dan transfer serta dokumen pendukungnya yang disampaikan PA/KPA
kantor/satuan kerja dengan bentuk standar sesuai ketentuan dari masing-masing lender.

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 157


Masing-masing lender menghendaki persyaratan tersendiri untuk penarikan dana
PHLN dengan tatacara pembayaran langsung. Persyaratan pengajuan tagihan untuk
PHLN dari Japan Bank for Internasional Coorporation (JBIC) berbeda dengan persyaratan
dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), Bank berbeda dengan
persyaratan dari Asian Development Bank (ADB), demikian juga dengan Islamic
Development Bank (IDB) maupun Kuwait Fund for Arabic Economic Development
(KFAED).
Pencairan dengan metode Direct Payment menggunakan mekanisme LS sehingga
Bendahara Pengeluaran tidak perlu melakukan pengujian dokumen

3. PEMBIAYAAN PENDAHULUAN (REIMBURSEMENT)


Pembiayaan pendahuluan (reimbursement) adalah penarikan dana yang dilakukan
KPPN Khusus atas permintaan PA/KPA kantor/satuan kerja atau penerusan pinjaman
kepada pemerintah daerah/BUMN, dengan cara pengajukan kepada PPHLN untuk
mengganti biaya yang telah dikeluarkan terlebih dahulu oleh pemerintah atau penerima
penerusan pinjaman.
Tatacara ini kurang lazim dilakukan, karena memberatkan peminjam. Peminjam
biasanya kurang memiliki dana untuk membiayai kegiatannya, namun diharuskan mencari
dana untuk membiayai kegiatan-kegiatannya terlebih dahulu, kemudian baru dimintakan
penggantian kepada lender. Secara teori pembiayaan pendahuluan dapat menggunakan
dana rekening BUN atau dana yang ada di rekening Kas Daerah/BUMN/BUMD.
Pencairan dengan metode Reimbursement menggunakan mekanisme LS sehingga
Bendahara Pengeluaran tidak perlu melakukan pengujian dokumen

4. REKENING KHUSUS (SPECIAL ACCOUNT)


Rekening Khusus (special account) adalah rekening yang dibuka oleh Menteri
Keuangan pada Bank Indonesia atau bank lain, untuk menampung sementara dana PHLN
tertentu, berupa dana awal (advance/initial deposit) untuk kebutuhan pembiayaan kegiatan
selama periode tertentu dan setelah digunakan diisi kembali dengan mengajukan
penggantian (replenishment) kepada pemberi pinjaman/hibah luar negeri (lender).
Rekening khusus ini sifatnya berdaur ulang (revolving). Rekening Khusus (RK)
didebet oleh KPPN Khusus maupun KPPN lainnya, dengan menerbitkan SP2D-RK, dan
akan diisi dikredit kembali dengan mengajukan replenisment oleh Ditjen Perbendaharaan
C.q. Dit Pengelolaan Kas Negara kepada lender. KPPN diseluruh Indonesia itu ada yang
satu kota dengan Kantor Bank Indonesia disebut KPPN-KBI, sedang yang tidak satu kota
dengan Kantor Bank Indonesia disebut KPPN Non KBI.

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 158


Ada tiga tahapan dalam penarikan dana PHLN melalui rekening khusus, yaitu tahap
pendahuluan, tahap pelaksanaan dan tahap pertanggungjawaban. Tahap pendahuluan
terdapat tiga kegiatan, yaitu pembukaan rekening khusus, pengisian dana awal (initial
deposit/advance payment) dan penerbitan surat edaran Dirjen Perbendaharaan. Tahap
pelaksanaan penarikan dana PHLN dengan tatacara rekening khusus dapat dilakukan
dengan cara pembayaran langsung (LS) kepada yang berhak atau dengan mekanisme
penyediaan uang persediaan (UP). Tahap pertanggungjawaban atas penarikan dana
PHLN dengan rekening khusus adalah berupa replenishment dan Financial Statement of
Special Account (FISSA).
Dalam tahap pelaksanaan penarikan PHLN dengan tatacara rekening khusus,
mulai dari pengajuan SPP-UP/TUP/GUP dan LS, penerbitan SPM-UP/TUP/GUP dan LS
sampai dengan penerbitan SP2D-UP/TUP/GUP dan LS, mengenai persyaratan yang
diperlukan pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan penarikan dana yang
berasal dari sumber dana rupiah murni maupun sumber dana PNBP, sepanjang tidak diatur
lain oleh lender atau NPHLN. Apabila berbeda harus mengikuti surat edaran Dirjen
Perbendaharaan.

Prosedur Penarikan Pinjaman Melalui Rekening


Khusus dan Replenishment

Prosedur penarikan PHLN melalui rekening khusus dan pengajuan replenishment pada
KPPN-KBI sebagai berikut :
1. Ditjen Perbendaharaan C.q. Dit Pengelolaan Kas Negara mengajukan initial deposite
kepada lender.
2. Lender mentransfer initial deposit sebesar yang diminta kedalam rekening khusus loan
bersangkutan di Bank Indonesia.
3. Rekanan mengajukan tagihan kepada PA/KPA/PPK atas pelaksanaan KPBJ.
4. PA/KPA/PPK mengajukan SPM-RK ke KPPN sebesar tagihan yang diminta rekanan.
5. Atas dasar SPM-RK dari PA/KPA kantor/satuan kerja, KPPN menerbitkan SP2D-RK dan
mengirimkan ke KBI mitra kerjanya.
6. Bank Indonesia mentransfer uang ke rekening rekanan pada bank dimana rekanan
membuka rekeningnya.
7. Pada hari yang sama KBI mengirim Nota Debet Transfer (NDT) atas pembayaranyang
dilakukan ke KPBI untuk dibebankan kepada rekening khusus loan yang bersangkutan
yang berada pada KPBI.

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 159


8. KPBI menerbitkan rekening koran setiap minggu dan menyampaikan kepada Menteri
Keuangan C.q. Dit pengelolaan Kas Negara.
9. Atas dasar copy SP2D-RK dari kantor/satuan kerja dan rekening koran dari Bank
Indonesia, Executing Agency menyusun aplikasi replenishment dan menyerahkan
kepada Dit Pengelolaan Kas Negara untuk diajukan kepada lender.
10. Lender menstransfer aplikasi replenishment yang disetujui.
Replenishment adalah pengajuan penggantian dana initial deposit yang telah didebet
dengan penerbitan SP2D oleh KPPN Khusus maupun KPPN lainnya, yang disusun oleh
Executing Agency dan diajukan kepada lender yang bersangkutan oleh Ditjen
Perbendaharaan. Dalam pengajuan replemishment ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
bahan dan metode replenishment. Metode replenishment ada dua yaitu : metode Summary
Sheet/Full Documentation dan metoda Statement of Expenditures (SOE).
Bahan untuk mengajukan aplikasi replenishment ada dua. Pertama, berupa SPM, Copy
SP2D lembar kedua yang dikirim masing-masing kantor/satuan kerja kepada Executing
Agency dan dokumen pendukungnya, yang telah mendebet rekening khusus loan yang
bersangkutan. Kedua, rekening koran rekening khusus mingguan yang dibuat/diterbitkan
Kantor Pusat Bank Indonesia untuk setiap loan dan dikirimkan ke Dit. Pengelolaan Kas
Negara setiap minggu.
Metode Summary Sheet/Full Documentation adalah metode aplikasi replenishment,
dimana daftar pengeluaran yang diajukan kepada lender harus dilengkapi dengan dokumen
pendukungnya, yaitu copy SPM dan SP2D-RK-LS dan berita acara pembayaran serta NOL,
Approval/NRC bila dipersyaratkan dan rekening koran Bank Indonesia.
Metode Statement of Expenditures (SOE)/daftar pengeluaran digunakan untuk kontrak-
kontrak yang nilainya relatif kecil. Dalam metode ini, dokumen pendukung tidak perlu
dilampirkan dalam pengajuan aplikasi replenishment kepada lender, melainkan disimpan di
Dit. Pengelolaan Kas Negara. Apabila dari hasil pemeriksaan BPKP ataupun dari misi lender,
diketemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan persyaratan replenishment, maka lender akan
menyatakan bahwa pengeluaran tersebut adalah ineligible, sehingga dana yang sudah
dibayar melalui rekening khusus harus dikembalikan (refund).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajuan aplikasi replenishment adalah sebagai
berikut :
1. Sepanjang dipersyaratkan NOL, Approval, maka copy NOL, Approval harus dilampirkan
dalam pengajuan SPM-RK oleh PA/KPA/PPK.
2. Pembebanan porsi PHLN harus sesuai dengan porsi dalam loan agreement.
3. Pengisian/perhitungan berita acara pembayaran harus benar.
4. Jangan sampai salah dalam pencantuman nomor rekening khusus.

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 160


5. Jangan lupa mencantumkan kategori, persentase, nomor dan tanggal serta nilai kontrak
dalam SP2D-RK.
6. SP2D-UP untuk pinjaman ADB/IBRD jangan dibebankan Ke rekening khusus, kecuali
diatur dalam loan agreement.
7. Harus dilampirkan daftar rincian permintaan pembayaran (lembar B) dan lampiran
rekapitulasi pengeluaran per ketegori NPLN (lembar B).
FISSA adalah laporan keuangan tahunan tentang penggunaan dana rekening khusus
untuk masa satu tahun anggaran yang disusun oleh Executing Agency dan Dit. Pengelolaan
Kas Negara per loan yang dirinci per kategori. Dasar pembuatan FISSA adalah pengajuan
replenishment yang dilaksanakan selama satu tahun anggaran berkenaan, rekening koran
Bank Indonesia dan SP2D-RK. Susunan FISSA sebagai berikut :
1. FISSA I, merupakan rekonsiliasi transaksi rekening khusus selama satu tahun anggaran
(I Januari sampai dengan 31 Desember).
2. FISSA II, merupakan backlog SP2D dari replenishment yang terakhir diajukan pada tahun
anggaran berkenaan ditambah dengan transaksi SP2D selama masa tenggang antara
replenishment terakhir sampai dengan 31 Desember tahun berkenaan.
3. FISSA III, merupakan summary dari replenishment/withdrawal application yang telah
dijukan selama satu tahun anggaran.

Pengujian Dokumen Oleh Bendahara

Dokumen yang harus diuji oleh Bendahara dalam pelaksanaan PHLN yang paling utama
adalah kwitansi. Dalam melakukan pengujian kwitansi harus diperhatikan: Pembayaran atas
nama KPA/PPK, jumlah dalam angka dan huruf harus sama, uraian pembayaran harus sesuai
dengan pekerjaan, materai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sedangkan untuk pembayaran dengan menggunakan SPK bagi pengeluaran sampai
dengan 200 juta harus memperhatikan: sumber dan nomor PHLN, rincian porsi pembiayaan
dari PHLN dan porsi pendamping serta pajak yang terutang, BAP, nol/approval sepanjang
dipersyaratkan dan lain-lain sesuai dengan persyaratan pembayaran dalam NPHLN dan Surat
Edaran Ditjen Perbendaharaan.

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 161

Anda mungkin juga menyukai