Anda di halaman 1dari 10

BATASAN MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)

KELOMPOK 8 :

1. I GUSTI AYU AGUNG IRA NIAGARA (1533121174)


2. KADEK NITYA KARTIKA DEWI (1533121178)
3. LUH PUTU KRESNA MEIKA PUTRI (1533121316)
4. PUTU AYU SERLY WULANDARI (1533121361)
5. KADEK ADHI PRAMANA (1533121371)
6. I MADE RISKI ADITYA DEWANTARA (1533121401)

UNIVERSITAS WARMADEWA

FALKUTAS EKONOMI

2018
Pengertian Batas Maksimum Pemberian Kredit

Menurut peraturan BI no.7/3/PBI/2005, BMPK adalah persentase


maksimal penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal bank yang berupa
modal inti atau modal pelengkap bagi bank yang berkantor pusat di dalam negeri
maupun dana bersih kantor pusat dan kantor-kantor cabang di luar negeri (net
head office fund).

A. MENJELASKAN CANGKUPAN DAN DASAR PERHITUNGAN

Pos-pos yang diperhitungkan dalam menentukan Batas Maksimum Pemberian Kredit


(BMPK) atau Legal Lending Limit (LLL) adalah:

1. Kredit yang diberikan


Pelanggaran BMPK dihitung berdasarkan baki debet. Pengertian baki
debet tidak termasuk bunga akrual pada pos rupa-rupa aktiva dan
tunggakan bunga (bunga dalam penyelesaian) pada rekening administratif.
Bunga akrual adalah pendapatan bunga dari kredit lancar dan dalam
perhatian khusus. Dalam pengertian kredit disini termasuk giro bersaldo
debet (overdraft), kartu kredit (baki debet), transaksi yang berasal dari off
balance sheet yang wan prestasi.

2. Surat berharga
Perhitungan BMPK untuk pembelian surat berharga dengan note purchase
agreement (NPA) dan pengambilalihan dalam rangka anjak piutang
didasarkan pada harga perolehan, yaitu harga nominal dikurangi dengan
diskonto yang diterima (seperti SBPU). Yang dimaksud dengan surat
berharga NPA adalah pembelian surat berharga yang disertai dengan
pernyataan kesediaan bank untuk membeli surat berharga tersebut dalam
jumlah, jangka waktu, dan tingkat diskonto tertentu.

3. Penempatan pada bank lain


Perhitungan pelanggaran BMPK penempatan antar bank atau pada bank lain
didasarkan pada nilai nominal, kecuali sertifikat deposito dan surat berharga
yang dinilai berdasarkan harga perolehan. Penempatan ini dapat berupa
giro,deposito, call money, kredit, sertifikat deposito, surat berharga.

4. Penyertaan
Pelanggaran pelampauan BMPK untuk pos ini didasarkan pada jumlah
dana yang ditanamkan oleh bank dan didasarkan pada nilai penyertaan
yang tercatat di neraca.

5. Transaksi rekening administratif


Untuk pos ini terdiri dari garansi yang diberikan dan risiko kredit dari
transaksi derivatif. Garansi yang diberikan berupa warkat penerbitan
jaminan, aseptasi atau endosemen, irrevocable L/C atau SKBDN,
akseptasi wesel impor, penjualan surat berharga dengan syarat repo,
standby L/C dan garansi lainnya. Pelanggaran BMPK untuk garansi yang
diberikan didasarkan pada nilai nominal. Sedangkan risiko kredit dari
transaksi derivatif didasarkan pada nilai risiko kreditnya.

B. MENGHITUNG POS-POS PENGECUALIAN DALAM PERHITUNGAN BMPK

Dalam memperhitungkan BMPK suatu bank, ada beberapa pos yang tidak perlu
diperhitungkan yaitu:

1. Penyediaan dana yang dikecualikan dari ketentuan BMPK:


a. Kredit program, disini bank bertindak sebagai pelaksana (executing)
b. Pembukaan L/C dalam rangka impor dan pembukaan SKBDN sampai
dengan pelunasannya oleh pembuka
2. Penyediaan dana dikecualikan dari perhitngan BMPK tanpa batas waktu:
a. Penanaman dana pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat
hutang pemerintah Indonesia
b. Penanaman dana yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah
Indonesia atau dijamin oleh BI
c. Penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi
kegagalan kredit (restrukturisasi kredit)
d. Penyediaan dana yang dijamin oleh cash collateral.
e. Penempatan dana antarbank yang dijamin oleh pemerintah selama
bank tempat penempatan memenuhi syarat penjaminan.
f. Pengambilalihan (negosiasi) wesel ekspor berjangka yang diterbitkan
atas dasar L/C berjangka (Usance L/C) yang masih berlaku dan
diaksep oleh rime banks di luar negeri.

C. PENENTUAN BMPK
Penentuan BMPK sebenarnya untuk mengatur portofolio kredit
perbankan agar tidak terakumulasi pada satu kelompok atau individual dalam
memberikan kredit, sebab konsentrsi kredit pada kelompok atau individu
tertentu akan mengandung risiko sangat besar bagi bank. BI menentukan
bahwa pemberian kredit kepada nasabah harus dibedakan antara pihak terkait
dengan bank dan pihak lain yang tidak terkait. Pihak terkait dengan bank
adalah peminjam dan / atau kelompok peminjam yang mempunyai keterkaitan
dengan bank.

D. PELAMPUAN BMPK
Formulasi pelampauan BMPK:

Penyediaan dana pada tanggal laporan BMPK

( x 100% ) - BMPK

Modal pada tanggal laporan BMPK

Bank dianggap melampaui BMPK apabila bank melakukan penyediaan dana


melebihi persentase maksmum karena perubahan-perubahan yang terjadi setelah
penyediaan dana realisasi. Pelampauan BMPK yang terjadi akibat gejolak nilai kurs
dan / atau penurunan modal bank atas penyediaan dana yang telah diberikan, tidak
dikategorikan sebagai pelanggaran BMPK. Kurs yang menjadi dasar adalah kurs
neraca bank pada akhir bulan.
Kasus Laporan Akuntansi Pelampauan BMPK

PT Bank Berlian Mutiara memiliki modal Rp. 150.000.000.000 telah


memberikan komitmen untuk memenuhi permintaan Kredit PT Kereta Kencana
sebesar Rp. 40.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun .Akad kredit ditandatangani
tgl 10 Januari 2004.Permasalahan timbul pada bulan Januari 2004 debitur yang
bersangkutan telah melakukan penarikan seluruh plafond yang diberikan, sedangkan
modal bank untuk posisi akhir Mei 2004 ternyata menurun menjadi Rp.
140.000.000.000. Bagaimana Posisi BMPK dan pelaporannya 31 Mei 2004?

Pembahasan

PT Kereta Kencana adalah pihak tidak terkait dengan bank.Dalam hal ini
BMPK untuk pihak tidak terkait dengan bank sampai dengan 31 Desember 2004
adalah 30% dari modal bank.Kemudian pada akhir Mei 2004 ternyata terjadi
penurunan modal bank yang menyebabkan pemberian kredit kepada PT Kereta
Kencana mengalami pelampauan BMPK. Laporan untuk peristiwa ini adalah sebagai
berikut :
E. PELANGGARAN BMPK
Pelanggaran BMPK dapat dilihat apabilan pada saat bank melakukan realisasi
penyediaan dana telah melebihi persentase maksimum. Untuk menentukan ini
diperlukan formula:

Penyediaan dana pada saat pemberiannya

( x 100%) - BMPK

Modal pada saat pemberian penyediaan dana

Untuk itu bank harus menolak realisasi dana yang dilakukan debiturnya apabila
berdasarkan perhitungan dengan formula diatas bank akan mengakibatkan terjadinya
pelanggaran BMPK. Penolakan ini bisa dilakukan bila dalam perjanjian sebelumnya
memberikan pernyataan tentang klausal ini.

Dengan memperhatikan ketentuan diatas, maka dapat dikatakan bahwa


bank-bank yang tidak memiliki modal atau bahkan capital adequate ratio-nya
negative secara otomatis melakukan pelampauan dan pelanggaran BMPK. Bank yang
memiliki CAR sebesar 0 atau minus dilarang untuk memberikan kredit/penempatan
dana pada umumnya. Kecuali telah mendapat persetujuan pemerintah untuk
mengikuti program rekapitalisasi perbankan.

Kasus Pelaporan Akuntansi Pelanggaran BMPK

PT Bank Berlian Mutiara memiliki modal Rp. 150.000.000.000 per April 2004.
Modal tersebut sebesar 40% sahamnya dimiliki oleh Galang Rambu . Pada tanggal 10
Januari 2004 Bank Berlian Mutiara telah menyetujui permohonan kredit Galang
Rambu sebesar Rp. 24.000.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun, grace period 1
tahun, tingkat bunga 18%. Komitmen ini dicairkan secara bertahap sebagai berikut :

Pencairan Tahap 1 pada tanggal 15 Januari 2004

Pencairan Tahap 2 pada tanggal 15 Maret 2004

Pencairan Tahap 3 pada tanggal 15 Mei 2004


Pencairan Tahap 4 pada tanggal 15 Juli 2004

Dana yang dicairkan setiap tahap adalah Rp. 6.000.000.000

Pembahasan

Galang Rambu adalah pemilik 40% saham Bank Berlian Mutiara, artinya
memiliki lebih besar dari 10% modal disetor ke bank. Dengan demikian Galang
Rambu digolongkan dengan pihak terkait sebab itu BMPK yang harus ditaati oleh
Bank adalah 10%. Pada tanggal 15 Mei 2004, PT Bank Berlian Mutiara telah
melakukan pelanggaran BMPK karena telah melakukan pencairan dana melebihi
BMPK bagi Pihak terkait. Bagaimana Pelaporannya?

F. PELAPORAN AKUNTANSI PELANGGARAN BMPK

Pelaporan mengenai posisi BMPK harus dilakukan bank komersial kepada bank
sentral, pihak terkait, pihak tidak terkait. Laporan tersebut menyangkut pelampauan
BMPK maupun pelaporan pelanggaran BMPK. Secara rinci adalah:

a. Laporan pelanggaran BMPK kepada pihak terkait


b. Laporan pelanggaran BMPK kepada pihak tidak terkait
c. Laporan pelampauan BMPK kepada pihak tidak terkait
d. Laporan penyediaan dana dan pelampauan BMPK kepada pihak terkait
G. PENYELESAIAN PELANGGARAN DAN PELAMPAUAN BMPK
Untuk menyelesaikan pelanggaran dan pelampauan BMPK, bank harus
menyusun action plan yang mana harus memuat langkah-langkah serta target
waktu penyelesaiannya. Target waktu penyelesaiannya ditetapkan sbb:

1. Untuk pelanggaran BMPK, paling lambat 1 bulan sejak action plan


disampaikan kepada BI.
2. Untuk pelampauan BMPK yang disebabkan penurunan modal bank,
perubahan nilai tukar atau perubahan nilai wajar paling lambat 9 bulan
sejak action plan disampaikan.
3. Untuk pelampauan BMPK yang disebabkan oleh penggabungan usaha atau
perubahan struktur kepengurusan paling lambat 12 bulan sejak action paln
disampaikan.
4. Untuk pelampauan BMPK yang disebabkan oleh perubahan ketentuan BI
paling lambat 18 bulan sejak batas akhir waktu penyampaian action plan.

H. PENGECUALIAN DALAM BMPK


Di dalam BMPK pun ada beberapa pengecualian, pengecualian dalam BMPK itu antara
lain:

1. Ketentuan BMPK dikecualikan untuk:


1. Pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia atau BI.
2. Bagian penyediaan dana yang dijamin pemerintah Indonesia sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memenuhi persyaratan, seperti
jaminan bersifat tanpa syarat (unconditional) dan tidak dapat dibatalkan
(irrevocable).
3. Bagian penyediaan dana yang dijamin oleh agunan dalam bentuk agunan tunai
berupa giro, deposito, ataupun agunan yang berupa surat berharga yang
diterbitkan pemerintah Indonesia dan BI.
4. Ketentuan BMPK dikecualikan untuk penempatan sepanjang penempatan tersebut
termasuk dalam cakupan yang dijamin pemerintah.
5. Penyertaan modal kepada bank lain di Indonesia dikecualikan dari ketentuan
BMPK sepanjan bank melakukan konsolidasi dengan bank penerima penyertaan
modal.
6. Pengambilalihan wesel ekspor berjangka dikecualikan dari perhitungan BMPK
sepanjan memenuhi persyaratan, seperti wesel ekspor diterbitkan atas dasar L/C
berjangka atau yang telah diaksep oleh prime bank.
7. Bagian penyediaan dana kepada peminjam yang dijamin oleh prime bank
dikecualikan dari perhitungan BMPK sepanjan jaminan yang diberikan memenuhi
persyaratan, seperti berbentuk SBLC, bersifat tanpa syarat, ataupun yang
mempunyai jangka waktu paling kurang sama dengan jangka waktu penyediaan
dana. Pengecualian untuk hal ini paling tinggi 90% untuk pihak terkait, 80%
untuk 1 peminjam pihak tidak terkait, dan 75% untuk 1 kelompok peminjam tidak
terkait.
8. Bagian penyediaan dana kepada peminjam yang dijamin oleh lembaga
pembangunan multilateral dikecualikan dari perhitungan BMPK jika penyediaan
dana bertujuan untuk pembiayaan di Indonesia atau penjamin merupakan lembaga
pembangunan multilateralyang ditetapkan BI.
9. Penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit dikecualikan dari
perhitungan BMPK.
10. Penggolongan kelompok peminjam dikecualikan untuk pemberia kredit kepada
nasabah melalui lembaga pembiayaan dengan metode penerusan jika bank
melakukan pengawasan terhadap penilaian kelayakan atau kredit diberikan tanpa
jaminan dari lembaga pembiayaan.
11. Pemberian kredit dengan pola kemitraan inti-plasma dimana perusahaan inti
menjamin kredit kepada plasma dikecualikan dari pengertian kelompok peminjam
sepanjang kredit diberikan dengan pola kemitraan atau perusahaan inti bukan
merupakan pihak terkait dengan bank.
KESIMPULAN

Menurut peraturan BI no.7/3/PBI/2005, BMPK adalah persentase maksimal penyediaan dana


yang diperkenankan terhadap modal bank yang berupa modal inti atau modal pelengkap bagi
bank yang berkantor pusat di dalam negeri maupun dana bersih kantor pusat dan kantor-kantor
cabang di luar negeri (net head office fund). Pos-pos yang diperhitungkan dalam menentukan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit (LLL) yaitu : Kredit yang
diberikan, Surat berharga, Penempatan pada bank lain, Penyertaan, dan Transaksi rekening
administrative. Dalam memperhitungkan BMPK suatu bank, ada beberapa pos yang tidak perlu
diperhitungkan yaitu: Penyediaan dana yang dikecualikan dari ketentuan BMPK, dan Penyediaan
dana dikecualikan dari perhitngan BMPK tanpa batas waktu. Penentuan BMPK sebenarnya
untuk mengatur portofolio kredit perbankan agar tidak terakumulasi pada satu kelompok atau
individual dalam memberikan kredit, sebab konsentrsi kredit pada kelompok atau individu
tertentu akan mengandung risiko sangat besar bagi bank. Bank dianggap melampaui BMPK
apabila bank melakukan penyediaan dana melebihi persentase maksmum karena perubahan-
perubahan yang terjadi setelah penyediaan dana realisasi sedangkan pelanggaran BMPK dapat
dilihat apabila pada saat bank melakukan realisasi penyediaan dana telah melebihi persentase
maksimum. Pelaporan mengenai posisi BMPK harus dilakukan bank komersial kepada bank
sentral, pihak terkait, pihak tidak terkait dan juga dalam menyelesaikan pelanggaran dan
pelampauan BMPK, bank harus menyusun action plan yang mana harus memuat langkah-
langkah serta target waktu penyelesaiannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://drive.google.com/file/d/1UkoJ8IifUJEzg5dsfLpALNbqcRdCKe6a/view

Anda mungkin juga menyukai