AKUNTANSI PERBANKAN
DISUSUN
OLEH :
NAMA KELOMPOK 2 :
KELAS : F. AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur khadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemberian Kredit dan Penurunan Nilai Kredit”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat selesai tanpa
dukungan semua pihak. Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam
makalah ini masih jauh dari makalah yang sempurna karena kekurangan dan keterbatasan
kemampuan yang kami miliki, dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif guna menyempurnakan karya-karya kedepannya. Terakhir
kami mengucapkan terima kasih semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat
buat kita semua.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pemberian kredit sudah dilakukan sejak dulu kala, dimana perkembangan lembaga
keuangan dimulai sejak kira-kira 2000 SM yaitu berupa lembaga keuangan semacam
bank. Lembaga semacam bank ini meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga
20 % (dua puluh persen) setiap bulan.
Kredit yang diberikan oleh Bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
Bank dapat memberikan kredit jika memiliki dana yang sama dengan itu, bank
terlibat kesepakatan dengan calon debitur baik volume, tingkat bunga, jangka waktu
maupun agunan. Bagi bank persetujuan kredit merupakan komitmen yang tak bisa
dibatalkan begitu juga bagi debitur. Disamping itu setelah kredit dikucurkan bank selalu
harus memantau kualitas kredit. Semakin lama jangka waktu kredit maka semakin besar
resikonya.
Tujuan BMPK dimaksudkan untuk mengatur penyaluran fasilitas kredit agar dana
bank yang diperoleh dari simpanan masyarakat tidak dinikmati oleh sekelompok debitur
tertentu. Hal ini berarti termasuk mengatur penyebaran risiko kemacetan kredit demi
keamanan dan kesehatan bank itu sendiri. Kalau tidak dibatasi, maka bank bersangkutan
akan banyak memberikan kredit dengan mengutamakan para nasabah dari kelompoknya.
Begitu terjadinya kemacetan kredit nasabah yang bersangkutan akan sulit memenuhi
kewajiban mengembalikan utangnya karena masih satu grup perusahaan.
Timbulnya kelebihan pemberian kredit dikarenakan penurunan Modal Bank serta
penggabungan usaha, peleburan usaha, pengambil alihan usaha, perubahan struktur
kepemilikan, dan/atau perubahan kepengurusan yang menyebabkan perubahan Pihak
Terkait dan/atau kelompok Peminjam dan perubahan ketentuan. Bahwa untuk merespons
kondisi melambatnya petumbuhan perekonomian, diperlukan kebijakan yang bersifat
5
BAB II
PEMBAHASAN
dinilai berdasarkan harga perolehan. Penempatan ini berupa: giro, deposito, call
money, kredit, sertifikat deposito, dan surat berharga.
4. Penyertaan.
Pelanggaran pelampauan BMPK untuk pos ini didasarkan pada jumlah dana
yang ditanamkan oleh bank dan didasarkan pada nilai penyertaan yang tercatat di
neraca. Penyertaan dalam hal ini hanya pada lembaga keuangan dan tidak melalui
pasar modal. Untuk peenyertaan bank pada non lembaga keuangan hanya
diperkenankan dalam rangka penyertaan modal sementara untuk mengatasi
kegagalan kredit. Penyertaan modal sementara dalam rangka restrukrisasi kredit
dikecualikan dalam perhitungan BMPK.
5. Transaksi Rekening Administratif.
Untuk pos ini terdiri dari garansi yang diberikan dan resiko kredit dari
transaksi derivative. Garansi yang diberikan berupa warkat penerbitan jaminan,
akseptasi atau endosemen, SKBDN, akseptasi wesel impor, penjualan surat
berharga dengan syarat repo, standby L/C dan garansi lainnya. Pelanggaran BMPK
untuk garansi yang diberikan didasarkan pada nilai nominal. Sedangkan resiko
kredit dari transaksi derivative didasarkan pada nilai resiko kreditnya. Perhitungan
risiko kredit dari transaksi derivative didasarkan atas unrealized gain yang
dimungkinkan tidak jadi diterima apabila pihak counterparty melakukan wan
prestasi. Gain adalah selisih nilai pasar terhadap nilai kontrak.
Dalam memperhitungkan BMPK suatu bank, harus dicermati beberapa pos yang
tidak perlu diperhitungan antara lain:
a. Penanaman dana pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Hutang
Pemerintah Indonesia.
b. Penanaman dana yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah Indonesia atau
Bank Indonesia, misalnya skimp penempatan dana BI, Skim Jexim 7-Jepang, Skim
GSM 102-CCC USDA, Skim EFIC-Australia, Skim US EXIM-Amerika, Skim
CWB-Kanada, Skim penggerak sector rill (PT. Askrindo sebagai penyalur) dan
lain-lain.
8
Pembahasan
Umar Bakri ialah pemilik 40% saham Bank permata hati ,artinya memiliki lebih besar dari
10% modal di setor ke bank.Dengan demikian Umar bakti digolongkan dengan pihak terkait
sebab itu BPMK yang harus di taati BPMK ialah 10% dari modla bank yaitu
150.000.000.000 x 10% yaitu =15.000.000.dengan demikian sampai tanngal 15 mei 2017
Bank permati hati melanggar BMPKpihak terkait
Total dana sebesar 18.000.000 yang sudah dicairkan sehinnga sudah melebihi 3.000.000
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Pemberian kredit sudah dilakukan sejak dulu kala, dimana perkembangan lembaga
keuangan dimulai sejak kira-kira 2000 SM yaitu berupa lembaga keuangan semacam
bank. Lembaga semacam bank ini meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga
20 % (dua puluh persen) setiap bulan.
Kredit yang diberikan oleh Bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
Tujuan BMPK adalah untuk mengatur penyaluran fasilitas kredit agar dana bank yang
diperoleh dari simpanan masyarakat tidak dinikmati oleh sekelompok debitur tertentu.
Hal ini berarti termasuk mengatur penyebaran risiko kemacetan kredit demi keamanan
dan kesehatan bank itu sendiri. Kalau tidak dibatasi, maka bank bersangkutan akan
banyak memberikan kredit dengan mengutamakan para nasabah dari kelompoknya.
Begitu terjadinya kemacetan kredit nasabah yang bersangkutan akan sulit memenuhi
kewajiban mengembalikan utangnya karena masih satu grup perusahaan.
Penurunan nilai kredit adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya
peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan awal kredit, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas dimasa yang akan datang atas asset keuangan kelompok asset keuangan
yang dapat diestimasi secara handal. Penurunan kredit terdiri dari: Cadangan kerugian
penurunan nilai kredit, penghapus bukuan kredit, Penghapusan hak tagih kredit, dan
Nilai tercatat kredit.
15
1.2 SARAN
Saran yang dapat saya berikan kepada pembaca adalah seharusnya kita sebagai
mahasiswa/mahasiswi bisa lebih memahami Pemberian Kredit dan Penurunan Nilai
Kredit, sehingga kita dapat mengambil manfaatnya secara maksimal.
16
DAFTAR PUSTAKA
Taswan, Dr. 2017. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN
https://www.coursehero.com/file/40086126/KEL-6-PENURUNAN-NILAI-KREDITpptx/