Anda di halaman 1dari 96

PA BPR

SUMMARRY

KAP Drs. Henry & Sugeng

2018
Brief Content

PA BPR in General
PA BPR per Account
PA BPR in General
– Urgention of BPR Financial Report
bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan.
– A Good Financial Report
laporan keuangan akan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dapat
dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.
– Objective
membantu pengguna dalam menyusun laporan keuanganagar sesuai dengan tujuan
laporan keuangan, menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan, menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh
BPR dalammenyusun laporan keuangan.
PA BPR Source Base

Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Standar Akuntansi


Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), SAK Non
ETAP, Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan BPR,
Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum
ACCOUNTING FOR ASSETS

Aset adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi
di masa depan.
Kas

Kas adalah mata uang kertas dan logam rupiah yang masih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah.

Termasuk dalam kategori Kas (Kas Besar, Kas Kecil, Kas dalam Mesin ATM)
Mata uang Rupiah yang telah ditarik dari peredaran tidak termasuk dalam Kas,
namun disajikan dalam aset lain-lain
Tidak termasuk dalam pengertian kas adalah emas batangan, uang logam yang
diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional (commemorative coins/notes)
dan mata uang emas
Kas

– Pengakuan dan Pengukuran


Transaksi kas diakui sebesar nilai nominal.
– Penyajian
Kas disajikan dalam pos tersendiri.
– Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1) Rincian jumlah kas;
2) Jumlah kas pada mesin ATM.
Kas
Kas dalam BPR *asumsi sebagai Bank

1) Pada saat penerimaan setoran:


Db. Kas
Kr. Rekening yang dituju
2) Pada saat penarikan:
Db. Rekening yang ditarik
Kr. Kas
3) Pada saat mata uang rupiah dicabut dan ditarik dari peredaran:
Db. Aset lain-lain
Kr. Kas
Kas dalam Valas

Hanya dimiliki oleh BPR yang melakukan kegiatan terkait dengan Valuta Asing yang
berdasar izin dari Bank Indonesia untuk mengadakan kegiatan keuangan
berhubungan dengan Valas.
Valas diakui sebesar kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan
Valas dilaporkan sesuai kurs tengah BI saat tanggal pelaporan
Selisih antara nilai tercatat dan kurs tengah BI diakui sebagai keuntungan dan/atau
kerugian selisih kurs yang disajikan pada pos tersendiri dalam laporan laba rugi.
Ilustrasi Jurnal
Kas dalam Valas
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Obligasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, jangka waktu satu tahun dengan
sistem diskonto.
Diklasifikasikan menjadi dua;
1. Tersedia untuk Dijual
BPR tidak berkomitmen untuk memiliki hingga jatuh tempo, BPR tidak
menentukan periode kepemilikan SBI, jika digunakan untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas
2. Dimiliki hingga jatuh tempo
Pendapatan Bunga yang Akan Diterima

Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima adalah pendapatan bunga dari


kredit dengan kualitas lancar (performing) yang telah diakui sebagai
pendapatan tetapi belum diterima pembayarannya. Termasuk dalam
pengertian ini adalah pengakuan pendapatan bunga dari penempatan
pada bank lain.
Penempatan pada Bank Lain

-adalah simpanan yang dimiliki oleh BPR yang berada pada Bank lain, misal BPR A
mempunyai tabungan dan/atau giro pada Bank BTN. Untuk menunjang kelancaran
kegiatan operasional, mendapatkan penghasilan, dan sebagai secondary reserve
(simpanan kedua)
Berbentuk tabungan, giro, deposito dan sertifikat deposito.
Kredit yang Diberikan

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit yang dijamin adalah kredit yang danannya berasal dari BPR, risikonya
ditanggung Pemerintah
Jenis Kredit:
Kredit Sindikasi (Kredit yang dilakukan oleh beberapa pihak)
Kredit Channeling (Kredit yang danannya dari Pihak ke-3)
Kredit Excecuting (Kredit yang danannya campuran dari BPR dan pihak ke-3)
Kredit yang Diberikan

Unsur Kredit :
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam; b) aktivitas peminjaman uang
atau tagihan sebesar plafon yang disepakati; c) jangka waktu tertentu; d)
pendapatan berupa bunga; e) risiko, kecuali pada kredit channeling; dan f) jaminan
dan atau agunan (jika ada).

Jenis kredit menurut penggunaannya, antara lain:


a) Kredit investasi; b) Kredit modal kerja; c) Kredit konsumsi.
Kredit yang Diberikan

Kredit menurut Kualitas:


Performing Loan PL
1. Lancar (Kolektabilitas 1)
Non Performing Loan NPL
2. Kurang Lancar (Kolektabilitas 2)
3. Diragukan (Kolektabilitas 3)
4. Macet (Kolektabilitas 4)
Suatu kesehatan BPR dapat dilihat dari persentase NPL yang dimiliki. Semakin
kecil persentase NPL, maka BPR tersebut semakin sehat. Semakin tinggi
persentase NPL BPR, maka Kesehatannya rendah
Kredit yang Diberikan
-definition dictionary

Akronim Arti
Plafon Jumlah max kredit yang dapat diberikan
Baki Debit Saldo kredit yang masih harus dilunasi
debitur
Provisi Biaya imbal jasa debitur karena telah
diberikan kredit
Bunga kredit imbalan yang dibayarkan oleh debitur
atas kredit yang diterimanya
Denda (penalty) imbalan yang harus dibayar oleh debitur atas
keterlambatan pembayaran pokok dan/atau
bunga atau kewajiban lainnya
Commitment fee biaya yang harus dibayar debitur atas
bagian kredit yang belum ditarik
Kredit yang Diberikan

– Pengakuan dan Pengukuran


Kredit diakui pada saat ditanda tanganinya perjanjian kredit antara debitur dan
kreditur.
Commitment fee diamortisasi dan diakui sebagaiPendapatan Bunga selama jangka
waktu komitmenkredit.
Provisi diamortisasi selama masa kredit secara garis lurus. Amortisasi tersebut
diakui sebagai penambah Pendapatan Bunga.
Kredit yang Diberikan

– Penyajian
Kredit disajikan di neraca sebesar pokok kredit/baki debet dikurangi provisi serta ditambah biaya
transaksi yang belum diamortisasi.
– Pengungkapan
Jenis dan jumlah kredit berdasarkan penggunaan dan sektor ekonomi, Jumlah kredit yang
diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, Kebijakan dan metode akuntansi
penyisihan, penghapusan dan penanganan kredit bermasalah, Besarnya kredit bermasalah (non-
performing loans) dan penyisihannya untuk setiap sektor ekonomi dan jenis penggunaan kredit,
Saldo kredit yang sudah dihentikan pembebanan bunganya, Agunan yang diambil alih, menurut
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, Ikhtisar kredit yang dihapus buku, yang menunjukkan
saldo awal tahun, penghapusbukuan kredit dalam tahun berjalan, kredit yang telah dilakukan
hapus tagih dan saldo akhir tahun
(*hanya sebagian yang tertera dalam presentasi, lebih lanjut lihat PA BPR halaman 36)
Kredit yang Diberikan
-Ilustrasi Jurnal
CONTOH KASUS KREDIT
Penyisihan Kerugian dan
Penghentian Pengakuan
Penyisihan kerugian: Dana yang dibentuk guna mencadangkan dana yang
diinvestasikan pada kredit. Perannya seperti CKP
Penghrntian Pengakuan: ada dua macam, hapus buku dan hapus tagih
- Hapus Buku: hanya dihapus di neraca sebesar baki debit nasabah, misal sudah
kolek 4 dan kemungkinan kembali kecil, kemudian manajemen menghapus nilai
kredit a/n nasabah tsb, biar NPL nya kecil. Tapi tetap ada usaha menagih.
- Hapus Tagih: dihapus di buku dan dihapus penagihan. Jadi nasabah ybs sudah
tidak ada lagi kemungkinan untuk kembali kreditnya. Manajemen kemudian
menghapus di neraca dan sudah tidak ada usaha untuk menagih.
Penentuan nilai Penyisihan Kredit didasarkan pada beberapa hal berikut ini:
1. Kualitas Kredit (dia masuk kolek berapa, 1/2/3/4 kah?)
2. Nilai agunan, apakah agunannya mengcover? Diikat pakai apa? Fiducia kah?
APHT kah? Harga pasar nya berapa? Nilai taksasinya berapa? (*in some of
cases, the management should ask a service from professional, example
Appraisal for valuate the building or something more huge)
Pengakuan & Pengukuran
1. BPR WAJIB membentuk Penyisihan atas kredit
2. Membentuknya bisa tiap saat, bisa juga tiap bulan
3. Apabila kredit diasuransikan, maka harus diakui pada saar BPR telah
menerima/mendapat secara riil ganti rugi yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi (*ingat! Konsep Going concern dalam Teori Akuntansi: Perusahaan harus
sesegera mungkin mengakui beban, dan mengakui pendapatan pada saat benar
benar menerima pendapatan tersebut)
4. Kreidt yang dihapus bukukan, TANPA hapus tagih harus tetap dicatat, diperlakukan
sebagai extra comptable
5. Pencatatan dalam extra comptable bisa dihentiin pas BPR nggak dapet kepastian
atas kredit yang diapus bukukan
6. Apabila BPR dapat angsuran kredit dari kredit yang udah dimasukin ke hapus buku,
angsuran tsb dicatet dalam OCI
RESTRUKTURISASI KREDIT

Merupakan cara yang dilakukan BPR untuk memperbaiki kualitas kredit nasabah
dengan melakukan perjanjian ulang baik itu secara nilai dan/atau perjanjian lainnya
yang terkait dengan kredit nasabah.
Kredit yang direstukturisasi, adalah kredit dari nasabah yang mengalami kesulitan
ekonomi tetapi memiliki kreditibilitas yang cukup baik. Misal: Perusahaan A kredit pada
BPR B, Pada tahun berjalan A mengalami penurunan penjualan yang berakibat pada
kemungkinan pailit, tetapi A merupakan nasabah yang memiliki track record baik dalam
melakukan kreidt. BPR B melakukan restrukturisasi kredit.
Cara restrukturisasi kredit
a. Modifikasi Syarat kredit (menurunkan bunga, perpanjangan waktu kredit dll)
b. Penambahan fasilitas kredit
AGUNAN YANG DIAMBIL
ALIH (AYDA)
Adalah aset yang diperoleh BPR dari nasabah yang sudah tidak mampu melakukan kewajibannya.
Istilah praktis: jaminan kredit yang diberikan oleh nasabah akan diambil oleh BPR bila nasabah
tersebut tidak mampu lagi membayar angsuran dan/atau tidak dapat melunasi kredit.
Penentuan agunan biasanya dilakukan diawal sebelum awal perjanjian kredit dilangsungkan.
Nilainya biasanya harus lebih dari atau sama dengan nilai kredit yang diambil oleh nasabah.
AYDA dibagi menjadi dua:
a. Penyelesaian kredit
b. Proses Penyelesaian kredit

AYDA hanya akan dicatat pada neraca apabila ayda berasal dari penyelesaian kredit
ASET TETAP & Inventaris (ATI)
Aset berwujud yang dimiliki perusahaan yang digunakan guna melakukan kegiatan operasional
perusahaan dan diestimasikan memiliki manfaat ekonomi lebih dari sama dengan 1 tahun.
Termasuk dalam ATI: Tanah, Bangunan, Kendaraan, Inventaris
Pengakuan Awal:
1. Konsep Biaya Perolehan berlaku
2. Konsep Pertukaran AT berlaku
3. AT yang diperoleh dari hibah dan/atau hadiah masuk kedalam pendapatan non operasional
4. Konsep Finance Lease berlaku jika menggunakan leasing (sewa guna usaha). Operating Lease
tidak berlaku
ATI disusutkan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, kecuali tanah.
Karena BPR tidak bergerak dalam bidang agrikultur.
Revaluasi Aset Tetap pada umumnya tidak diperkenankan, kecuali berdasarkan
ketentuan pemerintah.
Aset Tidak Berwujud

Intangible assets: aset yang tidak memiliki wujud fisik, misal software, goodwill,
hak cipta dan/atau paten dll
Umur manfaatnya secara umum bila itu software, mengikuti umur dari masa
berlaku lisensi software. Namun, bila intangible assets memiliki karakteristik umur
manfaat yang susah/ tidak dapat diestimasi, PA BPR menaksirkan 10 tahun.
Biya Pendirian/Biaya Pra Pendirian tidak dapat dikategorikan atau digolongkan
sebagai Aset Tidak Berwujud, diperlakukan langsung dijadikan biaya.
Aset Lain-lain

Adalah pos untuk aset yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam kelompok
pos aset yang ada dan tidak secara material untuk disajikan tersendiri. (singkatnya,
aset lain lain berisi transaksi yang jarang terjadi dan kurang material nilainya
sehingga tidak layak bila dijadikan pos tersendiri.
Komponen Aset Lain-lain:
Pajak dibayar dimuka, Biaya dibayar dimuka, mata uang kertas dan logam yang
ditarik dari peredaran, piutang dari perusahaan asuransi, dan lain sebagainya
ACCOUNTING FOR LIABILITY

Kewajiban adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa masa
lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya milik BPR yang mengandung manfaat ekonomi.
Kewajiban Segera

Adalah kewajiban yang sudah mendekati jatuh tempo, atau dengan kata lain
debitur sudah bersiap untuk menagihnya. Kewajiban segera bisa dikatakan adalah
akun tampungan, terdiri dari beberapa akun yang dulunya bukan termasuk
kewajiban segera misal utang jangka panjang, nanti bakal masuk ke kewajiban
segera kalau sudah mendekati due date.
Apa saja penyusun akun kewajiban segera?
Selain Utang Bunga (*karena utang bunga
Disajikan pada pos tersendiri
Utang Bunga

Adalah pos yang berupa hutang yang harus dibayarkan oleh BPR kepada pihak
pihak terkait dengan jasa yang diberikan BPR, misal tabungan-nasabah, deposito-
deposan, leasing-lessor/lessee
Utang Pajak

Kewajiban pajak penghasilan yang terutang atas kegiatan penghasilan BPR.

Utang pajak merupakan selisih kurang atas kewajiban pajak penghasilan BPR
setelah memperhitungkan angsuran pajak atau pajak dibayar dimuka.
Simpanan

Dana yang dipercayakan masyarakat kepada BPR


Simpanan ada 2; Tabungan Deposito
Pada dasarnya, Produk BPR terdiri dari 3 pokok produk, yaitu Kredit (masuk ke
aset), Tabungan dan Deposito (Masuk simpanan-kewajiban). Mengapa demikian?
Kredit: dana dari BPR  digunakan masyarakat
Simpanan: dana dari masyarakat  digunakan BPR
Simpanan dari Bank Lain

Sama seperti Simpanan, namun subjeknya bukan nasabah perorangan/badan,


tetapi sesama Bank (Baik itu sesama BPR ataupun Bank swasta lainnya)
Simpanan dari bank lain tidak termasuk pinjaman dari bank lain yang akan dicatat
pada pos Pinjaman Diterima.
Pinjaman Diterima

Pinjaman Diterima adalah dana yang diterima dari bank umum dan BPR lain, Bank
Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan
persyaratan perjanjian pinjaman.

Pinjaman diterima yang berasal dari Bank Indonesia berupa fasilitas pendanaan
jangka pendek untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek yang dialami
oleh BPR.
Dana Setoran Modal

Dana Setoran Modal – Kewajiban (DSM – Kewajiban) adalah dana yang telah
disetor secara riil ke rekening a/n BPR di bank umum dan diblokir untuk tujuan
penambahan modal dan belum dinyatakan telah memenuhi ketentuan
permodalan yang berlaku atau telah dinyatakan tidak memenuhi ketentuan
permodalan yang berlaku.

DSM di tiap BPR beda beda jumlahnya, tergantung perjanjian di awal pendirian
BPR nya, biasanya tertulis di akta dan kl berubah harus perbaharui akta. Misal DSM
harus 5M, tapi jumlah yang disetor masih kurang dr 5M, itu adalah kewajiban thd
penyeror, tapi kalau udah memenuhi, dia adalah bagian dr Equitas.
Kewajiban Imbalan Kerja
Imbalan Kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan BPR
atas jasa yang diberikan oleh pekerja.
Terdiri dari Imbalan Kerja Jangka Pendek (gaji, bous, tunjangan dll) ,
Imbalan Pasca Kerja (peniun, asuransi jiwa dan/atau kesehatan dll) ,
Kewajiban Imbalan jangka panjang lainnya (kompensasi, imbalan
pengabdian, imbalan cacat dll), kewajiban pesangon pemutusan kerja
(imbalan pesangon kalau kena phk)
Pinjaman Subordinasi

Adalah pinjaman yang memenuhi syarat syarat;


Perjanjian antara BPR dan pemberi pinjaman, disetujui BI, tidak dijamin BPR yang
bersangkutan dan telah disetor penuh, minimum berjangka 5tahun, apabila diluasi
sebelum jatuh tempo harus disetujui BI dulu dan dengan adanya pelunasan tsb
BPR tetap sehat, jika BPR dilikuidasi maka hak tagih berlaku yang paling akhir.
Modal Pinjaman

Adalah pinjaman yang didukung oleh instrumen atau warkat tertentu.


Memiliki ciri ciri:
Tidak dijamin oleh BPR yang berasangkutan dan telah dibayar penuh, tidak dapat
dilunasi tanpa persetujuan BI, Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal
dalam hal jumlah kerugian BPR melebihi laba yang ditahan dan cadangan
– cadangan yang termasuk modal inti, meskipun BPR belum dilikuidasi; dan
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila BPR dalam keadaan rugi atau
labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
Kewajiban Lain-lain

Kewajiban Lain-lain merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung


kewajiban BPR yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu pos kewajiban
yang ada dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri.
ACCOUNTING FOR EQUITY

Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua kewajiban.
Modal

Ada beberapa jenis modal, yaitu;


1. Modal dasar: Modal Dasar adalah seluruh nilai nominal saham sesuai dengan
Anggaran Dasar.
2. Modal disetor: Modal Disetor adalah modal yang telah efektif diterima bank
sebesar nilai nominal saham.
3. Tambahan Modal Disetor: (Agio Saham), yaitu selisih lebih setoran modal yang
diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai
nominalnya.
4. Modal Sumbangan: yaitu sumbangan yang berasal dari pemilik BPR dalam
bentuk dana atau aset lainnya termasuk pengembalian saham pemilik.
Dana Setoran Modal

adalah dana yang telah disetor secara riil ke rekening BPR di bank umum dan
diblokir untuk tujuan penambahan modal dan dinyatakan telah memenuhi
ketentuan permodalan yang berlaku, namun belum didukung dengan kelengkapan
persyaratan untuk dapat digolongkan sebagai modal disetor seperti Rapat Umum
Pemegang Saham atau Rapat Anggota maupun pengesahan anggaran dasar dari
instansi yang berwenang.
Semula dimasukkan dalam pos DSM-Kewajiban, apabila telah memenuhi
persyaratan berubah menjadi DSM-Equitas. Bila tidak memenuhi syarat, akan
menjadi kewajiban BPR kepada penyetor
Laba/Rugi yang Belum
Direalisasi

Laba/Rugi yang Belum Direalisasi adalah selisih nilai wajar surat berharga dalam
kategori tersedia untuk dijual pada tanggal neraca dengan nilai tercatat.
Surplus Revaluasi Aset Tetap

adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan inventaris
sebelum dilakukan revaluasi.
revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK ETAP
menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta
pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas,
Harus di disclose kalau revaluasi sebenarnya tidak diperbolehkan.
Saldo Laba / Laba Ditahan

Saldo Laba (Laba Ditahan) adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen, koreksi laba rugi periode lalu, dan
reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap.
Drs. Henry & Sugeng Public Accounting Firm
2018

Anda mungkin juga menyukai