Anda di halaman 1dari 68

Pengujian dan Perintah

Pembayaran
Penyegaran (Refreshment) PPSPM
5 Oktober 2020

Direktorat Sistem Perbendaharaan


SISTEMATIKA PENYAJIAN

1 Aspek Hukum Pengujian SPP

2 Mekanisme Pembayaran

3 Jenis-Jenis SPP

4 Pemeriksaan dan Pengujian SPP

5 Persetujuan/Penolakan SPP

2
Aspek Hukum Pengujian SPP
• Pengujian dilakukan apakah tagihan atas beban anggaran belanja negara
itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak,
Wetmatigheid dan apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban
anggaran belanja negara itu tersedia dalam DIPA atau tidak.

• Pengujian dilakukan apakah para pihak yang mengajukan tagihan atas


Rechmatigheid beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah.

• Pengujian dilakukan apakah maksud/tujuan (output) dari suatu pekerjaan


sebagai pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan
Doelmatigheid sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub Kegiatan yang
tertuang dalam DIPA atau tidak.

3
Tugas, wewenang dan Tanggung Jawab Pejabat Perbendaharaan Negara, Bendahara
Pengeluaran, dan KPPN sebagai Kuasa BUN

Diatur secara jelas

a. KPA bertanggungjawab manajerial


b. PPK bertanggungjawab material dan formal
c. PPSPM bertanggungjawab formal
d. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab atas uang yang dikelolanya.
e. KPPN sebagai Kuasa BUN melakukan fungsi sebagai comptable beheer
(pemegang fungsi pembayaran)

Kejelasan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan fungsi check
and balance di satker berjalan dengan baik.

4 4
Tanggung Jawab Formal PPSPM
menguji kebenaran dan
keabsahan permintaan
1 membebankan tagihan
pembayaran (SPP) beserta
pada mata anggaran
dokumen pendukung yang 2 yang telah disediakan;
diajukan oleh PPK;

menyimpan dan
menerbitkan perintah 3 4 menjaga keutuhan
pembayaran (SPM); seluruh dokumen hak
tagih.

PPSPM menolak dan mengembalikan


permintaan pembayaran (SPP), apabila SPP
tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;

5
Tugas dan Wewenang PPSPM (PP 45 Tahun 2013) :
menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPP beserta dokumen pendukung
01
menolak dan mengembalikan SPP, apabila membebankan tagihan pada mata
tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan anggaran yang telah disediakan
02 03
menerbitkan SPM atau dokumen lain yang menyimpan dan menjaga keutuhan
dipersamakan dengan SPM seluruh dokumen hak tagih
04 05
melaporkan pelaksanaan melaksanakan tugas dan wewenang
pengujian dan perintah lainnya yang berkaitan dengan
pembayaran kepada KPA 06 07 pelaksanaan pengujian dan perintah
pembayaran

6
PPSPM bertanggung jawab
terhadap:
a. kebenaran administrasi;
b. kelengkapan administrasi;
Tanggung Pasal 16 PP Nomor dan
c. keabsahan administrasi
jawab PPSPM 45 Tahun 2013
dokumen hak tagih
pembayaran yang menjadi
dasar penerbitan SPM dan
akibat yang timbul dari
pengujian yang dilakukan.

7
Mekanisme Pembayaran

1. Uang Persediaan :
Pembayaran melalui uang kas persediaan

2. Pembayaran Langsung :
Pembayaran langsung kepada Pihak Ketiga atau Bendahara untuk
dibayarkan kepada Pegawai/yang berhak.

8
Alur Pembayaran Tagihan Kepada Pihak Ketiga

9 9
Pembayaran Tagihan Melalui UP
Pihak Ketiga/
Bendahara
No Uraian Penerima Uang Muka PPK
Pengeluaran/ BPP
Kerja
a. Pihak ketiga mengajukan tagihan
disertai bukti pendukung; atau
b. Penerima Uang Muka Kerja Tagihan Pihak
1 mengajukan permintaan Uang Ketiga/Uang
Muka Kerja disertai bukti Muka Kerja
pendukung.

PPK menguji tagihan atas UP, apabila


memenuhi syarat maka diterbitkan
2 Surat Perintah Bayar (SPBy); Uji

SPBy beserta bukti pendukung SPBy & Bukti


3 disampaikan kepada Bendahara Pendukung
Pengeluaran/BPP;
Bendahara Pengeluaran/BPP
4 melakukan pengujian; Uji
Setelah memenuhi syarat SPBy
5 dibayar oleh Bendahara. Bayar

10
Mekanisme GUP
Bendahara
No Uraian PPSPM PPK
Pengeluaran/ BPP

Bendahara Pengeluaran menyampaikan Bukti


1 Pengeluaran
bukti pengeluran kepada PPK

Atas dasar bukti pengeluaran tersebut,


PPK melakukan pengujian apabila
2 Uji
memenuhi syarat menerbitkan SPP-
GUP.

SPP-GUP beserta bukti pendukung SPP-GUP & Bukti


3 Pendukung
disampaikan kepada PPSPM

PPSPM melakukan pengujian SPP-GUP


4 dan bukti pendukung Uj
i
Dalam hal SPP-GUP dan bukti
5 Pendukuing memenuhi syarat, PPSPM
SPM-GUP
menerbitkan SPM-GUP

11
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS
Penyedia
No Uraian PPK PPSPM
Barang/Jasa

Mengajukan tagihan atas penyelesaian


1 Pekerjaan, disertai dengan bukti Kontrak/Bukti
pendukung Pendukung

PPK melakukan pengujian dan Uj


2
penelitian materil dan formal tagihan. i

Dalam hal tagihan memenuhi syarat, SPP/Bukti


3
PPK menerbitkan SPP Pendukung

4
PPSPM melakukan pengujian SPP dan Uj
bukti pendukung i

Dalam hal SPP & bukti Pendukung


5 memenuhi syarat, PPSPM menerbitkan SPM
SPM
12
Jenis - Jenis SPP

Non Kontraktual Gaji Induk/ Susulan/ Kekurangan


Gaji
Non Belanja
Pegawai
Kontraktual Terusan Penghasilan Gaji

LS
Uang Muka Gaji

Belanja Uang Lembur


Pegawai

SPP
Uang Makan

TUP/PTUP Honorarium Tetap/Vakasi

UP

UP/GUP/GUP Nihil

13
Dokumen Pendukung SPP
SPP LS Belanja Pegawai

SPP Gaji SPP SPP Terusan


SPP Gaji Induk
Susulan Kekurangan Gaji Penghasilan Gaji
• Daftar gaji, rekapitulasi daftar gaji dan • Daftar Gaji Susulan, Rekapitulasi Daftar • Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi • Daftar perhitungan terusan penghasilan
halaman luar daftar gaji yang Gaji Susulan, dan Halaman luar Daftar gaji, rekapitulasi Daftar perhitungan terusan
Daftar Kekurangan Gaji , dan Halaman
ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Gaji Susulan yang ditandatangani PPABP, penghasilan gaji dan halaman luar Daftar
luar Daftar Kekurangan yang perhitungan teruan penghasilan gaji yang
Pengeluaran dan KPA/PPK Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK; ditandatangani PPABP, Bendahara ditandatangani oleh PPABP, Bendahara
• Daftar perubahan data pegawai yang • Daftar Perubahan data Pegawai yang Pengeluaran, dan KPA/PPK; Pengeluaran dan KPA/PPK
ditandatangani PPABP ditandatangani PPABP; • Daftar Perubahan data Pegawai yang • Daftar perubahan data pegawai yang
• Daftar Perubahan Potongan • Copy Dokumen Pendukung Perubahan ditandatangani PPABP; ditandatangani PPABP
• Daftar Penerimaan Gaji Bersih pegawai data pegawai yang telah dilegalisasi oleh • Copy Dokumen Pendukung Perubahan • Daftar Penerimaan Gaji Bersih pegawai
untuk pembayaran gaji yang dilaksanakan Kepala Satker/pejabat yang berwenang data pegawai yang telah dilegalisasi untuk pembayaran gaji yang dilaksanakan
secara langsung kepada rekening masing- meliputi SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan secara langsung kepada rekening masing-
oleh Kepala Satker/pejabat yang
masing pegawai; Pangkat, KGB, SK Mutasi, SPMT dan masing pegawai;
sebagainya
berwenang meliputi SK CPNS, SK PNS,
• Copy Dokumen Pendukung Perubahan SK Kenaikan Pangkat, KGB,, SPMT dan • Copy Dokumen Pendukung Perubahan
data pegawai yang telah dilegalisasi oleh • ADK Terkait dengan perubahan data data pegawai yang telah dilegalisasi oleh
sebagainya
Kepala Satker/pejabat yang berwenang pegawai; Kepala Satker/pejabat yang berwenang
• ADK Terkait dengan perubahan data meliputi SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan
meliputi SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan • ADK Perhitungan pembayaran Belanja
Pangkat, KGB, SK Mutasi, SPMT dan Pegawai sesuai perubahan data Pegawai; pegawai; Pangkat, KGB, SK Mutasi, SPMT dan
sebagainya; dan • ADK Perhitungan pembayaran Belanja sebagainya;
• ADK Terkait dengan perubahan data • SSP PPh Pasal 21. Pegawai sesuai perubahan data • ADK Terkait dengan perubahan data
pegawai • Dalam hal Gaji Susulan diajukan setelah Pegawai; dan pegawai
• ADK Perhitungan pembayaran Belanja • SSP PPh Pasal 21. • ADK Perhitungan pembayaran Belanja
Gaji yang bersangkutan masuk Gaji
Pegawai sesuai perubahan data Pegawai;
Pegawai sesuai perubahan data Pegawai; Induk, Copy dokumen tidak perlu
dan
dan dilampirkan. • SSP PPh Pasal 21.
• SSP PPh Pasal 21.

14
Dokumen Pendukung SPP

SPP LS Belanja Pegawai

SPP Uang SPP Uang SPP Honorarium


SPP Lembur
Muka Gaji Makan Tetap/Vakasi
•Daftar Perhitungan , rekapitulasi •Daftar Perhitungan, dan •Daftar perhitungan Uang makan •Daftar perhitungan
dan halaman luar uang muka Rekapitulasi Daftar yang ditandatangani oleh Honorarium/Vakasi yang
gaji yang ditandatangani Perhitungan lembur yang PPABP, Bendahara ditandatangani oleh PPABP,
PPABP, Bendahara ditandatangani PPABP, Pengeluaran dan KPA/PPK; dan Bendahara Pengeluaran dan
Pengeluaran, dan KPA/PPK; Bendahara Pengeluaran, dan •SSP PPh Pasal 21. KPA/PPK
•Copy Dokumen Pendukung KPA/PPK; •SK dari Pejabat Berwenang;
Perubahan data pegawai yang •SPK Lembur; dan
telah dilegalisasi oleh Kepala •Daftar Hadir Kerja selama •SSP PPh Pasal 21.
Satker/pejabat yang berwenang 1(satu) bulan;
meliputi SK Mutasi pindah, •Daftar hadir Lembur ; dan
Surat Permintaan Uang Muka •SSP PPh Pasal 21.
Gaji dan KP4
•ADK Terkait dengan perubahan
data pegawai; dan
•ADK Perhitungan pembayaran
Belanja Pegawai sesuai
perubahan data Pegawai.

15
Dokumen Pendukung SPP
SPP LS Non Kontraktual
SPP Langganan Daya dan Jasa
• Surat tagihan yang sah

SPP Perjalanan Dinas


• Perjalanan Dinas jabatan yang sudah dilaksanakan dilampiri daftar nominatif dan Dokumen Pertanggungjawaban biaya sesuai ketentuan;
• Perjalanan Dinas yang belum dilaksanakan dilampiri daftar nominatif (Daftar nominatif ditandatangani PPK)

SPP Pengadaan Tanah


• Daftar Nominatif;
• Fotocopy bukti kepemilikan tanah;
• Bukti pembayaran/kuitansi;
• SPPT PBB Tahun Transaksi;
• Pernyataan dari Penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa tidak sedang dalam agunan;
• Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa pengadilan negeri tersebut dapat menerima uang
penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;
• Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan rekening Pengadilan Negeri yang menampung uang titipan tersebut
merupakan rekening pemerintah lainnya, dalam hal tanah sengketa;
• Berita Acara Pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;
• SSP PPh Final atas pelepasan hak;
• Surat Pelepasan hak adat(bila diperlukan); dan
• Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan tanah.

SPP Honorarium Output Kegiatan


• Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA (dilampirkan pada saat
awal pembayaran);
• SSP PPh Pasal 21.
• Daftar Nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang, besaran dan nomor rekening masing-masing penerima

16
Dokumen Pendukung SPP
SPP LS Kontraktual
Bukti Perjanjian/Kontrak;

Referensi bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa;

Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan/jasa ;

Berita Acara serah terima Pekerjaan/jasa;

Bukti Penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;

Berita Acara Pembayaran;

Kuitansi;

Faktur pajak beserta SSP;

Jaminan yang dikeluarkan bank atau lembaga keuangan lainnya;

Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang bersumber dari Pinjaman/Hibah
dalam maupun Luar Negeri

17
Dokumen Pendukung SPP
SPP UP

01 02 03 04 05
GUP
• Daftar Rincian Permintaan
Pembayaran; GUP Nihil TUP
UP • Surat Perintah Bayar
PTUP
 Daftar Rincian  Rincian Penggunaan  Daftar Rincian
(SPBy) dilampiri dengan
Permintaan Pembayaran; Dana yang Permintaan
kuitansi /bukti Pembelian
beserta Faktur pajak dan  Surat Perintah ditandatangani oleh Pembayaran;
 Perhitungan KPA/PPK dan
SSP, serta Nota/Bukti Bayar(SPBy) dilampiri  Surat Perintah
besaran UP sesuai Penerimaan barang/jasa; dengan kuitansi /bukti Bendahara Bayar(SPBy) dilampiri
pengajuan dari • SSP yang telah Pembelian beserta Faktur Pengeluaran; dengan kuitansi /bukti
Bendahara dikonfirmasi KPPN; pajak dan SSP, serta  Surat Pernyataan dari Pembelian beserta
Pengeluaran • Perjanjian/Kontrak beserta Nota/Bukti Penerimaan KPA Faktur pajak dan SSP,
faktur pajaknya barang/jasa;  Surat Permohonan TUP serta Nota/Bukti
dilampirkan untuk nilai  SSP yang telah yang telah memperoleh Penerimaan
transaksi yang harus dikonfirmasi KPPN persetujuan TUP dari barang/jasa;
menggunakan
KPPN  SSP yang telah
perjanjian/kontrak
dikonfirmasi KPPN.

18
Pemeriksaan dan Pengujian SPP

Pemeriksaan & Pengujian


SPP
Pengujian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17
ayat (3) PMK
190/PMK.05/2012
Keabsahan dokumen pendukung
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (2) dan ayat (3)
PMK 190/PMK.05/2012
Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya untuk Pasal 40 ayat (1)
Pembayaran LS Pasal 40 keperluan belanja pegawai non gaji induk, huruf b PMK
ayat (1)
kepada penyedia huruf a PMK
pembayaran honorarium, dan perjalanan dinas 190/PMK.05/201
2
barang/jasa atas dasar 190/PMK.05 atas dasar surat keputusan
kontrak /2012

Pasal 56 ayat (2) PMK 190/PMK.05/2012

19
Kriteria Pengujian SPP
kebenaran formal
Kelengkapan dokumen/surat keputusan kebenaran perhitungan
kebenaran ketersediaan pagu sesuai kesesuaian prestasi
BAS pada SPP dengan yang menjadi persyaratan/ tagihan serta kewajiban di
dokumen pendukung pengisian format kelengkapan sehubungan
pekerjaan dengan
DIPA/POK/Rencana Kerja bidang perpajakan dari pihak ketentuan pembayaran
SPP SPP Anggaran Satker dengan pengadaan yang mempunyai hak tagih dalam perjanjian/kontrak
barang/jasa

1 3 5 7 9 11
2 4 6 8 10
kesesuaian penanda kesesuaian kode BAS pada kebenaran formal kebenaran pihak yang kepastian telah terpenuhinya
tangan SPP dengan SPP dengan DIPA/POK/ dokumen/surat keputusan yang berhak menerima kewajiban pembayaran
spesimen tanda tangan Rencana Kerja Anggaran menjadi persyaratan/ pembayaran pada SPP kepada negara oleh pihak
kelengkapan pembayaran sehubungan dengan yang mempunyai hak tagih
PPK Satker
belanja pegawai perjanjian/kontrak/ kepada negara
surat keputusan

Pasal 17 ayat (3) PMK 190/PMK.05/2012

Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan
benar, maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan penolakan/pengembalian tersebut paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP.

20 20
Keabsahan Dokumen Pendukung SPP LS Kontraktual

Jaminan yang dikeluarkan oleh bank


Bukti Kuitansi yang ditandatangani atau lembaga keuangan lainnya
Berita Acara Bukti oleh penyedia barang/jasa dan sebagaimana dipersyaratkan dalam
perjanjuan/kontrak Penyelesaian penyelesaianpekerjaan PPK peraturan perundangan mengenai
Pekerjan lainnya sesuai ketentuan (sesuai format Lampiran III) pengadaan barang/jasa pemerintah

1 3 5 7 9 11
2 4 6 8 10
Referensi Bank yang Berita Acara Serah Dokumen lain yang dipersyaratkan
Faktur pajak beserta Surat khususnya untuk perjanjian/kontrak yang
menunjukkan nama dan Terima Berita Acara Setoran Pajak (SSP) yang telah dananya sebagian atau seluruhnya
nomor rekening Pekerjaan/Barang Pembayaran ditandatangani oleh Wajib bersumber dari pinjaman atau hibah
penyedia barang/jasa Pajak/Bendahara Pengeluaran dalam/luar negeri sebagaimana
dipersyaratkan dalam naskah perjanjian
pinjaman atau hibah dalam/luar negeri
bersangkutan

Pasal 40 ayat (2) PMK 190/PMK.05/2012

21 21
Keabsahan Dokumen Pendukung SPP LS Non Kontraktual

Surat Daftar
Keputusan penerima
pembayaran

1 3
2 4
Surat Tugas/Surat Dokumen
Perjalanan Dinas pendukung lainnya
sesuai ketentuan

Pasal 40 ayat (3) PMK 190/PMK.05/2012

22 22
Persetujuan/Penolakan SPP

SPP disetujui apabila dokumen sudah lengkap dan benar.

SPP yang telah disetujui, kemudian diterbitkan SPM.

SPP ditolak dan dikembalikan apabila dokumen tidak lengkap dan benar.

SPP yang ditolak, dikembalikan kepada PPK harus disertai pernyataan secara tertulis
terkait alasan penolakan / pengembalian.

23
Pembebanan Tagihan
Belanja dan Penerbitan
SPM
Alur Penyelesaian Tagihan Oleh PPSPM

PPSP KPPN Keterangan


PPK
1. PPK Menyerahkan SPP
Menguji kebenaran 4 ADK Data dan Pendukungnya
SPP, Kontrak dan 1
SPP beserta Supplier dan 2. Paling lama 2 hari kerja
Bukti Tagihan
dokumen pendukung ADK Kontrak sejak diterima
3. Memastikan
3 5 ketersediaan dana dalam
2
DIPA
Pembebanan 4.Penyampaian ADK
Pengembalian
Tagihan Kontrak paling lambat 5
Berkas SPP
hari setelah perikatan.
6
SPAN 5. KPPN Mendaftarkan
supplier dan upload
Penerbitan karwas kontrak
SPM 6. Mencetak dan
7 9 Menandatangani SPM
7. Injeksi ADK SPM
8
8. Petugas Pemegang KIPS
Injeksi PIN SPM beserta Menyampaikan SPM dan
PPSPM Lampiran Pendukungnya
9. Petugas KPPN
Memroses ke SPAN

25
Pembebanan Tagihan Pada SPM

• Memastikan kebenaran jumlah belanja/pengeluaran


dikurangi dengan jumlah potongan/penerimaan
Yang perlu dengan jumlah bersih dalam SPM
diperhatikan oleh • Memastikan ketersediaan dana pada
PPSPM dalam kegiatan/output/jenis belanja dalam DIPA/POK
melakukan • Memastikan kesesuaian tagihan dengan data
pembebanan perjanjian/kontrak atau perubahan data pegawai
tagihan antara lain: • Memastikan kesesuaian tagihan dengan bukti-bukti
pengeluaran untuk SPM-GUP dan SPM-PTUP.

Pasal 17 ayat (4) PMK 190/PMK.05/2012

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh PPSPM dalam melakukan pembebanan
tagihan adalah kebenaran perhitungan pada SPM. SPM memiliki 2 (dua) bagian yang
perlu diperhatikan, yang pertama adalah pengeluaran/belanja, yang merupakan
jumlah uang yang dibebankan pada anggaran negara yang dialokasikan ke
Satker yang bersangkutan. Dan yang kedua adalah potongan/penerimaan yang
merupakan pajak atau potongan yang dipungut untuk pembayaran pada SPM
dimaksud.

26
Penerbitan SPM
Pasal 17 ayat (2) PMK 190/PMK.05/2012

Menerbitkan SPM:
• mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana
UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA
• menandatangani SPM; dan
• memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda
tangan elektronik pada ADK SPM
• SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja;
• SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja;

Jangka Waktu • SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja; dan
• SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja.
Penerbitan
• Untuk SPM LS pembayaran gaji Induk disampaikan paling lambat
tanggal 15 sebelum bulan pembayaran atau 1 hari kerja sebelum
tanggal 15 apabila tanggal 15 merupakan hari libur.

Pasal 56 ayat (4) PMK 190/PMK.05/2012

27
Penerbitan SPM

Penerbitan
Penerbitan SPM
SPM oleh
oleh PPSPM
PPSPM dilakukan
dilakukan melalui
melalui sistem
sistem
1 aplikasi
aplikasi yang
yang disediakan
Perbendaharaan.
Perbendaharaan.
disediakan oleh
oleh Direktorat
Direktorat Jenderal
Jenderal

SPM
SPM yang
yang diterbitkan
diterbitkan melalui
melalui sistem
sistem aplikasi
aplikasi SPM
SPM tersebut
tersebut memuat
memuat

2 Personal
Personal Identification
elektronik
Identification Number
elektronik pada
pada ADK
ADK SPM
Number (PIN)
SPM dari
(PIN) PPSPM
PPSPM sebagai
dari penerbit
penerbit SPM
sebagai tanda
SPM yang
yang sah.
sah.
tanda tangan
tangan

Dalam
Dalam penerbitan
penerbitan SPM
SPM melalui
melalui sistem
sistem aplikasi,
aplikasi, PPSPM
PPSPM
bertanggung
bertanggung jawab
jawab atas:
atas:
3 
 keamanan

keamanan data
 kebenaran
data pada
kebenaran SPM
pada aplikasi
SPM dan
aplikasi SPM;
dan kesesuaian
SPM;
kesesuaian antara
antara data
data pada
pada SPM
SPM
dengan
dengan data
data pada
pada ADK
ADK SPM;
SPM; dan
dan

 penggunaan Personal Identification Number
penggunaan Personal Identification Number (PIN)
(PIN) pada
pada
ADK SPM.
ADK SPM.

Pasal 58 PMK No. 190/PMK.05/2012

28
Penerbitan SPM

29
Aplikasi PIN PPSPM
Prosedur Registrasi PIN PPSPM

Definisi PIN 1. Mengisi Formulir registrasi dan membuat surat pernyataan dengan dilengkapi
lampiran:

PPSPM • Fotokopi KTP;

• Fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PPSPM; dan

• Satu lembar materai Rp 6.000,-

2. Mengambil nomor antrian registrasi;

3. Mengisi absensi registrasi PIN PPSPM;


PIN PPSPM adalah tanda
tangan elektronik PPSPM 4. Menyerahkan Persyaratan berkas kelengkapan registrasi kepada CSO KPPN;
berbentuk sederet angka
yang dibuat dan dimiliki 5. Menandatangani Surat Pernyataan(blanko dari KPPN) bermaterai;
oleh PPSPM yang
berfungsi sebagai tanda 6. Menerima PIN PPSPM melalui telepon selular yang bersangkutan;
tangan elektronik pada
ADK SPM yang akan 7. Melakukan Instalasi Aplikasi PIN PPSPM pada laptop yang dibawa;
dikenali dan diverifikasi
kebenarannya oleh sistem 8. Melakukan encoding PIN dengan aplikasi Injeksi PIN;
aplikasi komputer pada
KPPN. 9. Melakukan aktivasi PIN dengan mengirimkan SMS PIN hasil Encoding ke nomor yang
didaftarkan;

10. Apabila PIN tidak dapat digunakan, PPSPM registrasi ulang sesuai poin 1-9.
30
Penyampaian SPM Ke KPPN

PPSPM menyampaikan SPM dalam Dalam rangka pengajuan SPM-LS, PPSPM menyampaikan
rangkap 2 (dua) beserta ADK SPM 1
dokumen berikut sebagai lampiran SPM ke KPPN:
kepada KPPN. a. Asli Jaminan Pembayaran Akhir Tahun Anggaran
disertai dengan Surat Kuasa Klaim/Pencairan
2 Jaminan dari KPA/PPK kepada Kepala KPPN;
b. Fotokopi Jaminan Uang Muka; dan/atau
c. Fotokopi Jaminan Pemeliharaan.
SPM-LS untuk pembayaran gaji induk
disampaikan kepada KPPN paling lambat 3 PPSPM menyampaikan SPM kepada
tanggal 15 sebelum bulan pembayaran. KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja
Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur
setelah SPM diterbitkan.
atau hari yang dinyatakan libur, maka
penyampaian SPM-LS untuk pembayaran gaji
induk kepada KPPN dilakukan paling lambat 1
4
(satu) hari kerja sebelum tanggal 15, kecuali
untuk Satker yang kondisi geografis dan
transportasinya sulit, dengan
memperhitungkan waktu yang dapat
dipertanggungjawabkan.

31
Petugas Pengantar SPM dan Pengambil SP2D

Prosedur penunjukan Petugas Pengantar SPM Prosedur penyampaian SPM ke


Berdasarkan Perdirjen dan Pengambil SP2D dalam rangka penerbitan
Perbendaharaan Nomor PER- KPPN yaitu sebagai berikut:
Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS):
1. Petugas Pengantar SPM
57/PB/2010, yang telah diubah 1. KPA membuat surat penunjukan Petugas
Pengantar SPM dan Pengambil SP2D menyampaikan SPM beserta
menjadi Perdirjen dokumen pendukung dan ADK SPM
kemudian menyampaikan kepada KPPN,
Perbendaharaan Nomor PER- dilampiri fotokopi KTP/SIM, dan Foto melalui front office Penerimaan SPM
40/PB/2016, KPA dapat berwarna ukuran 4x6; pada KPPN;
menunjuk maksimal 3 (tiga) 2. KPPN merekam data identitas Petugas 2. Petugas Pengantar SPM harus
orang pejabat perbendaharaan Pengantar SPM dan Pengambil SP2D menunjukkan KIPS pada saat
kemudian mencetak KIPS; menyampaikan SPM kepada
atau pegawai negeri yang 3. KPA menerima KIPS dari KPPN dan Petugas Front Office; dan
memahami prosedur pencairan menandatangani Berita Acara Serah Terima 3. Dalam hal SPM tidak dapat
dana untuk dijadikan sebagai (BAST) KIPS;
disampaikan secara langsung ke
4. Dalam hal terjadi perubahan penunjukan
Petugas Pengantar SPM dan petugas, KPA menyampaikan kembali surat
KPPN, penyampaian SPM beserta
Pengambil SP2D. penunjukan dan lampiran kepada KPPN; dan dokumen pendukung dan ADK SPM
5. Dalam hal terjadi kehilangan KIPS, KPA dapat melalui Kantor Pos/Jasa
menyampaikan surat permohonan penerbitan pengiriman resmi.
KIPS kepada KPPN dengan dilampiri Surat
Keterangan Kehilangan dari Kepolisian.

32
No. Hal –hal yang jadi perhatian dalam Penyampaian SPM ke KPPN Keterangan
1. PPSPM memastikan terlebih dahulu bahwa data supplier telah direkam pada *Dikecualikan untuk SPM UP,
database SPAN GUP/GUP Nihil, TUP. PTUP
2. PPSPM memastikan bahwa data perjanjian/beserta ADK-nya telah disampaikan *Khusus untuk SPM LS
ke KPPN dan dicatat dalam kartu pegawasan kontrak KPPN Pihak Ketiga
3. PPSPM Menyampaikan SPM kepada KPPN dalam Rangkap 2 beserta ADK
4. PPSPM Menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 hari kerja setelah
SPM diterbitkan
5. Petugas Pengantar Menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dan ADK KPA dapat menunjuk
SPM dengan menunjukkan KIPS pada saat menyampaikan SPM pada petugas maksimal 3 (tiga) orang
Front Office KPPN pejabat perbendaharaan
atau pegawai sebagai
petugas
6. Dalam Hal SPM tidak dapat disampaikan langsung ke KPPN, penyampaian SPM
beserta dokumen pendukung dan ADK SPM dapat melalui kantor Pos/Jasa
Pengiriman resmi.

33
Penatausahaan Dokumen SPM Dan Pelaporan (1)

Laporan Bulanan PPSPM kepada KPA


menyimpan dan Pasal 18 ayat (2) PMK 190/PMK.05/2012
menjaga
keutuhan seluruh
dokumen hak
tagih.
1 Jumlah SPP yang diterima

Jumlah SPM yang


2 diterbitkan

Jumlah SPP yang tidak dapat


3 diterbitkan SPM
melaporkan pelaksanaan pengujian
dan perintah pembayaran kepada KPA

34
Penatausahaan Dokumen SPM Dan Pelaporan (2)

Ayat (1)
Ayat (2)
Seluruh bukti pengeluaran
sebagai dasar pengujian Bukti pengeluaran
dan penerbitan SPM sebagaimana dimaksud
disimpan oleh PPPSM. pada ayat (1) menjadi
bahan pemeriksaan bagi
aparat pemeriksa internal
dan eksternal.

Pasal 57 PMK No.190/PMK.05/2012

35
Ketentuan Koreksi/Ralat
Koreksi/Ralat SP2D
Perubahan pada hanya dapat
Kode Bagian Koreksi/ralat SPM dan dilakukan
Anggaran, Eselon I ADK SPM hanya berdasarkan
dan satker dapat dapat dilakukan permintaan koreksi
dilakukan dengan berdasarkan SP2D secara tertulis
persetujuan Direktur permintaan dari PPSPM dengan
Jenderal koreksi/ralat SPM dan disertai SPM dan
Perbendaharaan ADK SPM secara ADK yang telah
tertulis dari PPK diperbaiki

Hal—hal yang tidak Koreksi/ralat SPP,


dibolehkan dalam SPM dan SP2D yang
dapat dilakukan Koreksi/Ralat kode mata
pelaksanaan koreksi
 perbaikan uraian pengeluaran dan kode BAS anggaran
• Perubahan jumlah pengeluaran(akun 6
selain Kode BA, Eselon I dan satker
uang pada SPP, SPM digit) pada ADK SPM
 pencantuman kode pada SPM yang meliputi
dan SP2D dapat dilakukan
kode jenis, SPM, cara bayar, tahun anggaran,
• Sisa pagu anggaran
jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber berdasarkan permintaan
pada DIPA/POK
dana, cara penarikan, nomor register; atau koreksi /ralat ADK SPM
menjadi minus; atau  koreksi/ralat penulisan nomor dan nama
• Perubahan kode secara tertulis dari PPK
rekening, nama bank yang tercantum pada sepanjang tidak
Bagian Anggaran
SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen mengubah SPM
Eselon I dan Satker.
pendukungnya yang disebabkan terjadinya
kegagalan transfer dana (retur dana SP2D)

36
Ketentuan Pembatalan SPP, SPM, dan SP2D

Dalam hal SP2D


telah terbit
 Pembatalan SPM
Koreksi SP2D atau
Pembatalan SPP dan dapat dilakukan
setelah mendapat daftar nominatif untuk
SPM hanya dapat
persetujuan Direktur penerima lebih dari
dilakukan oleh PPK
Jenderal satu rekening hanya
secara tertulis
Perbendaharaan atau dapat dilakukan oleh
sepanjang SP2D belum pejabat yang ditunjuk kepala KPPN
terbit sepanjang belum
berdasarkan
mendebet kas negara
 Pembatalan SP2D permintaan KPA
tidak dapat dilakukan
dalam hal SP2D telah
mendebet kas Negara.

01 02 03
37
Retur SP2D
Kesalahan dalam penulisan nama, alamat, nomor
rekening, atau nama bank yang dituju pada SP2D
(lampiran SP2D) yang mengakibatkan adanya
perbedaan dengan data pada Bank Operasional.

Terdapat perbedaan antara SPM (hardcopy) dengan


ADK SPM (softcopy) yang diterima oleh Bank
Retur Operasional, sehingga pihak bank belum bisa
melakukan proses pencairan dana ke rekening
SP2D penerima.

Tidak diperbaharuinya data rekening penerima ketika


mengajukan SPM ke KPPN. Padahal update rekening
penerima bertujuan untuk mengetahui apakah
rekening tersebut merupakan rekening aktif atau
rekening pasif.

38
Kebijakan Penganggaran dan Belanja Negara pada masa COVID-19
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta
Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) tanggal 20 Maret 2020
Refocusing
Kegiatan/
Anggaran Surat Edaran Menkeu Nomor SE-6/MK.02/2020 tentang Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran
Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
tanggal 15 Maret 2020

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 tanggal 3 April 2020
Kebijakan Penganggaran dan
Belanja Negara pada masa Penyesuaian Surat Menteri Keuangan Nomor S-302/MK.02/2020 tentang Langkah-Langkah Penyesuaian Belanja
COVID-19 Anggaran Kementerian/Lembaga TA 2020 tanggal 15 April 2020
(Perpu Nomor 1 Tahun 2020)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara
Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang
Pelaksanaan Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan tanggal 20 April 2020
Anggaran
Belanja COVID-
19 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Belanja Atas Beban APBN dalam penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 tanggal 24 April 2020

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.05/2020 Tentang Revisi Anggaran TA 2020 tanggal 20 April
2020 39
Peraturan Teknis Pelaksanaan Anggaran pada Masa Pandemi Covid-19
Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-1/AG/2020 tentang Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Work
1 From Home (WFH) tanggal 14 April 2020
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-308/PB/2020 tanggal 9 April 2020 hal Penegasan Biaya/Belanja Yang Dapat
2 Dibebankan Pada DIPA Satker Dalam Masa Darurat Covid-19
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-369/PB/2020 tanggal 27 April 2020 hal Pemutakhiran Akun Dalam Rangka
3 Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-447/PB/2020 tanggal 20 Mei 2020 hal Pengaturan Pengajuan SPM ke KPPN pada
4 masa keadaan darurat COVID-19

Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-254/PB/2020 tanggal 18 Maret 2020 hal Pengaturan Penyampaian Usul Revisi
5 Anggaran pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan TA 2020

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 10/PB/2020 tentang Petunjuk Teknis Revisi Anggaran yang Menjadi Kewenangan
6 Ditjen Perbendaharaan pada TA 2020 tanggal 8 Mei 2020

Surat Direktur Jenderal Anggaran Nomor S-1200/AG/2020 tanggal 19 Juli 2020 hal Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam
7 Pelaksanaan Tatanan Normal Baru
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.02/2020 tanggal 31 Agustus 2020 tentang Biaya Paket Data dan Komunikasi Tahun
8 Anggaran 2020
Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-16/PB.6/2020 tanggal 16 September 2020 hal Penyampaian Frequently
9 Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan Penanganan Pandemi COVID-19
40
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Dalam Pasal 6 PMK 38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang membahayakan Perekonomian
Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan menyebutkan bahwa ” pengalokasian dana penanganan pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dilakukan berdasarkan klasifikasi akun khusus COVID-19 ”.

Dalam Pasal 2 ayat (3) PMK 43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja atas Beban APBN
dalam penanganan Pandemi COVID-19 menyebutkan bahwa " Dalam memudahkan perencanaan kegiatan,
koordinasi pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi kinerja penanganan pandemi COVID-19, alokasi dana
penanganan pandemi COVID-19 dikelompokkan dalam klasifikasi akun khusus COVID-19 “.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, diperlukan kode akun khusus untuk penanganan pandemi COVID-19 yang
telah dituangkan dalam Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-369/PB/2020 hal Pemutakhiran Akun Dalam Rangka
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penambahan segmen akun khusus COVID-19 telah
ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-135/PB/2020 tentang Pemutakhiran
Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar.

41
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Apa perbedaan penggunaan antara akun 521131 (Belanja Barang Operasional- Penanganan Pandemi COVID-
19) dengan akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional- Penanganan Pandemi COVID-19) ?
 
Merujuk PMK Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar dan Keputusan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar serta PMK
Nomor 102/PMK.02/2018 tentang Klasifikasi Anggaran, dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Akun 521131 (Belanja Barang Operasional – Penanganan Pandemi COVID-19) dalam S-369/PB/2020 merupakan
bagian dari kelompok akun 5211 (Belanja Barang Operasional) yang diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan
dasar (keperluan internal) dari suatu entitas.
• Akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional – Penanganan Pandemi COVID-19) dalam S-369/PB/2020 merupakan
bagian dari kelompok akun 5212 (Belanja Barang Non Operasional) yang diperuntukan untuk penyelenggaraan
tugas fungsi dan pencapaian target kinerja dari suatu entitas.

42
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 1:
Akun apakah yang digunakan untuk pembelian alat-alat kesehatan berupa masker (habis pakai), hand sanitizer, dan
thermogun dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 ?
 
Pembelian alat-alat kesehatan berupa masker/hand sanitizer (habis pakai) yang diperuntukkan bagi pegawai dalam
rangka mendukung operasional kantor agar dapat berjalan dengan baik termasuk yang diadakan dalam rangka
mendukung pelayanan (secara sewajarnya) dan tidak menghasilkan persediaan dapat menggunakan akun 521131
(Belanja Barang Operasional – Penanganan Pandemi COVID-19).
 
Pengadaan thermogun yang memiliki usia manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan nilainya memenuhi
satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap-Peralatan dan Mesin (sama dengan atau di atas Rp1 juta) maka menggunakan
akun 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin- Penanganan Pandemi COVID-19), namun jika harganya tidak
memenuhi satuan minimum kapitalisasi AT-Peralatan dan Mesin (kurang dari Rp1 juta) maka menggunakan akun
521131 (Belanja Barang Operasional – Penanganan Pandemi COVID-19).

43
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 2:
Akun apakah yang tepat digunakan dalam revisi anggaran dan/atau koreksi/ralat dokumen realisasi belanja
pembelian cairan hand sanitizer yang sebelumnya terlanjur menggunakan akun 521811 ?
 
Pengadaan Hand Sanitizer yang dilaksanakan dalam rangka mendukung operasional kantor agar dapat berjalan dengan
baik dan mendukung pelayanan serta tidak diniatkan sebagai persediaan dapat menggunakan akun 521131 (Belanja
Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-
19).
 
Sedangkan apabila pembelian hand sanitizer merupakan barang persediaan maka dapat menggunakan akun 521841
(Belanja Barang Persediaan - Penanganan Pandemi COVID-19).

44
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 3:
Akun apakah yang digunakan untuk pembayaran honorarium kepada narasumber yang kegiatannya dilaksanakan secara virtual ( online)
dan tidak membahas materi terkait penanganan pandemi COVID-19 ?
 
Akun khusus COVID merupakan akun tertentu yang dimaksudkan untuk belanja penanganan pandemi COVID sehingga diperuntukkan
kegiatan dan semua pengeluaran pendukungnya yang berkaitan langsung dengan penanganan pandemi dan dampaknya. Kegiatan yang
berkaitan dengan penanganan pandemi termasuk didalamnya dapat berupa rapat atau kegiatan untuk melakukan realokasi dan refocusing
belanja penangan pandemi.
 
Terhadap kegiatan yang diadakan tidak dalam rangka penanganan pandemi namun dikarenakan di masa pandemi sehingga perlu
menerapkan protokol kesehatan (misalnya dilaksanakan secara virtual/online) maka dapat disampaikan sebagai berikut :
•  Untuk biaya dan pengeluaran yang memang telah ada sebelumnya seperti honorarium kepada narasumber, komsumsi, uang
transport maka tidak menggunakan akun khusus COVID.
• Biaya keperluan antara lain sarana teleconference dan biaya pulsa/paket data yang diperlukan untuk mendukung kelancaran
kegiatan dapat menggunakan akun khusus COVID sesuai peruntukkannya.
• Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembayaran honorarium narasumber atas kegiatan yang dilaksanakan secara virtual (online) dan
tidak membahas materi terkait penanganan pandemi COVID-19 dapat menggunakan akun 522151 (Belanja Jasa Profesi).
• Sedangkan apabila pembayaran honorarium narasumber atas kegiatan yang dilaksanakan secara virtual (online) tersebut berkaitan
langsung dan/atau membahas mengenai penanganan pandemi COVID-19 maka dapat menggunakan akun 522192 (Belanja Jasa -
Penanganan Pandemi COVID-19).
45
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 4:
Dalam rangka mendukung Work From Home (WFH) dan untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi, apakah
diperkenakan memberikan pulsa atau paket data bagi ASN dan dengan menggunakan akun apa ?
 
Pemberian pulsa atau paket data untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi diperkenankan bagi ASN
dan dapat dibebankan menggunakan akun 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19)
 
Adapun pemberian biaya komunikasi dalam bentuk pulsa telepon atau paket data internet yang diberikan kepada
mahasiswa/pelajar/peserta pendidikan dan latihan (diklat) yang sesuai ketentuan yang berlaku berhak mendapatkan
fasilitas tersebut maka dapat menggunakan akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional - Penanganan Pandemi
COVID-19).

46
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19
Kasus 5:
Akun apakah yang tepat untuk pengadaan tempat cuci tangan dan thermogun yang diperlukan dalam rangka mendukung pelaksanaan suatu kegiatan ?
a.  Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 02 paragraf 34 dan 35 mengenai Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas menyatakan bahwa
belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang
didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.
b. Dalam Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar dan pemutakhiran akun dalam
rangka penanganan pandemi COVID-19 sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-369/PB/2020 dijelaskan mengenai akun-akun
sebagai berikut :
1.  Akun 521211 (Belanja Bahan) digunakan untuk mencatat pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang
habis pakai) seperti: konsumsi/bahan makanan, dokumentasi, spanduk, dan biaya fotokopi, yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan non
operasional seperti pameran, seminar, sosialisasi, rapat, diseminasi dan lain-lain yang terkait langsung dengan output suatu kegiatan dan tidak
menghasilkan barang persediaan.
2. Akun 521241 merupakan akun dalam rangka Belanja Barang Non Operasional Penanganan Pandemi COVID-19 yang antara lain digunakan untuk
pengadaan APD/alat uji medis yang tidak memenuhi kriteria Aset Tetap-Peralatan dan Mesin atau Persediaan.
c. Berdasarkan penjelasan sebagaimana tersebut di atas, akun belanja yang tepat untuk pengalokasian dan pembebanan pengadaan tempat cuci tangan
dan thermogun yang dipergunakan sebagai bahan pendukung kegiatan Sosialisasi Protokol Kesehatan Masyarakat Dalam Pencegahan COVID-19 dan tidak
dimaksudkan sebagai persediaan menggunakan akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19).
d. Sedangkan untuk pengadaan tempat cuci tangan yang tidak dipergunakan sebagai bahan pendukung suatu kegiatan (event) maka penggunaan akun khusus
COVID dapat diatur sebagai berikut :
1. Pembelian/pengadaan tempat cuci tangan baik portable maupun permanen yang menjadi bagian dari suatu Aset Tetap berupa Gedung
dan Bangunan maka menggunakan akun 523114 (Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan – Penanganan Pandemi COVID-19)
2. Namun apabila pembelian/pengadaan tempat cuci tangan baik portable maupun permanen dapat diidentifikasi sebagai kodefikasi BMN tersendiri
dalam kelompok Peralatan dan Mesin dan harga perolehannya memenuhi satuan nilai minimum kapitalisasi (Rp1 juta) maka menggunakan akun
532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Penanganan Pandemi COVID-19)
47
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 6:
Apakah pembuatan bilik disinfektan dapat menggunakan akun khusus COVID-19 ?
 
Pengadaan Bilik Disinfektan Non Permanen yang tidak memenuhi kriteria sebagai suatu Aset Tetap dapat
menggunakan akun COVID-19 yaitu 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19).
 
Pengadaan Bilik Disinfektan Permanen/ Portabel yang dapat dikenali dan memenuhi kriteria sebagai suatu Aset Tetap
Peralatan dan Mesin maka menggunakan akun 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Penanganan Pandemi
COVID-19).

48
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 7:
Apakah pengadaan vaksin COVID-19 dapat menggunakan akun khusus belanja COVID-19 ?
 
Penggunaan akun untuk pengadaan vaksin dalam rangka Penanganan Pandemi COVID-19 yang ditujukan kepada
masyarakat sesuai misi dan tugas suatu Satker K/L dan memenuhi kriteria sebagai persediaan (tidak habis pakai)
maka dapat menggunakan akun 521841 (Belanja Barang Persediaan - Penanganan Pandemi COVID-19.

49
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 8:
Akun apakah yang tepat digunakan untuk sewa kendaraan yang dipergunakan sebagai alat angkut perawat/tenaga
kesehatan bagi Satker BLU (bersumber dari PNBP BLU) ?
 
Berpedoman pada Kepdirjen Perbendaharaan Nomor Kep-211/PB2018, atas sewa kendaraan yang bersumber dana
BLU dapat menggunakan akun 525113 (Belanja Jasa). Pelaksanaan penyewaaan kendaraan dimaksud tetap
berpedoman pada ketentuan penganggaran dan pelaksanaan anggaran yang berlaku bagi Satker berstatus dan
menerapkan model pengelolaan keuangan BLU

50
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19
Kasus 9:
Akun apa sajakah yang digunakan dalam rangka kegiatan pencegahan penyebaran COVID-19 ? Kegiatan tersebut antara lain : penyemprotan disinfektan, pengadaan
hand sanitizer, thermometer digital, masker, sarung tangan, pembelian penambah daya tahan tubuh/vitamin, bilik disinfektan, dan pemeriksaan kesehatan ?
 
Dalam rangka kegiatan pencegahan penyebaran COVID-19, dapat menggunakan akun-akun sebagai berikut:
a. 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19):
 Pengeluaran biaya penyemprotan Disinfektan di area kantor dan sekitarnya yang dilaksanakan swakelola.
 Pengadaan hand sanitizer, masker, sarung tangan dalam rangka mendukung operasional kantor agar dapat berjalan dengan baik dan mendukung pelayanan
serta tidak diniatkan sebagai persediaan.
 Pengadaan thermogun/thermometer infrared yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan nilainya tidak memenuhi satuan minimum kapitalisasi Peralatan
dan Mesin.
 Pembelian vitamin dan penambah daya tahan tubuh.
 Pengadaan Bilik Disinfektan Non Permanen yang tidak memenuhi kriteria sebagai suatu Aset Tetap.
 
b. 521841 (Belanja Barang Persediaan - Penanganan Pandemi COVID-19):
• Pengadaan hand sanitizer, masker, sarung tangan dalam rangka mendukung operasional kantor agar dapat berjalan dengan baik dan mendukung pelayanan
yang diniatkan untuk disimpan sebagai persediaan.
 
c. 522192 (Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19)
• Pembayaran biaya penyemprotan Disinfektan dan pelaksanaan Rapid Test COVID-19 dengan menggunakan jasa pihak ketiga (dimana pihak ketiga merupakan pihak
yang berkompeten untuk memberikan jasa penyemprotan Disinfektan dan pelaksanaan Rapid Test COVID-19).
 
d. 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Penanganan Pandemi COVID-19):
 Pengadaan Thermogun/ thermometer infrared yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan nilainya memenuhi satuan minimum kapitalisasi Peralatan dan
Mesin.
 Pengadaan Bilik Disinfektan Permanen/ Portabel yang dapat dikenali dan memenuhi kriteria sebagai suatu Aset Tetap Peralatan dan Mesin.
51
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 10:
Dalam rangka iklan layanan masyarakat terkait COVID-19, akun apakah yang dapat digunakan untuk kegiatan
tersebut ?
 
Pengeluaran untuk iklan layanan masyarakat terkait COVID-19 sepanjang dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi satuan kerja maka dapat menggunakan akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional - Penanganan
Pandemi COVID-19).

52
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 11:
Bagi pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas di masa pandemi diwajibkan menyertakan hasil Rapid Test,
apakah biaya Rapid Test dapat disediakan dan dibebankan menggunakan akun perjalanan dinas ?
 
Biaya rapid test bagi pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas dengan menggunakan jasa pihak ketiga yang
berkompeten dapat menggunakan akun 522192 (Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19). Namun apabila
biaya rapid test tidak dapat dipisahkan dalam unsur biaya tiket/perjalanan dan perjalanan dinas yang dilakukan
bukan dalam rangka kegiatan penanganan/pencegahan COVID-19 maka biaya rapid test tersebut dapat dibebankan
dengan menggunakan akun perjalanan dinas sebagaimana mestinya (tidak menggunakan akun khusus COVID).

53
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 12:
Akun apakah yang dapat digunakan untuk biaya komunikasi peserta dalam kegiatan Webinar (dilaksanakan secara
daring) ?
 
Biaya komunikasi dalam bentuk pulsa telepon dan/atau paket data internet dapat diberikan
kepada/mahasiswa/peserta pendidikan dan pelatihan yang terlibat langsung dalam kegiatan Webinar yang dilakukan
secara daring (online), dan dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi
dengan besaran sesuai ketentuan berlaku. Biaya komunikasi tersebut dapat dialokasikan dan dibebankan dengan
menggunakan akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19).
 
Adapun biaya komunikasi dalam bentuk pulsa telepon dan/atau paket data internet diperuntukan bagi
aparatur (ASN) yang digunakan dalam rangka belanja penanganan COVID-19 yang berasal dari refocusing dan
penyesuaian pagu anggaran. Untuk itu, sepanjang penerima biaya komunikasi adalah aparatur dan biaya komunikasi
dalam kegiatan WFH diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar operasionalisasi suatu satker (kebutuhan internal)
maka dapat dibebankan menggunakan akun 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19).
Pimpinan Satker/KPA bertanggung jawab terhadap kewajaran dan efektivitas serta efisiensi setiap kegiatan dengan
menggunakan beban APBN.
54
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 13:
Apakah akun yang digunakan untuk pengadaan sembako yang dibagikan kepada masyarakat?
 
Pengadaan sembako yang dibagikan kepada masyarakat sebagai dampak pandemi COVID-19 dapat memenuhi kriteria
sebagai Bantuan Sosial yang pelaksanaannya berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 jo.
PMK Nomor 228/PMK.05/2016 mengenai Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/ Lembaga. Pada masa pandemi
dan sehubungan program Perlindungan Sosial untuk menangani dampak penanganan pandemi COVID-19 yang diwujudkan
dalam Program PEN maka penggunaan akun untuk pengadaan sembako sebagai berikut :
 
• Untuk pengadaan sembako berupa paket sembako yang dibagikan dalam bentuk barang (natura) dan dilakukan
penyimpanan dalam gudang sembako serta memenuhi kriteria sebagai persediaan maka pengalokasian anggaran
dan pembebanannya menggunakan akun 576115 (Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Bencana Dalam
Bentuk Barang - Penanganan Pandemi COVID-19) yang dicatat dengan pendekatan aset.
• Sedangkan untuk kegiatan pengadaan sembako berupa kartu sembako atau yang lainnya yang tidak memenuhi
kriteria persediaan (langsung dibagikan/habis pakai) maka pengalokasian anggaran dan pembebanannya
menggunakan akun 576114 (Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Bencana Dalam Bentuk Uang -
Penanganan Pandemi COVID-19) untuk yang berupa uang dan akan dicatat dengan menggunakan pendekatan beban.
55
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 15:
Jika dalam suatu Satker terdapat kebutuhan untuk melakukan pengiriman vitamin/penambah daya tahan
tubuh bagi para pegawai yang sedang bertugas di zona merah melalui jasa pengiriman maka akun apakah yang tepat
digunakan untuk biaya pengiriman tersebut ?
 
Biaya pengiriman vitamin/penambah daya tahan tubuh bagi para pegawai (aparatur) yang sedang bertugas di Zona
Merah COVID-19 yang dimaksudkan untuk menjaga stamina dan imunitas serta kesehatan sehingga dapat menjalankan
tugas dengan baik merupakan pengeluaran dukungan operasional entitas sehingga dapat menggunakan akun 521131
(Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19).

56
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 16:
Suatu Satker akan melakukan revisi POK terkait akun khusus COVID untuk mengalokasikan anggaran
pembelian alat semprot disinfektan. Akun apakah yang tepat untuk pembelian alat semprot disinfektan dimaksud baik
dengan harga di bawah ataupun di atas satuan minimum kapitalisasi ?
 
Pembelian alat semprot disinfektan yang memenuhi kriteria sebagai Aset Tetap dan nilai perolehannya memenuhi
satuan minimum kapitalisasi Peralatan dan Mesin (yaitu sama dengan dan/atau lebih dari Rp1 juta) dapat dibebankan
dengan menggunakan akun 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Penanganan Pandemi COVID-19).
 
Adapun untuk Pembelian alat semprot disinfektan yang memenuhi kriteria sebagai Aset Tetap namun nilai perolehannya
dibawah satuan minimum kapitalisasi Peralatan dan Mesin (yaitu kurang dari Rp1 juta) dapat dibebankan dengan
menggunakan akun 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19). Terhadap perolehan barang
dimaksud tetap diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN

57
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 17:
Apabila terdapat pengembalian belanja atas realisasi pengadaan thermogun yang memenuhi kriteria sebagai Aset
Tetap dan satuan minimum kapitalisasi, akun apakah yang digunakan untuk keperluan pengembalian belanja dimaksud ?

Berpedoman pada Kepdirjen Perbendaharaan No KEP-211/PB/2018 dan Kepdirjen Perbendaharaan No KEP-135/PB/2020,


penggunaan akun transaksi pengembalian belanja sebagai berikut :
 
• Pengembalian belanja yang dilaksanakan dalam tahun anggaran berjalan menggunakan akun yang sama dengan
realisasi belanjanya sehingga apabila pembelian thermogun (yang memenuhi kriteria sebagai Aset Tetap dan satuan
minimum kapitalisasi) maka a kun yang digunakan adalah akun 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Penanganan Pandemi COVID-19).
• Pengembalian belanja yang dilaksanakan atas realisasi belanja pada tahun anggaran yang lalu menggunakan kelompok
akun 42591 (Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu I) sehingga apabila pada tahun anggaran yang lalu telah
direalisasikan menggunakan akun532119, maka akun penyetoran atas pengembalian belanja menggunakan akun 425913
(Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu).

58
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 18:
Untuk mendukung ketertiban dan kelancaran pelaksanaan kebijakan Work From Home, suatu Satker melakukan
pengadaan software untuk presensi dan pelaporan pelaksanaan tugas secara online. Akun apakah yang tepat digunakan
untuk perolehan software tersebut?
  
Penggunaan akun pengadaan untuk presensi dan pelaporan pelaksanaan tugas secara online untuk mendukung ketertiban
dan kelancaran pelaksanaan kebijakan Work From Home adalah sebagai berikut :
 
• Apabila software merupakan bagian dari penanganan pandemi COVID-19 dan dikembangkan oleh instansi
pemerintah sendiri (secara internal) dimana terdapat kesulitan yaitu untuk mengidentifikasi biaya perolehan secara
andal dan tidak memiliki perlidungan hukum maka tidak perlu diakui sebagai ATB sehingga dapat menggunakan akun
521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19).
• Dalam hal pengadaan software sebagai bagian dari bentuk penanganan pandemi COVID-19 dibangun/dikembangkan
oleh pihak ketiga diakui sebagai ATB sehingga dapat menggunakan akun 536118 (Belanja Modal Lainnya –
Penanganan Pandemi COVID-19).

59
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 19:
Untuk memenuhi peningkatan kapasitas pegawai, Satker menugasi beberapa pegawai untuk mengikuti Online Course
yang perlu diikuti selama masa pandemi. Akun apakah yang tepat digunakan untuk merealisasikan biaya keikutsertaan ?
 
 
Untuk kegiatan Online Course oleh pegawai kantor selama masa pandemi dapat diberikan biaya komunikasi dalam bentuk
pulsa telepon atau paket data internet dengan dibebankan pada akun 521241 (Belanja Barang Non Operasional -
Penanganan Pandemi COVID-19). Adapun untuk biaya keikutsertaan dalam Online Course, maka dapat menggunakan akun
biasa yaitu akun 521219 (Belanja Non Operasional Lainnya). Kepala Satker/ Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab
atas kewajaran, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan yang menjadi beban APBN.

60
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 20:
Dalam rangka pencegahan COVID-19 di era new normal kami akan mengadakan mini back pack yang berisi finger anti
corona, mini hand sanitizer, mini spray disinfektan, vitamin c, obat-obatan, thermogun infrared, sarung tangan, kaca
mata anti COVID, tisu basah, tisu kecil, dan lain-lain. Untuk keperluan biaya tersebut akun apakah yang dapat digunakan
dalam rangka SPJ keuangan?
 
Pengadaan paket mini backpack yang dibagikan kepada pegawai yang dilaksanakan dalam rangka mendukung operasional
kantor agar dapat berjalan dengan baik dapat dibebankan pada akun 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan
Pandemi COVID-19). Kepala Satker/ Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas kewajaran, efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan yang menjadi beban APBN.
 

61
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 21:
Penggunaan akun untuk pelaksanaan rapid test dalam S-369/PB/2020 terdapat 2 akun, yaitu akun 521841 untuk alat
rapid test (sebagai persediaan) dan 522192 jasa rapid test. Untuk pihak ketiga pada suatu Satker yang tidak membedakan
kuitansi untuk alat dan jasa pemeriksaannya, bagaimana penerapan atas penggunaan akun untuk pengeluaran
dimaksud?
 
Pelaksanaan Rapid Test COVID-19 dengan menggunakan jasa pihak ketiga yang berkompeten dapat dibebankan pada akun
522192 (Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19) dengan tidak perlu membedakan rincian pengeluaran yang
dilakukan oleh pihak ketiga tersebut.

62
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 23:
Pada suatu satker terdapat pelaksanaan kegiatan Gerakan Masker Kain yang sangat relevan dengan masa pandemi
yaitu bantuan biaya produksi yang diberikan kepada pelaku UKM di bidang konveksi. Dalam proses pendistribusian
masker kain yang dihasilkan diperlukan biaya distribusi/pengiriman dengan menggunakan jasa ekspedisi pengiriman.
Akun apakah yang tepat digunakan dalam rangka pengeluaran dimaksud ? Dan selanjutnya, akun yang dapat digunakan
dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi ke daerah-daerah untuk memastikan distribusi masker telah dilakukan
secara tepat sasaran ?
 Berpedoman pada surat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor S-308/PB/2020 dan S- 369/PB/2020 maka:
Biaya distribusi (pengiriman menggunakan jasa ekspedisi) masker kain dari UKM ke kantor dinas daerah dapat
menggunakan akun:
a. 526322 (Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang -
Penanganan Pandemi COVID-19), apabila merupakan bagian biaya perolehan sesuai perjanjian/kontrak
b.  522192 (Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19), apabila pengadaan masker telah diterima satker dan kemudian
baru dikirim ke masyarakat/pemda menggunakan jasa ekspedisi pihak ketiga.
c. Monitoring dan evaluasi ke daerah yang dituju untuk memastikan distribusi masker kain tepat sasaran dapat
menggunakan akun 524115 (Belanja Perjalanan Dinas - Penanganan Pandemi COVID-19.

63
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 24:
Dalam S-308/PB/2020 disebutkan bahwa pembelian/pengadaan tempat cuci tangan permanen/portable yang
nilainya melewati batas minimal kapitalisasi (diatas 1 juta) harus menggunakan akun belanja 532111, sedangkan pada S-
369/PB/2020 menyebutkan bahwa untuk pembuatan tempat cuci tangan dengan menggunakan akun belanja
pemeliharaan (523114). Mohon penjelasan terkait penggunaan akun yang tepat untuk pembangunan tempat cuci tangan
portabel/permanen?
  
Berpedoman pada surat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor S-308/PB/2020 dan S-369/PB/2020, terkait pengadaan
tempat cuci tangan portable maupun permanen dapat disampaikan sebagai berikut:
1.  Apabila pengadaan tempat cuci tangan portable/permanen dapat diidentifikasi sebagai kodefikasi BMN tersendiri
dalam kelompok Peralatan dan Mesin dan harga perolehannya di atas nilai minimum kapitalisasi Peralatan dan Mesin
(Rp1 juta), maka menggunakan akun 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Penanganan Pandemi COVID-19).
2.  Apabila pengadaan tempat cuci tangan portable/permanen tidak dapat diidentifikasi sebagai kodefikasi BMN tersendiri
dalam kelompok Peralatan dan Mesin dan menjadi bagian dari Gedung dan Bangunan, maka tepat untuk
menggunakan akun 523114 (Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan - Penanganan Pandemi COVID-19) dan
tidak perlu dicatat sebagai BMN.

64
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 25:
Pada suatu Satker terdapat kegiatan pembuatan media dalam bentuk video yang berisi pengetahuan mengenai COVID-19
dan video tersebut dapat menjadi koleksi perpustakaan. Akun apakah yang tepat digunakan dalam rangka
pembuatan media dalam bentuk video tersebut ?
 
Kegiatan pembuatan media dalam bentuk video yang berisi pengetahuan mengenai COVID-19 dan akan menjadi koleksi
perpustakaan maka dapat menggunakan akun 536118 (Belanja Modal Lainnya - Penanganan Pandemi COVID-19).
Perolehan berupa media dalam video tersebut dicatat sebagai Aset Tetap Lainnya dalam sistem pelaporan BMN.

65
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 26:
Apakah dalam tatanan normal baru sekarang ini, pengadaan alat uji sampel COVID-19 seperti PCR dengan nilai melebih
satuan minimal kapitalisasi tetap menggunakan akun 532119 ?
 
Pengadaan untuk barang berupa alat untuk uji sampel COVID-19 (seperti alat PCR dengan harga bisa lebih dari Rp 200 juta)
di era new normal tetap dibebankan menggunakan akun 532119 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Penanganan
Pandemi COVID 19) dan dicatat sebagai Aset Tetap Peralatan dan Mesin

66
Frequently Asked Questions (FAQ) Penggunaan Akun Khusus Belanja Dampak dan
Penanganan Pandemi COVID-19

Kasus 27:
Akun apa yang dapat digunakan untuk mencatat pembelian face shield dalam rangka penanggulangan COVID-19?
 
Pembelian face shield dalam rangka penanggulangan COVID-19 adalah sebagai berikut:
 
• Pengadaan face shield yang dilaksanakan dalam rangka mendukung operasional kantor agar dapat berjalan dengan baik
menggunakan akun 521131 (Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19)
• Pengadaan face shield yang diniatkan sebagai persediaan menggunakan akun 521841 (Belanja Barang Persediaan -
Penanganan Pandemi COVID-19)
 

67
TERIMA KASIH

68

Anda mungkin juga menyukai