Anda di halaman 1dari 26

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PEMANFAATAN
BARANG MILIK
NEGARA

“ bersama mengoptimalkan aset


DISTINGUISHED ASSETS
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
negara”
MANAGER
SIKLUS PENGELOLAAN BMN

Pengadaan
Penganggaran

Pembinaan Perencanaan
Pengawasan Kebutuhan Penggunaa
Pengendalian n

Penghapusan Pemanfaatan
Siklus Pengelolaan
Asas Fungsional Barang Milik
Asas Kepastian Hukum Negara
Pemusnahan Penilaian

Asas Transparansi & Keterbukaan


Asas Efisiensi Pemindah- Pengamanan
tanganan
Asas Akuntabilitas
Penatausahaan Pemeliharaan
Asas Kepastian Nilai
SIMPLIKASI PERATURAN PEMANFAATAN BMN

Peraturan pelaksanaan Pemanfaatan


BMN dalam satu peraturan bertujuan
untuk Simplikasi dan memudahkan
156 Pasal stakeholder memahami skema dan tata
PMK Nomor 78 Tahun 2014 tentang Tata
15 BAB Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang cara Pemanfaatan BMN.
Milik Negara
PMK Nomor 115/PMK.06/2020 107 Pasal
99 Pasal tentang Pemanfaatan Barang Milik 10 BAB
PMK 164 Tahun 2014 tentang Negara
17 BAB Pemanfaatan BMN dalam rangka Pengaturan Pemanfaatan BMN
Penyediaan Infrastruktur j.o PMK Nomor
dalam satu peraturan pelaksanaan,
65 Tahun 2016
yang mengatur skema:
58 Pasal  Sewa
PMK Nomor 57 Tahun 2016 tentang  Pinjam Pakai
12 BAB Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang  KSP
Milik Negara
 BGS/BSG
313 Pasal  KSPI
Total 44 BAB  KETUPI
POKOK-POKOK PERUBAHAN
No. Pengaturan Sebelumnya PMK 115/PMK.06/2020
1. Penyetoran penerimaan negara dari Disetorkan seluruhnya ke kas negara Disetorkan seluruhnya ke kas negara, kecuali
Pemanfaatan ditentukan lain UU/peraturan yang ditetapkan
presiden

2. Penetapan status penggunaan Dilakukan Kepala KPKNL sesuai KMK 781 Dilakukan oleh Pejabat yang menerima permohonan
Pemanfaatan
3. Bentuk Pemanfaatan Sewa, Pinjam Pakai, KSP, BGS/BSG, dan KSPI Sewa, Pinjam Pakai, KSP, BGS/BSG, KSPI, dan KETUPI

4. Penilaian dalam rangka Pemanfaatan Dilakukan oleh Penilai Pemerintah Dilakukan oleh Penilai Pemerintah atau Penilai Publik

5. Penerusan Sewa Belum diatur Dapat dilakukan oleh Pengguna Barang

6. Lelang dalam pemilihan penyewa Belum diatur Dapat dilakukan dengan lelang hak menikmati

7. Tata cara penyelesaian Sewa terlanjur Belum diatur Telah diatur, melibatkan Pengguna dan APIP

8. Subjek Pinjam Pakai Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa

9. Jangka waktu pinjam pakai 5 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali 5 tahun dan dapat diperpanjang

10. Simplikasi pelaksanaan pinjam pakai Belum diatur Serah terima objek pinjam pakai dapat mendahului
dalam kondisi tertentu persetujuan Pengelola
11. Penyiapan pelaksanaan KSP dan Belum diatur Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan
BGS/BSG dukungan dalam penyiapan KSP dan BGS/BSG
POKOK-POKOK PERUBAHAN (2)
No. Pengaturan Sebelumnya PMK 115/PMK.06/2020
12. Kompensasi/insentif kepada Belum diatur Calon mitra berstatus pemrakarsa/pemohon KSP
pemrakarsa/pemohon dalam Tender dapat diberikan insentif/kompensasi dalam
KSP dan BGS/BSG pelaksanaan Tender

13. Penunjukan langsung mitra KSP BMN bersifat khusus yang dilaksanakan BUMN atau BMN bersifat khusus yang dilaksanakan BUMN,
BUMD BUMD, atau anak perusahaan BUMN
14. Variabel perhitungan kontribusi tetap Besaran persentase dikali nilai wajar BMN Mempertimbangkan nilai wajar/taksiran BMN,
kelayakan bisnis atau kondisi keuangan mitra, dan
manfaat ekonomi/sosial.

15. Variabel perhitungan pembagian Nilai investasi pemerintah, nilai investasi mitra, Nilai investasi pemerintah, nilai investasi mitra,
keuntungan risiko yang ditanggung mitra kelayakan bisnis mitra, dan risiko yang ditanggung
mitra

16. Perubahan investasi oleh Pemerintah Belum diatur Dapat dilakukan, implikasi merubah besaran
atau Mitra kontribusi tetap dan/atau pembagian keuntungan
17. Faktor penyesuai KSP untuk Paling tinggi 70% dari hasil perhitungan tim atas 10% sampai dengan 70% dari hasil perhitungan tim
penyediaan infrastruktur dan mitra kontribusi tetap dan pembagian keuntungan atas kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
BUMN, BUMD, atau anak perusahaan
BUMN

18. Pembayaran kontribusi tetap KT pertama dibayar 2 hari kerja sebelum perjanjian KT pertama dibayar 2 hari kerja setelah perjanjian
ditandatangani. KT berikutnya 31 Maret. ditandatangani. KT berikutnya sesuai tanggal dan
bulan perjanjian ditandatangani.

19. Mekanisme pembayaran Kontribusi Dibayar sekaligus tiap tahun Dapat dibayar dicicil dan diberikan opsi upfront
Tetap. Berlaku juga di BGS/BSG payment selama jangka waktu KSP
POKOK-POKOK PERUBAHAN (3)
No. Pengaturan Sebelumnya PMK 115/PMK.06/2020
20. Faktor penyesuai kondisi tertentu Belum diatur 1% - 50% dari kontribusi dalam kondisi tertentu
Sewa, KSP dan BGS/BSG seperti: bencana non alam COVID-19
21. Pembayaran pembagian keuntungan Paling lambat 31 Maret tahun berikutnya Paling lambat 30 April tahun berikutnya

22. Pengajuan keringanan pembayaran Belum diatur Dapat dilakukan dengan syarat tertentu
kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan. Berlaku juga di BGS/BSG.

23. Pelaksana BGS/BSG Pengelola Barang Pengelola Barang dan Pengguna Barang

24. Jangka waktu pengoperasian BGS/BSG Belum diatur Pemisahan antara jangka waktu pelaksanaan dan
jangka waktu pengoperasian
25. Penunjukan langsung mitra BGS/BSG Belum diatur Dapat dilakukan untuk BGS/BSG tertentu

26. Variabel perhitungan kontribusi Besaran persentase dikali nilai wajar BMN Mempertimbangkan penyelenggaraan tusi
tahunan pemerintah, nilai wajar, dan kelayakan bisnis mitra.
27. Subjek KSPI BUMN, BUMD, Swasta berbentuk PT, badan hukum BUMN, BUMD, anak perusahaan BUMN, Swasta
asing, koperasi berbentuk PT, badan hukum asing, koperasi
28. Pembayaran clawback Paling lambat 31 Maret Paling lambat 30 April

29. KETUPI Belum diatur Diatur sesuai amanat Perpres 32 Tahun 2020
SKEMA PEMANFAATAN BMN

Sewa Pinjam Pakai KSP BGS/BSG


Penyerahan Pemanfaatan BMN
Pemanfaatan BMN Pendayagunaan
penggunaan BMN berupa tanah oleh
oleh Pihak Lain BMN oleh Pihak
dari Pemerintah Pihak Lain dengan
dalam jangka Lain dalam jangka
Pusat ke mendirikan
waktu tertentu waktu tertentu
Pemerintah Daerah bangunan dan/atau
dan menerima dalam rangka
atau Pemerintah sarana, kemudian
imbalan uang peningkatan PNBP
Desa tanpa didayagunakan oleh
tunai
menerima imbalan Pihak Lain tersebut

KSPI KETUPI
Pinjam Optimalisasi BMN
SEWA KSP
Kerja sama antara Pakai untuk
pemerintah dan meningkatkan
badan usaha fungsi BMN guna
untuk kegiatan mendapatkan
penyediaan pendanaan untuk
infrastruktur. pembiayaan
KETUPI KSPI BGS/BSG infrastruktur lain.
GAMBARAN UMUM BENTUK
PEMANFAATAN Mitra Objek Jangka waktu

Perorangan, BUMN/D, Tanah dan/atau Max. 5 tahun,


Sewa badan usaha lain, unit bangunan, dapat
penunjang pemerintah
PRINSIP PEMANFAATAN selain T/B diperpanjang*
BMN Pemerintah
Tanah dan/atau Max. 5 tahun,
1. Dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu
Pinjam Daerah,
dapat
bangunan,
Pakai Pemerintah
pelaksanaan tugas dan fungsi selain TB diperpanjang
Desa
2. Tidak mengubah status kepemilikan BMN
3. Dilakukan terhadap BMN yang telah mendapat
penetapan status Penggunaan BUMN/D, Tanah dan/atau Max. 30 tahun,
4. Pemeliharaan dan pengamanan BMN menjadi KSP Swasta kecuali bangunan, dapat
tanggung jawab mitra Pemanfaatan perorangan selain TB diperpanjang*
5. Penerimaan negara disetorkan seluruhnya ke Kas
Negara, kecuali ditentukan lain oleh Undang- BUMN/D, Swasta Max. 30 tahun,
Undang BGS/ kecuali tidak dapat
Tanah
6. BMN yang menjadi objek Pemanfaatan BMN BSG perorangan, diperpanjang
dilarang dijaminkan atau digadaikan badan hukum lain
7. Penilaian dalam rangka Pemanfaatan BMN
dilakukan oleh Penilai Pemerintah atau Penilai PT, BUMN/D, Tanah dan/atau Max. 50 tahun,
Publik KSPI Badan hukum bangunan, dapat
8. Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan asing, koperasi selain TB diperpanjang
dukungan dalam rangka penyiapan Pemanfaatan
BMN Tanah dan/atau
9. Pemanfaatan dapat dilakukan dalam rangka PT, BUMN/D, Max. 50 tahun,
bangunan,
penyediaan infrastruktur. KETUPI Badan hukum
beserta
dapat
*kecuali untuk KSP dan Sewa untuk infrastruktur dapat dilakukan selama max. 50 tahun
asing, koperasi diperpanjang
fasilitasnya
PEMANFAATAN BMN DALAM MENDUKUNG
PENERIMAAN NEGARA DAN INFRASTRUKTUR
1800

1600
PNBP Pemanfaatan BMN
Sewa: 1,57 triliun
Aula/kantin/ATM 1400

1200

1000

800
KSP:
600 505 miliar 522 miliar
Hotel dan Lapangan Golf
400 343 miliar
200

0
Sewa dan KSP untuk 2016 2017 2018 2019

mendukung Infrastruktur:
Kereta Cepat Jakarta-
Sumber: LKPP Audited 2016-2019
Bandung dan Bandara Tjilik
Riwut Palangkaraya

DISTINGUISHED ASSETS
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
MANAGER
KETENTUAN UMUM
 Penyewaan BMN dilakukan sepanjang memberikan manfaat
ekonomi bagi Pemerintah dan/atau masyarakat;
 Penyewa dapat melakukan penerusan Sewa kepada Pihak Lain
dengan persetujuan Pengelola Barang/Pengguna Barang
 Selama masa Sewa, objek Sewa dapat diubah bentuknya,
dengan ketentuan: tidak merubah konstruksi dasar, diatur
dalam perjanjian Sewa, dan objek Sewa wajib dikembalikan ke
dalam kondisi baik dan layak fungsi.

SEWA PENGATURAN TEKNIS


 Objek Sewa dapat ditawarkan melalui media pemasaran oleh
Pengelola Barang/Pengguna Barang/Mitra
 Tarif pokok Sewa dapat berupa daftar tarif pokok Sewa yang
ditetapkan pada awal tahun oleh Pengelola Barang.
 Besaran Sewa dapat digunakan sebagai nilai limit terendah
pada lelang hak menikmati
 Pembayaran uang Sewa dilakukan sekaligus secara tunai
sebelum ditandatanganinya perjanjian.
 Penyewaan BMN dituangkan dalam perjanjian yang
ditandatangani oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang dan
penyewa dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
diterbitkannya keputusan Sewa/persetujuan Sewa.
Formula Besaran Sewa
TARIF SEWA
Tarif Pokok Sewa x Faktor Penyesuai

Jangka Periodesitas
Waktu
Kegiatan Usaha per tahun per bulan per hari per jam
bisnis non bisnis sosial
100% 30% - 50% 2,5% 1 tahun 100% 130% 160% 190%

Pengecualian 2 tahun 120%

75% - koperasi 15% - Sewa yang Sewa untuk 3 tahun 125%


sekunder diinisiasi kegiatan sosial 4 tahun 130%
ASN/TNI/POLRI Pengelola/Pengguna faktor penyesuai
untuk mendukung 5 tahun 135%
50% - koperasi tusi Sewa 2,5%
primer 10% - Sewa untuk diberikan untuk Faktor Penyesuai Kondisi Tertentu
ASN/TNI/POLRI sarpras pendidikan siapapun subjek
25% - usaha pemenuhan Sewanya. Kondisi tertentu, yaitu:
perorangan ultra kebutuhan - Penugasan pemerintah
mikro, mikro dan pendidikan keluarga - Bencana alam
ASN/TNI/POLRI - Bencana non alam
kecil
1 - 50% - Bencana sosial
Penyesuai karena bencana, diberikan paling
lama n+2 tahun. Sewa yang sedang berjalan dan
telah lunas, penyesuai diberikan pada saat
perpanjangan atau dapat berupa tambahan
jangka waktu Sewa.
SEWA UNTUK Formula Besaran Sewa
INFRASTRUKTUR Tarif Pokok Sewa x Faktor Penyesuai
No. Jenis Infrastruktur Faktor
Penyesuai
1. Pelabuhan laut dan pelabuhan sungai 1% - 30% ability to pay masyarakat
dan/atau danau
2. Bandar udara, terminal, dan perkeretaapian 1% - 50%
willingness to pay masyarakat
3. Jalan, sumber daya air dan pengairan 7% - 50%
4. Air minum 5% - 30% nilai keekonomian
5. Air limbah 5% - 20%
6. Telekomunikasi dan informatika 20% - 85%
Pemanfaatan untuk infrastruktur meliputi:
7. Pembangkit listrik minihydro dan 0%
microhydro (<10 MW), dan tenaga air  pekerjaan konstruksi untuk membangun atau
meningkatkan kemampuan infrastruktur;
8. PLT surya fotovoltaik, bayu, biomassa, 1% - 30%  kegiatan pengelolaan infrastruktur;
biogas, sampah, dan panas bumi.
 pemeliharaan infrastruktur dalam rangka
9. Transmisi, distribusi, dan instalasi listrik 1% - 20% mempertahankan atau meningkatkan fungsi
10. Sarana persampahan 5% - 20% infrastruktur.
11. Minyak dan/atau gas bumi 30% - 90%
Perjanjian ditandatangani oleh Sewa berakhir dalam hal
penyewa dan Pengelola berakhirnya jangka waktu,
Barang/Pengguna Barang. pengakhiran sepihak, berakhirnya
Perjanjian Sewa untuk perjanjian, karena ketentuan lain
infrastruktur dituangkan dalam sesuai peraturan
akta notariil.

Perjanjian Sewa ditandatangani


Pengakhiran sepihak dalam hal
paling lama 3 bulan sejak
penyewa tidak melaksanakan
keputusan Sewa/surat
kewajiban sesuai perjanjian
persetujuan diterbitkan.

Perjanjian Sewa
Fotokopi perjanjian Sewa di Pengakhiran Sewa disampaikan
Pengguna Barang disampaikan ke secara tertulis kepada penyewa
Pengelola paling lambat 7 hari tanpa melalui pengadilan.
setelah penandatanganan
KETENTUAN UMUM
 mengoptimalkan BMN yang belum atau tidak dilakukan
penggunaan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
Pengelola Barang/ Pengguna Barang
 menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
daerah atau pemerintahan desa
 memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial bagi Pemerintah
Daerah, Pemerintah Desa, dan/atau masyarakat.

PINJAM PENGATURAN TEKNIS


PAKAI  Peminjam pakai dapat mengubah BMN sepanjang untuk
menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah atau
pemerintahan desa, dengan tidak melakukan perubahan yang
mengakibatkan perubahan fungsi dan/atau penurunan nilai
BMN
 Perubahan BMN dapat disertai dengan perubahan bentuk
dan/atau konstruksi dasar dengan syarat memperoleh
persetujuan dan melaporkan perubahan tersebut kepada
Pengelola Barang/Pengguna Barang.
 Pelaksanaan pinjam pakai dituangkan dalam perjanjian.
SIMPLIKASI PINJAM PAKAI DALAM
PENANGANAN KONDISI TERTENTU
Pengguna Barang/Pengelola Barang dapat menyerahkan objek pinjam pakai
kepada Pemerintah Daerah/Pemerintah Desa mendahului
penetapan/persetujuan, untuk kondisi sebagai berikut:
- Dalam rangka penugasan pemerintah
- Penanganan bencana alam
- Penanganan bencana non alam
- Penanganan bencana sosial

1 2
Pemda/ PENGGUNA PENGELOLA
Pemdes BARANG BARANG
2 3
1. Pemda/Pemdes mengajukan permohonan pinjam pakai disertai tujuan
penggunaan;
2. Pengguna menyampaikan surat permohonan pinjam pakai; bersamaan dengan ini
dilakukan Berita Acara Serah Terima Sementara BMN antara Pengguna Barang
dengan Pemda (mendahului surat persetujuan/keputusan);
3. Pengelola Barang menerbitkan Surat Persetujuan Pinjam Pakai, untuk selanjutnya
Pengguna menerbitkan Keputusan dan Perjanjian Pinjam Pakai. Berdasarkan
perjanjian, dilakukan BAST Pinjam Pakai antara Pengguna dan Pemda/Pemdes
menggantikan Berita Acara Serah Terima Sementara sebagaimana dimaksud pada
angka 2.
disertai perubahan
bentuk
Perubahan Objek
Pinjam Pakai Dengan syarat Peminjam telah
memperoleh persetujuan:
tanpa disertai perubahan a. Pengelola Barang, untuk BMN yang
bentuk berada pada Pengelola Barang
b. Pengguna Barang, untuk BMN yang
Dengan syarat Peminjam Pakai “Peminjam pakai dapat berada pada Pengguna Barang
melaporkan: mengubah BMN sepanjang Dalam hal perubahan dalam huruf b atas
a. Pengelola Barang, untuk BMN yang untuk menunjang T/B, Pengguna melaporkan kepada
berada pada Pengelola Barang penyelenggaraan Pengelola Barang.
b. Pengguna Barang, untuk BMN yang Pemerintah Daerah/Desa”
berada pada Pengguna Barang
Tugas dan fungsi Pemda/Pemdes

Peningkatan layanan kepada masyarakat

Cost Saving pemeliharaan/pengamanan


SASARAN
Perjanjian ditandatangani oleh Pinjam Pakai berakhir dalam hal
peminjam dan Pengelola berakhirnya jangka waktu,
Barang/Pengguna Barang dengan pengakhiran sepihak, berakhirnya
bermeterai cukup. perjanjian, karena ketentuan lain
sesuai peraturan

Fotokopi perjanjian Pinjam Pakai


Pengakhiran sepihak dalam hal
di Pengguna Barang disampaikan
peminjam tidak melaksanakan
ke Pengelola paling lambat 7 hari
kewajiban sesuai perjanjian
setelah penandatanganan.

Perjanjian
Fotokopi perjanjian Pinjam Pakai Pinjam Pakai Pengakhiran Pinjam Pakai
di Pengguna Barang disampaikan disampaikan secara tertulis
ke Pengelola paling lambat 7 hari kepada peminjam tanpa melalui
setelah penandatanganan pengadilan.
KETENTUAN UMUM
 KSP dilaksanakan untuk mengoptimalkan daya guna dan hasil
guna BMN, meningkatkan penerimaan negara, memenuhi biaya
operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang diperlukan
terhadap BMN.
 Biaya persiapan KSP yang dikeluarkan Pengelola Barang atau
Pengguna Barang sampai dengan penunjukan mitra KSP
dibebankan pada APBN.
 Biaya persiapan KSP yang terjadi setelah ditetapkannya mitra
KSP dibebankan pada mitra KSP.
KERJA SAMA  Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan dukungan
dalam rangka penyiapan KSP.
PEMANFAATAN
PENGATURAN TEKNIS
 Penerimaan negara dari KSP adalah kontribusi tetap,
pembagian keuntungan, dan hasil KSP.
 Hasil KSP menjadi BMN sejak diserahkan ke Pemerintah
sesuai perjanjian atau pada saat perjanjian berakhir.
 Pemilihan mitra KSP dilaksanakan melalui Tender atau
Penunjukan langsung.
 Paling banyak 10% dari penerimaan KSP dapat berupa
bangunan dan fasilitas, namun tidak termasuk proyek KSP.
KETENTUAN UMUM
 BGS/BSG dilakukan dengan mempertimbangkan Pemerintah
memerlukan bangunan dan fasilitas untuk penyelenggaraan
pemerintah, untuk kepentingan pelayanan umum, dan
penyelenggaran tugas dan fungsi.
 Biaya persiapan BGS/BSG yang dikeluarkan Pengelola Barang
atau Pengguna Barang sampai dengan penunjukan mitra,
dibebankan pada APBN.
 Biaya persiapan BGS/BSG yang terjadi setelah ditetapkannya
mitra BGS/BSG dibebankan pada mitra.
 Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan dukungan

BGS/BSG dalam rangka penyiapan BGS/BSG.

PENGATURAN TEKNIS
 Penerimaan negara dari BGS/BSG adalah kontribusi tahunan,
dan hasil BGS/BSG.
 Pemilihan mitra BGS/BSG dilaksanakan melalui Tender.
 Hasil BGS/BSG menjadi BMN sejak diserahterimakan kepada
Pemerintah.
 Selama jangka waktu pengoperasian, mitra BGS/BSG wajib
membayar kontribusi tahunan ke Pemerintah.
KETENTUAN UMUM
 KSPI dilaksanakan dengan pertimbangan kepentingan
negara/umum, pelaksanaan tusi, keterbatasan APBN untuk
penyediaan infrastruktur, dan masuk dalam daftar prioritas
proyek program penyediaan infrastruktur.
 KSPI dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan di
bidang kerja sama pemerintah dan badan usaha.
 KSPI dilaksanakan dalam hal terdapat BMN yang menjadi objek
KERJA SAMA PENYEDIAAN kerja sama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan
infrastruktur.
INFRASTRUKTUR (KSPI)

PENGATURAN TEKNIS
 Jangka waktu KSPI dapat diperpanjang apabila terjadi
government force majure.
 Penerimaan negara dari KSPI berupa clawback dan hasil KSPI
berupa infrastruktur.
 Mitra KSPI wajib melakukan pengamanan dan pemeliharaan
hasil KSPI sampai dengan hasil KSPI diserahterimakan
 Pemilihan mitra KSPI mengacu kepada ketentuan peraturan di
bidang kerja sama pemerintah dan badan usaha.
KETENTUAN UMUM

 KETUPI bertujuan untuk optimalisasi BMN, meningkatkan


fungsi operasional, mendapatkan pendanaan untuk
pembiayaan penyediaan infrastruktur.
 Penerimaan negara dari KETUPI merupakan pendapatan BLU
untuk meningkatkan fungsi operasional infrastruktur sejenis
atau pembiayaan penyediaan infrastruktur jenis lainnya.
KERJA SAMA TERBATAS UNTUK
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
(KETUPI) PENGATURAN TEKNIS
 Pemilihan mitra KETUPI dilakukan oleh PJPB sesuai ketentuan
yang mengatur mengenai hak pengelolaan terbatas atas aset
infrastruktur
 KETUPI dilakukan atas BMN infrastruktur sesuai ketentuan.
 Penerimaan dari KETUPI berupa dana upfront payment, aset
hasil KETUPI, dan clawback
 Dana hasil KETUPI menjadi pendapatan BLU yang dapat
digunakan untuk pembiayaan infrastruktur lain (tidak disetorkan
ke kas umum negara)
Upfront payment dan
Objek KETUPI clawback
a. Pembayaran upfront payment ditetapkan
oleh PJPB.
Pengelolaan air
b. Pembayaran upfront payment oleh mitra
limbah
Pengelolaan sampah air minum kepada BLU paling lambat 6 bulan

PENERIMAAN KETUPI
setelah penandatanganan perjanjian
c. Pembayaran upfront payment tidak
Telekomunikasi dan
Sumber daya air membatasi hak BLU untuk memperoleh
informatika
clawback
d. peruntukan dana ditetapkan oleh PJPB
ketenagalistrikan Jalan tol

Minyak, gas bumi,


transportasi
dan EBT
Hasil KETUPI
INFRASTRUKTUR*
Penerimaan berupa aset hasil KETUPI:
*Ketentuan: a. dapat berupa tanah, gedung, bangunan,
 telah beroperasi paling kurang 2 tahun sarana, dan fasilitasnya yang diadakan
 membutuhkan peningkatan efisiensi oleh mitra KETUPI
 memiliki umur manfaat aset paling sedikit 10 b. pengadaannya diperjanjikan antara BLU
tahun dan mitra KETUPI
 telah disajikan dalam LK Audited c. menjadi BMN pada Pengelola Barang sejak
diserahterimakan oleh mitra KETUPI
kepada BLU
Pengamanan dan Pemeliharaan

Mitra wajib mengamankan dan memelihara objek


Pemanfaatan.

Mitra menyediakan deposit di tahun terakhir


pemanfaatan sebagai jaminan
pemeliharaan/pengamanan

Pengamanan dan pemeliharaan bertujuan untuk


mencegah penurunan fungsi, hilangnya BMN,
kerusakan, dll.

Biaya pengamanan dan pemeliharaan merupakan


tanggung jawab mitra
Sanksi BESARAN DENDA

Administratif dalam hal 2%


Per hari dari nilai
perbaikan/penggantian. Max. 50%.
mitra tidak melakukan
perbaikan/penggantian akibat tidak Dari besaran Sewa sesuai ketentuan
dilaksanakannya pengamanan dan 110% periode Sewa harian sesuai
pemeliharaan BMN dan hasil keterlambatan. Max. 50%
Pemanfaatan, serta tidak Per bulan dari jumlah kewajiban
menyerahkan BMN saat perjanjian Denda
2% yang masih harus dibayar. Max. 24
berakhir. bulan.
Dikenakan denda apabila setelah
1 bulan, ketentuan dalam surat
peringatan tidak dilaksanakan
Surat
Peringatan
Diterbitkan surat peringatan apabila
setelah 1 bulan, ketenntuan dalam
surat teguran tidak dilaksanakan
Surat
Teguran

Mitra diberikan sanksi administratif


berupa surat teguran
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pemanfaatan Terlanjur
Pengaturan pemanfaatan terlanjur berlaku untuk
01 Sewa, KSP, dan BGS/BSG.

Dampak Hukum
 Akibat hukum dari Pemanfaatan BMN setelah memperoleh persetujuan
02 sampai dengan penandatanganan perjanjian menjadi tanggung jawab
Pengguna Barang;
 Akibat hukum dari Pemanfaatan BMN setelah penandatanganan
perjanjian menjadi tanggung jawab para pihak dalam perjanjian.

Pencabutan Peraturan
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata
03 Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara;
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara dalam rangka
Penyediaan Infrastruktur j.o PMK Nomor 65/PMK.06/2016; dan
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara.
TERIMA KASIH
“ bersama mengoptimalkan aset
negara”

DISTINGUISHED ASSETS
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
MANAGER

Anda mungkin juga menyukai