Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang ditanamkan pada
Sistem OSS menjadi acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB
dan pelaku usaha.
Selain memberikan Informasi, Sistem OSS menerbitkan Perizinan (Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha, www.oss.go.id
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PB) dan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB-UMKU))
dan Fasilitas Berusaha untuk 16 sektor++. Selain itu juga digunakan untuk Pengawasan
terintegrasi/terkoordinasi.
Persyaratan Dasar PB, PB dan PB-UMKU
Untuk memulai dan
melakukan kegiatan usaha
1 2
•
•
•
Pelaksanaan Penerbitan Persyaratan Dasar Perizinan
Berusaha – PBG/SLF (4/4)
Penerbitan PBG oleh Menteri (untuk BFK) atau Kepala DPMPTSP Prov DKI (lokasi
Jakarta) atau Kepala DPMPTSP Kab/Kota
PELAKSANAAN KEGIATAN
USAHA 2
KEMENINVEST/BKPM, Pelaksanaan Pengawasan
DPMPTSP PROVINSI,
DPMPTSP
3 Laporan berkala pelaku usaha
KABUPATEN/KOTA,
ADMINISTRATOR
KEK, BADAN 4 Tindak Lanjut Pengawasan
KEMENTERIAN/ PENGUSAHAAN
LEMBAGA/ KPBPB SESUAI
PEMERINTAH
DATA KEWENANGANNYA
SHARING ATAS 5 Penilaian kepatuhan Pelaku Usaha
DAERAH
HASIL perkembangan realisasi
pengawasan terhadap PENGAWASAN penanaman modal serta
standar dan/atau pada OSS RBA pemberian fasilitas, insentif 6 Pengaduan (Masyarakat & Pelaku Usaha)
kewajiban pelaksanaan dan kemudahan untuk
kegiatan usaha penanaman modal
7
Tindakan Administratif
KOORDINATOR PENGAWASAN
(KEMENINVEST/BKPM, DPMPTSP PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, ADMINISTRATOR KEK, BP KPBPB)
dilakukan secara terintegrasi dan terkoordinasi 8 Profil pelaku usaha
9 Sanksi
PENGAWASAN
• Dasar Hukum
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2021
tentang Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
• Objek Pengawasan
• Standar dan/atau kewajiban pelaksanaan kegiatan usaha
• Perkembangan realisasi penanaman modal
• Pelaksana Pengawasan
• Kementerian Investasi/BKPM, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Administrator
KEK, atau Badan Pengusahaan KPBPB yang memiliki kompetensi sesuai dengan
kewenangannya
• Koordinator Pengawasan
• Kementerian Investasi/BKPM, DPMPTSP Provinsi, DPMPTSP Kab/Kota, Administrator
KEK, Badan Pengusahaan KPBPB yang dilakukan secara terintegrasi dan
terkoordinasi
• Jenis Pengawasan
• Pengawasan Rutin
• Pengawasan Insidental
PROSES PENGAWASAN
Inspeksi Lapangan
Laporan Pengawasan
INSPEKSI LAPANGAN
PELAKSANAAN BENTUK INSPEKSI OBJEK INSPEKSI HASIL INSPEKSI
INSPEKSI LAPANGAN LAPANGAN LAPANGAN LAPANGAN
• Untuk Risiko • Pembinaan berupa • Perizinan Berusaha • Nilai Kepatuhan
rendah dan pendampingan dan • Nilai rencana Teknis
menengah rendah penyuluhan yang Penanaman Modal • Nilai Kepatuhan
dilaksanakan 1 kali meliputi kegiatan • Pemenuhan Administratif
dalam 1 tahun fasilitasi persyaratan dasar
• Untuk Risiko penyelesaian Perizinan Berusaha
menengah tinggi permasalahan yang • Perkembangan
dan tinggi dihadapi Pelaku realisasi
dilaksanakan 2 kali Usaha. Penanaman Modal
dalam 1 tahun • Pemeriksaan dan/atau
administratif dan • Kriteria prioritas
fisik yang meliputi lainnya
kegiatan
pengecekan lokasi
usaha, realisasi nilai
Penanaman Modal.
PROFIL PELAKU USAHA
01
DATA LEGALITAS :
Informasi dan data terkait Pelaku Usaha (nama
Pelaku Usaha, alamat, NPWP, status Penanaman
Kegiatan
Modal (PMA/PMDN), data permodalan, susunan
pemegang saham, maksud dan tujuan)
02
DATA KEGIATAN USAHA :
Bidang usaha, lokasi usaha, produk/jasa yang
dihasilkan, kapasitas produksi/jasa, nilai investasi,
tenaga kerja, jumlah bangunan, Perizinan
Berusaha dan/atau fasilitas Penanaman Modal,
Kepatuhan Legalitas laporan berkala
03
DATA KEPATUHAN :
Kriteria kepatuhan Pelaku Usaha (baik
sekali/baik/kurang baik), sanksi, dan pengaduan
PENILAIAN KEPATUHAN
PELAKU USAHA
Penilaian
HASIL PENILAIAN KEPATUHAN PENILAIAN KEPATUHAN TEKNIS
Atas Penilaian Kepatuhan Pelaku Penilaian atas Pemenuhan persyaratan
Usaha, Sistem OSS akan melakukan dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha
penyesuaian intensitas inspeksi dilakukan oleh Kementerian/Lembaga,
lapangan pada Pengawasan Rutin dan Pemerintah Daerah
memperbarui Profil Pelaku Usaha Provinsi/Kabupaten/Kota
LAPORAN BERKALA
Laporan K/L
Pelaku Usaha yang telah mendapat fasilitas pembebasan bea masuk atas importasi mesin dan/atau
barang dan bahan wajib menyampaikan laporan secara daring melalui sistem OSS paling lambat 7
Laporan Realisasi Impor (tujuh) hari kerja setelah mendapat Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
LKPM adalah laporan perkembangan kegiatan usaha, baik yang belum berproduksi/operasi komersial
maupun yang sudah, terkait pelaksanaan Penanaman Modal yang disampaikan oleh Pelaku Usaha
LKPM orang perseorangan dan badan usaha secara daring melalui subsistem Pengawasan pada sistem
OSS
Laporan kegiatan Pelaku Usaha kantor perwakilan disampaikan secara daring melalui subsistem
Pengawasan pada sistem OSS dengan ketentuan:
Laporan Kegiatan Pelaku Usaha Kantor
• KP3A dan KPPA wajib menyampaikan laporan setiap 6 (enam) bulan
Perwakilan • Kantor Perwakilan BUJKA wajib menyampaikan laporan satu tahun sekali
• Kantor Perwakilan Penunjang Tenaga Listrik Asing wajib menyampaikan laporan satu tahun sekali
Kepala Badan Usaha Luar Negeri wajib menyampaikan menyampaikan laporan secara daring melalui
Laporan Kegiatan Pelaku Usaha Badan subsistem Pengawasan pada sistem OSS satu tahun sekali paling lambat tanggal 10 Januari tahun
Usaha Luar Negeri berikutnya
• Pencabutan
• Likuidasi
• Non Likuidasi
• Kantor Perwakilan dan Badan Usaha Luar Negeri
• Pembatalan
Pembatalan adalah tindakan administratif yang
mengakibatkan dibatalkannya Sertifikat Standar atau Izin yang
belum memenuhi persyaratan
SANKSI ADMINISTRATIF
• Pelanggaran
• Pelanggaran Ringan
• Pelanggaran Sedang
• Pelanggaran Berat
• Sanksi Administratif Berdasarkan Pemenuhan Izin
• Sanksi Administratif
• Peringatan
• Penghentian sementara kegiatan berusaha
• Pencabutan Perizinan Berusaha
• Pengenaan denda administrative
• Pengenaan daya paksa polisional
• Pencabutan Lisensi/Sertifikasi/Persetujuan
PELANGGARAN RINGAN
Tidak melakukan kewajiban, Tidak menyampaikan LKPM
tanggungjawab dan kriteria selama 2 (dua) periode
Pelanggaran Pelanggaran
minimum realisasi penanaman berturut-turut
modal 01 02
* Bentuk Sanksi
peringatan tertulis pertama diberikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja;
peringatan tertulis kedua diberikan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja; dan
peringatan tertulis ketiga diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja;
PELANGGARAN SEDANG
Faktor pertama
Pelaku Usaha tidak melakukan perbaikan
atas sanksi pelanggaran ringan yang telah
dikenakan dalam waktu yang ditetapkan
Faktor Kedua
Terbukti terjadinya pencemaran
lingkungan yang membahayakan
keselamatan masyarakat baik di
lokasi usaha maupun di sekitar
lokasi usaha
Faktor Pertama
Tidak melakukan perbaikan atas sanksi
pelanggaran sedang yang telah dikenakan
dalam waktu yang ditetapkan A
Faktor Kedua
B
Faktor Ketiga
Melakukan kegiatan usaha yang tidak Terbukti terjadinya bahaya atas kesehatan,
C
sesuai dengan Perizinan Berusaha keselamatan dan lingkungan dan/atau dapat
mengganggu perekonomian nasional maupun
perekonomian daerah
* Bentuk Sanksi
D Faktor Keempat
Melakukan pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pencabutan Perizinan Berusaha terkait Perizinan Berusaha
TERIMA KASIH