Anda di halaman 1dari 20

Undang-Undang No.

11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja (UUCK)*
Sistem OSS Tetap Berjalan: Official-Launching
oleh RI1 (9 Agustus 2021)  LIVING
IMPROVEMENTS
Sistem Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko atau Sistem OSS adalah sistem sistem
elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM selaku Lembaga OSS
untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang ditanamkan pada
Sistem OSS menjadi acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB
dan pelaku usaha.

Selain memberikan Informasi, Sistem OSS menerbitkan Perizinan (Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha, www.oss.go.id
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PB) dan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB-UMKU))
dan Fasilitas Berusaha untuk 16 sektor++. Selain itu juga digunakan untuk Pengawasan
terintegrasi/terkoordinasi.
Persyaratan Dasar PB, PB dan PB-UMKU
Untuk memulai dan
melakukan kegiatan usaha

Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha Perizinan Berusaha Untuk Menunjang


Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PB) Kegiatan Usaha (PB-UMKU)
Sebelum UU CK Setelah UU CK - NSPK PB berbasis KBLI ditanamkan - Sebelumnya (OSS 1.0/1.1) dikenal
Kesesuaian Kegiatan di Sistem OSS berdasarkan pengaturan dalam dengan istilah “Izin
Izin Lokasi Pemanfaatan Ruang Lampiran No. PP 5/2021 (untuk 1.349 KBLI, Komersial/Operasional”
(KKPR)* termasuk 140 KBLI Beririsan) dan identifikasi - Layanan 559 PB-UMKU dilakukan
*KKPR Darat, KKPR Laut, dan P2KH
NSPK (untuk 353 KBLI Tanpa Pengampu). seluruhnya melalui Sistem OSS baik
Persetujuan
Izin Lingkungan - Layanan PB dilakukan seluruhnya melalui dengan hak akses (279 PB-UMKU)
Lingkungan*
*SPPL, PKPLH,
SKKL, RKL-RPL Rinci
Sistem OSS dengan hak akses, kecuali 163 PB maupun integrasi dengan Sistem
Izin Mendirikan melalui integrasi dengan Sistem K/L. K/L (280 PB-UMKU: 252 go live; 28
Persetujuan Bangunan
Bangunan (IMB) dan Gedung (PBG) dan SLF - Pemenuhan ketentuan didasarkan atas PP dalam pembahasan)
Sertifikat Laik Fungsi Sektor, Perpres BUPM, dan 22 Permen/Perban
(SLF)
turunan dari PP No. 5/2021.
Kemudahan bagi UMKM melalui Sistem
OSS

1 2




Pelaksanaan Penerbitan Persyaratan Dasar Perizinan
Berusaha – PBG/SLF (4/4)

Penerbitan PBG oleh Menteri (untuk BFK) atau Kepala DPMPTSP Prov DKI (lokasi
Jakarta) atau Kepala DPMPTSP Kab/Kota

Pasal 253 ayat 1 s.d. 2 PP 16/2021


(1) Dokumen rencana teknis diajukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Pemerintah Daerah
provinsi untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Pemerintah Pusat untuk memperoleh PBG sebelum
pelaksanaan konstruksi.
(2) Dalam hal Bangunan Gedung Fungsi Khusus, dokumen rencana teknis diajukan kepada Menteri.

Pasal 261 ayat 8 PP 16/2021


Penerbitan PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan oleh DPMPTSP.

Pasal 274 ayat 1 PP 16/2021


Dinas Teknis menindaklanjuti surat pernyataan kelaikan fungsi dengan penerbitan SLF dan surat kepemilikan
Bangunan Gedung.
Pelaksanaan Pengawasan Perizinan Berusaha
Peraturan BKPM 5/2021 1 Perencanaan inspeksi lapangan tahunan

PELAKSANAAN KEGIATAN
USAHA 2
KEMENINVEST/BKPM, Pelaksanaan Pengawasan
DPMPTSP PROVINSI,
DPMPTSP
3 Laporan berkala pelaku usaha
KABUPATEN/KOTA,
ADMINISTRATOR
KEK, BADAN 4 Tindak Lanjut Pengawasan
KEMENTERIAN/ PENGUSAHAAN
LEMBAGA/ KPBPB SESUAI
PEMERINTAH
DATA KEWENANGANNYA
SHARING ATAS 5 Penilaian kepatuhan Pelaku Usaha
DAERAH
HASIL perkembangan realisasi
pengawasan terhadap PENGAWASAN penanaman modal serta
standar dan/atau pada OSS RBA pemberian fasilitas, insentif 6 Pengaduan (Masyarakat & Pelaku Usaha)
kewajiban pelaksanaan dan kemudahan untuk
kegiatan usaha penanaman modal
7
Tindakan Administratif
KOORDINATOR PENGAWASAN
(KEMENINVEST/BKPM, DPMPTSP PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, ADMINISTRATOR KEK, BP KPBPB)
dilakukan secara terintegrasi dan terkoordinasi 8 Profil pelaku usaha

9 Sanksi
PENGAWASAN
• Dasar Hukum
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2021
tentang Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
• Objek Pengawasan
• Standar dan/atau kewajiban pelaksanaan kegiatan usaha
• Perkembangan realisasi penanaman modal
• Pelaksana Pengawasan
• Kementerian Investasi/BKPM, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Administrator
KEK, atau Badan Pengusahaan KPBPB yang memiliki kompetensi sesuai dengan
kewenangannya
• Koordinator Pengawasan
• Kementerian Investasi/BKPM, DPMPTSP Provinsi, DPMPTSP Kab/Kota, Administrator
KEK, Badan Pengusahaan KPBPB yang dilakukan secara terintegrasi dan
terkoordinasi
• Jenis Pengawasan
• Pengawasan Rutin
• Pengawasan Insidental
PROSES PENGAWASAN

Inspeksi Lapangan

Profil Pelaku Usaha

Penilaian Kepatuhan Pelaku Usaha

Laporan Pengawasan
INSPEKSI LAPANGAN
PELAKSANAAN BENTUK INSPEKSI OBJEK INSPEKSI HASIL INSPEKSI
INSPEKSI LAPANGAN LAPANGAN LAPANGAN LAPANGAN
• Untuk Risiko • Pembinaan berupa • Perizinan Berusaha • Nilai Kepatuhan
rendah dan pendampingan dan • Nilai rencana Teknis
menengah rendah penyuluhan yang Penanaman Modal • Nilai Kepatuhan
dilaksanakan 1 kali meliputi kegiatan • Pemenuhan Administratif
dalam 1 tahun fasilitasi persyaratan dasar
• Untuk Risiko penyelesaian Perizinan Berusaha
menengah tinggi permasalahan yang • Perkembangan
dan tinggi dihadapi Pelaku realisasi
dilaksanakan 2 kali Usaha. Penanaman Modal
dalam 1 tahun • Pemeriksaan dan/atau
administratif dan • Kriteria prioritas
fisik yang meliputi lainnya
kegiatan
pengecekan lokasi
usaha, realisasi nilai
Penanaman Modal.
PROFIL PELAKU USAHA

01
DATA LEGALITAS :
Informasi dan data terkait Pelaku Usaha (nama
Pelaku Usaha, alamat, NPWP, status Penanaman
Kegiatan
Modal (PMA/PMDN), data permodalan, susunan
pemegang saham, maksud dan tujuan)

02
DATA KEGIATAN USAHA :
Bidang usaha, lokasi usaha, produk/jasa yang
dihasilkan, kapasitas produksi/jasa, nilai investasi,
tenaga kerja, jumlah bangunan, Perizinan
Berusaha dan/atau fasilitas Penanaman Modal,
Kepatuhan Legalitas laporan berkala

03
DATA KEPATUHAN :
Kriteria kepatuhan Pelaku Usaha (baik
sekali/baik/kurang baik), sanksi, dan pengaduan
PENILAIAN KEPATUHAN
PELAKU USAHA

PENILAIAN KEPATUHAN ADMINISTRATIF


Penilaian atas pemenuhan rasio
OBJEK PENILAIAN KEPATUHAN realisasi penanaman modal,
pemenuhan laporan berkala,
Terdiri atas Penilaian Kepatuhan Teknis
penyerapan tenaga kerja Indonesia,
dan Penilaian Kepatuhan Administratif
kewajiban kemitraan dengan koperasi
Pelaku Usaha
dan UMKM, pemanfaaatan fasilitas dan
insentif serta dukungan terhadap
pemerataan ekonomi

Penilaian
HASIL PENILAIAN KEPATUHAN PENILAIAN KEPATUHAN TEKNIS
Atas Penilaian Kepatuhan Pelaku Penilaian atas Pemenuhan persyaratan
Usaha, Sistem OSS akan melakukan dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha
penyesuaian intensitas inspeksi dilakukan oleh Kementerian/Lembaga,
lapangan pada Pengawasan Rutin dan Pemerintah Daerah
memperbarui Profil Pelaku Usaha Provinsi/Kabupaten/Kota
LAPORAN BERKALA

Laporan K/L

Laporan Kegiatan Pelaku Usaha


Kantor Perwakilan

Laporan Realisasi Impor

Laporan Kegiatan Pelaku Usaha Badan


Usaha Luar Negeri
LKPM
JENIS LAPORAN BERKALA
Jenis Laporan Definisi

Pelaku Usaha yang telah mendapat fasilitas pembebasan bea masuk atas importasi mesin dan/atau
barang dan bahan wajib menyampaikan laporan secara daring melalui sistem OSS paling lambat 7
Laporan Realisasi Impor (tujuh) hari kerja setelah mendapat Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai

LKPM adalah laporan perkembangan kegiatan usaha, baik yang belum berproduksi/operasi komersial
maupun yang sudah, terkait pelaksanaan Penanaman Modal yang disampaikan oleh Pelaku Usaha
LKPM orang perseorangan dan badan usaha secara daring melalui subsistem Pengawasan pada sistem
OSS

Laporan kegiatan Pelaku Usaha kantor perwakilan disampaikan secara daring melalui subsistem
Pengawasan pada sistem OSS dengan ketentuan:
Laporan Kegiatan Pelaku Usaha Kantor
• KP3A dan KPPA wajib menyampaikan laporan setiap 6 (enam) bulan
Perwakilan • Kantor Perwakilan BUJKA wajib menyampaikan laporan satu tahun sekali
• Kantor Perwakilan Penunjang Tenaga Listrik Asing wajib menyampaikan laporan satu tahun sekali

Kepala Badan Usaha Luar Negeri wajib menyampaikan menyampaikan laporan secara daring melalui
Laporan Kegiatan Pelaku Usaha Badan subsistem Pengawasan pada sistem OSS satu tahun sekali paling lambat tanggal 10 Januari tahun
Usaha Luar Negeri berikutnya

Laporan yang disampaikan kepada kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah


Laporan K/L Daerah kabupaten/kota, Administrator KEK, dan Badan Pengusahaan KPBPB melalui Sistem OSS
yang terintegrasi secara single sign on (SSO) dengan sistem kementerian/lembaga
TINDAKAN ADMINISTRATIF
PELAKU USAHA

• Pencabutan
• Likuidasi
• Non Likuidasi
• Kantor Perwakilan dan Badan Usaha Luar Negeri

• Pembatalan
Pembatalan adalah tindakan administratif yang
mengakibatkan dibatalkannya Sertifikat Standar atau Izin yang
belum memenuhi persyaratan
SANKSI ADMINISTRATIF

• Pelanggaran
• Pelanggaran Ringan
• Pelanggaran Sedang
• Pelanggaran Berat
• Sanksi Administratif Berdasarkan Pemenuhan Izin
• Sanksi Administratif
• Peringatan
• Penghentian sementara kegiatan berusaha
• Pencabutan Perizinan Berusaha
• Pengenaan denda administrative
• Pengenaan daya paksa polisional
• Pencabutan Lisensi/Sertifikasi/Persetujuan
PELANGGARAN RINGAN
Tidak melakukan kewajiban, Tidak menyampaikan LKPM
tanggungjawab dan kriteria selama 2 (dua) periode
Pelanggaran Pelanggaran
minimum realisasi penanaman berturut-turut
modal 01 02

Terjadinya pencemaran lingkungan Menyampaikan LKPM pertama


pada lokasi usaha yang tidak Pelanggaran kali tanpa ada nilai tambahan
Pelanggaran
membahayakan keselamatan realisasi investasi selama 4
06 03 (empat) periode berturut-
turutdengan nilai realisasi nihil
Tidak menjalankan kewajiban
Tidak merealisasikan kegiatan usaha
kemitraan selama menjalankan
Pelanggaran Pelanggaran sesuai dengan jangka waktu perkiraan
kegiatan usaha; dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun sejak jangka 05 04 mulai berproduksi/beroperasi yang
tercantum dalam Sistem OSS
waktu produksi komersial dimulai

* Bentuk Sanksi
 peringatan tertulis pertama diberikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja;
 peringatan tertulis kedua diberikan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja; dan
 peringatan tertulis ketiga diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja;
PELANGGARAN SEDANG

Faktor pertama
Pelaku Usaha tidak melakukan perbaikan
atas sanksi pelanggaran ringan yang telah
dikenakan dalam waktu yang ditetapkan

Faktor Kedua
Terbukti terjadinya pencemaran
lingkungan yang membahayakan
keselamatan masyarakat baik di
lokasi usaha maupun di sekitar
lokasi usaha

Faktor Ketiga * Bentuk Sanksi


Pelaku Usaha melakukan pelanggaran  Peringatan tertulis pertama dan terakhir
ketentuan peraturan perundang-  Penghentian Sementara Kegiatan Usaha
undangan
PELANGGARAN BERAT

Faktor Pertama
Tidak melakukan perbaikan atas sanksi
pelanggaran sedang yang telah dikenakan
dalam waktu yang ditetapkan A
Faktor Kedua

B
Faktor Ketiga
Melakukan kegiatan usaha yang tidak Terbukti terjadinya bahaya atas kesehatan,

C
sesuai dengan Perizinan Berusaha keselamatan dan lingkungan dan/atau dapat
mengganggu perekonomian nasional maupun
perekonomian daerah

* Bentuk Sanksi
D Faktor Keempat
Melakukan pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pencabutan Perizinan Berusaha terkait Perizinan Berusaha
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai