TIDAK AKAN
BEKERJA
SENDIRIAN
AYO B E R S A M A K I TA B A H U M E M B A H U M E W U J U D K A N
L I N G K U N G A N P E N G A D A A N B A R A N G / J A S A YA N G L E B I H B A I K
DI INDONESIA
# B A N T U _ P P K _ K I TA
Manajemen Risiko
Tujuan
Memudahkan Pengelola PBJ memahami tahapan pelaksanaan PBJ
Menumbuhkan awareness akan risiko PBJ yang dihadapi oleh
Pengelola PBJ (PPK, Pejabat Pengadaan, Tim Pendukung PPK/Tim Teknis/Tim
Ahli), sehingga semua pihak mendukung pelaksanaan tugas mereka (Pimpinan
(KPA), APIP, Unit Kepatuhan Internal, Biro Hukum, Biro Bantuan Hukum)
TANTANGA berkembang
Organisasi
Pembangunan Bertahap
Pekerjaan Pendahuluan (Pasal 44 PermenPUPR
Bangunan Khusus*** (dampak ke waktu dan 22/2018) ****
biaya)
Optimalisasi BMN
Renovasi / Rehabilitasi
(sesuai kebutuhan)
* Gedung Kantor / Rumah Dinas / Bangunan Lainnya (gudang, aula, dll)
** Contoh : terdapat bangunan yang harus dihapuskan, diperlukan pematangan lahan terlebih dahulu, dan/atau penyelidikan tanah terperinci (misal: pembangunan pada lahan gambut)
Pasal 33 PermenPUPR 22/2018
*** Contoh: membutuhkan prosedur perizinan terkait objek tertentu setelah berkoordinasi dengan Pemda setempat/Instansi terkait (misal: renovasi bangunan cagar budaya,
penggunaan lahan tertentu yang membutuhkan AMDAL dan/atau masterplan, perizinan ketinggian lantai gedung, dan sebagainya) Pasal 33 PermenPUPR 22/2018
• Koordinasi dengan KemenPUPR (Cipta Karya) / Dinas PU • Rencana Belanja Modal sudah in line dengan
Provinsi terkait estimasi biaya dan hal-hal teknis RKBMN
pembangunan berupa: • Semua kebutuhan dana sudah teranggarkan
– Rekomendasi kebutuhan biaya pembangunan (Pasal 42 PermenPUPR • Entitas Pengadaan (EP) sudah ditetapkan: PPK,
22/2018) Tim Teknis/Ahli/Pendukung PPK, dan Pengelola
– Identifikasi biaya lain yang menyertai/melengkapi pembangunan – jika
Teknis PU
dibutuhkan (Pasal 33 PermenPUPR 22/2018, a.l. : penyiapan lahan,
pematangan lahan, penyelidikan tanah terperinci, penyusunan studi AMDAL • RUP sudah disiapkan dengan profile paket dan
– terkait IMB, rekomendasi khusus lainnya (jika ada) mitigasi risiko-nya
• Koordinasi dengan Pemda setempat terkait jenis dan tahapan • Penguatan managerial EP melalui Bimbingan
prosedur perizinan (lengkap dengan jangka waktu, syarat Teknis, Asistensi dan Monev RUP Belanja Modal
administratif, estimasi biaya, dan pihak yang terlibat), semisal
Pra-pengurusan IMB (studi AMDAL, dll)
Contoh Pekerjaan
Konstruksi
Contoh Pekerjaan
Konstruksi
Contoh
Pekerjaan
Konstruksi
< 8 Lantai
Pengelola Teknis Kegiatan
(Dinas PU Provinsi)
Contoh Pekerjaan Konstruksi: SMKK
14/2020
Review
Komponen Bagunan
Hasil Kerja
• Struktur: Pondasi Balok + Kolom + Shear Walls Atap Konsultan
• Arsitektur (sistem pemanfaatan ruang dan keindahan)
• M/E (sistem kelistrikan, permesinan, building intelligent) Perencana
• Plumbing (sistem air bersih dan air kotor)
Contoh Peristiwa Tahap Penganggaran
Anggaran Tidak disetujui
- Tidak sesuai dengan kebutuhan riil (ex: kendaraan dinas yang melebihi SBSK)
- Belum menjadi prioritas (ex: Pembangunan Rumah Dinas bukan di daerah
remote area)
- Data dukung tidak lengkap (ex: belum ada Analisa biaya dari PU untuk
pembangunan Gedung baru)
Anggaran Diblokir
Data dukung tidak lengkap/Belum jelas peruntukannya (ex: pemelihaaran
perangkat IT dengan satuan paket tanpa penjelasan lebih detail di TOR)
Anggaran disetujui namun Data Dukung yang diajukan pada saat pengajuan
Anggaran Tidak Akurat (diluar lingkup reviu/penelitian)
- Harga terlalu rendah/tinggi
- Jenis/Lingkup/volume yang belum sesuai dengan kondisi kebutuhaan riil
Contoh Peristiwa Tahap Penganggaran
Risiko Penyebab Dampak Mitigasi
Harga terlalu - Tidak memperhitungkan - Potensi Markup saat - Menyampaikan data dukung sesuai
Tinggi diskon pelaksanaan dengan spesifikasi yang akan dibeli
- Referensi tidak tepat, - Alokasi anggaran Prioritas (identifikasi kebutuhan yang lebih
atau tidak sesuai barang kegiatan lain tidak terpenuhi detail sejak awal)
yang sebenarnya akan - Melampirkan pricelist sesuai harga
diadakan pasar
- SBM jauh diatas harga - Penyusunan HPS sesuai harga
pasar pasar
Harga terlalu - Belum memperhitungkan - Anggaran tidak cukup untuk Identifikasi kebutuhan anggaran yang
rendah seluruh komponen biaya melaksanakan kegiatan lebih detail
yang dibutuhkan - Keterlambatan mulainya
- Referensi tidak tepat, pekerjaan karena harus revisi
atau tidak sesuai barang anggaran
yang sebenarnya akan - Penurunan mutu output
diadakan kegiatan
- SBM dibawah harga pasar - Kegiatan tidak dapat
dilaksanakan
Contoh Peristiwa Tahap Penganggaran
Risiko Penyebab Dampak Mitigasi
Jenis/Lingkup - Identifkasi kebutuhan - Keterlambatan mulainya - Menyampaikan data dukung
belum sesuai kurang akurat pekerjaan karena harus sesuai dengan spesifikasi yang
identifikasi kebutuhan kembali akan dibeli (identifikasi
dan/atau revisi kebutuhan yang lebih detail sejak
awal)
- Penyusunan HPS sesuai harga
pasar
Volume - Identifkasi kebutuhan - Keterlambatan mulainya - Identifikasi kebutuhan yang lebih
kebutuhan kurang akurat pekerjaan karena harus revisi detail sejak awal
belum sesuai anggaran - Memberikan data yang memadai
(untuk renovasi, seringkali kepada PU pada saat pebuatan
dalam data dukung PU dokumen Analisa kerusakan
dicantumkan luas renovasi =
luas Gedung)
1. Identifikasi Risiko dalam tahap
Perencanaan PBJ (1/2)
No Kejadian Risiko Penyebab Dampak
Rencana pengadaan tidak berdasarkan 1. keinginan/selera PPK yang sudah terkunci pada barang tertentu;
2. ketidakmampuan PPK untuk menyusun spesifikasi b/j sesuai
kebutuhan (analisa kebutuhan tidak memadai – tidak dengan kriteria kebutuhan dan secara teknis tidak menguasai 1. b/j tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada;
1 memenuhi criteria perencanaan 5W+1 H atau SMART: 2. b/j tidak dapat dapat digunakan secara efisien
dasar-dasar perencanaan pengadaan;
Specific Measurable Attainable Realistic Timely – atau dan efektif (tidak optimal)
3. Kurangnya dukungan/asistensi dan tidak berkordinasi dengan
lebih cenderung pada keinginan dibandingkan kebutuhan) pihak-pihak yang terkait pada hal tersebut.
1. ketidakmampuan dan ketidaktahuan PPK memaketkan pekerjaan
Pemaketan pekerjaan tidak tepat (tidak berdasarkan dan Kurangnya pemahaman PPK terhadap peraturan/ketentuan 1. tidak mendapatkan penyedia jasa yang sesuai;
2 sifat pekerjaan dan kategori barang/jasa dan/atau yang berlaku dan dampak hukum yang terjadi atas kebijakan yang
2. pelaksananan pekerjaan tidak selesai tepat
pemecahan paket untuk menghindari petenderan tanpa diambil;
2. Kurangnya dukungan/asistensi dan tidak berkordinasi dengan waktu
alasan yang akuntabel)
pihak-pihak yang terkait pada hal tersebut.
1. ketidaktahuan PPK terhadap manajemen waktu yang kurang
proposional pada tiap perlakuan tahapan perencanaan dan 1. kesulitan dalam proses pertanggungjawaban
Rencana pembangunan bertahap (khususnya untuk pelaksanaan pembangunan bertahap. ; teknis bangunan ;
3 Pekerjaan Konstruksi) tidak sesuai dengan Pasal 44 2. anggaran yang ada tidak mencukupi pelaksanaan pekerjaan 2. menggangu proses pemilihan penyedia karena
PermenPUPR 22/2018 fondasi dan struktur; tidak fokus dalam keahlian kontruksi (spesialisasi
3. Kurangnya dukungan/asistensi dan tidak berkordinasi dengan IUJK)
pihak-pihak yang terkait pada hal tersebut.
1. ketidaktahuan dan pemahaman yang kurang user dan PPK
Rencana pengadaan tidak memperhatikan kesiapan terhadap pentingnya sarana pendukung untuk pek. Konstruksi
4 sarana dan prasarana pendukung khususnya untuk tersebut; 1. keterlambatan proses prngadaan b/j;
Pekerjaan konstruksi 2. Kurangnya dukungan/asistensi dan tidak berkordinasi dengan
pihak-pihak yang terkait pada hal tersebut.
1. Identifikasi Risiko dalam tahap Perencanaan PBJ (2/2)
No Kejadian Risiko Penyebab Dampak
1. menyepelekan pemilihan SDM (pola rekrutmen,
pembekalan, dan peningkatan kapasitas SDM) oleh 1. SDM yg ditunjuk tidsk mempunyai
5
SDM (PPK, Tim Teknis/Tim Pendukung PPK, PPHP) pemilik pekerjaan sehingga penunjukan sdm pengadaan kapabilitas ;
kurang disiapkan dengan baik asal memenuhi syarat administrasi; 2. output pekerjaan tidak maksimal dan
2. PBJ masih dianggap sesuatu yg kurang strategis dan kecendrungan human error
hanya faktor pendukung saja
1. kesulitan dalam eksekusi teknis;
masalah koordinasi dengan pihak setempat 2. timbul masalah-masalah baru yang bersifat
6 (Tim Teknis/PU , Pemda) dan pihak-pihak minimnya komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait personal/non personal yg seharusnya
eksternal lainnya tidak terjadi karena pihak teknis merasa
tidak diangggap
1. tidak terpantau secara keuangan oleh Unit
1. ketidaktahuan dan kelalaian user dan PPK terhadap Eselon 1;
rencana pengadaan tidak diumumkan secara 2. penyedia tidak tahu dan tidak
7 terbuka pada awal tahun Anggaran melalui kewajiban pdan pentingnya pengumuman RUP di SIRUP; mempersiapkan diri;
aplikasi SIRUP 2. Kurangnya dukungan/asistensi dan tidak berkordinasi 3. tender gagal atau peserta kurang atau
dengan pihak-pihak yang terkait pada hal tersebut.
kurang menjangkau peserta tender yg
qualivied
8 penetapan metode swakelola yang tidak tepat kurangnya pengetahuan mengenai swakelola tujuan pengadaan menjadi tidak tercapai
1. kesulitan pencarian ketika proses audit
9 dokumen penyusunan RUP tidak lengkap Pihak penyusun tidak disiplin yang berdampak temuan auditor secara
admintratif dan
Identifikasi Risiko dalam tahap
2. Persiapan PBJ
Human error
atau Moral
hazard
Kejelasan
Review metodologi,
peralatan,
informasi
Item B/J
banyak
lainnya
Ketepatan Kewajaran
koefisien harga satuan
Contoh Peristiwa Tahap Persiapan :
Menyusun Spesifikasi Teknis
Mengarah kepada produk tertentu yang dapat menimbulkan persaingan tidak sehat(kecuali
untuk barang/jasa tertentu misalnya: material pada Pekerjaan Konstruksi, suku cadang, barang
pada Tender Cepat)
Mengusulkan dalam KAK syarat penyedia yang sudah diarahkan kepada penyedia tertentu
(diskriminatif), baik pada persyaratan kualifikasi maupun pesyaratan teknis
Spesifikasi terlalu tinggi (over specification)
Spesifikasi teknis yang disusun oleh PPK/Konsultan Perencana tidak jelas/multitafsir sehingga
menimbulkan dispute antara penafsiran Penyedia dengan Pokja Pemilihan dan berpotensi
terjadinya sanggahan/sanggah banding/pengaduan/gagal tender
Contoh Peristiwa Tahap Persiapan :
Menyusun HPS
Penyusunan HPS tidak sesuai ketentuan
Tidak berdasarkan referensi dan data dukung yang semestinya/tidak
memadai/tidak wajar
Nilai HPS digelembungkan (mark-up)
Nilai HPS diatur oleh pelaku usaha (ada keterlibatan pihak luar yang memiliki
konflik kepentingan)
Tidak dilakukannya review atas HPS yang disusun oleh pihak konsultan
(kesesuaian volume – spesifikasi teknis – harga satuan, atau dalam Pekerjaan
Konstruksi berupa kesesuaian DED/gambar – RKS – RAB)
Bercermin dari pengalaman … (1)
HPS dinilai ‘Kemahalan’ atau bahkan tuduhan ‘Mark up’:
• Konsultan Perencana menetapkan harga satuan yang tinggi di beberapa item
material dengan volume pekerjaan yang besar
• PPK tidak melakukan review RAB, EE langsung menjadi OE (HPS)
• Kasus A: Penyedia melakukan persekongkolan horizontal /persaingan semu (semua
harga penawaran mendekati HPS, satu pihak mengendalikan beebrapa peserta
tender, dan indikasi yang ada di Penjelasan Pasal 83 ayat1 huruf e P 54/2020 beserta
perubahannya)
• Kasus B: Auditor external melakukan survey ke beberapa toko material sekitar lokasi
pekerjaan, ditemukan rata-rata harga beberapa material jauh dibawah harga satuan
pada HPS
• Kasus C: Hasil probity audit APIP menemukan rata-rata harga beberapa material jauh
dibawah harga satuan pada HPS
Bercermin dari pengalaman … (2)
RAB
RKS (Spek. Tek)
Gambar (DED)
Kualifikasi
Kontraktor, Tenaga Ahli
& Terampil +
Pemenuhan Regulasi
terkait
Draft Kontrak
Rancangan Detail
Gamba • Hasil pengukuran lapangan yang dituangkan dalam bentuk gambar (visualisasi dari bangunan)
• Pengukuran lapangan tidak akurat atau SDM tidak teliti, dimensi gambar berbeda dengan dimensi
r Detail di lapangan dan/atau ada kekurangan pada gambar (berimbas pada RAB)
• Informasi detail Proyek: Identitas proyek, tata cara pelaksanaan (metodologi kerja), berbagai persyaratan, semua
keterangan yang hanya dapat dijelaskan dengan tulisan
• Engineering Estimate (dasar penetapan Owner Estimate /HPS): Nilai rupiah dari design bangunan
• SDM tidak teliti, kesalahan aritmetik atau tidak konsisten antara gambar detail dan RAB
RAB •
•
Koefisien yang digunakan (pada AHSP) tidak tepat
Harga satuan yang digunakan tidak berdasar (tidak ada dokumen pendukung), cari gampangnya aja
(gunakan harga satuan Pemda yang seharusnya untuk penyusunan anggaran)
• Item pekerjaan yang tidak jelas
Proses Perhitungan HPS
Survey
Harus HSD
DETAIL DESAIN
Netto PerMen PUPR no 28/2016
Memahami substansi AKH: Kenapa Penyedia menawarkan harga < 80% HPS?
a. HPS yang disusun terlalu tinggi;
5 tidak melakukan klarifikasi dalam proses evaluasi 2. tidak adanya SOP pemilihan penyedia;
3. tidak diwajibkan dalam dokumen pemilihan atau peraturan salah 1. sanggahan;
sesuai dengan kebutuhan, 2. gagal tender
dalam pengambilan keputusan (misal: salah dalam melakukan
perhitungan di kertas kerja evaluasi)
2 kualitas dan kuantitas tidak sesuai dengan standar 1. ketidakcermatan PPK dan Konsultan Pengawas; 1. temuan audit;
2. PPK tidak mengetahui secara teknis mengukur kualitas
dan spesifikasi pekerjaan 2. kerugian negara
1. temuan audit;
1. PPK tidak mempunyai pengetahuan teknis dalam
3 adendum tidak memenuhi standar administrasi 2. lebih bayar;
mengukur justifikasi perubahan;
dan teknis 3. kerugian negara;
2. kelalaian dalam disiplin administrasi
4. spesifikasi trknis overprice
1. moral.hazard PPK; 1. terlambat penyerapan;
4 penundaan atau perlambat pembayaran oleh PPK 2. ketidaksamaan persepsi antara penyedia dan PPK
mengenai progress pekerjaan 2. gugatan
Identifikasi Risiko dalam tahap
6. terkait Penyedia Barang/Jasa
Moral Hazard Penyedia
Ijin Usaha “Palugada” (Apa Lu Mau Gua Ada)
Alamat palsu
Pinjam Bendera
Mengalihkan pekerjaan kepada pihak lain (subkon ilegal)
Bonek (BondoNekat), modal cekak tapi memaksakan diri untuk mengikuti tender
Pemalsuan dokumen (misal: referensi kerja personil, surat dukungan)
Dokumen Penawaran formalitas (misal: Tenaga Ahli/Personil yang ditawarkan sebatas nama saja, pelaksanan di
lapanganberbeda)
Bersekongkol untuk mempengaruhi proses dan hasil pelelangan
Manajemen buruk (material, SDM, alat kerja, dll) hingga tidak bertanggungjawab pada pelaksanaan pekerjaan
Mengganggu pelaksanaan pekerjaan apabila tidak lulus menjadi pemenang pelelangan
Penyedia trial and error sehingga menganggu proses Tender Cepat
Unforeseen Condition
Kenaikan harga karena exchange rate (kenaikan kurs USD)
Ketersediaan material bahan bangunan
Delay di pengiriman material/barang import
Kesulitan SDM (tukang, mandor)
Kondisi social masyarakat yang menghambat pelaksanaan pengadaan
Bencana alam, non-alam dan kondisi force majeur lainnya
6. Identifikasi Risiko terkait Penyedia Barang/Jasa
No Kejadian Risiko Penyebab Dampak
diperolehnya penyedia yang under-qualified
1. tidak punya sistem/ belum berjalan dengan maksimal dantidak perform sehingga kualitas B/J tidak
1 Moral hazard penyedia terkait dengan pemenuhan untuk menyaring atau mengklasifikasikan Penyedia optimal atau bermasalah dalam proses
persyaratan kualifikas idan teknis based on performa dan integritas; pengadaannya (misal: gagal tender, pekerjaan
2. tidak beraninya PPK mengusulkan daftar hitam; terlambat, wanprestasi/mangkrak,
merepotkan Pokja/PPK
1. Bencana alam dan kondisi force majeur lainnya; 1. Kenaikan harga karena exchange rate
2. Kondisi social masyarakat tiap daerah yang berbeda (kenaikankurs USD);
(kultur, adat dan topografi) yang menghambat 2. kelangkaan Ketersediaan material bahan
Hal-hal lain dari sisi risiko Penyedia (bersifat pelaksanaan pengadaan
2 bangunan;
unforeseen condition) yang bisa berimbas ke 3. Delay di pengiriman material/barang
output PBJ (pada akhirny amenjadi risiko PPK
import;
4. Kesulitan SDM (tukang, mandor).
Thank you
AYO BERSAMA KITA BAHU MEMBAHU MEWUJUDKAN LINGKUNGAN
PENGADAAN BARANG/JASA YANG LEBIH BAIK DI INDONESIA
#BANTU_PPK_KITA