Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

NOVEMBER 2020

DALAM UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA (UU CK) DAN
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Oleh:

Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM


Direktur Jenderal Tata Ruang
Ukuran ruang yang Ruang menampung semua aktivitas
tersedia di muka bumi Jumlah penduduk terus manusia, dari bekerja, tempat tinggal, Hewan dan tumbuhan
tidak pernah bertambah. mengalami peningkatan rekreasi bahkan sampai peristirahatan juga memerlukan ruang
terakhir (Tempat Pemakaman Umum)

Tujuan Penataan Ruang

Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.


Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan sumber daya manusia.
Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

2
Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) merupakan langkah strategis
pemerintah dalam mengatasi berbagai permasalahan investasi dan
penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh
tumpang tindih dan kompleksnya pengaturan penataan ruang. Dalam
UU CK, terdapat berbagai terobosan kebijakan penataan ruang yang
ditargetkan untuk mendorong kemudahan berinvestasi dan
pemanfaatan ruang yang berkelanjutan.
Produk Rencana Tata Ruang (RTR) Masyarakat dan investor yang Proses penerbitan izin Banyak gugatan dari
hanya dimiliki dan disimpan ingin mengakses informasi RTR berusaha menjadi rumit masyarakat akibat RTR dan
oleh Pemerintah, sebagian besar harus datang langsung ke kantor dan tidak transparan. pemanfaatan ruang yang
dalam bentuk fisik (hard copy), pemerintah dan menempuh tumpang tindih.
sehingga tata ruang terkesan proses administrasi yang rumit
‘menghambat’ investasi. dan lama.

Produk RTR telah dipublikasi Masyarakat dan pihak terkait Platform produk RTR juga terkoneksi dengan Perizinan berusaha yang telah
oleh Pemerintah melalui berbagai dapat memanfaatkan informasi portal pelayanan perizinan, sehingga proses diterbitkan menjadi pertimbangan
platform. RTR secara online. perizinan berusaha dan non-usaha menjadi lebih dalam peningkatan kualitas
cepat dan transparan. Rencana Tata Ruang.
4
1 Integrasi Kebijakan Pengaturan Ruang dalam Rencana Tata Ruang

2 Streamlining/Penyederhanaan Produk Rencana Tata Ruang

3 Percepatan Penyediaan Rencana Tata Ruang Melalui Bantek dan Bimtek

4 Percepatan Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang

5 Penyediaan Peta Dasar

6 Digitalisasi dan Transparansi untuk Memasyarakatkan Tata Ruang

7 Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam Perizinan Berusaha

8 Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam Perizinan Non-Berusaha

9 Kelembagaan (Forum) Penataan Ruang


Produk rencana tata ruang mengintegrasikan
kebijakan pengaturan ruang yang mencakup ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
dalam bumi, ke dalam 1 dokumen penataan ruang,
Dokumen tata
sehingga rencana tata ruang lebih mudah diakses
ruang darat,
dan dijadikan acuan.
laut, dan udara
terpisah-pisah
yang
menimbulkan Ruang
gap dan Udara
tumpang tindih
pemanfaatan
ruang.
Ruang
Darat

Ruang
Laut

Ruang
Dalam
Bumi

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (6), (7) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 17 ayat (5) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 18 UU CK: Pasal 7A UU No.
27/2007; Pasal 19 (ayat 4) UU CK: Pasal 43 ayat (2), (5), (6), (7) UU No. 32/2014; Pasal 36 (poin 1) UU CK: Pasal 15 ayat (2) UU No. 41/1999; Pasal 15 ayat (3) UU CK.

RPP PPR: Pasal 6, Pasal 13 ayat (3), Pasal 14 ayata (2)


6
Kawasan
Hutan

Kawasan Hutan
Lindung

Ilustrasi
(yang termutakhir) Kawasan Hutan
Produksi Terbatas

Rencana Zonasi Wilayah


Perairan (yang sudah
mendapat persetujuan KKP)

Batas Daerah
(yang sudah ditetapkan
oleh Kemendagri)
Legenda:

Garis Pantai
(yang sudah ditetapkan
oleh BIG)

Kawasan Lainnya
Integrasi seluruh pengaturan ruang ke
(contoh: Permukiman
Perkotaan) dalam 1 produk Rencana Tata Ruang

Sudah diintegrasikan pada saat pembahasan Linsek


7
Diintegrasikan ke dalam …
Ditetapkan melalui …
Peraturan
RTRL RTRWN
Pemerintah

Perda/Perkada/
RZWP3K RTRW Provinsi
Perpres

RZ KSN RTR KSN Perpres

Pasal 6 RPP PPR:


Pasal 13 RPP PPR:
(4) Terhadap dokumen perencanaan ruang laut, pengintegrasian ke dalam RTR (3) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional memuat RTRL secara terintegrasi.
dilakukan dengan ketentuan:
a. RTRL diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; Pasal 14 RPP PPR:
b. RZWP-3-K diintegrasikan ke dalam rencana tata ruang wilayah provinsi; dan (2) RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dimuat dalam rencana tata
c. RZ KSN diintegrasikan ke dalam RTR KSN. ruang wilayah provinsi secara terintegrasi.

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (6), (7) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 17 ayat (5) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 18 UU CK: Pasal 7A UU No. 27/2007; Pasal 19 (ayat 4) UU CK: Pasal 43 ayat
(2), (5), (6), (7) UU No. 32/2014; Pasal 36 (poin 1) UU CK: Pasal 15 ayat (2) UU No. 41/1999; Pasal 15 ayat (3) UU CK.

RPP PPR: Pasal 6, Pasal 13 ayat (3), Pasal 14 ayata (2)


8
UU CK dan RPP PPR memandatkan
penyederhanaan (streamlining) hierarki
penataan ruang.
Terdapat
berbagai
dokumen legal
perencanaan Pasal 16 RPP PPR:
ruang di level (1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
pusat dan f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi
daerah, yang Pasal 20 RPP PPR:
dapat (1) Rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat:
berpotensi f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten
tumpang tindih Pasal 24 RPP PPR:
dan membuat (1) Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit memuat:
kompleks f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kota
perencanaan
dan
pemanfaatan Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)
ruang.

Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota,


untuk menghindari tumpang tindih antar produk RTR.
Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam
RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.

UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007.

RPP PPR: Pasal 16 ayat (1) huruf f, Pasal 20 ayat (1) huruf f 9
Pemerintah Pusat dapat memberikan
Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis yang
dibutuhkan kepada Pemerintah Daerah untuk
mendukung penyusunan RTR di daerah.
Penyusunan
rencana tata
ruang yang
lama dan
kompleks
salah satunya
disebabkan
oleh kurangnya
sumber daya
yang Merupakan proses
berkualitas di Merupakan bantuan dari pembinaan dari Pemerintah
daerah. pemerintah pusat (berupa Pusat kepada pemerintah
anggaran, tenaga ahli daerah untuk meningkatkan
perencana dan GIS) kepada kapasitas pemerintah daerah
pemerintah daerah dalam dalam penataan ruang yang
kegiatan pelaksanaan dan berkualitas melalui sosialisasi,
pengawasan penataan ruang. klinik, pendampingan, dan
asistensi/konsultansi.

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 8 ayat (1) huruf b dan c UU No. 26/2007.

RPP PPR: Pasal 252


10
UU CK dan RPP PPR
memandatkan percepatan
penyusunan dan penetapan RTR.
Proses
penyusunan
dan
penetapan
PP No. 15/2010 Mandat RPP PPR
RTR di
daerah
seringkali Mulai penyusunan Penetapan Mulai penyusunan
memakan
Penetapan
waktu yang
terlalu lama. RDTR 36 bulan 12 bulan

RTRWN DAN RTRW 36 bulan 18 bulan

RTR KSN 36 bulan 18 bulan

*Catatan: Kondisi aktual bervariasi.


Beberapa dapat lebih dari 36 bulan.

UU RPP PPR: Pasal 11 ayat (2), Pasal 28 ayat (2) dan (3).
11
Kewenangan pemerintah daerah dalam menyusun
dan menetapkan RTR tidak ditarik ke pusat.
Hanya saja, waktu penetapannya dibatasi untuk
memberikan kepastian bagi masyarakat. Jika
Proses melewati batas waktu, RTR yang telah disusun
penetapan oleh daerah dan mendapat persetujuan substansi
akan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
RTR di daerah
seringkali Percepatan Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
memakan
waktu yang
terlalu lama.

Persetujuan Substansi Terbit


Penetapan RDTR Kabupaten/Kota dari
Terdapat
Peraturan Daerah (Perda) menjadi Peraturan
pandangan RDTR ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah Bupati/Walikota.
bahwa Kepala Daerah Kabupaten/Kota
kewenangan
pemerintah
1 Untuk mempercepat penetapan RDTR, dalam
bulan hal Bupati/Walikota belum menetapkan RDTR
daerah dalam RDTR ditetapkan dengan paling lama 1 bulan setelah mendapat
menetapkan Peraturan Presiden.
Persetujuan Substansi (Persub), maka RDTR
RTR diambil
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
alih oleh
pemerintah
pusat.

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 18 ayat (3), Pasal 23 ayat (7), (8), (9), Pasal 26 ayat (8), (9), (10) UU No. 26/2007. RPP PPR: Pasal 18, Pasal 22, Pasal 27, Pasal 53 12
Kewenangan pemerintah daerah dalam menyusun
dan menetapkan RTR tidak ditarik ke pusat.
Hanya saja, waktu penetapannya dibatasi untuk
memberikan kepastian bagi masyarakat. Jika
Proses melewati batas waktu, RTR yang telah disusun
penetapan oleh daerah dan mendapat persetujuan substansi
akan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
RTR di daerah
seringkali
memakan
waktu yang
Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota
terlalu lama.

Persetujuan Substansi Terbit


Terdapat Penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
pandangan RTRW ditetapkan dengan Perda
dilakukan dengan Perda paling lama 2 bulan
Provinsi/Kabupaten/Kota
bahwa 2 sejak mendapat Persub.
kewenangan bulan
pemerintah RTRW ditetapkan dengan Jika Gubernur/Bupati/Walikota belum
daerah dalam Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan Perda RTRW, RTRW ditetapkan
menetapkan 1 dengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota
RTR diambil bulan paling lama 3 bulan sejak mendapat Persub.
alih oleh
pemerintah Jika RTRW belum ditetapkan, RTRW Provinsi dan
pusat. 1 RTRW ditetapkan
dengan Peraturan
Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Peraturan
bulan Presiden Presiden, paling lama 4 bulan setelah mendapat
Persub.

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 18 ayat (3), Pasal 23 ayat (7), (8), (9), Pasal 26 ayat (8), (9), (10) UU No. 26/2007. RPP PPR: Pasal 18, Pasal 22, Pasal 27, Pasal 53 13
Untuk percepatan pemenuhan peta dasar dalam
penyusunan RDTR, dapat mempergunakan Peta
Dasar Lainnya dengan ketelitian detail informasi
Penyediaan sesuai dengan skala perencanaan RTR, jika Peta
RTR, khususnya Dasar (dari BIG) tidak tersedia.
untuk skala
detail, sering
kali
terkendala
akibat belum
tersedianya
Peta Dasar
yang
berkualitas.

Peta Rupabumi Indonesia Peta Dasar Lainnya


oleh BIG yang telah mendapat Rekomendasi BIG

UU CK: Pasal 17 (poin 9) UU CK: Pasal 14A ayat (4) UU No. 26/2007

RPP PPR: Pasal 12 ayat (5), Pasal 15 ayat (8), Pasal 19 ayat (8), Pasal 23 ayat (8), Pasal 30 ayat (6), Pasal 40 (9), Pasal 45 ayat (6), Pasal 50 ayat (6)
14
Pemerintah wajib menyediakan RTR dalam
bentuk digital yang sesuai standar dan dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat untuk
mendapat informasi terkait rencana lokasi
kegiatan dan/atau usahanya.
Tata ruang
tidak dekat
dengan
masyarakat.
Masyarakat
sering kali tidak
Melalui platform digital ini,
memiliki akses masyarakat dapat
informasi memberikan aspirasinya
terkait tata untuk pengembangan
ruang di wilayah di sekitarnya, yang
wilayahnya. bertujuan untuk meningkatkan
inklusifitas masyarakat dalam
penataan ruang.

https://gistaru.atrbpn.go.id/

Platform digital yang terhubung dengan Online Single Submission


(OSS), di mana masyarakat dapat mengakses informasi terkait rencana Melalui platform digital ini,
lokasi kegiatan/usahanya apakah telah sesuai dengan RDTR dan RTRW. masyarakat dapat mengetahui
informasi dan memonitor
kemajuan penyediaan RTR di
wilayahnya.

UU CK: Pasal 14 dan 15 UU CK.


RPP PPR: Pasal 261
15
Platform yang tersedia untuk
menyebarluaskan informasi
RTR serta meningkatkan
transparasi dan akuntabilitas
produk RTR kepada masyarakat. RTR ONLINE RDTR PROTARU PROGRES KONSULTASI PUBLIK
INTERAKTIF PENYELESAIAN TATA RUANG ONLINE

Pelaku usaha dapat melakukan pengecekan kesesuaian lokasi usaha


yang diinginkannya dengan tata ruang melalui sistem OSS yang akan
berhubungan dengan sistem webgis Kementerian ATR/BPN

Berada pada lokasi memiliki RDTR Berada pada lokasi yang belum memiliki RDTR

Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan


Pemanfaatan Ruang Ruang (kesesuaian dengan RTR)
Jika telah memiliki Perbup RDTR/Perkada Jika belum memiliki Perda, TKPRD berperan
RDTR

Pasal 261 RPP PPR:

(1) Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254 huruf g merupakan upaya
untuk mempublikasikan berbagai aspek dalam penataan ruang.
(2) Penyebarluasan informasi penataan ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui media elektronik dan media
cetak yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

16
*

*Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk kegiatan bersifat strategis nasional,
HPL Bank Tanah, dan kawasan/tanah yang akan diberikan HPL untuk kegiatan strategis
nasional dan belum termuat dalam RTR, diberikan melalui jalur Rekomendasi KKPR.
17
Untuk penyederhanaan perizinan berusaha, Izin Lokasi sudah tidak
ada lagi, dan digantikan dengan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang, yang dapat diperoleh oleh pelaku usaha melalui sistem OSS
untuk berbagai skala dan tingkat risiko kegiatan usaha.

RDTR

RDTR
(Konfirmasi KKPR) Menilai kesesuaian antara
pelaksanaan pembangunan
Kegiatan dengan arahan
Pemanfaatan Ruang pemanfaatan ruang berupa:
RTR KSN
• Produk RTR (RTRWN, RTR
RTRW KSN, RTRWK, RDTR)

+ • Konfirmasi KKPR
Persetujuan KKPR
RDTR • Persetujuan KKPR
Apakah usulan kegiatan
merupakan: • Rekomendasi KKPR
 Kegiatan bersifat
strategis nasional
 HPL Bank Tanah Rekomendasi KKPR
 Kawasan/tanah yang
akan diberikan HPL
untuk kegiatan strategis
nasional
dan belum termuat Perencanaan dan Pengendalian
dalam RTR?
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang

UU CK: Pasal 13, 14, 15 UU CK RPP PPR: Pasal 59 – Pasal 83


18
Proses Pengisian Perizinan
Identitas Usaha
Proses Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Berusaha

Permohonan
Perizinan Berusaha
BARU (Pemohon belum
memiliki NIB)
Self Declaration/
Melihat Informasi Automated
(Self Assessed) Response
UMK Risiko
Cek Lokasi
Rendah Kegiatan
REGISTRASI
GISTARU Berusaha dapat
GIS KBLI 5 digit – risiko dijalankan
Data Identitas usaha
TARU Cek Risiko
• Perseorangan
• KBLI-Risiko HAK
• Badan Usaha AKSES Skala usaha Apakah
• Negative
SPI List Daerah
• Kantor
Koordinat lokasi RDTR Penilaian KKPR
(SUBSISTEM Perwakilan tersedia? (otomatis sistem)
PELAYANAN RDTR
INFORMASI)
Kebutuhan luas Badan Usaha INTERAKTIF
Data Legalitas lahan Non UMK Perizinan Berusaha
• Profil
• Modal Usaha Informasi penguasaan Berlokasi di dalam Konfirmasi berbasis Risiko:
• NPWP tanah KEK/KPBPB/KI/KP? KKPR
(by system)
• KBLI
 Kegiatan bersifat Pelaku usaha menginput  Risiko rendah:
strategis nasional rencana usaha NIB sebagai legalitas
 HPL Bank Tanah RTRWN
 Kawasan/tanah yang RTR KSN Pengecekan RTR Persetujuan  Risiko menengah
Permohonan Perizinan RTRWP
akan diberikan HPL
Berusaha TAMBAHAN UMK Risiko RTRWK & Pertek untuk KKPR rendah:
untuk kegiatan GISTARU Persetujuan KKPR (by system) NIB + sertifikat standar
(Pemohon telah memiliki NIB) Menengah &
strategis nasional (self declare)
Tinggi (sementara manual)

 Risiko menengah
tinggi:
Hanya untuk Pemohon Badan Usaha* NIB + sertifikat standar

 Risiko tinggi:
Rekomendasi
NIB + Izin
Termuat Penilaian berdasarkan KKPR
(diterbitkan
di RTR? asas penataan ruang melalui OSS)

*Untuk Pemohon non-Badan Usaha melalui Mekanisme Perizinan Non-Berusaha

UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU CK RPP PPR: Pasal 59 – Pasal 68 dan Pasal 75 – Pasal 83 19
Untuk mempermudah perizinan non-berusaha untuk
masyarakat umum, pada RPP PPR mulai didorong penerbitan
perizinan berusaha melalui sistem elektronik, berdasarkan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR).

Melihat Informasi Apakah RDTR Penilaian KKPR


(Self Assessed) tersedia?
RDTR
INTERAKTIF
Cek Lokasi
GIS
TARU GISTARU
Koordinat lokasi
Cek Risiko Kebutuhan luas lahan
• KBLI-Risiko
Konfirmasi
Informasi penguasaan tanah KKPR
SPI • Negative
(SUBSISTEM
PELAYANAN
INFORMASI)
List Daerah
• Kegiatan Masyakarat* mengajukan
lainnya
permohonan KKPR GISTARU

Pengecekan RTR untuk Persetujuan Perizinan


Persetujuan KKPR KKPR Non-Berusaha**

*Masyarakat adalah masyarakat non-berusaha dan pemohon PSN non-badan usaha **Yang dipersyaratkan UU

RPP PPR: Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73, Pasal 74
20
Dalam mendorong implementasi penataan ruang yang lebih inklusif
kedepannya, akan dibentuk Forum Penataan Ruang, yang
beranggotakan perwakilan dari pemerintah dan masyarakat.

Peran Forum Penataan Ruang dalam Pemanfaatan Ruang dan Perbaikan Kualitas RTR
1 Perubahan RDTR Dimungkinkan Lebih dari 1 Kali dalam 5 Tahun
Pasal 55 RPP PPR:
(3) Perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d dapat berupa peninjauan kembali peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang RDTR
berdasarkan pertimbangan Forum Penataan Ruang.

2 Memberikan Pertimbangan untuk Persetujuan dan Rekomendasi KKPR


Pasal 67 RPP PPR:
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan dengan pertimbangan Forum Penataan Ruang.
Pasal 79 RPP PPR:
(2) Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diberikan dengan pertimbangan Forum Penataan Ruang.

Keanggotaan Forum Penataan Ruang


Pasal 264 RPP PPR:
(1) Anggota Forum Penataan Ruang pada tingkat pusat terdiri atas perwakilan dari
Kementerian/Lembaga terkait penataan ruang.
(2) Anggota Forum Penataan Ruang di daerah terdiri atas anggota tetap dan anggota tidak tetap.
(3) Anggota tetap Forum Penataan Ruang di daerah terdiri atas Kepala Organ Perangkat Daerah yang
terkait penataan ruang berikut jajarannya yang ditunjuk.
(4) Anggota tidak tetap Forum Penataan Ruang di daerah dapat terdiri atas perwakilan kalangan ahli,
masyarakat, akademisi, asosiasi profesi, dan/atau pelaku usaha setempat.

UU CK: Penjelasan UU CK
RPP PPR: Pasal 55 ayat (3), Pasal 67 ayat (2), Pasal 79 ayat (2), Kelembagaan Forum Penataan Ruang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri.
Pasal 263, Pasal 264, Pasal 265
21
Outline RPP Penyelenggaraan Penataan Ruang
BAB I KETENTUAN UMUM BAB VII PEMANFAATAN RUANG LAUT
 Bagian Kesatu: Umum
 Bagian Kedua: Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut
BAB II PERENCANAAN TATA RUANG  Bagian Ketiga: Konfirmasi Kesesuaian Ruang Laut Bagi Pemerintah
 Bagian Kesatu: Umum  Bagian Keempat: Perizinan Berusaha di Laut
 Bagian Kedua: Penyusunan dan Penetapan Rencana Umum Tata Ruang
 Bagian Ketiga: Penyusunan dan Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang BAB VIII PENGAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT

BAB III PEMANFAATAN RUANG BAB IX PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG LAUT


 Bagian Kesatu: Umum
 Bagian Kedua: Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang BAB X PEMBINAAN PENATAAN RUANG
 Bagian Ketiga: Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang
 Bagian Kesatu: Umum
 Bagian Kedua: Bentuk dan Tata Cara Pembinaan
BAB IV PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
 Bagian Kesatu: Umum
Penataan Ruang
 Bagian Kedua: Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
 Bagian Ketiga: Pemberian Insentif dan Disinsentif BAB XI KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG
 Bagian Keempat: Pengenaan Sanksi
 Bagian Kelima: Sengketa Penataan Ruang BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN

BAB V PENGAWASAN PENATAAN RUANG BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN


 Bagian Kesatu: Umum
 Bagian Kedua: Bentuk dan Tata Cara Pengawasan
BAB XIV KETENTUAN PENUTUP
BAB VI PERENCANAAN RUANG LAUT
 Bagian Kesatu: Umum
 Bagian Kedua: Penyusunan Perencanaan Ruang Laut

22
TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai