Penataan Ruang?
pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan
lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh tumpang tindih
pengaturan penataan ruang.
Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan sumber daya
manusia. Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang. 2
Penyelenggaraan Penataan Ruang
sebagai amanah UU No. 11 2020 tentang Cipta Kerja
tahun
Asas UU CK No. 11/2020 Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha
meliputi
Pasal 2: UU CK diselenggarakan berdasarkan asas: 1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR);
1) Pemerataan hak; 2) Persetujuan Lingkungan; dan
2) Kepastian hukum; 3) Persetujuan Bangunan Gedung.
3) Kemudahan berusaha;
4) Kebersamaan, dan
5) Kemandirian. Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi
kegiatan dan/atau usaha dengan RDTR, dengan
ketentuan:
Dengan tujuan antara lain untuk
Pasal 15:
peningkatan ekosistem investasi
dan Pemerintah Pemerintah Daerah yang belum menyusun
kegiatan berusaha dan menyediakan RDTR, maka KKPR
Daerah yang
Pasal 6: Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan sudah menyusun diberikan melalui persetujuan dengan asas
berusaha meliputi: dan menyediakan berjenjang dan komplementer berdasarkan:
a. Penerapan perijinan berbasis risiko; RDTR • RTRW Nasional • RZ KSNT
b. Penyederhanaan persyaratan dasar • RTRW Provinsi • RZ KAW
Perizinan Berusaha; maka KKPR • RTRW • RTR
c. Penyederhanaan Perizinan Berusaha diberikan melalui Kabupaten/Kota Pulau/Kepulauan
sektor; dan konfirmasi • RTR KSN
d. Penyederhanaan persyaratan
investasi.
3
SEBELUM UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021
Produk Rencana Tata Ruang (RTR) Masyarakat dan investor yang Proses penerbitan izin Banyaknya kasus
hanya dimiliki dan disimpan ingin mengakses informasi RTR berusaha menjadi tumpang tindih
oleh Pemerintah dalam bentuk harus datang langsung ke rumit pemanfaatan
fisik (hard copy), sehingga tata kantor dan tidak transparan. ruang.
ruang terkesan ‘menghambat’ pemerintah dan menempuh
investasi. proses administrasi yang lama
dan rumit.
Produk RTR telah dipublikasi Masyarakat dan pihak terkait Platform produk RTR juga terkoneksi dengan Perizinan berusaha yang telah
oleh Pemerintah melalui dapat memanfaatkan portal pelayanan perizinan, sehingga proses diterbitkan menjadi
berbagai informasi perizinan berusaha dan non-usaha menjadi pertimbangan
platform. RTR secara online. lebih dalam peningkatan kualitas RTR
4
cepat dan transparan.
UU CK dan PP No. 21 Tahun 2021
memandatkan penyederhanaan (streamlining)
hierarki penataan ruang.
RDTR RDTR
RDTR
RDTR
Menilai kesesuaian antara
(Konfirmasi
KKPR) Kegiatan pelaksanaan pembangunan
Pemanfaatan dengan arahan
Ruang pemanfaatan ruang berupa:
RTR KSN, RTRW
(RTRL, RZ) Konfirmasi KKPR
•
+ • Persetujuan KKPR
Persetujua
RDTR n KKPR • Rekomendasi KKPR
Apakah usulan kegiatan
merupakan:
Kegiatan bersifat
strategis nasional
HPL Bank Tanah Rekomendasi KKPR
Kawasan/tanah yang
akan diberikan HPL
untuk kegiatan strategis
nasional
dan belum termuat Perencanaan dan Pengendalian
dalam RTR?
Pemanfaatan Pemanfaatan
Ruang Ruang
UU CK: Pasal 13, 14, 15 UU CK PP No. 21 Tahun 2021 : Pasal 97 – Pasal 146
Proses Pengisian Perizinan
Proses Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Identitas Usaha Berusaha
SUB-SISTEM Permohonan
PELAYANAN Perizinan
INFORMASI Berusaha Pelaku usaha Self Declaration/ Automated Response
(SPI) BARU (Pemohon belum menginput
Melihat Informasi memiliki NIB)
(Self Assessed) rencana ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: Wilayah Perairan/Laut
UMK
usaha
Cek Lokasi Kegiatan
GIS GISTARU KBLI 5 digit – Berusaha
TAR Satupeta.KKP risiko usaha MODUL KKPR dapat
U
Cek Risiko HAK
Skala usaha Pendaftaran/ dijalankan
Satupeta. • KBLI-Risiko REGISTRASI AKSES
Pembayar an
Koordinat PNBP
KKP • NSPK
lokasi
Apakah RDTR Penilaian KKPR
Standar Data Identitas tersedia? (otomatis sistem)
• Negative Kebutuhan RDTR
INTERAKTIF
Risiko tinggi:
Rekomendasi NIB + Izin
Termuat Penilaian berdasarkan KKPR (diterbitkan
di RTR? asas penataan ruang melalui OSS)
UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU CK PP No. 21 Tahun 2021 : Pasal 97 – Pasal 146
Muatan RDTR
• Tidak semua kota dan kawasan perkotaan mempunyai struktur
internal dalam RTRW nya. Mengapa RDTR????
• Kawasan perkotaan seringkali berupa ‘titik’ dalam RTRW kab.
Seringkali jumlah penduduknya kurang dari 50.000 jiwa, sehingga
tidak disusun RTR Kawasan perkotaan.
• Tidak semua kawasan perkotaan di kabupaten mempunyai RTR
Kawasan Perkotaan sehingga struktur ruang RDTR tidak dapat
merujuk pada RTR
RDTR
BWP III
BWP IV
BWPV
Diturunkan dari:
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan
Ruang Kota/kab
2. Peran dan Fungsi Dominan BWP yang
diarahkan dalam RTRW
Struktur ruang perlu dilengkapi pada tingkat
BWP sebagai dasar penyusunan pola ruang
RDTRK
15
15
Fungsi Rencana Pola Ruang
Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya,
01 ekonomi, serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan
dalam BWP;
01 WP
bagian dari kabupaten/kota dan/atau
kawasan strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu
disusun RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan
di dalam RTRW kabupaten/kota yang bersangkutan.
02 Sub WP
bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan
terdiri atas beberapa blok.
03 Blok
Sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh
Batasan fisik yang nyata , seperti: jaringan jalan, sungai,
selokan, saluran oirigasi, saluran udara tengangan
tinggi, baik yang nyata atau yang masih bersifat rencana
Ilustrasi BWP, Sub BWP, Blok
BWP II
BWP VI BWP I
BWP III
BWP IV Sub
BWP
BWP V
Blok
Zona RTH
a. hutan kota (RTH-1);
b. taman kota (RTH-2);
01 Zona Hutan Lindung (HL) c.
d.
taman kecamatan (RTH-);
taman kelurahan (RTH-4);
e. taman RW (RTH-5);
Zona Yang Memberikan
Perlindungan Terhadap Zona
f.
g.
taman RT (RTH-6); dan/atau
pemakaman (RTH-7). 04
Bawahannya
Zona Konservasi
02 a. zona lindung gambut (LG);
b. zona resapan air (RA). a. cagar alam (KS-1);
b. suaka margasatwa (KS-2);
Zona Perlindungan Setempat (PS) c. taman nasional (KS-3);
a. zona sempadan pantai (SP);
b. zona sempadan sungai (SS);
d.
e.
taman hutan raya (KS-4); dan/atau
taman wisata alam (KS-5).
05
c. zona sekitar danau atau waduk (DW)
Definisi:
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap sempadan pantai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air.
Tujuan penetapan:
menjaga kelestarian fungsi pantai, waduk, dan sungai
menjaga kawasan dari aktivitas manusia
4. sempadan SP peruntukan ruang melindungi d a n terlindungi dan daratan sepanjang tepian pantai Mengacu pada
pantai yang merupakan m e n j a g a kelestarian terjaganya kelestarian yang lebarnya proporsional Perpres No. 51
bagian dari kawasan fungsi dan segenap fungsi dan segenap dengan bentuk dan kondisi fisik Tahun 2016
lindung yang sumber daya di wilayah sumber daya di pantai, minimal 100 meter dari tentang Batas
mempunyai fungsi pesisir dan pulau-pulau wilayah pesisir dan titik pasang tertinggi ke arah Sempadan Pantai
pokok sebagai kecil pulau-pulau kecil darat
perlindungan melindungi dan telindungi dan penghitungan batas sempadan
terhadap sempadan menjaga kehidupan terjaganya kehidupan pantai harus disesuaikan dengan
pantai masyarakat di wilayah masyarakat di wilayah karakteristik topografi, biofisik,
pesisir dan pulau-pulau pesisir dan pulau- hidro-oseanografi, pesisir,
kecil dari ancaman pulau kecil dari kebutuhan ekonomi dan budaya,
bencana alam ancaman bencana serta ketentuan lain yang terkait
melindungi d a n alam
m e n j a g a alokasi ruang terlindungi dan
untuk akses publik terjaganya alokasi
melewati pantai ruang untuk akses
melindungi d a n publik melewati pantai
m e n j a g a alokasi ruang terlindungi dan
untuk saluran air dan terjaganya alokasi
limbah ruang untuk saluran
air dan limbah
Contoh Pengklasifikasian Zona dan Sub Zona (4)
NO ZONA KODE DEFINISI TUJUAN PENETAPAN KRITERIA PERFORMA KRITERIA PERENCANAAN KETERANGAN
5. sempadan SS peruntukan ruang mellindungi f u n g s i terlindunginya fungsi untuk sungai tidak bertanggul, Mengacu pada
sungai yang merupakan s u n g a i agar tidak sungai agar tidak sempadan sungai ditentukan : PP 38/2011
bagian dari kawasan terganggu oleh aktivitas terganggu oleh i. paling sedikit berjarak 10 meter tentang sungai
lindung yang yang berkembang di aktivitas yang dari tepi kiri dan kanan palung atau Permen PU
mempunyai fungsi sekitarnya berkembang di sungai sepanjang alur sungai, No.
pokok sebagai melindungi kegiatan sekitarnya dalam hal kedalaman sungai 28/PRT/M/2015
perlindungan, pemanfaatan dan upaya terlindunginya kurang dari atau sama dengan tentang
penggunaan, dan peningkatan nilai kegiatan pemanfaatan 3 meter Penetapan Garis
pengendalian atas manfaat sumber daya dan upaya ii. paling sedikit berjarak 15 meter Sempadan
sumber daya yang ada yang ada di sungai agar peningkatan nilai dari tepi kiri dan kanan palung Sungai dan
pada sungai dapat dapat memberikan hasil manfaat sumber daya sungai sepanjang alur sungai, Sempadan
dilaksanakan sesuai secara optimal sekaligus yang ada di sungai dalam hal kedalaman sungai Danau
dengan tujuannya. menjaga kelestarian agar dapat lebih dari 3 meter sampai
fungsi sungai memberikan hasil dengan 20 meter
membatasi daya rusak secara optimal iii. paling sedikit berjarak 30 meter
air sungai terhadap sekaligus menjaga dari tepi kiri dan kanan palung
lingkungannya kelestarian fungsi sungai sepanjang alur sungai,
sungai dalam hal kedalaman sungai
dibatasinya daya lebih dari 20 meter
rusak air sungai untuk sungai bertanggul
terhadap sempadan sungai ditentukan
lingkungannya paling sedikit berjarak 3 meter
dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.
Contoh Pengklasifikasian Zona dan Sub Zona (5)
Contoh Pengklasifikasian Zona dan Sub Zona (6)
Contoh Pengklasifikasian Zona dan Sub Zona (7)
Fungsi-fungsi dalam Kategori Zona Budidaya
Zona Hutan
Produksi (KHP)
Zona Perkebunan
Rakyat (KR)
Zona Pelayanan
Umum (SPU)
• Skala Kota (K 1)
Zona Perkantoran • Skala Kecamatan (K-2)
(KT) • Skala Kelurahan (K-3)
Zona Perdagangan • Skala RT (K-4)
dan Jasa (K)
Peraturan Zonasi
PERBEDAAN PERENCANAAN DAN REGULASI
Dimana sebaiknya (arah
pengembangan dan berapa Bagaimana sebaiknya
intensitasnya: [kinerja]:
- Perumahan [Jenis, R] - Perumahan [Jenis, R]
- Komersial [K] - Komersial [K]
- Industri [I] - Industri [I]
- dll - dll
Planning Regulation
(RDTRK)
vs [PZ]
Produk:
Pendekatan/Metode: - Perangkat Pendekatan/Metode:
- Ekonomi pengendalian. - Dampak.
- Sosial Produk: - Ketentuan - Kesesuaian/kompatibili
- Fisik. - Perwujudan pola pemanfaatan ruang. tas guna lahan dan
- Sistem Internal & ruang (alokasi pola - Dampak kegiatan
Eksternal ruang) Pembangunan dll - dll
PENGERTIAN
ZONA KAWASAN atau AREA yang memiliki fungsi dan
karakteristik lingkungan yang spesifik
R-8
FS-4
FS-4
R-8
K-2
KARAKTERISTIK
TUJUAN UTAMA
MENJAMIN bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan
dapat mencapai STANDAR KUALITAS LOKAL MINIMUM
(kesehatan, keselamatan, kesejahteraan)
PRINSIP DASAR:
• Wilayah dibagi menjadi beberapa kawasan/zona dengan luas
yang tidak perlu sama.
• Setiap zona diatur penggunaannya, intensitas/kepadatannya,
dan tata massa bangunannya.
• Penggunaan lahan/bangunan paling sedikit dibagi menjadi 4
kategori; perumahan, industri, komersial, dan pertanian.
• Penentuan kegiatan pada tiap zona:
• Kegiatan yang diperbolehkan, bersyarat, terbatas, atau
kegiatan yang dilarang.
• Kegiatan yang tidak disebutkan dalam daftar kegiatan yang
boleh artinya dilarang, sedangkan kegiatan yang tidak
disebutkan dalam kegiatan yang dilarang berarti
diperbolehkan.
Substansi Peraturan Zonasi
Kodifikasi standar
Sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan, tidak ada peninjauan atau pembahasan
I atau tindakan lain dari pemerintah Kabupaten/Kota terhadap pemanfaatan tersebut
Pembatasan intensitas ruang; KDB, KLB, KDH, jarak bebas, ketinggian bangunan
Pembatasan jumlah pemanfaatan
Tidak diperbolehkan karena sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan
X dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan disekitarnya
Peraturan Zonasi
CONTOH KASUS PEMANFAATAN YANG
DIIJINKAN (I)
Contoh Rumah Kepadatan Sedang (R3)
R3
Rumah tipe 36
Back to
CONTOH KASUS PEMANFAATAN
BERSYARAT SECARA TERBATAS (T)
Contoh Rumah Kepadatan Sedang (R3)
Ruko
Rumah tipe 36
Warung
Ruko, warung, toko, pasar lingkungan, diijinkan secara terbatas
dengan batasan :
1)KDB maksimum sebesar 60%;
2) KLB maksimum 1,8; Back to
3) KDH minimal 10% dari luas persil; dan
4) jumlah maksimal perbandingan dari masing-masing kegiatan lahan
tersebut dengan jumlah rumah yang ada di blok tersebut adalah 1 : 4.
Pasar
CONTOH KASUS PEMANFAATAN
BERSYARAT SECARA TERTENTU (B)
Contoh Rumah Kepadatan Rendah (R2)
SPBU
Rumah Tipe 60/150
ZONA TIMUR
(KAWASAN
ZONA TENGAH DISTRIBUSI)
(KAWASAN
PRODUKSI)
48
ZONA BARAT
(KAWASAN
KONSERVASI)
Tanjabtim: Pelabuhan
Barang dan Industri
Besar dan perkapalan
Kerinci dan Sungai
Penuh Ketahanan
Pangan , Energi
dan Pariwisata
49
Merangin Ketahanan Kota Jambi Pusat Jasa,
Pangan, Agribisnis Keuangan dan Bisnis
dan energi Batanghari:
Perkebunan dan
Sarolangun Ketahanan Peternakan
Pangan, Agribisnis
dan Energi
49
SISTEM PUSAT-
PUSAT
KEGIATAN DAN
KONEKTIVITAS
DI PROVINSI
JAMBI
PKN
PKW
PKL
Arteri
Primer
KP-1
Rencana konektivitas sebagai pengerak sektor ekonomi di Provinsi Jambi
= Alur Distribusi
=
Konektivitas
= Pusat Distribusi
= Pusat Koleksi
= Kawasan
Produksi
Pusat
Kegiatan
Lokal (PKL)
Pengembangan
SPAM, SPAL, dan
Persampahan
Rencana Pola Ruang Provinsi
Kawasan
Permukiman Pertanian
Rencana Kawasan Strategis Provinsi
Kepentingan Ekonomi,
pengembangan Kawasan
Perkotaan
Pengembangan
kawasan Pertanian
Pangan Prioritas
THANK YOU