Oleh:
Reny Windyawati, ST, M.Sc.
Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I
1
Tata Ruang adalah Pintu Masuk Terbaik Bagi Investasi Menuju
Negeri Makmur, Adil dan Sejahtera.
Penataan Ruang?
pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan
lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh tumpang tindih
pengaturan penataan ruang.
4
SEBELUM UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021
Produk Rencana Tata Ruang (RTR) Masyarakat dan investor yang Proses penerbitan izin Banyaknya kasus
hanya dimiliki dan disimpan ingin mengakses informasi RTR berusaha menjadi rumit tumpang tindih
oleh Pemerintah dalam bentuk harus datang langsung ke kantor dan tidak transparan. pemanfaatan ruang.
fisik (hard copy), sehingga tata pemerintah dan menempuh
ruang terkesan ‘menghambat’ proses administrasi yang lama
investasi. dan rumit.
Produk RTR telah dipublikasi Masyarakat dan pihak terkait Platform produk RTR juga terkoneksi dengan Perizinan berusaha yang telah
oleh Pemerintah melalui berbagai dapat memanfaatkan informasi portal pelayanan perizinan, sehingga proses diterbitkan menjadi pertimbangan
platform. RTR secara online. perizinan berusaha dan non-usaha menjadi lebih dalam peningkatan kualitas RTR
cepat dan transparan.
5
Menteri ATR telah Menetapkan 5 Peraturan Menteri dan Proses Penetapan
1 Rancangan Peraturan Menteri sebagai Turunan dari UU No. 11/2020 dan
PP No. 21/2021
1 2 3 4 5 6
Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan
Permen ATR/KBPN Permen 10/2021 Rapermen
Permen ATR/KBPN Permen Permen ATR/KBPN
No. 14 Tahun 2021 ATR/KBPN No. No. 13 Tahun 2021 No. 11 Tahun 2021 tentang Pedoman tentang
15 Tahun 2021 Penyusunan dan Revisi Pendidikan dan
tentang Pedoman tentang tentang Tata Cara Rencana Tata Ruang Pelatihan Bidang
Penyusunan Basis tentang Pelaksanaan Penyusunan dan (RTR) Penataan Ruang
Data dan Penyajian Koordinasi Kesesuaian Revisi Rencana Tata Pulau/Kepulauan, RTR dan Pembinaan
Peta RTRW Penyelenggaraan Kegiatan Ruang Wilayah Kawasan Strategis Profesi
Provinsi, Penataan Ruang Pemanfaatan (RTRW) Provinsi, Nasional (KSN), dan Perencana Tata
Kabupaten, dan Ruang (KKPR) dan Kabupaten, Kota, dan RDTR Kawasan Ruang
Kota, serta Peta Sinkronisasi Rencana Detail Tata Perbatasan Negara
RDTR Program Ruang (RDTR), serta (KPN)
Kabupaten/Kota Pemanfaatan Tata Cara Penerbitan
Ruang (SPPR) Persetujuan Substansi
6
Terobosan Kebijakan terkait
Perencanaan dan Penetapan Tata
Ruang
7
7
1 2 3 4 5 6 Perencanaan
UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang penyederhanaan (streamlining) hierarki penataan
Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang
udara diatur dengan UU tersendiri.
Ruang
Udara
PP No. 21 Tahun
Ruang
2021 telah mengatur
Darat
pengintegrasian
muatan teknis
ruang laut menjadi Ruang
satu produk rencana Laut
tata ruang.
Ruang
Dalam
Bumi
Dalam rangka
percepatan
penyusunan
RDTR, daerah
yang belum
memiliki Peta
Rupabumi
Indonesia dapat
menggunakan
Peta Dasar
Lainnya sesuai
ketentuan
tingkat ketelitian
RTR yang disertai Peta Dasar Lainnya
oleh Peta Rupabumi Indonesia
yang telah mendapat Rekomendasi dari BIG
rekomendasi dari
Badan Informasi • Dengan berlakunya PP No. 21/2021, PP No. 8/2013 tentang Ketelitan Peta Rencana Tata Ruang dicabut
Geospasial (BIG). dan dinyatakan tidak berlaku.
• Contoh peta dasar lainnya: peta dasar pertanahan (yang sesuai dengan ketelitian RTR dan mendapat
rekomendasi dari BIG
PP No. 21/2021: Pasal 12 ayat (3), Pasal 16 ayat (8), Pasal 19 ayat (8), Pasal 19 ayat (3), Pasal 23 ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Pasal 36 ayat (3), Pasal 39 ayat (3), Pasal 46 ayat (3), Pasal 53 ayat (3), Pasal 57 ayat (3)
11
1 2 3 4 5 6 Penetapan
Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota
RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah oleh Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD ditetapkan, maka penetapan dilakukan oleh Gubernur/
2 Bupati/Wali kota paling lama 3 bulan sejak mendapat Persub.
bulan
RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah
oleh Gubernur/Bupati/Walikota
Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
ditetapkan, maka Menteri menetapkan Peraturan Menteri
1 paling lama 4 bulan sejak mendapatkan Persub yang wajib
bulan
ditindaklanjuti oleh Gubernur/Bupati/Wali Kota dengan
RTRW ditetapkan dengan
penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
1 Peraturan Menteri yang
bulan ditindaklanjuti dengan Penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk
penetapan Perda RTRW oleh
Gubernur/Bupati/Walikota
pengundangan Perda dalam lembaran daerah oleh Sekretaris
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dilakukan paling lama 15 hari
sejak Peraturan Menteri ditetapkan
14
1 2 3 4 5 6 Penetapan
Ditindaklanjuti
dengan 15 hari
Tindak Lanjut
18
1 2 3 4 5 6 Penetapan
*Berdasarkan PP No. 43/2021, penetapan Apabila terdapat perbedaan dengan kebutuhan RTR
seluruh Batas Daerah dilakukan dalam waktu dan/atau kepentingan HAT, maka Persetujuan Substansi oleh
paling lama 5 bulan (+1 bulan) setelah PP Menteri mencantumkan:
No. 43/2021 terbit. • Garis pantai dalam Peta RBI, dan
• Garis pantai sesuai kebutuhan yang digambarkan dengan
Kawasan Hutan symbol atau warna khusus
PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89
Penyelesaian ketidaksesuaian antara garis pantai dan HAT/HPL
Pengintegrasian menggunakan:
berdasarkan PP No.43/2021
• Delineasi kawasan hutan termutakhir yang ditetapkan oleh Menteri LHK, atau
• Dalam hal terjadi dinamika perubahan garis pantai yang
• Delineasi kawasan hutan yang disepakati paling lama 10 hari sejak dimulainya
menyebabkan ketidaksesuaian titik dasar dan garis pangkal di
pembahasan lintas sektor
PPKT dengan garis pantai peta RBI, titik dasar dan garis pangkal
di PPKT tetap diakui dan berlaku, dan Pemerintah wajib
Penyelesaian ketidaksesuaian antara Kawasan Hutan dengan RTRWP/RTRWK
memulihkan kondisi fisik lahan menjadi daratan di PPKT.
berdasarkan PP No.43/2021:
• HAT dan/atau HPL yang ada di laut akibat dinamika perubahan
• dalam hal Kawasan Hutan ditetapkan lebih awal, dilakukan revisi RTRWP
garis pantai, sebelum ditetapkannya unsur garis pantai dalam
dan/atau RTRWK dengan mengacu pada Kawasan Hutan yang ditetapkan terakhir;
Peta RBI pertama, HAT dan/atau HPL tetap diakui.
• dalam hal RTRWP dan/atau RTRWK ditetapkan lebih awal, dilakukan tata batas
dan pengukuhan Kawasan Hutan dengan memperhatikan RTRWP dan/atau RTRWK.
16
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
RDTR
Konfirmasi KKPR
(maks. 1 hari*)
Berusaha
RDTR/ kegiatan Persetujuan KKPR Persetujuan KKPR Laut
menetap di laut (maks. 20 hari*) (maks. 20 hari*)
Konfirmasi KKPR
RDTR
(maks. 1 hari**)
17
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
RDTR
Pendelegasian kewenangan kepada
terintegrasi
OSS
gubernur, bupati, dan wali kota
Konfirmasi KKPR Melalui OSS dikecualikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang yang:
Berusaha
Dilakukan secara 1) merupakan rencana pembangunan
Persetujuan KKPR non-elektronik dan pengembangan objek vital
RDTR sampai dengan nasional;
terintegrasi OSS siap 2) bersifat strategis nasional;
OSS 3) perizinan berusahanya merupakan
kewenangan K/L; dan/atau
4) lokasinya bersifat lintas provinsi
Dilakukan secara
non-elektronik
KKPR Nonberusaha KKPR
sampai dengan
sistem elektronik Menteri dapat membatalkan KKPR
siap yang diterbitkan gubernur, bupati, dan
wali kota dalam hal kegiatan
termuat di
pemanfaatan ruang menimbulkan
RTR dampak:
Konfirmasi KKPR
Persetujuan KKPR 1) Kerawanan sosial
Kebijakan yang Dilaksanakan oleh 2) Gangguang keamanan
Bersifat Strategis Pemerintah Pusat 3) Kerusahan lingkungan hidup
Nasional Rekomendasi KKPR 4) Gangguan terhadap fungsi objek
termuat di vital nasional
RTR
18
1 2 3 4 5 6 Pembinaan
Tujuan Bentuk Pembinaan Penataan Ruang Dilakukan oleh Menteri ATR/BPN melalui:
Bentuk Pembinaan Penataan Ruang meliputi: Pembinaan Jabatan Fungsional Tata Ruang untuk Aparatur
Sipil Negara (ASN) dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Koordinasi penyelenggaraan penataan perundang-undangan
ruang
• Sosialisasi peraturan perundang undangan
dan pedoman bidang penataan ruang Pengembangan tenaga profesional perencana tata ruang
Peningkatan kualitas dilakukan melalui:
dan efektivitas • Pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang
• Pendidikan dan pelatihan
• Penelitian, kajian, dan pengembangan
• Pengembangan sistem informasi dan
komunikasi penataan ruang
• Penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat
• Peningkatan pemahaman dan tanggung
jawab masyarakat
Peningkatan peran • Pengembangan profesi perencana tata Pendidikan Pengembangan Sertifikasi Lisensi Perencana
masyarakat ruang. profesi oleh keprofesian kompetensi ahli Tata Ruang oleh
Lembaga berkelanjutan oleh bidang penataan ruang Menteri ATR/BPN
pendidikan tinggi Organisasi profesi berdasarkan standar dan diatur lebih
sesuai dengan Perencana Wilayah kompetensi dan lanjut dengan
Pelaksanaan Pembinaan dilakukan secara sinergis oleh Menteri ketentuan UU dan Kota (PWK) prosedur sesuai Peraturan Menteri
ATR/BPN, Menteri KKP, gubernur, bupati, wali kota sesuai dengan ketentuan UU
kewenangannya, dan Masyarakat.
PP 21/2021 Pasal 235-236
19
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan
Kelembagaan Forum Penataan Ruang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri.
20
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan
Ya
Perda RDTR0
Permohonan Perizinan Berusaha Dapat diproses
melalui OSS?
+ Perda RDTR1…n
Bersyarat
Pembangunan Dinamis Citra Satelit Penerbitan Perizinan Berusaha Baru Forum
Basis Data
Drone Mapping
CCTV
Hasil Survey &
“ Real Time Tata Ruang akan menjadi tools utama
dalam rapat Forum pengambilan keputusan
pemberian izin pembangunan sesuai dengan
“
Penelitian
azas pembangunan berkelanjutan 21
Proses Penyusunan RTRW Provinsi
TAHAP PENGUMPULAN PERUMUSAN KONSEPSI PENYUSUNAN
TAHAP PERSIAPAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA RANPERDA
DATA DAN INFORMASI RTRW PROVINSI
Kegiatan Persiapan: Metode Pengumpulan Data: Kegiatan: Penyusunan Konsep 1. Penyusunan naskah
1. Analisis potensi dan permasalahan regional dan Rencana
- Penyusunan kerangka acuan kerja - Primer (penyebaran angket, forum Rencana akademik
global
- Penetapan metodologi yang diskusi publik, wawancara orang 2. Penyusunan Ranperda
2. Analisis kebijakan spasial dan sectoral serta analisis
digunakan per orang, kotak aduan, survey kebijakan pembangunan nasional yang bersifat Penyusunan alternatif 1. Tujuan, kebijakan,
lapangan, dan lainnya) strategis konsep rencana: dan strategi
- Sekunder (studi literatur, peta) 3. Analisis kedudukan dan peran provinsi dalam wilayah 1. Rumusan tujuan, 2. Rencana struktur
yang lebih luas ruang
kebijakan, dan
4. Analisis fisik wilayah
5. Analisis sosial kependudukan strategi 3. Rencana pola ruang
6. Analisis ekonomi wilayah pengembangan 4. Kawasan strategis
7. Analisis sebaran ketersediaan dan kebutuhan sarana wilayah 5. Arahan pemanfaatan
dan prasarana wilayah provinsi 2. Konsep ruang,
Hasil: 1. Data Primer: Hasil:
8. Analisis pertanahan pengembangan 6. Arahan pengendalian
- SK Tim Penyusun a. Aspirasi masyarakat 9. Analisis system pusat-pusat permukiman 1. Naskah akademik
wilayah pemanfaatan ruang
- Gambaran umum wilayah b. Kondisi fisik dan sosial 10. Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan Ranperda tentang RTRW
- Hasil kajian awal ekonomi wilayah hidup serta analisis mitigasi dan adaptasi perubahan Provinsi
- Metodologi pendekatan iklim yang terintegrasi dengan kajian lingkungan 2. Ranperda tentang RTRW
- Rencana kerja, dan/atau hidup strategis Provinsi
2. Data Sekunder: 11. Analisis pengurangan resiko bencana
- Perangkat survey data primer a. Data wilayah administrasi
dan data sekunder 12. Analisis sinkronisasi pemanfaatan dan peruntukan Pemilihan
b. Data dan informasi ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
kependudukan 13. Analisis perizinan pemanfaatan ruang (termasuk di Konsep
c. Data dan informasi bidang dalamnya analisis data PITTI dan PIPPIB)
pertanahan
d. Data dan informasi Hasil
1. Isu strategis Buku Materi Teknis:
kebencanaan Perumusan rencana
2. Potensi dan masalah
e. Data dan informasi kelautan 1. Alternatif konsep
3. Peluang dan tantangan terpilih menjadi
f. Peta dasar dan peta tematik rencana
4. Kecenderungan pengembangan dan kesesuaian muatan RTRW
kebijakan 2. Rencana
Provinsi
5. Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah 3. Album Peta
6. Daya dukung dan daya tamping
7. Konektivitas antar pusat pertumbuhan Catatan: Pada tahap penyusunan alternatif konsep
8. Distribusi penduduk rencana dilakukan integrasi muatan pengaturan
9. Disparitas antar wilayah
perairan pesisir ke dalam muatan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi setelah mendapatkan Persetujuan
Kompilasi Data Buku Fakta dan Analisis Teknis dari Menteri yang menangani di bidang
kelauran dan perikanan
PERAN Keterlibatan pasif - Permintaaan data & informasi perorangan Keterlibatan aktif masyarakat yang bersifat
MASYARAKAT masyarakat dan/atau kewilayahan dialogis/komunikasi dua arah melalui konsultasi
dalam menerima - Permintaan masukan, aspirasi, dan opini publik*, workshop, FGD, seminar, dan lainnya
informasi awal usulan rencana penataan ruang, dan
penataan ruang - Penjaringan informasi terkait potensi dan Pengajuan usulan, keberatan, & sanggahan masyarakat
masalah penataan ruang terhadap konsep dan Ranperda RTRW Provinsi
Penyusunan 12 bulan
*Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang paling lama 18 bulan Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran I
22
Proses Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Menteri Agraria dan Tata Direktur Jenderal
Proses Evaluasi Kesesuaian Substansi Pemerintah Daerah
Ruang/Kepala BPN Tata Ruang
Direktur Kasubdit
Tahapan Pengajuan
Kasubdit Persetujuan Substansi
Kelengkapan
1 2
Dokumen
Administrasi dan
Asistensi / Konsultasi Ya Keterangan Permohonan Persetujuan
Substansi
Surat Masuk Surat Masuk keesuaian Basis
Tidak
Data
dalam rangka Kesesuaian (5 Hari)
Pemeriksaan Substansi Ya
3
Kesesuaian Tidak
Penerimaan Dokumen Pengembalian Persiapan Lintas
Substansi Pengembalian Dokumen Ke Daerah Sektor (5 hari)
(notulensi
asistensi/ 4
konsultasi) Pertemuan
Lintas Sektor (1
Pemda hari)
5
23
Kelengkapan Dokumen Persetujuan Substansi RTRW
1. naskah akademik rancangan peraturan daerah;
2. rancangan peraturan daerah beserta seluruh lampirannya,
3. peta rencana yang sudah di paraf oleh instansi terkait dan direktur;
4. materi teknis RTRW provinsi/kabupaten/kota; Kelengkapan
Dokumen
5. tabel pemeriksaan mandiri yang ditandatangani oleh kepala daerah; Pengajuan
6. berita acara kesepakatan substansi antara gubernur, bupati, atau wali kota dengan Dewan Perwakilan Persetujuan
Rakyat Daerah provinsi/kabupaten/kota; Substansi
10. persetujuan teknis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan,
termasuk materi teknis Perairan Pesisir*;
Kelengkapan
11. berita acara pembahasan integrasi ruang laut ke dalam RTRW provinsi.*; Dokumen
12. berita acara konsultasi publik minimal 2 kali; Keterangan
13. berita acara dengan daerah berbatasan; Kesesuaian
Substansi
14. berita acara dengan forum penataan ruang;
15. surat rekomendasi revisi rencana tata ruang dari Menteri (untuk revisi RTRW); dan
* khusus RTRW Provinsi; ** khusus RTRW kabupaten/kota Permen ATR/KaBPN No. 11/2021 : Pasal 37, Lampiran VI
Evaluasi dalam Proses Persetujuan Substansi
Pemeriksaan Kesesuaian Substansi
Pemeriksaan dalam Pengajuan
Persetujuan Substansi •RTRW Provinsi • Konsistensi muatan antara
•RTR KSP batang tubuh raperda
•RTR Pulau dengan peta
•RTR KSN • Konsistensi muatan mulai
dari tujuan hingga
•RTRWN pengendalian
KESESUAIAN
EVALUASI 7
Pemeriksaan Basis DENGAN
MUATAN
Data PEDOMAN
STRATEGIS
• Kesesuaian
PENYUSUNAN • Kebijakan Strategis Nasional
muatan RTR • RTH Publik
• Kesesuaian nomenklatur • Peruntukan Kawasan Hutan
• Kesesuaian klasifikasi turunan • LP2B
unsur • Mitigasi Bencana
• Kesesuaian tata cara integrasi • Garis Pantai
RZWP3K ke dalam RTRWP • Batas Daerah
(Khusus RTRWP)
* Pemeriksaan Kesesuaian Substansi dalam rangka mendapatkan Surat Keterangan Kesesuaian Substansi melalui asistensi dan
Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Pasal 37-38, Lampiran VI konsultasi
Evaluasi dalam Proses Persetujuan Substansi
Syarat:
Syarat: A. Delineasi garis pantai sesuai dengan data
100% terakomodir RBI termutakhiryang telah ditetapkan
olehbadan yang
Kebijakan menyelenggarakanurusan pemerintahan
Syarat: Strategis di bidanginformasi geospasial
A: Eksisting >20%: RTH public B. Dapat dilengkapi dengan garispantai
harus tetap dipertahankan
Nasional sesuai kebutuhanrencana tata ruang
B: Eksisiting < 20% harus tetap RTH Publik (jika garispantai untuk
merencanakan RTH 20% (untuk Kawasan Garis kebutuhanrencana tata ruang
dilengkapi dengan strategi Pekotaan di berbedadengan garis pantai RBI)
Kabupaten dan Pantai
penyediaan RTH dan
Kota) 1
pentahapan dalam indikasi
program Syarat:
Delineasi batas daerah dalam RTR sesuai
dengan batas daerah yang sudah
ditetapkan oleh menteri yang
Syarat: Muatan menyelenggarakan urusan pemerintahan
100% Sesuai dengan SK dalam negeri, atau sesuai dengan berita
Menhut terkait alokasi
Strategis acara kesepakatan batas antar
luasan serta sebaran Peruntukan Batas pemerintah daerah (jika batas daerah
Kawasan Hutan belum ditetapkan oleh menteri yang
kawasan hutan di Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan
provinsi/kabupaten/kota
dalam negeri)
Syarat:
Syarat:
A. Terdapat usulan rencana A.Terdapat overlay kawasan/zona rawan
luasan dan sebaran lokasi bencana pada peta pola ruang
LP2B/KP2B Lahan Pertanian Mitigasi B. Terdapat pengaturan pemanfaatan ruang
B. Mengacu data lahan baku Pangan
sawah yang telah diverifikasi
Berkelanjutan Bencana pada kawasan/zona yang tertampal
kawasan/zona rawan bencana dalam
di lapangan dan disepakati ketentuan khusus IAZ/KUZ/PZ.
pihak terkait
D D
▪ CA dan CAL Pananjung Pangandaran
(delineasi sudah sesuai dengan SK
E F Menhut) E F
▪ Kawasan Konservasi Taman Pesisir
Pangandaran (ditetapkan dalam
Keterangan : Perda RZWP3K Provinsi Jawa Barat,
Garis pantai 2017 Kawasan Hutan Produksi
Penetapan kawasan konservasi namun tidak ditetapkan dalam SK Kawasan Konservasi Kawasan Hutan Lindung
di laut diluar SK Menhut Menhut)
27
Contoh Evaluasi Kawasan Hutan
Terdapat Perbedaan Garis Pantai antara SK Menhut 2018 dengan Revisi RTRWP
A B
Garis pantai RTRWP Jawa Barat menggunakan garis pantai BIG tahun
2017.
Keterangan:
Garis pantai 2017 Kawasan Hutan Produksi
Kawasan Konservasi Kawasan Hutan Lindung
SK. 8089/MenLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018
28
Contoh Evaluasi Ruang Terbuka Hijau
KOTA DENPASAR
29
Contoh Evaluasi Ruang Terbuka Hijau
DOKUMEN PENDUKUNG PEMENUHAN RTH KOTA DENPASAR
Surat Pertimbangan Teknis Proposal Kerjasama Penguatan Surat Permohonan Kerjasama Surat Komitmen Penggunaan Surat Pernyataan Komitmen
Permohonan Kerjasama Fungsi Fungsi KSA dan KPA serta Fungsi dari Walikota Denpasar Sawah sebagai fungsi RTH yang Walikota Denpasar
dari Kepala Dinas Kehutanan Keanekaragaman Hayati yang ke Menteri LHK dittd oleh Pemkot Denpasar, Nomor: 650/8512/DPUPR
dan Lingkungan Hidup Provinsi diajukan ke Kementerian LHK dan 26 Pekaseh Subak Tanggal: 02 September 2021
Bali kepada Menteri LHK oleh Pemerintah Kota
Denpasar
30
2. DOKUMEN PENDUKUNG PEMENUHAN RTH KOTA DENPASAR
Surat Pertimbangan Teknis Proposal Kerjasama Penguatan Surat Permohonan Kerjasama Surat Komitmen Penggunaan Surat Pernyataan Komitmen
Permohonan Kerjasama Fungsi Fungsi KSA dan KPA serta Fungsi dari Walikota Denpasar Sawah sebagai fungsi RTH yang Walikota Denpasar
dari Kepala Dinas Kehutanan Keanekaragaman Hayati yang ke Menteri LHK dittd oleh Pemkot Denpasar, Nomor: 650/8512/DPUPR
dan Lingkungan Hidup Provinsi diajukan ke Kementerian LHK dan 26 Pekaseh Subak Tanggal: 02 September 2021
Bali kepada Menteri LHK oleh Pemerintah Kota
Denpasar
31
ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA
3 segmen
batas laut
Provinsi DKI
Jakarta
Penggambaran Peta RTRWP DKI Jakarta Penggambaran Peta RTRWP DKI Jakarta Penggambaran Peta RTRWP DKI Jakarta
Skala 1:250.000 Skala 1:50.000 Skala 1:25.000
➢ Terdapat usulan dari Pemprov untuk penggambaran Peta RTRW Provinsi DKI Jakarta menggunakan
kedalaman RTRW Kota (1:25.000) dikarenakan muatan pengaturan pemanfaatan ruang di DKI Jakarta
sampai dengan level skala kota/kabupaten (Kota/Kabupaten di DKI Jakarta tidak menyusun RTRW sendiri
karena Kota/Kab tersebut bersifat administratif bukan otonom)
➢ RZWP3K/pengaturan wilayah perairan pesisir disusun dengan skala 1:250.000 dan pendetailan 1:50.000
➢ Terdapat perbedaan kedalaman pengaturan ruang darat dengan ruang laut >> multi skala RTRWP
4 USULAN PERHITUNGAN RTH PADA LEVEL JABODETABEKPUNJUR SESUAI PERPRES 60 TAHUN 2020
Isu:
▪ Sejak tahun 90an, alih fungsi lahan hijau justru
terjadi secara massif di daerah penyangga,
khususnya hulu DAS Ciliwung dan DAS Cisadane
▪ Padahal fungsi ekologi RTH di area hulu lebih
signifikan.
▪ Sedangkan di DKI, laju pengurangan RTH dapat
ditahan dan luas RTH stabil di kisaran 3,2jt m2
atau 5,1% dari luas wilayah. Tiga tahun terakhir
terdapat 23.500 pohon dan 47.000 mangrove
baru, dan 57 taman baru.
Usulan:
▪ Pasal 12 huruf h Perpres 60/2020 agar diaktivasi,
dimana RTH 30% ditetapkan pada level
Jabodetabekpunjur
▪ Sehingga pengembangan RTH dapat
dimaksimalkan di area hulu yang lebih krusial,
sedangkan Jakarta dapat menjalankan fungsi Kota
Inti sesuai dengan amanat Perpres 60/2020
▪ Untuk pengembangan fungsi ekologi di Jakarta, diperkenalkan Penerapan Indeks Ruang Hijau dan Daerah Hijau
Bangunan yang dapat menjadi jalan keluar optimalisasi fungsi ekologis di tengah keterbatasan lahan
36
ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA
4 ARAHAN RTH SESUAI PERPRES 60 TAHUN 2020
Pasal 12 huruf h