Anda di halaman 1dari 38

Jakarta, 1 Oktober 2021

PROSES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA
BESERTA REGULASI TURUNANNYA

Oleh:
Reny Windyawati, ST, M.Sc.
Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I

1
Tata Ruang adalah Pintu Masuk Terbaik Bagi Investasi Menuju
Negeri Makmur, Adil dan Sejahtera.

Tertib Tata Ruang Langgar Tata Ruang


2
2
Mengapa Perlu Dilakukan UU CK dan PP No. 21 Tahun 2021 merupakan langkah strategis

Penataan Ruang?
pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan
lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh tumpang tindih
pengaturan penataan ruang.

Populasi Manusia Aktivitas Manusia Ruang Bukan Hanya Mengatur Aktivitas di


Ruang Terbatas
Terus Meningkat Tidak Terbatas Untuk Manusia Sekitar Daerah Rawan
Ukuran ruang yang Ruang menampung semua Hewan dan tumbuhan Bencana
tersedia di muka bumi Jumlah penduduk terus
mengalami peningkatan aktivitas manusia, dari bekerja, juga memerlukan ruang Dengan RTR, manusia dapat
tidak pernah bertambah. tempat tinggal, rekreasi mengantisipasi pembangunan
hingga peristirahatan terakhir dan aktivitas di sekitar daerah
(Tempat Pemakaman Umum) rawan bencana

Tujuan Penataan Ruang

Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.


Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan sumber daya manusia.
Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
3
Penyelenggaraan Penataan Ruang
sebagai Amanah UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
Asas UU CK No. 11/2020 Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha
meliputi
Pasal 2: UU CK diselenggarakan berdasarkan asas: 1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR);
1) Pemerataan hak; 2) Persetujuan Lingkungan; dan
2) Kepastian hukum; 3) Persetujuan Bangunan Gedung.
3) Kemudahan berusaha;
4) Kebersamaan, dan
5) Kemandirian. Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi
kegiatan dan/atau usaha dengan RDTR, dengan
ketentuan:
Dengan tujuan antara lain untuk
peningkatan ekosistem investasi dan Pasal 15:
kegiatan berusaha Pemerintah Daerah yang belum menyusun
Pemerintah
Daerah yang dan menyediakan RDTR, maka KKPR
Pasal 6: Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan sudah menyusun diberikan melalui persetujuan dengan asas
berusaha meliputi: dan menyediakan berjenjang dan komplementer berdasarkan:
a. Penerapan perijinan berbasis risiko; RDTR • RTRW Nasional • RZ KSNT
b. Penyederhanaan persyaratan dasar • RTRW Provinsi • RZ KAW
Perizinan Berusaha; maka KKPR • RTRW • RTR
c. Penyederhanaan Perizinan Berusaha diberikan melalui Kabupaten/Kota Pulau/Kepulauan
sektor; dan konfirmasi • RTR KSN
d. Penyederhanaan persyaratan investasi.

4
SEBELUM UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021

Produk Rencana Tata Ruang (RTR) Masyarakat dan investor yang Proses penerbitan izin Banyaknya kasus
hanya dimiliki dan disimpan ingin mengakses informasi RTR berusaha menjadi rumit tumpang tindih
oleh Pemerintah dalam bentuk harus datang langsung ke kantor dan tidak transparan. pemanfaatan ruang.
fisik (hard copy), sehingga tata pemerintah dan menempuh
ruang terkesan ‘menghambat’ proses administrasi yang lama
investasi. dan rumit.

SESUDAH UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021

Produk RTR telah dipublikasi Masyarakat dan pihak terkait Platform produk RTR juga terkoneksi dengan Perizinan berusaha yang telah
oleh Pemerintah melalui berbagai dapat memanfaatkan informasi portal pelayanan perizinan, sehingga proses diterbitkan menjadi pertimbangan
platform. RTR secara online. perizinan berusaha dan non-usaha menjadi lebih dalam peningkatan kualitas RTR
cepat dan transparan.
5
Menteri ATR telah Menetapkan 5 Peraturan Menteri dan Proses Penetapan
1 Rancangan Peraturan Menteri sebagai Turunan dari UU No. 11/2020 dan
PP No. 21/2021

1 2 3 4 5 6
Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan
Permen ATR/KBPN Permen 10/2021 Rapermen
Permen ATR/KBPN Permen Permen ATR/KBPN
No. 14 Tahun 2021 ATR/KBPN No. No. 13 Tahun 2021 No. 11 Tahun 2021 tentang Pedoman tentang
15 Tahun 2021 Penyusunan dan Revisi Pendidikan dan
tentang Pedoman tentang tentang Tata Cara Rencana Tata Ruang Pelatihan Bidang
Penyusunan Basis tentang Pelaksanaan Penyusunan dan (RTR) Penataan Ruang
Data dan Penyajian Koordinasi Kesesuaian Revisi Rencana Tata Pulau/Kepulauan, RTR dan Pembinaan
Peta RTRW Penyelenggaraan Kegiatan Ruang Wilayah Kawasan Strategis Profesi
Provinsi, Penataan Ruang Pemanfaatan (RTRW) Provinsi, Nasional (KSN), dan Perencana Tata
Kabupaten, dan Ruang (KKPR) dan Kabupaten, Kota, dan RDTR Kawasan Ruang
Kota, serta Peta Sinkronisasi Rencana Detail Tata Perbatasan Negara
RDTR Program Ruang (RDTR), serta (KPN)
Kabupaten/Kota Pemanfaatan Tata Cara Penerbitan
Ruang (SPPR) Persetujuan Substansi

6
Terobosan Kebijakan terkait
Perencanaan dan Penetapan Tata
Ruang

7
7
1 2 3 4 5 6 Perencanaan
UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang penyederhanaan (streamlining) hierarki penataan

Penyederhanaan Produk RTR ruang.

Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)

Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk menghindari


tumpang tindih antar produk RTR.

Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam RTRW Provinsi


dan Kabupaten/Kota.

Pasal 15 PP No. 21/2021:


(1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi

Pasal 18 PP No. 21/2021:


(1) Rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten

Pasal 21 PP No. 21/2021:


(1) Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kota

PP No. 21/2021: Pasal 5 ayat (2) dan (3) 8


1 2 3 4 5 6 Perencanaan
Penataan ruang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan (satu dokumen

Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang
udara diatur dengan UU tersendiri.

‘One Spatial Planning Policy’


Satu Produk Rencana Tata Ruang

Ruang
Udara

PP No. 21 Tahun
Ruang
2021 telah mengatur
Darat
pengintegrasian
muatan teknis
ruang laut menjadi Ruang
satu produk rencana Laut
tata ruang.

Ruang
Dalam
Bumi

PP No. 21/2021: Pasal 5 dan Pasal 7 9


1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Integrasi RTR Wilayah Darat dan Laut/Perairan di Masa Transisi

Diintegrasikan RTRWN Ditetapkan melalui satu… Peraturan


RTRL Maks. 2 tahun sejak PP berlaku
1:1.000.000 Pemerintah

Diintegrasikan RTRW Provinsi Peraturan


Ditetapkan melalui satu…
RZWP3K Maks. 18 bulan sejak PP berlaku
1:250.000 Daerah

RZ KSN Diintegrasikan RTR KSN Ditetapkan melalui satu… Peraturan


Maks. 2 tahun sejak PP berlaku
RZ KSNT 1:25.000 – 1:50.000 Presiden
yang berupa PPKT
dari sudut kepentingan
pertahanan dan keamanan di
kawasan perbatasan negara.

PP No. 21/2021: Pasal 245 – 246 ayat (4), (5), (6)


11
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Penggunaan Peta Dasar Lainnya Dengan Rekomendasi BIG

Dalam rangka
percepatan
penyusunan
RDTR, daerah
yang belum
memiliki Peta
Rupabumi
Indonesia dapat
menggunakan
Peta Dasar
Lainnya sesuai
ketentuan
tingkat ketelitian
RTR yang disertai Peta Dasar Lainnya
oleh Peta Rupabumi Indonesia
yang telah mendapat Rekomendasi dari BIG
rekomendasi dari
Badan Informasi • Dengan berlakunya PP No. 21/2021, PP No. 8/2013 tentang Ketelitan Peta Rencana Tata Ruang dicabut
Geospasial (BIG). dan dinyatakan tidak berlaku.
• Contoh peta dasar lainnya: peta dasar pertanahan (yang sesuai dengan ketelitian RTR dan mendapat
rekomendasi dari BIG

PP No. 21/2021: Pasal 12 ayat (3), Pasal 16 ayat (8), Pasal 19 ayat (8), Pasal 19 ayat (3), Pasal 23 ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Pasal 36 ayat (3), Pasal 39 ayat (3), Pasal 46 ayat (3), Pasal 53 ayat (3), Pasal 57 ayat (3)
11
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Proses Bisnis Penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota


Terobosan Penetapan 1 2 3 4 Penyampaian
Pengajuan Pembahasan
RTRW dalam PP No. Penyusunan RTRW
Ranperda RTRW Ranperda RTRW
Ranperda RTRW
21/2021 Pasal 60 – 84: di DPRD (Loket)

Dari Gubernur/Bupati/Wali Kota Gubernur/Bupati/Walikota DPRD Dari Gubernur/Bupati/Wali


Pemprov/Pemkab/Pemkot dan Perangkat Daerah
Jangka waktu penyusunan terkait kepada DPRD Prov/Kab/Kota.
Prov/Kab/Kota, dan perangkat Kota kepada Menteri ATR
daerah terkait
dan penetapan RTRW
dibatasi paling lama 18
Di dalamnya
bulan, terhitung sejak c. Validasi dokumen
memuat: Maks. 10 hari kerja
kajian lingkungan
pelaksanaan penyusunan a. Pengaturan
hidup strategis dari
RTRW. wilayah
Menteri LHK*
perairan pesisir
d. Rekomendasi peta
Saat Ranperda RTRW (khusus untuk
dasar dari BIG*
diajukan untuk ditetapkan, RTRW Provinsi)
b. BA
validasi dokumen kajian pembahasan
lingkungan hidup strategis dari Pemprov Maks.10 hari kerja *Mengintegrasikan
harus sudah tersedia. (khusus untuk *Catatan: Jika tidak diterbitkan program/kegiatan sektor,
hingga batas waktu, maka
RTRW kegiatan yang bersifat
dokumen yang diajukan oleh
Khusus untuk RTRW Prov., Kabupaten/ Pemda dianggap telah strategis nasional, batas
Kota) daerah, garis pantai, dan
materi teknis muatan disetujui.
kawasan hutan.
perairan pesisir yang
diintegrasikan harus sudah
mendapat persetujuan 9 8 7 6 5 Pembahasan
Penetapan Persetujuan Penerbitan
teknis dari Menteri KKP. Evaluasi
Persetujuan Lintas Sektor
Perda RTRW Ranperda RTRW Bersama
Khusus untuk RTRW Substansi (Persub) (Linsek)*
Kab/Kota, evaluasi Mendagri (khusus untuk ATR, Pemprov/Pemkab/
Gubernur/Bupati/ Gubernur/Bupati/ Wali
Ranperda RTRW sebelum RTRWP)/Gubernur (khusus Kota dan DPRD Prov. Menteri ATR Pemkot, DPRD, dan K/L/D
Wali Kota terkait
penetapan dilakukan oleh untuk RTRWK)
Gubernur.

Maks. 2 bulan Maks. 20 hari kerja


PP No. 21/2021: Pasal 60-84
13
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Jangka Waktu Penetapan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota

Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota

Penetapan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota oleh


Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD dilaksanakan
Persetujuan Substansi Terbit paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub.

RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah oleh Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD ditetapkan, maka penetapan dilakukan oleh Gubernur/
2 Bupati/Wali kota paling lama 3 bulan sejak mendapat Persub.
bulan
RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah
oleh Gubernur/Bupati/Walikota
Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
ditetapkan, maka Menteri menetapkan Peraturan Menteri
1 paling lama 4 bulan sejak mendapatkan Persub yang wajib
bulan
ditindaklanjuti oleh Gubernur/Bupati/Wali Kota dengan
RTRW ditetapkan dengan
penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
1 Peraturan Menteri yang
bulan ditindaklanjuti dengan Penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk
penetapan Perda RTRW oleh
Gubernur/Bupati/Walikota
pengundangan Perda dalam lembaran daerah oleh Sekretaris
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dilakukan paling lama 15 hari
sejak Peraturan Menteri ditetapkan

PP No. 21/2021: Pasal 68, Pasal 75, Pasal 82

14
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Ketentuan Percepatan Penetapan RTRW


Ketentuan Penetapan RTRW dan RDTR dalam hal
Jika dalam jangka waktu 15 hari setelah Permen diterbitkan Perda/Perkada belum diundangkan,
Pemerintah Daerah Belum Menetapkan Perda/ maka Bupati dan Sekretaris Daerah diberikan Sanksi Administrasi.
Perkada Hingga Jangka Waktu yang Telah
Ditetapkan di PP No. 21/2021 • PP No. 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pasal 37 ayat (4)
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
PERMEN a. teguran tertulis;
Permen menetapkan Ranperda/ b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
Ranperkada sesuai dengan Persub. c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;
Peraturan d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;
Catatan: Permen tetap berlaku sampai e. Pengambilalihan kewenangan perizinan;
Menteri dengan Perda/ Perkada
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/ atau dana bagi hasil;
diundangkan oleh Pemerintah
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;
daerah, untuk menghindari
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau
kekosongan hukum.
i. pemberhentian.

Ditindaklanjuti
dengan 15 hari
Tindak Lanjut

Kementerian ATR/BPN akan menerbitkan Surat Edaran untuk Percepatan


PERDA/PERKADA Penetapan RTRW dan RDTR.
Perda/Perkada menetapkan
Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RTRW dilakukan apabila dalam jangka
Perda/ muatan Permen yang berlaku.
Surat waktu 2 bulan sejak SE diterbitkan RTRW belum ditetapkan melalui Perda.
Perkada
Catatan: Tidak boleh ada perbedaan Edaran
antara muatan Perda/Perkad Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RDTR dilakukan apabila dalam jangka
muatan Permen. waktu 1 bulan sejak SE diterbitkan RDTR belum ditetapkan melalui Perda.

18
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Ketentuan PK dan Revisi RTR yang Menjadi Kewenangan Daerah


Maks. 1 bulan
Catatan:

1a 2 3 PK RTR dilakukan 1x dalam setiap periode 5


tahunan.
Permohonan Peninjauan Rekomendasi
Revisi RTR
Kembali (PK) PK PK RTR dapat dilakukan lebih dari 1x dalam
periode 5 tahunan apabila terjadi perubahan
Dari Pemerintah Daerah Dari Menteri ATR lingkungan strategis berupa:
Pemerintah Daerah a. bencana alam skala besar
kepada Menteri ATR kepada Pemerintah Daerah
b. perubahan batas teritorial negara
c. perubahan Batas Daerah, atau
Rekomendasi berupa: Sesuai prosedur
d. perubahan kebijakan nasional yang bersifat
a. RTR yang ada dapat tetap penyusunan dan
berlaku sesuai masa penetapan RTR strategis.
berlakunya; atau
1b Rekomendasi PK dan b. RTR yang ada perlu direvisi PK Perkada kabupaten/kota tentang RDTR akibat
adanya perubahan kebijakan nasional yang
Revisi RTR Akibat bersifat strategis dapat direkomendasikan oleh
Ketidaksesuaian Forum Penataan Ruang berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh Menteri.
Dari Menko Perekonomian kepada
Menteri ATR Revisi RTR dilakukan dengan menghormati hak
atas tanah sesuai ketentuan peraturan per-UU-
Menko Perekonomian menetapkan an.
rekomendasi sesuai ketentuan peraturan
per-UU-an, dalam hal terjadi Dalam hal revisi RTR mengubah fungsi ruang,
ketidaksesuaian antara: perubahan fungsi ruang tidak serta merta
a. RTR dengan batas daerah; mengakibatkan perubahan pemilikan dan
b. RTR dengan kawasan hutan; dan/atau penguasaan tanah.
c. RTRW Provinsi dengan RTRW
Kabupaten/Kota.

PP No. 21/2021: Pasal 92-96 15


1 2 3 4 5 6 Penetapan

Ketentuan Muatan RTR yang Diintegrasikan pada Pembahasan Lintas Sektor


Pasal 63 PP No. 21/2021:
Pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf d, dilaksanakan untuk mengintegrasikan program/kegiatan
sektor, kegiatan yang bersifat strategis nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan Kawasan Hutan.

Batas Daerah Garis Pantai


PP No. 21/2021 Pasal 64, 78, dan 87 PP No. 21/2021 Pasal 65, 79, 88 Pengintegrasian
Pengintegrasian menggunakan batas daerah menggunakan batas garis pantai dalam Peta RBI termutakhir
yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.* dan telah ditetapkan oleh BIG.

*Berdasarkan PP No. 43/2021, penetapan Apabila terdapat perbedaan dengan kebutuhan RTR
seluruh Batas Daerah dilakukan dalam waktu dan/atau kepentingan HAT, maka Persetujuan Substansi oleh
paling lama 5 bulan (+1 bulan) setelah PP Menteri mencantumkan:
No. 43/2021 terbit. • Garis pantai dalam Peta RBI, dan
• Garis pantai sesuai kebutuhan yang digambarkan dengan
Kawasan Hutan symbol atau warna khusus
PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89
Penyelesaian ketidaksesuaian antara garis pantai dan HAT/HPL
Pengintegrasian menggunakan:
berdasarkan PP No.43/2021
• Delineasi kawasan hutan termutakhir yang ditetapkan oleh Menteri LHK, atau
• Dalam hal terjadi dinamika perubahan garis pantai yang
• Delineasi kawasan hutan yang disepakati paling lama 10 hari sejak dimulainya
menyebabkan ketidaksesuaian titik dasar dan garis pangkal di
pembahasan lintas sektor
PPKT dengan garis pantai peta RBI, titik dasar dan garis pangkal
di PPKT tetap diakui dan berlaku, dan Pemerintah wajib
Penyelesaian ketidaksesuaian antara Kawasan Hutan dengan RTRWP/RTRWK
memulihkan kondisi fisik lahan menjadi daratan di PPKT.
berdasarkan PP No.43/2021:
• HAT dan/atau HPL yang ada di laut akibat dinamika perubahan
• dalam hal Kawasan Hutan ditetapkan lebih awal, dilakukan revisi RTRWP
garis pantai, sebelum ditetapkannya unsur garis pantai dalam
dan/atau RTRWK dengan mengacu pada Kawasan Hutan yang ditetapkan terakhir;
Peta RBI pertama, HAT dan/atau HPL tetap diakui.
• dalam hal RTRWP dan/atau RTRWK ditetapkan lebih awal, dilakukan tata batas
dan pengukuhan Kawasan Hutan dengan memperhatikan RTRWP dan/atau RTRWK.
16
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan

KKPR di Wilayah Darat dan Wilayah Laut


Darat (ATR) Laut (KKP)

RDTR
Konfirmasi KKPR
(maks. 1 hari*)
Berusaha
RDTR/ kegiatan Persetujuan KKPR Persetujuan KKPR Laut
menetap di laut (maks. 20 hari*) (maks. 20 hari*)

Konfirmasi KKPR
RDTR
(maks. 1 hari**)

RDTR/ kegiatan Persetujuan KKPR Laut


KKPR Non-Berusaha menetap di laut (maks. 20 hari**)
Persetujuan KKPR
PSN oleh (maks. 20 hari**)
pemerintah
Konfirmasi Kesesuaian
(APBN/APBD) Ruang Laut (maks. 14 hari**)

*jangka waktu penerbitan


sejak pendaftaran atau
pembayaran PNBP
Kebijakan Nasional
Rekomendasi KKPR Persetujuan KKPR Laut
yang Bersifat RTR
(maks. 20 hari*)
**sejak pendaftaran (maks. 20 hari*)
Strategis

17
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan

Ketentuan KKPR dalam Masa Transisi


Dalam masa transisi, Menteri ATR/BPN mendelegasikan kewenangan penerbitan PKKPR untuk kegiatan berusaha dan penerbitan KKPR untuk
kegiatan nonberusaha secara non-elektronik kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pendelegasian ini tidak mengurangi kewenangan Menteri dalam
penerbitan KKPR.

RDTR
Pendelegasian kewenangan kepada
terintegrasi
OSS
gubernur, bupati, dan wali kota
Konfirmasi KKPR Melalui OSS dikecualikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang yang:
Berusaha
Dilakukan secara 1) merupakan rencana pembangunan
Persetujuan KKPR non-elektronik dan pengembangan objek vital
RDTR sampai dengan nasional;
terintegrasi OSS siap 2) bersifat strategis nasional;
OSS 3) perizinan berusahanya merupakan
kewenangan K/L; dan/atau
4) lokasinya bersifat lintas provinsi
Dilakukan secara
non-elektronik
KKPR Nonberusaha KKPR
sampai dengan
sistem elektronik Menteri dapat membatalkan KKPR
siap yang diterbitkan gubernur, bupati, dan
wali kota dalam hal kegiatan
termuat di
pemanfaatan ruang menimbulkan
RTR dampak:
Konfirmasi KKPR
Persetujuan KKPR 1) Kerawanan sosial
Kebijakan yang Dilaksanakan oleh 2) Gangguang keamanan
Bersifat Strategis Pemerintah Pusat 3) Kerusahan lingkungan hidup
Nasional Rekomendasi KKPR 4) Gangguan terhadap fungsi objek
termuat di vital nasional
RTR
18
1 2 3 4 5 6 Pembinaan

Bentuk dan Pelaksanaan Pembinaan Tata Ruang


Tujuan dan Bentuk Pelaksanaan Pembinaan Tata Ruang

Tujuan Bentuk Pembinaan Penataan Ruang Dilakukan oleh Menteri ATR/BPN melalui:

Bentuk Pembinaan Penataan Ruang meliputi: Pembinaan Jabatan Fungsional Tata Ruang untuk Aparatur
Sipil Negara (ASN) dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Koordinasi penyelenggaraan penataan perundang-undangan
ruang
• Sosialisasi peraturan perundang undangan
dan pedoman bidang penataan ruang Pengembangan tenaga profesional perencana tata ruang
Peningkatan kualitas dilakukan melalui:
dan efektivitas • Pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang
• Pendidikan dan pelatihan
• Penelitian, kajian, dan pengembangan
• Pengembangan sistem informasi dan
komunikasi penataan ruang
• Penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat
• Peningkatan pemahaman dan tanggung
jawab masyarakat
Peningkatan peran • Pengembangan profesi perencana tata Pendidikan Pengembangan Sertifikasi Lisensi Perencana
masyarakat ruang. profesi oleh keprofesian kompetensi ahli Tata Ruang oleh
Lembaga berkelanjutan oleh bidang penataan ruang Menteri ATR/BPN
pendidikan tinggi Organisasi profesi berdasarkan standar dan diatur lebih
sesuai dengan Perencana Wilayah kompetensi dan lanjut dengan
Pelaksanaan Pembinaan dilakukan secara sinergis oleh Menteri ketentuan UU dan Kota (PWK) prosedur sesuai Peraturan Menteri
ATR/BPN, Menteri KKP, gubernur, bupati, wali kota sesuai dengan ketentuan UU
kewenangannya, dan Masyarakat.
PP 21/2021 Pasal 235-236

19
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan

Pembentukan Forum Penataan Ruang untuk Meningkatkan Inklusivitas dalam


Penataan Ruang
Peran Forum Penataan Ruang dalam Keanggotaan Forum Penataan Ruang
Pemanfaatan Ruang dan Perbaikan Kualitas RTR
Pasal 238 PP No. 21/2021:
1 Perubahan RDTR Dimungkinkan Lebih dari 1 (1) Anggota Forum Penataan Ruang sebagaimana
Kali dalam 5 Tahun dimaksud dalam Pasal 237 ayat (1) di pusat terdiri
Pasal 93 PP No. 21/2021: atas perwakilan dari K/L terkait Penataan Ruang,
(3) Peninjauan kembali peraturan kepala daerah asosiasi profesi, asosiasi akademisi, dan tokoh
kabupaten/kota tentang RDTR akibat adanya Masyarakat.
perubahan kebijakan nasional yang bersifat (2) Anggota Forum Penataan Ruang sebagaimana
strategis sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud dalam Pasal 237 ayat (1) di daerah
(2) huruf d dapat direkomendasikan oleh terdiri atas perangkat daerah, asosiasi profesi,
Forum Penataan Ruang berdasarkan kriteria asosiasi akademisi, dan tokoh masyarakat.
yang ditetapkan oleh Menteri. (3) Keanggotaan forum di pusat dan daerah yang
Perangkat terdiri atas asosiasi profesi, asosiasi akademisi,
Daerah Tokoh dan tokoh Masyarakat sebagaimana dimaksud
2 Memberikan Pertimbangan untuk Persetujuan
Masyarakat pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
KKPR
Pasal 113 PP No. 21/2021: Menteri.
(3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ketentuan Peralihan Terkait Forum
Ruang untuk kegiatan berusaha sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat Pasal 246 ayat (1) huruf g.
diberikan dengan pertimbangan Forum Penataan
Ruang. TKPRD yang dibentuk oleh
Pasal 129 PP No. 21/2021: Gubernur/Bupati/Wali Kota tetap melaksanakan
Asosiasi (3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan tugas, fungsi dan wewenang sampai
Asosiasi Ruang untuk kegiatan nonberusaha sebagaimana
Akademisi Profesi kenanggotaan Forum Penataan Ruang di
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dengan daerah dibentuk
pertimbangan Forum Penataan Ruang.

Kelembagaan Forum Penataan Ruang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri.
20
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan

Aplikasi Real Time dalam Memudahkan Mekanisme Forum Penataan Ruang


PP No. 21 Tahun 2021 Pasal 93 ayat (3):
Peninjauan kembali Perkada Kabupaten/Kota tentang RDTR akibat adanya perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis dapat direkomendasikan
oleh Forum Penataan Ruang berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri

Ya
Perda RDTR0
Permohonan Perizinan Berusaha Dapat diproses
melalui OSS?

Contoh Analisis Tidak


Diizinkan Ditolak

Mall bisa dibangun di area


IGT0 Optimum Pelayanan Pelayanan
Development Air Bersih Lalu Lintas Wali ini namun perlu dilakukan
1. IGT Penggunaan Tanah pelebaran jalan
kota
2. IGT Topografi Ahli OPD
3. IGT Jaringan Jalan Pemutakhiran IGT
4. IGT Air Bersih
Asosiasi Diizinkan
5. IGT Sektor Lainnya IGT1…n Keputusan Forum Profesi Akademisi
Ditolak

+ Perda RDTR1…n
Bersyarat
Pembangunan Dinamis Citra Satelit Penerbitan Perizinan Berusaha Baru Forum
Basis Data
Drone Mapping
CCTV
Hasil Survey &
“ Real Time Tata Ruang akan menjadi tools utama
dalam rapat Forum pengambilan keputusan
pemberian izin pembangunan sesuai dengan


Penelitian
azas pembangunan berkelanjutan 21
Proses Penyusunan RTRW Provinsi
TAHAP PENGUMPULAN PERUMUSAN KONSEPSI PENYUSUNAN
TAHAP PERSIAPAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA RANPERDA
DATA DAN INFORMASI RTRW PROVINSI

Kegiatan Persiapan: Metode Pengumpulan Data: Kegiatan: Penyusunan Konsep 1. Penyusunan naskah
1. Analisis potensi dan permasalahan regional dan Rencana
- Penyusunan kerangka acuan kerja - Primer (penyebaran angket, forum Rencana akademik
global
- Penetapan metodologi yang diskusi publik, wawancara orang 2. Penyusunan Ranperda
2. Analisis kebijakan spasial dan sectoral serta analisis
digunakan per orang, kotak aduan, survey kebijakan pembangunan nasional yang bersifat Penyusunan alternatif 1. Tujuan, kebijakan,
lapangan, dan lainnya) strategis konsep rencana: dan strategi
- Sekunder (studi literatur, peta) 3. Analisis kedudukan dan peran provinsi dalam wilayah 1. Rumusan tujuan, 2. Rencana struktur
yang lebih luas ruang
kebijakan, dan
4. Analisis fisik wilayah
5. Analisis sosial kependudukan strategi 3. Rencana pola ruang
6. Analisis ekonomi wilayah pengembangan 4. Kawasan strategis
7. Analisis sebaran ketersediaan dan kebutuhan sarana wilayah 5. Arahan pemanfaatan
dan prasarana wilayah provinsi 2. Konsep ruang,
Hasil: 1. Data Primer: Hasil:
8. Analisis pertanahan pengembangan 6. Arahan pengendalian
- SK Tim Penyusun a. Aspirasi masyarakat 9. Analisis system pusat-pusat permukiman 1. Naskah akademik
wilayah pemanfaatan ruang
- Gambaran umum wilayah b. Kondisi fisik dan sosial 10. Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan Ranperda tentang RTRW
- Hasil kajian awal ekonomi wilayah hidup serta analisis mitigasi dan adaptasi perubahan Provinsi
- Metodologi pendekatan iklim yang terintegrasi dengan kajian lingkungan 2. Ranperda tentang RTRW
- Rencana kerja, dan/atau hidup strategis Provinsi
2. Data Sekunder: 11. Analisis pengurangan resiko bencana
- Perangkat survey data primer a. Data wilayah administrasi
dan data sekunder 12. Analisis sinkronisasi pemanfaatan dan peruntukan Pemilihan
b. Data dan informasi ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
kependudukan 13. Analisis perizinan pemanfaatan ruang (termasuk di Konsep
c. Data dan informasi bidang dalamnya analisis data PITTI dan PIPPIB)
pertanahan
d. Data dan informasi Hasil
1. Isu strategis Buku Materi Teknis:
kebencanaan Perumusan rencana
2. Potensi dan masalah
e. Data dan informasi kelautan 1. Alternatif konsep
3. Peluang dan tantangan terpilih menjadi
f. Peta dasar dan peta tematik rencana
4. Kecenderungan pengembangan dan kesesuaian muatan RTRW
kebijakan 2. Rencana
Provinsi
5. Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah 3. Album Peta
6. Daya dukung dan daya tamping
7. Konektivitas antar pusat pertumbuhan Catatan: Pada tahap penyusunan alternatif konsep
8. Distribusi penduduk rencana dilakukan integrasi muatan pengaturan
9. Disparitas antar wilayah
perairan pesisir ke dalam muatan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi setelah mendapatkan Persetujuan
Kompilasi Data Buku Fakta dan Analisis Teknis dari Menteri yang menangani di bidang
kelauran dan perikanan

PERAN Keterlibatan pasif - Permintaaan data & informasi perorangan Keterlibatan aktif masyarakat yang bersifat
MASYARAKAT masyarakat dan/atau kewilayahan dialogis/komunikasi dua arah melalui konsultasi
dalam menerima - Permintaan masukan, aspirasi, dan opini publik*, workshop, FGD, seminar, dan lainnya
informasi awal usulan rencana penataan ruang, dan
penataan ruang - Penjaringan informasi terkait potensi dan Pengajuan usulan, keberatan, & sanggahan masyarakat
masalah penataan ruang terhadap konsep dan Ranperda RTRW Provinsi

Penyusunan 12 bulan
*Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang paling lama 18 bulan Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran I
22
Proses Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Menteri Agraria dan Tata Direktur Jenderal
Proses Evaluasi Kesesuaian Substansi Pemerintah Daerah
Ruang/Kepala BPN Tata Ruang
Direktur Kasubdit

Tahapan Pengajuan
Kasubdit Persetujuan Substansi
Kelengkapan
1 2
Dokumen
Administrasi dan
Asistensi / Konsultasi Ya Keterangan Permohonan Persetujuan
Substansi
Surat Masuk Surat Masuk keesuaian Basis
Tidak
Data
dalam rangka Kesesuaian (5 Hari)

Pemeriksaan Substansi Ya
3
Kesesuaian Tidak
Penerimaan Dokumen Pengembalian Persiapan Lintas
Substansi Pengembalian Dokumen Ke Daerah Sektor (5 hari)

(notulensi
asistensi/ 4
konsultasi) Pertemuan
Lintas Sektor (1
Pemda hari)
5

Perbaikan Rancangan Perbaikan Rancangan


Permohonan Perbaikan sesuai Perda/Perkada Sesuai
BA Lintas Sektor
Perda/Perkada Sesuai
BA Lintas Sektor
Asistensi / Catatan Asistensi / (10 hari)
Tahapan Proses
Konsultasi Konsultasi Persetujuan Substansi

Tahapan Penerbitan Surat


Persetujuan Substansi 9 8 7 6
Penandatangan Surat Persetujuan Konsep Pemeriksaan
• Keterangan Kesesuaian Substansi adalah salah satu Penerimaan Persetujuan Substansi Surat Persetujuan Kelengkapan Persiapan Dokumen
Persub
kelengkapan dalam permohonan persetujuan substansi. Dokumen Persub Rencana Tata Ruang Substansi Dokumen
(3 hari)
(3 hari) (2 hari) (1 hari)

Proses Persetujuan Substansi


Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran VI

23
Kelengkapan Dokumen Persetujuan Substansi RTRW
1. naskah akademik rancangan peraturan daerah;
2. rancangan peraturan daerah beserta seluruh lampirannya,
3. peta rencana yang sudah di paraf oleh instansi terkait dan direktur;
4. materi teknis RTRW provinsi/kabupaten/kota; Kelengkapan
Dokumen
5. tabel pemeriksaan mandiri yang ditandatangani oleh kepala daerah; Pengajuan
6. berita acara kesepakatan substansi antara gubernur, bupati, atau wali kota dengan Dewan Perwakilan Persetujuan
Rakyat Daerah provinsi/kabupaten/kota; Substansi

7. berita acara pembahasan provinsi mengenai RTRW kabupaten/Kota **;


8. rekomendasi peta dasar dari badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang informasi
geospasial;
9. validasi dokumen kajian lingkungan hidup strategis dari menteri/perangkat daerah provinsi yang
membidangi urusan lingkungan hidup;

10. persetujuan teknis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan,
termasuk materi teknis Perairan Pesisir*;
Kelengkapan
11. berita acara pembahasan integrasi ruang laut ke dalam RTRW provinsi.*; Dokumen
12. berita acara konsultasi publik minimal 2 kali; Keterangan
13. berita acara dengan daerah berbatasan; Kesesuaian
Substansi
14. berita acara dengan forum penataan ruang;
15. surat rekomendasi revisi rencana tata ruang dari Menteri (untuk revisi RTRW); dan

16. keterangan kesesuaian substansi.

* khusus RTRW Provinsi; ** khusus RTRW kabupaten/kota Permen ATR/KaBPN No. 11/2021 : Pasal 37, Lampiran VI
Evaluasi dalam Proses Persetujuan Substansi
Pemeriksaan Kesesuaian Substansi
Pemeriksaan dalam Pengajuan
Persetujuan Substansi •RTRW Provinsi • Konsistensi muatan antara
•RTR KSP batang tubuh raperda
•RTR Pulau dengan peta
•RTR KSN • Konsistensi muatan mulai
dari tujuan hingga
•RTRWN pengendalian

Pemeriksaan Pemeriksaan KONSISTENSI KONSISTENSI


kelengkapan Kesesuaian VERTIKAL HORIZONTAL
dokumen Substansi

KESESUAIAN
EVALUASI 7
Pemeriksaan Basis DENGAN
MUATAN
Data PEDOMAN
STRATEGIS
• Kesesuaian
PENYUSUNAN • Kebijakan Strategis Nasional
muatan RTR • RTH Publik
• Kesesuaian nomenklatur • Peruntukan Kawasan Hutan
• Kesesuaian klasifikasi turunan • LP2B
unsur • Mitigasi Bencana
• Kesesuaian tata cara integrasi • Garis Pantai
RZWP3K ke dalam RTRWP • Batas Daerah
(Khusus RTRWP)

* Pemeriksaan Kesesuaian Substansi dalam rangka mendapatkan Surat Keterangan Kesesuaian Substansi melalui asistensi dan
Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Pasal 37-38, Lampiran VI konsultasi
Evaluasi dalam Proses Persetujuan Substansi
Syarat:
Syarat: A. Delineasi garis pantai sesuai dengan data
100% terakomodir RBI termutakhiryang telah ditetapkan
olehbadan yang
Kebijakan menyelenggarakanurusan pemerintahan
Syarat: Strategis di bidanginformasi geospasial
A: Eksisting >20%: RTH public B. Dapat dilengkapi dengan garispantai
harus tetap dipertahankan
Nasional sesuai kebutuhanrencana tata ruang
B: Eksisiting < 20% harus tetap RTH Publik (jika garispantai untuk
merencanakan RTH 20% (untuk Kawasan Garis kebutuhanrencana tata ruang
dilengkapi dengan strategi Pekotaan di berbedadengan garis pantai RBI)
Kabupaten dan Pantai
penyediaan RTH dan
Kota) 1
pentahapan dalam indikasi
program Syarat:
Delineasi batas daerah dalam RTR sesuai
dengan batas daerah yang sudah
ditetapkan oleh menteri yang
Syarat: Muatan menyelenggarakan urusan pemerintahan
100% Sesuai dengan SK dalam negeri, atau sesuai dengan berita
Menhut terkait alokasi
Strategis acara kesepakatan batas antar
luasan serta sebaran Peruntukan Batas pemerintah daerah (jika batas daerah
Kawasan Hutan belum ditetapkan oleh menteri yang
kawasan hutan di Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan
provinsi/kabupaten/kota
dalam negeri)

Syarat:
Syarat:
A. Terdapat usulan rencana A.Terdapat overlay kawasan/zona rawan
luasan dan sebaran lokasi bencana pada peta pola ruang
LP2B/KP2B Lahan Pertanian Mitigasi B. Terdapat pengaturan pemanfaatan ruang
B. Mengacu data lahan baku Pangan
sawah yang telah diverifikasi
Berkelanjutan Bencana pada kawasan/zona yang tertampal
kawasan/zona rawan bencana dalam
di lapangan dan disepakati ketentuan khusus IAZ/KUZ/PZ.
pihak terkait

Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran VI 26


Contoh Evaluasi Kawasan Hutan
Persandingan Peta Rencana Pola Ruang Revisi RTRWP Jawa Barat dengan SK Menhut 2018

Peta Rencana Pola Ruang Revisi RTRWP SK. 8089/MenLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018


Versi 30 April 2021

A C Perbedaan Kawasan Konservasi Laut A C


berdasarkan Perda RZWP3K Provinsi
B Jawa Barat (diluar SK Menhut) dan B
perbedaan garis pantai

▪ SM Sindangkerta (delineasi sudah


sesuai dengan SK Menhut)
▪ Suaka Pesisir Pemayang (ditetapkan
dalam Perda RZWP3K Provinsi Jawa
Barat, namun tidak ditetapkan dalam
SK Menhut)

D D
▪ CA dan CAL Pananjung Pangandaran
(delineasi sudah sesuai dengan SK
E F Menhut) E F
▪ Kawasan Konservasi Taman Pesisir
Pangandaran (ditetapkan dalam
Keterangan : Perda RZWP3K Provinsi Jawa Barat,
Garis pantai 2017 Kawasan Hutan Produksi
Penetapan kawasan konservasi namun tidak ditetapkan dalam SK Kawasan Konservasi Kawasan Hutan Lindung
di laut diluar SK Menhut Menhut)

27
Contoh Evaluasi Kawasan Hutan
Terdapat Perbedaan Garis Pantai antara SK Menhut 2018 dengan Revisi RTRWP

REVISI RTRWP SK. 8089/MenLHK- REVISI RTRWP


PKTL/KUH/PLA.2/11/2018

A B

Garis pantai RTRWP Jawa Barat menggunakan garis pantai BIG tahun
2017.

Keterangan:
Garis pantai 2017 Kawasan Hutan Produksi
Kawasan Konservasi Kawasan Hutan Lindung
SK. 8089/MenLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018
28
Contoh Evaluasi Ruang Terbuka Hijau
KOTA DENPASAR

❑ Luas Kota Denpasar: 12.598,10 ha


❑ Proporsi Kebutuhan RTH Kota Denpasar:
• 20% dari luas wilayah Kota Denpasar
❑ Luas RTH Revisi RTRW Kota Denpasar:
• Rimba Kota: 24,98 ha
• Taman Kota: 123,56 ha
• Pemakaman: 24,97
• Jalur Hijau: 29,00
Total rencana pola ruang RTH murni: 202,52 ha (1,6%)
❑ Luas Pola Ruang yang berfungsi sebagai RTH:
• Perlindungan Setempat: 208,48 ha
• Potensi Taman Hutan Raya*: 302,52 ha
• Potensi KP2B**: 1.081,96 ha
Total pola ruang lain berfungsi RTH: 1.592,99 ha

Pola ruang RTH + Perlindungan Setempat + Tahura + KP2B


RTH= X 100%
Keterangan: Luas Wilayah Kota Denpasar
202,52 + 208,50 + 302,52 + 1.081,96
RTH= X 100%
12.598,10
Kekurangan pemenuhan RTH Kota
RTH= 1.795,5 (14,25%) Denpasar -725,16 ha atau 5,75%

29
Contoh Evaluasi Ruang Terbuka Hijau
DOKUMEN PENDUKUNG PEMENUHAN RTH KOTA DENPASAR

Surat Pertimbangan Teknis Proposal Kerjasama Penguatan Surat Permohonan Kerjasama Surat Komitmen Penggunaan Surat Pernyataan Komitmen
Permohonan Kerjasama Fungsi Fungsi KSA dan KPA serta Fungsi dari Walikota Denpasar Sawah sebagai fungsi RTH yang Walikota Denpasar
dari Kepala Dinas Kehutanan Keanekaragaman Hayati yang ke Menteri LHK dittd oleh Pemkot Denpasar, Nomor: 650/8512/DPUPR
dan Lingkungan Hidup Provinsi diajukan ke Kementerian LHK dan 26 Pekaseh Subak Tanggal: 02 September 2021
Bali kepada Menteri LHK oleh Pemerintah Kota
Denpasar

30
2. DOKUMEN PENDUKUNG PEMENUHAN RTH KOTA DENPASAR

Surat Pertimbangan Teknis Proposal Kerjasama Penguatan Surat Permohonan Kerjasama Surat Komitmen Penggunaan Surat Pernyataan Komitmen
Permohonan Kerjasama Fungsi Fungsi KSA dan KPA serta Fungsi dari Walikota Denpasar Sawah sebagai fungsi RTH yang Walikota Denpasar
dari Kepala Dinas Kehutanan Keanekaragaman Hayati yang ke Menteri LHK dittd oleh Pemkot Denpasar, Nomor: 650/8512/DPUPR
dan Lingkungan Hidup Provinsi diajukan ke Kementerian LHK dan 26 Pekaseh Subak Tanggal: 02 September 2021
Bali kepada Menteri LHK oleh Pemerintah Kota
Denpasar

31
ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA

1 Permasalahan Tata Batas Provinsi DKI Jakarta dengan Provinsi Lampung

3 segmen
batas laut
Provinsi DKI
Jakarta

PP No. 21/2021 Pasal 64, 78, dan 87


Pemerintah Provinsi Lampung mengajukan usulan
Pengintegrasian menggunakan batas daerah yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
perubahan batas terluar Provinsi Lampung ada di Pulau
Negeri.*
Batang Besar dan Batang Kecil. BIG saat ini sedang
melakukan verifikasi untuk mengidentifikasi apakah Batang
*Berdasarkan PP No. 43/2021, penetapan seluruh Batas Daerah dilakukan dalam
Besar dan Batang Kecil dapat dikategorikan sebagai
waktu paling lama 5 bulan (+1 bulan) setelah PP No. 43/2021 terbit.
pulau.

Sumber : Pemprov DKI Jakarta 32


ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA
2 Permasalahan Delineasi Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS)
Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu mengusulkan seluruh zonasi
diakomodir sebagai zona konservasi dalam RZWP3K (zona inti, zona
perlindungan, dan zona pemanfaatan)
Saat ini RZWP3K telah mengakomodir penggambaran zona inti dan
zona perlindungan, sementara zona pemanfaatan diakomodir sesuai
dengan rencana pengembangan wilayah Provinsi.
Persetujuan teknis dari Menteri KP terhadap RZWP3K menunggu
keputusan terhadap batas dan pengaturan TNKps

PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89


Kawasan Hutan menggunakan:
• Delineasihkawasan hutan termutakhir yang ditetapkan
oleh Menteri LHK, atau
• Delineasi kawasan hutan yang disepakati paling lama 10
hari sejak dimulainya pembahasan lintas sektor

Sumber : Pemprov DKI Jakarta


Pengaturan kegiatan di dalam kawasan hutan dapat
dicantumkan dalam KUZ dan mariks KKPRL.
33
ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA

3 USULAN PENGGUNAAN SKALA PETA 1:25.000 UNTUK RTRWP

Penggambaran Peta RTRWP DKI Jakarta Penggambaran Peta RTRWP DKI Jakarta Penggambaran Peta RTRWP DKI Jakarta
Skala 1:250.000 Skala 1:50.000 Skala 1:25.000

➢ Terdapat usulan dari Pemprov untuk penggambaran Peta RTRW Provinsi DKI Jakarta menggunakan
kedalaman RTRW Kota (1:25.000) dikarenakan muatan pengaturan pemanfaatan ruang di DKI Jakarta
sampai dengan level skala kota/kabupaten (Kota/Kabupaten di DKI Jakarta tidak menyusun RTRW sendiri
karena Kota/Kab tersebut bersifat administratif bukan otonom)
➢ RZWP3K/pengaturan wilayah perairan pesisir disusun dengan skala 1:250.000 dan pendetailan 1:50.000
➢ Terdapat perbedaan kedalaman pengaturan ruang darat dengan ruang laut >> multi skala RTRWP

Sumber : Pemprov DKI Jakarta


ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA

3 USULAN PENGGUNAAN SKALA PETA 1:25.000 UNTUK RTRWP

Surat Dirjen Tata Ruang Tentang Arahan Penggunaan Skala Peta


ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA

4 USULAN PERHITUNGAN RTH PADA LEVEL JABODETABEKPUNJUR SESUAI PERPRES 60 TAHUN 2020
Isu:
▪ Sejak tahun 90an, alih fungsi lahan hijau justru
terjadi secara massif di daerah penyangga,
khususnya hulu DAS Ciliwung dan DAS Cisadane
▪ Padahal fungsi ekologi RTH di area hulu lebih
signifikan.
▪ Sedangkan di DKI, laju pengurangan RTH dapat
ditahan dan luas RTH stabil di kisaran 3,2jt m2
atau 5,1% dari luas wilayah. Tiga tahun terakhir
terdapat 23.500 pohon dan 47.000 mangrove
baru, dan 57 taman baru.

Usulan:
▪ Pasal 12 huruf h Perpres 60/2020 agar diaktivasi,
dimana RTH 30% ditetapkan pada level
Jabodetabekpunjur
▪ Sehingga pengembangan RTH dapat
dimaksimalkan di area hulu yang lebih krusial,
sedangkan Jakarta dapat menjalankan fungsi Kota
Inti sesuai dengan amanat Perpres 60/2020
▪ Untuk pengembangan fungsi ekologi di Jakarta, diperkenalkan Penerapan Indeks Ruang Hijau dan Daerah Hijau
Bangunan yang dapat menjadi jalan keluar optimalisasi fungsi ekologis di tengah keterbatasan lahan

Sumber : Pemprov DKI Jakarta

36
ISU PENATAAN RUANG DI PROVINSI DKI JAKARTA
4 ARAHAN RTH SESUAI PERPRES 60 TAHUN 2020

Pasal 12 huruf h

Zona L2: Kawasan perlindungan setempat

Anda mungkin juga menyukai