Anda di halaman 1dari 40

Buku Saku

Pelaksanaan
REFORMA AGRARIA
Program Prioritas Nasional

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Pelaksanaan
REFORMA AGRARIA
Program Prioritas Nasional
DAFTAR ISI
1. Pengertian Reforma Agraria
2. Latar Belakang Reforma Agraria
3. Dasar Hukum Reforma Agraria
4. Agenda Utama Reforma Agraria
5. Prinsip Reforma Agraria
6. Tujuan Reforma Agraria
7. Konsep Reforma Agraria
8. Skema Reforma Agraria
9. Pehutanan Sosial
10. TORA
11. Pelaksana Reforma Agraria
12. Penerima Reforma Agraria
13. Sumber Anggaran Reforma Agraria
14. Strategi Reforma Agraria
15. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
16. Sinergitas Penataan Ruang dalam Pertanahan
17. Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan
18. Pembentukan Badan Bank Tanah Nasional
19. Capaian Reforma Agraria
1. PENGERTIAN
REFORMA AGRARIA

Reforma Agraria merupakan penataan kembali


struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan
melalui penataan aset disertai dengan penataan
akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 1
2. LATAR BELAKANG
REFORMA AGRARIA

Reforma Agraria merupakan salah satu cita-cita


Pemerintah sebagaimana yang terdapat dalam
Nawacita dan telah menjadi program prioritas
nasional sesuai dengan amanat RPJMN 2014-2019.

Pelaksanaan Reforma Agraria perlu ditangani dengan


seoptimal mungkin oleh segenap jajaran Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
di Pusat dan Daerah.
Karena itu diperlukan keterlibatan seluruh sumber
daya secara optimal dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan reforma agraria, yaitu
terselenggaranya aset reform disertai akses reform.

2 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Nawa Cita

Reforma Agraria Program Prioritas Nasional


merupakan salah satu sesuai amanat RPJMN
cita-cita Pemerintah (Rencana Pembangunan
sebagaimana yang Jangka Menengah
terdapat dalam Nawacita. Nasional) 2014-2019

5 Agenda utama
Reforma Agraria:

Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian


1
Konflik Agraria

Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek


2
Reforma Agraria

Kepastian Hukum dan Legalisasi Aset Atas Tanah


3
Obyek Reforma Agraria

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penggunaan,


4
Pemanfaatan dan Produksi Obyek Reforma Agraria

Kelembagaan Pelaksanaan Reforma Agraria Pusat


5
dan Daerah

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 3
Persoalan Umum

Reforma Agraria mengatasi berbagai persoalan umum


di Bidang Agraria, Sosial, Ekonomi, Politik,
Pertahanan & Keamanan, yaitu:

1
Ketimpangan penguasaan,
pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah

2
Sengketa dan Konflik
Agraria

3
Alih fungsi lahan
pertanian yang masif

4
Turunnya kualitas
lingkungan hidup

5
Kemiskinan dan
Pengangguran

6
Kesenjangan Sosial

4 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
3. DASAR HUKUM
REFORMA AGRARIA

Amanah Konstitusi Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945


dan TAP MPR RI NO. IX/MPR/2001
UU No. 5 Tahun 1960
Undang-undang No. 17 Tahun 2007
tentang RPJPN Tahun 2005-2025
Perpres No. 2 Tahun 2015
tentang RPJMN Tahun 2015-2019

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 5
4.AGENDA UTAMA
REFORMA AGRARIA

1. Penguatan Kerangka 2. Penataan Penguasaan


Regulasi dan Penyelesaian dan Pemilikan Tanah
Konflik Agraria Obyek Reforma Agraria

3. Kepastian Hukum dan 4. Kelembagaan Pelaksanaan


Legalisasi Aset Atas Tanah Reforma Agraria Pusat
Obyek Reforma Agraria dan Daerah

5. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Penggunaan,
Pemanfaatan dan Produksi
Obyek Reforma Agraria

6 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
5. PRINSIP

REFORMA AGRARIA

• KEBANGSAAN
(Tanah yang ada di seluruh wilayah Republik Indonesia mempunyai
hubungan yang abadi dengan bangsa Indonesia untuk menjaga
keberlanjutan kebangsaan Indonesia)
• PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT
(Reforma Agraria mengakui dan melindungi Hak Ulayat MHA di wilayah
Republik Indonesia dan hukum adat yang berlaku serta ditaati
masyarakatnya)
• KEBERLANJUTAN
(Reforma Agraria harus memperhatikan kondisi lingkungan dan
meminimalkan dampak negatif yang dapat merusak/menghilangkan/
mengurangi kualitas lingkungan)
• KEADILAN
(Reforma Agraria harus menjamin semua pihak diperlakukan adil dalam
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah)
• PEMERINTAHAN YANG BAIK
(Reforma Agraria mengedepankan kepastian hukum bagi penerima
TORA, keterbukaan informasi bagi seluruh pihak, tertib
penyelenggaraan negara, profesionalitas dan akuntabilitas)
• PEMBERDAYAAN
(Reforma Agraria juga mengedepankan pemberdayaan kepada
penerima TORA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang
berbasis pada pemanfaatan tanah)

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 7
6. TUJUAN

REFORMA AGRARIA

Mengurangi ketimpangan penguasaan dan


1 pemilikan tanah.

Menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan


2 masyarakat.

Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi


3 kemiskinan.

Memperbaiki akses masyarakat kepada sumber


4 ekonomi.

Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan


5 pangan.

Menangani dan menyelesaikan konflik agraria


6

7 Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup

8 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
7. KONSEP

REFORMA AGRARIA

Reforma agraria dapat terwujud melalui pemberian Aset dan Akses.


Kementerian ATR/BPN berfungsi memberikan aset yang bertujuan
untuk menata penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah

Aset Akses
ng
Rua
Tata
dan ional
aria
n Agr ahan Nas
enteriaPertan
Kem an
Bad

AT
IPIK k)
SERT kti Ha
da Bu
(Tan

Penyediaan dukungan atau


Penataan kembali penguasaan, sarana-prasarana dalam bentuk
pemilikan, penggunaan dan penyediaan Infrastruktur, dukungan
pemanfaatan tanah dalam pasar, permodalan, teknologi,
rangka menciptakan keadilan dan pendampingan lainnya
di bidang penguasaan dan sehingga dapat meningkatkan
pemilikan tanah. kesejahteraan subjek reforma agraria
yang berbasis pada
pemanfaatan tanah.

Reforma Agraria

Menata kembali sistem politik


dan hukum pertanahan
berdasarkan Pancasila UUD1945 & UUPA.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional 9
8. SKEMA

REFORMA AGRARIA

REFORMA AGRARIA
(9 juta ha)

Legalisasi Redistribusi
Aset Tanah
(4,5 juta ha) (4,5 juta ha)

Tanah Eks-HGU,
Transmigrasi Legalisasi Tanah Terlantar Pelepasan
yang Belum Aset dan Tanah Kawasan Hutan
Bersertipikat (3,9 juta ha) Negara lainnya (4,1 juta ha)
(0,6 juta ha) (0,4 juta ha)

10 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Penjelasan

Legalisasi Aset merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan
teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,
dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah
dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda
bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya. PTSL, Konsolidasi Tanah, BMN, Rutin, dll.

Transmigrasi merupakan pendaftaran tanah pertama kali yang


objek tanahnya dipersiapkan dari program transmigrasi dan subjek
tanahnya adalah masyarakat yang mengikuti program transmigrasi.

Pelepasan Kawasan hutan merupakan redistribusi tanah dalam


Kawasan hutan yang telah dilepaskan sesuai peraturan perundang-
undangan menjadi sumber TORA dan tanah dalam Kawasan hutan
yang telah dikuasai oleh masyarakat dan telah dikuasai oleh
masyarakat dan telah diselesaikan penguasaannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

EKS-HGU dan Tanah Terlantar merupakan redistribusi tanah HGU


dan HGB yang telah habis masa berlakunya, tidak dimohon
perpanjangan dan/atau tidak dimogon pembaruan haknya; serta
tanah negara bekas tanah terlantar yang didayagunakan untuk
kepentingan masyarakat dan negara melalui Reforma Agraria.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 11
9. PERHUTANAN

SOSIAL

Pengertian: Hutan sosial memberikan hak kepada


masyarakat untuk mengelola hutan dan mengembangkan
ekonomi dari tanah.

Tujuan: Melestarikan hutan dengan cara yang ramah


lingkungan dan memanfaatkan hutan untuk perkebunan.

10. TANAH OBJEK

REFORMA AGRARIA

Pengertian: Kawasan hutan negara dan tanah negara yang


berasal dari tanah terlantar.

Sasaran: didistirbusikan dan dilegalisasikan kepada nelayan,


petani dan penduduk miskin.

12 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA)
dari kelompok-kelompok tanah negara

1) Tanah transmigrasi belum bersertipikat


2) Legalisasi asset/pensertipikatan tanah oleh pemerintah
3) HGU Habis, tanah terlantar dan tanah negara lainnya
4) Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan dan tanah hasil
perubahan tata batas kawasan hutan

11. PELAKSANA

REFORMA AGRARIA

1. Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian Konflik Agraria

- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


- Kementerian Pertanian
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kementerian Perhubungan
- Kementerian Sekretariat Negara
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
- Kementerian Kelautan, dan Perikanan
- Kementerian Dalam Negeri
- Sekretariat Kabinet

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 13
2. Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria

- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


- KementerianREFORMA
Lingkungan HidupAGRARIA
dan Kehutanan
- Kementerian Pertanian
- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- Kementerian Kelautan, dan Perikanan
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kementerian Dalam Negeri

3. Kepastian Hukum dan Legalisasi atas Tanah Obyek Reforma Agraria

- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


‐ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Kementerian Pertanian
- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- Kementerian Kelautan, dan Perikanan
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kementerian Dalam Negeri
- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
- Kementerian Keuangan
- Badan Informasi Geospasial
- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

14 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
4. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan, Pemanfaatan
dan Produksi atas TORA

- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Kementerian Pertanian
- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- Kementerian Kelautan dan Perikanan
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kementerian Dalam Negeri
- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
- Kementerian Perdagangan

5. Kelembagaan Pelaksana Reforma Agraria Pusat dan Daerah

- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Kementerian Badan Usaha Milik Negara
- Kementerian Perhutanan
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
- Kementerian Perhubungan
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
- Kementerian Kelautan dan Perikanan
- Kementerian Dalam Negeri
- Sekretariat Kabinet
- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional 15
12.
12. SUMBER ANGGARAN
PENERIMA

REFORMA AGRARIA

Masyarakat penerima Reforma Agraria harus mempunyai pekerjaan

1 2 3

Petani Penggarap Nelayan Kecil; Petambak Garam Kecil;


Nelayan Tradisional; Penggarap Tambak
Nelayan Buruh Garam

4 5

Guru Honorer; Masyarakat


Pekerja Harian Lepas; yang harus
Buruh dimukimkan kembali

16 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Kewajiban

• Menggunakan, mengusahakan dan memanfaatkan sendiri tanahnya;


• Mentaati ketentuan penggunaan dan pemanfaatan tanah;
• Memelihara kesuburan dan produktivitas tanah;
• Melindungi dan melestarikan sumber daya di atas tanah;
• Menggunakan tanah sesuai dengan kemampuan tanah.

Larangan

• Menelantarkan tanahnya;
• Mengalihkan hak atas tanahnya tanpa izin
Kepala Kantor Pertanahan;
• Mengalihfungsikan tanahnya.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 17
13. SUMBER ANGGARAN

REFORMA AGRARIA

Pelaksanaan kegiatan dalam tahapan-tahapan


Reforma Agraria oleh Kementerian ATR/BPN
dibebankan pada:
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

18 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
14. STRATEGI

REFORMA AGRARIA

STRATEGI TARGET

Pelepasan kawasan hutan Identifikasi kawasan hutan yang


sebagai sumber TORA akan dilepaskan dan tanah
transmigrasi yang belum
bersertipikat.

Identifikasi masa berlakunya Identifikasi tanah hak, termasuk


HGU di dalamnya tanah HGU akan
habis masa berlakunya, tanah
terlantar, yang berpotensi
sebagai TORA.

Legalisasi aset Teridentifikasi tanah milik


masyarakat dengan kriteria
penerima reforma agraria untuk
legalisasi aset.

Redistribusi tanah Terlaksananya redistribusi tanah


(pemberian tanah) sedikitnya sebanyak 4,5 juta ha
yang meliputi tanah pada
kawasan hutan yang dilepaskan
dan tanah hak, termasuk
di dalamnya tanah HGU akan
habis masa berlakunya dan
tanah terlantar.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 19
STRATEGI TARGET

Pengukuhan hak Terlaksananya legalisasi aset


sedikitnya sebanyak 4,5 juta ha
meliputitanah transmigrasi yang
belum dilegalisasi dan legalisasi
aset masyarakat dengan kriteria
penerima reforma agraria.

Modernisasi administrasi Penggunaan sistem informasi


pertanahan dan digitalisasi produk dan
proses menuju kantor kadastral
modern.

20 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
15. PENDAFTARAN TANAH

SISTEMATIS LENGKAP

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)


adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk
pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi
semua obyek Pendaftaran Tanah yang belum
terdaftar di seluruh wilayah Republik Indonesia
dalam satu wilayah desa/kelurahan
atau nama lainnya yang setingkat dengan itu.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 21
Kementerian ATR/BPN sebagai pelaksana program PTSL yang bertujuan
untuk memberikan kepastian hukum bidang tanah di seluruh Indonesia
dengan melakukan percepatan penerbitan sertipikat sehingga pada
tahun 2025 seluruh tanah di Indonesia dapat didaftarkan 100%.

Sebelum adanya program PTSL, telah terdaftar sebanyak 46 juta bidang


tanah di Indonesia (35,71%). Dengan capaian PTSL di tahun 2017
sebanyak 5,4 juta bidang, maka tanah yang terdaftar meningkat menjadi
51 juta bidang (40,48%).

Dengan program PTSL, capaian pada tahun 2017 adalah sebanyak


5,4 juta bidang, atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan
rata-rata capaian dari tahun 1960 hingga tahun 2016.

Apabila program PTSL ini berlanjut di tahun 2019-2024, maka capaian


pendaftaran tanah sejak tahun 2017 hingga sebelum tahun 2025 adalah
kurang lebih 71 juta bidang atau 1,5 kali lipat dari capaian pendaftaran
tanah dari tahun 1960 hingga tahun 2016.

Peserta program PTSL, ditentukan oleh Kantor Pertanahan


dengan berkoordinasi dengan Kantor Lurah/Desa setempat.

22 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Kategori dalam PTSL

Sebelum dilakukannya Sesudah dilakukannya


pendaftaran tanah PTSL pendaftaran tanah PTSL

K1 K1
K1 K1
K1
K1
K1 K2
K1

K1 K1
K1 K2 K4

K1
K1 K3
K2

K1
K1 K1
K3

K1 K1 K1

K1
K1 K1 K1

Ilutrasi bidang tanah dalam


satu hamparan secara lengkap

K1 Bidang tanah yang memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat.

K2 Bidang tanah yang dicatat dalam buku tanah namun masih dalam
keadaan sengketa atau perkara di pengadilan.

K3 Bidang tanah yang subyeknya tidak diketahui/ tidak jelas/


tidak berada di tempat.
Bidang tanah yang akan dipetakan secara kadastral/ perbaikan
K4 kualitas gambar.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 23
16. SINERGITAS PENATAAN RUANG

DENGAN PERTANAHAN

Kementerian ATR/BPN harus memiliki fungsi koordinasi tata ruang serta


perencana, pengendali, dan pengawas untuk pembangunan
yang berkelanjutan
1. Merupakan bagian dari penguatan hak
menguasai Negara
2. Terintegrasi secara harmoni melalui
Kementerian ATR/BPN
3. Mewujudkan keadilan melalui
penerapan insentif dan disinsentif
akibat perubahan tata ruang
4. Merupakan implementasi nyata dari
ketentuan pasal 14 UUPA

Pembangunan Berkelanjutan Integrasi dan Koherensi RTRW

Lingkungan Sosial Industri Perumahan

Ekonomi Pertanian Lain-lain

Konsep sustainable development Daya Dukung Lingkungan untuk


menjadi acuan penyusunan RTR. Sustainable Development
Kementerian ATR/BPN harus RTR (Rencana Tata Ruang) Arah
memiliki fungsi koordinasi tata Penerbitan Perizinan
ruang serta perencana, Izin Usaha Pertambangan, Izin di bidang
pengendali, dan pengawas. Migas, Izin di bidang Transportasi,
Izin di bidang Ketenagalistrikan,
Izin di bidang Pekerjaan Umum,
Izin di bidang Perkebunan,
Izin Lokasi, Izin Lingkungan.
24 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
17. PENYELESAIAN SENGKETA,

KONFLIK DAN PERKARA PERTANAHAN

Salah satu fungsi Kementerian ATR/BPN dalam kegiatan pertanahan


adalah menangani sengketa, konflik dan perkara pertanahan melalui
mediasi dan menjalin kerjasama antara berbagai pihak atau
tercapainya MoU kerjasama untuk penyelesaian sengketa

Banyaknya sengketa
penguasaan kepemilikan tanah

Proses Mediasi
Pengadilan para pihak

Putusan hukum tetap


ditindaklanjuti dengan
pembatalan produk Win-win solution
pertanahan

MoU Kerjasama dengan Kepolisian dan Kejaksaan

Kerjasama diperlukan untuk membentuk penguatan dan percepatan


penyelesaian sengketa dan konflik yang berkepastian hukum

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 25
18. PEMBENTUKAN BADAN

BANK TANAH NASIONAL

Pemerintah dapat memaksimalkan peran pengendalian tanah dari aspek


regulasi, administrasi, dan operasional dengan membentuk Bank Tanah
yang dapat menampung potensi tanah untuk pembangunan,
kepentingan umum, dan mendukung pemerataan ekonomi.

TANTANGAN DALAM KEGIATAN PERTANAHAN DAN


KEBUTUHAN AKAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN

Proses akuisisi tanah yang rumit Masalah spekulasi tanah dan


menghambat penyediaan tanah kepastian hukum yang
untuk pembangunan. mempengaruhi iklim investasi.

Belum ada peran pengelolaan Belum ada pemanfaatan


tanah dalam mengatasi terhadap tanah-tanah potensial
ketimpangan & pengendalian terutama untuk kepentingan
harga tanah. umum.

SUMBER OBJEK BANK TANAH:


Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN), Tanah terlantar, Tanah pelepasan
kawasan hutan, Tanah timbul, tumbuh, maupun bekas pertambangan,
Tanah dari proses pengadaan langsung, Tanah yang terkena kebijakan
perubahan tata ruang, dan Tanah hibah, tukar menukar, hasil konsolidasi
tanah, serta tanah dari perolehan lainnya yang sah.
PENGELOLAAN DAN PENYEDIAAN TANAH:
(BANK TANAH) Lahan perumahan dan kota baru, Infrastruktur, Pertanian
dan Pangan, Fungsi Sosial, Industri & Tourism, Pemanfaatan tanah dapat
diberikan dalam bentuk HGB, HGU, dan Hak Pakai diatas HPL BATANAS.
26 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
PEMANFAATAN TANAH:
Lahan Perumahan dan Kota Baru, Infrastruktur, Industri dan Tourism,
Pertanian dan Pangan, Fungsi Sosial.

Bank Tanah

Badan Bank Tanah Nasional akan dibentuk dengan


Peraturan Pemerintah yang saat ini sudah memasuki
tahap akhir koordinasi antar Menteri

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 27
19. CAPAIAN

REFORMA AGRARIA

TRANSMIGRASI
2015 12.347 24.477
Target
2016 6.417 9.560

2017 1.488 1.848 Realisasi

LEGALISASI (PTSL)
901.767 859.402 2015
Target
1.066.413 1.018.444 2016

Realisasi
5.136.364 4.329.972 2017

Kementerian Agraria dan Tata Ruang


Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Badan Pertanahan Nasional
Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional

SERTIPIKAT SERTIPIKAT SERTIPIKAT


(Tanda Bukti Hak) (Tanda Bukti Hak) (Tanda Bukti Hak)

28 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
REDISTRIBUSI
TANAH

Target

2015 109.840
2016 170.562 95.741 2015

143.234 2016
2017 24.280
23.214 2017

Realisasi

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional 29
TOTAL REALISASI REFORMA AGRARIA
SELAMA TAHUN 2015-2017

Transmigrasi Legalisasi (PTSL) Redistribusi Tanah

35.885 7.104.544 304.682

20.252 6.207.818 262.189

Target Realisasi

Target dan Realisasi ini Berdasarkan Data Fisik


Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanahan dan Tata Ruang dan LP2B

30 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai