Anda di halaman 1dari 45

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

FGD
KLHS RDTR
WP 7 KPIKN
SIMPANG
SAMBOJA
JAKARTA, 1 DESEMBER 2022

ikn.go.id @Ditjen Tata Ruang tataruang.atrbpn.go.id


ISU PB DAN
PENAPISAN KRP
BERPENGARUH
TERHADAP LH

01 02 03 04
PENDAHULUAN
ANALISIS
PENGARUH KRP
TERHADAP
KARAKTERISTIK KONDISI LH
WILAYAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

01
PENDAHULUAN
Perpres 63/2022 Arahan Penyusunan dan Penetapan RDTR
UU No. 3 Tahun 2022 IKN Perka Otorita skala 1:5.000
tentang IBUKOTA
NUSANTARA Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN akan mempercepat
penyusunan RDTR IKN sebagai dasar perizinan pemanfaatan
ruang dengan mengutamakan Ibu Kota Nusantara sebagai
Penataan ruang Ibu Kota
kota dunia yang berkelanjutan,aman, modern, produktif dan
Nusantara mengacu pada: menjadi simbol identitas bangsa Indonesia
a. Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
b. Rencana Zonasi
Tahun 2022 RDTR IKN yang belum disusun :
Kawasan Antarwilayah • WP 3 IKN Selatan
Selat Makassar; • WP 7 Simpang Samboja
c. Rencana Tata Ruang • WP 8 Kuala Samboja
Pulau Kalimantan; • WP 9 Muara Jawa
d. Rencana Tata Ruang
KSN Ibu Kota Nusantara;
LATAR BELAKANG dan
Penyusunan RDTR KPIKN dan PERKA
OIKN WP 7 Simpang Samboja
e. Rencana Detail Tata
Ruang Ibu Kota
Nusantara
Penyusunan KLHS RDTR KPIKN dan
PERKA OIKN WP 7 Simpang Samboja
Amanah UU No. 32/2009, KLHS wajib dilaksanakan dalam
PP No. 46/2016, PP No
22/2021, proses penyusunan atau evaluasi
Permen LHK P.69/2017, RTRW beserta rencana rincinya
PerMen ATR No. 5/2022

4
TUJUAN
Memastikan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah melalui
penyusunan RDTR WP Simpang Samboja.

MAKSUD
Menyusun Dokumen
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
(KLHS) terhadap
Materi Teknis
Rencana Detail Tata
Ruang WP Simpang
Samboja sebagai SASARAN
MAKSUD,
pelaksanaan amanat 1. Terlaksananya pengkajian pengaruh
UU No. 32 Tahun RDTR WP Simpang Samboja
TUJUAN &
2009 tentang terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Perlindungan dan 2. Terumuskannya alternatif
SASARAN
Pengelolaan penyempurnaan materi muatan RDTR
Lingkungan Hidup WP Simpang Samboja
3. Tersusunnya rekomendasi perbaikan
materi muatan RDTR WP Simpang
Samboja yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan berkelanjutan

5
Tahap Pembuatan dan
Tahap Penyusunan RDTR
Pelaksanaan RDTR

Persiapan Persiapan
PEMBUATAN DAN Pengumpulan Data dan Konsultasi
PELAKSANAAN KLHS Informasi Publik
Identifikasi Isu PB
Isu PB Strategis
Pengolahan Data dan
Analisis
Identifikasi Materi Muatan
KRP yang Berpotensi
Penjaminan Kualitas Progress KLHS
Menimbulkan Pengaruh
KLHS *)
terhadap Lingkungan Hidup

Pendokumentasian
Analisis Pengaruh
KLHS *)
Perumusan
Konsepsi RDTR Perumusan Alternatif
(Materi Teknis RDTR) Penyempurnaan Materi
Validasi KLHS *) Muatan RDTR

Keterangan: Konsultasi Rekomendasi Perbaikan


*) Dilakukan secara bertahap sesuai dengan Publik Materi Muatan RDTR
ketentuan peraturan perundang-undangan
Dilakukan secara terintegrasi dan
timbal balik Penyusunan
Rancangan Peraturan
Kepala Otorita IKN

6
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

02
KARAKTERISTIK
WILAYAH
WILAYAH KAJIAN

Wilayah Perencanaan Wilayah Fungsional


WP 7 Simpang Samboja sebagai Kawasan Pengembangan WP Simpang Samboja berada dalam lingkup Daerah
Ibu Kota Nusantara (KPIKN) mempunyai fungsi sebagai Aliran Sungai (DAS) Samboja dengan luas 52.657,37
pusat distribusi dan perdagangan komoditas kawasan serta hektar
perumahan

8
EKOREGION
4,500.00
4,000.00
Lembah sungai bermaterial 3,500.00
3,000.00
alluvium bervegetasi hutan 2,500.00
2,000.00
rawa air payau (3,42% dari

Hektar
1,500.00
1,000.00
wilayah kajian) 500.00
0.00
KARAKTERISTIK BENTANG
ALAM
Lembah sungai
Perbukitan struktural lipatan bermaterial aluvium
148.77
bermaterial campuran batuan Perbukitan struktural
sedimen karbonat dan non karbonat lipatan bermaterial
bervegetasi hutan dipterokarpa campuran batuan 4,198.71
pamah (96,58% dari wilayah kajian). sedimen karbonat dan
non karbonat
Berdasarkan data ini kondisi batuan
wilayah ini jika lapuk menghasilkan 4,500.00
topsoil yang tipis dan miskin hara. 4,000.00
Sementara itu vegetasi dipterokarpa 3,500.00
pamah mempuyai karakter perakaran 3,000.00
2,500.00
yang baik untuk mengatur tata air.

Hektar
2,000.00
Struktur dan komposisinya mampu 1,500.00
untuk menangkap uap air menjadi air 1,000.00
yang terkondensasi. Sehingga pemeran 500.00
utama dalam pengatur tata air dan 0.00
VEGETASI ALAMI
pengatur iklim berada pada vegetasi Vegetasi hutan
aslinya. dipterokarpa pamah
4,198.71

Vegetasi hutan rawa


Sumber: SK MenLHK No. 148.77
air payau
1272/MENLHK/SETJEN/PLA.3/12/2 9
021
FISIK WILAYAH
D13 LERENG PERBUKITAN TERTOREH LEMAH

Kemiringan Lereng Geologi D15 DATARAN BERGELOMBANG TERDENUDASI LEMAH Topografi


D16 DATARAN BERGELOMBANG TERDENUDASI KUAT
F11 DASAR LEMBAH TIMBUSAN
S20 P. ANTIKLIN DENGAN PUNCAK TAK TERATUR
S22 PEBUKITAN SINKLIN DENGAN PUNCAK TAK TERATUR

0 - 100 m/dpl

“ DOMINASI TOPOGRAFI “ DOMINASI OLEH DATARAN


BERGELOMBANG TERDENUSDASI
0 - 15
DENGAN KEMIRINGAN 0-
LEMAH DAN P. ANTIKLIN
15 - 25 15
“ DENGAN PUNCAK TAK TERATUR

“ DOMINASI
25 - 40

“ TOPOGRAFI
BERKISAR 0-100 m/dpl
Rawan Bencana Daerah aliran sungai “

“SEBAGIAN
SIMPANG
BESAR WP
SAMBOJA
“WP SIMPANG SIMPANG
MASUK DALAM ZONA SAMBOJA MASUK KE
GERAKAN TANAH DALAM DAS SAMBOJA
RENDAH.
“ DAN WS MAHAKAM


DAS Semboja
18
PENGGUNAAN LAHAN
PENGGUNAAN LAHAN
Bangunan Industri Dan Perdagangan
Sum of Luas
27.23
“ 43,57% didomminasi Hutan Lahan Rendah Sekunder
Kerapatan Sedang seluas 1.901,29 Ha “
Bangunan Non Permukiman Lainnya 34.47
Bangunan Permukiman Desa 128.06
Bangunan Permukiman Kota 30.47
Danau Lainnya 30.79
Hamparan batuan/pasir lain 1.06
Hutan lahan rendah sekunder kerapatan
rendah 39.02
Hutan lahan rendah sekunder kerapatan
sedang 1901.29
Jalan Tol 11.67
Kolam air tawar lain 19.45
Ladang/tegalan hortikultura 52.78
Lahan terbuka lain 115.21
Penambangan terbuka bukan sirtu 230.65
Perkebunan kelapa sawit 224.89
Rawa pedalaman 102.86
Sawah dengan padi diselingi tanaman
lain/bera 4.11
Semak Belukar 996.03
Tampungan air lain 33.74
Tanaman Campuran 377.59

5,05% atau 202,24 Ha merupakan Kawasan Terbangun terdiri dari


Bangunan Industri dan Perdagangan, Bangunan Permukiman dan
Bangunan Non Permukiman
11
KAPASITAS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP
D3T Air D3T Lahan
ZPK 4 ZPK 3 ZPK 2 ZPK 1

44.56

2253.83
ZPK
2029.91

33.08

0 500 1000 1500 2000 2500

Go Area/ No Go Area
WP Simpang Samboja

No Go Go Area
Area 2062.99
2298.39 47%
53%
Keterangan:
Daya dukung dan daya tampung air ZPK 1 Lahan Sesuai (Zona Prioritas pengembangan perkotaan)
seluruh wilayah perencanaan ZPK 2 Lahan Cukup Sesuai (Zona Pengembangan Perkotaan Bersyarat)
ZPK 3 Lahan Kurang Sesuai (Zona Prioritas Pengembangan Perkotaan scr Terbatas)
belum terlampaui ZPK 4 Tidak Sesuai (Zona Lindung dan Penyangga Perkotaan)

12
Sumber: SK MenLHK No.
KINERJA LAYANAN/ JASA EKOSISTEM
JE Pengaturan JE Pengaturan Tata Aliran
JE Penyediaan Pangan JE Penyediaan Air JE Pengaturan Iklim Kualitas Udara Air dan Banjir

Didominasi Didominasi Didominasi Didominasi Didominasi


tingkat Tinggi tingkat Tinggi tingkat Tinggi tingkat Sedang tingkat Tinggi
seluas 1.935,55 seluas 1.935,55 seluas 3.673,14 seluas 2.077,52 3.605,47 Ha
Ha (44,52%) Ha (44,52%) Ha (84,49%) Ha (47,79%) (82,93%)

Kecenderungan Kecenderungan Kecenderungan Kecenderungan JE Kecenderungan JE Pengatur


JE Penyediaan Pangan JE Penyediaan Air JE Pengaturan Iklim Pengaturan Kualitas Udara Tata Aliran Air dan Banjir

Didominasi Didominasi Didominasi Didominasi Didominasi


Tetap seluas Tetap seluas Tetap seluas Menurun Tetap seluas
4.116,75 Ha 2.302,57 Ha 3.734,50 Ha seluas 2.343,74 2.302,57 Ha
(52,96%)
13
(94,69%) (52,96%) (85,90%) Ha (53,91%)
DAMPAK DAN RISIKO LINGKUNGAN HIDUP
Rawan Bencana Banjir Potensi Swabakar Batubara Lubang Pasca Tambang

18
EFISIENSI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
Lahan baku sawah yang sudah
ditetapkan dengan luasan 13,7 Ha

tgl tgl luas wilayah


Nama Perusahaan Nomor SK Jenis Izin
berlaku berakhir (Ha)
503/1437/IUP-OP/BPPMD- 7/29/201
MANGKURAJA 7/29/2026 IUP
Perkebunan cabai dan PTSP/VII/2016 6 88
DHARMA PUTRA 10/3/201
nanas seluas 918,28 Ha NUSANTARA 503/1653/IUP-OP/DPMPTSP/X/2017 7
10/3/2027 IUP
100
503/2053/IUP- 11/28/20 11/27/202
BRIAN UTAMA IUP
3 WULU BUMI SAKTI
OP/DPMPTSP/XI/2018
503/1206/IUP-
OP/DPMPTSP/VII/2019
18

7/8/2019
8
7/8/2029 IUP
100

84
2/15/201
CITRA FAMILI MANDIRI 2/14/2023 IUP
503/325/IUP-OP/DPMPTSP/II/2015 8 47,11
8/11/201 15
PT. SINGLURUS PRATAMA
368.K/30/DJB/2016 6 2/11/2039 PKP2B ….
KAPASITAS ADAPTASI DAN
KERENTANAN PERUBAHAN IKLIM

Kerentanan Perubahan Iklim


di WP Simpang Samboja
seluruhnya kelas Sedang

Sumber: http://sidik.menlhk.go.id/

Emisi GRK
Provinsi Kalimantan Timur

Sumber: https://signsmart.menlhk.go.id/
16
KETAHANAN BIODIVERSITAS

Pelestarian orang utan

Pelestarian tanaman endemik


Tempat migrasi satwa liar

B.O.S. Samboja

17
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

03
ISU PB DAN
PENAPISAN KRP
BERPENGARUH
TERHADAP LH
IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1. Area swabakar batubara dapat
11. Belum tersedianya prasarana pengelolaan
mengakibatkan lahan terbakar
limbah dan sampah yang memadai
2. Area swabakar batubara yang berpotensi 1. Rendahnya daya beli masyarakat
membahayakan keselamatan masyarakat 12. Konservasi
untuk konsumsi listrik
tumbuhan dan/atau Isu Ekonomi
3. Pencemaran udara akibat karhutla di
satwa liar 2. Belum adanya kepastian IKN
Provinsi Kalimantan Timur
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
4. Gerakan tanah menyebabkan longsoran masyarakat lokal
dan berdampak pada kerusakan
infrastruktur
5. Banjir akibat dari sedimentasi di rawa
dan waduk, dan pembangunan Jalan Tol Isu Lingkungan Isu PB
Balikpapan-Samarinda 1. Konflik penguasaan lahan antara
masyarakat dengan Pertamina, Tahura
6. Permukiman eksisting di sepanjang jalur
Bukit Soeharto, dan lahan kelola BOS
migas
7. Potensi alih fungsi lahan pertanian ke 13. Migrasi satwa 2. Pelestarian budaya, adat istiadat, dan
pertambangan ke lahan konservasi kearifan lokal
Yayasan Samboja
8. Lubang pasca tambang batubara tidak Lestari
Isu Sosial 3. Masyarakat lokal yang lebih memilih
ditutup/reklamasi kembali berkebun kelapa sawit karena kemudahan
14. Perambahan lahan
9. Pencemaran air karena aktivitas menanam
kelola Borneo Orangutan
tambang batubara (asam dan zat besi) Survival (BOS) untuk 4. Daya saing sumber daya manusia lokal
10. Polusi udara (bau) dan banyaknya lalat lahan pertanian rendah
akibat aktivitas peternakan ayam
19
PELINGKUPAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Isu-isu PB berdasarkan Sintesa isu-isu PB yang
Isu-isu PB berdasarkan Isu-isu KRP Sintesa isu PB
hasil analisis tipologi disintesakan dari isu
hasil analisis masukan Isu-isu PB berdasarkan berdasarkan hasil Isu-isu PB yang merupakan analisis dari dikaitkan
dampak dan/atau PB KP+FGD (1), Ref
masyarakat & dari Laporan KLHS, analisis data-informasi hasil sintesa isu PB (5) dikaitkan dengan dengan
No. risiko LH yang terkait ilmiah (2), KRP+KLHS
pemangku Dokumen RPPLH, karakteristik wilayah tingkat pentingnya potensi dampak dan ketentuan Pasal
dengan KRP yang akan lainnya (3) &
kepentingan (Hasil KP, KRP lain yang relevan (IGT/spasial dan risiko LH 9 ayat (2) PP
dikaji dari berbagai karakteristik wilayah
FGD, & Wawancara) atribut) 46/2016
referensi (4)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Area swabakar Pengelolaan hutan Kebakaran hutan dan Peta lokasi historis Rawan swabakar (a) Penduduk di sekitar swabakar Isu PB Paling
batubara dapat kurang baik (Analisa lahan yang tidak kebakaran hutan batubara batubara terkena dampak; (b) Luas Strategis
mengakibatkan lahan Data Luas Areal terkendali (KLHS MP (KLHS MP) penyebaran dampak swabakar tinggi ±
terbakar Kebakaran KLHK, IKN, KLHS RTR KSN 2.241,56 hektar dan swabakar sedang ±
2019) IKN, RPJMD Provinsi 2.108,25 hektar; (c) Swabakar batubara
Kalimantan Timur) terjadi karena sinar matahari sehingga
pada musim kemarau memberikan
dampak lebih panjang dan dampak
swabakar ini akan berlangsung cukup
lama karena masih ada efek panasnya; (d)
2 Area swabakar Area swabakar tinggi Sebaran kawasan Peta Swabakar (Atlas Swabakar batubara ini dapat
batubara yang dan rendah (Atlas swabakar tinggi (KLHS Survei Kajian Geologi menimbulkan kerusakan lahan, dan
berpotensi Survei Kajian Geologi RTR KSN IKN) Calon IKN, Badan mempengaruhi kualitas air serta udara.
membahayakan Calon IKN, Badan Geologi ESDM, 2019) Selain itu, flora dan fauna yang berada di
keselamatan Geologi ESDM, 2019) sekitarnya juga akan terkena dampak; (e)
masyarakat Dampak bersifat kumulatif yang terjadi di
lokasi kejadian swabakar batubara; (f)
Dampak dapat berbalik dengan mitigasi
risiko swabakar batubara dan pemulihan
lahan pasca kejadian swabakar batubara;
(g) Belum ada teknologi yang diterapkan
untuk menekan swabakar batubara
dikarenakan fenomena alami. 20
PELINGKUPAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Isu-isu PB berdasarkan Sintesa isu-isu PB yang
Isu-isu PB berdasarkan Isu-isu KRP Sintesa isu PB
hasil analisis tipologi disintesakan dari isu
hasil analisis masukan Isu-isu PB berdasarkan berdasarkan hasil Isu-isu PB yang merupakan analisis dari dikaitkan
dampak dan/atau PB KP+FGD (1), Ref
masyarakat & dari Laporan KLHS, analisis data-informasi hasil sintesa isu PB (5) dikaitkan dengan dengan
No. risiko LH yang terkait ilmiah (2), KRP+KLHS
pemangku Dokumen RPPLH, karakteristik wilayah tingkat pentingnya potensi dampak dan ketentuan Pasal
dengan KRP yang akan lainnya (3) &
kepentingan (Hasil KP, KRP lain yang relevan (IGT/spasial dan risiko LH 9 ayat (2) PP
dikaji dari berbagai karakteristik wilayah
FGD, & Wawancara) atribut) 46/2016
referensi (4)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


8 Belum tersedianya Dampak timbulan Pengelolaan Peta persebaran Pengelolaan limbah (a) Seluruh penduduk di wilayah Isu PB Paling
prasarana pengelolaan sampah (DIKPLHD lingkungan (KLHS MP prasarana pengelolaan dan sampah perencanaan akan terkena dampak; (b) Strategis
limbah dan sampah Kab. Kutai Kartanegara, IKN), Pengelolaan limbah dan sampah Seluruh wilayah perencanaan akan
yang memadai 2018) sampah (KLHS Revisi terkena dampak; (c) Kondisi prasarana
RTRW Prov. pengolahan limbah dan persampahan
Kalimantan Timur 2016- yang belum memadai dapat
2036) mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan berlangsung terus-menerus
dengan intensitas harian; (d) Timbulan
sampah dan limbah akan memberikan
dampak pada kualitas lahan dan air,
selain itu juga udara karena ada sampah
yang dibakar; (e) Dampak bersifat
dan seterusnya… kumulatif; (f) Dampak dapat berbalik
dengan sistem pengelolaan limbah dan
sampah yang terpadu dan zero emission;
(g) Pemanfaatan teknologi tepat guna
dalam pengolahan limbah dan sampah,
khususnya untuk mencapai zero
emission
9 Polusi udara (bau) dan Tidak ada data Perlunya perencanaan Tidak ada data Polusi udara dari (a) Penduduk di sekitar peternakan Bukan Isu PB
banyaknya lalat akibat Kawasan peternakan peternakan ayam terkena dampak; (b) Wilayah terdampak Paling Strategis
aktivitas peternakan untuk pengembangan merupakan area di sekitar peternakan; (c)
ayam usaha supaya sesuai Polusi udara terjadi setiap hari; (d)
dengan perencanaan Komponen LH yang terkena dampak
tata ruang (KLHS RTR hanya manusia; (e) Dampak bersifat tidak
KSN IKN) kumulatif; (f) Dampak dapat berbalik; (g)
Penerapan pengelolaan peternakan yang
berkelanjutan dengan teknologi tepat 21
guna.
PERUMUSAN ISU PB STRATEGIS

Sintesa isu-isu PB yang disintesakan dari isu


ISU PB PB KP+FGD (1), Ref ilmiah (2), KRP+KLHS Pengelompokan Isu
lainnya (3) & karakteristik wilayah (4)

Rawan swabakar batubara


Pencemaran udara akibat karhutla di Provinsi
Kalimantan Timur
14 isu lingkungan Pencemaran air karena aktivitas tambang
Pencemaran dan Kerusakan
batubara
Lingkungan Hidup
Pengelolaan lubang pasca tambang batubara
Potensi alih fungsi lahan pertanian ke Isu Pembangunan
2 isu ekonomi pertambangan Berkelanjutan
Pengelolaan limbah dan sampah
Strategis
Risiko banjir Risiko Banjir
4 isu sosial Konservasi tumbuhan dan/atau satwa liar
Perlindungan Habitat
Migrasi satwa ke lahan konservasi Yayasan
Tumbuhan dan Satwa Liar
Samboja Lestari
Perambahan lahan kelola Borneo Orangutan
Survival (BOS) untuk lahan pertanian Dinamika Sosial dalam
Konflik penguasaan lahan antara masyarakat Pemanfaatan Lahan
dengan Pertamina dan lahan kelola BOS

22
IDENTIFIKASI KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN
PENGARUH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
Identifikasi muatan KRP berdampak terhadap lingkungan hidup dilakukan berdasarkan 10 (sepuluh)
parameter yang tercantum pada Lampiran IV Permen LHK 69/2017 yaitu:

1. Penurunan atau terlampauinya kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup untuk pembangunan;
2. Dampak dan/atau risiko lingkungan hidup;
3. Penurunan kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
atau kebakaran hutan dan lahan;
5. Penurunan mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
6. Penurunan ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
7. Peningkatan kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
8. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau penurunan penghidupan sekelompok
masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
9. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
10. Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

Pemberian skoring dilakukan dengan ketentuan skor 0 = Tidak berpotensi menimbulkan pengaruh; dan 1
= Berpotensi menimbulkan pengaruh. Dari hasil perhitungan skor total setiap KRP diperoleh nilai
skor total setiap KRP terkecil 0 dan terbesar 10, maka KRP yang mempunyai total skor > 5
ditetapkan sebagai KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap lingkungan hidup dan perlu
dikaji lebih lanjut dalam analisis pengaruh.
23
IDENTIFIKASI KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN
PENGARUH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP

SWABAKAR LUBANG
BATUBARA BATUBARA

24
IDENTIFIKASI KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN
PENGARUH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP

RAWAN LOKASI PRIORITAS EKSTRIM TINGGI UNTUK FOLU NET SINK


BANJIR
WP Simpang
Samboja
merupakan lokasi
prioritas ekstrim
tinggi, yaitu
wilayah yang
memiliki tutupan
hutan alam sangat
rendah namun
ancaman
deforestasi sangat
tinggi, lahan tidak
produktif luas dan
cenderung
meningkat dan
masalah kebakaran
sangat tinggi.

25
IDENTIFIKASI KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN
PENGARUH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
Kriteria Pengaruh Terhadap Lingkungan Hidup (Lampiran IV Permen LHK 69/2017)

(-) Mutu dan Ketersediaan

Adaptasi Perubahan Iklim


(+) Dampak & Risiko LH

(+) Risiko Kesehatan &


(+) Intensitas/ Wilayah

(+) Ancaman Kawasan


Keselamatan Manusia
(-) Ketahanan Kehati

(+) Kemiskinan atau


(+) Kerentanan &
(-) Jasa Ekosistem
Data dan Informasi

(-) Livelihood
(-) DDL/DTL
Total

Tertentu
Bencana
No KRP Lokasi Besaran (IGT/spasial dan Keterangan

SDA
Skor
atribut)

TUJUAN
Mewujudkan WP
Tidak berpotensi
Simpang Samboja
menimbulkan
sebagai Kawasan
pengaruh terhadap
Pengembangan
WP Simpang kondisi lingkungan
IKN dan Pusat 4347,48 Ha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Samboja hidup dan tidak
Distribusi Logistik
perlu dikaji lebih
yabg terpadu,
lanjut dalam
aman, produktif
analisis pengaruh
dan berkelanjutan
RENCANA STRUKTUR RUANG
1 Jaringan Transportasi
Melintasi area
swabakar batubara;
melintasi arahan IJL
Berpotensi
produksi dan APL
menimbulkan
dalam FOLU Net Sink;
pengaruh terhadap
Jaringan Jalan Arteri SWP A Blok DDDT Air belum
1.1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 lingkungan hidup
Primer A.2, Blok A.3 terlampaui; ada
dan perlu dikaji
potensi perubahan
lebih lanjut dalam
guna lahan di sekitar
analisis pengaruh
jalan dengan
intensitas bangunan
cukup tinggi
SWP A Blok Melintasi area
A.1,Blok A.2, swabakar batubara;
Blok A.3, melintasi arahan IJL
Berpotensi
Blok A.4, produksi dan APL
menimbulkan
Blok A.5, dalam FOLU Net Sink;
pengaruh terhadap
Jaringan Jalan Blok A.6, DDDT Air belum
1.2 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 lingkungan hidup
Kolektor Primer SWP B Blok terlampaui; ada
dan perlu dikaji
B.1, Blok B.2, potensi perubahan
lebih lanjut dalam
SWP C Blok guna lahan di sekitar
analisis pengaruh
C.1, Blok C.3, jalan dengan
Blok C.4, intensitas bangunan
Blok C.5 cukup tinggi

26
dan seterusnya…
IDENTIFIKASI KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN
PENGARUH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
Kriteria Pengaruh Terhadap Lingkungan Hidup (Lampiran IV Permen LHK 69/2017)

(-) Mutu dan Ketersediaan

Adaptasi Perubahan Iklim


(+) Dampak & Risiko LH

(+) Risiko Kesehatan &


(+) Intensitas/ Wilayah

(+) Ancaman Kawasan


Keselamatan Manusia
(-) Ketahanan Kehati

(+) Kemiskinan atau


(+) Kerentanan &
(-) Jasa Ekosistem
Data dan Informasi

(-) Livelihood
(-) DDL/DTL
Total

Tertentu
Bencana
No KRP Lokasi Besaran (IGT/spasial dan Keterangan

SDA
Skor
atribut)

RENCANA POLA RUANG


2 Zona Budidaya

Alokasi ruang terdapat


di area lubang
Berpotensi
tambang seluas 19,99
menimbulkan
Ha; di area swabakar
pengaruh terhadap
Zona Pembangkit SWP B Blok batubara rendah
2.4 308,12 Ha 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5 lingkungan hidup
Tenaga Listrik B.1, Blok B.2 308,51 Ha; area
dan perlu dikaji
berisiko banjir ±
lebih lanjut dalam
24,04% dari luas zona;
analisis pengaruh
status DDDT Air belum
terlampaui

SWP A Blok
A.2, Blok A.3,
Blok A.4, Alokasi ruang terdapat
Blok A.7, di area swabakar Berpotensi
Blok A.8, batubara tinggi seluas menimbulkan
Sub-Zona Blok A.9, 341,76 Ha dan rendah pengaruh terhadap
2.5 Perumahan Blok A.10; 386,42 Ha seluas 309,31 Ha; area 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 lingkungan hidup
Kepadatan Sedang SWP B Blok berisiko banjir ± dan perlu dikaji
B.1, Blok B.2; 89,87% dari luas sub- lebih lanjut dalam
SWP C Blok zona; status DDDT Air analisis pengaruh
C.1, Blok C.3, belum terlampaui
Blok C.4,
Blok C.5

27
dan seterusnya…
KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN PENGARUH
TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
No KRP Lokasi Besaran

Rencana Struktur Ruang


1 Jalan Arteri Primer SWP A Blok A.2, Blok A.3
SWP A Blok A.1,Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok
2 Jalan Kolektor Primer A.5, Blok A.6, SWP B Blok B.1, Blok B.2, SWP C Blok
C.1, Blok C.3, Blok C.4, Blok C.5
SWP A Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok
3 Jalan Kolektor Sekunder A.6, Blok A.7, Blok A.8, Blok A.9, Blok A.10, SWP B
Blok B.1, Blok B.2 SWP C Blok C.1
4 Terminal Penumpang Tipe B SWP A Blok A.1
Jaringan Jalur Kereta Api SWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok
5
Antarkota A.5, Blok A.7, Blok A.9
6 Stasiun Penumpang Besar SWP A Blok A.1
7 Stasiun Barang SWP A Blok A.1
Jaringan yang Menyalurkan
8 Gas Bumi dari Fasilitas SWP A Blok A.3, Blok A.4; SWP B Blok B.1, Blok B.2
Produksi-Kilang Pengolahan
Rencana Pola Ruang
Zona Pembangkit Tenaga
9 SWP B Blok B.1, Blok B.2 308,12 Ha
Listrik
SWP A Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.7, Blok
Sub-Zona Perumahan
10 A.8, Blok A.9, Blok A.10; SWP B Blok B.1, Blok B.2; 386,42 Ha
Kepadatan Sedang
SWP C Blok C.1, Blok C.3, Blok C.4, Blok C.5
Sub-Zona Campuran
11 SWP Blok A.1, Blok A.2, Blok A.4; SWP C Blok C.1 91,03 Ha
Intensitas Menengah/ Sedang
Sub-Zona Perdagangan dan
12 SWP A Blok A.3, Blok A.5 63,61 Ha
Jasa Skala Kota
SWP A Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok
Sub-Zona Perdagangan dan
13 A.7, Blok A.9, Blok A.10, SWP B Blok B.1, Blok B.2, 64,31 Ha
Jasa Skala WP
SWP C Blok C.1, Blok C.3, Blok C.4
14 Zona Perkantoran SWP A Blok A.4 11,43 Ha
15 Zona Transportasi SWP A Blok A.1 127,23 Ha
28
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

04
ANALISIS PENGARUH
KRP TERHADAP
KONDISI LH
KERANGKA PIKIR ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP

 Analisis ini
dilakukan dengan
menelaah interaksi
antara materi
muatan RDTR WP
Simpang Samboja
dengan isu-isu
pembangunan
berkelanjutan
strategis.

 Analisis enam muatan KLHS dilaksanakan


berbasis isu-isu strategis pembangunan
berkelanjutan yang telah ditetapkan.

30
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
ZPK 2 Lahan ZPK 3 Lahan
ZPK 1 Lahan ZPK 4 Tidak
Cukup Sesuai Kurang Sesuai
Sesuai (Zona Sesuai (Zona
(Zona (Zona Prioritas
Rencana Struktur Ruang Prioritas Lindung dan Total
Pengembangan Pengembangan
pengembangan Penyangga
Perkotaan Perkotaan scr
perkotaan) Perkotaan)
Bersyarat) Terbatas)
Jalan Arteri Primer 3,31 3,31
Jalan Kolektor Primer 13,69 0,64 14,51 0,08 28,92
Jalan Kolektor Sekunder 1,91 17,29 22,47 0,06 41,73
Jaringan Jalur Kereta Api Antarkota 16,57 0,06 16,63
Jaringan yang Menyalurkan Gas Bumi
dari Fasilitas Produksi-Kilang 1,81 2,50 3,94 0,08 8,33
Pengolahan
Total 17,41 20,42 60,80 0,28 98,91

ZPK 2 Lahan ZPK 3 Lahan


ZPK 1 Lahan ZPK 4 Tidak
Cukup Sesuai Kurang Sesuai
Sesuai (Zona Sesuai (Zona
(Zona (Zona Prioritas
Rencana Pola Ruang Prioritas Lindung dan Total
Pengembangan Pengembangan
pengembangan Penyangga
Perkotaan Perkotaan scr
perkotaan) Perkotaan)
Bersyarat) Terbatas)
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 90,55 90,55
Pembangkitan Tenaga Listrik 5,80 302,24 0,08 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 1,93 61,67 63,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 0,35 19,31 44,65 64,31
Perkantoran 11,43 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 165,28 220,67 0,46 386,42
Transportasi 127,72 127,72
Total 6,15 488,77 556,77 0,46 1.052,15

31
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Daya Dukung dan Daya Tampung Air

Populasi Populasi Ketersediaan Kebutuhan Air Selisih Air Ambang


Luas Lahan
Status Kabupaten Grid Air Tiap Grid Tiap Grid Tiap Grid Batas Tiap
(Ha)
(Jiwa) (Jiwa) (m³/tahun) (m³/tahun) (m³/tahun) Grid (Jiwa)
Belum Terlampaui 4,347.48 71,296,552 4,547 74,782,411.81 22,250,348.45 52,532,063.36 93,479

Populasi Populasi Ketersediaan Kebutuhan Air Ambang Batas


Luas Lahan Selisih Air Tiap
SWP Status Kabupaten Grid Air Tiap Grid Tiap Grid Tiap Grid
(Ha) Grid (m³/tahun)
(Jiwa) (Jiwa) (m³/tahun) (m³/tahun) (Jiwa)
SWP A Belum Terlampaui 1,377.43 22,785,496 1,233 24,293,109.98 7,654,583.70 16,638,526.28 30,367
SWP B Belum Terlampaui 1,291.50 23,520,512 1,764 24,031,736.02 6,130,936.92 17,900,799.10 30,039
SWP C Belum Terlampaui 1,678.55 24,990,544 1,550 26,457,565.81 8,464,827.83 17,992,737.98 33,073

32
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Rawan Swabakar Jalan kolektor primer sekunder
sebagian berlokasi di area
swabakar tinggi dan sebagian
di swabakar rendah
Jalan Arteri primer
berlokasi di area
swabakar tinggi

Jaringan jalur rel kereta api,


stasiun penumpang, stasiun
barang, dan terminal tipe B
berlokasi di area swabakar tinggi

Jalan kolektor primer sebagian SWP A SWP B SWP C


KRP Berpengaruh Total
berlokasi di area swabakar tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 83,31 7,72 91,03
dan sebagian di swabakar rendah
Pembangkitan Tenaga Listrik 308,12 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 2,45 61,79 64,24
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 12,80 36,65 0,55 4,67 2,96 57,63
Perkantoran 11,43 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 161,24 225,27 0,09 0,00 386,60
Transportasi 127,23
Total 329,30 1.050,42 811,19 58,97
33 127,23
967,76 1.132,17 4.349,81
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Lubang Tambang

Zona Pembangkit Tenaga Listrik berlokasi di area lubang


tambang seluas 19,99 Ha.

Pemulihan lahan pasca tambang perlu dilakukan agar kegiatan


pembangkit tenaga listrik dapat diimplementasikan dengan
aman dan tidak membahayakan para pekerja nantinya.

34
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Jasa Ekosistem Pengatur Pemurnian Air

Kecenderungan

Jasa Ekosistem Pengatur Pemurnian Air Kecenderungan JE Pengatur Pemurnian Air


Rencana Pola Ruang SWP A SWP B SWP C Total Rencana Pola Ruang SWP A SWP B SWP C Total
Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Meningkat Menurun Tetap Menurun Tetap Menurun Tetap
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 1,09 82,22 7,72 91,03 Campuran Intensitas Menengah/Sedang 52,47 30,84 7,72 91,03
Pembangkitan Tenaga Listrik 252,44 55,68 308,12 Pembangkitan Tenaga Listrik 37,90 270,22 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 2,57 61,04 63,61 Perdagangan dan Jasa Skala Kota 53,69 9,91 63,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 7,11 41,47 3,65 0,23 11,85 64,31 Perdagangan dan Jasa Skala WP 0,17 30,79 17,62 0,19 3,46 7,90 4,18 64,31
Perkantoran 11,43 11,43 Perkantoran 11,06 0,36 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 42,27 344,07 0,09 386,42 Perumahan Kepadatan Sedang 2,39 122,83 261,11 0,09 0,00 386,42
Transportasi 127,23 127,23 Transportasi 0,81 126,42 127,23
Total 53,03 667,46 252,44 59,34 0,23 19,66 1.052,15 Total 2,56 271,66 446,27 38,09 273,68 7,99 35
11,91 1.052,15
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Jasa Ekosistem Pengatur dan Pengolahan Limbah

Jasa Ekosistem Pengatur dan Pengolahan Limbah


Rencana Pola Ruang SWP A SWP B SWP C Total
Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 55,68 27,63 7,72 91,03
Pembangkitan Tenaga Listrik 252,44 55,68 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 53,69 9,91 63,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 34,09 14,49 0,19 3,46 7,90 4,18 64,31
Perkantoran 11,06 0,36 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 189,73 196,60 0,09 0,00 386,42
Transportasi 0,81 126,42 127,23
Total 345,07 375,42 252,62 59,15 7,99 11,91 1.052,15

36
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

FOLU NET SINK WP Simpang Samboja merupakan lokasi prioritas ekstrim tinggi, yaitu wilayah yang memiliki tutupan hutan alam sangat rendah
namun ancaman deforestasi sangat tinggi, lahan tidak produktif luas dan cenderung meningkat dan masalah kebakaran sangat tinggi.

Arahan Indeks Jasa Lingkungan


Rencana Pola Ruang Total
Areal Penggunaan Lainnya Produksi
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 32,67 57,88 90,55
Pembangkitan Tenaga Listrik 290,49 17,63 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 7,63 55,98 63,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 28,00 36,31 64,31
Perkantoran 0,36 11,06 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 155,50 230,92 386,42
Transportasi 126,50 1,22 127,72
Total 641,16 411,00 1.052,15

37
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP RISIKO BANJIR
Risiko Banjir

Risiko Banjir
Rencana Pola Ruang Total
SWP A SWP B SWP C
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 83,31 7,72 91,03
Pembangkitan Tenaga Listrik 308,12 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 63,61 63,61
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 49,44 0,55 7,63 57,63
Perkantoran 11,43 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 386,33 0,09 386,42
Transportasi 127,23 127,23
Total 721,35 308,67 15,44 1.045,47

38
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP RISIKO BANJIR

Kerentanan Perubahan Iklim


di WP Simpang Samboja
seluruhnya kelas Sedang

Risiko 2045
2018
Perubahan
Iklim

39
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PERLINDUNGAN
HABITAT TUMBUHAN DAN SATWA LIAR
Jasa Ekosistem Biodiversitas

JE Biodiversitas
Rencana Struktur Ruang Total
Tinggi Sedang
Jalan Arteri Primer 0,47 2,83 3,31
Jalan Kolektor Primer 8,95 14,49 23,44
Jalan Kolektor Sekunder 22,99 14,05 37,03
Jaringan Jalur Kereta Api Antarkota 10,33 1,29 11,62
Total 42,74 32,66 75,40

Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas


Rencana Pola Ruang SWP A SWP B SWP C Total
Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang
Campuran Intensitas Menengah/Sedang 66,83 16,49 6,18 1,55 91,03
Pembangkitan Tenaga Listrik 10,05 298,07 308,12
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 41,98 21,63 63,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 20,56 28,02 0,02 3,63 10,61 1,47 64,31
Perkantoran 7,55 3,88 11,43
Perumahan Kepadatan Sedang 305,48 80,86 0,09 386,42
Transportasi 123,82 3,41 127,23
Total 566,20 154,28 10,06 301,71 16,87 3,02 1.052,15

40
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP PERLINDUNGAN
HABITAT TUMBUHAN DAN SATWA LIAR
Nilai Konservasi Tinggi

Rencana Struktur Ruang NKT 1, NKT 2, NKT 3, NKT 4 NKT 4


Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor Primer 0,06 1,16
Jalan Kolektor Sekunder 5,62 7,50
Jaringan Jalur Kereta Api Antarkota 0,61
Total 6,29 8,66

Rencana Pola Ruang NKT 1, NKT 2, NKT 3, NKT 4 NKT 4


Campuran Intensitas Menengah/Sedang 3,69
Pembangkitan Tenaga Listrik 17,63 237,16
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 4,85
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 5,14 1,41
Perkantoran
Perumahan Kepadatan Sedang 83,36 23,95
Transportasi
Total 114,67 262,52

41
ANALISIS PENGARUH KRP TERHADAP DINAMIKA SOSIAL
DALAM PEMANFAATAN LAHAN

Banyak rumah masyarakat di


atas lahan Pertamina
mengakibatkan mereka tidak
dapat memperoleh sertifikat
kepemilikan lahan secara legal.
Selanjutnya lahan tersebut
dalam rencana pola ruang
sangat beragam, antara lain
sub-zona campuran intensitas
menengah/sedang, zona
pembangkit tenaga listrik, zona
perdagangan dan jasa, zona
perumahan, badan air, RTH.

Area perambahan lahan oleh masyarakat


yang dijadikan perkebunan di atas lahan
BOSF selanjutnya lahan tersebut dalam
rencana pola ruang menjadi rimba kota.

42
TAHAP
SELANJUTNYA

43
PENDEKATAN UNTUK RUMUSAN ALTERNATIF DAN
REKOMENDASI PERBAIKAN KRP
Pendekatan Nature-based
Solutions diupayakan sebagai
landasan perumusan
rekomendasi perbaikan KRP

Solusi berbasis alam merupakan solusi yang


mengacu pada pengelolaan berkelanjutan
dan penggunaan fitur dan proses alam
untuk mengatasi tantangan sosial-lingkungan.

44
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

TERIMA
KASIH
ikn.go.id @Ditjen Tata Ruang tataruang.atrbpn.go.id

Anda mungkin juga menyukai