Anda di halaman 1dari 82

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

RDTR WP IKN BARAT


Konsultasi publik
Selasa, 13 September 2022

@DitjenTataRuang tataruang.atrbpn.go.id gistaru.atrbpn.go.id/rtronline


ATR/BPN
KLHS RDTR WP IKN BARAT
KLHS
RDTR WP IKN
BARAT

01
pendahuluan
KLHS RDTR WP IKN BARAT
1. Adanya Kawasan potensi bencana
2. Upaya pengelolaan sumberdaya alam dan
perlindungan lingkungan perlu ada konsepsi
perencanaan yang berbasis pendekatan ekologi dan
ekonomi secara berimbang (ecology and economic
balance)
3. Diperlukan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) terhadap RDTR
4. Agar produk RDTR yang dikeluarkan telah
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi secara berkelanjutan
5. KLHS merupakan Tindakan strategis dalam
menuntun dan mengarahkan tidak terjadinya
dampak negatif RDTR terhadap lingkungan dan
keberlanjutan
6. Penyediaan sarana/prasarana maupun pelayanan
dasar dan perkebangan sistem jaringan transportasi
7. KLHS harus diselenggarakan secara terbuka dan
bertanggung jawab, sehingga dapat

Latar
dipertanggungjawabkan pada public secara luas
8. Menekankan pada upaya pemecahan permasalahan

Belakang lingkungan hidup berdasarkan skala prioritas

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Lingkungan Hidup Strategis

RTRW, RPJP, RPJM DAN KRP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009 : “Pemerintah dan Pemda wajib Menyusun KLHS” Apa Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
atau SEA?
Rangkaian analisis yang sistmatis,
menyeluruh dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan,rencana,
dan/atau program

(pasal 1 ayat 10 UU 32/2009 PPLH)

KLHS RDTR WP IKN BARAT


10 PRINSIP DASAR
PENYUSUNAN KLHS
1. Integrasi Dini (early Integration)
2. Mengkaji pilihan-pilihan (examine alternative)
3. Peningkatan kualitas KRP
4. Capacity Building dan Social Learning
5. Fleksibel
6. Self-assessment
7. Memilih analisis yang tepat
8. Akuntabilitas
9. Menggunakan mekanisme yang berlaku
10. Partisipatif

KLHS RDTR WP IKN BARAT


TAHAPAN KERJA KLHS – PP 46/2016 DAN PERMENLHK 69/2017

PENILAIAN
PERSIAPAN PEMBUATAN & PELAKSANAAN
DAN MONEV

1. Identifikasi Stakeholders Pengkajian Perumusan Alternatif


Pembangunan Pembangunan - Penjaminan Kualitas
2. Pembentukan Berkelanjutan terhadap Berkelanjutan (penilaian mandiri)
KRP: Rekomendasi KLHS
Tim/Pokja Opsi dan skenario dalam Penyempurnaan - Validasi
-Identifikasi Isu PB kebijakan yang Dokumen KRP
3. Penyusunan Kerangka - Pemantauan dan
-Identifikasi KRP tersedia dan perlu Evaluasi
Acuan Kerja POKJA dipertimbangkan
-Analisis Pengaruh

Konsultasi
FGD Publik ….Hasil analisis pengaruh dapat dikonsultasikan dengan
pemangku kepentingan untuk pengayaan dan
penajaman hasil….

KLHS RDTR WP IKN BARAT


PROSES KLHS (PP 46/2016)
Identifikasi materi
Isu PB Yang Paling
muatan KRP
Strategis
Pasal (10): Identifikasi semua
Pasal (8): Hasil No.1, ditelaah materi KRP, ditelaah dengan
dengan Pasal ayat 1 Pasal 3 ayat 2 atau penjelasan

05
Pasal 15 UU 32/09

01 03

02 04
Identifikasi dan Isu PB Analisis pengaruh hasil
Perumusan Isu PB Prioritas isu PB Prioritas dengan
Pasal (8): Didapat dari Konsultasi Pasal (9): hasil no. 2 materi muatan KRP
Publik dengan Para Pemangku ditelaah dengan Pasal
9 ayat 2 Pasal (11): Analisis pengaruh hasil No 3
Kepentingan dengan hasil No 4

KLHS RDTR WP IKN BARAT


PROSES KLHS (PP 46/2016)
Rumusan Alternatif
Penjaminan Validasi
Pasal (14): Perubahan: Tujuan ,
Strategi, pencapaian, ukuran/skala, Kualitas Pasal (25-27): Oleh
lokasi, proses/metode, penundaan, Kementerian LHK atau
Pasal (19): Oleh
rambu, mempertahankan ekosistem DLH Provinsi
Penyusun KRP

08 10
mitigasi

06

Kajian 6
07 Penyusunan
09 11
Dokumentasi
muatan KLHS Rekomendasi
Pasal (23): Oleh
Pasal (13): Kajian Pasal (16): Perbaikan Penyusun KLHS
DDDT, JE, SDA, PI, KRP, Keg/usaha yang
Kehati, Risiko Dampak telah melampaui DDDT
LH tidak boleh lagi

KLHS RDTR WP IKN BARAT


INTEGRASI PROSES KLHS DENGAN PROSES KEBIJAKAN,
RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM RDTR WP IKN BARAT

WP
WPIKN
IKNBARAT
BARAT KP-IKN

KAWASAN
PERAIRAN LAUT

KLHS RDTR WP IKN BARAT


SK POKJA
SK Nomor 11.II/SK1.200.OT.01/VI/2020
tentang Kelompok Kerja Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) Pusat
Ekonomi dan Pelayanan pada Kawasan Strategis Nasional Calon Ibu Kota Negara

KLHS RDTR WP IKN BARAT


KLHS
RDTR WP IKN
BARAT

02
KARAKTERISTIK WILAYAH
(BASELINE)
KLHS RDTR WP IKN BARAT
Wilayah Fungsional dan Wilayah Perencanaan

30,62%
dari Luas KIKN
*Luas WP IKN Barat
adalah 17.206,19 Ha

Terdiri dari 2 Kelurahan dan 4


Desa di kecamatan Sepaku dan 1
Desa di Kecamatan Loakulu
sebanyak 70 persen adalah
pendatang program
transmigrasi penduduk tahun
1970-an

Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional WP IKN Barat yang didasarkan pada pembagian
DAS dengan luas 138.505,73 Ha meliputi 2 DAS, yaitu:
• DAS Mahakam 49.319,87 Ha, dan DAS Sanggai 89.185,86 Ha
• Pada Wilayah Perencanaan WP IKN Barat DAS Sanggai seluas
17.205,23 hektar dan sebagian kecil wilayah masuk kedalam Wilayah Perencanaan
DAS Mahakam seluas 116,02 hektar.

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Posisi WP IKN Barat Dalam Lingkup KIKN

Dalam Lingkup KIKN, WP ini merupakan WP yg


memiliki luas terbesar, letaknya yang berbatasan
langsung dengan KIPP dan diamanatkan sebagai
pusat pelayanan kota membuat WP IKN Barat
menjadi strategis dengan arahan fungsi yang
ditetapkan dalam Perpres.

Arahan fungsi WP IKN Barat


Rencana Induk IKN RTR KSN IKN
Perpres No. 63 Tahun 2022 Perpres No. 64 Tahun 2022
• kegiatan ekonomi pada skala nasional • Pusat ekonomi, bisnis dan keuangan
• kegiatan permukiman • Perdagangan dan Jasa skala Internasional
• kegiatan perekonomian pendukung pada • Pariwisata Alam
skala kota dan lokal, serta fasilitas layanan • Perkantoran (Industry 4.0 center of excellence, research
masyarakat termasuk pada skala nasional, and Talent Development center, business park, dll)
regional, dan lokal. • Pelayanan Kesehatan Skala Internasional
• Pelayanan Pendidikan Tinggi
• Simpul Transportasi Regional
• Pertahanan dan Keamanan
• Permukiman Perkotaan
• Permukiman Perdesaan

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah
KETINGGIAN
200 - 300 - 400 - 500 -
Desa/ <100 100 - 200 Luas
Kecamatan 300 400 500 600
Kelurahan m/dpl m/dpl (Ha)
m/dpl m/dpl m/dpl m/dpl
Desa Sungai
47,83 113,15 33,28 194,26
Loa Kulu Payang
Desa Bukit
2.514,47 55,21 30,96 10,43 2.611,07
Raya
Desa Bumi
3.923,16 1.290,24 294,34 136,51 35,31 0,68 5.680,24
Harapan
Desa Karang
257,61 257,61
Jinawi
Sepaku
Desa Suka
1.767,33 1.767,33
Raja
Kelurahan
1,19 1,19
Pemaluan
Kelurahan
6.153,78 431,89 101,00 7,80 6.694,47
Sepaku
17.206,
WP IKN Barat 14.665,37 1.890,48 459,58 154,75 35,31 0,68
17

1. Kondisi topografi WP IKN Barat didominasi oleh elevasi < 100 mdpl yang
menunjukkan bentuk lahan berupa pedataran.
2. Sedangkan sisanya memiliki elevasi 200 – 600 mdpl yang menunjukkan bentuk lahan
perbukitan.
3. Kondisi ketinggian 0 – 100 mdpl dapat digunakan sebagai kawasan terbangun.
4. Kondisi ketinggian 100 – 200 mdpl dapat digunakan sebagai kawasan terbangun.
5. Kondisi ketinggian 200 – 300 mdpl dapat digunakan sebagai kawasan terbangun dengan
syarat rekayasa teknik. Sumber : Hasil Analisis Data DTM BIG, 2019
6. Kondisi ketinggian > 400 mdpl tidak dapat digunakan sebagai kawasan terbangun (non build
up). 85,23% dominasi kondisi ketinggian lahan
pada WP IKN Barat berkisar <100 m/dpl

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah
KEMIRINGAN
Kecamatan Desa/Kelurahan <15 15 - 25 25 - 40 > 40 Luas (Ha)

Loa Kulu Desa Sungai Payang 54,95 95,46 43,85 194,26


Desa Bukit Raya 1.946,72 534,80 124,72 4,83 2.611,07
Desa Bumi Harapan 3.612,22 1.611,41 421,80 34,81 5.680,24
Desa Karang Jinawi 194,21 62,86 0,55 257,61
Sepaku
Desa Suka Raja 1.674,98 89,16 3,19 1.767,33
Kelurahan Pemaluan 1,19 1,19
Kelurahan Sepaku 3.983,65 2.207,85 498,80 4,17 6.694,47
WP IKN Barat 11.467,93 4.601,53 1.092,90 43,81 17.206,17

1. Kemiringan lereng didominasi antara 0 –


15 %, hal ini menunjukkan bentang alam
merupakan pedataran – perbukitan datar
- landai.
2. Pada sebagian tempat terdapat kemiringan
lereng 15 % – 25 % (perbukitan curam), 25 %
- 40 % (sangat curam)
3. Lereng 0 – 15 % dapat digunakan sebagai
kawasan terbangun
4. Lereng 15 – 25 % dapat digunakan sebagai
kawasan terbangun dengan syarat rekayasa
teknik Sumber : Hasil Analisis Data DTM BIG, 2019
5. Lereng > 25% tidak dapat digunakan sebagai
kawasan terbangun (non build up). 66,65% dominasi kondisi kemiringan lahan
pada WP IKN Barat berkisar <15%

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah
JENIS TANAH

Jenis tanah pada IKN Barat terdiri dari Hemic Haplohemist, Oxic Dystrudepts, Typic Dystrudept, Typic
Eutrudepts, Typic Hapluduts, dan Typic Hapludolls.
1. Typic Hapluduts memiliki ukuran partikel lempung dan pada kondisi normal tidak terdapat
retakan, sehingga jenis tanah ini dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun.
2. Typic Hapludolls umumnya kering, tidak memiliki retakan lebar, dan sangat jarang terjadi aktivitas hewan
pada tanah ini. Sehingga jenis tanah ini dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun.
3. Typic Dystrudept umumnya berasal dari material aluvium, di bagian atasnya tersusun oleh lempung liat dan
bagian bawahnya liat berpasir. Tanah ini dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun.
4. Oxic Dystrudepts memiliki lempung dengan kapasitas pertukaran kation yang rendah, sehingga tanah ini
dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun.
5. Hemic Haplohemist memiliki temperatur hangat, tidak mengadung sulfur/sulfidik (menunjukkan tidak
terjadi alterasi mineral/batuan) atau menunjukkan tanah yang tidak banyak mengalami gangguan. Sehingga
tanah ini Tanah ini dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun.
6. Typic Sulfaquent mengandung mineral sulfidik, didominasi liat, dan dipengaruhi pasang surut rawa. Tanah
ini dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun dengan syarat rekayasa teknik.
7. Typic Eutrudepts memiliki kandungan lempung mengembang (swelling) yang tinggi disertai dengan retakan Sumber : Puslit Tanah, Kementerian Pertanian, 2019
yang dalam menunjukkan intergrade ke Vertisols. Kondisi demikian rawan apabila ada pembebanan di bagian
atasnya. Sehingga Typic Eutrudepts tidak dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun (Non Build Up). 33,99% dominasi kondisi jenis tanah pada WP IKN Barat
berupa Typic Hapludults

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah

Sumber : Badan Geologi, 2020

CURAH HUJAN DAS


70,55% dominasi kondisi curah kondisi DAS pada WP IKN Barat
hujan pada WP IKN Barat berkisar terdiri dari DAS Mahakan dan DAS
antara 1500-2000 mm/thn Suanggai

Sumber : BMKG, 2020 Sumber : KLHK, 2020

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Karakteristik Wilayah

VEGETASI EKOREGION
65,64% Vegetasi hutan dipterokarpa pamah yang 91,87 % Perbukitan Struktural Kompleks Meratus
memiliki ratusan jenis pohon, dengan tingkat kerapatan
yang artinya potensi tinggi pada JE penyedia
energi, JE pengatur perlindungan bencana, JE
sedang-tinggi yang mampu menyimpan cadangan karbon
pendukung biodiversitas
Sumber : KLHK, 2020 Sumber : KLHK, 2020

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah
GEOLOGI
Alluvium Palaubalang Pamaluan Talus
Kecamatan Desa Luas (Ha)
Deposit Formation Formation Deposit

Loa Kulu Sungai Payang 194,26 194,26


Bukit Raya 421,32 69,54 2.120,21 2.611,07
Bumi Harapan 973,32 789,91 3.917,00 5.680,23
Karang Jinawi 257,61 257,61
Sepaku
Pemaluan 1,19
Suka Raja 711,62 1.054,84 0,86 1.767,33
Kelurahan Sepaku 116,48 425,36 6.152,62 6.694,46
WP IKN Barat 2.222,75 1.479,07 13.502,28 0,86 17.206,16

Formasi Pamaluan
1. Kondisi geologi didominasi oleh Formasi Pamaluan, serta sebagian terdapat
Formasi Balikpapan, Endapan Aluvium, dan Endapan Talus
2. Formasi Pamaluan tersusun batulempung dan serpih sisipan napal, batupasir dan
batugamping.
3. Formasi Pulau Balang tersusun oleh perselingan batupasir kuarsa, batupasir, dan
batulempung.
4. Aluvium terdiri dari pasir, lempung dan lumpur.
5. Struktur geologi terdiri dari lipatan sinklin dan sesar.
6. Formasi Pulau Balang dan Endapan Aluvium dapat dikembangkan sebagai Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020
Kawasan Terbangun
78,47% dominasi kondisi Geologi pada WP IKN Barat berupa Formasi Pamaluan,
Formasi Pamaluan dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun
dengan syarat rekayasa teknik, karena didominasi oleh lempung dan serpih

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah
GEOHIDROLOGI
Produktif Kecil
Kecamatan Desa Langka Setempat Luas (Ha)
Berarti
Loa Kulu Sungai Payang 194,26 194,26
Bukit Raya 1.696,12 914,95 2.611,07
Bumi Harapan 4.540,76 1.139,48 5.680,24
Karang Jinawi 241,89 15,73 257,61
Sepaku
Pemaluan 1,19 1,19
Suka Raja 1.767,33 1.767,33
Kelurahan Sepaku 6.285,31 409,16 6.694,47
WP IKN Barat 12.958,33 4.247,84 17.206,17

1. Secara Hidrogeologi, wilayah IKN


Barat berada pada Daerah Air
Tanah Langka dan Daerah
Produktif Kecil Setempat Berarti.
Hal ini menunjukkan bahwa
keberadaan lapisan akifer dan
ketersediaan air tanah sangat
terbatas.
2. Daerah IKN Barat dapat
dikembangkan sebagai Kawasan
Terbangun dengan syarat Sumber Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020
Air Bersih tidak berasal dari Air
75,31% dominasi kondisi Geohidrologi pada WP IKN
Tanah.
Barat dikategorikan Langka

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Fisik Wilayah
GEOMORFOLOGI
Dataran Dasar Rawa P. Antiklin
Kecamatan Desa Bergelombang Lembah Pasang B.Gelombang Dgn
Terdenudasi Kuat Timbusan Surut Puncak Tak Teratur
Loa Kulu Sungai Payang 31,34
Bukit Raya 79,69 206,43 1.474,53
Bumi Harapan 648,79 1.387,69
Karang Jinawi 6,00 251,61
Sepaku
Pemaluan 1,19
Suka Raja 495,40 359,00 569,32 122,85
Kelurahan Sepaku 1.348,36 2.418,41
WP IKN Barat 495,40 1.793,05 1.425,72 5.686,43
Lanjutan . . . . . .
Pebukitan Sinklin Pebukitan Sinklin
Pebukitan
Kecamatan Desa Puncak Tak Tersesarkan Luas (Ha)
Homoklin
Teratur Tertoreh Kuat
Loa Kulu Sungai Payang 162,92 194,26
Bukit Raya 206,15 644,27 2.611,07
Bumi Harapan 584,76 3.059,00 5.680,24
Karang Jinawi 257,61
Sepaku
Pemaluan 1,19
Suka Raja 220,77 1.767,33
Kelurahan Sepaku 838,22 2.089,48 6.694,46
WP IKN Barat 220,77 1.629,13 5.955,67 17.206,17

1. Kondisi geomorfologi dipengaruhi oleh aktivitas tektonik dan struktur di masa lampau, sehingga
membentuk geomorfologi lipatan antiklin dan sinkin. Namun pada Zaman Neogen aktivitas tektonik
terhenti, sehingga struktur geologi sudah tidak aktif.
2. Satuan Geomorfologi terdiri dari Dataran Bergelombang Terdenudasi Kuat, Dasar Lembah Timbusan, Rawa
Pasang Surut, Perbukitan Antiklin Bergelombang Dengan Puncak Tidak Teratur, Perbukitan Sinklin Dengan
Sumber : Atlas Geologi Kawasan IKN, 2020
Puncak Tidak Teratur, dan Perbukitan Homoklin, Perbukitan Sinklin Tersesarkan Tertoreh Kuat.
3. Dari Kondisi Geomorfologi IKN Barat menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah IKN Barat
dapat dikembangkan sebagai Kawasan Terbangun.
34,61% dominasi kondisi Geomorfologi pada WP IKN Barat berupa
4. Terkecuali pada daerah Rawa Pasang Surut, kondisi ketinggian > 300 m dan kemiringan lereng > 25 % SD9 PEBUKITAN SINKLIN TERSESARKAN TERTOREH KUAT
tidak dapat digunakan sebagai kawasan terbangun (non build up).

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kondisi Ekosistem Mangrove

Luas
Mangrove
660,32 Ha
Desa/Kelurahan Luas (Ha)
Desa Bukit Raya 19,15
Desa Bumi Harapan 315,11
Desa Suka Raja 325,84
Kelurahan Pemaluan 0,22
Luas Ekosistem Mangrove 660,32
Sumber : Landuse (RBI 1 : 5000 BIG Tahun 2019)

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Pengunaan Lahan
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1Embung 0,45 0,00
2Hutan Kerapatan Sedang 2.756,62 15,94
3Hutan Mangrove 629,96 3,64
4Hutan Rawa dan Gambut 38,41 0,22
5Hutan Tanaman Industri 8.697,41 50,30
6Industri (Pembibitan) 3,14 0,02
7Jalan 178,16 1,03
8Kesehatan 0,31 0,00
9Kolam 10,96 0,06
10Ladang 176,28 1,02
11Lapangan Olahraga 2,11 0,01
12Makam 0,80 0,00
13Pekarangan 102,30 0,59
14Pendidikan 1,73 0,01
15Perdagangan dan Jasa 1,14 0,01
16Peribadatan 0,77 0,00
17Perkantoran 0,12 0,00
18Perkebunan Campuran 1.247,87 7,22
19Perkebunan Kelapa Sawit 1.900,55 10,99
20Perkebunan Lain 2,95 0,02
21Permukiman 47,88 0,28
22Rawa 50,51 0,29
23Saluran Irigasi dan Drainase 0,67 0,00
DOMINASI GUNA LAHAN
24Sawah 326,94 1,89
25Semak Belukar
26Sosial
785,47
0,07
4,54
0,00
WP IKN BARAT
27Sungai 221,01 1,28 Hutan Tanaman Lain 51,63 %
28Tambak 107,42 0,62 Perkebunan Kelapa Sawit 11.29 %
Grand Total 17.292,01 100,00 Permukiman 1,87 %
Sumber : RBI 1 : 5000, BIG Tahun 2019

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kependudukan Eksisting
Perhitungan penduduk eksisting dilakukan dengan menggunakan
asumsi perhitungan dari jumlah kawasan terbangun di WP IKN Barat.

Terdapat 5.823 Kawasan Terbangun Perumahan dan


Bangunan yang ada di Permukiman Eksisting saat ini di WP
dalam WP IKN Barat IKN Barat terdapat 5.494 bangunan
dengan Luas 55,20 Ha perumahan dengan luas 48,01 Ha

Berdasarkan Berdasarkan
Kawasan Terbangun Data Dasar BPS
Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah
Jumlah KK Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa)
Desa Bukit Raya 1.641 6.564 2.812
Desa Bumi Harapan 1.275 5.100 2.071
Desa Karang Jinawi 3 12 12
Sepaku
Pemaluan - - -
Desa Sukaraja 1.468 5.872 *2.121
Kelurahan Sepaku 1.107 4.428 1.888
Loa Kulu Sungai Payang - - -
Total IKN Barat 5.494 21.976 8.904

Sumber : Tematik Bangunan RBI 1 : 5000 BIG Tahun 2019


BPS Kecamatan Dalam Angka, 2021

21.976 jiwa
Jumlah Penduduk WP IKN Barat berdasarkan Jumlah
Bangunan Permukiman yang diasumsikan 1 Bangunan
Terdiri dari 1 KK. (1 KK = 4 Jiwa)

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Sosial Kependudukan
1. 66% lahan di IKN
dikuasai oleh
masyarakat, sedangkan
kepemilikan tanah oleh
masyarakat sebesar
31%.
2. Berdasarkan kondisi
eksisting Desa Tengin
Baru yang berdekatan
dengan WP IKN Barat
merupakan kawasan
Pusat
Kebudayaan Suku transmigran sehingga
Dayak Benua
Pusat
Kebudayaan Suku sebagian besar
Dayak Kenyah
dan Tujung Pusat
masyarakatnya bukan
Pusat
Kebudayaan
Masyarakat
penduduk asli
Kebudayaan Suku
Dayak Basap
Pendatang
(Banjar atau
Kalimantan Timur
• Secara keseluruhan penduduk di wilayah WP IKN Barat Jawa)
3. Sejak tahun 1975,
didominasi oleh masyarakat pendatang khususnya Suku
Sepaku jadi daerah
Jawa, Suku Banjar, dan Suku Bugis Fasilitas Kebudayaan
Publik Terpusat tujuan transmigrasi dari
• Berdasarkan aspek sebaran suku, konsentrasi irisan pulau Jawa, dengan
serta titik tengah (epicentrum) keberadaan suku tujuan utamanya adalah
asli dan pendatang berada di sekitar Desa Suko Mulyo,
Pusat
Kebudayaan
Pusat
Kebudayaan bertani. Saat itu
Pusat
Desa Tengin Baru, Kab. Penajam Paser Utara, dan Desa Kebudayaan
Suku Paser Masyarakat
Pendatang (Bugis) kawasan Sepaku
Komunitas
Sungai Payang, Desa Bakungan, Desa Loa Duri Ulu, Pendatang dominan masih hutan
Kab. Kutai Kartanegara. belantara.

• Perlu peningkatan SDM sehingga dapat bersaing


dengan masyarakat pendatang

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Proyeksi Kependudukan

Luas
KIKN DILUAR KIKN
% Thd
Populasi Luas Luas
No WP Cell Luas Area Luas Populasi
Terbangun (Jiwa) No WP Luas Area Terbangun Terbangun
Area (Jiwa)
Eksisting Rencana
1 1.940,85 1.496,52 77,11 247.100
1 WP KIPP 2 740,60 474,78 64,11 72.100 7 WP Simpang Samboja 4.294,59 220,24 1.514.95 33.849
3 401,65 276,90 68,94 32.550 8 WP Kuala Samboja 2.983,57 393,26 1.827,27 62.666
Target Populasi WP KIPP 351.750 9 WP Muara Jawa 9.074,82 730,52 2.835,67 78.901
3 1.553,31 1.141,21 73,47 134.150
4 955,64 554,18 57,99 35.829
Total WP diluar KIKN 16.352,99 1.344,02 6.177,88 188.809
2 WP IKN Barat 5 1.921,51 1.090,56 56,76 173.700 Di luar WP 183.403,03 2.339,04 12.306,45 70.244
6 1.848,76 1.057,39 57,19 100.114 Total KPIKN 199.756,02 3.683,06 18.484,33 259.053
7 250,39 112,58 44,96 17.495
Target Populasi WP IKN Barat 461.288 Sumber : Simulasi Target Populasi RTR KSN IKN, 2021
3 WP IKN Selatan 4 187,55 1,10 0,59 71
Target Populasi WP IKN Selatan Masuk ke WP IKN Barat 71
7 553,76 443,56 80,10 68.929
4 WP IKN Timur 1 9 1.235,68 901,26 72,94 113.562
10 446,38 354,04 79,31 25.500 Target populasi tahun 2045
Target Populasi WP IKN Timur 1 207.991
6 290,68 236,44 81,34 22.386 Ibu Kota Nusantara
7 779,47 636,28 81,63 98.876

1.671.853 jiwa
8 602,67 382,66 63,49 50.400
5 WP IKN Timur 2
9 194,28 155,85 80,22 19.638
11 593,37 414,46 69,85 54.800
12 17,00 15,24 89,66 1.112
Target Populasi WP IKN Timur 2 247.212

6 WP IKN Utara
12
13
1.099,94
1.766,72
845,38
1.230,77
76,86
69,66
61.688
48.900 Target populasi WP IKN Barat

Jumlah
14 1.258,30 916,24 72,82
Target Populasi WP IKN Utara
18.638,50 12.737,40
33.900
144.488
1.412.800
461.288 jiwa
Sumber : Simulasi Target Populasi Masterplan IKN, 2021

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Sebaran Sarana
PERIBADATAN KESEHATAN

Sumber : Hasil Survey, 2020-2022

Sebaran sarana pendidikan terdiri dari :


SD : 6 Unit
SMP : 3 Unit
SMA : 2 Unit PENDIDIKAN

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Sebaran Prasarana

Tandon-tandon air penampungan air hujan System jaringan air bersih perpipaan yang Sungai sepaku sebagai salah satu
bersumber dari air pegunungan sumber air baku

Sumber : Hasil Survey, 2020-2022

• Saat ini masyarakat memanfaatkan air bersih perpipaan yang dikelola Kantor Desa dengan sumber air yang bersumber dari
mata air dipegunungan.
• Air dialirkan dari pegunungan langsung menuju rumah-rumah dan masyarakat membayar setiap bulannya.
• Masyarakat juga memanfaatkan air hujan dengan menampungnya dengan talang hujan yang dialirkan pada penampungan air
(tandon air) serta ada juga yang melakukan pengeboran air terutama pada daerah-daerah cekungan sekitar sungai yang
memanfaatkan rembesan air yang masuk pada lahan-lahan sekitar sungai.

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kualitas Air dan Udara
• Secara umum, indeks kualitas air di Provinsi Kalimantan Timur
menunjukkan kondisi tercemar sedang hingga tercemar berat.
• Bedasarkan data indeks kualitas air dari tahun 2013– 2017
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 Sungai Mahakam tergolong
pada kondisi tercemar berat.
• Sedangkan dari tahun 2014 – 2017 indeks kualitas air di Sungai
Mahakam adalah tercemar sedang.
Kualitas Udara Rata-rata Tahunan
• Berdasarkan data status mutu air dengan menggunakan metode
indeks pencemaran (IP) pada tahun 2017, menunjukan bahwa Sungai Baku
Konsentrasi Baku Konsentrasi
Mahakam rata-rata indeks pencemaran adalah sebesar 2,6 sedangkan No. Kabupaten Mutu
NO2 (µg/m3) Mutu NO2 SO2 (µg/m3)
nilai maksimum 2,9 dan minimum 1,9. Dari nilai rata-rata IP tersebut SO2
kondisi Sungai Mahakam dalam keadaan tercemar ringan. 1 Kutai Kartanegara 6,17 22,87
100 60
2 Penajam Paser Utara 5,30 18,66
Sumber: Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara- KLHK, 2018

Kualitas Air
Nilai Indeks Kualitas Udara (IKU) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2019 mencapai 88,76
berada pada kategori sangat baik termasuk juga nilai IKU dari setiap Kabupaten Kutai
Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara Kota di Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada referensi standar internasional (WHO
dan European Union) diperolah IKU disajikan pada tabel berikut ini

Hasil Perhitungan Indeks Kualitas Udara


No Kabupaten Indeks Kualitas Udara Kategori
1 Kutai Kartanegara 92,23 Sangat baik
2 Penajam Paser Utara 88,76 Sangat baik
Sumber: IKLH Provinsi Kalimantan Timur, 2019

KLHS RDTR WP IKN BARAT


KLHS
RDTR WP IKN
BARAT

03
PENGKAJIAN PENGARUH
KRP TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP
KLHS RDTR WP IKN BARAT
Kajian Pengaruh Kapasitas Daya Dukung
Analisis Daya Dukung Pangan
Kecamatan Kebutuhan Pangan Ketersediaan Energi
Desa Status daya dukung
Kkal/tahun (kkal/tahun)
Loa Kulu Sungai Payang - Terlampaui
Sepaku Desa Bukit Raya 4.933.075.740 78.849.135.007 Belum Terlampaui
Desa Bumi Harapan 3.832.828.500 113.212.826.592 Belum Terlampaui
Desa Karang Jinawi 9.018.420 - Terlampaui
Desa Sukaraja 4.413.013.520 62.478.594.360 Belum Terlampaui
Kelurahan Sepaku 3.327.796.980 14.371.335.160 Belum Terlampaui
Jumlah 16.515.733.160 78.849.135.007 Belum Terlampaui

Kondisi Daya Dukung Pangan (Ha)


20.000,00 16.753,22
15.000,00
10.000,00
5.000,00
453,07
-
Belum Terlampaui Terlampaui

Kecamatan Desa Belum Terlampaui Terlampaui Total Kondisi eksisting di Desa


Loa Kulu Sungai Payang 194,26 194,26 Karang Jinawi dan
Sepaku Bukit Raya 2.611,12 2.611,12
Sungai payang
Bumi Harapan 5.680,27 5.680,27
menunjukkan kondisi
Karang Jinawi 257,62 257,62
terlampaui dikarenakan
Kelurahan Sepaku 6.694,50 6.694,50
tidak memiliki lahan
Suka Raja 1.767,33 1.767,33
Grand Total 16.753,22 453,07 17.206,17
pertanian.

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kapasitas Daya Dukung
Analisis Daya Dukung Air
• Limpasan dihitung dari nilai koefisien limpasan sesuai dengan guna lahan
• Kebutuhan air domestik sebesar 150 liter/orang/hari
• Total kebutuhan non domestik dihitung dari jumlah luasan pertanian

Imbuhan Total Kebutuhan Air


Limpasan Eksisting Jumlah
SWP Eksisting Dom & Non Dom Status DD air
m3/tahun ( m3/tahun)
m3/tahun (m3/tahun)
Desa Bukit Raya 15.673.007,78 30.650.043,56 46.323.051,34 1.155.080,54 Tidak Terlampaui
Desa Bumi Harapan 30.594.806,26 70.178.264,28 100.773.070,53 1.202.398,01 Tidak Terlampaui
Desa Karang Jinawi 917.095,14 3.653.234,04 4.570.329,18 788,40 Tidak Terlampaui
Desa Sukaraja 15.551.209,91 15.803.019,65 31.354.229,56 1.030.109,76 Tidak Terlampaui
Kelurahan Sepaku 27.771.928,96 90.994.594,90 118.766.523,86 599.937,84 Tidak Terlampaui
Sungai Payang 722.897,02 2.723.416,05 3.446.313,07 - Tidak Terlampaui
Total Kabupaten 90.508.048,04 211.279.156,43 301.787.204,48 3.988.314,55 Tidak Terlampaui

• Kondisi daya dukung air di seluruh wilayah WP IKN Barat terindikasi memiliki daya dukung
tidak terlampaui.
• Kondisi ini mengindikasikan bahwa daya dukung air yang ada cukup mendukung kondisi
eksisting penduduk yang ada. Faktor lain diakibatkan kondisi eksiting WP IKN Barat berupa
hutan yang sifatnya tempat menampung air hujan

Kecamatan Desa STATUS Luas (Ha)


Loa Kulu Sungai Payang Tidak Terlampaui 194,26
Sepaku Bukit Raya Tidak Terlampaui 2.611,12
Bumi Harapan Tidak Terlampaui 5.680,27
Karang Jinawi Tidak Terlampaui 257,62
Pemaluan Tidak Terlampaui 1,19
Sepaku Tidak Terlampaui 6.694,50
Suka Raja Tidak Terlampaui 1.767,33
Grand Total 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Dampak dan Risiko Lingkungan
Bencana Banjir
❑ Kawasan rawan bencana banjir di WP IKN Barat dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu dari
tingkatan bahaya KRB 1, KRB 2, KRB 3 dengan kategori sebagai berikut:
• KRB 1 tingkat bahaya rendah dengan kedalaman <1m
• KRB 2 tingkat bahaya sedang dengan kedalaman 1-3 m
• KRB 3 tingkat bahaya kedalaman genangan >3 m
❑ WP IKN Barat termasuk dalam sedang yaitu tingkat bahaya sedang seluas 2.477,44 Ha atau
20,53% dari total luas wilayah

Sebaran Lokasi Bencana Banjir (Ha)


3.000,00
2.477,44
2.500,00
2.000,00
1.500,00 1.279,71
1.000,00
377,83
500,00
-
KRB 1 KRB 2 KRB 3

Sebaran Lokasi Bencana Banjir (Ha)


Kecamatan Desa
KRB 1 KRB 2 KRB 3 Grand Total
Sepaku Bukit Raya 277,63 531,94 11,42 820,98
Bumi Harapan 239,49 517,29 267,40 1.024,18
Karang Jinawi 22,23 27,84 50,07
Sepaku 309,69 1.026,01 1.335,70
Suka Raja 430,67 374,36 99,02 904,05
Grand Total 1.279,71 2.477,44 377,83 4.134,98

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Dampak dan Risiko Lingkungan
Bencana Gerakan Tanah
Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Provinsi Kalimantan Timur
Secara umum peta skala regional Kalimantan
Timur mempunyai Zona Rendah – Menengah.
Namun perlu dipetakan lebih detil lagi pada
skala 1 : 25.000
Potensi longsor kecil tetap ada terutama pada
daerah yang berlereng curam dan pada alur
sungai.

1. Kondisi Gerakan Tanah IKN Barat tergolong Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah
dan Rendah
2. Daerah ini memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah menengah dan rendah, serta
jarang terjadi gerakan tanah.
3. Dari kondisi gerakan tanah, IKN Barat dapat dikembangkan sebagai Kawasan
Terbangun.
4. Gerakan tanah/ longsor skala kecil banyak terjadi pada Formasi Pamaluan hal ini karena
terdapat litologi batulempung, batugamping serpihan dan batulanau

ZKGT Luas (Ha)


Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah 2.360,86
Sumber : DTM lidar data, BIG 2019
Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 5.929,04
40,39% didominasi Zona Kerentanan Gerakan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah 6.946,20
Tanah Menengah Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi 1.957,89

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Penyedia Air
• memiliki jasa penyediaan air bersih, yang sangat rendah dengan luas 11.368,55 hektar (66%)
• Hal ini menunjukkan dari segi untuk penyediaan air tergolong tidak baik atau dalam status sangat
rendah.
• Faktor ini dipengaruhi oleh lapisan tanah atau batuan yang dapat menyimpan air serta aktifitas
pemanfaatan lahan. Oleh sebab itu perlu upaya untuk melindungi daerah-daerah yang merupakan basis
dalam mendukung ketersediaan air salah satunya dapat menggunakan air permukaan seperti sungai,
bendungan atau waduk.

Analisis JE Penyedia Air (Ha)


11.368,55
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00 4.122,26
4.000,00
2.000,00 1.076,08 422,09 217,20
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat Grand


Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Loa Kulu Sungai Payang 155,30 40,80 0,23 196,33
Sepaku Bukit Raya 1.734,73 187,28 658,71 2,28 28,11 2.611,11
Bumi Harapan 3.502,35 644,75 1.166,29 282,90 83,97 5.680,26
Karang Jinawi 253,79 1,15 0,33 2,34 257,62
Sepaku 4.947,54 132,60 1.472,58 109,20 32,59 6.694,50
Suka Raja 774,83 111,45 782,74 27,14 70,20 1.766,35
Grand Total 11.368,55 1.076,08 4.122,26 422,09 217,20 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Penyedia Pangan
• WP IKN Barat berada pada kelas sedang dengan luasan 10.740,63 Ha atau 62,42% dari
luas total wilayah.
• Hal ini disebabkan karena dataran fluvial yang sebagian besar dinilai subur hanya sebesar
1,75% sehingga berada pada untuk potensi penyediaan pangan klasifikasi sedang selain
itu sebagian besar lahan yang memiliki potensi tinggi material penyusun umumnya banyak
dipengaruhi oleh hasil erupsi gunung api.

Sebaran JE Penyedia Pangan (Ha)


15.000,00
10.740,63
10.000,00

5.000,00 3.769,33
2.338,26
1,23 356,72
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat Grand


Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Loa Kulu Sungai Payang 2,54 134,03 18,73 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 54,94 1.530,78 566,97 458,42 2.611,11
Bumi Harapan 1,02 117,38 3.582,04 800,49 1.179,32 5.680,26
Karang Jinawi 4,31 249,47 0,35 3,49 257,62
Sepaku 124,77 4.693,31 268,13 1.608,30 6.694,50
Suka Raja 0,21 52,77 551,01 683,59 478,77 1.766,35
Grand Total 1,23 356,72 10.740,63 2.338,26 3.769,33 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir
Untuk Jasa Ekosistem Tata Aliran Air dan Banjir, WP IKN Barat didominasi pada kategori Tinggi
dengan luas area 12.397,43 Ha atau 72,05 %. Hal ini dikarenakan liputan vegetasi lahan kategori
paling dominan adalah hutan dan Perkebunan. Hutan merupakan tutupan lahan yang
kemampuannya infiltrasinya tinggi.

Analisis JE Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir (Ha)


14.000,00 12.397,43
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
3.512,08
4.000,00
2.000,00 1.260,55
36,11
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Tinggi

Sangat Sangat Grand


Kecamatan Desa Rendah Sedang
Rendah Tinggi Total
Loa Kulu Sungai Payang 21,27 134,03 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 229,30 2.088,77 293,03 2.611,11
Bumi Harapan 34,69 469,95 4.041,41 1.134,20 5.680,26
Karang Jinawi 4,32 249,81 3,49 257,62
Sepaku 311,00 4.852,53 1.530,97 6.694,50
Suka Raja 1,41 224,70 1.030,88 509,37 1.766,35
Grand Total 36,11 1.260,55 12.397,43 3.512,08 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Iklim
• Didominasi pada kategori Sedang dengan luas area 12.523,18 Ha atau 72,78 %. Hal ini
dikarenakan relative besar lahan WP IKN Barat masih memiliki potensi tinggi dalam
pengaturan iklim.
• Penggunaan lahan menyebabkan udara lebih sejuk dan relative bersih. Hutan juga
menjadi penyaring alami polusi udara yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.

Analisis JE Pengatur Iklim (Ha)


14.000,00 12.523,18
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00 2.867,87
2.000,00 423,45 361,85 1.029,81
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat Grand


Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Loa Kulu Sungai Payang 2,54 152,76 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 58,24 93,24 2.161,59 54,26 243,78 2.611,11
Bumi Harapan 177,16 145,01 3.805,04 789,61 763,44 5.680,26
Karang Jinawi 4,31 249,82 2,67 0,81 257,62
Sepaku 125,75 40,26 4.941,28 100,53 1.486,68 6.694,50
Suka Raja 55,44 83,34 1.212,71 82,74 332,13 1.766,35
Grand Total 423,45 361,85 12.523,18 1.029,81 2.867,87 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Udara
• Didominasi pada kategori Tinggi dengan luas area 12.177,61 Ha atau 70,07 %. Hal ini
dikarenakan Tutupan vegetasi pada dua ekoregion tersebut juga rapat.
• Selain itu, curah hujan di kawasan tersebut cukup tinggi dan penyinaran matahari
berlangsung intensif. Hal ini membuat proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik dan
membuat udara lebih sejuk.

Analisis JE Pengatur Udara (Ha)


14.000,00 12.177,61
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
3.461,07
4.000,00
1.343,67
2.000,00 223,82
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat
Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Tinggi
Loa Kulu Sungai Payang 21,27 134,03 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 14,51 307,87 1.996,64 292,08 2.611,11
Bumi Harapan 148,49 416,31 3.991,69 1.123,77 5.680,26
Karang Jinawi 0,07 4,25 250,14 3,15 257,62
Sepaku 33,56 317,19 4.824,95 1.518,81 6.694,50
Suka Raja 27,19 276,78 980,16 482,22 1.766,35
Grand Total 223,82 1.343,67 12.177,61 3.461,07 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Pemurnian Air
• Untuk Jasa Ekosistem Pemurnian Air, WP IKN Barat didominasi pada kategori Tinggi dengan luas area
13.142,81 Ha atau 76,38 %.
• Hal ini dikarenakan Sebagian besar lahan yang memiliki potensi tinggi dalam pemurnian air merupakan kawasan
yang masih alami karena belum banyak diintervensi oleh kegiatan manusia. Air permukaan di hutan masih
relatif bersih karena belum banyak pencemaran, sehingga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber
air.

Analisis JE Pemurnian Air (Ha)


14.000,00 13.142,81

12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00 3.013,02

2.000,00 433,17 592,27


24,90
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat
Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Rendah Tinggi
Loa Kulu Sungai Payang 2,54 152,76 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 58,40 93,08 2.186,78 272,84 2.611,11
Bumi Harapan 24,43 186,21 358,44 4.310,48 800,71 5.680,26
Karang Jinawi 4,31 249,82 3,49 257,62
Sepaku 126,27 39,74 4.997,52 1.530,97 6.694,50
Suka Raja 0,48 55,44 101,01 1.245,45 363,98 1.766,35
Grand Total 24,90 433,17 592,27 13.142,81 3.013,02 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Penguraian Limbah
• Didominasi pada kategori Tinggi dengan luas area 13.142,81 Ha atau 76,38 % dan kategori Sangat
Tinggi dengan luas area 3.013,02 ha atau 17,51 %.
• Hal ini dikarenakan kegiatan manusia di kawasan WP IKN Barat masih terbatas. Jenis limbah di
hutan adalah bangkai, ranting atau sisa organisme lain, sehingga alam masih mampu menguraikan.
Hasil penguraian sampah sisa organisme dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos untuk
tumbuhan di hutan.

Analisis JE Penguraian Limbah (Ha)


14.000,00 13.142,81
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00 3.013,02
2.000,00 433,17 592,27
24,90
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat
Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Rendah Tinggi
Loa Kulu Sungai Payang 2,54 152,76 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 58,40 93,08 2.186,78 272,84 2.611,11
Bumi Harapan 24,43 186,21 358,44 4.310,48 800,71 5.680,26
Karang Jinawi 4,31 249,82 3,49 257,62
Sepaku 126,27 39,74 4.997,52 1.530,97 6.694,50
Suka Raja 0,48 55,44 101,01 1.245,45 363,98 1.766,35
Grand Total 24,90 433,17 592,27 13.142,81 3.013,02 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Mitigasi Bencana Banjir
• Didominasi oleh JE tinggi, yaitu mencapai 12.704,88 ha (73,84 % dari luas keseluruhan).
Sementara JE pengatur mitigasi bencana banjir sangat rendah merupakan sebaran JE pengatur
mitigasi bencana banjir terkecil yang berada di WP IKN Barat mencapai 10,95 Ha.
• Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi risiko bencana banjir, di kawasan perencanaan memiliki
pengaturan pencegahan perlindungan banjir yang tinggi, dikarenakan wilayah WP IKN Barat
didominasi oleh kawasan non-terbangun berupa hutan dan perkebunan sebagai resapan air.

Analisis JE Pengatur Mitigasi Bencana Banjir (Ha)


14.000,00 12.704,88
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
3.504,82
4.000,00
2.000,00 10,95 334,79 650,74
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat Grand


Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Loa Kulu Sungai Payang 2,54 152,76 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 0,15 54,79 25,20 2.237,93 293,03 2.611,11
Bumi Harapan 10,07 100,45 563,09 3.872,94 1.133,72 5.680,26
Karang Jinawi 4,31 249,82 3,49 257,62
Sepaku 0,52 124,25 56,25 4.982,52 1.530,97 6.694,50
Suka Raja 0,21 48,44 6,20 1.208,91 502,58 1.766,35
Grand Total 10,95 334,79 650,74 12.704,88 3.504,82 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Kinerja Jasa Ekosistem
Analisis JE Pengatur Mitigasi Gerakan Tanah
• Didominasi oleh JE pengatur mitigasi rendah, yaitu mencapai 11.566,33 ha (73,84 % dari
luas keseluruhan). Sementara JE pengatur mitigasi bencana Gerakan tanah sangat tinggi
merupakan sebaran JE pengatur mitigasi bencana banjir terkecil yang berada di WP IKN
Barat mencapai 123,22 Ha.
• Hal ini menunjukkan ketika ada pembangunan yang berada di JE pengatur mitigasi Gerakan
tanah rendah, harus disertai dengan rekayasa Teknik untuk mengurangi dampak dari
Gerakan tanah.

JE Pengatur Mitigasi Gerakan Tanah (Ha)


14.000,00
11.566,33
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00 2.819,56
1.122,25 1.572,75
2.000,00
123,22
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Sangat Sangat Grand
Kecamatan Desa/Kelurahan Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Loa Kulu Desa Sungai Payang 153,10 41,16 194,26
Sepaku Desa Bukit Raya 1.695,96 453,41 349,15 94,82 17,73 2.611,07
Desa Bumi Harapan 3.826,57 1.257,65 324,18 230,28 41,56 5.680,24
Desa Karang Jinawi 256,15 0,34 1,13 257,61
Desa Suka Raja 697,64 553,68 391,70 80,70 42,75 1.766,47
Kelurahan Sepaku 4.936,93 554,81 56,89 1.124,66 21,17 6.694,47
Grand Total 11.566,33 2.819,56 1.122,25 1.572,75 123,22 17.204,11

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Adaptasi Perubahan Iklim
Analisis Pengaruh Adaptasi Perubahan Iklim
• Berdasarkan hasil perhitungan data SIDIK (Sumber data Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) maka diperoleh bahwa dari total desa di WP IKN Barat terdapat desa yang masuk
kategori cukup sejumlah 17.041,87 ha (91%), dan kategori sangat rentan sejumlah 163,19
(8%).
• Desa yang masuk kategori sangat rentan terluas yaitu Desa Sungai Payang sejumlah 158,87
ha dan Kelurahan Sepaku sebesar 4,78 ha.

Kerentanan Perubahan Iklim WP IKN Barat (Ha)


20.000,00 17.041,87
15.000,00
10.000,00
5.000,00
163,65
-
Cukup Sangat Rentan

Kecamatan Desa Cukup Sangat Rentan Grand Total


Loa Kulu Desa Sungai Payang 35,05 158,87 193,92
Sepaku Desa Bukit Raya 2.611,07 2.611,07
Desa Bumi Harapan 5.680,13 5.680,13
Desa Karang Jinawi 257,61 257,61
Desa Pemaluan 1,19 1,19
Desa Suka Raja 1.767,23 1.767,23
Kelurahan Sepaku 6.689,59 4,78 6.694,37
Total 17.041,87 163,65 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Efisiensi Sumber Daya Alam
Analisis Pengaruh Efisiensi Sumber Daya Alam
• Rencana pembangunan yang akan terjadi
di WP IKN Barat memiliki dampak
degradasi lahan, diantaranya 14 jenis
sumberdaya alam yang beragam yang akan
beralih fungsi menjadi kegiatan terbangun
• Dominasi sumberdaya alam di WP IKN
Barat berupa Hutan . Hutan memiliki sifat
sebagai penyerap karbon terutama pada
bagian batang pohon

Sumber Daya Alam Luas (Ha)


Hutan lahan rendah sekunder kerapatan rendah 41,58
Hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang 1.493,08
Hutan lahan tinggi sekunder kerapatan sedang 1.102,23
Hutan mangrove sekunder kerapatan tinggi 660,32
Hutan rawa/gambut sekunder kerapatan tinggi 10,49
Hutan Tanaman Lain 8.884,17
Ladang/tegalan hortikultura 168,03
Perkebunan kelapa sawit 1.943,16
Rawa pedalaman 22,01
Rawa pesisir bervegetasi 9,68
Sawah dengan padi diselingi tanaman lain/bera 338,61
Semak Belukar 724,93
Sungai 177,99
Tanaman Campuran 1.117,67
Grand Total 16.693,96
Sumber: IUPHHK-HTI PT.ITCI Hutani Manunggal dalam SK 184/Kpts-11/96,KLHK

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Keanekaragaman Hayati
Koridor Satwa
Koridor Satwa RTR KSN Luas (Ha) Koridor Satwa RTR KSN
Indikatif Koridor Landscape Inhutani 9.042,34
Indikatif koridor NKT3 zona inti 230,46
Indikatif koridor NKT3 zona penyangga 656,97
Grand Total 9.929,76

1. Penelaahan teknis usulan pembanguan


rencana jalan strategis di kawasan
hutan dilakukan oleh tim kajian bentukan
Dirjen berwenang yang terdiri dari KLHK,
PUPR, pemda dll (BAB II pasal 7 PERMEN
LHK No.
P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2019) Koridor Satwa
2. Penentuan koridor satwa berdasarkan WP IKN Barat
pedoman yang tetuang dalam Perdirjen
KSDAE No. P.8/KSDAE/BPE2//KSA-
419/2016 dan dapat diusulkan oleh berbagai
stakeholder dengan ketentuan penetapan
didasarkan pada kebijakan K/L berwenang
• Perlu dilakukan pemantapan kawasan yang diikuti
3. Mitigasi konflik satwa dengan manusia
dengan restorasi area dengan jenis tanaman asli dan
didasarkan pada Permenhut P.48 th 2008
menjadi sumber pakan bagi satwa kunci satwa mangsa
tentang Pedoman Penanggulangan Konflik
• mitigasi satwa liar dalam rencana jalan di kawasan
Antara Manusia Dan Satwa Liar
hutan sesuai Permen LHK P23/2019 dapat dibangun
canopy bridge maupun underpass dengan lebar area
terpendek.
• Adanya pendidikan dan penyadartahuan masyarakat
• Menjadikan area sebagai pusat inovasi dan riset

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kajian Pengaruh Keanekaragaman Hayati
Analisis Keanekaragaman Hayati
• Didominasi pada kategori Tinggi dengan luas area 10.692,51 Ha atau 62,14 %. Sedangkan untuk kategori
sangat tinggi sebesar 3.287,64 ha atau 19,11%, dan kategori sedang seluas 2.168,16 ha atau 12,10 %.
• Hal ini dikarenakan dua tipe ekoregion di wilayah kalimantan timur yaitu ekoregion Pegunungan Struktural
Kompleks Meratus dan Perbukitan Struktural Kompleks Meratus dinilai menyediakan situasi dimana flora dan
fauna dapat bertahan seperti udara, ketersediaan air, zat hara, bahan makanan dan sebagainya.

Analisis JE Biodiversitas (Ha)


12000 10.692,51
10000

8000

6000

4000 3.287,64
2.168,16
2000 980,06
77,8
0
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Sangat
Kecamatan Desa Rendah Sedang Tinggi Total
Rendah Tinggi
Loa Kulu Sungai Payang 2,54 18,73 134,03 41,03 196,33
Sepaku Bukit Raya 179,59 635,82 1.530,78 264,93 2.611,11
Bumi Harapan 51,37 408,53 641,84 3.528,75 1.049,77 5.680,26
Karang Jinawi 6,65 0,35 249,47 1,15 257,62
Sepaku 198,61 304,21 4.693,31 1.498,37 6.694,50
Suka Raja 26,43 184,15 567,20 556,18 432,39 1.766,35
Grand Total 77,80 980,06 2.168,16 10.692,51 3.287,64 17.206,17

KLHS RDTR WP IKN BARAT


KLHS
RDTR WP IKN
BARAT

04
ISU PB PALING STRATEGIS
DAN MATERI MUATAN
KRP BERPENGARUH
KLHS RDTR WP IKN BARAT
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Aspek Sosial
1. Tekanan dan pertambahan penduduk,
Aspek Ekonomi
2. Luas areal pertanian yang tidak sesuai, Perladangan berpindah, Terjadinya perubahan
3. Pengelolaan hutan yang tidak baik dan penebangan illegal,. lahan dari pertanian
4. Pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali, lahan kering ke
5. kegiatan illegal logging
6. Tidak disiplinnya masyarakat sehingga sering membuang sampai ke
perumahan dan
saluran sungai/parit; perkebunan ke
7. Banyaknya permukiman yang berada di sempadan sungai perumahan
8. Perlunya Pembentukan Badan Pengelola IKN dalam rangka
perubahan peruntukan kawasan hutan dan proses pelaksanaan tata
batas luar kawasan hutan
9. Perlunya keterlibatan masyarakat sekitar dalam pembentukan IKN Aspek Lingkungan
10. Kepastian pembentukan IKN 1. Tidak adanya potensi air baku yang menjadi sumber air baku
11. Adanya perencanaan yang jelas untuk peningkatan kapasitas SDM 2. Keberadaan lahan kritis tersebut diantaranya dapat menopang terjadinya erosi,
12. Masalah lahan dan ulayat adat kesultanan sedimentasi dan banjir yang sering terjadi di musim hujan
13. Perlu adanya perhatian terhadap seni dan budaya Kutai di wilayah 3. Berkurangnya resapan air hujan karena tanah gundul;
IKN 4. Jika terjadi pembukaan hutan agar memperhatikan potensi run off, hal tersebut
14. Bannyak tenaga kerja di perusahaan tetapi tenaga kerja buruh meningkatkan peluang banjir
15. Perlu peningkatan kapasiats SDM dan UMKM, baik dari proses 5. Perubahan peruntukan dari lahan kawasan menjadi bukan kawasan
produksi, pakaging ataupun marketing 6. Daya tampung air sudah tidak bisa mewadahi lagi, karena sudah banyak rawa-rawa di
16. Masyarakat lebih memilih perkebunan timbun, serta danau-danau dan sungai-sungai mendangkal
7. kawasan tampungan air yang terjadi secara alami ditimbun tanah untuk pembangunan
seperti pemukiman dan lain-lainnya.
8. Kondisi kemerosotan fisik lahan itu diakui sebagai proses dari deforestasi dan degradasi
hutan.
9. Penutupan DAS Muan oleh perusahaan tambang
10. Harmonisasi strktur ruang agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
11. Terganggunya keanekaragaman hayati
12. Terganggunya koridor Hewan
13. Berkurangnya daerah resapan air akibat alih fungsi lahan, sehingga sering terjadi banjir
14. Dialokasi kawasan pertanian untuk tanaman pangan dan holtikultura

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Penapisan Isu Pembangunan Berkelanjutan
Isu-isu berdasarkan hasil Sintesa isu-isu PB yang Isu-Isu PB yang merupakan analisis
Isu-isu berdasarkan hasil Isu-isu PB berdasarkan hasil
Isu-isu berdasarkan hasil analisis analisis tipoligi danpak disintesakan dari isu PB dari Hasil Sintesa Isu PB (5) Sintesa Isu PB dikaitkan
analisis dari Laporan KLHS, analisis data informasi
masukan Masyarakat dan Pemangku dan/risiko LH yang terkai KP+FGD (1). Ref Ilmiah, (2) dikaitkan dengan tingakt dengan ketentuan Pasal
No Dokumen RPPLH, KRP Lain karakteristik wilayah
Kepentingan (Hasil KP dan FGD) dengan KRP yang akan dikaji KRP+KLHS lainnya (3), dan pentingnya potensi dampak dan 9 ayat (2) PP 46/2016
yang relevan (IGT/spasial dan atribut)
dari berbagai referensi Karakteristik wilayah (4) RIsiko LH
1 2 3 4 5 6 7
1 Tekanan dan pertambahan penduduk, Jumlah laju pertumbuhan Data laju pertumbuhan penduduk Tidak ada pertambahan Bukan Isu PB paling
Tidak ada data Tidak ada data
penduduk selama 5 tahun terakhir (BPS) penduduk secara siginifikan strategis
2 Tidak adanya potensi air baku yang menjadi Potensi air terbatas (zona Pembatasan penggunaan air Besaran jumlah penduduk yang akan
Peta hidrogeologi (PATGTL, 2020) Potensi sumber air terbatas Isu PB Paling Strategis
sumber air baku akuifer tanah) tanah terkena dampak kekurangan air bersih,
3 Luas areal pertanian yang tidak sesuai, Degradasi lingkungan (data Degradasi lingkungan akibat Luas alih fungsi lahan pertanian dan Bukan Isu PB paling
Perubahan guna lahan Peta guna lahan (time series)
Perladangan berpindah, perubahan guna lahan) alih fungsi lahan perkebunan menjadi permukiman. strategis
4 Pengelolaan hutan yang tidak baik dan Data penebangan hutan secara Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
Isu PB Paling Strategis
penebangan illegal,. illegal (tidak ada data)
5 Pembakaran hutan dan lahan yang tidak Pengelolaan hutan kurang baik Titik lokasi kebakaran hutan, Banyaknya
Peta lokasi historis kebakaran hutan
terkendali, (Analisa Data Luas Areal kebakaran hutan (KLHS MP) kebakaran hutan komponen lingkungan hidup yang Isu PB Paling Strategis
(KLHS MP)
Kebakaran KLHK, 2019) terkena dampak akibat kebakaran hutan
6 Terjadinya kerusakan hutan di Kalimantan
Timur selain karena kegiatan illegal logging, Pengelolaan hutan kurang baik Titik lokasi kebakaran hutan, Banyaknya
Peta lokasi historis kebakaran hutan
juga terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran (Analisa Data Luas Areal kebakaran hutan (KLHS MP) kebakaran hutan komponen lingkungan hidup yang Isu PB Paling Strategis
(KLHS MP)
hutan yang umumnya terjadi pada masa musim Kebakaran KLHK, 2019) terkena dampak akibat kebakaran hutan
kemarau.
7 Perluasan lahan semak belukar dan Besaran jumlah penduduk yang akan
penyempitan lahan hutan serta perluasan lahan terkena dampak, Luas wilayah,
terbuka seperti kegiatan pembukaan lahan dan Intensitas lama dampak, Banyaknya
Degradasi lingkungan yang
pertambangan batu bara telah menimbulkan Peta perubahan guna lahan (data komponen lingkungan hidup yang Bukan Isu PB paling
ditandai dengan alih fungsi Alih fungsi hutan Alih fungsi lahan
lahan kritis. Dampak keberadaan lahan kritis perubahan guna lahan pertahun) terkena dampak, sifat kumulatif dampak, strategis
lahan
tersebut diantaranya dapat menopang berbalik atau tidak berbalik dampak,
terjadinya erosi, sedimentasi dan banjir yang kriteria lain sesuai perkembangan ilmu
sering terjadi di musim hujan pengetahuan dan teknologi
8 Berkurangnya resapan air hujan karena tanah Besaran jumlah penduduk yang akan
gundul; Degradasi lingkungan yang terkena dampak, Luas wilayah,
Peta perubahan guna lahan (data
ditandai dengan alih fungsi Alih fungsi hutan Alih fungsi lahan Intensitas lama dampak, Banyaknya Isu PB Paling Strategis
perubahan guna lahan pertahun)
lahan komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak,
9 Jika terjadi pembukaan hutan agar Potensi bencana banjir/
Potensi banjir KRB 3 (tinggi) Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir Luas wilayah yang terkena kawasan
memperhatikan potensi run off, hal tersebut Historikal peristiwa banjir. Debit Potensi Bencana banjir, Isu PB Paling Strategis
dan KRB 2 (sedang), (KLHS MP), banjir,
meningkatkan peluang banjir sungai (MP AP 1 Hal 286)
10 Perubahan peruntukan dari lahan kawasan Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling
Tidak ada data
menjadi bukan kawasan strategis

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Penapisan Isu Pembangunan Berkelanjutan
Isu-isu berdasarkan Sintesa isu-isu PB yang Isu-Isu PB yang merupakan analisis
Isu-isu berdasarkan hasil analisis Isu-isu PB berdasarkan hasil
Isu-isu berdasarkan hasil analisis hasil analisis dari disintesakan dari isu PB dari Hasil Sintesa Isu PB (5) Sintesa Isu PB dikaitkan
tipoligi danpak dan/risiko LH yang analisis data informasi
masukan Masyarakat dan Pemangku Laporan KLHS, KP+FGD (1). Ref Ilmiah, (2) dikaitkan dengan tingakt dengan ketentuan Pasal
No terkai dengan KRP yang akan dikaji karakteristik wilayah
Kepentingan (Hasil KP dan FGD) Dokumen RPPLH, KRP KRP+KLHS lainnya (3), dan pentingnya potensi dampak dan 9 ayat (2) PP 46/2016
dari berbagai referensi (IGT/spasial dan atribut)
Lain yang relevan Karakteristik wilayah (4) RIsiko LH
1 2 3 4 5 6 7
11 Terjadinya perubahan lahan dari
Degradasi lingkungan (data perubahan guna Degradasi lingkungan akibat Luas alih fungsi lahan pertanian dan
pertanian lahan kering ke perumahan dan Perubahan guna lahan Peta guna lahan (time series) Isu PB Paling Strategis
lahan) alih fungsi lahan perkebunan menjadi permukiman.
perkebunan ke perumahan
12 Daya tampung air sudah tidak bisa Pendangkalan sungai
mewadahi lagi, karena sudah banyak mengakibatkan catchment area Luas perubahan lebar sungai, dampak
Potensi bencana banjir (tidak ada data) Peningkatan debit run offPeta guna lahan Isu PB Paling Strategis
rawa-rawa di timbun, serta danau-danau berkurang dan pertambahan banjir, dan intensitas banjir
dan sungai-sungai mendangkal luas daratan
13 Tidak disiplinnya masyarakat sehingga Jumlah Sarana dan
Tidak ada sebaran sarana Jumlah timbulan sampah dan cakupan
sering membuang sampai ke saluran Jumlah timbulan sampah di WP IKN Barat Kondisi Prasarana Jumlah timbulan sampah Isu PB Paling Strategis
persampahan pelayanan persampahan.
sungai/parit; Persampahan
14 Lahan-lahan resapan air sudah dipenuhi
gedung-gedung dan kawasan tampungan
Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir Luas wilayah yang terkena kawasan
air yang terjadi secara alami ditimbun Potensi bencana banjir/ data guna lahan Potensi banjir Potensi Bencana banjir, Isu PB Paling Strategis
(KLHS MP), banjir,
tanah untuk pembangunan seperti
pemukiman dan lain-lainnya.
15 Kondisi kemerosotan fisik lahan itu diakui
Degradasi lingkungan (data perubahan guna Degradasi lingkungan akibat Luas alih fungsi lahan pertanian dan
sebagai proses dari deforestasi dan Perubahan guna lahan Peta guna lahan (time series) Isu PB Paling Strategis
lahan) alih fungsi lahan perkebunan menjadi permukiman.
degradasi hutan.
16 Banyaknya permukiman yang berada di Luas wilayah yang terkena kawasan
Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir
sempadan sungai Potensi bencana banjir/ data guna lahan Potensi banjir Potensi Bencana banjir, banjir, Lama genangan, dan tinggi Isu PB Paling Strategis
(KLHS MP),
genangan.
17 Penutupan DAS Muan oleh perusahaan Tidak ada data penutupan aliran Bukan Isu PB paling
Potensi Bencana (tidak ada data) Tidak ada data Peta DAS Tidak ada penutupan
tambang sungai strategis
18 Harmonisasi strktur ruang agar tidak Kesesuaiang struktur ruang dengan guna Peta tutupan lahan, peta perizinan, Tidak ada data Tidak ada data Bukan Isu PB paling
Tidak ada data
menimbulkan kerusakan lingkungan lahan dan peta pola ruang strategis
19 Terganggunya keanekaragaman hayati Habitat fauna berkurang/terancam punah Sebaran Satwa Dilindungi di Wilayah
spesies dilindungi Habitat fauna
(International Union for Conservation of IKN dan Sekitarnya, peta koridor Sebaran Satwa yang dilindungi Isu PB Paling Strategis
terancam punah berkurang/terancam punah
Nature and Natural Resources) satwa (KLHS MP)
20 Terganggunya koridor Hewan Habitat fauna berkurang/terancam punah Sebaran Satwa Dilindungi di Wilayah
spesies dilindungi Habitat fauna
(International Union for Conservation of IKN dan Sekitarnya, peta koridor Sebaran Satwa yang dilindungi Isu PB Paling Strategis
terancam punah berkurang/terancam punah
Nature and Natural Resources) satwa (KLHS MP)
21 Berkurangnya daerah resapan air akibat Potensi banjir KRB 3
Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir Luas wilayah yang terkena kawasan
alih fungsi lahan, sehingga sering terjadi Potensi bencana banjir/ data guna lahan (tinggi) dan KRB 2 Potensi Bencana banjir, Isu PB Paling Strategis
(KLHS MP), banjir,
banjir (sedang),

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Penapisan Isu Pembangunan Berkelanjutan
Sintesa isu-isu PB yang
Isu-isu berdasarkan hasil Isu-Isu PB yang merupakan
Isu-isu PB berdasarkan hasil disintesakan dari isu PB
Isu-isu berdasarkan hasil analisis analisis tipoligi danpak Isu-isu berdasarkan hasil analisis dari analisis dari Hasil Sintesa Sintesa Isu PB dikaitkan
analisis data informasi KP+FGD (1). Ref Ilmiah,
masukan Masyarakat dan Pemangku dan/risiko LH yang terkai Laporan KLHS, Dokumen RPPLH, KRP Isu PB (5) dikaitkan dengan dengan ketentuan Pasal
No karakteristik wilayah (2) KRP+KLHS lainnya
Kepentingan (Hasil KP dan FGD) dengan KRP yang akan dikaji Lain yang relevan tingakt pentingnya potensi 9 ayat (2) PP 46/2016
(IGT/spasial dan atribut) (3), dan Karakteristik
dari berbagai referensi dampak dan RIsiko LH
wilayah (4)
1 2 3 4 5 6 7
22 Dialokasi kawasan pertanian untuk tanaman Tidak ada data alih fungsi Tidak ada data alih fungsi Bukan Isu PB paling
Tidak ada data alih fungsi kawasan pertanian
pangan dan holtikultura Tidak ada data Peta gunalahan (time series) kawasan pertanian menjadi kawasan pertanian menjadi strategis
menjadi pertambangan
pertambangan pertambangan
23 Perlunya Pembentukan Badan Pengelola Tidak ada data Rencana aksi pelatihan pemberdayaan Tidak ada data Tidak ada data Bentuk pelatihan pemberdayaan Bukan Isu PB paling
IKN dalam rangka perubahan peruntukan masyarakat dan sertifikasi yang melibatkan masyarakat strategis
kawasan hutan dan proses pelaksanaan tata tokoh masyarakat
batas luar kawasan hutan
24 Perlunya keterlibatan masyarakat sekitar peran serta masyarakat local Tidak ada data Tidak ada data Bentuk pelatihan pemberdayaan Bukan Isu PB paling
Pembukaan pelatihan konstruksi 1.500an
dalam pembentukan IKN dalam pembangunan Ibukota masyarakat strategis
orang bersertifikasi
Nusantara (Tidak ada data)
25 Kepastian pembentukan IKN Pelatihan kepada masyarakat di untuk Tidak ada data Tidak ada data Bentuk pelatihan pemberdayaan Bukan Isu PB paling
Tidak ada data
antisipasi pembangunan di IKN masyarakat strategis
26 Adanya perencanaan yang jelas untuk Bentuk pelatihan pemberdayaan Bukan Isu PB paling
peningkatan kapasitas SDM, pemberdayaan Pelatihan dalam peningkatan kapasitas usaha masyarakat strategis
Kapasitas SDM (tidak ada data) Tidak ada data Tidak ada data
serta penjagaan simbol-simbol kearifan dan kelembagaan koperasi
lokal
27 Masalah lahan dan ulayat adat kesultanan Data penguasaan tanah dan jenis Kebijakan terkait kepemilikan hak atas tanah Data penguasaan tanah dan jenis Tidak ada data Bentuk pelatihan pemberdayaan Bukan Isu PB paling
Kutai Kertanegara perizinan tanah (surat Leges) masyarakat lokal perizinan tanah masyarakat strategis
28 Perlu adanya perhatian terhadap seni dan Potensi Konflik Sosial dan Budaya Tidak ada data Bentuk pelatihan pemberdayaan Bukan Isu PB paling
Kebutuhan penataan kawasan dalam strategi
budaya Kutai di wilayah IKN / sebaran kelompok etnis sebaran kelompok etnis masyarakat masyarakat strategis
social untuk mengintegrasikan warga local
masyarakat (Yayasan Bumi, (Yayasan Bumi, 2020)
dan smart village
2020)
29 Banyak tenaga kerja di perusahaan tetapi Kepemilikan lahan masyarakat berada Bukan Isu PB paling
tenaga kerja buruh di hutan lindung (67,29 ha), hutan strategis
Pemberian KUR dan kebijakan khusus untuk Kebijakan dalam permodalan
Tidak ada data produksi (6.288,81 ha), hutan Tidak ada data
permodalan bagi masyarakat masyarakat
produksi konversi (146,21 ha), taman
hutan raya (18.660,54 ha)
30 Perlu peningkatan kapasiats SDM dan Pelatihan dan pendampingan pengelolaan Bukan Isu PB paling
Jenis dan bentuk pendampingan
UMKM, baik dari proses produksi, pakaging Kapasitas SDM (tidak ada data) dan pemasaran melaui media sosial Tidak ada data Tidak ada data strategis
pengelolaan kapasitas SDM
ataupun marketing
31 Masyarakat lebih memilih perkebunan Pembukaan Pelatihan Pemberdayaan Bukan Isu PB paling
Pemilihan masyarakat dalam Pelatihan pengembangan
Masyarakat dalam mengembangkan Tidak ada data Tidak ada data strategis
berkebun (tidak ada data) hidroponik hidroponik

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan
Sintesa Isu PB dikaitkan dengan Pengelompokan Isu PB Paling
Isu-isu berdasarkan hasil analisis masukan Masyarakat dan Pemangku
No ketentuan Pasal 9 ayat (2) PP Strategis
Kepentingan (Hasil KP dan FGD)
46/2016
1 Terjadinya perubahan lahan dari pertanian lahan kering ke perumahan dan perkebunan ke Alih fungsi lahan pertanian
Isu PB Paling Strategis
perumahan (ketahanan pangan)
2 Pengelolaan hutan yang tidak baik dan penebangan illegal Isu PB paling strategis
3 Pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali Isu PB Paling Strategis
4 Lahan-lahan resapan air sudah dipenuhi gedung-gedung dan kawasan tampungan air yang Kebutuhan ruang terbuka hijau pada
terjadi secara alami ditimbun tanah untuk pembangunan seperti pemukiman dan lain- Isu PB paling strategis kawasan perkotaan
lainnya.
5 Berkurangnya resapan air hujan karena tanah gundul Isu PB paling strategis
6 Tidak adanya potensi air baku yang menjadi sumber air baku Isu PB paling strategis Akses air bersih terbatas
7 Terjadinya kerusakan hutan di Kalimantan Timur selain karena kegiatan illegal logging,
juga terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang umumnya terjadi pada masa Isu PB paling strategis
musim kemarau.
Degradasi ekosistem
8 Kondisi kemerosotan fisik lahan itu diakui sebagai proses dari deforestasi dan degradasi
hutan. Selain itu dapat diindikasikan juga karena semakin merosotnya kondisi fisik daerah Isu PB paling strategis
aliran sungai (DAS)
9 Terganggunya keanekaragaman hayati Isu PB paling strategis
10 Terganggunya koridor Hewan Isu PB paling strategis
11 Jika terjadi pembukaan hutan agar memperhatikan potensi run off, hal tersebut
Isu PB paling strategis
meningkatkan peluang banjir
12 Daya tampung air sudah tidak bisa mewadahi lagi, karena sudah banyak rawa-rawa di
Isu PB paling strategis
timbun, serta danau-danau dan sungai-sungai mendangkal
Rawan Banjir
13 Penyebab lainnya adalah tidak disiplinnya masyarakat sehingga sering membuang sampai
Isu PB paling strategis
ke saluran sungai/parit;
14 Banyaknya permukiman yang berada di sempadan sungai Isu PB paling strategis
15 Berkurangnya daerah resapan air akibat alih fungsi lahan, sehingga sering terjadi banjir Isu PB paling strategis

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis

01 02 03 04 05

Alih fungsi lahan Kebutuhan ruang Akses air bersih Degradasi Rawan Banjir
terbuka hijau terbatas ekosistem
pada kawasan
perkotaan

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Hasil Analisis Kajian Isu PB Paling Strategis
01. Alih fungsi lahan 03. Akses Air Bersih
Terbatas
Komoditas Luas Tanam Luas Panen Pelayanan kebutuhan air minum masih
No. Puso (Ha) minim pengadaannya, baik untuk
Pertanian (Ha) (Ha)
1 Padi Sawah 1.174 1.732 30 pemenuhan kebutuhan air minum rumah
2 Padi Ladang 1.618 1.124 0 tangga (domestik) maupun kegiatan
3 Ubi Kayu 45 54 0 penunjang lainnya (non domestik).
4 Ubi Jalar 12 9 0 Kondisi hidrogeologi Kawasan berupa
5 Kacang Tanah 8 9 0 tanah air langka yang tidak dapat
Pertanian Tanaman pangan merupakan area tanaman
yang dapat dimanfaatkan dan diolah untuk memenuhi 04. 01. menyimpan cadangan air dalam tanah

kebutuhan makanan bagi manusia sebagai sumber


makanan pokok bagi manusia. 04. Degradasi
Ekosistem
Perubahan penggunaan lahan terbuka
atau hutan seluas 72,13 Ha atau 0,6 %.
Kebutuhan ruang terbuka
02. hijau pada kawasan
02.
perkotaan
Kondisi rona lingkungan awal atau 03. 05. Rawan Banjir
KRB Banjir di WP IKN Barat termasuk pada
sebelum adanya Ibu Kota Nusantara
terdiri dari Hutan Produksi, perkebunan KRB 1-3 yang tersebar disekitar aliran Sungai
campuran dan permukiman linear. Sepaku dan sekitaran jaringan jalan provinsi.

Hal ini sejalan dan mendukung pengembangan potensi 05. Banjir besar pernah terjadi sekitaran tahun
2012 disekitar Pasar Sepaku karena
ekonomi yang dimiliki oleh Kecamatan Sepaku yaitu di sektor
pertanian dan perkebunan meluapnya Sungai Sepaku.

KLHS RDTR WP IKN BARAT


KRP BERDAMPAK
58 KRP 27 KRP 1 KRP
Struktur Struktur Struktur
Ruang Ruang Ruang
Dan 29 KRP Dan 15 KRP Dan 6 KRP
Pola Ruang Pola Ruang Pola Ruang

Identifikasi dilakukan berdasarkan Analisis Uji Silang dengan


unsur-unsur pada PERMEN LHK Isu Pembangunan
No.69 Tahun 2017 Pasal 8(2) berkelanjutan prioritas

RENCANA RENCANA
STRUKTUR POLA RUANG
RUANG
Pembangkitan
Tenaga Listrik

Sistem Perumahan Kepadatan Tinggi


Pengelolaan Perumahan Kepadatan Sedang
Limbah Bahan
Berbahaya Dan Perdagangan dan Jasa Skala Kota
Beracun (B3) Perdaganagan dan jasa Skla WP
Perdaganagan dan Jasa Skala SWP

KLHS RDTR WP IKN BARAT


KLHS
RDTR WP IKN
BARAT

05
ANALISIS PENGARUH KRP
TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
KLHS RDTR WP IKN BARAT
Alih Fungsi Lahan
Analisis KRP Berdampak Daya Dukung Pangan
• Berdasarkan hasil perhitungan DD Pangan dengan KRP maka diperoleh bahwa dari total desa
di WP IKN Barat termasuk kategori belum terlampaui sejumlah 1.650,48 ha (91%)
• Kategori terlampaui sejumlah 7,26 ha (8%) yang tersebar pada zona perdagangan jasa skala
SWP, WP dan Perumahan kepadatan tinggi
• Hal ini menjelaskan bahwa dari segi ketersediaan pangan, WP IKN Barat masih mampu
melayani daerahnya sendiri tanpa harus mengandalakan daerah lain, disamping itu SWP B
guna lahannya diarahkan sebagai pertanian yang berpotensi untuk menyokong ketersediaan
pangan

KRP Berdampak Daya Dukung Pangan (Ha)


2.000,00 1.650,48
1.500,00
1.000,00
500,00
7,26
-
Belum Terlampaui Terlampaui

KRP Berdampak Daya Dukung Pangan (Ha)


KRP Berdampak
Belum Terlampaui Terlampaui Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 36,28 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 169,37 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 80,79 1,81 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 341,37 3,37 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 518,66 2,08 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 504,01 504,01
Grand Total 1.650,48 7,26 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alih Fungsi Lahan
Analisis KRP Berdampak JE Penyedia Pangan
• Berdasarkan hasil analisis dengan KRP maka diperoleh dominasi JE Penyedia Pangan
sedang sebesar 1.193,02 ha dan beberapa titik berada pada lokasi JE Penyedia Pangan
Tinggi dan Sangat Tinggi
• Hal ini menjelaskan potensi degradasi jasa ekosistem pada area rencana pengembangan
perumahan dan permukiman, serta perdagangan dan jasa. Maka dibutuhkan adanya
intensifikasi lahan pertanian pada area lain yang termasuk ke dalam zona pertanian.

KRP Berdampak JE Penyedia Pangan (Ha)


1.400,00
1.193,02
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00 225,09 211,18
200,00 28,45
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

KRP Berdampak JE Penyedia Pangan (Ha)


KRP Berdampak Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Tinggi
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 33,84 1,23 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 3,40 114,94 23,04 27,99 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,87 72,33 3,53 3,87 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 5,48 307,21 11,83 20,22 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 7,27 416,95 75,61 20,91 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 9,43 247,75 109,84 137,00 504,01
Grand Total 28,45 1.193,02 225,09 211,18 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alih Fungsi Lahan
Analisis KRP Berdampak Efisiensi Sumber Daya Alam
• Berdasarkan hasil analisis dengan KRP dominasi sumber daya alam yang digunakan untuk
pembangunan berada pada hutan tanaman lain sebesar 949,91 Ha
• Hal ini menjelaskan bahwa pada wilayah bahwa pembangunan Pembangkitan tenaga listrik,
perdagangan dan jasa, perumahan memiliki potensi terjadinya penurunan Stok karbon akibat
guna lahan yang digunakan untuk lahan terbangun dan aktivitas tinggi.

Hutan lahan
rendah Hutan lahan Hutan Ladang/
Perkebunan
KRP Berdampak sekunder tinggi sekunder Tanaman tegalan
kelapa sawit
kerapatan kerapatan sedang Lain hortikultura
sedang
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,20 33,84
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 27,22 56,32 0,32 60,86
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,72 70,78 0,46 2,79
Perdagangan dan Jasa Skala WP 18,53 262,20 1,45 50,31
Perumahan Kepadatan Sedang 12,85 348,07 5,98 75,81
Perumahan Kepadatan Tinggi 121,49 178,70 9,49 72,62
Grand Total 182,81 1,20 949,91 17,70 262,39

Sawah dengan
Rawa Semak Tanaman
KRP Berdampak padi diselingi Grand Total
pedalaman Belukar Campuran
tanaman lain/bera
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,23 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,57 23,04 0,29 168,62
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 0,40 0,01 0,60 0,68 78,44
Perdagangan dan Jasa Skala WP 0,33 10,68 1,24 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 0,23 1,73 14,53 61,54 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 0,11 4,55 57,63 44,81 489,39
Grand Total 1,64 6,28 107,71 108,56 1.638,20

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alih Fungsi Lahan
Analisis KRP Berdampak Risiko Gerakan Tanah
• Berdasarkan hasil perhitungan Risiko Gerakan tanah dengan KRP maka diperoleh bahwa dominasi
WP IKN Barat termasuk kategori Gerakan tanah rendah sejumlah 907,95 ha
• Kategori tinggi terdapat di beberapa titik pada SWP A dan SWP C sebelah Barat sejumlah 27,75
Ha. Namun Kerentanangerakan tanah menengah memiliki wilayah yang cukup luas sejumlah
707,76 Ha
• Hal ini menjelaskan bahwa dari risiko terdampak terjadinya Gerakan tanah pada pembangunan
Pembangkitan tenaga listrik, perdagangan dan jasa, perumahan masih aman atau dapat
dikembangkan sebagai lahan terbangun. Hanya di beberapa titik yang masuk dalam kategori
menengah dan tinggi dibutuhkan design rekayasa Teknik khusus dalam melakukan pembangunan
guna mengurnagi dampak risiko Gerakan tanah.
KRP Berdampak Risiko Gerakan Tanah (Ha)
1.000,00 907,95
707,76

500,00

13,85 27,75
-
Sangat Rendah Rendah Menengah Tinggi

Zona Kerentanan Gerakan Tanah (Ha)


KRP Berdampak Sangat Rendah Rendah Menengah Tinggi Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,39 15,99 18,39 0,28 36,04
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,62 89,16 78,47 1,12 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,01 30,02 47,19 3,40 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 0,86 224,51 113,47 5,79 344,62
Perumahan Kepadatan Sedang 2,24 274,74 229,47 14,22 520,66
Perumahan Kepadatan Tinggi 6,74 273,54 220,78 2,95 504,01
Grand Total 13,85 907,95 707,76 27,75 1.657,31

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alih Fungsi Lahan
Analisis KRP Berdampak JE Pengatur Mitigasi Gerakan Tanah
• Berdasarkan hasil perhitungan JE Pengatur Mitigasi Gerakan Tanah dengan KRP maka diperoleh
bahwa dominasi rencana pembangunan termasuk kategori Gerakan tanah rendah sejumlah
1.320,01 ha
• Hal ini menjelaskan bahwa jika terjadinya Gerakan tanah pada pembangunan Pembangkitan
tenaga listrik, perdagangan dan jasa, perumahan tingkat kerusakan rendah hingga menengah.
Oleh karena itu, dibutuhkan design rekayasa Teknik khusus dalam melakukan pembangunan guna
mengurnagi dampak risiko Gerakan tanah.

KRP Berdampak JE Pengatur Mitigasi Gerakan Tanah (Ha)


1.400,00 1.320,01
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
184,45
200,00 44,72 108,56
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat Grand
KRP Berdampak Rendah Rendah Sedang Tinggi Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,20 35,08 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 1,07 140,22 0,29 27,79 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 4,64 74,17 0,68 3,12 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 1,45 323,19 1,24 18,86 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 7,71 438,41 61,54 13,09 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 28,66 308,95 44,81 121,60 504,01
Grand Total 44,72 1.320,01 108,56 184,45 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kebutuhan RTH Perkotaan
Analisis KRP Berdampak Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim
• Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas adaptasi
perubahan iklim maka diperoleh bahwa dominasi
WP IKN Barat termasuk kategori cukup rentan
sejumlah 1.657,74 ha
• Hal ini menjelaskan pada setiap bahwa
pembangunan Pembangkitan tenaga listrik,
perdagangan dan jasa, perumahan akan
berdampak cukup rentan pada kapasitas
masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
• Peningkatan kapasitas dapat dilakukan melalui
infrastruktur, kapasitas kelembagaan,
Pendidikan, sekolah iklim (untuk petani),
Program peningkatan sumber penghasilan, serta,
penurunan tingkat kemiskinan.

Cukup Rentan (Ha)


Grand
KRP Berdampak SWP A SWP B SWP C SWP D Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 36,28 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 8,93 105,71 54,73 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 62,57 0,77 6,92 12,35 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 95,30 116,94 132,51 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 277,60 31,96 95,18 116,00 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 216,88 226,39 60,74 504,01
Total 697,55 32,74 551,14 376,32 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kebutuhan RTH Perkotaan
Analisis KRP Berdampak JE Pengatur Iklim
• Berdasarkan hasil perhitungan JE Pengatur Iklim dengan KRP maka diperoleh bahwa
dominasi WP IKN Barat termasuk kategori JE Pengatur Iklim Sedang sejumlah
1.437,68 ha
• Hal ini menjelaskan bahwa bahwa pembangunan Pembangkitan tenaga listrik,
perdagangan dan jasa, perumahan berada pada area yang bervegetasi memiliki manfaat
penting dalam mengatur iklim

KRP Berdampak JE Pengatur Iklim (Ha)


2.000,00
1.437,68
1.500,00

1.000,00

500,00 182,94
28,91 6,20 2,01
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

KRP Berdampak JE Pengatur Iklim (Ha)


KRP Berdampak Sangat Sangat Grand
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 35,08 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 3,42 138,30 0,63 27,01 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,90 0,01 76,57 0,43 2,70 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 5,48 320,49 0,44 18,32 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 7,32 1,69 498,55 0,40 12,78 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 9,79 4,51 368,69 0,11 120,92 504,01
Grand Total 28,91 6,20 1.437,68 2,01 182,94 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Kebutuhan RTH Perkotaan
Analisis KRP Berdampak JE Pengatur Udara

• Berdasarkan hasil analisis JE Pengtaur Udara dengan KRP maka diperoleh bahwa dominasi
WP IKN Barat termasuk kategori JE Pengatur Udara Tinggi sejumlah 1.329,19 ha
• Hal ini menjelaskan bahwa pembangunan Pembangkitan tenaga listrik, perdagangan dan jasa,
perumahan terdapat pada kawasan bervegetasi yang memberikan pengaruh terhadap
tingginya JE Pengaturan Udara.

KRP Berdampak JE Pengaturan Udara (Ha)


1.329,19
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
139,39 182,94
200,00 6,23
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

KRP Berdampak JE Pengaturan Udara (Ha)


Sangat
KRP Berdampak Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,23 33,84 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0,76 25,42 116,17 27,01 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 1,23 3,09 75,59 2,70 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 16,10 310,32 18,32 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 0,07 23,41 484,48 12,78 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 4,16 70,14 308,79 120,92 504,01
Grand Total 6,23 139,39 1.329,19 182,94 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Akses Air Terbatas
Analisis KRP Berdampak Daya Dukung Air

• Berdasarkan hasil perhitungan DD Air dengan KRP maka diperoleh bahwa dari total desa di WP
IKN Barat termasuk kategori tidak terlampaui sejumlah 1.657,74 ha
• Jika dilihat dari jenis limpasan dimana dominasi penggunaan berupa rimba kota maka Daya
dukung air tidak terlampaui. Namun dari segi sifat batuan dan jenis tanah yang ada WP IKN Barat
tidak mampu menyimpan air tanah.
• Oleh karena itu untuk hampir seluruh jenis usaha dan kegiatan yang membutuhkan sumber daya
air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air bagi aktivitas dan kegiatan.

Imbuhan Total Kebutuhan Air


Limpasan Rencana Jumlah
SWP Rencana Dom & Non Dom Status DD air Total
m3/tahun ( m3/tahun)
m3/tahun (m3/tahun)
A 38.297.291,45 277.341,47 38.574.632,92 4.163.146,20 Tidak Terlampaui
B 43.748.897,64 17.539,13 43.766.436,77 20.747.216,70 Tidak Terlampaui
C 22.561.327,06 610.397,56 23.171.724,62 14.590.524,60 Tidak Terlampaui
D 29.858.806,95 43.669.056,88 73.527.863,83 7.664.036,40 Tidak Terlampaui
Total SWP 134.466.323,10 44.574.335,04 179.040.658,14 47.164.923,90 -
DD Air Tidak Terlampaui
KRP Berdampak Grand Total
SWP A SWP B SWP C SWP D
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun B3
Pembangkitan Tenaga Listrik 36,28 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 8,93 105,71 54,73 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 62,57 0,77 6,92 12,35 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 95,30 116,94 132,51 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 277,60 31,96 95,18 116,00 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 216,88 226,39 60,74 504,01
Grand Total 697,55 32,74 551,14 376,32 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Akses Air Terbatas
Analisis KRP Berdampak JE Penyedia Air

• Berdasarkan hasil analisis JE penyedia air dengan KRP maka diperoleh bahwa dominasi
WP IKN Barat termasuk kategori sangat rendah seluas 1.332,43 ha
• Hal ini menjelaskan bahwa Pembangkitan tenaga listrik, perdagangan dan jasa,
perumahan untuk menyediakan air bersih sangat rendah sehingga perlu di supply di
wilayah sekitarnya. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa jenis geomorfologi WP IKN
Barat memiliki sifat tanah langka (tidak mempunyai cadangan air tanah) sehingga
kebutuhan air pun mengandalkan sumber air bersih yang berasal dari air permukaan.

KRP Berdampak JE Penyedia Air (Ha)


1.500,00 1.332,43

1.000,00

500,00 297,53
25,77 2,01
-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi
KRP Berdampak JE Penyedia Air (Ha)
KRP Berdampak Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Rendah
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 35,08 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 141,12 0,32 27,29 0,63 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 76,64 0,71 4,82 0,43 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 323,30 1,45 19,54 0,44 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 438,75 7,68 73,92 0,40 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 317,54 15,61 170,75 0,11 504,01
Grand Total 1.332,43 25,77 297,53 2,01 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Degradasi Ekosistem
Analisis KRP Berdampak JE Pengatur Pemurnian Air

• Berdasarkan hasil analisis JE Pengatur Pemurnian Air dengan KRP maka diperoleh bahwa
dominasi WP IKN Barat termasuk kategori tinggi seluas 1.437,68 ha
• Dengan adanya pembangunan Pembangkitan tenaga listrik, perdagangan dan jasa,
perumahan berada pada JE Pengatur pemurnian air tinggi dan sangat tinggi ketika terjadi
pencemaran, vegetasi ataupun kapasitas badan air di wilayah tersebut dapat mengurai dan
menyerap pencemar.
• Guna membantu proses penyerapan zat pencemar yang berada pada JE Pengatur pemurnian
air rendah dan sedang maka dapat didukung dengan pengembangan RTH dan penentuan
KDH.
KRP Berdampak JE Pengatur Pemurnian Air (Ha)
2.000,00
1.437,68
1.500,00
1.000,00
500,00 28,91 184,95
6,20
-
Rendah Sedang Sangat Tinggi Tinggi

KRP Berdampak JE Pengatur Pemurnian Air (Ha)


KRP Berdampak Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Tinggi
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,20 35,08 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 3,42 27,64 138,30 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,90 0,01 3,13 76,57 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 5,48 18,76 320,49 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 7,32 1,69 13,18 498,55 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 9,79 4,51 121,03 368,69 504,01
Grand Total 28,91 6,20 184,95 1.437,68 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Degradasi Ekosistem
Analisis KRP Berdampak JE Penguraian Limbah
• Berdasarkan hasil analisis JE Penguraian Limbah dengan KRP maka diperoleh bahwa dominasi
WP IKN Barat termasuk kategori tinggi seluas 1.437,68 ha
• Dengan adanya pembangunan Pembangkitan tenaga listrik, perdagangan dan jasa,
perumahan berada pada JE Pengatur penguaraian limbah air tinggi dan sangat tinggi ketika
terjadi pencemaran, vegetasi ataupun kapasitas badan air di wilayah tersebut dapat mengurai
dan menyerap pencemar.
• Guna membantu proses penyerapan zat pencemar yang berada pada JE penguraian limbah
rendah dan sedang maka dapat didukung dengan pengembangan RTH ataupun rekayasa
untuk mempercepat penguraian limbah yang ramah lingkungan
KRP Berdampak JE Penguraian Limbah (Ha)
2.000,00
1.437,68
1.500,00
1.000,00
500,00 28,91 184,95
6,20
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
JE Penguraian Limbah (Ha)
KRP Berdampak Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Tinggi
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 35,08 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 3,42 138,30 27,64 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,90 0,01 76,57 3,13 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 5,48 320,49 18,76 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 7,32 1,69 498,55 13,18 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 9,79 4,51 368,69 121,03 504,01
Grand Total 28,91 6,20 1.437,68 184,95 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Degradasi Ekosistem
Analisis KRP Berdampak Keanekaragaman Hayati
• Berdasarkan hasil analisis dampak Keanekaragaman hati dengan KRP maka diperoleh bahwa
dominasi WP IKN Barat termasuk kategori tinggi seluas 1.193,02 ha
• Dengan adanya pembangunan Pembangkitan tenaga listrik, perdagangan dan jasa, perumahan
berada pada keanekaragaman hayati tinggi dan sangat tinggi , dibutuhkan adanya kegiatan yang
dapat meminimalisir potensi dampak menurunnya keanekaragaman hayati. Peningkatan variasi
vegetasi pada RTH dan sempadan sungai dapat menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
dalam mempertahankan keanekaragaman hayati.

KRP Berdampak Keanekaragaman Hayati (Ha)


1.500,00
1.193,02

1.000,00

500,00 244,66 184,95


35,11
-
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

KRP Keanekaragaman Hayati (Ha)


KRP Berdampak
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,23 33,84 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 3,42 23,36 114,94 27,64 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,90 4,24 72,33 3,13 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 5,48 13,29 307,21 18,76 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 9,01 81,60 416,95 13,18 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 14,29 120,94 247,75 121,03 504,01
Grand Total 35,11 244,66 1.193,02 184,95 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Rawan Banjir
Analisis KRP Berdampak Bencana Banjir
• Berdasarkan hasil analisis risiko bencana banjir dengan KRP maka diperoleh bahwa dominasi
WP IKN Barat termasuk kategori KRB 2 seluas 85,32 ha
• Dengan adanya pembangunan perdagangan dan jasa, perumahan berada pada KRB 2 ,
dibutuhkan adanya kegiatan yang dapat meminimalisir genangan air ketika terjadi banjir
seperti sumur resapan, vegetasi yang dapat cepat meresap air, saluran drainase yang
terintegrasi maupun fondasi bangunan yang tinggi

KRP Berdampak Bencana Banjir (Ha)


100,00
83,53
80,00

60,00 53,04

40,00

20,00

-
KRB 1 KRB 2
KRP Berdampak Bencana Banjir (Ha)
KRP Berdampak KRB 1 KRB 2 Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun B3 - - -
Pembangkitan Tenaga Listrik - - -
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 11,48 26,02 37,50
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 0,71 0,48 1,19
Perdagangan dan Jasa Skala WP 17,09 46,96 64,05
Perumahan Kepadatan Sedang 14,04 6,60 20,64
Perumahan Kepadatan Tinggi 9,72 3,47 13,20
Grand Total 53,04 83,53 136,57

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Rawan Banjir
Analisis KRP Berdampak JE Pengatur Mitigasi Bencana Banjir
• Berdasarkan hasil analisis risiko bencana banjir dengan KRP maka diperoleh bahwa dominasi WP
IKN Barat termasuk kategori tinggi seluas 1.444,34 ha
• Dengan adanya pembangunan perdagangan dan jasa, perumahan berada pengatur mitigasi banjir
tinggi , dibutuhkan adanya bangunan infrastruktur seperti sumur resapan, penanaman vegetasi
serta saluran drainase yang terintegrasi.

KRP Berdampak JE Pengatur Mitigasi Bencana Banjir (Ha)


2.000,00
1.444,34
1.500,00

1.000,00

500,00 184,95
28,45
-
Rendah Tinggi Sangat Tinggi

KRP Berdampak JE Pengatur Mitigasi Bencana Banjir (Ha)


KRP Berdampak
Rendah Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 35,08 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 3,40 138,32 27,64 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 2,87 76,60 3,13 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 5,48 320,49 18,76 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 7,27 500,29 13,18 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 9,43 373,55 121,03 504,01
Grand Total 28,45 1.444,34 184,95 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Rawan Banjir
Analisis KRP Berdampak JE Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir
• Berdasarkan hasil analisis JE Pengatur Tata aliran air dan banjir dengan KRP maka
diperoleh bahwa dominasi WP IKN Barat termasuk kategori sedang seluas 1.333,38 ha
• Dengan adanya pembangkitan tenaga listrik, pembangunan perdagangan dan jasa,
perumahan berada JE pengatur tata aliran air dan banjir sedang, dibutuhkan adanya
kegiatan yang dapat meminimalisir genangan air ketika terjadi banjir seperti pembatasan
kegiatan yang ada pada area tersebut, seperti pembatasan KDB, peningkatan nilai KDH,
pengembangan RTH dan upaya peningkatan resapan air dengan membuat sumur resapan.

KRP Berdampak JE Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir (Ha)


1.600,00
1.333,38
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00 184,95
139,41
200,00
-
Rendah Sedang Sangat Tinggi

KRP Berdampak JE Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir (Ha)


KRP Berdampak
Rendah Sedang Sangat Tinggi Grand Total
Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun B3 ✓
Pembangkitan Tenaga Listrik 1,23 33,84 1,20 36,28
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 26,18 115,54 27,64 169,37
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 4,31 75,16 3,13 82,61
Perdagangan dan Jasa Skala WP 16,10 309,88 18,76 344,74
Perumahan Kepadatan Sedang 21,80 485,77 13,18 520,74
Perumahan Kepadatan Tinggi 69,79 313,19 121,03 504,01
Grand Total 139,41 1.333,38 184,95 1.657,74

KLHS RDTR WP IKN BARAT


KLHS
RDTR WP IKN
BARAT

06
ALTERNATIF DAN
REKOMENDASI
KLHS RDTR WP IKN BARAT
Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Alih fungsi lahan Berada pada hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang

Degradasi ekosistem Terdapat pada efisiensi sumberdaya alam dan kondisi


keanekaragaman hayati

Potensi Dampak
• Berkurangnya cadangan karbon
• Perubahan iklim akibat konversi lahan bervegetasi yang digunakan
untuk menyerap CO2
• Merusak tanaman atau vegetasi di sekitar tempat pengelolaan, dan
tanah sebagi media lingkungan hidup
• Memiliki potensi membahayakan keselamatan dan kesehatan
lingkungan sekitar

Rekomendasi

• Pengelolaan Limbah B3 sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku


• Pengawasan yang ketat terhadap proses pengelolaan Limbah B3
• Pemilihan lokasi pengelolaan Limbah B3 yang aman dan terkendali
• Pengamanan dan perlindungan daerah sekitar dari risiko bahaya yang dapat timbul
bila terjadi kondisi darurat
• Penghijauan dan Pengembangan RTH di sekeliling area pengelolaan Limbah B3
• Penyesuaian konstruksi pembangunan pengelola Limbah B3 yang aman dari bencana
seperti design bangunan atau rekayasa Teknik guna mengurangi dampak

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Pembangkit Tenaga Listrik

Alih fungsi lahan Berada pada hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang

Kebutuhan ruang Tidak termanfaatkannya lahan kosong di bawah atau di sekitar


terbuka hijau panel surya

Potensi Dampak
konflik antara penggunaan lahan untuk panel surya dan untuk
kebutuhan ruang terbuka, pertanian maupun resapan air.

Rekomendasi
Konsep pengembangan agrivoltaics: menggabungkan
penggunaan lahan pertanian dengan produksi energi listrik
dari PLTS / solar PV (agriculture + photovoltaics):
1. panel surya ditempatkan diantara baris lahan kosong
tanaman dengan jarak tertentu. Jarak ini penting dibuat
agar sinar matahari dapat sampai pada tanaman
2. Penanaman dapat meningkatkan estetika serta kapasitas
produksi pangan dibawah panel surya.
Agrivoltaics cocok diterapkan pada lahan pertanian dengan
tanaman yang toleran terhadap efek bayangan dari panel
surya, atau tanaman yang hanya butuh sedikit sinar
matahari, seperti mentimun, lobak, labu, kol, dan paprika
hijau.
Toledo and Alessandra, 2021

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Perumahan Kepadatan Tinggi

Akses air terbatas pengembangan kawasan permukiman berada pada JE Penyedia air
sangat rendah
Degradasi ekosistem Berada pada JE pemurnian air rendah dan penguraian limbah rendah

Rawan banjir pengembangan kawasan permukiman termasuk pada kawasan KRB 1


dan KRB 2

Potensi Dampak
• Titik lokasi perumahan akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah permukiman
• Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3 rumah tangga
• Terjadi genangan ketika curah hujan tinggi

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan kawasan permukiman
kepadatan tinggi.
• Didukungnya dengan saluran drainase yang terintegrasi
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan permukiman
• Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah dan persampahan
• Menghindari pemanfaatan air tanah dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari di
Kawasan permukiman
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• Penyesuaian konstruksi pembangunan perumahan di kawasan rawan bencana
seperti design bangunan atau rekayasa Teknik guna mengurangi dampak

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Perumahan Kepadatan Sedang

Akses air terbatas pengembangan kawasan permukiman berada pada JE Penyedia air
sangat rendah
Degradasi ekosistem Berada pada JE pemurnian air rendah dan penguraian limbah rendah

Rawan banjir pengembangan kawasan permukiman termasuk pada kawasan KRB 1


dan KRB 2

Potensi Dampak
• Titik lokasi perumahan akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah permukiman
• Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3 rumah tangga
• Terjadi genangan ketika curah hujan tinggi

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan kawasan permukiman
kepadatan sedang.
• Didukungnya dengan saluran drainase yang terintegrasi
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan permukiman
• Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah dan persampahan
• Menghindari pemanfaatan air tanah dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari di
Kawasan permukiman
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• Penyesuaian konstruksi pembangunan perumahan di kawasan rawan bencana
seperti design bangunan atau rekayasa Teknik guna mengurangi dampak

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Perdagangan dan Jasa Skala Kota

Akses air terbatas pengembangan berada pada JE Penyedia air sangat rendah

Degradasi ekosistem Berada pada JE pemurnian air rendah dan penguraian limbah rendah

Rawan banjir pengembangan kawasan permukiman termasuk pada kawasan KRB 1


dan KRB 2

Potensi Dampak
• Titik lokasi perdagangan dan jasa skala Kota akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah perdagangan dan jasa skala Kota
• Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3
• Terjadi genangan ketika curah hujan tinggi

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan kawasan perdagangan dan
jasa skala kota.
• Didukungnya dengan saluran drainase yang terintegrasi
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan perdagangan dan
jasa skala kota
• Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah dan persampahan
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• perencanaan desain dan konstruksi bangunan dengan menyesuaikan kondisi KRB
Banjir

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Perdagangan dan Jasa Skala WP

Akses air terbatas pengembangan berada pada JE Penyedia air sangat rendah

Degradasi ekosistem Berada pada JE pemurnian air rendah dan penguraian limbah rendah

Rawan banjir pengembangan kawasan permukiman termasuk pada kawasan KRB 1


dan KRB 2

Potensi Dampak
• Titik lokasi perdagangan dan jasa skala WP akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah perdagangan dan jasa skala WP
• Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3
• Terjadi genangan ketika curah hujan tinggi

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan kawasan perdagangan dan
jasa.
• Didukungnya dengan saluran drainase yang terintegrasi
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan perdagangan dan
jasa skala WP
• Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah dan persampahan
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• perencanaan desain dan konstruksi bangunan dengan menyesuaikan kondisi KRB
Banjir

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi Terhadap Rencana Perdagangan dan Jasa Skala SWP

Akses air terbatas pengembangan berada pada JE Penyedia air sangat rendah

Degradasi ekosistem Berada pada JE pemurnian air rendah dan penguraian limbah rendah

Rawan banjir pengembangan kawasan permukiman termasuk pada kawasan KRB 1


dan KRB 2

Potensi Dampak
• Titik lokasi perdagangan dan jasa skala SWP akan berpotensi terjadi genangan
• Peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah perdagangan dan jasa skala SWP
• Peningkatan pencemaran sampah, air limbah dan B3
• Terjadi genangan ketika curah hujan tinggi

Rekomendasi
• Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan kawasan perdagangan dan
jasa.
• Didukungnya dengan saluran drainase yang terintegrasi
• Penyediaan prasarana jaringan air bersih untuk rencana kawasan perdagangan dan
jasa skala SWP
• Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah dan persampahan
• Penghijauan dan Pengembangan RTH
• perencanaan desain dan konstruksi bangunan dengan menyesuaikan kondisi KRB
Banjir

KLHS RDTR WP IKN BARAT


Strategi Perlindungan Lingkungan

1 Strategi pemenuhan
kebutuhan 2
Strategi dalam
penyediaan 3
Strategi
pengembangan 4
Strategi perbaikan lingkungan
dalam mencegah degradasi
sumberdaya energi sumberdaya air kebutuhan ruang ekosistem
terbuka hijau
• Pengembangan energi • Peningkatan cakupan pelayanan • WP IKN Barat sebagian besar diliputi
terbarukan tenaga surya air minum • menghijaukan riparian sungai oleh vegetasi rapat sehingga sebagai
dengan panel atap pada • Peningkatan jaringan perpipaan sekaligus mengembalikan bentuk pencegahan mitigasi perubahan
bangunan baru, pembangkit setiap PDAM/IPA bentuk sungai agar dapat iklim penting dalam melakukan
listrik tenaga surya skala • Penyediaan air minum perpipaan kembali menampung volume Pencegahan dan penanggulangan
KIKN, dan panel surya pada sungai ketika terjadi debit kebakaran hutan dan lahan dan
• Peningkatan kapasitas dan
penerangan jalan di maksimum. menambah liputan vegetasi guna
kualitas pengelolaan sistem
lingkungan • Pemanfaatan lahan dibawah menurunkan suhu udara di kawasan
pelayanan air minum perkotaan
• Pengembangan jangka pendek bangunan solar farm jenis dengan aktivitas tinggi
• Restorasi dan konservasi vegetasi tanaman yang membutuhkan
pemanfaatan bahan bakar alami yaitu hutan dipterokarpa • pengelolaan bangunan infrastruktur
nabati (biofuel) untuk naungan serta sinar matahari sumber daya air untuk pengelolaan
pamah untuk mengatur tata air bukan merupakan faktor
memenuhi kebutuhan bahan resiko bencana untuk banjir
• Konservasi air: efisiensi pembatas
bakar transportasi ramah • Sebagai cadangan karbon (carbon stock)
pemanfaatan air (reduce, reuse
lingkungan dan serapan karbon (carbon
dan recycle) / pemanenan air
hujan sequestration)

KLHS RDTR WP IKN BARAT

Anda mungkin juga menyukai