Anda di halaman 1dari 104

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

PALEMBANG, 14 November 2019


1 Pendahuluan
LATAR BELAKANG
KSN Kawasan Metropolitan – PP 13/2017

Kawasan Metropolitan Eksisting Kawasan Metropolitan Baru


1.  Mebidangro 5.  Gerbangkertosusilo 1.  Palembang-Betung-Indralaya-Kayu 3.  Bitung-Minahasa-
2.  Jabodetabek-punjur 6.  Sarbagita Agung (PATUNGRAYA-AGUNG Manado (BIMINDO)
3.  Cekungan Bandung 7.  Maminasata 2.  Banjarmasin-Banjarbaru-Banjar-Barito-
4.  Kedungsepur Tanah Laut (BANJARBAKULA) 3  
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Perkembangan Kota Palembang dsk

Ditinjau dari jumlah penduduk, Kota


Palembang merupakan kota ke-7
terbesar di Indonesia dg jumlah
penduduk + 1,6 juta jiwa

Saat ini Kota Palembang dan


sekitarnya berkembang dengan
pesat, ditandai perkembangan
kawasan terbangun, perkembangan
pusat-pusat pertumbuhan,
pembangunan infrastruktur, dsb

12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000

4,000,000

2,000,000

an

ng

ng

NG

ru

ng
tam
a

r
sa
art

ay

ba
ed

ara

ala
BA
as
rab
ak

Ba
nd

an
M

ak

M
m

EM
IJ

Ba
Su

k
M

Se

Pe
DK

L
PA
4  
KAWASAN PERKOTAAN
PALEMBANG-BETUNG-INDRALAYA-KAYUAGUNG

Kawasan Perkotaan Palembang-


Betung-Indraaya-Kayuagung
(Patungraya-Agung) meliputi 4
kabupaten/kota:
1)  Kota Palembang
2)  Kab. Banyuasin (Betung)
TANJUNG API-API 3)  Kab. Ogan Ilir (Indralaya)
4)  Kab. Ogan Komering Ilir (Kayu
BETUNG
Agung)
KAB. BANYUASIN
Jumlah Penduduk: 3.732.265 jiwa
PALEMBANG (BPS Sumsel, 2019)
PANGKALAN BALAI
•  Kota Palembang: 1.643.488 jiwa
•  Kab. Banyuasin: 844.175 jiwa
KAB. OGAN
INDRALAYA KOMERING ILIR •  Kab. Ogan Ilir: 425.032 jiwa
•  Kab. OKI: 819.570 jiwa
KABOGAN ILIR

KAYU AGUNG Pada tahap berikutnya akan


dilakukan delineasi wilayah
perencanaan berdasarkan kriteria
tertentu yang ditetapkan.

Luas total 4 kab/kota: 32.222,74 km2


(BPS Sumsel, 2017)
KEDUDUKAN RTR KSN

RENCANA UMUM RENCANA RINCI PENETAPAN

RTR PULAU/KEPULAUAN RTRWN ! PP


RTRW NASIONAL RTR Pulau/Kepualaun ! PerPres
RTR KSN RTR KSN ! PerPres

RTRWP ! Perda Provinsi


RTRW PROVINSI RTR KSP
RTR KSP ! Perda Provinsi

RTR KSK
RTRWK ! Perda Kab/Kota
RTRW KABUPATEN/KOTA RTR KSK ! Perda Kab/Kota
RDTR RDTR ! Perda Kab/Kota

6  
PERTIMBANGAN DELINEASI WILAYAH
(PermenPU No. 15/2012)

NO KRITERIA (PermenPU 15/2012) ANALISIS

1 keterkaitan fungsional sosial-ekonomi •  Sebaran/lokasi pusat-pusat pertumbuhan & kegiatan


dan budaya antara kaw. perkotaan inti serta keterkaitan fungsional (Kota Palembang, Tanjung
dan kaw. perkotaan di sekitarnya Api-api, Indralaya, Kayu Agung, Pangkalan Balai, KTM
Telang, Jejawi, dsb)
2 perkembangan area terbangun •  Kajian perkembangan area terbangun
(functional urban area)

3 pergerakan komuter yang tinggi antara •  Kajian keterkaitan fungsional antar pusat2 pertumbuhan/
kawasan perkotaan inti dan kawasan kegiatan
perkotaan di sekitarnya •  Infrastruktur yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan
tersebut (jalan trans Timur Sumatera; jalan tol Bakauheni
– Kayu Agung – Palembang – Jambi – dst; jaringan jalan
KA; stasiun Kertapati; Pelabuhan Boom Baru dan Pel.
Tanjung Carat; Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II)
4 jarak dan waktu tempuh berdasarkan •  Ketersediaan infrastruktur (transportasi) pendukung
pergerakan komuter (jaringan jalan, jalan tol, jalan kereta api, angkutan
sungai, dsb)
5 faktor keseimbangan ekologis dan •  DAS, kondisi geologi, analisis kemampuan lahan
sumber daya air

6 ketentuan peraturan perundang- •  Kebijakan nasional & Provinsi Sumatera Selatan


undangan (RPJMN, RTRWN, RTRWP, dll)
•  Peraturan perundang2an
1. KETERKAITAN KAWASAN INTI
& KAWASAN PERKOTAAN SEKITARNYA

TANJUNG API-API
Akan menjadi Pusat Kegiatan
BETUNG Industri dan Distribusi Barang
Ibu Kota Kecamatan. Regional & Nasional.
Lokasi Terminal Tipe A Terkait erat dg pusat kegiatan
Pusat Perdagangan & Jasa Lokal perdagangan & jasa di Kota
Palembang

KOTA PALEMBANG
Merupakan Kawasan Inti
PANGKALAN BALAI KAB. BANYUASIN
Ibu Kota Kab. Banyuasin Pusat kegiatan Perdagangan &
Jasa Skala Regional & Nasional,
Pusat Pelayanan Pertanian &
Perkebunan, Pusat Penelitian Pusat Distribusi, Pusat
Pertanian Transportasi, Pusat Pelayanan,
Pusat Pariwisata, Olah Raga, dsb

KAB. OGAN
KOMERING ILIR

KABOGAN ILIR

INDRALAYA
Ibukota Kabupaten Ogan Ilir. KAYU AGUNG
Pusast Pendidikan Merupakan Kawasan Perkotaan di
Pusat Pelayanan Kabupaten. Sekitarnya. Ditetapkan sebagai PKW
dan merupakan pusat pelayanan
pertanian & perkebunan di
sekitarnya
FUNGSI DAN PERAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

MATERI TEKNIS RENCANA TATA RUANG


•  Pusat Pertumbuhan Ekonomi
KAWASAN PERKOTAAN PALEMBANAG-BETUNG-
INDRALAYA-KAYUAGUNG

Regional
•  Pusat Distribusi Barang
•  Pusat Pemerintahan Kab; Regional
•  Pusat Pengembangan PANGKALAN BALAI •  Pusat Industri
Pertanian/Perkebunan

TJ. API-API
SUNGSANG
•  Pusat Pemerintahan Prov;
•  Pusat Perdagangan & Jasa
KTM TELANG PALEMBANG Regional
•  Pusat Distribusi Barang/Jasa
INDRALAYA INDRALAYA JEJAWI TULUNG
SumBagSel
•  Pusat Pemerintahan Kab; UTARA KAYU AGUNG
SELAPANG
PKN

•  Pusat Pendidikan &


PKW
Pengembangan Teknologi TANJUNG •  Pusat Pemerintahan Kab;
RAJA
•  Pusat Pengembangan
PKWP

Pertanian/Perkebunan
PKL

PKLP

TUGU MULYO

9  
2. PERKEMBANGAN WILAYAH TERBANGUN

2002 2007 2012 2017

Kecenderungan perkembangan kaw. terbangun: Kecenderungan perkembangan kaw. terbangun:


•  Palembang – Pangkalan Balai •  Berada pada koridor jalan utama menghub.
•  Jakabaring Palembang – kota di sekitarnya
•  Palembang – Tj. Api-api •  Mengikuti kondisi fisik wilayah
3. PERGERAKAN KOMUTER YANG TINGGI

•  Jalan Nasional •  Data terkait Pergerakan Komuter belum


•  Rencana Jalan Tol
•  Rencana Jalan KA
tersedia lengkap
•  Angkutan umum: bus
DAMRI, travel
•  Mobilitas aktivitas pergerakan antara Kota
Inti dengan pusat kegiatan di sekitarnya
TJ. API-API
ditandai dengan ketersediaan prasarana
transportasi dan angkutan umum serta
•  Jalan AP fenomenanya
•  Rencana Jalan Tol
•  Angkutan umum: bus •  Palembang sebagai Kota Inti merupakan
DAMRI, Trans Musi, pusat kegiatan ekonomi dan penyedia
bus AKAP
pelayanan. Ketersediaan lahan dan harga
yang masih terjangkau serta kelengkapan
fasilitas masih menjadikan Palembang
PANGKALAN BALAI
sebagai pusat pelayanan sekaligus tempat
PALEMBANG •  Jalan KP tinggal.
•  Rencana Jalan Tol
•  Angkutan umum: bus
DAMRI, bus AKAP
•  Pusat-pusat kegiatan di sekitarnya menjadi
•  Jalan AP
•  Jalan Tol pusat kegiatan sesuai peran dan potensi
INDRALAYA
•  Jalan KA masing-masing
•  Angkutan umum: bus
DAMRI, Trans Musi, KA •  Ketersediaan jaringan transportasi
KAYU AGUNG meningkatkan aksesbilitas antar-pusat
kegiatan
11  
Pergerakan Komuter
Pengembangan
Karakteristik Kawasan Low <Rp200 juta

Patungraya saat ini, KOTA Pengembangan Pengembangan


Midlow Midlow
INTI PALEMBANG masih Rp250-500juta Rp250-500juta
menjadi “magnet” utama bagi Kawasan
kegiatan ekonomi dan Baru  
Rp550-3,5M Kota Lama
perumahan. Rp1,5M - 6M

Pertimbangan: Kota
Palembang memiliki fasum
fasos terlengkap dan harga Pengembangan Middle -
Kawasan OPI
Rp400-1M
properti yang relatif masih Upper Rp500-3M

“terjangkau” Pengembangan
Midlow
Rp230-350juta

Lokal
Rp150-200juta

Kayu Agung
Indralaya
Sumber: Coldweld Banker Indonesia, 2019
3. JARAK DAN WAKTU TEMPUH

•  Jarak + 70 – 80 km
•  Waktu tempuh jalan
nasional: 1,5 – 2 jam
•  Kondisi cukup baik
•  Jarak + 60 km •  Akan dikembangkan jalan
KORIDOR 2
•  Waktu tempuh Palembang –
tol sejajar jalan nasional
jalan nasional: 1,5 KORIDOR 1 Tanjung Api-api
– 2,5 jam Palembang –
•  Kondisi jalan rusak Pangkalan Balai -
di beberapa ruas Betung
akibat angkutan
•  Jarak + 70 – 80 km
barang (truk, dsb)
•  Waktu tempuh jalan
nasional (via Indralaya):
KORIDOR 4
Palembang – 1,5 – 2 jam
Kayu Agung •  Kondisi cukup baik
•  Akan dikembangkan jalan
tol Palembang-Kayu
Agung à diperkirakan
•  Jarak 20 – 30 km
jarak tempuh menjadi 30
•  Waktu tempuh jalan
menit
nasional: 45 – 1,5 jam KORIDOR 3
•  Waktu tempuh jalan tol: Palembang -
15 – 20 menit Indralaya

13  
5. FAKTOR KESEIMBANGAN EKOLOGIS

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KONDISI GEOLOGI

PANGKALAN
BALAI TANJUNG
API-API

PALEMBANG

KAYU AGUNG
INDRALAYA
6. KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

•  PP No. 13/2017 à menetapkan Palembang-Betung-Indralaya-Kayuagung


sebagai KSN (dg tipologi kawasan metropolitan)
•  PP No. 13/2017 à PKN Patungraya Agung à artinya kota Palembang, Betung,
Indralaya, Kayu Agung merupakan satu kesatuan sebagai PKN
•  RJPMN 2015-2019 à menetapkan kawaan Palembang-Betung-Indalaya-
Kayuagung sebagai salah satu dari 5 (lima) kawasan metropolitan baru di luar
Jawa
•  RTRWP Sumatera Selatan, RTRW Kota Palembang, RTRW Kab. Banyuasin,
RTRW Kab. Ogan Ilir, & RTRW Kab. OKI yang menetapkan pusat-pusat
pertumbuhan
•  PermenPU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan RTR KSN à
yang memberikan panduan bagi penetapan delineasi KSN dengan tipologi
kawasan metropolitan

15  
PERTIMBANGAN UTAMA

•  Pusat-pusat kegiatan yang berada di sekitar Kota Palembang sebagai


kawasan inti dan memiliki keterkaitan fungsional yang erat (Tanjung Api-
api, Indralaya, Kayu Agung, Pangkalan Balai, KTM Telang, Jejawi, dsb)
•  Infrastruktur yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan tersebut (jalan
trans Timur Sumatera; jalan tol Bakauheni – Kayu Agung – Palembang
– Jambi – dst; jaringan jalan KA; stasiun Kertapati; Pelabuhan Boom
Baru dan Pel. Tanjung Carat; Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II,
jaringan sungai)
•  Kesatuan ekologis dalam DAS, terutama DAS Musi
•  Kondisi geologi à pertimbangan terhadap kawasan yang dapat
dibangun/dikembangkan sebagai kawasan terbangun
•  Aksesibilitas (darat, laut, sungai, kereta api)
•  Delineasi didasarkan pada batas administrasi kecamatan
•  Delineasi didasarkan pada wilayah kecamatan yang terlingkup di
dalamnya (45 kecamatan di 4 wilayah kab/kota)
•  Total luas wilayah : + 768.344.53 Ha
DELINEASI WILAYAH PERENCANAAN
NO KABUPATEN/KECAMATAN LUAS (Ha)
A. KAB. BANYUASIN 516,025.4
1 KEC. AIRKUMBANG 40,748.4
2 KEC. AIRSALEH 36,355.8
3 KEC. BANYUASIN DUA 29,352.1
4 KEC. BANYUASIN SATU 27,655.5
5 KEC. BANYUASIN TIGA 30,495.6
6 KEC. BETUNG 35,849.4
7 KEC. MAKARTIJAYA 33,503.2
8 KEC. MUARATELANG 42,657.0
9 KEC. RAMBUTAN 41,474.3
10 KEC. SEMBAWA 20,069.0
11 KEC. SUAKTAPEH 22,493.7
12 KEC. SUMBERMARGATELANG 20,020.7
KEK  TAA  
13 KEC. TALANGKELAPA 66,491.8
14 KEC. TANJUNGLAGO 68,858.9
B. KAB. OGAN ILIR 87,747.29
1 KEC. INDRALAYA 9,848.92
2 KEC. INDRALAYA SELATAN 5,909.53
3 KEC. INDRALAYA UTARA 3,3375.8
4 KEC. KANDIS 3,218.74
5 KEC. PEMULUTAN 1,1735.6
6 KEC. PEMULUTAN BARAT 3,648.42 PANGKALAN  BALAI  
7 KEC. PEMULUTAN SELATAN 7,023.54 PALEMBANG  
8 KEC. RANTAUPANJANG 3,249.8
9 KEC. SUNGAIPINANG 3,887.2
10 KEC. TANJUNGRAJA 5,849.74
C. KAB. OGANKOMERING ILIR INDRALAYA  
1 KEC. JEJAWI 20066.6
2 KEC. KAYUAGUNG 13239.6
3 KEC. PAMPANGAN 47131.1
4 KEC. SIRAHPULAUPADANG 10135.6
D. KOTA PALEMBANG 36,647.94 KAYU  AGUNG  
1 KEC. ALANG-ALANGLEBAR 2,323.14
2 KEC. BUKITKECIL 286.84
3 KEC. GANDUS 4,446.1
4 KEC. ILIRBARAT DUA 312.81
5 KEC. ILIRBARAT SATU 5,902.86
6 KEC. ILIRTIMUR DUA 1,367.28
7 KEC. ILIRTIMUR SATU 499.45
8 KEC. KALIDONI 2,857.16
9 KEC. KEMUNING 791.55

Luas Total: WILAYAH  PERENCANAAN  


768.344.53 Ha
PERBANDINGAN DENGAN KAWASAN
METROPOLITAN LAIN DI INDONESIA
PERBANDINGAN  LUAS  WILAYAH   PERBANDINGAN  JUMLAH  PENDUDUK  
900,000 26.00
800,000
700,000
600,000
LUAS (HA)

500,000
400,000 8.97 9.00
300,000 5.20
2.40 2.60 2.70
200,000
100,000
0
CEKUNG GERBAN

NG

A
TA
O

TA
K

AY
GR

SIL
BE

GI

SA
DU

GR
TA

AN

A
JABODET MEBIDAN AN G- SARBAGI MAMMIN PATUNGR

SU

A-
RB
N
DE

UN
IN
ID

TO
BA

SA

M
ABEK GRO BANDUN KERTOSU TA A-SATA AYA

BO

EB

T
R

PA
N

AM
KE
M
JA

GA

G-
G SILO

M
N

AN
KU

RB
CE
Series1 278,400 472,434 343,087 592,584 175,363 266,700 768,344

GE
CEKUNGAN GERBANG- MAMMINA-
JABODETABEK MEBIDANGRO SARBAGITA
BANDUNG KERTOSUSILO SATA
LUAS (Ha) 278.400 472.434 343.087 592.584 175.363 266.700
WILAYAH 12 kab/kota 4 kab/kota 5 kab/kota 7 kab/kota 4 kab/kota 4 kab/kota
52 kecamatan 85 kecamatan 15 kecamatan 46 kecamatan
JML PDDK 26 jt 5,2 jt 8,97 jt 9 jt 2,4 jt 2,6 jt
2 KAWASAN PATUNGRAYA AGUNG
DALAM KONSTELASI REGIONAL
Sasaran dan Prioritas Pembangunan P. Sumatera
(Rancangan RPJMN 2020-2024)

KPBPB
Sabang
KI & KEK Arun Lhokseumawe
Kab. Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe; Aceh
Kota Banda
Aceh
KI Kuala
WM Medan Tanjung
KI & KEK SEI MANGKEI
(Mebidangro) Kab. Simalungun, Sumatera Utara
KI Tanjung
KSPN Danau Toba Buton KPBPB
Kab. Samosir, Sumatera KI Batam
Utara DumaiKPBPB Pembangunan KPBPB
Karimun Bintan
KEK Galang Batang
KSPN Bukittinggi Kota Kab. Bintan, Kepulauan Riau
Kota Batam
Kota Baru Pekanbaru Kota
Padang Jambi
KSPN & KEK Tanjung
KEK Tanjung Api- Api Kelayang
Kab. Banyuasin, Sumatera Kab. Belitung, Kepulauan Bangka
Selatan Belitung
Kota Baru
Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI Palembang KSPN Palembang
WM Palembang Kota
Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi Kota (Patungrayaagung)
Bengkulu
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
KSPN Way Kambas
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan
Kota
Kawasan Metropolitan KI Lampung
Tanggamus
Kota Baru Daerah Tertinggal
PROYEK STRATEGIS NASIONAL (PSN)
Perpres No. 56/2018

PSN di sekitar kaw. Patungraya Agung

a)  Jalan Tol Palembang – Sp. Indralaya (22 km)


b)  Jalan Tol Sp. Indralaya – Muara Enim (110 km)
j
c)  Jalan Tol Pematang Panggang – Kayu Agung (85 km)
f
d)  Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung (112km) e
e)  Jalan Tol Betung – Tempino – Jambi (191 km) h
f)  Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-api (70 km) a
g)  Kereta Api Prabumulih – Kertapati – sbg bagian dari b
d
jaringan KA trans Sumatera
h)  LRT Prov. Sumatera Selatan (Metro Palembang) c
i)  Upgrading kilang minyak eksisting (RDMP) g
j)  Pembangunan KEK Tanjung Api-api
Pengembangan KEK Nasional
KONEKTIVITAS LAUT
Strategi Integrated Port Network:
7 Pelabuhan Hub Terpadu dengan Pelabuhan Feeder
MALAHAYATI BELAWAN/ KUALA KARIANGAU PALARAN BITUNG
KIJING BALIKPAPAN SAMARINDA
TANJUNG
TERNATE
BANJARMASIN PANTOLOAN

AMBON
SAMPIT KENDARI JAYAPURA

SORONG
JAMBI

TELUK BAYUR

PALEMBANG

TANJUNG EMAS
PANJANG /SEMARANG

TANJUNG PRIOK MAKASAR

PEL. HUB RUTE HUB TOL LAUT TENAU KUPANG


TANJUNG PERAK
PEL. FEEDER RUTE FEEDER TOL LAUT

Merajut Konektivitas Antar Wilayah


Meningkatkan kinerja konektivitas untuk menurunkan biaya logistik, mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan antar wilayah
Kebijakan Pengembangan Pariwisata

•  DPN: Palembang-Bangka
Belitung dan sekitarnya
•  Di dalam DPN tersebut
terdapat 6 (dua) KPPN
yang ditetapkan, dimana 2
(dua) diantaranya berlokasi
di Provinsi Sumatera
Selatan yaitu:
•  KPPN Palembang
Kota dan sekitarnya
(Sungai Musi); serta
•  KPPN Pagaralam dan
sekitarnya.
Kebijakan Pengembangan Industri Nasional
WPPI:
WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS:
A.  Muara Enim – Banyuasin
SUMATERA BAGIAN SELATAN (1) Industri Pangan; (2) Industri Hulu Agro; (3) Industri Logam

Perwilayahan Industri berdasarkan PP No. Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung,


Sumatera Selatan, Lampung
B.  Lampung Barat – Lampung Timur –
Lampung Tengah – Tanggamus –
Lampung Selatan
dan Bahan Galian Bukan Logam; (4) Industri Kimia Dasar
Berbasis Migas dan Batubara; (5) Industri Alat Transportasi

14/2015 ttg RIPIN 2015-2035: LOKASI URAIAN KETERANGAN

Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Sesuai RTRWN, RTR Pulau, RTRW Kabupaten/Kota yang tidak memiliki

•  WPI: Sumatera Bagian Selatan. Wilayah


Provinsi, dan RTRW Kabupaten/ Kota KPI diarahkan pada pengembangan
Sentra IKM

Kawasan Industri (KI) Diprioritaskan berada di WPPI Daerah di luar WPPI yang mempunyai

provinsi yang terlingkup dalam WPI potensi, dapat dibanagun kawasan


industri

Sumatera Bagian Selatan adalah


Sentra Industri Kecil dan Industri Tiap Kabupaten/Kota yang berpotensi Minimal 1 Sentra IKM baru
Menengah untuk pengembangan IKM terbanagun pada tiap kabupaten/ kota

Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu,


Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Bangka-Belitung, dan Provinsi Lampung.
•  WPPI: Banyuasin – Muara Enim
•  KPI: ditetapkan dalam RTRW masing-
masing wilayah kabupaten/kota.
JARINGAN INFRASTRUKTUR REGIONAL

RENCANA PENGEMBANGAN JALAN TOL RENCANA PENGEMBANGAN JAR. KERETA API

PKN PKN KEK


Kaw. Metropolitan
KONDISI & PERKEMBANGAN
3 KAWASAN PERKOTAAN
PATUNGRAYA-AGUNG
LOKASI & DELINEASI KAWASAN

Berlokasi di 4 (empat) kabupaten/kota: Meliputi 44 Kecamatan di 4 kab/kota dengan luas


(a) Kota Palembang; (b) Kab. Banyuasin; total 768.344.53 Ha
(c) Kab. Ogan Ilir; (d) Kab. Ogan Komering Ilir
KONDISI FISIK & LINGKUNGAN

PETA TOPOGRAFI PETA KELERENGAN


KONDISI FISIK & LINGKUNGAN

PETA GEOLOGI PETA JENIS TANAH


KONDISI FISIK & LINGKUNGAN

PETA DAS PETA CAT


TUTUPAN LAHAN

0%
0% 0% 1% 0% 0% Danau/Situ
4%
5% 9% 0% Empang

17% Hutan Bakau/Mangrove

Hutan Rimba

2% Pasir/Bukit Pasir Darat


0% Pemakaman
1% Penggaraman

Perkebunan/Kebun
61%
Permukiman
Perkembangan Kawasan Terbangun

2003   2017  
Perkembangan Kawasan Terbangun
2003   2017  
KAWASAN HUTAN

No Kawasan Hutan Luas(Ha)


1 Area Penggunaan Lain 1,951,578.94
2 Hutan Lindung 162,004.67
3 Hutan Produksi Terbatas 10,034.50
4 Hutan Produksi Tetap 716,806.73
5 Hutan Produksi yang dapat Dikonversi 61,774.34
6 Suaka Marga Satwa 91,363.59
7 Taman Nasional 218,090.96
8 Taman Nasional Laut 1,727.70
9 Taman Wisata Alam 50.33
Jumlah 3,213,431.76

Sumber:  SK  MenHut  


KEBENCANAAN
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN
DAN KEMAMPUAN LAHAN

PETA KESESUAIAN LAHAN PETA KEMAMPUAN LAHAN


DAYA DUKUNG WILAYAH
ASPEK/CIRI KAWASAN METROPOLITAN

suatu pusat permukiman yang besar yang terdiri dari satu kota besar dan
beberapa kawasan yang berada di sekitarnya dengan satu atau lebih kota besar
melayani sebagai titik hubung (hub) dengan kota-kota sekitarnya tersebut.

‘satu kawasan dengan konsentrasi penduduk yang besar, dengan kesatuan


ekonomi dan sosial yang terpadu dan mencirikan aktivitas kota’

1 JUMLAH PENDUDUK Ditandai dengan jumlah penduduk. Standar jumlah


penduduk beragam.
UU No. 26/2017 menetapkan kawasan metropolitan
adalah wilayah dengan jumlah penduduk > 1 juta jiwa
2 AKTIFITAS EKONOMI Dominasi aktivitas ekonomi dicirikan dengan kegiatan
industri dan jasa (karena perkembangan proses
teknologi, distribusi & komunikasi)
3 MOBILITAS AKTIFITAS Terdapat kemudahan dalam mobilitas aktivitas
PENDUDUK penduduk (mobilitas pekerjaan, mobilitas perumahan,
mobilitas pergerakan)
4 STRUKTUR KAWASAN Dicirikan dengan pusat kegiatan. Terdapat 2 (dua)
jenis struktur kawasan: monocentric atau policentric
Sumber: KemenPU, 2006
39  
Ditandai dengan jumlah penduduk yang besar. Standar
jumlah penduduk metropolitan relatif beragam.
UU No. 26/2017 menetapkan kawasan metropolitan
adalah wilayah dengan jumlah penduduk > 1 juta jiwa
1. JUMLAH PENDUDUK

10 KOTA BESAR DI INDONESIA


BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
PERSEBARAN PENDUDUK KOTA BESAR
DI INDONESIA
BATAM 1,329,773

PALEMBANG 1,623,099

MAKASSAR 1,671,001

SEMARANG 1,815,729
16 jt
2,2 jt
TANGERANG 2,139,891
1,3 jt
32,66% 32,68%
BEKASI 2,431,480

MEDAN 2,210,624
1,62 jt
1,8 jt
BANDUNG 2,440,717 1,67 jt

SURABAYA 2,917,680
2,9 jt
2,4 jt
JAKARTA 10,374,235

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000

41  
1. JUMLAH PENDUDUK

PROPORSI JUMLAH PENDUDUK KAW.


PATUNGRAYA THD PROV. SUMSEL

100%
90%
80%

Jumlah Penduduk
70%
60%
7,6%   10%   50%
40%
30%
20%
19,6%   10% 32,66% 32,68%
7,5%   0%
9,6%   2015 2018
Prov. Sumatera Selatan 8,052,315 8,379,320
Kaw. Metropolitan
2,629,683 2,738,218
8%   Patungraya Agung

JUMLAH PENDUDUK PATUNGRAYAAGUNG


Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kabupaten/Kota
2014 2015 2016 2017 2018
1 Kota Palembang 1,535,900 1,558,491 1,580,517 1,601,821 1,623,099
2 Kab. Banyuasin 613,021 622,802 631,076 642,852 648,282
3 Kab. Ogan Ilir 264,374 268,052 271,597 275,673 279,302
4 Kab. OKI 177,851 180,338 182,800 185,194 187,535
Jumlah 2,591,146 2,629,683 2,665,990 2,705,540 2,738,218
42  
ANALISIS STRUKTUR RUANG
Besaran Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

•  Sebaran penduduk
TJ. API-API
masih terpusat di Kota BETUNG
54.000 jiwa
56.000 jiwa
Palembang (60%)
PANGKALAN
•  Kawasan Talang Kelapa BALAI
yang berbatasan dg 63.000 jiwa TALANG KELAPA
Kota Palembang 136.000 jiwa
menunjukkan
karakateristik jumlah
PALEMBANG
penduduk yang tinggi. 1.623.000 jiwa

INDRALAYA
42.000 jiwa KAYU AGUNG
69.000 jiwa

TJ. RAJA
44.000 jiwa
KEPADATAN
NO KAB/KOTA DAN KECAMATAN

KEPENDUDUKAN
(JIWA/KM2)
KOTA PALEMBANG
1 Ilir Barat II 22,783
Kepadatan Penduduk 2
3
Gandus
Seberang Ulu I
1,440
5,488
4 Kertapati 1,652
5 Seberang Ulu II 12,186
6 Plaju 5,613
7 Ilir Barat I 2,336
Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Eksiting (Jiwa/Km2) 8 Bukit Kecil 17,039
No. Kecamatan 9 Ilir Timur I 15,437
(Km2) 2014 2015 2016 2017 2018 10 Kemuning 11,549
11 Ilir Timur II 6,828
1 Kota Palembang 366.48 4,191 4,253 4,313 4,371 4,429 12 Kalidoni 3,886
13 Sako 5,287
2 Kab. Banyuasin 8,687.20 71 72 73 74 75 14 Sematang Borang 2,652
15 Sukarami 2,961
3 Kab. Ogan Ilir 877.47 301 305 310 314 318 16 Alang-Alang Lebar 4,170
KAB. OGAN ILIR
4 Kab. Ogan Kemering Ilir 905.73 196 199 202 204 207 1 Kandis 362
Jumlah 10,836.88 239 243 246 250 253 2 Tanjung Raja 752
3 Rantau Panjang 557
4 Sungai Pinang 645
5 Pemulutan 383
1. Kota Palembang 43 jiwa/Ha 6
7
Pemulutan Selatan
Pemulutan Barat
256
377
2. Indralaya 4 jiwa/Ha 8 Indralaya 431
9 Indralaya Utara 118
3. Kayu Agung 5 jiwa/Ha 10 Indralaya Selatan 374
KAB. OGAN KOMERING ILIR
4. Pangkalan Balai 2 jiwa/Ha 1 Jejawi 207
5. KTM Telang 1 jiwa/Ha 2
3
Kayuangung
Pampangan
526
64
4 Sirah Pulau Padang 454
Kepadatan  penduduk  mendominasi  WWk-­‐ 1
KAB. BANYUASIN
Betung 159
WWk  tertentu  kawasan  perkotaan   2
3
Suak Tapeh
Banyuasin III
81
208
4 Sembawa 157
5 Talang Kelapa 206
6 Tanjung Lago 58
Penduduk  yang  bermigrasi  ke  luar  wilayah   7 Banyuasin I 199
8 Air Kumbang 26
cukup  banyak  (terutama  dari  Kota  Palembang)   9 Rambutan 107
10 Makarti Jaya 86
11 Air Saleh 104
12 Banyuasin II 14
Sumber: BPS, 2018. Diolah 13 Muara Telang 95
14 Sumber Marga Telang 127
Dominasi aktivitas ekonomi dicirikan dengan kegiatan
INDUSTRI dan JASA (karena perkembangan proses
teknologi, distribusi & komunikasi)
PEREKONOMIAN

PDRB KAB/KOTA KONTIRUBUSI KAW. PATUNGRAYA


KAWASAN PATUNGRAYA-AGUNG AGUNG THD PDRB PROV. SUMSEL
450,000,000
KOTA KAB. KAB. OGAN
No Lapangan Usaha KAB. OKI 400,000,000
PALEMBANG BANYUASIN ILIR

PDRB (juta rupiah)


350,000,000
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 656.16 8,446.56 2,099.17 11,415.75
300,000,000
2 Pertambangan dan Penggalian 6.47 1,453.70 727.97 185.63
250,000,000
3 Industri Pengolahan 42,770.47 6,146.32 1,095.93 986.70
200,000,000
4 Pengadaan Listrik dan Gas 228.73 26.85 5.47 5.53
Pengadaaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah, dan Daur 150,000,000
5 373.00 3.70 2.92 2.80
Ulang 100,000,000
6 Konstruksi 23,739.10 3,112.70 1,670.20 1,888.43
47,45% 47,99%
50,000,000
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor 21,185.23 2,996.26 1,673.95 1,699.36
0
8 Transportasi dan Pergudangan 6,104.09 162.25 123.93 99.70 2015 2018
SUMATERA SELATAN 255,800,365 282,584,093
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,740.41 100.08 421.38 126.52
PATUNGRAYA 121,367,437 135,600,489
10 Informasi dan Komunikasi 8,889.61 483.49 30.94 91.73

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 6,535.21 75.29 160.44 202.74

12 Real Estat 6,211.78 114.69 257.17 281.88


KABUPATEN OGAN ILIR 31 41 28
13 Jasa Perusahaan 228.65 3.88 13.01 11.98

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 3,311.89 635.57 934.24 879.05

15 Jasa Pendidikan 4,242.00 606.73 181.18 295.56 KABUPATEN OKI 57 19 14


SEKTOR PRIMER
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 880.80 121.59 68.96 28.85 SEKTOR SEKUNDER

17 Jasa Lainnya 1,312.09 75.14 46.99 95.47 KABUPATEN BANYUASIN 45 23 32 SEKTOR TERSIER

Produk Domestik Regional Bruto 130,415.69 24,564.80 9,513.85 18,297.69

KOTA PALEMBANG 0 48 54
Sumber: BPS, 2018. Diolah

0 20 40 60 80 100 120
POTENSI EKONOMI KABUPATEN/KOTA

KAB. BANYUASIN
KOTA PALEMBANG

SEKTOR
TERSIER
SEKTOR
32% PRIMER SEKTOR
45% SEKUNDE
R
47%
SEKTOR
SEKTOR TERSIER
SEKUND 53%
ER
23%

KAB. OKI

KAB. OGAN ILIR SEKTOR


TERSIER
16%

SEKTOR SEKTOR SEKTOR


TERSIER PRIMER SEKUND
28% 31% ER
21% SEKTOR
PRIMER
63%

SEKTOR
SEKUND
ER
41%
PEREKONOMIAN

45,000.00
NILAI EKSPOR 5 KOMODITI TERBESAR
Pertanian, Kehutanan dan SUMATERA SELATAN
40,000.00 Perikanan
35,000.00 Kayu, Barang Buah-buahan
Industri Pengolahan Pupuk dari Kayu 2%
30,000.00 3% 3%

25,000.00 Konstruksi

20,000.00
Perdagangan Besar dan Eceran;
15,000.00 Reparasi Mobil dan Motor
10,000.00
Informasi dan Komunikasi Karet dan
Bahan Bakar Barang dari
5,000.00
Mineral Karet
- Administrasi Pemerintahan, 33% 59%
KOTA KAB. KAB. OGAN KAB. OKI Pertahanan dan Jaminan Sosial
PALEMBANG BANYUASIN ILIR

KONTRIBUSI SEKTOR TERBESAR THD PDRB


KAB/KOTA DI KAWASAN PATUNGRAYA-AGUNG
SEKTOR PERINDUSTRIAN
KONTRIBUSI  INDUSTRI  PENGOLAHAN  THD  
•  Kegiatan Industri Pengolahan masih
PDRB  KAB/KOTA  
didominasi di Kota Palembang
PRDB INDUSTRI PENGOLAHAN •  Hal ini ditandai dengan kontribusi
50,000.00 PDRB Industri Pengolahan di Kota
Palembang yang jauh melampaui
40,000.00
kab/kota lainnya.
30,000.00
20,000.00
•  Ditinjau dari jumlah perusahaan
industri sedang dan besar juga
10,000.00 sebagian besar masih berada di Kota
- Palembang.
KOTA KAB. KAB. OGAN KAB. OKI
PALEMBANG BANYUASIN ILIR

JUMLAH PERUSAHAAN JUMLAH TENAGA KERJA


100 92 18,000 16,222
16,000
80 72
14,000
11,351
12,000
60 10,000
8,000
40
6,000
18 3,137 2,560
20 11 4,000
2,000
0 0
Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. Ogan Kota Kab. Kab. Ogan Ilir Kab. Ogan Kota
Komering Ilir Palembang Banyuasin Komering Ilir Palembang
PEREKONOMIAN
Sektor Pertanian dan Perkebunan

PRODUKSI 4 KOMODITAS UTAMA


PERKEBUNAN
•  Sebagai lumbung pangan nasional,
Prov. Sumsel memproduksi 2,65 juta
ton padi dan 1,51 juta ton beras.
•  Kab. Banyuasin penyumbang padi
dan beras terbesar (34,5%)
•  Kaw. PatungrayaAgung
menyumbang 56,48% produksi padi
dan beras Sumsel.

•  Sumsel merupakan produsen karet


terbesar Nasional dengan kontribusi
•  Lahan perkebunan kelapa sawit
lahan 23,12% dan kontribusi
menunjukkan kecederungan
produksi sebesar 30%
peningkatan.
•  Penyumbang terbesar produksi karet •  Produksi kelapa sawit Sumsel
adalah Kab. Muara Enim (14,91%)
terbesar disumbang Kab. Musi
dan Kab. OKI (13,41%)
Banyuasin sebesar 35,79%
•  Kaw. Patungraya menyumbang
•  Kontribusi Kaw. PatungrayaAgung
26,53% adalah 29,24%
PEREKONOMIAN
Tinjauan Sektor Properti

Sektor properti komersial termasuk hunian vertikal telah berkembang menyebar ke luar Jakarta
hampir 20 tahun terakhir

Properti komersial terus


JAKARTA
BALI SURABAYA mengalami pertumbuhan
BANDUNG KOTA BESAR
MEDAN KOTA BESAR secara agresif di
DI PULAU
JAWA
DI LUAR Jabodetabek dan Surabaya
PULAU JAWA

awal ‘90 tengah ‘90 awal ‘00 tengah ‘00 tengah ’00 s.d sekarang
Perkantoran Perkantoran Retail Retail Batam, Makassar, Balikpapan,
Retail Retail Hotel Hotel Pekanbaru, Samarinda,
Apartemen Hotel
Palembang, Pontianak,
Hotel
Manado

Sumber: Coldweld Banker Indonesia, 2019


Kategori Kota – berdasarkan kinerja pasar properti

Berdasarkan kinerja pasar properti, kota-kota di Indonesia dikelompokkan menjadi 3 (tiga)


kategori
Maturing Cities
§  Pembangunan gedung bertingkat telah
dimulai sejak awal 1990
§  Melayani kota dalam skala regional
§  Jakarta dan Surabaya merupakan kota
dominan pada klasifikasi maturing city

Emerging Cities
§  Pertumbuhan ekonomi terus positif
§  Apartemen dan infrastruktur baru terus
tumbuh
§  Sektor properti mengalami perkembangan
secara bertahap hingga saat ini
§  Pengembangan skala besar dikembangkan
secara aktif
Kategori Kota-kota
Nascent Cities
Maturing City Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Bali
§  Kegiatan perusahaan terbatas pada bisnis
Makassar, Batam, Balikpapan, Bodetabek, Yogyakarta, lokal
Emerging City
Semarang §  Pengembangan properti sebagian besar
Nascent City Pontianak, Pekanbaru, Banjarmasin, Palembang terkonsentrasi pada sektor perumahan,
ruko, hotel, dan ritel
Sumber: Coldweld Banker Indonesia, 2019
Terdapat kemudahan dalam mobilitas aktivitas
penduduk (mobilitas pekerjaan, mobilitas perumahan,
mobilitas pergerakan)
JARINGAN TRANSPORTASI
Jaringan Jalan
JARINGAN JALAN:
1)  Jalan NASIONAL
•  Ruas Betung – Bts. Kota Palembang
•  Ruas Jl. Kolonel H. Barlian-Jl. Sultan Mahmud
Badarudin-Jl. Sudirman-Jl. Rasid Sidik-Jl. Wahid
Hasyim-Jl. Ki Merogan (dlm Kota Palembang)
•  Ruas Jl. Soekarno Hatta-Jl. Alamsyah
Ratuprawiranegara -Jl. Yusuf Singadekane-
Lingkar Selatan (dlm Kota Palembanag)
•  Ruas Jl. Letjen Harun Sohar (Kota Palembang –
Tanjung Api-api
•  Ruas Jalan Akses Bandara
•  Ruas Jalan Veteran-Jl. Perintis Kemerdekaan-Jl.
Kol. NurAmin-Jl. Laks. Yos Sudarso-Jl. RE
Martadinata-Jl. Abdul Rozak-Jl. Soekamto-Jl.
Basuki Rahmat-Jl. Demang Lebar Daun-Jl. Srijaya
Negara-Jl. Prameswara (dalam Kota Palembang)
•  Ruas Jalan Palembang – Simpang Indralaya
•  Ruas Simpang Indralaya – Merajat – Kota Agung
•  Ruas Simpang Indralaya - Pabumulih
2)  Jalan PROVINSI
3)  Jalan KABUPATEN/KOTA
4)  Jalan BEBAS HAMBATAN
JARINGAN TRANSPORTASI
Jaringan Pergerakan
•  Mobilitas aktivitas pergerakan antara Kota Inti
•  Jalan Nasional
•  Rencana Jalan Tol dengan pusat kegiatan di sekitarnya ditandai dengan
•  Rencana Jalan KA ketersediaan prasarana transportasi dan angkutan
•  Angkutan umum: bus umum serta fenomenanya
DAMRI, travel
•  Palembang sebagai Kota Inti merupakan pusat
TJ. API-API
kegiatan ekonomi dan penyedia pelayanan.
Ketersediaan lahan dan harga yang masih
•  Jalan AP
terjangkau serta kelengkapan fasilitas masih
•  Rencana Jalan Tol menjadikan Palembang sbg pusat pelayanan
•  Angkutan umum: bus sekaligus tempat tinggal.
DAMRI, Trans Musi,
bus AKAP •  Ketersediaan jaringan transportasi meningkatkan
aksesbilitas antar-pusat kegiatan
PALEMBANG

PANGKALAN BALAI

•  Jalan KP
•  Rencana Jalan Tol
•  Angkutan umum: bus
•  Jalan AP DAMRI, bus AKAP
•  Jalan Tol INDRALAYA
•  Jalan KA
•  Angkutan umum: bus
DAMRI, Trans Musi, KA
KAYU AGUNG
MAKSUD  
PERJALANAN  
55  
JARINGAN TRANSPORTASI
Jaringan Pergerakan

•  Jarak + 70 – 80 km
•  Waktu tempuh jalan
nasional: 1,5 – 2 jam
•  Kondisi cukup baik
•  Jarak + 60 km •  Akan dikembangkan jalan
KORIDOR 2
•  Waktu tempuh Palembang –
tol sejajar jalan nasional
jalan nasional: 1,5 KORIDOR 1 Tanjung Api-api
– 2,5 jam Palembang –
•  Kondisi jalan rusak Pangkalan Balai -
di beberapa ruas Betung
akibat angkutan
•  Jarak + 70 – 80 km
barang (truk, dsb)
•  Waktu tempuh jalan
nasional (via Indralaya):
KORIDOR 4
Palembang – 1,5 – 2 jam
Kayu Agung •  Kondisi cukup baik
•  Akan dikembangkan jalan
tol Palembang-Kayu
Agung à diperkirakan
•  Jarak 20 – 30 km
jarak tempuh menjadi 30
•  Waktu tempuh jalan
menit
nasional: 45 – 1,5 jam KORIDOR 3
•  Waktu tempuh jalan tol: Palembang -
15 – 20 menit Indralaya

56  
JARINGAN TRANSPORTASI
Terminal

TERMINAL  
TIPE
NO KAB/KOTA TERMINAL
A B C
1 KOTA PALEMBANG KARYAJAYA A
ALANG-ALANG LEBAR A
PLAJU C
JAKABARING B
TANGGA BUNTUNG C
LEMABANG C
ALANG-ALANG
SAKO C
LEBAR 2 KAB. BANYUASIN BETUNG A
BETUNG 3 KAB. OGAN ILIR KM 32 INDRALAYA B
4 KAB. OKI KAYU AGUNG A
TANJUNG RAJA C
TULUNG SELAPAN C

TERM.  ALANG-­‐
KARYA JAYA ALANG  LEBAR  
JAKABARING

INDRALAYA

Terminal Tipe A

KAYU AGUNG Terminal Tipe B TERM.KARYA  JAYA  


JARINGAN TRANSPORTASI
Angkutan Umum
TRANS MUSI:
•  9 koridor reguler (dalam kota)
•  3 koridor aglomerasi (luar kota) menghubungkan
Palembang dengan Indralaya dan Pangkalan Balai
DAMRI
•  Melayani pergerakan Palembang – kota-kota di
sekitarnya (Kayu Agung, Tugu Mulyo, Pematang
Panggang, Prabumulih, Muara Enim, Sekayu

LRT (kereta api perkotaan)


•  Menghubungkan Bandara Sultan Mahmud II –
Jakabaring à 13 stasiun dan 1 depot
KA (kereta api perkotaan)
•  Kertajati – Indralaya (Unsri)
60

50
Perjalanan (%)

40

30

20

10

0
Bekerja Belajar Lain²

Jalan Sepeda Sepeda Motor Mobil Pick Up Angkutan Umum


JARINGAN TRANSPORTASI
Sungai
SUNGAI  YANG  DIGUNAKAN  UNTUK  TRANSPORTASI  
NAMA LEBAR KEDALAMAN
NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN
SUNGAI SUNGAI (m) SUNGAI (m)
1. S. Musi Kab. Banyuasin Kec. Banyuasin I, 200 8
Kec. Rantau Bayur
Kota Palembang Kec. Gandus, Kec. Ilir
Timur II, Kec.
Kertapati, Kec.
Seberang Ulu I
2. S. Banyuasin Kab. Banyuasin Kec. Tanjung Lago
3. S. Calik Kab. Banyuasin Kec. Pulau Rimau
4. S. Komering Kab. OKI Kec. Kayu Agung, 75 6
Kec. Sirah Pulau
Padang, Kec. Jejawi,
Kec. Lempuing Jaya
5. S. Lilin Kab. Banyuasin Kec. Tungkal Illir 125 8
6. S. Lumpur Kab. OKI Kec. Cengal, Kec. 150 6
Pampangan, Tulung
Selapan
7. S. Ogan Kab. Ogan Ilir Kec. Tanjung Raja, 90 5
Tanjung Batu,
Indralaya Utara,
Pemulutan,
Pemulutan Barat,
Pemulutan Selatan
8. S. Sugihan Kab. Banyuasin Kec. Muara Sugihan 150 6
9. S. Telang Kab. Banyuasin Kec. Banyuasin II, 150 4
Makarti Jaya, Muara
Telang
JARINGAN TRANSPORTASI
Jaringan Penyeberangan

•  PELABUHAN PENYEBERANGAN TANJUNG


API-API mulai beroperasi tahun 2013,
PEL.  PENYEBERANGAN  
TJ.  API-­‐API  
menggantikan Pelabuhan 35 Ilir di Kota
Palembang
•  Saat ini menghubungkan Prov. Sumatera
Selatan (Tanjung Api-api dengan Tanjung Kalian
(Prov. Babel)
•  Frekuensi perjalanan 6 (enam) kali pp dengan
waktu tempuh 2,5 – 3 jam

140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Perjalanan 180 3,234 3,048 3,568 3,980
Angkutan umum penghubung: Jumlah Penumpang 9,197 125,281 81,477 86,397 128,250
bus DAMRI dan travel Jumlah Kendaraan 4,128 74,542 64,481 73,107 98,025
JARINGAN TRANSPORTASI
Kereta Api
No Kereta Api Rute
1 Penumpang
Palembang-Tanjungkarang
Palembang-Lubuklinggau
Palembang-Prabumulih
2 Barang
KA BBM Kertapati-Lubuklinggau/Lahat
KA Semen Baturaja-Kertapati
KA Batubara 1 Sukacinta-Kertapati
Ka Batubara 2 Tanjungenim Baru-Kertapati
3 Bus Rel Kertajaya Kertapati-Indralaya
JARINGAN TRANSPORTASI
Angkutan Laut

Pel. Tanjung
•  PELABUHAN UMUM:
Pel. Tanjung Carat •  Pel. Boom Baru
Api-api
•  Pel. Sungai Lais

•  TERSUS dan TUKS (terutama untuk pupuk, migas, batubara,


semen, CPO)
•  28 buah di Kaw. Tanjung Api-api
•  22 buah di Kota Palembang & Kab. Ogan Ilir

•  RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN BARANG:


•  Pel. Tanjung Api-api
•  Pel. Tanjung Carat

PEL. BOOM BARU PEL. SUNGAI LAIS


Luas: 24 Ha Luas: 200 Ha
Kedalaman: 6 – 8 meter Kedalaman: 1 – 3 meter
Panjang Dermaga: 771 m
Panjang Dermaga: 300 m
Jarak dari muara sungai: 108 km
Dicirikan dengan pusat kegiatan. Terdapat 2 (dua) jenis
struktur kawasan: monocentric atau policentric
4. STRUKTUR KAWASAN

RENCANA  STRUKTUR  RUANG   KONDISI  EKSISTING  

PKN

PKW

PKWp Hirarki 1

PKL
Hirarki 2
PKLp
Hirarki 3

64  
PUSAT-PUSAT KEGIATAN UTAMA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

MATERI TEKNIS RENCANA TATA RUANG


•  Pusat Pertumbuhan Ekonomi
KAWASAN PERKOTAAN PALEMBANAG-BETUNG-
INDRALAYA-KAYUAGUNG

Regional
•  Pusat Distribusi Barang
•  Pusat Pemerintahan Kab; Regional
•  Pusat Pengembangan PANGKALAN BALAI •  Pusat Industri
Pertanian/Perkebunan

TJ. API-API
SUNGSANG
•  Pusat Pemerintahan Prov;
•  Pusat Perdagangan & Jasa
Regional
KTM TELANG
PALEMBANG

•  Pusat Distribusi Barang/Jasa


INDRALAYA INDRALAYA JEJAWI TULUNG
SumBagSel
•  Pusat Pemerintahan Kab; UTARA KAYU AGUNG
SELAPANG
PKN

•  Pusat Pendidikan &


PKW
Pengembangan Teknologi TANJUNG •  Pusat Pemerintahan Kab;
RAJA
•  Pusat Pengembangan
PKWP

Pertanian/Perkebunan
PKL

PKLP

TUGU MULYO
ANALISIS STRUKTUR RUANG
Besaran Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

•  Sebaran penduduk
TJ. API-API
masih terpusat di Kota BETUNG
54.000 jiwa
56.000 jiwa
Palembang (60%)
PANGKALAN
•  Kawasan Talang Kelapa BALAI
yang berbatasan dg 63.000 jiwa TALANG KELAPA
Kota Palembang 136.000 jiwa
menunjukkan
karakateristik jumlah
PALEMBANG
penduduk yang tinggi. 1.623.000 jiwa

INDRALAYA
42.000 jiwa KAYU AGUNG
69.000 jiwa

TJ. RAJA
44.000 jiwa
ANALISIS STRUKTUR RUANG
Sebaran Fasilitas Utama

•  Fasilitas utama terpusat TJ. API-API


di Kota Palembang. BETUNG Pelabuhan
Terminal Penyeberangan
•  Simpul transportasi
utama (Bandara, PANGKALAN
Pelabuhan, Terminal, RS, BALAI
RS
Perguruan Tinggi)
terpusat di Kota
Palembang PALEMBANG
Terminal, Staisun KA,
Pelabuhan, RS,Bandara,
Perguruan Tinggi
INDRALAYA
RS, Perguruan Tinggi,
Terminal, Stasiun KA
KAYU AGUNG
Terminal, RS
Sebaran Fasilitas

•  Fasilitas utama terpusat di TJ. API-API


Kota Palembang. BETUNG Pelabuhan
Terminal Penyeberangan
•  Simpul transportasi utama
(Bandara, Pelabuhan, PANGKALAN
Terminal, RS, Perguruan BALAI
Tinggi) terpusat di Kota RS
Palembang

PALEMBANG
Terminal, Staisun KA,
Pelabuhan, RS,Bandara,
Perguruan Tinggi,
Fasilitas OR, Perdagangan
INDRALAYA & Jasa Regional
RS, Perguruan Tinggi,
Terminal, Stasiun KA
KAYU AGUNG
Terminal, RS
KARAKTERISTIK KAWASAN PERKOTAAN

KAWASAN INTI
PERKOTAAN
TJ. API-API

PERKEMBANGAN
KAWASAN SEKITAR

TJ. LAGO KTM TELANG


PREDOMINANTLY
URBAN
BETUNG
PANGKALAN
BALAI SEMI-URBAN

PALEMBANG
POTENTIALLY
URBAN
TALANG
KELAPA

JAKABARING

INDRALAYA

TJ. RAJA

KAYU AGUNG
Tren Properti Perumahan di Palembang dsk
~ Rumah Tapak

Pengembangan
Low <Rp200 juta

Pengembangan Pengembangan
Midlow Midlow
Rp250-500juta Rp250-500juta

Kawasan
Baru  
Rp550-3,5M Kota Lama
Rp1,5M - 6M

Kawasan OPI
Pengembangan Middle - Rp400-1M
Upper Rp500-3M

Pengembangan
Midlow
Rp230-350juta

Lokal
Rp150-200juta

Kayu Agung
Indralaya
Sumber: Coldweld Banker Indonesia, 2019
Trend Properti di Kota Palembang dsk

Perkembangan ke arah Banyuasin di


utara dan selatan kota Palembang
terjadi dalam beberapa tahun terakhir
khususnya untuk perumahan kelas
menengah bawah karena harga lahan di
kota Palembang sudah cukup tinggi

Palembang Ilir, merupakan


Kawasan Palembang lama yang
berkembang secara organic.

Kawasan Barat mulai berkembang


sejak Perumnas mulai
Perkembangan baru di seberang Ulu
mengembangkan Kawasan
menjadi kompleks olah raga terjadi mulai
perumahan. Mulai naik kelas sejak
tahun 2000-an dengan adanya dorongan
Ciputra masuk tahun 2008 dengan
dari pemerintah saat menjadi tuan rumah
Citra Grand City
PON XVI tahun 2004
Area Jakabaring semakin berkembang
dengan dikembangkannya perumahan,
mall, hingga hotel dan apartemen,
khususnya dlm persiapan AG 2018.
JARINGAN LISTRIK
Pengolahan Sampah

TPA Sukawinatan
•  Luas 25 Ha
•  Sistem: control landfill
•  Dikembangkan waste to
energy (kerjasama ESDM)
•  Akan ditutup 2025

TPA Karyajaya
•  Luas 18 Ha
•  Sudah beroperasi
TPA  Sukawinatan  
•  Berada di daerah rawa,
sehingga tidak mendapat izin
TPA  Karyajaya  
KemenLHK

TPA  Kayu  Agung   TPA Kayu Agung


•  .Luas 4 Ha

Direncanakan pengembangan
TPA Regional
•  Lokasi: Kab. Banyuasin
ISU, POTENSI DAN TANTANGAN
4 PENGEMBANGAN KAWASAN
PERKOTAAN PATUNGRAYA-
AGUNG
POTENSI PENGEMBANGAN

•  Kedudukan dalam skala regional sebagai pusat pengembangan


regional (Sumatera Bagian Selatan) à didukung oleh lokasi strategis,
perkembangan ekonomi, & pengembangan infrastruktur wilayah
•  Kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Medan
•  Ketersediaan infrastruktur wilayah yang cukup baik beserta rencana
pengembangannya (jaringan jalan, jaringan KA, pelabuhan, listrik, air
minum, dsb)
•  Rencana pengembangan KEK Tanjung Api-api à sebagai motor
penggerak ekonomi wilayah (melalui peningkatan nilai tambah)
•  Merupakan kota industri dan perdagangan & jasa
•  Relatif “aman” dari bencana alam
•  Potensi SDA Sumatera Selatan à Lumbung Energi Nasional (>40%
cadabangan batubara nasional); Lumbung Pangan Nasional; Karet
(produsen terbesar nasional); potensi kelapa sawit dan kelapa dalam
TANTANGAN PENGEMBANGAN

•  Kondisi fisik yang sebagian berupa rawa


•  Kota Palembang masih menjadi “Magnet” utama à Kebutuhan untuk
pengembangan kegiatan ekonomi unggulan di kawasan sekitarnya à
untuk mengimbangi pertumbuhan Kota Palembang.
•  Kebutuhan sinkronisasi infrastruktur transportasi à integrasi moda-
angkutan dan sistem pengembangan jaringan angkutan umum yang
terintegrasi dan berhirarki
•  Kebutuhan integrasi prasarana permukiman, terutama di kawasan
Palembang dan sekitarnya (air minum, persampahan, pengolahan
limbah, dsb.
•  Penataan kawasan kumuh
•  Alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan, terutama menjadi
perkebunan à kebutuhan LP2B untuk memastikan Provinsi Sumsel
sebagai lumbung pangan nasional
•  Kemacetan lalu lintas di dalam Kota Palembang à kegiatan utama
masih terpusat
Isu Strategis Struktur Ruang

SUPLAI  LISTRIK  CUKUP,  TETAPI  


BELUM  TERDISTRIBUSI  MERATA  
KEMACETAN  LALIN  di  
KAWASAN  PERKOTAAN  
AKIBAT  BEBAN  TINGGI  
PADA  JALAN  UTAMA   KEBUTUHAN  INTEGRASI  
MULTI-­‐MODA    

KEBUTUHAN  ANGKUTAN  
KEBUTUHAN  INTEGRASI   FEEDER  YG  MENGHUB.  
INFRASSTRUKTUR   ANGKUTAN  UMUM  MASAL  
LINGKUNGAN  (SPAM,  TPA,   &  KAW.  LAINNYA  
DSB)  
KEBUTUHAN  INTEGRASI  
INFRASSTRUKTUR  
LINGKUNGAN  (SPAM,  TPA,  
DSB)  
KEMACETAN  LALIN  AKIBAT  
KERUSAKAN  JALAN  
KONDISI  JALAN  PROVINSI  
KURANG  BAIK,  SHG  KAW.  
JEJAWI  TERTINGGAL  

DAMPAK  THD  JAR.  JALAN  


NASIONAL  KAYUAGUNG-­‐ KURANG  BERFUNGSINYA  
INDRALAYA  AKIBAT   SIMPUL  TRANSPORTASI  
PEMBANAGUNAN  TOL   SECARA  OPTIMAL  
ISU STRATEGIS
Pola Ruang

B. POLA RUANG ALIH  FUNGSI  


LAHAN  
•  Kondisi fisik PERTANIAN  
TANAMAN  
•  Alih fungsi lahan dari pertanian tanaman PANGAN  
pangan menjadi perkebunan, permukiman,
dan industri
•  Di kawasan sekitar Tanjung Api-api, PENANGANAN  
kawasan pertanian tanaman pangan KAWASAN  KUMUH  
TERUTAMA  DI  
(kawasan transmigrasi) telah terjadi KOTAPALEMBANG  
kecenderungan perubahan lahan PENETAPAN  
LP2B  
pertanian tanaman pangan menjadi
perkebunan kelapa sawit
•  Penetapan LP2B à untuk penetapan PerGub
baru di Kab. Banyuasin.
PERKEMBANGAN  
•  Penangan kawaan kumuh, terutama di Kota KAWASAN  TERBANGUN  
(URBAN  SPRAWL)  DI  
Palembang PERBATASAN  KOTA  
PALEMBANG  
•  Perkembangan kawasan terbangun
(perumahan) terutama di perbatasan Kota DAERAH  IRIGASI  &  
Palembang – Banyuasin à Talang Kelapa, POTENSI  ALH  
Jakabaring, dsb. FUNGSI  LAHAN  

à kebutuan keterpaduan pengembangan


infrastruktur permukiman regional
PERAN DAN FUNGSI KAWASAN
PERKOTAAN PATUNGRAYA AGUNG
Pusat Pengembangan Ekonomi à terutama untuk wilayah
Sumatera Bagian Selatan

KEK à Pusat Pengembangan Industri dan Pelabuhan

Pusat Perdagangan dan Jasa Regional

Pusat Pendidikan Tinggi

Pusat Pelayanan Olah Raga Nasional

Pusat Distribusi Barang dan Jasa Nasional à didukung KA,


Pelabuhan

Lumbung Pangan dan Pusat Distribusi Pendukung Lumbung


Energi Nasional
5
KONSEP PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
PATUNGRAYA-AGUNG
KONSEP PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN PATUNGRAYA-AGUNG

NO KRITERIA KONSEP PENGEMBANGAN

1 STRUKTUR RUANG •  Pola à polisentrik


•  Pusat kegiatan dikembangkan secara berhirarki (terdiri dari
Kota Inti dan Kota Satelit) yang dikembangkan secara
terintegrasi dan dihubungkan dengan jaringan transportasi
2 KEJELASAN FUNGSI •  Penetapan fungsi dan peran masing-masing pusat kegiatan
yang dikembangkan dengan potensi masing-masing kawasan
& komplementari
•  Pengembangan kegiatan ekonomi sesuai potensi pada
masing-masing pusat kegiatan
3 EFISIENSI PEMANFAATAN •  Pengembangan kawasan yang lebih kompak (compact city),
LAHAN dengan pengembangan RTH
•  Pengembangan TOD
•  Penataan kawasan kumuh à pengembangan waterfront city
4 KEMUDAHAN TRANSPORTASI •  Pengembangan jaringan transportasi
•  Pengembangan angkutan umum multimoda yang terintegrasi
(KA, Bus, Angkutan Kota, Angkutan Sungai, Angkutan Laut,
Angkutan Udara)
•  Pengembangan kawasan TOD
5 KETERSEDIAAN FASILITAS •  Pemenuhan faslitas permukiman regional dalam rangka
PERMUKIMAN TERPADU pemenuhan SDGs (TPA regional, SPAM regional, dsb)
•  Pengembangan fasilitas perkotaan secara berhirarki
KONSEP PENATAAN RUANG

•  Mengembangkan kawasan perkotaan Patungraya Agung sebagai


pusat pengembangan ekonomi nasional
•  Pengembangan permukiman yang sejahtera dan berkelanjutan
melalui pengembangan permukiman layak huni (liveable city) dan
pengembangan green economy city
•  Mengembangkan struktur ruang yang efektif dengan peran dan
fungsi yang jelas
•  Mengembangkan pusat-pusat kegiatan di sekitar Kota
Palembang dengan peran dan fungsi yang jelas sesuai potensi
pengembangan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi lokal
•  Peningkatan konektifitas untuk mendukung pergerakan penduduk
•  Pengembangan multimoda yang terintegrasi untuk meningkatkan
pergerakan penduduk
•  Penyediaan fasilitas permukiman yang terintegrasi à
pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
KONSEP-KONSEP PENGEMBANGAN
YANG DIGUNAKAN

•  GREEN CITY à mengembangkan kota yang berwawasan lingkungan


untuk meningkatkan kenyamanan tinggal di kawasan perkotaan melalui
pengembangan RTH dan mempertahankan kawasan non-terbangun
•  WATERFRONT CITY à revitalisasi dan peningkatan kawasan sekitar
Sungai Musi sebagai wajah kota melalui pemanfaatan sungai (Musi)
sebagai ciri khas kawasan Perkotaan
•  COMPACT CITY à mengembangkan pusat-pusat kegiatan di sekitar
Kawasan Inti melalui pengembangan pusat-pusat permukiman dengan
didukung oleh pengembangan ekonomi unggulan yang saling
komplementer.
•  Kawasan TOD à pengembangan simpul-simpul transportasi sebagai
kawasan terpadu dan terintegrasi dengan pusat-pusat kegiatan untuk
mendorong penggunaan angkutan umum massal (integrasi multimoda)
GAGASAN UNTUK
TUJUAN PENATAAN RUANG
Pertimbangan Utama:
•  Kesesuaian dengan visi misi Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan
•  Kebijakan Nasional & Provinsi Sumsel à membentuk peran dan fungsi
Kaw. Patungraya Agung
•  Potensi pengembangan ekonomi sebagai motor penggerak pertumbuhan
kawasan
•  Potensi pelayanan berskala regional yang diemban
•  Kebutuhan untuk pengembangan kawasan yang berkelanjutan

MEWUJUDKAN  KAWASAN  PEROTAAN  PALEMBANG-­‐BETUNG-­‐INDRALAYA-­‐


KAYU  AGUNG  SEBAGAI  PUSAT  PERTUMBUHAN  EKONOMI  NASIONAL  
MELALUI  PENGEMBANGAN  KAWASAN  INDUSTRI  BERTEKNOLOGI  TINGGI,  
KAWASAN  PENDIDIKAN,  PERDAGANAN  JASA,  DAN  PARIWISATA  BERSKALA  
NASIONAL  DENGAN  MEMPERTIMBANGKAN  PELESTARIAN  LINGKUNGAN  
DNA  KEBERLANJUTAN  PEMBANGUNAN  
ANALISIS PENENTUAN KAW. PERKOTAAN INTI

KAW. PERKOTAAN INTI adalah kawasan


perkotaan yang merupakan bagian dari
kawasan metropolitan dengan fungsi
TANJUNG    
sebagai pusat kegiatan-kegiatan utama API-­‐API  
yang mendorong pengembangna kawasan
perkotaan di sekitarnya

1.  KOTA PALEMBANG


•  Pusat Pemerintahan Prov. Sumatera Selatan
•  Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Nasional
•  Pusat Distribusi Barang dan Jasa (stasiun KA,
Bandara, Pelabuhan) PALEMBANG  
•  Pusat Pariwisata, Olah Raga
•  Pusat Pelayanan skala Regional & Nasional

2. TANJUNG API-API
•  Pusat Ekonomi (Industri) skala nasional –
rencana
•  Pusat Distribusi Barang dan Jasa (Pelabuhan)
ANALISIS PENENTUAN KAW. PERKOTAAN
DI SEKITARNYA

KAW. PERKOTAAN SEKITARNYA adalah


kawasan perkotaan yang merupakan
bagian dari kawasan metropolitan dengan
TANJUNG    
fungsi sebagai pusat kegiatan yang menjadi API-­‐API  
penyeimbang perkembangan kawasan
perkotaan inti
PANGKALAN   TELANG  
PERTIMBANGAN BALAI  
•  Ditetapkan sebagai Pusat Permukiman
Perkotaan dalam sistem Perkotaan (RTRW)
BETUNG  
•  Memiliki interaksi terhadap perkotaan inti
•  Memiliki ciri khas perkotaan dan/atau PALEMBANG  
berpotensi berkembang menjadi perkotaan
•  Memiliki potensi ekonomi pendukung
pengembangan kaw. perkotaan inti INDRALAYA  
•  Terhubung oleh jaringan transportasi
TJ.  RAJA  
POTENSI KAW. PERKOTAAN SEKITARNYA KAYU  AGUNG  
•  Pangkalan Balai •  Indralaya
•  Telang •  Tanjung Raja
•  Betung •  Kayu Agung
Analisis Penetapan Kawasan Perkotaan

KOTA TANJUNG PANGKALA KAYU TANJUNG


INDRALAYA TELANG BETUNG
PALEMBANG API-API N BALAI AGUNG RAJA
Proyeksi
Jml Pddk 2,2 jt 150.000 80.000 60.000 90.000 130.000 72.000 52.000
2040
Fungsi
Perkotaan PKN PKL PKL PKL PKW - - PPK
dlm RTRW
Perjas
Keg. PerJas Pendidikan
(Regional) Pusat
Ekonomi (Nasional) Industri Perjas (Lokal) Tinggi Transportasi Perjas (Lokal)
Pusat Pertanian
Unggulan Industri Perjas (Lokal)
Pertanian
Pelabuhan
Pelabuhan,
Penyeberang
Bandara, Perguruan
an, Rencana
Stasiun KA, Tinggi,
Pelabuhan Terminal Tipe Terminal Tipe Terminal Tipe Terminal Tipe
Fasilitas Terminal Tipe RS, Terminal -
Barang, B, A, RS A C
A, RS, Tipe B,
Rencana RS
Perguruan Stasiun KA
Terminal Tipe
Tinggi
A
Pusat
Pusat Pusat
Kegiatan Pertanian Perguruan Pusat Permukiman,
Pelayanan Industri KTM Transportasi
Pendukung (Lumbung Tinggi Perkebunan pertanian
REgional Nasional
Pangan)
KONSEP PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG
dan pengembangan fungsi

PENGEMBANGAN  DARI  KAWASAN  INTI  DAN  


KAWASAN  SEKITARNYA  DIHUBUNGKAN  MELALUI  
 4  (EMPAT)  KORIDOR  UTAMA   TANJUNG PUSAT INDUSTRI &
API-API DISTRIBUSI

PUSAT
PENGEMBANGAN
PERTANIAN PERMUKIMAN,
KTM
TELANG PERTANIAN

KAW.  PERKOTAAN  INTI   KAWASAN INDUSTRI

KI
GASING
KAW.  PERKOTAAN    
DI  SEKITARNYA   KOTA INTI
(PUSAT PELAYANAN
NASIONAL & REGIONAL)
PANGKALAN
BALAI
BETUNG
PALEMBANG

JAKABARING
PERMUKIMAN, FAS. OLAH
PUSAT TRANSPORTASI RAGA, PARIWISATA

PUSAT PENDIDIKAN &


INDRALAYA
IPTEK
PUSAT PENGEMBANGAN
TANJUNG
RAJA PERTANIAN & INDUSTRI HULU
PERMUKIMAN,
KAYU AGUNG PERTANIAN & PERKEBUNAN
PERTANIAN
Pengembangan Klaster Ekonomi

KEK Tanjung Api-api: Industri


Pengolahan hasil tambang,
perkebunan, pertanian

Kawasan Telang, Tanjung Lago dsk:


1   kawasan pengembangan pertanian,
perkebunan dan perikanan

Pangkalan Balai dsk: Pusat 2  


Pemerintahan Kabupaten, Kota Palembang: perdagangan, jasa,
Permukiman, Penelitian Pertanian pusat pemerintahan, industri,
permukiman, transportasi,
3   pariwisata,dsb
4  

Indralaya: Pusat Pemerintahan, 5   6   Lempuing: Perikanan, pertanian,


perkebunan
Jasa Pendidikan, Permukiman,
7  
Kayu Agung: Pusat pemerintahan,
permukiman, pusat pengembangan
penngolahan hulu peretanian
Keterkaitan Fungsional

TANJUNG    
API-­‐API  

TELANG  
PANGKALAN  
BALAI  

BETUNG  
PALEMBANG  
HINTERLAND  

INDRALAYA  

TJ.  RAJA  
KAYU  AGUNG  
JARINGAN INFRASTRUKTUR UTAMA
•  KORIDOR 1
•  Jalan Arteri Primer
•  Rencana Jalan Tol Palembang –
Betung - Jambi
KORIDOR  2  
•  KORIDOR 2
KORIDOR  1  
•  Jalan Arteri Primer
•  Rencana Jalan Tol Palembang –
Tanjung Api-Api
•  Jalan KA Simpang – Tj. Api-Api
•  Jalan KA Muara Enim – Tj. Api-api
•  KORIDOR 3
KORIDOR  3  
•  Jalan Arteri Primer KORIDOR  4  
•  Jalan Tol Palembang – Indralaya
•  Jalan KA Kertapati – Indralaya
•  KORIDOR 4
•  Jalan Kolektor Primer
•  Jalan Tol Palembang – Kayu Agung
•  Jalan KA Palembang – Indralaya – Jaringan Sungai menjadi pelengkap, terutama untuk
Kayu Agung – Lampung angkutan penumpang pada daerah yang belum
terlayani jaringan jalan darat serta angkutan barang
Konsep Pengembangan Transportasi Sungai

Pel. Tanjung Carat


Sungai utama yang ditetapkan sebagai Pel. Tanjung Api-api
jalur pelayaran:
•  Sungai Musi
•  Sungai Lilin
•  Sungai Ogan
•  Sungai Komering Pel. Musi
Lematang
•  Sungai Banyuasin
Pel. Boom Baru
•  Sungai Telang Pel. Sungai Lais

•  Sungai Sugihan

Angkutan sungai terutama digunakan


untuk melayani penumpang yang
belum terlayani oleh angkutan jalan
serta angkutan barang

Pengembangan sungai sebagai opsi transportasi kargo yang lebih


efisien dan ramah lingkungan dari lokasi pertambangan batu bara
di Sumatera Selatan ke pelabuhan utama
Konsep Pengembangan Jaringan KA

JARINGAN KERETA API ANTAR KOTA

•  Jalur ganda Kertapati – Prabumulih


•  Jalur ganda Muara Enim – Tanjung Api-api
(rencana)
•  Jalur ganda Stasiun Simpang – Tanjung Api-api
(rencana)
•  Jalur ganda Palembang – Betung – Jambi
(rencana)
•  Jalur ganda Indralaya – Kayu Agung –
Lampung (rencana)

JARINGAN KERETA API PERKOTAAN


•  Palembang (Kertapati) – Indralaya (Unsri) –
Kantor Pemerintahan Ogan Ilir
•  LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II –
Jakabaring

STASIUN KERETA API:


•  Kertapati
•  Indralaya
•  Tanjung Api-api (rencana) Rel  KA  
•  Gasing (rencana)
Rencana  
•  Kayu Agung (rencana) Rel  KA  
Stasiun  KA  
Potensi Pengembangan Kawasan TOD

Kawasan Berorientasi Transit (Kawasan TOD) adalah kawasan yang ditetapkan


dalam RTR sebagai kawasan terpusat pada integrasi intermoda dan antarmoda
yang berada pada radius 400 s/d 800 meter dari simpul transit moda angkutan
umum massal yang memiliki fungsi pemanfaatan ruang campuran dan padat
dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi.

NO KRITERIA Kawasan yang memiliki potensi


1 Berada pada simpul transit jaringan angkutan umum pengembangan sebg Kawasan
massal yang berkapasitas tinggi berbasis rel; TOD:
2 Memenuhi persyaratan intermoda dan antarmoda 1.  Kertapati/Karyajaya
transit 2.  Jakabaring
3 Dilayani paling kurang 1 moda transit jarak dekat 3.  Pusat Kota Palembang
dan 1 moda transit jarak jauh (seputar Jl. Sudirman)
4 Sesuai dengan arah pengembangan pusat 4.  Alang-alang Lebar –
pelayanan dan kegiatan Bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II
5 Berada pada kawasan dengan kerentanan bencana
rendah 5.  Indralaya
6 Berada pada kawasan yang tidak mengganggu
instalasi penting negara
Analisis Potensi Pengembangan TOD

NO KAWASAN POTENSI PENGEMBANGAN


1. Karyajaya/Kertapati •  Simpul Transit: Terminal Tipe A, Stasiun KA
•  Angkutan Umum Massal: Bus, Kereta Api
•  Pengembangan Kawasan Terpadu Karyajaya
2. Jakabaring •  Simpul Transiit: Terminal Tipe B, Stasiun LRT
•  Angkutan Umum Massal: LRT, Bus, Angkot
•  Pengembangan Kota Baru
3. Pusat Kota Palembang •  Simpul Transit: Stasiun LRT
•  Angkutan umum Massal: LRT, Bus, Angkpt
•  Pusat perdagangan & jasa
4. Alang-alang Lebar – Bandara •  Simpul Transit: Terminal Tipe A, Bandara,
Sultan Mahmud Badaruddin II Stasiunn LRT
•  Angkutan Umum Massal: Bus, LRT
5. Indralaya •  Simpul Transit: Terminal Tipe B, Stasiun KA
•  Angkutan Umum Massal: KA, Bus
•  Pengembangan Kawasan Pendidikan,
Perdagangan dan jasa, perkantoran
POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN TOD

Alang-­‐Alang  Lebar  
Stasiun LRT
Terminal Tipe A Pusat  Kota   Kawasan Perdangan
Dekat dengan Bandara Palembang   dan Jasa
& Staisun LRT

Jakabaring  
Terminal Tipe A Karya  Jaya/
Staisun KA KertapaW  
Rencana Terminal Tipe B
Pengembangan Staisun LRT
Kawasan Terpadu Kegiatan
perdaganan & jasa,
Kawasan Sport
Ceinter Nasional

Terminal Tipe B
Stasiun KA
Kaw. Perguruan Tinggi Indralaya  
& Pemerintahan
Kabupaten
Konsep Pengembangan Jaringan Kelistrikan

Sumber:  RUPTL,  2017  


Konsep Pengembangan Jaringan Pipa Migas

•  Fasilitas Kilang Minyak (refinary) à Plaju, Kota Palembang


•  Jaringan pipa distribusi minyak dan gas bumi:
•  Musi – Teras – Rambutan – Betung – Prabumulih –
Cambai – Simpang Y – Pusri
•  Prabumulih – Simpang Y – Pulau Layang – Plaju
•  Dalam kota Palembang (pipa distribusi gas untuk rumah
tangga)
Sumber:  BPH  Migas  
KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH DAN LIMBAH

Pengelolaan sampah pada kota-kota


mandiri dapat dilakukan setempat à
TPA Banyuasin III IPAL Tj. Api-api
pengembangan TPA pada masing2
kawasan perkotaan:
•  Pangkalan Balai
•  Indralaya TPA Sukawinatan
•  Kayu Agung
IPAL Gasing TPA Mariana

Untuk kawasan Palembang dsk,


diperlukan pengelolaan TPA regional IPAL Palembang
TPA Karyajaya
TPA Regional
Rantau Bayur
IPAL Rambutan
Pada setiap kawasan industri perlu TPA Pulau Negara
dikembangkan IPAL terpadu
•  Tanjung Api-api (Kab. Banyuasin)
•  Gasing (Kab. Banyuasin) TPA Tanjung Raja
TPA Kayu Agung
•  Rambutan (Kab. Ogan Ilir)
•  Kota Palembang (Sungai Lais,
Keramasan, Kertapati, Pusri, TPA   TPA  Regional  
Petamina)
Konsep Pengembangan Pelayanan Air Minum

Sumber Airbaku:
•  Sungai Musi à Kota
Palembang dsk
•  Sungai Komering à
Kab. Ogan Ilir & Kab.
OKI
•  Sungai Limau à Kab.
Banyuasin
•  Sungai Lempuing à
Kab. OKI

Sumber:  Pola  Pengelolaan  WS  Musi-­‐Sugihan-­‐Banyuasin-­‐Lemau,  2014  


KLASIFIKASI ZONA UNTUK POLA RUANG

ZONA LINDUNG = zona yang ditetapkan karakteristik ZONA BUDIDAYA = zona yang ditetapkan karakteristik
pemanfaatan ruangnya berdasarkan dominasi fungsi pemanfaatan ruangnya berdasarkan dominasi fungsi
kegiatan masing- masing zona pada Kawasan Lindung kegiatan masing- masing zona pada Kawasan Budi Daya
L1 KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN B1 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
THD KAWASAN BAWAHANNYA memiliki kualitas daya dukung lingkungan tinggi,
•  Hutan Lindung kualitas pela-yanan sarpras tinggi, dan bangunan
•  Kawasan Resapan AIr gedung dengan intensitas tinggi.
•  Kawasan Lindung Gambut
B2 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
L2 KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT mempunyai kualitas daya dukung lingkungan tinggi
•  Sempadan Pantai dan kualitas pelayanan sarpras tinggi.
•  Sempadan Sungai
B3 kawasan yang memiliki kualitas daya dukung
•  Kaw. Sekitar Waduk/Rawa
lingkungan sedang serta kualitas pelayanan sarpras
•  RTH Kota
sedang.
L3 KAWASAN KONSERVASI
B4 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
•  Taman Nasional (TN)
memiliki kualitas daya dukung ling-kungan sedang
•  Suaka Margasatwa (SM)
dan mempunyai kesesu-aian lingkungan untuk
•  Taman Wisata Alam (TWA)
budidaya pertanian.
L4 KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM
B5 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang,
L5 KAWASAN LINDUNG LAINNYA
mempunyai kesesuaian lingkungan untuk budi daya
•  Hutan Rawa
pertanian, dan mempunyai jaringan irigasi.
•  Kaw. Perlindungan Plasma Nutfah
B6 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang dan
rendah serta mempunyai kesesuaian lingkungan
untuk hutan produksi.
KONSEP POLA RUANG

HUTAN  LINDUNG  

KAWASAN  
KONSERVASI  

BUDIDAYA  INTENSIF  à  


PERMUKIMAN  &  KEG.  
PERKOTAAN  

BUDIDAYA  INTENSIF  à  


INDUSTRI  

BUDIDAYA  INTENSITAS  
RENDAH  à  PERTANIAN  
TANAMAN  PANGAN    

BUDIDAYA  INTENSITAS  
RENDAH  à    
PERKEBUNAN  
SELESAI
TERIMAKASIH  

Anda mungkin juga menyukai