Anda di halaman 1dari 12

POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014


1. Siklus pengelolaan BMN/D
a. Ruang lingkup Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi: Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi:
pengelolaan BMN/D a. Perencanaan Kebutuhan dan a. Perencanaan Kebutuhan dan
Penganggaran penganggaran;
b. Pengadaan b. pengadaan;
c. Penggunaan c. Penggunaan;
d. Pemanfaatan d. Pemanfaatan;
e. Pengamanan dan Pemeliharaan e. pengamanan dan pemeliharaan;
f. Penilaian f. Penilaian;
g. Penghapusan g. Pemindahtanganan;
h. Pemindahtanganan h. Pemusnahan;
i. Penatausahaan i. Penghapusan;
j. Pembinaan, Pengawasan dan j. Penatausahaan; dan
Pengendalian k. Pembinaan, pengawasan dan
pengendalian.
2. Kewenangan dan tanggung jawab BMN
a. Pengelola BMN Menteri Keuangan selaku bendahara Menteri Keuangan selaku bendahara
umum negara adalah Pengelola BMN umum negara adalah Pengelola BMN
b. Pengguna BMN Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Menteri/Pimpinan Lembaga selaku
pimpinan Kementerian/ Lembaga adalah pimpinan Kementerian/ Lembaga adalah
Pengguna BMN Pengguna BMN
c. Kuasa Pengguna BMN Kepala kantor dalam lingkungan K/L Kepala kantor dalam lingkungan K/L adalah
adalah Kuasa Pengguna BMN dalam Kuasa Pengguna BMN dalam lingkungan
lingkungan kantor yang dipimpinnya kantor yang dipimpinnya
d. Pendelegasian - Pengelola BMN dapat mendelegasikan
kewenangan kewenangan dan tanggung jawab tertentu
kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang
3. Kewenangan dan tanggung jawab BMD
a. Pemegang kekuasaan Gubernur/Bupati/Walikota adalah Gubernur/Bupati/Walikota adalah
pengelolaan BMD pemegang kekuasaan pengelolaan BMD pemegang kekuasaan pengelolaan BMD
b. Pengelola BMD Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD
c. Pengguna BMD Kepala satuan kerja perangkat daerah Kepala satuan kerja perangkat daerah
adalah pengguna BMD adalah pengguna BMD
d. Pendelegasian - Pengguna BMN dapat mendelegasikan
kewenangan kewenangan dan tanggung jawab tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Kuasa Pengguna Barang
4. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
a. Lingkup perencanaan Perencanaan kebutuhan BMN/D meliputi Perencanaan Kebutuhan BMN/D meliputi
perencanaan kebutuhan pengadaan dan perencanaan pengadaan, pemeliharaan,
perencanaan kebutuhan pemeliharaan Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan
BMN/D Penghapusan BMN/D.
b. Lingkup perencanaan - Perencanaan pengadaan dibuat dengan
pengadaan mempertimbangkan pengadaan barang
melalui mekanisme pembelian, Pinjam
Pakai, Sewa, sewa beli (leasing), atau
mekanisme lainnya yang lebih efektif dan
efisien sesuai kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan Negara/Daerah.
c. Jangka waktu - Perencanaan pemeliharaan, Pemanfaatan,
perencanaan Pemindahtanganan, dan Penghapusan
Barang Milik Negara/Daerah dapat
dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun
dan 3 (tiga) tahun.
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
d. Hubungan dengan Perencanaan Kebutuhan merupakan salah Perencanaan Kebutuhan BMN/D
penganggaran satu dasar dalam penyusunan rencana merupakan salah satu dasar bagi
kerja dan anggaran Kementerian/ Kementerian/Lembaga/satuan kerja
Lembaga/satuan kerja perangkat daerah perangkat daerah dalam pengusulan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan
baru (new initiative) dan angka dasar
(baseline) serta penyusunan rencana kerja
dan anggaran.
e. Standar perencanaan Perencanaan kebutuhan BMN/D Perencanaan Kebutuhan BMN/D kecuali
berpedoman pada standar barang, untuk Penghapusan, berpedoman pada
standar kebutuhan, dan standar harga. standar barang, standar kebutuhan,
dan/atau standar harga.
f. Kegiatan perencanaan Pengelola barang bersama pengguna Pengelola Barang melakukan penelaahan
barang membahas usul tersebut dengan atas usul rencana kebutuhan BMN/D
memperhatikan data barang pada bersama Pengguna Barang dengan
pengguna barang dan/atau pengelola memperhatikan data barang pada
barang untuk ditetapkan sebagai Rencana Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah Barang dan menetapkannya sebagai
(RKBMN/D). rencana kebutuhan Barang Milik
Negara/Daerah.
5. Pengadaan
a. Prinsip pengadaan Pengadaan BMN/D dilaksanakan Pengadaan BMN/D dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip efisien, berdasarkan prinsip efisien, efektif,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan
adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. akuntabel.
b. Rujukan/dasar Pengaturan mengenai pengadaan tanah Pelaksanaan pengadaan BMN/D dilakukan
pengaturan dilaksanakan sesuai sesuai dengan ketentuan peraturan
dengan peraturan
Ketentuan perundang-undangan.
lebih lanjut mengenai perundangundangan, kecuali ditentukan
pedoman pelaksanaan lain dalam Peraturan Pemerintah ini
6. Penggunaan pengadaan BMN/D selain tanah diatur
a. Lingkup penetapan dengan
PenetapanPerpres.
status penggunaan BMN/D Penetapan status Penggunaan BMN/D
status penggunaan dilakukan untuk seluruh BMN/D. dikecualikan untuk:
a. BMN/D berupa: barang persediaan;
konstruksi dalam pengerjaan; atau
barang yang dari awal pengadaannya
direncanakan untuk dihibahkan.
b. BMN yang berasal dari dana
dekonsentrasi dan dana penunjang
tugas pembantuan, yang direncanakan
untuk diserahkan;
c. BMN lainnya yang ditetapkan lebih
lanjut oleh Pengelola
b. Dasar penetapan status Pengelola Barang dapat menetapkan Barang; atau tertentu, Pengelola Barang
Dalam kondisi
penggunaan status Penggunaan BMN berdasarkan d. BMD lainnya
dapat menetapkan yangstatus
ditetapkan lebih lanjut
Penggunaan
usulan dari Pengguna Barang oleh
BMN pada Pengguna
Gubernur/Bupati/Walikota.
Barang tanpa didahului usulan dari
Pengguna Barang
c. Pengalihan status - 1. BMN/D dapat dialihkan status
penggunaan penggunaannya dari Pengguna Barang
kepada Pengguna Barang lainnya untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi
berdasarkan persetujuan Pengelola
BMN/Gubernur/Bupati/Walikota.
2. Pengalihan status Penggunaan BMN/D
dapat pula dilakukan berdasarkan
inisiatif dari Pengelola BMN/
Gubernur/Bupati/Walikota dengan
terlebih dahulu memberitahukan
maksudnya tersebut kepada Pengguna
Barang.
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
d. Penggunaan sementara - BMN/D yang telah ditetapkan status
penggunaannya pada Pengguna Barang
dapat digunakan sementara oleh
Pengguna Barang lainnya dalam jangka
waktu tertentu tanpa harus mengubah
status Penggunaan BMN/D tersebut
setelah terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Pengelola Barang/Gubernur/
Bupati/Walikota.
7. BMN idle
a. Lingkup BMN idle Pengguna barang dan/atau kuasa Pengguna Barang wajib menyerahkan
pengguna barang wajib menyerahkan BMN/D berupa tanah dan/atau bangunan
tanah dan/atau bangunan yang tidak yang tidak digunakan dalam penyeleng-
digunakan sebagaimana dimaksud pada garaan tugas dan fungsi Pengguna Barang,
ayat (1) kepada: kepada:
a. pengelola barang untuk BMN; atau a. Pengelola Barang, untuk BMN; atau
b. gubernur/bupati/walikota melalui b. Gubernur/Bupati/Walikota melalui
pengelola barang untuk BMD. Pengelola, untuk BMD.
Kecuali telah direncanakan untuk
digunakan atau dimanfaatkan dalam
jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh:
a. Pengguna Barang, untuk BMN; atau
b. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk
BMD.
b. Sanksi Pengguna BMN yang tidak menyerahkan Pengguna Barang yang tidak menyerahkan
tanah dan/atau bangunan yang tidak BMN berupa tanah dan/atau bangunan
digunakan untuk menyelenggarakan tugas yang telah ditetapkan sebagai BMN yang
pokok dan fungsi instansi bersangkutan tidak digunakan dalam penyelenggaraan
kepada pengelola barang dikenakan tugas dan fungsi Pengguna Barang,
sanksi berupa pembekuan dana dikenakan sanksi berupa:
pemeliharaan tanah dan/atau bangunan a. pembekuan dana pemeliharaan BMN
dimaksud. berupa tanah dan/atau bangunan
tersebut; dan/atau
b. penundaan penyelesaian atas usulan
Pemanfaatan, Pemindahtanganan,
atau Penghapusan BMN
8. Pemanfaatan
a. Lingkup pemanfaatan Pemanfaatan adalah pendayagunaan Pemanfaatan adalah pendayagunaan
BMN/D yang tidak dipergunakan sesuai BMN/D yang tidak digunakan untuk
dengan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan tugas dan fungsi
kementerian/lembaga/satuan kerja Kementerian/Lembaga/satuan kerja
perangkat daerah, dalam bentuk sewa, perangkat daerah dan/atau optimalisasi
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, BMN/D dengan tidak mengubah status
dan bangun serah guna/bangun guna kepemilikan.
serah dengan tidak mengubah status
kepemilikan
b. Bentuk pemanfaatan Bentuk pemanfaatan BMN/D berupa: Bentuk pemanfaatan BMN/D berupa:
a. Sewa; a. Sewa;
b. Pinjam Pakai; b. Pinjam Pakai;
c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP); dan c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP);
d. Bangun Guna Serah atau Bangun d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah
Serah Guna; Guna; dan
e. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur
(KSPI)
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
c. Subyek/Pelaksana Pelaksana pemanfaatan BMN: Pelaksana pemanfaatan BMN:
pemanfaatan a. Pengelola Barang untuk tanah a. Pengelola Barang untuk BMN pada
dan/atau bangunan; Pengelola Barang, baik tanah
b. Pengguna Barang untuk sebagian dan/atau bangunan maupun selain
tanah dan/atau bangunan, dengan tanah dan/atau bangunan;
persetujuan Pengelola Barang b. Pengguna Barang untuk BMN pada
c. Pengguna Barang untuk selain tanah Pengguna Barang, baik tanah
dan/atau bangunan, dengan dan/atau bangunan maupun selain
persetujuan Pengelola Barang tanah dan/atau bangunan, dengan
persetujuan Pengelola Barang
d. Sewa untuk - Sewa untuk infrastruktur dilaksanakan
infrastruktur dengan ketentuan:
a. Jangka waktu dapat lebih dari 5 (lima)
tahun
b. Besaran sewa memperhatikan nilai
keekonomian
c. Penyetoran uang sewa dapat
dilakukan secara bertahap
e. Mitra pinjam pakai Pinjam pakai BMN/D dilaksanakan antara Pinjam Pakai BMN/D dilaksanakan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
daerah atau antar pemerintah daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan.
f. Jangka waktu pinjam Jangka waktu Pinjam Pakai BMN/D paling Jangka waktu pinjam pakai BMN/D paling
pakai lama 5 (lima) tahun dan dapat lama dua tahun dan dapat diperpanjang.
diperpanjang 1 (satu) kali.
g. Jangka waktu KSP Jangka waktu paling lama 50 tahun untuk: Jangka waktu paling lama 50 tahun dan
tertentu a. infrastruktur transportasi meliputi dapat diperpanjang untuk:
pelabuhan laut,sungai atau danau, a. infrastruktur transportasi antara lain
bandar udara, terminal, dan jaringan meliputi pelabuhan laut, sungai
rel dan stasiun kereta api; dan/atau danau, bandar udara,
b. infrastruktur jalan meliputi jalan jalur terminal, dan/atau jaringan rel
khusus, jalan tol, dan jembatan tol; dan/atau stasiun kereta api;
c. infrastruktur sumber daya air b. infrastruktur jalan antara lain meliputi
meliputi saluran pembawa air baku jalan jalur khusus, jalan tol, dan/atau
dan waduk/bendungan; jembatan tol;
d. infrastruktur air minum meliputi c. infrastruktur sumber daya air antara
bangunan pengambilan air baku, lain meliputi saluran pembawa air baku
jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan/atau waduk/bendungan;
dan instalasi pengolahan air minum; d. infrastruktur air minum antara lain
e. infrastruktur air limbah meliputi meliputi bangunan pengambilan air
instalasi pengolah air limbah, jaringan baku, jaringan transmisi, jaringan
pengumpul dan jaringan utama, dan distribusi, dan/atau instalasi
sarana persampahan yang meliputi pengolahan air minum;
pengangkut dan tempat e. infrastruktur air limbah antara lain
pembuangan; meliputi instalasi pengolah air limbah,
f. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan pengumpul dan jaringan
jaringan telekomunikasi; utama, dan/atau sarana persampahan
g. infrastruktur ketenagalistrikan yang meliputi pengangkut dan/atau
meliputi pembangkit, transmisi, tempat pembuangan;
distribusi atau instalasi tenaga listrik; f. infrastruktur telekomunikasi antara
atau lain meliputi jaringan telekomunikasi;
h. infrastruktur minyak dan gas bumi g. infrastruktur ketenagalistrikan antara
meliputi instalasi pengolahan, lain meliputi pembangkit, transmisi,
penyimpanan, pengangkutan, distribusi dan/atau instalasi tenaga
transmisi, dan distribusi minyak dan listrik; dan/atau
gas bumi. h. infrastruktur minyak dan/atau gas
bumi antara lain meliputi instalasi
pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, transmisi, dan/atau
distribusi minyak dan/atau gas bumi.
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
h. Tim perhitungan besaran pembayaran kontribusi tetap dan besaran pembayaran kontribusi tetap dan
besaran kontribusi pembagian keuntungan hasil KSP pembagian keuntungan hasil KSP
tetap dan pembagian ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang
keuntungan KSP dibentuk oleh pejabat yang berwenang; dibentuk oleh:
1. Pengelola Barang, untuk BMN pada
Pengelola Barang dan BMN berupa
tanah dan/atau bangunan serta
sebagian tanah dan/atau bangunan
yang berada pada Pengguna Barang;
2. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk
BMD berupa tanah dan/atau
bangunan;
3. Pengguna Barang dan dapat
melibatkan Pengelola Barang, untuk
BMN selain tanah dan/atau bangunan
yang berada pada Pengguna Barang;
atau
4. Pengelola, untuk BMD selain tanah
dan/atau bangunan.
i. Kapitalisasi kontribusi - Sebagian kontribusi tetap dan pembagian
tetap dan pembagian keuntungan KSP dapat berupa bangunan
keuntungan KSP beserta fasilitasnya yang dibangun dalam
satu kesatuan perencanaan tetapi tidak
termasuk sebagai objek KSP, dengan
ketentuan:
a. besaran nilai bangunan beserta
fasilitasnya sebagai bagian dari
kontribusi tetap dan kontribusi
pembagian keuntungan paling banyak
10% (sepuluh persen) dari total
penerimaan kontribusi tetap dan
pembagian keuntungan selama masa
KSP;
b. bangunan yang dibangun dengan
biaya sebagian kontribusi tetap dan
pembagian keuntungan dari awal
pengadaannya merupakan BMN/D
j. Mitra KSP Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan Mitra KSP ditetapkan melalui tender (3
melalui tender dengan mengikutsertakan peserta), kecuali untuk BMN/D yang
sekurang-kurangnya lima bersifat khusus dapat dilakukan
peserta/peminat, kecuali untuk BMN/D penunjukan langsung.
yang bersifat khusus dapat dilakukan Penunjukan langsung mitra KSP atas
penunjukan langsung BMN/D yang bersifat khusus dilakukan
oleh Pengguna Barang terhadap BUMN/D
yang memiliki bidang dan/atau wilayah
kerja tertentu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Yang termasuk BMN/D yang bersifat
khusus antara lain:
a. barang yang mempunyai spesifikasi
tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. barang yang memiliki tingkat
kompleksitas khusus seperti bandar
udara, pelabuhan laut, kilang, instalasi
tenaga listrik, dan bendungan/waduk;
c. barang yang dikerjasamakan dalam
investasi yang berdasarkan perjanjian
hubungan bilateral antar negara; atau
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
d. barang lain yang ditetapkan oleh
Pengelola BMN atau Gubernur/
Bupati/Walikota.
k. Dukungan Pemerintah - Dalam hal mitra KSP atas BMN/D untuk
untuk KSP penyediaan penyediaan infrastruktur berbentuk
infrastruktur BUMN/D, kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi
sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari
hasil perhitungan tim sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e.
l. Penjaminan BGS/BSG Mitra BGS dan mitra BSG yang telah Mitra BGS atau mitra BSG yang telah
ditetapkan, selama jangka waktu ditetapkan, selama
pengoperasian harus memenuhi jangka waktu Pengoperasian dilarang
kewajiban tidak menjaminkan, menjaminkan, menggadaikan, atau
menggadaikan atau memindahtangankan memindahtangankan:
objek BGS dan BSG 1. tanah yang menjadi objek BGS atau
BSG;
2. hasil BGS yang digunakan langsung
untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Pemerintah Pusat/Daerah;
dan/atau
3. hasil BSG.
m. KSPI - 1. Penambahan jenis pemanfaatan
dalam bentuk KSPI.
2. Lingkup infrastruktur sesuai peraturan
perundang- undangan.
3. BMN/D dapat dikerjasamakan oleh
Pemerintah dengan Badan Usaha
untuk penyediaan infrastruktur.
4. Jangka waktu KSPI paling lama 50
tahun, dan dapat diperpanjang jika
terdapat GFM
5. Penerapan claw back
6. Penetapan mitra KSPI dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Objek hasil KSPI merupakan BMN/D
pada saat diserahkan kepada
Pemerintah sesuai perjanjian.
n. Tender dalam - Tender dilakukan dengan tata cara:
Pemanfaatan BMN 1. rencana tender diumumkan di media
massa nasional;
2. tender dapat dilanjutkan
pelaksanaannya sepanjang terdapat
paling sedikit 3 (tiga) peserta calon
mitra yang memasukkan penawaran;
3. dalam hal calon mitra yang
memasukkan penawaran kurang dari
3 (tiga) peserta, dilakukan
pengumuman ulang di media massa
nasional; dan
4. dalam hal setelah pengumuman
ulang:
a. terdapat paling sedikit 3 peserta
calon mitra, proses dilanjutkan
dengan mekanisme tender;
b. terdapat 2 (dua) peserta calon
mitra, tender dinyatakan gagal
dan proses selanjutnya dilakukan
dengan mekanisme seleksi
langsung; atau
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
c. terdapat 1 (satu) peserta calon
mitra, tender dinyatakan gagal
dan proses selanjutnya dilakukan
dengan mekanisme penunjukan
langsung
9. Pengamanan dan Pemeliharaan
a. Asuransi BMN/D - 1. Pengelola Barang dapat menetapkan
kebijakan asuransi atau
pertanggungan dalam rangka
pengamanan BMN tertentu dengan
mempertimbangkan kemampuan
keuangan negara.
2. Gubernur/Bupati/Walikota dapat
menetapkan kebijakan asuransi atau
pertanggungan dalam rangka
pengamanan BMD tertentu dengan
mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah.
10. Penilaian
a. Subyek/pelaksana Penilaian tanah dan/atau bangunan Penilaian tanah dan/atau bangunan
penilaian dilakukan oleh: dilakukan oleh:
a. Penilai internal; atau a. Penilai pemerintah; atau
b. Penilai eksternal yang ditetapkan b. Penilai publik yang ditetapkan oleh
oleh Pengelola BMN/Gubernur/ Pengelola BMN/Gubernur/Bupati/
Bupati/Walikota Walikota
b. Definisi nilai wajar Nilai wajar adalah perkiraan jumlah uang Nilai wajar adalah estimasi harga yang
pada saat penilaian yang dapat diperoleh akan diterima dari penjualan aset atau
dari transaksi jual beli, hasil penukaran, dibayarkan untuk penyelesaian kewajiban
atau penyewaan suatu properti antara antara pelaku pasar yang memahami dan
pembeli yang berminat membeli dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
penjual yang berminat menjual atau wajar pada tanggal Penilaian.
antara penyewa yang berminat
menyewa dan pihak yang berminat
menyewakan dalam suatu transaksi
bebas ikatan, yang dalam hal ini kedua
belah pihak mengetahui kegunaan
properti tersebut dan bertindak hati-hati
dengan tanpa paksaan.
c. Tujuan penilaian Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk
mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi mendapatkan nilai wajar sesuai dengan
terendah menggunakan NJOP. ketentuan peraturan perundang-
undangan
d. Penilaian dalam rangka 1. Penilaian dalam rangka pembangunan 1. Penilaian dalam rangka pembangunan
pembangunan rumah rumah susun sederhana dikecualikan rumah susun sederhana dikecualikan
susun sederhana dari penilaian. dari penilaian.
2. Nilai jual BMN untuk pembangunan 2. Nilai jual BMN untuk pembangunan
rumah susun sederhana ditetapkan rumah susun sederhana ditetapkan
oleh Menteri Keuangan berdasarkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan
perhitungan yang ditetapkan oleh perhitungan yang ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum Menteri Pekerjaan Umum
e. Penilaian kembali - 1. Dalam kondisi tertentu, Pengelola
Barang dapat melakukan Penilaian
kembali atas nilai BMN/D yang telah
ditetapkan dalam neraca Pemerintah
Pusat/Daerah.
2. Keputusan mengenai Penilaian
kembali atas nilai BMN dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Pemerintah
yang berlaku secara nasional.
3. Keputusan mengenai Penilaian
kembali atas nilai BMD dilaksanakan
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/
Walikota dengan berpedoman pada
ketentuan Pemerintah yang berlaku
secara nasional.
11. Pemindahtangan
a. Subyek/pelaksana Pelaksana pemindahtanganan BMN: Pelaksana pemindahtanganan BMN:
pemindahtanganan a. Pengelola Barang untuk tanah a. Pengelola Barang untuk BMN pada
dan/atau bangunan; Pengelola Barang, baik tanah
b. Pengguna Barang untuk selain tanah dan/atau bangunan maupun selain
dan/atau bangunan, dengan tanah dan/atau bangunan;
persetujuan Pengelola Barang b. Pengguna Barang untuk BMN pada
Pengguna Barang, baik tanah
dan/atau bangunan maupun selain
tanah dan/atau bangunan, dengan
persetujuan Pengelola Barang
b. Nilai penjualan lelang - 1. Penentuan nilai dalam rangka
Penjualan BMN/D secara lelang
dilakukan dengan memperhitungkan
faktor penyesuaian.
2. Nilai merupakan batasan terendah
sebagai dasar penetapan nilai limit.
3. Yang dimaksud dengan nilai limit
adalah harga minimal barang yang
akan dilelang dan ditetapkan oleh
Pengelola Barang/Pengguna Barang
selaku penjual.
c. Definisi penjualan Lelang adalah penjualan BMN/D di Lelang adalah Penjualan BMN/D yang
BMN/D secara lelang hadapan pejabat lelang. terbuka untuk umum
dengan penawaran harga secara tertulis
dan/atau lisan yang semakin meningkat
atau menurun untuk mencapai harga
tertinggi, yang didahului dengan
pengumuman lelang dan harus dilakukan
di hadapan pejabat lelang.
d. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMN dapat dilakukan Tukar menukar BMN dapat dilakukan
BMN dengan pihak: dengan pihak:
a. pemerintah daerah; a. Pemerintah Daerah;
b. BUMN/D atau badan hukum milik b. BUMN/D atau badan hukum lainnya
pemerintah lainnya; yang dimiliki Negara;
c. swasta. c. swasta; atau
d. Pemerintah Negara lain.
e. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMD dapat dilakukan Tukar Menukar BMD dapat dilakukan
BMD dengan pihak: dengan pihak:
a. pemerintah pusat; a. Pemerintah Pusat;
b. BUMN/D atau badan hukum milik b. Pemerintah Daerah lainnya;
pemerintah lainnya; c. BUMN/D atau badan hukum lainnya
c. swasta. yang dimiliki negara; atau
d. swasta.
f. Pertimbangan hibah Hibah BMN/D dilakukan dengan Hibah BMN/D dilakukan dengan
BMN/D pertimbangan untuk kepentingan sosial, pertimbangan untuk kepentingan sosial,
keagamaan, kemanusiaan, dan budaya, keagamaan, kemanusiaan,
penyelenggaraan pemerintahan pendidikan yang bersifat non komersial,
negara/daerah dan penyelenggaraan pemerintahan
negara/daerah.
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
g. Tujuan Penyertaan PMPP/D atas BMN/D dilakukan dalam PMPP/D atas BMN/D dilakukan dalam
Modal Pemerintah rangka pendirian, rangka pendirian, memperbaiki struktur
Pusat/Daerah pengembangan, dan peningkatan kinerja permodalan dan/atau meningkatkan
(PMPP/D) BUMN/D atau badan hukum lainnya yang kapasitas usaha BUMN/D atau badan
dimiliki negara/daerah hukum lainnya yang dimiliki negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
12. Penghapusan
a. Lingkup penerbitan SK Penghapusan dari DBP/KP dilakukan Penghapusan dari DBP/KP dilakukan
Penghapusan dengan penerbitan SK dengan menerbitkan keputusan
penghapusan dari: Penghapusan dari:
a. pengguna barang setelah mendapat a. Pengguna Barang setelah mendapat
persetujuan dari pengelola barang persetujuan dari Pengelola Barang,
untuk BMN; untuk BMN; atau
b. pengguna barang setelah mendapat b. Pengelola Barang setelah mendapat
persetujuan gubernur/bupati/ persetujuan Gubernur/Bupati/
walikota atas usul pengelola barang Walikota, untuk BMD.
untuk BMD. Dikecualikan untuk BMN/D yang
dihapuskan karena:
a. Pengalihan Status Penggunaan;
b. Pemindahtanganan; atau
c. Pemusnahan.
b. Dasar penghapusan Penghapusan dari DBMN/D dilakukan Penghapusan dari DBMN/D dilakukan:
DBMN/D dengan penerbitan SK penghapusan dari: a. berdasarkan keputusan dan/atau
a. pengelola barang untuk BMN; laporan Penghapusan dari Pengguna
b. pengelola barang setelah mendapat Barang, untuk BMN/D yang berada
persetujuan gubernur/bupati/ pada Pengguna Barang;
walikota untuk BMD. b. berdasarkan keputusan Pengelola
Barang, untuk BMN yang berada pada
Pengelola Barang; atau
c. berdasarkan keputusan Gubernur/
Bupati/Walikota, untuk BMD yang
berada pada Pengelola Barang
13. Penatausahaan
a. Daftar Barang - Pengelola Barang harus melakukan
Pengelola pendaftaran dan pencatatan Barang Milik
Negara/Daerah yang berada di bawah
penguasaannya ke dalam Daftar Barang
Pengelola menurut penggolongan dan
kodefikasi barang.
b. Lingkup DBMN/D Pengelola barang harus melakukan Pengelola Barang menyusun Daftar Barang
pendaftaran dan pencatatan BMN/D Milik Negara/Daerah berdasarkan
berupa tanah dan/atau bangunan dalam himpunan Daftar Barang Pengguna/Daftar
Daftar Barang Milik Negara/Daerah Barang Kuasa Pengguna serta Daftar
(DBMN/D) menurut penggolongan barang Barang Pengelola menurut penggolongan
dan kodefikasi barang. dan kodefikasi barang.
c. Laporan Barang - Pengelola Barang harus menyusun
Pengelola Laporan Barang Pengelola Semesteran
dan Tahunan
d. Lingkup LBMN/D Pengelola barang harus menyusun Pengelola Barang harus menghimpun
LBMN/D berdasarkan hasil Laporan Barang Pengguna Semesteran
penghimpunan Laporan Barang dan Tahunan serta Laporan Barang
Pengguna Semesteran (LBPS) dan Pengelola sebagai bahan penyusunan
Laporan Barang Pengguna Tahunan Laporan Barang Milik Negara/Daerah
(LBPT) serta Laporan Barang Milik
Negara/Daerah (LBMN/D) berupa tanah
dan/atau bangunan
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
e. Pelaporan - Pelaporan BMN/D disusun menurut
perkiraan neraca yang terdiri dari aset
lancar, aset tetap dan aset lainnya. Aset
lancar berupa persediaan, aset tetap
berupa tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan irigasi dan
jaringan, aset tetap lainnya dan konstruksi
dalam pengerjaan. Aset lainnya terdiri
dari aset tak berwujud, aset kemitraan
dengan pihak ketiga dan aset tetap yang
dihentikan dari penggunaan operasional
pemerintahan
14. Capital charge Pengelola Barang dapat mengenakan
biaya atas pengelolaan BMN/D (capital
charge) oleh Pengguna Barang
15. Fleksibilitias Pengelola - Menteri Keuangan dapat memberikan
Barang alternatif bentuk lain pengelolaan BMN
atas permohonan persetujuan
Penggunaan, Pemanfaatan, dan
Pemindahtanganan dari Pengguna Barang.
16. Pengaturan BMN berupa - 1. Rumah Negara merupakan BMN/D
rumah negara yang diperuntukkan sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan serta menunjang
pelaksanaan tugas pejabat negara
dan/atau pegawai negeri.
2. Pengelolaan BMN berupa Rumah
Negara dilaksanakan oleh Pengelola
Barang, Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang, atau Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang
rumah negara golongan III dengan
memperhatikan ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai
Rumah Negara.
3. Pengelolaan BMD berupa Rumah
Negara dilaksanakan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan
memperhatikan ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai
Rumah Negara.
4. Ketentuan mengenai tata cara
Penggunaan, Pemindahtanganan,
Penghapusan, Penatausahaan,
pengawasan dan pengendalian Barang
Milik Negara berupa Rumah Negara
diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
5. Ketentuan mengenai tata cara
Penggunaan, Pemindahtanganan,
Penghapusan, Penatausahaan,
pengawasan dan pengendalian Barang
Milik Daerah berupa Rumah Negara
diatur dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri.
17. Indikator kinerja Pengguna barang menetapkan indikator
pengelolaan BMN kinerja di bidang pengelolaan BMN
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
18. Pengelolaan BMN pada 1. BMN/D yang digunakan oleh
BLU/BLUD BLU/BLUD merupakan kekayaan
negara/daerah yang tidak dipisahkan
untuk menyelenggarakan kegiatan
BLU/BLUD yang bersangkutan.
2. Pengelolaan BMN/D mengikuti
ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini, kecuali
terhadap barang-barang tertentu yang
diatur tersendiri dalam PP tentang
BLU.
19. Pengelolaan kekayaan - Pengelolaan kekayaan Negara tertentu
Negara tertentu yang yang berasal dari perolehan lainnya yang
berasal dari perolehan sah diatur tersendiri dengan Peraturan
lainnya yang sah Menteri Keuangan
Yang dimaksud dengan kekayaan negara
tertentu antara lain aset bekas milik
asing/cina, aset yang berasal dari kegiatan
usaha hulu minyak dan gas bumi, mineral
dan batubara, dan panas bumi, barang
tegahan kepabeanan dan cukai, barang
yang berasal dari benda berharga asal
muatan kapal yang tenggelam, barang
yang diperoleh/dirampas berdasarkan
putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap, barang
gratifikasi yang diserahkan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi, barang eks Bank
Dalam Likuidasi, Bank Beku Operasi dan
Bank Beku Kegiatan Usaha, dan barang
Hibah dalam rangka penanggulangan
bencana
20. Impunitas
a. Pemanfaatan BMN - Pada saat PP ini mulai berlaku
Pemanfaatan BMN yang telah terjadi dan
belum mendapat persetujuan dari pejabat
yang berwenang, Pengelola Barang dapat
menerbitkan persetujuan terhadap
kelanjutan Pemanfaatan BMN dengan
ketentuan Pengguna Barang
menyampaikan permohonan persetujuan
untuk sisa waktu Pemanfaatan sesuai
dengan perjanjian kepada Pengelola
Barang, dengan melampirkan:
1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan
BMN; dan
2. laporan hasil audit APIP.
b. Pemanfaatan BMD - Pemanfaatan BMD yang telah terjadi dan
belum mendapat persetujuan dari pejabat
yang berwenang, Gubernur/
Bupati/Walikota dapat menerbitkan
persetujuan terhadap kelanjutan
Pemanfaatan BMD dengan ketentuan
Pengelola Barang menyampaikan
permohonan persetujuan untuk sisa
waktu Pemanfaatan sesuai dengan
perjanjian kepada
Gubernur/Bupati/Walikota, dengan
melampirkan:
1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan
BMD; dan
2. laporan hasil audit APIP.
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014
c. Tukar-menukar BMN - Tukar Menukar BMN yang telah
dilaksanakan tanpa persetujuan pejabat
berwenang dan barang pengganti telah
tersedia seluruhnya, dilanjutkan dengan
serah terima BMN dengan aset pengganti
antara Pengguna Barang dengan mitra
Tukar Menukar dengan ketentuan:
1. Pengguna Barang memastikan nilai
barang pengganti sekurang-kurangnya
sama dengan nilai BMN yang
dipertukarkan; dan
2. Pengguna Barang membuat
pernyataan bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan Tukar Menukar
tersebut.
d. Tukar Menukar BMD Tukar Menukar BMD yang telah
dilaksanakan tanpa persetujuan pejabat
berwenang dan barang pengganti telah
tersedia seluruhnya, dilanjutkan dengan
serah terima BMD dengan aset pengganti
antara Pengelola Barang dengan mitra
Tukar Menukar dengan ketentuan:
1. Pengelola Barang memastikan nilai
barang pengganti sekurang-kurangnya
sama dengan nilai BMD yang
dipertukarkan; dan
2. Pengelola Barang membuat
pernyataan bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan Tukar Menukar
tersebut
21 Pengelolaan barang tak Pengaturan mengenai lingkup BMN/D Pengaturan mengenai lingkup BMN/D
berwujud dalam PP ini dibatasi pada pengertian dalam PP ini dibatasi pada pengertian
BMN/D yang bersifat berwujud BMN/D yang bersifat berwujud, namun
(tangible) sebagaimana dimaksud Bab VII sepanjang belum diatur lain, PP ini juga
Pasal 42 sampai dengan Pasal 49 Undang- melingkupi BMN/D yang bersifat tak
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang berwujud sebagai kelompok BMN/D
Perbendaharaan Negara. selain tanah dan/atau bangunan.

Anda mungkin juga menyukai