Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana Kerja (RENJA) Inspektorat
Kota Bandung Tahun 2013 merupakan implementasi tahunan dari Rencana
Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kota Bandung dengan mengacu kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
Kami menyadari di dalam menyusun Rencana Kerja (RENJA)
Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 ini masih banyak terdapat kekurangan,
baik yang berkaitan dengan perumusan program maupun kegiatannya. Namun
demikian, besar harapan kami agar Rencana Kerja (RENJA) Inspektorat Kota
Bandung Tahun 2013 ini dapat bermanfaat, khususnya bagi Inspektorat dan
yang memerlukannya.
Bandung,

2012

INSPEKTUR KOTA BANDUNG

Drs. H. SUKARNO, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19520620 197706 1 002

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor UU. No. 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan undang-undang No. 12 Tahun 2008 telah mewajibkan
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana
Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1(satu)
tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan dan merupakan penjabaran
perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Rencana
Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kota Bandung kedalam perencanaan
tahunan yang sifatnya lebih operasional. Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pembangunan

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Daerah Pasal 27 kewajiban Satuan Kerja Perangkat

Daerah menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah


(Renja-SKPD) sebagai sebuah dokumen resmi SKPD, rencana kerja
Inspektorat Kota Bandung mempunyai kedudukan yang strategis yaitu
menjembatani antara perencanaan pada Inspektorat Kota Bandung
dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung,
sebagai implementasi pelaksanaan strategis Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung, dimana Rencana
Strategis Inspektorat Kota Bandung dalam bidang pengawasan menjadi
satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Daerah.

Dokumen Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung pada


dasarnya merupakan hasil proses pemikiran yang strategis untuk
menyikapi isu yang makin berkembang di masyarakat tentang perlunya
pengawasan yang menyeluruh untuk lebih menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang
bersih (Clean Government) dengan mengimplementasikannya dalam
program dan kegiatan Inspektorat Kota Bandung. Kualitas dokumen
rencana kerja yang dituangkan sangat ditentukan oleh kualitas program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga penyusunan rencana
kerja merupakan cerminan kemampuan Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam

menyusun,

mengorganisasikan,

mengimplementasikan,

mengendalikan dan mengawasi serta mengevaluasi capaian program dan


kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah.
Inspektorat Kota Bandung merupakan unsur pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang
Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Walikota Bandung dengan tugas pokok membantu Walikota
dalam

menyelenggarakan

pengawasan

pelaksanaan

urusan

dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan secara teknis administratif


mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Inspektorat Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 332

Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok,

Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas


pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan
tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan
tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap
pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah
apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja


Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota
Bandung. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan tata kelola
Pemerintah Kota Bandung yang baik dan pemerintahan yang bersih
sesuai dengan motto juang Kota Bandung sebagai Kota Jasa
BERMARTABAT. Kota Bermartabat diartikan sebagai kota yang
mempunyai jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya,
memiliki pelayanan publik yang prima tanpa membedakan status. Dalam
artian Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan sektor jasa yang
memberikan manfaat bagi warga Kota Bandung khususnya, Jawa Barat
dan Nasional pada umumnya.
Kota Jasa Bermartabat memiliki dimensi:
1.

Pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih, sehat, indah,


hijau dan berbunga;

2.

Pemenuhan kondisi lingkungan sosial yang aman, tertib, stabil dan


dinamis;

3.

Pemenuhan

kondisi

lingkungan

ekonomi

sehingga

tercapai

kemakmuran ekonomi warganya;


4.

Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh toleransi,


berakhlak mulia dan kesadaran perikehidupan majemuk;

5.

1.2

Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis.

LANDASAN HUKUM
Sebagai institusi formal, keberadaan dan aktivitas Inspektorat
Kota Bandung mengacu kepada landasan hukum yang berlaku yaitu :
1.

Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2.

Undang-undang Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Peyelenggaraan Negara;

3.

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);

4.

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;

5.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

6.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7.

Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;


8.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman


Pembinaan

dan

Pengawasan

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Negara;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2006, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
18. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan
Kepala Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah;
27. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan
Angka Kreditya;
28. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;
29. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 tahun 2007 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung;
30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2009-2013;
31. Peraturan Walikota Kota Bandung Nomor 249 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Satuan Organisasi
Inspektorat Kota Bandung.

1.3

MAKSUD DAN TUJUAN


1.3.1. MAKSUD
Rencana Kerja (Renja) Inspektorat Kota Bandung Tahun
2013 dimaksudkan sebagai dokumen dan pedoman kerja dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan pemerintahan daerah dalam
satu tahun ke depan.
1.3.2. TUJUAN
Tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Inspektorat
Kota Bandung tahun 2013 adalah :
1.3.2.1 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN);
1.3.2.2 Terwujudnya aparatur yang profesional, handal dan
akuntabel,

dalam rangka

meningkatkan pelayanan

publik yang optimal.

1.4

SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang renja SKPD,
proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara
Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD
serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan
RAPBD;
1.2. Landasan Hukum
Memuat tentang peraturan perundangan serta peraturan
daerah dan peraturan lainnya yang mengatur tentang
SOTK, kewenangan serta acuan dalam perencanaan dan
penganggaran SKPD;

1.3. Maksud dan Tujuan


Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penyusunan Renja SKPD yang merupakan implementasi
program kegiatan tahunan dari Renstra SKPD
1.4. Sistematika Penulisan
Susunan garis besar isi dokumen dan menguraikan
pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN


LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu
Bab ini memuat review terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan
perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu
pada Dokumen Peleksanaan Anggaran tahun berjalan,
selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra
SKPD berdasarkan realisasi anggaranprogram dan
kegiatan

pelaksanaan

Renja

SKPD

tahun-tahun

sebelumnya;
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Berisi uraian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD
berdasarkan indikator kinerja sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPD;

2.3. Isu-isu Penting penyelenggaraan Tugas dan Fungsi


SKPD
Sub bab ini berisi uraian mengenai :
1. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal
kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD;
2. Permaslahan dan hambatan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD;
3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi
Kepala

Daerah,

terhadap

capaian

program

Nasional/Global seprti SPM dan MDGs (Millenium


Development Goals);
4. Tantangan

dan

peluang

dalam

meningkatkan

pelayanan SKPD; dan


5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan
catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam
perumusan program prioritas tahun berikutnya.
2.4. Review terhadap rancangan awal Renja SKPD
Sub bab ini berisikan uraian mengenai :
1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara
rancangan awal Renja SKPD dengan hasil analisis;
2. Penjelasan

mengenai

alasan

proses

tersebut

dilakukan;
3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut
dan catatan penting terhadap perbedaan dengan
rancangan awal Renja SKPD.

10

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN


3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional
Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan sebagaimana
dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah
kebijakan dan prioritas pembangunan Nasional dan yang
terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD;
3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD
Subbab ini berisi perumusan tujuan dan sasaran yang
didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyenggaraan
tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran
target kinerja Renstra SKPD;
3.3. Program dan Kegiatan Tahun 2013
Berisikan penjelasan mengenai :
1. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan
terhadap rumusan program dan kegiatan;
2. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program
dan kegiatan yang meliputi :
-

Jumlah program dan jumlah kegiatan

11

Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Kerja

2.1. Evaluasi Pencapaian Kinerja 2011


Inspektorat Kota Bandung pada tahun 2011 telah melaksanakan
3 (tiga) program utama yang tercantum dalam penetapan kinerja.
Terhadap masing-masing program tersebut telah dievaluasi dengan
membandingkan antara rencana dengan realisasi baik anggaran maupun
capaian indikatornya, dengan hasil sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.
Dengan anggaran sebesar Rp. 6,001,150,000.00 ; proporsi
realisasi anggaran sebesar 87,9 % Indikator programnya adalah :
Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala, indikator output
kegiatannya adalah :
- Tersusunnya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) reguler,
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 98,2 %


b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah,
indikator output kegiatannya adalah :
- Tersusunnya Laporan Hasil Pemeriksaan non reguler.
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 44,1 %

12

c. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah,


indikator output kegiatannya adalah :
- Sosialisasi undang-undang pengawasan;
- Terlaksananya pemantauan pendapatan asli daerah Pemerintah
Kota Bandung;
- Terlaksananya bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan.
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 66,1 %


d. Inventarisasi temuan pengawasan, indikator output kegiatannya
adalah :
- Tersusunnya laporan hasil pra pemutakhiran data.
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %


e. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan, indikator output
kegiatannya adalah :
Tersusunnya laporan hasil :
- Pra pemutakhiran data;
- Pemutakhiran data.
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 97,5 %


f. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif, indikator output
kegiatannya adalah :
Terlaksananya :
- Reviu laporan keuangan;
- Rapat pakta integritas;
- Rapat koordinasi pengawasan;
- Rapat TPTGR
- Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
- Bimbingan Teknis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

13

- Workshop

Satuan Tugas

Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah;
- Diagnostic Asessment (DA);
- Pelaksanaan Kegiatan.
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 79,7 %


g. Evaluasi

berkala temuan hasil pengawasan, indikator output

kegiatannya adalah :
- Tersusunnya Laporan Hasil Rapat Koordinasi Pengawasan
(RAKORWAS);
- Teridentifikasinya

Hasil

Evaluasi

Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah.


Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan


Aparatur Pengawasan.
Dengan anggaran sebesar Rp. 984,423,000.00 ; proporsi
realisasi anggaran sebesar 79,7 % Indikator programnya adalah :
Tersedianya tenaga pemeriksa yang memenuhi standar pemeriksa.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a. Pelatihan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, indikator
output kegiatannya adalah :
Tersedianya Sumber Daya Manusia pengawasan dan Jabatan
Fungsional Auditor yang profesional dan handal :
- Bimbingan teknis Reviu Laporan Keuangan;
- Pendidikan dan latihan bidang pengawasan.
Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 73 %

14

b. Pembinaan

Sumber

Daya

Manusia

Aparat

Pengawasan

Fungsional; indikator output kegiatannya adalah :


Meningkatnya pengetahuan aparatur pengawasan :
- Sumber Daya Manusia yang diikutsertakan dalam peningkatan
wawasan Aparat Pengawas Fungsional;
- Sumber Daya Manusia yang diikutsertakan dalam pembinaan
Aparat Pengawas Fungsional.
Proporsi capaian

kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %


c. Penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Auditor; indikator
output kegiatannya adalah :
- Terlaksananya penilaian angka kredit Pejabat Fungsional
Auditor;
Proporsi capaian

kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %


3. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan.
Dengan anggaran sebesar Rp 125,000,000.00 ; proporsi
realisasi anggaran sebesar 100 % Indikator programnya adalah :
Tersusunnya sistem dan prosedur pengawasan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan; indikator
output kegiatannya adalah :
-

Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT);

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP);

Program Kerja Pemeriksaan (PKP);

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);

Tertatanya arsip hasil pemeriksaan, kepegawaian, surat keluar


masuk;

15

Rekapitulasi apel pagi Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Proporsi

capaian

kegiatan

berdasarkan

realisasi

kegiatan

dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang


telah ditetapkan :
Berdasarkan evaluasi, secara umum permasalahan yang dihadapi
adalah :
1. Terdapat kegiatan-kegiatan yang dalam pencapaian target belum
sesuai dengan yang diharapkan, hal ini terjadi dikarenakan kegiatankegiatan tersebut tidak dapat

diprediksi waktu

pelaksanaan

kegiatannya. Begitu pula dengan realisasai anggarannya antara lain


seperti kegiatan pelatihan untuk pengiriman peserta bimbingan
teknis/kursus yang diselenggarakan oleh instansi diluar instansi
pembina, kegiatan pemeriksaan kasus, penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik;
2. Anggaran perubahan yang realisasi anggarannya sering tidak tepat
waktu sehingga kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak
dapat

direalisasikan

karena

keterbatasan

waktu

dalam

pertanggungjawabannya.
Pemecahan masalah :
Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan
strategi sebagai berikut :
1.

Pagu anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan


sebelumnya diharapkan dapat dialokasikan sesuai dengan pagu
anggaran kegiatan yang diajukan, sehingga kegiatan dan besaran
anggaran tersebut tidak mengalami perubahan anggaran karena
ketidaksesuaian tersebut;

16

2.

Diharapkan

besaran

Uang

Persediaan

(UP)

prosentasenya

ditingkatkan, sehingga dapat meamberikan kebebasan dalam


merealisasikan

kegiatan

sesuai dengan

kebutuhan anggaran

kegiatannya.

17

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Inspektorat Kota Bandung


Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung,
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Inspektorat Kota
Bandung merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Walikota Bandung dengan tugas
pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan pengawasan
pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan secara
teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun
2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja
Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengawasan

terhadap

pelaksanaan

urusan

dan

penyelenggaraan

pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat


Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas
penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan
pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di
dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan
dalam rangka menciptakan tata kelola Pemerintah Kota Bandung yang
baik dan pemerintahan yang bersih sesuai dengan motto juang Kota
Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT. Kota Bermartabat
diartikan sebagai kota yang mempunyai jati diri, harga diri dan
kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki pelayanan publik yang
prima tanpa membedakan status. Dalam artian Kota Bandung sebagai

18

pusat pertumbuhan sektor jasa yang memberikan manfaat bagi warga


Kota Bandung khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.
Pada tahun anggaran 2011 Inspektorat Kota Bandung secara
administratif telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai program dan
kebijakan lembaga. Diakui bahwa belum sepenuhnya program dan
kegiatan yang dilaksanakan mencapai apa yang diharapkan karena masih
terdapatnya beberapa permaslahan dan kendala yang dihadapi, namun
demikian hampir sebagaian besar kegiatan tersebut telah mendekati
sasaran dan tujuan program. Capaian kinerja dapat disjikan sebagai
berikut :
1. Cakupan pemeriksaan reguler
Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator cakupan pemeriksaan
reguler adalah kegiatan pelaksanaan pengawasan internal secara
berkala. Dalam kegiatan ini persentase pencapaian target kegiatan dan
persentase pencapaian target indikator kinerja adalah 100 % karena
dari 101 objek pemeriksaan yang direncanakan utnuk dilakukan
pemeriksaan seluruh objek pemeriksaan telah diperiksa.
2. Jumlah laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan
Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator ini adalah penyusunan
kebijakan sistem dan prosedur pengawasan. Dalam kegiatan ini
terdapat 2 (dua) target kegiatan masing-masingsebanyak 101 dokumen
yaitu penyusunan Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP) dan penyusunan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dengan demikian baik persentase
pencapaian target kegiatan maupun persentase pencapaian target
indikator kinerja adalah sebesar 100 %.

3. Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat


Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator ini adalah kegiatan
penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah.
Persentase pencapaian target kegiatan dan persentase pencapaian target

19

indikator kinerja adalah 100 %, tetapi bila dibandingkan dengan


penanganan kasus pengaduan di tahun 2010 yang mencapai 103,13 %,
target indikator kinerja 2011 lebih kecil hal ini dikarenakan kasus yang
ditangani lebih sedikit berjumlah 14 kasus selesai ditangan, sedangkan
2010 sebanyak 33 kasus ditangani sedangkan target 32 kasus. Hal ini
menunjukkan semakin baiknya pelayanan publik yang dilakukan
pemerintah Kota Bandung atau makin berkurangnya pelanggaran
terhadap peraturan perundangan oleh aparat pemerintah Kota Bandung.
4. Tingkat pelaksanaan pembinaan aparat pengawas terhadap objek
pemeriksaan
Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator ini adalah kegiatan
pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah yang
terdiri dari : Sosialisasi undang-undang pengawasan, dari 8 (delapan)
SKPD yang ditargetkan seluruhnya dapat terealisasi atau pencapaian
targetnya 100 %; Pelaksanaan Pakta Integritas, dapat dilaksanakan
kegiatan yang ditargetkan 1(satu) kegiatan sehingga tercapai 100 %;
Workshop

strategi pencapaian opini

BPK

RI

Wajar

Tanpa

Pengecualian ditargetkan 1 (satu) kegiatan dan dapat terealisasi,


sehingga pencapaian targetnya 100 %. Dengan demikian persentase
target indikator kinerja sebasar 100 %. Berbeda dengan tahun 2010
dari 2 (dua) kali kegiatan hanya 1 (satu) kali kegiatan yang dapat
direalisasikan sehingga capaian indikator kinerjanya hanya 50 %. Hal
ini disebabkan karena kegiatan ini tidak dapat diprediksi karena
berhubungan dengan kegiatan pada Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
5. Terlaksananya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan pemerintah Kota Bandung
Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator kinerja ini adalah kegiatan
pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah dengan
sub kegiatan penerapan SPIP di lingkungan pemerintah Kota Bandung.

20

Kegiatan ditargetkan dengan 7 (tujuh) kegiatan seluruh kegiatan dapat


dilaksanakan sehingga baik persentase capaian target kegiatan maupun
persentase capaian target indikator kinerja adalah 100 %.
6. Cakupan evaluasi kinerja/AKIP
Persentase capaian target dalam indikator kinerja kegiatan ini adalah
100 %, dengan kegiatan : Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan;
Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; dan Inventarisasi
temuan pengawasan.
7. Persentase tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan
Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan tindak
lanjut hasil temuan pengawasan. Persentase pencapaian terget kegiatan
sebesar 97,33 % hal ini disebabkan karena dari 450 rekomendasi hasil
pemeriksaan reguler yang ditindaklanjuti samapai dengan selesai
sejumlah 438 rekomendasi, jika dibandingkan dengan 2010 capaian
indikator kinerjanya 100 %. Hal ini terjadi karena seluruh rekomendasi
baik hasil pemeriksaan reguler Inspektorat Kota Bandung maupun
Inspektorat

Provinsi

Jawa

Barat

sudah

ditindaklanjuti

dan

mendapatkan status selesai. Keterlamabatan penyelasaian tidak lanjut


yang terjadi 2011 dikarenakan dalam penyelesaian tindaklanjut
tersebut memerlukan proses yang lama.
8. Ditindaklanjutinya temuan hasil pemeriksaan BPK-RI oleh SKPD
Indikatorkinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan
tindaklanjut hasil temuan pengawasan. Persentase pencapaian target
indikator kinerja pada kegiatan ini sebesar 39,29 % hal ini disebabkan
dari 532 rekomendasi baru 209 rekomendasi yang mendapatkan status
selesai, Status tindaklanjut untuk 158 rekomendasi masih menunggu
himpunan hasil pemantauan tindaklanjut BPK-RI yang seharusnya
diterbitkan pada bulan Februari 2012, sementara itu 165 rekomendasi
masih dalam proses penyelesaian tindaklanjut. Prosentase indikator
kinerja masih lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase 2010 yang

21

hanya sebesar 28,80 % dari 316 rekomendasi yang telah mendapatkan


status tindaklanjut selesai sejumlah 91 rekomendasi saja.
9. Persentase pengawas lulus sertifikasi
Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan
pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.
Persentase pencapaian target indikator kinerja ini sebesar 28,57 %,
karena dari 7 orang auditor yang mengikuti diklat ketua tim samapai
dengan akhir tahun 2011 baru 2 orang yang sudah mendapatkan
sertifikasi ketua tim sedangkan 5 (lima) orang lainnya belum mengikuti
ujian sertifikasi dikarenakan belum ada jadual ujian dari lembaga
penyelenggaranya yaitu BPKP.
10. Jumlah Aparat Pengawas dan Aparat Penunjang Pengawasan yang
mengikuti diklat dan bimtek penunjang pelaksanaan pengawasan
Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan :
1.

Pelatihan

pengembangan

tenaga

pemeriksa

dan

aparatur

pengawasan, Bimtek evaluasi AKIP dari 45 orang yang ditargetkan


untuk ikut bimtek seluruhnya mengikuti sehingga targetnya 100 %,
Bimtek pengadaan barang jasa dari target 45 orang aparat pengawasan
jabatan fungsional Pengawas Penyelenggara Urusan Pemerintahan di
Daerah (P2UPD) yang berjumlah 56

seluruhnya telah ikut bimtek

pengadaan barang dan jasa dengan demikian pencapaian indikator


kinerjanya mencapai 124,44 %, pengiriman peserta diklat ketua tim
dari 21 orang auditor pada tahun 2011 7 orang diantaranya mengikuti
diklat ketua tim dengan demikian pencapaian indikator kinerjanya
sebesar 33,33 %; 2. Pembinaan SDM aparat pengawasan fungsional,
Peningkatan wawasan dari 78 orang seluruhnya diikutsertakan ke
dalam acara peningkatan wawasan sehingga pencapaian indikator
kinerjanya sebesar 100 %, Pembinaan SDM aparat pengawasan
fungsional dari 45 orang APF seluruhnya diikutsertakan kegiatan
pembinaan SDM APF dengan demikian pencapaian indikator

22

kinerjanya sebasar 100 %, Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional


Auditor dazri 21 orang JFA 4 dianataranya mememnuhi persyaratan
untuk mendapatkan kenaikan angka kredit sehingga pencapaian target
indikator kinerjanya sebasar 19,05 % sedangkan pencapaian indikator
kinerja pada tahun 2010 dengan kegiatan yang sama sebesar 100 %
karena pada tahun tersebut seluruh auditor telah memenuhi persyaratan
untuk kenaikan angka kreditnya.
11. Ketersediaan sarana penunjang pengawasan
Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan
penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang terdiri
dari beberapa sub kegiatan yaitu : 1. Penyusunan program kerja
pengawasan tahunan (PKPT) dari 1 (satu) dokumen yang direncanakan
untuk disusun dihasilkan 1 (satu) dokumen PKPT sehingga pencapaian
indkator kinerja sebesar 100%, 2. Penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dari target 1(satu) dokumen telah
disusun LAKIP Inspektorat Kota Bandung

dengan demikian

pencapaian indikator kinerjanya 100 %, 3. Penyusunan Laporan


Rekapitulasi Apel Pagi SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota
Bandung dari target 1 (satu) laporan telah disusun 1 (satu) dokumen
laporan apel pagi SKPD di lingkungan pemerintah kota Bandung
sehingga pencapaian indiktor kinerja sebesr 100 %, 4. Penataan arsip
hasil pemeriksaan, kepegawaian dan surat keluar masuk dari target
penataan kegiatan tersebut tercapai indikator kinerjanya 100 % sesuai
dengan yang direncanakan. Hal ini terjadi pula tahun 2010 dengan
kegiatan yang sama tercapai indikator kinerja sebasar 100 %.

23

2.3 Isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Inspektorat Kota


Bandung
Identifikasi
Pelayanan

Permasalahan

Berdasarkan

Tugas dan Fungsi

Inspektorat Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Bandung Nomor 332

Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok,

Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas


pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan
tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan
tindakan

korektif

atas

penyimpangan

yang

dilakukan

terhadap

pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila


tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung.
Inspektorat

Kota

Bandung

sebagai

lembaga

yang

menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan


pemerintahan daerah, dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi
yang

mampu

pembangunan

meningkatkan
daerah

sehingga

kualitas

pengawasan

pelaksanaan

dapat

mewujudkan

tata

kelola

pemerintahan yang baik (Good Governance) maupun pemerintahan yang


bersih (Clean Government) dengan tujuan dapat memberikan kontribusi
nyata bagi meningkatnya kemakmuran warga kota (welfare state).
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun
2011 tentang Perubahan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun
2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Bandung 2009-2013, terdapat 1 (satu) program dalam Misi ke-5 :
Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota Yang Efektif, Efisien, Akuntabel,
dan Transparansi Dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota
Metropolitan. Yang dapat digunakan dan selaras dengan urusan

24

pemerintahan yang menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung,


yaitu:
Induk Program Pengawasan Pembangunan Daerah;
- Program peningkatan sistem pengawasan internal dan

pengendalian

pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;


- Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur
pengawasan;
- Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan.
Sasaran program : Meningkatnya peran dan fungsi pengawasan internal
pemerintah daerah.
Indikator : Tingkat kinerja pengawasan dan tingkat pelayanan pengaduan
masyarakat.
Adapun isu penting yang strategis yang patut diangkat dalam
Renja ini dan perlu disiapkan landasan-landasannya untuk tahap
pembangunan berikutnya adalah tentang perlunya:
1. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang bersih, dan berwibawa,
profesional dan bertanggungjawab serta memiliki komitmen, dedikasi
dan integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pengawasan.
2. Terjalinnya

koordinasi

antar

aparat

penegak

hukum

untuk

menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun


eksternal.
3. Terjalinnya

koordinasi

antara

aparat

pengawasan

fungsional

pemerintah baik intern maupun ekstern.


4. Terciptanya pengertian dan kemitraan dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan manfaat
pembinaan dan pengawasan.
5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

25

6. Terwujudnya dukungan sarana dan prasarana yang menunjang


operasional pengawasan.
Faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi visi dan misi
kepala daerah
1. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) :
a. Masih Kurangnya bidang kompetensi pendidikan sesuai dengan
Daftar Materi Pemeriksaan (DMP);
b. Belum seimbangnya rasio antara tenaga pengawasan dengan obyek
pemeriksaan;
c. Belum adanya diklat kompetensi khusus pengawasan urusan
Pemerintahan Daerah dari instansi pembina (Kemendagri).
2. SARANA PRASARANA :
a. Masih

belum

memadainya

perangkat

pendukung

teknologi

informasi penunjang pelaksanaan pengawasan;


b. Masih

belum

memadainya

sarana

mobilitas

pelaksanaan

pengawasan;
c. Masih belum memadainya fasilitas dan sarana prasarana gedung dan
kantor yang representatif.
3. ANGGARAN :
Belum terpenuhinya Anggaran penunjang pengawasan sebesar 1 %
dari

APBD

Kota

Bandung

sesuai

kebijakan

penagawasan

penyelenggaraan Pemerintah Daerah Departemen Dalam Negeri.

Upaya-upaya peningkatan kinerja Inspektorat Kota Bandung dalam


rangka menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang
1. PENINGKATAN KINERJA YANG TELAH DICAPAI
1.1

PELAKSANAAN

KEBIJAKAN

STRATEGIS

PEMBERANTASAN KORUPSI BERDASARKAN INSTRUKSI


PRESIDEN NO. 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN

26

PEMBERANTASAN

KORUPSI

DI

LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG :


a) Membangun integritas aparatur melalui penandatanganan Pakta
Integritas mulai dari Walikota sampai dengan pejabat struktural
dan fungsional serta pemangku jabatan strategis di lingkungan
pemerintah Kota Bandung;
b) Menyusun dan merumuskan pembentukan lembaga Koordinasi,
Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) Pelaksanaan Instruksi
Presiden

Nomor

Tahun

2004

Tentang

Percepatan

Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Pemerintah kota


Bandung sebagaimana diatur dalam Keputusan

Walikota

Nomor : 356/Kep.450. Inspektorat/ 2008;


c) Menyusun dan merumuskan Modul Pakta Integritas pemerintah
Kota Bandung sebagai Pedoman Pelaksanaan Pakta Integritas;
d) Membentuk Tim Pemantau Independen yang bertujuan untuk
memantau pelaksanaan Pakta Integritas;
e) Fasilitasi Forum Komite Integritas/Pemantau Independen
Tingkat Nasional periode Nopember 2008 s/d Oktober 2009,
yang diketuai oleh Walikota Bandung;
f) Fasilitasi pembentukan Forum Pakta Integritas Jawa Barat,
yang pembentukannya terhitung mulai tanggal 23 Desember
2009 s/d Sekarang yang diketuai oleh Walikota Bandung;
g) Fasilitasi penandatanganan Pakta Integritas Pimpinan dan
Anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2013
1.2 PENATAAN

DAN

KELEMBAGAAN

PENINGKATAN

INSPEKTORAT

KOTA

EFEKTIVITAS
BANDUNG

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41


TAHUN

2007

TENTANG

ORGANISASI

PERANGKAT

DAERAH :

27

a) Memberikan

kontribusi

usulan

rancangan

kelembagaan

Inspektorat Kota Bandung ke Departemen Dalam Negeri c.q.


IrJen Depdagri untuk mempertahankan keberadaan jabatan
struktural

eselon IVa di bawah Inspektur Pembantu yang

direalisasikan dengan terbitnya Permendagri No. 64 Tahun


2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota yang substansinya sesuai
dengan usulan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kota
Bandung;
b) Bersama-sama dengan DPRD Kota Bandung merumuskan
untuk penetapan Peraturan Daerah kelembagaan Inspektorat
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun
2007 Tentang Pembentukan dan susunan Organisasi Inspektorat
kota Bandung

yang merupakan pembentukan Kelembagaan

Inspektorat pertama di seluruh Indonesia.


1.3 PENATAAN
KUANTITAS

DAN

PENINGKATAN

SUMBER

DAYA

KUALITAS
MANUSIA

DAN
(SDM)

APARATUR INSPEKTORAT :
a) Peningkatan Bimbingan Teknis dan Diklat bagi auditor dan
tenaga pemeriksa melalui kerjasama dengan BPKP Perwakilan
Jawa Barat;
b) Merumuskan dan menetapkan Kode Etik bagi Auditor dan
Tenaga Pemeriksa di lingkungan Inspektorat Kota Bandung.
1.4 PENINGKATAN

ANGGARAN

INSPEKTORAT

KOTA

BANDUNG SEBAGAI SKPD KHUSUS :


a) Peningkatan Tunjangan Kelangkaan Profesi bagi Pejabat
Fungsional

Auditor melalui kebijakan Remunerasi berupa

tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS;


b) Peningkatan pengadaan sarana dan prasarana penunjang
pengawasan;

28

c) Peningkatan

alokasi biaya

bagi profesionalisme

tenaga

pemeriksa dan aparatur pengawasan;


d) Peningkatan biaya untuk sistem pengawasan internal dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;
e) Peningkatan alokasi biaya untuk penataan dan penyempurnaan
kebijakan sistem dan prosedur pengawasan melalui penyusunan
dan perumusan Pedoman Operasional Pengawasan (POP) dan
Daftar Materi Pengawasan (DMP);
f) Peningkatan alokasi biaya koordinasi pengawasan yang lebih
komprehensif untuk fasilitasi kegiatan pelaksanaan Pakta
Integritas;
g) Peningkatan alokasi biaya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
baik Internal maupun eksternal;
h) Peningkatan Manajemen Mutu Pengawasan yang berstandar
ISO 9001 : 2000
1.5 KONTRIBUSI TERHADAP PELAKSANA-AN REVITALISASI
TINDAK

LANJUT

PERCEPATAN

PENINGKATAN

PELAYANAN PUBLIK KOTA BANDUNG


a. Menyusun Sistem dan Prosedur Penanganan Pengaduan
Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dalam
Program Reformasi Birokrasi;
b. Memfasilitasi

penanganan

pengaduan

masyarakat

yang

meliputi :
- Pengaduan tentang penyalahgunaan wewenang;
- Hambatan dalam pelayanan masyarakat;
- Pengaduan tentang tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN);
- Pengaduan tentang pelanggaran disiplin pegawai.

29

2. PENINGKATAN KINERJA YANG AKAN DICAPAI


a) Meningkatkan efektivitas Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi
(KORMONEV) pelaksanaan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004
Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dalam pelaksanaan
pengawasan terhadap Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi
(RAD-PK)

Kota Bandung 2009-2013

Berdasarkan Peraturan

Walikota Bandung No.;


b) Mengimplementasikan

program

Islands

of

Integrity

menuju

Pemerintah

(SPIP)

terwujudnya wilayah bebas korupsi;


c) Membangun

Sistem

Pengendalian

Intern

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 di


lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
d) Meningkatkan kualitas hasil pengawasan dalam rangka pencapaian
opini BPK-RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD);
e) Penataan kapasitas dan kualitas Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas
Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009;
f) Membangun kegiatan pemantauan Sistem Pengawasan Daerah yang
berbasis Teknologi Informasi (TI) yang transparan dan akuntabel
meliputi :
1.

Online Sistem Internal Pengawasan Daerah, yang terdiri dari :


a. Hasil Pengawasan Reguler;
b. Hasil Pemeriksaan khusus;
c. Hasil Pemeriksaan Tertentu;
d. Penangaanan Pengaduan Masyarakat;
e. Tindak lanjut Hasil Temuan Internal dan eksternal.

2. Website Sistem Informasi dan Partisipasi :


a. Pengaduan masyarakat;
b. Tindak lanjut hasil penanganan pengaduan masyarakat.

30

g) Membangun standar moral bagi Pejabat Pengawas Urusan


Pemerintah Daerah

(P2UPD)

dan

auditor

melalui

pembudayaan nilai-nilai strategis organisasi :


I

I N T E G R I T A S

N =

N O R M A T I F

S O L U S I

P =

P R O F E S I O N A L

E =

E F E K T I F dan E F I S I EN

K =

K O N S I S T E N

T =

T U N T A S

O =

O B Y E K T I F

R =

R E S P O N S I F

A =

A N T I S I P A T I F

T =

T E R P E R C A Y A

h) Pengembangan Manajemen Mutu Pengawasan yang berstandar ISO


9001 : 2000 di lingkungan Inspektorat yang lebih komprehensif;
i) Meningkatkan perangkat pendukung teknologi informasi penunjang
pelaksanaan pengawasan, sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan
serta fasilitas sarana prasarana gedung dan kantor yang representatif;
j) Mengoptimalkan anggaran Inspektorat yang memadai dan meningkat
setiap tahunnya yang dimanfaatkan untuk :
1. Tunjangan kelangkaan profesi;
2. Satuan biaya khusus bagi pengawasan;
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia bidang Pengawasan;
4. Penanganan pengaduan;
5. Pemeriksaan

dengan

tujuan

tertentu

atau

atas

Permintaan

31

Tujuan, Sasaran,

Program,dan Kegiatan

3.1 TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL


Dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun 2009
hingga tahun 2013, salah satunya adalah menuntaskan penanggulangan
penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktek-praktek KKN,
melalui penerapan prinsip-prinsip tata-pemerintahan yang baik (good
governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua
kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peningkatan efektivitas
pengawasan aparatur Negara melalui koordinasi dan sinergi pengawasan
serta percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan
pemeriksaan.
Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
Negara merupakan salah satu program dari Kementerian Negara PAN
yang bertujuan menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan
dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (sistem
AKIP) dalam mewujudkan aparatur yang bersih.

Sasaran yang akan

dicapai adalah terwujudnya sistem pengawasan dan audit, serta sistem


akuntabilitas kinerja yang efektif dan akuntabel di lingkungan aparatur
negara.
Peningkatan

pengawasan

dapat

dilakukan

dengan

cara

meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit


internal, audit eksternal dan pengawasan oleh masyarakat; menata dan
menyempurnakan kebijakan sistem struktur kelembagaan dan prosedur
pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan terukur;

32

menindaklanjuti

temuan

pengawasan;

meningkatkan

koordinasi

pengawasan yang lebih komprehensif (aparat pengawasan instansi


pemerintah,
penerapan

sistem

pengendalian

pengawasan

berbasis

manajemen);
kinerja,

dan

mengembangkan
mengembangkan

profesionalitas tenaga pemeriksa; mengembangkan dan meningkatkan


sistem informasi Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) dan
perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan, kode etik dan standar
audit; melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil
pengawasan dan meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum
untuk menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun
eksternal.

Selain itu dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional


Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka
Kreditnya, diharapkan dapat menjadi motivator bagi para aparatur
pengawasan untuk lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan
kualitas pengawasan.
Uraian yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu
pelaksanaan dari fungsi manajemen yaitu pengawasan.

Pengertian

pengawasan tersebut perlu ditanamkan kepada setiap pejabat pemerintah


dan masyarakat untuk menjamin terlaksananya perencanaan suatu
kegiatan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Setiap pejabat pemerintah dan masyarakat diharapkan turut
berpartisipasi dalam mewujudkan terciptanya tata kelola pemerintahan
yang baik.
Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 19
ayat (4) serta dalam rangka mensinergiskan kebijakan Pemerintah Daerah
Kota

Bandung

khususnya

aspek

pengawasan

pembangunan,

kemasyarakatan dan pemerintahan sebagaimana dimaksud

dalam

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 Tentang

33

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009


tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung
Tahun 2009-2013. Serta dengan telah terbitnya Peraturan Presiden Nomor
5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010-2014 jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomo 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan
harmonisasi rencana pembangunan yang terintegrasi baik dari tingkat
pusat, tingkat provinsi maupun tingkat Kota Bandung.
Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11
Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat
Kota Bandung, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di
daerah. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus
dapat melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan yang dilakukan
terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di
daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Paradigma Inspektorat saat ini adalah sebagai Quality Assurance
atau penjamin mutu dan Consulting Partner atau sebagai konsultan dan
Early Warning System, paradigmanya menjadi berubah yang tadinya
sebagai pemeriksa saat ini lebih ditekankan melakukan pembinaan kepada
seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bernaung di dalam
Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut sangat perlu dilakukan guna
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan
Pemerintah Kota Bandung.

34

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kota Bandung


selaku

unsur

pengawasan

penyelenggaraan

Pemerintah

Daerah

mempunyai fungsi :
1.

Perencanaan program pengawasan;

2.

Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

3.

Pemeriksaan,

pengusutan,

pengujian,

dan

penilaian

tugas

pengawasan;
4.

Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Inspektorat.


Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung

dituangkan melalui Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan


berpedoman pada kebijakan pengawasan. PKPT disusun didasarkan atas
prinsip keserasian, keterpaduan, dan menghindari temuan berulang serta
memperhatikan efisiensi anggaran dan efektifitas dalam penggunaan
sumberdaya manusia sehingga tumpang tindih kegiatan maupun anggaran
tidak terjadi.
Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat
Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota
Bandung yang didasarkan kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan pada
Inspektorat Kabupaten/Kota paling banyak 48 orang dan Peraturan
Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. Pemerintah Kota
Bandung dalam hal ini Inspektorat Kota Bandung telah mengusulkan dan
mendapatkan persetujuan pengangkatan staf dan Kepala Seksi di
Inspektorat melalui penyesuaian/inpassing sejumlah 41 orang, sesuai
dengan pasal 30 ayat (1) dengan persetujuan Inspektur Jenderal
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 830/541/A.4/IJ

35

tanggal 21 April 2011 perihal Penetapan Penyesuaian/Inpassing dalam


Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan. Dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota Bab III pasal 18
menyebutkan Apabila Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah telah
ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka Jabatan
Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus. Didasarkan kepada ke
2 (dua) peraturan perundangan tersebut maka dilakukan penyesuaian
dengan dihilangkannya jabatan Kepala Seksi

dengan telah terbitnya

Keputusan Walikota Bandung Nomor 700/Kep.697-BKD/2011 Tanggal


14 September 2011 tentang Penyesuaian/inpassing dalam Jabatan
Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
(P2UPD) dan Angka Kreditnya pada Inspektorat Kota Bandung.
Berdasarkan hal itu maka peraturan perundangan yang berkaitan dengan
susunan organisasi dalam proses revisi yang disesuaikan dengan kedua
peraturan perundangan tersebut.

3.2 TUJUAN
Untuk mewujudkan hasil yang akan dicapai selama periode
perencanaan, Inspektorat Kota Bandung merumuskan tujuan yang terkait
dengan misi, yaitu :
3.2.1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
3.2.1. Terwujudnya aparatur yang profesional dan akuntabel, dalam
rangka meningkatkan pelayanan publik yang optimal.

36

3.3

SASARAN
Perumusan sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai pada
masing-masing tahun dan indikator sasarannya, terdiri dari:
3.3.1

Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi


tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;
Indikator sasaran:

Cakupan pemeriksaan reguler (%).

Cakupan evaluasi kinerja/LAKIP (%).

Jumlah

Laporan

Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

(Dokumen).

3.3.2

Persentase tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan (%).

Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat (%).

Meningkatnya
pemerintah dan

kemampuan
sarana

aparat

pengawas

intern

penunjang operasional dalam

meningkatkan kualitas pengawasan;


Indikator sasaran:
Persentase pengawas lulus sertifikasi (%).
Jumlah aparat pengawas dan aparat penunjang pengawasan
yang mengikuti diklat dan bimtek penunjang pelaksanaan
pengawasan (Orang).
Jumlah aparat pengawas dan aparat penunjang pengawasan
yang mengikuti pembinaan jasmani dan rohani (Orang).
Persentase ketersediaan sarana penunjang operasional (%).
3.4.

RENCANA PROGRAM
Dalam rangka mewujudkan sasaran-sasaran strategis yang
telah dirumuskan diatas, dilakukan dengan menetapkan programprogram yang selaras dengan pencapaian indikator sasaran.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Bandung 2009-2013, terdapat 1 (satu) program dalam Misi ke-5

37

yang dapat digunakan dan selaras dengan urusan pemerintahan yang


menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung, yaitu : Program
Pengawasan Pembangunan Daerah.
Selain program tersebut di atas, terdapat program yang
bersifat penunjang terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Inspektorat Kota Bandung, meliputi:
1.

Program administrasi perkantoran.

2.

Program

peningkatan

sarana

dan

prasarana

pendukung

operasional.
3.

Program peningkatan disiplin aparatur.

3.5. KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan yang selaras dengan program yang


dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung digambarkan sebagai
berikut :

NO.

PROGRAM

KEGIATAN

1
1.

2
Pelayanan Administrasi
Perkantoran

3
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik
3. Penyediaan Jasa Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
4. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perijinan Kendaraan Dinas/Operasional
5. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
6. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
7. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
8. Penyediaan Alat Tulis Kantor
9. Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan
10. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik
11. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundangan-Undangan
12. Penyediaan Makanan dan Minuman

38

13. Penyediaan Rapat-Rapat Koordinasi dan


Konsultasi ke Luar Daerah
2.

Peningkatan Sarana dan


Prasarana

3.

Peningkatan Disiplin
Aparatur

4.

Pengawasan
Pembangunan Daerah.

5.

Pembinaan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kapasitas
Aparatur.

1. Pengadaan
Kendaraan
Dinas
dan
Operasional
2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
4. Pengadaan Mebelair Kantor
5. Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Gedung
Kantor
6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan
Gedung Kantor
8. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair
1. Pengadaan
Pakaian
Dinas
beserta
Perlengka pannya
2. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan beserta
Perlengkapannya
3. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari
Tertentu beserta Perlengkapannya
1. Pelaksanaan Pengawasan Internal secara
Berkala
2. Penanganan Kasus Pengaduan di
Lingkungan Pemerintah Daerah
3. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
4. Inventarisasi Temuan Pengawasan
5. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
6. Koordinasi Pengawasan yang lebih
Komprehensif
7. Evaluasi Berkala Temuan Hasil
Pengawasan
1. Pelatihan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan
2. Pembinaan SDM Aparat Pengawasan
Fungsio nal
3. Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
Auditor
4. Penyusunan Naskah Akademik Kebijakan
Sistim dan Prosedur Pengawasan
5. Penyusunan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan

39

Penutup

Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013


merupakan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang sejalan dengan
Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menerangkan bahwa SKPD diwajibkan
untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja
selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan
perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Renstra
SKPD kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional.
Sebagai

sebuah dokumen resmi SKPD,

Renja

SKPD

mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara


perencanaan pada Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai implementasi
pelaksanaan strategis jangka menengah daerah (RPJMD) dan Renstra
SKPD yang menjadi satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi
dan Misi Daerah.
Harapan kami, Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2013, menjadi pedoman dalam pelaksanaan Program dan
Kegiatan Inspektorat Kota Bandung pada Tahun 2013 serta dapat
dijadikan dasar dalam mengukur tingkat keberhasilan Inspektorat Kota
Bandung dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan yang
baik (Good Governance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean
Government) di Kota Bandung sehingga dapat lebih akuntable dan
transparans kepada seluruh stakeholders pemerintah Kota Bandung

40

yang merupakan dasar dalam mengukur keberhasilan Inspektorat Kota


Bandung dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi Pemerintah
Daerah Kota Bandung.

41

Anda mungkin juga menyukai