Anda di halaman 1dari 46

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

EVALUASI PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR RAKYAT


PADA SATKER TUGAS PEMBANTUAN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Jakarta, 3 Desember 2020


01 PEJABAT PERBENDAHARAAN
NEGARA

2
TATA CARA PEMBAYARAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN
(PMK Nomor 190/PMK.05/2012)

3
6
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
SATKER TUGAS PEMBANTUAN
Pasal 8 PMK Nomor 190/PMK.05/2012

ayat (3)
 Penunjukan KPA atas pelaksanaan Tugas Pembantuan dilakukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/ Walikota 

ayat (4)
KPA  Dalam rangka percepatan pelaksanaan anggaran, Menteri/Pimpinan
Lembaga dapat mendelegasikan penunjukan KPA atas pelaksanaan
Urusan Bersama dan Tugas Pembantuan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota 

4
TUGAS & WEWENANG KPA

1 2
menetapkan PPK untuk melakukan tindakan
Menyusun DIPA yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja Negara

Menetapkan PPSPM untuk melakukan Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat


pengujian tagihan dan perintah
pembayaran atas beban anggaran
belanja Negara
3 4 dalam pelaksanaan kegiatan dan
pengelola anggaran/keuangan

6
Menetapkan rencana pelaksanaan Memberikan supervisi dan konsultasi
kegiatan dan rencana penarikan
dana 5 dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan
dana

57 8
Mengawasi penatausahaan dokumen menyusun laporan keuangan dan kinerja
dan transaksi yang berkaitan dengan atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran peraturan perundang-undangan

5
TANGGUNG JAWAB KPA
01 Mengesahkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana

Merumuskan standar operasional agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan tentang
02 pengadaan barang/jasa pemerintah

Menyusun sistem pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas beban APBN dilaksanakan sesuai
03 dengan peraturan perundang-undangan

Melakukan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/jasa sesuai dengan keluaran (output)
04 yang ditetapkan dalam DIPA

Melakukan monitoring dan evaluasi agar pembuatan perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa dan pembayaran atas beban
05 APBN sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA serta rencana yang telah ditetapkan

Merumuskan kebijakan agar pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan
06 dalam DIPA

Melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dalam
07 rangka penyusunan laporan keuangan
6
TUGAS & WEWENANG PPK (1)

01 06
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan Mengendalikan pelaksanaan
rencana penarikan dana berdasarkan DIPA perjanjian/kontrak

02
Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Menguji dan menandatangani surat bukti
Barang/Jasa
07 mengenai hak tagih kepada negara

Membuat, menandatangani dan


03 melaksanakan perjanjian/kontrak dengan
Penyedia Barang/Jasa
 menguji kebenaran materiil dan keabsahan
surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada
negara; dan/atau

 menguji kebenaran dan keabsahan


04 Melaksanakan kegiatan swakelola
dokumen/surat keputusan yang menjadi
persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja
pegawai
Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas
05 perjanjian/ kontrak yang dilakukannya

7
TUGAS & WEWENANG PPK (2)
08 Membuat dan menandatangani SPP Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang

Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
12 berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan

09 kegiatan kepada KPA, yaitu pelaksanaan


kegiatan, penyelesaian kegiatan, penyelesaian  menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan
barang/jasa
tagihan kepada negara
Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan  memastikan telah terpenuhinya kewajiban
10 kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara
Penyerahan
pembayaran kepada negara oleh pihak yang
mempunyai hak tagih kepada negara

 mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan


Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
11
berdasarkan prestasi kegiatan
dokumen pelaksanaan kegiatan
 memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian
tagihan kepada negara

 menetapkan besaran uang muka yang akan


dibayarkan kepada penyedia barang/jasa

8
PENGUJIAN YANG DILAKUKAN PPK DALAM
MENERBITKAN SPP

kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa


kelengkapan dokumen tagihan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah
terima barang/jasa dengan dokumen
perjanjian/kontrak
kebenaran perhitungan tagihan

kebenaran, keabsahan serta akibat yang timbul dari


penggunaan surat bukti mengenai hak tagih kepada
kebenaran data pihak yang berhak menerima
negara
pembayaran atas beban APBN

kesesuaian spesifikasi teknis dan volume ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan
barang/jasa sebagaimana yang tercantum dalam sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah
perjanjian/ kontrak dengan barang/jasa yang terima barang/jasa dengan dokumen
diserahkan oleh penyedia barang/jasa perjanjian/kontrak

9
TUGAS & WEWENANG PPSPM (1)
Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung
• kelengkapan dokumen pendukung SPP
• kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
• kebenaran pengisian format SPP
• kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
• ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
• kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai
• kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa
• kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan
• kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;
• kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
• kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak

Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi


persyaratan untuk dibayarkan

10
TUGAS & WEWENANG PPSPM (2)
Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung
Membebankan tagihan pada mata Menyimpan dan menjaga keutuhan
anggaran yang telah disediakan seluruh dokumen hak tagih

Menerbitkan SPM Melaporkan pelaksanaan pengujian


 mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dan perintah pembayaran kepada KPA
dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada
kartu pengawasan DIPA
 menandatangani SPM; dan Melaksanakan tugas dan wewenang
 memasukkan Personal Identification Number lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
(PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pengujian dan perintah pembayaran
pada ADK SPM

11
BENDAHARA PENGELUARAN

Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara


Bendahara Pengeluaran (BP) Pengeluaran, penetapan Bendahara Pengeluaran tahun
anggaran yang lalu masih tetap berlaku
Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat
didelegasikan kepada Kepala satker Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker
Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara
terikat periode tahun anggaran Pengeluaran

Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/


dan PPK, serta kepada Kepala KPPN dalam rangka pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) sementara bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh
administrasi keuangan
Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap
oleh KPA, PPK atau PPSPM

12
PELAKSANAAN TUGAS KEBENDAHARAAN
BENDAHARA PENGELUARAN
Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan
1 membukukan uang/surat berharga dalam
pengelolaannya

Melakukan pengujian dan pembayaran


2 berdasarkan perintah PPK

Menyetorkan pemotongan/pemungutan Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang


kewajiban kepada negara ke kas negara 6 3 diterbitkan oleh PPK

Menolak perintah pembayaran apabila tidak


Mengelola rekening tempat penyimpanan UP
7 4 memenuhi persyaratan untuk dibayarkan

Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Melakukan pemotongan/pemungutan


(LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN 8 5 penerimaan negara dari pembayaran yang
dilakukannya

13
02 PENYELESAIAN TAGIHAN NEGARA

14
PENYELESAIAN TAGIHAN (1)
Penyediaan Dana
1. Alokasi dana dicantumkan dalam DIPA;
2. Dalam hal pagu anggaran dalam DIPA tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan, KPA melakukan revisi DIPA sesuai ketentuan Revisi DIPA;
3. KPA wajib memperhatikan sisa pagu DIPA sebelum membuat perikatan.

Mekanisme Pembayaran

1. Pembayaran tagihan belanja atas beban APBN untuk belanja pegawai/non pegawai dilaksanakan dengan mekanisme LS;
2. Pembayaran dengan mekanisme LS dilaksanakan ke rekening Pihak Ketiga/Penerima Pembayaran atau ke Rekening Bendahara;
3. Dalam hal pembayaran dengan mekanisme LS tidak dapat dilaksanakan, dapat dilakukan dengan mekanisme UP;
4. PPK harus menyatakan bahwa pembayaran tersebut tidak dapat dilakukan dengan mekanisme LS disertai alasan yang jelas;
5. Pernyataan PPK dilampirkan dalam pengajuan SPP.

Pengadaan Barang/Jasa
Pengadaan barang/jasa berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa pemerintah

15
PENYELESAIAN TAGIHAN (2)
Perjanjian/Kontrak Pengadaan brg/jasa
Percepatan Pengadaan Barang/Jasa
Pembuatan
Komitmen
RKAKL
1. Belanja Pegawai; disahkan DPR
2. Perjadin ;
3. Kegiatan swakelola
Penetapan keputusan termasuk honorarium
4. Belanja Bansos dalam Biaya Lelang alokasi Biaya Lelang
bentuk uang Proses Lelang
TA berjalan/revisi dicatat sbg KDP

Langsung
Pencatatan 5 hari kerja Tanda tangan
Perjanjian/kontrak KPPN kontrak/perjanjian
Komitmen
setelah DIPA
Email disahkan dan
berlaku efektif
1. Nama, kode satker, fungsi, sub fungsi, program, kegiatan, output, akun;
2. Nomor dan tanggal DIPA;
3. Nomor, nilai dan tanggal kontrak;
4. Uraian pekerjaan yg diperjanjikan;
5. Data penyedia barang/jasa;
6. Jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan;
7. Sanksi, adendum, cara pembayaran.

16
PENYELESAIAN TAGIHAN (3)
LS

UP

Tagihan Penyedia Bendahara


Penerima Hak berdasarkan Satker KPPN brg/jasa Pengeluaran
Bukti yg sah
LS
Bukti yang sah : Bukti yang sah :
1. Bukti perjanjian/kontrak 1. Surat keputusan;
2. Nama & No Rek penyedia 2. Surat tugas/SPD;
barang/jasa; 3. Daftar penerima
3. BAPP; pembayaran;
Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum brg/jasa 4. BAST; 4. Dok pendukung lainnya.
diterima 5. Jaminan;
6. Dok lain sesuai ketentuan
Dalam hal karena sifatnya pembayaran harus dilakukan
Pengadaan
terlebih dahulu, pembayaran dapat dilakukan sebelum
brg/jasa
brg/jasa diterima Surat penjelasan (10 hari kerja belum mengajukan tagihan)

Pembayaran pengadaan brg/jasa dapat dilakukan terlebih Tagihan


Penyedia 5 hari kerja
dahulu sebelum brg/jasa diterima dengan jaminan berdasarkan PPK
brg/jasa
Bukti yg sah

17
MEKANISME PEMBAYARAN UP
(PMK Nomor 178/PMK.05/2018  perubahan PMK 190/PMK.05/2012)

Jenis belanja: Batasan nilai belanja Pengawasan UP


*Barang, paling tinggi 50 juta
*Modal
Pagu UP Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, 1 (satu) bulan sejak
*Lain-lain
SP2D-UP Tunai diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP Tunai.
Max. Rp100
< Rp2,4 M juta
Besaran UP Rp2,4 M s.d. Max. Rp200 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan
Rp6 M
juta penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% (dua puluh lima persen).
> Rp6 M Max.
Rp500 juta

UP 1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala
TUP Untuk kegiatan mendesak, KPPN memotong UP sebesar 50% (lima puluh persen).
(Tunai &
KKP) Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:
Untuk UP setelah
 memperhitungkan potongan UP dlm SPM dan/atau
Pertanggungja dibelanjakan min 50 %
 menyetorkan ke Kas Negara.
waban
UP/TUP
Proporsi UP Tunai Potongan UP Pengembalian UP dicatat dalam
dan KKP sebesar Untuk TUP dapat pada SPM pengawasan
60% dan 40% dilakukan secara bertahap
Pemotongan
UP
Pertanggungja
waban UP Setor ke Kas Pengembalian UP dicatat dalam
Melalui BP Negara pengawasan
BPP

18
MEKANISME PEMBAYARAN TUP
Penilaian TUP oleh KPPN
UP tidak cukup membiayai kegiatan

Rincian rencana Pengeluaran bukan merupakan


Dipergunakan dan pengeluaran yang harus LS
dipertanggungjawabkan
paling lama 1 bulan
Syarat TUP Pengeluaran yang akan dilakukan masih/cukup tersedia
Tidak digunakan untuk dananya
kegiatan yang seharusnya Permintaan
LS TUP
TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan
TUP seluruhnya

Rincian penggunaan TUP


TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke
Permintaan kas negara
TUP
Surat yang memuat syarat
TUP Sebagian/seluruhnya
Persetujuan
TUP
KPA
Diajukan ke KPPN mempertanggungjawabkan
Pengajuan TUP yg telah digunakan
TUP
Dapat lebih 1 bulan KPA menyatakan sanggup
mempertanggungjawabkan
1 bulan berikutnya
19
MEKANISME PENERBITAN SPP
SPP LS SPP UP

Bukti yang sah :


1. Bukti perjanjian/kontrak UP/TUP : 2 Hari Kerja
Batas waktu GUP : 4 Hari Kerja
2. Nama & No Rek penyedia
Penerbitan PTUP : 3 Hari Kerja
barang/jasa;
Pengadaan 3. BAPP;
brg/jasa 4. BAST;
5. Jaminan;
6. Dok lain sesuai ketentuan
Daftar Rincian Pembayaran

SPP
Bukti yang sah : Bukti Pengeluaran yang sah beserta
LS 1. Surat keputusan; SPP faktur pajak dan SSP
GUP
Lainnya
2. Surat tugas/SPD; UP
3. Daftar penerima
pembayaran; Bukti penerimaan barang/jasa
4. Dok pendukung lainnya.

Rincian Penggunaan Dana


Batas waktu
Penerbitan 5 Hari kerja
Surat Pernyataan KPA
TUP

Surat Persetujuan Kepala KPPN

20
SURAT PERINTAH BAYAR (SPBy)
Kuitansi/bukti pembelian

Bukti Pengeluaran Nota/bukti penerimaan

Bukti perpajakan

Kelengkapan perintah pembayaran

Pemeriksaan kebenaran hak tagih


SPBy Pengujian BP

Kesesuaian capaian keluaran

Ketepatan akun 6 digit

Rencana pelaksanaan kegiatan/ pembayaran yg disetujui KPA

Uang muka kerja Kebutuhan dana

Batas waktu pertanggungjawaban

21
MEKANISME PENERBITAN SPM

Pemeriksaan Sesuai tugas PPSPM


& pengujian
Keabsahan dokumen pendukung PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
SPM diterbitkan

SPM untuk pembayaran belanja pegawai disampaikan kepada KPPN paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) sebelum bulan pembayaran

Bukti
SPM pengeluaran
Disimpan PPSPM Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan oleh petugas pengantar SPM yang sah
dan ditetapkan oleh PA/KPA dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Petugas Pengantar SPM menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dan
ADK SPM melalui Front Office Penerimaan SPM pada KPPN;
2. Petugas Pengantar SPM harus menunjukkan Kartu Identitas Petugas Satker
(KIPS) pada saat menyampaikan SPM kepada Petugas Front Office; dan
3. Petugas Pengantar SPM merupakan Pegawai Negeri Sipil pada satker.
UP : surat pernyataan KPA

Lampiran SPM TUP : surat persetujuan KPPN

LS : SSP atau daftar nominatif

22
MEKANISME PENERBITAN SP2D
Kelengkapan SPM
Penelitian KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker belum mengirimkan data
SPM perjanjian/kontrak untuk pembayaran melalui SPM-LS kepada penyedia
Kebenaran SPM barang/jasa

Kesesuaian tandatangan
Penyelesaian SP2D dilakukan dengan prosedur standar operasional dan
Penulisan jumlah angka dan norma waktu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
Kebenaran
SPM huruf

Kebenaran penulisan SPM Pencairan dana berdasarkan SP2D dilakukan melalui transfer dana dari
SP2D rekening kas umum negara kepada rekening pihak penerima yang ditunjuk
pada SP2D
Kebenaran perhitungan angka

Ketersediaan dana Bank menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPPN dalam hal
terjadinya kegagalan transfer dana/retur
Kesesuaian tagihan dengan
Pengujian data kontrak
SPM
Persyaratan pencairan dana

Kesesuaian nilai potongan


pajak

23
ALUR PENERBITAN SPP-GUP MENJADI SP2D

24
ALUR PENERBITAN SPP-LS MENJADI SP2D (Non Belanja Pegawai)

25
CAPAIAN REALISASI ANGGARAN

03 SATKER TUGAS PEMBANTUAN TA


2020

26
Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perdagangan Dalam Negeri TA 2020
Realisasi Anggaran (Per Jenis Belanja)
(dalam Rupiah)

Jenis Blokir
No Pagu APBN Pagu DIPA Realisasi % Real Sisa Anggaran % Sisa
Belanja
1 Pegawai 39.573.600.000 39.573.600.000 27.935.078.696 70,6% 11.638.521.304 29,4% -

2 Barang 1.062.066.040.000 1.169.231.442.000 827.583.698.982 70,8% 341.647.743.018 29,2% -

3 Modal 4.116.874.000 2.963.906.000 2.231.363.440 75,3% 732.542.560 24,7% -

Total 1.105.756.514.000 1.211.768.948.000 857.750.141.118 70,8% 354.018.806.882 29,2% -


(MEBE, Per 30 November 2020)

Catatan
 Total alokasi anggaran Ditjen Perdagangan Dalam Negeri TA 2020 setelah penyesuaian adalah sebesar Rp1.211,7 miliar, mengalami
penambahan sebesar Rp106 miliar dari pagu APBN.
 Alokasi anggaran Ditjen Perdagangan Dalam Negeri pada TA 2020 merupakan Unit Eselon I dengan total pagu tertinggi lingkup
Kementerian Perdagangan, yaitu dengan alokasi sebesar 41,5% dari alokasi total pagu Kementerian Perdagangan.
 Jenis belanja pada Ditjen Perdagangan Dalam Negeri yang mengalami penurunan di banding Pagu APBN adalah pada Belanja Modal
sebesar Rp1,1 miliar, sedangkan pada Belanja Barang mengalami kenaikan sebesar Rp107,1 miliar, hal ini salah satunya terkait
penambahan alokasi anggaran pembangunan pasar rakyat pada Satker Tugas Pembantuan.
 Total realisasi anggaran per tanggal 30 November 2020 adalah sebesar Rp857 miliar atau 70,8%.

27
Komposisi Anggaran Ditjen Perdagangan Dalam Negeri TA 2020
(dalam Rupiah)
∑ % Pagu
No Kewenangan Pagu Realisasi % Real
Satker Total
KP (68,1%)
1 KP 5 824.670.501.000 68,1% 706.137.522.031 85,6%

2 DK 34 22.948.447.000 1,8% 14.104.239.732 61,5%

3 TP 131 364.150.000.000 30,1% 137.508.379.355 37,8%

Total 170 1.211.768.948.000 857.750.141.118 70,8% DK (1,8%)


(MEBE, Per 30 November 2020)
Catatan
706.1
800.0  Sesuai Kewenangan, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri terdiri dari
700.0
(Miliar Rupiah) Kantor Pusat (KP), Dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP).
600.0 364.2  Pada TA 2020, jumlah Satker lingkup Ditjen PDN sebanyak 170
500.0
Satker, terdiri dari 5 Satker KP, 34 Satker DK dan 131 Satker TP.
400.0
137.5  Pagu tertinggi terdapat pada Satker kewenangan KP, dengan total
300.0
200.0
82.4
22.9 14.1
pagu sebesar Rp824,6 miliar (68,1% pagu Ditjen PDN) dengan
100.0 realisasi sebesar Rp706,1 miliar(85,6%).
-  Jumlah Satker terbanyak terdapat pada Kewenangan Tugas
KP DK TP Pembantuan, dengan total 131 Satker tersebar pada Kab/Kota
dengan tugas utamanya terkait program Revitalisasi/Pembangunan
Pagu Realisasi Pasar Rakyat.

28
Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perdagangan Dalam Negeri
Realisasi Anggaran (Per BKPK) (dalam Rupiah)
No Kode Kelompok Akun APBN DIPA Realisasi % Real Sisa Anggaran % Sisa
1 5111 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 14.920.923.000 16.270.923.000 14.856.097.817 91,3% 1.414.825.183 8,7%
2 5122 Belanja Lembur 1.304.070.000 1.304.070.000 176.701.000 13,5% 1.127.369.000 86,5%
3 5124 Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito 23.348.607.000 21.998.607.000 12.902.279.879 58,7% 9.096.327.121 41,3%
SUB TOTAL 39.573.600.000 39.573.600.000 27.935.078.696 70,6% 11.638.521.304 29,4%
4 5211 Belanja Barang Operasional 9.773.193.000 14.622.245.000 9.270.524.113 63,4% 5.351.720.887 36,6%
5 5212 Belanja Barang Non Operasional 34.070.045.000 587.106.231.000 577.078.337.862 98,3% 10.027.893.138 1,7%
6 5218 Belanja Barang Persediaan 12.485.689.000 11.253.090.000 6.858.337.282 60,9% 4.394.752.718 39,1%
7 5221 Belanja Jasa 117.405.550.000 73.283.252.000 45.325.851.453 61,9% 27.957.400.547 38,1%
8 5231 Belanja Pemeliharaan 2.831.638.000 2.845.000.000 1.556.754.928 54,7% 1.288.245.072 45,3%
9 5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 168.701.725.000 83.443.325.000 43.753.258.071 52,4% 39.690.066.929 47,6%
10 5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 7.203.478.000 145.600.000 0 0,0% 145.600.000 100,0%
Belanja Barang untuk diserahkan kepada
11 5261 87.017.624.000 45.662.449.000 8.412.546.000 18,4% 37.249.903.000 81,6%
masyarakat/Pemda
Belanja Barang Fisik dan Penunjang Dana
12 5262 Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk 622.577.098.000 347.491.075.000 133.127.418.101 38,3% 214.363.656.899 61,7%
diserahkan kepada pemerintah daerah
Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada
13 5263 0 3.379.175.000 2.200.671.172 65,1% 1.178.503.828 34,9%
masyarakat/Pemda
SUB TOTAL 1.062.066.040.000 1.169.231.442.000 827.583.698.982 70,8% 341.647.743.018 29,2%
14 5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 3.159.377.000 2.324.415.000 1.975.703.440 85,0% 348.711.560 15,0%
15 5331 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 200.000.000 200.000.000 98.560.000 49,3% 101.440.000 50,7%
16 5361 Belanja Modal Fisik Lainnya 757.497.000 439.491.000 157.100.000 35,7% 282.391.000 64,3%
SUB TOTAL 4.116.874.000 2.963.906.000 2.231.363.440 75,3% 732.542.560 24,7%
TOTAL 1.105.756.514.000 1.211.768.948.000 857.750.141.118 70,8% 354.018.806.882 29,2%

29
Tren Realisasi Anggaran Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (2017 – 2020)
90% 85% 100.0% 85.4%
76.9%
80% 70% 90.0%
Ditjen PDN Kantor Pusat 80.2%
83.1%
70% 80.0% 78.5% 80.0% 81.4%
53%
60% 62% 73.63%
70.0%
54% 55% 57% 60.0% 61.88%
50%
50.0%
40% 37.47% 40.0% 2.17% 3.59%
30% 0.97% 2.59% 33.44%
1.67%
25.03% 30.0% 29.07%
03% 3.8% 5.39% 24.18% 26.37%
20% 00% 01% 04% 05% 17.21% 20.0% 0.5% 2.0% 5.1% 7.0% 22.35%
13.06%
10% 10.38% 10.0%
20.52%
00% 0.0%
9.19%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

2017 2018 2019 Tren 3 tahun 2020 2017 2018 2019 Tren 3 tahun 2020

100.0% 100%
70.03%89.7% 89%
90.0% 90%
Dekonsentrasi 86.14% Tugas Pembantuan 85.27%
80.0% 56.56% 80%
70.0% 42.37% 70%
60.0% 33.83% 61.5% 60%
40.23%
50.0% 26.49% 50%
45.9%
40.0% 2.02% 19.3% 39.7% 40% 21.13%
6.32% 13.07% 00% 00% 3.77%
30.0% 30% 00% 9.44%
10.0% 00% 15% 35%
20.0% 0.0% 0.0% 0.4% 4.2% 32.6% 20% 00% 0.00% 0.00% 00%
0.47%
0.00% 02%
10.0% 25.9% 10% 0.04% 00% 00%
18.05%
0.0% 00%
-10.0% JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES -10% JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

2017 2018 2019 Tren 3 tahun 2020 2017 2018 2019 Tren 3 tahun 2020

30
Pagu dan Realisasi Anggaran Kewenangan Tugas Pembantuan (TP)
Pagu Tugas Pembantuan Tahun 2020 (per Jenis BKPK) (dalam rupiah)
No BKPK Uraian Pagu Real % 322.1 M
1 5211 Belanja Barang Operasional 4.254.693.000 1.778.547.000 41,8%
115 Satker
2 5212 Belanja Barang Non Operasional 1.479.300.000 580.661.580 39,3%
3 5218 Belanja Barang Persediaan 907.913.000 298.288.501 32,9%
4 5221 Belanja Jasa 6.000.000 800.000 13,3% 137.5 M
Pagu
5 5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 10.011.019.000 1.722.664.173 17,2%
42 M Realisasi
Belanja Barang Fisik dan Penunjang Dana 16 Satker
6 5262 Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk 347.491.075.000 133.127.418.101 38,3%
diserahkan kepada Pemda 0M

TOTAL 364.150.000.000 137.508.379.355 37,8%


Sudah Realisasi Belum Realisasi
CATATAN
 Output utama Satker Tugas Pembantuan pada Ditjen Perdagangan Dalam Negeri adalah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat.
 Jumlah Satker Tugas Pembantuan pada TA 2020 ada sebanyak 131 Satker.
 Pada tahun 2020 anggaran untuk output Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat sebesar Rp364,1 miliar tersebar pada 131 Kab/Kota.
 Sampai dengan tanggal 30 November 2020, realisasi anggaran seluruh Satker Tugas Pembantuan Ditjen PDN adalah sebesar Rp137,5 miliar (37,8%), terdiri dari
115 satker dengan realisasi Rp137,5 miliar dan 16 Satker belum terdapat realisasi.

31
Capaian dan Kendala Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat (2015-2020)
(Miliar rupiah)
Pembangunan Pasar
No. Tahun Sumber Dana Anggaran Realisasi
Rencana Terbangun
1 2015 Tugas Pembantuan 186 163 1.371,1 1.229,9
2 2016 Tugas Pembantuan 169 129 1.288,5 1.094,4
3 2017 Tugas Pembantuan 241 205 1.479,5 1.351,9
4 2018 Tugas Pembantuan 292 216 1.401,9 1.248,2
5 2019 Tugas Pembantuan 229 214 1.029,9 916,9
6 2020 Tugas Pembantuan 143 On Progress 364,1 137,5
Total 1.117 927 6.935,00 5.978,8

CATATAN
 Dari tahun 2015, realisasi Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat selalu dibawah rencana pembangunan, dengan persentase tertinggi terdapat
pada tahun 2019, yaitu terbangun 214 pasar dari rencana sebanyak 229 pasar.
 Beberapa kendala Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Terlambatnya penerbitan DIPA Satker Tugas Pembantuan yang sebagian besar terbit pada Triwulan II, sehingga Satker tidak cukup waktu untuk
melakukan pelelangan pembangunan pasar;
2. Surat Keputusan Menteri Perdagangan terkait penunjukan Pejabat perbendaharaan pada Satker Tugas Pembantuan yang membutuhkan waktu
cukup lama;
3. Perubahan kebijakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terkait lokasi pembangunan pasar

32
10 Satker Realisasi Tertinggi Satker Tugas Pembantuan TA 2020
(dalam rupiah)
No Kode Satker Nama Satker Jumlah Pagu Realisasi % Realisasi
1 032544 DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI 3.000.000.000 2.913.991.000 97,1%
DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
2 401796 3.000.000.000 2.839.598.400 94,7%
KABUPATEN KOLAKA TIMUR
3 401801 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BIAK NUMFOR 2.500.000.000 2.241.766.600 89,7%
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
4 401798 2.500.000.000 1.916.740.700 76,7%
KABUPATEN BUTON SELATAN
5 401786 DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BARITO UTARA 2.500.000.000 1.845.589.000 73,8%
6 119303 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Empat Lawang 2.500.000.000 1.835.729.500 73,4%
7 185159 DINAS PERDAGANGAN KOTA PARE-PARE 3.000.000.000 2.175.751.100 72,5%
8 401797 DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN BUTON 3.000.000.000 2.171.836.600 72,4%
DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN
9 403727 2.500.000.000 1.803.549.100 72,1%
BENGKULU SELATAN
DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL KAB.
10 200631 2.500.000.000 1.760.702.060 70,4%
BOMBANA

CATATAN
 Persentase tertinggi penyerapan Satker Tugas Pembantuan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri terdapat pada Satker Dinas Perdagangan, Perindustrian,
Kabupaten Boyolali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp2,91 miliar atau mencapai 97,1%.
 Masih terdapat 16 Satker Tugas Pembantuan yang sampai 30 November belum terdapat realisasi. Mengingat waktu efektif tahun 2020 kurang dari 1
bulan, agar Satker dapat segera merealisasikan anggarannya.

33
Informasi Data Kontrak Satker Tugas Pembantuan TA 2020
∑ Kontrak Penandatanganan Kontrak
1 195 Kontrak

Bulan Pagu Kontrak Realisasi
Kontrak
Pagu Terkontrak
2 276,4 miliar Sep 98 137.173.093.702 67.440.797.755
Okt 96 139.167.155.864 55.243.726.922

Total Realisasi Nov 1 96.008.000 -


3 122,6 M / 44,4%
195 276.436.257.566 122.684.524.677

Informasi
 Kontrak pengadaan barang/jasa yang ditandatangani mendekati akhir tahun
anggaran akan menyebabkan terjadinya penumpukan pengajuan tagihan Jatuh Tempo Kontrak
pada akhir tahun.

 Jumlah kontrak pada Satker TP yang ditandatangani pada bulan September Bulan Pagu Kontrak Realisasi
Kontrak
dan Oktober 2020 adalah sebanyak 194 Kontrak, dengan total pagu sebesar
Rp276,4 miliar. Hal tersebut dikarenakan DIPA Satker TP baru terbit pada Nov 1 2.913.991.000 2.913.991.000
bulan Agustus 2020. Des 194 273.522.266.566 119.770.533.677
 Jumlah kontrak jatuh tempo terbanyak terdapat pada bulan Desember 195 276.436.257.566 122.684.524.677
2020, sehubungan dengan pekerjaan fisik berupa Pembangunan Pasar
Rakyat TA 2020 pada Satker TP yang penyelesaiannya pada akhir Desember
2020, dengan total tagihan sebesar Rp273,5 miliar.

34
Prinsip Penyelesaian Pekerjaan Akhir Tahun
Pekerjaan dari suatu kontrak tahunan yang dibiayai dari Rupiah
Murni, harus selesai pada akhir masa kontrak dalam Tahun
Anggaran berkenaan.

Dalam hal pekerjaan tidak Sisa nilai pekerjaan yang tidak


terselesaikan sampai dengan akhir terselesaikan s.d akhir TA tidak dapat
Tahun Anggaran, penyelesaian sisa diluncurkan ke TA Berikutnya
pekerjaan dapat dilanjutkan ke Tahun
Anggaran Berikutnya sepanjang Sisa nilai pekerjaan tidak dapat
memiliki DIPA TA berikutnya ditambahkan (on top) ke dalam anggaran
TA Berikutnya

fisik uang

35
PENERIMAAN & PENGELUARAN

04 NEGARA PADA AKHIR TAHUN


ANGGARAN 2020

36
Pengajuan SPM-LS Kontraktual
PENGELUARAN
SPM LS Kontraktual
Pengajuan SPM Tanggal 1 Oktober 2020 s.d. 16 Desember 2020
• Kontrak sampai dengan tanggal 30 November 2020 didaftarkan paling lambat 3 Desember.
• Kontrak setelah 30 November 2020 harus sudah didaftarkan 5 HK setelah ditandatangani.
• Ketentuan pengajuan SPM LS Kontraktual diatur sejak 1 Oktober 2020 dengan percepatan
penyampaian SPM ke KPPN.
Batas Waktu Penyelesaian
Batas Waktu Pengajuan SPM SPM dengan BAST/BAPP Batas Waktu Penyelesaian SP2D
12 Oktober 2020 s.d. 30 September 2020
23 Oktober 2020 1 s.d. 13 Oktober 2020
Sesuai norma waktu
09 November 2020 14 s.d. 26 Oktober 2020
24 November 2020 27 Okt s.d. 12 Nov 2020
08 Desember 2020 13 s.d. 30 November 2020 11 Desember 2020
15 Desember 2020 1 s.d. 8 Desember 2020 17 Desember 2020
16 Desember 2020 9 s.d. 14 Desember 2020 21 Desember 2020
17 Desember 2020 15 s.d 31 Desember 2020 21 Desember 2020
12
Pengajuan SPM-LS dengan Jaminan Pembayaran Akhir Tahun Anggaran
 SPM-LS kontraktual dengan BAST/BAPP tanggal 15 SPM, Asli Jaminan, 1
Surat Kuasa Klaim
s.d. 31 Desember 2020 dilampiri dengan jaminan Surat
pembayaran akhir tahun anggaran. pernyataan BAPP/BAST, Copy
wanprestasi Jaminan
3a
pemeliharaan
 SPM-LS kontraktual dengan BAST/BAPP tanggal 15 SPP
s.d. 31 Desember 2020 diajukan paling lambat Surat Pemberitahuan, 3b
SP3 Copy Surat
Kesangggupan
tanggal 17 Desember 2020. 3d
 Penyelesaian SP2D paling lambat tanggal 21 Surat pernyataan
8
wanprestasi,
Desember 2020. SPNP, Surat
permintaan klaim SP2D
2
Proses penyelesaian SA TKER Asli Jaminan
3c 4
1. Satker mengajukan SPM-LS kontraktual BAST/BAPP tgl 15-31 Des
2020 ke KPPN dengan dilampiri asli jaminan dan surat kuasa klaim; 7 5/9
2. KPPN menerbitkan SP2D atas SPM-LS.
Penyedia Brg/Jasa Bank Umum/Lembaga
Penjamin
1 Diselesaikan 100% 2 Tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan 100% 3 Wanprestasi
3a. PPSPM menyampaikan 3b. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri copy 3c. KPA/PPK menerbitkan surat pernyataan wanprestasi dan/atau
BAPP/BAST dilampiri surat pernyataan kesanggupan; pemutusan kontrak, SPNP, SP3 kepada penyedia barang/jasa;
copy jaminan 5. KPPN melakukan klaim pencairan Jaminan pada hari 3d. KPA/PPK menembuskan surat pernyataan wanprestasi dan/atau
pemeliharaan paling kerja berikutnya; pemutusan kontrak, SPNP, SP3 kepada KPPN;
lambat 5 HK setelah • Penyetoran atas klaim Jaminan menggunakan 7. Penyedia barang/jasa melakukan pengembalian ke Kas Negara
kontrak berakhir; kode BA, Es I, dan Satker; paling lambat 7 HK;
4. KPPN menyerahkan asli • Penyetoran pd Des 2020 dibukukan sbg 8. KPA/PPK menyampaikan Surat pernyataan wanprestasi, SPNP, dan
jaminan akhir tahun. pengembalian belanja TA berkenaan (kode akun surat permintaan klaim ke KPPN bila Penyedia barang/jasa tidak
belanja yang bersangkutan), setelah tgl 31 Des 2020 melakukan pengembalian;
dibukukan sebagai Penerimaan Kembali Belanja 9. KPPN melakukan klaim jaminan pada HK berikutnya setelah
Kontrak dengan nilai sampai dengan TAYL (42591x)
Rp50 juta dilampiri dengan SPTJM
menerima surat permintaan pencairan/Klaim, .
Penggunaan TUP
Pengajuan SPM TUP
Belanja Operasional dan Belanja Non-operasional 7 Desember 2020

Selain Penanganan Pandemi COVID 19 Penanganan pandemi COVID-19 1 2


Tidak dibatasi nilai
1 penerima/penyedia barang/jasa s.d. pembayarannya Surat Pernyataan
Surat persetujuan
Rp1 milyar Penggunaan TUP
pemberian TUP Pada Akhir Tahun
Anggaran
Dapat melampaui
Non-kontraktual/kontraktual dengan alokasi dalam DIPA,
pembayaran s.d. Rp1 milyar dengan persetujuan
PA/pejabat eselon I SP2D: 9 Desember 2020
yang ditunjuk oleh PA
Perjanjian/kontrak pengadaan Penggunaan
barang/jasa s.d. Rp1miliar untuk satu
rekanan serta belum didaftarkan Pengajuan persetujuan TUP
dan/atau belum direalisasikan ke KPPN
Rincian Rencana Pencocokan Data
1 Pengguna
Pembayaran tunggakan s.d. Rp1 miliar n TUP
untuk satu penerima sepanjang telah Wajib disetorkan Dapat disetorkan
Surat
tercantum pada catatan halaman IV. B 2 pernyataan dari paling lambat 23 tanggal 4 Januari
DIPA KPA Desember 2020 2021
ENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA 14
Pembayaran Gaji Induk dan SPM Non Kontraktual
Pembayaran SPM Non Kontraktual selain
Pembayaran gaji induk bulan Januari 2021 Honorarium, tunjangan, vakasi, dan
penghasilan PPNPN
SPM-LS Gaji Induk bulan Januari 2021
SPM LS
diajukan ke KPPN paling lambat 2 Des 20;
• Dapat dibayarkan pada bulan berkenaan
Penerbitan SPM-LS Gaji Induk dilakukan setelah ada dengan melampirkan SPTJM
petunjuk lebih lanjut mengenai penggunaan klasifikasi • Sepanjang tidak melampaui pagu anggaran
anggaran dan tata cara penerbitan SPM-LS Gaji induk.
yang tersedia dalam DIPA
• SPTJM dibuat sesuai format dan
SP2D-LS Gaji Induk Januari 21 diterbitkan KPPN ditandatangani oleh KPA;
paling lambat 21 Des 20 diberi tanggal 4 Jan 21. • Pengajuan SPM-LS ke KPPN paling lambat
tanggal 7 Des 20.

Transfer dana untuk pembayaran gaji induk Januari


2021 dilakukan pada tanggal 4 Jan 21. SP2D LS
Penerbitan SP2D dilakukan KPPN paling lambat
tanggal 22 Des 20
Pembayaran penghasilan PPNPN Januari 2021
dibayarkan hari kerja pertama Januari 2021 mengikuti
ketentuan pembayaran gaji induk Januari 21.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 40


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Penyelesaian UP/TUP Pengendalian UP/TUP
Penyetoran Sisa UP/TUP
Pengendalian terhadap TUP Satker pada akhir
1. Bendahara Pengeluaran wajib melakukan pencocokkan data dengan KPPN; tahun anggaran dengan:
2. Bendahara Pengeluaran harus menyetorkan sisa dana UP/TUP Tahun
Anggaran 2020 ke Kas Negara:
 Paling lambat 23 Des 2020 atau 1
 Pada 4 Januari 2021 Keg. penanganan pandemi COVID-19, PEN dst..) 2
Satker & KPPN
3. Bendahara Pengeluaran menyampaikan fotokopi BPN yang disahkan oleh
rekonsiliasi data Rekonsiliasi 3
KPA ke KPPN menentukan nilai
TUP sebelum Hasil
mengajukan TUP yang sudah
rekonsiliasi
SPM-TUP pada di-SPJ-kan dan
Penyelesaian UP/TUP nilai yang
dituangkan
bulan Des 20 dalam format
dimintakan TUP;
 Pengajuan SPM-GUP Nihil/PTUP paling lambat 8 Januari 2021 diberi tgl 31 Perhitungan
Desember 2020. TUP
 SP2D GUP Nihil/PTUP diterbitkan KPPN paling lambat 12 Januari 2021

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Satker yang tidak/belum Kepala Kanwil DJPb dapat memberikan dispensasi Dalam hal sd. tggl 23 Des 20, Satker belum
mempertanggungjawabk terkait penyelesaian UP/TUP dalam hal: mempertanggungjawabkan UP/TUP TA 2020 dan tahun
an UP/TUP, pd tahun  Pertanggungjawaban UP/TUP TA 2020 dapat anggaran berikutnya Satker dimaksud tidak memperoleh
anggaran berikutnya diperhitungkan dengan UP tahun anggaran 2021; DIPA, Kepala KPPN menyampaikan surat teguran kepada
tidak diberikan UP/TUP;  Penyelesaian UP/TUP TA 2020 dikarenakan kasus KPA terkait, dengan tembusan kepada APIP pada K/L
pencurian/penyelewengan; terkait, Kepala Perwakilan BPK RI setempat, dan DJPb.
41
Dispensasi
Kepala Kanwil DJPb memberi dispensasi :
a. Dalam hal dalam wilayah kerja KPPN tidak terdapat bank yang dapat menerbitkan Jaminan Pembayaran
Akhir Tahun sesuai ketentuan;
b. Atas UP/TUP TA 2020 yang belum dipertanggungjawabkan dan diperhitungkan dengan UP TA 2021, karena
pelaksanaan kegiatan masih berlangsung sampai dengan akhir tahun anggaran 2020;
c. Atas permintaan UP TA 2021 dalam hal UP/TUP TA 2020 belum dipertanggungjawabkan karena kasus
pencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan/TGR

Ketentuan Lain - Lain


a. Sisa pekerjaan kegiatan penanganan COVID-19 dan/atau pemulihan ekonomi nasional yang tidak dapat
diselesaikan sampai dengan akhir tahun 2020 dapat dilanjutkan ke tahun 2021, dapat dibiayai dengan sisa
dana penerbitan SBN dengan tujuan tertentu termasuk penerbitan SBN yang dibeli oleh BI;
b. Untuk selain kegiatan penanganan COVID-19 dan/atau pemulihan ekonomi nasional, penyelesaian
pembayarannya dilakukan sesuai PMK tentang Pelaksanaan Anggaran dalam rangka Penyelesaian
Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai akhir Tahun Anggaran;
c. Dalam hal terjadi perubahan layanan BI RTGS, Ditjen Perbendaharaan melakukan penyesuaian batas waktu
penerimaan dan pengeluaran Negara.
42
Strategi Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2020

1 Memahami ketentuan terkait pengelolaan keuangan negara

2 Melakukan monitoring terhadap tagihan s.d. akhir tahun

3 Melakukan koordinasi dengan KPPN apabila mengalami kendala

4 Memperhatikan batas-batas penyampaian SPM

5 Meningkatkan ketelitian dalam penerbitan SPM

43
Batas Waktu dalam LLAT 2020

44
Pengajuan SPM
LS Kontraktual Batas Pengajuan SPM

1 BAST/BAPP s.d. 30 Sep 2020 12 Oktober 2020

2 BAST/BAPP 1 s.d. 13 Okt 2020 23 Oktober 2020

3 BAST/BAPP 14 s.d. 26 Okt 2020 9 November 2020

4 BAST/BAPP 27 Okt s.d. 12 Nov 2020 24 November 2020

5 BAST/BAPP 13 s.d. 30 Nov 2020 8 Desember 2020

6 BAST/BAPP 1 s.d. 8 Des 2020 15 Desember 2020

7 BAST/BAPP 9 s.d. 14 Des 2020 16 Desember 2020

8 BAST/BAPP 15 s.d. 31 Des 2020` 17 Desember 2020

Perbaikan SPM dan/atau data kontrak dan/atau data supplier


9 atas SPM yang ditolak KPPN
21 Desember 2020
`
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Telepon (021) 3449230 PSW. 5709 Gedung Prijadi Praptosuhardjo I Lt IV

TERIMA KASIH Faksimili (021) 3813039 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

SITUS www.djpb.kemenkeu.go.id

“Mengawal APBN untuk Indonesia Maju”

Anda mungkin juga menyukai