Anda di halaman 1dari 87

Pengujian dan

Pembayaran Tagihan

E-Learning Bendahara
Pengeluaran/BPP

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Materi

1. Konsep Pengujian

2. Pengujian Ketepatan
AKUN
3. Pengujian Pembayaran
dan Syarat Administrasi

4. Pembayarn non Tunai

5. Pengujian Pembayaran
dengan PNBP dan PHLN

2
Konsep Pengujian
• Bendahara Pengeluaran adalah orang yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara/daerah dalam
rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementerian
negara/lembaga/ pemerintah daerah. (Pasal 1
UU 1/2004)
• Berdasarkan pasal 18 dan 21 UU No. 1 tahun
2004 , Bendahara Pengeluaran berkewajiban
untuk melakukan Pengujian dan
melaksanakan pembayaran tagihan
terhadap tagihan kepada Negara yang
menjadi kewenangannya.
Pengujian oleh Bendahara Pengeluaran

a) meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK;

b) pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:

1) pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran

2) nilai tagihan yang harus dibayar;

3) jadwal waktu pembayaran;

c) menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;

d) pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang

disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang

disebutkan dalam dokumen perjanjian /kontrak ;

e) pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran

pengeluaran (akun 6 digit) .


Pengujian Belanja
- Bukti Pendukung - Kebenaran - Kelengkapan dokumen pendukung SPP
- Bukti perjanjian perhitungan - Kesesuaian penandatangan SPP
- Referensi Bank - Kebenaran data - Kebenaran pengisian SPP
- BAPP pihak yang - Kesesuaian BAS
- BAST berhak - Ketersediaan Pagu
- BAP menerima - Kebenaran formal
- Kuitansi - Kesesuaian Spek - Kebenaran pihak yang meberima
- Faktur dan SSP dan volume - Kebenaran perhitungan tagihan dan pajak
- Jaminan Bank - Ketepatan - Kepastian terpenuhinya kewajiban
- Dokumen lain Jangka waktu pembayaran kepada negara
- Kesesuaian Prestasi

SPBy DRPP

a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak, nilai


tagihan, jadwal waktu pembayaran, dan ketersediaan dana
b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran; dan
c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan MAP
Ruang Lingkup Tugas Bendahara

1. Belanja • Beban UP Pembayaran


Barang •Rupiah Murni max Rp50 juta,
kecuali honor &
• PNBP perjadin
2. Belanja • Beban UP
• PHLN

Modal
3. Belanja • Melalui LS BP
• Gaji & Tunjangan, Uang Makan,
Pegawai Uang Lembur, dll
Konsep Pengujian Atas Tagihan
Terhadap APBN

1.Pengujian Wetmatigheid
– Pengujian menurut Hukum (Legalitasnya).
• Dalam HAN, setiap tindakan pejabat administrasi
negara harus ada dasar hukumnya (peraturan
dasar yang melandasinya).
Menjawab pertanyaan-pertanyaan :
apakah tagihan atas beban anggaran belanja negara itu sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak?
apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban
anggaran belanja negara itu tersedia dalam DIPA atau tidak?
– Ketentuan :
1. Teknis
2. Keuangan
2. Pengujian rechtmatigheid
– Pemeriksaan kebenaran formil menurut hak
– Dilakukan untuk mencari tahu terhadap
jawaban atas pertanyaan, apakah para
pihak yang mengajukan tagihan atas beban
anggaran belanja negara itu secara formal
adalah sah.
• Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini,
maka kepada para pihak penagih diminta untuk
menunjukkan adanya surat-surat bukti, sehingga
tagihan dapat dipertanggungjawabkan. Surat-
surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah
Kerja, Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita
Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain
sebagainya.
3. Pengujian Doelmatigheid
– Pemeriksaan kebenaran materil
mengenai maksud tujuan pengeluaran
– Dilakukan untuk mencari tahu, apakah
maksud/tujuan (output) dari suatu
pekerjaan sesuai dengan
sasaran/keluaran kegiatan dan indikator
keluaran yang tertuang dalam DIPA atau
tidak
Kegiatan Belajar 2

Pengujian Ketepatan AKUN

11
Bagan Akun Standar (BAS)
52 - BELANJA BARANG

Pembelian barang dan jasa yang digunakan


untuk memproduksi barang dan jasa yang
dipasarkan maupun tidak dipasarkan, barang dan
jasa yang digunakan untuk riset dan
pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk.
• ATK dan operasional kantor lainnya;
• Biaya pemeliharaan;
• Biaya perjalanan;
• Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat.
Struktur Belanja Barang

52
521 522 523 524 525 526 527
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja
Barang Jasa Pemeliharaan Perjalanan BLU Barang Barang
untuk untuk
Diserah- Diserah-
kan Kpd kan Kpd
Masy./ Mantan
Pemda Presiden/
Wakil
Presiden
AKUN BELANJA PERJALANAN
DINAS DALAM NEGERI
Peraturan Perjadin

• PMK No.113/PMK.05/2012 tgl. 3 Juli 2012


• tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap
• Surat Menkeu No. S-2056/MK.5/2013 tgl. 18 Maret 2013
• Hal Langkah2 dalam Peningkatan Akuntabilitas dan
Transparansi Belanja Perjadin
• Perdirjen Perbendaharaan No. PER-22/PB/2013 tgl. 30 Mei
2013
• tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjadin DN bagi
Pejabat Negara, PN dan PTT
• Surat Dirjen Perbendaharaan No. S-4599/PB/2013 tgl. 3 Juli
2013
• Hal Penjelasan Lebih Lanjut penggunaan akun Perjadin
Berdasarkan Surat Menkeu No. S-2056/MK.5/2013
16
Kelompok Belanja Perjalanan (524)

Terdiri dari MAK / BAS sebagai berikut :


 524111 : Perjalanan Dinas Biasa (melewati
batas kota dan PD Pindah)
 524112 : Perjalanan Dinas Tetap
 524113 : Perjalanan Dinas Dalam Kota
 524114 : Perjalanan Dinas Paket Meeting
Dalam Kota
 524119 : Perjalanan Dinas Paket Meeting
Luar Kota
524111 : Belanja Perjalanan Biasa
 Perjalanan dinas dlm rangka
pembinaan/konsultasi,
perjalanan dinas dalam rangka
pengawasan/pemeriksaan,
mutasi pegawai, mutasi pensiun,
pengiriman jenazah
524112 : Belanja Perjalanan Tetap
 Pengeluaran oleh K/L untuk kegiatan
pelayanan masyarakat
 Contoh : perjalanan dinas oleh
tenaga penyuluh pertanian, juru
penerang, penyuluh agama dan
lainnya
Perjalanan DINAS Jabatan

 Melewati LUAR KOTA


 Dilaksanakan di dalam KOTA
 > 8 jam
 < 8 jam
Biaya Perjalanan DINAS Jabatan
(PMK 113/2012)

 UANG HARIAN :
 Uang makan
 Uang transport lokal
 Uang saku
 BIAYA TRANSPOR :
 Pulang – Pergi
 Retribusi
 BIAYA PENGINAPAN :
 Hotel
 Tempat menginap lainnya
 UANG REPRESENTASI
 SEWA KENDARAAN DALAM KOTA
 BIAYA MENJEMPUT/MENGANTAR JENAZAH
524113 : Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota

 DALAM KOTA > 8 JAM


 Uang harian
 Biaya Penginapan
 Biaya transpor *)

 *) Biaya transpor : PP (kedatangan dan pulang), Biaya


riil (kalau tidak ada diberi secara LUMPSUM menurut
Standar Biaya Masukan), Tdk menggunakan
kendaraan dinas, dengan ST dan tidak rutin
524113 : Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Kota

 DALAM KOTA < 8 JAM


 Biaya transpor **)

 **) Biaya transpor : secara LUMPSUM menurut Standar


Biaya), Tdk mengg kendaraan dinas, dengan ST dan
tidak rutin, rapat tdk di dalam kompleks perkantoran
524114 : Belanja Perjalanan Dinas Paket
Meeting Dalam Kota

 Dalam rangka rapat, seminar dan sejenisnya yang


dilaksanakan di DALAM KOTA Satker penyelenggara
dan dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara,
serta dilaksanakan di dalam kota satker peserta dg
biaya perjalanan dinas yg ditanggung oleh satker
peserta
 Uang harian (jika kesulitan transportasi, 1 hari
sebelum dan 1 hari sesudahnya)
 Uang saku, tms uang saku rapat
 Biaya transport
 Biaya paket meeting (halfday/fullday/fullboard)
524119 : Belanja Perjalanan Dinas Paket
Meeting Luar Kota

 Dalam rangka rapat, seminar dan sejenisnya yang


dilaksanakan di LUAR KOTA Satker penyelenggara dan
dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta
dilaksanakan di luar kota satker peserta dg biaya
perjalanan dinas yg ditanggung oleh satker peserta
 Uang harian (jika kesulitan transportasi, 1 hari sebelum
dan 1 hari sesudahnya)
 Uang saku, tms uang saku rapat
 Biaya transport
 Biaya paket meeting (fullboard)
Akun belanja persediaan

KABA PERSEDIAAN – PENDEKATAN ASET:


BELANJA BARANG YG MENGHASILKAN PERSEDIAAN DICATAT
SESUAI DENGAN JENIS AKUN PERSEDIAANNYA
Pengelompokan Akun Belanja
Barang Persediaan

Secara garis besar Belanja yang


menghasilkan persediaan dikelompokkan
dalam kategori sbb:
1. Belanja Barang Persediaan dalam
Rangka Operasional;
2. Belanja Barang Persediaan dalam
Rangka Pemeliharaan;
3. Belanja Barang untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat/Pemda;
4. Belanja Bantuan Sosial dalam Bentuk
Barang.
Contoh perubahan Akun terkait Persediaan

521111
521116 Barang Persediaan Konsumsi
521119 521811 Belanja Barang
521211 Persediaan
521219 Konsumsi
Tidak menghasilkan barang persediaan,
Tetap di akun dimaksud

523111
523119 523112
523121 523122 Belanja Barang
523129 523134 Persediaan dalam
523131 Barang Persediaan untuk 523135 Rangka
523132 Pemeliharaan 523136 Pemeliharaan
523133 523191
523199

Tidak menghasilkan barang persediaan,


Tetap di akun dimaksud
Belanja Modal

Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran


untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud,
tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih
dari 12 bulan, dan aset kerjasama dengan pihak ketiga
(kemitraan).
Struktur Belanja Modal

Belanja Modal
(53)

Belanja Modal Belanja Modal Belanja Modal


Belanja Modal Gedung dan Belanja Modal
Tanah Jalan, Irigasi dan Lainnya
Peralatan dan Mesin Bangunan Jaringan
(531) (532) (536)
(533) (534)
Konsep Nilai Perolehan

• Komponen belanja modal untuk


perolehan aset tetap meliputi:
– Harga beli aset tetap
– Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT
siap digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
Diskusikan

• Perbedaan Belanja Barang dan


Belanja Modal
Kegiatan Belajar 3

Pengujian Pembayan
dan Syarat Administrasi

33
Mekanisme Pembayaran Tagihan

• Pembayaran atas beban APBN dapat


dilakukan dengan dua cara :
1. Pembayaran langsung, yaitu melalui
pemindahbukuan atau transfer dari
rekening Kas Negara ke rekening pihak
yang mempunyai hak tagih kepada negara
(pihak ketiga/rekanan, bendahara
pengeluaran);
2. Dilakukan melalui Uang Persediaan (UP)
yang dikelola Bendahara Pengeluaran
untuk jenis belanja dan jumlah tertentu.
34
34
Surat Perintah Bayar (SPBy) :

• SPBy adalah bukti perintah PPK atas


nama KPA kepada Bendahara
Pengeluaran/BPP untuk mengeluarkan
uang persediaan yang dikelola oleh
Bendahara Pengeluaran/BPP sebagai
pembayaran kepada pihak yang
dituju.

Company Logo
Bukti Pengeluaran sebagai Lampiran SPBy

 Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta fatur pajak dan
SPP; dan
 Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya
yang diperlukan yang telah disahkan PPK

Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan


uang muka kerja, SPBy dilampiri:
 rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;
 Rincian kebutuhan dana; dan
 Batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja
dari penerima uang muka kerja.
Dokumen Pendukung SPP-GUP:

a. Daftar Rincian Permintaan


Pembayaran;
b. Bukti Pengeluaran:
 Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan
PPK beserta fatur pajak dan SPP; dan
 Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau
dokumen pendukung lainnya yang diperlukan
yang telah disahkan PPK
c. SSP yang telah dikonfirmasi
Pengajuan Tagihan
 Penerima hak mengajukan tagihan kepada negara
atas komitmen berdasarkan bukti-bukti yang sah
untuk memperoleh pembayaran.
 PPK melakukan pengujian atas tagihan kepada
negara.
 Pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan
dengan Pembayaran LS kepada pihak penyedia
barang/ jasa atau Bendahara Pengeluaran/ pihak
lainnya.
 Dalam hal pembayaran LS tidak dapat dilakukan,
pembayaran tagihan kepada penerima hak
dilakukan dengan UP.
Khusus pembayaran komitmen dalam rangka
pengadaan barang/ jasa berlaku ketentuan :
a. Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum
barang/ jasa diterima;
b. Dalam hal pengadaan barang/ jasa yg karena
sifatnya harus dilakukan pembayaran terlebih
dahulu, pembayaran atas beban APBN dapat
dilakukan sebelum barang/ jasa diterima;
c. Pembayaran pd huruf b tersebut dilakukan setelah
penyedia barang/ jasa menyampaikan jaminan
atas uang pembayaran yang akan dilakukan.
Bukti-bukti Pendukung atas perjanjian/kontrak
 Bukti perjanjian/kontrak
 Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa
 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang
 Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan
 Berita Acara Pembayaran
 Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK;
 Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib
Pajak/Bendahara Pengeluaran;
 Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana
dipersyaratkan dalam peraturan perundangan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah;
dan/atau
 Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang dananya sebagian
atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar negeri sebagaimana
dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman atau hibah dalam/luar negeri bersangkutan.

Bukti-bukti Pendukung atas Penetapan Keputusan


 Surat Keputusan
 Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas
 Daftar penerima pembayaran; dan/atau
 Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.
Penyusunan Rancangan Kontrak/ Bukti 41
Perjanjian

Bukti Perjanjian Bukti


Pembelian
(s/d 10 juta)

• E-Purchasing
• Pembelian secara
Kuitansi
online Surat
(s/d 50
Pesanan
juta)

• Jasa Konsultansi di Surat • Jasa Konsultansi s.d


atas Rp 50 juta Surat
Perintah Rp 50 juta
• Barang/Pek. Perjanjian
Kerja (SPK)• Barang/Pek. Konstruksi/
Konstruksi/Jasa
Jasa Lainnya s.d Rp
Lainnya di atas Rp 200
200 juta
juta
Pengujian Kuitansi
Atas nama jabatan dan tidak diperkenankan atas
nama pribadi.

Jumlah uang yang ditulis dengan angka dan


huruf harus benar, terang dan jelas.

Jumlah yang ditulis dengan angka harus sama


dengan yang tertulis dengan huruf.

Ditandatangani oleh yang berhak dan dibawah


tanda tangan harus tertulis nama lengkap dan
jelas.
Tidak terdapat coretan/penghapus tip ex dan
perubahan tulisan (tulisan bertindih) dalam
kwitansi.
Memuat nomor wajib pajak ( NPWP ) dari yang menerima
pembayaran.

Telah ada tanda tangan “Setuju Dibayar” oleh Atasan Langsung


Bendahara Pengeluaran dan “Lunas Dibayar” oleh Bendahara
Pengeluaran

Memuat keterangan tujuan /kegunaan pembelian


barang.

Untuk pembelian barang yang mempunyai


SPESIFIKASI ( Misalnya : Merek, nomor mesin, tipe
dan sebagainya ) dimuat dalam kwitansi yang
berkenaan atau dalam faktur terlampir.

Pembayaran untuk pembelian barang ada keterangan barang yang


telah diterima dengan baik dan lengkap yang ditandatangani oleh
Penanggung jawab/Kepala Gudang/Pengurus barang.
Tanda bukti untuk pembelian pakaian pesuruh,
tukang kebun, montir dan laboratorium harus
dilampiri daftar penerimaan pakaian kerja dimaksud
dan ditandatangani oleh yang berhak menerimanya.

Tanda bukti pembelian beberapa macam


barang dari toko/rekanan harus ada faktur
dan cap toko/rekanan yang bersangkutan.

Pembayaran honorarium yang


mempergunakan surat kuasa dilampirkan
surat kuasanya pada SPJ.

Untuk pembayaran dengan tanda tangan


cap jempol harus disaksikan oleh dua orang
saksi yang dikenal kedua belah pihak.
Tidak diperkenankan meng-SPJ-kan kwitansi yang
menggunakan stempel tanda tangan.

Kwitansi senilai Rp. 250.000,- s/d < Rp


1.000.000,- dibubuhi meterai seharga Rp.
3.000,-, kwitansi senilai Rp.1.000.000,- keatas
dibubuhi meterai Rp. 6.000,-

Kuitansi Konsumsi harus dilengkapi dengan


daftar hadir.
Berita Acara Penyerahan
Barang/Pekerjaan

• Berita Acara Penyerahan


Barang/Pekerjaan adalah merupakan
dokumen pelengkap atas pengadaan
Barang/Jasa yang menggunakan
bukti perjanjian dengan dokumen SPK
atau Surat Perjanjian. Atas pekerjaan
yang termuat dalam SPK dan Kontrak
secara formal dalam pelaksanaan
Penyerahan hasilpekerjaan
(Penyelesaian pekerjaan) harus
dilampirkan 46
Berita Acara Penyerahan Barang/Pekerjaan
sekurang-kurangnya memuat hal-hal :
a. Nama, jabatan dan alamat kedua belah pihak.
b. Prestasi fisik pekerjaan yang akan diserahkan.
c. Hari dan tanggal pembuatan berita acara.
d. Dasar pembuatan berita acara penyerahan
pekerjaan.
e. Pernyataan besarnya pembayaran yang berhak
diterima oleh rekanan.
f. Nama dan tanda tangan kedua belah pihak.
g. Batas waktu Penyelesaian Pekerjaan

47
 BERITA ACARA PEMBAYARAN,

Dokumen Berita Acara Pembayaran pada


umumnya juga digunakan sebagai pelengkap bukti
perjanjian dengan dokumen Surat Perintah Kerja
dan Surat Perjanjian.
untuk pelaksaaan pembayaran terhadap pekerjaan
yang telah diselesaikan dan diserahkan harus
dibuatkan Berita Acara Pembayaran yang
sekurang-kurangnya memuat :

48
a. Nama, jabatan dan alamat kedua belah pihak.
b. Hari dan tanggal pembuatan berita acara.
c. Dasar pembuatan berita acara penyerahan
pekerjaan.
d. Harga kontrak.
e. Perhitungan pembayaran meliputi:
 Jumlah yang telah dibayarkan sampai dengan
angsuran yang lalu
 Jumlah angsuran dalam berita acara
 Perhitungan Uang muka dan potongan
lainnya
 Jumlah yang berhak diterima dengan berita
acara pembayaran ini.

49
Kegiatan Belajar 4

Pembayaran non
Tunai

50
Sarana Pembayaran/Pendebitan Rekening
Bendahara

Semula

Cek/Bilyet Giro

Menjadi
1. Cek/Bilyet Giro;
2. Internet Banking; atau
3. Kartu Debit.
4. Kartu Kredit.
51
Kewenangan Pendebitan Rekening

Pejabat yang berwenang melakukan pendebitan rekening Bendahara


1 Penerimaan:
Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
negara; dan

Bendahara Penerimaan

Pejabat yang berwenang melakukan pendebitan rekening Bendahara


2 Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP):
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pemegang Komitmen
atas nama KPA; dan

Bendahara Pengeluaran/BPP
52
Penyediaan Internet Banking dan Kartu
Debit serta Konsekuensi Biaya

Layanan internet banking dan kartu debit disediakan oleh


1 Bank Umum.

Biaya yang timbul akibat penggunaan internet banking dan


2 kartu debit dibebankan pada DIPA Kantor/Satker
berkenaan.

Biaya langsung didebit dari rekening yang


bersangkutan.
atau

Biaya ditagihkan tersendiri.


53
PEMBAYARAN
SECARA KONVENSIONAL
(Cek/Bilyet Giro)

54
Mekanisme Pembayaran Secara
Konvensional

Tarik Bayar
CEK Tunai Tunai

SPBy
Transfer ke
Bilyet Rekening
Giro Penerima

55
Kelebihan Dan Kelemahan
Pembayaran Secara Konvensional

Kelebihan:

1 Bendahara telah terbiasa menatausahakan bukti fisik


pembayaran (hardcopy)

2 Tidak terdapat tambahan biaya bulanan dan biaya transaksi

Kelemahan:
Pembayaran terhambat jika pejabat yang berwenang tidak berada di
1 tempat

2 Terdapat risiko keamanan, misal: uang hilang, dicuri atau dirampok

3 Peluang terjadinya moral hazard lebih besar

4 Diperlukan penatausahaan bukti fisik pembayaran


56
PENDEBITAN REKENING
MELALUI INTERNET
BANKING

57
Fitur Minimal Internet Banking Yang
Diperlukan Oleh Bendahara

1 Monitoring Mutasi Transaksi dan Saldo Rekening

2 Mencetak rekening koran.


Transfer dana/pembayaran ke rekening penerima:
3
- Pada bank yang sama
- Antar bank melalui SKN atau RTGS
- Antar bank melalui jaringan online

4 Penyetoran pajak atau PNBP melalui MPN G2

5 Pembayaran langganan daya dan jasa: air, listrik, telepon

58
Registrasi Internet Banking

Mengisi formulir pendaftaran ke Bank Umum tempat rekening


dibuka dengan melengkapi data-data antara lain:
a. Data pemohon (KPA/Kepala Satker), antara lain: nama,
alamat, nomor telepon seluler dan alamat email.
b. Data rekening yang akan didaftarkan, antara lain: nomor
rekening, nama rekening, dan jenis rekening.
(Sesuai persyaratan yang berlaku pada masing-masing Bank
Umum)

Catatan: Dalam rangka memperlancar proses regitrasi dan penggunaan


internet banking, Bank Umum diminta memberikan edukasi kepada
Bendahara/PPK Satker yang menjadi mitra kerja/nasabahnya
59
Mekanisme Pembayaran Dengan Internet
Banking

Rekening
Bendahara
Pengeluara
n/ BPP

Rekam Approval
SPBy oleh Transaksi oleh
Penerima
Transaksi oleh
PPK Pembayaran
BP/BPP KPA/PPK

1. Masuk ke internet banking memakai user dan 1. Masuk ke internet banking memakai user dan
password Maker. password Approver/Checker.
2. Merekam transaksi sesuai jenis pembayaran 2. Mengambil kode konfirmasi untuk
dimasukkan ke token.
yang akan dilaksanakan.
3. Memperoleh kode otentifikasi dari token
3. Memberitahukan kepada KPA/PPK atas
untuk meng-approve transaksi
transaksi yang telah direkam untuk 4. Memasukkan kode otentifikasi ke internet
memperoleh persetujuan (approval). banking. 60

5. Transaksi berhasil.
Kelebihan dan Konsekuensi Pendebitan
Rekening Melalui Internet Banking

Kelebihan:
1 Tidak terdapat risiko keamanan atas penyimpanan uang tunai
Transaksi dapat dilakukan meskipun pejabat yang berwenang
2 tidak berada di tempat
3 Peluang terjadinya moral hazard dapat diminimalisasi
4 Bukti transaksi tersimpan dalam sistem internet banking
5 Transaksi dapat dilakukan sepanjang hari (24 jam)

Konsekuensi/Kewajiban:
1 Terdapat tambahan biaya bulanan dan biaya transaksi
Terdapat risiko mengalami cyber crime, misal: rekening diretas
2 (hacked) atau penyalahgunaan password
61
PENGGUNAAN
KARTU DEBIT

62
Fitur Minimal Kartu Debit
Yang Diperlukan Oleh Bendahara

Transfer ke rekening penerima:


1 - Pada bank yang sama
- Antar bank melalui SKN atau RTGS
- Antar bank melalui jaringan online

2 Penyetoran pajak atau PNBP melalui MPN G2

Pembayaran belanja APBN baik melalui ATM maupun EDC yang


3
telah memperoleh persetujuan PPK

Catatan:
Kartu Debit hanya diperuntukkan bagi rekening Bendahara
Pengeluaran/BPP
63
Mekanisme Penarikan Uang Tunai
Dengan Kartu Debit

Rek. Bend.
Pengeluaran
/ BPP

SPPR oleh ATM oleh


Brankas
KPA/PPK BP/BPP

SPPR: Surat Perintah Pendebitan Rekening 64


Mekanisme Pendebitan Rekening
Dengan Kartu Debit

Rek. Bend.
Pengeluaran
/BPP

SPBy dan
ATM/EDC Penerima
SPPR oleh
oleh BP/BPP Pembayaran
KPA/PPK

65
Kartu Kredit Pemerintah

Alat pembayaran pengganti UP dengan menggunakan kartu yang


dapat digunakan Satker, untuk melakukan pembayaran atas transaksi belanja
negara dalam penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah

Kartu Kredit Corporate (corporate card) yang diterbitkan


oleh Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah

bank yang sama


Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah merupakan
dengan tempat rekening BP/BPP dibuka

Bentuk Kerja Sama dilakukan dalam suatu penandatanganan PKS


induk antara DJPb dengan Kantor Pusat Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah

66
Jenis Kartu Kredit
Pemerintah

Satker dapat memiliki KKP untuk Belanja


Operasional dan/atau untuk Perjadin
Jumlah KKP disesuaikan dengan besaran UP
KKP dan kebutuhan satker

Kartu Kredit Untuk


Keperluan Belanja
Perjalanan Dinas Jabatan

Kartu Kredit Untuk Keperluan


Belanja Barang Operasional Serta
Belanja Modal
Tiket Penginapan

Sewa Kendaraan
ATK Pemeliharaan Jamuan
dipegang oleh pejabat pengadaan barang/jasa, pejabat struktural, KKP untuk keperluan belanja perjalanan
pelaksana, dan/atau pegawai lainnya yang ditugaskan oleh KPA/PPK dinas jabatan dipegang oleh pelaksana
untuk melaksanakan pembelian/ pengadaan barang/jasa. perjalanan dinas 67

67
Mekanisme Penggunaan
Kartu Kredit Pemerintah

Perjanjian Kerja Penerbitan Transaksi dengan Pengujian oleh


Sama antara Kartu Kredit Kartu Kredit oleh PPK dan Verifikasi Pembuatan SPP Penerbitan SP2D
Bank dengan oleh Bank Pemegang Kartu penerbitan SPBy oleh dan SPM GUP oleh KPPN
Satker Kredit Bendahara

Belanja Keperluan
1 Operasional dan Belanja
Modal

2 Belanja Keperluan
Perjadin Pendebitan
Rekening oleh
Pembayaran
Bendahara
Ke Bank

68

68
Kegiatan Belajar 5

Pengujian
Pembayaran Yang
Bersumber PNBP dan
PHLN

69
Formula Pencairan Dana PNBP

MP = (PPP x JS) – JPS


MP = maksimum pencairan dana
PPP = proporsi pagu pengeluaran
terhadap pendapatan
JS = jumlah setoran
JPS = jumlah pencairan dana
sebelumnya s.d. SPM terakhir
• Pembayaran tagihan atas beban belanja negara
yang bersumber dari penggunaan PNBP, dilakukan
sebagai berikut:
a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai
dengan jenis PNBP dan batas tertinggi PNBP yang
dapat digunakan sesuai yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
b. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan
merupakan maksimum pencairan dana yang
dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.
c. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP
disetor ke kas negara berdasarkan konfirmasi dari
KPPN.
d. Dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya
secara terpusat, pembayaran dilakukan
berdasarkan Pagu Pencairan sesuai Surat
Edaran/Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
e. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan
tidak boleh melampaui pagu PNBP Satker yang
bersangkutan dalam DIPA.
f. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam
DIPA, penambahan pagu dalam DIPA
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran.
Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar
20% dari realisasi PNBP yang dapat digunakan
sesuai pagu PNBP dalam DIPA maksimum sebesar
Rp500.000.000.

Realisasi PNBP yang dapat digunakan merupakan


PNBP yang telah disetor.

Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan


TUP sebesar kebutuhan riil 1 (satu) bulan dengan
memperhatikan batas MP.
Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP
dilakukan terpisah dari UP/TUP yang berasal dari
Rupiah Murni.

Penggantian UP dilakukan apabila UP telah


digunakan minimal 50%

GUP dilaksanakan setelah memperoleh MP paling


sedikit sebesar UP yang diberikan
Penyampaian SPM atas beban PNBP juga dilampiri :
a.bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; dan
b.Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat
sesuai format

Untuk Satker pengguna PNBP secara terpusat, penyampaian


SPM mengacu pada mekanisme penyampaian SPM bukan
PNBP.

KPPN melakukan penelitian terhadap kebenaran perhitungan


dalam Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP).
Pengujian Tagihan BLU
• Mekanisme pengujian dana BLU yang
bersumber dari Rupiah Murni (APBN) sama
dengan mekanisme pengujian dana yang
bersumber dari Rupiah Murni pada satuan
kerja non BLU;
• Mekanisme pengujian tagihan dana BLU
yang bersumber dari dana PNBP mengikuti
SOP yang dibuat oleh masing-masing BLU.
Apabila BLU tidak membuat SOP tersendiri
maka mengacu pada aturan terkait
dengan dana yang bersumber dari Rupiah
Murni.
Pengujian Tagihan BLU

• Dalam membuat Standart Operating


Procedure (SOP) terkait mekanisme
pembayaran tagihan atas dana yang
bersumber dari PNBP harus
memastikan kebenaran:
Wetmatigheid, Rechtmatigheid dan
Doelmatigheit;
• Bendahara harus memastikan
kelengkapan dokumen yang mampu
mendukung pengujian sesuai SOP
yang telah ditetapkan.
Sumber Dana Dan Pengeluaran BLU

Belanja Operasional Penyaluran Dana


merupakan belanja untuk kegiatan operasional yang penyaluran pinjaman/
belanja terkait dengan
terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. layanan pembiayaan

REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
Sumber dana RM atau
Pihak ketiga REKENING
REKENING DANA
OPERASIONAL KELOLAAN
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP

• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai dengan
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan peraturan
menyetujui pembayaran, dan pihak yang mnelakukan perundang-undangan.
pembayaran.
• BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Rekening Operasional Penerimaan BLU ke Rekening
Operasional Penerimaan ke Rekening Operasional Operasional Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan
Pengeluaran berdasarkan perencanaan kebutuhan dana. berdasarkan perencanaan kebutuhan dana.
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional
dengan nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau
tidak efisien dilakukan melalui mekanisme perbankan.

78
79
Ketentuan
• Penerbitan SPP, SPM dan SP2D untuk kegiatan yang sebagian/seluruhnya

bersumber dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, mengikuti ketentuan

mengenai kategori, porsi pembiayaan, tanggal closing date dan persetujuan

pembayaran dari pemberi PHLN sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

pencairan dana PHLN berkenaan.

• Penerbitan SPP-UP/TUP, SPM-UP/TUP, dan SP2D-UP/TUP menjadi beban dana

Rupiah Murni.

• Pertanggungjawaban dan penggantian dana Rupiah Murni atas SP2D-UP/TUP ,

dilakukan dengan penerbitan SPP-GUP/GUP Nihil/PTUP, SPM-GUP/GUP Nihil/PTUP,

dan SP2D-GUP/GUP Nihil/PTUP yang menjadi beban PHLN berkenaan.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan pencairan dana PHLN

diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.


80
Penyiapan SPP (UP/TUP/GUP)

SPP GUP
• SPP
• Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
• Kuitansi
• SPK dan resume, jika dipersyaratkan
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari lender, jika dipersyaratkan
• SSP
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan

81
Data PHLN

Pembebanan UP

82
Porsi
Pinjaman

83
Dibayar ke rekanan
Dibayar ke rekanan

Tdk dipungut

Pungut & setor

Dibayar ke rekanan
Tdk dipungut

Dibayar ke rekanan
Pungut & setor

84
Data PHLN

Pembebanan UP

85
Porsi
Pinjaman

86
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai