Anda di halaman 1dari 18

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA

DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA,


SUATU METODE TERAPAN YANG EFEKTIF DALAM BIDANG PENGAWASAN

Dalam tatanan kenegaraan dan kelembagaan saat ini, sistem manajemen


penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel memegang peranan yang sangat
penting untuk menunjang pelaksanaan program-program pembangunan berasaskan
pilar-pilar “good governance” yaitu keterbukaan, akuntabilitas publik, partisipasi
masyarakat, dan supremasi hukum. Demi mewujudkan dan menjaga terciptanya
kondisi dimana pelaksanaan sistem manajemen dapat berjalan sesuai aturan maka
diperlukan upaya-upaya profesional dan terkoordinasi dengan baik diantara elemen
yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam manajemen
pemerintahan, profesionalisme aparat yang terlibat dalam proses manajemen secara
tidak langsung juga akan berdampak terhadap pencitraan lembaga tersebut, dimana
aparat yang profesional akan meningkatkan citra dan kewibawaan suautu lembaga
pemerintahan dalam mengimplementasikan kebijakannya berdasarkan pilar-pilar good
governance. Salah satu kebijakan pemerintah yang membutuhkan aparatnya untuk
bekerja secara profesional dalam menjalankan suatu sistem manajemen adalah
kebijakan dalam pengadaan barang dan jasa

PENGADAAN BARANG DAN JASA DULU DAN SEKARANG

Pengadaan barang dan jasa merupakan alat yang tepat untuk menerapkan
kebijakan publik di semua sektor dan menjadi instrumen dalam membangun tata kelola
pemerintahan yang baik. Paska pemerintahan orde baru, diawali dengan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat, dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,
Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Namun penilaian terhadap beberapa kelemahan
yang terjadi dalam pelaksanaannya menyebabkan Keppres yang telah berperan dalam
mengatur pelaksanan pengadaan barang dan jasa selama 3 tahun kemudian diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003. Kelemahan-kelemahan tersebut
Page

antara lain adanya inkonsistensi dalam ketentuan yang diatur didalamnya, adanya
perbedaan interprestasi pada aturan main mengenai penunjukkan langsung dan lelang
terbatas sehingga menjadi pemicu timbulnya konflik dalam pelaksanaan di daerah,
1

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

birokrasi pengadaan yang panjang dan terkesan menjadi penghambat keikutsertaan


peserta dari luar daerah, dan tidak adanya ketentuan mengenai persyaratan
profesionalitas bagi sumber daya manusia yang terlibat dalam pengadaan
mengakibatkan penunjukan panitia atau pejabat pengadaan yang tidak memiliki
sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa berbau kolusi, nepotisme, dan kurang
professional dalam menangani pengadaan.
Dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 diharapkan celah-
celah kelemahan yang terjadi saat berlakunya Keppres Nomor 18 Tahun 2000 dapat
ditutupi dan prinsip-prinsip pengadaan yang efektif, efisien, mendorong persaingan
sehat, transparansi, akuntabel, dan tidak diskriminatif dapat terwujud. Selain itu
dengan adanya Keppres Nomor 80 tahun 2003 ini juga diharapkan dapat mendorong
terjadinya globalisasi dan liberalisasi sistem pengadaan barang dan jasa di Indonesia.

ISU POKOK PENGADAAN BARANG DAN JASA

Pengadaan barang dan jasa atau yang dalam bahasa asingnya disebut
“procurement” merupakan aktifitas yang timbul karena adanya kebutuhan terhadap
suatu barang atau jasa melalui suatu proses yang diatur. Untuk memenuhi kebutuhan
barang dan jasa instansi pemerintah, Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
memberikan arahan tentang kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai
melalui APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia
barang dan jasa mulai dari persiapan dokumen pengadaan, pelaksanaan pengadaan,
hingga penandatanganan kontrak.
Kesulitan memahami prosedur pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang
berlaku, belum adanya transparansi, maraknya praktek ketidakadilan yang
dipertontonkan oknum aparatur pemerintah, dan sulitnya melakukan upaya
pendeteksian terhadap penyelewengan dan manipulasi yang terjadi dalam pengadaan
barang dan jasa menjadi indikator penyebab tingginya angka korupsi yang merugikan
negara hingga milyaran rupiah menjadi isu pokok yang terjadi dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan saat ini.
Berdasarkan data Ditjen Perbendaharaan Departemen Keuangan, diketahui
jumlah anggaran lembaga pemerintah departemen/non departemen pada tahun 2009
Page

yang dialokasikan untuk pengadaan barang dan jasa termasuk biaya pemeliharaannya
kurang lebih sebesar 107,6 triliun rupiah atau lebih tepatnya adalah sebesar
Rp.107.637.038.124.000,00. Besarnya anggaran yang dialokasikan pada seluruh
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

instansi pemerntahan tersebut merupakan peluang yang menggiurkan dan


menimbulkan kekhawtiran akan terjadinya kebocoran keuangan negara apabila tidak
ditangani secara profesional. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (LKPP) menyebutkan bahwa setiap tahunnya diperkirakan mencapai 30%
dari jumlah APBN mengalami kebocoran dari sektor pengadaan barang dan jasa.
Kondisi ini disebabkan adanya penyimpangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
terhadap prosedur pengadaan barang dan jasa. Untuk menghindari dan mencegah
terjadinya penyimpangan tersebut, diperlukan adanya strategi yang tepat yang dimulai
dengan cara melakukan analisis resiko pengadaan barang dan jasa, dan sistem
pengendalian pengadaan barang dan jasa.

ANALISIS RESIKO PENGADAAN BARANG DAN JASA


Suatu tindakan dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan korupsi menurut
Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut
UU Tipikor) apabila terpenuhinya seluruh unsur perbuatan yaitu (1) melawan hukum,
(2) memperkaya diri/orang lain/korporasi, dan (3) dapat merugikan keuangan negara.
Namun jika salah satu unsur tidak terpenuhi, maka tindakan tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai tindakan yang beresiko tindak pidana korupsi. Dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah, resiko terjadinya kasus korupsi sangat terkait dengan
pelanggaran terhadap prinsip-prinsip pengadaan dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003
yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan
akuntabel. Prinsip-prinsip ini merupakan kriteria yang sangat hakiki dalam proses
pengadaan barang dan jasa dan apabila dilanggar maka telah terpenuhi salah satu
unsur perbuatan Tipikor yaitu unsur melawan hukum. Unsur lain yang perlu dianalisa
dan dikaji yaitu menyangkut unsur kerugian negara dan memperkaya diri/orang
lain/korporasi.
Sebagai contoh, dalam kasus pengadaan barang dan jasa yang terbukti harga beli
barang/jasa jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar, maka terhadap
rekanan dan/atau pejabat pengadaan yang terlibat dapat dikenakan sanksi yang
menyangkut 2 hal yaitu sanksi tindak pidana korupsi dan sanksi perdata. Untuk
mengungkap kasus yang mengakibatkan terjadinya kerugian negara dan berindikasi
korupsi, kolusi dan nepotisme dengan dugaan adanya keterlibatan pihak-pihak dari
Page

penyelenggara negara tersebut maka dilakukan audit investigasi yang lebih


menekankan kepada identifikasi pidana. Setelah melalui upaya pemeriksaan yang
panjang hingga diajukannya kasus tersebut kepada persidangan kasus tindak pidana
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

korupsi seringkali berbeda hasilnya dengan yang diharapkan karena pengadilan


memutuskan perkara tersebut sebagai perkara perdata, dan untuk itu, pengembalian
kerugian negara dan memperoleh kembali aset negara menjadi upaya yang sangat sulit
dilakukan terhadap tedakwa kasus perdata walaupun dengan berbagai upaya hokum
berupa sanksi sesuai dengan Kasus Pelanggaran Disiplin Pegawai. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kasus pengadaan barang dan jasa yang
mengakibatkan terjadinya kerugian negara karena adanya penyimpangan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan tidak selalu merupakan
kasus Tindak Pidana Korupsi, melainkan dapat juga merupakan kasus Perdata
yang bersumber pada masalah-masalah seputar perikatan/perjanjian seperti
keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan dimana hukum perdata menitikberatkan
kepada hubungan antara antara dua belah pihak yang ditimbulkan dari adanya gugatan
dari pihak yang merasa dirugikan (penggugat). Demikian juga kasus keterlambatan
penyelesaian pekerjaan oleh rekanan yang mengakibatkan tidak efektifnya suatu hasil
dari kegiatan pengadaan barang dan jasa, hanya dapat dikenakan sanksi sesuai
ketentuan yang tercantum dalam dokumen perjanjian/Kontrak.
Berdasarkan analisa diatas maka diperlukan adanya suatu sistem pengawasan
dengan pola pembinaan dan pengawasan secara profesional dan taat asas, yaitu
Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa. Sebagai pengembangan dari metode
pengawasan, supervisi merupakan tool kit yang ampuh dan pakem yang selama ini
tidak benar-benar dipahami dan dimaknai secara utuh untuk dapat diperankan dalam
suatu kegiatan pengawasan pengadaan barang dan jasa sektor publik. Disain supervisi
pengadaan barang dan jasa dapat memiliki fungsi ganda yaitu berfungsi untuk
mencegah terjadinya kasus penyimpangan yang berakibat terjadinya kerugian negara
dengan indikasi tindak pidana korupsi ataupun perdata namun juga dapat berfungsi
sebagai guiddens pada kegiatan pengadaan barang dan jasa guna mendapatkan hasil
pengadaan yang akuntabel, berdaya guna, efektif, efisien, dan ekonomis demi
kepentingan bangsa dan ngara. Pengendalian yang dilakukan dengan mengoptimalkan
kegiatan supervisi bagi pelaksana pengadaan barang dan jasa dapat meminimalisasi
terjadinya penyimpangan yang bakal terjadi baik pada saat proses pemilihan calon
penydia barang dan jasa maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan pengadaan
sebagamana dituangkan dalam Kontrak Pengadaan.
Page

PENGERTIAN SUPERVISI
3

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan untuk memperoleh kondisi yang


lebih baik. Meskipun akhirnya tertuju pada hasil, namun yang diutamakan dalam
supervisi adalah bantuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang agar melakukan pekerjaan mereka
secara efektif. Supervisi merupakan pengawasan profesional dalam bidang akademik,
yang dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan bidang kerjanya, dan untuk
memahami suatu lebih mendalam dari sekedar pengawasan biasa. Supervisi bertujuan
untuk meningkatkan mutu kinerja melalui perbaikan situasi dalam suatu proses bekerja
dan belajar. Supervisi disini bukanlah pekerjaan inspeksi, melainkan pekerjaan
pembinaan yang menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan
dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa pekerjaan supervisi adalah melakukan
pengembangan pendidikan dalam pekerjaan atau jabatan guna membantu seseorang
atau sekelompok orang dalam memperoleh wawasan baru dalam pengembangan
jabatan dan memahami tugas-tugasnya atau dengan kata lain secara administratif di
samping pengawasan, supervisi juga dibutuhkan untuk mewujudkan kinerja profesional
secara lebih efektif dan terukur. Supervisi yang dilakukan mencakup aspek
perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan, dan kualitas/mutu hasil
pelaksanaan. Kegiatan supervisi ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun
sewaktu-waktu.

PRINSIP SUPERVISI

Yang dimaksud dengan prinsip supervisi adalah kaidah-kaidah yang harus


dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan kegiatan supervisi. Sahertian
& Mataheru (1982) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan supervisi hendaknya
bertumpu pada prinsip sebagai berikut:
1. Ilmiah, maksudnya supervisi harus dilakukan secara sistematis, objektif, dan
menggunakan instrument;
2. Demokratis, maksudnya menjujung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa
kekeluargaan;
Page

3. Kooperatif, maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan


usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik;
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

4. Konstruktik dan kreatif, maskudnya membina guru serta mendorong untuk aktif
menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman.

METODE DAN TEKNIK SUPERVISI

Ada dua metode yang pakai dalam melakukan supervisi, yakni :


a. Metode langsung
b. Metode tak langsung

Metode langsung adalah cara mensupervisi dimana mereka (orang) yang diupervisi
berhadapan lansung dengan supervisor, sedangkan metode tak lansung adalah cara
mensupervisi dimana mereka tidak langsung berhadapan dengan supervisor tetapi
menggunakan media tertentu seperti televisi, radio dan sebagainya.
Metode langsung dapat dilakukan dengan sejumlah teknik baik individual maupun
kelompok. Yang termasuk teknik individual, yaitu :
a. Kunjungan kelas (classroom visitation)
b. Observasi kelas (classroom observation)

Pertemuan individual (indiviudal conference)


c. Saling mengunjungi (intervisitation)
d. Penilaian diri sendiri (self evaluation)

TUJUAN DAN SASARAN SUPERVISI

Tujuan berfungsi sebagai arah atau penuntun di dalam melaksanakan supervisi.


Disamping itu, dapat pula dijadikan tolak ukur di dalam menilai efektif tidaknya
tidaknya pelaksanaan supervisi.\
Tujuan supervisi berkaitan erat dengan tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi
pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar
dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik, sehingga tujuan yang ingin dicapai
dapat berjalan secara optimal. Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran
(Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986;
Page

Glickman, 1990). Sedangkan sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi


tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986, 1994, &
1995).
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Sementara itu, Nawawi (1983) mengemukakan bahwa supervisi bertujuan


menolong guru-guru dengan kesadarannya sendiri berusaha untuk berkembang dan
tumbuh menjadi guru yang lebih cakap dan lebih baik di dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Senada dengan hal itu, Glickman (1981) menyatakan bahwa tujuan supervisi
pengajaran adalah membantu guru bagaimana belajar meningkatkan kemampuan
mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bagi siswa-
siswanya. Pernyataan itu tersebut menyiratkan peran dan tanggung jawab guru serta
peran dan tangung jawab supervisor dalam setiap Program supervisi.

Tujuan akhir supervisi sebenarnya adalah agar terjadi pertumbuhan dikalangan


siswa, yang tergambar dari hasil belajar atau prestasinya. Prestasi belajar sangat
dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan guru. Oleh karena itulah tujuan
utama supervisi adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
tersebut.

PRINSIP SUPERVISI

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan untuk mengatasi masalah


dan kesulitan dan bukan mencari–cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan bantuan dilakukan secara langsung, artinya
bahwa pihak yang mendapat bantruan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau
dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan dengan kemampuan
untuk dapat mengatsi sendiri.
3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor
memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali,
bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan
adanya hubungan yang baik entara supervisor dan yang disupervisi tercipta
Page

suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak
segan–segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau
kekurangan yang dimilki.
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal yang
penting.
7. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning
situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran
yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi
keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher,
student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan
ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi
tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran.
8. Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan
kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan
kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama
yang lebih baik diantara unit yang disupervisi, karena bersifat demokratis.

Pada perakteknya tugas supervisi bukanlah pekerjaan inspeksi tetapi menggunakan


sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan dorongan dan bantuan karena
memerlukan bantuan profesional langsung dari ahlinya untuk memperbaiki kinerja.

Dari uraian di atas menunjukan bahwa pekerjaan supervisi adalah melakukan


pengembangan staf dan pendidikan dalam jabatan untuk membantu personel dalam
memahami pekerjaannya dan mendapat informasi baru dalam pengembangan jabatan
atau dengan kata lain di samping pengawasan administrative, supervisi dan bimbingan
dibutuhkan untuk mewujudkan kinerja profesional secara lebih efektif dan terukur.

Supervisi mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan,


kualitas, pengendalian dan pengawasan. Supervisi dapat dilakukan baik secara berkala
maupun sewaktu-waktu. Seorang supervisor memiliki peran berbeda dengan seorang
pengawas atau pemeriksa. Supervisor lebih berperan sebagai “guru” yang siap
membantu aparatur pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan untuk
Page

mengendalikan pelaksanaan program-program pembangunan. Supervisor bukanlah


seorang pengawas yang hanya mencari-cari kesalahan.
1

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Untuk menilai efektif tidaknya supervisi, tujuan supervisi harus ditetapkan terlebih
dahulu. Pada dasarnya supervisi dilakukan untuk membantu pihak-pihak terkait agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga tujuan dapat tercapai secara
optimal. Secara umum supervisi berhubungan dengan pengembangan sumber daya
manusia, dengan sasaran utamanya pada upaya untuk meningkatkan kemampuan
profesional seseorang atau sekelompok orang terhadap satu bidang tertentu.

Peran yang diharapkan dari supervisor adalah:


(a) sebagai koordinator, mampu mengkoordinasikan setiap tahapan pekerjaan dan
mengidentifikasi data yang dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan tugas dan
pembuatan laporanya;
(b) sebagai konsultan, memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah
substansi pengadaan barang dan jasa, metodologi, dan pengembangan kualitas
sumber daya manusia, sehingga supervisor diharapkan dapat membantu pihak
yang disupervisi baik secara individual maupun kelompok;
(c) sebagai pemimpin kelompok (group leader), supervisor harus memiliki
kemampuan memimpin, memahami dan menghadapi berbagai bentuk dinamika
kelompok; dan
(d) sebagai evaluator, dapat memberikan bantuan dalam mengevaluasi pelaksanaan
tugas, dan mampu membantu mengidentifikasi dan memberikan solusi dari
permasalahan yang dihadapi pihak yang disupervisi.

Terdapat berbagai teknik dan pendekatan yang dapat diterapkan oleh supervisor, baik
secara individual di dalam maupun di luar kelas dan kelompok. Dalam kegiatan
supervisi kelompok, peran supervisor yang menonjol adalah sebagai koordinator dan
group leader. Sementara itu dalam kegiatan supervisi individual, supervisor lebih
berperan sebagai konsultan.

Dengan supervisi para pelaksana kegiatan akan lebih mengetahui bagaimana


melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan
mengimplementaasikannya dengan baik. Dengan demikian supervisi dapat
diartikan sebagai kegiatan pengawasan yang dilakukan melalui proses
Page

pendekatan yang fleksibel atau tidak kaku, dan berdasarkan prinsip


kemitraan yang berinteraksi secara profesional.
1

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Ciri-ciri supervisi :
a. Research : meneliti situasi sebenarnya di lapangan
b. Evaluation : penilaian
c. Improvement : mengadakan perbaikan
d. Assistance : memberikan bantuan dan bimbingan
e. Cooperation : kerjasama ke arah perbaikan situasi

Prinsip-prinsip supervisi :
a. Tidak otoriter
b. Tidak berasaskan kekuasaan
c. Tidak lepas dari tujuan
d. Bukan mencari kesalahan
e. Tidak boleh cepat mengharapkan hasil
f. Konstruktif dan kreatif
g. Sumber secara kolektif dari berbagai pihak
h. Profesional
i. Sanggup mengembangkan potensi pihak yang disupervisi
j. Memperhatikan kesejahteraan pihak yang disupervisi
k. Progresif
l. Memperhitungkan kemampuan sendiri
m. Sederhana dan informal
n. Sanggup mengevaluasi diri sendiri

Supervisi menggunakan penilaian yang dikembangkan mulai dari tahap perencanaan,


pelaksanaan, hingga evaluasi dengan kesimpulan akhir pada penilaian kinerja.

KOMPETENSI SUPERVISOR

Untuk dapat melaksanakan peran-peran di atas, supervisor harus memiliki


beberapa kompetensi dan kemampuan pokok, yaitu berkaitan dengan substantive
aspects of professional development, meliputi pemahaman dan pemilikan guru
terhadap tujuan pengajaran, persepsi guru terhadap peserta didik, pengetahuan guru
Page

tentang materi, dan penguasaan guru terhadap teknik mengajar. Kedua berkaitan
dengan professional development competency areas, yaitu agar para guru mengetahui
bagaimana mengerja-kan tugas (know how to do), dapat mengerjakan (can do), mau
1

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

mengerja-kan (will do) serta mau mengembangkan profesionalnya (will grow) (Ba-fadal,
1992: 10-11).
Glatthorn (1990) menyatakan kompetensi yang harus dimiliki su-pervisor meliputi
hal-hal yang berkaitan dengan the nature of teaching, the nature of adult development,
dan tentu saja juga the characteristics of good and effective school.
Berkaitan dengan hakikat pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan
berbagai variabel yang berpengaruh. Pertama, adalah faktor-faktor organisasional,
terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga profesional lainnya dalam lembaga
pendidikan. Kedua, berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut pengetahuan guru,
kemampuan membuat perencanaan dan mengambil keputusan, motivasi kerja, tahapan
perkembangan atau kematangan, dan keterampilan guru. Ketiga, berkaitan dengan
support system dalam pengajaran, yaitu kurikulum, berbagai buku teks, serta ujian-
ujian. Terakhir, adalah siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat
bervariasi.
Dalam hal adult development, supervisor harus mengetahui tahapan
perkembangan dan kematangan kerja seorang guru, tahapan perkembangan moral,
tahapan pengembangan profesional, serta berbagai prinsip dan teknik pembelajaran
orang dewasa.
Ketiga, supervisor harus mengetahui ukuran kemajuan dan keefektifan sebuah
sekolah. Hal ini merupakan muara dari kegiatan yang dilakukan bersama para guru dan
kepala sekolah. Selain berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas, supervisor juga
harus siap membantu kepala sekolah dalam bidang manajerial secara umum.

Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggungjawabnya


hendaknya mempunyai persyaratan-persyaratan idiil. Dilihat dari segi kepribadiannya
(personality) syarat-syarat seorang Supervisor adalah sebagi berikut:
1. Ia harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai
orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
2. Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua
kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
3. Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang
baik dan melihat segi-segi yang baik.
Page

4. Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh
penyimpangan-penyimpangan manusia.
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

5. Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak), sehingga guru-guru yang
lemah dalam stafnya tidak "hilang dalam bayangan" orang-orang yang kuat
pribadnya.
6. Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan
pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik.
7. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang
untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan saja.
8. Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.
9. Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang lain.
10. Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan menimbulkan depresi
dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.

TUGAS-TUGAS SUPERVISOR

Sehubungan dengan fungsi-fungsi supervise yang telah dibahas di atas, maka


pemakala mengemukakan 10 macam tugas supervise pendidikan dari 26 macam
supervisi yang telah dikemukakan oleh Ngalim Purwanto.
1. Menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi professional
2. Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
3. Melakukan classroom visitation atau class visit
4. Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah umum.
5. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah-
masalah yang mereka usulkan.
6. Mnediskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.
7. Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.
8. Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan sumber-sumber
atau unit-unit pengajaran.
9. Memberikan saran-saran atau instruksi tentang bagaimana melaksanakan statu
unit pengajaran.
10. Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam program revisi
kurikulum.
Page

Dalam bukunya " Role Of Supervisor And Curiculum Directors In A Climate Of Change ".
Ceeper menyimpulkan beberapa hal yang memberi gambaran tentang latar belakang
perlunya supervisI antara lain. (12 : 12 ) :
3

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

1. Bahwa dalam perubahan social dewasa ini perlu diperhatikan dimensi baru, yaitu
perlu perubahan teknologi ruang angkasa.
2. Berkembangnya science dan teknologi yang semakin cepat.
3. Adanya urbanisasi yang semakin meningkat, menyebabkan masalah baru dalam
pendidikan.
4. Adanya tuntutan hak-hak asasi manusia yang juga menyebabkan problema bagi
para pendidik yang memerlukan pemecahan secara rasional.
5. Akibatnya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran menyebabkan adanya :
- Daerah-daerah miskin dan kaya
- Adanya banyak waktu terbuang
- Kecenderungan muda-mudi memerlukan pendidikan umum dan kejuruan untuk
dapat bekerja/mencari pekerjaan dalam masyarakat.

6. Suburnya birokrasi dapat menghambat kelancaran dalam bidang pendidikan.


Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh
karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

Dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan di sekolah dan usaha professional,


kelanjutan kunjungan pengontrolan (supervisi) oleh pengawas utama hend$aknya
dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA SEBAGAI AMANAH KEPPRES


NOMOR 80 TAHUN 2003

Sebagai bentuk pembinaan dan pengawasan, secara fundamental supervisi


mengemban amanah yang tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, bahwa instansi
pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan pengadaan
barang/jasa, termasuk kewajiban mengoptimalkan penggunaan produksi dalam negeri,
dan perluasan kesempatan berusaha bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta
Page

instansi pemerintah wajib mensosialisasikan dan memberikan bimbingan teknis


secara intensif kepada semua pejabat perencana, pelaksana, dan pengawas di
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

lingkungan instansinya yang terkait, agar Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan benar.
Selain itu, terkait dengan fungsi pengawasan yang diamanatkan dalam Keppres
Nomor 80 ahun 2003 yaitu instansi pemerintah agar melakukan pengawasan terhadap
pengguna barang/jasa dan panitia/pejabat pengadaan di lingkungan instansi masing-
masing, dan menugaskan kepada aparat pengawasan fungsional untuk melakukan
pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagai unit pengawasan intern
departemen, Inspektorat jenderal Departemen Pendidikan Nasional berwenang
melakukan pengawasan kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional, menampung dan menindaklanjuti pengaduan
masyarakat yang berkaitan dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa, kemudian melaporkan hasil pemeriksaannya kepada
Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Supervisi pengadaan bukanlah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan terbatas
pada satu kurun waktu dan kejadian tertentu, melainkan kegiatan yang dilakukan
dengan pendekatan secara berkesinambungan sampai dengan diperolehnya suatu
keyakinan bahwa unit kerja yng disupervisi telah memiliki bekal kemampuan dan
pemahaman yang memadai tentang pengadaan barang dan jasa

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud diadakannya kegiatan Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan atas pemahaman pengadaan barang dan jasa dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dari pejabat dan pelaksana kegiatan
pengadaan barang dan jasa.
Adapun tujuannya adalah agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat
berjalan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mulai sejak
persiapan pemilihan calon penyedia barang dan jasa sampai dengan pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa, sehingga dapat diperoleh hasil pengadaan yang
akuntabel, berdaya guna, efektif, efisien dan ekonomis guna menunjang pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan.
Page

SASARAN DAN RUANG LINGKUP


3

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Sasaran kegiatan supervisi adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang
sedang berlangsung atau sedang dalam proses pemilihan calon penyedia barang dan
jasa di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Ruang lingkup kegiatan supervisi
mencakup seluruh kegiatan pengadaan barang dan jasa dalam lingkungan Departemen
Pendidikan Nasional baik yang ada di pusat maupun di daerah yang dibiayai dari APBN
tahun 2009.

METODE PELAKSANAAN

Supervisi Pengadaan bukanlah sekedar melakukan pengumpulan data dan


pengisian instrumen semata melainkan suatu proses kerja memberikan arahan dan
masukan dalam rangka pemantapan dan perbaikan terhadap proses pengadaan yang
sedang berjalan. Metode yang digunakan dalam kegiatan Supervisi Pengadaan Barang
dan Jasa adalah dengan cara melakukan observasi langsung terhadap kegiatan
pengadaan yang sedang berjalan. Manfaat yang dapat diperoleh melalui observasi atau
peninjauan secara langsung ini adalah diperolehnya gambaran yg obyektif tentang
proses pengadaan yang dilakukan, antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya
permasalahan dan sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan secara langsung, serta
hasil supervisi dapat dijadikan dasar bagi pimpinan departemen dalam menetapkan
kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan yang menajadi
kewenangannya.

Supervisi Pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan berdasarkan :


1. Permintaan unit kerja yang akan melaksanakan kegiatan pengadan;
2. Penugasan dari pimpinan lembaga;
3. Pengaduan masyarakat terkait dengan pengadaan yang sedang berlangsung.

Supervisi dapat dilakukan sepanjang proses pengadaan yang sedang berlangsung


ataupun pada tahapan tertentu dalam proses pengadaan. Prosedur dan tahapan
kegiatan supervisi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, kegiatan yang dilakukan dalam rangka persiapan mencakup :
a. penyusunan pedoman dan instrumen supervise;
Page

b. pemetaan tim supervisi dan penyusunan jadwal;


c. rapat koordinasi dalam rangka pembekalan dan pemantapan persiapan
supervisi pengadaan barang dan jasa.
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

2. Tahap Pelaksanaan, mencakup tahapan kegiatan sebagai berikut:


a. koordinasi awal pelaksanaan, melalui mekanisme temu awal dengan pimpinan
lembaga yang akan disupervisi sebelum pelaksanaan kegiatan supervisi ke
lapangan;
b. supervisi pengadaan, setelah melakukan koordinasi pada saat temu awal, tim
selanjutnya melakukan supervisi menggunakan instrumen supervisi. Selain
instrumen, tim juga melakukan pengumpulan data dan informasi melalui
pencatatan terhadap hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan pengadaan.
Supervisi pengadaan barang dan jasa dilaksanakan efektif dalam satu periode
pengadaan, selama tersedianya anggaran yang memadai untuk mendukung
kegiatan supervisi.

3. Tahap Pelaporan, setelah kegiatan supervisi dilaksanakan, tim menyusun laporan


secara lengkap dan menyampaikannya kepada Inspektur Jenderal.

PETUGAS YANG TERLIBAT, JANGKA WAKTU PELAKSANAAN, DAN DUKUNGAN


ANGGARAN

Petugas yang akan melakukan supervisi diutamakan telah memiliki sertifikat


keahlian pengadaan barang dan jasa atau sekurang-kurangnya pernah mengikuti
pelatihan tentang pengadaan barang dan jasa dan secara praktis pernah terlibat dalam
kepanitiaan atau pernah melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa, dan atau
pernah melakukan audit terhadap kegiatan pengadaan barang dan jasa. Bagi Ketua Tim
Supervisi, ketentuan tentang Sertifikasi Pengadaan barang dan Jasa adalah mutlak.
Efektivitas hasil kegiatan Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa pada satu unit
kerja dapat dilihat berdasarkan banyaknya frekuensi pertemuan yang dilakukan tim
supervisi dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada pejabat/pelaksana
pengadaan pada periode pengadaan tertentu. Anggaran untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa berasal dari anggaran unit
kerja yang memberi penugasan supervisi.
Page
2

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

DIAGRAM PROSES “SUPERVISI PENGADAAN BARANG


DAN JASA”

Page
3

By. Ferdy
Fristyansjah
SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA
DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Pengadaan
yang
efektif,
efisien,
terbuka
dan
bersaing,
adil/tidak

Page
1

By. Ferdy
Fristyansjah

Anda mungkin juga menyukai