Anda di halaman 1dari 40

JUDUL PTK ANDA

.......................... TAHUN PELAJARAN 200../ 200..

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :
...........................................
NIP. ...................................

SMP ............................
KOTA BANDUNG

1
JUDUL PTK ANDA

Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Gol. ....... ke .........

Oleh :
.......................................
NIP. .................................

SMP ................................
KOTA BANDUNG

2
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis oleh :

Nama : ..................................
NIP : .................................
Pangkat / Golongan : .................................
Instansi : SMP .........................
Bandung, ………………….. 2012
Kepala Sekolah Pengelola Perpustakaan

...................................... ...................................................
NIP................................19591210 NIP. ...........................................
198603 1 021

Mengetahui
Kepala Dinas Kota Bandung
Kabid PTK

...........................................
NIP. ....................................

3
HALAMAN PUBLIKASI

JUDUL PTK ANDA

Terdaftar di Perpustakaan SMP ...........................


Kota Bandung

Nomor Register : .......................................................


Tanggal : ………………….. 2012

Bandung, ………………. 2012


Pengelola Perpustakaan

....................................................
NIP. ...........................................

4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti datang kemudahan
(QS. Al Insyirah ayat 6).
2. Hadiah Nobel memang hebat. Tetapi bagi saya hadiah terbaik adalah
mempunyai pembaca (Octavio Paz).
3. Harga sesuatu orang adalah terletak dalam bisa atau tidaknya berdiri sendiri
sebagai manusia yang teguh dan tegap. Tapi akan lebih tinggi harga itu jika
dia juga turut membantu orang lain dalam kemajuannya (Prof. C. C. Berg).

PERSEMBAHAN
1. Bapak, ibu tercinta yang senantiasa memelukku hangat dalam doanya, memberiku
semangat yang tiada henti-hentinya, dan mendorong untuk menyelesaikan karya
tulis ini.
2. Suami dan anak-anakku terkasih
3. Siapa saja yang telah memberiku kesempatan untuk berkembang. Dulu, kini, dan
esok.

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan
judul
JUDUL PTK ANDA

Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, banyak pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis, oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung
2. Kepala SMP.............................
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril
maupun material dalam penyelesaian penelitian Tindakan Kelas ini.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara mendapat balasan dari
Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari karya ini masih
belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

PENULISAN FORMAT PTK GURU SAMPAI DENGAN HALAMAN INI,


HALAMAN SELANJUTNYA YAITU HALAMAN ABSTRAK DAN
LAINNYA HAMPIR SAMA DENGAN PTK SKRIPSI

HALAMAN SELANJUTNYA

ABSTRAKS

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran


apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru
dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan.
Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam
kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya
pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang
memerlukan kemampuan khusus.
Proses belajar mengajar di SD Negeri Slateng 02, khususnya siswa
kelas VI dalam pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai.
Dikarenakan beberapa hal diantaranya; Siswa tidak berani tampil dan
membaca dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh factor psikologis, merasa
asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri.
Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VI SD
Negeri Slateng 02 mencapai 75% lebih. Sebagai gambaran antara lain; mereka
membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh, siswa yang
merani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani tampil
karena terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang baik
dan suasana kelas sama sekali tidak mendukung.
Pembangkit motivasi siswa agar menyukai pembacaan puisi dapat
ditempuh dengan langkah-langkah; dengan mengajak siswa berdiskusi tentang
puisi yang akan dibacakan, siswa biasa melihat langsung dengan kata lain
dapat menggunakan metode demonstrasi,dan diharapkan dapat
mengapresiasikan puisi melalui menulis atau menceritakan kembali dan
memparafrasekan.
Dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2001:114), ada beberapa
macam metode mengajar, antara lain; Metode Ceramah, Tanya Jawab,

7
Diskusi, Kerja Kelompok, Pemberian Tugas, Demonstrasi, Eksperimen.
Berkaitan dengan pembelajaran membaca puisi, metode demonstrasi dapat
dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam
pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung
mengamati bentuk pembacaan puisi, (2) Siswa dapat secara langsung
mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3)
Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi,penampilan
ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena
menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.
Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung
meniru model tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah
yang paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak
mudah mencari model yang baik di luar guru.
Pemilihan metode demonstrasi merupakan tantangan bagi guru.Guru
akan menjadi model didepan kelas, dengan demikian guru akan berusaha
meningkatkan kualitas diri. Penyajian pembelajaran yang dipersiapkan
dengan baik akan mendapat respon dari siswanya.Dengan penyajian
berulang-ulang dan selalu menarik akan menimbulkan motivasi siswa
terhadap minat membaca puisi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul peningkatan kemampuan membaca puisi
dengan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN Slateng 02 Ledokombo
Jember.

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan
permasalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa
kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten
Jember ?
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam
membantu siswa meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa

8
kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten
Jember ?

C. Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkannya metode demonstrasi
pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo
Kabupaten Jember.
2. Ingin mengetahui pengaruhnya metode demonstrasi dalam meningkatkan
ketrampilan membaca puisi setelah diterapkan pembelajaran dengan
metode demonstrasi pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan
Ledokombo Kabupaten Jember.

D. Manfaat Perbaikan
Adapun maksud diadakannya perbaikan ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabuaten Jember.
3. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Bahasa
Indonesia

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Puisi

Puisi adalah Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan
cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan
makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang
khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman
batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi
makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya
seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan
keharuan.Haryadi (1996:113).

B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD

Guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan


jenjang kelas SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan dan Garis-garis Besar
Program Pengajaran Bahasa Indonesia.Ruang lingkup mata pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan
memahami, mengapresiasikan sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia.
Perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang
dan dapat disajikan secara terpadu. Dalam pembelajaran membaca puisi di SD
hal yang perlu diperhatikan adalah siswa, sasaran, metode dan evaluasi.
Setelah persiapan pembelajaran dilakukan, dilaksanakan pembelajaran
membaca puisi melalui pendekatan metode demonstrasi dengan langkah pra
membaca, saat membaca, dan pasca membaca. Pada langkah pra membaca
siswa diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan
kosakata yang dianggap sukar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan

10
memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada
langkah saat membaca siswa diajak menyimak model yang
mendemonstrasikan pembacaan puisi,dengan tidak lupa mendiskusikan apa
yang siswa saksikan.Pada pasca membaca siswa dapat menerapkan
keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan
aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi

C. Pembelajaran Puisi Dengan Metode Demonstrasi

Dalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap hal-hal yang


bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya pembelajaran itu
bersifat konkrit. Untuk menghindari semua itu dalam pengajaran bahasa
diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada rambu-rambu
pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip pengajaran, Antara lain;
dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-yang dekat ke yang jauh, dari yang
sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui, dari
yang konkrit ke yang abstrak. Berkaitan dengan pembelajaran puisi,
penggunaan pendekatan metode demonstrasi merupakan pilihan yang tepat
dan efektif dalam Dalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap
hal-hal yang bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya
pembelajaran itu bersifat konkrit. Untuk menghindari semua itu dalam
pengajaran bahasa diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada rambu-
rambu pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip pengajaran, Antara
lain; dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-yang dekat ke yang jauh, dari
yang sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui,
dariyang konkrit ke yang abstrak.
Berkaitan dengan pembelajaran puisi, penggunaan pendekatan metode
demonstrasi merupakan pilihan yang tepat dan efektif dalam membaca puisi
diharapkan akan banyak menguntungkan siswa untuk meningkatkan
apresiasinya.

11
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
Penelitian dilaksanakan terhadap 28 siswa Kelas VI SDN Slateng 02
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Siswa sebagian besar berasal dari
keluarga petani dengan tingkat kemampuan yang beragam. Dari 28 siswa
terdapat 5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18
siswa berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Adapun
jadwal penelitian sebagai berikut:
1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan April 2009
2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 April sampai minggu ke-4 bulan
April 2009
3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Mei 2009
Mata pelajaran yang menjadi subyek adalah Bahasa Indonesia dengan materi
membaca puisi

B. Deskripsi Per Siklus


Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus
1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan
meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat
dan antusias, senang tanpa ada factor keterpaksaan karena ada variasi
pembelajaran dibanding pembelajaran sebelumnya.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses
pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas
pembelajaran.
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.

12
1. Rencana
a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk
memperoleh data nilai awal materi membaca puisi dengan menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media.
b. Siklus 1
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metode demonstrasi,
demonstasi dilakukan oleh guru kemudian secara bergantian siswa
mendemonstrasikan membaca puisi. Media yang dipakai berupa rekaman
tape recorder tentang mambaca puisi.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, demontrasi dilaksanakan dengan bantuan
media televisi, peneliti memutarkan video pembacaan puisi, kemudian
siswa secara bergantian membacakan puisi di depan kelas.
d. Siklus 3
Pada siklus ketiga, metode demonstrasi tetap dilaksanakan dengan
mendatangkan nara sumber ( tokoh sekitar ) yang pandai membaca puisi
untuk kemudian mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas. Salah
satu siswa ditunjuk untuk membaca puisi, kemudian nara sumber
memberikan koreksi terhadap bacaan puisi siswa. Selanjutnya satu persatu
siswa membacakan puisi di depan kelas.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009,
dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan media.
Terlihat siswa kebingungan atas penjelasan guru. Hal ini disebabkan siswa
belum dapat memahami penjelasan tata cara membaca puisi.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Selasa, 14 April 2009. Peneliti
menggunakan metode demonstrasi. Demontrasi dilakukan oleh guru
dengan memberi contoh membaca puisi, sekali-kali guru memberikan
penjelasan. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan puisi di depan

13
kelas. Pada siklus 1 ini siswa mulai menangkap apa yang harus dilakukan
pada saat membaca puisi, terbukti dengan mulai lancer dan tepat
pembacaan puisi beberapa siswa.
c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Selasa, 21 April 2009. Peneliti tetap
menggunakan metode demonstrasi namun kali ini demontrasi diwakili
oleh sebuah video pembacaan puisi yang ditayangkan lewat sebuah
pesawat televisi. Setelah tayangan selesai guru memberikan penjelasan
tambahan. Satu persatu siswa maju ke depan kelas untuk
mendemontrasikan membaca puisi. Pada siklus ini terlihat antusias siswa
sudah mulai tinggi terutama pada saat pemutaran video.
d. Siklus 3
Siklus 3 dilaksanakan pada Selasa , 28 April 2009 dengan metode
demontrasi yang dilakukan oleh narasumber seorang ahli membaca puisi.
Setelah demontrasi selesai guru menunjuk satu atau dua orang siswa
secara bergantian untuk membaca puisi. Narasumber memberikan koreksi
dan penjelasan cara membaca puisi yang baik. Setelah itu semua siswa
diberikan kesempatan untuk membacakan puisi di depan kelas. Bentuk
penilaian yang dilaksanakan berupa performance tes.

C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen


Dalam penelitian tindakan kelas instrumen utama penelitian adalah
peneliti.Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa
peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya.
Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrumen
penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan
tindakan:

14
Tabel 2.1 Format Penilaian Performance Membaca Puisi
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3

Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1


Nilai
No Nama Siswa Peningkatan Keterangan
Pra Siklus Siklus 1
1
2
3

Keterangan :
• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus1
• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)

Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2


Nilai
No Nama Siswa Peningkatan Keterangan
Siklus 1 Siklus 2
1
2
3

Keterangan :
• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus2
• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)

Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3


Nilai
No Nama Siswa Peningkatan Keterangan
Siklus 2 Siklus 3
1
2
3

15
Keterangan :
• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil
belajar siklus 3
• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana


yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan
sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab
untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu
dengan yang lain.
Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.
Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga
melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan
teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang
catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena
penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh
secara lengkap dan utuh.

D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melihat demonstrasi lebih dari dua kali

16
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah termasuk metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa namun pelaksanaannya
memerlukan persiapan agar peneliti dapat mengusai kelas.
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih terlihat kurang
mampu menagkap informasi dari demonstrasi lewat media tersebut.
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
3. Siklus 3
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3
adalah sebagai berikut:
a. Metode demontrasi yang dilakukan dengan mendatangkan narasumber
merupakan suatu hal yang baru dan menarik bagi siswa
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
d. Proses pembelajaran terlaksana dengan menggunakan PAIKEM

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan


1. Pra Siklus
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal
yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk
mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan
mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,
kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas
maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri
dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada
kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang
materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media hanya buku pelajaran Bahasa
Indonesia digunakan sebagai sumber belajar. Guru lebih banyak
menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan
konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak
dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu,
keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan
dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang
disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas
mengerjakan soal atau evaluasi.
Berikut data hasil belajar pra siklus:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tuntas
No Nama Nilai
Tidak tuntas
1 Andriyan Subairi 60 TT
2 Holifah 70 T
3 Asni Lutfiah 50 TT
4 Abdul Gofur 60 TT
5 Lukman Hakim 50 TT
6 Subairi 60 TT

18
7 Farida 50 TT
8 Faridi 70 T
9 Khoirul Ilham 80 T
10 Ilmiyeh 80 T
11 Halim 60 TT
12 Gufron 70 T
13 Jepriyanto 70 T
14 M.Wafi Purwanto 60 TT
15 M.Arifin 60 TT
16 Umi Habibah 60 TT
17 M.ikbal 60 TT
18 Wasik 50 TT
19 Nur Imamah 50 TT
20 Maulida Wajarwati 60 TT
21 Suyati 70 T
22 Sumiyati 50 TT
23 Riris Ria Dewi 50 TT
24 Risdatul Jannah 60 TT
25 Yuni Lestari 70 T
26 Nita Novitasari 60 TT
27 Heni Fia 50 TT
28 Rumania 50 TT
rata-rata 60,36
siswa tuntas 8
siswa tidak tuntas 20
persentase tuntas kelas 28,57

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus


Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Rata-rata kelas : 60,36
Jumlah siswa tuntas : 8 siswa
Jumlah siswa tidak tuntas : 20 siswa
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 28,57 % ( tidak tuntas )

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya
28,57 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.

Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa


kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-
kelebihan tersebut antara lain :

19
1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan
guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang
dijelaskan guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.

2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Selasa, 14
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1) Hasil pengamatan terhadap guru

20
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
b) Siswa diberikan demonstrasi membaca puisi
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadapBahasa Indonesia.
Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap demonstrasi yang
dilakukan guru.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk berlatih lebih banyak.
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Nilai
No Nama Pra Siklus Meningkat Keterangan
Siklus 1
1 Andriyan Subairi 60 60 Tidak TT
2 Holifah 70 80 Ya T
3 Asni Lutfiah 50 60 Ya TT
4 Abdul Gofur 60 60 Tidak TT
5 Lukman Hakim 50 60 Ya TT
6 Subairi 60 70 Ya T
7 Farida 50 60 Ya TT
8 Faridi 70 70 Tidak T
9 Khoirul Ilham 80 80 Tidak T
10 Ilmiyeh 80 70 Tidak T
11 Halim 60 70 Ya T
12 Gufron 70 70 Tidak T
13 Jepriyanto 70 60 Tidak TT
14 M.Wafi Purwanto 60 60 Tidak TT
15 M.Arifin 60 60 Tidak TT
16 Umi Habibah 60 70 Ya T
17 M.ikbal 60 70 Ya T
18 Wasik 50 60 Ya TT
19 Nur Imamah 50 60 Ya TT
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT
21 Suyati 70 80 Ya T
22 Sumiyati 50 60 Ya TT
23 Riris Ria Dewi 50 60 Ya TT
24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T
26 Nita Novitasari 60 70 Ya T
27 Heni Fia 50 70 Ya T

21
28 Rumania 50 60 Ya TT
rata-rata kelas 60,36 65,71
siswa tuntas 8 13
siswa tidak tuntas 20 15
siswa dengan nilai meningkat 16
persentase ketuntasan 28,57 46,43

Keterangan:
T : Tuntas Nilai meningkat : 16 siswa
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 12 siswa
Rata-rata kelas : 65,71
Jumlah siswa tuntas : 13
Jumlah siswa tidak tuntas : 16
Prosentase Ketuntasan Klasikal 46,43 % ( tidak tuntas )

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata 65,71
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 13
3 Jumlah siswa dengan nilai meningkat 16
4 Persentase ketuntasan belajar 46,43 %

Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3


Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran koperatif dengan metode diskusi oleh guru diperoleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,71 dan ketuntasan
belajar mencapai 46,43 % atau ada 13 siswa dari 28 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 46,43 % lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran
yang dilaksanakan guru.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa

22
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 21 April 2009.
Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun
dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan
media televisi untukmmutarkan video demontrasi membaca puisi. Dengan
metode diskusi tindakan ini berlangsung 70 menit untuk kemudian diberi
evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar mengajar sesuai
skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pengajaran pada siklus
kedua.
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh
mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas satu persatu. Hal ini
agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan
tapi sudah merupakan hasil yang nyata.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai
No Nama Meningkat Keterangan
Siklus 1 Siklus 2
1 Andriyan Subairi 60 70 Ya T
2 Holifah 80 90 Ya T
3 Asni Lutfiah 60 60 Tidak TT
4 Abdul Gofur 60 70 Ya T
5 Lukman Hakim 60 60 Tidak TT
6 Subairi 70 80 Ya T
7 Farida 60 70 Ya T
8 Faridi 70 70 Tidak T
9 Khoirul Ilham 80 90 Ya T
10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T
11 Halim 70 70 Tidak T
12 Gufron 70 70 Tidak T
13 Jepriyanto 60 70 Ya T
14 M.Wafi Purwanto 60 70 Ya T
15 M.Arifin 60 60 Tidak TT
16 Umi Habibah 70 70 Tidak T
17 M.ikbal 70 70 Tidak T
18 Wasik 60 60 Tidak TT
19 Nur Imamah 60 70 Ya T
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT

23
21 Suyati 80 90 Ya T
22 Sumiyati 60 70 Ya T
23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT
24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T
26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T
27 Heni Fia 70 70 Tidak T
28 Rumania 60 60 Tidak TT
rata-rata kelas 65,71 69,64
siswa tuntas 13 20
siswa tidak tuntas 15 8
siswa dengan nilai meningkat 16 11
persentase ketuntasan 46,43 71,43
Keterangan:
T : Tuntas Nilai meningkat : 8 siswa
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 20 siswa
Rata-rata kelas : 69,64
Jumlah siswa tuntas : 20
Jumlah siswa tidak tuntas : 8
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 71,43 % ( tidak tuntas )

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata 69,64
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Jumlah siswa dengan nilai meningkat 8
4 Persentase ketuntasan belajar 71,43 %

Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 69,64 dan ketuntasan belajar mencapai
71,43 % atau ada 20 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.

Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan


refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini
adalah sebagai berikut :

24
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan
metode demontrasi k dengan media yang menarik.

4. Pelaksanaan Siklus III


Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II ,
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan
siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias
dengan pelajaran. Demonstrasi dilakukan dengan menghadirkan
narasumber dari lingkungan. Hal ini jarang sekali dilakukan dan hasilnya
sangat luar biasa. Demontrasi narasumber dilanjutkan penjelasan / koreksi
atas demonstrasi siswa di depan kelas
Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2009.
dengan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III
Nilai
No Nama Meningkat Keterangan
Siklus 2 Siklus 3
1 Andriyan Subairi 70 80 Ya T
2 Holifah 90 90 Tidak T
3 Asni Lutfiah 60 70 Ya T
4 Abdul Gofur 70 80 Ya T
5 Lukman Hakim 60 70 Ya T
6 Subairi 80 80 Tidak T
7 Farida 70 80 Ya T
8 Faridi 70 70 Tidak T
9 Khoirul Ilham 90 90 Tidak T
10 Ilmiyeh 70 80 Ya T
11 Halim 70 70 Tidak T
12 Gufron 70 80 Ya T
13 Jepriyanto 70 80 Ya T
14 M.Wafi Purwanto 70 70 Tidak T
15 M.Arifin 60 70 Ya T
16 Umi Habibah 70 70 Tidak T
17 M.ikbal 70 70 Tidak T

25
18 Wasik 60 60 Tidak TT
19 Nur Imamah 70 70 Tidak T
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT
21 Suyati 90 90 Tidak T
22 Sumiyati 70 70 Tidak T
23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT
24 Risdatul Jannah 60 70 Ya T
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T
26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T
27 Heni Fia 70 70 Tidak T
28 Rumania 60 70 Ya T
rata-rata kelas 69,64 73,57
siswa tuntas 20 25
siswa tidak tuntas 8 3
siswa dengan nilai meningkat 11 11
persentase ketuntasan 71,43 89,29

Keterangan:
T : Tuntas Nilai meningkat : 11 siswa
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 17 siswa
Rata-rata kelas : 73,57
Jumlah siswa tuntas : 25
Jumlah siswa tidak tuntas : 3
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 89,29 % ( tuntas )

Tabel 4.7. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata 73,57
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 25
3 Jumlah siswa dengan nilai meningkat 11
4 Persentase ketuntasan belajar 89,29 %

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil


belajar sebesar 73,57 dan dari 25 siswa yang telah tuntas sebanyak 28
siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89,29 %
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan
siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini.
Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat
menimba pengalaman dari narasumber, dan ternyata dari proses

26
demontrasi siswa ini, siswa lebih mudah menerima pemahaman
tentang cara membaca puisi yang baik.
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti
mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah maksimal
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pembelajaran yang melibatkan
narasumber demonstrasi, hal ini membuat siswa semakin memahami
dan bisa langsung mendemonstrasikan kemampuan membaca puisi
secara langsung.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran koperatif sangat
menunjanng peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan model ini
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini
dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1 65,71,
siklus 2 sebesar 69,64 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar 73,57. Data lain
yang juga mendukung bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan membaca puisi adalah jumlah siswa yang tuntas belajar secara
individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 13 siswa, siklus 2 20 siswa
dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 25 siswa dari 28 siswa di
kelas VI, jadi hanya 3 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada siklus 3
ketuntasan belajar kelas telah mencapai 89,29 % ( prosentase ketuntasan
diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar
90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi

27
konsep membaca puisi yang baik dapat dserap langsung oleh siswa yang
dibuktikan dengan kemampuan membaca puisi secara klasikal telah mencapai
ketuntasan 89,29 %.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dan metode
demontrasi sangat membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca puisi. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan
metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas
dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas
pembelajaran di kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
demontrasi juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon
positif dari para siswa.

B. Saran – Saran
1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar
Bahasa Indonesia ( membaca puisi ) sebaiknya dengan menggunakan
metode demontrasi;
2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam
metode pengajaran

29
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani Sumantri, Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung :CV


Maulana.

Syah.1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru.Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Haryadi, Zamzani.1996.Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Aminuduin.1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra: Sinar Baru.

30
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : Vi / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )
Hari, Tanggal : Selasa, 14 April 2009

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi


dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang
tepat
Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

¾ Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
¾ Materi Ajar
Membaca Puisi
¾ Metode Pembelajaran
Demontrasi
¾ Kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
ƒ Salam
ƒ Apersepsi
ƒ Penyampaian tujuan pembelajaran
• Kegiatan Inti
ƒ Guru mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas
ƒ Siswa memperhatikan demonstrasi guru

31
ƒ Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
ƒ Guru memberikan bimbingan cara membaca puisi dengan ekspresi
yang baik
ƒ Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
• Kegiatan Akhir
ƒ Siswa dan guru menarik kesimpulan
ƒ Salam
¾ Alat, Bahan dan Sumber Belajar
• Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
• Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
• Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
¾ Penilaian
• Bentuk Penilaian
Performance tes
• Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3

Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
40 – 50 : D ( kurang )
Vokal ( 10 – 25 )
50 – 60 : C ( cukup
Ekspresi ( 10 – 25 ) 60 – 80 : B ( baik )
80 – 100 : A ( sangat baik )
Nada ( 10 – 25 )

Ledokombo, 14 April 2009


Guru Kelas

DAHONO
NIM. 813663449

32
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : VI / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )
Hari, Tanggal : Selasa, 21 April 2009

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi


dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang
tepat
Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

¾ Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
¾ Materi Ajar
Membaca Puisi
¾ Metode Pembelajaran
Demontrasi
¾ Kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
ƒ Salam
ƒ Apersepsi
ƒ Penyampaian tujuan pembelajaran
• Kegiatan Inti
ƒ Guru memutarkan video pembacan puisi dengan benar
ƒ Siswa memperhatikan video melalui televisi yang disediakan

33
ƒ Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
ƒ Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
ƒ Guru memberikan komentar terhadap tampilan siswa
• Kegiatan Akhir
ƒ Siswa dan guru menarik kesimpulan
ƒ Salam
¾ Alat, Bahan dan Sumber Belajar
• Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
• Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
• Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
• Televisi, VCD player, VCD puisi
¾ Penilaian
• Bentuk Penilaian
Performance tes
• Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3

Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 ) 40 – 50 : D ( kurang )
Vokal ( 10 – 25 ) 50 – 60 : C ( cukup
60 – 80 : B ( baik )
Ekspresi ( 10 – 25 ) 80 – 100 : A ( sangat baik )
Nada ( 10 – 25 )

Ledokombo, 21 April 2009


Guru Kelas

DAHONO
NIM. 813663449

34
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : VI / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )
Hari, Tanggal : Selasa, 28 April 2009

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi


dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang
tepat
Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

¾ Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
¾ Materi Ajar
Membaca Puisi
¾ Metode Pembelajaran
Demontrasi
¾ Kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
ƒ Salam
ƒ Apersepsi
ƒ Penyampaian tujuan pembelajaran
• Kegiatan Inti
ƒ Guru memperkenalkan narasumber kepada siswa
ƒ Narasumber mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas

35
ƒ Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
ƒ Narasumber memberikan koreksi dan komentar terhadap tampilan
siswa yang maju
ƒ Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
• Kegiatan Akhir
ƒ Siswa dan guru menarik kesimpulan
ƒ Salam
¾ Alat, Bahan dan Sumber Belajar
• Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
• Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
• Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
¾ Penilaian
• Bentuk Penilaian
Performance tes
• Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3

Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
40 – 50 : D ( kurang )
Vokal ( 10 – 25 )
50 – 60 : C ( cukup
Ekspresi ( 10 – 25 ) 60 – 80 : B ( baik )
80 – 100 : A ( sangat baik )
Nada ( 10 – 25 )

Ledokombo, 28 April 2009


Guru Kelas

DAHONO
NIM. 813663449

36
Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam


Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Jember

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : SUCIPTO
NIP : 19641002 198503 1 001
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02
Alamat Sekolah : Ledokombo Jember
Telepon :-

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam


pelaksanaan PKP atas nama :

Nama : DAHONO
NIM : 813663449
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02
Alamat Sekolah : Ledokombo Jember
Telepon :-

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jember , 7 April 2009

Mengetahui, Teman Sejawat,


Kepala Sekolah

SISWANTO, S.Pd. SUCIPTO


NIP.19620817 198303 1 021 NIP. 19641002 198503 1 001

37
Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER

Menyatakan bahwa:

Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas :V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 14 April 2009

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


Mahasiswa,

SUCIPTO DAHONO
NIP. 19641002 198503 1 001 NIM. 813 663 449

38
Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER

Menyatakan bahwa:

Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas :V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 21 April 2009

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


Mahasiswa,

SUCIPTO DAHONO
NIP. 19641002 198503 1 001 NIM. 813 663 449

39
Lampiran 8

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER

Menyatakan bahwa:

Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas :V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 28 April 2009

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


Mahasiswa,

SUCIPTO DAHONO
NIP. 19641002 198503 1 001 NIM. 813 663 449

40

Anda mungkin juga menyukai