Oleh :
...........................................
NIP. ...................................
SMP ............................
KOTA BANDUNG
1
JUDUL PTK ANDA
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Gol. ....... ke .........
Oleh :
.......................................
NIP. .................................
SMP ................................
KOTA BANDUNG
2
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini ditulis oleh :
Nama : ..................................
NIP : .................................
Pangkat / Golongan : .................................
Instansi : SMP .........................
Bandung, ………………….. 2012
Kepala Sekolah Pengelola Perpustakaan
...................................... ...................................................
NIP................................19591210 NIP. ...........................................
198603 1 021
Mengetahui
Kepala Dinas Kota Bandung
Kabid PTK
...........................................
NIP. ....................................
3
HALAMAN PUBLIKASI
....................................................
NIP. ...........................................
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti datang kemudahan
(QS. Al Insyirah ayat 6).
2. Hadiah Nobel memang hebat. Tetapi bagi saya hadiah terbaik adalah
mempunyai pembaca (Octavio Paz).
3. Harga sesuatu orang adalah terletak dalam bisa atau tidaknya berdiri sendiri
sebagai manusia yang teguh dan tegap. Tapi akan lebih tinggi harga itu jika
dia juga turut membantu orang lain dalam kemajuannya (Prof. C. C. Berg).
PERSEMBAHAN
1. Bapak, ibu tercinta yang senantiasa memelukku hangat dalam doanya, memberiku
semangat yang tiada henti-hentinya, dan mendorong untuk menyelesaikan karya
tulis ini.
2. Suami dan anak-anakku terkasih
3. Siapa saja yang telah memberiku kesempatan untuk berkembang. Dulu, kini, dan
esok.
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan
judul
JUDUL PTK ANDA
Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, banyak pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis, oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung
2. Kepala SMP.............................
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril
maupun material dalam penyelesaian penelitian Tindakan Kelas ini.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara mendapat balasan dari
Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari karya ini masih
belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
HALAMAN SELANJUTNYA
ABSTRAKS
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Diskusi, Kerja Kelompok, Pemberian Tugas, Demonstrasi, Eksperimen.
Berkaitan dengan pembelajaran membaca puisi, metode demonstrasi dapat
dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam
pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung
mengamati bentuk pembacaan puisi, (2) Siswa dapat secara langsung
mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3)
Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi,penampilan
ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena
menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.
Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung
meniru model tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah
yang paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak
mudah mencari model yang baik di luar guru.
Pemilihan metode demonstrasi merupakan tantangan bagi guru.Guru
akan menjadi model didepan kelas, dengan demikian guru akan berusaha
meningkatkan kualitas diri. Penyajian pembelajaran yang dipersiapkan
dengan baik akan mendapat respon dari siswanya.Dengan penyajian
berulang-ulang dan selalu menarik akan menimbulkan motivasi siswa
terhadap minat membaca puisi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul peningkatan kemampuan membaca puisi
dengan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN Slateng 02 Ledokombo
Jember.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan
permasalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa
kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten
Jember ?
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam
membantu siswa meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa
8
kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten
Jember ?
C. Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkannya metode demonstrasi
pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo
Kabupaten Jember.
2. Ingin mengetahui pengaruhnya metode demonstrasi dalam meningkatkan
ketrampilan membaca puisi setelah diterapkan pembelajaran dengan
metode demonstrasi pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan
Ledokombo Kabupaten Jember.
D. Manfaat Perbaikan
Adapun maksud diadakannya perbaikan ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabuaten Jember.
3. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Bahasa
Indonesia
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Puisi
Puisi adalah Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan
cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan
makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang
khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman
batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi
makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya
seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan
keharuan.Haryadi (1996:113).
10
memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada
langkah saat membaca siswa diajak menyimak model yang
mendemonstrasikan pembacaan puisi,dengan tidak lupa mendiskusikan apa
yang siswa saksikan.Pada pasca membaca siswa dapat menerapkan
keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan
aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi
11
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
Penelitian dilaksanakan terhadap 28 siswa Kelas VI SDN Slateng 02
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Siswa sebagian besar berasal dari
keluarga petani dengan tingkat kemampuan yang beragam. Dari 28 siswa
terdapat 5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18
siswa berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Adapun
jadwal penelitian sebagai berikut:
1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan April 2009
2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 April sampai minggu ke-4 bulan
April 2009
3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Mei 2009
Mata pelajaran yang menjadi subyek adalah Bahasa Indonesia dengan materi
membaca puisi
12
1. Rencana
a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk
memperoleh data nilai awal materi membaca puisi dengan menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media.
b. Siklus 1
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metode demonstrasi,
demonstasi dilakukan oleh guru kemudian secara bergantian siswa
mendemonstrasikan membaca puisi. Media yang dipakai berupa rekaman
tape recorder tentang mambaca puisi.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, demontrasi dilaksanakan dengan bantuan
media televisi, peneliti memutarkan video pembacaan puisi, kemudian
siswa secara bergantian membacakan puisi di depan kelas.
d. Siklus 3
Pada siklus ketiga, metode demonstrasi tetap dilaksanakan dengan
mendatangkan nara sumber ( tokoh sekitar ) yang pandai membaca puisi
untuk kemudian mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas. Salah
satu siswa ditunjuk untuk membaca puisi, kemudian nara sumber
memberikan koreksi terhadap bacaan puisi siswa. Selanjutnya satu persatu
siswa membacakan puisi di depan kelas.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009,
dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan media.
Terlihat siswa kebingungan atas penjelasan guru. Hal ini disebabkan siswa
belum dapat memahami penjelasan tata cara membaca puisi.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Selasa, 14 April 2009. Peneliti
menggunakan metode demonstrasi. Demontrasi dilakukan oleh guru
dengan memberi contoh membaca puisi, sekali-kali guru memberikan
penjelasan. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan puisi di depan
13
kelas. Pada siklus 1 ini siswa mulai menangkap apa yang harus dilakukan
pada saat membaca puisi, terbukti dengan mulai lancer dan tepat
pembacaan puisi beberapa siswa.
c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Selasa, 21 April 2009. Peneliti tetap
menggunakan metode demonstrasi namun kali ini demontrasi diwakili
oleh sebuah video pembacaan puisi yang ditayangkan lewat sebuah
pesawat televisi. Setelah tayangan selesai guru memberikan penjelasan
tambahan. Satu persatu siswa maju ke depan kelas untuk
mendemontrasikan membaca puisi. Pada siklus ini terlihat antusias siswa
sudah mulai tinggi terutama pada saat pemutaran video.
d. Siklus 3
Siklus 3 dilaksanakan pada Selasa , 28 April 2009 dengan metode
demontrasi yang dilakukan oleh narasumber seorang ahli membaca puisi.
Setelah demontrasi selesai guru menunjuk satu atau dua orang siswa
secara bergantian untuk membaca puisi. Narasumber memberikan koreksi
dan penjelasan cara membaca puisi yang baik. Setelah itu semua siswa
diberikan kesempatan untuk membacakan puisi di depan kelas. Bentuk
penilaian yang dilaksanakan berupa performance tes.
14
Tabel 2.1 Format Penilaian Performance Membaca Puisi
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3
Keterangan :
• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus1
• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Keterangan :
• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus2
• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
15
Keterangan :
• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil
belajar siklus 3
• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melihat demonstrasi lebih dari dua kali
16
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah termasuk metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa namun pelaksanaannya
memerlukan persiapan agar peneliti dapat mengusai kelas.
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih terlihat kurang
mampu menagkap informasi dari demonstrasi lewat media tersebut.
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
3. Siklus 3
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3
adalah sebagai berikut:
a. Metode demontrasi yang dilakukan dengan mendatangkan narasumber
merupakan suatu hal yang baru dan menarik bagi siswa
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
d. Proses pembelajaran terlaksana dengan menggunakan PAIKEM
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
7 Farida 50 TT
8 Faridi 70 T
9 Khoirul Ilham 80 T
10 Ilmiyeh 80 T
11 Halim 60 TT
12 Gufron 70 T
13 Jepriyanto 70 T
14 M.Wafi Purwanto 60 TT
15 M.Arifin 60 TT
16 Umi Habibah 60 TT
17 M.ikbal 60 TT
18 Wasik 50 TT
19 Nur Imamah 50 TT
20 Maulida Wajarwati 60 TT
21 Suyati 70 T
22 Sumiyati 50 TT
23 Riris Ria Dewi 50 TT
24 Risdatul Jannah 60 TT
25 Yuni Lestari 70 T
26 Nita Novitasari 60 TT
27 Heni Fia 50 TT
28 Rumania 50 TT
rata-rata 60,36
siswa tuntas 8
siswa tidak tuntas 20
persentase tuntas kelas 28,57
Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya
28,57 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.
19
1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan
guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang
dijelaskan guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.
2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Selasa, 14
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1) Hasil pengamatan terhadap guru
20
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
b) Siswa diberikan demonstrasi membaca puisi
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadapBahasa Indonesia.
Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap demonstrasi yang
dilakukan guru.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk berlatih lebih banyak.
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Nilai
No Nama Pra Siklus Meningkat Keterangan
Siklus 1
1 Andriyan Subairi 60 60 Tidak TT
2 Holifah 70 80 Ya T
3 Asni Lutfiah 50 60 Ya TT
4 Abdul Gofur 60 60 Tidak TT
5 Lukman Hakim 50 60 Ya TT
6 Subairi 60 70 Ya T
7 Farida 50 60 Ya TT
8 Faridi 70 70 Tidak T
9 Khoirul Ilham 80 80 Tidak T
10 Ilmiyeh 80 70 Tidak T
11 Halim 60 70 Ya T
12 Gufron 70 70 Tidak T
13 Jepriyanto 70 60 Tidak TT
14 M.Wafi Purwanto 60 60 Tidak TT
15 M.Arifin 60 60 Tidak TT
16 Umi Habibah 60 70 Ya T
17 M.ikbal 60 70 Ya T
18 Wasik 50 60 Ya TT
19 Nur Imamah 50 60 Ya TT
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT
21 Suyati 70 80 Ya T
22 Sumiyati 50 60 Ya TT
23 Riris Ria Dewi 50 60 Ya TT
24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T
26 Nita Novitasari 60 70 Ya T
27 Heni Fia 50 70 Ya T
21
28 Rumania 50 60 Ya TT
rata-rata kelas 60,36 65,71
siswa tuntas 8 13
siswa tidak tuntas 20 15
siswa dengan nilai meningkat 16
persentase ketuntasan 28,57 46,43
Keterangan:
T : Tuntas Nilai meningkat : 16 siswa
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 12 siswa
Rata-rata kelas : 65,71
Jumlah siswa tuntas : 13
Jumlah siswa tidak tuntas : 16
Prosentase Ketuntasan Klasikal 46,43 % ( tidak tuntas )
22
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
23
21 Suyati 80 90 Ya T
22 Sumiyati 60 70 Ya T
23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT
24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T
26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T
27 Heni Fia 70 70 Tidak T
28 Rumania 60 60 Tidak TT
rata-rata kelas 65,71 69,64
siswa tuntas 13 20
siswa tidak tuntas 15 8
siswa dengan nilai meningkat 16 11
persentase ketuntasan 46,43 71,43
Keterangan:
T : Tuntas Nilai meningkat : 8 siswa
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 20 siswa
Rata-rata kelas : 69,64
Jumlah siswa tuntas : 20
Jumlah siswa tidak tuntas : 8
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 71,43 % ( tidak tuntas )
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 69,64 dan ketuntasan belajar mencapai
71,43 % atau ada 20 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.
24
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan
metode demontrasi k dengan media yang menarik.
25
18 Wasik 60 60 Tidak TT
19 Nur Imamah 70 70 Tidak T
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT
21 Suyati 90 90 Tidak T
22 Sumiyati 70 70 Tidak T
23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT
24 Risdatul Jannah 60 70 Ya T
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T
26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T
27 Heni Fia 70 70 Tidak T
28 Rumania 60 70 Ya T
rata-rata kelas 69,64 73,57
siswa tuntas 20 25
siswa tidak tuntas 8 3
siswa dengan nilai meningkat 11 11
persentase ketuntasan 71,43 89,29
Keterangan:
T : Tuntas Nilai meningkat : 11 siswa
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 17 siswa
Rata-rata kelas : 73,57
Jumlah siswa tuntas : 25
Jumlah siswa tidak tuntas : 3
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 89,29 % ( tuntas )
26
demontrasi siswa ini, siswa lebih mudah menerima pemahaman
tentang cara membaca puisi yang baik.
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti
mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah maksimal
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pembelajaran yang melibatkan
narasumber demonstrasi, hal ini membuat siswa semakin memahami
dan bisa langsung mendemonstrasikan kemampuan membaca puisi
secara langsung.
27
konsep membaca puisi yang baik dapat dserap langsung oleh siswa yang
dibuktikan dengan kemampuan membaca puisi secara klasikal telah mencapai
ketuntasan 89,29 %.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dan metode
demontrasi sangat membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca puisi. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan
metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas
dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas
pembelajaran di kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
demontrasi juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon
positif dari para siswa.
B. Saran – Saran
1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar
Bahasa Indonesia ( membaca puisi ) sebaiknya dengan menggunakan
metode demontrasi;
2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam
metode pengajaran
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Lampiran 1
¾ Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
¾ Materi Ajar
Membaca Puisi
¾ Metode Pembelajaran
Demontrasi
¾ Kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
Salam
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
• Kegiatan Inti
Guru mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas
Siswa memperhatikan demonstrasi guru
31
Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
Guru memberikan bimbingan cara membaca puisi dengan ekspresi
yang baik
Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
• Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
¾ Alat, Bahan dan Sumber Belajar
• Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
• Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
• Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
¾ Penilaian
• Bentuk Penilaian
Performance tes
• Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3
Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
40 – 50 : D ( kurang )
Vokal ( 10 – 25 )
50 – 60 : C ( cukup
Ekspresi ( 10 – 25 ) 60 – 80 : B ( baik )
80 – 100 : A ( sangat baik )
Nada ( 10 – 25 )
DAHONO
NIM. 813663449
32
Lampiran 2
¾ Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
¾ Materi Ajar
Membaca Puisi
¾ Metode Pembelajaran
Demontrasi
¾ Kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
Salam
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
• Kegiatan Inti
Guru memutarkan video pembacan puisi dengan benar
Siswa memperhatikan video melalui televisi yang disediakan
33
Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
Guru memberikan komentar terhadap tampilan siswa
• Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
¾ Alat, Bahan dan Sumber Belajar
• Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
• Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
• Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
• Televisi, VCD player, VCD puisi
¾ Penilaian
• Bentuk Penilaian
Performance tes
• Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3
Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 ) 40 – 50 : D ( kurang )
Vokal ( 10 – 25 ) 50 – 60 : C ( cukup
60 – 80 : B ( baik )
Ekspresi ( 10 – 25 ) 80 – 100 : A ( sangat baik )
Nada ( 10 – 25 )
DAHONO
NIM. 813663449
34
Lampiran 3
¾ Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
¾ Materi Ajar
Membaca Puisi
¾ Metode Pembelajaran
Demontrasi
¾ Kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
Salam
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
• Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan narasumber kepada siswa
Narasumber mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas
35
Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
Narasumber memberikan koreksi dan komentar terhadap tampilan
siswa yang maju
Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
• Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
¾ Alat, Bahan dan Sumber Belajar
• Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
• Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
• Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
¾ Penilaian
• Bentuk Penilaian
Performance tes
• Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
Aspek Penilaian
NO NAMA SISWA Jumlah
Intonasi Vokal Ekspresi Nada
1
2
3
Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
40 – 50 : D ( kurang )
Vokal ( 10 – 25 )
50 – 60 : C ( cukup
Ekspresi ( 10 – 25 ) 60 – 80 : B ( baik )
80 – 100 : A ( sangat baik )
Nada ( 10 – 25 )
DAHONO
NIM. 813663449
36
Lampiran 5
Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Jember
Nama : DAHONO
NIM : 813663449
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02
Alamat Sekolah : Ledokombo Jember
Telepon :-
37
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN
Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas :V
SUCIPTO DAHONO
NIP. 19641002 198503 1 001 NIM. 813 663 449
38
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN
Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas :V
SUCIPTO DAHONO
NIP. 19641002 198503 1 001 NIM. 813 663 449
39
Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN
Nama : DAHONO
NIM : 813 663 449
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SUCIPTO
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo
Guru Kelas :V
SUCIPTO DAHONO
NIP. 19641002 198503 1 001 NIM. 813 663 449
40