Anda di halaman 1dari 59

Minat Baca Kelas X SMA Negeri 1 Cihaurbeuti Tahun Ajaran

2019/2020

Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah bahasa Indonesia

Disusun oleh

Fauziyah ( 3403210082 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GALUH

1
Lembar Pengesahan

Makalah ini berjudul

"Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti"

Disusun Oleh :

- Fauziyah

Disahkan dan disetujui oleh :

Cihaurbeuti, ......................................2021

Dosen Mata Kuliah

Rina Agustini, S.Pd., M.Pd

i
Motto

 Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata.


 Kebahagiaan itu bergantung pada dirimu sendiri.
 Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap, kau harus terus bergerak.
 Lakukan hal-hal yang kau pikir tidak bisa kau lakukan.
 Cara terbaik untuk menemukan dirimu adalah dengan kehilangan dirimu
dalam melayani orang lain.
 Satu-satunya hal yang kita takuti adalah ketakutan itu sendiri.
 Waktumu terbatas. Jangan menyia-nyiakan dengan menjalani hidup orang
lain.
 Memilihlah dengan tanpa penyesalan.
 Kau tak akan pernah mampu menyebrangi lautan sampai kau berani berpisah
dengan daratan.
 Jangan pernah menunggu. Waktunya tidak akan perah tepat.
 Apakah kau berpikir kau bisa atau tidak, kau benar.

ii
Persembahan

• Kepada Allah SWT.

• Kepada orang tua tercinta.

• Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan hingga pembuatan makalah ini
selesai.

• Teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

iii
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahamat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
"Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti" tepat pada waktunya. Karya tulis
ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia dan
Sastra Indonesia.

Karya tulis yang berjudul "Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti".
Alasan penulis meneliti masalah ini dikarenakan ingin mengetahui bagamana minat
baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti.

Karya tulis ilmiah dengan judul "Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1
Cihaurbeuti" membahas tentang minat baca dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Manfaat penelitian ini, dapat meningkatkan rendahya minat baca.
Dalam bidang pendidikan, membaca merupakan hal yang penting bagi siswa, karena
membaca berperan dalam menunjang pendidikan yang berkualitas.

Dalam menulis karya tulis ilmiah ini, penulis dapat dukungan, dorongan, kerja
sama dan semangat dari berbagai pihak yang telah membantu dan memberi masukan
serta arahan untuk menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu,
khususnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Rina Agustini S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah dan sekaligus yang telah
memberi pengarahan kepada penulis dalam makalah ini.

3. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan fasilitas materil sehingga
terselesainya makalah ini.

iv
4. Teman-teman yang senantiasa membangun agar penulis tidak mudah menyerah
dalam mengerjakan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
isi maupun cara penyajiannya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, untuk perbaikan penulisan karya tulis ilmiah di masa yang
akan datang. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita, khususnya bagi kami penulis dan umumnya bagi
setiap orang yang membacanya.

Cihaurbeuti, 1 November 2021

Penulis

v
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................i

MOTTO ..................................................................................................ii

PERSEMBAHAN...................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................vi

ABSTRAK..............................................................................................ix

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................4

1.5 Hipotesis.................................................................................5

Bab II Landasan Teori

2.1 Kajian Teori .........................................................................6

2.1.1 Pengertianm Minat.......................................................6

2.1.2 Pengertian membaca ....................................................10

2.1.3 Pengertian siswa...........................................................13

2.1.4 Pengertian kelas ...........................................................17

Bab III Metodologi Penelitian

vi
3.1 Jenis Metode Penelitian.......................................................19

3.1.1 Metode Deskriptif........................................................19

3.2 Jenis Pengumpulan Data......................................................20

3.2.1 Teknik Angket ............................................................20

3.3 Lokasi Penelitian .................................................................20

3.4 Jadwal Penelitian .................................................................21

Bab IV Analisis Data

4.1 Gambaran Umum ................................................................22

4.2 Analisi Data .........................................................................22

Bab V Pembahasan

A.Gambaran Siswa SMAN 1 Cihaurbeuti...................................31

1. Program Literasi Sekolah....................................................31

2. Budaya Membaca Siswa.....................................................32

B. Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti..................33

C. Faktor yang mempengaruhi Minat Baca Siswa ......................35

D. Upaya Menningkatkan Minat Baca Siswa .............................41

Bab VI Penutup

A. Kesimpulan............................................................................43

B. Saran.......................................................................................43

Daftar Pustaka

vii
Lampiran

Biodata Penulis

viii
ABSTRAK
Kegiatan membaca akan terlaksana apabila ada minat dari orang
bersangkutan. Peranan minat menepati posisi yang paling menentukan, disamping
adanya kemampun siswa dalam membaca. Minat mempunyai daya dorong yang
kuat dalam terwujudya suatu kegiatan. Minat siswa dalam membaca timbul oleh
rasa keingintahuan siswa memahami atau siswa memperoleh informasi dari
lingkunganya. Penelitian ini berjudul “Minat baca kelas X IPA dan IPS SMAN 1
Cihaurbeuti”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuh mengetahui jumlah minat
baca siswa SMAN 1 Cihaurbeuti serta mengetahui faktor-faktor yang
menyababkan penurunan minat baca siswa dan juga untuk menjelaskan upaya-
upaya apa saja untuk meningkatkan minat baca siswa. Metode penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menyebarkan angket sebanyak 10
angket setiap kelasnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
ternyata minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti sangat rendah, hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengaruh lingkungan, media
sosial, fasilitas perpustakaan sekolah dan lain-lain, oleh karena itu untuk
meningkatkan minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti dengan
meningkatkan fasilitas perpustakaan kemudian menjadikan minat baca sebagai
kebutuhan. Kata kunci : minat baca.

ix
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mewujudkan kemajuan suatu


bangsa, karena maju mundurnya suatu bangsa pada masa kini atau masa
mendatang akan sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang bermutu
merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Meningkatkan
mutu pendidikan merupakan cara untuk menjadikan pendidikan di Indonesia
menjadi lebih baik dan berkualitas. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk
membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi untuk menghadapi perkembangan yang
terjadi., Hal ini menuntut pemerintah untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi dan memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sumber
daya yang ada.
Peningkatan mutu pendidikan di suatu sekolah dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa. Semakin baik prestasi belajar siswanya, maka semakin baik pula
mutu pendidikan sekolah tersebut. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah minat baca.
Dari uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa negara kita ingin
mewujudkan masyarakat yang cerdas. Menurut Wiwik Kusdaryani (2009: 234)
untuk mencapai negara yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar.
Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan
minat baca yang besar. Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang
tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Dengan
membaca seseorang dapat menambah informasi, memperluas ilmu pengetahuan,
kebudayaan serta prestasi belajar.

1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memudahkan manusia
untuk memperoleh suatu informasi dengan cepat. Perkembangan tersebut secara
tidak langsung menuntut masyarakat yang gemar mencari informasi berupaya
agar tidak ketinggalan zaman. Salah satu proses mencari informasi yang efektif
dan paling mudah di lakukan melalui kegiatan membaca.
Data dalam dokumen UNDP dalam Human Development Report 2000,
bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen.
Sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen, dan negara-negara maju seperti
Australia, Jepang, Inggris, Jerman, dan AS umumnya sudah mencapai 99,0
persen. Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan di
Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic
Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001,
menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti.
Berdasarkan survei UNESCO pada tahun 2011. Hasil survey lembaga UNESCO
(United Nation Education Society and Cultural Organization) ada tahun 2011,
juga menemukan fakta bahwa indeks membaca masyarakat Indonesia betul-betul
rendah yaitu baru sekitar 0,001. Artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu
orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh
dibandingkan dengan angka minat baca di Amerika dan Singapura, apalagi
Jepang. Amerika memiliki indeks membaca 0,45 dan Singapura memiliki indeks
0,55. Jepang memiliki indeks 17 koma sekian. Bahkan budaya baca masyarakat
Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling
rendah di kawasan ASEAN.
Ironinya, angka ini berbanding terbalik dengan jumlah pengguna
internet yang mencapai separuh dari total populasi penduduk Indonesia atau
sekitar Rp 132,7 juta. Bahkan data yang dihimpun statista.com pada Januari
2018, disebutkan bahwa 44 persen populasi masyarakat Indonesia
mengambil foto dan video menggunakan ponsel mereka.
Menurut Andy F. Noya, host acara Kick &Andy yang juga duta baca 2011,
“Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta
membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan

2
UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah,
berada di peringkat 112 dari 175 negara. Menurut data yang dikeluarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat
lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau
mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
Harian Kompas, terbitan 12 Juni 2009. Minat siswa untuk membaca berbeda
dengan siswa sebelum era modern. Harian tersebut berisi tentang banyaknya
literatur dan penerbit buku tidak mempengaruhi minat membaca siswa. Sebelum
era modern, saat fasilitas masih terbatas para siswa mempunyai semangat dan
motivasi yang tinggi untuk membaca. Pembangunan perpustakaan dan pembelian
referensi yang banyak nampaknya kurang menyentuh minat siswa untuk membaca
literatur yang berkaitan dengan mata pelajaranyang diambil.
Kegiatan membaca akan terlaksana apabila ada minat dari orang
bersangkutan. Peranan minat menepati posisi yang paling menentukan, disamping
adanya kemampun siswa dalam membaca. Minat mempunyai daya dorong yang
kuat dalam terwujudya suatu kegiatan. Minat siswa dalam membaca timbul oleh
rasa keingintahuan siswa memahami atau siswa memperoleh informasi dari
lingkunganya.
Salah satu karateristik sekolah sebagai institusi akademik adalah aktivitas
civitas akademik yang didalamnya terus-menerus menggali dan mengasah ilmu
pengetahuannya dengan membaca. Membaca buku merupakan salah satu aktivitas
belajar yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dengan membaca
siswa ataupun guru dapat memperoleh pengetahuan dengan cepat dan mudah
karena tinggal memilih buku yang akan dibaca, membukanya dan mulai membaca
kata-perkata. Oleh karena itulah membaca semestinya menjadi aktivitas pokok
khususnya siswa.
Mungkin untuk sebagian orang membaca adalah hal yang sangat
membosankan. Karena dengan adanya teknologi yang canggih orang akan
semakin malas untuk membaca buku ataupun apa pun. Mereka memilih untuk
membaca informasi di gadget mereka masing-masing atau menonton televisi
dibanding dengan membaca buku, Koran atau yang lainnya.

3
Kebiasaan membaca buku sendiri dipercaya mendatangkan berbagai
manfaat. Selain dapat menambah wawasan, membaca buku juga dapat
meningkatkan kemampuan otak yang berguna untuk menurunkan risiko
terkena penyakit Alzheimer di usia lanjut. Selain itu kebiasaan membaca
buku fiksi dapat meningkatkan empati dan hubungan dengan sesama, karena
kecenderungan untuk menempatkan posisi kita pada cara pandang tokoh
dalam cerita sehingga kita pun dapat merasakan perasaannya.

Oleh karena itu, pada intinya minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
dari dalam dan faktor dari luar. Dan keberadaanya tentu akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa dan hasil lulusan siswa tersebut.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah
dengan judul “ Minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang tadi penulis tuliskan di latar belakang, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa?
3. Bagaimana upaya meningkatkan minat baca siswa kelas X SMAN 1
Cihaurbeuti ?

1.3 Tujuan Masalah


Setiap mengadakan penelitian pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Pada dasarnya tujuan penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan minat baca siswa kelas X
SMAN 1 Cihaurbeuti.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Secara teoritas manfaat yang diambil dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui
faktor yang mempengaruhi persepsi siswa / siswi kelas X SMAN 1
Cihaurbeuti tentang minat baca.
2. Secara praktis manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui persepsi siswa siswa / siswi kelas X SMAN I Cihaurbeuti tentang
minat baca.

1.5 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jumlah minat baca siswa SMAN
1 Cihaurbeuti mulai menurun karena disebabkan oleh jenis buku diperpustakan
yang kurang beragam, ruang perpustakaan yang sempit dan kurang nyaman, serta
banyaknya tontonan dan game yang dapat mengalihkan minat siswa untuk
membaca.

5
BAB II
Landasan Teori

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Minat


Minat menurut Decroly merupakan pernyataan suatu kebetulan yang
tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut timbul dari dorongan hendak memberi
kepuasan kepada suatu insting. Minat itu tidak hanya berasal dari satu
sumber saja, melainkan anak-anak dapat mendapatkan minat dari sumber
lainnya. Contohnya ialah, kebiasaan yang dilakukan serta juga pendidikan
yang didapatkan, adanya pengaruh sosial dan juga lingkungan, dan juga
insting atau hasrat dan anak tersebut.

Minat menurut ( Sudirman 1990), Beliau menyatakan bahwa minat


akan terlihat dengan baik apabila mereka dapat menemukan objek yang
disukai dengan tepat sasaran dan juga berkaitan langsung dengan
keinginan tersebut. Minat tersebut juga harus memiliki objek yang jelas
untuk dapat mempermudah kemana arahnya seseorang tersebut harus
bersikap dan juga menuju objek yang tepat.

Minat menurut Syaiful Bahri Djamarah apabila seseorang tersebut


mempunyai minat terhadap suatu aktivitas maka mereka dapat menyukai
serta juga memperhatikan aktivitas tesebut dengan rasa senang. Minat
yang sangat besar tersebut tentu akan mempengaruhi cara dan juga tingkat
kemalasan seseorang. Menurut Beliau, dalam bukunya yang berjudul
“Psikologi Belajar” minat tersebut merupakan aktivitas atau kegiatan yang

6
menetap serta dilakukan untuk memperhatikan dan juga mengenang
beberapa aktivitas yang disukai baik itu disengaja atau tidak.

Minat menurut Crow and Crow merupakan suatu hal yang memiliki
hubungan dengan daya gerak yang akan mendukung seseorang untuk
tertarik pada sebuah benda, pada aktivitas atau kegiatan tertentu. Bisa juga
berupa pengalaman yang cukup efektif yang mungkin saja dimulai dari
kegiatan atau aktivitas itu sendiri. Minat tersebut bisa dimulai dari
kebiasaan yang sering dilakukan.

Minat Menurut Rast, Harmin dan Simon

Ahli tersebut menyatakan bahwa minat mempunyai hal-hal pokok yang


diantaranya sebagai berikut :

1. Adanya suatu perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian


pada suatu objek tertentu.
2. Adanya ketertarikan juga terhadap objek tertentu.
3. Adanya aktivitas atas objek tertentu.
4. Memiliki kecenderungan untuk memiliki sifat lebih aktif
5. Objek aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam kehidupan dan,
6. Kecenderungan memiliki sifat mengarahkan dan juga mempengaruhi
tingkah laku individu.

Minat menurut Shaleh Abdul Rahman dalam bukunya Psikologi Suatu


Pengantar Dalam Perspektif Islam, menjelaskan bahwa minat ini
merupakan suatu kecenderungan untuk dapat memberikan perhatian serta
juga bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek
dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang atau juga gembira.

Minat menurut Witherington merupakan suatu kesadaran seseorang


terhadap suatu objek, seseorang, suatu soal atau juga situasi tertentu yang

7
mengadung sangkut paut dengan dirinya atau dipandang ialah sebagai
sesuatu yang sadar.

Minat menurut Bimo Walgito merupakan suatu keadaan yang mana


seseorang memiliki perhatian terhadap sesuatu dan juga disertai keinginan
untuk mengetahui dan juga mempelajari ataupun membuktikan lebih jauh
lagi apa yang mereka dapat dan apa yang mereka pelajari.

Minat menurut Sobur Beliau mengartikan bahwa minat tersebut


memiliki keinginan erat dengan perhatian yang dimiliki, yang mana
perhatian tersebut dapat menimbulkan kehendak pada seseorang. Selain
dari itu kehendak tersebut juga memiliki hubungan erat dengan kondisi
fisik seperti sakit, capai, lesu atau juga sebaliknya sehat dan bugar.
Begitupun juga dengan kondisi psikis seperti senang, tidak senang, tegang,
bergairah dan lain sebagainya.

Minat menurut Slameto merupakan rasa suka yang berlebih dan juga
adanya rasa keterikatan terhadap sesuatu hal atau aktivitas / kegiatan,
tanpa ada yang menyuruh. Apabila dilihat, menurut Beliau ini minat
merupakan hal yang dilihat dalam diri sendiri serta juga memiliki
hubungan dengan hal yang ada di luar diri. Semakin kuat atau juga
semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar juga minat.

Dibawah ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya


minat dari dalam diri seseorang, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor Dorongan

Faktor dorongan ini merupakan faktor yang paling dekat dengan


diri kita, yang mana pada faktor tersebut memang muncul atau hadir
dari dalam diri kita sendiri. Faktor tersebut dianggap paling penting
disebabkan karena tanpa adanya faktor ini, minat itu seperti apapun
tidak akan pernah muncul ataupun juga diwujudkan. Contohnya Pada

8
saat kita ingin menghilangkan ke galau an maka kita akan melakukan
kegiatan seperti bermain gitar dan bernyanyi lagu yang senang. Hal
tersebut muncul dari diri sendiri.

2. Faktor Motif Sosial

Faktor motif sosial ini juga menjadi faktor selanjutnya yang dapat
mempengaruhi minat, faktor tersebut merupakan faktor untuk
melakukan suatu aktivitas supaya dapat diterima serta juga diakui oleh
lingkungannya. Minat tersebut semacam kompromi pihak individu
dengan lingkungan sosialnya. Contohnya seperti minat pada belajar
musik karena ingin menjadi pemain musik profesional.

3. Faktor Emosional

Faktor emosional ini sangat berhubungannya erat sekali dengan


emosi, karena faktor ini termasuk yang kompleks dengan menyertai
seseorang yang berhubungan dengan objek dan juga minatnya.
Kesuksesan seseorang tersebut berada pada aktivitas karena
aktivitasnya tersebutlah yang menimbulkan perasaan suka ataupun
puas, sedangkan apabila kegagalan yang menghampiri maka akan
mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan atau aktivitas yang
bersangkutan.

Secara umum, penegertian minat adalah perhatian yang mengandung


unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam
diri seseorang pada objek tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran,
olahraga, atau hobi. Minat bersifat pribadi ( individual ). Artinya, setiap
orang memiliki minat yang bisa saja berbeda dengan orang lain. Minat
berkaitan erat dengan motivasi seseorangan, sesuatu yang dipelajari. Serta
dapat berubah-ubah kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang trend,
bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi munculnya minat

9
seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan
pengalaman. Minat diawali oleh perasaan senang dan sikap positif.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan
rasa senang atau ketertaikan pada objek tertentu disertai dengan adanya
pemusatan perhatian pada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat
dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang
memiliki keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau
aktivitas tertentu karena dirasakan bermakna bagi dirinya da nada harapan
yang dituju. Dari pendapat ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa timbulnya seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting
yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari
perhatian, tertarik, dan aktivitas, sedangkan faktor eksternal terdiri dari
eluarga, sekolah, dan lingkungan.
Dari pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
bukanlah sesutau yang statis atau beerhenti, tetapi dinamis dan mengalami
pasang surut. Minat juga bukan bawaan lahir, tetapi sesuatu yang dapat
dipelajari. Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak diminati, dapat berubah
menjadi sesuatu yan diminati, dapat berubah menjadi sesuatu yang
diminati karena adanya masukan-masukan tertentu atau wawasan baru dan
pola pemikiran yang baru.
Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai berikut :
1.Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek.
2.Minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
3.Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan suatu keinginan,
dan kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.

2.1.2 Pengetian Membaca


Menurut kamus besar bahasa Indonesia Membaca yaitu melihat dan
paham isinya, bisa dengan melisankan atau dalam hati saja.

10
Menurut (Mr.Tampubalon,1987) halaman 6 Bahasa tulisan adalah suatu
ide-ide/ pemikiran, sehingga dalam pemahaman dialek sebuah tulisan
dengan metode membaca sebuagai sebuah proses penalaran.

Menurut Mr.Juel dalam buku Mr.Sandjaja Membaca merupakan sebuah


proses untuk dapat mengenal kata-kata dan memadukan menjadi arti kata
dan menjadi kalimat dan struktur baca.

Menurut (Mr.Finochiaro,1973) Membaca yaitu memahami sebuah arti


dan maknanya yang terkandung pada bahasa yang tertulis.

Menurut (Mr.Lado,1976) Membaca yaitu memahami dari bebrapa pola


atau tata bahasa dari gambaran yang tertulis.

Menurut Keraf Mr,Gorys Membaca merupakan suatu proses yang


mengandung komponen fisik dan mental. Sepanjang jalur tersebut, dapat
diterjemahkan juga sebagai metodologi memberikan pentingnya gambar
visual.

Menurut (Mr.Hodgson,1960) Membaca yaitu sebuah proses yang


dilakukan oleh para pembaca untuk mendapatkan sebuah pesan, yang akan
disampaikan dari penulis dengan perantara media kata-kata ataupun bahasa
tulisan.

Menurut Mr.Fredick (Mc Donald,1996) Membaca merupakan rangkaian


respon-respon yang lengkap, yang mencakup respon sikap, kognitif, dan
manipulatif.

Menurut (Bonomo,1973) Membaca merupakan suatu cara untuk


memahami sebuah arti dan maknanya yang ada dalam bahasa tertulisnya.

Menurut Mr.Kolker Membaca adalah proses komunikasi antara


pembaca dan penulis dengan menggunakan bahasa tulis.

11
Menurut (Mr.Smith dalam buku Mr.Ginting,2005) Membaca merupakan
proses yang membangun sebuah pemahaman sari bacaan (teks) yang tertulis.

Menurut Mr.Juel dan Mr.Sandjaja Membaca bahwa metodologi untuk


menjadi lebih berkenalan dengan beberapa kata-kata dan mengkoordinasikan
ke pentingnya kata-kata menjadi kalimat dan struktur meneliti. Dengan cara
ini, di bangun dari meneliti dapat membuat esensi dari bagian.

Berikut jenis-jenis Membaca

1. Membaca nyaring
Dalam proses membaca nyaring sering dipakai oleh seseorang untuk
menyampaikan suatu gagasan terhadap orang lain dengan cara membaca
teks. Membaca nyaring adalah sebuah kegiatan membaca yang dilakukan
dengan teknis atau cara membaca keras-keras didepan umum.

2. Membaca Dalam Hati


Membaca dalam hari merupakan sebuah kegiatan membaca dengan
seksama yang dilakukan utnuk dapat mengerti dan juga memahamu
maksud serta tujuan dari penulis dalam media tulis.

Membaca dalam hati meliputi dua aspek yaitu membaca ekstensif dan
membaca intensif .

1. Membaca ekstensif adalah tahapan awal dimana pembaca dituntut untuk


bisa menyurvei atau menilai dengan membaca secara sekilas mau pun
membaca dangkal.
2. Sedangkan membaca intensif merupakan tahapan lanjutan untuk dapat
memahami isi dan memahami konteks bahasa dalam yang digunakan
dalam penulisan.

Manfaat membaca :

12
1. Membaca dapat menghilangkan rasa kegundahan dan kecemasan.
2. Dengan sering melakukan kegiatan membaca, seseorang dapat
mengembangkan kefasihan dan keluwesan dalam bertutur kata.
3. Membaca dapat membatu menjernihkan cara berpikir dan
mengembangakan pikiran.
4. Membaca meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori dan
pemahaman seseorang.
5. Dengan seringnya membaca, kita dapat mengambil manfaat dari
pengalama orang lain.
6. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan
kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan
maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.
7. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku – buku
keagaman. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia
mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan
dan menjauhkan dari kejahatan.
8. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dan
menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia dengan hal negatif.
9. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai model kalima.

2.1.3 Pengertian Siswa


Siswa merupakan pelajar yang duduk di meja belajar serta sekolah dasar
maupun menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA).
Siswa-siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan
untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah di dapat dunia pendidikan.
Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh
kedua orang tuanya umtuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di
sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,

13
berketerampilan, berpengalaman, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas,
1985)
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh
aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-
masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Hal yang sama siswa juga
dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar
baik secara kelompok atau perorangan.
Siswa juga dapat dikatakan sebagai murid atau pelajar , ketika berbicara
siswa maka pikiran kita akan tertuju kepada lingkungan sekolah, baik
sekolah dasar maupun menengah (Jawa pos, 1949) 15 pengartian yang sama
diambil dari (Kompas Gramedia, 2005) Siswa adalah komponen masukan
dalam system pendidikan,yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan siswa dapat
ditinjau dan berbagai pendekatan antara lain:
a. Pendidikan social, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang
disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
b. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organisme yang sedang
tumbuh dan berkembang.
c. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa
sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka
system pendidikan menyeluruh dan terpadu. Siswa sekolah dasar
masalah-masalah yang muncul belum begitu banyak, tetapi ketika
memasuki lingkungan sekolah menengah maka banyak masalah yang
muncul karena anak atau siswa sudah memasuki usia remaja.
Selain itu juga siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya, bagaiman
keluarganya, teman-teman pergaulannya. Pada msa ini seakan mereka
menjadi manusia dewsa yang bisa segalanya dan terkadang tidak

14
memikirkan akibatnya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh orang tua,
keluarga dan tentu saja pihak sekolah (Jawa pos,2013).
16 pengertian siswa menurut Wikipedia, siswa adalah anggota
masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diiri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah
siswa dalam dunia pendidikan meliputi:
a. Siswa: siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan dasr dan menengah.
b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta didik
pada jenjang pendidikan tinggi.
c. Warga belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur
pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKMB), baik paket A, paket B, paket C, D. Pelajar : istilah lain yang
digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat
dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah (Kompasina, 2013).
Menurut Naqawi (dalam aly, 2008) menyebutkan bahwa kata murid
berasal dari bahasa arab, yang artinya orang yang menginginkan (the
willer).
Menurut Nata (dalam aly, 2008) kata murid diartikan sebagai orang
yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
penagalaman, dan kepripadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar
bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh.
Disamping kata murid dijumpai istilah lain yang sering digunakan dalam
bahasa arab, yaitu tilmidz yang berarti muridatau 17 pelajar, jamaknya
talamidz. Kata ini merujuk pada murid yang belajar di madrasah. Kata lain
yang berkenaan dengan murid adalah thalib, yang artinya pencari ilmu,
pelajar, mahasiswa. Mengacu dari beberapa istilah murid, murid di artikan
sebagai orang yang berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai
literatur murid juga di sebut sebagai anak didik. Sedangkan dalam undang-

15
undang pendidikan No.2 Th.1989, murid disebut peserta didik muhaimin
dkk (2005). Dalam hal ini siswa dilihat sebagai seseorang (subjek didik).
Yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial
yang mempunyai identitas moral, harus di kembangkan untuk mencapai
tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga Negara
yang diharapkan. Menurut Arifin (2000) menyebut “murid” , maka yang di
maksud adalah manusia didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam
proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing yang
memerlukan bimbingn dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik
optimal yakni kemampuan fitrahnya. Akan tetapi dalam literature lain
ditegaskan, bahwa anak didik (murid) bukanlah hanya anak-anak yang
sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tua, bukan pula anak yang
dalam usia sekolah saja.
Pengertian ini berdasarkan atas tujuan pendidikan , yaitu manusia
sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia berusaha terus menerus
hingga akhir hayatnya. Penulis menyimpulkan, pengertian murid sebagai
orang yang memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan
dan 18 arahan untuk mengembangkan potensi diri (fitrahnya) secara
konsisten melalui proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga tercapi
tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang bertanggung ajwab
dengan derajat keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya sebagai
kholifah di bumi (Jakarta:Kompas,2001).
Muhaimin dkk (2005) Adapun sifat-sifat dari anak didik (siswa)
memiliki sifat umum antaralain:
a. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, sebagaimana statement J.J.
Rousseau, bahwa “ anak bukan miniatur orang dewasa , tetapi anak
adalah anak degan dunianya sendiri”
b. Peserta didik (murid), memiliki fase perkembangan tertentu, seperti
pembagian Ki Hadjar Dewantara ( Wiraga, Wicipta, Wirama).
c. Murid memiliki pola perkembangan sendiri sendiri.

16
d. Peserta didik (murid), memiliki kebutuhan . Diantaranya kebutuhan
tersebut adalah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan
seperti, L.J. Cionbach, yakni afeksi diterima orang tua, diterima kawan,
independence,harga diri.
Sedangkan Maslow memaparkan : adanya kebutuhan biologi, rasa
aman, kasih sayang, harga diri, realisasi,.Sedangkan menurut para ahli
psikologi kognitif memahami anak didik (murid),sebagai manusia yang
mendayagunakan ranah kognitifnya semenjak berfungsinya kapasitas motor
dan sensorinya Piget (2003). Selanjutnya hal yang sama menurut Sarwono
(2007) siswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di dunia 19 pendidikan.
Dari pendapat tersebut biasa di jelaskan bahwa siswa adalah status yang
di sandang oleh seseorang karena hubungan nya dengan dunia pendidikan
yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa.

2.1.4 Pengertian kelas


Kelas adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah
siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran. Kelas dalam
pengertian tradisional mengandung sifat statis, karena sekedar menunjuk
pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannyayang antara lain
didasarkan pada batas umur kronologisnya masing-masing.
Pengertian kelas dalam arti luas
Kelas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja
secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang
kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
1. Sebelas
Sebelas adalah angka yang ada setelah agka 10 dan sebelum angka 12,
sebelas dalam dunia pendidikan bisa juga diartikan denga kelas 2 sekolah
menengah atas.

17
2. Ips
Ilmu pengetahuan sosial (Inggris:socialstudies) adalah sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan
manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan
humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam
mempelajari manusia.
Termasuk metode kuantitatif, dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk
menggambarkan pnelitian dengan cakupan yang luas dalmberbagai lapangan
meliputi perilaku, dann interaksi manusia pada masa kini, dan masa lalu.
Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada
satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas
terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif,
inter-subjktif, dan objektif atau structural, sebelumnya dianggap kuarang
ilmiah bila disbanding dengan ilmu alam, namun sekarang, beberapa bagian
dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metode kuantitatif.
Demikian pula, pendekatan inter-disipin, dan lintas-disiplin, dalam
penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan
yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik
pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metode
kuantitatif, dan kualitatif telah makin banyak di integrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia sertaimplikasi, dan konsekuensinya.

18
Bab III

Metodelogi Penelitian

3.1 Jenis Metode Penelitian

Dalam penulisan ini menggunakan beberapa jenis metode sebagai berikut :

3.1.1 Metode Deskriptif


Metode dekriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang
berusaha menggambaekan dan menginterfretasikan objek sesuai dengan
apa adanya. (best,1992:11) penelitian deskriftif ini juga sering disebut
non experiment, karena penelitian ini penelitian tidak melakukan control
dan manipulasi vanable penelitian. Disamping itu, penelitian deskriftif
juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan
kejadian sekarang mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang
diteliti dengan apa adanya.

Pada umumnya tujuan penelitian deskriptif adalah untuk


menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik subjek yang di
teliti secara tepat. Dalam perkembangan nya akhir-akhir ini metode
penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena memiliki 2
alasan. Pertama, dengan mengamati empiris di dapat bahwa secara besar
penelitian dilaporkan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif
dapat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan
dengan bidang maupun tingkah laku manusia.

19
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan penelitian mengenai
pengaruh fasilitas sekolah terhadap pengembangan potensi SMA Negeri 1
Cihaurbeuti.

3.2 Jenis Pengumpulan Data


Untuk data yang di perlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut.

3.2.1 Teknik Angket

Angket atau koesioner adalah “ sebuah pertanyaan tertulis yang


digunakan untuk memperoleh informasi dari responden “ dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya
(Suharsiniariknto,2006 :150). Angket merupakan tim penyelidikan
dengan menggunakan pertanyaaan secara tertulis yang diajukan kepada
responden angket yang dibuat dalam penelitian ini adalah bentuk yang
berstruktur dengan pilihan ganda. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data dan informasi tentang pengaruh fasilitas.

Penulis menggunakan teknik angket untuk mengetahui sudut


pandang siswa X IPA dan IPS terhadap Minat membaca buku siswa
kelas X IPA dan IPS. Dengan teknik ini penulis dengan mudah
mendapatkan pendapat siswa dalam penelitiannya.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini hanya berada dilakukan di kelas X IPA dan IPS SMAN 1
Cihaurbeuti yang berada di jalan Kartawijaya no. 600 Pamokolan Cihaurbeuti
Ciamis. Angket disebarkan pada sepuluh kelas yaitu:
 Kelas X IPA 2 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPA 3 yang berjumlah 10 angket

20
 Kelas X IPA 4 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPA 5 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPA 6 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPS 1 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPS 2 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPS 3 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPS 4 yang berjumlah 10 angket
 Kelas X IPS 5 yang berjumlah 10 angket

3.4 Jadwal Penelitian

No Keterangan Bulan
Januari Februari
MINGGU KE 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menentukan Judul X
2. Pembuatan Angket X
3. Penyebaran Angket X
4. Pengumpulan Angket X
5. Pengolahan Data X

6. Penyempurnaan X
Penelitian

21
Bab IV

Analitis Data

4.1 Gambaran Umum

Untuk mengungkapkan minat baca siswa kelas X IPA dan IPS SMAN 1
Cihaurbeuti diperoleh melalui penyebaran angket pada 100 responden yang
dijadikan objek penelitian ini. Angket disebarkan kepada 100 responden
berbentuk pilihan ganda. Dari item yang di ajukan kepada 100 responden dapat di
deskrifsikan sebagai berikut :

4.2 Analisis Data

 Dari pertanyaan “Sejak kapan anda suka membaca ?” hasilnya sebanyak


33% menjawab (A) TK, 24% menjawab (B) SD, 40% menjawab (C) SMP,
dan 3% menjawab (D).

22
Sejak kapan anda suka membaca ?
3%

33%
40%

24%

TK SD SMP SMA

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban C dengan


alasan mereka tidak terbiasa membaca sejak TK, 33% atau 33 responden
menawab sejak TK, 24% atau 24 responden menjawab sejak SD, dan 3% atau
3 responden menjawab sejak SMA.

 Dari pertanyaan “Apakah orangtua Anda menyediakan buku dirumah?”


hasilnya sebanyak 21% menjawab (A) Ya, dan 79% menjawab (B) Tidak.

Apakah orangtua Anda menye-


diakan buku dirumah ?

21%

79%

Ya Tidak

Hal tersebut didapat responden memilih jawaban B yaitu tidak


menyediakan karena mungkin bagi orangtua mereka buku tidak begitu

23
dibutuhkan. 21% atau 21 responden menjawab Ya, dan 79% atau 79
responden menjawab tidak menyediakan.

 Dari pertanyaan “Dimanakah anda mendapatkan sumber bacaan?”


hasilnya sebanyak 37% menjawab (A) perpustakaan sekolah, 15% menjawab
(B) perpustakaan rumah, 6% menjawab (C) lingkungan masyarakat dan 42%
menjawab (D) gadget.

Dimanakah Anda mendapatkan sumber


bacaan ?

37%
42%

15%
6%

Perpustakaan sekolah perputakaan rumah


lingkungan masyarakat gadget

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban D yaitu


gadget dengan alasan gadget lebih menarik untuk membaca bacaan karena
kita lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget. 37% atau 37 responden
menjawab perpustakaan sekolah, 15% atau 15 responden menjawab
perpustakaan rumah, dan 6% atau 6 responden menjawab lingkungan
masyarakat.

 Dari pertanyaan “Apakah Anda sering mengunjungi perpustakaan


sekolah?” hasilnya sebanyak 11% menjawab (A) tidak pernah, 79%
menjawab (B) kadang-kadang, 6% menjawab (C) sering, dan 4% menjawab
(D) selalu.

24
Apakah Anda sering mengunjungi
perpustakaan sekolah?
4%

6% 11%

79%

Tidak pernah Kadang-kadang Sering Selalu

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban B yaitu


mereka kadang-kadang mengunjungi perpustakaan sekolah, mungkin mereka
lebih suka membaca di rumah dari pada di perpustakaan sekolah. 11% atau 11
responden menjawab tidak pernah, 6% atau 6 responden menjawab sering,
dan 4% atau 4 responden menjawab selalu.

 Dari pertanyaan “Berapa kali Anda mengunjungi perpustakaan dalam 1


minggu?” hasilnya sebanyak 75% menjawab (A) 1-3 kali, 15% menjawab (B)
3-5 kali, 5% menjawab (C) 5-7 kali, dan 5% menjawab (D) lebih dari 7 kali.

25
Berapa kali Anda mengunjungi per-
pustakaan dalam 1 minggu?
5%
5%

15%

75%

1-3 kali 3-5 kali 5-7 kali lebih dari 7 kali

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban A yaitu 1-3


kali mereka mengunjungi perpustakaan dalam 1 minggu, karena mereka tidak
ada waktu untuk sering-sering berkunjung ke perpustakaan setiap harinya
karena mereka juga harus mengerjakan tugas yang lain. 15% atau 15
responden menjawab 3-5 kali, 5% atau 5 responden menjawab 5-7 kali, dan
5% atau 5 responden menjawab lebih dari 7 kali.
 Dari pertanyaan “Apakah yang menjadi alasan Anda mengunjungi
perpustakaan?” hasilnya sebanyak 14% menjawab (A) hobi, 33% menjawab
(B) ada tugas, 32% menjawab (C) mengisi waktu luang, dan 21% menjawab
(D) diisi sesuai keinginan responden.

Apakah yang menjadi alasan Anda


mengunjungi perpustakaan?

14%
21%

33%
32%

Hobi Ada tugas


Mengisi waktu luang Diisi sesuai keinginan responden

26
Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban B yaitu jika
ada tugas, karena mereka sering mengunjungi perpustakaan jika ada tugas
saja jika guru tidak menyuruh mereka jarang mengunjungi perpustakaan. 14%
atau 14 respon den menjawab hobi, 32% atau 32 responden menjawab
mengisi waktu luang, dan 21% atau 21 responden menjawab diisi sesuai
keinginan mereka.

 Dari pertanyaan “Sudah berapa judul yang sudah And abaca dari SMP?”
hasilnya sebanyak 20% menjawab (A) kurang dari 5, 4% menjawab (B) 5,
15% menjawab (C) lebih dari 10, dan 61 % menjawab (D) 10.

Sudah berapa judul yang sudah Anda


baca dari SMP?

20%
4%

61% 15%

kurang dari 5 5 lebih dari 10 10

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih D yaitu 10 karena


mereka jarang membaca buku sejak SMP mereka lebih banyak menghabiskan
waktu untuk bermain HP nya dan digunakan untuk hal lain bukan untuk
membaca.20% atau 20 responden menjawab kurang dari 5, 4% atau 4
responden menjawab 5, dan 15% atau 15 responden menjawab lebih dari 10.

 Dari pertanyaan “Jenis apa saja yang sering And abaca?” hasilnya
sebanyak 8% menjawab (A) jurnal, 18% menjawab (B) mata pelajaran, 69%
menjawab (C) novel / fiksi, dan 5% menjawab (D) non fiksi.

27
Jenis apa saja yang sering Anda baca?
5%
8%

18%

69%

Jurnal Mata pelajaran


Novel/fiksi Non fiksi

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban C yaitu


novel/fiksi karena mereka lebih tertarik dengan cerita cerita fiksi
dibandingkan dengan buku lainnya. 8% atau 8 responden menjawab jurnal,
18% atau 18 responden menjawab mata pelajaran, dan 5% atau 5 responden
menjawab non fiksi.

 Dari pertanyaan “Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk


membaca?” hasilnya sebanyak 21% menjawab (A) 1jam, 23% menjawab (B)
30 menit, 31% menjawab (C) kurang dari 30 menit, dan 25 % menjawab (D)
lebih dari 1jam.

Berapa lama waktu yang Anda butuhkan


untuk membaca?

25% 21%

23%
31%

1jam 30menit
kurang dari 30menit lebih dari 1jam

28
Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban C yaitu
kurang dari 30menit karena mereka mudah bosen jika berlama-lama membaca
dan jenuh. 21% atau 21 responden menjawab 1jam, 23% atau 23 responden
menjawab 30menit, dan 25% atau 25 responden menjawab lebih dari 1jam.

 Dari pertanyaan “Menurut Anda apakah membaca penting?” hasilnya


sebanyak 2% menjawab (A) tidak, 48% menjawab (B) penting, 38%
menjawab (C) sangat, dan 12 % menjawab (D) biasa saja.

Menurut Anda apakah membaca itu pent-


ing?
12% 2%

48%
38%

Tidak Sangat Kurang Biasa saja

Hal tersebut didapat responden kebanyakan menjawab B yaitu penting


karena dengan membaca bisa membuat kita bertambah ilmu dan mengetahui
segala hal yang belum kita ketahui. 2% atau 2 responden menjawab tidak
penting, 38% atau 38 responden menjawab sangat penting, da 12% atau 12
responden menjawab biasa saja,

 Dari pertanyaan “Apakah menurut Anda kebiasaan membaca


berpengaruh terhadap prestasi Anda?” hasilnya sebanyak 3% menjawab (A)
tidak, 62% menjawab (B) sangat, 2% menjawab (C) kurang, dan 33%
menjawab (D) biasa saja.

29
Apakah menurut Anda kebiasaan membaca
berpengaruh terhadap prestasi Anda?
3%

33%

62%
2%

Tidak Sangat Kurang Biasa saja

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban B yaitu


sangat berpengaruh karena jika kita ingin ujian pasti kita membaca buku dan
jika kita lupa materi pasti kita membaca buku kembali. 3% atau 3 responden
menjawab ttidak berpengaruh, 2% atau 2 responden menjawab kurang
berpengaruh, dan 33% atau 33 responden menjawab biasa saja.

 Dari pertanyaan “Apakah manfaat yang Anda dapatkan dari membaca?”


hasilnya sebanyak 19% menjawab (A) refreshing/hiburan, 54% menjawab (B)
mendapat ilmu pengetahuan, 13% menjawab memperbanyak kosa kata, dan
14% menjawab (D) diisi sesuai keinginan responden.

30
Apakah manfaat yang Anda dapatkan dari
membaca?

14% 19%

13%

54%

Refreshing/hiburan Mendapat ilmu pengetahuan


Memperbanyak kosa kata diisi sesuai keinginan responden

Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban B yaitu


mendapat ilmu pengetahuan karena dengan membaca kita bisa mengetahui
segala sesuatu dan menambah ilmu yang belum kita ketahui. 19% atau 19
responden menjawab refreshing/hiburan, 13% atau 13 responden menjawab
menambah kosa kata, dan 14% atau 14 responden menjawab diisi sesuai
keinginan responden.

Bab V

Pembahasan

A. Gambaran siswa SMAN 1 Cihaurbeuti


Menurut hasil pengamatan kami Siswa-siswi SMAN 1 Cihaurbeuti kurang
berminat terhadap membaca mereka lebih suka menghabiskan waktu luangnya

31
hanya untuk bermain game, nongkrong-nongkrong, jajan-jajan dan ngobrol-
ngobrol, dan itu sudah menjadi kebiasaan mereka setiap hari dari pada mereka
menghabiskan waktu luangnya untuk membaca buku bacaan agar lebih
menambah ilmu dan menambah wawasan mereka. Mereka berpikir bahwa
membaca hanyalah hal yang menjenuhkan dan membosankan dan membaca hal
yang biasa saja dalam menambah ilmu mereka, karena mereka lebih suka
menghabiskan waktunya dengan teman-temannya di bandingkan dengan
membaca buku bacaan sendirian.
1. Program Literasi Sekolah
Tidak heran bila kemudian pemerintah menggiatkan gerakan literasi
sekolah yang lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah memang
sengaja mengadakan gerakan ini dengan harapan bisa menumbuhkan minat
baca siswa sekalipun pada kenyataannya di beberapa daerah tertentu terutama
yang terpencil sangat susah untuk membeli buku.
Di SMAN 1 Cihaurbeuti program literasi sudah di sampaikan ke siswa,
tetapi yang menyampaikan program itu hanyalah beberapa guru saja.
Contohnya, guru bidang Sastra Indonesia, biologi dan bidang PKN saja,
sedangkan guru bidang lainnya tidak menyampaikan program tersebut kepada
siswa. Guru bidang Sastra Indonesia sudah menyampaikan program tersebut
kepada siswa yaitu untuk mewajibkan membaca bagi setiap siswa, mengisi
madding setiap 1 bulan sekali, dan menambah daun di pohon bacaan setiap
kelas setelah siswa selesai membaca buku, tetapi program itu tidak berjalan
dengan lancar, program itu berjalan lancar hanya pada saat pertama guru
bidang memberikan program itu sedangkan makin kesini program itu sudah
terlupakan oleh siswa dan tidak berjalan lagi hanya sebagian kecil siswa saja
yang masih menjalankan program itu. Sedangkan guru bidang PKN menyuruh
program untuk setiap siswa membaca buku lalu di ceritakan kembali kepada
teman-teman dikelas pada saat jam pelajaran PKN dimulai, tetapi kadang ada
siswa yang tidak bersekolah bahkan tidak mau untuk menjalankan program itu

32
karena alasannya mereka belum membaca sama sekali dan mereka belum siap
untuk maju ke depan kelas menceritakan kembali hasil membaca mereka.
Jadi sebenarnya program literasi di SMAN 1 Cihaurbeuti itu sudah ada
dan sudah tersampaikan kepada siswa, tetapi program tersebut tidak berjala
dengan lancar karena siswa yang menjalankannya tidak sadar dan tidak
bertanggung jawap atas kewajibannya itu dan mereka hanya menjalankan
program itu apabila di suruh oleh guru saja sedangkan jika tidak ada guru
siswa tidak akan menjalankan program itu. Sebenarnya bukan salah sekolah
atau guru yang menjadikan minat baca siswa itu kurang karena memang minat
baca siswa itu tumbuh di dalam diri mereka masing-masing, karena sekolah
dan guru sudah menyampaikan program tersebut kepada siswa.
2. Budaya Membaca Siswa
Memang gerakan literasi diatas tampaknya sedikit sulit untuk dijalankan,
mengingat istilah budaya membaca di Indonesia sendiri masihlah belum
menjadi kebiasaan.
Kegiatan membaca seharusnya sudah menjadi kebiasaan bagi semua
siswa di SMAN 1 Cihaurbeuti. Hal ini sebaiknya dimulai sejak dini.
Lingkungan keluarga punya peran penting dalam mengawali hal tersebut dan
sekolah menjadi tempat yang ideal untuk melakukan hal tersebut. Namun,
budaya membaca di SMAN 1 Cihaurbeuti sangat rendah buktinya saja
menurut hasil pengamatan kami siswa kebanyakan main daripada membaca.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memberikan pondasi bagi
lembaga pendidikan dirasanya sangat penting menumbuhkan budaya membaca
dikalangan siswa. Dengan adanya gerakan membaca diharapkan lama-lama
anak merasa membaca sebagai kebutuhan dan menjadi kebiasaan sehingga
membentuk karakter anak. Kalau anak sudah merasa membaca sebagai
kebutuhan maka niscaya budaya membaca akan tumbuh dengan sendirinya.
Mari tumbuhkan budaya membaca disekolah dengan mengadakan gerakan
membaca dan menyadiakan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk
menjadikan membaca sebagai budaya di sekolah. Hal ini juga merupakan

33
salah satu upaya menyiapkan generasi yang berkualitas. Dengan kemampuan
baca yang tinggi diharapkan generasi kita bisa cerdas tak terlindas kemajuan
jaman dan pada gilirannya kelak bisa menjadi generasi emas yang cemerlang
yang mampu mengharumkan nama dan mengibarkan kejayaan bangsa kita di
kancah internasional.
B. Minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti

Menurut penelitian dari ASEAN Libraries (Anna Yulia Blogs, 2011),


masyarakat negara-negara sedang berkembang masih kental dengan budaya
mengobrol dibandingkan dengan budaya membaca. Hal ini bisa kita lihat
misalnya di tempat-tempat umum, ketika mereka antri untuk sesuatu, mereka
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengobrol atau melamun
dibandingkan dengan membaca buku. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan
waktu yang berharga untuk membaca masih rendah.

Ternyata setelah saya teliti di lingkungan kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti teori


yang disampaikan oleh peneliti dari ASEAN Libraries (Anna Yulia Blogs, 2011),
memang benar adanya. Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa minat baca
mereka kebanyakan tumbuh sejak SMP yaitu sebanyak 40 orang, sedangkan di
urutan kedua minat baca mulai tumbuh sejak Tk yaitu sebanyak 33 orang,
kemudian urutan ketiga minat baca mulai tumbuh sejak SD yaitu sebanyak 24
orang dan sisanya di urutan terakhir minat baca mulai tumbuh sejak SMA yaitu
sebanyak 3 orang, dari total yang dibagikan kepada siswa X SMAN 1
Cihaurbeuti.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang memiliki minat baca sejak SMP
lebih banyak dibandingkan dengan minat baca sejak TK, padahal seharusnya
minat baca dibiasakan sejak kecil, jika sejak kecil terbiasa memiliki waktu untuk
membaca anak akan menjadikan membaca adalah sebuah kebutuhan. Selain itu,
orangtua yang gemar membaca akan memberikan kebiasaan yang sama kepada
anak. Anak-anak yang dikenalkan buku dan diajak membaca sejak bayi memiliki
imajinasi dan kecerdasan yang mengagumkan. Anak ini bahkan memiliki

34
kemampuan mengingat lebih baik, anak tidak mudah stres dan anak lebih mahir
dalam menguasai bahasa. Para ahli mengungkapkan jika anak-anak yang
diperkenalkan pada buku sejak kecil atau bayi, mereka akan memilik wawasan
yang lebih luas di masa depan.
Tebel 1. Data Kunjungan Siswa Ke Perpusatakaan

Jumlah Tujuan kunjungan


no bulan pengunj Jenis buku yang
ung ngobrol Meminja Memb dipinjam/dibaca
m buku aca
buku
1. Januari 132 24% 53% 24% Pelajaran, novel
2. Februari 134 16% 60% 24% Pelajaran, novel
3. Maret 114 23% 30% 47% Pelajaran, komik
4. April 149 14% 32% 54% Pelajaran, novel
5. Mei Libur
6. Juni 85 16% 23% 61% Pelajaran, komik
7. Juli 19 10% 45% 45% Pelajaran, novel
8. Agustus 158 43% 16% 41% Pelajaran, Koran,
novel
9. September 277 12% 19% 69% Pelajaran, novel
10. Oktober 182 32% 62% 6% Pelajaran, novel
11. November 132 17% 42% 41% Pelajaran, novel
12. Desember 1 100% Pelajaran, novel

B. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa


Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil
bahwa jumlah responden yang disediakan buku oleh orangtuanya dirumah

35
sebanyak 21 orang dan yang tidak disediakan buku oleh oranguanya dirumah
sebanyak 79 orang.

Hal itu menunjukkan kebanyakan orangtua dari mereka tidak begitu


mementingkan pendidikan terutama dalam hal membaca, buktinya saja dari
seluruh angket yang telah disebar sebanyak 100 angket oarngtua yang tidak
menyediakan buku dirumah lebih banyak daripada orangtua yang
menyediakan buku dirumah, itu sudah menjadi kebiasaan orangtua yang tidak
peduli dengan budaya membaca hingga anaknyapun tidak dibiasakan untuk
membaca. Padahal, orangtua memiliki peran penting dalam membantu anak
dengan pengembangan kemampuan sejak dini.

Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan,


jumlah responden kebanyakan mendapatkan sumber bacaan di gadget yaitu
sebanyak 42 orang, 37 orang mendapat sumber bacaan di perpustakaan
sekolah, kemudian 15 orang mendapat sumber bacaan di perpustakaan sekolah
dan yang terakhir yaitu 6 orang mendapatkan sumber bacaan di lingkungan
masyarakat.

Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa kelas X SMAN 1


Cihaurbeuti lebih tertarik membaca di gadget daripada di perpustakaan
sekolah. Memang benar membaca melalui gadget lebih menarik dibandingkan
membaca melalui buku karena gadget merupakan alat fungsi praktis yang
simple ringan dan berukuran mini sehingga mudah dibawa kemana-mana,
meskipun gadget berukuran mini namun bisa menampung berates-ratus hingga
beribu-ribu buku di dalamnya berbeda dengan buku yang hanya terdapat
beberapa materi dalam satu buku

Begitu pula dengan siswa yang tidak tertarik membaca di perpustakaan


sekolah SMAN 1 Cihaurbeuti, penyebabnya karena kurangnya fasilitas
didalam perpustakaan seperti buku yang terbatas, penerangan yang kurang,
kurangnya ketenangan karena bersebelahan dengan kantin yang menimbulkan

36
suara bising, ruangan kecil yang hanya dapat dikunjungi oleh sebagian kecil
siswa SMAN 1 Cihaurbeuti saja, apalagi ssekarang ditambah dengan adanya
pembangunan di depan perpus yang menambah suara kebisingan dan ketidak
nyamanan serta konsentrasi terganggu.

Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi,


kenyataannya bahwa banyak orang dewasa apalagi anak-anak atau siswa
khususnya siswa sekolah dasar belum menjadikan membaca sebagai suatu
kebiasaan. Hal itu dikarenakan mereka belum menjadikan membaca sebagai
suatu kebutuhan atau budaya. Minat membaca tidak hadir dengan sendirinya
tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat membaca. Menurut
Anna Yulia (Kholianti, 2011: 33-34), tantangan atau hambatan dalam
menumbuhkan minat baca adalah :

a. Faktor dari dalam


1. Pembawaan atau bakat
Pembawaan atau bakat seseorang merupakan faktor genetik yang
diturunkan oleh orang tua kepada anknya. Jika kedua orang tuanya
senang membaca buku akan dimungkinkan sifat tersebut akan menurun
pada anaknya. Apabila anak tersebut sudah memiliki rasa senang untuk
membaca, berarti dia sudah memiliki kesadaran akan pentingnya
membaca buku. Selain itu pembawaan atau bakat seorang anak
mempengaruhi rasa ketertarikan anak pada suatu bacaan. Apabila anak
tersebut sudah mempunyai rasa ketertarikan terhadap suatu bacaan
maka anak tersebuut akan keinginan untuk meminjam ataupun
memililki buku atau bacaan yang ia temui.
Yang kita ketahui dari angket yang telah disebar di SMAN 1
cihaurbeuti banyak siswa yang kurang minat membaca karena orang tua
mereka yang kurang memperhatikan pendidkan dan tidak menyediakan
buku-buku dirumahnya dan orang tua mereka pun tidak terbiasa dengan

37
membaca sehingga pembawaan merekapun terhadap membaca kurang
dan tidak terbiasa.
2. Jenis kelamin
Perbedaan minat baca juga dipengaruhi oleh perbedaan kelamin.
Mungkin karena sifat kodrati, maka pria dan wanita memiliki minat dan
selera yang berbeda.
Hal itu juga terdapat di SMAN 1 Cihaurbeuti memang kebiasaan
perempuan dengan laki laki itu beda, kebanyakan siswa yang sering
membaca itu adalah perempuan, karena laki laki terbiasa dengan
bermain game dan tidur di kelas ataupun bahkan nongkrong di kantin.
3. Tingkat pendidikan
Orang yang lebih tinggi tingkat pendidikannya akan berbeda minat
membacanya dengan orang yang lebih rendah tingkat pendidikannya.
Minat yang berbeda di sebabkan karena perbedaan kemampuan dan
kebutuhan.
Seperti yang kami ketahui di SMAN 1 Cihaurbeuti minat baca
siswa rajin dan malas itu berbeda karena pikiran mereka pun berbeda
hal itu dikarenakan pikiran orang rajin membaca adalah untuk
menambah ilmu dan menambah wawasan mereka sedangkan menurut
orang malas membaca hanya membuang wakktu dan sangat
menjenuhkan.
4. Keadaan kesehatan
Minat membaca seseorang akan dipengaruhi oleh keadaan
kesehatannya. Apabila seseorang (khususnya anak-anak) yang
mempunyai minat membaca buku, tapi dia dalam keadaan yang kurang
sehat atau sakit maka gairahnya untuk membaca akan terganggu bahkan
minat membacanya bisa sampai hilang. Sebaliknya apabila orang atau
anak tersebut dalam keadaan yang sehat maka dia sangat bersemangat
untuk membaca.

38
Hal itu dapat di lihat di SMAN 1 Cihaurbeuti jika sedang belajar
siswa yang sehat dan siswa yang kurang sehat semangat siswa itu
berbeda apalagi jika didalam kegiatan belajar harus membaca pasti
siswa yang kurang sehat akan tidak bersemangat beda ddenagn siswa
yang sehat yang memiliki semangat lebih.
5. Keadaan jiwa
Faktor kejiwaan seseorang juga berpengaruh terhadap minat
bacanya. Apabila seseorang (khususnya anak-anak) yang mempunyai
minat baca sedang dalam kadaan resah, sedih ataupun kacau pikirannya,
kebanyakan orang bila dalam keadaan tersebut maka gairah nya untuk
membaca akan berkurang atau mungkin hilang. Berbeda jika dia dalam
keadaan senangg atau gembira orang tersebut akan sangat bersemangat
untuk membaca.
Seperti yang kami ketahui bahwa keadaan jiwa mempengaruhi
minat baca khususnya bagi siswa jika siwa itu sedang dalam keadaan
banyak pikiran, resah ada masalah mereka tidak aka nada semangat
untuk membaca karena jika merreka membaca tidak akan focus karena
pikirannya kemana-mana berbeda dengan siswa yang tidak adak pikiran
dan baik baik saja mereka pasti membaca denagan tenang dan
pikirannya pun akan focus terhadap bacaan yang ia baca.
6. Kebiasaan anak
Yang mempunyai kebiasaan atau kegemaran membaca tentu
memiliki minat terhadap buku atau bacaan, atau sebaliknya orang yang
punya minat yang besar terhadap bacaan karena mereka telah
mempunyai kebiasaan dan gemar membaca. Intensitas atau jumlah
waktu yang di perlukan seseorang yang gemar membaca denga orang
yang tidak suka membaca akan berbeda. Anak yang genar membaca
dalam satu hari akan meluangkan waktu untuk membaca lebih banyak
dari pada anak yang tidak suka membaca. Ciri-ciri anak yang gemar
membaca apabila ada waktu luang akan memanfaatkan waktu luangnya

39
untuk amembaca buku atau bacaan. Dalam lingkungan sekolah anak
yang gemar membaca apabila ada waktu luang akan dipergunakan
untuk membaca bacaan baik di kelas ataupun di perpustakaan sekolah.
Hal ini berbeda dengan anak yang tidak mempunyai minat membaca
yang tinggi, apabila ada waktu luang anak tersebut akan menggunakan
waktu luangnya untuk kegiatan yang lain seperti bermain dan lain
sebagainya.
Hal itu juga dapat di ketahui di siswa SMAN 1 Cihaurbeuti bahwa
yang mempunyai kebiasaan membaca dirumahnya dengan yang tidak
mempunyai kebiasaan membaca di rumahnya itu jelas berbeda karena
siswa yang mempunyai kebiasaan membaca lebih sering menghabiskan
waktu luangnya untuk membaca dimanapun siswa itu berada berbeda
dengan siswa yang tidak memiliki kebiasaan membaca mereka lebih
suka menghabiskan waktu luangnya dengan bermain game, mengobrol
dan bermain main.
b. faktor dari luar

1. Pengaruh televisi
Televisi sangat besar pengaruhnya untuk orang dewasa maupun
anak-anak. Kebanyakan mereka mengahabiskan waktu luangnya
didepan televisi apakah itu untuk menonton film anak, sinetron maupun
liputan criminal. Meskipun program televisi itu tidak salah tapi, jika
mengkonsumsinya terlalu banyak dapat menyita waktu yang berharga
yang seharusnya bisa di alokasikan untuk hal-hal yang bermanfaat yaitu
membaca sebuah buku.
Hal ini disebabkan karena sekarang banyak acara acara televisi
yang lebih menarik daripada membaca, seperti siswa SMAN 1
Cihaurbeuti lebih suka menonton acara acara TV dari pada meluangkan
waktunya untuk membaca.
2. Buku bukan prioritas

40
Pada umumnya di Negara berkembang, masyarakatnya masih
berjuang dalam masalah ekonomi sehingga focus kehidupannya lebih
pada pememenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan
papan. Barulah mereka merambat pada kebutuhan-kebutuhan sekunder.
Tetapi masyarakat pada umumnya belum mempunyai kesadaran yang
tinggi terhadap pendidikan dan buku.
Menurut pandangan para siswa SMAN 1 Cihaurbeuti bahwa
membaca bukanlah hal yang paling penting dalam segalanya, membaca
hanyalah sebagian kecil dari kebutuhan mereka.
3. Kurangnya fasilitas
Kondisi lingkungan atau masyarakat memang sangat
mempengaruhi budaya baca. Di Negara sedang berkembang yang
masalahnya masih berkutap di seputar masalah ekonomi atau politik
seperti di Indonesia, seringksli pendidikan ditempatkan diurutan
kesekian, sehingga perpustakaan merupakan suatu hal yang langka di
masyarakat. Kalaupun ada biasnya jumlah bukunya masih kurang
lengkap.
Seperti halnya dengan siswa SMAN 1 Cihaurbeuti yang kurang
terhadap minat baca karena kurangnya fasilitas di perpustakaan yang
membuat mereka tidak bersemangat untuk membaca, dan bahkan tidak
lagi ingin untuk membaca karena masalah tersebut.
4. Keluarga
Menurut Rubin (Farida Rahim, 2008: 18), orang tua yang hangat,
demokratis, bisa mengarhkan anak-anak mereka pada kegiatan yang
berorientasi pada pendidikan, suka menantang anak untuk berfikir, dan
suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orangtua yang
memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik
untuk belajar di sekolah. Rumah juga berpengaruh pada sikap anak
terhadap buku dan membaca.

41
Orangtua yang gemar membaca, memilki koleksi buku, menghargai
membaca dan senang membacakan cerita pada anak anak umumnya
menghasilkan anak yang gemar membaca pula. Sedangkan menurut
Soeatminah (1991:73-75), faktor faktor yang mempengaruhi minat baca
adalah sebagai berikut.
Seperti pada siswa SMAN 1 Cihaurbeuti banyak keluarga yang
kurang memperhatikan terhadap pendidikan dan kurangnya kebiasaan
orang tua terhadap membaca, hal inidapat dilihat dari angket yang
sebelumnya disebar banyak orang tua yang tidak menyediakan buku di
rumah mereka maka dari itu membuat siswa tidak terbiasa dengan
membaca.

C. Upaya meningkatkan minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti


Melalui hasil angket yang kami telah kami sebarkan sebelumnya, didapat
hasil bahwa jumlah responden yang mengaku bahwa membaca itu penting
untuk menmbah ilmu sebanyak 62 orang, dan yang menganggap membaca
hanya sebagai hiburan saja sebanyak 3 orang.

Hal itu menunjukan bahwa sebagian besar siswa SMAN 1 Cihaurbeuti


sudah menganggap bahwa membaca itu penting bagi dirinya sendiri da itu
menunjukan bahwa minat baca siswa SMAN1 Cihaurbeuti mulai tumbuh dan
mulai menjadi kebiasaan walaupun hanya sebagian,hal itu sebabkan karena
seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwa kurangnya perhatian orang tua
terhadap pendidikan dan kurangnya fasilitas perpustakaan sekolah. Maka dari
itu upaya untuk menumbuhkan minat baca siswa SMAN1 Cihaurbeuti yaitu
meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah dari segi sarana dan prasarana,
mewajibkan guru untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai bagian dari
proses belajar mengajar sehingga siswa dapat menyempatkan membaca
walaupun hanya pada saat jam pelajaran saja, mewajibkan siswa membaca

42
buku baik buku popular maupun sastra. Upaya meningkatkan minat baca siswa
tidak hanya dilakukan di sekolah saja tetapi dirumah juga minat baca harus di
tingkatkan jadi orang tua juga sangat berperan penting seperti memperhatikan
pendidikan anak, menyediakan buku-buku dirumah baik itu buku pelajaran
maupun sastra agar anak terbiasa membaca, dan orang tua juga harus memberi
contoh kepada anak agar anak juga melihat kebiasaan orang tunya.

Itulah beberapa upaya yang dapat kami sarankan agar minat baca siswa
SMAN 1 Cihaurbeuti lebih meningkat dan mulai menjadi kebiasaan sehari
hari. Kebiasaan membaca merupakan urat nadi dalam belajar, dengan
membaca berarti siwa belajar maka, dibutuhkan motivasi positif dan kompak
dari seluruh elemen terkait demi tumbuh kembangnya budaya baca.Dengan
adanya kerjasama itu membuat kegiatan yang rekreatif dan edukatif diharapkan
dapat membangun dan menumbuhkan minat baca di kalangan siswa SMAN 1
Cihaurbeuti.

43
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka hal-hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut :
6.1.1 Gambaran umum minat baca
Terlihat dari data yang diperoleh dari hasil angket yang sudah
disebarkan di kelas X Ipa dan Ips SMAN 1 Cihaurbeuti terdapat sebanyak
40% siswa suka membaca.
Dari hasil observasi sebagian siswa yaitu sebanyak 60% tidak suka
membaca dikarenakan beberapa faktor. Hal tersebut terbukti dari
penyebaran angket dikelas X Ipa dan Ips SMAN 1 Cihaurbeuti sebagian
siswa menanggapi bahwa 40% pemicu minat membaca dikarenakan
dipengaruhi oleh tugas.
6.1.2 faktor yang mempengaruhi minat baca siswa
Hasil penyebaran angket dikelas X Ipa dan Ips SMAN 1 Cihaurbeuti
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat membaca 40% di
pengaruhi oleh adanya tugas, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Demikian siswa banyak yang memilih faktor tugas yang sangat
berpengaruh terhadap minat baca.
6.2 Saran
Beberapa hal yang dapat di sarankan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
6.2.1 Sebagai generasi penerus bangsa siswa-siswi kelas X IPA dan IPS SMAN
1 Cihaurbeuti, harus selalu sering rajin membaca agar kita dapat
menambah wawasan.

44
6.2.2 Sebagai siswa-siswi SMAN 1 Cihaurbeuti harus tau betapa pentingnya
minat baca bagi generasi muda yang diharapkan bisa memajukan bangsa
ini.
6.2.3 Siswa-siswi SMAN 1 Cihaurbeuti harus selalu mengikuti kegiatan literasi
agar minat baca siswa meningkat.

45
46
Daftar Pustaka

http://myschoolsmkn3tpi.blogspot.com/2012/02/pengertian-baca-membaca.html?
m=1

https://pengertianahli.id/2014/04/pengertian-minat-apa-itu-minat.html

http://kartikajuni.blogspot.com/2014/06/proposal-penelitian-studi-minat-
membaca.html?m=1

http://makalahkupenting.blogspot.com/2018/01/proposal-pengaruh-minat-baca-
terhadap.html?m=1

http://aileenirma.blogspot.com/2016/11/proposal-penelitian-minat-baca-
siswa.html?m=1

https://pendidikan.co.id/pengertian-minat-karakteristik-dan-contohnya-menurut-para-
ahli/

https://www.kompasiana.com/parijem/59de388a63eae7798070d4d2/menumbuhkan-
budaya-membaca-di-sekolah-dasar-menuju-generasi-emas?page=all

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5726/
Abstrak.pdf?sequence=3

http://thefilosofi.blogspot.com/2016/05/motto-hidup-pendidikan-untuk-pelajar.html

1
Biodata Penulis

Nama : Fauziyah

Kelas : Akuntansi E

TTL : CIAMIS, 06 Okt 2002

Alamat : Dsn. Pamokolan Desa. Pamokolan Kec. Cihaurbeuti Kab. Ciamis

Hobi : berimajinasi

Cita-cita : Pengusaha

Suka : Suka dengan tantangan, diri saya merasa tertantang dengan membuat
kti ini.

Duka : Tugas lain terabaikan.

2
Lampiran
Lembar angket minat baca siswa X SMAN 1 Cihaurbeuti
1. Sejak kapan Anda suka membaca ?
A.TK B.SD C.SMP D.SMA
2. Apakah orangtua menyediakan buku dirumah ?
A. Ya B.Tidak
3. Dimanakah Anda mendapatkan sumber bacaan ?
A. perpustakaan sekolah B. perpustakaan rumah C. Lingkungan masyarakat D.
gadget
4. Apakah anda sering mengunjungi perpustakaan sekolah ?
A. tidak pernah B. kadang-kadang C. sering D. Selalu
5. Berapa kali Anda mengunjungi perpustakaan sekolah dalam seminggu ?
A. 1-3 kali B. 3-5 kali C. 5-7 kali D. lebih dari 7 kali
6. Apakah yang menjadi alasan Anda mengunjungi perpustkaan sekolah ?
A. Hobi B. ada tugas C. mengisi waktu luang D. (isi sendiri)
7. Sudah berapa judul buku yang Anda baca ?
A. kurang dari 5 B. 5 C. lebih dari 5 D. tidak terhitung
8. Jenis buku apa saja yang sering Anda baca ?
A. Jurnal B. mata pelajaran C, Novel/viksi D komik
9. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca?
A.kurang dari 30 menit B. 30 menit C. lebih dari 30 menit D. biasa saja
10. Menurut Anda apakah membaca itu penting?
A.tidak B.sangat C. sangat D. biasa saja
11. apakah menurut Anda kebiasaan membaca berpengaruh terhadap prestasi
anda ?
A. tidak B.sangat C.kurang D. biasa saja
12. Apakah manfaat yang Andadapatkan dari membaca ?
A. refreshing/hiburan B. mendapatkan ilmu pengetahuan C. memperbanyak
kosa kata D. lainnya

Anda mungkin juga menyukai