2019/2020
Disusun oleh
Fauziyah ( 3403210082 )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH
1
Lembar Pengesahan
Disusun Oleh :
- Fauziyah
Cihaurbeuti, ......................................2021
i
Motto
ii
Persembahan
• Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan hingga pembuatan makalah ini
selesai.
iii
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahamat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
"Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti" tepat pada waktunya. Karya tulis
ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia dan
Sastra Indonesia.
Karya tulis yang berjudul "Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti".
Alasan penulis meneliti masalah ini dikarenakan ingin mengetahui bagamana minat
baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti.
Karya tulis ilmiah dengan judul "Minat Baca Siswa Kelas X SMAN 1
Cihaurbeuti" membahas tentang minat baca dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Manfaat penelitian ini, dapat meningkatkan rendahya minat baca.
Dalam bidang pendidikan, membaca merupakan hal yang penting bagi siswa, karena
membaca berperan dalam menunjang pendidikan yang berkualitas.
Dalam menulis karya tulis ilmiah ini, penulis dapat dukungan, dorongan, kerja
sama dan semangat dari berbagai pihak yang telah membantu dan memberi masukan
serta arahan untuk menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu,
khususnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. Rina Agustini S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah dan sekaligus yang telah
memberi pengarahan kepada penulis dalam makalah ini.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan fasilitas materil sehingga
terselesainya makalah ini.
iv
4. Teman-teman yang senantiasa membangun agar penulis tidak mudah menyerah
dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
isi maupun cara penyajiannya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, untuk perbaikan penulisan karya tulis ilmiah di masa yang
akan datang. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita, khususnya bagi kami penulis dan umumnya bagi
setiap orang yang membacanya.
Penulis
v
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................i
MOTTO ..................................................................................................ii
PERSEMBAHAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................vi
ABSTRAK..............................................................................................ix
Bab I Pendahuluan
1.5 Hipotesis.................................................................................5
vi
3.1 Jenis Metode Penelitian.......................................................19
Bab V Pembahasan
Bab VI Penutup
A. Kesimpulan............................................................................43
B. Saran.......................................................................................43
Daftar Pustaka
vii
Lampiran
Biodata Penulis
viii
ABSTRAK
Kegiatan membaca akan terlaksana apabila ada minat dari orang
bersangkutan. Peranan minat menepati posisi yang paling menentukan, disamping
adanya kemampun siswa dalam membaca. Minat mempunyai daya dorong yang
kuat dalam terwujudya suatu kegiatan. Minat siswa dalam membaca timbul oleh
rasa keingintahuan siswa memahami atau siswa memperoleh informasi dari
lingkunganya. Penelitian ini berjudul “Minat baca kelas X IPA dan IPS SMAN 1
Cihaurbeuti”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuh mengetahui jumlah minat
baca siswa SMAN 1 Cihaurbeuti serta mengetahui faktor-faktor yang
menyababkan penurunan minat baca siswa dan juga untuk menjelaskan upaya-
upaya apa saja untuk meningkatkan minat baca siswa. Metode penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menyebarkan angket sebanyak 10
angket setiap kelasnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
ternyata minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti sangat rendah, hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengaruh lingkungan, media
sosial, fasilitas perpustakaan sekolah dan lain-lain, oleh karena itu untuk
meningkatkan minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti dengan
meningkatkan fasilitas perpustakaan kemudian menjadikan minat baca sebagai
kebutuhan. Kata kunci : minat baca.
ix
BAB I
Pendahuluan
1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memudahkan manusia
untuk memperoleh suatu informasi dengan cepat. Perkembangan tersebut secara
tidak langsung menuntut masyarakat yang gemar mencari informasi berupaya
agar tidak ketinggalan zaman. Salah satu proses mencari informasi yang efektif
dan paling mudah di lakukan melalui kegiatan membaca.
Data dalam dokumen UNDP dalam Human Development Report 2000,
bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen.
Sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen, dan negara-negara maju seperti
Australia, Jepang, Inggris, Jerman, dan AS umumnya sudah mencapai 99,0
persen. Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan di
Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic
Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001,
menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti.
Berdasarkan survei UNESCO pada tahun 2011. Hasil survey lembaga UNESCO
(United Nation Education Society and Cultural Organization) ada tahun 2011,
juga menemukan fakta bahwa indeks membaca masyarakat Indonesia betul-betul
rendah yaitu baru sekitar 0,001. Artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu
orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh
dibandingkan dengan angka minat baca di Amerika dan Singapura, apalagi
Jepang. Amerika memiliki indeks membaca 0,45 dan Singapura memiliki indeks
0,55. Jepang memiliki indeks 17 koma sekian. Bahkan budaya baca masyarakat
Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling
rendah di kawasan ASEAN.
Ironinya, angka ini berbanding terbalik dengan jumlah pengguna
internet yang mencapai separuh dari total populasi penduduk Indonesia atau
sekitar Rp 132,7 juta. Bahkan data yang dihimpun statista.com pada Januari
2018, disebutkan bahwa 44 persen populasi masyarakat Indonesia
mengambil foto dan video menggunakan ponsel mereka.
Menurut Andy F. Noya, host acara Kick &Andy yang juga duta baca 2011,
“Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta
membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan
2
UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah,
berada di peringkat 112 dari 175 negara. Menurut data yang dikeluarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat
lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau
mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
Harian Kompas, terbitan 12 Juni 2009. Minat siswa untuk membaca berbeda
dengan siswa sebelum era modern. Harian tersebut berisi tentang banyaknya
literatur dan penerbit buku tidak mempengaruhi minat membaca siswa. Sebelum
era modern, saat fasilitas masih terbatas para siswa mempunyai semangat dan
motivasi yang tinggi untuk membaca. Pembangunan perpustakaan dan pembelian
referensi yang banyak nampaknya kurang menyentuh minat siswa untuk membaca
literatur yang berkaitan dengan mata pelajaranyang diambil.
Kegiatan membaca akan terlaksana apabila ada minat dari orang
bersangkutan. Peranan minat menepati posisi yang paling menentukan, disamping
adanya kemampun siswa dalam membaca. Minat mempunyai daya dorong yang
kuat dalam terwujudya suatu kegiatan. Minat siswa dalam membaca timbul oleh
rasa keingintahuan siswa memahami atau siswa memperoleh informasi dari
lingkunganya.
Salah satu karateristik sekolah sebagai institusi akademik adalah aktivitas
civitas akademik yang didalamnya terus-menerus menggali dan mengasah ilmu
pengetahuannya dengan membaca. Membaca buku merupakan salah satu aktivitas
belajar yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dengan membaca
siswa ataupun guru dapat memperoleh pengetahuan dengan cepat dan mudah
karena tinggal memilih buku yang akan dibaca, membukanya dan mulai membaca
kata-perkata. Oleh karena itulah membaca semestinya menjadi aktivitas pokok
khususnya siswa.
Mungkin untuk sebagian orang membaca adalah hal yang sangat
membosankan. Karena dengan adanya teknologi yang canggih orang akan
semakin malas untuk membaca buku ataupun apa pun. Mereka memilih untuk
membaca informasi di gadget mereka masing-masing atau menonton televisi
dibanding dengan membaca buku, Koran atau yang lainnya.
3
Kebiasaan membaca buku sendiri dipercaya mendatangkan berbagai
manfaat. Selain dapat menambah wawasan, membaca buku juga dapat
meningkatkan kemampuan otak yang berguna untuk menurunkan risiko
terkena penyakit Alzheimer di usia lanjut. Selain itu kebiasaan membaca
buku fiksi dapat meningkatkan empati dan hubungan dengan sesama, karena
kecenderungan untuk menempatkan posisi kita pada cara pandang tokoh
dalam cerita sehingga kita pun dapat merasakan perasaannya.
Oleh karena itu, pada intinya minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
dari dalam dan faktor dari luar. Dan keberadaanya tentu akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa dan hasil lulusan siswa tersebut.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah
dengan judul “ Minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti”.
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jumlah minat baca siswa SMAN
1 Cihaurbeuti mulai menurun karena disebabkan oleh jenis buku diperpustakan
yang kurang beragam, ruang perpustakaan yang sempit dan kurang nyaman, serta
banyaknya tontonan dan game yang dapat mengalihkan minat siswa untuk
membaca.
5
BAB II
Landasan Teori
6
menetap serta dilakukan untuk memperhatikan dan juga mengenang
beberapa aktivitas yang disukai baik itu disengaja atau tidak.
Minat menurut Crow and Crow merupakan suatu hal yang memiliki
hubungan dengan daya gerak yang akan mendukung seseorang untuk
tertarik pada sebuah benda, pada aktivitas atau kegiatan tertentu. Bisa juga
berupa pengalaman yang cukup efektif yang mungkin saja dimulai dari
kegiatan atau aktivitas itu sendiri. Minat tersebut bisa dimulai dari
kebiasaan yang sering dilakukan.
7
mengadung sangkut paut dengan dirinya atau dipandang ialah sebagai
sesuatu yang sadar.
Minat menurut Slameto merupakan rasa suka yang berlebih dan juga
adanya rasa keterikatan terhadap sesuatu hal atau aktivitas / kegiatan,
tanpa ada yang menyuruh. Apabila dilihat, menurut Beliau ini minat
merupakan hal yang dilihat dalam diri sendiri serta juga memiliki
hubungan dengan hal yang ada di luar diri. Semakin kuat atau juga
semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar juga minat.
1. Faktor Dorongan
8
saat kita ingin menghilangkan ke galau an maka kita akan melakukan
kegiatan seperti bermain gitar dan bernyanyi lagu yang senang. Hal
tersebut muncul dari diri sendiri.
Faktor motif sosial ini juga menjadi faktor selanjutnya yang dapat
mempengaruhi minat, faktor tersebut merupakan faktor untuk
melakukan suatu aktivitas supaya dapat diterima serta juga diakui oleh
lingkungannya. Minat tersebut semacam kompromi pihak individu
dengan lingkungan sosialnya. Contohnya seperti minat pada belajar
musik karena ingin menjadi pemain musik profesional.
3. Faktor Emosional
9
seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan
pengalaman. Minat diawali oleh perasaan senang dan sikap positif.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan
rasa senang atau ketertaikan pada objek tertentu disertai dengan adanya
pemusatan perhatian pada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat
dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang
memiliki keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau
aktivitas tertentu karena dirasakan bermakna bagi dirinya da nada harapan
yang dituju. Dari pendapat ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa timbulnya seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting
yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari
perhatian, tertarik, dan aktivitas, sedangkan faktor eksternal terdiri dari
eluarga, sekolah, dan lingkungan.
Dari pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
bukanlah sesutau yang statis atau beerhenti, tetapi dinamis dan mengalami
pasang surut. Minat juga bukan bawaan lahir, tetapi sesuatu yang dapat
dipelajari. Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak diminati, dapat berubah
menjadi sesuatu yan diminati, dapat berubah menjadi sesuatu yang
diminati karena adanya masukan-masukan tertentu atau wawasan baru dan
pola pemikiran yang baru.
Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai berikut :
1.Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek.
2.Minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
3.Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan suatu keinginan,
dan kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.
10
Menurut (Mr.Tampubalon,1987) halaman 6 Bahasa tulisan adalah suatu
ide-ide/ pemikiran, sehingga dalam pemahaman dialek sebuah tulisan
dengan metode membaca sebuagai sebuah proses penalaran.
11
Menurut (Mr.Smith dalam buku Mr.Ginting,2005) Membaca merupakan
proses yang membangun sebuah pemahaman sari bacaan (teks) yang tertulis.
1. Membaca nyaring
Dalam proses membaca nyaring sering dipakai oleh seseorang untuk
menyampaikan suatu gagasan terhadap orang lain dengan cara membaca
teks. Membaca nyaring adalah sebuah kegiatan membaca yang dilakukan
dengan teknis atau cara membaca keras-keras didepan umum.
Membaca dalam hati meliputi dua aspek yaitu membaca ekstensif dan
membaca intensif .
Manfaat membaca :
12
1. Membaca dapat menghilangkan rasa kegundahan dan kecemasan.
2. Dengan sering melakukan kegiatan membaca, seseorang dapat
mengembangkan kefasihan dan keluwesan dalam bertutur kata.
3. Membaca dapat membatu menjernihkan cara berpikir dan
mengembangakan pikiran.
4. Membaca meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori dan
pemahaman seseorang.
5. Dengan seringnya membaca, kita dapat mengambil manfaat dari
pengalama orang lain.
6. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan
kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan
maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.
7. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku – buku
keagaman. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia
mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan
dan menjauhkan dari kejahatan.
8. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dan
menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia dengan hal negatif.
9. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai model kalima.
13
berketerampilan, berpengalaman, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas,
1985)
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh
aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-
masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Hal yang sama siswa juga
dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar
baik secara kelompok atau perorangan.
Siswa juga dapat dikatakan sebagai murid atau pelajar , ketika berbicara
siswa maka pikiran kita akan tertuju kepada lingkungan sekolah, baik
sekolah dasar maupun menengah (Jawa pos, 1949) 15 pengartian yang sama
diambil dari (Kompas Gramedia, 2005) Siswa adalah komponen masukan
dalam system pendidikan,yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan siswa dapat
ditinjau dan berbagai pendekatan antara lain:
a. Pendidikan social, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang
disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
b. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organisme yang sedang
tumbuh dan berkembang.
c. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa
sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka
system pendidikan menyeluruh dan terpadu. Siswa sekolah dasar
masalah-masalah yang muncul belum begitu banyak, tetapi ketika
memasuki lingkungan sekolah menengah maka banyak masalah yang
muncul karena anak atau siswa sudah memasuki usia remaja.
Selain itu juga siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya, bagaiman
keluarganya, teman-teman pergaulannya. Pada msa ini seakan mereka
menjadi manusia dewsa yang bisa segalanya dan terkadang tidak
14
memikirkan akibatnya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh orang tua,
keluarga dan tentu saja pihak sekolah (Jawa pos,2013).
16 pengertian siswa menurut Wikipedia, siswa adalah anggota
masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diiri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah
siswa dalam dunia pendidikan meliputi:
a. Siswa: siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan dasr dan menengah.
b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta didik
pada jenjang pendidikan tinggi.
c. Warga belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur
pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKMB), baik paket A, paket B, paket C, D. Pelajar : istilah lain yang
digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat
dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah (Kompasina, 2013).
Menurut Naqawi (dalam aly, 2008) menyebutkan bahwa kata murid
berasal dari bahasa arab, yang artinya orang yang menginginkan (the
willer).
Menurut Nata (dalam aly, 2008) kata murid diartikan sebagai orang
yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
penagalaman, dan kepripadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar
bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh.
Disamping kata murid dijumpai istilah lain yang sering digunakan dalam
bahasa arab, yaitu tilmidz yang berarti muridatau 17 pelajar, jamaknya
talamidz. Kata ini merujuk pada murid yang belajar di madrasah. Kata lain
yang berkenaan dengan murid adalah thalib, yang artinya pencari ilmu,
pelajar, mahasiswa. Mengacu dari beberapa istilah murid, murid di artikan
sebagai orang yang berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai
literatur murid juga di sebut sebagai anak didik. Sedangkan dalam undang-
15
undang pendidikan No.2 Th.1989, murid disebut peserta didik muhaimin
dkk (2005). Dalam hal ini siswa dilihat sebagai seseorang (subjek didik).
Yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial
yang mempunyai identitas moral, harus di kembangkan untuk mencapai
tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga Negara
yang diharapkan. Menurut Arifin (2000) menyebut “murid” , maka yang di
maksud adalah manusia didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam
proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing yang
memerlukan bimbingn dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik
optimal yakni kemampuan fitrahnya. Akan tetapi dalam literature lain
ditegaskan, bahwa anak didik (murid) bukanlah hanya anak-anak yang
sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tua, bukan pula anak yang
dalam usia sekolah saja.
Pengertian ini berdasarkan atas tujuan pendidikan , yaitu manusia
sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia berusaha terus menerus
hingga akhir hayatnya. Penulis menyimpulkan, pengertian murid sebagai
orang yang memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan
dan 18 arahan untuk mengembangkan potensi diri (fitrahnya) secara
konsisten melalui proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga tercapi
tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang bertanggung ajwab
dengan derajat keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya sebagai
kholifah di bumi (Jakarta:Kompas,2001).
Muhaimin dkk (2005) Adapun sifat-sifat dari anak didik (siswa)
memiliki sifat umum antaralain:
a. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, sebagaimana statement J.J.
Rousseau, bahwa “ anak bukan miniatur orang dewasa , tetapi anak
adalah anak degan dunianya sendiri”
b. Peserta didik (murid), memiliki fase perkembangan tertentu, seperti
pembagian Ki Hadjar Dewantara ( Wiraga, Wicipta, Wirama).
c. Murid memiliki pola perkembangan sendiri sendiri.
16
d. Peserta didik (murid), memiliki kebutuhan . Diantaranya kebutuhan
tersebut adalah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan
seperti, L.J. Cionbach, yakni afeksi diterima orang tua, diterima kawan,
independence,harga diri.
Sedangkan Maslow memaparkan : adanya kebutuhan biologi, rasa
aman, kasih sayang, harga diri, realisasi,.Sedangkan menurut para ahli
psikologi kognitif memahami anak didik (murid),sebagai manusia yang
mendayagunakan ranah kognitifnya semenjak berfungsinya kapasitas motor
dan sensorinya Piget (2003). Selanjutnya hal yang sama menurut Sarwono
(2007) siswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di dunia 19 pendidikan.
Dari pendapat tersebut biasa di jelaskan bahwa siswa adalah status yang
di sandang oleh seseorang karena hubungan nya dengan dunia pendidikan
yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa.
17
2. Ips
Ilmu pengetahuan sosial (Inggris:socialstudies) adalah sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan
manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan
humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam
mempelajari manusia.
Termasuk metode kuantitatif, dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk
menggambarkan pnelitian dengan cakupan yang luas dalmberbagai lapangan
meliputi perilaku, dann interaksi manusia pada masa kini, dan masa lalu.
Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada
satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas
terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif,
inter-subjktif, dan objektif atau structural, sebelumnya dianggap kuarang
ilmiah bila disbanding dengan ilmu alam, namun sekarang, beberapa bagian
dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metode kuantitatif.
Demikian pula, pendekatan inter-disipin, dan lintas-disiplin, dalam
penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan
yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik
pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metode
kuantitatif, dan kualitatif telah makin banyak di integrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia sertaimplikasi, dan konsekuensinya.
18
Bab III
Metodelogi Penelitian
19
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan penelitian mengenai
pengaruh fasilitas sekolah terhadap pengembangan potensi SMA Negeri 1
Cihaurbeuti.
20
Kelas X IPA 4 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPA 5 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPA 6 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPS 1 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPS 2 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPS 3 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPS 4 yang berjumlah 10 angket
Kelas X IPS 5 yang berjumlah 10 angket
No Keterangan Bulan
Januari Februari
MINGGU KE 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menentukan Judul X
2. Pembuatan Angket X
3. Penyebaran Angket X
4. Pengumpulan Angket X
5. Pengolahan Data X
6. Penyempurnaan X
Penelitian
21
Bab IV
Analitis Data
Untuk mengungkapkan minat baca siswa kelas X IPA dan IPS SMAN 1
Cihaurbeuti diperoleh melalui penyebaran angket pada 100 responden yang
dijadikan objek penelitian ini. Angket disebarkan kepada 100 responden
berbentuk pilihan ganda. Dari item yang di ajukan kepada 100 responden dapat di
deskrifsikan sebagai berikut :
22
Sejak kapan anda suka membaca ?
3%
33%
40%
24%
TK SD SMP SMA
21%
79%
Ya Tidak
23
dibutuhkan. 21% atau 21 responden menjawab Ya, dan 79% atau 79
responden menjawab tidak menyediakan.
37%
42%
15%
6%
24
Apakah Anda sering mengunjungi
perpustakaan sekolah?
4%
6% 11%
79%
25
Berapa kali Anda mengunjungi per-
pustakaan dalam 1 minggu?
5%
5%
15%
75%
14%
21%
33%
32%
26
Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban B yaitu jika
ada tugas, karena mereka sering mengunjungi perpustakaan jika ada tugas
saja jika guru tidak menyuruh mereka jarang mengunjungi perpustakaan. 14%
atau 14 respon den menjawab hobi, 32% atau 32 responden menjawab
mengisi waktu luang, dan 21% atau 21 responden menjawab diisi sesuai
keinginan mereka.
Dari pertanyaan “Sudah berapa judul yang sudah And abaca dari SMP?”
hasilnya sebanyak 20% menjawab (A) kurang dari 5, 4% menjawab (B) 5,
15% menjawab (C) lebih dari 10, dan 61 % menjawab (D) 10.
20%
4%
61% 15%
Dari pertanyaan “Jenis apa saja yang sering And abaca?” hasilnya
sebanyak 8% menjawab (A) jurnal, 18% menjawab (B) mata pelajaran, 69%
menjawab (C) novel / fiksi, dan 5% menjawab (D) non fiksi.
27
Jenis apa saja yang sering Anda baca?
5%
8%
18%
69%
25% 21%
23%
31%
1jam 30menit
kurang dari 30menit lebih dari 1jam
28
Hal tersebut didapat responden kebanyakan memilih jawaban C yaitu
kurang dari 30menit karena mereka mudah bosen jika berlama-lama membaca
dan jenuh. 21% atau 21 responden menjawab 1jam, 23% atau 23 responden
menjawab 30menit, dan 25% atau 25 responden menjawab lebih dari 1jam.
48%
38%
29
Apakah menurut Anda kebiasaan membaca
berpengaruh terhadap prestasi Anda?
3%
33%
62%
2%
30
Apakah manfaat yang Anda dapatkan dari
membaca?
14% 19%
13%
54%
Bab V
Pembahasan
31
hanya untuk bermain game, nongkrong-nongkrong, jajan-jajan dan ngobrol-
ngobrol, dan itu sudah menjadi kebiasaan mereka setiap hari dari pada mereka
menghabiskan waktu luangnya untuk membaca buku bacaan agar lebih
menambah ilmu dan menambah wawasan mereka. Mereka berpikir bahwa
membaca hanyalah hal yang menjenuhkan dan membosankan dan membaca hal
yang biasa saja dalam menambah ilmu mereka, karena mereka lebih suka
menghabiskan waktunya dengan teman-temannya di bandingkan dengan
membaca buku bacaan sendirian.
1. Program Literasi Sekolah
Tidak heran bila kemudian pemerintah menggiatkan gerakan literasi
sekolah yang lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah memang
sengaja mengadakan gerakan ini dengan harapan bisa menumbuhkan minat
baca siswa sekalipun pada kenyataannya di beberapa daerah tertentu terutama
yang terpencil sangat susah untuk membeli buku.
Di SMAN 1 Cihaurbeuti program literasi sudah di sampaikan ke siswa,
tetapi yang menyampaikan program itu hanyalah beberapa guru saja.
Contohnya, guru bidang Sastra Indonesia, biologi dan bidang PKN saja,
sedangkan guru bidang lainnya tidak menyampaikan program tersebut kepada
siswa. Guru bidang Sastra Indonesia sudah menyampaikan program tersebut
kepada siswa yaitu untuk mewajibkan membaca bagi setiap siswa, mengisi
madding setiap 1 bulan sekali, dan menambah daun di pohon bacaan setiap
kelas setelah siswa selesai membaca buku, tetapi program itu tidak berjalan
dengan lancar, program itu berjalan lancar hanya pada saat pertama guru
bidang memberikan program itu sedangkan makin kesini program itu sudah
terlupakan oleh siswa dan tidak berjalan lagi hanya sebagian kecil siswa saja
yang masih menjalankan program itu. Sedangkan guru bidang PKN menyuruh
program untuk setiap siswa membaca buku lalu di ceritakan kembali kepada
teman-teman dikelas pada saat jam pelajaran PKN dimulai, tetapi kadang ada
siswa yang tidak bersekolah bahkan tidak mau untuk menjalankan program itu
32
karena alasannya mereka belum membaca sama sekali dan mereka belum siap
untuk maju ke depan kelas menceritakan kembali hasil membaca mereka.
Jadi sebenarnya program literasi di SMAN 1 Cihaurbeuti itu sudah ada
dan sudah tersampaikan kepada siswa, tetapi program tersebut tidak berjala
dengan lancar karena siswa yang menjalankannya tidak sadar dan tidak
bertanggung jawap atas kewajibannya itu dan mereka hanya menjalankan
program itu apabila di suruh oleh guru saja sedangkan jika tidak ada guru
siswa tidak akan menjalankan program itu. Sebenarnya bukan salah sekolah
atau guru yang menjadikan minat baca siswa itu kurang karena memang minat
baca siswa itu tumbuh di dalam diri mereka masing-masing, karena sekolah
dan guru sudah menyampaikan program tersebut kepada siswa.
2. Budaya Membaca Siswa
Memang gerakan literasi diatas tampaknya sedikit sulit untuk dijalankan,
mengingat istilah budaya membaca di Indonesia sendiri masihlah belum
menjadi kebiasaan.
Kegiatan membaca seharusnya sudah menjadi kebiasaan bagi semua
siswa di SMAN 1 Cihaurbeuti. Hal ini sebaiknya dimulai sejak dini.
Lingkungan keluarga punya peran penting dalam mengawali hal tersebut dan
sekolah menjadi tempat yang ideal untuk melakukan hal tersebut. Namun,
budaya membaca di SMAN 1 Cihaurbeuti sangat rendah buktinya saja
menurut hasil pengamatan kami siswa kebanyakan main daripada membaca.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memberikan pondasi bagi
lembaga pendidikan dirasanya sangat penting menumbuhkan budaya membaca
dikalangan siswa. Dengan adanya gerakan membaca diharapkan lama-lama
anak merasa membaca sebagai kebutuhan dan menjadi kebiasaan sehingga
membentuk karakter anak. Kalau anak sudah merasa membaca sebagai
kebutuhan maka niscaya budaya membaca akan tumbuh dengan sendirinya.
Mari tumbuhkan budaya membaca disekolah dengan mengadakan gerakan
membaca dan menyadiakan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk
menjadikan membaca sebagai budaya di sekolah. Hal ini juga merupakan
33
salah satu upaya menyiapkan generasi yang berkualitas. Dengan kemampuan
baca yang tinggi diharapkan generasi kita bisa cerdas tak terlindas kemajuan
jaman dan pada gilirannya kelak bisa menjadi generasi emas yang cemerlang
yang mampu mengharumkan nama dan mengibarkan kejayaan bangsa kita di
kancah internasional.
B. Minat baca siswa kelas X SMAN 1 Cihaurbeuti
34
kemampuan mengingat lebih baik, anak tidak mudah stres dan anak lebih mahir
dalam menguasai bahasa. Para ahli mengungkapkan jika anak-anak yang
diperkenalkan pada buku sejak kecil atau bayi, mereka akan memilik wawasan
yang lebih luas di masa depan.
Tebel 1. Data Kunjungan Siswa Ke Perpusatakaan
35
sebanyak 21 orang dan yang tidak disediakan buku oleh oranguanya dirumah
sebanyak 79 orang.
36
suara bising, ruangan kecil yang hanya dapat dikunjungi oleh sebagian kecil
siswa SMAN 1 Cihaurbeuti saja, apalagi ssekarang ditambah dengan adanya
pembangunan di depan perpus yang menambah suara kebisingan dan ketidak
nyamanan serta konsentrasi terganggu.
37
membaca sehingga pembawaan merekapun terhadap membaca kurang
dan tidak terbiasa.
2. Jenis kelamin
Perbedaan minat baca juga dipengaruhi oleh perbedaan kelamin.
Mungkin karena sifat kodrati, maka pria dan wanita memiliki minat dan
selera yang berbeda.
Hal itu juga terdapat di SMAN 1 Cihaurbeuti memang kebiasaan
perempuan dengan laki laki itu beda, kebanyakan siswa yang sering
membaca itu adalah perempuan, karena laki laki terbiasa dengan
bermain game dan tidur di kelas ataupun bahkan nongkrong di kantin.
3. Tingkat pendidikan
Orang yang lebih tinggi tingkat pendidikannya akan berbeda minat
membacanya dengan orang yang lebih rendah tingkat pendidikannya.
Minat yang berbeda di sebabkan karena perbedaan kemampuan dan
kebutuhan.
Seperti yang kami ketahui di SMAN 1 Cihaurbeuti minat baca
siswa rajin dan malas itu berbeda karena pikiran mereka pun berbeda
hal itu dikarenakan pikiran orang rajin membaca adalah untuk
menambah ilmu dan menambah wawasan mereka sedangkan menurut
orang malas membaca hanya membuang wakktu dan sangat
menjenuhkan.
4. Keadaan kesehatan
Minat membaca seseorang akan dipengaruhi oleh keadaan
kesehatannya. Apabila seseorang (khususnya anak-anak) yang
mempunyai minat membaca buku, tapi dia dalam keadaan yang kurang
sehat atau sakit maka gairahnya untuk membaca akan terganggu bahkan
minat membacanya bisa sampai hilang. Sebaliknya apabila orang atau
anak tersebut dalam keadaan yang sehat maka dia sangat bersemangat
untuk membaca.
38
Hal itu dapat di lihat di SMAN 1 Cihaurbeuti jika sedang belajar
siswa yang sehat dan siswa yang kurang sehat semangat siswa itu
berbeda apalagi jika didalam kegiatan belajar harus membaca pasti
siswa yang kurang sehat akan tidak bersemangat beda ddenagn siswa
yang sehat yang memiliki semangat lebih.
5. Keadaan jiwa
Faktor kejiwaan seseorang juga berpengaruh terhadap minat
bacanya. Apabila seseorang (khususnya anak-anak) yang mempunyai
minat baca sedang dalam kadaan resah, sedih ataupun kacau pikirannya,
kebanyakan orang bila dalam keadaan tersebut maka gairah nya untuk
membaca akan berkurang atau mungkin hilang. Berbeda jika dia dalam
keadaan senangg atau gembira orang tersebut akan sangat bersemangat
untuk membaca.
Seperti yang kami ketahui bahwa keadaan jiwa mempengaruhi
minat baca khususnya bagi siswa jika siwa itu sedang dalam keadaan
banyak pikiran, resah ada masalah mereka tidak aka nada semangat
untuk membaca karena jika merreka membaca tidak akan focus karena
pikirannya kemana-mana berbeda dengan siswa yang tidak adak pikiran
dan baik baik saja mereka pasti membaca denagan tenang dan
pikirannya pun akan focus terhadap bacaan yang ia baca.
6. Kebiasaan anak
Yang mempunyai kebiasaan atau kegemaran membaca tentu
memiliki minat terhadap buku atau bacaan, atau sebaliknya orang yang
punya minat yang besar terhadap bacaan karena mereka telah
mempunyai kebiasaan dan gemar membaca. Intensitas atau jumlah
waktu yang di perlukan seseorang yang gemar membaca denga orang
yang tidak suka membaca akan berbeda. Anak yang genar membaca
dalam satu hari akan meluangkan waktu untuk membaca lebih banyak
dari pada anak yang tidak suka membaca. Ciri-ciri anak yang gemar
membaca apabila ada waktu luang akan memanfaatkan waktu luangnya
39
untuk amembaca buku atau bacaan. Dalam lingkungan sekolah anak
yang gemar membaca apabila ada waktu luang akan dipergunakan
untuk membaca bacaan baik di kelas ataupun di perpustakaan sekolah.
Hal ini berbeda dengan anak yang tidak mempunyai minat membaca
yang tinggi, apabila ada waktu luang anak tersebut akan menggunakan
waktu luangnya untuk kegiatan yang lain seperti bermain dan lain
sebagainya.
Hal itu juga dapat di ketahui di siswa SMAN 1 Cihaurbeuti bahwa
yang mempunyai kebiasaan membaca dirumahnya dengan yang tidak
mempunyai kebiasaan membaca di rumahnya itu jelas berbeda karena
siswa yang mempunyai kebiasaan membaca lebih sering menghabiskan
waktu luangnya untuk membaca dimanapun siswa itu berada berbeda
dengan siswa yang tidak memiliki kebiasaan membaca mereka lebih
suka menghabiskan waktu luangnya dengan bermain game, mengobrol
dan bermain main.
b. faktor dari luar
1. Pengaruh televisi
Televisi sangat besar pengaruhnya untuk orang dewasa maupun
anak-anak. Kebanyakan mereka mengahabiskan waktu luangnya
didepan televisi apakah itu untuk menonton film anak, sinetron maupun
liputan criminal. Meskipun program televisi itu tidak salah tapi, jika
mengkonsumsinya terlalu banyak dapat menyita waktu yang berharga
yang seharusnya bisa di alokasikan untuk hal-hal yang bermanfaat yaitu
membaca sebuah buku.
Hal ini disebabkan karena sekarang banyak acara acara televisi
yang lebih menarik daripada membaca, seperti siswa SMAN 1
Cihaurbeuti lebih suka menonton acara acara TV dari pada meluangkan
waktunya untuk membaca.
2. Buku bukan prioritas
40
Pada umumnya di Negara berkembang, masyarakatnya masih
berjuang dalam masalah ekonomi sehingga focus kehidupannya lebih
pada pememenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan
papan. Barulah mereka merambat pada kebutuhan-kebutuhan sekunder.
Tetapi masyarakat pada umumnya belum mempunyai kesadaran yang
tinggi terhadap pendidikan dan buku.
Menurut pandangan para siswa SMAN 1 Cihaurbeuti bahwa
membaca bukanlah hal yang paling penting dalam segalanya, membaca
hanyalah sebagian kecil dari kebutuhan mereka.
3. Kurangnya fasilitas
Kondisi lingkungan atau masyarakat memang sangat
mempengaruhi budaya baca. Di Negara sedang berkembang yang
masalahnya masih berkutap di seputar masalah ekonomi atau politik
seperti di Indonesia, seringksli pendidikan ditempatkan diurutan
kesekian, sehingga perpustakaan merupakan suatu hal yang langka di
masyarakat. Kalaupun ada biasnya jumlah bukunya masih kurang
lengkap.
Seperti halnya dengan siswa SMAN 1 Cihaurbeuti yang kurang
terhadap minat baca karena kurangnya fasilitas di perpustakaan yang
membuat mereka tidak bersemangat untuk membaca, dan bahkan tidak
lagi ingin untuk membaca karena masalah tersebut.
4. Keluarga
Menurut Rubin (Farida Rahim, 2008: 18), orang tua yang hangat,
demokratis, bisa mengarhkan anak-anak mereka pada kegiatan yang
berorientasi pada pendidikan, suka menantang anak untuk berfikir, dan
suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orangtua yang
memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik
untuk belajar di sekolah. Rumah juga berpengaruh pada sikap anak
terhadap buku dan membaca.
41
Orangtua yang gemar membaca, memilki koleksi buku, menghargai
membaca dan senang membacakan cerita pada anak anak umumnya
menghasilkan anak yang gemar membaca pula. Sedangkan menurut
Soeatminah (1991:73-75), faktor faktor yang mempengaruhi minat baca
adalah sebagai berikut.
Seperti pada siswa SMAN 1 Cihaurbeuti banyak keluarga yang
kurang memperhatikan terhadap pendidikan dan kurangnya kebiasaan
orang tua terhadap membaca, hal inidapat dilihat dari angket yang
sebelumnya disebar banyak orang tua yang tidak menyediakan buku di
rumah mereka maka dari itu membuat siswa tidak terbiasa dengan
membaca.
42
buku baik buku popular maupun sastra. Upaya meningkatkan minat baca siswa
tidak hanya dilakukan di sekolah saja tetapi dirumah juga minat baca harus di
tingkatkan jadi orang tua juga sangat berperan penting seperti memperhatikan
pendidikan anak, menyediakan buku-buku dirumah baik itu buku pelajaran
maupun sastra agar anak terbiasa membaca, dan orang tua juga harus memberi
contoh kepada anak agar anak juga melihat kebiasaan orang tunya.
Itulah beberapa upaya yang dapat kami sarankan agar minat baca siswa
SMAN 1 Cihaurbeuti lebih meningkat dan mulai menjadi kebiasaan sehari
hari. Kebiasaan membaca merupakan urat nadi dalam belajar, dengan
membaca berarti siwa belajar maka, dibutuhkan motivasi positif dan kompak
dari seluruh elemen terkait demi tumbuh kembangnya budaya baca.Dengan
adanya kerjasama itu membuat kegiatan yang rekreatif dan edukatif diharapkan
dapat membangun dan menumbuhkan minat baca di kalangan siswa SMAN 1
Cihaurbeuti.
43
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka hal-hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut :
6.1.1 Gambaran umum minat baca
Terlihat dari data yang diperoleh dari hasil angket yang sudah
disebarkan di kelas X Ipa dan Ips SMAN 1 Cihaurbeuti terdapat sebanyak
40% siswa suka membaca.
Dari hasil observasi sebagian siswa yaitu sebanyak 60% tidak suka
membaca dikarenakan beberapa faktor. Hal tersebut terbukti dari
penyebaran angket dikelas X Ipa dan Ips SMAN 1 Cihaurbeuti sebagian
siswa menanggapi bahwa 40% pemicu minat membaca dikarenakan
dipengaruhi oleh tugas.
6.1.2 faktor yang mempengaruhi minat baca siswa
Hasil penyebaran angket dikelas X Ipa dan Ips SMAN 1 Cihaurbeuti
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat membaca 40% di
pengaruhi oleh adanya tugas, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Demikian siswa banyak yang memilih faktor tugas yang sangat
berpengaruh terhadap minat baca.
6.2 Saran
Beberapa hal yang dapat di sarankan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
6.2.1 Sebagai generasi penerus bangsa siswa-siswi kelas X IPA dan IPS SMAN
1 Cihaurbeuti, harus selalu sering rajin membaca agar kita dapat
menambah wawasan.
44
6.2.2 Sebagai siswa-siswi SMAN 1 Cihaurbeuti harus tau betapa pentingnya
minat baca bagi generasi muda yang diharapkan bisa memajukan bangsa
ini.
6.2.3 Siswa-siswi SMAN 1 Cihaurbeuti harus selalu mengikuti kegiatan literasi
agar minat baca siswa meningkat.
45
46
Daftar Pustaka
http://myschoolsmkn3tpi.blogspot.com/2012/02/pengertian-baca-membaca.html?
m=1
https://pengertianahli.id/2014/04/pengertian-minat-apa-itu-minat.html
http://kartikajuni.blogspot.com/2014/06/proposal-penelitian-studi-minat-
membaca.html?m=1
http://makalahkupenting.blogspot.com/2018/01/proposal-pengaruh-minat-baca-
terhadap.html?m=1
http://aileenirma.blogspot.com/2016/11/proposal-penelitian-minat-baca-
siswa.html?m=1
https://pendidikan.co.id/pengertian-minat-karakteristik-dan-contohnya-menurut-para-
ahli/
https://www.kompasiana.com/parijem/59de388a63eae7798070d4d2/menumbuhkan-
budaya-membaca-di-sekolah-dasar-menuju-generasi-emas?page=all
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5726/
Abstrak.pdf?sequence=3
http://thefilosofi.blogspot.com/2016/05/motto-hidup-pendidikan-untuk-pelajar.html
1
Biodata Penulis
Nama : Fauziyah
Kelas : Akuntansi E
Hobi : berimajinasi
Cita-cita : Pengusaha
Suka : Suka dengan tantangan, diri saya merasa tertantang dengan membuat
kti ini.
2
Lampiran
Lembar angket minat baca siswa X SMAN 1 Cihaurbeuti
1. Sejak kapan Anda suka membaca ?
A.TK B.SD C.SMP D.SMA
2. Apakah orangtua menyediakan buku dirumah ?
A. Ya B.Tidak
3. Dimanakah Anda mendapatkan sumber bacaan ?
A. perpustakaan sekolah B. perpustakaan rumah C. Lingkungan masyarakat D.
gadget
4. Apakah anda sering mengunjungi perpustakaan sekolah ?
A. tidak pernah B. kadang-kadang C. sering D. Selalu
5. Berapa kali Anda mengunjungi perpustakaan sekolah dalam seminggu ?
A. 1-3 kali B. 3-5 kali C. 5-7 kali D. lebih dari 7 kali
6. Apakah yang menjadi alasan Anda mengunjungi perpustkaan sekolah ?
A. Hobi B. ada tugas C. mengisi waktu luang D. (isi sendiri)
7. Sudah berapa judul buku yang Anda baca ?
A. kurang dari 5 B. 5 C. lebih dari 5 D. tidak terhitung
8. Jenis buku apa saja yang sering Anda baca ?
A. Jurnal B. mata pelajaran C, Novel/viksi D komik
9. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca?
A.kurang dari 30 menit B. 30 menit C. lebih dari 30 menit D. biasa saja
10. Menurut Anda apakah membaca itu penting?
A.tidak B.sangat C. sangat D. biasa saja
11. apakah menurut Anda kebiasaan membaca berpengaruh terhadap prestasi
anda ?
A. tidak B.sangat C.kurang D. biasa saja
12. Apakah manfaat yang Andadapatkan dari membaca ?
A. refreshing/hiburan B. mendapatkan ilmu pengetahuan C. memperbanyak
kosa kata D. lainnya