Oleh:
EDI AISON, S.Pd
NIP. 197109012009021001
Dalam penulisan laporan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam penyusunannya. Dengan laporan ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya maupun bagi rekan sesama guru.
Namun penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan di masa
yang akan datang.
Penulis,
B. Tujuan ………………………………………………………………………. 2
BAB II KEGIATAN LITERASI
A. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………. 3
A. Latar Belakang
Literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup
keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam
bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi merupakan keterampilan
penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada
kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam
diri murid memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun
dalam kehidupan bermasyarakat. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah
sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan
membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari
berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan intelektual
murid. Melalui membaca murid dapat menyerap pengetahuan dan
mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.Membaca
memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan
literasi murid. Sayangnya, sampai saat ini prestasi literasi membaca murid
di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional.
Dari laporkan hasil studi yang dilakukan Central Connecticut State
University di New Britain, diperoleh informasi bahwa kemampuan literasi
Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei (Jakarta
Post, 2016).
Rendahnya literasi membaca tersebut akan berpengaruh pada
daya saing bangsa dalam persaingan global. Hal ini memberikan
penguatan bahwa pembiasaan wajib baca sangat penting diterapkan dalam
pendidikan di Indonesia, karena wajib baca mempunyai tujuan yang sangat
luas dan mendasar yakni : a) membentuk budi pekerti luhur; b)
mengembangkan rasa cinta membaca; c) merangsang tumbuhnya kegiatan
membaca di luar sekolah; d) menambah pengetahuan dan pengalaman; e)
meningkatkan intelektual; f ) meningkatkan kreativitas; g) meningkatkan
kemampuan literasi tinggi.
Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam
hidup. Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap
anak, maka tingkat keberhasilan di Sekolah maupun dalam kehidupan di
masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik.
Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber
Daya Manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dan
kemampuan membaca dan menulis. Membaca dan menulis belum menjadi
kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Jumlah perpustakaan
dan buku buku jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai
basis pendidikan permasalahan budaya membaca belum dianggap sebagai
critical problem, sementara banyak masalah lain yang dianggap lebih
mendesak.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan
Menteri nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah
untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui
bahasa. Sederhananya, setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca
buku-buku bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal
dalam materi bacaannya sebelum pelajaran kelas dimulai.
Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting dilakukan sejak
dini sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak
manusia yang cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas emosional dan
spiritual. Harus diakui, salah satu kekeliruan besar dalam sistem pendidikan
kita adalah sangat mengedepankan kecerdasan intelektual, namun
mengenyampingkan pelajaran yang mengandung nilai-nilai moral. Tak
heran jika saat ini banyak orang pintar, berpendidikan tinggi, tapi tak tahu
sopan-santun, tak punya sikap tenggang rasa, tak punya empati, dan
semacamnya. Padahal dari buku-buku cerita rakyat misalnya, banyak
digambarkan ucap dan laku nenek moyang kita yang begitu luhur.
Gerakan literasi adalah salah satu cara untuk menanamkan budi
pekerti luhur tersebut. Guru memiliki peran penting dalam merangsang
murid untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru
harus menggunakan pendekatan yang komprehensif serta progresif agar
bisa memotivasi rasa ingin tahu murid dan memicu mereka untuk berpikir
kritis. Hal ini akan berhasil jika guru mampu mengembangkan pembelajaran
yang tepat sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan
kemampuan literasi dan potensi murid seutuhnya. Dalam pengembangan
pembelajaran, guru juga harus mampu memilih dan memanfaatkan bahan
ajar, seperti mendorong murid untuk membaca buku-buku yang
berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berfikir kritis yang
memungkinkan murid untuk kreatif dan berdaya cipta.
Gerakan literasi akan berhasil jika berjalan secara holistic. Selain
guru di Sekolah, orang tua, perpustakaan, dan pemerintah harus bersama
sama mendukung mewujudkan gerakan literasi.
Gerakan literasi akan berhasil jika berjalan secara holistik. Selain
guru di Sekolah, orang tua, perpustakaan, dan pemerintah harus bersama-
sama mendukung mewujudkan gerakan literasi.
B. Tujuan
Tujuan aksi dari kegiatan literasi sekolah :
1. Menumbuh kembangkan budaya literasi membaca dan menulis murid
di sekolah,
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat,
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan,
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
BAB II
KEGIATAN LITERASI
A. Uraian Kegiatan
Pembiasaan numerasi di kelas dapat dilakukan pada saat sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai dapat dilakukan aktivitas berikut ini :
No Target Kegiatan Numerasi Waktu Pembiasaan
1. Membaca buku 15 menit di pojok baca
dikelas
2. Bercerita Pengalaman
3. Mendengarkan Guru Bercerita, Siswa
meresume 15-20 menit sebelum
4. Menulis Cerita Berdasarkan Gambar pembelajaran dimulai
5. Menulis karya Puisi/Pantun Pada setiap hari Rabu
5. Menyanyikan Lagu-lagu Daerah dan Kamis
6. Membaca cerita berdasarkan gambar
7. Menyanyikan lagu wajib nasional
8. Membuat poster dari cerita yang
dibaca/didengar
B. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan Numerasi yang saya lakukan
dikelas bersam murid-murid agar tidak bosan saya mengajak murid di luar
kelas, dimana tempat yang mereka sukai, saya juga mengelala kegitan
tersebut dengan mengintegrasikan dalam permaimnan, seperti “bermain
ulartangga pintar” . Guru memandu murid untuk membuat tim kelompok
yang setiap kelompok terdapat murid yang lebih menguasai target kegiatan
sebagai ketua tim. Guru memandu murid untuk melakukan permainan ular
tangga secara bergantian, perwakilan tim yang berada pada nomor yang
mendapat posisi tanda tanya (?) mendapatkan pertanyaan tim lawan..
Begitu seterusnya hingga semua tim mendapatkan pertanyaan dari masing-
masing tim lawan. Setiap murid wajib menjawab dalam kelompok timnya.
Dantidak hanya itu agar lebih berfariasi siswa juga diajak membaca dan
bercerita didepankelas, seperti : Membaca 15 menit dan menceritakan
kembali cerita yang telah dibaca setiap hari pada hari Senin dan Selasa.
C. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang akan dilakukan setelah melaksanakan kegiatan
literasi di kelas VI adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Literasi dikelas harus terus ditingkatkan agar kegiatan liteasi
menjadi pemiasaan bagi murid, dengan jadwal yang akan yang telah
ditentukan.
D. Dampak Kegiatan
Dampak kegiatan literasi di kelas VI , antara lain :
1) Guru kelas dapat lebih terorganisir dalam melaksanakan kegiatan literasi
di kelas.
2) Murid mulai percaya diri dan aktif dalam melaksanakan kegiatan literasi
dikelas, dikarenakan semakin seringnya melakukan aktifitas literasi
dikelas.
3) Proses pelaksanaan literasi di kelas, mulai aktif dan bersemangat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerakan Literasi Sekolah (LGS) adalah sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik.Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi
adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi
untuk mempelajari berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi
pertumbuhan intelektual murid. Melalui membaca murid dapat menyerap
pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi
kehidupannya. Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat
terhadap perkembangan literasi murid. Keberhasilan Program ini sangat
tergantung dari komitmen seluruh warga besar SD Negeri 76/I Sungai
Buluh dan pihak terkait secara kolaboratif.
B. Saran
Oleh karena itu diharapkan semua pihak terkait dapat ikut secara
proaktif berperan dalam kegiatan ini sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan Literasi
I. Program Kegiatana