Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA


TAMAN BACAAN MASYARAKAT
PROGRAM PEMBINAAN KEPEMUDAAN

OLEH :
MAWAR KARTIKA SARI

UNIVERSITAS TERBUKA
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pembelajara Berwawasan Kemasyarakatan. Dan tak lupa sholawat serta salam
tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun kita
dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama
yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskan tentang Program
Pemberantasan Buta Aksara yang terdiri dari berbagai bahasan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Bapak
Hendra Novian, S.E., M.M. yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah
mengajar kami serta teman – teman yang telah membantu kami.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan
wawasan yang luas bagi pembaca. Terima kasih.

Hormat kami,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................. 1
1.3. Tujuan Masalah .................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan Makalah ................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Program Pemberantasan Buta Aksara .................. 3
2.2. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat 7
2.3. Program Pembinaan Kepemudaan ........................ 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keaksaraan merupakan hal atau keadaan mengenai aksara yang
meliputi membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi secara
fungsional yang memungkinkan seseorang secara terus menerus
mengembangkan kpompetensinya sehingga dapat meningkatkan mutu dan
taraf kehidupannya.
Sementara itu yang dimaksud dengan pendidikan keaksaraan
adalah usaha untuk membimbing dan membelajarkan pengetahuan
mengenai keaksaraan agar bermanfaat bagi dirinya. Permasalahan yang
saat ini terjadi di Indonesia adalah tingginya tingkat warga buta aksara
yang disebabkan oleh kurangnya kesempatan belajar yang dapat diperoleh,
karena tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, sehingga warga tidak
mampu memfasilitasi dirinya untuk belajar.
Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk
“Program Keaksaraan, Taman Bacaan Masyarakat, dan Kepemudaan”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maalah diatas penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja prinsip dan strategi pembelajaran keaksaraan fungsional ?
2. Apa saja fungsi dan manfaat taman bacaan masyarakat ?
3. Apa saja peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan ?

1.3. Tujuan Masalah


Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Prinsip dan strategi pembelajaran keaksaraan fungsional.
2. Fungsi dan manfaat taman bacaan masyarakat.
3. Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.

1
1.4. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikn kegunaan baik
secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi
penambah wawasan mengenai biaya produksi secara praktisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Program Pemberantasan Buta Aksara


Masyarakat yang buta aksara jarang sekali mengetahui secara
terbuka bahwa dirinya buta huruf dan berkeinginan kuat untuk belajar
calistung (baca, tulis dan berhitung). Untuk memotivasi pembelajaran
mereka maka diperlukan suatu pendekatan yang seusuai dengan karakter
dan kultur yang ada dalam masyarakat agar tingkat buta aksara dapat
diperkecil.

A. Tingkat Keaksaraan Fungsional


1. Tingkat Keaksaraan Dasar
Ciri – ciri WB pada tingkat keaksaraan dasar adalah mereka yang
belum mengenal semua huruf, belum bisa merangkai kata dengan
lancar, dan belum mengerti arti sebuah kalimat dengan jelas.

2. Tingkat Keaksaraan Mandiri


Pada tingkat ini WB diharapkan sudah mempunyai sikap untuk terus
belajar secara mandiri.

3. Tingkat Keaksaraan Lanjutan


Pada tingkat ini mereka biasanya sudah dapat membaca dan menulis
sederhana, tetapi masih belum lancar.

B. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional

1. Konteks Lokal
Artinya kegiatannya mengacu pada konteks social local an
kebutuhan khusus dari setiap WB dan masyarakat.

3
2. Desain Lokal
Anda bersama WB perlu merancang sendiri kegiatan belajarnya di
kelompok belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah,
kenyataan dan potensi setempat.

3. Proses Partisipatif
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Pembelajaran
Pemberantasan Buta Aksara dengan menggunakan pendekatan
keaksaraan fungsional harus dilakukan berdasarkan strategi
partisipasif.

4. Fungsionalisasi Hasil Belajar


Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut adalah WB
dapat memfungsikan keaksaraannya untuk menganalisis dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan
mutu dan taraf hidupnya. Berikutini adalah beberapa contoh
perkiraan hasil program keaksaraan fungisonal diantaranaya :
a. Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk menggambarkan
pengalaman, peristiwa – peristiwa kegiatan yang dilakukan,
membuat rencana dan menulis proposal.
b. Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh
informasi dan ide – ide baru.
c. Memanfaatkan keterampilan menghitungnya untuk mengatur
keuangan.
d. Berdiskusi danmenganalisis masalah dan sumber – sumber atau
potensi yang ada di lingkungannya.
e. Mencoba ide – ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dan
dapat menulis dengan benar, melaksanakan belajarnya secara
mandiri.

4
Contoh WB dapat menghasilkan bahan bacaan berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya sendiri.

“BERKIRIM SURAT”

Kepada Yth : Ibu Aisyah


Guru SD Kalianyar
di Tempat

Dengan hormat,
Bersama ini, saya beritahukan, bahwa anak saya yang bernama
DIAN tidak bisa masuk sekolah karena sakit

Demikin surat pemberitahuan dari saya, atas perhatiannya


Saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Ibu Nani

2.2. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat

A. Taman Bacaan Masyarakt merupakan sebuah lembaga yang


menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar.
Tujuan TBM adalah membangkitkan minat baca sehingga tercipta
masyarakat yang cerdas.

5
B. Fungsi dan Manfaat Taman Bacaan Masyarakat
1. TBM berfungsi sebagai :
a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat.
b. Sarana hiburan dan rekreasi dan pemanfaatan waktu secara
efektif dengan memanfaatkan waktu secara efektif.
c. Sarana informasi berupa buku and bahan bacaan lain yang sesuai
dengan kebutuhan WB dan masyarakat setempat

2. Manfaat :
a. Menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca.
b. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi
masyarakat.
c. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri.
d. Membantu pengembangan kecakapan membaca.
e. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan
tekhnologi.
f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Taman Bacaan Masyarakat terdiri atas seorang Kepala TBM


dibantu dengan Staf Bidang Layanan Pembaca. Seorang Kepala TBM
memiliki tugas – tugas untuk :
a. Memimpin TBM.
b. Menyusun dan menetapkan program TBM.
c. Mengembangkan dan memajukan TBM.
d. Melakukan kerjasama baik antar TBM maupun instansi lainnya
(pemerintah swasta).
e. Mengkoordinasikan serta mengawasi (mengontrol) pelaksanaan tugas
administrasi dan teknis bretanggung tugas – tugas layanan.

Struktur organisasi yang ada di kolaborasikan dengan manajemen


(pengelolaan) yang dapat dipertanggung jawabkan, terdiri dari :
a. Biaya penyelenggaraan
b. Koleksi

6
c. Perlengkapan
d. Ruang TBM
e. Tenaga pengelola

Dalam kaitannya dengan praktik pengembangan TBM yang anda


pilih, anda tidak perlu membangun TBM secara fisik atau mengelolanya
seperti seorang pustakawan. Konsep TBM yang harus anda kembangkan
dalam praktik adalah bagaimana anda mengajak masyarakat di sekeliling
anda untuk membudayakan membaca, sehingga kegiatan membaca menjadi
rutin dan disenangi seperti halnya mendengar radio dan menonton TV

2.3. Program Pembinaan Kepemudaan


2.3.1 Profil Pemuda Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pemuda adalah
penduduk yang berusia antara 15 – 35 tahun. Berdasarkan susenas
203, sekitar 2% tidak pernah sekolah, 16% masih sekolah dan 82%
sudah tidak bersekolah lagi.
Tingginya biaya hidup dan sulitnya lapangan pekerjaan akhir
– akhir ini semakin menambah tingginya anak – anak putus sekolah.
Masalah lain yang cukup serius dihadapi oleh pemuda kecuali
masalah pendidikan dan sulitnya lapangan kerja adalah masalah –
masalah social di kalangan pemuda. Seperti kriminalitas,
premanisme, narkotika, zat adiktif, dan HIV/Aids.

1. Lembaga Kepemudaan
Lembaga atau institusi menurut Auki (2001) memiliki ciri - ciri
struktur yang berhierarki dengan sifat hubungannya yang
komplementarian. Peran sektor publik pada dasarnya terdiri dari
peran – peran :
a. Memonitoring kebijakan pemerintah dan swasta.
b. Data assessment.
c. Pendidikan masyarakat dan penyebaran informasi.

7
Ada 6 faktor penentu agar lembaga kepemudaan dapat memiliki
daya tanggap terhadap lingkungan, meliputi :
a. Hukum dan kebijakan organisasi.
b. Organisasi dan sumber daya manusia.
c. Anggaran lembaga kepemudaan.
d. Infrastruktur.
e. Pengetahuan dan teknologi.
f. Peningkatan infrastruktur dalam informasi.

2. Program Pembinaan Pemuda


Untuk meningkatkan peran dan partisipasi pemuda dalam
pembangunan, berbagai pihak yang berkompeten menangani masalah
kepemudaan dapat menciptakan program – program, sehingga
pemuda dapat berpartisipasi.

3. Subdinas Pemuda dan Olahraga


Subdinas Pemuda dan Olahraga dalah instans pemerintah di bawah
Dinas Pendidikan yang secara khusus bertugas melakukan pembinaan
terhadap pemuda, baik yang masih sekolah maupun tidak.

4. Subdinas Pendidikan Luar Sekolah


Kegiatan instansi ini adalah memberikan pelayanan pendidikan
terhadap masyarakat yang tidak memiliki kesempataan sekolah yang
disebabkan berbagai hal, melalui kejar paket A dan B.

5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Adalah pemerintah yang bertugas menangani ketenagakerjaan dan
perpindahan / penataan penduduk yang daerah kerjanya meliputi satu
daerah tingkat II.

6. Dinas Sosial
Peran Dinas Sosial dalam penanganan maalah kepemudaan dalah
meningkatkan kemampuan dan peran pemuda melalui Karang
Taruna. Oleh karena itu Karang Taruna adalah para pemuda terutama

8
mereka yang tidak sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan. Program
yang ditawarkan melalui Karang Taruna antara lain :
a. Pelatihan di bidang elektronik.
b. Pelatihan kerajinan tangan.
c. Pelatihan memasak dan menjahit.
d. Kegiatan di brebagai bidang olahraga, dan
e. Pendidikan kesenian.

Pemilihan program dan cara pelaksanaan program di sesuaikan


dengan situasi dan kondisi daerah setempat.
a. Bidang Bina Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Badan ini adalah suatu lembaga yang bertugas mengurusi
keberadaan lembaga kepemudaan di daerah tingkat II. Kelompok
organisasi kepemudaan yang menjadi tanggung jawabnya tersebut
meliputi organisasi yang dibentuk oleh organisasi
kemasyarakatan (misalnya KNPI), organisasi pemuda lokal
(himpunan pelajar dan mahasiswa di daerah tertentu), lembaga
swadaya masyarakat (missal : Lembaga Keadilan Indonesia), dan
organisasi yang dibina dibawah instansi pemerintah (Karang
Taruna, Kejar Paket).
b. Perencanaan Program Pelatihan Pemuda
Setelah anda memahami tentang latar belakang perlunya
organisme kepemudaan profil pemuda Indonesia, lembaga –
lembaga yang menangani organisasi kepemudaan dengan
berbagai program yang ditawarkan. Bagaimana peran anda
sebagai insan penduduk.

9
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan dengan adanya
Taman Bacaan Masyarakat, dapat menjadikan tempat untuk masyarakat
yang buta aksara belajar membaca dan menulis. Membantu pemuda yang
tidak sekolah belajar bertanggung jawab atas organisasi yang telah
ditanganinya sebagai Karang Taruna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2004). Laporan Akhir Penelitian Kompetensi


Tutor dalam Pembelajaran Kelompok Bel;ajar Keaksaraan Fungsional.
Jakarta : Dikmas

. (1998). Pedoman Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional.


Jakarta : Dikmas

. (1998). Pedoman Tutor Keaksaraan Fungsional. Jakarta : Dikmas

Ingalls, J. D. (1973). A Trainers Guide to Androgogy. Washington DC : US.


Departement of Health, Education, and Wellfore.

Kusnadi, dkk. (2002). Program Keaksaraan Fungsional di Indonesia, Konsep


Strategi dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara.

. (2005). Pendidikan Keakasraan : Filosofi, Starategi,


Implementasi. Jakarta : Ditjen PLS

. (2006). Pedoman Pembelajaran Buta Aksara Perempuan. Jakarta


: Kantor Negara Pemberdayaan Perempuan dan Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Satgas BPKB Jayagiri. (1982). Studi Eksperimentasi Metode SAS, Kata
Kunci dan Suku Kata di Lab –Site Jaya Giri. Lembang : Bandung. BPKB
Jayagiri.

11

Anda mungkin juga menyukai