Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA


TAMAN BACAAN MASYARAKAT
DAN PROGRAM PEMBINAAN KEPEMUDAAN

Disusun Oleh :
1. Ana Anisa
2. Aprilia Astuti
3. Bayu Alimul Fatah
4. Dedek Sudirman

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
UPBJJ BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang merupakan tugas

Program Studi S-1 PGSD yaitu tentang “Program Pemberantasan Buta Aksara Taman Bacaan

Masyarakat dan Program Pembinaan Kepemudaan:.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,

baik itu dari segi bahasanya ataupun yang lainnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran dari pihak-pihak yang membaca makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Ipuh, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................
D. Manfaat penulisan.....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................


A. Program Pemberantasan Buta Aksara .....................................................
B. Faktor Penting Pemberantasan Buta Aksara ...........................................
C. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat...............................
D. Program Pembinaan Kepemudaan............................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program S 1 PGSD UT adalah merupakan salah satu program pendidikan yang khusus
mendidik para mahasiswanya untuk menjadi tenaga guru,khusunya guru sekolah
dasar.Dengan demikian diketahui bahwa tujuan pendidikan S 1 kependidikan adalah bahwa
nantinya para mahasiswa setelah menyelesaikan kegiatan perkuliahannya dapat bertugas
sebagai guru sekolah dasar (SD).
Salah satu mata kuliah yang tertera di kurikulum S1 PGSD yaitu Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan.Ini merupakan mata kuliah yang dilakukan mahasiswa dalam
rangka pengabdian kepada masyarakat,yang berupa praktek-praktek lapangan.Salah satu
contohnya dalam bidang “Program Keaksaraan, Taman Bacaan Masyarakat,
dan  Kepemudaan”
Dalam hal ini Keaksaraan merupakan hal atau keadaan mengenal aksara yang meliputi
membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi secara fungsional yang memungkinkan
seseorang secara terus menerus mengembangkan kompentesinya sehingga dapat
meningkatkan mutu dan tarap kehidupannya. Sementara itu pendidikan keaksaraan adalah
usaha untuk membimbing dan membelajarkan pengetahuan mengenai keaksaraan agar
bermanfaat bagi dirinya. Permasalahan yang saat ini terjadi di indonesia adalah tingginya
tingkat warga buta aksara yang disebabkan oleh kurangnya kesempatan belajar yang dapat
diperoleh karena tingkat kemiskinan yang cukup tinggi sehingga warga tidak mampu
memfasilitasi dirinya untuk belajar. Dan saat ini masyarakat yang buta aksara jarang sekali
mengakui secara terbuka bahwa dirinya buta huruf dan berkeinginan kuat untuk belajar
calistung ( baca, tulis dan berhitung ). Untuk memotivasi pembelajaran mereka maka
diperlukan suatu pendekatan yang sesuai dengan karater dan kultur yang ada dalam
masyarakat agar tingkat buta aksara dapat diperkecil.
Taman Bacaan Masyarakat salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan
implementasi program pemerintah yang turut mendukung keberhasilan pembangunan
dunia pendidikan adalah adanya pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Pengembangan program pendidikan berupa program Pengembangan Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) adalah salah satu program pemerintah yang mengacu
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
NasionaL, pasal 26 ayat (4), tcrcantum bahwa satuan pendidikan non formal terdiri atas
lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Pemuda adalah modal dasar dalam pembangunan dan pelaksaan program
pemberantasan buta aksara dan motor penggerak taman bacaan masyarakat, sehingga perlu
dihimpun dan dibina agar mereka mampu mengambil peran aktif dalam berbagai kegiatan di
masyarakat. Untuk itu, diperlukan berbagai konsep yang tepat dalam pembinaan lembaga
kepemudaan agar keberadaannya benar-benar dapat menumbuh kembangkan motivasi dan
kreativitas pemuda.
Selama ini peran Lembaga Kepemudaan belum berperan aktif dan belum
menampakkan hasil yang nyata berupa prestasi-prestasi baik di tingkat daerah maupun
nasional, padahal pemuda adalah generasi penerus dan berpotensi besar karena usianya yang
produktif.
Apabila lembaga kepemudaan itu dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka
akan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna untuk kemajuan daerah. Namun, apabila
lembaga itu tidak dikelola dengan baik dan diarahkan, maka potensi besar dari pemuda tidak
akan memberikan arti apa-apa.
Pembinaan pemuda pada saat ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak, baik oleh
instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun organisasi masyarakat (Ormas)
dengan berbagai program kepemudaan sehingga diihasilkan para pemuda yang berkualitas,
yang memanfaatkan produktifitas mereka untuk mendapatkan berbagai prestasi dan
membangun daerah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Buta Aksara ?
2. Apa Yang menjadi faktor - faktor penyebab buta Aksara dan bagaimana mengatasi
buta aksara ?
3. Apa Yang dimaksud dengan Taman Bacaan Masyarakat dan bagaimana
membentuk dan Menjalankan Taman Bacaan Masyarakat ?
4. Bagaimana Peran kepemudaan dalam menyingkapi program buta aksara dan
Taman Bacaan Masyarakat ? 

C. TUJUAN
1. Mendefinisikan Buta Aksara
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab buta Aksara dan bagaimana mengatasi buta
aksara.
3. Mengetahui pengertian Taman Bacaan Masyarakat dan cara membentuk serta
menjalankan Taman Bacaan Masyarakat.
4. Mengetahui peran kepemudaan dalam menyingkapi program buta aksara dan
Taman Bacaan Masyarakat.

D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH


Manfaat penyusunan makalah ini adalah para mahasiswa dapat memahami Program
Buta Aksara, Taman Bacaan Masyarakat dan Program Kepemudaan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Mahasiswa menjadi sadar akan pentingnya program pemberantasan buta aksara
yang merupakan salah satu pelaksanaan dari amanat UUD 1945 yaitu “mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA


Keaksaraan merupakan keadaan mengenai aksara yang meliputi membaca, menulis,
berhitung dan berkomunikasi secara fungsional yang memungkinkan seseorang untuk secara
terus menerus mengembangkan kompetensinya sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf
kehidupannya.

1. Tingkat Keaksaraan Fungsional


Kegiatan pembelajaran untuk warga belajar (WB) dilakukan juga seperti kegiatan
pembelajaran di sekolah formal yang mengacu pada standar kompetensi keaksaraan
fungsional dikembangkan berdasarkan  tingkatan yang ingin dicapai masyarakat.
a. Tingkat Keaksaraan Dasar
Warga Belajar belum mengenal semua huruf, merangkai kata, mengerti arti
sebuah kalimat dengan jelas, meskipun belum bisa menulis, membaca, berhitung
tetapi sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang didapat dalam kegiatan
sehari-hari.
b. Tingkat Keaksaraan Lanjutan
Warga Belajar sudah dapat membaca dan menulis sederhana, tetapi masih belum
lancar. Walaupun sudah memiliki pengetahuan tetapi belum memiliki semua
kemampuan fungsional.
c. Tingkat Keaksaraan Mandiri
Warga belajar sudah mempunyai sikap untuk terus belajar secara mandiri untuk
memecahkan masalah keaksaraan untuk mencari informasi untuk
mengembangkan kemampuannya.

2. Prinsip Dan Strategi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional


Pendekatan yang digunakan dalam keaksaraan fungsional mempunyai empat prinsip
utama, yaitu sebagai berikut :
a. Konteks Lokal
Pembelajaran keaksaraan fungsional ini dikembangkan berdasarkan  konteks
lokal. Artinya, kegiatannya mengacu pada konteks sosial lokal dan Kebutuhan
khusus dari setiap Warga Belajar dan masyarakat sekitarnya. Tujuannya adalah
untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang potensi, masalah-masalah,
dan sumber-sumber pemecahannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan pekerjaan
Warga Belajar.
b. Desain Lokal
Tutor bersama Warga Belajar perlu merancang sendiri kegiatan belajamya di
kelompok belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah, kenyataan, dan potensi
setempat. Rancangan kegiatan belajamya (kurikulum) harus fleksibel, mudah
dimodifikasi, diganti, dan ditambah sehingga sesuai dengan minat, kebutuhan,
kesepakatan, situasi, dan kondisi Warga Belajar.
c. Proses Partisipatif
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pemberantasan buta aksara
dengan menggunakan pendekatan keaksaraan fungsional harus dilakukan
berdasarkan strategi partisipatif. Oleh sebab itu, sebagai tutor perlu melibatkan
Warga Belajar secara aktif dalam setiap tahap kegiatan pembelajaran di kelompok
belajar.

d. Fungsionalisasi Hasil Belajar


Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut adalah Warga Belajar
dapat memfungsikan keaksaraannya untuk menganalisis dan memecahkan
masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh perkiraan hasil program keaksaraan
fungsional, di antaranya WB dapat :
- Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh informasi dan ide-
ide baru;
- Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk menggambarkan
pengalaman, peristiwa-peristiwa, kegiatan yang dilakukan, membuat
rencana, dan menulis proposal;
- Memanfaatkan keterampilan berhitungnya untuk mengatur keuangan,
menentukan batas dan melakukan penghitungan-penghitungan yang
berkaitan dengan tugasnya sehari-hari, dan menghitung banyaknya sumber-
sumber atau masalah;
- Berdiskusi dan menganalisis masalah dan sumber-sumber, atau potensi
yang ada di lingkungannya;
- Mencoba ide-ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dapat menulis
dengan benar, menganalisis dan berdiskusi, dan dapat melaksanakan
kegiatan belajamya secara mandiri.

3. Tolok Ukur Keberhasilan Pembelajaran Keaksaraan Fungsional


Program keaksaraan fungsional bertujuan untuk membantu Warga Belajar
mengembangkan kemampuan fungsional yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut kemampuan yang menjadi tolok ukur keberhasilannya berdasarkan tujuan :
a. Kemampuan Fungsional untuk Keperluan Individu
Kemampuan Fungsional ini berkaitan mendukung keperluan pribadi seperti:
- Membaca dan menulis nama dan alamat
- Membaca rambu-rambu lalu lintas
- Membaca surat-surat
- Membaca label/instruksi/petunjuk
- Menggunakan buku telepon
- Membaca rekening listrik, telepon
- Membaca peta dan pengumuman
- Membaca dan menulis daftar belanja
- Membaca kalender dan Membaca teks di televisi
- Membaca resep makanan/menu makanan
- Menulis kuitansi
- Membaca informasi yang berhubungan dengan kesehatan
- Mengisi formulir
- Membaca/menulis surat pribadi
- Membaca surat kabar
- Membaca majalah, koran
- Menggunakan kamus
- Meningkatkan kemampuan tulisan tangan

b. Kemampuan Fungsional untuk Membantu Anak-anaknya


Kemampuan fungsional ini berkaitan dengan keperluan membantu anak-anaknya,
seperti :
- Membacakan suatu bahan bacaan sederhana kepada anak-anak/cucu;
- Membantu pekerjaan rumah (PR) anak-anaknya;
- Menuliskan surat untuk keperluan sekolah anak-anaknya;
- Berpartisipasi di sekolah yang berhubungan dengan pertemuan-pertemuan
dan acara lainnya;
- Membaca dan menulis catatan/surat dari dan untuk sekolah.

c. Kemampuan Fungsional untuk Aktualisasi Diri


Kemampuan membaca dan menulis fungsional yang harus dikuasai seperti Warga
Belajar, anatara lain :
- Membaca buku hiburan (petualangan, misteri, roman, sejarah, dan buku-
buku tentang masyarakat);
- Membaca buku-buku untuk mendapatkan informasi (kisah nyata, pekerjaan,
anak-anak, kesehatan, agama, hobi, hiburan);
- Menulis untuk keperluan diri sendiri (seperti catatan harian, pengalaman
diri, nasihat, pendapat, laporan yang pernah dibacanya, riwayat hidup,
cerita-cerita, sajak, syair lagu).

d. Kemampuan Fungsional Berkaitan dengan Pekerjaan


Bahan belajar yang dapat dimanfaatkan berkaitan dengan pekerjaan, misalnya:
- Memanfaatkan bahan bacaan untuk menemukan pekerjaan yang diinginkan;
- Bahan bacaan untuk meningkatkan pekerjaannya atau untuk membuka
usaha;
- Membaca dan menulis catatan-catatan atau surat dari dan atau ke relasi
kerja;
- Membaca atau menulis laporan pekerjaan laporan pekerjaan, tabel,
pengumuman;
- Mengisi lembar permohonan, buku tabungan, kuitansi, nota pembelian,
kartu kebutuhan belajar;
- Partisipasi di dalam pertemuan yang berhubungan dengan pekerjaan, catat-
mencatat.
e. Kemampuan Fungsional Berkaitan dengan Sosial Kemasyarakatan
Kemampuan fungsional ini berkaitan dengan aktivitas sosial kemasyarakatan,
seperti :
- Membuat permohonan KTP;
- Membaca persetujuan/kontrak;
- Permohonan kartu perpustakaan;
- Ikut serta dalam pertemuan masyarakat/pertemuan agama;
- Ikut serta dalam kelompok untuk memecahkan masalah;
- Membuat pengumuman dan selebaran; dan
- Mengikuti pemilu

f. Kemampuan Fungsional Berkaitan dengan Pendidikan


Kemampuan fungsional ini, misalnya dilihat dari aktivitas Warga Belajar dalam
kegiatan :
- Menghadiri program khusus/penyuluhan;
- Menghadiri pertemuan; guna mempelajari sesuatu yang baru (hobi,
peningkatan diri);
- Mengikuti tes sehubungan dengan pekerjaan.

g. Kemampuan Fungsional Berkaitan dengan Pengelolaan Kelompok Belajar


Beberapa contoh perkiraan hasil program keaksaraan fungsional ini, di antaranya
Warga Belajar dapat :
- Membuat rencana dan kesepakatan belajar;
- Menulis catatan harian tentang kegiatan  yang dilakukan;
- Membuat pembukuan dan mengelola dana belajar;
- Membaca bahan  bacaan lain yang diperlukan;
- Menulis laporan sederhana;
- Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan belajar bersama;
- Mengikuti program kelompok belajar usaha (KBU);
- Menulis proposal untuk memperoleh dana, bahan, atau narasumber dari
instansi lain;
- Menulis berbagai formulir sederhana, seperti membuka rekening di bank,
mengirim uang melalui kantor pos;
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha keterampilan.

4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Di Kelompok Belajar


Efektivitas kegiatan belajar sangat bergantung pada kemampuan tutor dalam
mengorganisasi dan membimbing Warga Belajar dalam kegiatan belajarnya.
Pengalaman menunjukkan bahwa kegiatan menulis perlu didahulukan dari pada
kegiatan membaca. Karena melalui kegiatan belajar menulis, Warga Belajar sedikit
demi sedikit langsung belajar membaca. Sebaliknya, apabila mereka didahulukan
belajar membaca, maka cenderung kurang terampil dalam hal menulis.
a. Strategi Pengelolaan Diskusi
Diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran efektif dalam program
keaksaraan fungsional yang harus diterapkan di kelompok belajar. Tujuannya
adalah membuka pikiran Warga Belajar dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menggunakan pengetahuannya.
b. Strategi Pembelajaran Membaca
Prinsip-prinsip Membaca :
- Warga Belajar mempunyai kemampuan mengenal dan mengucapkan huruf
atau kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
- Cara Memilih Bahan Bacaan
Sumber bahan bacaan sesuai dengan minat kebutuhan, serta yang biasa
digunakan Warga Belajar dalam kehidupan sehari-harinya.
- Cara Membantu Warga Belajar Buta Huruf Murni Melalui Pendekatan
Pengalaman Berbahasa (PPB)
Dalam satu kelompok belajar biasanya ada sebagian Warga Binaan yang
benar-benar buta huruf murni. Kemudian, mereka tidak pernah
menggunakan kemampuan baca, tulis, dan hitungnya dalam waktu yang
cukup lama sehingga mereka buta aksara kembali. Tutor dapat
membelajarkan mereka melalui teknik pendekatan pengalaman berbahasa
(PPB).
- Cara Membantu Warga Belajar Membaca
- Kegiatan pembelajaran
- Langkah-langkah pembelajaran
- Mengingat huruf
- Belajar kata (bahasa Indonesia/bahasa Ibu)
- Membaca lancar
- Menjelaskan/mengartikan gambar/informasi pada Warga Belajar
- Mencari bahan bacaan
- Membuat catatan

c. Strategi Pembelajaran Menulis


- Kegiatan pembelajaran untuk merangsang diskusi
- Membentuk kelompok menulis
- Tutor melatih Warga Belajar yang mampu
- Prinsip-prinsip membantu Warga Belajar menulis
- Cara menggunakan hasil tulisan Warga Belajar
- Menerbitkan hasil tulisan Warga Belajar
- Merangsang Warga Belajar menganalisis situasi

d. Strategi Pembelajaran Berhitung


- Mengamati Kegiatan Berhitung
- Prinsip-prinsip berhitung
e. Strategi Pembelajaran Aksi/Keterampilan
Belajar aksi fungsional/keterampilan adalah cara membelajarkan Warga Belajar
untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti
kegiatan praktik, kunjungan lapangan, membuat jaringan kerja, membuat rencana
dan membuat proposal dana belajar, menerapkan hasil belajarnya dalam
kehidupan sehari-hari. berikut beberapa contoh yang berkaitan dengan belajar
aksi fungsional tersebut :
- Membuat jaringan kerja
- Keterampilan fungsional
- Membuat proposal dana belajar
- Proses membuat rencana untuk memperoleh dana belajar

5. Penilaian Pembelajaran
Tahapan penilaian yang dikembangkan dalam program pemberantasan buta aksara
dengan menggunakan pendekatan keaksaraan fungsional terdiri atas penilaian awal,
penilaian proses, dan penilaian hasil belajar.
a. Tahap Penilaian Sebelum Kegiatan Pembelajaran
Penilaian tahap ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan
awal Warga Belajar baik aspek keterampilan CALISTUNG dasarnya maupun
minat dan kebutuhan.
b. Tahap Penilaian Selama Kegiatan Pembelajaran
- Menilai kemajuan Warga Belajar
- Menilai kemajuan kelompok belajar
- Tahap Penilaian Setelah Kegiatan Pembelajaran
c. Penilaian setelah pembelajaran pada intinya adalah untuk mengetahui hasil
kemampuan Warga Belajar dan proses pembelajaran di kelompok belajar.

B. PROGRAM PENGEMBANGAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT


Program pendidikan dalam masyarakat lainnya yang masih berhubungan dengan
program pemberantasan buta aksara adalah Taman Bacaan Masyarakat yang diharapkan
dapat mewujudkan masyarakat gemar belajar dengan gemar membaca.

1. Latar Belakang, Pengertian, Dan Tujuan TBM


Dengan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan
pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, Majelis taklim, serta satuan pendidikan yang
sejenis. Dalam kaitan dengan TBM, hal mendasar yang pertama harus tutor ketahui
adalah latar belakang, pengertian, dan tujuan yang akan dicapai melalui TBM.

a. Latar Belakang
Program TBM telah dimulai sejak tahun 1992/1993. Kehadiran TBM merupakan
pembaharuan dari Tanab Pustaka Rakyat (TPR) didirikan oleh Pendidikan
Masyarakat pada tahun lima puluhan. Program TBM ini bertujuan untuk
meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Oleh karena itu,
bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat.

b. Pengertian
TBM merupakan sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan
kemampuan membaca dan belajar. Selain itu, TBM juga merupakan tempat yang
digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat,
khususnya yang bersumber dari bahan pustaka.
Karena pentingnya TBM ini, diperlukan seorang pengelola, dan tutor dapat
menjadi pengelola TBM. Mereka yang menjadi pengelola adalah memiliki
dedikasi dan kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan
kepustakaan kepada masyarakat. Dengan kata lain, mr pengelola TBM adalah
orang yang benar-benar memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam
memberikan layanan bahan pustaka.

c. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya kegiatan TBM adalah membangkitkan
dan meningkatkan minat baca sehingga tercipta masyarakat yang cerdas,
mempunyai taraf hidup yang baik, dan pemberantas buta aksara.

2. Fungsi Dan Manfaat Taman Bacaan Masyarakat


Berkenaan dengan fungsi dan manfaat TBM, ada hal yang seyogianya dipahami
bersama bahwa pada hakikatnya fungsi dan amanat yang ada merupakan satu indikator
yang harus diperhatikan ketika memberdayakan warga masyarakat melalui TBM.
Indikator yang ada menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan minat baca melalui
program ini hendaknya dapat dilakukan semaksimal mungkin. Adapun fungsi dan
manfaat tersebut adalah sebagai berikut
a. Fungsi
TBM berfungsi sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat, sara hiburan dan
pemanfaatan waktu secara efektif dengan memanfaatkan bahan-bahan bacaan dan
sumber informasi lain.
b. Manfaat
TBM bermanfaat bagi masyarakat dalam hal menumbuhkan minat, kecintaan, dan
kegemaran membaca, memperkaya ilmu pengetahuan, dan meningkatkan taraf
hidup.

3. Organisasi Dan Manajemen Taman Bacaan Masyarakat


TBM memiliki organisasi dan manajemen agar program kerja yang ditetapkan dapat
berjalan dengan baik dan sesuai harapan masyarakat. Struktur organisasi yang ada
dikolaborasikan dengan manajemen (pengelolaan) yang dapat dipertanggungjawabkan,
mulai dari biaya penyelenggaraan, koleksi, perlengkapan, ruang TBM, dan tenaga
pengelola.
a. Biaya Penyelenggaraan
Biaya Penyelenggaraan TBM terdiri atas sumber dana dan anggaran dan
diperoleh dari swadaya masyarakat, pemerintah, swasta, organisasi
kemasyarakatan, dan sumbangan lain yang tidak mengikat.
b. Koleksi
Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar,
leaflet, dan bahan audiovisual yang semua ini diharapkan dapat mengembangkan
dan menumbuhkan minat baca masyarakat.
c. Perlengkapan
Sarana dan prasarana yang harus mendukung TBM minimal memiliki
perlengkapan/mebeler yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap
TBM.
d. Ruang TBM
Ruang TBM merupakan ruangan yang diperuntukan bagi sejumlah koleksi
sebagaimana telah dipaparkan dalam subbab perlengkapan sesuai dengan
kebutuhan TBM.
e. Tenaga Pengelola
Fasilitas TBM dalam tenaga pengelola merupakan komponen utama dalam
kegiatan TBM. Perkembangan dan pembinaan serta pemberdayaan TBM banyak
ditentukan oleh kemampuan tenaga pengelolanya.

4. Upaya Pembinaan Taman Bacaan Masyarakat


Upaya pembinaan TBM perlu dimaknai sebagai salah satu rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan. Upaya pembinaan ini dimaksudkan agar manfaat yang diperoleh
melalui kegiatan TBM ini dapat terus lebih ditingkatkan Iagi. Harus diingat bahwa
salah satu sasaran TBM adalah warga masyarakat belajar yang semula buta
aksara sehingga kalau kemampuan baca yang dimilikinya tidak dijaga tidak menutup
kemungkinan akan lupa. Untuk meningkatkan dan merevitalisasi kegiatan TBM yang
telah ada saat ini, diperlukan tindakan nyata dari semua pihak, baik pemerinlah pusat,
provinsi, maupun daerah, dan juga swasta.
Sebagai Mahasiswa PGSD atau tutor yang aktif sebaiknya memberikan semangat dan
perhatian agar TBM yang ada tetap eksis, menjadi rutinitas masyarakat gemar
membaca untuk menambah ilmu pengetahuan, dan menaikan taraf hidup masyarakat
yang madani.

C. PROGRAM PEMBINAAN KEPEMUDAAN

1. Latar Belakang Perlunya Lembaga Kepemudaan


Berlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah, terjadi
perubahan yang mendasar dalam bidang pemerintahan, dari pemerintahan yang bersifat
sentralistik ke desentralisasi.  Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat besar
sehingga memerlukan sumber daya yang berkualitas, berpotensi dalam pembangunan,
kreatifitas, dan meningkatkan potensi agar sumber daya yang ada di suatu daerah dapat
dikelola dengan baik melalui pembelajaran (informal, formal, dan nonformal).
2. Profil Pemuda Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pemuda yang berusia antara 15-35 tahun.
Berdasarkan Susenas 2003, sekitar 2% tidak pernah sekolah, 16% masih sekolah dan
82% sudah tidak bersekolah lagi dikarenakan adanya banyak faktor permasalahan yang
muncul dalam kehidupan manusia. Terkait menyikapi permasalahan tersebut
pemerintah berupaya meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan dengan
berbagai kebijakannya. Peran  partisipasi pemuda dalam pembangunan dapat
ditingkatkan dengan cara :
- Mewujudkan keserasuan kebijakan pemuda di berbagai bidang pembangunan
- Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan
- Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politikm ekonomi,
budaya, dan agama
- Meningkatkan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan
kepemimpinan dalam pembangunan
- Melindungi segenap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan obat terlarang,
minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya.

a. Lembaga Kepemudaan
Lembaga atau institusi menurut Auki (2001), memiliki ciri-ciri si yang
berhierarki dengan sifat hubungannya yang komplementarian. Lembaga
kepemudaan memilik peran utama dalam pembangunan apabila dilihat sektor
publik. Peran sektor publik pada dasamya terdiri dari peran-peran :
- Memonitoring kebijakan pemerintah dan swasta
- Data assessment
- Pendidikan masyarakat dan penyebaran informasi.

Peran lembaga kepemudaan, perlu ada upaya dalam rangka pengembangan


lembaga kepemudaan sehingga dapat berkembang sesuai dengan dinamika
lingkungan sosial dan lingkungan lainnya. Ada 6 faktor penentu agar lembaga
kepemudaan dapat memiliki daya tanggap terhadap lingkungannya, meliputi:
- Hukum dan kebijakan organisasi;
- Organisasi dan sumber daya manusia;
- Anggaran lembaga kepemudaan;
- Infrastruktur;
- Pengetahuan dan teknologi;
- Peningkatan infrastruktur sistem informasi.

Adanya instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun organisasi


masyarakat (Ormas) dengan berbagai program. Instansi Pemerintah melakukan
pembinaan terhadap pemuda antara lain :
- Subdinas Pendidikan dan Olahraga
- Subdinas Pendidikan Luar Sekolah
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
- Dinas Sosial
- Badan Bina Kesatuan Bangsa
- Masyarakat

b. Program Pembinaan Pemuda


Dalam meningkatkan peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan,
Berbagai pihak yang berkompeten menangani masalah kepemudaan dapat
menciptakan program-program, sehingga para pemuda dapat berpartisipasi
diberbagai bidang pembangunan; memiliki keterampilan yang memadai; dapat
berperan dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama;
memiliki potensi dalam kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan; dan
terlindungi dari bahaya penyalahgunaan obat, minuman keras, penyebaran
penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya.

c. Subdinas Pemuda dan Olahraga


Adalah instansi pemerintah di bawah Dinas Pendidikan secara khusus bertugas
melakukan pembinaan terhadap pemuda baik sekolah maupun tidak. Program-
program yang dapat ditawarkan dari lembaga ini antara lain :
- Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda, bertujunan meningkatkan
kualitas pemuda sebagai insan pelopor, penggerak pembangunan dan SDM.
- Perlindungan Pemuda dari penyalahgunaan Obat Terlarang, bertujuan untuk
membebaskan pemuda dari bahaya narkoba, HIV/AIDS, minuman keras,
dll

d. Subdinas Pendidikan Luar Sekolah


Instansi ini memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat yang tidak
memiliki kesempatan sekolah yang disebabkan berbagai hal, melalui kejar paket
A, B dan C. Disamping melakukan kegiatan yang bersifat produktif tersebut
diperuntukan pada masyarakat yang sudah lanjut usia sekolah tetapi tidak
memiliki pendidikan formal dari tingkat SD sampai SMA.

e. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Instansi pemerintah yang bertugas menangani ketenagakerjaan dan
perpindahan/penataan penduduk yang daerah kerjanya meliputi satu daerah
tingkat II. Program-program yang diluncurkan biasanya disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat, sesuai dengan lingkup tugas, wewenang dan tanggung
jawabnya. Program-program yang dapat dilakukan berkaitan dengan peningkatan
kualitas tenaga kerja antara lain :
- Pelatihan Processing Hasil pertanian
- Pelatihan Teknologi Padat Karya
- Pelatihan  Keterampilan Elektronik dan Otomotif

f. Dinas Sosial
Peran Dinas Sosial dalam penanganan masalah kepemudaan adalah meningkatkan
kemampuan dan peran pemuda melalui karang taruna. Karang taruna didirikan
dengan tujuan memberikan pembinaan kepada para remaja, terutama yang putus
sekolah dan menganggur. Program pendidikan yang dapat ditawarkan melalui
lembaga karang taruna antara lain:
- pelatihan di bidang elektronik;
- pelatihan kerajinan tangan;
- pelatihan memasak dan menjahit;
- kegiatan di berbagai bidang olahraga;
- pendidikan kesenian.

Pemilihan program dan cara pelaksanaan program disesuaikan dengan situasi dan
kondisi daerah setempat.
- Badan Bina Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat yang bertugas
mengurusi keberadaan lembaga kepemudaan di daerah tingkat II.
- Perencanaan Program Pelatihan Pemuda yang disesuaikan dengan
kemampuan dan sumber daya manusia yang tersedia untuk menciptakan
program yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam program pemerintah tentang pemberantasan buta aksara, ternyata


penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar sangatlah penting sekali di
gunakan untuk meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan oleh tutor, karena
ternyata kebanyakan warga belajar yang telah berusia lanjut banyak yang tidak paham
akan penggunaan bahasa Indonesia. Serta, walaupun banyak sekali kendala-kendala
yang mungkin dihadapi oleh pemerintah bisa sedikit diatasi oleh peran mahasiswa yang
ikut berupaya mensukseskan program dari pemerintah tentang pemberantasan buta
aksara dengan pemikiran-pemikiran yang kreatif dan inovatif mahasiswa sebagai
intelektual muda yang bisa diharapkan agar buta aksara di Indonesia ini bisa berkurang.
Pemuda juga berperan dalam menciptakan dan mengeloah taman bacaan
masyarakat yang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas dan tarap hidup
masyarakat dengan banyak menbaca dan mengali informasi dari Taman Bacaan
Masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat tersebut.

B. SARAN

Oleh sebab itu maka pemuda sangat diharapkan bisa benar benar berperan dalam
membangun daerahnya yang dibantu oleh pemerinta daera itu sendiri. Bukan sekedar
menjadi penonton dalam membangun daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mohammedviddien/makalah-program-pemberantasan-buta-aksara
https://www.academia.edu/11738152/Pemberantasan_Buta_Aksara
http://wahyuniewulan.blogspot.com/2013/07/karya-tulis-ilmiah-buta-huruf.html

Anda mungkin juga menyukai