Anda di halaman 1dari 26

PENELITIAN KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1

BANDA ACEH DALAM MENULIS CERPEN

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

 M. Yoga Pramana
 Siti Maisarah
 Cut Annisa Nadifa
 Laksemana Ceudah N.A.
 M. Aris Sunarya

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2018/2019


LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian yang berjudul “penelitian kemampuan siswa SMA Negeri 1 dalam


menulis cerpen” ini telah dipertahankan didepan dewan pembimbing.

Dewan Pembimbing

Ira Mayana S.Pd


NIP. 198008132005042002

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT,


berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Kemampuan Siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam Menulis
Cerpen”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW yang menjadi cahaya dan suri tauladan bagi seluruh umat
manusia.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri karena tidak ada yang
bisa terjadi tanpa kehendak-Nya. Penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan baik dalam tulisan maupun dalam penyajian penelitian
ini meskipun segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakannya, namun
kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala pihak. Akhir kata
penulis mengucapkan terima /kasih, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Banda Aceh, Januari 2019

Peneliti

2
ABSTRAK

Abstrak : Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui dan mengembangkan


potensi menulis cerpen yang dimiliki siswa-siswi SMAN 1 Banda
Aceh. Hal ini sangat diperlukan dimana Menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang mutlak harus dikuasai oleh siswa sekolah
menengah atas (SMA). Keterampilan menulis mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Dengan menulis, siswa
dapat menuangkan ide dan perasaannya untuk dibaca oleh orang lain.
Salah satu menulis yang dapat di implementasikan dengan cara menulis
cerpen. cerpen adalah salah satu sarana pembelajaran yang baik bagi
beberapa orang. Selain itu cerpen adalah salah satu hiburan dikala
jenuh. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembagian
kuesioner kepada 5 kelas jurusan IPA dan 2 kelas jurusan IPS. Populasi
penelitian ini adalah 8 orang perkelas yang berarti total keseluruhannya
adalah 55 siswa-siswi kelas XI SMAN 1 Banda Aceh. Hasil penelitian
yang diperoleh menghasilkan suatu ide untuk mewujudkan
ekstrakulikuler menulis di SMAN 1 Banda Aceh.

3
DAFTAR ISI
PENELITIAN KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM
MENULIS CERPEN..........................................................................................................0
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
ABSTRAK.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................6
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian..........................................................6
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................7
2.1 Sejarah Cerpen...................................................................................................7
2.2 Pengertian Cerpen..............................................................................................9
2.3 Struktur Cerpen................................................................................................10
2.4 Jenis Cerpen.....................................................................................................11
2.5 Unsur Intrinsik.................................................................................................11
2.6 Unsur Entrinsik................................................................................................14
2.7 Contoh Cerpen.................................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................17
3.1 Rancangan penelitian.......................................................................................17
3.2 Metode.............................................................................................................17
3.3 Instrumen.........................................................................................................18
3.4 Analisis Data....................................................................................................18
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.............................19
4.1 Deskripsi Data..................................................................................................19
4.2 Hasil Pengisian Kuesioner................................................................................19
4.3 Hasil Penelitian................................................................................................21
BAB V PENUTUP...........................................................................................................22
5.1 Kesimpulan......................................................................................................22
5.2 Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
LAMPIRAN.....................................................................................................................24

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menulis merupakan penuangan ide atau pemikiran seseorang pada suatu
media. Dengan menuangkan ide dapat mengekspresikan perasaan atau pemikiran
sang penulis. Hal senada juga dikemukakan Tarigan(2009), “Menulis adalah
mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan
perasaan”.

Banyak karya1 yang dapat dihasilkan dengan menulis, salah satuya adalah
cerpen. Cerpen adalah cerita pendek yang di dalamnyaterdapat pikiran dan
perasaan secara pendek yang dituang oleh seseorang. Menurut Sumardjo dan Saini
(1986:36), cerpen merupakan cerita yang pendek,tetapi dengan hanya melihat
dengan melihat fisiknya yang pendek orang belum dapat menetapkan sebuah
cerita yang pendek adalah sebuah cerpen.

Pada jaman sekarang banyak siswa yang tidak lagi atau bahkan sulit
menuangkan pemikiran atau perasaannya kedalam cerpen. Hal ini dikarenakan
kesibukan siswa,sehingga kurang melatih diri dalam menulis dan tidak terbiasa
dalam menuangkan ide ke dalam tulisan. Banyak siswa yang memiliki waktu
luang, tetapi mereka tidak memanfaatkannya untuk berkreativitasdengan menulis.
1
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “Kemampuan Siswa SMA Negeri 1
Banda Aceh dalam Menulis Cerpen”.

1.2 Rumusan Masalah


Mampukah siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh menuangkan ide atau
parasaannya dengen menulis cerpen?
2

1
Karya adalah hasil yang tertulis yang memaparkan hasil penelitian oleh seseorang
2

5
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahuai kemampuan siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam
menulis cerpen.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai
maka manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa, untuk mengembangkan kemampuan menulis, meningkatkan


kreatifitas sehingga siswa dapat menuangkan ide dan pemikirannya dalam
menulis cerpen.
2. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan bahan pegangan untuk penelitian
selanjutnya.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian


Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi
peneliti dalam melakukan penelitian (Arikunto, 2006:24). Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka yang menjadi anggapan dasar dari penelitian ini adalah
kemampuan siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam menulis cerpen berbeda-
beda.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Cerpen


Cerita pendek bermula pada tradisi2 penceritaan lisan yang menghasilkan
kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut
disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama. Adapun irama tersebut berfungsi
sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian
singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat
disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat
apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di
dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil
temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM
(meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang
dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel
Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel.
Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita
tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer
misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda.
Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos
lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat
tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung
pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat.
Contoh Banyuwangi.
3

Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot3, populer pada
masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita
realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot
32
Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama an menjai bagian ari kehiupan
suatu kelompok mayarakat
Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik yang mungkin menggambarkan
kejadian atau orang sebenarnya

7
Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada
abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika
surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita
tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey
Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua
buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari
anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di
dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun
perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-
16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah
"novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan
Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada
cerita-cerita pendek.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel
pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame
de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah
satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault).
Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine
Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan
pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot
dan lain-lainnya pada abad ke-18.4
5

2.2 Pengertian Cerpen


Cerpen adalah singkatan kata dari Cerita Pendek yaitu karangan pendek
yang berbentuk prosa4, yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh
pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta mengandung
pesan yang tidak mudah dilupakan. Cerita pendek (Cerpen) merupakan salah satu
jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang menceritakan atau
menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai

4
Prosa adalah suatu karya yang bentuknya tulisan bebas dan terikat dengan berbagai aturan
5

8
dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian ataupun solusi dari masalah
masalah yang dihadapi. Dan terdapat Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli:

 Sumardjo dan Saini

Menurut Sumardjo dan Saini, Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-


benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana
ceritanya relatif pendek dan singkat.

 Menurut KBBI

Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan
mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah
yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang
memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu
tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.

 Nugroho Notosusanto 

Menurut Nugroho Notosusanto, Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah


cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17
halaman kuarto dengan spasi rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri.

2.3 Struktur Cerpen


1. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga
sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian
bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut.

2. Orientasi

9
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan
dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.

3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat.Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak
dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi
kerumitan mulai bermunculan.

4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks
serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.

5. Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.

6. Koda

Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari
cerita pendek tersebut oleh pembacanya.

2.4 Jenis Cerpen

1. Cerpen mini (flash) adalah cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000
kata.
2. Cerpen yang ideal adalah cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000
kata.
3. Cerpen panjang, adalah cerpen yang jumlah kata 4000 – 10.000 kata.

2.5 Unsur Intrinsik


 Tema

10
Tema adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari dari jalan cerita
sebuah cerpen.Tema biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita atau
tersurat dan tidak langsung, dimana si pembaca harus teliti dan dapat
menyimpulkan sendiri atau tersirat.

 Alur / Plot
Jalan dari sebuah kisah cerita merupakan karya sastra. Secara garis besar,
alur merupakan urutan tahapan jalannya cerita, antara lain : perkenalan > muncul
konflik4 atau suatu permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik
(klimaks) > penurunan konflik > selesaian.
 Setting
Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana
dalam cerpen tersebut.
 Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut.Setiap tokoh
biasanya mempunyai karakter tersendiri.Dalam sebuah cerita terdapat tokoh
protagonis atau tokoh baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh
figuran yaitu tokoh pendukung.
 Penokohan
Penokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita
tersebut.Sifat yang telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan
pandangan tokoh terhadap sesuatu hal.
Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya: 
Metode analitik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkan
atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, seperti seperti: pemberani,
penakut, pemalu, keras kepala, dan sebagainya. 
Metode dramatik adalah suatu metode penokohan dengan cara
memaparkannya secara tidak langsung, yaitu dapat dengan cara : penggambaran
fisik (Misalnya cara berpakaian, postur tubuh, dan sebagainya), penggambaran
dengan melalui sebuah percakapan atau dialog, reaksi dari tokoh lain (dapat
berupa pendapat, sikat, pandangan, dan sebagainya).
 Sudut Pandang

11
Adalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu peristiwa di
dalam cerita. Sudut pandang ada 4, antara lain:

1. Sudut Pandang Orang Pertama


Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” mengisahkan tentang berbagai
peristiwa yang terjadi serta tingkah laku yang dialaminya. Tokoh ”aku” akan
menjadi pusat perhatian dari kisah cerpen tersebut. Dalam sudut pandang ini,
tokoh "aku" digunakan sebagai contoh utama.
Contoh:
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat
karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang
aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini
aku harus bekerja keras.

2. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan


Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai
pelaku tambahan. Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita hanya untuk
membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan
kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman
yang dialaminya. Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah
yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak
tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh
yang lainnya. Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja.
Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain.
Tokoh ”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita. 
Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu
kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota.Tapi, pada
kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini.Ternyata, bukan
aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga
mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-
sama dalam menghadapi kerasnya kota metropolitan5 ini.

12
3. Sudut Pandang Orang Ketiga
SerbatahuKisah cerita dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat
menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia”
tersebut. Pengarang mengetahui segalanya. 
Contoh:
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga
belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah
dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?”
ungkap salah seorang tetangganya.Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang
katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun
saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
6

4. Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat

5. Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga serbatahu.


Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan
dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja. 
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah.
Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapim kalau dilihat dari
raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia
juga sakit.Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
 Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan dari seorang penulis atau pengarang
cerita tersebut kepada pembaca agar pembaca dapat bertindak atau melakukan
sesuatu.

2.6 Unsur Entrinsik


 Latar Belakang Masyarakat

65
Metropolitan adalah suatu kawasan perkotaan yang relatif besar baik dari ukuran luas wilayah
jumlah penduduk‚ maupun sosial

13
Latar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar
belakang masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita.Pemahaman
tersebut dapat berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik, sosial
masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi pada masyarakat itu sendiri.

 Latar Belakang Pengarang


Latar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang terhadap
sejarah hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya.

1. Biografi

Biografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang cerita tersebut


yang ditulis secara keseluruhan.

2. Kondisi Psikologis

Kondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika


pengarang menulis kisah cerita tersebut.

3. Aliran Sastra

Aliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu aliran sastra
tertentu. Hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakai
oleh pengarang dalam menciptakan sebuah kisah dalam cerpen tersebut.

2.7 Contoh Cerpen


PERTANYAAN MISTERIUS AYAH

Hari ini ayah tidak pergi kerja, saya pun sedang libur sekolah.Kulihat ayah
sedang sibuk membenarkan sepeda motornya. Lantas kudekati ayah, “butuh
bantuan, Yah?”, tanyaku polos. Saat itu saya masih kecil dan duduk di bangku
SD. “eh, tersedia dede’ kecil.Boleh-boleh”, jawab ayah.Kami banyak berbincang
selama membenarkan sepeda motor ayah.

Ayah banyak bercerita perihal sepeda motor padaku, saya menikmatinya.


“kalo dede’ udah besar nanti sudi jadi apa?’, tanya ayah padaku. “dede’

14
mengidamkan jadi pembalap yah, layaknya Valentino Rossi”, jawabku secara
spontan. “oh ya?, wah hebat. Tapi pembalap mesti mengerti anggota yang
terpenting berasal dari motor, dede’ tahu?”, tanya ayah padaku. Aku pun berfikir,
apa ya yang paling penting?.

Keesokan harinya kala sarapan, saya menjawab pertanyan ayah kemarin.


Bagian terpenting berasal dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa roda motor
tidak mampu berjalan. Mendengar jawabanku ayah berkata: “wah pintarnya,
namun sayangnya bukan itu sayang”, jawab ayah. Aku pun tidak menyerah, tiap-
tiap hari saya senantiasa mencoba menjawabnya.

Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak bakal
mampu menyala dan diamankan. Tapi ayah senantiasa berkata: “smakin hari
dede’ smakin pintar ya, namun jawabannya masih belum tepat”. Aku belum
menyerah. Sampai saya duduk SMP pun, Sesekali ayah bertanya pertanyaan
jaman kecilku itu, dan tiap-tiap ku jawab pasti ayah berkata: “kamu benar-benar
cerdas, namun bukan itu jawaban yang tepat, konsisten mencoba ya”. Karena
konsisten layaknya itu, lama-kelamaan saya jadi bosan.Karena jawabanku
senantiasa belum tepat.

Sejak kecil sampai sekarang, ayah tak pernah sudi memberikanku jawaban
yang sebenarnya. “jangan anda suntuk mencoba menjawabnya, karena ini
pertanyaan yang benar-benar mudah, teruslah berusaha”, kata ayah tiap-tiap kali
saya mengeluh. Sesudah lulus SMP, saya melanjutkan ke SMK dan saya menyita
jurusan otomotif. Kutanyakan pada guruku, anggota terpenting berasal dari sepeda
motor itu apa. Jawaban guruku adalah Accu, karena motor takkan mampu
menyala tanpa Accu. Aku percaya jawaban kali ini pasti benar.

Sepulang sekolah sambil menunggu ayah menjemputku. Ku tanyakan pada


teman-temanku, apa yang paling penting berasal dari sepeda motor. Bermacam-
macam jawaban kudapatkan berasal dari mereka, jadi berasal dari mesin, busi,
rem, lampu, sampai bensin dan oli.Saat diperjalanan saya menjawab pertanyaan

15
ayah, satu persatu jawaban yang ku dapat, kuceritakan pada ayah, dan hasilnya
senantiasa saja “coba lagi”.

Aku jadi berpikir ayah pasti mempermainkan aku.Selama perjalanan saya


tak berkata sepatah katapun padanya.Sampai disebuah lampu merah, kami melihat
seorang nenek tua bersama dengan cucunya sedang mengemis ditepi jalan. Ayah
merogoh kantongnya, mengimbuhkan sejumlah duwit dan berkata: “tolong
berikan ini pada mereka, senyampang kami masih diberi rezeki, kami mesti saling
menopang dan berbagi”. Kuberikan duwit itu pada nenek yang sedang memelas
dan mengemis itu.Hatiku tersentuh melihatnya.

Malam harinya diruang tamu, ayah menyuruhku duduk disampingnya.


Beliau menasehatiku sehingga saya jadi anak yang baik dan ramah sepertinya.

Akupun mendengarkan bersama dengan cermat. “jadi kau benar-benar


mengidamkan mengerti jawaban berasal dari pertanyaan ayah?”, kata Ayah secara
tiba-tiba. Aku yang sedikit bingung mengangguk, karena saya udah menyerah dan
suntuk dihatui pertanyaan misterius ayah.

“Kau tahu, di antara seluruh jawaban yang kau berikan pada ayah,
sebenarnya tidak tersedia satupun yang salah.namun ayah mengidamkan kau studi
suatu hal berasal dari pertanyaan ini.Kau tahu, anggota yang paling penting
berasal dari sepeda motor adalah ‘Sadel’ “, jawab ayah.Aku sedikit terkejut. “apa
alasannya yah?”, tanyaku penasaran.

Ayah tersenyum kearahku dan berkata: “kau mengerti kenapa?, karena


bersama dengan sadel, kami mampu membonceng dan kami mampu sharing
kebahagiaan bersama dengan siapa saja diatas sepeda motor kita. Seperti itu pula
harusnya kami hidup, senantiasa sharing dan berikan selama kami masih diberi
kala dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini “.

BAB III
METODE PENELITIAN

16
3.1 Rancangan penelitian
Penelitian tentang kemampuan siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam
menulis cerpen dengan jumlah siswa yang menjadi sampel 55 orang pada tahun
ajaran 2018/2019, bertempat di SMA Negeri 1 Banda aceh. Hasil rancangan
penelitian adalah:

No Kelas Jumlah siswa/kelas


1 XI MIPA-1 8
2 XI MIPA-2 8
3 XI MIPA-3 8
4 XI MIPA-4 8
5 XI MIPA-5 8
6 XI IS-1 7
7 XI IS-2 8

3.2 Metode
Dalam penelitian ini,metode data yang dipakai adalah:

1. Metode angket
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui tingkat
imajinasi pelajar dalam membuat cerpen .
2. Metode dokumentasi
dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk membuat para siswa
aktif dalam membuat sebuah cerpen.

3.3 Instrumen
Cara yang digunakan saat mengambil data adalah dengan cara
menganalisa seluruh siswa/i kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh, data yang
digunakan adalah hasil analisa siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh kelas XI MIPA-
1, XI MIPA-2, XI MIPA-3, XI MIPA-4, XI MIPA-5, XI IS-1, XI IS-2. Data
tersebut akan menunjukan bahwa seberapa banyak siswa yang masih aktif dan
gemar dalam membuat cerpen.

17
3.4 Analisis Data
Kemampuan siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam membuat sebuah
cerpen, dan melihat seberapa banyak siswa yang aktif atau dapat membuat sebuah
cerpen dengan baik dan benar. Dapat kita lihat dengan cara menggunakan analisis
data dapat memecah suatu permasalahan yang terdapat di rumusan masalah.
Menganalisis data merupakan tindakan peneliti untuk mempertemukan sebuah
permasalahan yang ingin dipecahkan dengan cara mendata dengan beberapa teori-
teori yang telah diuji dengan teori yang berlaku selama ini. Metode analisis data
yang digunakan dalam proses penelitian adalah kualitatis, data tersebut diagnalis
dengan menggunakan analisi tematik melalui interpretasi teks adalah analisis data
kualitatif.

BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

18
4.1 Deskripsi Data
Dalam menyusun karya tulis ilmiah berjudul “KEMAMPUAN SISWA
SMA NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM MENULIS CERPEN” dibutuhkan
pengumpulan data yang dilaksanakan di SMAN 1 Banda Aceh dengan cara
membagikan kuesioner kepada kelas XI yang berjumlah 5 kelas jurusan IPA, dan
2 kelas jurusan IPS. Masing-masing kelas mendapatkan 8 lembar untuk 8 orang,
kecuali kelas XI IS 1 yang hanya mendapatkan 7 lembar kuesioner untuk 7 orang.

4.2 Hasil Pengisian Kuesioner


XI MIPA -1

PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Amalia Rachmayanti S TS TS TS SS STS STS S S TS
2 Bunayya Aldisa SS TS S S S TS SS S SS S
3 M. Nur Pratama TS TS STS STS SS STS STS S S STS
4 Farah Salsabila TS TS STS STS TS STS TS TS TS STS
5 T. Fitra Narafir STS TS STS STS STS STS STS STS TS STS
6 Rusyda Amalia STS S TS TS S TS SS SS SS SS
7 Cut Resyifa Naufal S TS TS STS TS STS TS S S STS
8 M. Athallah N.R. SS S TS TS S STS STS SS SS TS

XI MIPA-2
PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Maya Amanda S TS SS SS S TS S SS SS SS
2 Aidil Ferdian TS S S STS S STS TS SS SS SS
3 Suci Fildzati SS TS SS SS S TS S SS SS SS
4 Maulidya Amanda SS SS TS TS S TS S SS SS TS
5 Siti Kasya Wulandara TS S STS STS TS TS STS S S S
6 Nadratul Ula TS S STS S S STS S SS S S
7 Yarra Fahiratunnisa TS S STS TS S TS S SS S S
8 Siti Nabila TS S S S S TS TS SS SS S

XI MIPA-3
PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

19
1 Maimun SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
2 Zahra Chairunnissa S TS S STS S STS S S S TS
3 Qayyum Adinda TS S TS TS S STS TS S S S
4 Cut Alsya TS TS TS S S TS TS S S S
5 Rizki Dwi Utami STS STS SS SS S TS S S S S
6 Farah Arista STS S S SS S STS S S STS S
7 Zahratul Aina STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS
8 Fani Ramadani TS STS S S S TS S S SS SS

XI MIPA-4
PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Siti Sausan Nazira S TS S TS STS S TS SS S TS
2 Maula Fathin S TS S STS S TS S S S S
3 Nurul Amelia Nanda TS TS S STS S TS S SS SS S
4 Nora Julianingsih S STS S S SS TS S SS SS SS
5 Putri Nadhila S TS S TS S TS TS SS SS SS
6 Ayyu Maghfirah S TS S TS S TS TS S S S
7 Raisa Siti Dhafur S TS S TS S TS TS S S S
8 Siti Sausan S TS STS STS S STS STS S TS S

XI MIPA-5
PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Widya Intan STS STS TS TS TS TS TS TS S SS
2 Razakal Ashraf S S TS S TS TS TS STS SS SS
3 Farah Zayyana S TS TS TS S TS S S SS SS
4 Aslam TS TS S S S SS SS S S SS
5 Dita Zafira T. STS S S SS TS TS S SS SS S
6 Kunti Nuraini S STS S S S TS TS S S S
7 Aulia Afifa TS TS TS TS TS STS TS S S TS
8 Muthmainna TS TS TS S SS STS TS SS SS SS

XI IS-1
PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Maharani Sartika Putri STS SS STS STS TS STS STS STS TS TS
2 Meutia Raihan TS TS TS TS TS TS TS S S TS
3 Ade Atra Helma TS S TS TS S TS TS S S TS
4 Hanifa Humaira S STS SS SS S STS SS SS SS SS
5 Zakky Al Hafiz S TS TS TS S TS TS S SS S
6 Nabila Ratu Humaira TS TS TS TS S STS S SS S S
7 Meurah Qamarini S S TS TS S TS S SS S S

XI IS-2

20
PERTANYAAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nadila Bernesa S TS TS S S STS TS S S S
2 Farha Kamila SS TS TS S TS S SS TS S S
3 Vazira S SS SS SS S TS SS S SS TS
4 Pasha Raseena S TS TS S S STS TS S S S
5 Zana Alia Wisesa S TS SS S SS TS SS SS SS S
6 Adilla Tasya S TS TS S S STS TS S S S
7 Filza Adira S TS TS S S STS TS S S S
8 Alya Maghfirah TS TS TS TS S STS TS S S S

4.3 Hasil Penelitian


Sangat Kurang
Kelas Mampu Tidak Mampu
Mampu Mampu

XI MIPA 74 144 115 67

XI IPS 22 60 54 14
Jumlah 96 204 169 81

Grafik Hasil Penelitian

250

200

150 Sangat Mampu


Mampu
Kurang Mampu
100 Tidak Mampu

50

0
XI MIPA XI IS Jumlah

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rata-
rata siswa-siswi SMAN 1 Banda Aceh mampu membuat cerpen. Hal ini
menunjukkan adanya ketertarikan siswa-siswi SMAN 1 Banda Aceh dalam karya
sastra, khususnya cerpen. Namun, dibalik itu semua, masih ada beberapa siswa-
siswi SMAN 1 Banda Aceh yang belum mampu untuk membuat cerpen. Ketidak-
mampuan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bahwa minat mereka dalam karya
sastra sangat rendah. Sebab, karya cerpen adalah salah satu dari sekian banyaknya
karya sastra.

5.2 Saran
Melihat banyaknya siswa-siswi SMAN 1 Banda Aceh yang mampu
membuat cerpen, disarankan kepada pihak sekolah mengadakan ekstrakulikuler
menulis, terutama menulis cerpen guna meningkatkan dan melatih bakat dan
minat siswa-siswi SMAN 1 Banda Aceh. Ekstrakulikuler ini dapat dibimbing oleh
guru atau oleh orang yang profesional dalam bidangnya.

Sementara itu, saran untuk siswa-siswi SMAN 1 Banda Aceh adalah terus
berkarya dalam mengembangkan bakat dan minat dalam bidang menulis. Sebab,
menjadi penulis adalah salah satu kegiatan yang akan membuat kita berpikir
kreatif untuk menciptakan ide-ide baru.

22
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan‚ Henry Guntur dan djoko Tarigan. 2009. Telaah Buku Bahasa Inonesia.
Bandung: Angkasa

Saini K.M dan sumardjo‚ jakob. 1986. Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen


Pendidikan Nasional.

Susanto, herman.1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

http://gopengertian.blogspot.com/2015/09

www.berbagaireviews.com

23
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI


1 BANDA ACEH DALAM MENULIS CERPEN

Nama :
Kelas :

Keterangan pilihan jawaban :


 SS = Sangat Setuju
 S = Setuju
 TS = Tidak Setuju
 STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan Pilihan Jawaban


. SS S TS STS
1 Saya sudah belajar menulis cerpen pada
malam hari sebelum belajar besok di Sekolah.
2 Saya cenderung kesulitan dalam menulis
cerpen.
3 Menulis cerpen adalah hobi saya.
4 Ketika diwaktu luang, saya sering memikirkan
ide untuk menulis cerpen.
5 Sebelum menulis cerpen saya sudah mengerti
dasar-dasar cerpen.
6 Saya sering mengikuti lomba menulis cerpen.
7 Saya menerapkan menulis cerpen dalam
kehidupan sehari-hari.
8 Saya menganggap cerpen sebagai bentuk
pengekspresian diri.
9 Menulis cerpen meningkatkan kreativitas saya.
10 Saya suka suka mencari inspirasi, sehingga
saya memiliki banyak ide dalam menulis
cerpen.

24
DOKUMEN PENELITIAN

25

Anda mungkin juga menyukai