Anda di halaman 1dari 141

Revisi 1 Free, not for sale!

CARA MUDAH MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH REMAJA


Motivasi dan Panduan untuk Pemula
Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga buku dengan judul Cara Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah Remaja ini dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini. Barangkali sudah banyak beredar buku panduan penulisan karya tulis ilmiah. Namun, dalam buku-buku tersebut, metodologi penulisan karya tulis ilmiah disampaikan dengan ragam bahasa yang kurang begitu bisa dipahami oleh anak remaja yang masih duduk di bangku SMA. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk menyusun suatu buku panduan penulisan karya tulis ilmiah remaja dengan menggunakan ragam bahasa yang mudah dipahami serta mampu memotivasi siswa dalam menulis karya tulis ilmiah remaja. Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Yogyakarta, Januari 2014 Penulis

Tentang Penulis

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., lahir di Yogyakarta pada tanggal 13 Juni 1989. Setelah menyelesaikan kelas akselerasi di SMA N 8 Yogyakarta pada tahun 2006, penulis

melanjutkan studi S1 di Universitas Gadjah Mada pada jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Tahun 2010 penulis melanjutkan studi S2 di jurusan yang sama pada Prodi Teknologi Hasil Perkebunan dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis memperoleh beasiswa S3 dari Dikti untuk program beasiswa calon dosen di jurusan yang sama pula, pada Prodi Ilmu Pangan. Penulis aktif membimbing karya ilmiah remaja sejak tahun 2010 di Puspanegara Research Community, sebuah komunitas peneliti belia di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Penulis telah banyak mengantarkan siswa bimbingannya ke ajang kompetisi karya ilmiah remaja tingkat nasional. Selain masih aktif menjadi advisor di Puspanegara Research Community, penulis aktif membuat artikel untuk

dipublikasikan di beberapa media massa. Beberapa artikelnya terkait isu pangan dan pertanian kerap mewarnai kolom opini di surat kabar lokal dan nasional. Selain itu, saat ini penulis tengah menyusun beebrapa buku terkait ilmu pangan dan pertanian. Penulis dapat dihubungi melalui email anam.new.78@gmail.com.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ 2 Daftar Isi ......................................................................................................................... 4 Tentang Buku Ini ............................................................................................................ 6 Bagian pertama : Apa Itu Karya Tulis Ilmiah ? .............................................................. 9 Pengertian karya tulis ilmiah ...................................................................................... 9 Jenis-jenis karya tulis ilmiah ...................................................................................... 9 Motivasi kita-1 .......................................................................................................... 14 Bagian kedua : Menemukan Ide Hebat ......................................................................... 16 Memunculkan ide kelompok .................................................................................... 27 Motivasi kita-2 .......................................................................................................... 30 Bagian ketiga : Persiapan Menulis ................................................................................ 32 Mencari bahan tulisan ............................................................................................... 32 Jujur menyampaikan informasi................................................................................. 33 Motivasi kita-3 .......................................................................................................... 35 Bagian keempat : Mulai Menulis.................................................................................. 37 Bagian awal .............................................................................................................. 37 Bagian inti ................................................................................................................. 45 Bagian akhir .............................................................................................................. 53 Motivasi kita-4 .......................................................................................................... 55 Bagian kelima : Kalimat yang Efektif .......................................................................... 57 Motivasi kita-5 .......................................................................................................... 63 Bagian keenam : Menyiapkan Presentasi ..................................................................... 65 Jenis-jenis presentasi ................................................................................................ 65

Membuat slide preentasi ........................................................................................... 66 Menjelang dan saat presentasi .................................................................................. 69 Unsur-unsur dalam presentasi................................................................................... 71 Penunjang penampilan presentator ........................................................................... 75 Tips mengurangi kecemasan..................................................................................... 77 Motivasi kita-6 .......................................................................................................... 79 Daftar Pustaka............................................................................................................... 82 Lampiran ....................................................................................................................... 84

TENTANG BUKU INI

Mengapa disusun buku ini? Halo sobat muda sekalian, selamat telah memiliki kemauan untuk membaca buku ini. Artinya, sobat muda memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan pribadi masing-masing. Yah, dalam hal ini tentunya kemampuan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Sebagai pendahuluan perlu saya sampaikan bahwa buku ini ditulis berdasarkan kondisi di lapangan yang hampir selalu saya temui ketika membimbing siswa dalam menyusun karya tulis ilmiah mereka. Banyak siswa SMA serta mahasiswa yang belum mengetahui apa itu karya tulis ilmiah. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang sering diadakan di Indonesia, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Menang lomba karya tulis ilmiah adalah suatu prestasi yang luar biasa serta mampu menambah kualitas diri orang yang bersangkutan. Hadiah yang ditawarkan pun cukup WOW! Sebagai contoh, pada tingkat sekolah menengah atas ada even Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Pada tahun 2013, peraih medali emas mendapatkan hadiah uang pembinaan sejumlah lima belas juta rupiah. Siapa yang nggak pengen sih dengan uang segitu banyak. Selain hadiah uang, pemenang juga masih berkesempatan untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional di luar negeri. Biaya perjalanan dan akomodasi lainnya tentu sudah ditanggung pihak pemerintah. Belum pahamnya materi karya tulis ilmiah pun juga terjadi di tingkat mahasiswa. Selain tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang sering diadakan oleh kampus-kampus besar, mereka tentu juga akan dipusingkan dengan beban penyelesaian tugas akhir mereka. Nah, dengan melihat permasalahan di lapangan tersebut, saya berusaha menyusun buku ini untuk sobat muda sekalian.

Penggunaan diksi yang mudah Mungkin pada bagian-bagian selanjutnya sobat muda akan merasakan nuansa yang berbeda ketika membaca buku ini. Komentar yang muncul mungkin seperti ini : buku tentang karya tulis ilmiah kok bahasanya santai kayak gini yah?! Semua itu memang saya sengaja. Sesuai dengan pengalaman saya sebagai Advisor di Puspanegara Research Community (sebuah komunitas peneliti di SMA Negeri 5 Yogyakarta), bagi remaja
6

SMA, pemilihan ragam bahasa menjadi sangat penting untuk bisa memahami suatu materi. Menurut saya, hal yang dibutuhkan remaja setingkat pelajar SMA dan mahasiswa adalah bisa paham dan bisa segera menulis, bukan hanya hafal banyak pengertian dengan bahasa yang muluk-muluk saja. Ketika masih kuliah dulu, beberapa teman S1 saya masih belum bisa paham dengan penjelasan yang ada di buku mata kuliah metodologi penelitian karena pilihan kata yang digunakan di dalamnya terlalu formal sehingga malah menjadi sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam buku ini digunakan pilihan kata yang lebih mudah dipahami bagi remaja SMA serta mahasiswa.

Disertai contoh konkrit Dalam menjelaskan banyak hal, buku ini disertai dengan contoh nyatanya. Contoh tersebut saya ambil dari beberapa karya tulis, baik karya saya sendiri maupun karya siswa bimbingan saya yang telah berhasil mendapatkan juara pada suatu kompetisi karya tulis ilmiah, baik lokal, regional, maupun nasional.

Contoh yang akan ditampilkan merupakan contoh sederhana sehingga sobat muda tidak down dulu di awal. Hal terpenting yang ditekankan dalam buku ini adalah membangkitkan semangat menulis sobat muda semua.

Keberadaaan contoh konkrit yang sederhana ini bisa sobat muda temukan di setiap bagian dalam buku ini, terutama bagian ketiga yang menyampaikan materi tentang sistematika karya tulis ilmiah. Di bagian lampiran, sobat muda bisa mendapatkan contoh konkrit karya tulis ilmiah yang full version. Inilah salah satu hal yang istimewa dalam buku ini.

Berdasarkan pengalaman di lapangan Sobat muda, apa yang saya sampaikan dalam buku ini adalah berdasarkan pengalaman saya selama bertahun-tahun sebagai advisor di Puspanegara Research Community. Komunitas tersebut merupakan komunitas peneliti di lingkungan SMA Negeri 5 Yogyakarta. Selama beberapa tahun menjadi advisor di komunitas tersebut, saya banyak merumuskan kebutuhan materi karya tulis ilmiah yang dibutuhkan oleh

siswa bimbingan saya. Hal yang mereka butuhkan adalah pengarahan langsung beserta praktiknya, bukan sekedar teori saja. Inilah nantinya yang akan sobat muda temukan dalam buku ini : pengarahan dan contoh. Harapannya, buku ini bisa menjadi referensi yang akrab bagi siswa SMA serta mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah, baik untuk kepentingan lomba maupun lainnya. Pembahasan dalam buku ini akan diawali dengan materi ringan yang membahas tentang karya tulis ilmiah dan jenis-jenisnya. Selamat belajar !

Bagian pertama : APA ITU KARYA TULIS ILMIAH ?


Keberhasilan adalah hak setiap hamba dari Tuhannya. Keberhasilan itu adalah pasti, tinggal kemauan si hamba untuk mengambilnya, dengan bercita-cita luhur, berusaha, dan berdoa (Fatchul Anam Nurlaili)

Pengertian karya tulis ilmiah Mungkin sobat muda ada yang belum tahu atau masih bingung mengenai apa itu karya tulis ilmiah. Nah, di bagian awal dari buku ini akan disampaikan gambaran umum tentang karya tulis ilmiah. Ditilik dari definisinya, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki sifat ilmiah dan memenuhi syarat keilmuan. Syarat keilmuan yang dimaksud di sini adalah : a. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah b. Menggunakan metode berfikir ilmiah yang logis dan sistematis c. Bersifat objektif Nah, dari definisi di atas kita sudah mulai tahu apa itu karya tulis ilmiah. Jadi, tidak semua tulisan bisa dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah. Puisi, prosa, pantun, dan cerpen tentu tidak termasuk dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah tersebut, sobat muda bisa membaca keterangan berikut. Jenis-jenis karya tulis ilmiah Kita sudah tahu bahwa tidak semua tulisan bisa dimasukkan dalam klasifikasi karya tulis ilmiah. Selanjutnya, berdasarkan isi dan bentuknya, karya tulis ilmiah dapat dibagi menjadi beberapa jenis.

a. Buku Pelajaran Buku pelajaran merupakan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena memiliki nilai kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu. Buku pelajaran mencakup materi pelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang telah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku pelajaran pun

bermacam-macam tergantung pada muatan materi yang ada di dalamnya, seperti buku pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan Fisika.

Gambar 1. Contoh sampul buku pelajaran b. Makalah Jenis berikutnya dari karya tulis ilmiah adalah makalah. Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah yang ruang lingkup permasalahannya mencakup suatu topik tertentu. Makalah memiliki ciri-ciri khusus ,yaitu : 1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan penelitian (baik penelitian laboratorium maupun lapangan) mengenai suatu permasalahan, misalnya adalah makalah hasil kunjungan studi ke salah satu pabrik minuman ringan. 2. Mendemonstrasikan kemampuan menerapkan suatu teori dalam penanganan suatu kasus di lapangan. 3. Menunjukkan kemampuan memahami suatu permasalahan dilihat dari sisi teoretik. 4. Tersaji metode pemecahan masalah yang logis dan sistematis sesuai dengan teori. Bentuk makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua macam, yaitu : 1. Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan mengemukakan berbagai aliran pendapat kemudian disampaikan argumentasi untuk mempertahankan salah satu aliran atau pendapat tersebut. 2. Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis serta sebagai gambaran nyata atas keberpihakan penulis pada salah satu teori dengan dukungan argumentasi yang logis.

10

c. Modul Selanjutnya, yang termasuk karya tulis ilmiah adalah modul. Tentunya kita sering mendengar atau membaca kata modul. Apa itu modul? Modul adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya dapat menyerap

sendiri materi tersebut. Jadi, dalam penyusunan modul harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa menyerap materi dengn cepat. Beberapa contoh modul adalah modul pengoperasian komputer. Dalam modul tersebut akan disampaikan prosedur pegoperasikan perangkat komputer secara runtut dan praktis. Contoh selanjutnya adalah modul mata kuliah di Universitas Terbuka. Dengan model pembelajaran mandiri, mahasiswa universitas ini dituntut untuk bisa menguasai materi secara mandiri melalui modul yang telah disediakan.

Gambar 2. Contoh sampul modul. Karya tulis ilmiah jenis ini dibuat untuk memudahkan pembacanya guna memahami suatu materi secara mandiri. d. Diktat Pelajaran Serupa dengan buku pelajaran, diktat adalah catatan tertulis suatu materi bidang studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswanya. Perbedaan antara diktat dengan buku pelajaran adalah bahwa buku pelajaran diterbitkan oleh penerbit dan telah melalui proses pengecekan yang ketat. Diktat sifatnya lebih ringkas dan simpel daripada buku pelajaran dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan siswanya masing-masing. Tidak semua guru bisa membuat diktat karena walaupun terlihat mudah, namun proses penyusunannya memerlukan kemampuan khusus dan cukup menyita waktu. Jenis-jenis diktat pun bermacam-macam berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan di dalamnya, seperti diktat pelajaran biologi, diktat pelajaran sejarah, dan diktat pelajaran komputer.

11

e. Karya Terjemahan Sobat muda, karya terjemahan adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku atau karya tulis ilmiah yang berbahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Jadi, karya terjemahan bisa dianggap sebagai karya tulis ilmiah jika karya yang diterjemahkan juga termasuk karya tulis ilmiah. Sebagai contoh konkrit, bila karya yang diterjemahkan merupakan hand book (semacam buku pegangan suatu bidang keilmuan tertentu) maka karya tersebut termasuk karya tulis ilmiah. Selanjutnya, jika yang diterjemahkan adalah buku puisi maka tentunya karya terjemahan tersebut tidak termasuk karya tulis ilmiah.

Gambar 3. Contoh karya terjemahan. Al Majmu adalah kitab hukum Islam berbahasa Arab karya Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Tentunya tidak semua orang bisa berprofesi sebagai penerjemah. Ada persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebagai seoang penerjemah, di antaranya yaitu : 1. menguasai materi yang akan diterjemahkan 2. menguasai tata bahasa asing terkait 3. menguasai bahasa Indonesia dengan baik 4. menguasai teknik penerjemahan 5. memahami latar belakang budaya dari bahasa asing tersebut Sobat muda yang memenuhi klasifikasi di atas, segera saja memulai debut karirnya sebagai penerjemah hebat. Selamat mencoba!

f. Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan atau sebagai pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian

12

tersebut. Jadi, laporan hasil penelitian adalah bentuk komunikasi tertulis atas penelitian yang telah dilakukan. Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik, maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi (tugas akhir untuk jenjang S-1), tesis (tugas akhir untuk jenjang S-2), atau disertasi (tugas akhir untuk jenjang S-3). Biasanya, karya tulis jenis ini adalah jenis karya yang biasa diperlombakan untuk lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Pada bab selanjutnya dari buku ini kita akan banyak membahas mengenai jenis karya tulis ini.

g. Artikel Ilmiah Sobat muda sekalian, jenis selanjutnya dari karya tulis ilmiah adalah artikel ilmiah. Artikel ilmiah ini berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Artikel ilmiah menyampaikan materi yang lebih bersifat singkat, padat, dan mudah dipahami. Artikel ini terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu : 1. Artikel ilmiah hasil penelitian, merupakan tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam format yang lebih ringkas. Jadi, bisa dikatakan bahwa artikel ilmiah jenis ini hampir serupa dengan ringkasan atas semua bagian dari laporan hasil penelitian. 2. Artikel ilmiah nonpenelitian, adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang memiliki dasar teori yang jelas. Dasar teori tersebut bisa berasal dari hasil penelitian terdahulu ataupun berasal dari buku-buku teks.

Nah, sekarang sobat muda sudah tahu kan apa itu karya tulis ilmiah beserta jenis-jenisnya. Selanjutnya, dalam bab berikutnya sobat muda akan diperkenalkan dengan cara-cara yang bisa digunakan untuk menggali ide hebat. Ide penelitian merupakan pijakan awal bagi peneliti sebelum melangkah lebih jauh. Dalam penilaian lomba karya tulis ilmiah, ide penelitian memiliki skor nilai yang tinggi. Untuk lebih jelasnya, sobat muda bisa mempelajari bagian selanjutnya dari buku ini. Keep spirit!

13

Motivasi kita-1

Memahat Diri

Realita, manis ataupun pahit, adalah kenyataan yang mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih berharga. Sobat muda, ada suatu kiasan menarik yang menggambarkan betapa pentingnya suatu "masalah" dalam kehidupan ini. Tentunya kita tahu apa itu batu hitam. Mungkin dianggap sama sekali tak berharga, diinjak-injak, dan dicampakkan. Bahkan biasanya dijual per-truk. Bedakan dengan batu hitam yang sudah dipahat oleh pemahat ternama, tentu harganya akan melejit jauuuuuuh lebih tinggi. Bahkan batu hitam kecil yang sudah dipahat, bisa bernilai jutaan rupiah. Bandingkan dengan harga batu hitam biasa yang tak pernah tersentuh pahat.... Sobat muda, apa yang membedakan keduanya? Mengapa selisih harganya begitu jauh? Dipahat mungki terasa sakit bagi batu hitam. Namun, ketahuilah bahwa sakitnya goresan pahat justru menambah nilai bagi si batu hitam. sobat muda, begitu juga dengan "masalah" yang kita hadapi, bagaikan pahat yang mengiris-iris kita. Mungkin terasa sakit, pilu, penuh derita. namun, itulah proses kita untuk menjadi pribadi yang bernilai tinggi.....

14

Bila sobat muda mengalami kendala dalam memahami bagian pertama ini, sobat muda bisa menghubungi saya via email anam.new.78@gmail.com

15

Bagian kedua : MENEMUKAN IDE HEBAT

Kawan, kita hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha sebatas kemampuan, melukis mimpi dalam alam nyata. Mungkin kita bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa, namun ingatlah kawan bahwa semua itu tak bisa membatasi mimpi kita. (Fatchul Anam Nurlaili)

Ide penelitian, selama ini cukup menjadi kendala awal bagi para pemula. Sekilas, mungkin ide penelitian terlihat begitu mudah. Namun, dalam praktiknya banyak orang yang mengalami kebuntuan pada tahap ini. Saya seringkali bertanya kepada siswa bimbingan saya mengenai ide penelitian yang akan dia jalankan. Dengan pertanyaan yang sangat singkat idenya apa nih?, terbukti mereka kelabakan untuk menjawabnya. Hampir 80% siswa kebingungan untuk menjawabnya. Jawaban yang terlontar mungkin sangat seadanya, waduh, apa ya mas, bingung e. Ada juga yang menjawab belum tahu mas mau ngapain. Gimana ya mas enaknya? Nah loh, malah ganti nanya. Uraian di atas membuktikan bahwa untuk menemukan ide penelitian memang gampang-gampang susah. Padahal, dalam penilaian lomba karya tulis ilmiah, unsur ide penelitian memiliki porsi nilai yang cukup besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Juri akan memberikan apresiasi penilaian yang luar biasa tinggi terhadap ide yang orisinil, inovatif, kreatif, solutif, dan aplikatif. Sobat muda, di bagian ini akan dibahas mengenai cara-cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide penelitian dengan mudah.

Memunculkan ide individu Seringkali kita terpesona dengan suatu ide hebat orang lain. Bagaimana tidak, mereka bisa menemukan ide luar biasa yang begitu bermanfaat bagi manusia. Pujian pun tak jarang kita lontarkan kepada mereka. Selama ini mungkin kita hanya sebagai penonton atas ide hebat tersebut. namun, bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah terbesit ide seperti itu dalam pikiran kita? Mungkin di antara pembaca sekalian akan banyak yang menjawab tidak, sedikitpun belum pernah terbesit ide sehebat itu.

16

Terkait dengan hal di atas, banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan menumbuhkan gagasan itu muncul karena adanya bakat sejak lahir, bukan karena belajar. Anggapan itu kemudian berkembang dan menancap kuat dalam alam bawah sadar mereka. Namun, ada juga orang yang berpendapat bahwa gagasan-gagasan muncul begitu saja dalam pikiran manusia. Mungkin saja pendapat tersebut betul, tetapi kita tidak dapat mengandalkan faktor kebetulan saja. Bila kita cermati, anggapan-anggapan tersebut merupakan produk pikiran kita sendiri yang menjadi penghalang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan ide hebat. Secara alami, sebenarnya kita mampu memunculkan ide-ide besar yang bermanfaat. Pada tahap awal, kita harus tanamkan dalam diri kita bagaimana cara untuk dapat memunculkan gagasan-gagasan baru dan hebat sewaktu-waktu kita

memerlukannya. Proses untuk menumbuhkan ide-ide baru bersifat aktif, bukan reaktif. Berikut ini adalah cara-cara untuk memunculkan gagasan baru. a. Identifikasi masalah Sekarang, pertanyaan mendasar yang harus kita jawab adalah mengapa kita perlu memunculkan ide-ide baru yang hebat? Jawaban yang disampaikan tentunya adalah untuk memenuhi kebutuhan kita dalam menemukan metode pemecahan masalah secara hebat. Kebutuhan tersebut adalah induk penemuan sedangkan kesulitan yang sering kita temui adalah sering kali tanpa sadar kita mengejar permasalahan yang salah dan berputar-putar sendiri. Sebetulnya yang kita perlukan adalah pemahaman yang sangat jernih mengenai apa yang menjadi masalah sesungguhnya. Atau, dengan bahasa yang lebih mudah, kita harus melakukan identifikasi masalah secara tepat. Sebagai contoh adalah seorang dokter yang dituntut untuk memberikan obat secara tepat. Dalam hal ini, dokter harus mendiagnosis penyakit si pasien sehingga baru bisa menentukan obat apa yang cocok bagi pasien. Seperti halnya dokter, sebagai calon peneliti kita juga harus melakukan identifikasi masalah sehingga masalah utamanya bisa ditemukan. Hal ini membutuhkan kejernihan pikiran dan perlu dilatih sejak dini. Setelah masalah utamanya ditemukan, kita baru bisa menentukan solusi yang akan kita tawarkan. Contoh kasus : Mimin akan mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta. Lomba tersebut mengangkat tema

17

peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku lokal. Awalnya dia bingung, topik apa yang akan dia pilih agar karyanya mengandung ide hebat. Akhirnya dia berkonsultasi dengan pembimbingnya dan terjadilah percakapan berikut ini. Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi saya bingung menentukan ide utama yang akan saya angkat mas. Pembimbing : Temanya apa emang ? Mimin : Temanya peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku lokal mas. Kira-kira mau tentang apa ya yang saya tulis? Pembimbing : Oke, sekarang saya tanya, mengapa ketahanan pangan kita perlu ditingkatkan? Mimin : Kan kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan bahan pangan dari luar negeri mas sehingga dikatakan bahwa ketahanan pangan kita masih perlu ditingkatkan. Pembimbing : Iya, memang benar. Sekarang, bahan pangan apa yang masih harus kita impor 100 % dari luar negeri? Mimin : Ehmmmm, apa yah. Oh iya, gandum mas.

Pembimbing : Tepat sekali, gandum. Sebagai ide utama karya tulis ilmiahmu, coba kamu pikirkan, bahan pangan lokal apa yang bisa digunakan untuk mengganti tepung gandum dalam pembuatan suatu produk pangan? Harapannya kan impor gandum bisa menurun sehingga ketergantungan kita pada bahan pangan impor bisa dikurangi. Mimin : Bagaimana kalau kita mencoba memanfaatkan tepung singkong mas ? Kita bisa mencoba membuat berbagai macam kue kering dan brownis dari tepung singkong mas. Lumayan mas, bisa mengurangi ketergantungan tepung gandum.

Nah, dari contoh kasus di atas, kebingungan Mimin sebenarnya terjadi karena dia belum memahami permasalahan utama dari tema yang ditentukan panitia penyelenggara lomba. Pembimbing berusaha mengarahkan pemikiran Mimin agar permasalahan utamanya bisa ditemukan. Sesuai percakapan di atas, permasalahan utamanya adalah ketergantungan kita pada bahan pangan impor masih tinggi.

18

Setelah masalah utama tersebut diketahui, ide karya tulis ilmiah bisa diambil dari solusi yang bisa ditawarkan dari permasalahan tersebut. Sebagai solusinya, Mimin mencoba membuat produk pangan berbahan baku tepung singkong untuk mengurangi ketergantungan pada tepung gandum.

b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Hal yang sangat penting sebelum kita mulai menyelesaikan suatu masalah adalah kita perlu menentukan, apa tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah kita. Cara ini sebenarnya berhubungan dengan cara sebelumnya. Hanya saja, dengan cara ini yang didahulukan adalah penentuan tujuannya terlebih dahulu dengan tidak begitu mementingkan identifikasi masalahnya. Penentuan ide penelitian dengan cara ini tidak bertentangan dengan cara sebelumnya. Keduanya bisa digunakan, tergantung dengan permasalahan yang dihadapi serta kecenderungan sobat muda sekalian selaku peneliti. Contoh kasus : Dari percakapan Mimin dengan pembimbingnya, kita bisa tahu bahwa Mimin benar-benar bingung mengenai ide apa yang akan dia angkat dalam karya tulisnya. Cara kedua selain identifikasi masalah, Mimin juga bisa menetapkan tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ilmiahnya. Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh konkrit metode berfikir untuk menetapkan tujuan akhirnya. Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi nggak tau nih mas mau ngangkat ide apa. Pembimbing Mimin : Temanya apa, Min? : Temanya peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku lokal mas. Kira-kira mau tentang apa ya yang saya tulis? Pembimbing : Hmmm, emang menurutmu, apa sih maksud dari penulisan karya tulis ilmiah dengan tema di atas? Mimin : Ya kan biar dapat solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan mas iya nggak sih ? Pembimbing : Yoa, benar. Makanya sekarang kamu mikirin produk baru yang memanfaatkan bahan baku lokal.

19

Contoh kasus percakapan di atas sebenarnya mirip dengan contoh sebelumnya. Perbedaan yang mencolok bertumpu pada landasan awal berfikirnya. Pada percakapan sebelumnya, landasan berfikir untuk menemukan ide adalah berawal dari menemukan masalah utama sedangkan yang kedua berawal dari tujuan atau solusi yang diharapkan.

c. Analisis SWOT Analisis masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi serta solusi yang dibutuhkan, bisa dilakukan dengan membaca kasus-kasus yang serupa atau melakukan tanya jawab kepada orang-orang yang berkompeten. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan melakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (kesempatan) dan threats (ancaman), atau lebih dikenal dengan analisis SWOT. Teknik ini ditemukan oleh Albert Humphrey, pemimpin proyek riset di Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktorfaktor utamanya kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT. Aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum menuju contoh kasus tentang aplikasi analisis SWOT yang spesifik dalam penelitian, nih ada contoh kasus yang asik untuk lebih memahami analisis SWOT. Contoh kasus berikut ini adalah contoh sederhana analisa SWOT yang dibuat oleh seorang siswa SMA saat ingin memulai debut karirnya di dunia pacaran. Strength (Kekuatan) a. wajah saya lumayan ganteng b. IQ lumayan membanggakan

20

c. saya punya cukup uang untuk jajan, nonton, beli alat musik, dan beli pulsa modem internetan d. saya punya bakat hebat di grup band Weakness (Kelemahan) a. kurang percaya diri b. masih minder jika bertemu cewek c. belum punya kendaraan pribadi Oppurtunities (Peluang) a. saya punya banyak teman yang punya adik cewek cantik b. banyak teman cewek sekelas yang belum punya pacar Threat (Ancaman) a. teman-teman cowok sekelas banyak yang berdompet tebal dan suka jago merayu b. siswa kelas lain banyak yang tebar pesona Dengan kondisi SWOT seperti di atas, bagaimana langkah yang harus diambil oleh si cowok SMA tadi saat akan memulai debut karir pacarannya ? Nah, paling tidak rekomendasinya adalah seperti berikut ini. a. lebih rajin berlatih di grup band dan cari kesempatan untuk manggung sehingga lebih terkenal dan jadi rebutan cewek b. belajar istiqomah update status, biar selalu eksis dan gaul c. hindari cari pacar di kelas. Mending cari adik cewek temannya karena masih gampang dibohongin d. tabung uang yang dimiliki untuk membeli motor guna mendongkrak performa e. harus tambah cool dan stylish untuk mengurangi mindernya Hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan analisa SWOT adalah semua yang dituliskan haruslah jujur dan berdasarkan fakta. Gimana coba bila si cowok SMA di atas hanya berandai-andai bahwa ia punya cukup uang jajan, tentunya arahan untuk menabung uang jajan buat beli motor pun jadi tidak berguna. Nah, sudah semakin jelas kan apa itu analisis SWOT. Sekarang kita akan beralih ke contoh kasus nyata tentang aplikasi analisis SWOT dalam hal penemuan ide penelitian. Analisis SWOT bisa digunakan dalam menentukan atau mengerucutkan ide,
21

agar penelitian yang akan dilakukan memiliki nilai lebih dengan mengelola potensi yang dimiliki. Sebagai contoh kasus, Mimin akan membuat inovasi produk berupa brownis dengan bahan baku utamanya adalah tepung singkong modifikasi (tepung Mocaf). Untuk itu, ia melakukan analisis SWOT sebagai berikut. Strength a. Menggunakan bahan baku lokal b. Unik c. Tabungan yang dimiliki lebih dari cukup untuk melakukan penelitian ini Weakness a. Secara teori, pengembangan brownis dari tepung mocaf tidak seperti brownis yang dari tepung terigu (terancam bantat) b. Belum ada resep dan teknik yang baku untuk membuat produk ini Opportunities a. Belum banyak diangkat dalam penelitian ilmiah b. Isu diversifikasi pangan cukup menonjol Threats a. Potensi kegagalan produksi cukup tinggi b. Rasanya belum tentu enak Berdasarkan analisis di atas, Mimin menemukan beberapa rekomendasi yang merupakan penyempurna dari idenya tersebut : a. Membuat variasi substitusi tepung gandum-tepung mocaf untuk meminimalkan kebantatan produk b. Mengujikan produk pada responden hingga didapatkan resep yang disukai dengan menggunakan uji organoleptik c. Menonjolkan kebaruan produk serta kaitannya dengan program diversifikasi pangan yang digalakkan oleh pemerintah

d. Yakin sebagai pribadi kreatif Oke sobat muda sekalian, satu hal yang tak boleh kita lupakan dalam rangka mencari ide hebat : kita harus yakin bahwa Tuhan menganugerahi setiap manusia

22

dengan kreativitas dalam dirinya. Sejumlah orang yang tidak menganggap dirinya kreatif, dapat terkejut sendiri ketika melihat betapa dirinya memiliki kreativitas yang hebat pada waktu-waktu tertentu. Kreativitas itu tiba-tiba muncul begitu saja, entah dari mana asalnya. Nah, permasalahannya adalah tinggal bagaimana kita memunculkan kretaivitas tersebut ketika kita membutuhkannya. Yah, tentunya setiap orang akan berbeda-beda metodenya. Ada yang berusaha merangsang kreativitas dengan jalanjalan, menyendiri, main-main ke tempat teman, ataupun hanya mengkhususkan diri membaca di perpustakaan. Agar sobat muda tambah yakin bahwa setiap pribadi memiliki kreativitas sendiri-sendiri, simaklah cerita Archimedes berikut : Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah kisah saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku. Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk Raja Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung campuran perak. Hal tersebut diperintahkan pada Archimedes karena Raja Hiero II tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Sobat muda, awalnya Archimedes ragu apakah ia bisa memecahkan teka-teki tersebut atau tidak. Namun, ia yakin bahwa suatu ketika pasti ia dapat menemukan ide untuk memecahkan teka-teki tersebut. Ia pun segera menerima titah sang raja tersebut. Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, tanpa sengaja dia melihat bahwa air dalam bak mandi yang tumpah sebanding dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan, dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Dengan cara inilah kemudian Archimedes bisa memecahkan misteri keaslian mahkota raja.

23

Gambar 4. Secara tidak sengaja kreativitas Archimedes menghubungkan fenomena tumpahnya air dengan teka-teki dari raja

Berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, kemudian berlari keluar ke jalan dan berteriak "Eureka!" (Saya menemukannya). Dalam kisah di atas jelas sekali bahwa munculnya ide adalah datang begitu saja. Kreativitas Archimedes lah yang kemudian mengkonversi realita tak disengaja menjadi teori hebat yang masih tetap diakui kebenarannya hingga saat ini. Nah, sama seperti Archimedes, sobat muda juga memiliki kreativitas yang bisa muncul kapanpun tanpa kita sadari.

e.

Mengamati benda Poin ini sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak tips untuk mengasah

kepekaan kreativitas kita. Seringkali tips ini dilupakan oleh banyak orang sehingga perlu saya sampaikan di sini. Praktiknya cukup mudah : Amatilah salah satu benda yang ada di sekitar sobat muda selama kurang lebih setengah menit kemudian gambarkan kembali apa yang sobat muda ingat. Setelah itu, pikirkan secara acak : apa yang bisa sobat muda kerjakan dengan benda tersebut ?

24

Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih ketajaman ingatan kita. Sebenarnya nggak hanya ingatan dan penglihatan saja yang dilatih. Ketika otak diberi pertanyaan untuk memunculkan kemungkinan yang bisa dilakukan dengan suatu benda maka hal itu bisa melatih otak dalam memunculkan kreativitas terpendamnya. Sebenarnya tidak hanya penglihatan saja yang bisa digunakan dalam latihan ini, semua indera dapat membantu kita dalam membangun kreativitas karena baik indera penglihat, pendengar, pencium, pengecap maupun peraba memperoleh berbagai masukan sepanjang hari. Membangun kreativitas berarti meningkatkan kepekaan penginderaan yang kita miliki. Itulah yang sobat muda bisa lakukan dalam latihan ini.

f.

Beri waktu pada otak Salah satu hal yang menakjubkan adalah bahwa kita dapat memerintahkan otak

untuk bekerja secara otomatis bagaikan autopilot dalam pesawat. Apabila kita memberinya gagasan-gagasan dasar dan sejumlah rangsangan yang cocok, akhirnya otak akan memunculkan gagasan-gagasan yang dapat diteruskannya. Saat dihadapkan pada suatu tugas, sobat muda mungkin akan menunda sampai detik-detik terakhir, dengan alasan bahwa otak akan bekerja lebih baik kalau terdesak. Namun, dalam tulisan ini saya tegaskan bahwa : Jangan menunda tugas Mungkin ada benarnya bahwa ketegangan otak yang diakibatkan oleh mepetnya batas waktu tugas dapat mempersatukan pikiran dengan baik. Namun, hal tersebut tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada otak untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Mencari ide hebat pun juga seperti itu. Ada baiknya bila kita meluangkan waktu jauh-jauh hari sebelum deadline pengumpulan karya tulis sehingga kita diuntungkan dengan beberapa hal berikut : a. Mendapat ide yang di atas batas minimal b. Memiliki cukup waktu untuk menindaklanjuti ide hingga menulis laporan karya tulis ilmiahnya c. Tersedia cukup waktu untuk mengevaluasi hasil penelitian yang didapat

25

g. Menerima masukan dari teman Dengan teknik ini, kita mencoba untuk menempatkan diri kita pada posisi orang lain, dengan tujuan untuk mengetahui reaksi seseorang atas tindakan yang kita ambil. Sebagai contoh kasus, akan saya sampaikan cerita teman saya yang bisa dipanggil Uun. Uun adalah seorang mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan magisternya di Universitas Kassel, Jerman. Ia akan melakukan penelitian di Indonesia terkait pandangan konsumen terhadap informasi nilai gizi yang ada pada kemasan produk pangan. Untuk itu, dia membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada responden. Kuesioner tersebut telah selesai dibuatnya dan tinggal dibagikan saja kepada responden. Namun, ia menyadari bahwa apa yang ia anggap sempurna belum tentu tidak memiliki kekurangan di mata orang lain. Ia kemudian mengirimkan rancangan kuesionernya kepada beberapa temannya via kotak masuk Facebook dan mengatakan : Haloooo teman2ku tercinta, apa kabar? Aku sekarang lagi dalam proses pengerjaan thesis. Thesisku tentang "Perilaku konsumen terhadap label informasi nilai gizi pada produk pangan". Aku akan mengadakan survei terhadap konsumen di Semarang. Nah, untuk mendapatkan data, aku menggunakan kuesioner. Jadi intinya aku pengen minta pendapat teman2 mengenai konten kuesionerku sebelum aku distribusikan (ibaratnya FGD untuk evaluasi kuesioner sebelum digunakan). Kira2 kontennya sudah mudah dipahami atau belum? Apakah ada yang perlu diperbaiki? Dan kalo ada masukan-masukan monggo secara kalian kan anak pangan (email ini dikirimkan kepada kami yang merupakan alumni UGM jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) heheee. Berikut aku lampirkan file kuesionerku, contoh label informasi nilai gizi produk pangan di Indonesia, dan file proposal thesisku kalo2 teman2 tertarik untuk membacanya Teman saya Uun, dalam redaksi email di atas, berusaha membuka komunikasi dengan teman-temannya yang berlatar belakang pendidikan teknologi pangan. Langkah ini menurut saya cukup tepat karena dengan membuka diri terhadap saran dan kritik orang lain, ia akan mendapatkan masukan yang cukup berarti bagi kesempurnaan pemahamannya terhadap kuesioner yang telah dibuatnya.

26

Memunculkan ide kelompok Mengumpulkan orang bersama-sama untuk mencari ide merupakan cara yang efektif, apabila ditangani dengan semestinya. Tapi, pertemuan itu dapat juga menjadi penghamburan waktu bagi para peserta apabila tidak ditangani secara benar.

Gambar 5. Diskusi kelompok untuk menemukan ide penelitian ataupun mencari solusi atas kendala penelitian yang tengah dihadapi Di bawah ini ada beberapa tips agar pemunculan ide secara kelompok dapat berjalan secara efektif. a. Mempraktikkan brainstrorming Nah loh, ada istilah baru nih buat sobat muda sekalian. Brainstorming kalau diartikan secara etimologi bisa menjadi badai otak (brain=otak, storm=badai). Aneh kan?! Makanya harus dilihat secara terminologis juga biar nggak kacau pengertiannya. Brainstrorming akan lebih mudah dipahami sebagai curah-gagasan. Maksudnya,

otak dibiarkan berfikir secara liar (bagaikan badai) agar bisa menghasilkan banyak ide. Maksudnya berfikir secara liar adalah bebas berfikir tanpa harus memperhatikan berbagai kemustahilan yang ada. Brainstorming ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan banyak gagasan dengan cepat dan orisinil. Proses ini berlandaskan anggapan bahwa sekelompok orang yang bekerja bersama di bawah pimpinan yang baik, dapat memunculkan jauh lebih banyak ide daripada bekerja secara sendirisendiri. Metode ini membutuhkan satu orang pemimpin diskusi. Namun, perlu diingat bahwa pemimpin diskusi harus bisa mengkondisikan agar ide setiap anggota bisa muncul secara bebas, tidak boleh ada yang mencela ataupun meremehkan.

27

b. Menyampaikan informasi penting Sebelum pertemuan brainstorming, beberapa hari sebelumnya para peserta harus mendapatkan informasi penting yang berisi beberapa hal, yaitu waktu dan tempat diskusi, pokok pembicaraan, dan hasil akhir yang diminta.

c. Menggunakan pemandu Sobat muda, tujuan adanya pemandu adalah untuk mengarahkan dan mengendalikan pertemuan. Selain itu, juga untuk membantu para peserta mengembangkan gagasan-gagasan mereka tanpa ada kendalan dalam

menyampaikannya (seperti keterangan sebelumnya). Tentunya, pemandu tersebut harus yang sudah berpengalaman dan menguasai bidang ilmu yang akan didiskusikan. Dengan adanya rencana yang jelas maka pemandu dapat mempersiapkan dengan baik sehingga ia dapat mengetahui banyaknya waktu yang tersedia dan mampu membagi waktu. Keuntungan cara ini adalah berkurangnya hambatan di dalam kelompok diskusi dibandingkan dengan diskusi brainstorming yang tanpa pemimpin.

d. Tinggalkan pikiran negatif Jangan membiarkan pikiran-pikiran negatif muncul di permukaan karena akan menjadi penghalang keberhasilan diskusi. Pemimpin diskusi juga tidak boleh membiarkan adanya peserta yang mencerca gagasan orang lain karena hanya akan merusak suasana dan menimbulkan permusuhan. Seseorang yang telah dicerca tentunya akan mundur dan tidak akan bersuara lagi sehingga kehadirannya menjadi tidak berarti. Lebih buruknya lagi, ia akan menjadi agresif dan mencari peluang untuk melakukan tindakan balas dendam. Nah, kalau sudah begini, situasinya pasti ruwet dan tidak kondusif lagi untuk diskusi.

e. Keaktifan peserta diskusi Dalam diskusi brainstorming, penting untuk menjaga peran aktif peserta diskusi dalam memberikan sumbangan ide ataupun pendapatnya, bukan hanya menjadi pengamat saja. Jika ada peserta yang hanya berdiam diri, maka ia harus didorong untuk memberikan sumbangan pemikiran. Jika ada peserta yang terlalu aktif, maka ia harus pula dikendalikan agar tidak sampai memaksakan ego atau pendapatnya. Inilah salah satu pentingnya keberadaan pemandu dalam diskusi brainstrorming.

28

f. Belajar menghargai pendapat orang lain Sobat muda, terkadang sulit bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik, bisa dikarenakan orang tersebut memang menyebalkan atau hal yang diceritakan kurang menarik. Selain alasan-alasan itu, sebenarnya mendengarkan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan secara aktif. Keuntungan dari mendengar ialah perhatian kita akan lebih terarah ke masalah yang sedang dihadapi dan kita akan mendapatkan lebih banyak informasi. Peserta diskusi yang menyampaikan pendapat pun akan merasa dihargai sehingga suasana diskusi tetap kondusif.

g. Mencatat hasil diskusi dan membagi tugas Usahakanlah untuk menyelesaikan satu masalah hanya dalam satu kali pertemuan saja. Tidak efektif untuk melanjutkan atau memulai lagi pada hari-hari berikutnya karena mungkin akan timbul masalah-masalah sampingan. Jika selama pertemuan, telah didapatkan hasil diskusi yang dianggap cukup maka buatlah suatu ringkasan akhir, dapatkan kata mufakat dari semua peserta, dan lakukan pembagian tugas secara merata. Hal ini seringkali saya sampaikan kepada siswa bimbingan saya. Setiap akhir diskusi saya katakan pada mereka : jangan lupa hasil diskusi ini dicatat, kemudian sebelum kalian pulang, bagilah tugas untuk menjalankan hasil diskusi ini.

29

Motivasi Kita-2

Doa Yang Terkabul

Sobat muda, ada seorang ibu penjual tempe yang sudah berpengalaman dalam membuat tempe selama lebih dari 20 tahun. Suatu hari ia butuh uang ekstra untuk membayar SPP anak bungsunya yang telah menunggak beberapa bulan. Seperti biasa, satu-satunya penghasilan yang dapat ia harapkan adalah dari penjualan tempe. Katena butuh uang ekstra, iapun juga membuat tempe yang lebih banyak daripada biasanya. Namun, pada suatu malam ia heran karena tempe yang dibuatnya tidak kunjung jadi. Selama 20 tahun, baru kali ini ia gagal membuat tempe. Pada malam itu juga, dengan meneteskan air mata ia pun berdoa kepada Tuhan : Ya Tuhan, semoga tempe ini segera jadi. Dengan apa saya harus membayar SPP anak saya, wahai Tuhan? Dan paginya pun, bim salabim. Tempenya masih tetap belum jadi. Sang ibu tertunduk lesu. Kali ini air mata yang mengalir lebih banyak dari pada yang semalam. Ia bingung. Tak ada lagi stok tempe yang tersedia. Dengan ragu, ia membawa tempe yang belum jadi tersebut ke pasar. Pasrah kepada Tuhan. Seperti biasa, ia menggelar dagangan di pasar. Tak satupun pembeli yang datang menghampirinya. Tiba-tiba ada seorang ibuibu yang bertanya dengan lembut, Bu, ada tempe yang belum jadi? Saya butuh banyak untuk saya bawa keluar kota. Kalau saya bawa yang jadi, nanti di sana pasti sudah busuk. Sobat muda, ternyata Tuhan mengabulkan doa ibu tadi dengan arti terkabul yang sesungguhnya.

30

Bila sobat muda mengalami kendala dalam memahami bagian kedua ini, sobat muda bisa menghubungi saya via email anam.new.78@gmail.com

31

Bagian ketiga : PERSIAPAN MENULIS

Sukses itu bukanlah ketika menjadi orang lain. Sukses adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri. (Fatchul Anam Nurlaili)

Mencari bahan tulisan Sobat muda, kita bisa mendapatkan informasi dengan benar dari referensi aslinya jika kita mampu membacanya secara benar pula. Dalam hal ini, seorang pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa memanfaatkan kelompok kata tertentu sebagai kunci pembuka gambaran. Tulisan yang dibacanya tidaklah kata demi kata, namun beberapa kata yang saling berkaitan. Setelah menangkap maksud umumnya, ia beralih ke deret kata lainnya sehingga ia bisa mendapatkan gambaran pemahaman tulisan tersebut secara umum. Dengan teknik membaca seperti di atas, pembaca mampu mengingat-ingatnya kembali secara lebih baik daripada membaca kata demi kata. Mengingat kembali inti bacaan, itulah hal yang penting bagi penulis karya ilmiah sehingga ia bisa kapan saja menghubungkan teori yang dibacanya dengan fenomena yang sedang ditelitinya. Untuk bisa membaca dengan cepat dan efisien, pembaca perlu

menggarisbawahi kelompok kata yang membentuk ungkapan itu dengan pensil atau pulpen warna. Ketika membaca lagi, ia akan terbantu banyak oleh garis bawah atau tanda-tanda lainnya yang telah dibuatnya hingga ia bisa mendapatkan informasi yang banyak dari sumber yang dibacanya tersebut. Pada kenyataannya, ketika kita membaca suatu berita surat kabar mula-mula kita tidak membacanya kata demi kata. Namun, kita akan melihat judulnya terlebih dahulu dan itupun tidak kata demi kata. Jika sekiranya judul tersebut menarik, kita akan meneruskan membacanya dan jika tidak maka kita akan beralih ke berita lainnya pada halaman yang sama. Nah, seperti halnya membaca berita seperti di atas, ketika membaca buku pun secara tidak sadar kebanyakan dari kita juga seperti itu. Mula-mula kita akan menjelajahi terlebih dahulu bahan bacaan tersebut sehingga kita tahu apakah perlu untuk meneruskannya atau tidak. Membaca secara grambyangan (global) terlebih
32

dahulu ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah untuk mengetahui apakah bahan tersebut : 1. Relevan dengan tema penulisan karya ilmiah kita 2. Terlalu mendasar dan hanya mengemukakan hal-hal yang sudah lama menjadi pengetahuan umum 3. Terlalu sulit dicerna 4. Menjawab permasalahan yang sedang kita hadapi dalam kaitannya dengan penulisan karya tulis ilmiah Membaca secara grambyangan atau mengambil makna globalnya saja ini dapat menghemat waktu karena kita tdak perlu membacanya hingga akhir tulisan, kata demi kata. Kalaupun suatu tulisan perlu dibaca berulang-ulang maka pembacaan global yang telah dilakukan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran umum mengenai kerangka tulisannya. Kerangka tersebut akan menolong kita untuk membedakan, pokok-gagasan, konsep, atau gambaran dari perincian kecil yang sebenarnya tidak perlu dibaca. Untuk menjelajahi isi buku secara cepat, kita harus melihat daftar isinya terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran topik yang disajikan dalam buku tersebut. Setelah itu, kita membaca secara sekilas kata pendahuluannya sehingga kita bisa mengetahui latar belakang dan tujuan dari ditulisnya buku tersebut. Selanjutnya, kita baru menuju keterangan di tiap bab. Pencarian referensi tulisan dari suatu buku bisa dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah : 1. Memilih dan mengumpulkan pokok isinya saja 2. Mencari jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi 3. Mengecek kebenaran suatu pernyataan, baik yang bersumber dari buku lain, hasil penelitian yang kita dapat, maupun di bagian lain dari buku itu sendiri. Jujur menyampaikan informasi Pada pencatatan informasi hasil pembacaan, kita dituntut untuk berpikiran terbuka sehingga kejernihan isinya dapat kita serap. Keterbukaan pikiran ini baru ada ketika kita bisa menghargai pendapat orang lain. Setelah pendapat ornag lain masuk, kita baru boleh menyampaikan pendapat kita. Namun, sepertinya hal yang sering terjadi adalah kebalikannya. Saat ,membaca tulisan orang lain, pikiran kita sudah menyempit terlebih

33

dahulu, menghalang-halangi masuknya informasi yang berharga tersebut. belum apaapa kita sudah menyanggah pernyataan yang dismapaikan oleh penulis. Informasi yang didapat selanjutnya akan kita sampaikan dalam karya tulis yang akan kita buat. Dalam penyampainnya, kita harus jujur, tidak boleh mengurangi atau menambahi suatu keterangan yang memang tidak bisa ditambah ataupun dikurangi. Contoh yang sering kita temui adalah pembuangan sebagian kalimat yang berakibat pada perubahan makna yang terkandung. Sobat muda, kita harus ingat suatu pepatah yang mengatakan bahwa sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga. Jadi, jujur sajalah!

34

Motivasi kita-3

Pelajaran dari ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir

Sobat muda, suatu ketika seorang guru besar universitas ternama di Eropa bertanya pada mahasiswanya,Saudara-saudara, Anda semua lihat kan apa yang saya bawa? Ini adalah ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir. Yes Sir, kami melihatnya, jawab para mahasiswa dengan kompak. Sekarang coba perhatikan, saya akan masukkan batu bata ke dalam ember hingga penuh, kata sang guru besar. Kemudian dia memasukkan batu bata satu persatu ke dalam ember hingga penuh. Lihatlah! Penuh kan?, tanya sang guru besar. Penuuuhhhh, jawab mahasiswa hampir serempak. Iya, memang sudah penuh. Namun, masih ada rongga-rongga besar, sang guru besar menimpali. Nah, sekarang saya akan memasukkan batu ke dalam ember. Masuk tidak?, lanjutnya. Para mahasiswa mengangguk. Kemudian sang guru besar memasukkan batu-batuan yang ukurannya lebih kecil daripada batu bata. Ketika sudah terlihat penuh, dia kembali memasukkan kerikil-kerikil kecil ke dalamnya. Dan ketika terlihat sudah penuh lagi, ternyata guru besar tersebut masih bisa memasukkan pasir ke dalamnya. Guru besar tersebut kemudian bertanya,Jika saya memasukkan pasir terlebih dahulu hingga penuh, bisakah saya kemudian memasukkan batu bata? para mahasiswa hanya menggeleng. Fenomena ini mengajari kita agar bisa mengisi waktu yang kita miliki dengan kegiatan-kegiatan yang besar atau penting. Ketika kita telah bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang besar maka hal-hal yang kecil masih bisa kita lakukan. Jika kita hanya menggunakan untuk hal-hal kecil maka hal yang besar tidak bisa kita lakukan, imbuh sang guru besar.

35

Bila sobat muda mengalami kendala dalam memahami bagian ketiga ini, sobat muda bisa menghubungi saya via email anam.new.78@gmail.com

36

Bagian keempat : MULAI MENULIS


Mungkin benar bahwa berusaha itu melelahkan. Namun, kelak akan jauh lebih lelah lagi jika sekarang kita hanya berdiam diri, tak berusaha sama sekali. (Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian keempat yang saya beri judul Mulai Menulis. Di bagian ini saya akan mulai menyampaikan materi tentang sistematika penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika karya tulis ilmiah sangat penting untuk diketahui oleh sobat muda sekalian karena menjadi salah satu kriteria umum dalam penilaian karya tulis ilmiah. Juri sebagai tim penilai akan meneliti apakah sistematika penulisan yang sobat muda tulis sudah sesuai dengan kaidah ilmiah atau belum. Dalam buku ini, sistematika yang akan disampaikan hanya sistematika karya tulis ilmiah jenis laporan hasil penelitian saja. Mengapa? Tentunya adalah karena karya tulis jenis ini adalah yang paling sering digunakan dalam lomba karya tulis ilmiah. Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa panitia penyelenggara suatu lomba karya tulis ilmiah biasanya memberikan sistematika khusus yang berbeda dengan panitia lomba karya tulis ilmiah lainnya. Nah, apa yang akan saya sampaikan pada bagian ini merupakan ketentuan sistematika penulisan yang paling umum dipersyaratkan oleh sebagian besar panita penyelenggara. Secara garis besar, karya tulis ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian terdiri dari tiga bagian besar yang harus ada, yaitu (1) bagian awal, berisi bahan-bahan preliminer/pendahuluan, (2) bagian inti, memuat naskah utama dari karya tulis ilmiah, dan (3) bagian akhir, menyajikan bahan-bahan referensi dokumen pendukung lainnya. Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini disampaikan keterangan beserta contoh nyata dari masing-masing bagian tersebut.

Bagian awal Bagian awal adalah suatu bagian dalam karya tulis ilmiah sebelum masuk ke bagian inti dari suatu karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, baru disampaikan beberapa poin yang mendukung keutuhan sistematika suatu karya tulis ilmiah saja. Artinya, apabila bagian awal ini tidak ada maka sama sekali tidak mengurangi keutuhan makna

37

(penyampaian materi) dalam karya tersebut. Namun, dengan begitu tak berarti bahwa bagian awal tidak penting. Bagian awal menjadi sangat penting karena terkait dengan keutuhan sistematika karya tulis ilmiah serta kelengkapan administratifnya, seperti halaman pengesahan, halaman pernyataan orisinalitas, serta daftar isi. Bagian awal memuat beberapa poin berikut ini. a. Halaman judul Halaman ini berisi judul, logo sekolah, nama penulis dan NIS, nama sekolah, alamat sekolah, kota lokasi sekolah, tahun pembuatan karya tulis. Perhatikan contoh berikut ini!

Gambar 6. Contoh halaman judul

Di bagian ini saya sampaikan bahwa judul yang dipilih harus benar-benar mencerminkan isi karya tulis. Selain itu, judul harus menarik karena ketika tahap seleksi, salah satu hal yang bisa menarik perhatian juri adalah judulnya. Ketika kita akan membeli produk makanan kemasan, apa yang pertama kali membuat kita tertarik? Apakah rasanya, aromanya, atau nilai gizinya? Saya kira nggak mungkin karena makanannya masih dalam kemasan. Pertama kali yang menarik kita adalah kemasan dan nama merek dagangnya. Saya masih ingat

38

bahwa suatu ketika dosen pascasarjana saya pernah mengatakan, Buatlah judul yang seksi, bombastis, dan fantastis!. Nah, dengan keterbatasan waktu yang ada, juri pun juga tidak mungkin membaca seluruh isi karya tulis ketika seleksi tahap awal. Paling tidak, hal sepele yang pasti bisa menarik perhatian mereka pada pandangan pertama adalah judul yang digunakan. Oke sobat muda semua, sudah siap dengan judul kalian? Harus siap dong yah

b. Halaman bebas plagiatisme Halaman ini berisi pernyataan penulis bahwa karya yang dibuat sesuai dengan etika akademik dan bebas dari unsur plagiat. Pernyataan ini diperkuat dengan tanda tangan dan nama terang penulis di bagian bawah. Berikut ini adalah contoh dari surat pernyataan orisinalitas (keaslian) karya tulis ilmiah yang saya ambilkan dari tesis saya.

Gambar 7. Contoh surat pernyataan

c. Halaman pengesahan Halaman pengesahan dimaksudkan untuk menjamin keabsahan karya tulis ilmiah. Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis, dan NIS. Lembar

39

pengesahan ditandatangani oleh guru pembimbing dan kepala sekolah. Dari halaman pengesahan ini dapat diketahui bahwa karya tulis tersebut sudah diteliti oleh pembimbing dan sudah disahkan oleh pihak sekolah ataupun instansi lainnya. Pembimbing selaku pihak yang mengesahkan merupakan pihak yang harus bersedia untuk dimintai klarifikasi atas kebenaran isi dari karya tulis ilmiah yang bersangkutan. Itulah beratnya beban moral yang dipikul oleh pembimbing. Selain harus bersusah payah membimbing, ketika tanda tangan pegesahan telah ia bubuhkan maka ia harus bersedia ikut bertanggung jawab atas kebenaran isi karya yang telah disahkannya.Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal disahkannya karya tulis.

Gambar 8. Contoh halaman pengesahan

d. Kata pengantar Halaman ini memuat ucapan terima kasih atau penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis. Ucapan terima kasih atau penghargaan tersebut disertai dengan jenis bantuan yang telah berikan, misalnya bantuan dalam memperoleh masukan, data, sumber informasi, atau

40

bantuan dalam memotivasi penyelesaian karya tulis. Tidak ada perbedaan yang nyata antara kata pengantar pada suatu jenis karya tulis ilmiah dengan jenis lainnya. Berikut ini saya cantumkan contoh kata pengantar yang saya ambil dari tesis saya.

Gambar 9. Contoh kata pengantar

e. Daftar isi

41

Daftar isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halamannya masingmasing. Dari daftar isi tersebut bisa diketahui urutan setiap bab/sub-bab beserta halamannya sehingga bisa mempermudah pembaca dalam mencari bab/sub-bab tertentu.

Gambar 10. Contoh daftar isi

f. Daftar tabel Daftar tabel memuat semua tabel yang ada dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. Tentunya, daftar tabel ini dicantumkan kalau memang ada tabelnya di dalam karya tulis. Sama dengan daftar isi, daftar tabel

42

digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari letak tabel tertentu dalam karta tulis.

Gambar 11. Contoh daftar tabel

g. Daftar gambar/grafik/diagram Daftar gambar/grafik/diagram memuat semua gambar/grafik/diagram yang ada dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. Daftar gambar/grafik/diagram ini dicantumkan kalau memang ada

gambar/grafik/diagram di dalam karya tulis. Gambar/grafik/diagram sangat diperlukan dalam karya tulis ilmiah karena bisa digunakan sebagai sarana untuk menjelaskan hasil penelitian ataupun aggasan penulis kepada pembaca.

43

Gambar 12. Contoh daftar gambar

h. Daftar lampiran Daftar lampiran memuat semua lampiran yang ada dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. i. Daftar lambang dan singkatan. Daftar lambang dan singkatan memuat semua lambang dan singkatan yang ada dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. j. Abstraksi Hampir setiap murid yang saya ajar mengalami kesulitan ketika akan membuat abstraksi. Kesulitan tersebut berawal dari belum pahamnya mereka tentang apa itu abstraksi. Untuk lebih praktisnya, saya biasanya menyampaikan bahwa abstrak adalah ringkasan dari latar belakang, tujuan, metode, dan hasil penelitian yang dibuat dalam beberapa paragraf yang singkat. Beberapa universitas ataupun penyelenggara lomba karya tulis ilmiah biasanya membatasi jumlah kata yang digunakan dalam pembuatan abstraksi. Biasanya batasan tersebut berkisar abtara 200 hingga 300 kata. Di bagian bawah abstrak disertakan kata kunci (key words) antara 3-5 kata. Masih belum ada gambaran tentang bentuk abstraksi? Perhatikanlah contoh berikut!

44

Gambar 13. Contoh abstrak

Bagian inti Bagian inti merupakan bagian pokok dari karya tulis ilmiah yang memuat materi pembahasan. Artinya, tanpa adanya bagian ini maka suatu karya tidak bisa dikatakan sebagai karya tulis ilmiah. Bagian initi harus mencantumkan beberapa hal berikut ini. a. Pendahuluan Diumpamakan sebagai sebuah rumah, pendahuluan ini ibarat beranda depan. Di beranda ini seorang tamu akan bisa sedikit mengira-ngira seperti apa keadaan di dalam rumah. Begitu juga dalam karya tulis ilmiah, saat membaca bagian pendahuluan, seorang pembaca akan bisa menerka arah pembahasan yang akan disampikan pada bagian selanjutnya. Pendahuluan memuat beberapa poin berikut :

45

1. Latar belakang masalah Bagian ini berisi uraian tentang gambaran permasalahan dan hal-hal yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian, atau alasan mengapa penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Perhatikan contoh berikut!

Gambar 14. Contoh latar belakang

Dari contoh di atas kita dapat mengetahui bahwa latar belakang mencakup hal-hal berikut ini. Uraian yang runtut dan logis mengenai latar belakang

penelitian/penulisan Pengerucutan masalah hingga didapatkan masalah yang perlu dipecahkan

46

Meyakinkan pembaca bahwa penelitian/penulisan tersebut harus dilakukan 2. Rumusan masalah Permasalahan penelitian harus dituliskan dalam bentuk kalimat deskriptif atau kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas. Masalah penelitian merupakan perumusan kesenjangan antara keadaan yang ada dengan keadaan yang akan dicapai.

Gambar 15. Contoh rumusan masalah

3. Tujuan Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Tujuan ini muncul dari permasalahan yang disampaikan dalam rumusan masalah pada bagian sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut!

Gambar 16. Contoh tujuan penulisan

47

4. Manfaat Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk praktik pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek yang diteliti dan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pengembangan negara pada umumnya.

Gambar 17. Contoh manfaat penulisan

b. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka berisi prinsip-prinsip teori yang akan dijadikan dasar dalam pembahasan hasil penelitian. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Tinjauan pustaka akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Pustaka dalam teks disitasi dengan format sebagai berikut: satu penulis, Fauzi (2005); dua penulis, Fauzi dan Faisal (2005) atau (Fauzi dan Faisal, 2005); tiga penulis atau lebih, Fauzi dkk. (2005) atau (Fauzi dkk., 2005).

c. Metode penelitian Dalam metode penelitian tersirat pesan bahwa penelitian yang dilakukan sudah terencana dan terlaksana dengan baik. Inilah yang membedakan kegiatan penelitian dan kegiatan lainnya. Metode penelitian bisa mencakup beberapa poin berikut ini.

48

1. Jenis penelitian 2. Tempat dan waktu penelitian 3. Metode penelitian 4. Populasi dan sampling 5. Alat dan bahan 6. Teknik pengumpulan data 7. Teknik analisa data. Contoh untuk metode penelitian saya lampirkan di bagian belakang buku ini (pada contoh lengkap karya tulis ilmiah). Silahkan sobat muda melihat lampiran di bagian belakang yah

d. Hasil dan pembahasan Bila bagian pendahuluan diibaratkan sebagai beranda maka hasil dan pembahasan ibarat bagian dalam rumah. Seorang tamu tidak lagi hanya menerka dari luar bagaimana kondisi di dalam rumah, namun sudah bisa mengetahui secara pasti apa saja yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan hasil dan pembahasan, di dalamnya pembaca bisa mengetahui secara rinci mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya yang disampaikan dalam karya tulis tersebut. Bagian hasil dan pembahasan menyampaikan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Data dapat disajikan dalam bentuk tabel atau gambar dan kemudian dibahas secara cermat. Pembahasan berisi uraian dan analisis berkaitan dengan temuan-temuan dari penelitian yang telah dilakukan. Bagian ini juga perlu menyampaikan pemecahan masalah yang berhasil dilakukan serta perbedaan/persamaan antara hasil yang diperoleh dengan hasil penelitian terdahulu/pustaka. Perhatikan contoh berikut!

49

Gambar 18. Contoh hasil dan pembahasan

Pada bagian ini sebenarnya tidak ada yang sulit karena murni merupakan penyajian data hasil penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. Apalagi jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Beberapa teman yang menjalankan penelitian di laboratorium mengalami masalah pada bagian ini karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Namun, untuk

50

penelitian study lapangan, kesesuian hasil penelitian dengan teori tidak begitu dituntut karena kondisi di lapangan sangat dipengaruhi oleh berbabagi variabel. Pada bagian hasil dan pembahasan, peneliti tinggal mencari dan membahas beberapa faktor yang kemungkinan menjadi variabel tersebut.

d. Penutup Bagian ini adalah suatu bagian yang menjadi penutup atas pembahasan yang telah disampaikan di bagian sebelumnya. Di bagian ini disampaikan kesimpulan dari pembahasan tersebut. kesimpulan yang ditulis harus menjawab tujuan penelitian/penulisan yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan. 1. Kesimpulan Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini harus bisa menjawab tujuan penelitian. Berikut ini diberikan contoh adanya kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.

51

Gambar 19. Contoh kesesuaian antara tujuan dan kesimpulan

Amatilah tujuan penelitian di atas! Berapakah jumlahnya? Apa saja poin penting yang diangkat dalam tujuan tersebut? Setelah kalian amati, lihatlah contoh kesimpulannya! Ada berapa poin? Apakah poin yang disampaikan di kesimpulan menjawab tujuannya? Nah, itulah yang dimaksud dengan adanya kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan. 2. Saran-saran Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai hubungan dengan hambatan yang dialami selama penelitian. Saran-saran tersebut bisa ditujukan untuk berbagai pihak, misalnya peneliti lainnya, pemerintah, serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Contohnya adalah sebagai berikut.

52

Gambar 20. Contoh saran

Bagian akhir Sobat muda, bagian akhir merupakan bagian karya tulis yang di luar konten utama materinya. Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah keterangan berikut ini. a. Daftar pustaka Daftar pustaka memuat semua pustaka karya tulis. yang dijadikan acuan dalam

penulisan

Pencantuman ini sangat penting karena sebagai

pertanggungjawaban ilmiah atas pemuatan hasil karya orang lain. Bila ada pustaka yang secara sengaja tidak dicantumkan maka hal tersebut termasuk plagiat dan telah melanggar kode etik ilmiah. Jadi, memasukkan tulisan orang lain dalam karya tulis ilmiah yang dibuat tidak masalah selama dicantumkan sumber-sumbernya secara jelas. Pustaka tersebut harus berasal dari sumber yang terpercaya, seperti buku teks, jurnal ilmiah, prosiding, majalah ilmiah, dan dokumen paten. Di pelajaran Bahasa Indonesia sobat muda pasti sudah mendapatkan materi tentang aturan penulisan daftar pustaka tersebut. Untuk melihat secara langsung seperti apa format dan contoh penulisan daftar pustaka yang benar, bukalah bagian akhir beberapa buku pelajarn sobat muda semua.

b. Lampiran-lampiran

53

Lampiran memuat informasi atau keterangan tambahan untuk memahami karya tulis. Tanpa informasi tersebut isi karya tulis bisa tetap dipahami secara utuh. Biasanya, lampiran memuat foto dokumentasi serta informasiinformasi yang mendukung penelitian.

54

Motivasi Kita-4

Sobat, semua itu butuh perjuangan!

Pagi itu, terlihat seorang siswa baru yang tertunduk lesu. Sungguh kebanggan sekaligus beban berat, duduk bersama teman-teman baru di sebuah kelas keramat, kelas akselerasi. Itulah yang ia rasakan saat itu. Dalam kepalanya tergambar perjuangan berat yang harus ia tempuh selama dua tahun ke depan di kelas itu. Tiba-tiba masuklah seorang guru dan langsung berkata,Anak-anak, siapkan kertas! Sekarang kita akan ulangan. Itulah ulangan matematika pertamanya di kelas keramat. Dua hari kemudian, hasil ulangan pun dibagikan dan hasil ulangan matematikanya yang pertama adalah, luar biasa jelek. Apakah nilainya 4, 5, ataukah 6? Dengan sangat jelas tertulis bahwa nilainya adalah 0,75. Sungguh hal itu membuatnya shock. Seumurumur baru kali ini ia dapat nilai sejelek itu. Tak ayal, galaupun datang melanda. Bak tsunami yang meluluhlantahkan gedung-gedung tinggi. Namun, ia tidak berlarut-larut dalam kegalauannya. Ia sadar bahwa itulah masa adaptasi di sekolah dan kelas yang baru. Ia pun bangkit dan mulai memperbaiki cara belajarnya. Jam belajar ia tambah. Latihan soal selalu ia kerjakan setiap hari. Tiada hari tanpa belajar. Kemanapun ia pergi, ringkasan pelajaranlah yang ia bawa. Ulangan selanjutnya, terdapat peningkatan nilai menjadi 1,5. Meningkat lagi menjadi 3,5. Terus meningkat hingga 7, kemudian 8, dan puncaknya adalah 10. Itulah perjuangan beratnya di awal kelas akselerasinya. Enam tahun setelah kelulusannya dari SMA tersebut, ia berhasil menyabet gelar magister di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Dan di tahun 2013, ia tengah menempuh pendidikan doktoral di universits yang sama.

55

Bila sobat muda mengalami kendala dalam memahami bagian keempat ini, sobat muda bisa menghubungi saya via email anam.new.78@gmail.com

56

Bagian kelima : KALIMAT YANG EFEKTIF


Karya tulis akan tetap abadi walaupun penulisnya telah tiada. Maka abadikanlah dirimu dengan menulis! (Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, dalam menulis karya tulis ilmiah, kita dituntut untuk menggunakan kalimat yang efektif. Nah, sudah tahukah sobat muda tentang apa itu kalimat efektif yang dimaksud di sini? Kalimat efektif dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah kalimat yang harus mengandung unsur-unsur berikut : 1. Singkat, maksudnya adalah tidak perlu menambahkan keterangan yang tidak terkait dengan tema pembahasan. Tidak pula melakukan pengulangan keterangan yang sudah diterangkan di bagian sebelumnya. 2. Jelas, maksudnya adalah tidak memiliki makna ganda, rancu, atau ambigu. 3. Tepat, dalam arti pemilihan kosa katanya harus bisa menyampaikan informasi yang dimaksud secara tepat. 4. Logis, maksudnya adalah penjelasan ide yang masuk akal. 5. Koheren, merupakan paparan ide pokok yang saling berkaitan untuk mendukung ide utama sehingga bisa didapatkan kesimpulan yang beralasan. Untuk membuat kalimat yang efektif seperti kriteria di atas, ada beberapa jurus yang bisa sobat muda praktikkan. Jurus-jurus tersebut pernah dipraktikkan dalam program menulis The Little Red Schoolhouse of Chichago di University of Chicago. Pengen tau kan jurusnya seperti apa? Berikut ini adalah jurus-jurus penulisan kalimat efektif yang bisa sobat muda praktikkan : 1. Menyampaikan ide penting dengan kata kerja yang tepat, bukan dengan kata benda. Masih belum paham kan apa maksudnya jurus tersebut??!! Langsung saja saya berikan contohnya untuk mempermudah pemahaman sobat muda semua. Perhatikan beberapa contoh berikut ini ! Contoh 1 (Pemerintah membuat keputusan untuk menghentikan impor beras) (Pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor beras) Keterangan :

57

Membuat keputusan pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang tepat menjadi memutuskan pada kalimat kedua. Contoh 2 (Percobaan-percobaan telah dilakukan pada peralatan baru oleh peneliti) (Peneliti telah mencoba peralatan baru) Keterangan : Percoban-percobaan pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang tepat menjadi mencoba pada kalimat kedua Contoh 3 (Pembangunan tambak udang berukuran 4x4 meter dilakukan oleh Gunawan) (Gunawan membangun tambak udang berukuran 4x4 meter) Keterangan : Pembangunan pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang tepat menjadi membangun pada kalimat kedua

2. Letakkan informasi yang mudah dipahami di bagian awal. Hal tersebut perlu dilakukan agar pembaca tidak kesulitan dalam mencerna maksud kalimat. Bila informasi yang rumit disampaikan di bagian awal maka pembaca akan mengalami kesulitan memahami maknanya sejak awal. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan dalam memahami kalimat selanjutnya. Contoh : Paragraf 1 Warna indah dan keanekaragaman jenis kupu-kupu mendapat perhatian manusia. Kupu-kupu bermanfaat bagi tanaman, yaitu membantu penyerbukan bunga. Selain itu tidak menggigit manusia. Karena keindahan sayap-sayapnya, kupu-kupu yang telah mati pun banyak dimanfaatkan oeh manusia. Hiasan dinding, penyekat buku, dan gantungan kunci adalah bentuk-bentuk souvenir yang mengabadikan keindahan mereka. Souvenir kupu-kupu yang dikirim ke mancanegara menghasilkan devisa bagi negara. Demikian pula keindahan mereka menyejukkan mata yang memandangnya. Dan untuk mengungkapkan kekaguman akan keindahannya, banyak lagu bertema kupu-kupu diciptakan.

58

Paragraf 2 Kupu-kupu banyak mendapat perhatian manusia. Binatang yang bisa terbang ini tidak hanya banyak jenisnya, tetapi juga indah warnanya. Binatang bersayap indah ini tidak menggigit manusia, tetapi justru bermanfaat membantu tanaman berbuah dengan menyerbukkan bunganya. Kupu-kupu yang telah mati diawetkan oleh manusia, dan banyak dijual ke mancanegara sebagai souvenir yang menghasilkan devisa. Keindahan sayapnya diabadikan sebagai hiasan dinding, gantungan kunci, dan penyekat buku. Kupu-kupu juga indah dipandang mata. Lagu tentang kupu-kupu banyak diciptakan sebagai ungkapan kekaguman dan keindahannya. Keterangan : Manakah paragraf yang lebih mudah dipahami, yang pertama atau kedua? Tentunya yang kedua. Paragraf pertama menjadi lebih sulit dipahami karena dari awal sudah menggunakan kalimat-kalimat yang kurang familier. Pada paragraf kedua, kita lebih mudah memahaminya karena di bagian awal menggunakan kalimat yang familier dan berulang-ulang. Perhatikanlah katakata yang dicetak miring pada oaragraf kedua! Nah, terbukti kan.

3. Penyampaian informasi berawal dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks dan panjang. Untuk lebih memahami maksud jurus yang ketiga ini, langsung saja perhatikan contoh berikut ini! Contoh 1 (Murid-murid SDN I Kotagede di Kota Yogyakarta yang telah berusia 7 tahun ke atas dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 35, sedangkan pada SDN II Kotagede di Kota Yogyakarta yang telah berusia 7 tahun ke atas dan berjenis kelamin perempuan hanyalah 25 orang.) (Jumlah murid perempuan yang telah berusia 7 tahun di SDN I dan II Kotagede, Kota Yogyakarta berturut-turut adalah 35 dan 25 orang.) Keterangan : Kalimat yang kedua lebih mudah dipahami daripada yang pertama. Selain itu, bentuknya pun lebih ringkas.

59

Contoh 2 (Peniciline, amoxyciline, dan tetracycline adalah jenis-jenis antibiotik yang banyak digunakan di Indonesia.) (Indonesia banyak menggunakan jenis-jenis antibiotik peniciline, amoxyciline, dan tetracycline.) Keterangan : Manakah yang lebih mudah dipahami ? Tentunya kalimat yang kedua lebih mudah dipahami daripada yang pertama. Selain itu, bentuknya pun lebih ringkas. Pada kalimat tersebut kata-kata yang spesifik diletakkan di bagian belakang sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan sejak awal dalam memahami kalimat.

4. Meletakkan subjek berdekatan dengan predikatnya. Perhatikanlah contoh berikut ini! Kalimat 1 Ahli psikologi dengan berbagai cara telah mempelajari kreativitas. Kalimat 2 Kreativitas oleh ahli psikologi telah dipelajari dengan berbagai cara. Kalimat 3 Kreativitas dengan berbagai cara telah dipelajari oleh ahli psikologi. Kalimat 4 Ahli psikologi (subjek) telah mempelajari (predikat) kreativitas dengan berbagai cara. Keterangan : Keempat contoh kalimat di atas tentunya bisa dipahami. Namun, manakah yang paling mudah dipahami? Tentunya kalimat yang keempat karena subjek (ahli psikologi) dan predikatnya (mempelajari) berdekatan. Bandingkan dengan kalimat 1, 2, dan 3! 5. Memelihara kesatuan. Maksud dari jurus ini adalah menjaga alur logika yang ada dalam kalimat sehingga bisa runtut dan mudah dipahami. Dalam membuat kalimat yang memiliki alur logika lancar, tak bisa lepas dari bebetapa kata penghubung. Beberapa kata penghubung yang bisa dipakai adalah sebagai berikut.

60

Atau Jika Ketika Tetapi Sehingga

Sebelum Sebab Sampai Oleh karena itu Demikian juga

Penggunaan kata penghubung tersebut harus tepat sehingga tidak menimbulkan makna yang rancu. Perbedaan letak kata penghubung bisa mengubah makna suatu kalimat sehingga kita harus berhati-hati. Contoh : Kalimat 1 Kita harus mendukung program transmigrasi bila DPR menyetujui anggaran dananya. Kalimat 2 Bila kita mendukung program transmigrasi, DPR menyetujui anggaran dananya. Keterangan : Kalimat 1 dan 2 menggunakan kata penghubung yang sama, yaitu bila. Namun, letak yang berbeda menyebabkan maknanya berbeda pula. Kalimat 3 Kita harus mendukung program transmigrasi karena DPR menyetujui anggaran dananya. Kalimat 4 Kita harus mendukung program transmigrasi dengan atau tanpa DPR menyetujui anggaran dananya. Kalimat 5 Kita harus mendukung program transmigrasi meskipun DPR tidak menyetujui anggaran dananya. Keterangan : Kalimat 3, 4, dan 5 memiliki bagian yang sama, kecuali kata penghubungnya. Perbedaan kata penghubung tersebut berdampak pada perbedaan makna yang sangat jelas di antara ketiganya.

61

Sebenarnya masih ada banyak poin yang harus diperhatikan dalam membuat kalimat yang efektif selain jurus-jurus di atas. Namun, dalam buku ini saya hanya membatasinya hingga lima jurus saja agar sobat muda bisa fokus dalam mempraktikkannya. Selamat mempraktikkan!

62

Motivasi kita-5

Adam Khoo Sobat muda, seorang warga negara Singapura bernama Adam Khoo, pada umur 26 tahun sudah mempunyai bisnis yang beromzet US$ 20 juta. Padahal, ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai orang yang malas, bodoh, agak terbelakang dan tidak ada harapan. Ketika masuk SD, dia benci membaca; maunya hanya main game dan nonton TV. Namun, ketika SMP, Adam Khoo mulai berani menentukan targetnya, yaitu iaingin mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan tujuan jangka pendeknya, yaitu masuk Vitoria Junior College (SMA terbaik di Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National University of Singapore dan menjadi murid terbaik disana. Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia raih, Adam Khoo menjawab bahwa dia akan menjadi rangking.1 di sekolahnya, masuk Victoria Junior College, dan National University of Singapore. Semua orang menertawakannya, karena tidak pernah terjadi dalam sejarah bahwa lulusan SMP tersebut masuk Victoria Junior College dan National University of Singapore. Bukannya jadi loyo karena ditertawakan, Adam Khoo malah semakin tertantang untuk semakin bekerja dengan cerdas dan keras untuk mencapai impian dan mengubah sejarah. Nah, dalam waktu 3 bulan, rata-rata nilainya naik menjadi 70. Dalam satu tahun, dari ranking terbawah dia naik menduduki ranking 18. Ketika lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan Nilai Ebtanas A untuk semua mata pelajaran yang diujikan. Dia kemudian diterima di Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata pelajaran favoritnya. Selepas SMA, akhirnya dia bisa diterima di National University of Singapore (NUS). Di universitas tersebut dia selalu menjadi juara sehingga Adam Khoo bisa mengikuti NUS Talent Development Programme. Program ini diberikan khusus kepada TOP 10 mahasiswa yang dianggap jenius. Sobat muda, teruslah melangkah maju menggapai cita-citamu. Anggaplah ejekan orang disekitarmu sebagai pemicu semangat. Buktikan bahwa kamu bisa!

63

Bila sobat muda mengalami kendala dalam memahami bagian kelima ini, sobat muda bisa menghubungi saya via email anam.new.78@gmail.com

64

Bagian keenam : MENYIAPKAN PRESENTASI

Cinta suci hanyalah omong kosong ketika simbolisme cinta menuntut apresiasi atas keberadaannya (Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian terakhir dari pembahasan dalam buku ini, yaitu teknik presentasi. Saya merasa perlu untuk menyampaikan teknik presentasi karena pada umumnya, sepuluh besar atau lima besar naskah terbaik akan diundang panitia untuk mempresentasikan karyanya. Nilai presentasi tersebut selanjutnya akan menjadi salah satu pertimbangan besar untuk menetapkan siapa yang berhak menjadi pemenangnya.

Jenis-jenis presentasi Sobat muda, sebelum masuk ke teknik presentasi ilmiah yang menarik, ada tiga jenis presentasi yang patut untuk diketahui sebelumnya. Ketiga jenis tersebut adalah sebagai berikut. a. Presentasi persuasif Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan produk baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Dengan model presentasi ini, presentator tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak. b. Presentasi informatif Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, laporan finansial, atau kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak. Selain itu, presentator akan menerima pertanyaan atau memberikan

pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada audience-nya. Nah, presentasi karya tulis ilmiah bisa dimasukkan dalam kategori ini

65

karena dalam presentasi tersebut diinformasikan suatu hasil penelitian kepada audience. c. Presentasi training Misalnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.

Membuat slide presentasi Sobat muda, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu penelitian yang mempunyai nilai intrinsik yang sangat tinggi serta manfaat yang sangat besar terhadap pengembangan iptek dan perbaikan kehidupan masyarakat, menjadi hilang dan rusak karena teknik pelaporan dan presentasi yang tidak baik. Untuk menghindari masalah tersebut, seorang peneliti harus mampu membuat laporan dan presentasi hasil penelitian secara menarik, jelas, dan lengkap. Slide presentasi ilmiah biasanya mencakup bagian-bagian berikut ini. a. Halaman judul, minmal memuat judul karya tulis, logo sekolah atau instansi, nama penulis/peneliti, kota dan tahun penyusunan. Cukup satu slide. b. Latar belakang, mencakup latar belakang penelitian atau penulisan secara ringkas. Bisa dua hingga tiga slide. c. Rumusan masalah, memuat rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis. Cukup satu slide. d. Tujuan, berisi tujuan dilakukannya penelitian atau penulisan karya. Cukup satu slide. e. Metode, memuat metode penelitian atau penulisan yang telah dilakukan. Bisa tiga hingga lima slide. f. Hasil, berisi data hasil penelitian. Jumlah slide menyesuaikan data yang diperoleh. g. Kesimpulan, berisi kesimpulan yang bisa menjawab tujuan. Cukup satu slide. h. Saran, cukup satu slide. Saat ini telah tersedia berbagai fasilitas teknologi komputer yang bisa membantu pembuatan presentasi hasil penelitan yang memungkinkan seorang peneliti bisa mengkomunikasikan hasil temuannya dengan jelas, komunikatif, informatif dan
66

menarik. Presentasi teks dalam powerpoint bukan seperti tulisan lengkap dalam bentuk kalimat atau paragraf pada perangkat lunak pengolah kata. Berikut ini adalah beberapa tips dan teknik untuk menunjang keberhasilan presentasi hasil penelitian. a. Meringkas teks sepadat mungkin Presentasi yang baik menghindari penggunaan teks yang panjang dan membosankan. Teks cukup yang disampaikan harus singkat, jelas, dan hanya kata atau frase intinya saja. Perhatikan contoh presentasi berikut.

Gambar 21. Contoh slide latar belakang yang disajikan dalam skema yang menarik b. Menyajikan data dengan tabel, grafik, atau gambar Dalam pembuataan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya menggunakan teks saja. Apalagi, jika teks tersebut menggunakan ukuran huruf yang relatif kecil dengan

kalimat yang panjang. Presentasi seperti itu akan membosankan pendengar sehingga slide yang kita gunakan tidak efektif. Selain itu, dengan waktu presentasi yang singkat pendengar akan tersiksa membaca seluruh teks yang ad a dalam slide. Slide hanyalah alat bantu untuk menjelaskan hal-hal yang penting. Penjelasan yang lengkap bisa dibaca di ringkasan atau laporan penelitian. 1. Tabel Penyajian data dalam bentuk Tabel lebih diutamakan daripadadalam bentuk teks. Tabel merupakan alat yang efektif untuk menginformasikan

perbandingan kuantitatif atau pola kecenderungan data numerik.

67

Gambar 22. Contoh slide hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel 2. Grafik Penyajian data ke audience melalui grafik mempunyai keunggulan dibandingkan tabel, yaitu diketahuinya nilai-nilai kuantitatif dan

perbandingannya secara cepat. Pembaca juga lebih suka melihat grafik daripada memperhatikan deretan angka-angka yang disajikan dalam tabel. Namun, grafik mempunyai kelemahan mendasar, yaitu tidak memberikan informasi yang terperinci karena grafik tersebut hanya mencantumkan nilainilai pendekatan secara visual saja, apalagi jika datanya relatif banyak.

Gambar 23. Contoh slide hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk diagram 3. Gambar Perancangan slide presentasi juga tidak terlepas dari unsur-unsur seni atau nilai artistik, selain masalah teknis mengenai data atau informasi yang akan

68

disampaikan. Penggunaan aspek seni dalam presentasi ini bertujuan untuk memperlancar proses komunikasi (lebih santai, mudah dipahami, dan menarik perhatian). Presentasi yang baik kadang-kadang bisa dibantu dengan penyajian gambar untuk menarik perhatian (eye cathing) audience. Selain itu penyajian gambar bisa membantu suasana presentasi lebih menarik atau atraktif tanpa mengurangi suasana ilmiah. Penyajian gambar harus mempertimbangkan aspek-aspek lain. Beberapa hal yang harus dihindari adalah penggunaan gambar yang berlebihan, tidak relevan dengan topik penyajian, dan penempatan yang tidak tepat. Presentasi karya tulis ilmiah merupakan kegiatan resmi dan ilmiah sehingga jangan sampai kegiatan tersebut rusak karena penyajian gambar yang tidak tepat dan tidak terkait dengan materi yang disajikan..

Gambar 24. Contoh penyampaian alat dan bahan yang disajikan dalam gambar relevan (dengan tema kampanye antirokok)

Menjelang dan saat presentasi Ada beberapa hal yang harus sobat muda lakukan menjelang presentasi. Hal tersebut perlu sobat muda perhatikan sehingga presentasi bisa berjalan secara lancar. Berkut ini adalah beberapa hal yang harus sobat muda lakukan menjelang presentasi. a. Mengecek peralatan presentasi Ketika ssobat muda akan mempresentasikan karya tulis, sobat muda perlu memeriksa peralatan presentasi seperti LCD Projector, layar, atau bidang di mana slide

69

akan diproyeksikan. Bahkan, sobat muda mungkin perlu juga memeriksa laptop atau komputer desktop yang akan digunakan. Nah, itu tadi kalau sobat muda sudah di lokasi presentasi pada hari H. Beberapa hari sebelumnya, sobat muda perlu konfirmasi juga dengan panitia menyangkut beberapa hal terkait dengan teknis presentasi yang akan diselenggarakan. Paling tidak, ada beberapa hal yang harus sobat muda cari informasinya, meliputi: Ketersediaan laptop Ketersediaan proyektor Ketersediaan operator laptop Durasi presentasi beserta pembagian sesinya (durasi presentasi biasanya sekitar 10-15 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar 10-20 menit) Mungkin sobat muda akan bertanya, mengapa sih harus repot-repot mencari informasi segala? Perlu diketahui bersama bahwa kesuksesan presentasi adalah bagaimana kita bisa membuat para hadirin terpesona dan paham dengan apa yang kita sampaikan. Kita perlu memastikan bahwa semuanya telah tersedia. Kita juga perlu memastikan teknis operasionalnya sehingga pada saat presentasi kita tidak merasa asing lagi dengan peralatan tersebut.

b. Mempersiapkan rencana alternatif Sobat muda, bisa saja sebuah presentasi yang telah berjalan tiba-tiba gagal total karena peralatan yang digunakan mengalami kendala di tengah presentasi. Kendala tersebut bisa terjadi hanya karena laptop yang akan sobat muda gunakan mendadak tidak dapat digunakan atau bisa karena sebab-sebab lainnya. Oleh karena itu, diperlukan rencana alternatif gar presentasi dapat tetap berjalan lancar dalam kondisi apapun. Saya ada cerita menarik terkait dengan kendala yang saat presentasi tengah berlangsung : Saat acara presentasi final lomba karya tulis ilmiah kesejarahan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012, ada seorang siswi yang meenyuguhkan presentasi dengan cukup mempesona. Sebagai bahasa pengantar, dia memilih Bahasa Inggris (walaupun kemudian dikritik juri). Cukup lancar, fasih, dan menyenangkan. Audience dan juri pun terpesona dibuatnya. Tapi, sekitar 5 menit setelah presentasi dimulai, angin besar merobohkan layar proyektor sehingga slide yang telah dibuat tak

70

bisa ditampilkan. Presentasi pun menjadi sangat tidak nyaman. Presentasi yang sudah diatur sedemikian rupa akhirnya rusak berantakan akibat adanya faktor luar yang tidak dipertimbangkan sebelumnya. Banyak waktu terbuang untuk menunggu layar dapat digunakan kembali. Mungkin hal tersebut juga menjadi masukan bagi panitia agar tidak menyelenggarakan acara di luar ruangan. Nah, dari kisah nyata di atas sobat muda bisa mengambil pelajaran bahwa presentator harus menyiapkan beberapa skenario presentasi, dari kondisi terbaik hingga kondisi yang terburuk sekalipun. Presentator sebaiknya membuat check list tentang kemungkinan buruk apa saja yang bisa terjadi ketika presentasi. Dari kemungkinan-kemungkinan tersebut selanjutnya dicari solusinya bersama guru pembimbing. c. Mengomunikasikan ide Pada saat sobat muda tampil di depan audience, buatlah kesan bahwa melalui presentasi ini sobat muda sedang mengomunikasikan ide sendiri. Jangan biarkan orang mengambil kesan bahwa sobat muda hanyalah orang suruhan untuk menyampaikan presentasi tersebut dan tidak bertanggung jawab pada ide yang disampaikan. Oleh karena itu, sobat muda harus menyampaikan materi dengan penuh keyakinan serta tak perlu ragu. Ingat, penuh keyakinan dan tak perlu ragu! Untuk menunjang hal di atas, satu hal yang harus sobat muda persiapkan adalah : memahami materi presentasi secara rinci. Hal ini akan sangat membantu dalam memunculkan kesan bahwa materi presentasi yang disajikan memang berasal dari sobat muda.

Unsur-unsur dalam presentasi Keberhasilan sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya. Keempat unsur tersebut yang pertama dan paling utama adalah presentatornya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience. Berikut adalah keempat unsur tersebut.

71

Gambar 25. Dokumentasi anggota Pusrec ketika presentasi final nasional dalam Gama Medfair 2012 di UGM. Presentator dituntut untuk tampil penuh, tanpa rasa takut a. Presentator adalah seorang penyaji informasi. Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika, pernah dilakukan survey yang hasilnya dimuat di beberapa majalah. Hasil survey tersebut menyatakan bahwa : ketakutan nomor satu dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (public speaking). Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga bukan ketakutan lagi yang muncul, melainkan kebanggaan ketika bisa tampil di muka publik dengan bahan presentasi yang telah disusun secara menarik.

b. Materi yang disampaikan. Materi yang akan dipresentasikan sebenarnya memiliki bobot skor yang paling menentukan. Oleh karena itu, dari awal sudah kita bahas mengenai betapa pentingnya ide yang hebat. Materi yang unik, beda, dan solutif tentu akan menarik perhatian para audience dan juri pun tak akan ragu untuk memberikan nilai lebih. Materi yang dipresentasikan harus memiliki beberapa unsur berikut ini.

72

Kejelasan Sebuah informasi merupakan data-data yang tersusun dengan baik. Tanpa adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah yang belum memiliki makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan mempunyai bentuk, barulah dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi. Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu mampu menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih memerlukan alat lain yang dapat mempresentasikan informasi-informasi, khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang dapat menunjang susunan kata agar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita dapat menjadikan informasi lebih jelas lagi, khususnya untuk menjelaskan halhal sebagai berikut. 1. Penjelasan mengenai suatu perubahan atau trend data secara jelas dan logis 2. Penjelasan data secara berurutan, logis, dan sistematis 3. Memperlihatkan urutan peristiwa dari sudut yang berbeda 4. Menyebutkan langkah-langkah penelitian secara runtut 5. Menampilkan informasi yang saling berhubungan Agar informasi dapat diterima lebih jelas oleh audience, sobat muda bisa memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data, maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik. Ringkas Sebuah laporan maupun penjelasan yang panjang tidaklah efektif untuk disajikan dalam sebuah presentasi. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah presentasi haruslah digunakan cara-cara peringkasan dan disajikan secara visual untuk memudahkan audience memahaminya. Dengan grafik/diagram/gambar/foto maupun peraga akan dapat meringkas informasi yang disajikan. Poin ini sudah dibahas di bagian sebelumnya. Kesamaan pemahaman Dengan bantuan diagram alir atau flowchart akan dapat dicapai suatu kesamaan pemahaman terhadap suatu informasi yang sifatnya prosedural atau penjelasan

73

tentang jalannya suatu proses. Sebaliknya, jika informasi seperti ini diuraikan dengan kata-kata, mungkin akan terjadi distorsi atau penyimpangan, apalagi bila informasi yang disampaikan bersifat multiproses. Penguatan Penguatan adalah suatu proses untuk mengingatkan kembali suatu informasi dengan cara mengulang (repetisi). Cara ini telah lama dikenal dan diterapkan ketika seorang guru mengajar muridmurud tingkat Prasekolah maupun Sekolah Dasar. Dengan mengulang-ulang penjelasan atau mengulang bacaan kepada anak SD akan mampu menguatkan ingatan terhadap apa yang dibaca atau diterangkan gurunya. Penguatan informasi pada sebuah presentasi dapat dilakukan dengan cara mengulang inti informasi pada badan teks maupun pada ilustrasinya. Namun, yang harus diperhatikan ketika akan mempraktikkannya adalah ketersediaan waktu yang disediakan panitia. Presentasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga waktu presentasi bisa cukup. Ketika waktu presentasi melebihi waktu yang disediakan oleh panitia maka ada dua kemungkinan. Pertama, presentator diwajibkan untuk menghentikan presentasinya sehingga akan ada materi yang belum disampaikan. Kedua, presentator masih bisa meneruskan presentasi namun akan mendapatkan pengurangan nilai. Tentunya sobat muda tidak ingin memilih salah satu dari kedua kemungkinann tersebut kan?! Berpihak pada audience Dalam melakukan pendekatan kepada, audience, usahakan sobat muda menempatkan diri pada posisi mereka. Berperanlah seolah-olah sobat muda berada pada posisi mereka sehingga informasi yang akan disampaikan bisa lebih menyentuh sasaran.

c. Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi terkait dengan penampilan slide yang akan disampaikan. Seperti keterangan sebelumnya, presentator atau presentator harus mengecek segala macam sarana yang akan digunkan, seperti laptop, LCD projector, laser pointer, serta sound system. d. Audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau

74

tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan. Audience, hadirin, atau penonton seringkali dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah acara presentasi. Namun, sejujurnya reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi dapat memperlihatkan berhasil atau tidaknya presentasi itu. Reaksi dari audience yang bisa ditangkap adalah apakah pandangan mata mereka terhanyut dalam mengikuti slide dan uraian presentator, atau sebaliknya mereka hanya mendengar suara presentator tanpa memandang ke layar. Hal ini bisa terjadi bila tampilan slide amat buruk dan menyiksa mata audience. Hal yang lebih buruk lagi adalah apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu sama lain maka ketiga elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi. Pernahkah sobat muda melakukan presentasi kemudian audience mengerumuni sobat muda seolah-olah masih kurang puas (maksudnya masih ingin menambah lagi informasi) dan mereka minta izin untuk meng-copy slide yang sobat muda presentasikan? Pasti sobat muda merasa bangga karena hal tersebut merupakan indikasi bahwa presentasi yang sobat muda bawakan berhasil. Jadi, jangan sepelekan audience karena merekalah yang menjadi target presentasi. Audience adalah parameter keberhasilan dalam menyampaikan presentasi serta parameter dalam mempersiapkan ketiga unsur lainnya.

Penunjang penampilan presentator Sobat muda, penampilan presentator yang monoton hanya akan membuat suasana menjadi menjemukan. Presentasi yang seharusnya menjadi media penyampaian ide karya tulis ilmiah akhirnya hanya sebatas sebagai kegiatan formalitas yang membuat audience dan juri merasa tersiksa. Nah, oleh karena itu, presentator harus memperhatikan beberapa hal yang menunjang sehingga presentasi bisa membuat audience dan juri terpukau serta paham dengan materi yang disajikan. Beberapa hal yang menunjang presentasi adalah seperti keterangan berikut ini. a. Bahasa tubuh (Body language) Salah satu macam bahasa komunikasi adalah menggunakan bahasa tubuh. Gerakan tangan, badan, mimik muka, dan sebagainya merupakan sarana sobat muda

75

dalam berkomunikasi. Kuasai panggung, bergeraklah mengisi ruang. Jangan hanya menjadi patung yang berbicara di depan audience. b. Metode penyampaian Presentasi menuntut adanya persiapan yang matang terkait metode apa yang akan digunakan dalam penyampaian materi. Ada beberapa metode penyampaian yang bisa sobat muda pilih dalam presentasi. Masing-masing dari metode tersebut tentu memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Paling tidak ada empat macam metode penyampaian materi, yaitu : 1. Metode baca layar Dengan metode baca layar atau verbatim, presentator berbicara berdasarkan teks catatan maupun slide yang ditampilkan di layar. Keuntungannya, informasi yang disampaikan bisa detail. Jika ini memang perlu dilakukan, lakukanlah untuk hal-hal yang bersifat definitif dan rinci saja. Kontak mata dengan audience perlu dilakukan sesekali sehingga sobat muda seolah-olah berbicara kepada mereka secara pribadi. Sepertinya metode ini enak diterapkan. Namun, sayangnya model ini biasa dilakukan oleh pembicara yang tidak berpengalaman dan kurang menguasai materi. Saya tidak menyarankan sobat muda untuk menggunakan metode ini pada keseluruhan presentasi. Sobat muda bisa menggunakannya hanya pada bagian slide yang memang menuntut keterangan yang rinci. 2. Metode menghafal Metode lain yang bisa digunakan adalah dengan metode menghafal atau memorized. Beberapa pembicara mempersiapkan apa saja yang akan dibicarakan di depan audience dan juri, kemudian dibaca beberapa kali sehingga hafal (atau hampir hafal). Biasanya kalau berasal dari ide sendiri cukup dibaca sebanyak dua atau tiga kali maka sudah bisa hafal. Menghafal teks dengan cara ini masih memiliki risiko. Pertama, metode ini akan memperlihatkan kurangnya greget di dalam presentasi karena sobat muda dibebani mengingat teks yang disampaikan. Risiko lain, jika sobat muda lupa pada suatu kata kunci maka bisa jadi urutan pembicaraan akan kacau atau bahkan macet. 3. Metode spontan

76

Metode selanjutnya adalah yang disebut dengan extemporaneuos atau berbicara secara spontan. Pembicara dengan jam terbang tinggi biasanya menggunakan cara ini. Ia cukup berpengalaman serta cukup terlatih untuk menguasai materi yang dipresentasikan. Oleh karena itu, slide yang sobat muda buat hendaknya berupa kerangka pokok pembicaraan yang akan membantu sobat muda dalam menyampaikan materi. Kelemahan metode bicara spontan ini adalah adanya kesulitan dalam mengontrol waktu karena semuanya terucap begitu saja tanpa melalui perancangan waktu yang tepat. 4. Metode campuran Metode ini merupakan pencampuran antara metode baca layar, menghafal, dan spontan. Maksudnya, dalam suatu presentasi seorang presentator bisa

menggunakan lebih dari satu metode penyampaian. Di suatu slide dia menggunakan metode menghafal, di slide yang lain menggunakan metode spontan, kemudian di slide berikutnya menggunakan metode baca layar. Saya kira metode ini cukup menarik bagi audience karena variasi metode penyampaian bisa mengurangi kebosanan mereka.

Tips mengurangi kecemasan Bagi seorang pemula, presentasi merupakan sesuatu yang menakutkan. Berbicara di muka umum tidak selancar menulis kisah di buku harian pribadi. Kecemasan seringkali menimpa para pemula. Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa cemas tersebut. e. Rencanakan Tindakan yang kurang atau bahkan tidak terencana sama sekali merupakan sebab utama dari kecemasan. Oleh karena itu, presentasi harus direncanakan dengan matang. Perencanaan tersebut sudah sobat muda pelajari di bagian sebelum pembahasan tips mengurangi kecemasan. f. Visualisasikan Sobat muda, bayangkan bahwa kamu sedang memasuki suatu ruangan presentasi kemudian dipersilahkan untuk menyampaikan presentasi yang telah kamu siapkan. Bayangkan pula bahwa sobat muda bisa presentasi dengan lancar, memukau audience, serta menjawab pertanyaan dengan tepat. Yakinlah bahwa hal tersebut akan sobat muda alami. Jadi, tak perlu cemas.

77

g. Praktikkan Sebelum benar-benar presentasi di hadapan audience dan juri, sobat muda harus melakukan simulasi terlebih dahulu. Dalam hal ini, saya biasanya menerapkan sistem gladi bersih beberapa kali pertemuan bagi siswa bimbingan saya yang akan mengikuti presentasi karya tulis ilmiah. Dalam gladi bersih tersebut, kondisinya dibuat menyerupai kondisi presentasi yang sebenarnya sehingga harus dipersiapkan laptop, proyektor, serta audience-nya. Cara ini sangat efektif sekali dalam mempersiapkan mentalitas serta kemampuan para siswa. h. Tarik nafas Kecemasan bisa menyebabkan otot tegang. Oleh karena itu, bernafaslah yang dalam. Hal yang perlu kamu lakukan adalah duduk tegap, rileks, tariklah nafas beberapa kali secara perlahan hingga merasa tenang. i. Rileks Masih terkait dengan tips di atas, ketika sobat muda menarik nafas, ucapkan dalam hati kata saya. Kemudian ucapkan kata rileks ketika

menghembuskan nafas. Ulanglah beberapa kali.

78

Motivasi Kita-6

Gunakan senjatamu!

Sobat muda, pernah membayangkan situasi perang seperti apa? Semua orang yang ada dalam medan pertempuran pasti memegang senjata andalan mereka. Ada yang membawa senapan serbu, pedang, bayonet, granat, pistol, dan lain-lain. Nah, ceritanya ada anak muda yang gagah berani, ikut dalam sebuah pertempuran. Dengan percaya diri dia terus melangkah maju, dengan membawa senapan serbu AK-12

Kalashnikov buatan Rusia. Namun, agaknya si pemuda tadi kurang begitu waras. Dia tidak menggunakan senapan tersebut untuk menyerbu musuh. Dia hanya berteriak-teriak Awas, saya membawa senapan hebat. Awas! Awas! Sobat muda, kira-kira tindakan si pemuda tadi apakah bisa memukul mundur musuh? Tentu tidak. Bisa-bisa malah nyawa si pemuda tadi melayag. Nah, sobat muda sekarang sudah memiliki ilmu untuk membuat karya tulis ilmiah beserta penyajian prsentasinya. Tunggu apa lagi, segeralah dipraktikkan! Jangan hanya seperti si pemuda tadi yang sudah memiliki senjata namun tak mau menggunakannya. Ingat, ilmu itu seperti senjata! Salam sukses!

79

Bila sobat muda mengalami kendala dalam memahami bagian keenam ini, sobat muda bisa menghubungi saya via email anam.new.78@gmail.com

80

Ingin segera menjadi pemenang?

Semua bagian dalam buku ini telah sobat muda pelajari. Artinya, sobat muda telah memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk melangkah maju menjadi pemenang lomba karya tulis ilmiah. Impian sudah di depan mata. Oleh karena itu, hal yang perlu sobat muda lakukan selanjutnya adalah mempraktikkan materi yang telah sobat muda pelajari. Lakukanlah hal-hal berikut. 1. Carilah info tentang lomba karya tulis ilmiah yang sedang diselenggarakan. Untuk sobat muda yang masih duduk di bangku SMA, bisa mencarinya melalui mesin pencari Google dengan kata kunci lomba karya tulis ilmiah SMA. 2. Pilihlah salah satu lomba yang temanya sesuai dengan minat sobat muda. 3. Konsultasikan tema tersebut dengan guru pembimbing yang berkompeten 4. Segeralah menulis dan jangan takut salah. Selalu berkomunikasilah dengan guru pembimbing sehingga setiap ada kesalahan bisa segera dibenarkan. Sukses untuk kita semua!

Penulis dapat dihubungi melalui Email: anam.new.78@gmail.com Nomer HP: 085292794986 Facebook: Fatchul Anam Nurlaili Blog: http://f-ppg.blogspot.com/

81

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Tugas Akhir dan Skripsi. Amikom, Yogyakarta. Anonim. 2008. Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia.UI, Jakarta. Anonim1. 2009. Buku Panduan Tugas Akhir, Skripsi, dan Ujian Pendadaran. Jurusan Teknik Fisika UGM, Yogyakarta. Anonim2. 2009. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya. Anonim. 2010. Pedoman Progran Kreativitas Mahasiswa. Depdiknas, Jakarta. Fathurohman, Muhammad Fajar. 2012. Nilai - Nilai Kepahlawanan dalam Pembentukan Karakter Bangsa. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta. Indriaty, Etty. 2003. Menulis Karya Ilmiah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Maksum. 2005, Strategi dan Teknik Komunikasi dalam Presentasi, Bogor. Mandel, Steve. 2010. Terampil Menyajikan Presentasi yang Efektif. PT Indeks, Jakarta. Medista, Ertia, dkk. 2012. Introduksi Edu-Gama (Education Game Card) sebagai Media Kampanye Antirokok Bagi Pelajar. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta. Nurlaili, Fatchul Anam. 2010. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Nurul Ummah dan Madrasah Aliyah Negeri 2 Yogyakarta). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. ___________. 2012. Karakterisasi Mikrokapsul Minyak Atsiri Jahe dan Oleoresin Ampas Jahe (Zingiber officinale Rubrum) dengan Penyalut Maltodekstrin. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pranowo, dkk. 1999. Teknik Menulis Makalah Seminar. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Ridlo, Mahmudin. 2010. Optimisasi Perbandingan Jagung dan Biji Kecipir dalam Pembuatan Susu Jagung Tinggi Asam Amino Lisin Berdasarkan Uji Organoleptik. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta. Wikanti, L.S., dkk. 2011. Potensi Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus ) dan Jagung (Zea mays) sebagai Bahan Pembuatan Tempe Analog. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta.

82

Soeseno, Slamet. 1997. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Referensi website : http://www.rosadtea.blog.com/ http://www.ilerning.com/ www.erabaru.net/

Referensi gambar : http://www.pendidikanpesantren-toniardi.blogspot.com/ http://www.edusarana.com/ http://www.the-xp.blogspot.com/ http://www.afkar.ws/ http://www.galeriniaga.blogspot.com/ http://www.srijrsns.blogspot.com/ http://www.wales.nhs.uk/

83

LAMPIRAN

Dalam buku ini saya lampirkan : 1) Foto dokumentasi penulis 2) Contoh panduan OPSI 3) Contoh proposal 4) Contoh laporan karya tulis ilmiah

84

Lampiran 1 Beberapa Foto Dokumentasi Kegiatan Penulis

Foto 1. Penulis (dua dari kiri) saat mendampingi anggota Puspanegara Research Community dalam final nasional LKTI di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyyah Malang tahun 2011

Foto 2. Penulis (paling kiri) saat mendampingi tim Puspanegara Research Community di Gamamedfair 6 tahun 2012, Fakultas Kedokteran UGM

85

Foto 3. Penulis (bawah, paling kanan) saat mendampingi tim Puspanegara Research Community dalam final nasional OPSI 2012 di Jakarta

Foto 4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, dan penulis saat di gedung Kemendikbud Jakarta tahun 2012

86

Foto 5. Penulis (paling kanan) saat mendampingi kunjungan study di salah satu kebun buah naga di Yogyakarta

Foto 6. Penulis (tengah) bersama tim Puspanegara Research Community dalam final nasional OPSI 2013 di Jakarta

Lampiran 2 Panduan mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2013

Panduan ini penting untuk dijadikan acuan dalam mengetahui standar pelaksanaan lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional. Sobat muda perlu membacanya sehingga bisa mengetahui gambaran keseluruhan medan yang akan sobat muda lalui.

PANDUAN OPSI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sesuai dengan undang-undang tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan sebagai acuan dalam pengembangan dan pelaksanaan pembinaan kesiswaan. Menindaklanjuti undang-undang dan peraturan menteri tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah telah mengembangkan dan melaksanakan berbagai program pembinaan bakat dan prestasi siswa tingkat Sekolah Menengah Atas melalui berbagai kegiatan kesiswaan. Dengan kegiatan yang dilaksakanan tersebut diharapkan siswa berbakat dan perprestasi dapat memacu potensinya menjadi generasi yang kompetitif dan berperilaku unggul; generasi yang memiliki keunggulan dan keseimbangan dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Kompetensi intelektual, keterampilan, dan sikap tersebut hanya dapat dicapai melalui kegiatan yang mengakomodasi berbagai kecerdasan. Satu diantara cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengarahkan siswa ke dalam aktivitas penelitian. Untuk menghidupkan kegiatan penelitian di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat dilakukan kompetisi penelitian ilmiah dalam berbagai bidang ilmu, yang direalisasikan dalam suatu kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). B. Dasar Hukum Dasar hukum penyelenggaraan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) adalah Undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. C. Tujuan

1.

Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) bertujuan untuk Memotivasi siswa SMA untuk berkreasi dalam berbagai bidang ilmu sesuai dengan minat dan bakatnya;

2. Menjaring siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang penelitian; 3. Menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa SMA; 4. Mendapatkan hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.
D. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia adalah : 1. Termotivasinya siswa untuk berkreasi dalam penelitian pada berbagai bidang ilmu sesuai dengan minat dan bakatnya;

2. Terjaringnya siswa yang memiliki minat dan bakat dalam bidang penelitian;
3. Berkembangnya budaya penelitian di kalangan siswa;

4. Terjaringnya hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

BAB 2 PELAKSANAAN OPSI

A. Bidang Lomba pada OPSI Bidang lomba pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tahun 2013 dikelompokkan sebagai berikut: Sains Dasar

a. Matematika. b. Fisika. c. Kimia. d. Biologi.


Sains Terapan

a. Ekologi

b. Mesin dan Elektronika c. Informatika d. Kesehatan e. Pertanian.


Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora

a. Ekonomi dan Manajemen b. Sejarah dan Budaya c. Bahasa, Sastra dan Seni d. Pendidikan dan Psikologi e. Sosiologi dan Antropologi
B. Persyaratan Seleksi

a. Peserta adalah siswa SMA/MA kelas X atau XI pada bulan April 2013; b. Projek/penelitian dapat dilakukan secara individual atau berkelompok; c. Satu Kelompok Peneliti maksimal berjumlah 3 (tiga) orang termasuk ketua kelompok; d. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 (satu) judul penelitian; e. Naskah penelitian yang diusulkan adalah penelitian yang dikerjakan saat siswa masih
kelas X atau kelas XI.

f. Peserta mengirimkan naskah hasil penelitiannya sebanyak 1 eksemplar dalam bentuk


hardcopy dan sebuah file dalam bentuk CD dalam format MS-WORD kepada panitia;

g. Peserta menyertakan pasfoto berwarna dalam file digital yang dimasukkan ke dalam CD
bersama naskah makalahnya;

h. Peserta membuat pernyataan orisinalitas karya penelitiannya dan


nasional/internasional.

pernyataan bahwa

makalah yang diajukan belum pernah menjuarai lomba karya ilmiah tingkat

i. Untuk memudahkan, cover makalah Bidang Sains Dasar berwarna Merah, cover makalah
Bidang Sains Terapan berwarna Kuning, dan cover makalah Bidang IPS/Humaniora berwana Hijau

Catatan: Makalah dan berkas persyatan lainnya menjadi milik panitia.


C. Tata Cara Pendaftaran

Berkas persyaratan dimasukkan ke dalam amplop, dan dikirimkan kepada panitia, dengan alamat: Panitia Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Jl. R.S. Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan - 12410 Tlp. 021-75912056, 75908519; Fax: 021-75908519, 75912057

D. Tahap Pelaksanaan Kegiatan OPSI ini dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu

a. Tahap penilaian naskah b. Tahap gelar poster dan pameran c. Tahap presentasi
D.1. Tahap Pertama: Penilaian Naskah Tim juri/penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA melakukan penilaian naskah laporan peneltian yang diajukan peserta dengan mengacu kepada kriteria yang telah ditetapkan. Melalui penilaian tersebut dihasilkan sejumlah NASKAH TERSELEKSI, dan peserta yang meraih PENGHARGAAN NASKAH. Jumlah naskah yang lolos pada tahap pertama tersebut tidak harus seimbang untuk masing-masing bidang ilmu. Peneliti yang naskahnya terpilih pada saringan tahap pertama ini dipanggil untuk mengikuti tahap selanjutnya. Teknis seleksi tahap pertama adalah sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan tim juri 2. Tim juri melakukan penilaian naskah hasil penelitian sesuai dengan kriteria penilaian yang
ditetapkan;

3. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan naskah hasil penelitian yang 4) terpilih pada tahap
pertama;

4. Direktorat Pembinaan SMA mengundang peserta yang berhasil masuk 5) ke tahap


berikutnya. D.2. Tahap kedua: Gelar Poster dan Pameran

Peserta yang naskah hasil penelitiannya terpilih pada tahap pertama diharuskan menampilkan hasil penelitiannya pada kegiatan Gelar Poster dan Pameran. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menilai poster dan pameran hasil penelitiannya. Dari kegiatan tersebut dihasilkan peserta yang BERHASIL MASUK KE TAHAP PRESENTASI, peserta yang meraih PENGHARGAAN POSTER. Teknis pelaksanaan seleksi tahap ke dua adalah sebagai berikut:

1. Peserta yang diundang (lolos tahap pertama) diharuskan menyiapkan poster hasil penelitan
dan material pajang hasil penelitiannya, dan dibawa secara langsung saat pelaksanaan seleksi tahap ke dua;

2. Peserta memasang poster dan memajang hasil penelitian sesuai dengan waktu yang
ditentukan;

3. Tim juri melakukan penilaian terhadap poster dan pameran; 4. Tim juri melakukan tanya-jawab dengan peserta, berdasar pada format penilaian poster dan
pameran;

5. Peserta juga melayani pertanyaan dari pengunjung; 6. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan peserta yang berhasil masuk ke tahap presentasi
D.3. Tahap ketiga: Presentasi Presentasi dikelompokkan sesuai dengan kelompok bidang penelitiannya. Setelah memaparkan hasil penelitiannya, peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan juri. Dari kegiatan tahap ketiga ini dihasilkan peserta yang meraih PENGHARGAAN PRESENTASI. Teknis pelaksanaan seleksi tahap ke tiga adalah sebagai berikut:

1. Peserta memaparkan hasil penelitiannya dalam bahasa Indonesia selama 10 menit,


dilanjutkan tanya-jawab dengan tim juri;

2. Tim juri mengajukan peserta terbaik pada masing-masing kelompok bidang penelitian.
E. TIM JURI Penjurian pada semua tahap seleksi akan dilakukan oleh tim juri yang pada tingkat nasional dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Tim juri terdiri dari para peneliti dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Keputusan tim juri tidak dapat diganggu gugat. F. PEMENANG OPSI F.1. Kategori Pemenang

Pemenang dikelompokkan berdasarkan kelompok bidang penelitian: kelompok bidang ilmu.


7

a. Sains

Dasar

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN POSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian b. Sains Terapan MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN POSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian c. IPS dan Bahasa MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN IPOSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian

F.3. Rambu-Rambu Penilaian Secara garis besar, penilaian meliputi aspek berikut :

a. Keterpenuhan metoda ilmiah b. Keunikan ide penelitian dan kreativitas c. Peluang aplikasi; d. Orisinalitas penelitian; e. Keunggulan pada gelar poster dan pameran; f. Kemampuan interaksi saat pameran; g. Kemampuan Presentasi; h. Kebahasaan

10

11

BAB 3 FORMAT PEMBUATAN KARYA ILMIAH

A. Tim Juri Penjurian pada semua tahap seleksi akan dilakukan oleh tim juri yang pada tingkat nasional dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Tim juri terdiri dari peneliti pada berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi terkemuka. Keputusan tim juri tidak dapat diganggu gugat. B. Petunjuk Pembuatan Makalah Makalah penelitian disusun oleh peserta dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Makalah ditulis dalam bahasa Indonesia

2. Urutan penyajian materi dalam makalah mengikuti struktur yang diberikan oleh panitia
3. Makalah diketik pada kertas HVS A4 80 gram dengan ketentuan: a. Jenis huruf : Times New Roman; b. Ukuran huruf : - Judul : 18 pt - heading 1 : 16 pt - heading 2 : 14 pt - heading 3 : 13 pt - heading 4 dst : 12 pt - isi/body : 12 pt

c. Batas margin atas : 2 cm


d. Batas margin bawah : 2 cm e. Batas margin kanan : 2 cm f. Batas margin kiri : 3 cm g. halaman : center, bottom 4. Makalah diberi halaman depan, soft cover dengan warna sesusai bidang penelitiannya, yang memuat judul penelitian, bidang ilmu, nama siswa/peneliti (maksimum 3 orang), nama sekolah, alamat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon; 5. Makalah dilengkapi dengan Abstrak penelitian maksimal 500 kata diketik dalam 1 spasi, diletakkan di halaman pertama isi makalah;

12

6. Nama institusi/lembaga dan perorangan yang terkait dengan penelitian sebagai mitra kerjasama maupun sebagai narasumber harus dicantumkan. 7. Nama guru-guru pembimbing di sekolah dicantumkan dalam makalah, lengkap dengan gelar dan bidang ilmunya.

C. Aturan Gelar Poster dan Pameran

1. Pameran dan poster dilakukan secara perorangan/kelompok dengan ketentuan sebagai berikut: 2. Untuk setiap penelitian disediakan dua muka panel pameran berukuran 120 cm x 120 cm yang
diletakkan di atas meja berukuran 40 cm x 120 cm dengan ketinggian 80 cm.

3. Kedua panel dipasang sedemikian sehingga membentuk formasi V. 4. Disediakan meja terpisah berukutan lebar 50 cm, panjang 60 cm, dan tinggi 80 cm. 5. Disediakan hanya sebuah kursi. 6. Pada panel-panel tersebut peserta dapat menempelkan poster dan foto-foto yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan. 7. Ukuran poster disesuaikan dengan disain panel.

8. Meja digunakan untuk kepentingan gelar pameran.


9. Bahan poster dan pameran disediakan sendiri oleh peserta, demikian pula perlengkapan untuk menempel poster dan gelar pameran; 10. Peserta stand by di stand pameran masing-masing dan diharuskan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh pengunjung maupun juri yang berkeliling melakukan penilaian atau berisi uraian dan hasil yang diperoleh; 11. Peserta mengenakan pakaian seragam sekolah masing-masing pada kegiatan pameran dan poster. 12. Tidak diperkenankan membawa bahan atau perlengkapan yang dapat membahayakan;

13. Peserta hasus meninjukkan buku journal penelitiannya.


D. Aturan Presentasi Peserta yang lolos pada Gelar Poster dan Pameran diharuskan melakukan presentasi oral di hadapan dewan juri dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Presentasi dilakukan secara terbuka dengan urutan presentasi yang iundi oleh panitia, dan diumumkan kepada seluruh peserta sebelum acara presentasi berlangsung;

13

2. Presentasi dilakukan dalam bahasa Indonesia atau Inggris selama 10 menit, dengan dukungan
Power Point, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Dewan Juri; 3. Peserta diperkenankan untuk menggunakan laptop sendiri.

4. Panitia tidak menyediakan laser pointer; 5. File Power Point seluruh penelitian dikumpulkan dalam laptop panitia yang digunakan untuk presentasi (walaupun peserta menggunakan laptop sendiri); 6. Bagi peserta yang menggunakan laptop Apple, harus menyediakan sendiri converter untuk hubungan ke LCD Projector;

7. Peserta mengenakan pakaian seragam sekolah masing-masing pada presentasi penelitian.

Lampiran 3 Contoh Proposal Penelitian Berikut ini adalah contoh proposal yang pernah diajukan di Gamed Fair Fakultas Kedokteran UGM tahun 2012. Proposal ini mendapatkan juara 2 tingkat nasional di kompetisi tersebut setelah dipresentasikan di hadapan juri.

14

15

PROPOSAL INTRODUKSI Edu-GAMA (EDUCATION GAME CARD) SEBAGAI MEDIA KAMPANYE ANTIROKOK BAGI PELAJAR
Proposal Penelitian Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba yang Diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

Disusun oleh: Ertia Medista Nazula Rahmi Safitri Nur Anisa Dika Maharani

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012


1

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal karya tulis dengan judul Introduksi Edu-GAMA (Education Game Card) sebagai Media Kampanye Antirokok bagi Pelajar yang disusun oleh

No. 1 2 3

Nama Lengkap Ertia Medista Nazula Rahmi Safitri Nur Anisa Dika Maharani

NIS 12437 12708 12577

Kelas / Absen XI IPS 1/13 XI IPA CI /13 XI IPA 2/ 24

telah dikoreksi dan disahkan di Yogyakarta pada tanggal..April 2012

Kepala Sekolah,

Pembimbing,

Drs. Munjid Nur Alamsyah,M.M. NIP. 196112121987031007

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang penelitian Tembakau menjadi salah satu komoditi utama perdagangan di Indonesia. Salah satu

hasil produksi yang tembakau yang menduduki rating teratas yaitu rokok. Produk ini dinilai mampu memberikan sugesti kenikmatan, ketenangan, dan kenyamanan bagi para

penghisapnya. Kaum yang mudah tersugesti akan kenikmatan rokok (baik dalam bentuk iklan,maupun ajakan teman) adalah kaum remaja karena secara alamiah remaja memiliki sifat yang masih labil, mudah terpengaruh, serta masih dalam pencarian jati diri. Sugesti tersebut menjadikan kaum remaja mudah masuk ke dalam jeratan kenikmatan sesaat yang ditawarkan rokok. Akhirnya, banyak kasus yang terkait dengan kaum remaja yang

kecanduan rokok. Bahkan, beberapa waktu yang lalu mulai muncul berita tentang fenomena balita perokok, seperti Sandi Adi Susanto- balita gemar merokok mulai dari umur 1,5 tahun yang berasal Jl. Nusakambangan 19C, Kota Malang, dan Aldi yang berasal dari Desa Teluk Kemang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Menurut data statistik, jumlah perokok di Indonesia adalah 34,7% dari 241 juta jiwa(jumlah penduduk Indonesia) yaitu sekitar 83,627 juta jiwa. Sedangkan jumlah remaja perokok di Indonesia adalah 31,2% dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 31,812 juta jiwa. Indonesia juga menempati peringkat ketiga sebagai negara pengkonsumsi rokok terbesar di dunia. Rokok mengandung banyak zat berbahaya, seperti tar, vinyl choride (bahan pembuat plastik), carbon monoxide (senyawa hasil pembakaran kendaraan bermotor), aceton (cairan pembersih kuku), DDT (racun serangga), amoniac, arcenic (racun tikus), cadmium (logam radio aktif yang terdapat dalam baterai), nicotine, pyrene, methanol, urethane, cyanhidric acid (fumigan untuk membunuh tikus), toluene, hexamine, stearic acid,dan bahan kimia lainnya yang berbahaya. Kebiasaan merokok yang dilakukan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan penyakit Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Setiap tahun ditemukan 2,2 juta kematian akibat penyakit ini. Dari data yang dilansir oleh World Lung Organisation (WLO), tembakau membunuh 50 juta orang dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, rokok juga bertanggung jawab atas lebih dari 15% kematian pria dan 7% kematian wanita. Rokok juga menambah daftar

panjang pasien pengidap kanker (terutama kanker paru-paru) dan penyakit pernapasan kronis. Menurut penelitian, seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan resiko terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah, gangguan kehamilan dan sakit jantung. Riset juga menyatakan bahwa, seseorang yang secara rutin merokok 3 hingga 4 batang rokok perhari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker mulut jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru menunjukkan bahwa dalam perkembangannya, merokok akan mengakibatkan kanker pankreas. Kampanye masif antirokok mutlak harus dilaksanakan secara gencar dengan sasaran utama adalah kaum remaja, karena mereka adalah salah satu investasi bangsa yang perlu dibina agar tercetak generasi yang bebas rokok. Salah satu cara yang lazim digunakan dalam kampanye antirokok adalah sosialisasi bahaya antirokok dan motivasi untuk tidak mencicipi rokok atau berhenti menjadi pecandu. Namun, metode yang digunakan selama dirasa kurang efektif karena sifat anak-anak dan remaja cenderung menolak atau tidak menghiraukan ajakan tersebut. Sulit memang ketika menentukan metode yang paling tepat untuk digunakan sebagai media kampanye antirokok tersebut. Anak-anak dan remaja harus bisa didekati dengan metode yang tepat disesuaikan dengan kondisi perkembangan psikologisnya. Salah satu metode yang berpotensi untuk diterapkan adalah dengan menggunakan media permainan kartu pendidikan atau yang kami sebut dengan Edu-Gama, singkatan dari Education Game Card. Edu-Gama dimainkan secara manual. Dalam hal ini kami cenderung memilih game manual dari pada game komputer karena game manual mempertimbangkan sisi sosialisasi dan psikologi anak. Game komputer cenderung menggiring anak ke arah individualis, egois, dan tertutup sehingga harus berpikir ulang untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran bagi anak dan remaja. Melalui Edu-Gama, anak secara langsung mengalami interaksi sosial asosiatif berupa asimilasi pendapat dan persaingan untuk menjadi pemenang. Dengan permainan yang dilakukan secara kolektif ini maka setiap anak harus berkomunikasi satu sama lain. Secara tidak langsung rasa solidaritas sesama anak akan muncul sehingga menumbuhkan kepribadian yang positif pada diri anak. Oleh karena itu, dalam proposal ini akan diperkenalkan Edu-Gama yang dikhususkan untuk kampanye antirokok. Belum ada penelitian yang mengangkat tema ini sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan.

1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana cara melakukan inovasi permainan kartu dengan Education Game Card sebagai media kampanye anti rokok? 2. Bagaimana tanggapan siswa sekolah dasar terhadap permainan Education Game Card? 3. Bagaimana efektivitas permainan Education Game Card sebagai media pendidikan lingkungan ?
4. Bagaimana efektivitas permainan Education Game Card sebagai media kampanye anti

rokok ? 1.3 Tujuan penelitian 1. Melakukan inovasi permainan kartu dengan memperkenalkan Education Game Card kepada siswa sekolah sebagai media kampanye anti rokok. 2. Mengetahui tanggapan siswa sekolah dasar terhadap permainan Education Game Card. 3. Mengetahui efektivitas permainan Education Game Card sebagai kampanye anti rokok.

1.4 Manfaat penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh bisa dilihat dari dua sisi, yaitu sisi teoretis dan praktis. Manfaat teoretis bisa yang diperoleh adalah : 1. Menumbuhkan minat bagi peneliti dalam bidang penelitian pengembangan (innovation) 2. Menumbuhkan semangat untuk memahami bahaya rokok dan membentengi para siswa dari rayuan maut untuk mencicipi rokok. Manfaat praktis yang bisa diperleh adalah : 1. Terciptanya game edukasi yang secara nyata dapat digunakan sebagai media kampanye anti rokok bagi siswa. 2. Terciptanya game edukasi kampanye anti rokok yang mempertimbangkan aspek interaksi sosial serta psikologis anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka a. Bahaya rokok (tidak ditampilkan) b. Game edukasi (tidak ditampilkan) c. Manfaat Game Edukasi (tidak ditampilkan)

2.2 Kerangka Pikiran Melalui Education Game Card ini diharapkan para siswa pelajar (SD,SMP,maupun SMA) yang memainkannya dapat mengerti dan memahami tentang beberapa hal yang terkait dengan upaya kampanye anti rokok , yaitu (1).kandungan kimia berbahaya yang ada dalam rokok (2).penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak dari merokok (3).angka kematian yang diakibatkan karena merokok dan (4).bagaimana menolak ajakan untuk mencoba merokok . Setidaknya, sejak usia dini para generasi muda telah dikenalkan tentang pentingnya kampanye anti rokok. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang. Dengan hanya menggunakan sedikit modal (anggaran dana terlampir), bangsa ini akan mendapatkan hasil yang menggembirakan di masa yang akan datang terkait dengan generasi bebas rokok.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian inovasi atau innovation research.

3.2 Waktu dan Tempat No. Waktu Kegiatan Tempat SMA N 5 Yogyakarta, di 1. Senin, 9 April 2012 Membuat desain kartu rumah Selasa-Rabu, 10-11 2. April 2012 game Sagan Yogyakarta SD N Kotagede 1 Kamis-Jumat, 12-13 3. 2012 sekolah terkait SMA N 8 SD N Kotagede 1 4. Sabtu, 14 April 2012 Testing ke responden SMP N 9 SMA N 8 Senin-Sabtu, 16- 21 5. April 2012 Senin-Sabtu, 23-28 6. April 2012 Penyusunan laporan rumah Analisa dan evaluasi rumah SMA N 5 Yogyakarta, di SMA N 5 Yogyakarta, di Mengurus Perijinan ke SMP N 9 Mencetak kartu educard Spectrum Digital Printing,

3.3 Jadwal Penelitian

Minggu ke No. Tahap I 1 2 3 4 5 6 7 Design kartu Cetak kartu Testing ke responden Pengambilan data Analisa data Evaluasi desain Pembuatan laporan II III IV

1.4 Alat dan Bahan a. Alat Alat-alat yang digunakan adalah gunting, perangkat komputer untuk mendesain, jaringan internet untuk mencari gambar yang representatif, dan print digital untuk mencetak kartu.

b. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas lux.

1.5 Alur Penelitian

MULAI
perumusan masalah

studi pustaka

desain kartu

pembuatan dan pengajuan proposal

pembuatan kartu

testing kartu ke resonden

evaluasi dan pengembangan

SELESAI

LAMPIRAN

1. Desain Kartu

Kata umum, terdiri dari kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat umum dan luas. Contoh di kartu tersebut adalah kata bahaya. Kata khusus, terdiri dari kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat khusus, percabangan dari kata umum yang ada di atasnya. Contoh di kartu tersebut adalah kata kandungan rokok , perokok aktif, dan perokok pasif.

2. Cara permainan Education Game Card a. Permainan ini dimainkan oleh minimal dua orang. b. Awalnya kartu diacak (dikocok) lalu dibagikan kepada setiap pemain, empat lembar kartu untuk setiap pemain. c. permainan dimulai ketika masing-masing pemain sudah mendapatkan empat kartu. d. salah satu orang (A) menyebutkan kata khusus kartu yang dia miliki, mislanya kata umum bahaya, kata khusus kandungan rokok, perokok aktif, dan perokok pasif. e. misalkan jika (A) memiliki kartu kata khusus perokok aktif dan perokok pasif, berarti (A) masih kurang satu kartu, yaitu kandungan rokok. Jika (A) ingin
10

melengkapi kartu dari kata umum yang dimiliki, caranya dengan menyebutkan kata khusus yang ingin ia miliki misal kandungan rokok f. jika salah seorang anggota pemain (B/C/D/dst) memiliki kartu dengan kata khusus pencemaran lingkungan, pemain tersebut wajib memberikan kartu tersebut kepada (A). g. jika para pemain tidak mempunyai kata khusus tersebut, maka (A) wajib mengambil kartu yang tersedia. h. pemenangnya adalah pemain yang bisa menyusun kartu khusus menjadi kata umum terbanyak.

3. Rencana anggaran a. b. Pengeluaran Barang Perencanaan Proposal(jilid,print) Pencarian Data Laporan Akhir Alat Biaya cetak Laminating Reward Transportasi Dokumentasi Gunting/cutter Jumlah 6 1 6 2 8 8 12 1 Harga 25000 20000 25000 3500 5000 4000 3000 25000 150000 Total Kekurangan dana = = = Pengeluaran Rp 296.000,00 Rp 296.000,00 Pemasukan Rp 0,00 Harga Total 150000 20000 150000 7000 40000 32000 36000 25000 150000 610000 Pemasukan -

11

Lampiran 4 Contoh asli karya yang pernah dikirimkan ke OPSI 2013 Coba sobat muda cocokkan dengan materi yang telah diuraikan di bagian sebelumnya! Apakah sudah sesuai? Apa saja kekurangannya? Bagaimana seharusnya? Silahkan didiskusikan dengan teman-temen yang lain!

12

LAPORAN PENELITIAN POTENSI ANTIKANKER MINUMAN CELUP DAUN SIRSAK (Annona muricata L) DENGAN PENAMBAHAN DAUN PANDAN (Pandanus ammaryllifolius)

Kelompok Bidang Penelitian : Sains Terapan Bidang Ilmu : Kesehatan

Nama Lengkap NIS Kelas Nama Lengkap NIP Bidang Studi yang diampu Nama Instansi Alamat Core Business Instansi

Ketua Tim Peneliti : Andhika Mahendra : 12960 : XI IPA 2 Pembimbing : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc. : : Karya ilmiah Instansi lain yang terlibat : : : -

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA Jalan Nyi Pembayun No.39, Kotagede, Yogyakarta, DIY Telp. (0274) 377 400 2013

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah

: Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak

(Annona muricata L) dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius) 2. Kelompok Bidang Penelitian : Sains Terapan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Tim Penelitian : Kesehatan :

Nama Lengkap : Andhika Mahendra NIS : 12960 Kelas : XI IPA 2 e-mail : andhikamahendra59@yahoo.com Asal Sekolah : SMAN 5 Yogyakarta Alamat Sekolah : Jalan Nyi Pembayun No.39 Yogyakarta, DIY tlp/faks: (0274) 377 400 Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak (Annona muricata L)dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius) belum pernah disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan pembimbing sebanyak satu orang, dengan rincian sebagai berikut: Nama Lengkap NIP Bidang Studi yang diampu Pembimbing : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc. : : Karya ilmiah

Kepala Sekolah

Yogyakarta, 25 Juli 2013 Pembimbing Penelitian

Drs. H. Jumiran, M.Pd.I NIP. 195902271982031011

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap NIS Kelas Sekolah Alamat Sekolah Telepon/faks sekolah Alamat Rumah Telepon/HP : Andhika Mahendra : 12960 : XI IPA 2 : SMAN 5 Yogyakarta : Jalan Nyi Pembayun No.39 Yogyakarta, DIY : (0274) 377 400 : Celeban Baru gang 2 UH III/740 , Yogyakarta : 0817261697

Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak (Annona muricata L)dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius) adalah 1) sepenuhnya ditulis oleh peneliti 2) dikerjakan di bawah bimbingan Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc. NIP : Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah 3) asli merupakan karya peneliti, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi maupun penulisan. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang kami lakukan sesusi dengan aturan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 Juli 2013 Yang membuat pernyataan Ketua tim penelitian,

Andhika Mahendra NIS. 12960

ii

ABSTRAKSI

Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak (Annona muricata L) dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Andhika Mahendra, SMAN 5 Yogyakarta

Penyakit kanker adalah penyakit yang paling kompleks dan tidak memiliki gejala. Kalangan tua dan kalangan muda dapat terjangkit penyakit kanker tersebut. Serta pengobatan kanker modern saat ini yaitu kemoterapi memiliki harga yang sangat mahal dan sulit dijangkau oleh kalangan menengah kebawah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk yang dapat mencegah kanker dengan harga yang terjangkau dan disukai semua kalangan serta mencegah lebih dini, lebih mudah, dan praktis. Daun sirsak (Annona muricata L) dan daun pandan (Pandanus ammaryllifolius) yang kami gunakan berasal dari pinggir jalan dan Wonosari. Kemudian kami olah menjadi minuman celup. Pembuatan minuman celup ini dengan cara, daun sirsak dan daun pandan yang telah kami kumpulkan dikeringkan terlebih dahulu. Lalu dihancurkan menjadi serbuk daun menggunakan blender. Kemudian diambil perbandingan berat tertentu untuk membuat beberapa variasi. Uji sensoris telah dilakukan terhadap 20 orang panelis tak terlatih untuk mengetahui kesukaan terhadap inovasi baru ini. Hasil uji sensoris menyatakan bahwa para panelis lebih menyukai produk dengan perbandingan daun sirsak : daun pandan = 3 : 2 yang memiliki warna coklat sedang, rasanya lebih kuat sirsak, dan aroma pandan tidak terlalu kuat. Uji kandungan flavonoid telah dilakukan di SMAN 5 Yogyakarta. Hasilnya menyatakan bahwa semua variasi yang diuji memiliki kandungan flavonoid. Variasi 431, 234, dan 365 memiliki kandungan flavonoid lebih banyak dari ketiga variasi yang lain.

Kata kunci : penyakit kanker, daun sirsak, daun pandan, uji sensoris, dan uji kandungan flavonoid

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita sehingga tersusunlah dan terselesaikanlah sebuah karya tulis ilmiah kami dalam rangka untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah OPSI yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.Penyusun mengambil judul mengenai POTENSI ANTIKANKER MINUMAN CELUP DAUN SIRSAK (Annona muricata L) DENGAN PENAMBAHAN DAUN PANDAN (Pandanus ammaryllifolius). Dalam penyusunan karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan bapak ibu guru baik secara langsung maupun tidak langsung serta baik materil maupun moril. Maka pada kesempatan kali ini kami sampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. H. Jumiran, M.Pd.I, selaku Kepala SMA Negeri 5 Yogyakarta, 2. Bapak Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga karya ini dapat terselesaikan, 3. Bapak ibu guru SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepada kami, 4. Orang tua kami tercinta yang senantiasa mendoakan kami, 5. Puspanegara Research Community yang telah membantu dan mewadahi penelitian kami ,serta 6. Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materil dan imateril yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu. Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran selalu penyusun nantikan demi perbaikan karya ilmiah ini

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Peneliti

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Akhir-akhir ini banyak orang yang terjangkit penyakit kanker. Dan di dunia penyakit kanker ini sangat ditakuti karena penyakit kanker tersebut datang tiba-tiba dan efeknya sangat berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Mungkin sebagian dari penderita kanker berasal dari orang-orang yang usianya sudah lanjut. Namun, kita juga harus tahu bahwa bukan hanya orang-orang yang berasal dari kalangan tua saja, tetapi juga dari kalangan muda. Padahal kita juga harus mengetahui bahwa orang-orang yang terjangkit penyakit kanker tersebut sebagian besar dari orang-orang yang memiliki ekonomi menengah ke atas. Tetapi fakta di lapangan menyatakan bahwa orang-orang dari kalangan menengah ke bawah juga banyak yang terjangkit penyakit kanker. Oleh karena itu, kami melakukan inovasi untuk membuat minuman fungsional dari bahan daun sirsak dan pandan yang sekiranya akan disukai oleh orang-orang yang berasal dari kalangan muda juga, bukan hanya dari kalangan tua. Bukan itu saja, harga yang kami berikan untuk para konsumen juga jauh lebih murah daripada harga yang ditawarkan pengobatan kanker modern sehingga bukan hanya dari orang-orang yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas saja yang dapat mengobati penyakit kankernya, tetapi orang-orang yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah juga dapat mengobati penyakit kankernya karena harganya yang terjangkau. Kami memilih daun sirsak sebagai bahan utama dari minuman fungsional kami karena daun sirsak memiliki kandungan zat annonaceus acetogenin yang dapat memakan sel-sel kanker dalam tubuh tanpa menggangu sael-sel tubuh sehat yang berada di dalam tubuh. Dan keampuhan dari daun sirsak lebih ampuh 100 kali dari keampuhan pengobatan kanker modern saat ini. Kami juga memilih daun pandan karena kami mengetahui bahwa jika kami hanya menggunakan daun sirsak kemungkinan hanya orang-orang dari golongan tua saja yang menyukainya. Oleh karena itu, daun pandan ini kami pilih karena dapat meningkatkan kualitas atribut sensoris dari daun sirsak tersebut sehingga golongan muda pun juga suka dengan minuman fungsional tersebut. Secara tidak langsung masyarakat dapat memahami bahwa kesehatan itu penting dari dini. Oleh karena itu,dalam penelitian ini akan dikembangkan minuman fungsional yaitu minuman celup daun sirsak dengan daun
1

pandanyang merupakan modifikasi dari pengolahan daun sirsak yang sudahada. Belum ada penelitian yang mengangkat tema ini sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan.

B. Rumusan masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut. Pengobatan kanker modern kemoterapi dirasa cukup mahal bagi masyarakat dan perlu alternatif lain. Saat ini ada minuman sirsak yang memiliki aktivitas anti kanker. Namun, atribut sensoris dari minuman tersebut belum disukai oleh masyarakat sehingga, perlu dilakukan pengembangan produk lebih lanjut. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana cara membuat minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan? 2. Apakah minuman celup daun sirsak dengan daun pandan memiliki potensi antikanker? 3. Berapakah perbandingan yang digunakan untuk membuat minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan? 4. Bagaimana respon para panelis terhadap minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan?

C. Tujuan penelitian 1. Mengetahui metode pembuatan minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan 2. Mengetahui potensi antikanker yang dimiliki minuman celup daun sirsak dan pandan 3. Mengetahui formula daun sirsak dan pandan yang terbaik untuk membuat minuman fungsional 4. Mengetahui kesukaan panelis terhadap minuman fungsional

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh untuk peneliti : 1. Menumbuhkan minat bagi peneliti dalam bidang penelitian dan pengembangan (innovation) 2. Menumbuhkan semangat untuk memahami pentingnya kesehatan bagi kehidupan umat manusia.
2

Manfaat untuk pemerintah : 1. Dapat mensukseskan program pemerintah yang tercantum di UU No 7 th 1996 2. Mendapatkan solusi baru untuk mengobati dan mencegah penyakit kanker

Manfaat untuk masyarakat : 1. Menemukan jalan keluar untuk mencegah dan mengobati penyakit kanker dengan biaya yang lebih murah dan efektif.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka Minuman fungsional Pangan fungsional merupakan makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut, dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Sektor pangan yang bisa dijangkau oleh pangan fungsional biasanya berupa produk susu dan turunannya (termasuk yoghurt), minuman, sereal, produk kembang gula, lemak dan suplemen lemak, makanan bayi, produk bakery, dan produk pangan jadi. Pada dasarnya, minuman fungsional termasuk dalam salah satu jenis pangan fungsional. Sebagai pangan fungsional, minuman fungsional tentunya harus sudah memenuhi dua fungsi utama pangan yaitu memberikan asupan gizi serta pemuasan sensori seperti rasa yang enak dan tekstur yang baik, sebelum melengkapi fungsi nilai fungsionalnya seperti menjadi regulasi boritme, sistem imunitas,sistem saraf dan pertahanan tubuh. Apabila, minuman biasa menawarkan kita kebutuhan terhadap air dan sebagai pemuas rasa. Namun, khusus untuk minuman fungsional dilengkapi dengan fungsi tersier seperti probiotik, menambah asupan vitamin dan mineral tertentu, meningkatkan stamina tubuh dan mengurangi resiko penyakit tertentu (seperti: antioksidan untuk mengurangi resiko kanker). (sumber : www.rewisa.wordpress.com)

Daun Sirsak (Annona muricata L) Sirsak (Annonamuricata L) atau sirsat, nangka sabrang, nangka belanda, durian belanda merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Sebenarnya nama asli dari buah ini adalah Zuursak. Nama tersebut diambil dari bahasa Belanda yang berarti kantong asam. Kemudian buah tersebut masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda di abad yang ke-19. Orang Indonesia mengalami kesulitan dalam menyebut nama buah tersebut. Untuk mempermudah, orang Indonesia pun menyebutnya sirsak. Di Inggris sendiri,buah tersebut bernama soursop. Berbeda dengan srikaya, buah ini memiliki kandungan daging buah yang lebih banyak daripada bijinya. Dalam sebutir buah sirsak, bisa terdiri dari 68% daging buah, 20% kulit buah, 8% biji buah, dan 4% inti buah.
4

Sedangkan, daunnya sangat rimbun sehingga menyerupai perdu. Daunnya berukuran lebar dan agak tebal serta mempunyai bau yang tidak enak (langu). Daun sirsak berbentuk lonjong, berwarna hijau tua, dan letaknya berhadapan. Daun sirsak mengandung senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti

anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin, dan goniotalmisin. Khasiat senyawa-senyawa ini untuk pengobatan berbagai penyakit. (sumber : Suranto,Adji,2011) Khasiat daun Sirsak (Annona muricata L) Pada tahun 1951, Prof Clery Salazar, yang bekerja di fakultas Pertanian di Mayaguez, Puerto Rico, sudah mulai mendorong pengembangan produk sirsak di negara tersebut. Riset mengenai khasiat sirsak atau populer graviola ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1976 oleh The National Cancer Institute, Amerika Serikat. Hasil riset membuktikan bahwa daun dan tunas sirsak dapat menyerang dan merusak sel kanker. Namun, hasil penelitian ini tidak dipublikasikan. Setelah sekitar 7 tahun tak ada beritanya, akhirnya muncul berita keajaiban sirsak yang dipublikasikan oleh The National Cancer Institute. Hasil riset menyatakan sirsak mengandung asetogenin yang mampu melawan 12 jenis sel kanker. (sumber : Suranto,Adji,2011)

Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius) Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi. Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang dihasilkannya. Daun pandan biasa dilibatkan dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi dengan maksud nasi menjadi beraroma harum.

Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan. Daun pandan biasa dilibatkan dalam pembuatan kue-kue atau masakan lain seperti kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi dengan maksud nasi menjadi beraroma harum. (sumber : Suseno,Mahfud,2013)

Khasiat Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius) Pandan wangi ini mempunyai kandungan kimia alkaloid, saponin,tannin, polifenol, flavonoida dan zat pewarna. Dengan kandungan kimianya tersebut daun pandan memiliki beberapa kasiat yaitu obat penenang, obat tidur, syaraf lemah, memulihkan nafsu makan, rematik, pegal linu, gelisah, mencegah kerontokan rambut, menghitamkan rambut, dan menghilangkan ketombe. (sumber : www.agricenter.jogjaprov.go.id dan www.weus.net )

Uji Sensoris

Uji sensoris merupakan disiplin ilmu yang mempelajari identifikasi, pengukuran, analisis dan interpretasi sifat sensoris atau atribut bahan pangan ayau bahan lain yang diterima sensasinya oleh indra penglihat, pencecap, pembau, peraba dan pendengar. Metode ini biasanya dilakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas, diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga (semakin mahal semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode uji sensoris ini sangat tergantung pada pengalaman si konsumen Ada tiga hal utama yang diperhatikan. Pertama adalah proses penginderaan yang menjelaskan mekanisme pencecapan (gestation), pembauan (olvaction), penglihatan (vision) dan perabaan persepsi tekstur, dimulai dari adanya rangsangan/stimuli sampai timbulnya respon. Kedua,menjelaskan bagaimana cara menilai sifat sensoris bahan pangan yaitu flavor meliputi cecap dan odor; ketampaan mencakup warna, bentuk, ukuran dan cacat; serta sifat tekstural yang mencakup sifat mekanis, geometris dan orientasi partikel. Ketiga, adalah membahas analisis secara sensoris yaitu pemilihan dan penggunaan tipe tipe pengujian disesuaikan dengan tujuannya yaitu untuk penelitian, pengembangan produk, atau
6

pengendalian mutu. Pada pembahasan ketiga ini dipelajari analisis statistik dan interpretasi hasilnya. Evaluasi sensoris dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area untuk pengembangan, menentukan apakah optimasi telah diperoleh, mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan bagi promosi produk. Penerimaan dan kesukaan atau preferensi konsumen, serta korelasi antara pengukuran sensori dan kimia atau fisik dapat juga diperoleh dengan eveluasi sensoris. Pada evaluasi sensori, segala macam faktor yang dapat mengganggu proses penilaian ditekan seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan memisahkan setiap perserta evaluasi sensori agar tidak saling berkomunikasi sehingga penilaian yang dihasilkan benarbenar murni berasal dari pendapat pribadi masing-masing individu. (sumber : Ridlo, 2010.)

Kajian Tentang Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat dalam suatu propana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur yakni flavonoid, isoflavonoid, dan neoflavonoid. Istilah flavonoid yang diberikan untuk senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata flavon, yakni nama sebuah flavonoid yang banyak jumlahnya dan banyak dikenal. Senyawa falvonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan tingkat tinggi seperti bunga, daun, ranting, buah, kayu, kulit kayu, dan akar. Akan tetapi senyawa flavonoid seringkali terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu misalnya antoisianidin (zat warna dari bunga, buah atau daun). Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi yaitu : 1 2 3 4 Sebagai pigmen warna Fungsi fisiologi dan patologi Aktivitas farmakologi Flavonoid dalam makanan

Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegah kanker. Selain itu, juga berfungsi untuk melindungi struktur sel,
7

meningkatkan efektivitas vitamin C, antiflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik. Dalam beberapa kasus, flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan menganggu fungsi dari bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan termasuk untuk virus HIV, herpes, asma, katarak, diabetes, encok, migren, wasir, dan perionditis. (Anggraeni, 2011) Kerangka Pikir

Kemoterapi

Harga mahal

Mencari alternatif

Minuman celup daun sirsak dan pandan

Harga terjangkau, mudah, dan praktis

Semua kalangan dapat menerima terutama remaja

Menurunnya angka kematian akibat kanker

Gambar 1. Diagram kerangka pikir Gambar 1menyebutkan bahwa Melaluiminuman celup daun sirsak dengan daun

pandan inidiharapkan para penderita kanker dapat mengobati penyakit kankernya dengan harga yang jauh lebih murah dari pengobatan kanker dengan cara kemoterapi yang telah ada sekarang dan diharapkan masyarakat juga dapat mencegah penyakit kanker tersebut dengan meminum minuman fungsional tersebut khususnya untuk anak-anak dan remaja serta diharapkan masyarakat dapat mengenal dan memahami akan pentingnya kesehatan. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang.Dengan hanya menggunakan sedikit biaya yang
8

dikeluarkan bangsa ini akan mendapatkan hasil yang menggembirakan di masa yang akan datang terkait dengan menurunnya angka kematian karena penyakit kanker tersebut.

BAB III METODOLOGI

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (innovation research). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Waktu dan Tempat

Tabel 1. Jadwal Penelitan No. Kegiatan Menyiapkan alat dan 1. bahan dan Minggu,7 Juli 2013 Kamis-Sabtu,21-23 2. Pengeringan daun Februari 2013 dan JumatJumat,10-24 Mei 2013 Selasa,2 April 2013 dan 3. Pemblenderan daun Rabu,26 Juni 2013 4. 5. Testing ke panelis Uji kandungan flavonoid Analisa,evaluasi dan 6. penarikan kesimpulan 2013 Sabtu-Selasa,29 Juni-2 Juli 7. Pembungkusan 2013 Minggu-Rabu, 7-24 Juli 8. Penyusunan laporan 2013 Di rumah peneliti CV. Dewi Makmur dirumah peneliti Senin-Selasa,6-7 Mei 2013 SMAN 5 Yogyakarta Minggu,30 Juni 2013 Selasa-Minggu,2-7 Juli SMAN 5 Yogyakarta SMAN 5 Yogyakarta dan Di rumah peneliti Di rumah peneliti dan di wonosari Waktu Rabu,20 Februari 2013 Tempat Di pasar,di rumah peneliti,

10

B. Alat dan Bahan Alat 1. 18 buah tabung reaksi 2. Pipet 3. Blender 4. Lap 5. Teko 6. Saringan 7. Gelas

Bahan 1. Daun sirsak 2. Daun pandan 3. Air panas 4. Eter 5. H2SO4 6. HCl pekat 7. Magnesium 8. NaOH 9. Cup 10. Kantong celup

C. Langkah-langkah Penelitian Perumusan masalah

Studi pustaka

Pembuatan sampel

Pengujian sampel

Pembuatan desain produk

Selesai

11

D. Variabel Penelitian Variasi perlakuan 1. Kontrol (132) (Sirsak : Pandan = 2 : 0 ) 2. Variasi 875 (Sirsak : Pandan = 2 : 2 ) 3. Variasi 431 (Sirsak : Pandan = 3 : 2 ) 4. Variasi 186 (Sirsak : Pandan = 4 : 3 ) 5. Variasi 234 (Sirsak : Pandan = 2 : 3 ) 6. Variasi 365 (Sirsak : Pandan = 3 : 4 ) Variabel tetap : rasio daun sirsa : daun pandan Variabel tergayut : atribut sensoris dan kandungan flavonoid.

E. Metode Penelitian 1. Cara pembuatan kontrol (daun sirsak : daun pandan = 2 : 0)

12

3. Cara pembuatan variasi (daun sirsak : daun pandan = 3 : 2)

4. Cara Uji Kandungan Flavonoid a. Mengambil 15 ml minuman celup untuk masing-masing variasi b. Mengisi 18 buah tabung reaksi dengan masing-masing 5 ml minuman celup dari 6 variasi tersebut, dengan penamaan tabung reaksi untuk variasi 132 adalah A1,A2,A3. Variasi 875 adalah B1,B2,B3. Variasi 431 adalah C1,C2,C3. Variasi 186 adalah D1,D2,D3. Variasi 234 adalah E1,E2,E3. Dan variasi 365 adalah F1,F2,F3. c. Menambahkan eter secukupnya untuk masing-masing tabung reaksi d. Tabung A1,B1,C1,D1,E1, dan F1 ditambahkan 3 tetes H2SO4, jika mengandung flavonoid akan menghasilkan warna merah e. Tabung A2,B2,C2,D2,E2, dan F2 ditambahkan 0,5 HCl pekat dan Magnesium, jika mengandung flavonoid akan menghasilkan warna merah f. Tabung A3,B3,C3,D3,E3, dan F3 ditambahkan NaOH, jika mengandung flavonoid akan menghasilkan warna kuning

5. Cara Uji Sensoris Uji sensoris yang digunakan adalah uji kesukaan yang meliputi beberapa atribut sensoris, yaitu warna, rasa, dan aroma. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih karena menyesuaikan dengan kondisi konsumen di lapangan. Jumlah panelis keseluruhan adalah 20 orang dengan rentang usia antara 16-20 tahun.

13

Setiap panelis menguji kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0), sampel dengan variasi 875 (daun sirsak : pandan = 2 : 2), 431 (daun sirsak : pandan = 3 : 2), 186 (daun sirsak : pandan = 4 : 3), 234 (daun sirsak : pandan = 2 : 3), dan 365 (daun sirsak : pandan = 3 : 4). Skor penilaian panelis dituliskan di borang (terlampir) berdasarkan skala yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti, yaitu sebagai berikut. 5 4 3 = suka = agak suka = biasa 2 1 = agak tidak suka = tidak suka

Hasil uji sensoris ini selanjutnya dianalisa dengan menggunakan bantuan software statistic. Software yang digunakan yaitu Microsoft Excel 2007.

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma) panelis lebih menyukai kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dari pada kelima variasi sampel yang telah dikombinasikan dengan daun pandan dengan perbandingan berat tertentu (2 , 2 , 3 , 3 , dan 4). Namun, dalam penelitian ini kontrol hanya digunakan sebagai pembanding dari setiap variasi sampel yang diujikan. Penilaian kesukaan panelis terhadap kelima variasi sampel secara overall memberikan hasil bahwa variasi yang paling disukai oleh panelis adalah variasi 431 (daun sirsak : pandan = 3 : 2). Berikut merupakan rincian pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Warna Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok antara warna kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan warna dari kelima variasi sampel. Warna kontrol adalah coklat muda sedikit kuning sedangkan warna dari kelima variasi sampel adalah kuning kecokelatan, dengan tingkat kecokelatan sesuai dengan banyaknya daun pandan yang digunakan. Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka warna yang ditunjukkan semakin cokelat. Berikut merupakan tabel yang menyajikan kesukaan panelis terhadap warna kontrol dan sampel yang diujikan Tabel. Kesukaan panelis terhadap warna kontrol dan sampel Kontrol Variasi 132 875 431 186 234 365 Rerata skor 3,30 3,15 3,40 3,10 3,30 3,15

Sampel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis mulaisuka terhadap warna kontrol dan kelima variasi. Pernyataan bahwa panelis mulaisuka terhadap warna-warna tersebut didasarkan pada perolehan skor dari pengujian kesukaan warna kontrol dan
15

kelima variasi yang berada di antara

jangkauan skor 3,00 dan 5,00. Skor 3,00

menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap warna sampel yang diuji adalah biasa sedangkan skor 5,00 menyatakan bahwa warna sampel yang diuji adalah warna yang disukai oleh panelis. Skor antara 3,00 dan 5,00 menunjukkan bahwa warna sampel yang diujikan mulai disukai oleh panelis. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai warna variasi 431 dari pada warna dari kontrol dan keempat variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan dua puluh panelis untuk variasi 431adalah 3,40. Skor ini menunjukkan bahwa walaupun belum begitu familiar dengan minuman celup daun sirsak dengan pandan, namun panelis sudah mulai suka terhadap produk tersebut.

Rasa Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok antara rasa dari kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan rasa dari kelima variasi sampel. Rasa dari kontrol adalah rasa khas daun sirsak sedangkan rasa dari kelima variasi sampel adalah rasa khas daun sirsak dengan kombinasi rasa khas daun pandan. Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka rasa khas daun sirsak yang dapat diindera semakin lemah. Berikut merupakan tabel yang menyajikan kesukaan panelis terhadap rasa kontrol dan sampel yang diujikan Tabel. Kesukaan panelis terhadap rasa kontrol dan sampel Kontrol Variasi 132 875 431 186 234 365 Rerata skor 2,60 2,35 2,30 1,95 2,25 2,50

Sampel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyatakan mulai biasa terhadap rasa kontrol dan kelima variasi.Pernyataan bahwa panelis mulai biasa terhadap rasa-rasa tersebut didasarkan pada perolehan skor dari pengujian kesukaan rasakontrol dan kelima variasi yang berada di antara jangkauan skor 1,00 dan 3,00. Skor 1,00 menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap rasa sampel yang diuji adalah tidak suka sedangkan skor 3,00 menyatakan bahwa rasa sampel yang diuji

16

adalah rasa yang biasa oleh panelis. Skor antara 1,00 dan 3,00 menunjukkan bahwa warna sampel yang diujikan mulai biasa oleh panelis. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai rasakontrol dari pada rasa dari kelima variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan dua puluh panelis untuk kontrol adalah 3,40. Skor ini menunjukkan bahwa walaupun belum begitu familiar dengan minuman celup daun sirsak dengan pandan, namun panelis sudah mulai suka terhadap produk tersebut.

Aroma Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok antara aroma dari kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan aroma dari kelima variasi sampel. Aroma kontrolyang diujikan adalah aroma khas daun sirsak sedangkan aroma dari kelima variasi sampel adalah aroma khas daun sirsak dengan kombinasi aroma khas daun pandan. Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka aroma khas daun sirsakyang dapat diindera semakin lemah. Berikut merupakan tabel yang menyajikan kesukaan panelis terhadap aroma dari kontrol dan sampel yang diujikan Tabel. Kesukaan panelis terhadap aroma kontrol dan sampel Kontrol Variasi 132 875 431 186 234 365 Rerata skor 2,70 2,55 2,60 2,30 2,70 2,25

Sampel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyatakan mulai biasa terhadap aromakontroldan kelima variasi sampelyang diujikan. Pernyataan bahwa panelis mulai biasa terhadap aroma dari kontrol dan kelima variasi sampel tersebut didasarkan pada perolehan skor pengujian kesukaan panelis yang berada di antara jangkauan skor 2,00 dan 3,00. Skor 2,00 menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap aroma sampel yang diuji adalah agak tidak suka sedangkan skor 3,00 menyatakan bahwa aroma sampel yang diuji biasa oleh panelis. Skor antara 2,00 dan 3,00 menunjukkan bahwa aroma kontrol dan sampel yang diujikan mulai biasa oleh panelis.
17

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa

panelis lebih menyukai aroma

kontrol dari pada aroma kelima variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan oleh dua puluh panelis untuk aromakontrol yang diujikan adalah 2,70. Skor ini

menunjukkan bahwa walaupun belum begitu familiar dengan daun sirsak dan pandan, namun panelis sudah mulai biasa terhadap aroma produk tersebut. Dari kelima variasi sampel, aroma yang paling disukai panelis adalah variasi 234 dengan perbandingan berat daun sirsak : pandan = 2 : 3. Rerata skor yang diberikan oleh dua puluh orang panelis untuk variasi 234 adalah 2,70. Skor ini menyatakan bahwa panelis sudah mulai biasa terhadap aromadari sampel variasi 234.
Overall (keseluruhan)

Kesukaan panelis terhadap sampel uji didapatkan dari rerata keseluruhan skor semua atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma). Hasil tersebut diharapkan dapat mewakili kesukaan panelis secara keseluruhan terhadap sampel yang diujikan. Berikut merupakan tabel yang menyatakan hasil tersebut. Tabel. Kesukaan panelis terhadap kontrol dan sampel secara keseluruhan Kontrol Variasi 132 875 431 186 234 365 Rerata skor 3,10 2,70 3,10 2,50 2,65 2,75

Sampel

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis mulai biasa semua sampel yang diujikan kecuali kontrol dan sampel dengan variasi 431 yang mulai agak disukai. Skor kesukaan tertinggi diberikaan panelis untuk kontrol dan variasi 431. Namun, kontrol dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai pembanding. Penelitian ini tetap terfokus pada usaha untuk mendapatkan formula kombinasi antara daun sirsak dan pandan yang paling disukai panelis. Dari variasi sampel yang diujikan, skor kesukaan tertinggi ada pada sampel dengan variasi 431, yaitu kombinasi daun sirsak : pandan = 3 : 2. Berikut ini merupakan diagram yang menggambarkan atribut sensoris dari kontrol dan sampel variasi 431.

18

warna 4 3 2 1 0 aroma rasa kontrol variasi 431

Diagram perbedaan skor atribut sensoris kontrol dan sampel variasi 431 Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa panelis dapat membedakan semua atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma) antara kontrol dan sampel dengan variasi 431. Perbedaan tersebut nyata secara statistik.
Uji Kandungan Flavonoid

Tabel 2. Uji Kandungan Flavonoid. Sampel 132 Warna sampel Coklat muda sedikit orange Perlakuan Ditambah H2SO4 Ditambah 0,5 HCl pekat dan Mg Ditambah NaOH Ditambah H2SO4 Ditambah 0,5 HCl pekat dan Mg Ditambah NaOH 431 Coklat sedang Ditambah H2SO4 Hasil Sampel menjadi berwarna kuning jernih Sampel menjadi berwarna kuning bening Sampel menjadi berwarna merah agak tua Sampel menjadi berwarna kuning jernih Sampel menjadi berwarna kuning bening Sampel menjadi berwarna merah tua Sampel menjadi berwarna kuning jernih Keterangan +

875

Kuning agak coklat muda

19

186

Coklat tua gelap

Ditambah 0,5 HCl pekat dan Mg Ditambah NaOH Ditambah H2SO4 Ditambah 0,5 HCl pekat dan Mg Ditambah NaOH

234

Coklat muda

Ditambah H2SO4 Ditambah 0,5 HCl pekat dan Mg Ditambah NaOH Ditambah H2SO4 Ditambah 0,5 HCl pekat dan Mg Ditambah NaOH

365

Coklat sedikit tua

Sampel menjadi berwarna kuning bening Sampel menjadi berwarna kuning Sampel menjadi berwarna kuning jernih Sampel menjadi berwarna kuning bening Sampel menjadi berwarna kuning tua Sampel menjadi berwarna kuning jernih Sampel menjadi berwarna kuning bening Sampel menjadi berwarna kuning Sampel menjadi berwarna kuning jernih Sampel menjadi berwarna kuning bening Sampel menjadi berwarna kuning

+ +

+ +

+ menandakan produk (sampel) tersebut mengandung flavonoid - menandakan produk (sampel) tersebut tidak mengandung flavonoid Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa variasi 431,234,dan 365 mengandung flavonoid lebih banyak daripada sampel 132,875, dan 186. Hal ini diketahui melalui uji laboratorium yang menunjukkan bahwa ketiga sampel tersebut berubah menjadi warna kuning setelah ditetesi NaOH. Sementara itu, variasi 132,875, dan 186 berubah menjadi warna kuning tua dan merah sesudah ditetesi dengan NaOH. Sampel 132, 875, 431, 186, 234, dan 365 yang ditetesi dengan H2SO4 ataupun 0,5 HCl pekat dan Mg menjadi berwarna kuning jernih dan kuning bening. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya variabel pengganggu. Namun hal ini tidak mempengaruhi analisa bahwa sampel-sampel tersebut mengandung flavonoid.
20

21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 1. Metode pembuatan minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan dengan cara mengumpulkan daun sirsak dan pandan lalu dikeringkan. Kemudian dihancurkan menggunakan blender hingga menjadi serbuk daun. Setelah itu diambil perbandingan tertentu untuk membuat beberapa variasi. Lalu dimasukkan dalam kantong celup dan dikemas. 2. Potensi antikanker dari minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan sangat baik. Karena semua variasi yang telah diuji kandungan flavonoid menyatakan positif memiliki kandungan flavonoid. Variasi 431, 234, dan 365 memiliki kandungan flavonoid lebih banyak dari ketiga variasi yang lain. 3. Formula terbaik untuk membuat minuman fungsional daun sirsak dan pandan adalah variasi 431 dengan perbandingan daun sirsak dan pandan = 3 : 2. Hasil tersebut berdasarkan uji sensoris yang dilakukan sebelumnya. 4. Respon dari para panelis yang meminum minuman fungsional daun sirsak dan pandan adalah mulai suka terhadap variabel kontrol tetapi para panelis lebih menyukai variasi 431 karena rerata dari atribut warna lebih besar daripada variasi yang lain. Dan atribut keseluruhan memiliki rerata yang sama dengan variabel kontrol.

B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai penerimaan panelis terhadap daun sirsak yang telah dikombinasi dengan daun pandan. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai kandungan flavonoid dan acetogenin yang terdapat di dalam daun sirsak dan daun pandan.

22

DAFTAR PUSTAKA

Buku : Anggraeni,Anisa.2011. Pemanfaatan Buah Biola Cantik Sebagai Obat Kanker Pada Manusia.Yogyakarta : Sagasitas. Ridlo,Mahmudin.2010.Optimisasi Perbandingan Jagung dan Biji Kecipir dalam Pembuatan Susu Jagung Tinggi Asam Amino Lisin Berdasarkan Uji Organoleptik.Yogyakata : SMA N 5 Yogyakarta. Suranto, Adji.2011.Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit.Jakarta : Pustaka Bunda. Suseno, Mahfud.2013.Sehat Dengan Daun.Yogyakarta : Buku Pintar.

Internet : http://agricenter.jogjaprov.go.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=256 http://rewisa.wordpress.com/2011/05/02/konsep-minuman-fungsional-sebagai-solusicerdas-membentuk-masyarakat-modern-yang-sehat/ http://weus.net/manfaat-dan-khasiat-daun-pandan/2806/

23

Anda mungkin juga menyukai