Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Al-ICHSAN MK : Bahasa Indonesia

Kelas : 2 KIA Dospem : Akhmad Rizqi Turama,


S.Pd., M.A.
NIM : 06214042

Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

1. Bacalah teks berita berikut dengan saksama dan carilah kesalahan berbahasa yang ada
di dalamnya!

SUMEKS.CO, PRABUMULIH - Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM


memberikan pembekalan kepada 1.800 mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam (UIN)
Negeri Raden Fatah, Palembang di Aula Islamic Center, komplek UIN Raden Fatah, Selasa
(5/7).
Walikota Prabumulih berharap semua mahasiswa yang menjalankan kuliah kerja nyata
(KKN), dapat beradaptasi serta mengimplementasikan ajaran Islam di kota Prabumulih. Ada
harapan besar dinanti orang nomor satu di lingkungan pemerintahan kota Prabumulih, dari
mahasiswa untuk warganya. 
“Karena ini merupakan mahasiswa UIN, Islam Negeri. Jadi harapan kita karena mereka
lebih mengerti Islam, jangan sampai UIN ini merusak agama kita Islam. Mereka akan
menjadi pelopor untuk syiar agama Islam. Baik dalam KKN, omongnya dan perbuatan
selama mereka melaksanakan tugas KKN di Prabumulih,” ujar Ridho, usai memberikan
pembekalan.
Karena itu, lanjutnya, makanya pemerintah kota Prabumulih membekali dari awal
bahwa pemerintahan jika berpedoman kepada al quran, mudah-mudahan akan aman dan
selamat. “Ini dapat dibuktikan. Ketika pemerintah berpedoman pada Alquran, maka akan
selamat semuanya,” ujar Ridho. Ini dia gambarkan jangan sampai mahasiswa bisa membaca
alquran, bisa ngaji dan sholat. Tetapi mereka sama sekali tidak melaksanakan isi yang
terkandung dalam alquran.
“Jadi buat mahasiswa yang tahu akan kandungan alquran. Jika berbuat melanggar
alquran maka dosa yang akan ditanggung double. Makanya dalam hal ini tugas berat dari
mahasiswa. Karena UIN Raden Fatah, merupakan salah satu Lembaga yang memberikan
Pendidikan bidang agama. Tugas mahasiswa juga ketika dimasyarakat untuk dapat
meneruskan Pendidikan beragama dimasayarakat,” imbuhnya.
Ridho juga tak segan membandingkan dirinya. Dimana dia dipilih oleh rakyat, sudah
sepatutnya dia juga menjadi pelayan masyarakat. Tentu salah satu cara yakni memberikan
program-program kerakyatan. Seperti apa? “Program saya, oleh masyarakat dari masyarakat
dan untuk masyarakat. 
Dalam keseharian juga saya kerjakan mulai bangun pukul 04.00 Wib pagi hari. Usai
subuh biasanya saya melayat ketempat warga yang terkena musibah. Dari hal itu pula kita
dapat pelajaran berharga, ternyata kalau mati dak katek yang kita bawa. Jadi kita latih semua
sama dimata Allah,” jelasnya. Kebiasaan turun kemasyarakat, dirinyapun sering mendapatkan
serta mendengar aspirasi atau keluhan masyarakat.
2. Buatlah sebuah karangan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki satu judul,
b. memasukkan kutipan yang diberikan, dan
c. membuat daftar pustaka berdasarkan informasi-informasi yang ada.
Informasi sumber acuan yang dipakai untuk soal nomor 2:
1. Buku
a. Penulis: Arswendo Atmowiloto
b. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
c. Kota: Jakarta
d. Tahun: 2004
e. Judul Buku: Mengarang Itu Gampang
f. Halaman: 2
g. Kutipan: Mengarang, bisa dilakukan anak-anak, remaja, orang tua, bahkan
pensiunan. Seperti naik sepeda atau berenang, sekali menguasai bisa
seterusnya. Tak akan lupa, atau menjadi tak bisa. Yang diperlukan hanyalah
mengenal unsur-unsur dalam mengarang: ide atau ilham, cara menyusun,
menggambarkan tokoh. Selebihnya latihan. Rasanya, asal bukan buta huruf
total, semua orang bisa mengarang.
2. Buku
a. Penulis: Luna Torashyngu dan Donna Widjajanto
b. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
c. Kota: Jakarta
d. Tahun: 2012
e. Judul Buku: When Author Meets Editor
f. Halaman: 5
g. Kutipan: Sejak 2005, terjadi booming pengarang di dunia fiksi Indonesia.
Mendadak banyak yang bisa menjadi pengarang fiksi. Mendadak muncul
nama-nama baru yang langsung melesat jadi bintang. Mendadak pula, banyak
yang ingin menjadi pengarang fiksi.
3. Buku
a. Penulis: Seno Gumira Ajidarma
b. Penerbit: Bentang Budaya
c. Kota: Yogyakarta
d. Tahun: 1997
e. Judul Buku: Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara
f. Halaman: 330
g. Kutipan: Pengalaman yang biasa-biasa saja, jika dituliskan dengan intensitas
dan kepekaan artistik, bisa menjadi sebuah cerita yang luar biasa.

Kemudahan Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan di Zaman


Serba Digital
Mengarang adalah salah satu kiat kita untuk memanifestasikan sejarah yang pernah
ada dalam hidup kita untuk dijadikan sebuah karya atau siasat dalam mengelola emosi
terhadap orang di sekitar kita. Mengarang merupakan salah satu kegiatan bahasa yang banyak
dikeluhkan. Saat ini pelajar dan mahasiswa di Indonesia masih saja merasa sulit dan bingung
dalam kegiatan menulis karangan. Penyebabnya adalah kurangnya ide atau informasi yang
dimiliki. Terkadang, pelajar atau mahasiswa hanya bisa menuangkan ide dalam tulisannya
hanya satu paragraf dan bingung untuk

ka dalam merangkaikan paragraf-pararagraf itu. Sementara itu, jika kita mengikuti


saran seorang praktisi untuk meningkatkan keterampilan menulis hendaknya kita melatihnya
dengan banyak membaca dan menuliskan hal-hal yang sederhana yang ada dalam bentuk
tulisan. Salah satunya adalah dengan menulis surat.

Mengarang memiliki manfaat dari berbagai aspek seperti psikologis, metodologis, dan
filosofis. Dari segi psikologis, menulis dapat membantu kita mengontrol perasaan yang ada
karena dengan mengarang kita dapat menuangkan emosi kita dalam tulisan yang dibuat. Dari
segi metodologis, mengarang bisa melatih kita dalam mengasumsikan sesuatu karena dengan
mengarang tentunya banyak pendapat yang kita tuangkan dalam tulisan yang kita buat.
Sementara itu, dari segi filosofis, mengarang mampu membuat kita berpikir secara matang.
Hal itu berarti bahwa mengarang bisa mengasah ketajaman pikiran kita. Sampai saat ini
keberhasilan seseorang dalam suatu pekerjaan bergantung pada kemampuan berkomunikasi
secara efektif terutama dalam merangkai kata atau mengarang.

Kita kadang-kadang khawatir untuk memulai sesuatu khususnya membaca dan


menulis karangan karena faktor usia yang ada. Sebagai motivasi, banyak orang sukses di
dunia yang memulai karirnya pada usia lanjut. Salah satunya adalah penulis terkenal,
Margaret Mitchel. Selain itu, ada Hellen Keller, seorang tunarungu yang mampu mendapat
gelar sarjananya dan membuktikan bahwa kecacatan tidak menghalangi seseorang untuk
sukses. Hal itu membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil selama kita masih mau belajar
dan berusaha sehingga kita tidak perlu ragu memulai belajar membaca dan membuat sebuah
karya melalui tulisan. Atmowiloto,A (2004:2) menyatakan, “Mengarang, bisa dilakukan
anak-anak, remaja, orang tua, bahkan pensiunan. Seperti naik sepeda atau berenang, sekali
menguasai bisa seterusnya. Tak akan lupa, atau menjadi tak bisa. Yang diperlukan hanyalah
mengenal unsur-unsur dalam mengarang: ide atau ilham, cara menyusun, menggambarkan
tokoh. Selebihnya latihan. Rasanya, asal bukan buta huruf total, semua orang bisa
mengarang.”

Saat memulai menulis karangan, kita memerlukan media untuk karya tulis yang kita
hasilkan. Salah satu media yang dapat menjadi wadah dari karya yang sudah kita buat ialah
blog. Blog menjadi salah satu media yang melibatkan teknologi merupakan laman google
yang dapat kita buat sendiri. Dengan blog, kita dapat mengunggah hasil karya tulis kita
sehingga dapat dibaca dan dilihat oleh orang lain. Karyat tulis kita itu dapat bermanfaat
sebagai bahan literasi atau referensi untuk menambah wawasan pembaca. Hal ini sesuai
dengan kutipan dari buku yang ditulis oleh Luna Torashyngu dan Donna Widjajanto tahun
2012, tepat di halaman 5 yang berjudul When Author Meets Editor , tulisaan tersebut
menyatakan bahwa, “Sejak 2005, terjadi booming pengarang di dunia fiksi Indonesia.
Mendadak banyak yang bisa menjadi pengarang fiksi. Mendadak muncul nama-nama baru
yang langsung melesat jadi bintang. Mendadak pula, banyak yang ingin menjadi pengarang
fiksi.”

Membaca dan menulis merupakan aktivitas yang penting bagi kita dalam
mengembangkan pengetahuan dan potensi diri kita Meningkatkan keterampilan menulis
dilakukan dengan banyak membaca dan menulis. Hal yang dapat dilakukan yaitu membuat
karangan dan menulis surat Keterampilan menulis seseorang dapat diukur berdasarkan
frekuensi latihan yang dilakukan oleh orang itu. Setelah kita berhasil membuat suatu karya,
kita bisa memanfaatkan media blog untuk menyebarluaskan karya tulisan kita itu sehingga
bermanfaat dalam pengembangan literasi bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Ajidarma,
SG (1997:330) menyatakan, “Pengalaman yang biasa-biasa saja, jika dituliskan dengan
intensitas dan kepekaan artistik, bisa menjadi sebuah cerita yang luar biasa.”

Daftar Pustaka
Atmowiloto, A. 2004. Mengarang Itu Gampang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ajidarma, SG. 1997. Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara. Yogyakarta:
Bentang Budaya.
Torashyngu, L dan Widjajanto, D. 2012. When Author Meets Editor. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai