1. Bacalah teks berita berikut dengan saksama dan carilah kesalahan berbahasa yang ada di dalamnya!
SUMEKS.CO, PRABUMULIH - Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM
memberikan pembekalan kepada 1.800 mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam (UIN) Negeri Raden Fatah, Palembang di Aula Islamic Center, komplek UIN Raden Fatah, Selasa (5/7). Walikota Prabumulih berharap semua mahasiswa yang menjalankan kuliah kerja nyata (KKN), dapat beradaptasi serta mengimplementasikan ajaran Islam di kota Prabumulih. Ada harapan besar dinanti orang nomor satu di lingkungan pemerintahan kota Prabumulih, dari mahasiswa untuk warganya. “Karena ini merupakan mahasiswa UIN, Islam Negeri. Jadi harapan kita karena mereka lebih mengerti Islam, jangan sampai UIN ini merusak agama kita Islam. Mereka akan menjadi pelopor untuk syiar agama Islam. Baik dalam KKN, omongnya dan perbuatan selama mereka melaksanakan tugas KKN di Prabumulih,” ujar Ridho, usai memberikan pembekalan. Karena itu, lanjutnya, makanya pemerintah kota Prabumulih membekali dari awal bahwa pemerintahan jika berpedoman kepada al quran, mudah-mudahan akan aman dan selamat. “Ini dapat dibuktikan. Ketika pemerintah berpedoman pada Alquran, maka akan selamat semuanya,” ujar Ridho. Ini dia gambarkan jangan sampai mahasiswa bisa membaca alquran, bisa ngaji dan sholat. Tetapi mereka sama sekali tidak melaksanakan isi yang terkandung dalam alquran. “Jadi buat mahasiswa yang tahu akan kandungan alquran. Jika berbuat melanggar alquran maka dosa yang akan ditanggung double. Makanya dalam hal ini tugas berat dari mahasiswa. Karena UIN Raden Fatah, merupakan salah satu Lembaga yang memberikan Pendidikan bidang agama. Tugas mahasiswa juga ketika dimasyarakat untuk dapat meneruskan Pendidikan beragama dimasayarakat,” imbuhnya. Ridho juga tak segan membandingkan dirinya. Dimana dia dipilih oleh rakyat, sudah sepatutnya dia juga menjadi pelayan masyarakat. Tentu salah satu cara yakni memberikan program-program kerakyatan. Seperti apa? “Program saya, oleh masyarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat. Dalam keseharian juga saya kerjakan mulai bangun pukul 04.00 Wib pagi hari. Usai subuh biasanya saya melayat ketempat warga yang terkena musibah. Dari hal itu pula kita dapat pelajaran berharga, ternyata kalau mati dak katek yang kita bawa. Jadi kita latih semua sama dimata Allah,” jelasnya. Kebiasaan turun kemasyarakat, dirinyapun sering mendapatkan serta mendengar aspirasi atau keluhan masyarakat.
2. Buatlah sebuah karangan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki satu judul, b. memasukkan kutipan yang diberikan, dan c. membuat daftar pustaka berdasarkan informasi-informasi yang ada. Informasi sumber acuan yang dipakai untuk soal nomor 2: 1. Buku a. Penulis: Arswendo Atmowiloto b. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama c. Kota: Jakarta d. Tahun: 2004 e. Judul Buku: Mengarang Itu Gampang f. Halaman: 2 g. Kutipan: Mengarang, bisa dilakukan anak-anak, remaja, orang tua, bahkan pensiunan. Seperti naik sepeda atau berenang, sekali menguasai bisa seterusnya. Tak akan lupa, atau menjadi tak bisa. Yang diperlukan hanyalah mengenal unsur-unsur dalam mengarang: ide atau ilham, cara menyusun, menggambarkan tokoh. Selebihnya latihan. Rasanya, asal bukan buta huruf total, semua orang bisa mengarang. 2. Buku a. Penulis: Luna Torashyngu dan Donna Widjajanto b. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama c. Kota: Jakarta d. Tahun: 2012 e. Judul Buku: When Author Meets Editor f. Halaman: 5 g. Kutipan: Sejak 2005, terjadi booming pengarang di dunia fiksi Indonesia. Mendadak banyak yang bisa menjadi pengarang fiksi. Mendadak muncul nama-nama baru yang langsung melesat jadi bintang. Mendadak pula, banyak yang ingin menjadi pengarang fiksi. 3. Buku a. Penulis: Seno Gumira Ajidarma b. Penerbit: Bentang Budaya c. Kota: Yogyakarta d. Tahun: 1997 e. Judul Buku: Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara f. Halaman: 330 g. Kutipan: Pengalaman yang biasa-biasa saja, jika dituliskan dengan intensitas dan kepekaan artistik, bisa menjadi sebuah cerita yang luar biasa.