SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
MAT DRA‟I (2015001014)
i
ii
ANALISIS PUISI “BAJU BULAN” DAN “PENAGIH UTANG” DALAM
BUKU KUMPULAN PUISI SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUISI
KARYA JOKO PINURBO: KAJIAN SEMIOTIKA UMBERTO ECO
MAT DRA’I
2015001014
iii
iv
v
MOTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
ABSTRAK
Mat Dra’i. 2015001014. “Analisis Puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang” dalam Buku
Kumpulan Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi Karya Joko Pinurbo: Kajian Semiotika
Umberto Eco”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2019.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal berikut. 1) Signifikasi
komunikasi puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang”. 2) Penerapan teori kode puisi “Baju
Bulan” dan “Penagih Utang”. 3) Produksi-tanda puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang”
dalam buku kumpulan puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi karya Joko Pinurbo.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa satuan estetis meliputi kata, frasa, kalimat, larik, dan bait dalam puisi. Sumber data
penelitian ini adalah puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang” dalam buku kumpulan puisi
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi karya Joko Pinurbo. Instrumen penelitian ini adalah
peneliti itu sendiri yang dibekali teori Semiotika Umberto Eco. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode kepustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik observasi baca-catat. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian analisis puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang” sebagai berikut. 1)
Signifikasi Komunikasi Puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang” meliputi: a. Model
Komunikasi Dasar, (1) Puisi “Baju Bulan”, struktur dasar komunikasi terletak pada kata
„bulan‟. Proses komunikasi diawali dengan pengungkapan keinginan aku lirik (gadis kecil);
ingin baju baru. (2) Puisi “Penagih Utang”, struktur dasar komunikasi terletak pada frasa
„penagih utang‟. b. Sistem dan Kode, (1) Puisi “Baju Bulan”, aku lirik berperan sebagai
pemantik tujuan. Tujuan yang dimaksudkan untuk mencitrakan aku lirik sebagai orang yang
membutuhkan bantuan. (2) Puisi “Penagih Utang”, tokoh „penagih utang‟ berperan sebagai
penghadir peristiwa. Tujuan yang dimaksudkan adalah adanya timbal balik antartokoh;
pembahasan mengenai utang-piutang. c. S-Kode sebagai Struktur, (1) Puisi “Baju Bulan”,
terletak pada kata „Lebaran‟. (2) Puisi “Penagih Utang”, terletak pada frasa „penagih utang‟.
d. Informasi dan Komunikasi, (1) Puisi “Baju Bulan”, terdapat informasi denotatif dan
konotatif. (2) Puisi “Penagih Utang”, kehadiran tokoh „penagih utang‟ membahas perihal
utang-piutang. 2) Penerapan Teori Kode Puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang” meliputi: a.
Fungsi-tanda, (1) Puisi “Baju Bulan”, fungsi-tanda digunakan untuk menghadirkan situasi
haru. (2) Puisi “Penagih Utang”, fungsi-tanda mengungkap tentang degradasi kesadaran. b.
Ekspresi dan Isi, (1) Puisi “Baju Bulan”, secara utuh berisi tentang situasi haru yang terjadi
pada aku lirik; gadis kecil. (2) Puisi “Penagih Utang”, mengekspresikan penyangatan;
seseorang; aku lirik (orang kaya) yang tidak memiliki rasa kepedulian dan kesadaran. c.
Denotasi dan Konotasi, (1) Puisi “Baju Bulan”, denotasi: bulan (benda langit yang mengitari
bumi), konotasi: bulan (jelmaan Tuhan). (2) Puisi “Penagih Utang”, denotasi: mengkerut
(menggelemburkan kulit), konotasi: mengkerut (menurunnya tingkat keberanian. d.
Interpretan, (1) Puisi “Baju Bulan”, terletak pada frasa „bulan terharu‟, merujuk pada
keterharuan. (2) Puisi “Penagih Utang”, terletak pada frasa „badannya mengkerut‟. 3)
Produksi-tanda Puisi “Baju Bulan” dan “Penagih Utang” meliputi: a. Penyebutan, (1) Puisi
“Baju Bulan”, terdapat pada kata/frasa: bulan, baju baru, uang. (2) Puisi “Penagih Utang”,
terdapat pada frasa/kalimat: penagih utang, tengah malam. b. Kritik atas Ikonisme, (1) Puisi
“Baju Bulan”, kata/frasa yang memiliki kemiripan dengan denotatanya: bulan dan baju baru.
(2) Puisi “Penagih Utang”, kata/frasa yang memiliki kemiripan dengan denotatanya: penagih
utang dan keranda emas. c. Tipologi Cara Produksi, (1) Puisi “Baju Bulan”, induk ostensi
terletak pada frasa „bulan terharu‟. (2) Puisi “Penagih Utang”, induk ostensi terletak pada
frasa/kalimat „ini sudah jadwalnya‟ dan „jadwal bayar utang, maksudnya?‟.
Kata kunci: signifikasi komunikasi, kode, produksi-tanda
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia,
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Tamansiswa;
3. Dr. Wijaya Heru Santosa, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
skripsi;
ix
6. para dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
7. kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa;
8. Sugiarti dan Hartutik yang telah bersedia menjadi rekan diskusi dan
9. Isnan Waluyo, Peka Tariska, Adilla Widya Kirana, Dhea Sukma Mahesa
Putri, Arif Eko Widodo, Chatarina Apri Wulandari, Yuliana Mita, Ikke
PENDAPA Tamansiswa;
11. semua pihak yang sudah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini
membantu penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran.
Penulis,
Mat Dra‟i
x
DAFTAR ISI
xi
2. Sumber Data ............................................................................................. 30
C. Instrumen Penelitian .................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................ 38
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 38
1. Signifikasi Komunikasi Puisi “Baju Bulan”
dan “Penagih Utang” ................................................................................ 38
a. Model Komunikasi Dasar .................................................................. 38
1) Puisi “Baju Bulan” ....................................................................... 38
2) Puisi “Penagih Utang”.................................................................. 39
d. Interpretan .......................................................................................... 46
1) Puisi “Baju Bulan” ....................................................................... 46
2) Puisi “Penagih Utang”.................................................................. 46
xii
1) Puisi “Baju Bulan” ....................................................................... 46
2) Puisi “Penagih Utang”.................................................................. 46
B. Pembahasan .................................................................................................. 49
1. Signifikasi Komunikasi Puisi “Baju Bulan”
dan “Penagih Utang” ................................................................................ 49
a. Model Komunikasi Dasar .................................................................. 49
1) Puisi “Baju Bulan” ....................................................................... 50
2) Puisi “Penagih Utang”.................................................................. 55
xiii
d. Interpretan .......................................................................................... 106
1) Puisi “Baju Bulan” ....................................................................... 107
2) Puisi “Penagih Utang”.................................................................. 107
xiv