SKRIPSI
Oleh
Santini Dian Ijie
20170111014043
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Pesan Didaktis Novel “Ghoky Aku Papua” Karya
Johan Gandegoay Sebagai Media Pembentukan Karakter” dibuat oleh:
NIM : 20170111014043
Menyetujui:
Mengetahui
NIP. 197809282006041004
2
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Pesan Didaktis Novel “Ghoky Aku Papua” Karya Johan
Gandegoay Sebagai Media Pembentukan Karakter”, oleh Santini Dian Ijie dengan
NIM 20170111014043 telah diuji oleh Peneliti Ujian Akhir Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Cenderawasih, untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
TIM PENGUJI
NIP. 196209091994031001
NIP. 196605211992032001
Penguji 1 : (..................................)
Penguji 2 : (..................................)
Penguji 3 : (..................................)
MOTTO
3
Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal
itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri,
tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. ( 2 Korintus
1:9 )
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang
tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.(1 Korintus 10:13)
1. Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Ketiganya yang Esa
atas segala berkat yang diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan dan mensuport.
3. Saudara-saudaraku tercinta, Napoleon, Firdaus, Yosep, Susana, Tamar,
Risky, dan Ludia.
4. Teman-temanku yang selalu ada dalam suka dan duka
5. Almamater tercinta Universitas Cenderawasih
ABSTRAK
4
Santini Dian Ijie, 2021. “Pesan Didaktis Novel “Ghoky Aku Papua” Karya Johan
Gandegoay Sebagai Media Pembentukan Karakter”. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Universitas Cenderawasih. Pembimbing : (1) Dr. Robert
Masreng, M.Hum. dan Pembimbing (2) Dra. Tri Handayani, M.Hum.
Karya sastra mempunyai peran sebagai salah satu alat pendidikan yang dapat kita
manfaatkan dalam dunia pendidikan dalam hal ini pada pembentukan dan
pengembangan kepribadian anak di sekolah. Sastra bukan ajaran etika dan moral
namun di dalamnya terkandung perilaku etika dan moral yang diidealkan
sebagaimana yang dimodelkan oleh para tokoh cerita dalam karya sastra yang
dapat ditafsirkan dan dipahami lewat cara berpikir, bersikap dan berperilaku tokoh
cerita. Oleh sebab itu sastra dapat dimanfaatkan sebagai media pembentukan
karakter peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan, dalam novel “Ghoky Aku Papua” terdapat nilai-
nilai yang dapat diajarkan pada peserta didik yakni (1) dapat dipercaya
(trustworthiness), (2) rasa hormat dan perhatian (respect), (3) tanggung jawab
(responsibility), (4) jujur (fairness), (5) peduli (caring), (6) Kewarganegaraan
(citizenship), (7) ketulusan (honest), (8) berani (courage), (9) tekun (diligence),
(10) Integritas. Nilai-nilai yang yang terdapat dalam novel “Ghoky Aku Papua”
ini dapat dimanfaatkan selain sebagai media yang kontekstual, juga dapat
dimanfaatkan sebagai media pembentukan karakter peserta didik karena nilai-nilai
kebaikan yang terkandung di dalamnya sehingga membentuk dan
mengembangkan karakter siswa kearah yang lebih baik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa,
atas berkat dan hikmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pesan Didaktis
5
Novel “Ghoky Aku Papua” Karya Johan Gandegoay Sebagai Media Pembentukan
Karakter” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademik pada tahap akhir
dalam penyelesaian masa studi untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak, berupa sumbangan pemikiran, bimbingan, dan pelayanan untuk
memberikan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Robert Masreng, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I dan Dra. Tri
Handayani, M.Hum. selaku Dosen pembimbing II, yang telah
meluncurkan kesibukannya memberikan pengarahan, petunjuk yang
sangat berguna serta bimbingan dan semangat hingga terselesainya skripsi
ini.
2. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama penulis
mengikuti pendidikan.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Ketua
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Cenderawasih yang telah
membantu penulis selama pendidikan.
4. Rektor Universitas Cenderawasih sebagai pemimpin lembaga pendidikan.
Serta dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk pendidikan.
5. Orang tuaku tercinta Bapak Stefanus Ijie dan Mama Yokbet Nauw atas
cinta dan kasih sayangnya.
6. Saudara-saudaraku Napoleon, Firdaus, Yosep, Susana, Tamar, Risky dan
Ludia.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 atas kerjasamanya
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebabkan satu per satu ;
6
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, skripsi ini tidak luput dari
kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritis,
saran serta masukkan yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
diperlukan guna perbaikan tulisan ini.
Penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................ii
7
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................iii
LEMBAR MOTO DAN PERSEMBAHAN...............................................iv
ABSTRAK...............................................................................................v
KATA PENGANTAR .............................................................................vi
DAFTAR ISI............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................
1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................
1.5 Penegasan Judul.................................................................................
1.6 Sistematika Laporan Penelitian Skripsi...............................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka.................................................................................
2.2 Landasan Teori.................................................................................
2.2.1 Konsep.................................................................................
2.2.1.1 Sastra.................................................................................
2.2.1.2 Novel ..........................................................................
2.2.1.3 Unsur Intrinsik Novel.....................................................................
2.2.1.4 Pesan Didaktis.................................................................................
2.2.1.5 Karakter.................................................................................
2.2.2 Landasan Teori
2.2.2.1 Teori Struktural.................................................................................
2.2.2.2 Pilar Karakter.................................................................................
8
4.1.2 Melalui Adegan.........................................................................
4.1.3 Melalui Konflik.........................................................................
4.2 Jenis-jenis Pesan Didaktis yang terdapat dalam Novel “Ghoky Aku
Papua” .........................................................................
4.2.1 dapat dipercaya (trustworthiness) ..............................................
4.2.2 rasa hormat dan perhatian (respect) .................................................
4.2.3 tanggung jawab (responsibility) .....................................................
4.2.4 jujur (fairness) .........................................................................
4.2.5 peduli (caring) .........................................................................
4.2.6 kewarganegaraan (citizenship) .........................................................
4.2.7 ketulusan (honest) .........................................................................
4.2.8 berani (courage) .........................................................................
4.2.9 tekun (diligence) .........................................................................
4.2.10 integritas.........................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan.........................................................................
5.2 Saran.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Novel
SK Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
9
Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sanskerta yang
berarti terdiri dari akar kata Cas atau sas dan -tra. Cas dalam bentuk kata kerja
petunjuk ataupun instruksi. Akhiran -tra menunjukkan suatu sarana atau alat.
Sasatra secara harfiah berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi,
ataupun pengajaran. Istilah susastra sendiri pada dasarnya berasal dari awalan su
yang memiliki arti “indah, baik” sehingga susastra dibandingkan atau disesuaikan
(1) fungsi rekreatif, sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi
penikmat atau pembacanya. (2) Fungsi Didaktik, sastra mampu mengarahkan atau
kepada pembaca atau penikmatnya, sehingga tahu moral yang baik dan buruk,
karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. (4) fungsi religius,
sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat
Karya sastra drama terbagi dalam beberapa jenis, yakni Melodrama, Drama
heroik, komedi, farce, Opera dan sendratari. Begitu pula dengan puisi, terbagi
menjadi beberapa jenis, yaitu Mantra, Bidal, pantun, gurindam dan syair. Prosa
pun demikian, terbagi menjadi dua jenis yaitu Prosa Fiksi yang terdiri dari
Dongeng, Cerpen dan Novel, dan Prosa Nonfiksi: Biografi, Autobiografi, dan
Esai.
10
Jika dilihat dari segi isinya, sastra terbagi atas 4 macam, yaitu : (1).Epik,
dan perasaan pengarang. (2) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan
pengarang secara subjektif (3) Didaktik, karya sastra yang isinya mendidik
lain dan (4) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian (baik
Secara etimologis, kata novel berasal dari bahasa Inggris yaitu novelette, yang
kemudian masuk ke Indonesia. Dalam bahasa Italia disebut novella, secara harfiah
berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita
pendek. Sekarang ini istilah novella atau novelle mengandung pengertian yang
sama dengan istilah Indonesia “novelet” yang berarti sebuah karya prosa fiksi
yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.
Penelitian ini difokuskan pada pesan-pesan didaktis atau pesan yang bersifat
Aku Papua” ini, yang ingin disampaikan kepada pada pembaca oleh pengarang.
Pesan yang bersifat mendidik, yang mana termasuk dalam manfaat sastra bagi
kehidupan manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Horatius dengan istilah sweet
“memberi kemanfaatan”.
11
Pernyataan Horatius ‘sweet and usefful” pada hakikatnya menunjukkan
bahwa sastra berfungsi pragmatis bagi kehidupan sosial masyarakat. karena karya
berperilaku dan lain-lain. Sastra di persepsi sebagai fakta sosial yang menyimpan
pesan yang mampu mengerjakan emosi pembaca untuk bersikap atau berbuat
seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, dan dalam penulisan ini dapat
Novel “Ghoky Aku Papua” Karya Johan Gandegoay yang diterbitkan pada
dari keluarga Papua yang berdiam didaerah Manokwari dari mulai masa kanak-
sangat sukar dan tidak mudah dengan penuh tekanan dan didikan keras sang ayah
mempunyai semangat yang tinggi dalam meraih sukses. Pada akhirnya ia dapat
merasakan upah melewati penderita dan didikan keras sang ayah barulah kini ia
menyadari bahwa itu adalah bentuk kasih sayang sang dari sang ayah. Dan
pengalaman itu dengan bangga dan bahagia ia tuturkan pada sang anak.
12
Peneliti memfokuskan kajiannya terhadap novel ini, yaitu pada pesan-
pesan Didaktis atau pesan yang bersifat mendidik yang terdapat pada novel
Alasan peneliti mengkaji Novel ini yaitu bahwa Novel “Ghoky Aku
Papua” karya Johan Gandegoay ini sangat menarik untuk diteliti karena selain
cerita ini berlatar belakang di Papua, cerita ini juga menawarkan model kehidupan
para tokohnya melalui cara berpikir, bersikap, dan berperilaku para tokoh-tokoh
cerita yang bijaksana yang dapat merangsang pembaca untuk bersikap atau
berbuat sesuatu. Dan novel ini, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
Ghoky Aku Papua karya Johan Gandegoay ini memiliki nilai plusnya atau
nilai lebih yaitu melalui model kehidupan yang ditampilkan atau disajikan
berpikir, bersikap, dan bertindak atau berperilaku yang baik antara sesama, dan
berbagai model kehidupan. Pesan didaktis. Kata Didaktis, Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia artinya bersifat mendidik. Jika dilihat dari segi isinya, karya
sastra yang bersifat didaktis adalah karya sastra yang isinya mendidik
(Rahmawati, 2015:3). Dalam hal ini khusus dalam pesan-pesan yang bersifat
mendidik dan mengajar tentang nilai-nilai Karakter yang terdapat dalam novel
13
”Ghoky Aku Papua” yang dikaitkan dengan pilar-pilar karakter. Pesan-pesan yang
bersifat mendidik itu dapat kita lihat seperti contoh kutipan berikut :
dengan 9 pilar karakter. Pada data di atas yang menunjukkan didikan orang tua
pada anaknya untuk membentuk karakter anak menjadi anak yang berkarakter
guru memberikan perhatian lebih pada anak yang dianggap guru lain itu bodoh
dan nakal dengan selalu menasihati dan juga memberi pelajaran tambahan yang
14
tidak kuasai. Guru menunjukkan sikap peduli terhadap anak yang dicap nakal
dan tidak pandai dan membuat anak menjadi tekun untuk belajar hingga dapat
menguasai pelajaran yang sebelumnya ia tidak kuasai, sikap guru membuat anak
menjadi Tekun ( diligence) hingga dapat mencapai yang ia dahulunya tidak bisa
menjadi bisa.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
terutama bagi para pendidik dalam pembentukan karakter peserta didik yang mana
karya sastra Novel “Ghoky Aku Papua” selain merupakan media pembelajaran
menjadi lebih baik di tengah masyarakat. Juga novel ini bersifat kontekstual
karena berlatar belakang cerita di salah satu wilayah yang ada di Papua. Kiranya
hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan pencerahan bagi guru dan
orang tua sebagai media pembentuk karakter anak atau peserta didik yaitu dengan
dapat dengan bijak dalam mendidik, baik dalam mengambil tindakan atau
pesan yang bersifat mendidik dan mengajar dalam novel ini dapat kita jadikan
pembelajaran bagi kita tentang pentingnya pendidikan karakter yaitu anak dapat
tumbuh dan berkembang dengan memiliki karakter atau kepribadian yang baik di
tengah masyarakat.
Pilihan kata ‘Pesan’ dan atau ‘Didaktis’ untuk mengungkapkan yang apa
terkandung dalam novel “Ghoky Aku Papua”. Kata pesan adalah sesuatu yang
disampaikan oleh seseorang pada orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung . Sedangkan kata didaktis berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni
didaktikos yang berarti “mengajar” dan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
15
(KBBI) arti kata didaktis adalah bersifat mendidik. Karya sastra yang isinya
yang bersifat mendidik di dalam Ghoky Aku Papua karya Johan Gandegoay.
Berdasarkan alasan bahwa Novel “Ghoky Aku Papua” berisi ajaran yang
bersifat mendidik dan mengajarkan para pembaca tentang ajaran moral, tatakrama
penelitian ini pada pesan-pesan didaktis atau pesan yang bersifat mendidik yang
terkandung dalam “Novel Ghoky Aku Papua” Pesan bersifat mendidik ini
dikaitkan dengan pilar karakter dan dapat dijadikan sebagai media Pembentukan
merupakan proses sumur hidup. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Ada tiga pihak
yang memiliki peran penting terhadap pembentukan karakter anak yaitu keluarga,
sekolah, dan lingkungan. Ketiga pihak tersebut harus ada hubungan yang sinergis.
seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, dan dalam penulisan ini dapat
pengajaran sastra dan sastra pada umumnya, secara hakiki membicarakan nilai
16
hidup dan kehidupan-yang mau tidak mau berkaitan langsung dengan
dalam (Damai, Febrianto, Agung, & Radityo, 2018: 20) pelopor pendidikan
holistik berkarakter, dalam pembentukan karakter anak ada tiga hal yang harus
berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti
tindakan apa yang harus diambil, dan mampu memberikan prioritas hal-hal yang
buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan.
Misalnya, anak tak mau berbohong. Ia berbohong itu buruk sehingga ia tidak mau
Pembelajaran yang baik itu harus mengajar tentang yang baik saja
melainkan juga harus diberitahukan yang tidak baiknya dan dampaknya agar anak
dapat mengetahuinya dan tidak mencari yang tidak baiknya. Sebab apabila kita
hanya mengajarkan tentang yang baik atau positifnya, maka anak akan mencari
sendiri yang tidak baiknya atau negatif itu. Oleh sebab itu, pembelajaran yang
baik itu selain mengajarkan tentang yang baiknya saja melainkan juga harus
Nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sastra diresepsi oleh anak dan
17
1.2.1 Bagaimanakah cara pengarang menyampaikan pesan didaktis dan novel
1.2.2 Jenis-jenis pesan didaktis apa saja yang terdapat dalam novel “Ghoky Aku
berikut :
Papua”
Manfaat teoretis yang diperoleh dari penelitian ini antara lain, hasil
khususnya pada pesan-pesan didaktis dalam karya sastra dalam penelitian ini
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para
pembaca khususnya dalam ilmu sastra yaitu dapat dijadikan referensi dalam
penelitian yang lebih lanjut, yaitu dalam pendidikan karakter dalam pembentukan
karakter anak melalui karya sastra dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dalam pembentukan
karakter.
18
4.1.2 Manfaat Praktis
4.1.2.1 Bagi Peneliti
Bagi Peneliti, Penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang
dirumuskan. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi peneliti untuk
semakin aktif menyumbangkan hasil karya ilmiah bagi dunia sastra dan
pendidikan.
yang bersifat mendidik ini dapat dijadikan sebagai media alternatif dalam
pembentukan karakter dan pembacaan dapat dengan bijak dalam memilih untuk
dalam mendidik peserta didik khusus dalam proses pembentukan karakter anak.
Hasil kajian ini dapat digunakan selain sebagai bahan pembelajaran juga dapat
digunakan sebagai media untuk membentuk karakter anak melalui cerita dalam
novel ini, juga dapat dengan bijak dalam mendidik anak dalam pembentukan
pada sastrawan untuk lebih giat menciptakan karya sastra, khususnya karya sastra
Papua dalam mengenalkan Papua melalui karya sastra dan dalam pelestarian dan
19
1.5 Penegasan Istilah atau Penegasan Judul
dianggap perlu dan penting dalam penegasan Judul agar apa yang dibahas tidak
menyimpang pada hal-hal di luar judul, atau dengan kata lain, agar pembahasan
dapat terarah sesuai yang diharapkan dan sesuai cakupan yang lebih spesifik
sesuai judul yang dibahas, yaitu Kata Pesan, Didaktis, dan Novel.
Pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis lewat cerita
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dalam sebuah cerita melalui
motif-motif dan model kehidupan yang mencakup berbagai aspek cara berpikir
dalam karya sastra. Dan dari fungsi karya sastra yaitu bersifat menghibur dan
mendidik melalui cerita kehidupan yang ditampilkan dalam karya sastra dengan
model kehidupan yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang secara tidak
kebenaran dan kebaikan, dan tatakrama yang dapat ditafsirkan melalui cara
Novel “Ghoky Aku Papua” karya Johan Gandegoay ini selain menghibur
ia juga memberikan manfaat berupaya ajaran tentang moral, tatakrama dan nilai-
nilai kebaikan dan kebenaran yang terkandung di dalamnya yaitu cara bersikap
dan berperilaku yang baik pada orang lain yang ada di sekitar kita, baik di
20
Novel adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa
Hingga kisah dalam novel lebih panjang dari pada cerpen dan terdapat beberapa
episode atau bagian di dalamnya. Misalnya pada Novel “Ghoky Aku Papua”
memiliki karakter yang buruk hingga ia dewasa dan memiliki karakter yang baik.
Kisahnya dalam novel ini yang kemudian dibagi dalam beberapa bagian atau yang
Penelitian, Manfaat Penelitian; manfaat teoritis dan praktis, Penegasan istilah atau
Metode Penelitian, Teknik Penelitian; Pengumuman data dan analisis data, dan
Kerangka Berpikir.
Didaktis dalam Novel; Melalui Dialog, melalui adegan, melalui konflik, dan
21
Bab V Penutup, simpulan dan saran
BAB II
menjelaskan laporan tentang apa yang dikemukakan penelitian lain dan dipakai
2019, dengan judul penelitian “Trauma Tokoh Ghoky Dalam Novel “Ghoky Aku
oleh Tokoh Ghoky yaitu faktor-faktor penyebab trauma psikologi yang dialami
oleh tokoh Ghoky, bentuk-bentuk trauma psikologis dan bagaimana tokoh ghoky
22
mengatasi trauma psikologisnya. Dan Penelitian yang dilakukan ini menggunakan
Kedua, penelitian dilakukan oleh Kurnia Aisah, pada tahun 2021, dengan
Tupa” Karya Jhon Waromi. Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai karakter
yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam novel “Anggadi Tupa” yang dapat
digunakan sebagai media untuk pembentukan karakter siswa dalam proses belajar
Terakhir, dilakukan oleh Rini Yuwana pada tahun 2018, dengan judul
penelitian “ Analisis Struktur Dan Nilai Didaktis Cerita Rakyat Aceh, Legenda
Gajah Puteh”. Kemudian, Peneliti ini membahas tentang analisis struktural dan
pesan didaktis dalam cerita rakyat Aceh, Legenda Gajah Puteh. Dan Peneliti ini
dalam penelitian yang dilakukan ini yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu
Konsep Sastra, Novel, Karakter dan sebagainya, juga teori struktural dan teori
lainnya.
2.2.1 Konsep
yang berkaitan dengan judul penelitian atau konsep-konsep yang relevan dengan
judul.
23
2.2.1.1 Sastra
1) Pengertian Sastra
Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sanskerta yang
berarti terdiri dari akar kata Cas atau sas dan -tra. Cas dalam bentuk kata kerja
petunjuk ataupun instruksi. Akhiran -tra menunjukkan suatu sarana atau alat.
Sasatra secara harfiah berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi,
ataupun pengajaran. Istilah susastra sendiri pada dasarnya berasal dari awalan su
yang memiliki arti “indah, baik” sehingga susastra dibandingkan atau disejajarkan
Dalam bahasa Indonesia, kata sastra itu sendiri berasal dari bahasa Jawa
kuna [sic] yang berarti tulisan. Istilah dalam bahasa Jawa kuna [sic] berarti
“tulisan-tulisan utama” . Sementara itu kata “sastra” dalam khazanah Jawa kuna
[sic] berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kehidupan. Akar kata bahasa
petunjuk atau instruksi. Sementara itu, akhiran tra biasanya menunjukkan alat
atau sarana. Dengan demikian, sastra berarti alat untuk mengajar atau buku
petunjuk atau buku instruksi atau buku pengajaran. Di samping kata sastra, kerap
juga kata susastra kita di beberapa tulisan, yang berarti bahasa yang indah—
awalan su pada kata susastra mengacu pada arti indah. (Emzir&Rohman 2017: 5)
2) Jenis-jenis Sastra
A. Prosa
24
Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih luas.
Ia dapat mencakup berbagai karya tulis yang ditulis dalam bentuk prosa’, bukan
dalam bentuk puisi atau drama, tiap baris dimulai dari margin kiri penuh sampai
ke margin kanan. Prosa dalam pengertian ini tidak hanya terbatas pada tulisan
yang digolongkan sebagai karya sastra, melainkan juga berbagai karya juga pada
2015: 1-2). Prosa dibagi menjadi dua jenis yakni prosa fiksi dan nonfiksi. Prosa
Fiksi : Dongeng, Cerpen dan Novel, dan Prosa Nonfiksi: Biografi, Autobiografi,
dan Esai. Penelitian ini, karya sastra yang digunakan oleh peneliti dalam
Cerita “Ghoky Aku Papua” karya Johan Gandegoay yang diterbitkan pada
tahun 2017 ini termasuk pada jenis karya sastra prosa. Yaitu Novel. Novel
merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu
panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Cerita “Ghoky Aku Papua” karya
Johan Gandegoay ini tergolong ke dalam jenis Prosa yaitu tepatnya Novel karena
ceritanya yang dikisahkan dalam buku dengan judul “Ghoky Aku Papua” ini
begitu panjang, yaitu terdiri dari 166 halaman dan memiliki beberapa
B. Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno poieo/poio) adalah seni tertulis di mana
bahasa digunakan untuk kualitas estetikanya untuk tambahan, atau selain arti
25
kehidupan individu dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu,
sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri
C. Drama
Secara etimologis, kata “drama” berasal dari Yunani “dran” yang berarti
berbuat. Orang Yunani menyebut kata drama “draomai” berarti perbuatan meniru.
Menurut Moris, “drama term derived from verbs, ‘dran’ meaning ‘act’ ‘to’ ‘do’;
maksudnya adalah dari kata kerja dran yang berarti berbuat. Secara sederhana,
maka dapat pula bermakna perang. Drama merupakan peran memetik, yaitu peran
Rohman 2017: 262). Dama memiliki beberapa jenis, yaitu Melodrama, Drama
2.2.1.2 Novel
1) Pengertian Novel
Secara etimologis, kata novel berasal dari bahasa Inggris yaitu novelette, yang
kemudian masuk ke Indonesia. Dalam bahasa Italia disebut novella, secara harfiah
berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita
pendek. Sekarang ini istilah novella atau novelle mengandung pengertian yang
sama dengan istilah Indonesia ―novelet‖ yang berarti sebuah karya prosa fiksi
yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.
26
Novel yang berjudul “Ghoky Aku Papua” karya Johan Gandegoay ini
adalah novel terbaru yang diterbitkan pada tahun 2017 dan memiliki 166 halaman.
Novel diangkat dari pengalaman kehidupan yang pernah dialami oleh pengarang.
Dalam novel tersebut pengarang menceritakan masa kecilnya kepada anak laki-
dulu.
2) Ciri-ciri Novel
G. Cerita dalam novel lebih panjang, akan tetapi banyak kalimat yang di
ulang-ulang.
149)
3) Jenis-jenis Novel
Novel dewasa ini memiliki berbagai macam Jenisnya. Untuk itu, dalam
hal ini, jika dilihat berdasarkan tingkat kebenarannya novel dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu Novel fiksi (kisah tidak nyata) dan Novel nonfiksi (kisah nyata).
27
Menurut Abrams (1999) dalam (Nurgianyatoro 2013), menyatakan bahwa,
Fiksi pertama-tama menyerang pada prosa naratif, yang dalam hal ini adalah
novel dan cerpen, bahkan kemudian fiksi sering dianggap bersinonim dengan
novel.
A. Novel Fiksi
Fiksi dapat diartikan sebagai cerita rekaan atau cerita yang tidak benar-
benar terjadi. Dengan kata lain cerita yang bersifat imajinatif, atau dibuat
dunia nyata.
hematnya, bahwa Fiksi merupakan karya sastra naratif yang isinya tidak
bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh
2013: 2).
B. Novel Nonfiksi
Novel Fiksi, ceritanya tidak dapat dibuktikan pada dunia nyata atau
bersifat khayalan sehingga tidak perlu dibuktikan pada dunia nyata. Jika
demikian, berbanding terbalik dengan novel non fiksi. Novel nonfiksi ceritanya
mengisahkan kejadian kisah realita seseorang yang ceritanya diambil dari kisah
nyata.
28
Novel nonfiksi ini dibuat atau diambil dari kisah nyata orang lain yang
kemudian dituliskan ke dalam bentuk karya sastra novel, juga pula bisa
kebenarannya dapat dibuktikan atau data faktualnya ada, dapat dilihat maupun
bahwa, disebut sebagai fiksi historis (historical fiction), jika yang menjadi
menjadi dasar penulisan fakta biografis, dan fiksi sains (science fiction), Jika
menjadi dasar penulisan fakta ilmu pengetahuan. Ketiga jenis fiksi tersebut
pada tahun 2017 ini, adalah novel yang mengisahkan tentang perjalanan hidup
seorang anak, dimulai dari ia lahir, masa kanak-kanaknya hingga dewasa dan
kini menjadi orang tua. Kisah ini diambil berdasarkan kisah pengalaman
pengang sendiri yang kemudian diceritakan dan kisah ini berlatar belakang di
Pantai Teluk Dore, Manokwari, Papua Barat. Oleh sebab itu, Novel “Ghoky
Aku Papua” karya Johan Gandegoay ini tergolong dalam Jenis Novel Nonfiksi
29
Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur pembangun karya sastra yang
dapat ditemukan yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri.
Untuk karya sastra dalam bentuk prosa, seperti roman, novel, dan cerpen,
sebagian ahli berpendapat, unsur-unsur intrinsiknya adalah (1) tema, (2) amanat,
(3) tokoh, (4) alur(plot), (5) latar(setting), (6) sudut pandang dan (7) gaya bahasa.
1) Tema
menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalam teks sebagai struktur
gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya sastra atau yang secara
motif.
adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai
2) Amanat
30
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak
64).
A. Tokoh
yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama, sedangkan penokohan
dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk
atau merupakan orang-orang atau pelaku dalam cerita yang dikisahkan dalam
B. Penokohan
Penokohan adalah Karakter yang dimiliki oleh para pelaku dalam cerita
yang dibuat oleh pengarang dengan memiliki sifat, watak atau karakter.
dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan
31
mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan
tindakan.
cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan
waktu, baik dikemukakan secara eksplisit maupun implisit. Dalam sebuah cerita,
sebuah teks naratif, tentulah ada awal kejadian, kejadian-kejadian berikutnya, dan
barangkali ada pula akhirnya. Secara teoretis plot dapat diurutkan atau
kejadian, tahap Tengah dan juga Tahap akhir ; seperti yang akan dijelaskan di
bawah ini :
A. Tahap Awal
32
Tahap Awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalkan.
berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya.
Suasana alam, waktu kejadian, ( misalnya ada kaitannya dengan waktu sejarah).
dan lain-lain yang pada garis besarnya berupa deskripsi setting. (Nurgianyatoro,
2013: 201).
B. Tahap Tengah
Tahap tengah cerita yang dapat juga disebut sebagai tahap perkaitan
menampilkan pertentangan dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada
C. Tahap Akhir
Tahap Akhir sebuah cerita atau dapat juga disebut tahap pelarian,
menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini misalnya
berisi bagaimana kesudahan cerita, atau menyarankan pada hal bagaimana akhir
sebuah cerita.
setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada pengertian
Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat,
33
yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, ketiga unsur itu pada
kenyataannya saling berkaitan dan saling memengaruhi satu dengan yang lainnya.
A. Latar Tempat
dalam sebuah fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-
tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama
jelas.
B. Waktu
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” biasanya
dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Tata cara kehidupan masyarakat mencakup sebagai masalah dalam lingkup yang
cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, secara berpikir dan bersikap
6) Sudut pandang
menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau
34
Dari pendapat di atas Nurgianyatoro menyimpulkan bahwa, dengan
demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang
sebuah komunikasi baik lisan maupun tulis yang dikirimkan dari satu orang ke
ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada
Kata didaktis berasal dari bahasa Yunani yakni “didaktie” yang asal
katanya adalah “didaskein” artinya mengajar. ... Menurut Kamus Besar Bahasa
tertentu. Oleh sebab itu karya sastra yang baik adalah karya sastra yang
35
Fungsi sastra dalam kehidupan masyarakat, sastra mempunyai beberapa
fungsi, salah satunya adalah fungsi didaktik yaitu sastra mampu mengarahkan atau
tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dari sana,
orang tersebut terbangkitkan kreativitas dan emosinya untuk berbuat sesuatu, baik
pada tahun 2017 ini isinya tergolong didaktik yaitu;..... Dilihat dari segi isinya
2015: 2).
pengarang yang ditafsirkan melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku para
tokohnya yang memiliki kebijakan yang dapat dijadikan sebagai teladan dalam
kehidupan kita.
2.2.1.5 Karakter
1) Pengertian Karakter
36
Karakter berasal dari bahasa Yunani kharakter yang berakar dari diksi
merupakan kualitas sifat, ciri; atribut, serta kemampuan khas individu yang
memiliki arti tabiat ; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues), dan diyakini dan digunakan
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau
2) Pendidikan Karakter
37
Pendidikan karakter menurut Kemendikbud (2010:8) dalam (Wibowo,
2013: 15) bawah pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan
warga negara.
Mahmud, 2012: 23) adalah pendidikan untuk membentuk kep seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, Juju bertanggung jawab, menghormati orang lain,
dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh imam dan takwa kepada Tuhan yang
terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah
38
Fungsi pendidikan karakter: (1) mengembangkan potensi dasar agar
berhati baik, berpikir baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun
pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Keluarga merupakan agen sosialisasi
pengamatan. Di sinilah peran penting orang tua untuk turut membangun karakter
5), merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak akan tumbuh
berkarakter pula. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting terhadap
pembentukan karakter anak yaitu: keluarga, sekolah dan lingkungan. Ketika pihak
seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, dan dalam penulisan ini dapat
pengajaran sastra dan sastra pada umumnya, secara hakiki membicarakan nilai
39
hidup dan kehidupan-yang mau tidak mau berkaitan langsung dengan
2.2.2 Teori
Secara etimologis struktur berasal dari kata structura , bahasa Latin, yang
berarti bentuk dan bangunan. (Ratna, S.U, 2005: 88). Struktur karya sastra juga
menunjuk pada pengertian adanya hubungan antara unsur (intrinsik) yang bersifat
sebagai cara berpikir tentang dunia (baca juga: dunia kesastraan) yang lebih
setiap unsur dalam bagian sistem struktur itu harus mempunyai makna setelah
dalamnya.
40
ditentukan oleh hubungan dengan unsur-unsur lain yang terlibat dalam sebuah
situasi. Makna unsur-unsur karya sastra itu hanya dapat dipahami sepenuhnya atas
dasar tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra.
kesastraan. Setiap teks sastra memiliki unsur yang berbeda dan tidak ada satu teks
pun yang sama persis. Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi,
keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan
(Nurgianyatoro, 2013:60).
lainnya.
2.2.2.2 Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani kharakter yang berakar dari diksi
41
kejiwaan/tabiat/watak. Karakter dalam American Herritage Dictionary,
merupakan kualitas sifat, ciri; atribut, serta kemampuan khas individu yang
memiliki arti tabiat ; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
adalah watak, tabiat, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
2013: 15) bawah pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan
warga negara.
melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata
seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, Juju bertanggung jawab, menghormati
pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Keluarga merupakan agen sosialisasi
42
pengamatan. Disinilah peran penting orangtua untuk turut membangun karakter
berkarakter pula. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting terhadap
pembentukan karakter anak yaitu: keluarga, sekolah dan lingkungan. Ketika pihak
dalam (Damai, Febrianto, Agung, & Radityo, 2018: 20) pelopor pendidikan
holistik berkarakter, dalam pembentukan karakter anak ada tiga hal yang harus
berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti
tindakan apa yang harus diambil, dan mampu memberikan prioritas hal-hal yang
buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan.
Misalnya, anak tak mau berbohong. Ia berbohong itu buruk sehingga ia tidak mau
seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, dan dalam penulisan ini dapat
kepribadian anak, peran sebagai Character building. Artinya, sastra dapat diyakini
mempunyai andil yang tidak kecil dalam usaha pembentukan dan pengembangan
kepribadian anak. Jika dimanfaatkan secara benar dan dilakukan dengan strategi
43
yang benar pula, sastra diyakini mampu berperan dalam pengembangan manusia
kepribadian tersebut lewat kesastraan berlangsung secara tidak langsung dan tidak
pengajaran sastra dan sastra pada umumnya, secara hakiki, membicarakan nilai
mengajarkan yang baik saja tetapi juga berbenturan yakni bahwa selain tidak
hanya di ajarkan tentang yang baik saja, melainkan harus juga diberitahukah
tentang yang tidak baiknya besta dampaknya karena jika tidak anak akan mencari
sebagai patokan dalam pembentukan karakter anak atau siswa. Pilar-pilar karakter
tersebut, terdiri dari beberapa pilar yang dikemukakan oleh beberapa pakar,
adapun pilar-pilar tersebut terdiri dari beberapa pilar-pilar yaitu ada yang 5 pilar, 7
44
menjadi 10 pilar, yakni (1) dapat dipercaya (trustwortines), rasa hormat dan
dikaitkan dengan 10 pilar karakter yang kemudian dapat dijadikan sebagai media
Yang mana dapat kita tafsirkan melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku
tokoh. Oleh sebab itu, nilai karakter pada 10 pilar yang terkandung dalam cerita,
menjadi pribadi yang lebih baik di tengah masyarakat. Baik itu di lingkungan
sekolah, keluarga maupun di mana pun ia berada. Dengan demikian anak mengerti
dalam karya sastra diresepsi oleh anak dan secara tidak sadar merekronstruksi
sikap dan kepribadian mereka. Karya sastra selain sebagai penanaman nilai-nilai
Counts di Amerika :
45
Dapat dipercaya (trustwortines) merupakan sikap dan perilaku seseorang
dalam upaya membangun hubungan dengan orang lain agar dapat dipercaya yaitu
kesepakatan antara dua belah pihak sebagai partner kerja dalam mewujudkan apa
yang menjadi tujuan yang disepakati dalam hubungan tersebut, dilakukan dengan
Rasa hormat dan perhatian (respect) adalah sikap dan perilaku seseorang
dalam hubungan dengan orang lain, sebagai sikap penuh santun, menghargai dan
menghormati orang lain, baik yang tua maupun muda dan menghormati sesama
kita, serta toleransi atas keberanekaragaman atau perbedaan dengan sikap dan
perkataan penuh santun dan menghargai orang lain baik dalam lingkungan
dengan orang lain yaitu sebagai sikap memberikan perhatian pada orang lain di
dengan sangat baik. sebagai bentuk menghargai dan mempunyai rasa hormat pada
orang lain maupun akan sesuatu hal baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
46
lingkungan kerjannya, baik terhadap diri sendiri, dalam lingkungan keluarga,
4) Jujur (fairness)
pada upaya untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
oleh orang lain, yakni baik perkataan maupun tindakannya dilakukan dengan hati
yang bersih penuh kejujuran serta keadilan, baik dalam lingkungan kerjanya,
5) Peduli (caring)
hubungannya dengan orang lain yaitu sebagai sikap ikut merasaka n dan
memberikan perhatian pada orang yang berada dalam musibah maupun masalah
atau apa yang dialami dan terjadi pada orang lain dengan memberikan bantuan,
Tuhan..
6) Kewarganegaraan (citizenship)
sebagai warga negara Indonesia yang baik, yaitu dengan sikap cinta tanah air, dan
47
ketertiban di atas negara ini dengan patuh terhadap peraturan yang telah
7) Ketulusan (honesty)
yaitu terhadap suatu hal yang ia kerjakan maupun lakukan terhadap orang lain,
8) Berani (courage)
konsekuensinya dari yang menjadi keputusan apa yang ia lakukan, serta sikap
9) Tekun (diligence)
sungguh dan fokus untuk mencapai suatu tujuannya tersebut. Dalam apa pun itu,
10) Integritas
Integritas adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu, “integer” yang artinya
utuh dan lengkap. Oleh karena itu, integritas memerlukan perasaan batin yang
48
merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam tindakan sebagai seseorang yang
BAB III
METODE PENELITIAN
Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari
bahasa Inggris. Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali
dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian
4)
kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
49
secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan dengan
menyajikannya dalam bentuk deskripsi. Dalam ilmu sosial sumber datanya adalah
sastra sumber datanya adalah karya, naskah, data Penelitiannya, sebagai data
Ratna dalam bukunya Teori Metode dan Teknik Penelitian sastra, Penelitian
lapangan dan perpustakaan. Prosedur penelitian pustaka dalam bidang sastra agak
secara khusus meneliti Teks, baik lama maupun modern. (Ratna, 2004:39). Lokasi
penelitian, baik dalam kaitannya dengan data primer maupun sekunder dengan
(Inggris), yang diartikan sebagai jalan dan penghampiran. (Ratna, 2004, 41)
2004:53)
sebelum dilakukan kegiatan analisis atas sebuah karya. (Siswantoro, 2008: 47)
berkeliaran, namun terkendali dan ditundukkan oleh konsep atau teori yang
(Siswantoro,2008: 51)
50
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan cara pandang dan cara
objek atau pokok persoalan penelitian. Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan
novel “Ghoky Aku Papua” sebagai pembentuk karakter yaitu melalui dialog,
adegan dan konflik para tokoh cerita yang ada pada novel yang kemudian akan
2013: 58) dapat dipandang sebagai sistem aturan yang menyebabkan berbagai
bermakna.
sebagai cara berpikir tentang dunia (baca juga: dunia kesastraan) yang lebih
setiap unsur dalam bagian sistem struktur itu harus mempunyai makna setelah
dalamnya.
Metode berasal dari kata methodos, bahasa latin, sedangkan methodos itu
sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos . Meta berarti menuju, melalui,
51
mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam penelitian
yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami
penelitian ( novel, drama, cerita pendek, puisi) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tanpak atau data dengan cara memberi deskripsi. Fakta atau data
merupakan sumber informasi yang menjadi basis analisis. (Siswanto: 2008: 56)
Data Menurut KBBI data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat
dijadikan dasar kajian untuk membuat analisis dan kesimpulan. (Ratna 2015:47)
dalam ilmu sastra sumber datanya adalah karya, naskah, data penelitian, sebagai
52
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang
telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif
adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. (Suyoto &
Sodik, 2015,
3.4.1 Data
adegan, konflik, wacana yang digunakan sebagai media penyampaian pesan oleh
Sumber data terkait dari mana data itu diperoleh. Sumber data yang
digunakannya menjadi sumber peneliti ini diperoleh dari Novel “Ghoky Aku
Papua” karya Johan Gandegoay yang diterbitkan pada tahun 2017, dengan Jumlah
halaman 166 sebagai data utama atau data primer dan sumber data lain yang
Kegiatan pengumpulan data adalah salah satu bagian penting dari proses
penelitian. Mengingat jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan maka data
53
terletak di perpustakaan berupa dokumen baik lama maupun baru yang berkaitan
3.5.1.1 Memilih Novel yang ingin diteliti, yaitu novel “Ghoky Aku Papua”
Karakter.
Papua”.
3.5.1.5 Mengaris bawahi data atau memberi tanda pada data yang bersifat
didaktis atau bersifat mendidik yang ada dalam novel “Ghoky Aku
sesuai agar, dapat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Yaitu analisis data
yang telah diperoleh dengan memaparkan dalam bentuk deskripsi terhadap data.
unsur intrinsik.
54
3.5.2.3 Menandai data yang bersifat didaktis sesuai pilar karakter.
3.5.2.4 Data yang telah ditandai sebagai pesan yang mendidik karakter anak
kemudian dianalisis.
Pendekatan Struktural
Metode Deskriptif
55
Pilar Karakter
Struktural
(Oleh Character Count di
(Oleh Hawkes)
Amerika)
Dimanfaatkan Sebagai
Media atau Sarana
Pembentukan Karakter
Siswa/Peserta didik
56
BAB lV
PEMBAHASAN
Aku Papua”
penerimaan moral dalam sikap dan tingkah laku pada tokoh sesuai dengan
pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh-
yang ingin disampaikan atau diamanatkan. Moral dalam karya sastra dapat
Jenis karya sastra, beraneka ragam. dilihat dari segi isinya, sastra
Kandungan makna pada Karya sastra yang bersifat mendidik ini dapat
karakter.
57
Karya sastra yang dituliskan oleh pengarang semata-mata tidak hanya
karakter. Pernyataan Horatius bahwa sastra bersifat sweet and usefful di atas
434).
melalui cara berpikir, bersikap, dan berperilaku tokoh cerita. Jadi sebuah karya
sastra yang dibuat oleh pengarang selain menghibur juga terkandung pesan-
pesan dalam hal ini, pesan yang bersifat mendidik dan mengajarkan yang
Kedua melalui adegan, yang berikutnya melalui konflik, dan yang terakhir
melalui simbol.
58
4.1.1 Melalui Dialog
paling penting... Dialog sendiri adalah cakapan antara seorang tokoh dengan
pendek maupun percakapan yang amat panjang. Dialog atau cakapan ini juga
sendiri melalui cermin, atau percakapan dengan dirinya sendiri di dalam hati
Melalui dialog antara para tokoh cerita maupun dialog seorang tokoh
dalam novel “Ghoky Aku Papua”, yaitu percakapan antara para tokoh maupun
Suatu saat dalam kesedihan dan hati yang hancur itu, aku
merasakan lembutnya rangkulan ibu yang memandangku sambil
tersenyum. Aku dapat merasakan ketulusan kasih sayangnya. Ibu
menatapku dalam-dalam lalu berkata meyakinkanku,
“Oky, kau adalah anak kandung ibu dan ayah.”
“Lalu kenapa ayah dan dong +kakak-kakak ) selalu mengatakan
aku bukan anak ayah dan ibu, tetapi aku orang Buton?” sambil
terisak-isak aku memeluk Ibu.
“Nak, apakah bedanya orang Buton dengan kita, semua manusia
sama diciptakan Tuhan. Orang Buton, Jawa, Maassar, Serui atau
59
apa pun itu sama di mata Tuhan. Bukankah Tuhan menginginkan
agar kita saling menghargai dan menghormati.” Kata Ibu lembut.
“Kita tidak boleh beda-bedakan sesama. Ketika orang lain
membuat kamu sakit hati, tetaplah miliki rasa hormat pada
mereka.” (Bagian 1, Hlm 7)
Ghoky yang bersedih karena dikatai oleh ayah bahwa ia bukanlah kandung ayah
dan ibunya melainkan ia adalah anak orang Buton yang kemudian diadopsi ke
padanya. Bahwa ia adalah anak kandung mereka dan apa bedanya orang Buton,
Jawa, Makassar, Serui atau apa pun semua adalah ciptaan Tuhan dan semua sama
di mata Tuhan. Dan juga memberitahu padanya bahwa, Tuhan yang mereka
ketika orang membuat kita sakit hati, tetaplah memiliki rasa hormat pada mereka.
Pesan yang dapat kita ambil dan pelajari dari kutipan di atas bahwa, yang
pertama, walaupun berbeda suku, ras, dan warna kulit kita tidak boleh membeda-
bedakan antara sesama kita walaupun kita berbeda suku, ras, budaya dan agama.
Pesa berikutnya yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas ialah,
bahwa kita harus saling memiliki rasa hormat antara sesama kita, walaupun kita
berbeda suku, ras, dan budaya karena pada hakikatnya kita semua sama, yaitu
anggota tubuh yang sama jadi baiklah kita harus saling mengasihi jangan hanya
pada kelompok kita saja melainkan harus saling hormat menghormati dengan
60
Pesan yang terakhir, yaitu bahwa walaupun orang membuat kita sakit hati,
janganlah kita membalas perbuatan mereka atau balas dendam, mainkan kita
Karakter yang dapat kita pelajari dari di sini bahwa, Anak yang
berkarakter ialah ia yang dalam tindakan dan sikapnya dapat menghargai dan
menghormati atau memiliki rasa hormat (respect) terhadap orang lain walaupun
berbeda suku, ras dan agama, di mana pun ia berada, baik dilakukan sekolah,
Karakter yang dapat kita pelajari juga dari sini, yaitu bahwa sebagai warga
negara Indonesia yang beraneka ragamnya suku, ras, dan budaya walau berbeda
kita harus saling menghargai dan menghormati antar sesama kita di mana pun ia
(citizenship) yang baik, maka dengan begitu akan terciptanya ketertiban dan
kedamaian di negara ini. Oleh karena itu anak yang berkarakter ialah ia yang
dalam tindakan dan perilaku menghargai dan menghormati orang lain walaupun
Suatu hari, aku ingin membeli mainan. Aku mencuri uang di laci
ayahku. Namun ternyata ayahku mengetahuinya. Ayah pun
menanyakan hal tersebut padaku, juga pada kakak Kubati Bin.
“Siapa yang mencuri uang ayah?” suara ayah keras dengan
penuh emosi.
Sebenarnya ayah tahu itu perbuatanku, hanya saja ia ingin
mencoba kejujuran kami. Aku terdiam dan takut untuk bicara,
karena tak satupun dari kami berdua yang berbicara akhirnya
ayah berkata,
“Baik, karena kalian tidak ada yang mau mengaku maka kalian
berdua harus dihukum!”
Tiba-tiba Kubati Bin berkata.
61
“Ayah, akulah yang telah mencuri uang ayah.” Dia melakukan hal
itu hanya demi aku. Aku merasa bersalah dan malu pada diriku.
Kakakku melakukan itu hanya karena membelaku. Ia tahu
akibatnya, apabila aku yang mengaku pastilah akan dihajar ayah.
Aku tidak akan melupakan ekspresi kakak saat melindungiku.
(Bagian 1, Hal 12-13)
Kutipan di atas adalah dialog antara Ayah, kakak perempuan Ghoky yaitu
Kubati Bin, dan Ghoky. Yakni perihal ayah yang menanyakan tentang uangnya
yang hilang pada kedua anaknya itu. Ayah sendiri telah menduga dan mengetahui
siapa pelakunya yang telah mencuri uang itu, namun dengan sengaja ayah
menanyakan kepada kedua anaknya itu guna mengetes sikap kejujuran kedua
anaknya itu. Kubati yang tahu itu perbuatan adiknya, rela mengaku bahwa itu
perbuatannya demi melindungi adiknya karena ia tahu apa yang akan terjadi
apabila adiknya jujur mengakui perbuatannya yaitu ia pasti dihajar oleh sang
ayah.
Pesan yang dapat dipetik dari kutipan di atas ialah, bahwa ketika kita
menginginkan sesuatu hal maka kita harus dengan jujur untuk memperolehnya
tidak seperti yang dilakukan Ghoky yang mau membeli mainan karena tidak
membeli mainan. Seharusnya ketika kita menginginkan sesuatu hal kita harus
terus terang jujur pada orang tua kita hal yang kita inginkan itu, karena ketika kita
Pesan berikut yang dapat dipelajari juga dari kutipan di atas ialah, bahwa
sebagai kakak beradik kita harus saling menjaga, menyayangi dengan penuh
kepedulian satu sama lain. Seperti sikap Kubati yang rela mengaku atas perbuatan
62
ia tahu apa yang akan terjadi jika adiknya jujur mengakui perbuatannya, yaitu
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, anak yang berkarakter
ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan perilaku mencerminkan salah satu
menginginkan sesuatu hal milik orang lain, maka perolehlah dengan cara yang
baik-baik, dengan terus terang dan izin maka kita pun akan mendapatkannya
secara baik-baik. Perilaku jujur adalah salah satu sikap dan ciri anak yang
Karakter yang dapat kita pelajari juga di sini bahwa, Sebagai saudara, kita
harus saling sayang dan memiliki sikap peduli (caring) satu sama lain. Saling
Namun tabiat buruk Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini yaitu
bahwa kita jangan mengambil sesuatu yang bukan merupakan milik kita secara
meminta izin sebelum mengambil atau dengan meminta secara baik-baik untuk
mendapatkannya.
63
“ sebelum kau kasih makan babi, kau jangan makam malam, ya!”
katanya”. (Bagian 3, Hal 24-25)
adalah yaitu merawat babi, yakni diberi makan, memandikan, dan juga
kotorannya dibersihkan. Suatu kali, ia terlambat memberi makan babi yang telah
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan tersebut adalah, bahwa apa
yang telah menjadi bagian dari tanggung jawab kita yang telah menjadi
menjadi tanggung jawab kita itu dapat kita lakukan dengan baik. Dan orang yang
melihat tanggung jawab yang dilakukan oleh kita dengan baik pun akan dengan
mudah mempercayai kita juga bahkan memberikan kita tanggung jawab besar
yang lainnya.
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
yang ia harus ia lakukan yang telah menjadi tanggung jawabnya terhadap suatu
yang ia kerjakan yang telan disepakati menjadi tanggung jawabnya. Baik itu di
64
“Huiiii...,” keluh Bu Siti sambil menarik napas lalu
melepaskannya.
“ Aku tak sanggup ajar anak ini, memang dasarnya bodoh, tak
bisa diharapkan,” katanya pada Pak Rumanasen yang hanya
berdiri di depan pintu dan terdiam. Mendengar itu, aku hanya
merasa dunia tak menerima kehadiranku. (Bagian 5, Hal 33)
Kutipan di atas adalah percakapan antara Bu Siti dan Pak Rum yaitu
perihal Ghoky yang dianggap oleh Bu Siti adalah anak yang bodoh walaupun
sudah diajari tetap saja masih belum memahami pelajaran yang telah
diajarkannya.
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa dalam
bangku pendidikan, pelajaran yang diajarkan oleh para guru itu harus kita simak
dan pahami dengan betul, tidak hanya itu saja. Kita juga dapat mempelajarinya
dalam mata pelajaran tersebut. Dengan tekun atau sungguh-sungguh dalam belajar
Pesan berikutnya yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas yakni
bahwa, tanggung jawab kita sebagai seorang murid dalam bangku pendidikan
sejatinya selain menempuh pendidikan dengan baik serta giat, dan sungguh-
pandai.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu memiliki sikap tekun
(diligence). Dengan tekun berfokus pada apa yang menjadi tujuan kita dalam
mencapai tujuan itu akan mudah walaupun membutuhkan waktu dan kesungguhan
65
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu memiliki sikap Tanggung
jawab (responsibility). kita sebagai seorang siswa dan anak dalam bangku
sungguh dan tekun dalam belajar agar menjadi pandai serta memperoleh hasil
yang juga cukup memuaskan dan dengan begitu sebagai seorang anak memenuhi
tanggung jawab kita juga sebagai seorang anak yaitu dengan membanggakan
orang tua kita dengan nilai yang kita hasilkan dalam bangku pendidikan. Oleh
karena itu, sudah lah menjadi tanggung jawab agar belajar dengan baik dan
Tabiat buruk yang tidak patut dicontoh adalah sikap Bu Siti sebagai
seorang guru yang memiliki sikap tidak sabaran dan mencaci-makii anak murid
dengan kata-kata “ Nao-nao, sudah gobol, nakal lagi.” Bu Siti kesal., “Terlalu g-
o-b-l-o-k,” Keluh bu Siti. “Huiii...,” keluh Bu Siti sambil menarik napas lalu
melepaskannya. Hal itu akan berpengaruh pada proses belajar anak. Karena setiap
dengan kata-kata itu. Kelapaku tertunduk malu. Tanpa sadar air mata menetes ke
lantai. Pengaman yang kualami membuat aku tidak percaya diri. (Hal 33, prgf 6).
66
Kutipan di atas adalah percakapan antara Ghoky dan sang ayah, yaitu ayah
memperingati Ghoky saat menjelang perimaan rapor, yakni jika nilai Ghoky jelek
maka ia segera meminta pada ibunya untuk menyiapkan air panas sebelum
ayahnya pulang kerja nanti yaitu untuk mengompres badan Ghoky nanti karena ia
Pesan yang dapat kita ambil dari kutipan ini ialah bahwa, Kita hendaklah
belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh agar apa yang sebelumnya kita tidak
bisa lakukan menjadi bisa, dan dengan ketekunan kita akan dapat mencapai apa
yang telah menjadi tujuan kita tersebut. Bentuk hukuman dari sang ayah agar ia
lebih giat lagi untuk belajar agar nilai-nilainya lebih bagus lagi. Dengan begitu ia
membanggakan orang tuanya dengan nilai-nilai yang bagus dan dengan kata lain
ia tidak lagi memalukan orang tuanya dengan nilai-nilainya yang jelek tersebut.
Pesan berikutnya yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas ialah,
bahwa, Sebagai seorang anak sudahlah menjadi tanggung jawab kita untuk
membanggakan orang tua kita dengan hasil kita. Tidaklah muluk-muluk hanya
dengan mendapatkan nilai yang bagus sudah membuat mereka bahagia dan tidak
membuat mereka kecewa dan tidak memalukan mereka dengan nilai jelek kita.
Karena itu sebagai tanggung jawab kita untuk membuat mereka bahagia. Karena
setiap orang tua mengharapkan agar anaknya menjadi orang yang sukses di
kemudian hari.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu mempunyai sikap tekun
(diligence) dalam menjalankan atau melakukan sesuatu hal apa pun itu yang
67
keluarga, maupun masyarakat. Ketika kita tekun dan terus berlatih belajar maka
Karakter yang dapat kita pelajari juga dari sini yaitu bahwa dalam tindakan
dan perilaku kita mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
karakter, seperti bertindak tanggung jawab (responsibility) akan apa yang telah
menjadi tugas dan tanggung jawabnya yaitu salah satunya sebagai seorang anak
sudah patutnya kita membahagiakan orang tua kita dengan nilai-nilai yang bagus
dari mata pelajaran disekolah. Oleh karena itu sesuatu hal yang telah menjadi
Kutipan di atas adalah dialog antara Bapak Yakob dan ibunya Ghoky.
Yaitu bapak Yakob yang menggendong Ghoky yang setengah tidak sadarkan diri
akibat jatuh dari pohon mangga kerumah Ghoky. Mengetahui itu ibunya
menceramahinya kalau inilah akibatnya jika anak yang tidak patut atau tidak
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas, bahwa kita harus
memiliki rasa hormat pada orang tua kita, bahkan sesama kita. Jika dipanggil,
68
menghormati dan menghargai mereka dengan menaati segala peraturan yang juga
Pesan berikutnya yang juga dapat kita pelajari dari kutipan di atas ialah
perintah orang tua kita, jika dipanggil maupun diperintah hendaklah kita memiliki
rasa peduli.
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
karakter, seperti bersikap memiliki rasa hormat(respect) pada orang yang lebih
tua. Ketika di perintah, dinasihati, dan juga dimintai bantuan menghargai dan
menghormati mereka dengan melakukan perintah mereka. Oleh karena itu pada
orang yang lebih tua. Ketika di perintah, dinasehati, dan juga dimintai bantuan.
Karakter baik seseorang anak itu jika ia dalam tindakan dan perilakunya itu yaitu
Karakter berikutnya yang dapat kita pelajari juga dari sini, yaitu bahwa
minta bantuan oleh orang lain di sekitar kita, hendaklah kita memberikan
perhatian kita untuk menuruti apa yang diminta oleh orang lain di sekitar kita,
Tabiat yang kurang baik, yang tidak harus dicontoh itu ialah perilaku
Ghoky yang tidak mendengarkan perintah ibunya untuk pulang ke rumah karena
hari ini ia tidak sekolah dan malahan bermain bersama teman-temannya di hutan,
69
Selama hari kerja, biasanya saat jam istirahat kantor, ayah akan
pulang untuk melakukan ritualnya, yaitu membaca. Hari itu,
Kubati Bin dan Senanoi sudah pulang sekolah dan berada di
rumah. Kubati senang membuat kerajinan tangan mengunggunkan
barang-barang bekas, membuat kue atau berbagai keterampilan
untuk dijual dan menambah tabungannya. Sedangkan senanoi
selalu menjadi kutu buku. Kebiasaan ini membuat ia selalu
menjadi sang juara di sekolah. Siang itu ketika ayah tiba di rumah,
ia mendapat informasi kalau aku sedang bermain di pantai.
“lekas panggil adikmu pulang!” kata ayah pada Kubati yang
sedang membuat anyaman bunga dari daun pisang kering.
Tak lama berselang Kubati kembali. “ Pak, Oky tidak mau, dia
malah berenang menjauh ke laut, dan ketika aku panggil dia
menyelam!” lapor Kubati.
“Pergi panggil dia pulang. Bilangan ayah ada tunggu sebelum
kembali ke kantor,” tegas ayah untuk yang kedua kalinya sambil
terus melahap isi buku saat teduh.
Hasil kedatangan Kubati yang kedua sama saja, aku terlalu asyik
bermain di laut. Akhirnya ayahku berkunjung ke pantai.
Kutipan di atas adalah dialog antara ayah, dan Kakak perempuan Ghoky
yaitu Kubati. Ayah menyuruh Kubati untuk memanggil adiknya itu yang sedang
ialah tempat di mana ayahnya telah melarangnya untuk mandi di situ dikarenakan
anak seusia mereka pernah tenggelam di situ. Ghoky bermain di pantai saat ayah
dan kakak-kakaknya sedang belajar di rumah, dan ayah sedang pulang ke rumah
untuk membaca buku saat istirahat jam kerja. Namun walaupun telah beberapa
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas bahwa, Sebagai saudara
kita harus saling, mengingatkan dan menjaga. Sebagai bentuk kepedulian juga
kasih sayang. Tak hanya di rumah namun juga di sekolah, maupun di mana kita
berada.
Pesan berikutnya yang juga dapat kita pelajari dari kutipan di atas ialah,
bahwa kita harus memiliki sikap rasa hormat pada orang tua, yaitu dengan
menghormati dan menuruti segala peraturan, pemerintah yang dibuat oleh mereka.
70
Sebab apa yang dilakukan oleh orang tua kita semata-mata juga untuk kebaikan
kita.
Karakter yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah bahwa,
mana pun kita berada, hendaknya kita saling peduli ( fairness) . Anak yang
mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar karakter, seperti
Anak yang berkarakter baik ialah di yang dalam tindakan dan perilaku
selalu mendengar nasihat orang tua, guru di sekolah dan Dengan tidak
perintah orang tua ini adalah sikap yang tidak patut kita contoh. Karena apa yang
71
“Tete...Tete...!! teriakku lebih kencang. Hasilnya sama.
“Coba kamu tutup matamu, tarik napas dalam-dalam,” kata kakak
sambil memberikan contoh.
Aku pun perlahan-lahan mengikutinya. “Coba teriak lagi, lalu
tutup matamu dan tarik napas lalu melepaskannya perlahan-
lahan,”
Katanya sambil memberi contoh. Aku belum mengerti semua ini.
“Ini adalah teknik melepaskan penat dan sakit hati. Lupakanlah
semua yang terjadi yang kamu alami, buang semuanya, biarlah
terbawa angin dan ombak.
Dan ketika mataku sedang tertutup untuk mencoba teknik ini sekali
lagi, kakak menyiramku dengan air laut berkali-kali. Kami tertawa
bersama-sama (Bagian 16, hal 92).
Dialog di atas ini adalah, percakapan antara Kakak laki-lakinya Ghoky, yaitu
Senanoi dan Ghoky. Senanoi Mengajak Ghoky ke pantai saat ia baru saja
dihukum oleh ayah. Karena mengetahui adiknya yang sedih oleh karena itu ia
ini adalah bentuk peduli ikut merasakan apa yang dirasakan oleh adiknya tersebut.
Mengetahui adiknya itu bersedih, ia melakukan sesuatu hal agar adiknya itu tidak
bersih lagi. Dengan cara mengajaknya kepantai dan mengajarinya jurus melepas
penat dan sakit hati. Sikap peduli ini juga bisa kita lakukan tidak hanya di rumah
melainkan di mana pun kita berada. Sebagai, saudara, teman, sahabat dan
sebagainya.
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa
Sebagai teman, apalagi sedarah atau saudara. Hendaklah kita saling menyayangi
dilakukan oleh senanoi sebagai seorang Kakak laki-laki terhadap adik laki-lakinya
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
karakter, seperti bersikap memiliki rasa peduli (caring) dengan orang lain yang
72
sedang mengalami kesedihan hati maupun kesusahan dengan ikut merasakan dan
masyarakat.
Ghoky dan Topilus adalah sahabat, juga mereka sesekolah bersama. Hari itu
mereka tidak masuk sekolah dikarenakan mencari uang tambahan membeli buku
73
dengan cara membersihkan halaman rumah orang dan dari kerja mereka berdua
itu, mereka akan dibayar 10 ribu. Mereka berdua bekerja sama dengan baik
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas, ialah bahwa untuk
mencapai tujuan kita bersama yang telah disepakati bersama itu membutuhkan
kerja sama yang baik dengan melakukan apa yang menjadi tanggung jawab kita
Pesan berikutnya yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas ialah
bahwa, kita harus memiliki sikap keberanian dalam hidup kita, karena dengan itu
akan dapat memudahkan kita untuk melakukan sesuatu. Karena jika tidak itu
Maka itu, Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam
tindakan dan perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada
(responsibility) yang telah menjadi tugas kita bersama dalam mencapai sesuatu
yang telah disepakati untuk dikerjakan bersama untuk mencapai tujuan kita. Oleh
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
karakter, seperti bersikap memiliki rasa berani (courage), yakni kita harus
memiliki sikap keberanian dalam apa yang sedang kita lakukan karena dengan
sikap berani (courage) ini akan membuat kita dengan mudah melakukannya dan
akan memberikan kita efek yang positif di kemudian hari. Dibandingkan dengan
74
sikap sebaliknya yang ketakutan atau malu tidak dapat menghasilkan apa-apa dari
situ.
75
Sekarang sudah kau tahu baik buruknya,” kata pak guru.
“kembalilah ke kelasmu, minta maaf ke guru-guru yang kau buat
kecewa.”
(Bagian 21, hal 116).
dan Ghoky yaitu perkara Ghoky yang mengunci gurunya di dalam ruang kelas,
sekaligus membolos. Akibat dari perbuatan Ghoky itu, membuat ia dihukum oleh
gurunya dibawah tiang bendera dari mulai jam pelajaran pertama hingga selesai
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah bahwa, Kita
sebagai seorang anak harus menghormati orang yang lebih tua, yaitu orang tua
kita yang ada di rumah dan guru kita yang juga merupakan orang tua kita jika kita
telah berada di sekolah karena selama kita belajar di sekolah, gurulah yang
mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan membentuk kita dan setelah itu
di rumah barulah orang tua yang mengambil kembali tanggung jawab mereka.
Oleh sebab itu hendaklah kita santun dan memiliki sikap hormat kepada mereka.
Pesan berikutnya yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas ialah
bahwa, sesuatu hal yang telah dipercayakan kepada kita itu haruslah kita perbuat
dengan baik karena itu telah menjadi tanggung jawab kita untuk bagaimana bisa
dapat melaksanakannya dengan baik hingga tanggung jawab itu dapat kita
pada orang lain, baik itu kepada orang, guru, teman-teman, hingga orang-orang di
sekitar tempat kita berada dan menjadi anak yang selalu menghormati orang lain.
Oleh karena itu Anak yang memiliki karakter baik ialah ia yang memiliki sikap
76
rasa hormat pada orang lain, seperti menghormati guru di sekolah dengan tidak
bertindak kurang sopan, juga pada orang tua kita di rumah maupun semua orang
di sekitar kita. Oleh sebab itu perlunya sikap rasa hormat (respect) dalam
kehidupan kita.
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
kepadanya, dapat dilakukan dengan baik agar dengan begitu ia dapat dipercaya
Namun tabiat Ghoky yang buruk dan tidak patut kita contoh di sini yaitu
kelas dan membolos saat pelajaran terakhir itu. Kenakalan Ghoky ini tidak patut
kita contoh. Bagaimanapun kalau kita telah berada di sekolah, guru merupakan
orang tua kita di sekolah yang mendidik dan membentuk kita dan jika kita di
rumah barulah tanggung jawab itu diambil oleh orang tua kita begitu pun
sebaliknya.
“Iiihhh...ahhhhh...”
“aoa itu?” Tanya pak rum mendekati Desy yang gelisah,
sementara Liki dan Farly terus berteriak sambil mengibas-ngibas
baju temanya.
“Hiii...hiiii,” suara Desy geli merasakan dinginnya kulit cecak
tersebut.
77
“Ada cicak, Pak...dalam seragamnya Desy,” kata Farly, gadis
Sunda berkulit kuning Langsat itu.
“ Hooow kok bisa... bagaimana de masuk?” kata Pak Rum
penasaran dengan logat Biaknya yang sangat kental.
“Itu. Oky, Pak, “ kata Lili, sambil menunjuk padaku yang duduk
tepat di belakang bangkunya.
“ Oky... Ko berdiri di depan kelas!” bentak Pak Rum. Seumur-
umur, baru pertama kali aku melihat Pak Rum yang terkanal sabar
itu marah. Seolah-olah ubannya menghitam lagi.
“ cepat berdiri, daripada sa ke situ kese patah ko kaki dan
tangan,” teriaknya lagi.
Ruang kelas yang tadinya ribut berubah menjadi tenang dan
tegangan. Aku pun segera meninggalkan tempat duduk dan
berjalan ke depan kelas. Pak guru melayangkan jurus terbaiknya.
Kakinya mrlayang bak karateka di kaki kananku. “ keluar sana!
Jangan pernah ikut saya pu jam pelajaran lagi!” katanya penuh
emosi.
Setelah Lili memberikan penjelasan kepada Pak guru tentang
kejadian itu, aku pun dipanggil kembali ke kelas. Kelihatannya pak
guru menyesal juga karena tanpa memberikan kesempatan
kepadaku menjelaskan duduk persoalannya. (Bagian 23, hal 125-
127).
Kutipan di atas adalah dialog antara Pak Rum, Lili, Ferly dan Desy yaitu
Desy yang berteriak memecahkan keheningan kelas saat pak Rum sedang
menjelaskan pelajaran pada para murid. Desy bersama kedua temannya ikut
berteriak karena kaget saat melihat kertas yang diberikan oleh Ghoky berisikan
cecak yang membuat cecak itu masuk ke dalam baju Desy. Itu Ghoky lakukan
karena ia merasa sedikit tidak suka kepada mereka karena mengembalikan pena
yang mereka pinjaman dari Ghoky tanpa meminta terima kasih. Oleh karena
perbuat Ghoky ini, ia dimarahi dan suruh keluar dari kelas oleh Pak Rum selaku
guru pelajaran sejarah Indonesia itu. Namun pada akhirnya pak guru pun
Pesan yang dapat kita lihat dari kutipan di atas adalah, bahwa sebagai
siswa saat guru sedang mengajar di depan kelas itu hendaklah kita sebagai peserta
didik ini harus memberikan perhatian penuh yaitu dengan mendengarkan dan
78
belajar dengan baik sesuai yang diajarkan oleh guru Kita agar kita bisa memahami
Berikut, pesan yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas ialah
bahwa, kita juga harus memiliki rasa hormat, yaitu menghormati guru kita saat
sedang mengajar di depan kelas. Selain agar kita dapat memahami apa yang
dijelaskan itu, juga ini sebagai salah satu bekal untuk kita di waktu depan.
Pesan yang terakhir yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas
adalah, bahwa apa yang kita berikan atau perbuatan itu hendaklah kita melakukan
itu dengan hati yang tulus tanpa mengharapkan sesuatu apapun dari apa kita
berikan atau perbuatan tersebut meskipun kita tidak mendapatkan apa-apa yang
kita harapkan dari apa yang kita perbuat pada orang lain.
Oleh itu, kita harus memiliki karakter yang mempunyai rasa hormat
(respect) pada orang lain yaitu menghargai dan menghormati orang lain di sekitar
kita, menghargai apa yang mereka miliki dengan mengapresiasi itu juga
menghormati orang di sekitar kita baik yang tua maupun muda. Jika kita
menghargai dan menghormati orang lain mereka pun akan memberikan rasa yang
yaitu mengarah mata dan kesadaran penuh pada apa yang dibuat, dikerjakan oleh
Yang terakhir yaitu, kita dalam melakukan segala sesuatu itu dengan
ketulusan (honest) tanpa ada iming-iming apa pun atau mengharapkan sesuatu,
79
Malam itu seperti biasanya, ayah sedang asyik melakukan
ritualnya yaitu membaca buku di ruang tamu. Biasanya kami tak
berani mengganggu apabila ia sedang menekuni buku-bukunya.
Namun kali ini aku memberanikan diri untuk menyela ritualnya.
“Ayah aku mau berangkat ke Jakarta besok.”
“Ke Jakarta..kapan?” tanya ayah, memastikan apakah kata-
kataku benar.
“Iya Pa, aku akan ke Jakarta. Berangkat besok dengan kapal
Dobonsolo, jam tiga sore.”
Malam itu, aku sampaikan rencana keberangkatanku pada ayah
dan ibu. Sebenarnya ada hasrat berangkat tanpa pamit, namun
aku buruh restu mereka. Ayah seolah-olah tak percaya pada apa
yang didengarnya, melihat tiket yang aku sondorkan, di mana ada
namaku disana.
“Bagaimana kalau kau kuliah di Jayapura saja atau di
Manokwari?” pinta ayah. “Di sana ada Tete, bapa Ade, dan
keluarga,”katanya
Tapi. Itu tidak mengubah tekadku yang sudah mantap. Besok siang
kapal masuk. Aku akan berangkat.
Hujan pertanyaan. Ayah begitu khawatir bagaimana kehidupanku
di Jakarta atau tanah rantau.
Kota Jakarta dalam bayangan ayah bagi neraka yang selama ini
ia takuti. Entah apa yang ada dalam pikirannya tentang ibu kota
itu. (Bagian 24, Hal 130-131)
Dialog di atas adalah percakapan antara Ghoky dan ayahnya perihal
Ghoky yang telah membeli tiket dan akan berangkat kuliah di Jakarta. Walaupun
ayahnya sedikit khawatir dan sempat melarangnya untuk kuliah jauh namun ia
tetap dan sudah membulatkan tekadnya untuk tetap pergi kuliah di Jakarta.
Dari kutipan di atas, dapat kita pelajari bahwa apa yang telah menjadi
mimpi atau cita-cita kita haruslah kita kejar. Memberanikan diri mengambil
keputusan untuk mengejar mimpi. Walaupun tidak mudah namun butuh proses.
Seperti sikap berani Ghoky yang ingin tetap menempuh pendidikan di kota
Jakarta sama yang jauh dari kampung halamannya Manokwari Papua. Walaupun
ayahnya takut dia hanya bisa pasrah dan mendoakan akan keputusan anaknya itu.
Maka itu, Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam
tindakan dan perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada
80
pada pilar karakter, seperti memiliki rasa berani (courage) yaitu berani dalam
menghadapi masalah, rintangan dan tanpa mereka takut karena rasa takut hanya
menghambat proses kehidupan kita. Dengan rasa berani akan memudahkan proses
hidup kita.
tokoh atau setting tempat dan waktu. Misalnya, dalam adegan pertama
Dalam Bahasa Inggris dan Prancis disebut dengan istilah scene. Makna
dari istilah ini adalah: (1) tempat terjadinya suatu peristiwa; (2) kesatuan
terkecil pada suatu pertunjukan drama atau bagian dari babak dalam drama
(teater tradisional, film, dan lain-lain) yang ditandai dengan tampilnya pelaku
Aku ingat juga suatu siang, aku menembaki buah pepaya tetangga
menggunakan panah dari lidi daun sagu. Tak kuduga panah itu
melesat dan tertancap di betis ibuku. Mengetahui itu, ayah sangat
marah. Aku dihukum dan dihajar dengan cambuk parinya. Aku
kasihan pada ibu dan meminta maaf padanya. Meski perbuatanku
81
itu menyakiti ibu, Ibu masih tetap membelaku ketika itu. ! Bagian
2, Hlm 13,&Prgf 3)
Kutipan di atas adalah, adegan aksi para tokohnya. Yaitu Ayah yang menghukum,
tetangga menggunakan lidi daun sagu, namun panah itu melesat mengenai kaki
saat itu.
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas bahwa, Kepedulian
terhadap sesama kita terhadap orang lain maupun lingkungan tempat tinggal kita
haruslah kita perhatikan serta, apa yang menjadi hak orang lain, tidak patut bagi
kita untuk mengusik, merampasnya. Dengan menghargai apa yang orang lain
miliki. apa yang kita perbuat, kita harus memikirkan apa dampak yang terjadi ke
Karakter yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah bahwa, sikap
peduli (caring) akan apa yang menjadi milik orang tidak patut kita ambil.
Tabiat buruk yang tidak patut kita contoh di sini adalah, jangan kita
merusak, mengganggu, bahkan mengambil apa yang menjadi milik orang lain.
kejahatan.
82
“ Jangan coba-coba kau masuk rumah, ya! Bentak ayah padaku.
Tangan kiriku memar. Badanku memar dan bengkak. (Bagian 2,
hal 25)
Adegan ini menjelaskan Ghoky yang dipukuli oleh Ayah karena melempar
kakaknya terhadapnya sangat berlebihan apalagi ia baru saja dimarahi ayah. Dan
ini membuat Ghoky dan kakaknya berkelahi hebat oleh sebab itu Ghoky dipukuli
Pesan dari kutipan di atas adalah, bahwa jika orang lain yang di sekitar
mengejek mereka, tetapi sebaliknya, yaitu memberi pertolongan yang dapat kita
berikan.
yaitu sebagai seorang adik mempunyai rasa hormat pada kakaknya yang lebih tua
yaitu menghormati, juga menghormati orang tua kita, tidak hanya itu saja, kita
Karakter yang dapat kita pelajari di sini bahwa, kita harus memiliki sikap
rasa hormat (respect) yaitu menghormati orang yang lebih tua, maupun muda.
Saling hormat menghormati, kepada orang lain di sekitar tempat kita berada baik
Karakter yang dapat kita pelajari juga dari sini bahwa, kita harus memiliki
sikap peduli (caring) pada orang lain yang sedang mengalami kesusahan dengan
memberikan sumbangan berupa rasa, pikiran dan tindakan kita buka malah
83
Tabiat yang tidak patut kita contohkan di atas adalah Seperti sikap Kubati
yang mengejek adiknya yang sedang marahi oleh sang ayah. Jadi jika orang
makanan babi di kepala. Sebaiknya kita tidak boleh melakukan tindakan yang
mengembalikannya pada tempatnya. Bentuk hukuman ini, agar apa yang telah ia
lakukan itu telah menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikan dan dapat
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas bahwa, apa yang telah
kita perbuat, kita harus menyelesaikannya karena itu telah menjadi tanggung
jawab kita. Seperti Ghoky yang telah mengambil alat pertukangan ayahnya namun
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya mencerminkan salah satu nilai-nilai leluhur yang ada pada pilar
84
mempertanggungjawabkan apa yang telah kita mulai. Apa yang menjadi tanggung
jawab kita, kita harus melakukannya dengan baik sesuai karena telah menjadi
Waktu aku kelas tiga SD, suatu siang guruku sangat kesal.
“Anak ini keterlaluan bodohnya, biar dihajar seribu kali pun tak
akan pernah bisa,” kata-kata itu baru saja terlepas dari bibir Bu
Siti.
“Nao-nao, sudah gobok, nakal lagi!” Bu Siti kesal.
‘Nao-nao’ telah menjadi julukanku semasa kecil. Dua kata itu, aku
sangat paham artinya. Lebih buruk dari bodoh. Kuanggap sebagai
takdirku di sekolah dasar itu. Aku dihukum berdiri di atas satu
kaki, sentra dua tanggan memegang kuping.
Plak.... plak....! Mistar kayu membentur betis kurusku berkali-kali.
Kuda-kudaku terasa rapuh. Rasa pegal, sakit, dan malu
bercampur aduk. Aku selalu jadi tontonan teman-teman selama
jam pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika. Ibu Siti selalu
menghukumku. (Bagian 5, Hal 32,& Prgf 4&5)
Kutipan di atas, adalah adegan saat Ghoky di caci maki, dipukul, dan
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa di
sekolah, guru mendidik dan mengajar kita agar dengan tujuan kita dapat
kita menjadi anak yang berkarakter baik. Oleh sebab itu, kita hendaknya harus
Karakter yang dapat kita lihat di sini bahwa, kita harus tekun (diligence)
lagi dalam belajar agar kita bisa dapat memahami dengan baik dalam pelajaran
yang di ajarkan oleh guru. Jika kita tekun dan mau sungguh-sungguh dalam
belajar maka pelajaran yang sebelumnya kita belum bisa akan menjadi bisa, serta
85
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini adalah bahwa, jangan pernah
kita sebagai seorang guru untuk mencari maki anak didik kita saat ia belum bisa
memahami dan mengikuti pelajaran dengan baik. Apa lagi menggunakan kata-
kata seperti “Nao-nao” dan Goblok atau bodoh. Melainkan kita harus dengan
sabar dalam mengajar dan mendidik. Dan juga Tabiat Ghoky yang sedikit nakal
kesepuluh jari-jarinya disusut oleh rokok yang masih menyala yang di isap oleh
Pak Abubakar setelah itu ia di tampar hingga membentur papan tulis. Karena ia
membuat gadis itu menagis sejadi-jadinya. Ia memasukkan ampas kelapa pada tas
temannya itu karena, ia merasa kesal karena sebelumnya ada yang terlebih dahulu
86
Pesan yang dapat kita pelajari, yaitu bahwa kita harus saling mempunyai
rasa hormat terhadap sesama kita di mana pun kita berada. Terhadap teman kita di
Karakter yang dapat kita pelajari di sini bahwa, dalam relasi hubungan
dengan orang lain, sikap rasa hormat (respect) kepada orang lain di sekitar kita
yaitu saling menghormati dan menghargai haruslah dimiliki oleh setiap orang.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini, bahwa kekerasan yang
dilakukan oleh seorang guru ini dapat membahayakan siswa baik fisik maupun
Pesan di sini yang dapat kita lihat, yaitu bahwa kita harus saling memiliki
rasa hormat kepada saudara kita, orang yang lebih tua, yang mudah maupun
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, kita dalam
berperilaku pada orang lain, hendaklah memiliki sikap rasa hormat (respect) pada
orang lain. Menghormati orang yang lebih tua, maupun yang mudah.
87
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap peduli (caring) pada orang lain yang sedang mengalami kesusahan atau pun
kesedihan hati yang sedang dirasakan dan dialami oleh orang lain dengan tidak
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu sikap kakak
perempuannya Ghoky ini, yaitu Kubati bin yang mengejek adiknya saat
batu karena kesal. Walaupun kita emosi, kita harus mengontrolnya, Jagan sampai
88
Hasil X-ray menunjukkan pergelangan tangan (carpals) kiri patah
beberapa bagian dan tulang bahuku juga patah. Ayah meminta
agar perawat meminta agar perawat menarik lenganku untuk
mengembalikan posisi semula.
“ Jangan pake obat pengurang rasa sakit ya, kalau mau ditarik,
tarik saja. Biar dia tobat, anak ini tidak pernah nasihat. Terlalu
kepala batu!” kata ayah kepada petugas. “Biar tobat....., sebagai
akibat bila anak kepala batu.”
“ Adooooohhh... Mama ... sakit sekali... Suster jangan..., “Jeritku
melengking sakit.
“ Adoooh, Suster cukup... sakit sekali, jangan ditarik....Aaaaah!!!
Ups....! Mama....tolooong!! Suster, cukup... jangan... ditarik lagi.
Sakit... ampun!”
Tiba-tiba....Prak.... Telapak tangan ayah mendarat lagi di pipiku.
“Dian...!!” herdik Ayah.
“ Hari ini kau tidak ke sekolah, alasannya sakit. Tak ada orang
yang menyuruh kau pergi bermain di atas pohon mangga.
Beginilah akibatnya jika tidak tak dengar nasihat orang tua,
semua orang jadi repot!” kata ayah (Bagian 14, Hal 78-79)
Kutipan di atas adalah adegan saat Ayah pulang di antarkan oleh temannya
dan melihat Ghoky yang terbaring tidak berdaya karena jatuh dari atas pohon
untuk hari ini tidak sekolah karena alasan sakitnya itu namun dengan syarat hanya
boleh di rumah dan tidak boleh bermain di luar rumah. Tetapi yang sebenarnya ia
tidak sakit hanya saja ia tidak mengerjakan Tugas rumah yang diberikan oleh
Guru di sekolah, karena takut mendapatkan hukum dari guru. Jadi pada saat
sangat kasihan dan tidak berdaya namun ayahnya tetap memukulinya karena
Hingga Sampai di Rumah sakit pun saat periksa dan mengetahui tulang
tangan kirinya patah beberapa bagian. Namun ayahnya meminta agar perawat
namun saat meraihnya tanpa menggunakan obat pengurang rasa sakit. Saat Ghoky
89
merasa sakit saat tangannya di tarik dan merengek kesakitan ayahnya
Pesan yang dapat kita ambil dari adegan ini adalah, ketika kita telah
membuat kesepakatan atau janji pada seseorang hendaklah kita menepati janji itu.
Agar orang itu dapat mempercayai kita lagi dilain waktu. Seperti Ghoky yang
dibolehkan tidak sekolah asalkan dengan syarat ia tidak boleh bermain di luar
rumah tetapi istirahat di rumah karena alasan sakitnya itu. Namun ia melanggar
orang tua kita, mendengarkan perintah dan peringatan yang diberikan oleh orang
tua kita, karena sejatinya itu semua semata-mata hanya untuk kebaikan kita juga.
Yang terakhir, bahwa kita harus jujur kepada orang tua kita di rumah,
jangan beralasan sakit padahal tubuh kita sedang dalam keadaan baik-baik saja
atau tidak sakit hanya karena tidak ingin pergi ke sekolah. Karena jika demikian
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, sikap dapat dipercaya
(trustworthiness) oleh orang lain kepada kita yaitu ketika kita telah diberikan
kepercayaan oleh orang lain, baiklah kita harus bagaimana caranya agar menjaga
kepercayaan itu dengan baik agar dilain kesempatan orang akan tetap
mempercayai kita.
Yang berikutnya, bahwa sikap rasa hormat (respect) kepada orang lain
yaitu menghormati orang tua kita, mendengarkan perintah orang tua kita sebagai
90
Tabiat yang tidak yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, sikap Ghoky
yang menipu orang tuanya agar mendapat izin orang tuanya untuk tidak sekolah
hari ini karena alasannya bahwa ia sakit dengan berpura-pura pusing kepala dan
rumah yang diberikan oleh Gurunya. Oleh sebab itu ia menipu orang tuanya agar
curang dan tidak bisa menerima kekalahannya dengan lapang dada. Pilemon yang
dipukuli itu menangis dan berlari ke arah rumahnya Ghoky sambil memakai
91
dengan suaranya yang sengaja dibesar-besarkannya. Oleh karena itu, Ayah Ghoky
keluar lalu menampar, memukul serta menceramahinya. Bahwa kita tidak boleh
kebaikan.
Pesan yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, ketika orang membuat
kita sakit hati, emosi dan kecewa. Jangan kita menyimpan rasa ingin membalas
perbuatan orang itu. Tetapi tetaplah mengasihi mereka, tetap memiliki rasa
hormat.
lain, ketika mereka membuat jahat pada kita, kita tidak boleh membalas dendam.
Tabiat buruk yang tidak patut kita contoh di sini ialah, sikap Pilemon yang
permainan. Dan Berikut, yaitu tabiat Ghoky yang emosi dan memukuli temannya
berkali kali.
2013: 179) bahwa Konflik menunjuk pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak
menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang, jika
2013: 179) bahwa, Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada
92
pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang yang menyiarkan adanya aksi,
yang belum lancar membaca, tidak bisa menjawab penjumlahan serta perkalian
Pesan yang disampaikan dari konflik ini yaitu, bahwa orang tua
agar menjadi anak yang pandai. Seperti pantai membaca, menjawab penjumlahan
segala peraturan yang dibuat, seperti pulang ke rumah tepat waktu. Dan juga
ayah.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus tekun
(diligence) atau terus fokus dan bersungguh-sungguh dalam belajar, agar kita
dapat memahami dan pandai dalam suatu mata pelajaran yang sebelumnya kita
belum bisa menjadi bisa. Jika sebelumnya kita belum bisa membaca atau
93
menghitung maka dengan kita mau tekun atau sungguh-sungguh terus belajar
dengan baik maka pelajaran yang sebelumnya kita belum bisa menjadi bisa. Oleh
Yang berikutnya, bahwa kita harus memiliki rasa hormat pada orang tua
kita dengan menuruti segala larangan dan peraturan yang telah mereka buat
karena semuanya itu adalah semata-mata juga untuk kebaikan kita anak-anaknya.
Oleh karena itu kita harus memiliki sikap rasa hormat (respect) pada mereka.
Ketika aku berbuat salah, bukan saja aku yang dihukum ayah,
tetapi juga Senanoi dan Kubati Bin. Bagi ayah, jika salah satu
diantara kami melakukan kesalahan, maka hukuman tetap berlaku
untuk bertiga. Sebagai kakak beradik kami harus saling
mengingatkan. Saling menjaga, itulah pesan ayah pada kami. Aku
adalah penjaga kakak-kakakku dan kakakku adalah penjagaku.
(Bagian 1, Hal 8, & Prgf 3)
Kutipan di atas adalah konflik antara ayah dan Ghoky, yaitu ketika ia
begitu pula sebaliknya. Jadi mereka sebagai kakak beradik harus saling
mengingatkan, karena salah satu melakukan kesalahan maka mereka bertiga akan
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa dalam anggota
keluarga yaitu sebagai kakak beradik kita harus saling peduli, yaitu saling
mengingatkan bila ada perilaku seseorang yang tidak baik atau melanggar aturan
rumah, serta saling menjaga satu sama lain sebagai bentuk kasi sayang.
segala peraturan yang dibuat, seperti pulang ke rumah tepat waktu. Dan juga
ayah.
94
Karakter yang dapat kita pelajari disi bahwa, kita harus saling peduli
(caring) antara sesama kita di mana pun kita berada. Seperti dalam keluarga saling
peduli mengingatkan satu sama lain agar tidak berperilaku melanggar aturan
rumah yang telah dibuat oleh orang tua kita. Oleh karena itu kita harus memiliki
sikap penuh rasa peduli (caring) satu sama lain yakni saling mengingatkan dan
menjaga.
Karakter yang berikutnya, bahwa kita harus memiliki sikap rasa hormat
(respect) pada orang tua kita dengan menuruti segala larangan dan perintah yang
mereka telah tetapkan karena itu semata-mata juga untuk kebaikan kita.
Kutipan di atas, adalah konflik antara ayah dan Senanoi, yaitu kakak laki-
lakinya Ghoky. Yaitu perkara Senanoi yang terlambat pulang ke rumah saat
pulang dari sekolah. Hal itu membuat ayah menghukumnya menggunakan rotan.
yang berulang.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini, yaitu bahwa setiap orang
tua merawat serta mendidik dan mengajarkan anaknya agar tidak nakal atau
berperilaku yang negatif. Segala aturan yang dibuat oleh orang tua dalam
95
mendidik anak-anak untuk kebaikan dari anak-anaknya sebagai bentuk rasa
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat dan perhatian (respect) yaitu mematuhi segala aturan atau
peraturan yang dibuat oleh orang tua kita karena itu juga untuk kebaikan kita.
Karena setiap orang tua kita ingin kita menjadi orang yang baik dan sukses di
Aku ingat juga suatu siang, aku menembaki buah pepaya tetangga
menggunakan panah dari lidi daun sagu. Tak kuduga panah itu
melesat dan tertancap di betis ibuku. Mengetahui itu, ayah sangat
marah. Aku dihukum dan dihajar dengan cambuk parinya. (Bagian
1, Hal 13,& Prgf 3)
Kutipan di atas adalah konflik antara Ayah dan Ghoky, yaitu perkara Ghoky yang
nakal melempari buah pepaya tetangga menggunakan lidi daun sagu namun lidih
itu melesat dan mengenai betis ibunya, oleh karena itu ayah menghukum dan
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa kita harus
memiliki rasa hormat pada orang lain yang ada di sekitar kita dan di mana pun
kita berada. Seperti menghargai dan mempunyai rasa hormat pada mereka dan apa
yang mereka milik. Seperti tidak merusak dan menghancurkan tanaman mereka
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat respect pada orang lain yakni menghargai dan menghormati apa
yang orang lain miliki. Tidak merusak atau menghancurkan tanaman orang lain.
96
Tabiat Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini yaitu tindakannya yang
merusak tanaman milik tetangga dengan menembak buah pepaya milik tetangga
Kubati bin, yaitu Kubati bin yang mencandainya saat baru saja diceramahi oleh
ayah, yang menurutnya candaan kakaknya itu sangat berlebihan oleh sebab itu ia
kakaknya. Oleh sebab itu membuat mereka bertengkar hebat dan ditengahi oleh
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa dalam
kehidupan keluarga kita harus memiliki rasa hormat satu sama lain. Adik
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada saudara kita di rumah. Sebagai anggota keluarga
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, bahwa ketika orang lain di
atau menertawai mereka. Seperti sikap kakak perempuan Ghoky yang mencandai
Ghoky saat ia sedang dimarahi dan diceramahi oleh sang ayah atas tanggung
97
Pagi tadi, aku pakai alat pertukangannya, gergaji tangan dan palu
untuk membuat mobil-mobilan dari kayu, dan aku lupa
mengembangkan ke tempatnya. Ayah begitu marah waktu
menemukan alat-alat itu di depan rumah. Ia tahu itu perbuatan
siapa. Tak puas mengomrliku, gergaji itupun melekat di tubuh
kecilku. (Bagian 4, Hal 27, Prgf 3)
Kutipan di atas adalah konflik antara ayah dan Ghoky yaitu perihal Ghoky
yang mengambil alat pertukangan ayahnya tanpa sepengetahuan ayah dan juga
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas, bahwa kita memiliki
rasa hormat pada orang tua yaitu, seperti meminta izin sebelum memakai alat
pertukangan ayah.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang tua kita, tidak bersikap lancar tetapi
Waktu aku kelas tiga SD, suatu siang guruku sangat kesal. “Anak
ini terlalu bodohnya, biar diajar seribu kali pun tak akan pernah
bisa,” kata-kata itu baru saja terlepas dari bibir Bu Siti. (Bagian
5, Hal 32, &Prgf 4)
Kutipan di atas adalah konflik antara Bu Siti dan Ghoky, yaitu perihal
Ghoky yang belum juga paham walaupun diajarkan berulang kali. Ibu mencacinya
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa kita harus
bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar agar kita dapat paham dan
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus tekun
(diligence) dalam melakukan sesuatu. Sikap tekun ini yaitu bersungguh fokus
98
untuk mencapai suatu tujuan. Dengan tekun belajar suatu pelajaran maka akan
Namun tabiat guru yang kurang baik ini tidak patut kita contoh yaitu
dengan emosi mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakiti dan membuat trauma
pada anak.
yang melempari penghapus papan tulis yang tidak sengaja mengenai teman
perempuannya yang secara kebetulan adalah Keponakan Bu Siti. Hal itu membuat
ia dihukum oleh Bu Siti dengan berdiri berjemur matahari di bawah tiang bendera.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik di atas adalah, bahwa kita harus
saling memiliki rasa hormat pada teman kita di sekolah maupun pada orang lain
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang lain yang ada di sekitar kita, yaitu seperti
sebagai bentuk rasa hormat dan untuk menciptakan suasana yang aman.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, tindakan Ghoky yang
melempari temannya menggunakan penghapus papan tulis, yang mana hal yang ia
lakukan ini sangatlah membahayakan. Oleh sebab itu hal-hal yang dapat
99
cengkareng Auleng, teman sekelasku. (Bagian 6, Hal 35, & Prgf
1)
Kutipan di atas adalah konflik antara Pak Abubakar dan Ghoky, yaitu Pak
memasukkan ampas kelapa pada tas temannya Auleng. Itu ia lakukan karena
sebelumnya ada yang telah terlebih dahulu memasukkan ampas kelapa ke tasnya
juga.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang lain yang ada di sekitar kita, yaitu seperti
sebagai bentuk rasa hormat dan untuk menciptakan suasana yang aman.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini, bahwa kekerasan yang
dilakukan oleh seorang guru ini dapat membahayakan siswa baik fisik maupun
“Hari ini kau tidak ke sekolah, alasannya sakit. Tak ada orang
yang menyuruh kau bermain di atas pohon mangga. Beginilah
akibatnya jika tak dengar nasihat orang tua, semua orang jadi
repot!” kata ayah
Sakitnya menusuk ubun-ubun kepala. Jiwa serasa akan loncat,
lepas dari tubuhnya akibat sakit dari dalam dan tamparan tangan
algojo ayah yang berdiri di sisiku. Bagian 14, Hal 79, & Prgf 4)
Kutipan di atas adalah konflik antara Ghoky dan ayahnya perihal Ghoky
yang beralasan sakit agar tidak pergi ke sekolah karena ia takut dihukum oleh
guru karena tidak mengerjakan tugas rumah. Dan alasannya yang sakit itu pun di
terima oleh saang ayah dengan syarat ia tidak boleh bermain di luar rumah dan
hanya istirahat. Namun saat ayah pergi ke kantor untuk kerja, Ghoky melanggar
larangan ayah itu dan main bersama teman-temannya di bawah pohon mangga dan
saat asik bergelantung di tali tambang dekat atas pohon, langsung membuat ia
jatuh.
100
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa kesepakatan
yang telah kita perbuat beberapa hendaklah kita berperilaku atau dalam
bersama tersebut.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus memiliki
sesuatu oleh orang lain, hendaklah kita melakukan sesuatu yang dapat membantu
orang menjadi percaya pada kita. Oleh sebab itu kita harus memiliki sikap dapat
dipercaya (trustworthiness)
Tabiat buruk Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini ialah tindakannya
yang membohongi orang tua dengan alasan sakit agar dia diijinkan untuk tidak
Gurunya.
Kutipan di atas adalah konflik antara Ayah dan Ghoky, yaitu Ghoky yang
masih saja main di pantai padahal sudah dilarang ayah sebelum. Oleh karena ia
yang masih saja mandi di situ walaupun sudah di peringatan oleh ayah membuat
ia dihukum oleh ayah saat mengetahui ia mandi di pantai yang sebelumnya sudah
Pesan yang dapat kita pelajari dari sini, bahwa kita harus menghormati
orang tua, seperti mendengarkan nasihat orang tua dan patuh pada peraturan yang
101
telah dibuat oleh mereka. Karena apa yang mereka lakukan itu adalah untuk
kebaikan kita.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang tua kita yaitu mematuhi segala peraturan,
pemerintah, dan larangan yang mereka buat. Oleh karena itu kita harus memiliki
Ayahnya marah kepadanya. Oky di pukul dan diceramahi oleh ayahnya. Bawah
Pesan yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus saling
memunyai rasa hormat kepada orang lain, seperti teman bermain kita di tempat
tinggal kita. Hormat menghormati. Dan juga kita harus mengindahkan perintah
dan nasihat orang tua kita, dan mempunyai rasa hormat pada mereka.
Yang berikutnya, bahwa ketika orang menyakiti hati kita, membuat kita
kecewa dan merasa marah, janganlah kita memiliki pikiran untuk membalas
mereka dengan kebaikan. Oleh karena itu kita harus tulus hati, ketika orang
102
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat pada orang lain, yaitu teman-teman kita di rumah maupun
Yang berikutnya, bahwa kita harus memiliki sikap tulus yaitu ketika orang
membuat jahat pada kita janganlah kita membalas kejahatan yang mereka lakukan
terhadap kita tetapi balaslah kejahatan mereka dengan kebaikan. Sikap ketulusan
(honest) yaitu ketika mereka membuat jahat pada kita janganlah membalas
perbuatan mereka.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu tindakan Ghoky yang emosi dan
“Aku tak peduli denganmu, mau sekolah atau tidak itu urusamu.
Aku hanya akan peduli pada Senanoi dan Kubati bin.” Kalimat itu
menusuk jiwaku. Namun sekaligus menjadi cambuk bagiku untuk
berkomitmen membuktikan bahwa aku akan lebih baik, tidak
seperti apa yang mereka ucapkan. (Bagian 18, Hal 99, & Prgf 2)
Kutipan di atas adalah konflik antara Ayah dan Ghoky yaitu, Ghoky yang
Ghoky termenung akan kata-kata ayahnya itu. Bahwa ia harus berkomitmen untuk
Pesan dari kutipan di atas adalah, bahwa Orang tua menyekolahkan kita
agar kita dapat merasakan pendidikan dan pendidikan itu untuk bekal kita di masa
yang akan datang. Oleh karena itu kita harus menghormati usaha mereka.
Yang berikutnya, bahwa kita harus memiliki rasa tanggung jawab kepada
orang tua kita yaitu tujuan mereka menyekolahkan kita adalah agar kita dapat
belajar dengan baik dan menjadi pandai. Karena pendidikan adalah menjadi bekal
103
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada mereka, yakni menghormati dan menghargai
setiap usaha mereka yang telah menyekolahkan kita dan tugas kita hanya sekolah
dan belajar dengan baik. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap rasa hormat
Yang berikutnya, bahwa kita harus memiliki sikap rasa tanggung jawab
(responsibility) pada orang tua kita, yakni mereka telah menyekolahkan kita
tujuannya agar kita bisa menjadi orang sukses. Oleh karena itu kita mempunyai
tanggung jawab untuk bagaimana bisa bersekolah dengan baik. Oleh karena itu
Tabiat Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini, yaitu sikapnya yang
perilah Ghoky yang membolos dan mengunci gurunya di kelas oleh sebab itu ia
104
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas, adalah bahwa kita harus
memiliki rasa hormat pada guru kita disekolah seperti mematuhi segala perintah
dan nasihat yang diberikan oleh guru di sekolah, bukan berlaku tidak sopan pada
mereka, seperti yang dilakukan Ghoky yaitu mengunci gurunya di kelas dan
membolos.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa kita disekolah
agar dibentuknya dan dididik oleh guru untuk menjadi manusia yang baik dan
berhasil dikemudian hari oleh karena itu segala peraturan sekolah harus kita patut.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada guru kita disekolah. Menghormati dan patuh
Yang berikutnya, bahwa, kita juga harus memiliki sikap dapat dipercaya
(trustworthiness) yaitu menaati segala peraturan yang berlaku dan telah disepakati
bersama. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap dapat dipercaya
Tabiat Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini yaitu ialah bolos dan
105
Pak Herman menyuruh aku berdiri merenungkan nasib ku berdiri
di bawah tiang bendera. Aku menjadi tontonan teman-teman.
Kutipan di atas adalah konflik antara Ghoky dan Gurunya yaitu perihal dia
yang telah melakukan kesalahan yang berulang hingga ia dihukum oleh guru
olahraga itu.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa segala
peraturan yang berlaku dalam sebuah sekolah haruslah kita menaatinya dan tidak
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, kita harus memiliki
sikap perhatian (respect) yaitu menaati peraturan yang berlaku di buat oleh suatu
sekolah.
yang iseng memberikan temannya cecak membuat kelas yang sedang diisi oleh
Pak Rum yang suasananya tenang itu menjadi Heboh karena cicak yang diberikan
oleh guru itu membuat teman perempuannya takut dan iapun di usir oleh guru
Pesan yang yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa kita harus
memiliki sikap rasa hormat atau sopan dan saling menghargai antara sesama kita
maupun teman kita di sekolah maupun menghormati dan menghargai guru yang
106
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang lain. Baik kepada teman kita di sekolah
ayahnya yang mengatakannya kalau ia tidak bisa berbuat apa-apa yang membuat
Ghoky Ingin membuktikan padanya bahwa ia juga bisa dengan ia pergi ke Jakarta
Pesan yang dapat kita pelajari dari di sini adalah, bahwa kita harus
memiliki sikap integritas yaitu sikap bersungguh dan bertekad untuk melakukan
Juga, kita harus berani dalam mengambil keputusan untuk masa depan
kita. Karena dengan sikap yang berani membuat kita lebih mudah mencari sesuatu
karena jika dengan sikap ketakutan hanya akan menghambat langkah kita.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa ketika hendaklah
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
depan kita.
107
Terima kasih Mama, Papa, untuk didikan dan doa yang selalu
dinaikkan bagiku. Papa, aku belum sempat bercerita tentang hasil
sepotong doamu yang telah dijawab, kala aku pertama kali
menginjakkan kaki di ibukota. Aku ada hingga saat ini semua
karena kasih sayang dirimu. Aku tahu papa dan Mama begitu
mengasihi kami bertiga. Papa, Mama, maafkan aku, waktu Papa
dan Mama sakit, aku tidak hadir karena sedang menjalankan
tugas ke luar negeri. (Bagian 27, Hal 144, & Prgf 4).
Kutipan di atas adalah ketika konflik telah redah. Ghoky berkunjung dan
berziarah di makan ayah dan ibunya untuk berpamitan pulang kembali ke Timika.
Pesan yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus dengar-
dengaran orang tua kita, memiliki rasa hormat pada mereka dan mematuhi segala
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat dan perhatian (respect) pada orang tua kita, akan segala
peraturan dan perintah mereka, sebab yang mereka lakukan adalah demi kebaikan
kita. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap rasa hormat dan perhatian (respect)
pada mereka.
4.2 Jenis-jenis pesan didaktis yang terdapat dalam novel “Ghoky Aku
Papua”
Jenis-jenis pesan didaktis atau pesan yang bersifat mendidik dan mengajar yang
terdapat di dalam cerita “Ghoky Aku Papua” ini terdapat beberapa nilai yang
dapat diajarkan pada siswa yaitu 10 pilar karakter menurut Character Counts di
108
Amerika yang ada terdapat di dalam novel “Ghoky Aku Papua” yakni dapat
dalam upaya membangun hubungan dengan orang lain agar dapat dipercaya yaitu
kesepakatan antara dua belah pihak sebagai partner kerja dalam mewujudkan apa
yang menjadi tujuan yang disepakati dalam hubungan tersebut, dilakukan dengan
Sikap dapat dipercaya (trustworthiness) dapat kita lihat dan pelajari dari kutipan-
Suatu saat dalam kesedihan dan hati yang hancur itu, aku
merasakan lembutnya rangkulan ibu yang memandangku sambil
tersenyum. Aku dapat merasakan ketulusan kasih sayangnya. Ibu
menatapku dalam-dalam lalu berkata meyakinkanku,
“Oky, kau adalah anak kandung ibu dan ayah.”
“Lalu kenapa ayah dan dong +kakak-kakak ) selalu mengatakan
aku bukan anak ayah dan ibu, tetapi aku orang Buton?” sambil
terisak-isak aku memeluk Ibu.
“Nak, apakah bedanya orang Buton dengan kita, semua manusia
sama diciptakan Tuhan. Orang Buton, Jawa, Maassar, Serui atau
apa pun itu sama di mata Tuhan. Bukankah Tuhan menginginkan
agar kita saling menghargai dan menghormati.” Kata Ibu lembut.
“Kita tidak boleh beda-bedakan sesama. Ketika orang lain
membuat kamu sakit hati, tetaplah miliki rasa hormat pada
mereka.” (Bagian 1, Hlm 7)
109
Kutipan di atas tersebut adalah percakapan antara Ghoky dan Ibunya.
Ghoky yang bersedih karena dikatai oleh ayah bahwa ia bukanlah kandung ayah
dan ibunya melainkan ia adalah anak orang Buton yang kemudian diadopsi ke
padanya. Bahwa ia adalah anak kandung mereka dan apa bedanya orang Buton,
Jawa, Makassar, Serui atau apa pun semua adalah ciptaan Tuhan dan semua sama
di mata Tuhan. Dan juga memberitahu padanya bahwa, Tuhan yang mereka
ketika orang membuat kita sakit hati, tetaplah memiliki rasa hormat pada mereka.
Pesan yang dapat kita ambil dan pelajari dari kutipan di atas bahwa, yang
pertama, walaupun berbeda suku, ras, dan warna kulit kita tidak boleh membeda-
bedakan antara sesama kita walaupun kita berbeda suku, ras, budaya dan agama
Pesan berikutnya yang juga dapat kita pelajari dari kutipan di atas ialah
bahwa, kita harus saling memiliki rasa hormat antara sesama kita, walaupun kita
berbeda suku, ras, dan budaya karena pada hakikatnya kita semua sama, yaitu
anggota tubuh yang sama jadi baiklah kita harus saling mengasihi jangan hanya
pada kelompok kita saja melainkan harus saling hormat menghormati dengan
kelompok yang lainnya antara sesama kita. Juga walaupun orang membuat kita
sakit hati, janganlah kita membalas perbuatan mereka atau balas dendam, mainkan
110
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, siswa yang berkarakter
apabila, ia dalam tindakan dan sikapnya dapat menghargai dan menghormati atau
Karakter yang dapat kita pelajari juga dari kutipan di atas ialah, bahwa
sebagai warga negara Indonesia yang beraneka ragamnya suku, ras, dan budaya
Walau berbeda kita harus saling menghargai dan menghormati antar sesama kita
Sikap Dapat dipercaya (trustworthiness) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut
ini:
111
“kau jago kalau di luar, kenapa tanganmu terus dikepala, apa ada
kutu?” coba ceritakan apa yang telah kau dapatkan dari
perenunganmu sepanjang hari ini,” kata pak guru
“iya Pak, aku salah. Karena nakal. Aku janji tidak akan ulangi
lagi, kataku.
“ahh kalao nakal itu tidak masalah, semua orang juga nakal,
nakal itu kreatif! Pak guru juga dulu nakal, namun yang saya
perlu tahu dan dengar darimu adalah apa yang menjadi hasil
perenunganmu.”
“aku... kalau nakal dan suka bolos, tidak bisa jadi anak pintar dan
masa depanku akan suram,” kataku terpaksa.
“Oky, tak ada guru yang tidak mengasihi muridnya. Semua yang
kami lakukan adalah semua untuk kebaikan murid-murid kami.
Bukan untuk cari nama. Jika kami tidak sayang kau, kami pun
akan tak peduli, yu mau belajar k, sekolah ka,ke kebun ka, itu
urusanmu. Namun harapan kami sebagai guru, semua murid kami
harus berhasil menjadi orang yang pandai, sukses, termasuk kau,”
Nasihat Pak Nainggolan.
Setelah disetrap, diceramahi, dikonseling, hampir sepanjang jam
sekolah. Akhirnya....
Sekarang sudah kau tahu baik buruknya,” kata pak guru.
“kembalilah ke kelasmu, minta maaf ke guru-guru yang kau buat
kecewa.” (Bagian 21, hal 116).
dan Ghoky yaitu perkara Ghoky yang mengunci gurunya di dalam ruang kelas,
sekaligus membolos. Akibat dari perbuatan Ghoky itu, membuat ia dihukum oleh
gurunya di bawah tiang bendera dari mulai jam pelajaran pertama hingga selesai
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas ialah, bahwa sesuatu hal
yang telah dipercayakan kepada kita itu haruslah kita perbuat dengan baik karena
itu telah menjadi tanggung jawab kita untuk bagaimana bisa dapat
melaksanakannya dengan baik hingga tanggung jawab itu dapat kita lakukan
dengan baik.
112
Maka karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, anak harus
memiliki sikap rasa hormat (respect) pada guru kita disekolah yaitu menghargai
dan menghormati serta patuh pada perintah. Oleh sebab itu kita harus memiliki
rasa hormat (respect) pada orang lain yang ada di sekitar kita, baik itu di
Namun tabiat Ghoky yang buruk dan tidak patut kita contoh di sini yaitu
kelas dan membolos saat pelajaran terakhir itu. Kenakalan Ghoky ini tidak patut
kita contoh. Bagaimanapun kalau kita telah berada di sekolah, guru merupakan
orang tua kita di sekolah yang mendidik dan membentuk kita dan jika kita di
rumah barulah tanggung jawab itu diambil oleh orang tua kita begitu pun
sebaliknya.
Sikap dapat dipercaya (trustworthiness) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut
ini:
113
Melihat pertengkaran itu, Bapa Yakob yang masih di situ angkat
bicara. “ Maaf Bapa dan Mama, sekarang ini semua sudah
terjadi. Kita bawa dia ke rumah sakit dulu.”
“Bangun, jalan, jangan ada yang bantu, biarkan dia jalan
sendiri,” kata Ayah.
Aku dibawa ke rumah sakit. Selama perjalanan dalam mobil pun
dilarang berbaring, hanya boleh duduk memegang tanganku agar
tetap terlipat didepan dadaku.
Hasil X-ray menunjukkan pergelangan tangan (carpals) kiri patah
beberapa bagian dan tulang bahuku juga patah. Ayah meminta
agar perawat meminta agar perawat menarik lenganku untuk
mengembalikan posisi semula.
“ Jangan pake obat pengurang rasa sakit ya, kalau mau ditarik,
tarik saja. Biar dia tobat, anak ini tidak pernah nasihat. Terlalu
kepala batu!” kata ayah kepada petugas. “Biar tobat....., sebagai
akibat bila anak kepala batu.”
“ Adooooohhh... Mama ... sakit sekali... Suster jangan..., “Jeritku
melengking sakit.
“ Adoooh, Suster cukup... sakit sekali, jangan ditarik....Aaaaah!!!
Ups....! Mama....tolooong!! Suster, cukup... jangan... ditarik lagi.
Sakit... ampun!”
Tiba-tiba....Prak.... Telapak tangan ayah mendarat lagi di pipiku.
“Dian...!!” herdik Ayah.
“ Hari ini kau tidak ke sekolah, alasannya sakit. Tak ada orang
yang menyuruh kau pergi bermain di atas pohon mangga.
Beginilah akibatnya jika tidak tak dengar nasihat orang tua,
semua orang jadi repot!” kata ayah (Bagian 14, Hal 78-79)
Kutipan di atas adalah adegan saat Ayah pulang di antarkan oleh temannya
dan melihat Ghoky yang terbaring tidak berdaya karena jatuh dari atas pohon
untuk hari ini tidak sekolah karena alasan sakitnya itu namun dengan syarat hanya
boleh di rumah dan tidak boleh bermain di luar rumah. Tetapi yang sebenarnya ia
tidak sakit hanya saja ia tidak mengerjakan Tugas rumah yang diberikan oleh
Guru di sekolah, karena takut mendapatkan hukum dari guru. Jadi pada saat
114
sangat kasihan dan tidak berdaya namun ayahnya tetap memukulinya karena
Hingga Sampai di rumah sakit pun saat periksa dan mengetahui tulang
tangan kirinya patah beberapa bagian. Namun ayahnya meminta agar perawat
namun saat meraihnya tanpa menggunakan obat pengurang rasa sakit. Saat Ghoky
Pesan yang dapat kita ambil dari kutipan ini adalah, ketika kita telah
membuat kesepakatan atau janji pada seseorang hendaklah kita menepati janji itu.
Agar orang itu dapat mempercayai kita lagi dilain waktu. Seperti Ghoky yang
dibolehkan tidak sekolah asalkan dengan syarat ia tidak boleh bermain di luar
rumah tetapi istirahat di rumah karena alasan sakitnya itu. Namun ia melanggar
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa sikap dapat
dipercaya (trustworthiness) oleh orang lain kepada kita yaitu ketika kita telah
diberikan kepercayaan oleh orang lain, baiklah kita harus bagaimana caranya agar
menjaga kepercayaan itu dengan baik agar dilain kesempatan orang akan tetap
mempercayai kita. Oleh sebab itu kita harus memiliki sikap dapat dipercaya
(trustworthiness).
Tabiat yang tidak yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, sikap Ghoky
yang menipu orang tuanya agar mendapat izin orang tuanya untuk tidak sekolah
hari ini karena alasannya bahwa ia sakit dengan berpura-pura pusing kepala dan
115
muntah-muntah. Ini dilakukan olehnya karena ia tidak mengerjakan Pekerjaan
rumah yang diberikan oleh Gurunya. Oleh sebab itu ia menipu orang tuanya agar
Sikap dapat dipercaya (trustworthiness) juga dapat kita lihat pada kutipan berikut
ini:
curang dan tidak bisa menerima kekalahannya dengan lapang dada. Pilemon yang
dipukuli itu menangis dan berlari ke arah rumahnya Ghoky sambil memakai
dengan suaranya yang sengaja dibesar-besarkannya. Oleh karena itu, Ayah Ghoky
116
keluar lalu menampar, memukul serta menceramahinya. Bahwa kita tidak boleh
kebaikan.
Pesan yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, ketika orang membuat
kita sakit hati, emosi dan kecewa. Jangan kita menyimpan rasa ingin membalas
perbuatan orang itu. Tetapi tetaplah mengasihi mereka, tetap memiliki rasa
hormat.
lain, ketika mereka membuat jahat pada kita, kita tidak boleh membalas dendam.
Tabiat buruk yang tidak patut kita contoh di sini ialah, sikap Pilemon yang
permainan. Dan Berikut, yaitu tabiat Ghoky yang emosi dan memukuli temannya
berkali kali.
Rasa hormat dan perhatian (respect) adalah sikap dan perilaku seseorang
dalam hubungan dengan orang lain, sebagai sikap penuh santun, menghargai dan
menghormati orang lain, baik yang tua maupun muda dan menghormati sesama
kita, serta toleransi atas keberanekaragaman atau perbedaan dengan sikap dan
dengan orang lain yaitu sebagai sikap memberikan perhatian pada orang lain di
117
dengan sangat baik. sebagai bentuk menghargai dan mempunyai rasa hormat pada
orang lain maupun akan sesuatu hal. Seperti pada kutipan berikut ini:
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
Yaitu bapak Yakob yang menggendong Ghoky yang setengah tidak sadarkan diri
akibat jatuh dari pohon mangga ke rumah Ghoky. Mengetahui itu ibunya
menceramahinya kalau inilah akibatnya jika anak yang tidak patut atau tidak
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas, bahwa kita harus
memiliki rasa hormat pada orang tua kita, bahkan sesama kita. Jika dipanggil,
menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, lebih mudah maupun sesama
kita.
Karakter baik seseorang anak itu jika ia dalam tindakan dan perilakunya
itu yaitu memiliki rasa hormat (respect) pada orang yang lebih tua. Ketika di
Pesan yang berikutnya yang dapat kita pelajari dari kutipan di sini yaitu
118
perintah orang tua kita, jika dipanggil maupun diperintah hendaklah kita memiliki
rasa peduli.
Yang berikutnya, ita harus memiliki sikap perhatian (respect) yaitu bahwa
sikap perhatian atau mendengar jika diperintah, dinasihati hingga di minta bantuan
oleh orang tua maupun orang lain di sekitar kita, hendaklah kita memberikan
masyarakat.
Tabiat yang kurang baik, yang tidak harus dicontoh itu ialah perilaku
Ghoky yang tidak mendengarkan perintah ibunya untuk pulang ke rumah karena
hari ini ia tidak sekolah dan malahan bermain bersama teman-temannya di hutan,
Sikap rasa hormat respect dapat kita lihat juga pada kutipan berikut:
119
“iya Pak, aku salah. Karena nakal. Aku janji tidak akan ulangi
lagi, kataku.
“ahh kalao nakal itu tidak masalah, semua orang juga nakal,
nakal itu kreatif! Pak guru juga dulu nakal, namun yang saya
perlu tahu dan dengar darimu adalah apa yang menjadi hasil
perenunganmu.”
“aku... kalau nakal dan suka bolos, tidak bisa jadi anak pintar dan
masa depanku akan suram,” kataku terpaksa.
“Oky, tak ada guru yang tidak mengasihi muridnya. Semua yang
kami lakukan adalah semua untuk kebaikan murid-murid kami.
Bukan untuk cari nama. Jika kami tidak sayang kau, kami pun
akan tak peduli, yu mau belajar k, sekolah ka,ke kebun ka, itu
urusanmu. Namun harapan kami sebagai guru, semua murid kami
harus berhasil menjadi orang yang pandai, sukses, termasuk kau,”
Nasihat Pak Nainggolan.
Setelah disetrap, diceramahi, dikonseling, hampir sepanjang jam
sekolah. Akhirnya....
Sekarang sudah kau tahu baik buruknya,” kata pak guru.
“kembalilah ke kelasmu, minta maaf ke guru-guru yang kau buat
kecewa.”
(Bagian 21, hal 116).
dan Ghoky yaitu perkara Ghoky yang mengunci gurunya di dalam ruang kelas,
sekaligus membolos. Akibat dari perbuatan Ghoky itu, membuat ia dihukum oleh
gurunya dibawah tiang bendera dari mulai jam pelajaran pertama hingga selesai
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah bahwa, Kita
sebagai seorang anak harus menghormati orang yang lebih tua, yaitu orang tua
kita yang ada di rumah dan guru kita yang juga merupakan orang tua kita jika kita
telah berada di sekolah karena selama kita belajar di sekolah, gurulah yang
mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan membentuk kita dan setelah itu
di rumah barulah orang tua yang mengambil kembali tanggung jawab mereka.
Oleh sebab itu hendaklah kita santun dan memiliki sikap hormat kepada mereka.
120
Anak berkarakter bila dalam lakunya mempunyai rasa hormat (respect)
pada orang lain, baik itu kepada orang, guru, teman-teman, hingga orang-orang di
sekitar tempat kita berada dan menjadi anak yang selalu menghormati orang lain.
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
Kutipan di atas adalah dialog antara Pak Rum, Lili, Ferly dan Desy yaitu
Desy yang berteriak memecahkan keheningan kelas saat pak Rum sedang
menjelaskan pelajaran pada para murid. Desy bersama kedua temannya ikut
berteriak karena kaget saat melihat kertas yang diberikan oleh Ghoky berisikan
cecak yang membuat cecak itu masuk ke dalam baju Desy. Itu Ghoky lakukan
karena ia merasa sedikit tidak suka kepada mereka karena mengembalikan pena
121
yang mereka pinjaman dari Ghoky tanpa meminta terima kasih. Oleh karena
perbuat Ghoky ini, ia dimarahi dan suruh keluar dari kelas oleh Pak Rum selaku
guru pelajaran sejarah Indonesia itu. Namun pada akhirnya pak guru pun
Pesan yang dapat kita lihat dari kutipan di atas adalah, bahwa sebagai
siswa saat guru sedang mengajar di depan kelas itu hendaklah kita sebagai peserta
didik ini harus memberikan perhatian penuh yaitu dengan mendengarkan dan
belajar dengan baik sesuai yang diajarkan oleh guru Kita agar kita bisa memahami
Pesan berikutnya yang dapat juga kita pelajari dari kutipan di atas bahwa,
kita juga harus memiliki rasa hormat, yaitu menghormati guru kita saat sedang
mengajar di depan kelas. Selain agar kita dapat memahami apa yang dijelaskan
itu, juga ini sebagai salah satu bekal untuk kita di waktu depan.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus mempunyai
sikap atau karakter rasa hormat (respect) pada orang lain yaitu menghargai dan
menghormati orang lain di sekitar kita, menghargai apa yang mereka miliki
dengan mengapresiasi itu juga menghormati orang di sekitar kita baik yang tua
maupun muda. Jika kita menghargai dan menghormati orang lain mereka pun
akan memberikan rasa yang demikian juga pada kita. Oleh karena itu kita harus
Karakter yang dapat kita pelajari juga dari sini bahwa kita harus memiliki
sikap yang mencerminkan karakter perhatian (respect) yaitu mengarah mata dan
kesadaran penuh pada apa yang dibuat, dikerjakan oleh orang lain yaitu sebagai
sikap hormat.
122
Sikap rasa hormat (respect) juga dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
kakaknya terhadapnya sangat berlebihan apalagi ia baru saja dimarahi ayah. Dan
ini membuat Ghoky dan kakaknya berkelahi hebat oleh sebab itu Ghoky dipukuli
kita sehari-hari, yaitu sebagai seorang adik mempunyai rasa hormat pada
kakaknya yang lebih tua yaitu menghormati, juga menghormati orang tua kita,
tidak hanya itu saja, kita sebagai seorang kakak pun demikian, harus menghormati
adik kita.
Karakter yang dapat kita pelajari di sini bahwa, kita harus memiliki sikap
rasa hormat (respect) yaitu menghormati orang yang lebih tua, maupun muda.
Saling hormat menghormati, kepada orang lain di sekitar tempat kita berada baik
Tabiat yang tidak patut kita contohkan di atas adalah Seperti sikap Kubati
yang mengejek adiknya yang sedang marahi oleh sang ayah. Jadi jika orang
123
Sebaiknya kita tidak boleh melakukan tindakan yang dapat membahayakan orang
lain.
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
Pagi tadi, aku pakai alat pertukangannya, gergaji tangan dan palu
untuk membuat mobil-mobilan dari kayu, dan aku lupa
mengembangkan ke tempatnya. Ayah begitu marah waktu
menemukan alat-alat itu di depan rumah. Ia tahu itu perbuatan
siapa. Tak puas mengomrliku, gergaji itupun melekat di tubuh
kecilku. (Bagian 4, Hal 27, Prgf 3)
Kutipan di atas adalah konflik antara ayah dan Ghoky yaitu perihal Ghoky
yang mengambil alat pertukangan ayahnya tanpa sepengetahuan ayah dan juga
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas, bahwa kita memiliki
rasa hormat pada orang tua yaitu, seperti meminta izin sebelum memakai alat
pertukangan ayah.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang tua kita, tidak bersikap lancar tetapi
Sikap rasa hormat (respect) juga dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
124
nyala rokok itu mulai tanpak redup, Pak Abubakar kembali
mengisapnya hingga nyalanya sempurna. Demikian seterusnya
sampai kesepuluh tulang pada jari-jariku terbakar melepuh. Buka
saja menjadi tontonan teman-teman sekelas, melainkan kelas lain
juga diberi kesempatan menonton.
Tamparan tangannya membuat aku langsung membentur papan
tulis di belakangku. Telinga dan pipiku panas kesakitan. ( Bagian
6, Hal 37, & Prgf 2-5)
kesepuluh jari-jarinya disusut oleh rokok yang masih menyala yang di isap oleh
Pak Abubakar setelah itu ia di tampar hingga membentur papan tulis. Karena ia
membuat gadis itu menagis sejadi-jadinya. Ia memasukkan ampas kelapa pada tas
temannya itu karena, ia merasa kesal karena sebelumnya ada yang terlebih dahulu
Pesan yang dapat kita pelajari, yaitu bahwa kita harus saling mempunyai
rasa hormat terhadap sesama kita di mana pun kita berada. Terhadap teman kita di
Karakter yang dapat kita pelajari di sini bahwa, dalam relasi hubungan
dengan orang lain, sikap rasa hormat (respect) kepada orang lain di sekitar kita
yaitu saling menghormati dan menghargai haruslah dimiliki oleh setiap orang.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini, bahwa kekerasan yang
dilakukan oleh seorang guru ini dapat membahayakan siswa baik fisik maupun
Sikap rasa hormat (respect) juga dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
125
Kutipan di atas adalah, adegan saat Ghoky di lempari dengan parang dan
Pesan di sini yang dapat kita lihat, yaitu bahwa kita harus saling memiliki
rasa hormat kepada saudara kita, orang yang lebih tua, yang mudah maupun
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, kita dalam
berperilaku pada orang lain, hendaklah memiliki sikap rasa hormat (respect) pada
orang lain. Menghormati orang yang lebih tua, maupun yang mudah.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu sikap kakak
perempuannya Ghoky ini, yaitu Kubati bin yang mengejek adiknya saat
batu karena kesal. Walaupun kita emosi, kita harus mengontrolnya, Jagan sampai
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
126
“Pak, tidak boleh begitu kalo ko mau bunuh dia. Ko makan dia
sekalian!” teriak ibu. Ibu melangkah ke dapur dan kembali
membawa sebuah pisau dapur.
“Ini, bunuh dia sekalian, biar puas, Pak!” Semua yang saksikan
dan dengar adegan itu memprotes.
Melihat pertengkaran itu, Bapa Yakob yang masih di situ angkat
bicara. “ Maaf Bapa dan Mama, sekarang ini semua sudah
terjadi. Kita bawa dia ke rumah sakit dulu.”
“Bangun, jalan, jangan ada yang bantu, biarkan dia jalan
sendiri,” kata Ayah.
Aku dibawa ke rumah sakit. Selama perjalanan dalam mobil pun
dilarang berbaring, hanya boleh duduk memegang tanganku agar
tetap terlipat didepan dadaku.
Hasil X-ray menunjukkan pergelangan tangan (carpals) kiri patah
beberapa bagian dan tulang bahuku juga patah. Ayah meminta
agar perawat meminta agar perawat menarik lenganku untuk
mengembalikan posisi semula.
“ Jangan pake obat pengurang rasa sakit ya, kalau mau ditarik,
tarik saja. Biar dia tobat, anak ini tidak pernah nasihat. Terlalu
kepala batu!” kata ayah kepada petugas. “Biar tobat....., sebagai
akibat bila anak kepala batu.”
“ Adooooohhh... Mama ... sakit sekali... Suster jangan..., “Jeritku
melengking sakit.
“ Adoooh, Suster cukup... sakit sekali, jangan ditarik....Aaaaah!!!
Ups....! Mama....tolooong!! Suster, cukup... jangan... ditarik lagi.
Sakit... ampun!”
Tiba-tiba....Prak.... Telapak tangan ayah mendarat lagi di pipiku.
“Dian...!!” herdik Ayah.
“ Hari ini kau tidak ke sekolah, alasannya sakit. Tak ada orang
yang menyuruh kau pergi bermain di atas pohon mangga.
Beginilah akibatnya jika tidak tak dengar nasihat orang tua,
semua orang jadi repot!” kata ayah (Bagian 14, Hal 78-79)
Kutipan di atas adalah adegan saat Ayah pulang di antarkan oleh temannya
dan melihat Ghoky yang terbaring tidak berdaya karena jatuh dari atas pohon
untuk hari ini tidak sekolah karena alasan sakitnya itu namun dengan syarat hanya
boleh di rumah dan tidak boleh bermain di luar rumah. Tetapi yang sebenarnya ia
tidak sakit hanya saja ia tidak mengerjakan Tugas rumah yang diberikan oleh
Guru di sekolah, karena takut mendapatkan hukum dari guru. Jadi pada saat
127
ayahnya sampai di rumah ayahnya langsung memukulinya walaupun keadaan
sangat kasihan dan tidak berdaya namun ayahnya tetap memukulinya karena
Hingga Sampai di Rumah sakit pun saat periksa dan mengetahui tulang
tangan kirinya patah beberapa bagian. Namun ayahnya meminta agar perawat
namun saat meraihnya tanpa menggunakan obat pengurang rasa sakit. Saat Ghoky
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas ialah, bahwa sebagai
seorang anak kita harus menghormati orang tua kita, mendengarkan perintah dan
peringatan yang diberikan oleh orang tua kita, karena sejatinya itu semua semata-
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, bahwa sikap rasa hormat
(respect) kepada orang lain yaitu menghormati orang tua kita, mendengarkan
perintah orang tua kita sebagai bentuk rasa hormat kepada mereka hendaklah
Tabiat yang tidak yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, sikap Ghoky
yang menipu orang tuanya agar mendapat izin orang tuanya untuk tidak sekolah
hari ini karena alasannya bahwa ia sakit dengan berpura-pura pusing kepala dan
rumah yang diberikan oleh Gurunya. Oleh sebab itu ia menipu orang tuanya agar
128
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
yang belum lancar membaca, tidak bisa menjawab penjumlahan serta perkalian
Pesan yang disampaikan dari konflik ini yaitu, bahwa kita harus
menghormati orang tua, menuruti segala peraturan yang dibuat, seperti pulang ke
rumah tepat waktu. Dan juga menghormati dan harus sopan. Seperti tidak
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus
memiliki rasa hormat pada orang tua kita dengan menuruti segala larangan dan
peraturan yang telah mereka buat karena semuanya itu adalah semata-mata juga
untuk kebaikan kita anak-anaknya. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap rasa
Sikap rasa hormat (respect) dapat juga kita lihat pada kutipan berikut ini:
Ketika aku berbuat salah, bukan saja aku yang dihukum ayah,
tetapi juga Senanoi dan Kubati Bin. Bagi ayah, jika salah satu
diantara kami melakukan kesalahan, maka hukuman tetap berlaku
untuk bertiga. Sebagai kakak beradik kami harus saling
mengingatkan. Saling menjaga, itulah pesan ayah pada kami. Aku
adalah penjaga kakak-kakakku dan kakakku adalah penjagaku.
(Bagian 1, Hal 8, & Prgf 3)
129
Kutipan di atas adalah konflik antara ayah dan Ghoky, yaitu ketika ia
begitu pula sebaliknya. Jadi mereka sebagai kakak beradik harus saling
mengingatkan, karena salah satu melakukan kesalahan maka mereka bertiga akan
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa kita harus
menghormati orang tua, menuruti segala peraturan yang dibuat, seperti pulang ke
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang tua kita dengan menuruti segala larangan
dan perintah yang mereka telah tetapkan karena itu semata-mata juga untuk
kebaikan kita. Oleh karena itu kita harus perhatian (respect) atau memperhatikan
dengan baik mematuhi peraturan yang dibuat oleh mereka sebagai bentuk rasa
Sikap rasa hormat dan perhatian (respect) dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
Kutipan di atas, adalah konflik antara ayah dan Senanoi, yaitu kakak laki-
lakinya Ghoky. Yaitu perkara Senanoi yang terlambat pulang ke rumah saat
pulang dari sekolah. Hal itu membuat ayah menghukumnya menggunakan rotan.
130
Ayah menghukum anak-anaknya jika mereka bandel atau melakukan kesalahan
yang berulang.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini, yaitu bahwa setiap orang
tua merawat serta mendidik dan mengajarkan anaknya agar tidak nakal atau
berperilaku yang negatif. Segala aturan yang dibuat oleh orang tua dalam
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat dan perhatian (respect) yaitu mematuhi segala aturan atau
peraturan yang dibuat oleh orang tua kita karena itu juga untuk kebaikan kita.
Karena setiap orang tua kita ingin kita menjadi orang yang baik dan sukses di
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
yang melempari penghapus papan tulis yang tidak sengaja mengenai teman
perempuannya yang secara kebetulan adalah Keponakan Bu Siti. Hal itu membuat
ia dihukum oleh Bu Siti dengan berdiri berjemur matahari di bawah tiang bendera.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik di atas adalah, bahwa kita harus
saling memiliki rasa hormat pada teman kita di sekolah maupun pada orang lain
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang lain yang ada di sekitar kita, yaitu seperti
131
teman-teman kita di sekolah maupun orang lain, dengan saling menghargai
sebagai bentuk rasa hormat dan untuk menciptakan suasana yang aman.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, tindakan Ghoky yang
melempari temannya menggunakan penghapus papan tulis, yang mana hal yang ia
lakukan ini sangatlah membahayakan. Oleh sebab itu hal-hal yang dapat
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut:
memasukkan ampas kelapa pada tas temannya Auleng. Itu ia lakukan karena
sebelumnya ada yang telah terlebih dahulu memasukkan ampas kelapa ke tasnya
juga.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada orang lain yang ada di sekitar kita, yaitu seperti
sebagai bentuk rasa hormat dan untuk menciptakan suasana yang aman.
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini, bahwa kekerasan yang
dilakukan oleh seorang guru ini dapat membahayakan siswa baik fisik maupun
Sikap rasa hormat (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut:
“Aku tak peduli denganmu, mau sekolah atau tidak itu urusamu.
Aku hanya akan peduli pada Senanoi dan Kubati bin.” Kalimat itu
menusuk jiwaku. Namun sekaligus menjadi cambuk bagiku untuk
132
berkomitmen membuktikan bahwa aku akan lebih baik, tidak
seperti apa yang mereka ucapkan. (Bagian 18, Hal 99, & Prgf 2)
Kutipan di atas adalah konflik antara Ayah dan Ghoky yaitu, Ghoky yang
Ghoky termenung akan kata-kata ayahnya itu. Bahwa ia harus berkomitmen untuk
Pesan dari kutipan di atas adalah, bahwa Orang tua menyekolahkan kita
agar kita dapat merasakan pendidikan dan pendidikan itu untuk bekal kita di masa
yang akan datang. Oleh karena itu kita harus menghormati usaha mereka.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa hormat (respect) pada mereka, yakni menghormati dan menghargai
setiap usaha mereka yang telah menyekolahkan kita dan tugas kita hanya sekolah
dan belajar dengan baik. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap rasa hormat
Tabiat Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini, yaitu sikapnya yang
Sikap perhatian (respect) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
133
Kutipan di atas adalah konflik antara Ghoky dan Gurunya yaitu perihal dia
yang telah melakukan kesalahan yang berulang hingga ia dihukum oleh guru
olahraga itu.
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa segala
peraturan yang berlaku dalam sebuah sekolah haruslah kita menaatinya dan tidak
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa, kita harus memiliki
sikap perhatian (respect) yaitu memperhatikan dengan baik aturan yang berlaku
Sikap tanggung jawab (responsibility) dapat kita lihat pada kutipan berikut ini :
134
adalah yaitu merawat babi, yakni diberi makan, memandikan, dan juga u
dibersihkan. Suatu kali, ia terlambat memberi makan babi yang telah menjadi
makan dahulu. Dan kakaknya yang melihat itu pun juga membercandai ia yang
menurut Ghoky itu kelewatan dan oleh karena itu timbullah perkelahian antar adik
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan tersebut adalah, bahwa ketika
orang telah mempercayai sesuatu kepada kita untuk dilakukan atau yang telah
ditetapkan menjadi bagian dari tanggung jawab kita harus dapat melakukan serta
menjalani apa yang telah menjadi tanggung jawab kita tersebut dengan baik.
Anak yang berkarakter baik itu adalah anak yang salah satu sikap dan
tanggung jawabnya. Sikap penuh tanggung jawab (responsibility) pada apa yang
telah dipercayakan untuk dilakukan olehnya. Itu ia lakukan dengan benar. Baik itu
masyarakat.
tindakan yang tidak patut dicontohkan karena termasuk dalam tindakan kekerasan
135
“Huiiii...,” keluh Bu Siti sambil menarik napas lalu
melepaskannya.
“ Aku tak sanggup ajar anak ini, memang dasarnya bodoh, tak
bisa diharapkan,” katanya pada Pak Rumanasen yang hanya
berdiri di depan pintu dan terdiam. Mendengar itu, aku hanya
merasa dunia tak menerima kehadiranku. (Bagian 5, Hal 33)
Kutipan di atas adalah percakapan antara Bu Siti dan Pak Rum yaitu
perihal Ghoky yang dianggap oleh Bu Siti adalah anak yang bodoh walaupun
menjadi pandai. Oleh sebab itulah kita harus giat dalam belajar.
Anak haruslah memiliki sikap tanggung jawab kita sebagai seorang siswa
dan anak dalam bangku pendidikan sekolah adalah selain sekedar menempuh
pendidikan kita harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar mengajar agar
memperoleh hasil yang memuaskan dan dengan begitu sebagai seorang anak
memenuhi tanggung jawab (responsibility) kita sebagai seorang anak yaitu dengan
membanggakan orang tua kita dengan nilai yang kita hasilkan dalam bangku
pendidikan. Karena nilai yang kurang akan memalukan orang tua kita.
Tabiat buruk yang tidak patut dicontoh adalah sikap Bu Siti sebagai
seorang guru yang memiliki tidak sabaran dan suka mencaci-makii anak murid
dengan kata-kata “ Nao-nao, sudah gobol, nakal lagi.” Bu Siti kesal., “Terlalu g-
o-b-l-o-k,” Keluh bu Siti. “Huiii...,” keluh Bu Siti sambil menarik napas lalu
melepaskannya. Hal itu akan berpengaruh pada proses belajar anak. Karena setiap
dengan kata-kata itu. Kelapaku tertunduk malu. Tanpa sadar air mata menetes ke
lantai. Pengaman yang kualami membuat aku tidak percaya diri. (Hal 33, prgf 6).
136
Juga pada dapat kita lihat pada kutipan berikut ini :
memperingati Ghoky saat menjelang perimaan rapor. Yaitu jika nilai Ghoky jelek
maka ia segera meminta pada ibunya untuk menyiapkan air panas sebelum
ayahnya pulang kerja nanti yaitu untuk mengompres badan Ghoky nanti karena ia
Pesan yang dapat kita ambil dari kutipan ini bahwa, Sebagai seorang anak
sudahlah menjadi tanggung jawab kita untuk membanggakan orang tua kita
dengan hasil kita. Tidaklah muluk-muluk hanya dengan mendapatkan nilai yang
bagus sudah membuat mereka bahagia otomatis kita tidak membuat mereka
kecewa dan tidak memalukan mereka dengan nilai jelek kita. Karena itu sebagai
tanggung jawab kita untuk membuat mereka bahagia. Karena setiap orang tua
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
rasa tanggung jawab (responsibility) akan apa yang menjadi tanggung jawab kita
sebagai seorang anak yakni bersekolah dengan baik dan agar mendapat nilai yang
137
Tanggung jawab (responsibility) juga bisa kita lihat pada kutipan berikut
ini:
Ghoky dan Topilus adalah sahabat, juga mereka sesekolah bersama. Hari itu
mereka tidak masuk sekolah dikarenakan mencari uang tambahan membeli buku
dengan cara membersihkan halaman rumah orang dan dari kerja mereka berdua
itu, mereka akan dibayar 10 ribu. Mereka berdua bekerja sama dengan baik
138
Dari kutipan di atas, dapat kita pelajari bahwa, untuk mencapai tujuan kita
bersama yang telah disepakati bersama itu membutuhkan kerja sama yang baik
dengan melakukan apa yang menjadi tanggung jawab kita untuk bersama
mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu setiap kita masing-masing tanggung
jawab dengan bekerja sama melaksanakan tugas kita agar tercapai tujuan tersebut.
Maka itu, karakter yang dapat kita pelajari adalah sikap tanggung jawab
Yang berikutnya bahwa, kita harus memiliki sikap keberanian dalam hidup
kita, karena dengan itu akan dapat memudahkan kita untuk melakukan sesuatu.
Karena jika tidak itu hanya akan sedikit menghambat kita dalam proses
kehidupan kita.
Yang berikutnya bahwa, kita harus memiliki sikap keberanian dalam apa
yang sedang kita lakukan karena dengan sikap berani (courage) ini akan
membuat kita dengan mudah melakukannya dan akan memberikan kita efek yang
Sikap tanggung jawab (responsibility) dapat juga kita lihat pada kutipan berikut
ini:
139
Adegan di atas menjelaskan Ghoky yang dipikul oleh sang ayah
mengembalikannya pada tempatnya. Bentuk hukuman ini, agar apa yang telah ia
lakukan itu telah menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikan dan dapat
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas bahwa, apa yang telah
kita perbuat, kita harus menyelesaikannya karena itu telah menjadi tanggung
jawab kita. Seperti Ghoky yang telah mengambil alat pertukangan ayahnya namun
yang telah kita mulai. Apa yang menjadi tanggung jawab kita, kita harus
pada upaya untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
oleh orang lain, yakni baik perkataan maupun tindakannya dilakukan dengan hati
yang bersih penuh kejujuran serta keadilan, baik dalam lingkungan kerjanya,
Perilaku jujur (fairness) dapat kita lihat dari kutipan di bawah ini :
Suatu hari, aku ingin membeli mainan. Aku mencuri uang di laci
ayahku. Namun ternyata ayahku mengetahuinya. Ayah pun
menanyakan hal tersebut padaku, juga pada kakak Kubati Bin.
“ Siapa yang mencuri uang ayah?” suara ayah keras dengan
penuh emosi.
140
Sebenarnya ayah tahu itu perbuatanku, hanya saja ia ingin
mencoba kejujuran kami. Aku terdiam dan takut untuk bicara,
karena tak satupun dari kami berdua yang berbicara akhirnya
ayah berkata,
“Baik, karena kalian tidak ada yang mau mengaku maka kalian
berdua harus dihukum!”
Tiba-tiba Kubati Bin berkata.
“Ayah, akulah yang telah mencuri uang ayah.” Dia melakukan hal
itu hanya demi aku. Aku merasa bersalah dan malu pada diriku.
Kakakku melakukan itu hanya karena membelaku. Ia tahu
akibatnya, apabila aku yang mengaku pastilah akan dihajar ayah.
Aku tidak akan melupakan ekspresi kakak saat melindungiku.
(Bagian 1, Hal 12-13)
Kutipan di atas adalah dialog antara Ayah, kakak perempuan Ghoky yaitu
Kubati Bin dan Ghoky. Yaitu perihal ayah yang menanyakan tentang uangnya
yang hilang itu pada kedua anaknya itu. Ayah sendiri telah menduga dan
mengetahui siapa pelakunya yang telah mencuri uang itu namun dengan sengaja
ayah menanyakan kepada kedua anaknya itu guna hanya untuk mengetes sikap
Pesan yang dapat dipetik sebagai dari kutipan di atas bahwa, kejujuran
adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang karena dengan begitu kita
mudah di percaya oleh orang-orang di sekitar tempat kita berada dan otomatis
hal. Karena dengan tindakan ketidakjujuran kita membuat kita tidak akan dapat
Anak yang berkarakter ialah ia yang jika hidupnya, dalam tindakan dan
perilakunya bersikap Jujur (fairness) yakni bertindak dan bersikap jujur terhadap
orang lain tanpa berlaku curang. Oleh karena itu, kita harus memiliki sikap jujur
(fairness) dalam hal apa pun, baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun di
lingkungan masyarakat.
141
Namun, tabiat atau tindakan buruk Ghoky ini adalah sikap yang tidak patut
kita contohi yaitu tindakannya yang mengambil uang ayahnya secara diam-diam
tanpa diketahui ayahnya atau mencuri dari laci tempat yang biasa digunakan
ayahnya untuk menaruh uang oleh ayahnya itu untuk membeli mainan. Oleh
karenanya tindakan ini tidak patut kita contoh karena merupakan perilaku buruk.
Sikap kejujuran (honest) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
Kutipan di atas adalah dialog antara Pak Rum, Lili, Ferly dan Desy yaitu
Desy yang berteriak memecahkan keheningan kelas saat pak Rum sedang
menjelaskan pelajaran pada para murid. Desy bersama kedua temannya ikut
142
berteriak karena kaget saat melihat kertas yang diberikan oleh Ghoky berisikan
cecak yang membuat cecak itu masuk ke dalam baju Desy. Itu Ghoky lakukan
karena ia merasa sedikit tidak suka kepada mereka karena mengembalikan pena
yang mereka pinjaman dari Ghoky tanpa meminta terima kasih. Oleh karena
perbuat Ghoky ini, ia dimarahi dan suruh keluar dari kelas oleh Pak Rum selaku
guru pelajaran sejarah Indonesia itu. Namun pada akhirnya pak guru pun
Pesan yang dapat kita lihat dari kutipan di atas adalah, bahwa apa yang
kita berikan atau perbuatan itu hendaklah kita melakukan itu dengan hati yang
tulus tanpa mengharapkan sesuatu apapun dari apa kita berikan atau perbuatan
tersebut meskipun kita tidak mendapatkan apa-apa yang kita harapkan dari apa
Maka kita hendaknya memiliki sikap tulus, yaitu kita dalam melakukan
segala sesuatu itu dengan ketulusan (honest) yakni tanpa mengharapkan sesuatu
Sikap jujur (fairness) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
143
“Ini, bunuh dia sekalian, biar puas, Pak!” Semua yang saksikan
dan dengar adegan itu memprotes.
Melihat pertengkaran itu, Bapa Yakob yang masih di situ angkat
bicara. “ Maaf Bapa dan Mama, sekarang ini semua sudah
terjadi. Kita bawa dia ke rumah sakit dulu.”
“Bangun, jalan, jangan ada yang bantu, biarkan dia jalan
sendiri,” kata Ayah.
Aku dibawa ke rumah sakit. Selama perjalanan dalam mobil pun
dilarang berbaring, hanya boleh duduk memegang tanganku agar
tetap terlipat didepan dadaku.
Hasil X-ray menunjukkan pergelangan tangan (carpals) kiri patah
beberapa bagian dan tulang bahuku juga patah. Ayah meminta
agar perawat meminta agar perawat menarik lenganku untuk
mengembalikan posisi semula.
“ Jangan pake obat pengurang rasa sakit ya, kalau mau ditarik,
tarik saja. Biar dia tobat, anak ini tidak pernah nasihat. Terlalu
kepala batu!” kata ayah kepada petugas. “Biar tobat....., sebagai
akibat bila anak kepala batu.”
“ Adooooohhh... Mama ... sakit sekali... Suster jangan..., “Jeritku
melengking sakit.
“ Adoooh, Suster cukup... sakit sekali, jangan ditarik....Aaaaah!!!
Ups....! Mama....tolooong!! Suster, cukup... jangan... ditarik lagi.
Sakit... ampun!”
Tiba-tiba....Prak.... Telapak tangan ayah mendarat lagi di pipiku.
“Dian...!!” herdik Ayah.
“ Hari ini kau tidak ke sekolah, alasannya sakit. Tak ada orang
yang menyuruh kau pergi bermain di atas pohon mangga.
Beginilah akibatnya jika tidak tak dengar nasihat orang tua,
semua orang jadi repot!” kata ayah (Bagian 14, Hal 78-79)
Kutipan di atas adalah adegan saat Ayah pulang di antarkan oleh temannya
dan melihat Ghoky yang terbaring tidak berdaya karena jatuh dari atas pohon
untuk hari ini tidak sekolah karena alasan sakitnya itu namun dengan syarat hanya
boleh di rumah dan tidak boleh bermain di luar rumah. Tetapi yang sebenarnya ia
tidak sakit hanya saja ia tidak mengerjakan Tugas rumah yang diberikan oleh
Guru di sekolah, karena takut mendapatkan hukum dari guru. Jadi pada saat
144
sangat kasihan dan tidak berdaya namun ayahnya tetap memukulinya karena
Hingga Sampai di Rumah sakit pun saat periksa dan mengetahui tulang
tangan kirinya patah beberapa bagian. Namun ayahnya meminta agar perawat
namun saat meraihnya tanpa menggunakan obat pengurang rasa sakit. Saat Ghoky
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa kita harus
jujur kepada orang tua kita di rumah, jangan beralasan sakit padahal tubuh kita
sedang dalam keadaan baik-baik saja atau tidak sakit hanya karena tidak ingin
pergi ke sekolah. Karena jika demikian kita akan mengalami sakit sungguh-
sungguhan.
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap jujur (fairness ) pada orang lain karena jika tidak kita akan dengan mudah
mendapatkan kepercayaan lagi oleh orang lain. Oleh sebab itu kita harus memiliki
Tabiat yang tidak yang tidak patut kita contoh di sini yaitu, sikap Ghoky
yang menipu orang tuanya agar mendapat izin orang tuanya untuk tidak sekolah
hari ini karena alasannya bahwa ia sakit dengan berpura-pura pusing kepala dan
rumah yang diberikan oleh Gurunya. Oleh sebab itu ia menipu orang tuanya agar
145
Sikap tanggung jawab (responsibility) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut:
“Aku tak peduli denganmu, mau sekolah atau tidak itu urusamu.
Aku hanya akan peduli pada Senanoi dan Kubati bin.” Kalimat itu
menusuk jiwaku. Namun sekaligus menjadi cambuk bagiku untuk
berkomitmen membuktikan bahwa aku akan lebih baik, tidak
seperti apa yang mereka ucapkan. (Bagian 18, Hal 99, & Prgf 2)
Kutipan di atas adalah konflik antara Ayah dan Ghoky yaitu, Ghoky yang
Ghoky termenung akan kata-kata ayahnya itu. Bahwa ia harus berkomitmen untuk
Pesan dari kutipan di atas adalah, bahwa Orang tua menyekolahkan kita
agar kita dapat merasakan pendidikan dan pendidikan itu untuk bekal kita di masa
yang akan datang. Oleh karena itu kita harus memiliki rasa tanggung jawab
kepada orang tua kita yaitu tujuan mereka menyekolahkan kita adalah agar kita
dapat belajar dengan baik dan menjadi pandai. Karena pendidikan adalah menjadi
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu, bahwa kita harus memiliki
sikap rasa tanggung jawab (responsibility) pada orang tua kita, yakni mereka telah
menyekolahkan kita tujuannya agar kita bisa menjadi orang sukses. Oleh karena
itu kita mempunyai tanggung jawab untuk bagaimana bisa bersekolah dengan
baik. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap tanggung jawab (responsibility).
Tabiat Ghoky yang tidak patut kita contoh di sini, yaitu sikapnya yang
dengan orang lain yaitu sebagai sikap ikut merasakan dan memberikan perhatian
146
pada orang yang berada dalam musibah maupun masalah atau apa yang dialami
dan terjadi pada orang lain dengan memberikan bantuan, baik sumbangan pikiran,
Suatu hari, aku ingin membeli mainan. Aku mencuri uang di laci
ayahku. Namun ternyata ayahku mengetahuinya. Ayah pun
menanyakan hal tersebut padaku, juga pada kakak Kubati Bin.
“ Siapa yang mencuri uang ayah?” suara ayah keras dengan
penuh emosi.
Sebenarnya ayah tahu itu perbuatanku, hanya saja ia ingin
mencoba kejujuran kami. Aku terdiam dan takut untuk bicara,
karena tak satupun dari kami berdua yang berbicara akhirnya
ayah berkata,
“Baik, karena kalian tidak ada yang mau mengaku maka kalian
berdua harus dihukum!”
Tiba-tiba Kubati Bin berkata.
“Ayah, akulah yang telah mencuri uang ayah.” Dia melakukan hal
itu hanya demi aku. Aku merasa bersalah dan malu pada diriku.
Kakakku melakukan itu hanya karena membelaku. Ia tahu
akibatnya, apabila aku yang mengaku pastilah akan dihajar ayah.
Aku tidak akan melupakan ekspresi kakak saat melindungiku.
(Bagian 1, Hal 12-13)
Kutipan di atas adalah dialog antara Ayah, kakak perempuan Ghoky yaitu
Kubati Bin dan Ghoky. Yaitu perihal ayah yang menanyakan tentang uangnya
yang hilang itu pada kedua anaknya itu. Ayah sendiri telah menduga dan
mengetahui siapa pelakunya yang telah mencuri uang itu namun dengan sengaja
ayah menanyakan kepada kedua anaknya itu guna hanya untuk mengetes sikap
Pesan yang dapat dipetik sebagai dari kutipan di atas bahwa, dalam
lingkungan keluarga kita harus saling sayang dan peduli yaitu ketika seseorang
sedang kesusahan dan mengalami masalah kita harus memberikan bantuan seperti
147
yang dilakukan oleh Kubati bin yaitu ia tahu kalau adiknya mengakui
perbuatannya kalau ia yang mencuri maka ayah akan menghajarnya oleh karena
Yang berikutnya adalah, peduli dengan apa yang terjadi yang dialami oleh
orang lain di sekitar kita yaitu merasakan apa yang dialami oleh orang lain.
Seperti sikap Kubati yang rela mengaku atas perbuatan yang sebabnya bukan ia
lakukan demi melindungi adiknya karena ia tahu apa yang akan terjadi jika
adiknya yang jujur mengakui kalau itu perbuatan dia, karena jika demikian ia akan
Anak harus memiliki sikap peduli (caring) yakni perilaku baik yang harus
dimiliki oleh setiap siswa atau peserta didik. Anak yang dalam sikap dan perilaku
Namun, tabiat atau tindakan buruk Ghoky ini adalah sikap yang tidak patut
kita contohi yaitu tindakannya yang mengambil uang ayahnya secara diam-diam
tanpa diketahui ayahnya atau mencuri dari laci tempat yang biasa digunakan
ayahnya untuk menaruh uang oleh ayahnya itu untuk membeli mainan. Oleh
karenanya tindakan ini tidak patut kita contoh karena merupakan perilaku buruk.
Dan Kubati yang berbohong demi menutupi kesalahan yang telah diperbuat oleh
adiknya.
Sikap peduli (caring) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
148
“ Banyak, Kak. Pusing dan sakit hati kalo aku memikirkannya,”
jawabku sambil pikirku kembali mengingat hari-hari kemarin yang
malang.
“Yuk, iku kakak, “ kata Senanoi sambil menarik tanganku.
“Mau ke mana, Kak?” tanyaku.
“Ikut saja....,” jawab kakak sambil membawaku ke sebuah batu di
tepian di mana aku dapat melihat bekas ke laut.
“ Tu lihat, perahu di laut sana,” kata kakak sambil telunjuknya
diarahkan ke perahu yang dimaksud.”ko kebal k tidak?”
“Tidak,” Jawabku enteng
“Itu Tete Petu,” balas kakak. “Coba ko panggil sekuatnya.”
Aku mencoba saran kakak dengan segala tenaga yang kumiliki.
Yang dipanggil pun tak ada respons.
“Sekali lagi, tetapi lebih kuat.”
“Tete...Tete...!! teriakku lebih kencang. Hasilnya sama.
“Coba kamu tutup matamu, tarik napas dalam-dalam,” kata kakak
sambil memberikan contoh.
Aku pun perlahan-lahan mengikutinya. “Coba teriak lagi, lalu
tutup matamu dan tarik napas lalu melepaskannya perlahan-
lahan,”
Katanya sambil memberi contoh. Aku belum mengerti semua ini.
“Ini adalah teknik melepaskan penat dan sakit hati. Lupakanlah
semua yang terjadi yang kamu alami, buang semuanya, biarlah
terbawa angin dan ombak.
Dan ketika mataku sedang tertutup untuk mencoba teknik ini sekali
lagi, kakak menyiramku dengan air laut berkali-kali. Kami tertawa
bersama-sama (Bagian 16, hal 92).
yaitu Senanoi dan Ghoky. Senanoi Mengajak Ghoky ke pantai saat ia baru saja
dihukum oleh ayah. Karena mengetahui adiknya yang sedih oleh karena itu ia
ini adalah bentuk peduli ikut merasakan apa yang dirasakan oleh adiknya tersebut.
Mengetahui adiknya itu bersedih, ia melakukan sesuatu hal agar adiknya itu tidak
bersih lagi. Dengan cara mengajaknya kepantai dan mengajarinya jurus melepas
penat dan sakit hati. Sikap peduli ini juga bisa kita lakukan tidak hanya di rumah
melainkan di mana pun kita berada. Sebagai, saudara, teman, sahabat dan
sebagainya.
149
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa
Sebagai teman, apalagi sedarah atau saudara. Hendaklah kita saling menyayangi
dilakukan oleh senanoi sebagai seorang Kakak laki-laki terhadap adik laki-lakinya
Karakter yang dapat kita Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu
bahwa, kita hendaknya memiliki rasa peduli (caring) dengan orang lain yang
Sikap peduli (caring) juga dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
Aku ingat juga suatu siang, aku menembaki buah pepaya tetangga
menggunakan panah dari lidi daun sagu. Tak kuduga panah itu
melesat dan tertancap di betis ibuku. Mengetahui itu, ayah sangat
marah. Aku dihukum dan dihajar dengan cambuk parinya. Aku
kasihan pada ibu dan meminta maaf padanya. Meski perbuatanku
itu menyakiti ibu, Ibu masih tetap membelaku ketika itu. ! Bagian
2, Hlm 13,&Prgf 3)
Kutipan di atas adalah, adegan aksi para tokohnya. Yaitu Ayah yang
pepaya tetangga menggunakan lidi daun sagu, namun panah itu melesat mengenai
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas bahwa, Kepedulian
terhadap sesama kita terhadap orang lain maupun lingkungan tempat tinggal kita
haruslah kita perhatikan serta, apa yang menjadi hak orang lain, tidak patut bagi
kita untuk mengusik, merampasnya. Dengan menghargai apa yang orang lain
miliki. apa yang kita perbuat, kita harus memikirkan apa dampak yang terjadi ke
150
Karakter yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah bahwa, sikap
peduli (caring) akan apa yang menjadi milik orang tidak patut kita ambil.
Tabiat buruk yang tidak patut kita contoh di sini adalah, jangan kita
merusak, mengganggu, bahkan mengambil apa yang menjadi milik orang lain.
kejahatan.
Sikap peduli (caring) juga dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
Adegan ini menjelaskan Ghoky yang dipukuli oleh Ayah karena melempar
kakaknya terhadapnya sangat berlebihan apalagi ia baru saja dimarahi ayah. Dan
ini membuat Ghoky dan kakaknya berkelahi hebat oleh sebab itu Ghoky dipukuli
Pesan dari kutipan di atas adalah, bahwa jika orang lain yang di sekitar
mengejek mereka, tetapi sebaliknya, yaitu memberi pertolongan yang dapat kita
berikan.
151
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini bahwa, kita harus memiliki
sikap peduli (caring) pada orang lain yang sedang mengalami kesusahan dengan
memberikan sumbangan berupa rasa, pikiran dan tindakan kita buka malah
Tabiat yang tidak patut kita contohkan di atas adalah Seperti sikap Kubati
yang mengejek adiknya yang sedang marahi oleh sang ayah. Jadi jika orang
makanan babi di kepala. Sebaiknya kita tidak boleh melakukan tindakan yang
Sikap peduli (caring) dapat juga kita lihat pada kutipan berikut ini:
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa kita harus memiliki
sikap peduli (caring) pada orang lain yang sedang mengalami kesusahan atau pun
kesedihan hati yang sedang dirasakan dan dialami oleh orang lain dengan tidak
152
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini yaitu sikap kakak
perempuannya Ghoky ini, yaitu Kubati bin yang mengejek adiknya saat
batu karena kesal. Walaupun kita emosi, kita harus mengontrolnya, Jagan sampai
Sikap peduli (caring) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini:
Ketika aku berbuat salah, bukan saja aku yang dihukum ayah,
tetapi juga Senanoi dan Kubati Bin. Bagi ayah, jika salah satu
diantara kami melakukan kesalahan, maka hukuman tetap berlaku
untuk bertiga. Sebagai kakak beradik kami harus saling
mengingatkan. Saling menjaga, itulah pesan ayah pada kami. Aku
adalah penjaga kakak-kakakku dan kakakku adalah penjagaku.
(Bagian 1, Hal 8, & Prgf 3)
Kutipan di atas adalah konflik antara ayah dan Ghoky, yaitu ketika ia
begitu pula sebaliknya. Jadi mereka sebagai kakak beradik harus saling
mengingatkan, karena salah satu melakukan kesalahan maka mereka bertiga akan
Pesan yang dapat kita pelajari dari konflik ini yaitu, bahwa dalam anggota
keluarga yaitu sebagai kakak beradik kita harus saling peduli, yaitu saling
mengingatkan bila ada perilaku seseorang yang tidak baik atau melanggar aturan
rumah, serta saling menjaga satu sama lain sebagai bentuk kasi sayang.
Karakter yang dapat kita pelajari disi bahwa, kita harus saling peduli
(caring) antara sesama kita di mana pun kita berada. Seperti dalam keluarga saling
peduli mengingatkan satu sama lain agar tidak berperilaku melanggar aturan
153
rumah yang telah dibuat oleh orang tua kita. Oleh karena itu kita harus memiliki
sikap penuh rasa peduli (caring) satu sama lain yakni saling mengingatkan dan
menjaga.
Sikap dan perilaku seseorang sebagai warga negara Indonesia yang baik,
yaitu dengan sikap cinta tanah air, dan menghargai menghormati keberagaman
yang ada di negara ini. Dengan tidak menempatkan kepentingan sendiri, dan juga
ikut menciptakan kedamaian dan ketertiban di atas negara ini dengan patuh
terhadap peraturan yang telah ditetapkan baik dalam lingkungan sekolah maupun,
Suatu saat dalam kesedihan dan hati yang hancur itu, aku
merasakan lembutnya rangkulan ibu yang memandangku sambil
tersenyum. Aku dapat merasakan ketulusan kasih sayangnya. Ibu
menatapku dalam-dalam lalu berkata meyakinkanku,
“Oky, kau adalah anak kandung ibu dan ayah.”
“Lalu kenapa ayah dan dong +kakak-kakak ) selalu mengatakan
aku bukan anak ayah dan ibu, tetapi aku orang Buton?” sambil
terisak-isak aku memeluk Ibu.
“Nak, apakah bedanya orang Buton dengan kita, semua manusia
sama diciptakan Tuhan. Orang Buton, Jawa, Maassar, Serui atau
apa pun itu sama di mata Tuhan. Bukankah Tuhan menginginkan
agar kita saling menghargai dan menghormati.” Kata Ibu lembut.
“Kita tidak boleh beda-bedakan sesama. Ketika orang lain
membuat kamu sakit hati, tetaplah miliki rasa hormat pada
mereka.” (Bagian 1, Hlm 7)
Ghoky yang bersedih karena dikatai oleh ayah bahwa ia bukanlah kandung ayah
dan ibunya melainkan ia adalah anak orang Buton yang kemudian diadopsi ke
154
sedikit berbeda dengan kakak-kakaknya. Mengetahui alasan mengapa anaknya
padanya. Bahwa ia adalah anak kandung mereka dan apa bedanya orang Buton,
Jawa, Makassar, Serui atau apa pun semua adalah ciptaan Tuhan dan semua sama
di mata Tuhan. Dan juga memberitahu padanya bahwa, Tuhan yang mereka
ketika orang membuat kita sakit hati, tetaplah memiliki rasa hormat pada mereka.
Pesan yang dapat kita ambil dan pelajari dari kutipan di atas bahwa, yang
pertama, walaupun berbeda suku, ras, dan warna kulit kita tidak boleh membeda-
bedakan antara sesama kita walaupun kita berbeda suku, ras, budaya dan agama.
Oleh karena itu, karakter yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas
bahwa, sebagai seorang anak atau peserta didik yang berkarakter ialah ia yang
dalam tindakan dan sikapnya sebagai warga negara Indonesia yang beraneka
ragamnya suku, ras, dan budaya dapat saling menghargai dan menghormati antar
sesama di mana pun kita berada, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun
155
yaitu terhadap suatu hal yang ia kerjakan maupun lakukan terhadap orang lain,
Kutipan di atas adalah dialog antara Pak Rum, Lili, Ferly dan Desy yaitu
Desy yang berteriak memecahkan keheningan kelas saat pak Rum sedang
menjelaskan pelajaran pada para murid. Desy bersama kedua temannya ikut
berteriak karena kaget saat melihat kertas yang diberikan oleh Ghoky berisikan
cecak yang membuat cecak itu masuk ke dalam baju Desy. Itu Ghoky lakukan
karena ia merasa sedikit tidak suka kepada mereka karena mengembalikan pena
yang mereka pinjaman dari Ghoky tanpa meminta terima kasih. Oleh karena
perbuat Ghoky ini, ia dimarahi dan suruh keluar dari kelas oleh Pak Rum selaku
156
guru pelajaran sejarah Indonesia itu. Namun pada akhirnya pak guru pun
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas yaitu, bahwa apa yang
kita berikan atau perbuatan itu hendaklah kita melakukan itu dengan hati yang
tulus tanpa mengharapkan sesuatu apa pun dari apa kita berikan atau perbuatan
tersebut meskipun kita tidak mendapatkan apa-apa yang kita harapkan dari apa
Maka kita harus memiliki sikap ketulusan (honesty), kita dalam melakukan
segala sesuatu itu dengan ketulusan (honesty) tanpa ada iming-iming apa pun atau
konsekuensinya dari yang menjadi keputusan apa yang ia lakukan, serta sikap
Sikap berani (courage) dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
157
Terik matahari membuat kulit coklat kehitaman kami semakin
gelap. Anak-anak SMP sedang berhamburan melintasi jalan di
mana aku dan topilus mandi keringat, memberikan rumput,
memangkas daun-daun beluntas yang tumbuh berdempetan
bersama kembang-kembang kuning berduri pada penutup kawat
duri empat jalur setinggi dada orang dewasa, serta membuat
sampah-sampah dari halaman Kios Wonda.
“Topilus, ko yang bawa sampah buang ke sana, aku akan
kumpulkan potongan daun dan rumput ke dalam karung, ya,”
pintaku.
“Oke, Aman!” balasnya. Sengaja aku memilih tugas di halaman
agar nantinya tidak berpapasan dengan anak-anak SMP itu saat
membuang sampah-sampah. Topilus awalnya mau menolak
permintaan itu, namun setelah dipikirkannya, jauh lebih capek
mengumpulkan daripada hanya membuang sampahnya itu.
Lewat tengah hari, aku dan Topilus menyelesaikan proyek kami.
Dengan hati riang diliputi aroma kembang sakura, masing-masing
mendapat satu lembar uang sepuluh ribu rupiah. Sementara
pengalaman rasaku tentang Sakura berlalu begitu saja. (Bagian
19, hal 103-109)
Ghoky dan Topilus adalah sahabat, juga mereka sesekolah bersama. Hari itu
mereka tidak masuk sekolah dikarenakan mencari uang tambahan membeli buku
dengan cara membersihkan halaman rumah orang dan dari kerja mereka berdua
itu, mereka akan dibayar 10 ribu. Mereka berdua bekerja sama dengan baik
Dari kutipan di atas, dapat kita pelajari bahwa, kita harus memiliki sikap
keberanian dalam hidup kita dan tidak boleh merasa malu atau minder pada orang
lain karena itu itu hanya akan sedikit menghambat kita dalam proses kehidupan
kita. Sikap berani akan dapat memudahkan kita untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan.
Dengan demikian, karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa,
kita harus memiliki sikap keberanian dalam apa yang sedang kita lakukan karena
158
dengan sikap berani (courage) ini akan membuat kita dengan mudah
melakukannya dan akan memberikan kita efek yang positif di kemudian hari.
Dibandingkan dengan sikap sebaliknya yang ketakutan atau malu tidak dapat
Sikap berani (courage) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut ini :
Ghoky yang telah membeli tiket dan akan berangkat kuliah di Jakarta. Walaupun
ayahnya sedikit khawatir dan sempat melarangnya untuk kuliah jauh namun ia
tetap dan sudah membulatkan tekadnya untuk tetap pergi kuliah di Jakarta.
Pesan yang dapat kita pelajari bahwa, apa yang telah menjadi mimpi atau
cita-cita kita haruslah kita kejar. Memberanikan diri mengambil keputusan untuk
159
mengejar mimpi. Walaupun tidak mudah namun butuh proses. Seperti sikap
berani Ghoky yang ingin tetap menempuh pendidikan di kota Jakarta sama yang
jauh dari kampung halamannya Manokwari Papua. Walaupun ayahnya takut dia
Kita harus memiliki karakter berani (courage) yaitu memiliki sikap berani
dalam melakukan sesuatu, seperti sikap Ghoky yang telah teguh pendirian dan
memberikan diri untuk kuliah di Jakarta tempat di mana terdengar isu-isu yang
tidak mengenakkan. Oleh karena rasa takut hanya akan menghambat proses
kehidupan kita.
Tekun (diligence) merupakan sikap dan perilaku seseorang yang telah menjadi
dan fokus untuk mencapai suatu tujuannya tersebut. Dalam apa pun itu, seperti
perihal Ghoky yang dianggap oleh Bu Siti adalah anak yang bodoh walaupun
160
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa dalam
bangku pendidikan, pelajaran yang diajarkan oleh para guru itu harus kita simak
dan pahami dengan betul, tidak hanya itu saja. Kita juga dapat mempelajarinya
dalam mata pelajaran tersebut. Dengan tekun atau sungguh-sungguh dalam belajar
Karakter yang baik salah satunya adalah memiliki sikap tekun (diligence).
Dengan tekun berfokus pada apa yang menjadi tujuan kita dalam mencapai tujuan
memperolehnya.
Tabiat buruk yang tidak patut dicontoh adalah sikap Bu Siti sebagai
seorang guru yang memiliki tidak sabaran dan suka mencaci-makii anak murid
dengan kata-kata “ Nao-nao, sudah gobol, nakal lagi.” Bu Siti kesal., “Terlalu g-
o-b-l-o-k,” Keluh bu Siti. “Huiii...,” keluh Bu Siti sambil menarik napas lalu
melepaskannya. Hal itu akan berpengaruh pada proses belajar anak. Karena setiap
dengan kata-kata itu. Kelapaku tertunduk malu. Tanpa sadar air mata menetes ke
lantai. Pengaman yang kualami membuat aku tidak percaya diri. (Hal 33, prgf 6).
161
belajar. Catatan-catatan itu akan selalu menjadi perhatian ayah.
(Bagian 10, Hal 58).
Kutipan di atas menunjukkan, Ghoky yang lalai atau lupa dalam
adalah yaitu merawat babi, yakni diberi makan, memandikan, dan juga u
dibersihkan. Suatu kali, ia terlambat memberi makan babi yang telah menjadi
makan dahulu. Dan kakaknya yang melihat itu pun juga membercandai ia yang
menurut Ghoky itu kelewatan dan oleh karena itu timbullah perkelahian antar adik
Pesan yang dapat kita pelajari dari dialog ini yaitu agar kita belajar dengan
tekun, sungguh-sungguh serta serius dalam belajar di sekolah Akan membuat kita
bisa melakukan apa yang sebelumnya kita tidak bisa lakukan menjadi bisa, dan
dengan ketekunan kita akan dapat mencapai apa yang telah menjadi tujuan kita
tersebut. Bentuk hukuman dari sang ayah agar ia lebih giat lagi untuk belajar agar
kewajibannya sebagai anak yaitu dapat bisa membanggakan orang tuanya dan
dengan kata lain ia tidak lagi memalukan orang tuanya dengan nilai-nilainya yang
jelek tersebut.
melakukan sesuatu yang ia lakukan yang menjadi pekerjaannya. Ketika kita terus
hasil yang baik dari ketekunan kita itu. Tekun dalam hal apa pun itu.
Sikap tekun (diligence) dapat kita lihat juga pada kutipan berikut:
162
Waktu aku kelas tiga SD, suatu siang guruku sangat kesal.
“Anak ini keterlaluan bodohnya, biar dihajar seribu kali pun tak
akan pernah bisa,” kata-kata itu baru saja terlepas dari bibir Bu
Siti.
“Nao-nao, sudah gobok, nakal lagi!” Bu Siti kesal.
‘Nao-nao’ telah menjadi julukanku semasa kecil. Dua kata itu, aku
sangat paham artinya. Lebih buruk dari bodoh. Kuanggap sebagai
takdirku di sekolah dasar itu. Aku dihukum berdiri di atas satu
kaki, sentra dua tanggan memegang kuping.
Plak.... plak....! Mistar kayu membentur betis kurusku berkali-kali.
Kuda-kudaku terasa rapuh. Rasa pegal, sakit, dan malu
bercampur aduk. Aku selalu jadi tontonan teman-teman selama
jam pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika. Ibu Siti selalu
menghukumku. (Bagian 5, Hal 32,& Prgf 4&5)
Kutipan di atas, adalah adegan saat Ghoky di caci maki, dipukul, dan
Pesan yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas adalah, bahwa di
sekolah, guru mendidik dan mengajar kita agar dengan tujuan kita dapat
kita menjadi anak yang berkarakter baik. Oleh sebab itu, kita hendaknya harus
Karakter yang dapat kita lihat di sini bahwa, kita harus tekun (diligence)
lagi dalam belajar agar kita bisa dapat memahami dengan baik dalam pelajaran
yang di ajarkan oleh guru. Jika kita tekun dan mau sungguh-sungguh dalam
belajar maka pelajaran yang sebelumnya kita belum bisa akan menjadi bisa, serta
Tabiat yang tidak patut kita contoh di sini adalah bahwa, jangan pernah
kita sebagai seorang guru untuk mencari maki anak didik kita saat ia belum bisa
memahami dan mengikuti pelajaran dengan baik. Apa lagi menggunakan kata-
kata seperti “Nao-nao” dan Goblok atau bodoh. Melainkan kita harus dengan
163
sabar dalam mengajar dan mendidik. Dan juga Tabiat Ghoky yang sedikit nakal
Sikap tekun (diligence) dapat juga kita lihat pada kutipan berikut ini:
yang belum lancar membaca, tidak bisa menjawab penjumlahan serta perkalian
Pesan yang disampaikan dari konflik ini yaitu, bahwa orang tua
agar menjadi anak yang pandai. Seperti pantai membaca, menjawab penjumlahan
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini, yaitu bahwa kita harus tekun
(diligence) atau terus fokus dan bersungguh-sungguh dalam belajar, agar kita
dapat memahami dan pandai dalam suatu mata pelajaran yang sebelumnya kita
belum bisa menjadi bisa. Jika sebelumnya kita belum bisa membaca atau
menghitung maka dengan kita mau tekun atau sungguh-sungguh terus belajar
dengan baik maka pelajaran yang sebelumnya kita belum bisa menjadi bisa. Oleh
164
4.2.9 Integritas
Integritas adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu, “integer” yang artinya
utuh dan lengkap. Oleh karena itu, integritas memerlukan perasaan batin yang
merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam tindakan sebagai seseorang yang
ayahnya yang mengatakannya kalau ia tidak bisa berbuat apa-apa yang membuat
Ghoky Ingin membuktikan padanya bahwa ia juga bisa dengan ia pergi ke Jakarta
Pesan yang dapat kita pelajari dari di sini adalah, bahwa kita harus
memiliki sikap integritas yaitu sikap bersungguh dan bertekad untuk melakukan
Karakter yang dapat kita pelajari dari sini yaitu bahwa ketika hendaklah
165
DAFTAR PUSTAKA
University Press.
Ratna, Nyoman Kutha, 2004. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra.
Emzir dan Rohman, Saifur, 2014. Teori dan Pengajaran Sastra. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Laskar Aksara.
Alfabeta, cv.
166
Noor, Rohimah M, 2011.Pendidikan Karakter Berbasis Satra. Solusi Pendidikan
Al-Ma’ruf, Ali Imron dan Nugrahani, Farida, 2017. Pengkajian Sastra. Teori dan
Ahyar, Juni, 2019. Apa Itu Sastra. Jenis-jenis Karya Sastra Dan Bagaimanakah
Pustaka Pelajar.
Publishing.
Novel dalam bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia berasal
dari bahasa Italia novella . Menurut Abrams (Nurgianyatoro 1994: 11-1 2) secara
harfiah novella berarti ‘sebua barang baru yang kecil, dan yang kemudian
diartikan sebagai ’cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella
dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah ’novelet’ (Inggris
167
novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak
Sampai saat ini penelitian perpustakaan terbatas memanfaatkan teknik kartu data,
Kekhasan metode perpustakaan dalam ilmu sastra disebabkan oleh hakikat karya,
di satu pihak sebagai dunia yang otonom, di pihak lain sebagai aktivitas imajinasi.
Hakikat karya sastra sebagai dunia yang otonom menyebabkan karya sastra
berhak untuk dianalisis terlepas dari latar belakang sosial yang yang
menghasilkannya.
karya tertentu. Artinya objek tersebut dianggap sah, sudah cukup diri untuk
mewakili keseluruhan data yang diperlukan. Dalam bidang ilmu sastra, sebuah
novel, sebuah drama, sekumpulan puisi, atau cerpen, babad, geguritan, tradisi
lisan, dan sebagainya, dianggap valid sebagai objek baik untuk menyusun
168
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah termasuk kedalam Penelitian
modern. Sifat otonom sastra membuat sastra berhak dianalisis terlepas dari latar
pertama kalinya serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak kemudian
hari . Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, dan moral
anak. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai
ilmu tertentu, seperti: pendekatan sosiologi sastra, psikologi sastra, biografi sastra,
169
ditawarkan oleh Abrams, yaitu objektif, ekspresif, numerik, dan pragmatik dan
sebagainya.
pendekatan adalah strategi atau perpektif dalam mendekati dan memahami obyek
penelitian.
karya sastra: Tema, Tokoh & Penokohan, Alur, Lattar, sudut pandang dan lainnya
2013: 58) dapat dipandang sebagai sistem aturan yang menyebabkan berbagai
bermakna.
Setiap teks sastra memiliki unsur yang berbeda dan tidak ada satu teks pun yang
sama persis. Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, mesti fokus
170
mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur
171