SKRIPSI
Oleh
Dyah Nur Lailyana
NIM 122160109
i
ii
iii
PERNYATAAN
NIM : 122160109
dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya
Muhammadiyah Purworejo.
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang
dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dialui adalah harapan dan cita-cita.
(Fitriyani)
2. Ketika kita dihadapkan pada suatu masalah, siapkan diri kita untuk hasil (takdir)
yang paling buruk. (Fitriyani)
3. Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Gusti.
“Lakukan yang kita bisa, setelahnya kita serahkan kepada Tuhan” (Wijaya)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan
dukungan, dan doanya, serta kasih sayangnya.
2. Kakakku tercinta khususnya Arif Santosa dan
Muhammad Sholikhin Mughoni yang selalu
memberikan semangat dan mendukung dalam
menyusun skripsi ini.
3. Kamu yang selalu ada untuk mendoakan, dan
memberikan motivasi, Herman.
4. Teman serta sahabatku Uty dan Fitri yang selalu
menemani dan selalu ada disaat suka ataupun
duka, Ratri dan Dona yang telah memberikan
semangat dan memberikan curahan ilmu dan
selalu menemani saat bimbingan.
5. Teman-teman angkatan 2012, khususnya kelas
8C PBSJ yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebersamaannya
selama 4,5 tahun.
6. Semua sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu yang telah memneri semangat,
motivasi dan doa.
v
PRAKATA
Alhamdullilah, seiring dengan untaian pujian dan syukur atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan Allah Swt. Atas segala nikmat dan karunia yang tak
ternilai sehingga penyusunan skripsi dengan judul Analisis Gaya Bahasa pada
Geguritan dalam Majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016
Bahasa dan Sastra Jawa. Dalam skripsi ini, saya sangat menyadari kekurangan dan
tercapai tanpa adanya bimbingan dan motivasi dari beberapa pihak, untuk itu saya
ingin menyampaikan rasa hormat serta ucapan terimakasih yang tak ternilai
kepada:
vi
3. Rochimansyah, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Jawa, yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga
meyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti hanya dapat berdo‟a semoga Allah Swt memberikan rahmat dan
karunia-Nya sebagai balasan atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca
umumnya.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Penulis
vii
ABSTRAK
Dyah Nur Lailyana. “Analisis Gaya Bahasa Pada Geguritan Dalam Majalah
Djaka Lodang Edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016”. Skripsi. Pendidikan Bahasa
dan Sastra Jawa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2017.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) jenis gaya bahasa
berdasarkan langsung tidaknya makna pada geguritan dalam majalah Djaka
Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Sumber data penelitian yaitu geguritan pada majalah Djaka Lodang.
Data penelitian adalah kutipan-kutipan dalam rubrik geguritan majalah Djaka
Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016. Teknik pengumpulan data ini
menggunakan teknik simak-catat. Instrumen penelitian adalah human instrument
dengan dibantu buku tentang sastra dan puisi serta kartu pencatat data. Teknik
analisis data menggunakan content analysis. Penyajian hasil analisis digunakan
metode informal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rubrik geguritan pada majalah Djaka
Lodang mengandung gaya bahasa dan makna-makna tertentu, gaya bahasa yang
digunakan antara lain yaitu gaya bahasa berlangsung tidaknya makna pada
geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015-2 April 2016. Gaya
bahasa berlangsung tidaknya makna meliputi: (a) 11 indikator asonansi, 3
indikator litotes, 2 indikator hiperbol, (b) gaya bahasa kiasan meliputi: 9 indikator
simile, 11 indikator personifikasi, 5 indikator sinisme.
viii
SARIPATI
Dyah Nur Lailyana. “Analisis Gaya Bahasa Pada Geguritan Dalam Majalah Djaka
Lodang Edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.
Ancasipun panaliten inggih menika kangge ngandharaken: (1) jinising
gaya bahasa wonten salebeting geguritan kalawarti Djaka Lodang edisi 3 Oktober
2015 - 2 April 2016. Jinising panaliten punika inggih panaliten deskriptif
kualitatif. Sumber dhata panaliten inggih punika geguritan wonten kalawarti
Djaka Lodang. Dhata panaliten inggih punika kutipan-kutipan wonten salebeting
geguritan kalawarti Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016. Teknik
pangempalan dhata ngginakaken teknik simak-catat. Instrumen panaliten ingkang
dipunginakaken inggih punika pangripta human instrument ingkang dipunbiyantu
kaliyan buku-buku babagan sastra lan analisis geguritan sarta kartu pencatat
dhata. Teknik analisis dhata wonten ing panaliten punika ngginakaken content
analysis. Teknik penyajian analisis dhata inggih punika ngginakaken teknik
penyajian informal.
Asil panaliten dhata tinemu bilih rubrik geguritan wonten ing majalah
Djaka Lodang ngemot gaya bahasa lan makna-makna geguritan. Gaya bahasa
ingkang dipunginakaken inggih punika gaya bahasa miturut langsung mboten
makna inggih punika gaya bahasa retoris awujud: (a) 11 indikator asonansi, 3
indikator litotes, 2 indikator hiperbol, (b) lan gaya bahasa kiasan inggih punika
awujud: 9 indikator simile, 11 indikator personifikasi, 5 indikator sinisme.
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7
C. Batasan Masalah ......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
x
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ......................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 255
B. Saran ........................................................................................... 255
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
yang dituangkan atau diekspresikan dalam sebuah tulisan yang indah dan
imajinatif yang disebut dengan karya sastra. Keindahan sebuah karya sastra
terletak pada isi yang terkandung di dalamnya dan pilihan bahasa yang digunakan
dalam bahasa tersebut yang bersifat metaforis dan imajinatif. Bersifat metaforis
dan imajinatif karena biasanya isi dalam karya sastra sangat melebih-lebihkan,
Dalam kesusastraan, sastra terbagi menjadi dua yaitu sastra tulis dan
sastra lisan. Sastra berhubungan dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk
imajinatif. Karya sastra imajinatif adalah karya sastra yang menonjolkan sifat
keindahan agar karya sastra hidup. Maka akan tercipta suatu karya yang menarik
untuk dinikmati, dipahami, dan dipelajari sebagai tolak ukur untuk kehidupan
dalam masa mendatang. Kesusastraan dibagi dalam kategori sastra antara lain
berupa novel, syair, roman, cerbung, hikayat, cerkak, cerita rakyat, dongeng,
1
2
Puisi atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan geguritan merupakan salah
untuk dinikmati pembaca. Menurut Widayat (2011: 169) bahwa semula puisi
masing. Misalnya tembang gedhe terikat pada aturan lampah, tembang tengahan
dan macapat terikat pada guru gatra, guru wilangan dan guru lagu dan
sebagainya. Geguritan merupakan jenis karya sastra yang paling pendek dan
paling bebas dibandingkan karya sastra lainnya. Hal ini karena geguritan dapat
sebagai salah satu warisan budaya Jawa yang berbentuk tulis sebagai fenomena
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti geguritan semakin tidak dikenal
generasi muda tidak bisa memahami isi yang terkandung dalam geguritan, karena
rinengga.
menyita waktu yang lebih penting. Kurangnya sarana pendukung berupa kamus
3
dan latar belakang pada tingkat pendidikan pembaca yang berbeda-beda sehingga
mempunyai arti ganda apabila ejaan tidak lengkap dan menimbulkan banyak
digunakan penyair untuk memperjelas makna dan membuat nada dan suasana
sajak menjadi lebih jelas sehingga dapat menggugah hati pembaca. Oleh sebab itu
diperlukan penggantian dengan benda lain, supaya lebih hidup, lebih jelas,dan
khususnya majalah berbahasa Jawa. Majalah tesebut tidak hanya Djaka Lodang,
tetapi seperti majalah Panjebar Semangat, Jaya Baya, Mekar Sari dan lain-lain.
yang sudah berdiri sejak tanggal 1 Juni tahun 1971 sampai sekarang ini.
menerbitkan satu majalah dan diterbitkan pada hari sabtu. Dalam penelitian ini
mengambil majalah Djaka Lodang yang satu majalah berisi 4 rubrik dengan
jumlah 96 judul geguritan. Geguritan tidak hanya dapat dikaji melalui gaya
kata yang mampu memadukan kemanisan secara puitis yang tersirat. Dari
lebih jauh.
Gaya bahasa merupakan salah satu unsur yang menarik dalam sebuah
95) menyatakan bahwa gaya bahasa ialah susunan perkataan yang terjadi karena
perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis yang menimbulkan suatu
perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat,
memberi gerak pada kalimat dan menimbulkan reaksi tertentu terhadap pikiran
pembaca.
145). Gaya retoris adalah gaya yang bertujuan menyatakan sesuatu pada makna
litotes dan lain-lain. Sedangkan gaya bahasa kiasan adalah gaya yang digunakan
kesamaan antara kedua hal tersebut seperti perbandingan atau simile, metafora,
edisi 2 Oktober 2015-3 April 2016 yang berjumlah 94 judul geguritan, juga
ditemukan adanya makna yang dapat memberi nilai positif yang dapat diambil
Kemudian sebuah pesan untuk pembaca bahwa cinta itu tidak harus memiliki.
1. Kutipan kalimatnya :
(Wuyung, DL,35/30/01/2016)
Terjemahan :
„Terbayang-bayang senyum lelaki tampan
Matamu. . . menyinarkan kasih sayang
Kerlingannya membuat hatiku berdebar
Akan tetapi. . .
Senyum itu
Mata itu
Bukan untukku
Pasrah hatiku hanya memandang tanpa bisa memiliki‟
Walaupun hanya bisa memandang saja tanpa bisa memiliki itu sudah lebih
dari cukup baginya. Makna kutipan tersebut adalah terbayang akan seseorang
dan adanya pesan bahwa jangan melakukan hal sifat buruk akan menambah
banyak dosa.
2. Kutipan kalimatnya :
Terjemahan:
„Tanah mengalami kekeringan
Bongkahan tanah melebar
Dunia ini sudah rapuh
sementara.
Penggunaan objek benda mati menurut pembaca satu dengan yang lainnya
manusia sehari-hari.
Menurut Nurgiyantoro (2014: 77) stilistika dibagi menjadi dua yaitu gaya
retorik dan gaya kiasan. Gaya retorik digunakan untuk menjelaskan dalam
Analisis Gaya Bahasa pada Geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3
ragam gaya bahasa yang dipakai sehingga mereka mampu menangkap pesan-
B. Identifikasi Masalah
salah satu warisan budaya Jawa lisan sebagai fenomena sehari-hari karena
gunakan simbol (lambang) untuk memperjelas makna dan nada sajak lebih
geguritan.
untuk diteliti lebih jauh hal ini menarik untuk diteliti dan minimnya peminat,
kaum muda.
C. Batasan Masalah
dan gaya kiasan terdapat pada geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gaya bahasa yang terdapat pada majalah Djaka Lodang edisi 3
E. Tujuan Penelitian
Bertujuan untuk :
disebut dengan gaya bahasa retoris dan kiasan yang terdapat dalam majalah
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut ini :
1. Manfaat Teoritis
yang terdapat pada geguritan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah kajian terhadap karya sastra yaitu analisis gaya bahasa pada
geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015- 2 April 2016.
2. Manfaat Praktis
A. Kajian Teori
1. Sastra
a. Pengertian Sastra
Kesusastraan berasal dari kata dasar “sas” dan “tra”. Kata sastra
sedangkan “tra” yang artinya sebagai alat atau sarana untuk mengajar,
dalam Widayat, 2011: 9). Sejalan dengan hal itu, Purwadi (2009 : 3)
11
12
dibagi menjadi dua segi (kesenangan dan manfaat bukan hanya ada
bagi pembaca ketika membacanya. Fungsi estetis adalah karya sastra itu
nilai moral yang tinggi, sehingga pembaca dapat mengetahui moral yang
baik dan moral yang buruk. Fungsi religius adalah karya sastra
Ismawati (2013: 3), sastra sebagai sesuatu yang dipelajari dapat berfungsi
sastra yang lain adalah mewariskan dan meneruskan tradisi suatu bangsa,
2. Puisi Jawa
atau poesis „pembuatan‟, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
kata guritan.
geguritan atau puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
1. Kekawin
bait terdiri dari empat baris dan tiap baris memiliki jumlah suku
katanya sama. Jadi kakawin adalah puisi pada zaman kuno yang
terdiri dari empat baris dan tiap baris memiliki jumlah suku kata
yang sama.
2. Parikan
3. Tembang
4. Wangsalan
5. Kidung
gatra, guru wilangan dan guru lagu. Menurut Purwadi (2007: 436)
pada jaman Majapahit akhir bahwa ada puisi yang disebut kidung.
Ciri-ciri kidung yaitu memiliki jumlah bait tetap dan jumlah suku
3. Stilistika
a. Pengertian Stilistika
adalah ilmu yang mempelajari gaya bahasa, karena gaya bahasa tidak
Bentuk-Bentuk Stilistika
Fungsi Puitis
pada bahasa yang digunakan pada puisi dan berkaitan dengan gaya
retoris. Jadi fungsi puitis berkaitan pada pesan yang terdapat dalam
indah.
sehari-hari.
membandingkan benda yang satu dengan benda lain yang lebih umum.
19
Jadi gaya bahasa tersebut tidak hanya terpaku pada makna asal
benda satu dengan benda yang lain yang nanti sifatnya bisa
oleh Gorys Keraf yang meliputi gaya bahasa retoris dan gaya bahasa
kiasan.
masih bersifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna, berupa
menjadi dua macam yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan.
a) Aliterasi
b) Asonansi
c) Anastrof
kreatifitas pengarangnya.
e) Apostrof
yang tersindir
f) Asidenton
koma.
23
g) Polisidenton
dari asidenton.
sambung.
h) Kiasmus
yang terdiri dua bagian baik berupa frasa maupun klausa yang
lain.
24
i) Elipsis
j) Eufemismus
hal yang baik dan halus tanpa ada niat menghina atau
k) Litotes
l) Histeron Proteron
yang logis.
menyatakan idenya.
26
n) Perifrasis
p) Erotesis
pertama.
28
s) Hiperbol
melebih-lebihkan situasi.
t) Paradoks
yang ada.
u) Oksimoron
sifatnya bertentangan.
b) Metafora
rapi.
sebagainya.
c) Alegori
d) Personifikasi
e) Alusi
memahami.
f) Eponim
tersebut.
33
g) Epitet
h) Sinekdoke
sebagian.
i) Metonimia
dikaitkan dengan nama orang atau hal lain yang memiliki suatu
kedekatan.
j) Antomasia
seseorang.
k) Hipalase
gagasan.
l) Ironi
gaya bahasa berupa sindiran lebih kejam dari ironi dan sinisme.
m) Satire
memperbaiki kesalahannya.
n) Inuendo
o) Antifrasis
Gaya bahasa ini berupa sindiran baik pada diri juga orang lain
secara berkebalikan.
4. Hermeneutik
lebih jauh bahasa yang digunakan. Secara lebih luas hermeneutik juga
atau puisi untuk diketahui makna sesuai dengan konteks. Metode ini
teori penafsiran interpretasi terhadap teks dan tanda-tanda yang lain yang
antara lain:
2. Penafsir harus berusaha menyusun kembali arti ceritanya. Dalam hal ini
4. Penafsiran dilakukan secara bertitik tolak pada pandangan sastra. Hal ini
seperti puisi karena terdapat banyak bahasa yang digunakan. Dalam bahasa
B. Tinjauan Pustaka
pada objek dimana peneliti mengkaji gaya bahasa pada geguritan dalam
2. Eny Setyowati (2013) dengan judul Analisis Gaya Bahasa Kias dalam
Yogyakarta.
yang dimana peneliti mengkaji gaya bahasa pada geguritan dalam majalah
“Salindri Kenya Kebak Wewadi” karya Pakne Puri dalan majalah Panjebar
kalimat.
bahasa. Perbedaan terletak pada pada objek yang dikaji yaitu peneliti
4. Iva Avri Ana (2012) dengan judul Analisis Gaya Bahasa dalam Novel
yaitu sama-sama mengkaji gaya bahasa. Perbedaan adalah Iva Avri Ana
42
Djaka Lodang.
5. Eka Nur Fidiyani (2012) dengan judul Analisis Pemajasan dalam kumpulan
A. Jenis Penelitian
hasil data yang akurat, pada suatu data yang mengandung makna. Penelitian yang
akan dilakukan pada geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober
2015- 2 April 2016 adalah mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang digunakan
masing geguritan
Menurut Arikunto (2013: 172), sumber data adalah subjek dimana data
dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu rubrik geguritan dalam
majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015-2 April 2016. Dari 96 pengarang
Menurut Ratna (2015: 47), data pada penelitian sastra isinya kata-kata,
kalimat dan wacana. Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan dalam
rubrik geguritan majalah Djaka Lodang edisi 2 Oktober 2015-3 April 2016
dengan jumlah 96 judul dan 42 judul geguritan berupa bait-bait puisi yang
43
44
didalamnya terdapat penggunaan gaya bahasa. Selain itu juga berupa kutipan
langkah paling tepat dalam penelitian, mempunyai tujuan utama dari penelitian
teknik simak-catat.
1. Teknik Simak-Catat
dengan cara menyimak pada penggunaan bahasa lisan yang bersifat spontan
dan melakukan pencatatan terhadap data relevan yang sesuai dengan sasaran
memperoleh data yang akurat. Simak yang dilakukan dengan cara membaca
kritis rubik geguritan pada majalah Djaka Lodang dalam yang selanjutnya
variabel yang dicari yaitu jenis gaya bahasa, kutipan dan terjemahan.
akurat dan teliti terhadap data yang relevan tepat pada sasaran dan tujuan
gaya bahasa pada geguritan dalam majalah Djaka Lodang. Pada saat
45
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah
(Arikunto, 2013: 203). Instrumen dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan
human instrument yang dibantu dengan buku tentang sastra dan puisi serta kartu
pencatat data berfungsi mencatat data-data yang diperoleh dari rubrik geguritan
pada majalah Djaka Lodang. Menurut Sugiyono (2014 : 222) dalam penelitian
kualitatif ,yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Tabel 1
Kartu data untuk mencatat gaya bahasa
Judul
No. Jenis Gaya Bahasa Kutipan dan Terjemahan
Geguritan
Keterangan tabel:
Jenis gaya bahasa : Merupakan data yang valid yang masuk ke dalam
geguritan
Kutipan dan Terjemahan : Hasil dari data geguritan yang diambil kemudian di
yang di analisis
Lebih lanjut, dikatakan karakteristik penelitian analisis isi bahwa metode ini
1. Membaca serta memahami jenis gaya bahasa yang digunakan pada rubrik
geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016
geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016.
makna simbolik dikaitkan dengan konteks karya sastra dan konsep atau
konsep teori dan konteks dalam data penelitian. Melalui validitas semantis
dirumuskan (Endraswara, 2013: 164). Data yang isinya gaya bahasa setelah itu
yang telah dirumuskan, kemudian data yang berupa gaya bahasa dan diteliti
langkah yang ditempuh pada penelitian gaya bahasa pada geguritan dalam
gaya bahasa pada rubrik geguritan yang terdapat pada majalah Djaka
penelitian ini menggunakan tabel data yang membahas data mengenai gaya
bahasa langsung tidaknya makna pada geguritan dalam majalah Djaka Lodang
edisi 3 Oktober 2015- 2 April 2016. Hal ini berhubungan dengan sifat dan
terdapat dalam pada geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober
2015 - 2 April 2016 dengan jumlah 96 judul geguritan dari beberapa pengarang
yang dapat dikaji 42 judul geguritan yang masuk dalam gaya bahasa, dan 54
A. Penyajian Data
terdapat dalam rubrik pada majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015-2
Penyajian data yang penulis buat dalam bentuk tabel yang terdiri dari dua
tabel yaitu tabel 1 berisi tentang gaya bahasa retoris dan tabel 2 berisi tentang
gaya bahasa kiasan. Dalam analisis gaya bahasa pada geguritan dalam majalah
Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016 tidak semua pengarang
mempunyai karakter tersendiri. Ada yang hanya menitik beratkan pada rasa
keadaan yang ada di depan mata. Tanpa berfikir bahwa geguritan tanpa bahasa
rinengga akan tetap jadi walaupun hasilnya tidak menarik. Dalam rubrik
49
50
Tabel 2
Gaya Bahasa Retoris Pada Geguritan Dalam Majalah Djaka Lodang Edisi
3 Oktober 2015-2 April 2016
mrambah-mrambah
Dunya pancen wis rengka
Numpuk bandha....hura-
hura...nguja hawa sepi tepa salira
Sliramu bakal kelangan semangat
nglumpruk tanpa daya‟
dakwujudake”
dagangan
Kabeh iku perjuangan lan
pengurbanan
Kanggo nuruti kesenengane liyan
Pancen wis kalah janji kowe dadi
manungsa
Aku dadi manuk
Nanging eling-elingen
Kapan-kapan aku lan kowe
Tekan mangsane drajate padha
Kaya nalika semana”
Tabel 3
Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna Pada Geguritan
Dalam Majalah Djaka Lodang Edisi 3 Oktober 2015-2 April 2016
Gaya
No Kutipan dan Terjemahan Judul
Bahasa
1. Simile a. Wis makaping kaping demonstrasi Demonstrasi
ginelar
Ora enom ora tuwa saeka praya
Atusan tekan ewon cacahe
Seka buruh, guru, karyawan, kaum
elite
Mahasiswa perguruan tinggi ora keri
Ana ing endi wae papan parane
Nuntut keadilan marang panguwasa
(Demonstrasi, DL,19/10/10/2015)
b. “Sidhem premanem tan ana sabawa Sidhem
Memanise ndak tampa
Ayem tentrem murakabi
Rumasuk ing sanubari
(Sidhem, DL,19/10/10/2015)
c. “Yen daksawang praupamu Rembulan
Kadya cah ayu lagi gumuyu
Bunder seser amadhangi jagad
Celuk-celuk kancanana aku
Musna...sirna..sakehing sengkala
Sawise kabengkas wingiting langit
Kabungkem suwarane gludhug
Kasumpet mripate bethari durga
Kabentusake sirahe ing padhas ganas
Rahayuning Gusti nyencang suksma
suci
Tetep nyawiji tumekaning janji”
Tanpa suwala
Kalagar panase Sang Surya”
Esem rembulan
Daktemu huruf-Mu
Samun suwung
dumunung
ana ing
wang wung”
(Wuyung, DL,35/30/01/2016)
j. “Sakehing manuk tetep wae Watu-Watu
jejogedan nadyan ing watu-watu Karang
karang
Tetembangan ngidung nata
pangangen kang tan bisa ilang
Nalika raga tanpa daya, langit isih
eman nguncalake udan
Dakkulungake sakabehing dayaku
murih telesih lemah garing
Sinawang ayem tentrem
Sawangen…
Lintang rembulan reruntungan
71
Terjemahan:
„Dengan senyum palsu
Kauberikan suara fals
Mengiringi nyanyian kulonan
Menambah asam air laut
Memberi salam
Tidak pakaianmu yang kumal
Mengambil setiap hati
Seratus rupiah, dua ratus rupiah
Untuk menambah waktu bicaramu
B. Pembahasan Data
pada majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015-2 April 2016, dalam hal ini
penulis hanya mengambil beberapa gaya bahasa seperti gaya bahasa langsung
tidaknya makna yang dibagi menjadi dua yaitu gaya bahasa retoris dan gaya
bahasa kiasan. Penulis juga mencari makna yang tersembunyi dalam setiap
Penulis hanya mengambil kedua jenis gaya bahasa tersebut karena, sesuai
tidaknya makna dibagi menjadi dua bagian yaitu gaya bahasa retoris dan gaya
bahasa kiasan. Dalam menganalisis gaya bahasa retoris, dan kiasan peneliti
tidak menggunakan seluruh gaya bahasa untuk diteliti hanya sebagian saja
yang ditemui ketika menganalisis geguritan sesuai dengan teori yang telah
dijelaskan dalam kajian teori. Gaya bahasa retoris yang digunakan dalam
sedangkan gaya bahasa kiasan yang digunakan yaitu gaya bahasa simile,
1) Asonansi
Terjemahan:
„Ibu sudah tua
Saatnya ibu beristirahat ketika bekerja keras
Jika ada tamu datang sambutlah dengan ramah
Ibu tidak perlu repot-repot
Tidak perlu pinjam kursi tetangga
Dipersilahkan dilantai, beralaskan tikar
Berikan segelas air putih
Berilah senyum tulus dari dalam hati
Tamu tadi pasti merasa
Beruntung dan mulia dalam dada
Ibu mendapatkan berkah dari Sang Pencipta‟
„saatnya ibu beristirahat ketika bekerja keras‟, “yen ana tamu teka
Pencipta‟.
menginginkan agar ibunya bersikap apa adanya jika ada tamu datang
ibunya agar menjamu tamu sesuai apa yang mereka miliki yaitu
cukup dengan memberikan segelas air putih dan senyuman yang tulus
dari dalam hati. Tamu nantinya akan mengerti dengan keadaan yang
ada. Cukup dengan senyuman yang tulus dari tuan rumah akan
dirasakan tamu karena sikap baik dari tuanrumah akan membuat tuan
Terjemahan:
„Siapa orang yang mau susah dan sedih
Merasakan gelapnya hati
Tanpa cahaya yang menerangi
Sinar bulan purnama tidak dapat menyinari hati
Banyaknya bintang di angkasa tidak bisa menghibur hati
Ketahuilah ucapan yang benar
Hanya nasehat yang sejati
Dapat menjadikan terangnya hati‟
karena adanya perulangan huruf vokal yaitu “sapa wonge tan nora
susah lan sedhih”, „siapa orang yang mau susah dan sedih‟,
yang mau hidup menderita dan merasakan jauh dari Tuhan. Tuhan
sejuta bintang tidak akan bisa menerangi hati, karena yang dapat
Terjemahan:
„Tanah mengalami kekeringan
Bongkahan tanah melebar
Dunia ini sudah rapuh
pancen wis rengka”, „dunia ini sudah rapuh‟, “dunya iki pancen
susah‟, “mula kanca ayo aja padha gawe gela lan cuwa”, „oleh
mengecewakan.
d) “Adhem rinasa
Batin siniram tetesing tirta akasa
Rinengga endahing sedya tama
Sinandhing sihing dewa
Kinemulan katresnan jati widadari
Jinaga langgeng
Tan sinenggol watak candhala
Manunggal tan uwal tumekeng puputing jaman
Ayem rinegem
Sajeroning nala nggubet naleni jiwa
Suksma suci tan kendhat muji donga
Tinebihna sakehing sukerta
Pepalang godha rencana sumingkir
Pinayungan langgeng
Sihing Gusti nyawiji ngreksa
Manunggale dwi suksma kang tuhu tresna”
Terjemahan:
„Merasakan kedinginan
Seperti batin yang tersiram tetesan hujan
Menjaga keindahan yang utama
Disanding dengan kasih Tuhan
82
jiwanya. Kasih sayang Tuhan yang sudah menyatu pada jiwanya tidak
menyatu pada dirinya sampai kapan pun tidak akan lepas dari dirinya.
Dirinya juga tidak ingin jauh dariNya. Seorang yang berdoa secara
abang”, „ketika kamu masih bayi merah‟, “ndak rumat ndak emban
tanpa berkeluh kesah‟, “sajuga esthi, mbesuk kowe mulya ora keri
mudah‟.
giat bekerja keras. Uang yang yang didapatkan dari hasil kerja
masa yang akan datang. Suatu saat nanti anaknya bisa hidup
pekerjaan.
Terjemahan:
„Waktu terus berjalan
Mengajak bercermin pada air jernih
Yang terlihat hanya bayangan bisu
Bayangan hidup yang samar-samar
“sapa taberi lan tlaten”, „siapa yang rajin dan tekun‟, “ngetung
hidup yang dilandasi rasa syukur‟, “lan rasa matur nuwun”, „dan
Terjemahan:
„Apa masih dapat dicari
Ketika hati penuh luka
Silih bergantinya waktu menambah perihnya luka
Karena rasa rinduku yang tertinggal
karena adanya perulangan huruf vokal yaitu “apa isih ana sing
bisa diluru”, „apa masih dapat dicari‟, “nalika ati kebak tatu”,
waktu rasa sakit itu semakin dalam karena kerinduan yang tak
Terjemahan:
„Tempatmu sepi tak berguna
Tapi kamu kukuh melestarikan sastra Jawa
Budaya yang dijunjung tinggi peninggalan para leluhur
Sudah banyak yang memperkirakan bahwa sastra Jawa
akan sirna
Aku berteriak keras tidak akan terjadi
Masih banyak orang jawa yang hidup di bumi
Selalu menggunakan bahasa budaya dan jati diri
Menjaga sopan santun dan tata krama
Cerita pendek, lagu, puisi tidak akan sirna
Djaka Lodang penuh peribahasa yang membandingkan
tertutup oleh penghalang
Isinya berupa pembelajaran kekuatan melebihi kekayaan
Pemuda jangan malu... jangan malas.. semua ini jagalah
Jika dirimu hanya menghibur hati dibalik kaca
92
leluhur‟, “wis akeh sing ngramal yen sastra Jawa bakal mati”,
“aku bengok sora... ora bakal iki dumadi”, „aku berteriak keras
tidak akan terjadi, “toh isih akeh wong Jawa sing urip ing bumi
ungguh .... solah bawa lan tata krami”, „menjaga sopan santun
dan tata krama‟, “crita cekak, macapatan, gurit ora bakal purna”,
„cerita pendek, lagu, puisi tidak akan sirna‟, “djaka Lodang kebak
lipuring ati ing gedhah kaca”, „jika dirimu hanya menghibur hati
etika sopan santun yang masih tetap berlanjut. Ada seseorang yang
Seseorang ini juga mengajak kepada para pemuda agar tidak malu
tinggi.
94
Terjemahan:
„Dalam luasnya samudra
Sudah pernah kuarungi
Hanya untuk mencari jati diri
Tapi tidak membuahkan hasil
Seribu tingginya gunung
sudah pernah kudaki
Untuk menemukan cerminan diri
Tapi semua penuh duri
Dibalik kitab suci ini
Hati ini mendapat penerangan
Yang menjadi penuntun hati
Untuk menuju kesenangan surgawi
Untaian syair doa
Rasa rindu jiwa menemukan obatnya
Tanpa rasa sakit dan menderita
Semua menjadi bahagia‟
suwaliking kitab suci iki”, „dibalik kitab suci ini‟, “ati kasil nemu
ana rasa lara lan nalangsa”, „tanpa rasa sakit dan menderita‟,
yang ia cari. Pada akhirnya ia mendapat petunjuk dari kitab suci yang
Cobaan hidup yang dialami seseorang akan terasa ringan jika ia jalani
dengan ikhlas dan penuh doa. Pada akhirnya semua akan menjadi
Terjemahan:
„Sementara aku tak bisa dekat denganmu
Menunggu waktu yang tepat
Mencari jarum ditengah jerami
Di bolak-balik sulit ditemukan
Sehingga rindu ini menyiksa hati
Rasa bahagia malam ini
Didapatkan setelah berdoa Tuhan
Tanggal dua di bulan November
Rindu takkan pernah terganti
Semoga rasa ini tak akan terganti
Semoga rasa ini ada selamanya
Terimakasih tiada tara
Rinduku telah terobati
Sehat lahir batin semoga menyertai
Bekerja penuh dengan semangat
Keinginan mendapatkan keberhasilan‟
karena adanya perulangan huruf vokal yaitu “sawetara aku tan bisa
kangen iki nyiksa ati”, „sehingga rindu ini menyiksa hati‟, “Rasa
bungah ing dalu iki”, „rasa bahagia malam ini‟, “Tinemu wekdal
menyiksa hati, tapi akan ia sempatkan untuk berdoa pada Tuhan, agar
kerinduan dan rasa sayang ini tidak akan pernah terganti. Setelah
tiada tara.
98
Terjemahan:
„Tak perlu ditunggu-tunggu
Ketika waktu silih berganti
Aku pasti pulang
Membawa kabar kebahagiaan
Tak perlu ditunggu-tunggu
Waktu yang dapat dicari
Tunggulah di bawah awan biru
Senyumku tidak akan hilang
karena adanya perulangan huruf vokal yaitu “ora sah kok enteni”,
waktu silih berganti‟, “aku mesti bali”, „aku pasti pulang‟, “nggawa
“yen isih ana sunare srengenge”, „jika masih ada sinar matahari‟,
kuwujudkan‟.
Seorang kekasih yang setia tak perlu diragukan lagi kesetiaanya. Pasti
hidupnya. Jika sudah saatnya waktu telah tiba dia akan datang
menemui kekasihnya.
Terjemahan:
„Jauh sebelum memasuki massa pensiun
Gambaran pensiun terlihat indah
Duduk santai di rumah
Uang pensiun semakin berkurang
lan mobil dinas kudu dibaleake”, „rumah dan mobil dinas harus
mangkono banjur “apa gunane urip iki?”, „jika sudah begitu “apa
jabatan semua yang ia jalani akan sia-sia tanpa itu semua. Ternyata
tak ada gunanya meratapi itu semua lebih baik mensyukuri segala
finish. Yang paling penting saat ini lebih baik mendekatkan diri
Terjemahan:
„Kicauan burung di sangkar menciptakan puisi lagu
yang indah memberi perlambang
104
sengsara lebih baik bersuka hati‟, “ora mergo mangan tan ngombe
kang tansah ana”, „bukan karena makan dan minum yang selalu
“kang ngemohi apa kang den lakonana”, „yang menolak apa yang
yang penuh dengan perhitungan‟, “iya mung aku lan kowe kang
bisa premana”, „ya hanya aku dan kamu yang bisa jelas melihat‟,
“endi kang bener kang pancen peneri”, „mana yang benar yang
memang benar‟, “lan endi kang salah kang pancen bubrah”, „dan
sama‟, “iku mung kagawa sapa sing krungu”, „itu hanya terbawa
malu‟, “upama lunga uga bakal cilaka”, „jika pergi juga akan
kalah janji kamu menjadi manusia‟, “aku dadi manuk”, „aku yang
kebenaran dan kesalahan hanyalah kamu dan aku yang tau saat ini.
seperti ini. Pekerjaan seperti ini dilakukan secara terpaksa tak dapat
hanyalah celaka.
2) Litotes
Terjemahan:
„Apabila kamu bertemu
Orang lain entah siapa saja
Ucapkanlah dalam hatimu
Mungkin dirinya
Lebih baik ibadahnya di hadapan Tuhan
Dirinya lebih mulia derajatnya daripada aku
bertemu dengan orang yang lebih muda atau anak kecil maupun
Tuhan.
Terjemahan:
„Oh Tuhan Yang Maha Agung
Aku bersimpuh, bersujud di bumi
Tak terasa bergelinang air mata
Tak banyak permintaan yang aku minta
110
Terjemahan:
„Serumpun padi bergoyang di tengah sawah
Diterpa oleh angin yang semilir
Jika kamu mau memperhatikan dengan hati
Tanaman-tanaman tadi sejatinya sedang melafalkan zikir
Segrombol jangkrik bernyanyi hingga habisnya malam
Saling melompat di bawah rerumputan
Jika kamu mau mendengarkan dengan telinga hati
Hewan-hewan mengungkapkan kebahagiaan menyanyikan
qosidahan
Atas anugrah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
lupa melaksanakan shalat tahajud dengan berserah diri atas jiwa dan
3) Hiperbol
hal.
Terjemahan:
„Di tepi samudra pagi hari
Dia duduk melihat terbitnya matahari
Melamun membayangkan hari-hari lusa
Sorot cahaya di matamu, ternyata panas, membakar
badan
Dan membawa luka dihati, seperti deburan ombak
Sehingga meneteskan air mata karena penyesalan dan
kekecewaan
kekecewaan‟.
114
yang suram.
ayu”, „apa yang kau cari gadis cantik‟, “kalane kangen kebacut
mbokgoleki, wong ayu”, „apa yang kamu cari gadis cantik‟, “kalane
meninggalkan rahasia yang penuh duri yang sama sekali tidak dapat
diwujudkan.
1) Simile
secara langsung menyatakan sesuatu dengan hal yang lain. Untuk itu,
(Demonstrasi, DL,19/10/10/2015)
117
Terjemahan:
„Sudah berkali-kali demonstrasi diadakan
Tidak muda tidak tua berkumpul
Ratusan hingga ribuan
Mulai dari buruh, guru, karyawan, dan kaum elite
Mahasiswa perguruan tinggi tidak ketinggalan
Dari mana saja asalnya
Menuntut keadilan pada penguasa
berhenti.
(Sidhem, DL,19/10/10/2015)
119
Terjemahan:
„Sunyi tanpa suara
Manisnya kuterima
Ketentraman yang bermanfaat
Masuk ke dalam hati
diterpa angin‟.
Terjemahan:
„Ketika kupandang wajahmu
Bagaikan wanita cantik sedang tersenyum
Bulat menerangi dunia
Memanggil-manggil temanilah aku
agar jangan pernah tidur diwaktu sore hari karena sore hari masih
Musna...sirna..sakehing sengkala,
Sawise kabengkas wingiting langit,
Kabungkem suwarane gludhug,
Kasumpet mripate bethari durga,
Kabentusake sirahe ing padhas ganas,
Rahayuning Gusti nyencang suksma suci
Tetep nyawiji tumekaning janji”
Terjemahan:
„Kucari semua ucapan dari Tuhan
Kulaksanakan perintah yang dirahasiakan dalam cerita
Banyak niat kejahatan menyingkir
Rasa kesedihan hilang
Bersama aliran air dan hembusan angin
Melewati pintu jurang dan kawah
Pengajaran yang jelas diterima
Dibawah naungan Tuhan tujuan utama selamanya abadi
di dalam hati
Terjemahan:
„Apakah kita masih pantas, menguri rindu
Selamanya akan selalu bergejolak dalam dada
Bagaikan drama satu babak
Meskipun sempat mengusik hati‟
Terjemahan:
„Meskipun bergejolak niat jahat
Terselimuti awan hitam di angkasa
Bagaikan bayangan raksasa mengejar angin
Banjir bandang menyapu isi dunia
Tidak akan mundur meski di hadang
Mencari janji suci yang dibawa untuk menentramkan
kehidupan
Meskipun Bethari Durga tertawa lepas
Merasa tak tertandingi paling kuwasa
Temannya balasrewu berhati jahat
Tidak akan mundur walupun di sumpah mati
Mengelabuhi keinginan luhur bersading sampai akhir
hayat
125
brahmana‟.
dihadang oleh seorang yang berhati jahat akan tetapi dia tak akan
mundur. Dia teguh pendirian akan mencari janji suci yang nantinya
balasrewu berhati jahat. Namun dia tidak akan menyerah begitu saja
kepadanya. Tetap saja dia tidak akan mau, dan tetap meneruskan niat
Terjemahan:
„Seperti mimpi datang pergi
Satu mimpi masuk di angan-angan
Universal angan kumpulan debu
Hingga saat ini‟
manfaatnya.
Terjemahan:
„Bagaikan air yang mengalir deras
Menyusuri sawah sunyi senyap
Bagaikan hembusan angin di musim kemarau
Perlahan menusuk hati‟
menyakitkan.
Terjemahan:
„Pasar pagi nasi pincuk
Berkecap-kecap duduk di jembatan
Lauk tempe dan benguk
Tiga ratus rupiah sudah nambah
tempe dan benguk, dengan membayar tiga ratus rupiah tersebut sudah
boleh menambah. Di dalam kehidupan yang ada saat ini harus dijalani
dengan apa adanya seperti air mengalir, dimana tempat yang dituju
penuh beban walaupun itu bukan takdir. Pagi hari ayam berkokok
2) Personifikasi
Terjemahan:
„Bersedih karena panas hari ini
Mengharapkan musim hujan masih jauh
Air sungai tinggal sedikit
Sampai datangnya musim hujan
kehausan‟.
Terjemahan:
„Ketika gelombang belum menghitung jarak nafas yang
tersisa
Ada baiknya menghitung batas yang akan dituju
Nasib di keadaan yang sebenarnya tidak ada orang yang
tau
Mungkin saja badai datang sewaktu-waktu
tersisa‟, “ana apike ngitung batas layar sing bakal dituju”, „ada
kematian. Maka dari itu lebih baik introspeksi diri dengan keadaan
membuat surat pamit atau wasiyat untuk anak dan cucunya, agar
Esem rembulan
Daktemu huruf-Mu
Samun suwung
dumunung
ana ing
wang wung”
Terjemahan:
„Senyum bulan yang manis
Melukiskan teka-teki dibalik awan
Rahasia kehidupan
Tidak dapat dihitung secara pasti
Rangkaian yang tak dapat ditentukan
Tak dapat dipastikan
Jika digosok secara sederhana
Untuk mengetahui akhir ceritanya
Hanya ucapan
Dapat menyayat kulit
Meninggalkan harga diri
Tanpa guna
Senyum bulan
Kutemukan huruf- Mu
Tampak sepi
tempatnya
133
tampak
kosong‟
tidak sejalan dengan apa yang diharapkan. Karena semua itu takdir
semaksimal mungkin.
Terjemahan :
„Malam ini masih seperti kemarin
Ketika aku melihat bercandanya bintang melawan
mendung
Senyum yang diterbakan oleh bintang
Kenyataannya tidak dapat membuang sunyinya hati
Tidak terasa malam semakin larut
Dan ketika semua orang terlelap di tempat masing-
masing
Ternyata masih ada yang menyelinap
Di antara nyanyian malam yang penuh rahasia
Hanya hembusan angin mengarah globalisasi
Manusia mengumbar nasfu
Dengan meninggalkan tata krama dan tata susila
Manusia lebih suka tanpa memakai baju
Sehingga perawan cantik
Banyak yang memamerkan payudara
Menumbuhkan nafsu lelaki hidung belang
Jika sudah begitu
Kapan tumbuh generasi utama
Akan menjunjung derajat bangsa dan negara
Tetapi malam masih seperti kemarin
Malam masih menyimpan seribu rahasia
Hanya hati yang suci dapat menemukan kebenaran
sejati‟
aku melihat canda tawanya bintang dengan mendung yang tidak dapat
tetapi masih banyak wanita yang sering keluar malam hari. Mereka
dilakukan oleh para pemuda hanya seperti ini tanpa ada perubahan
untuk menjadi lebih baik. Mereka bahagia jika setiap malamnya dapat
masih ada generasi yang baik, sejati dan berjiwa suci yang dapat
Terjemahan:
„Samarnya senyum bulan di akhir musim
Dapat menyisipkan kerinduan
136
Di akhir musim
Yang menyaksikan melawan samarnya senyum bulan
Yang berada di ujung gerbang masih kuharap
kedatanganmu
Walaupun hati sudah penuh banyak cerita
Tetapi malam ini kusiapkan
Hatiku menerima tangismu‟
kedatanganmu‟.
yang sempurna.
Terjemahan:
„Bintang-bintang di luasnya langit
Saling menyinari penuh dengan teka-teki
Bersama lahirnya puisi di tengah malam yang pahit
Dia memilih melayang dan mendekati bumi yang rapuh
Dan menjadi rasi bintang waluku
Bintang-bintang di matamu
Sudah lama aku menunggu
Karena dari bintang dimatamu
Akan kupilih mana yang menjadi penuntun hidup‟
dengan rahasia. Dunia ini begitu rapuh dan sudah tua, maka berhati-
138
Terjemahan :
„Jakarta menjadi pusat pembicaraan
Di hina, di ejek oleh musim penghujan
yang menggila
Berkuasa. Rumah-rumah tenggelam
Terselimuti oleh mendung
Sapi glonggongan dipenuhi air
Jakarta mendapat kiriman hujan dari Bogor
Tidak sesuai dengan kenyataan
Menjadi rawa menghiasi rumah-rumah tingkat
Anak-anak ramai berenang
Di air kubungan sampah dan kotoran
Sementara mulut dandang dan wajan
Di pos pengungsian kosong
139
(rumah), serta jalanan, sehingga terlihat seperti rawa yang tidak dapat
Terjemahan :
„Akhir musim kemarau
Terlihat senyummu yang indah
Kegemericiknya air di sepanjang sungai
Tidak biasanya datang menyentuh tanah kering
Menyentuh bebatuan kering
Mengapa jalanmu ragu-ragu
Bagaikan menunggu temanmu yang jahat
Menelusuri akar-akar tua
Bersembunyi di sela-sela tanah kering
Karena hujan tidak kunjung datang
Apa karena salah musim
kang mili sepi ora kaya wingi”, „air yang mengalir sedikit tidak
(Wuyung, DL,35/30/01/2016)
Terjemahan :
„Terbayang-bayang senyum lelaki tampan
Matamu. . . menyinarkan kasih sayang
Kerlingannya membuat hatiku berdebar
Akan tetapi. . .
Senyum itu
Mata itu
Bukan untukku
Pasrah hatiku hanya memandang tanpa bisa memiliki‟
142
Terjemahan:
„Banyaknya burung di batu karang tetap berkicau
Bernyanyi dan membuat rindu yang tidak dapat hilang
Ketika badan tidak berdaya
Langit masih mau memberikan hujan
Kukerahkan semua tenagaku
Supaya tanah menjadi basah
Terlihat tenang dan tentram
Lihatlah. . .
Bintang bulan beriringan membacakan puisi
dengan jelas:
Kenyataanya perjalanan ini terselimuti awan hitam, batu
karang yang bertebaran
Benar dirimu
Ternyata kerasnya batu tersamar oleh bayang-bayang
Semakin lama semakin jelas
Nyanyian berasal dari hutan
Terang menerangi segala kesulitan hilang
Keras dan batu kejahatan yang dirahasiakan
Akhirnya kidang yang sakti
Gajah yang memamerkan keluhuran
kepintaran terbawa ular
setelah mati tak ada gunanya
Setelah itu kumpulan pengetahuan aku baca
Akhirnya bintang bulan saling beriringan‟
Terjemahan:
„Wayang kulit tertancap di simpingan
Berjajar-jajar memamerkan keuletan
Goyangnya mengikuti Dhalang
Bersama alunan gending yang indah
Kecewanya tidak banyak orang yang menyaksikan
Wayang kulit tersingkir jauh
Rumput teki setia menemani
Batu hitam ikut berbela sungkawa
Banyak ikan ikut berdoa
Lumut-lumut ikut menghibur
Sejatinya wayang kulit mengandung ajaran yang baik
Berguna untuk tujuan hidup
Sayangnya para pemuda sekarang tidak menghiraukan
Tidak mau melihat bahkan mempelajari
Lebih menyukai budaya manca Negara yang menjerumuskan
moral‟
bangsa.
3) Sinisme
Uluk salam
Tan klambimu sing kumel
Ngrogoh saben ati
Satus repis rongatus repis
Kanggo nambahi dawane wektu clathumu
Terjemahan:
„Dengan senyum palsu
Kau berikan suara fals
Mengiringi nyanyian kulonan
Menambah asam air laut
Memberi salam
Tidak pakaianmu yang kumal
Mengambil setiap hati
Seratus rupiah, dua ratus rupiah
Untuk menambah waktu bicaramu
waktu bicaramu‟.
147
Terjemahan:
„Keluar dari penjara lima tahun lamanya
Membawa julukan Bang Jimmy
Tugimin tidak menghentikan kejahatannya
Tato di lengannya bertambah tengkorak bermata satu
Semakin lupa asal-usulnya
sudah keluar dari massa tahanan lima tahun dengan julukan bang
menelan pil tesebut agar dirinya tidak memiliki rasa keraguan dalam
Terjemahan:
„Sama halnya mencari setiap waktu
Menggunakan segala cara
Kasar, halus, halal dan haram
Hanya menjadi kebohongan
Jauh dari perilaku sehari-hari
Walaupun sudah ada peraturan
Melanggar peraturan secara bersama
Akhirnya tidak ditaati
Secara diam-diam menyingkirkan peraturan
Yang dituju
Bagaimana supaya dapat memperoleh
Ketika sudah memperoleh
Sepertinya semua dapat diperoleh
Dari harta yang berharga
Mengumbar hawa nafsu kerakusan
Kemarahan dan meninggalkan kebaikan
Meninggalkan nafsu ketentraman juga kepercayaan
Yang kemarin ditangkap tetapi menyelak
Hanya sepintas saja
Uang jutaan, miliaran hingga triliunan
Yang sepertinya tinggal mengambil
150
hijau dan berakhir dalam sel tahanan. Oleh sebab itu mereka salah
Terjemahan:
„Orang hidup di dunia
Hanya satu keinginannya jika dipanggil Tuhan
Hidup di langit lapis ke tujuh
Tempat suci Tuhan Yang Maha Esa
Jika kamu menginginkan langit yang baru
Berjalanlah menuju jalan yang terang
Singkirkan gelapnya kehidupan
Cepat-cepat memakai baju baru
Jika kamu menginginkan kehidupan baru
Bongkar, buanglah kehidupan lamamu
Penuh dosa dan kemungkaran
Suka menindas orang yang kekurangan
Jalan menuju langit yang baru
Memberikan contoh kepada sesama
Suka memberikan kasih sayang
Setia dan patuh kepada Tuhan‟
yang kekurangan‟.
benar dan terang. Jalan yang terang dengan cara membuang jauh-
satu sama lain. Serta setia dan patuh kepada Tuhan dengan
Terjemahan:
„Di halaman ketika sore hari
Ada beberapa anak tengah bermain
Salah satu di antaranya bertanya
“Siapakah yang galak di dunia ini”
“Macan”, jawab temannya
“Singa, buaya, ikan hiu”, yang lain saling menyahut
Ikut menjawab
teman, saudara tega di makan‟, “wis turah bandha isih wae srakah”,
yang serakah‟.
tuanya.
2016.
Terjemahan:
„Ibu sudah tua
Saatnya ibu beristirahat ketika bekerja keras
Jika ada tamu datang. .. sambutlah dengan ramah
Ibu tidak perlu repot-repot
Tidak perlu pinjam kursi tetangga
Dipersilahkan dilantai, beralaskan tikar
Berikan segelas air putih
Berilah senyum tulus dari dalam hati
Tamu tadi pasti merasa
Beruntung dan mulia dalam dada
Ibu mendapatkan berkah dari Sang Pencipta‟
bagi seorang ibu untuk beristirahat dalam bekerja keras karena masa
tulus dari hati maka tamu akan merasa bahagia ditunjukkan pada
segelas air putih kepada tamu maka tamu tersebut akan merasa
lamba”, „senyuman tulus dari sang Tuan rumah kepada tamunya akan
yang dirasakan tamu karena sikap baik dari tuan rumah tersebut
Terjemahan:
„Siapa orang yang mau susah dan sedih
Merasakan gelapnya hati
Tanpa cahaya yang menerangi
Sinar bulan purnama tidak dapat menyinari hati
Banyaknya bintang di angkasa tidak bisa menghibur hati
Ketahuilah ucapan yang benar
Hanya nasehat yang sejati
Dapat menjadikan terangnya hati‟
lintang ing akasa nora bisa nglelipur ati”, „maka sebagai manusia
Terjemahan:
„Tanah mengalami kekeringan
Bongkahan tanah melebar
Dunia ini sudah rapuh
“urip kang jare liyan pancen rekasa”, „maka jangan pernah saling
4) “Adhem rinasa
Batin siniram tetesing tirta akasa
Rinengga endahing sedya tama
Sinandhing sihing dewa
Kinemulan katresnan jati widadari
Jinaga langgeng
Tan sinenggol watak candhala
Manunggal tan uwal tumekeng puputing jaman
Ayem rinegem
Sajeroning nala nggubet naleni jiwa
Suksma suci tan kendhat muji donga
Tinebihna sakehing sukerta
Pepalang godha rencana sumingkir
Pinayungan langgeng
Sihing Gusti nyawiji ngreksa
Manunggale dwi suksma kang tuhu tresna”
Terjemahan:
„Merasakan kedinginan
Seperti batin yang tersiram tetesan hujan
Menjaga keindahan yang utama
Disanding dengan kasih Tuhan
Terselimuti cinta yang tulus dari bidadari
Dijaga selamanya
160
tidak pernah tersentuh dari sifat buruk karena ia berdoa tulus pada
Tuhan dan enggan jauh dari Nya‟, ditunjukkan pada kutipan “tan
“sajeroning nala nggubet naleni jiwa”, „karena hanya jiwa yang suci
yang tidak pernah tergores sifat buruk sehingga lafal doa selalu
Terjemahan:
„Putraku ketahuilah
Ketika kamu masih bayi merah
Dahulu ku rawat, ku gendong, ku sayang-sayang
Dahulu ku didik dan ku harapkan
Ibu berdoa kepada Tuhan
Semoga kamu kelak menjadi anak berguna
Bagi nusa bangsa dan negara
Putraku ketika kamu memasuki massa sekolah
Ibu berusaha semaksimal mungkin dan mulai menabung
Agar terpenuhi kehidupan dimassa yang akan datang
Bekerja tanpa mengenal lelah, tanpa mengenal waktu
Semua aku lakukan dengan tulus tanpa berkeluh kesah
Satu harapan, agar kelak hidupmu bahagia
tercukupi
kowe wiwit mlebu sekolah”, „ibu berusaha dengan cara bekerja keras
ibunya selama ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada‟, “eman
kan di dunia ini adalah uang. Hanya uang yang dapat memperlancar
Terjemahan:
„Waktu terus berjalan
Mengajak bercermin pada air jernih
Yang terlihat hanya bayangan bisu
Bayangan hidup yang samar-samar
ditunjukkan pada kutipan “metha urip mega klawu”, „akan tetapi jika
seseorang mau merubah dirinya untuk menjadi lebih baik dengan cara
sayuta”, hanya hati kita sendiri yang tau bagaimana usaha keras yang
Terjemahan:
„Apa masih dapat dicari
Ketika hati penuh luka
Silih bergantinya waktu menambah perihnya luka
Karena rasa rinduku yang tertinggal
“apa isih ana sing bisa diluru”, „walaupun hatinya penuh dengan
tatu”, „semakin hari, waktu terus berjalan tak dapt memutar cinta
cinta seperti yang dulu‟, ditunjukkan pada kutipan “dak rakit lungite
ukara tresna”, „akan tetapi sudah tidak ada harapan lagi karena
gawe ati tansaya tatu”, „walaupun hatinya penuh luka namun ia tak
sampai akhir hayat‟, ditunjukkan pada kutipan “ati sing tansaya adoh
Terjemahan:
„Tempatmu sepi tak berguna
Tapi kamu kukuh melestarikan sastra Jawa
171
sing ngramal yen sastra Jawa bakal mati‟, „namun sebagian besar
kutipan “aku bengok sora... ora bakal iki dumadi”, „karena di dunia
ini masih banyak orang Jawa asli yang menduduki daerah ini‟,
ditunjukkan pada kutipan “toh isih akeh wong Jawa sing urip ing
.... solah bawa lan tata krami”, di dalam sebuah surat kabar yang
macapatan, gurit ora bakal purna”, tidak hanya itu saja yang lainnya
ditunjukkan pada kutipan “para mudha aja isin... aja wegah... kabeh
173
dibalik kaca dan enggan mau berkarya bagaimana nasib masa depan
sekarang enggan mau berkarnya dan tak mau mengubah nasib maka
masih muda rubahlah hidupmu untuk berkarya akan tetapi jika hanya
Terjemahan:
„Dalam luasnya samudra
174
megamalkan inti sari kitab suci‟, ditunjukkan pada kutipan “ati kasil
nemu sabda peni”, „inti dari kitab suci yang dipelajari dapat membuat
selama ini‟, ditunjukkan pada kutipan “datan ana rasa lara lan
Terjemahan:
„Sementara aku tak bisa dekat denganmu
Menunggu waktu yang tepat
Mencari jarum ditengah jerami
Di bolak-balik sulit ditemukan
Sehingga rindu ini menyiksa hati
Rasa bahagia malam ini
Didapatkan setelah berdoa Tuhan
Tanggal dua di bulan November
Rindu takkan pernah terganti
Semoga rasa ini tak akan terganti
Semoga rasa ini ada selamanya
Terimakasih tiada tara
Rinduku telah terobati
Sehat lahir batin semoga menyertai
Bekerja penuh dengan semangat
Keinginan mendapatkan keberhasilan‟
“nganti kangen iki nyiksa ati”, „waktu silih berganti menjadi malam
Terjemahan:
„Tak perlu ditunggu-tunggu
Ketika waktu silih berganti
Aku pasti pulang
Membawa kabar kebahagiaan
Tak perlu ditunggu-tunggu
Waktu yang dapat dicari
Tunggulah di bawah awan biru
Senyumku tidak akan hilang
yang diragukan, yang ditunjukkan pada kutipan “ora sah kok enteni”,
pulang demi pujaan hati‟, ditunjukkan pada kutipan “aku mesti bali”,
„ia tak akan pernah mengingkari janjinya, dan akan selalu membuat
kutipan “ora sah kok antu-antu”, „karena waktu tak dapat dicari,
Terjemahan:
„Jauh sebelum memasuki massa pensiun
Gambaran pensiun terlihat indah
Duduk santai di rumah
Uang pensiun semakin berkurang
gregeting ati”, „ia sadar bahwa semua itu tak dapat dinikmati
selamanya. Sudah saatnya lepas satu persatu dan akan digantikan oleh
bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan yang
ada pada saat ini‟, ditunjukkan pada kutipan “sapantase atur syukur
tekan “garis finish”, „tak ada sedikit pun tugasnya yang tertinggal‟,
Terjemahan:
„Kicauan burung di sangkar menciptakan puisi lagu
yang indah memberi perlambang
Meskipun di dalam sangkar suara tetap terdengar jelas
184
wis tanpa tanja”, „sudah tak ada gunanya meratapi nasib, karena nasi
mangan tan ngombe kang tansah ana”, „akan tetapi hidup yang
hanya sementara dan tak dapat hidup seperti layak wanita pada
harga dirinya itu penuh dengan perhitungan karena ia dijual oleh tuan
“iya mung aku lan kowe kang bisa premana”, „dimana jika
pada kutipan “lan endi kang salah kang pancen bubrah”, „semua
“yen dheweke bisa tata basa”, „akan tetapi iai takut jika keluar,
karena diluar dijaga oleh penjaga yang sangat seram, lebih baik ia
memaksakan untuk keluar pasti akan celaka atau sanksi yang lebih
kutipan “nanging eling elingen”, „suatu saat nanti aku dan dirimu‟,
ditunjukkan pada kutipan “kapan kapan aku lan kowe”, „jika tiba
saatnya derajat kita akan menjadi sama seperti yang aku lakukan saat
„seperti pada waktu itu, dengan pekerjaan yang aku lakukan sehari-
188
semana”.
Terjemahan:
„Apabila kamu bertemu
Orang lain entah siapa saja
Ucapkanlah dalam hatimu
Mungkin dirinya
Lebih baik ibadahnya di hadapan Tuhan
Dirinya lebih mulia derajatnya daripada aku
menawa dheweke”, „bisa saja dia dalam beribadah dia lebih sempurna
ing ngarsane Gusti”, „karena jika kita merendah diri dan berprasangka
baik walaupun dia lebih muda dari kita‟, ditunjukkan pada kutipan
pada kutipan “ora kaya aku kang wis kakean dosa”, „yang diharapkan
saat ini, jika masih diberi panjang umur hanya satu yaitu semoga
menawa wis akeh ilmu lan amale”, „karena dirinya yang lebih muda
Berbeda dengannya yang lebih Tua lebih dahulu hidup di dunia serta
tinimbang aku”.
Terjemahan:
„Oh Tuhan Yang Maha Agung
Aku bersimpuh, bersujud di bumi
Tak terasa bergelinang air mata
Tak banyak permintaan yang aku minta
Loka”, „sebab dirinya tak luput dari dosa‟, ditunjukkan pada kutipan
rasa syukur kepada Tuhan‟, ditunjukkan pada kutipan “puji syukur tan
Terjemahan:
„Serumpun padi bergoyang di tengah sawah
Diterpa oleh angin yang semilir
Jika kamu mau memperhatikan dengan hati
Tanaman-tanaman tadi sejatinya sedang melafalkan zikir
Segrombol jangkrik bernyanyi hingga habisnya malam
Saling melompat di bawah rerumputan
Jika kamu mau mendengarkan dengan telinga hati
Hewan-hewan mengungkapkan kebahagiaan menyanyikan
qosidahan
Atas anugrah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
Berdiri pasrah berdoa menghadap kiblat
Ditengah malam ketika manusia sedang tidur
Menghadap kepada Tuhan Yang Maha Suci
pari padha jejogedan ing tengah sawah”, „di setiap malam yang sunyi
semua sifat manusiawi seperti kemarahan, dan nafsu yang penuh dosa
Terjemahan:
„Di tepi samudra pagi hari
Dia duduk melihat terbitnya matahari
Melamun membayangkan hari-hari lusa
Sorot cahaya di matamu, ternyata panas, membakar badan
Dan membawa luka dihati, seperti deburan ombak
Sehingga meneteskan air mata karena penyesalan dan
kekecewaan
ditunjukkan pada kutipan “luh tumetes ana rasa gela lan kuciwa”,
lembaran hidup baru yang lebih baik‟, ditunjukkan pada kutipan “sikil
Terjemahan:
„Apa yang kau cari gadis cantik
Saat dilanda rindu
Terpendam menyesakkan dada
Setiap hari hanya merasakan kecewa
Apa yang kau cari gadis cantik
Saat janji sudah dikhianati
Terbawa musim yang silih berganti
Meninggalkan luka yang dalam
Rindu dan janji
Siapa yang kuat menahan
Selamanya menyimpan teka-teki‟
pada kutipan “apa sing mbokgoleki, wong ayu”, „karena janji yang
bedhidhing”, „yang tersisa sekarang ini hanya goresan luka yang tidak
(Demonstrasi, DL,19/10/10/2015)
Terjemahan:
„Sudah berkali-kali demonstrasi diadakan
Tidak muda tidak tua berkumpul
Ratusan hingga ribuan
Mulai dari buruh, guru, karyawan, dan kaum elite
Mahasiswa perguruan tinggi tidak ketinggalan
Dari mana saja asalnya
Menuntut keadilan pada penguasa
hingga orang tua‟, ditunjukkan pada kutipan “ora enom ora tuwa
pada kutipan “atusan tekan ewon cacahe”, „tidak hanya pelajar saja
ikut menyerukan‟, ditunjukkan pada kutipan “ana ing endi wae papan
“mlebu kuping tengen metu kuping kiwa”, „aksi demo tadi menjadi
menjadi babak belur, akan tetapi mereka tidak mau mengalah dengan
(Sidhem, DL,19/10/10/2015)
Terjemahan:
„Sunyi tanpa suara
Manisnya kuterima
Ketentraman yang bermanfaat
Masuk ke dalam hati
klaras kasempyok angin”, „tidak hanya itu saja harga dirinya juga
Terjemahan:
„Ketika kupandang wajahmu
Bagaikan wanita cantik sedang tersenyum
Bulat menerangi dunia
Memanggil-manggil temanilah aku
seluruh orang jangan pernah tidur sore hari‟, ditunjukkan pada kutipan
Musna...sirna..sakehing sengkala,
Sawise kabengkas wingiting langit,
Kabungkem suwarane gludhug,
Kasumpet mripate bethari durga,
Kabentusake sirahe ing padhas ganas,
Rahayuning Gusti nyencang suksma suci
Tetep nyawiji tumekaning janji”
Terjemahan:
„Kucari semua ucapan dari Tuhan
Kulaksanakan perintah yang dirahasiakan dalam cerita
Banyak niat kejahatan menyingkir
Rasa kesedihan hilang
Bersama aliran air dan hembusan angin
Melewati pintu jurang dan kawah
Pengajaran yang jelas diterima
Dibawah naungan Tuhan tujuan utama selamanya abadi di
dalam hati
Terjemahan:
„Apakah kita masih pantas, menguri rindu
Selamanya akan selalu bergejolak dalam dada
Bagaikan drama satu babak
Meskipun sempat mengusik hati‟
211
ati”.
Terjemahan:
„Meskipun bergejolak niat jahat
Terselimuti awan hitam di angkasa
Bagaikan bayangan raksasa mengejar angin
Banjir bandang menyapu isi dunia
Tidak akan mundur meski di hadang
Mencari janji suci yang dibawa untuk menentramkan
kehidupan
Meskipun Bethari Durga tertawa lepas
Merasa tak tertandingi paling kuwasa
Temannya balasrewu berhati jahat
Tidak akan mundur walupun di sumpah mati
Mengelabuhi keinginan luhur bersading sampai akhir
hayat
Meskipun temannnya berhati jahat memamerkan kekuatan
Apa yang diucapkan tidak akan mengingkari janji
Mengetahui sebelum peristiwa terjadi
Semua orang harus tunduk bagaikan brahmana
Tidak akan membatalkan tujuan utama
Meskipun dikerumuni banyak dukun
Sampai sucinya jiwa raga terselimuti ketentraman dari
Tuhan Yang Maha Agung‟
kutipan “nglari janji suci mukti wibawa ing urip nyata”, „walaupun
yang selama ini sudah iya ucapkan tidak dapat ditarik lagi, karena ia
pada kutipan “apa kang kinucap tan wani suwala”, „ia juga tau
dengan Jiwanya dan suatu saat akan ada keajaiban‟, ditunjukkan pada
Terjemahan:
„Seperti mimpi datang pergi
Satu mimpi masuk di angan-angan
Universal angan kumpulan debu
Hingga saat ini‟
Terjemahan:
„Bagaikan air yang mengalir deras
Menyusuri sawah sunyi senyap
Bagaikan hembusan angin di musim kemarau
Perlahan menusuk hati‟
air, yang ditunjukkan pada kutipan “kaya banyu sing mili gumilir”,
Terjemahan:
„Pasar pagi nasi pincuk
Berkecap-kecap duduk di jembatan
Lauk tempe dan benguk
Tiga ratus rupiah sudah nambah
„sarapan yang mereka beli dengan harga tiga ratus rupiah boleh
pada kutipan “uripe kaya iline kalen”, „tak perlu menginginkan hal
kutipan “najan dudu takdir nyipta gurit”, „pagi hari ketika ayam
yang seperti itu semua orang juga berharap demikian tanpa harus
pendhote”.
Terjemahan:
„Bersedih karena panas hari ini
Mengharapkan musim hujan masih jauh
Air sungai tinggal sedikit
Sampai datangnya musim hujan
saya panas, banyu saya langka”, „setiap hari mereka tidak pernah
Terjemahan:
„Ketika gelombang belum menghitung jarak nafas yang
tersisa
Ada baiknya menghitung batas yang akan dituju
Nasib di keadaan yang sebenarnya tidak ada orang yang
tau
Mungkin saja badai datang sewaktu-waktu
Lebih baik menceritakan kehidupan masing-masing
Mungkin saja tidak panjang umur
Tidak ada yang dapat mencegah karena sudah garisnya
masing-masing
Berbagai cara dapat merenggut nyawa
nafas sing sisa”, „lebih baik kita menghitung umur kita apakah umur
kita masih panjang atau tidak‟, ditunjukkan pada kutipan “ana apike
ngitung batas layar sing bakal dituju”, „tidak ada satu pun orang
yang tau kapan ajalnya tiba‟, ditunjukkan pada kutipan “nasib ing
tidak tau kapan datangnya lebih baik mulai saat ini benahi hidup
Mungkin saja diantara kalian tidak lama lagi ajal akan menjemput‟,
ditunjukkan pada kutipan “sapa ngerti pancen umure kabeh wis ora
suwe”, „tidak ada satu pun orang yang dapat mencegah kematian‟,
ditunjukkan pada kutipan “ora ana sing bisa njegal yen pancen wis
sehingga tidak ada satu pun yang dapat menentang‟, ditunjukkan pada
“sapa sing duwe nyawa bakal ketemu maut”, „tidak ada yang pernah
222
sapa sing duwe nyawa bakal mati”, „lebih baik mulai sekarang
kertas‟, ditunjukkan pada kutipan “awit saka kui ayo padha nulis
berbuatlah kebaikan agar menjadi sejarah yang baik untuk anak dan
orane gawe layang pamit lan wasiyat”, „untuk anak cucunya di masa
Ninggal pangaji
Tanpa isi
Esem rembulan
Daktemu huruf-Mu
Samun suwung
dumunung
ana ing
wang wung”
Terjemahan:
„Senyum bulan yang manis
Melukiskan teka-teki dibalik awan
Rahasia kehidupan
Tidak dapat dihitung secara pasti
Rangkaian yang tak dapat ditentukan
Tak dapat dipastikan
Jika digosok secara sederhana
Untuk mengetahui akhir ceritanya
Hanya ucapan
Dapat menyayat kulit
Meninggalkan harga diri
Tanpa guna
Senyum bulan
Kutemukan huruf- Mu
Tampak sepi
tempatnya
tampak
kosong‟
kurepe langit biru”, „rahasia kehidupan yang tidak ada seorang pun
luka‟, ditunjukkan pada kutipan “mung isa nyigar kulit”, „yang tak
“wang wung”.
Terjemahan :
„Malam ini masih seperti kemarin
Ketika aku melihat bercandanya bintang melawan mendung
Senyum yang diterbakan oleh bintang
Kenyataannya tidak dapat membuang sunyinya hati
Tidak terasa malam semakin larut
Dan ketika semua orang terlelap di tempat masing-masing
Ternyata masih ada yang menyelinap
Di antara nyanyian malam yang penuh rahasia
Hanya hembusan angin mengarah globalisasi
Manusia mengumbar nasfu
Dengan meninggalkan tata krama dan tata susila
Manusia lebih suka tanpa memakai baju
Sehingga perawan cantik
Banyak yang memamerkan payudara
Menumbuhkan nafsu lelaki hidung belang
Jika sudah begitu
Kapan tumbuh generasi utama
Akan menjunjung derajat bangsa dan negara
Tetapi malam masih seperti kemarin
Malam masih menyimpan seribu rahasia
Hanya hati yang suci dapat menemukan kebenaran sejati‟
pemuda, yang ditunjukkan pada kutipan “wengi iki isih kaya wingi”,
sepine ati”, „tak terasa malam semakin larut bersama hening dalam
„jika generasi muda yang sekarang hilang etikanya seperti saat ini‟,
lan negara”, „namun malam masih tampak seperti kemarin tanpa ada
Terjemahan:
„Samarnya senyum bulan di akhir musim
Dapat menyisipkan kerinduan
Kepada terangnya jalan kotamu
Yang masih melekat di ingatanku
Ketika kupandang mawar di halamanmu menyesali
Menegaskan air mata yang tumpah
Di akhir musim
Yang menyaksikan melawan samarnya senyum bulan
Yang berada di ujung gerbang masih kuharap kedatanganmu
Walaupun hati sudah penuh banyak cerita
Tetapi malam ini kusiapkan
Hatiku menerima tangismu‟
“ing isih tumanjem ana ing pangelingku”, „akan tetapi kerinduan tadi
ditunjukkan pada kutipan “sanajan ati iki wis kebak maneka crita”,
nampa tangismu”.
Terjemahan:
„Bintang-bintang di luasnya langit
Saling menyinari penuh dengan teka-teki
Bersama lahirnya puisi di tengah malam yang pahit
Dia memilih melayang dan mendekati bumi yang rapuh
Dan menjadi rasi bintang waluku
Bintang-bintang di matamu
Sudah lama aku menunggu
Karena dari bintang dimatamu
Akan kupilih mana yang menjadi penuntun hidup‟
ing satengah wengi kang pahit”, „akan tetapi bintang tadi lebih
Terjemahan :
„Jakarta menjadi pusat pembicaraan
Di hina, di ejek oleh musim penghujan
yang menggila
Berkuasa. Rumah-rumah tenggelam
Terselimuti oleh mendung
Sapi glonggongan dipenuhi air
Jakarta mendapat kiriman hujan dari Bogor
Tidak sesuai dengan kenyataan
Menjadi rawa menghiasi rumah-rumah tingkat
Anak-anak ramai berenang
Di air kubungan sampah dan kotoran
Sementara mulut dandang dan wajan
Di pos pengungsian kosong
Menanti bantuan dari orang lain
Menerima bantuan seadanya
Jakarta lumpuh total
232
Terjemahan :
„Akhir musim kemarau
Terlihat senyummu yang indah
Kegemericiknya air di sepanjang sungai
Tidak biasanya datang menyentuh tanah kering
Menyentuh bebatuan kering
Mengapa jalanmu ragu-ragu
Bagaikan menunggu temanmu yang jahat
Menelusuri akar-akar tua
Bersembunyi di sela-sela tanah kering
Karena hujan tidak kunjung datang
Apa karena salah musim
indah‟, “katon esemu kang edi”, „yang terdengar dari sisa akhir musim
kang mili sepi ora kaya wingi”, „ketika hujan lebat turun terlihat arus
pada kutipan “kepara apa wae kok ranggeh”, „banjir bandang yang
(Wuyung, DL,35/30/01/2016)
237
Terjemahan :
„Terbayang-bayang senyum lelaki tampan
Matamu. . . menyinarkan kasih sayang
Kerlingannya membuat hatiku berdebar
Akan tetapi. . .
Senyum itu
Mata itu
Bukan untukku
Pasrah hatiku hanya memandang tanpa bisa memiliki‟
Terjemahan:
„Banyaknya burung di batu karang tetap berkicau
Bernyanyi dan membuat rindu yang tidak dapat hilang
Ketika badan tidak berdaya, langit masih mau memberikan
hujan
Kukerahkan semua tenagaku
Supaya tanah menjadi basah
Terlihat tenang dan tentram
Lihatlah. . .
Bintang bulan beriringan membacakan puisi
dengan jelas:
Kenyataanya perjalanan ini terselimuti awan hitam, batu
karang yang bertebaran
Benar dirimu
Ternyata kerasnya batu tersamar oleh bayang-bayang
Semakin lama semakin jelas
Nyanyian berasal dari hutan
Terang menerangi segala kesulitan hilang
Keras dan batu kejahatan yang dirahasiakan
Akhirnya kidang yang sakti
Gajah yang memamerkan keluhuran
239
pada kutipan “sawangen…”, „di malam yang begitu indah ini lihatlah
kang adigung”, „akan tetapi jika semua itu di ambil oleh sang
yang satu berhati baik, berbudi luhur sedangkan yang satunya berhati
Terjemahan:
„Wayang kulit tertancap di simpingan
Berjajar-jajar memamerkan keuletan
Goyangnya mengikuti Dhalang
Bersama alunan gending yang indah
Kecewanya tidak banyak orang yang menyaksikan
Wayang kulit tersingkir jauh
Rumput teki setia menemani
Batu hitam ikut berbela sungkawa
242
satunya pentas pewayangan, pada era modern seperti saat ini jarang
kutipan “piguna kanggo pancase urip”, „di era modern ini khususnya
mblasukake moral”.
Uluk salam
Tan klambimu sing kumel
Ngrogoh saben ati
Satus repis rongatus repis
Kanggo nambahi dawane wektu clathumu
Terjemahan:
„Dengan senyum palsu
Kau berikan suara fals
Mengiringi nyanyian kulonan
Menambah asam air laut
Memberi salam
Tidak pakaianmu yang kumal
Mengambil setiap hati
Seratus rupiah, dua ratus rupiah
Untuk menambah waktu bicaramu
saka ing arah jero”, „saat itu juga berdesakan dengan penumpang
ombak”.
Terjemahan:
„Sama halnya mencari setiap waktu
Menggunakan segala cara
Kasar, halus, halal dan haram
Hanya menjadi kebohongan
Jauh dari perilaku sehari-hari
Walaupun sudah ada peraturan
Melanggar peraturan secara bersama
Akhirnya tidak ditaati
Secara diam-diam menyingkirkan peraturan
247
Yang dituju
Bagaimana supaya dapat memperoleh
Ketika sudah memperoleh
Sepertinya semua dapat diperoleh
Dari harta yang berharga
Mengumbar hawa nafsu kerakusan
Kemarahan dan meninggalkan kebaikan
Meninggalkan nafsu ketentraman juga kepercayaan
Yang kemarin ditangkap tetapi menyelak
Hanya sepintas saja
Uang jutaan, miliaran hingga triliunan
Yang sepertinya tinggal mengambil
Untuk kemakmuran anak tujuh turunan
Pada akhirnya akan habis
Jika sudah ketahuan dan terbukti di meja hijau
Membawa kemurkaan memakai baju penjara
Karena kekeliruan dalam mengambil kekuasaan
Lupa dengan saudaranya dan Tuhan‟
yang mencari harta setiap saat sampai tak mengenal waktu, yang
cara-cara apa wae”, „mulai dengan cara halus, halal, dan haram‟,
apa wae bisa uga karengkuh”, „karena bagi mereka harta adalah
Kang Kuwasa”.
Terjemahan:
„Orang hidup di dunia
Hanya satu keinginannya jika dipanggil Tuhan
Hidup di langit lapis ke tujuh
Tempat suci Tuhan Yang Maha Esa
Jika kamu menginginkan langit yang baru
Berjalanlah menuju jalan yang terang
Singkirkan gelapnya kehidupan
Cepat-cepat memakai baju baru
Jika kamu menginginkan kehidupan baru
Bongkar, buanglah kehidupan lamamu
Penuh dosa dan kemungkaran
Suka menindas orang yang kekurangan
Jalan menuju langit yang baru
Memberikan contoh kepada sesama
Suka memberikan kasih sayang
Setia dan patuh kepada Tuhan‟
dunia, yang ditunjukkan pada kutipan “wong urip ing donya”, „jika
indah‟, ditunjukkan pada kutipan “ngudi urip ing langit tundha pitu”,
Terjemahan:
„Di halaman ketika sore hari
Ada beberapa anak tengah bermain
Salah satu di antaranya bertanya
“Siapakah yang galak di dunia ini”
“Macan”, jawab temannya
“Singa, buaya, ikan hiu”, yang lain saling menyahut
Ikut menjawab
„ada yang menjawab singa, buaya, ikan hiu, selebihnya ada yang
“nyedak karo omong”, „bahwa di dunia ini ada yang lebih galak
namun jika sedang marah semua orang yang berada disekitarnya akan
wareg, kanca lan sedulur tegel diuntal”, „apalagi soal harta walaupu
dia sudah punya namun jika melihat harta orang lain ia juga akan
“rampung omong bocah mau lap, ilang”, „salah satu di antara anak-
A. Simpulan
pada geguritan dalam majalah Djaka Lodang edisi 3 Oktober 2015 – 2 April
April 2016 adalah (a) gaya bahasa retoris meliputi: 12 indikator Asonansi,
2. Banyak makna yang dapat dipetik dari rubrik geguritan dalam majalah
B. Saran
255
256
yaitu pembaca yang dapat mengetahui makna yang tersirat dibalik kata-
kata yang diungkapkan oleh pengarang dan dapat mengambil hikmah dari
geguritan yang telah dibaca. Selain itu bagi pembaca yang ingin membuat
Ana, Iva Avri. 2012. Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Teratak karya Evi
Idawati. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fidiyani, Eka Nur. 2012 Analisis Pemajasan dalam kumpulan Geguritan Layang
Pangentasan karya Suryanto Sastroadmodjo. Universitas Negeri
Semarang.
Handayani, Novita. 2012. Analisis Gaya Bahasa Perulangan dan Pemadatan Arti
pada Antologi Geguritan Garising Pepesthen karya R Bambang Nur
Singgih. Universitas Negeri Yogyakarta
Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Majalah Djaka Lodang No. 18 sampai dengan No. 44. Edisi 3 Oktober 2015
sampai dengan 2 April 2016.
257
258
Maysaroh, Rizky. 2010. Analisis Gaya bahasa dalam Cerbung Salindri Kenya
Kebak Wewadi karya Pakne Puri dalam majalah Panjebar Semangat.
Universitas Negeri Semarang.
Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Estetika Sastra dan Budaya : Pustaka Pelajar
Setyowati, Eny. 2013. Analisis Gaya Bahasa Kias dalam Ketoprak Siswobudoyo
Sri Hunning Mustika Tuban. Universitas Negeri Yogyakarta
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta
Wacana University Press.
Waluyo, Herman. 2008. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga :Widya Sari
Press.