Anda di halaman 1dari 28

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA

Membaca Untuk Menulis

Tatap Muka

04
Fakultas: TEKNIK Kode Mata Kuliah:
Program Studi: TEKNIK INFORMATIKA Rengga Sendrian, M.Hum
Abstrak Kompetensi
Kemahiran membaca dan Mahasiswa mampu
menulis atau yang lazim memahami berbagai
disebut literacy memang pengertian membaca, jenis-
telah dirasakan sebagai jenis membaca, tahapan-
conditio sine quanon alias tahapan dan teknik
prasyarat mutlak agar membaca cepat, membaca
seseorang mahir untuk menulis, dan tahapan
berbahasa. menulis..

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Membaca Untuk Menulis

Latar Belakang

Standarisasi Modul ini disusun dan diterapkan untuk


1. Menjadi acuan bagi mahasiswa untuk memahami membaca untuk menulis.
2. Membantu mahasiswa dalam memahami tujuan membaca cepat.
3. Membantu mahasiswa dalam memahami jenis-jenis membaca.
4. Membantu mahasiswa untuk memahami proses membaca, metode, teknik dan
langkah-langkah membaca.

Sistematika Template

Daftar Isi
1. Pendahuluan Membaca............................................................................................4
2. Jenis Membaca........................................................................................................ 6
3. Hal Yang Harus Di Hindari Dalam Membaca..........................................................10
4. Pendahuluan Menulis.............................................................................................11
5. Jenis-Jenis Menulis................................................................................................17
6. Membaca Untuk Menulis........................................................................................19
7. Tahapan Membaca dan Menulis.............................................................................20
Kesimpulan....................................................................................................................... 24
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 25

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
1. Pendahuluan Membaca

1.1. Pengertian Membaca

Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan
dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo
(1973: 119), mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado  (1976:
132), membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber
yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan
memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan
oleh penulis kepada pembacanya.

1.2. Tujuan Membaca

Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
A. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
B. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
C. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
D. Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang yang
membuat meraka berhasil atau gagal. (Reading for inference).
E. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar atau tidak benar. (Reading to classify).
F. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
sang tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh
bekerja dalam cerita itu. (Reading to evaluate).
G. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. (Reading to compare or contrast).
Sementara lain tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan
memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana
dan membaca puisi (Depdiknas ; 2004 : 15). Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca
yaitu:
A. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
B. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata
sendiri.
C. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-
gagasan utama ( Depdiknas ; 1994 : 18 ).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap
makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun
puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

1.3. Manfaat Membaca

Kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:


A. Memperoleh banyak pengalaman hidup.
B. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
C. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu
bangsa.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
D. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di
dunia.
E. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan pikir,
meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
F. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai.
G. Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat
menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
H. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll.
(Amir, 1996: 6)
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson,
seorang filosof kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat
membiasakan diri sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat
menimba berbagai pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang
ini merupakan akibat langsung dari pembacaan buku-buku besar. Hal di atas dipertegas
lagi oleh Lin Yut'ang seorang filosof terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang yang
tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara dalam dunianya, baik
dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi
pada lingkungan dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja.
Dengan demikian semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi
pengetahuan yang didapatkan, tidak terpenjara dalam dunianya.

1.
1.

2. Jenis Membaca

Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks
dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum
dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan
khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara
atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2.1. Membaca yang Bersuara

Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
A. Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca
untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru,
penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama
dan membaca teks pidato.
Hal yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring :
1) Intonasi
Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat,
bisa mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.
Contoh:
Tian salah paham kepada bapak.
Tian salah paham kepada bapak?
Tian salah paham kepada bapak!
2) Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat
bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-
beda oleh beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang
mereka, tempat tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan
berdasarkan satuan suara (fon).
3) Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan
dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh
penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat
pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat
dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa
tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda
koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah
[--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat. Perhatikan
contoh di bawah ini. Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya,
 Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
 Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
 Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)
4) Ekspresi
Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang
bahagia akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di
bibirnya, terlihat raut gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa
bikin awet muda katanya. Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari
wajahnya yang kusut, bermuram, seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari
wajahnya. Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka
dan tubuh yang menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang
kempis. Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering
memegang kepalanya, serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran,
kadang menjambak sendiri rambutnya. Orang yang sedang malu-malu terlihat dari
senyum yang setengah-setengah, wajah agak memerah, senyam senyum sendiri!.
B. Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca
sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
C. Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak
dalam apresiasi sastra.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2.2. Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)

Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan


pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati,
yang mencakupi:
A. Membaca teliti 
yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan
yang menyeluruh. Contoh : (membaca paragraph dengan pengertian, membaca
pilihan yang lebih panjang, membuat catatan [mengenai bacaan, menandai buku],
membaca dalam kelas, menelaah tugas [survei, question, baca, mencerikatan
kembali, meninjau kembali] )
B. Membaca pemahaman 
yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami
dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih
dalam lagi. Contoh : (standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola
fiksi)
C. Membaca ide 
yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-
ide yang terdapat pada bacaan.
D. Membaca kritis 
yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
E. Membaca telaah bahasa 
mencakup dua hal, yaitu:
1) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya
adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. tujuannya
untuk memerbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. a)
memerbesar daya kata, dengan mengetahui: ragam bahasa, makna
konteks, bagian-bagian kata, penggunaan kamus, aneka makna, idiom,
sinonim/antonym, konotasi/denotasi, derivasi. b) mengembangkan kosa
kata, dengan mengertahui: bahasa kritik sastra, memetik makna dari
konteks, petunjuk-petunjuk konteks  

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari
keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam
membaca sastra, beberapa hal yang perlui diperhatikan: a) memahami
bahasa ilmiah dan bahasa sastra; b) gaya bahasa, meliputi: perbandingan,
hubungan dan pernyataan (majas)
F. Membaca skimming 
Skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide
pokok.
G. Membaca cepat 
adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan

kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk

menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

3. Hal Yang Harus Di Hindari Dalam Membaca

3.1. Sub Vokalisasi

Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati
sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa mengulangi
bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar membaca cepat,
kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang kita gunakan
ketika pada masa kecil belajar membaca. Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan
abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk
say, misalnya kata “Budi” langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan
mengoreksi pengucapan siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu
kendala dalam membaca cepat (speed reading), sehingga perlu dihindari.

3.2. Finger Panting

Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan


pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca. Kebiasaan
membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam membaca

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
cepat yang disebut Finger panting. Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat
justru membolehkan teknik membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya
adalah menggunakan penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat
meningkatkan konsentarsi dan mempercepat proses membaca, karena dapat langsung
mengarahkan mata pada bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan
membaca menggunakan cara seperti ini.

3.3. Regretio 

Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan
bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat
berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat) sehingga
membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut hambatan
regretio.

3.4. Back Skippin

Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan


bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan
kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat mengakibatkan
penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit melakukan
speed reading.

3.5. Menggerak Gerakan Kepala

Yang dimaksud dari menggerak gerakan kepala adalah saat membaca terkadang
kepala kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut dapat
mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut seharusnya
juga dihindari disaat membaca.

1.
2.
3.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
4. Pendahuluan Menulis

4.1. Pengertian Menulis

Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara


penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan
dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara
tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif,
Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis
yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis
dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton
dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan
kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of the most
important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang
kamu lakukan di sekolah.
Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam
kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis
diungkapkan juga oleh Barli Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or
reproduce writen message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk
membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada. Menurut Eric Gould, Robert DiYanni,
dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is
creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a
text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena
membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan,
peristiwa.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah
suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan
Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu
aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008:
141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan
pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat
kompleks.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan
ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh
pembaca.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
4.1.
4.2. Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis yaitu:


A. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
B. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat
menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya.
Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan
menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari
sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan
dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.
C. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah,
kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku
seseorang.  Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka
dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja
cenderung lebih rasional.
D. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan”
yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi
bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian  sibuk
beraktifitas.
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa
“tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan
sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih
keterampilan berbahasa dengan baik”.
Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Mengubah keyakinan pembaca;
B. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
C. Merangsang proses berpikir pembaca;
D. Menyenangkan atau menghibur pembaca;
E. Memberitahu pembaca; dan
F. Memotivasi pembaca.
Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara
lain:
A. Tujuan penugasan (assingnment purpose)
B. Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)
C. Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose)
D. Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive
purpose)
E. Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose)
F. Tujuan kreatif (creative purpose)
G. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).

4.3. Manfaat Menulis

Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan


menulis lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut
antara lain:
A. Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
B. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
C. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
D. Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan
dan pengorganisasian.
E. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi
dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan, diantaraya:
A. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik
yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir,
menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
B. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak
pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
C. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yag ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas
wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
D. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan
secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar
menjadi lebih jelas.
E. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara
objektif.
F. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat
dalam konteks yang lebih konkret.
G. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus
pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
H. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa
secara tertib.
Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-
mengarang, yaitu:
A. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu
sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
B. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu
mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan
penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh
pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
C. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,
dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction,
pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat
membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan
karya-karya tulis lainnya.
D. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap
lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception
of one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang
meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada
tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
E. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan
yang pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya
dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan
suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
F. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan
kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding
of and ability to use the language), artinya kegiatan mengarang bermanfat
membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi 1996:3-4, yaitu:
A. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
B. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
C. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan
berbagai konsep atau ide yang kita milki.
D. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
E. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa
masalah sekaligus.
F. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk
menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis,
yaitu:
A. Kekayaan pahala
B. Kekayaan uang
C. Kekayaan sahabat
D. Kekayaan pengetahuan
E. Kekayaan nama
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:
A. Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi
sambilan untuk memperoleh penghasilan.
B. Secara non material
Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa
mengekspresikan diri, melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkriti

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
kinerja pemerintah, dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan mendapatkan
pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.
C. Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-
mana, dikota, luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia.
Dalam sebuah buku karya Bernerd Percy yang berjudul The Power of Creative
Writting mengungkapkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat karang mengarang,
diantaranya:
A. Sarana pengungkapan diri
B. Sarana untuk memahami sesuatu
C. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga
diri
D. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan
sekeliling
E. Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat
F. Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan
bahasa

2.
3.

4.

5. Jenis-Jenis Menulis

         Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1)


deskripsi adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang
bersifat imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca,
dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi
(Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi
tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.

5.1. Deskripsi

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6).
Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan
aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis
deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal
yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis
seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi,
pembaca dituntut untuk menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus
didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat.

5.2. Tujuan Deskripsi 

Adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat


membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu
sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang
berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya
dan saling berkaitan.

Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan
deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa
akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan
dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran,
dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang
deskripsi.

5.3. Narasi 

Adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54).


Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya,
dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada
dua, yaitu
A. hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas
pengetahuan kepada pembaca,

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
B. hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

5.4. Eksposisi 

Adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau


menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang
dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga
berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.

5.5. Argumentasi 

Adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu
kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan,
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap
karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap
suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.

6. Membaca Untuk Menulis

Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang


relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Menulis adalah proses
kreatif menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan memberi informasi,
meyakinkan atau menghibur yang menghasilkan karangan atau tulisan. Istilah menulis
sering melekat pada proses kreatif yang bersifat ilmiah. Istilah mengarang lebih melekat
pada proses kreatif yang non ilmiah. Tulisan popular adalah rubrik iptek, yang memuat
Tulisan-Tulisan yang memaparkan aspek khusus iptek dengan menggunakan bahasan
umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Karakter tulisan popular:
A. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu
disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum,
awam atau profesional dalam bidang lain
B. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat
ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer
Menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
C. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang
serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan
kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
D. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar
pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer
umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
E. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan
ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi,  gambar, foto, dll
F. Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau
dewan pakar sebagai “referee”, maka pertanggung jawaban isi karangan ilmiah
populer cukup diberikan oleh editor majalah.
Langkah-langkah membaca tulisan populer
1. Mengenali persoalan utama/isu yang dibahas
2. Menentukan relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan
3. Memanfaatkan isu tulisan populer untuk bahan/inspirasi dalam menulis
4. Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah atau buku ilmiah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7. Tahapan Membaca dan Menulis

7.1. Tahapan Membaca

Tahap I 
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan
yang mungkin telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian,

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
serangkaian kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal yang telah
dialami. Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk mengembangkan atau meningkatkan
responsi-responsi visual yang otomatis terhadap gambaran-gambaran huruf yang akan
dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harus benar-benar memahami bahwa kata-kata
tertulis itu mewakili atau menggambarkan bunyi-bunyi.

Tahap II 
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui
menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing
dalam membaca bahan yang baru disusun.

Tahap III 
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau
belum biasa. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca
mengalami sedikit kesulitan bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi
sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata biasa. Pada tahap ini pembaca
acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai
buat bacaan.

Tahap IV 
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan
penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai
bahan bacaan.

Tahap V 
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak
dibatasi (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).

7.2. Tahapan Menulis

Tahap Pertama / Pemilihan Topik/Tema

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya
tulis kita belakangan, tapi tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema adalah
pondasi awal dari pembahasan yang mau kita tuliskan, seperti:
 Anak Kecil di Tepi Jalan - Temanya adalah seorang anak kecil yang menjadi
korban dari kekejaman hidup dijalanan.
 Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami
penghianatan dan akhirnya menemukan rahasia di buku catatan suaminya.
Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau
kita bahas atau tuliskan. Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk
menuliskan sesuatu. Jika kita sudah merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah
paksakan diri. Buatlah otak kita refresh barang beberapa saat. Setelah itu kita bisa
browsing di internet, Jalan-Jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan atau pergi ke
suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema tulisan.

Tahap Kedua / Membuat Kerangka Tulisan (Draft)


Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya.
Memang lain penulis lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak pernah
membuat kerangka tulisan, begitu menemukan ide untuk tema langsung ditulis. Tapi untuk
mempermudah dalam kita menulis khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka
tulisan sangat diperlukan. Ibarat kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita
ketahui, maka kita perlu tahu jalan yang harus kita lewati. Kerangka tulisan itu bisa
menjadi map dalam kita menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam.
Untuk membuat kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:
A. Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan,
entah itu di sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita
jadikan sebagai draft tulisan.
B. Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin
apa saja yang akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur,
nama tokoh baik utama maupun pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini
adalah untuk menambah daging dalam tulang dari tulisan yang akan kita buat.
C. Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu
memikirkan aturan penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan
dan tata bahasa bisa kita pikirkan belakangan.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Tahap Ketiga / Menulis (Merangkai Kata)
Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian
tulisan. Poin-poin yang sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang sudah
kita rancang, mulai kita tuliskan dalam sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita membuat
kerangka, karena kita bisa menulis tanpa ada hal-hal yang terlewatkan.
Tips yang bisa dilakukan disaat menulis:
A. Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan waktu
khusus 1-2 jam. Ini akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat
sebuah karya tulis yang bagus.
B. Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah sebuah
karya, bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita mengerjakannya
sambil chat, buka facebook atau twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk itu
jauhkan semua itu pada saat kita sedang menulis.
C. Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir
seperti kita sedang bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai
melenceng dari kerangka dan topik, jangan pernah menghentikannya dan tidak
perlu di edit. Mulailah merangkai kata dengan gaya menulis bebas.
D. Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka
yang sudah profesional dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah
biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan pernah memaksakan diri untuk
menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk menghasilkan karya tulis
yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang fresh dan energi yang besar.
Karena itu seorang penulis membutuhkan istirahat dan makanan bergizi yang
cukup.

Tahap Keempat / Merevisi (Mengedit)


Dalam tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja ada
ejaan yang salah, tata bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan, penyebutan
tokoh yang salah, alur yang tiba-tiba meloncat atau mau merubah susunan atau jalan
ceritanya dan sebagainya. Meski kita menulis dengan menggunakan microsoft office word
terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan "spell check". Karena bisa jadi kita mau
menulis "bisa" jadinya malah "bias".

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


25 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini
untuk dilihat orang lain. Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah
cara agar kita bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus.

Tahap Kelima – Penerbitan


Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan.
Seorang blogger bisa meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog.
Seorang mahasiswa bisa menyerahkan skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis
bisa menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan seorang penulis bisa
menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan atau dicetak.
Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat
komersil, tentunya ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar naskah
kita bisa diterima

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


26 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Kesimpulan
Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan
bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis
adalah proses menuangkan ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang
dapat dipahami oleh pembaca. Manfaat dari membaca ialah  Memperoleh banyak
pengalaman hidup. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang
sangat berguna bagi kehidupan. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban
dan kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan manfaat menulis ialah Memperluas dan
meningkatkan pertumbuhan kosa kata. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan
menyusun kalimat. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan
kehidupan. Dan jenis-jenis menulis ialah deskriptif, eksposisi, argumentasi. 

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


27 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Daftar Pustaka

Alek A dan Ahmad H.P.Bahasa Indonesia UntukPerguruan Tinggi.2010.Kencana: Jakarta.

Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakrta : Raja Grafindo Persada.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah.

Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bndung : Tinta Emas.

Ismail,Nanang.2009.Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Latihan


Berjenjang Menggunakan media Audio Visual Siswakelas VII SMP Islam Al-Irsyad Kota
Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes. Hal 13-
18

Pengertian, JenisdanTujuanMembaca_InfoToko Surya62.html

PengertianMembaca_long life education.html

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


28 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai