BAHASA INDONESIA
Tatap Muka
04
Fakultas: TEKNIK Kode Mata Kuliah:
Program Studi: TEKNIK INFORMATIKA Rengga Sendrian, M.Hum
Abstrak Kompetensi
Kemahiran membaca dan Mahasiswa mampu
menulis atau yang lazim memahami berbagai
disebut literacy memang pengertian membaca, jenis-
telah dirasakan sebagai jenis membaca, tahapan-
conditio sine quanon alias tahapan dan teknik
prasyarat mutlak agar membaca cepat, membaca
seseorang mahir untuk menulis, dan tahapan
berbahasa. menulis..
Latar Belakang
Sistematika Template
Daftar Isi
1. Pendahuluan Membaca............................................................................................4
2. Jenis Membaca........................................................................................................ 6
3. Hal Yang Harus Di Hindari Dalam Membaca..........................................................10
4. Pendahuluan Menulis.............................................................................................11
5. Jenis-Jenis Menulis................................................................................................17
6. Membaca Untuk Menulis........................................................................................19
7. Tahapan Membaca dan Menulis.............................................................................20
Kesimpulan....................................................................................................................... 24
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 25
Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan
dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo
(1973: 119), mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado (1976:
132), membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber
yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan
memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan
oleh penulis kepada pembacanya.
Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
A. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
B. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
C. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
D. Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang
1.
1.
2. Jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks
dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum
dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan
khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara
atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk
Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati
sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa mengulangi
bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar membaca cepat,
kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang kita gunakan
ketika pada masa kecil belajar membaca. Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan
abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk
say, misalnya kata “Budi” langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan
mengoreksi pengucapan siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu
kendala dalam membaca cepat (speed reading), sehingga perlu dihindari.
3.3. Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan
bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat
berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat) sehingga
membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut hambatan
regretio.
Yang dimaksud dari menggerak gerakan kepala adalah saat membaca terkadang
kepala kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut dapat
mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut seharusnya
juga dihindari disaat membaca.
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5. Jenis-Jenis Menulis
5.1. Deskripsi
Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan
deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa
akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan
dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran,
dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang
deskripsi.
5.3. Narasi
5.4. Eksposisi
5.5. Argumentasi
Adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu
kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan,
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap
karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap
suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tahap I
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan
yang mungkin telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian,
Tahap II
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui
menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing
dalam membaca bahan yang baru disusun.
Tahap III
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau
belum biasa. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca
mengalami sedikit kesulitan bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi
sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata biasa. Pada tahap ini pembaca
acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai
buat bacaan.
Tahap IV
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan
penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai
bahan bacaan.
Tahap V
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak
dibatasi (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bndung : Tinta Emas.