Semarang,
April 2012
penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB V KETERBACAAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
berbeda, hanya saja perbedaannya tidak terlalu jelas jika kita kurang cermat dalam
istilah itu terjadi tumpang tindih. Ketumpangtindihan terjadi pada tataran persepsi
adalah tingkat asumsi atau pendirian mengenai bahasa dan pembelajaran bahasa
Pendekatan mengacu pada tesis, asumsi, dan paramater yang diturunkan dari
teori-teori tertentu yang kebenarannya sudah diuji sehingga tidak perlu diragukan
keterampilan khusus yang akan dibelajarkan, materi yang harus diajarkan, dan
prosedural dalam mengolah kegiatan belajar mengajar bahasa yang dimulai dari
sesuai atau relevan dengan pendekatan yang dipilih karena metode merupakan
Teknik mengacu pada siasat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
4
baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar, teknik
yang digunakan.
Tujuan Membaca
telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus,
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang
bagian cerita apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga atau
adegan dan kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui
5
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan cara itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar-benar atau tidak. Ini disebut membaca untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh,
apa yang lucu dalam ceita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar, ini
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
sang tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
membaca, yaitu :
6
a. Membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah)
f. Membaca untuk mencari keterngan tentang suatu istilah ini disebut membaca
menyebutkan bahwa pada dasarnya, tujuan membaca ialah mamahami apa yang
memahami mengapa, siapa, bagaimana, kapan, dan dimana terjadi suatu peristiwa.
Secara lebih khusus mulyati, masih dari sumber yang sama beliau
7
2) Untuk mencari hiburan;
a Untuk mengerti atau memahami isi atau pesen yang terkandung dalam suatu
dunia ini; aktif dan emisional, yakni yang digunakan seseorang untuk
b Dengan membaca buku, pembaca dibawa dalam dunia pikiran dan renungan;
c Dengan membaca orang menjadi memesona dan merasa nikmat dalam tutur
katanya
Dari beberpa tujuan membaca di atas, yang dimaksud tujuan membaca dalam
penelitaian ini adalah untuk kepentingan studi, untuk mencari informasi dan
8
Demikian adalah beberapa hal tentang tujuan seseorang melakukan aktifitas
membaca.
Manfaat Membaca
Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi tersendiri dalam studi
apa yang disebut membaca. Atau setidak-tidaknya mereka memiliki suatu konsep
tentang membaca yang tentunya akan memudahkan mereka untuk berbicara lebih
banyak lagi tentang membaca itu. Kedua, khusus bagi pengajaran pembuna
membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukannya dalam membaca dan
kerangka acuan kerja, sebagai dasar pembatasan masalah, dan sebagai nalar
pemusatan penelitiannya.
9
Pendekatan Membaca
A. Pendekatan Konseptual
dengan tuturan tertulis yang dibacanya. Hal tersebut melatar belakangi pendekatan
konseptual.
B. Pendekatan Empirikal
pengalaman serta penghayatan proses membaca., baik dari penyusunan teori itu
Teori yang pertama yaitu teori yang memandang membaca sebagai proses
10
Teori kedua yang berdasarkan pendekatan empirikal adalah teori yang
C. Pendekatan Eksperimental
a. Eksperimental Pemahaman
b. Kemampuan Intelektual
11
Pendekatan yang melatar belakangi teori membaca ada tiga, yaitu
Pendekatan Konseptual
dengan suatu model tertentu tentang proses membaca. Tokoh dalam pendekatan
pendekatan konseptual.
c. Dalam system penulisan alphabet ada hubunga langsung antar bahasa lisan
12
g. Pembaca umumnya mampu merekontruksi makna atau pesan yang
membaca adalah suatu proses yang rumit dimana pembaca melakukan rekontruksi
dalam tingkatan tertentu terhadap pesan yang dituangkan oleh pengarang dalam
bahasa tulis.
tertentu karena setiap bahan bacaan selalu mengungkapkan sesuatu; (2) paparan
bahasa yang mewadahi sesuatu itu harus diperhatikan dengan teliti. Termasuk
pola tatnan katanya, dan kata-kata fungsinya; (3) dalam memulai pengajaran
kata yang terlalu besar, walaupun siswa bersangkutan telah memiliki pemahaman
ditekankan pada masalah kelompok kata, tatanan kata, tanda-tanda baca, dan lain
sebagainya; (4) bahan pengajaran yang disajikan sebaiknya bahasa yang sudah
dikenal baik oleh siswa, dan jangan menyajikan bahasa yang bersifat artifial, atau
yang tidak wajar; (5) hidari pemakaian gambar sebagai kunci untuk menangkap
makna; (6) sajikan ragam bahasa baku yang informal, dan bukan bahasa buku; (7)
isi bacaan hendaknya sesuai dengan pengalaman siswa; (8) perkenalkan dengan
segera kata-kata fungsi dalam berbagai kelompok kata; (9) sediskan peluang yang
13
sehingga ada perimbangan yang harmonis dengan level bahasa yang mampu
Chomsky sebagai acuan kerja untuk memerikan proses membaca dalam bentuk
suatu model yang dikenal sebagai Model Membaca Goodman (The Goodman
Pendekatan Enpirikal
dari pengalaman serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori
itu sendiri maupu dari orang lain yang dijadikan banyak penelitian. Ada beberapa
teori yang dimanfaatkan dalam pendekatan ini, yaitu teori yang memandang
14
pengalaman yang baru saja dialami siswa memotivasi belajar membaca, belajar
Teori yang pertama, yaitu teori yang memandang menbaca sebagai proses
abad ini. Menurut pendapatnya, berpikir adalah kegiatan jiwa yang tidak bisa
pada siswa SD. Studinya dipusatkan pada kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa
redaksi dari inti kesimpulan studi Thorndike yang sangat populer dalam sejarah
studi membaca.
membaca itu diuraikan dengan baik oleh J.P Guilford dalam karangannya berjudul
15
ide, (3) kegiatan berpikir konvergentif, yaitu menghasilkan nalar secara induktif,
(4) kegiatan berpikir divergentif, yaitu menghasilkan nalar secara deduktif, (5)
memutuskan. Semua tipe berpikir ini akan bekerja dengan baik pada siswa yang
ini lebih dikenal sebagai Teori Keterampilan. Tokoh terkemuka yang dengan gigih
membahas masalah membaca, secara langsung atau tidak, ada saja bagian
uraiannya yang menekankan bahwa membaca tidak lain dari pada kegiatan
merekognisi kata, (2) keterampilan memahami isi tersurat yang mencakup (a)
keterampilan menemukan hubungan antar ide dalam bacaan, dan (c) ketermpilan
menangkap isi pokok bacaan, dan (3) keterampilan memahami isi tersirat yang
gaya bahasa, dan retorik dari pengarang, dan (c) keterampilan menemukan nilai
dan fungsi isi bacaan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang telah
dimiliki.
16
Teori keterampilan tentang proses membaca banyak sekali pengikut atau
lebih lagi dalam masalah membaca komperhensif. Elmort Albert Betts (1957)
menjadi 47 macam. Tiap macam ini dipandangnya petut dibinakan oleh guru pada
yaitu teori yang memandang membaca sebagai proses mempersepsi. Teori ini
banyak memanfaatkan hasil studi ilmu jiwa yang mempelajari bagaimana proses
yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah ini adalah D.H. Russell
bahwaapa yang disebut mempersepsi itu dari satu segi dapat dibatasi sebagai
sesuatu yang telah dikenal sebagai suatu obyek, suatu kualitas, atas suatu
Selain itu perlu diketahui pula bahwa persepsi ini, ada dua macam teori yang
17
terbentuk dalam proses belajar mengasosiasikan stimulus dengan respon
bermakna. Teori yang kedua ialah Teori Analistik yang menerangkan bahwa
pembaca mereaksi suatu simulus sebagai suatu pula yang kabur, tahap kedua
reaksinya tertuju pada bagian-bagian dari pola itu, dan pada akhirnya pada tahap
suatu pola baru yang jelas. Selanjutnya ditegaskan oleh Russel, teori manapun
yang disepakati yang jelas sama hubungan ini ialah bahwa teori persepsi
langsung kepada siswa, (2) memberikan peluang kepada siswa untuk menirukan
lagi kalau stimulant yang direspon siswa rumit keadaanya, (5) memberi peluang
visual. Teori visual, yaitu teori yang memandang membaca semata-mata sebagai
kegiatan visual. Teori ini memusautkan perhatiannya kepada proses gerak mata
pada saat seseorang membaca. Perintisnya adalah Emile Javal, seorang guru besar
yang ahli dalam bidang studi bidang membaca yang dengan tekun mempelajari
18
cara orang membaca. Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya, Javal sampai pada
kesimpulan bahwa pada waktu membaca mata tidak bergerak perlahan-lahan dari
kiri ke kanan di sepanjang garis-garis kalimat bacaan. Juga tidak melihat huruf
dalam bacaan itu satu demi satu untuk kemudian menggabungkannya menjadi
kata-kata. Proses membaca menurut Teori Visual, dalam garis besarnya dapat
bacaan secara global, yaitu mata bergerak dengan cepat babarapa kali bolak-
dari kiri ke kanan dengan rentangan yang tidak sama lebarnya. Tiap lompatan
dalam satu lompatan. Saat ini disebut fiksasim atau selang mencamkan. Perlu
diketahui bahwa lompatan mata itu tidak dimulai pada awal baris kalimat
yang dibaca, tetapi agak ketengah sedikit. Dua lompatan yang terakhir juga
lompatan membaca seperti baris pertama tadi. Dan setelah satu halaman
19
memegang konsep bahwa belajar membaca merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses perkembangan bahasa pada siswa. Membaca tidak bias
dilepaskan dari berbicara, menyimak, dan menulis. Karena itu, dalam belajar
membaca siswa harus dibina dengan metode pengalaman bahasa, yaitu metode
Tokoh perintis Teori Pengalaman Behasa dalam membaca adalah AR. Van
diungkapkannya berikut : “Apa yang dapat kita pikirkan, dapat pula kita
bicarakan, dapat pula kita tuliskan. Apa yang dapat kita tuliskan dapat pula kit
abaca. Kita dapat membaca apa yang kita tulis dan apa yang ditulis orang lain
disispkan kepada kita untuk dibaca”. Singkatnya, asumsi itu berpangkal pada
tulis. Dan dilandaskan asumsi ini, maka disarankan agar pengajaran membaca
Teori Pengalaman Bahasa dalam membaca yang dikembangkan oleh R. Van Allen
Pendekatan Eksperimemtal
20
Pendekatan eksperimental meliputi bermacam-macam studi dan penelitian
peoses pemahaman itu, dan faktor apa saja yang berpengaruh dalam pemahaman
itu.
a Eksperimental Pemahaman
telah dilakukan selama ini banyak sekali jumlah dan jenisnya. Masalah yang
makna dari tuturan tertulis yang dibaca (bacaan). Teori yang dimanfaatkannya
sebagai proses atau kegiatan menangkap makna dari bacaan. Beberapa penemuan
berhubungan dengan material bahasa itu, (2) dalam memahami atau mepersepsi
atau menganalisis pola bentukan bahasa bacaan, dan (3) persepsi yang kuat atu
baik terhadap makna bahasa bacaan sebagai hasil menghayati dan menganalisis
bahasa bacaan itu akan membuat pembaca memiliki ingatan yang baik pula
21
pembentukan konsep dalam membaca, yaitu simbolik tentang hal-hal yang
direspon pembaca dari bacaan. Eksperimentasi dalam bidang ini antara lain
menemukan (1) persepsi yang baik terhadap makna bahasa bacaan menghasilkan
konsep yang baik pula tentang makna bahsa bacaan itu, (2) konsep yang abstrak
konsep yang kongrit dan tingkat intelegensi membaca, dan (3) pengembangan
konsep tentang makna bahasa bacaan dapat dibina dengan mengyiapkan program
pemahaman bacaan tergantung pada (1) jumlah kosa kata yang dikuasai, (2) luas
dan dalamnya ragam makna kata yang dikuasainya, (3) mapannya penguasaanya
terhadap kaidah-kaidah bahasa, dan (4) baiknya penguasaan tentang tata penulisan
bahasa
tes pemakaian bahasa, dam tes itelegensia) disajikan kepada sekelompok siswa,
22
sifatnya dalam pemahaman pad waktu membaca. Salah seorang tokoh terkemuka
dalam bidang ini ialah F.B. Davis (1968, 1971, 1972) menganalisis tes batera
membaca yang jumlahnya cukup besar yang disajikan kepada siswa SMA di
makna suatu kata dari konteks bacaan, (2) menangkap makna tersurat dari bagian-
kesimpulan tentang isi bacaan, dan (4) menangkap tujuan atau maksud pengarang
dianalisis kembali oleh Spearritt (1972) dengan prosedur analisis yang berbeda
menarik kesimpulan tentang isi bacaan, (2) mengingat makna kata, (3) mengikuti
stuktur bacaan, dan (4) menangkap maksud dan tujuan pengarang bacaan, sikap,
sosial, bahan bacaan, dan guru. Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan
23
Pengaruhnya dibuktikan dengan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa hasil tes intelegensia memiliki korelasi positif yang cukup tinggi dengan
hasil tes membaca komprehensif, seperti misalnya: (1) penelitian Bond bersama
Dykstra (1967) pada siswa kelas 1 SD, (2) penelitian Allen (1944) pada siswa
kelas IV SD, dan penelitian Thorndike (1963) pada mahasiswa tingkat permulaan.
dalam mereaksi sesuatu, oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji
yang sama pada siswa kelas 5 dan 6 SD, yaitu sikap siswa mempengaruhi
kemampuannya dalam membaca isi bersirat dari suatu bacaan. Selain itu
ditemukan pula bahwa sikap tidak berpengaruh pada kemampuan membaca yang
tersurat.
Pebedaan kelamin atau seks, taitu antara laki-laki dan perempuan, juga
telah diteliti secara eksperimental sebagai factor yang berpengaruh dalam belajar
membaca. Tokoh-tokoh terkemuka dalam penelitian ini ialah (1) Stroud bersama
membaca pada siswa kelas III sampai VIII SD, Pauley (1951) pada siswa yang
baru masuk sekolah, (3) Hughes (1953) yang membandingkan prestasi membaca
komprehensif siswa laki-laki dengan perempuan dari kelas II sampai kelas VIII
24
SD, dan Fabiah (1955) yang mengkaji pengaruh perbedaan kelamin dalam
memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang
Holmes, dan teori-teori kunci penanda makna (cues) dari Godman dan Smith, dan
eksperimental masih belum merasa puas dengan kesepakatan itu. Mereka lalu
ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah beberapa faktor
yang tergolong SES. Factor-faktor ini telah dibuktikan pula lewat penelitian
Hill dan Geameto (1963) misalnya menemukan bahwa siswa kelas III SD yang
25
Tentang pengaruh isi bacaan serta penyajiannya, William Eller bersama Judith G.
kelompok sarjana yang menemukanbahwa (1) bahan yang disajikan secara dua
arah (two-sided presentation) lebih efekti pengaruhnya dari pada yang satu arah
kalau pembaca kurang menyepakati gagasan yang terdapat dalam bacaan, (2)
penyajian satu arah lebih efektif dari yang dua arah sepanjang yang pembaca
peranan faktor guru ini. Penelitian Sears (1963), dan Spaulding (1963)
menemukan bahwa perilaku guru dalam membina anak didik dalam belajar
perilaku keadaan mengajar yang ditemukan berpengaruh positif antara lain adalah
(1) usaha memahami sudut pandang siswa, (2) memvariasi situasi yang
kepada siswa, (4) menajamkan pemahaman siswa, dan (5) mencobakan gagasan-
Proses Membaca
26
Membaca merupakan suatu proses diri mulai mata terangsang oleh
sebagai berikut.
Maemaham
i
tampak
Menafsirkan
Tak tampak
Proses pertama adalah proses mata terangsang oleh bacaan atau mata
mencari rangsangan yang berbentu tulisan. Proses kedua adalah saat yang ada
kepada otak merupakan proses ketiga. Proses keempat adalah otak memproses
Respons pasif adalah respon yang ada didalam individu dalam bentuk
27
1 Jenis Proses MembacaMenurut Harjasujana dan Mulyati (1997:26). Proses
psikis atau mental dalam mamahami suatu informasi. Unsur psikologi ini
1 Intelegensi
2 Usia mental
3 Jenis kelamin
5 Bahasa
6 Ras
7 Kepribadian
8 Sikap
9 Pertumbuhan fisik
10 Kemampuan persepsi
28
Membaca dengan proses sensoris adalah mambaca yang melibatkan syaraf
otak sebagai fokus. Isyarat dan rangsangan masuk melalui telinga dan mata,
(1997:15), mengatakan bahwa proses perseptual dalam membaca itu terdiri dari
mennyebutkannya.
29
Pada umumnya orang sepakat bahwa persepsi itu mengandug stimulus
geraknya tidaklah berada dalam jarak-jaarak yang beraturan dan tidak perlu
tertentu waktunya.
1 Membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan bukan sesuatu yang terjadi
secara insidental.
Contoh : seorang anak tidak akan dapat membaca dengan jalan menonton
bergantung pada bermacam- macam faktor. Sifat perkembangan ini antara lain.
30
1 Keterampilan obyektif
tingkatan akademis.
tersebut dituntut untuk dapat meneruskannya kapan saja dan dimana saja
Contoh : jika seorang anak mamahami kata secara mandiri, baginya tidak
akan tetjadi masalah kata itu berada baik dalam teks matematika, geografi,
tahapan yaitu :
tersebut mulai dengan pengalaman anak yang mula-mula sekali yang terus
prasyarat untuk membaca, sama juga halnya untuk menyimak dan berbicara.
31
ubah. Pertumbuhan dan konsep anak banyak bergantung pada latar belakang
pengalamannya.
Pada wktu anak-anak membina dasr-dasr konsep yang pertama dia mulai
pengalaman itu.
Dalam hal ini interpretasi dibedakan menjadi dua hal yaitu, literta dan
pada awalnya anak mengenal cirri-ciri melati, ros, dan kenanga sebagai
bunga kecil, c kecil, C capital dan c tulisan tangan itu dibunyikan sama .
kemampuan anak itu belum cukup jika berhenti pada pengenalan. Dia baru
32
Jenis Membaca
beberapa jenis. Penjenisaan yang didasarkan pada perbedaan tujuan yang hendak
membaca ke dalam jenis membaca bersuara atau membaca nyaring ( oral reading
atau reading atound ) dan membaca dalam hati ( silent reading ). Membaca
bersuara atau membaca nyaring dipandang tepat untuk mencapai yujuan yang
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru,
murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk
Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory) yang
33
Membaca meliputi membaca surney (survey reading), membaca sekilas
Agar kita dapat membaca suatu buku dengan cepat dan sesuai dengan
tujuan kita maka kita harus mensurvei buku itu atau kita melakukan peninjauaan
terhadap buku itu. Kegiatan ini sangat penting untuk kita melakukan dengan
mensurvei buku itu kita akan menjadi cepat menentukan bahan bacaan yang
dibutuhkan.
b. Mendapatkan abstrak,
kliping.
34
Membaca sekilas adalah jenis membaca yang membuat mata kita bergerak
mendapatkan informasi.
c. Untuk mengetahui pendapat orang lain dengan cepat. Di sini kita sudah
mengetahui topic yang dibahas. Yang kita butuhkan adalah pendapat penulis
itu terhadap masalah tersebut. Misalnya tajuk rencana; kita mungkin cukup
keseluruhan. Kita perlu melihat semua bahan itu untuk memilih ide yang
e. Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan caraa semua itu
Skimming berguna untuk memilih bahan yang perlu dipelajari dan diingat.
Skimming berguna untuk survey buku sebelum dibaca, seperti dapat dilihat
35
g. Menemukan bahan dalam perpustakaan. Dalam mencari bahan di
h. Mendapatkan kesan umum satu buku atau artikel kita dapat memperoleh
kesan umum dari suatu buku non fiksi melalui langkah survey yaitu melihat
hal menjudul, kata pengantar, daftar isi, dan indeks. Pada novel kesan umum
bersifat lancer yang tidak mendalam bahasa bacaan. Membaca dangkal biasanya
yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas pada kegiatan membaca.
berfikir serta terampil dalam menangkap ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
36
1. Membaca teliti
mencakup :
3. Membuat catatan
4. Mnelaah tugas
2. Membaca Pemahaman
ini meliputi :
b. Resensi tulis
c. Drama tulis
d. Pola-pola fiksi
3. Membaca Kritis
penuh tenggang hati, mendalam, evaluasi, analitis, dan bukan hanya mencari
37
1. Memahami maksud penulis
4. Membaca Ide
tersebut.
keunikaan yang terkandung dalam bacaan tersebut. Keunikan dari ide-ide tersebut
kegiatan tersebut muncul ide-ide baru dari hasil kegiatan membaca ini. Agar
dapat menjadi pembaca yang baik dan memahmi ide-ide dalam bacaan tersebut
38
c. Memahami apa yang dibacanya
kefasihan (fluency).
kepentingan pengkajian.
karya sastra. Unsur keindahan sangat menunjang terhadap hasil karya sastra.
Unsur keindahan antara bentuk dan isi pada karya sastra mempengaruhi
keserasian, keharmonisan pada hasil karya sastra. Oleh karena itu penguasaan
teknik membaca sangatlah dibutujkan. Selain membaca teknik yang tepat kita
39
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan
apapun,
bacaan.
cakupan bahan bacaan yang dibaca, tujuan, dan waktu yang diperlukan
dalam membaca.
40
singkatnya. Tujuan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi
cukup membaca objek secara sekilas, bukan kata per kata, kalimat
per kalimat, atau paragraf per paragraf, tetapi menatap penuh bacaan
singkat.
bagian bacaan yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan:
41
sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita
Menurut Henowo
Menurut Soedarso
membaca cepat adalah Membaca cepat adalah
kemampuan membaca kegiatan merespon
dengan kecepatan yang lambang-lambang cetak
sama. Menurutnya atau lambang tulis
kecepatan dan membaca dengan pengertian yang
harus fleksibel. Artinya, tepat dan cepat.
kecepatan itu tidak harus
sama, ada kalanya
diperlambat karena bahan
dan tujuan kita membaca.
yang baru atau bagian-bagian yang belum dikenal. Dengan membaca cepat
pengetahuan yang nantinya bisa mengubah kita bisa mejadi orang yang
43
membaca karena lamban dalam membaca. Hal tersebut dapat diperkuat
berikut:
Vokalisasi
Gerakan bibir
Gerakan kepala
Regresi
Subvokalisasi
Bergumam-gumam ataubersenandung
44
Menurut Harjasujana faktor yang mempengaruhi membaca
berikut.
Kemampuan berbahsa
Kemampuan berpikir
Tujuan membaca
dan perasaan.
Vokalisasi
Gerakan bibir
Gerakan kepala
regresi
subvokalisasi
sampai tiga kali lipat dari kecepatan semula. Dengan mengetahui metode
45
intensif, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ketika membaca, dan
keseluruhan terhadap masalah atau inti dari isi bacaan yang dibaca, bukan
kepada detail-detail bahasa maupun isi cerita yang terperinci sampai sekecil-
(superficial reading).
disurvai adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian
pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak (bila
pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Bagian isi yang
46
dengan membuka-buka bagian-bagian tersebut secara cepat dan
dan penutup).
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Sari
Bab
Sub-sub bab
meliputi:
Simpulan
47
Daftar pustaka
indeks
tidak.
membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi
paragraf, tetapi semua bagian bacaan yang ada pada sebuah halaman,
48
Teknik membaca skimming digunakan dengan lima tujuan,
isi buku itu guna mengetahui apakah ada judul bab atau
49
berfikir kritis sehingga pembaca diharapkan dapat memberi
bersifat sensasi.
diperolehnya.
50
e. Kesan umum didapat dari bacaan, baik yang fiksi maupun
atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang kita baca.
Misalnya cerpen.
bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Dengan kata
dari segi hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita
51
pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya
ilmiah.
Tabel 1
- Meninjau, mengkaji, dan - Baca layap, sekilas, dan selintas. - Sejenis kegiatan
tertentu dari sebuah menjelajahi atu menyapu bacaan terlalu mendalam dari
52
secara cepat. sebuah bacaan. refeshing saja, karena
- Mengisi waktu
luang/senggang.
tersebut secara cepat dan - Sampling teknik membaca harus ada teknik
bacaan/buku, kata
53
(b) memeriksa bagian
apendiks(jika ada).
abaca,
kata-kata sebelumnya.
54
Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan
Membaca intensif pada hakikatnya adalah studi saksama, telaah teliti, dan
bacaan (tugas) yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap
hari.
cermat
penulis
55
8. Pembaca mencari maksud pengarang, baik yang tersurat maupun
intensif diklasifikasi menjadi dua, yaitu membaca telaah isi dan telaah
bahasa.
Oleh karena itu, dalam membaca intensif pembaca tidak hanya dituntut
untuk sekedar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus
Tabel 2
56
Menurut Menurut Suyatmi & Menurut Haryadi
Tarigan Mujiyanto
Terperinci Mendalam
mendetail
Simpulan:
isi dan membaca telaah bahasa. Penjenisan tersebut berdasarkan atas jenis
bacaan yang dibaca. Membaca telaah isi adalah membaca bacaan nonsastra
bacaan dan bahasa asing dan bahasa sastra dengan penuh seksama untuk
kata.
57
Membaca telaah isi menuntut adanya ketelitian, pemahaman,
dalam bahan bacaan. Membaca telah isi dibagi lagi menjadi empat jenis
ide.
kepentingan studi yang terdiri atas lima tahap, yaitu survai, question,
dikembangkan oleh Robinson pada tahun 1946. Metode ini dibuat untuk
58
istilah surtabaku yang merupakan akronim dari survai, tanya, baca,
katakan, dan ulang. Penjelasan dari kelima tahap dalam SQ3R, akan di
atau tidak.
fleksibel.
sesuai dengan tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam membaca buku
59
bacaan. Pembaca mengenal, menangkap, dan memahami informasi-informasi
yang terdapat dalam bacaan secara tersurat (eksplisit). Pembaca hanya menangkap
tersebut, tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi (implisit) atau makna
Tujuan yang diinginkan oleh pembaca pada umumnya adalah mencari dan
bacaan. Tujuan yang lain selain tujuan umum adalah tujuan khusus.
bacaan,
60
4. menemukan urutan atau susunan organisasi cerita yang ada dalam
bacaan.
Teknik ini perlu dilatihkan terutama untuk pembaca yang sedang belajar
karena teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk membaca telaah atau
membaca studi. Dengan teknik ini, hal-hal yang diperoleh bersifat informatif.
61
Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam, evaluasi, analitis, dan bukan hanya mencari
Cara yang efektif dan efisien untuk mendapatkannya adalah cukup dengan
membaca paragraf awal dan akhir. Paragraf awal sebuah bacaan umumnya
(paragraf isi). Semua pendapat yang akan diuraikan berikutnya ditulis pada
paragraf awal. Artikel yang seperti itu merupakan bacaan yang bersifat deduktif.
Pendapat yang diungkapkan pada akhir bacaan biasanya berupa simpulan. Bacaan
yang demikian merupakan bacaan yang bersifat induktif. Disamping kedua cara
tersebut, pembaca bisa juga menemukan opini pada awal dan akhir bacaan karena
penulis artikel menampilkan opini pada awal bacaan dan diulang diakhir bacaan
dalam bentuk simpulan. Bacaan tersebut dinamakan bacaan yang bersifat deduktif
– induktif.
membentuk menjadi kesatuan topik. Secara umum, tersusun atas bagian awal
62
(pendahuluan), isi (pembahasan), dan akhir (penutup). Bagian awal berisi
pengantar, latar belakang, alasan, tujuan, dan atau masalah yang ingin dibahas.
Bagian isi berisi pembahasan atau solusi tentang hal-hal yang ada pada bagian
awal. Bagian akhir berisi simpulan dan atau saran. Untuk mengetahui organisasi
itu, pembaca membaca secara sekilas bacaan yang dibaca dengan memperlihatkan
tulisan yang ada pada bacaan yang sederhana berupa urutan ide-ide pokok yang
urutan ide-ide pokok, cara mengurutkan ide pokok, dan hubungan antar-ide
pokok. Apabila dibuat susunan atas ide-ide pokok, sebuah bacaan berbentuk
kerangka karangan.
tersebut.
63
Dalam mencari ide-ide dalam suatu bacaan kita dapat menikmati
keunikaan yang terkandung dalam bacaan tersebut. Keunikan dari ide-ide tersebut
kegiatan tersebut muncul ide-ide baru dari hasil kegiatan membaca ini.
Ide dalam sebuah bacaan terkandung dalam paragraf yang disebut ide
pokok. Dalam bahasa Indonesia, ide pokok bersinonim dengan istilah pikiran
utama, pokok pikiran, kalimat pokok, yang semuanya mempunyai arti yang sama
serta mengacu pada pengertian kalimat topik. Gagasan pokok yang menjadi
bahasan sebuah paragraf disebut pokok bahasan atau topik (Sakri 1992:3). Dalam
sebuah paragraf pastilah terdapat kalimat pokok atau kalimat utama, kalimat
Zainuddin (1992:46) paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung ide untuk
mengungkapkan buah pikiran yang dapat berupa satu atau beberapa kalimat. Buah
umumnya dalam suatu paragraf terdapat satu ide pokok atau gagasan pokok yang
dijabarkan sehingga terdapat pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama
biasanya terdapat pada awal paragraf, tengah paragraf, awal dan akhir paragraf
Hal senada juga disampaikan oleh Mustakim (1994:112) paragraf sebagai suatu
Dalam praktiknya, paragraf terkadang hanya terdiri dan beberapa kalimat atau pun
hanya satu kalimat. Namun, jumlah kalimat tersebut bukanlah menjadi ukuran
64
dalam penyebutan paragraf. Hal tersebut karena yang terpenting dalam sebuah
Paragraf adalah bagian bacaan yang mengandung satu satuan gagasan, yang
biasanya disebut dengan ide pokok paragraf (Nurhadi 2005b:69). Lebih lanjut
menurut Nurhadi, beberapa teinpat kalimat utama atau ide pokok antara lain (1)
ide pokok di awal paragraf (kalimat pertama); (2) ide pokok di akhir kalimat
(kalimat penutup); (3) kalimat topik terdapat pada kalimat pertama dan terakhir;
gagasan yang secara struktural maknawi membawakan gagasan yang lain. Oleh
karena itu, inti atau ide pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif
gagasan. Satu paragraf mengandung satu ide, satu pokok pikiran, satu tema, dan
satu gagasan. Paragraf merupakan jalan yang ditempuh oleh penulis untuk
membaca. Dalam satu paragraf ada kalimat pokok atau kalimat kunci. Kalimat itu
Gagasan utama atau ide pokok dalam paragraf merupakan gagasan pokok
yang terkandung dalam paragraf. Gagasan utama atau ide pokok paragraf biasanya
65
terdapat dalam kalimat utama. Kalimat utama pada umumnya berupa kalimat yang
pertanyaannya paling umum dalam sebuah paragraf. Dilihat dari segi tempatnya
kalimat utama pada umumnya berada pada awal atau akhir paragraf. Gagasan
utama atau ide pokok dapat ditemukan dengan menghilangkan bagian atau
Karena masih bersifat umum, gagasan utama atau ide pokok perlu
penjelasan atau rincian. Rincian inilah yang disebut dengan gagasan penjelas.
Dalam suatu wacana biasanya terdapat beberapa kalimat topik yang berasal dari
kalimat topik. Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam.
Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu
pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua,
dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis,
lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, diantaranya dengan (a)
dengan perbandingan, definisi luas, atau campuran (Wagiran dan Doyin 2005:57).
66
Soedarso (2004:64-65) menjelaskan bahwa ide pokok dapat ditemukan di
semua bagian buku. Buku secara keseluruhan mempunyai ide pokok yang umum,
kemudian tiap bab mempunyai ide pokok yang agak spesifik. Setiap bab terbagi
lagi menjadi bagian bab yang mempunyai ide pokok yang lebih spesifik lagi dan
setiap bagian bab terbagi menjadi paragraf yang mengandung ide pokok yang
amat spesifik.
selalu menemukan ide pokok pada setiap buku yang meliputi: (1) ide pokok buku
keseluruhan; (2) ide pokok bab; (3) ide pokok bagian bab/sub-bab; dan (4) ide
pokok paragraf. Jika ide pokok sulit dikenali, Anda perlu membaca semua detail
secara hati-hati agar lebih mudah memahami. Jika ide pokok sudah Anda
dapatkan, Anda dapat menjabarkan detail yang mendukung atau Anda dapat
utama atau ide pokok yang melandasi pengembangan bacaan itu. Maksudnya
adalah ide-ide yang membangun keseluruhan bacaan. Pada dasarnya sebuah teks
bacaan yang utuh adalah sebuah bangun yang terdiri atas gagasan-gagasan yang
lebih kecil. Untuk menangkap ide dasar itu secara cepat yang terpenting bagi
seorang pembaca adalah menyerap ide-ide yang lebih kecil. Ide pokok paragraf,
misalnya. Untuk ini ada semacam petunjuk atau indikator dalam mengenalinya.
67
paragraf. Oleh karena itu, untuk menemukan ide pokok paragraf ini, caranya
adalah dengan mencari kalimat utama. Setelah itu, pembaca bisa mengabaikan
kalimat yang lain. Tempat kalimat utama atau kalimat topik biasanya dapat
Membaca kalimat pertama, kemungkinan ide pokok itu ada di awal paragraf.
Contoh:
Sikap orangtua yang tak mau mengoreksi diri sendiri, tidak mau
remaja. Hal ini merupakan sumber terciptanya jurang pemisah antara anak
dan orangtua. Jembatan akan sulit dibentuk karena orangtua tidak mau
berusaha membantu dunianya sendiri. Sering terjadi gadis yang hamil, nekad
Bila tidak ditemukan pada kalimat pertama, maka pembaca dapat mencari
Contoh:
68
Pertama ada rasa keinginan anak-anak untuk meniru. Kedua ada rasa
keinginan anak-anak untuk diberi tahu. Yang ketiga ada rasa keinginan
aktivitas itu hampir tidak pernah dilakukan. Agaknya jarang para orangtua
atau para guru menyempatkan dirinya untuk bercerita atau mendongeng buat
3) Ide pokok terdapat pada kalimat pertama dan terakhir. Pembaca dapat
mencari pada gabungan antara kalimat pertama dan kalimat terakhir, jika
Contoh:
segala dapat membuat asam arachidon dari asam linol. Namun, kucing tidak
dapat begitu. Kucing memperoleh asam lemak dari lemak binatang. Tanpa
adanya asam lemak, bulunya akan rontok dan gairah seksualnya akan
melalui prosedur satu, dua, dan tiga, maka pembaca harus mencari ide pokok
69
sendiri, sebab ide pokok menyebar di seluruh paragraf. Artinya pengarang
hanya menyatakan ide pokok secara implisit. Pembaca sendiri yang harus
membuat simpulan.
Contoh:
Kalau jarak jauh, sekali waktu Anda akan ketemu dengan kondektur.
Nah, ini bergantung pada besar kecilnya nyali yang Anda punyai. Kalau
Bilanglah, Anda cuma naik untuk jarak dekat. Maka 200 rupiah pun cukup
berdiam dirilah. Hanya dua kondektur untuk seluruh gerbong, sehingga sulit
paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) paragraf yang berpolakan umum-
khusus (deduktif); (2) paragraf yang berpolakan khusus-umum (induktif); dan (3)
umum-khusus.
70
Pertama, paragraf yang berpolakan umum-khusus (deduktif). Kerangka
kalimat topik.
1) transisi (berupa kata atau kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang.
1) Paragraf Deduksi
Contoh:
71
Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu lalu
2) Paragraf Induksi
Contoh:
aku sekali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya, aku terlambat
bangun. Cepat-cepat, aku pergi ke kamar mandi. Ternyata, sabun mandi pun
sudah habis, lupa membelinya kemarin sore. Mau sarapan, nasi hangus. Mau
72
langit. Amboi, tidak hanya terlambat dan badan basah kuyup, tetapi di
kantor dapat omelan dari “boss”. Sungguh sial benar nasibku hari itu.
3) Paragraf Campuran
kalimat pertama dan kalimat terakhir. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat
Contoh:
daerah pinggiran, kini suasana berubah. Irama dangdut tidak lagi dianggap
dengan peralatan grup musik pop. Artis-artisnya tidak kalah hebat dari artis
grup musik terkenal, baik dalam cara berpakaian, bergaya maupun dalam
seperti hotel, klub malam, dan mobil-mobil mewah. Jelaslah bahwa irama
Gagasan pokok suatu paragraf merupakan ide pokok yang terkandung dalam
paragraf. Sebuah paragraf tidak akan sempurna jika hanya memiliki ide pokok
mengetahui apakah kalimat dalam suatu paragraf mengandung ide pokok atau
73
penjelas, dapat diketahui dengan melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat
tersebut.
cara menemukan ide pokok dalam paragraf. Untuk menemukan ide pokok,
menemukan letak ide pokok dalam paragraf; (2) latihan yang menyatakan ide
pokok sebuah paragraf; (4) latihan menemukan ide pokok dengan kecepatan
membaca tinggi.
Setelah mengetahui kata-kata kunci ide pokok paragraf, selanjutnya adalah cara
menemukan ide pokok dalam paragraf. Untuk menemukan ide pokok, seseorang
paragraf secara cepat dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu hams memiliki
diantaranya :
awal paragraf (pada kalimat pertama atau kedua), bagianbagian akhir (pada
74
kalimat terakhir atau kedua dan terakhir), dan gabungan (pada bagian awal
dan akhir);
b) mengetahui ide pokok, biasanya berbentuk kata atau frase, kadangkala ide
pokok terlihat jelas atau tersurat, tetapi ada juga yang tersirat;
c) mengetahui cara menentukan ide pokok, ide pokok dapat dilihat dan kata pada
kalimat utama yang diulang kembali, diganti dengan kata ganti persona atau
kata yang sama arti, dan diikuti kata ganti penunjuk pada kalimat-kalimat
penjelas;
Dengan mengetahui ide pokok suatu paragraf, pembaca dapat mengikuti cara
Penulis dalam mengungkapkan idenya, biasanya dalam bentuk satu atau dua
topik paragraf karena topik itu menjadi subjek pembicaraan. Namun, sering kali
ide pokok tidak dapat diketahui dengan mudah, karena tidak se1manya ide pokok
selalu tersurat dalam sebuah kalimat. Untuk memudahkan dalam menemukan ide
pokok, dapat dilakukan dengan cara (1) menemukan topik terlebih dahulu; (2)
tanyakan pada diri Anda dengan sejumlah pertanyaan, Apa ide pokok paragraf ini
apa sebenarnya yang ingin penulis katakan dengan topik seperti ini? Kalimat
mana yang menyatakan ide pokok itu? (Nuriadi 2008:149). Dalam hal ini,
75
Dan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cara untuk menemukan
2) dapat menggunakan kata kunci sesuai dengan tabel di atas,yaitu kata kunci
untuk mengetahui mana yang termasuk ide pokok atau hanya sebagai kalimat
penjelas saja.
Tabel 3
membaca yang dilakukan Membaca yang dilakukan Membaca yang dilakukan Kegiatan membaca yang i
mencari kesalahan.
2. Metode
2. Metode
Menentukan topik
2. Metode 2. Metode Membaca paragraf
menggunakan kata kun
Metode SQ3R (survai, Pembaca memahami awaldan akhir.
kata kunci antara ide p
76
question, reading, organisasi, hubungan dan kalimat penjelas.
Memperoleh informasi-
fleksibel.
77
Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa asing dan membaca
sastra. Tujuan membaca bahasa asing dalam tataran rendah adalah memperbesar
daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosa kata (developing
vocabulary. Dalam tataran yang lebih tinggi tentu saja bertujuan mencapai
pengkajian.
karya sastra. Unsur keindahan sangat menunjang terhadap hasil karya sastra.
Unsur keindahan antara bentuk dan isi pada karya sastra mempengaruhi
keserasian, keharmonisan pada hasil karya sastra. Oleh karena itu penguasaan
teknik membaca sangatlah dibutujkan. Selain membaca teknik yang tepat kita
membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknik,
membaca emosional dan membaca bebas. Membaca bahasa adalah membaca yang
perbendaharaan yang meliputi kosa kata, struktur kalimat dan ejaan. Membaca
78
kemampuan yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik.
Tabel 3
pemahaman
secara
mendetail
Untuk
memperkaya
kosakata
Untuk
mencapai
kefasihan
Untuk
keindahan dari
79
isi
Terampil dalam
menangkap ide-ide
bacaan
pemahaman M. sastra
Membaca kritis
Membaca ide
80
1. Membaca Telaah Isi menuntut adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan
berpikir serta terampil dalam menangkap ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
Membaca Telaah Isi dibagi menjadi empat jenis yaitu membaca teliti, membaca
hari.
81
pada bacaan. Dalam mencari ide-ide dalam suatu bacaan kita dapat
pokok.
mendalam,
evaluasi, alisitis,
mencari kesalahan
sepenuhnya
menilai
Literal
Yang diperoleh
adalah hasil
MEMBACA INTENSIF
82
Membaca Intensif adalah membaca dengan teliti untuk memahami secara
1. Kuesioner
3. Latihan kosakata
4. Telaah kata-kata
5. Dikte
6. Diskusi umum
tersebut
83
6. Pembaca memperhatikan dengan seksama cara pengarang
MUJIYANTO
cermat teliti
mendalam
halaman
84
1. Membaca Telaah Isi adalah membaca dengan adanya ketelitian,
pemahaman, kekritisan berpikir dan terampil dalam menangkap ide-ide
yang terdapat dalam suatu bacaan, bacaan tersebut meliputi bacaan non
sastra dan non bahasa oleh karena itu perlu dilakukan secara seksama dan
mendetail.
85
Membaca Teliti merupakan membaca yang dilakukan
menelaah tugas.
86
jelas dalam bacaan. Informasi yang digali dari tiap bacaan
READING”.
urutan ketrampilan.
87
Susunan organisasi tulisan:
I. Pendahuluan
a. Pengantar
b. Latar belakang
c. Alasan
d. Tujuan
II. Pembahasan
III. Penutup
a. Simpulan
b. Saran
88
yang disebut ide pokok. Karena bersifat umum suatu
89
dilakukan secara bijaksana dengan
mendalam,
evaluasi, alisitis,
mencari kesalahan
sepenuhnya
menilai
Literal
Yang diperoleh
adalah hasil
90
yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian unsur pikiran bahasa yang
sastra
maupun studi
sangat menunjang.
MEMBACA EKSTENSIF
Membaca Ekstensif adalah membaca secara luas dan dapat disebut juga
91
cepat untuk mendapat hasil bacaan secara efisien. Memahami hal-hal
yang penting saja dan waktu yang dibutuhkan relative singkat. Membaca
hemat waktu, sekilas, cepat, singkat, luas, hal penting, fleksibel. Karena
a) Membaca Survai
yang disurvai adalah bagian awal, bagian isi, bagian akhir. Tujuan
dilakuakan survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan
yang disurvai itu cocok atau tidak, pembaca tidak perlu meneruskan tahap
berikutnya.
92
b) Membaca Sekilas
teknik membaca layap dan selintas, yaitu teknik membaca secepat mungkin
halaman demi halaman. Jenis teknik yang termasuk dalam teknik skimming
berikutnya, dari kalimat awal ke kalimat tengah pada sebuah halaman, dari
c) Membaca Dangkal
pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan
yang dibaca dan dilakukan secara seksama juga bersifat lancer yang bahasa
93
atau hiburan, membaca bacaan ringan dapat mendatangkan kebahagiaan
efisien terlaksana
DIBACA HALAMAN
94
dikritisi, ,Metode ini sanghat cocok untuk pembaca pemula yaitu pembaca
yang baru pertama kali belajar membaca adalah siswa SD kelas 1 atau
Metode Dasar
siswa SD.
a. Metode Abjad
95
belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara
b. Metode Bunyi
d. Metode Lembaga
e. Metode Global
96
Metode Global merupakan metode yang
utuh kembali.
f. Metode SAS
97
b.Metode kata
lembaga
Mengurai kata
menjadi huruf-huruf,
merangkai huruf
menjadi kata.
LEMBAGA tersebut.
98
DENGAN metode ini sama- bacaan merupakan
bacaan merupakan
sebuah keutuhan
setiap unsurnya.
Prosedur pembacaan
bunyi.
Metode Menengah
99
unsur bacaan yang berbentuk huruf, suku kata, kata, dan kalimat
SD.
makna.
100
gagasan penulis dalam bentuk kalimat.
disampaikan penulis.
Metode Lanjutan
sisstem yang terdiri atas S-D4, P2R, S2QR, GPID, PACER, SQ3R, PQ3R,
Metode S-D4
101
Pembahasan mengenai S-D4 adalah sebagai berikut :
utama bacaan.
membaca
Membaca Sepintas
Metode P2R
ini:
102
o Preview adalah membaca sepintas lalu untuk
kesulitan bacaan.
Metode S2QR
103
o Reading merupakan kegiatan membaca tabel secara
Metode GPID
development.
tujuan tersebut.
104
o Development adalah proses evaluasi dan proses
Metode PACER
review.
baca.
105
o Expedite atau mempercepat merupakan kegiatan
Metode SQ3R
berikut.
buku.
pertanyaan-pertanyaan
bacaan.
106
o Recite adalah tahap keempat dari metode SQ3R
kata sendiri.
Metode PQ3R
review.
107
o Review adalah tahap akhir dalam kegiatan pembaca
dibaca.
Metode PQRST
kesulitan bacaan.
dibacanya.
108
o Tes adalah tahap terakhir yang berwujud kegiatan
buku.
kesulitan bacaan.
kata sendiri.
109
o Review adalah kegiatan pembaca untuk memeriksa
dipahami.
Metode OK5R
dan mempunyai kaitan yang erat. Ketiga istilah itu membentuk sebuah sistem
yang tersusun atas tiga tingkatan hierarki (Hubbard dalam Subiyakto 1993:9).
Pendekatan mendasari atas metode yang dipilih, metode mendasari atas teknik
yang dipilih. Hubungan ketiga istilah tersebut secara hierarki dibagankan oleh
Bagan 1
110
Berdasarkan bagan itu, satu pendekatan dapat mendasari beberapa metode dan
Pendekatan yang mewarnai dalam mengkaji buku ini ada tiga, yaitu
dan teori yang digunakan untuk mengupas bahasan tersebut berasal dari disiplin
psikologi. Psikologi dijadikan dasar kajian karena pada dasarnya membaca adalah
informasi yang diterima. Proses mental kognitif yang lain dalam proses membaca
adalah proses terkait dengan perasaan atau emosi. Selain proses mental kognitif,
kajian dalam buku ini juga memanfaatkan pendekatan psikologi dari tinjauan
111
Pendekatan kedua yang dijadikan dasar adalah pendekatan linguistik.
membaca bacaan. Bacaan merupakan simbol atau lambang tulis yang tersusun
atas unsur linguistik. Unsur linguistik yang ada dalam bacaan berupa fonem
(dalam bentu grafem), suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Disamping itu, ada kajian linguistik yang dapat dipakai menjadi dasar dalam
proses mental kognitif. Semantik digunakan untuk sebagai dasar dalam hal
bentuk huruf; pengenalan unsur-unsur linguistik suku kata, kata, frase, klausa,
dengan proses yang dilakukan oleh otak. Keterampilan pemahaman terkait dengan
memahami unsur-unsur yang ada dalam bacaan dan di luar bacaan. Unsur dalam
bacaan yang dipahami meliputi pemahaman kata, frase, klausa, kalimat, dan
wacana serta hubungan antar-unsur tersebut. Unsur yang ada di luar bacaan adalah
Hakikat Membaca
112
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
(Haryadi 2007:4).
kata-kata tulis(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning).
Dengan kata lain Anderson dalam Tarigan (1979:7) mengatakan bahwa kegiatan
yang bermakna.
Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa
yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai
suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat (tulisan).
Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan interpretasi pembaca
113
sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan berubah berdasarkan
oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami
merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi
makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan
sekilas.
Membaca adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Dengan
membaca, pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal baru yang tidak
kita ketahui sebelumnya. Bila sebelumnya membaca identik dengan buku, maka
di jaman yang serba digital ini membaca tidak hanya terpaku pada membaca buku
# MIKKEL BIRKEGAARD
Membaca adalah sebuah proses rumit, mulai dari kata di halaman di hadapanmu
114
mengumpulkannya menjadi suku kata sampai akhirnya kita mampu
# NORA EPHRON
Membaca merupakan cara yang sangat sehat untuk mengobati attention deficit
disorder1
# ISMAIL KUSMAYADI
# DAUD FIRMANSYAH
lebih kompleks
# SRI WAHYUNI
115
# BURNS DKK, 1984
mental karena secara garis besar ada 2 hal dasar dalam membaca, yaitu proses
# ROOIJAKERS
Membaca merupakan suatu cara atau suatu sarana untuk memelihara tingkat
Membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat
peradaban manusia
# DINNA FERDIANTI
dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu
116
bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental
Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan
Diperjelas oleh pendapat Smith (Ginting, 2005) bahwa membaca merupakan suatu
(www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf ).
Proses membaca menurut Burn, Roe dan Ross (1984) merupakan proses
kata yang dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tatabahasa dari
kata-kata yang ditulis penulis, mengenali hubungan antara simbol dan suara antara
mengingat apa yang merela pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan
fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.
Dijabarkan juga oleh Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu
metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-
kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat
117
makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.
proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur
bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu
Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa membaca
merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
memutuskan, dan mengevaluasi hal yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang
seseorang. Secara umum orang menilai bahwa membaca itu identik dengan
Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang membaca, maka
seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dari simbol-
kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan
penulis, mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-
118
ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses
berpikir.
Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross, 1984) menggaris bawahi juga
menegasakan hal yang sama bahwa membaca lebih dari sekedar mengenali kata-
kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat, merasakan dan mendefinisikan
memilih cara alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan
atau cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal
transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu,
problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.
oleh Wassman & Rinsky (Ginting, 2005), sebagai proses penglihatan, membaca
119
(Ginting, 2005), membaca menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita
pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang
pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Hal ini senada dengan yang
proses mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan
bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat
bahwa kegiatan membaca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan
interaktif.
(www,depdiknas.go.id/jurnal/37/perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm).
120
Lebih jauh lagi Cole (1963) menjelaskan bahwa membaca dapat juga
menimbulkan rasa aman dan merealisasikan diri dalam kehidupan pribadi seperti
hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kelompok, perubahan sikap, ide-
disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut
sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan
long learning).
membaca, yaitu:
yang formal.
121
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain
lambang tertulis.
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan
akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual
akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan
yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
informasi di dunia ini dapat ditangkap dan dicerna dengan cepat dan mudah.
hari manusia.
pesa yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Karena rumit dan
122
kompleks, membaca menjadi beraneka ragam atau berjenis-jenis. Menurut
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam
kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi
berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan
penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan
Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh
karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi
123
Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali
informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram
seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa)
Pengertian membaca
Tidak ada konsep yang baku untuk pengertian membaca, sehingga ada banyak
124
tuturan tertulis yang dibaca; proses berpikir dan bernalar, atau sebagai proses
tidak mungkin ada pengertian yang baku, yang ada hanya ragam pengertian yang
umum popular ke pengertian yang teknis ilmiah (2) pengertian yang sangat sempit
(3) pengertian yang tanpa dasar ke perngertian yang secara kaku berdasarkan
faktor, yaitu yang pertama, kenyataan bahwa apa yang biasa disebut membaca itu
adalah sesuatu yang sangat rumit dan unik pula keadaannya. Sehingga belum ada
seorang ahlipun yang berhasil merumuskan membaca dengan tepat. Pasti masih
(1) teori atau pendekatan yang digunakan sebagai landasan. Penganut teori
persepsi.
(2) tujuan atau maksud batasan membaca yang disusunnya. Bagi orang yang
125
(3) pemilihan aspek masalah membaca yang dijadikan pusat perhatiannya. Orang
definisi yang berbeda dengan orang yang memusatkan pikiran pada aspek
pemahaman.
(1) pengertian yang sempit, menganggap membaca itu sebagai proses pengenalan
simbol-simbol tertulis.
(2) Pengertian yang agak luas, pengertian ini memasukkan pula di samping
penyusun bacaan di satu pihak, dan proses pemaduan berbagai unsure makn
(3) pengertian yang luas, meliputi pula proses atau kegiatan memberikan reaksi
hubungan isi bacaan itu dengan suatu masalah kehidupan yang lebih luas serta
126
Pengertian yang ketiga di atas cenderung lebih dipilih karena pada
dasarnya dalam membaca, pembaca adalaoh pihak yang aktif bukan pasif.
aktif yaitu respon yang berupa kegiatan mengolah atau menganaliss tuturan
tertulis itu.
Ketiga, pengolahan terhadap tuturan tertulis yang diresponnya itu tidak teratas
pada tuturan tertulis itu sendiri, tetapi diperhatikan pula tautan serta dampaknya
Jadi dapat ditarik batasan tentang membaca yaitu, membaca adalah porses
pemahaman yang bersifat meneluruh tentang bacaan itu, dan penilaia terhadap
Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi sendiri dalam studi membaca
127
1. Suatu teori membaca digunakan untuk membantu pihak-pihak yang bermaksud
3. Suatu tepri membaca mutlak diperlukan bagi siapa yang ingin melakukan
oleh Good man untuk memerikan proses membaca kemudian direvisinya karena
Chomsky sebagai acuan kerja untuk memberikan proses membaca dalam bentuk
suatu model yang dikenal dengan Model Membaca Goodman. Model ini
128
faktor telah dibuktikan berpengaruh lewat studi dan penelitian yang bersifat
eksperimentatif, yaitu merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
didik sebagai pihak yang membaca dan yang belajar membaca (faktor dalam), dan
faktor–faktor yang berasal dari luar diri anak didik dalam hubungannya denagn
Beberapa studi dan penelitian yang mengkaji kedua jenis faktor inilah
1. Faktor intelegensia
Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan mental atau potensi belajar telah
2. Faktor Sikap
Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifanya dalam mereaks, sesuatu
oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji pengaruhnya terhadap
keterampilan membaca bekerja secara lebih baik dan lebih akurat. Pengajran
Perbedaan kelamin atau seks, yaitu antara laki-laki dan perempuan, juga
129
telah diteliti secara eksperimental sebagai factor yang berpengaruh dalam belajar
membaca. Tokoh yang meneliti : stroud bersama Lindquist (1942), pauley (1951),
Hamper dalam penelitian yang dilakukan oleh para tokoh tersebut membuktikan
bahwa factor perbedaan ada pengaruhnya terhadap proses belajar membaca dan
pengaruh tersebut hanya bekerja pada siswa usia muda saja,pengaruhnya ialah:
1. siswa putri lebih unggul dalam belajar membaca daripada siswa putra pada saat
2. Diatas kelas 3 kelas permulaan ini ternyata perbedaan kelamin tidak merupakan
bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang menerapkan
pendekatan konsep tua dan pendekatan emperikal. Salah satu tokoh yang
terkemuka dalam penelitian yang terakhir ialah J.R Bormuth, dalam laporan
pemahaman bacaan.
b) Faktor anaphora
130
c) Faktor kekomplekan kalimat yang menyangkut masalah transformasi kalimat.
ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah faktor yang
tergolong SES. Faktor ini telah dibuktikan lewat penelitian experimental yang
dilakukan Hill dan Giametto (1963), Carson dan Rabin (1960), dan Boykin (1955)
semacam kesepakatan bahwa SES adalah faktor dari luar diri seseorang yang
(1). Bahan yang disajikan secara dua arah (twesided presentation) lebih efektif
131
(2). Penyajian satu arah lebih efektif daripada yang dua arah sepanjang pembaca
Selain itu dari penelitian Katz dan Lazarsteld (1955) menyimpulkan bahwa
makin spesifik sifat sugesti isi bacaan bertautan dengan kepribadian pembaca,
menemukan bahwa bahn bacaan yang struktur kalimatnya sama dengan unsur
kalimat bahasa lisan yang dikuasai siswa jauh lebih mudah dipahami daripada
sebaliknya.
Dan Space bersama Space (1969) menemukan bahwa bahasa bacaan dari
pengarang yang sudah punya nama baik lebih mudah dipahami oleh pembaca
formula keterbacaan seperti yang dikemukakan oleh Dalechall, Lorge, Space, dll.
adalah bukti nyata dari peranan pengaruh bahasa bacaan itu. Sejalan dengan
bacaan dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh orang yang membacanya.
Dengan kata lain dibuktikan pula secara eksperimentatif bahwa bahasa bacaan
132
berpengaru terhadap prose pemahaman bacaan (Sadtono, E., Test Bahasa, Malang
7. Faktor guru
Perilaku guru dalam membina anak didik dalam belajar membaca ternyat
133
Berdasarkan keseluruhan uraian di muka serta sejumlah hasil penelitian yang telah
1. Membaca adalah proses yag sangat rumit dan unik pula sifatnya. Rumit karena
banyak faktor yang yang bekerja dalam proses membaca serta unik karena relatif
tulis yang terususn dari material bahasa, tertata dalam tatatuturan tertentu dan
bacaan itu.
faktor baik dari dalam diri pembaca sendiri maupoun berasal dari luar.
Membaca, Baca – Kegiatan membaca bersama antara anak dan orang tua
berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program membaca
bersama antara orang tua dan anak, anak-anak jadi suka mengisi waktu luangnya
dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama orang dewasa yang
lain, suka membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di
dukungan instrumental untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua
134
agar terlibat secara efektif dalam program membaca keluarga merupakan
dukungan informatif yang sangat berguna bagi orang tua untuk memberikan
dukungan penghargaan dan emosi kepada anak saat mereka membaca bersama.
Salah satunya yang paling sering dilakukan adalah melalui membaca. Ini
artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau pandangan sebagai
alat utamanya. Jika diperluas lagi, pengertian membaca di sini sebenarnya tidak
hanya persepsi visual terhadap bentuk rangkaian kata-kata (verbal) tetapi juga
lain dengan perantaraan tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan). Tujuannya
Pesan Sponsor
prosedur konsep, definisi, nama, peristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan
lebih dari itu, melalui aktivitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan
135
kognitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga
Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang
besar minat bacanya pastilah bangsa yang maju. Mereka akan membaca dalam
setiap kesempatan contohnya terlihat tidak hanya dalam perpustakaan umum dan
membaca.
membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
kata/bahsa tulis, 7) dari segi linguistic, membaca adalah suatu proses penyandian
136
berdasarkan interprestasi fonetik terhadap ejaan-ejaan biasa) menjadi/menuju
membaca lisan (oral reading), 10) membaca dapat pula dianggap suatu proses
untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung didalam kata-kata yang tertulis, dan 11) membaca adalah memahami
kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Kegiatan tersebut
tertentu, misalnya tulisan Latin, Arab, Cina, dan sebagainya. Pembaca secara
bahasa (kata, frase, kalimat) dalam urutan secara linier. Apabila perlu
d Mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, logis, dan sistematis
137
pokok kegiatan ini. Gerak mata pembaca mengikuti alur tulisan dari kiri ke
kanan dan sesekali terjadi gerak balik berhenti sejenak pada satu kata atau
kembali ke atas melihat kembali kata atau kelompok kata yang telah
dengan teks bacaan. Proses pemahaman terhadap isi suatu bacaan dapat
f Memahami hubungan antara gambar bunyi dan bunyi, serta hubungan antara
kata dengan artinya. Hal ini terjadi pada saat membaca bersama ataupun
138
telah dipelajari di masa lalu dab dari bacaan. Pembaca harus berpikir secara
tentang sesuatu. Dalam hal ini membaca diartikan sebagai proses belajar.
Dari lingkup ini dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca dibagi menjadi
tiga, yaitu pertama, pengertian sempit maksudnya membaca hanya sebagai proses
membaca sebagai proses pemaduan atau penataan berbagai unsur makna menjadi
satu kesatuan ideal. Ketiga, pengertian luas yaitu dari kedua hal diatas juga
139
membaca membaca merupakan proses atau kegiatan memberikan reaksi kritis
terhadap bacaan dalam menentukan signifikasi, nilai, fungsi, dan hubungan isi
bacaan itu dengan suatu masalah kehidupan yang lebih luas serta dampak dari
menangkap makna tersurat, makana antar baris, makna di balik baris, tetapi juga
hari.
Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku
menentukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keterampilan
dua hal. Pengertian yang pertama yaitu membaca teks-teks yang terurai dari huruf
demi huruf kemudian membentuk kata lalu terangkai dalam kalimat dan padu
140
bagaimana terjadinya siang dan malam, peredaran planet mengelilingi matahari,
membaca dapat menjadi sarana mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Universitas Padjajaran, membaca adalah berfikir. Tidak ada manusia yang hidup
terpaan informasi, kata Krech, dkk, (1968). Demikian pula kata Dwyer (1978)
141
bahwa perilaku manusia bisa berubah karena membaca, meskipun membaca
membaca. Demikian pula pristiwa yang terjadi di berbagai tempat di dunia ini bisa
Adalah hal keliru jika memandang aktifitas membaca seolah-olah hanya “milik
tidak perlu lagi melakukan aktifitas membaca. Membaca pada dasarnya milik
semua orang dan siapapun dapat melakukannya. Demikian juga dengan bahan
yang dibacanya, tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang “serba serius”,
dalam arti memerlukan proses kognisi tingkat tinggi, tetapi juga dapat berupa hal-
hal yang ringan dan sederhana untuk sekedar memenuhi rasa ingin tahu seseorang,
misalnya untuk memperoleh informasi tentang hasil pertandingan sepak bola, atau
Freire, makna membaca menurut Paulo Freire bukan sekedar berjalan atau
yang dibaca. Membaca adalah menemukan hubungan antara teks dan konteks dari
142
teks bersangkutan, dan bagaimana menghubungkan antara teks atau konteks
sampai dibuatkan rumus segala. Membaca seolah suatu kegiatan yang perlu
selanjutnya, ternyata kecepatan membaca itu tidak harus selalu sama, tetapi
Sutrisno menyatakan bahwa ada kebiasaan yang kurang baik yang sering
membaca bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan
membaca diam.
c. Menunjuk dengan Jari. Untuk menunjuk agar tidak ada kata-kata yang terlewati
maka kita melakukan dengan bantuan jari atau pensil menunjuk kata demi kata.
Cara tersebut sebenarnya harus kita tinggalkan karena tidak memberi kepercayaan
143
kata yang baru dibaca itu menghambat serius dalam membaca.
kiri ke kanan untuk dapat membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Setelah
dewasa, penglihatan kita telah mampu secara optimal sehingga cukup mata saja
yang bergerak.
Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca anak,
yaitu faktor personal dan faktor institusional. Faktor personal adalah yang ada
dalam diri anak, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan
bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar
belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya anak.
Ada banyak kiat yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca
a. Memperkenalkan buku-buku. Cara ini dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran
maupun guru perpustakaan. Buku yang diperkenalkan dapat berupa fiksi dan
nonfiksi.
sekali, misalnya, Umar Kayam, Y.B. Mangun Wijaya, Rendra, Taufik Ismail dan
lain-lain.
c. Pameran buku, biasanya dapat dilaksanakan dengan bekerja sama antara toko
144
buku atau penerbit.
d. Majalah dinding hingga dewasa ini masih merupakan media sederhana untuk
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik dengan melisankan
strategi,
kelancaran,
pembaca, dan
teks.
pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca
145
Pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari membaca.
membaca dalam bahasa pertamanya (L1). Karena itu, menurut Anderson, kalau
sudah dapat membaca dalam satu bahasa maka tidak perlu belajar baca dalam
bahasa asing lainnya (L2), tetapi hanya perlu mentransfer keterampilan untuk
membaca konteks baru dalam bahasa lain (tapi kita akan melihat kendala dari
pernyataan ini. Baca sub Kendala Membaca: Tantangan Solusi) Proses Baca Ada
terendah. Dalam hal ini siswa membaca mulai dengan dasar pengenalan tulisan
Pengertian Membaca
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
146
kelompok katayang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan
yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu
b a h a s a l i s a n ( o r a l l a n g u a g e m e a n i n g ) y a n g m e n c a k u p pengubahan
tersebut.
(meaning).
147
p r o c e s s ) , d a n membaca sebagai suatu penafsiran atau interpretasi
makamembaca pun dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita
tertulis.
148
e j a a n berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa)
untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
(Anderson1972 : 211).
meaningt o a n d g e t t i n g m e a n i n g f r o m p r i n t e d o r w r i t t e n
proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para
oditori yang samayang telah mereka tanggapi sebelum itu. Menyimak dan
149
berbicara haruslah selalum e n d a h u l u i kegiatan membaca. Ketika
tegun melakukannya.
Oleh karena itu maka penting sekali diingat agar setiap kesulitan
Membaca
membaca.
150
melisankan, mempersepsi penerapan keterampilan kognitif dan pemahaman
membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
kata/bahsa tulis, 7) dari segi linguistic, membaca adalah suatu proses penyandian
membaca lisan (oral reading), 10) membaca dapat pula dianggap suatu proses
untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung didalam kata-kata yang tertulis, dan 11) membaca adalah memahami
kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Kegiatan tersebut
tertentu, misalnya tulisan Latin, Arab, Cina, dan sebagainya. Pembaca secara
bahasa (kata, frase, kalimat) dalam urutan secara linier. Apabila perlu
151
matanya.pembaca harus dapat membedakan kata-kata atau satuan kata yang
l Mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, logis, dan sistematis
pokok kegiatan ini. Gerak mata pembaca mengikuti alur tulisan dari kiri ke
kanan dan sesekali terjadi gerak balik berhenti sejenak pada satu kata atau
kembali ke atas melihat kembali kata atau kelompok kata yang telah
dengan teks bacaan. Proses pemahaman terhadap isi suatu bacaan dapat
152
n Memahami hubungan antara gambar bunyi dan bunyi, serta hubungan antara
kata dengan artinya. Hal ini terjadi pada saat membaca bersama ataupun
telah dipelajari di masa lalu dab dari bacaan. Pembaca harus berpikir secara
tentang sesuatu. Dalam hal ini membaca diartikan sebagai proses belajar.
153
2. Orang dan atau kelompok orang dalam merumuskan pengertian membaca
Dari lingkup ini dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca dibagi menjadi
tiga, yaitu pertama, pengertian sempit maksudnya membaca hanya sebagai proses
membaca sebagai proses pemaduan atau penataan berbagai unsur makna menjadi
satu kesatuan ideal. Ketiga, pengertian luas yaitu dari kedua hal diatas juga
terhadap bacaan dalam menentukan signifikasi, nilai, fungsi, dan hubungan isi
bacaan itu dengan suatu masalah kehidupan yang lebih luas serta dampak dari
menangkap makna tersurat, makana antar baris, makna di balik baris, tetapi juga
hari.
kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam
154
karena bagian-bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan
terlibat didalamnya. Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan
makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca, dan bukan mengenali
Burn, Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang membaca,
maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dari
dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang
menggunakan ide-ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini
bawahi juga menegasakan hal yang sama bahwa membaca lebih dari sekedar
mengenali kata-kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat, merasakan dan
menolak atau menguasai jalan atau cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa
cara dari hasil yang evaluasi. hal tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari
berpikir.
155
Membaca adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh
Burn, Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang membaca,
maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dari
dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang
menggunakan ide-ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini
pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri
untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan,
sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat
156
mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan
dan memahami problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai
suatu kesenangan.
pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang
pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Hal ini senada dengan yang
mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa
mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat bahwa
157
kegiatan membaca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif.
(www,depdiknas.go.id/jurnal/37/perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm).
Lebih jauh lagi Cole (1963) menjelaskan bahwa membaca dapat juga
menimbulkan rasa aman dan merealisasikan diri dalam kehidupan pribadi seperti
hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kelompok, perubahan sikap, ide-
disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut
sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan
long learning).
158
mengikuti logika dan pola tatabahasa dari kata-kata yang ditulis penulis,
mengenali hubungan antara simbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin
untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang merela
pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui
minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca. Dijabarkan juga oleh
Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
mendefinisikan secara
singkat, membaca adalah memetik serta memahamai arti makna yang terkandung
membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam
kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah
Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa membaca
merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
memutuskan, dan mengevaluasi hal yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang
159
seseorang. Secara umum orang menilai bahwa membaca itu identik dengan
belajar, dalam arti memperoleh informasi. Membaca adalah proses berpikir, hal
tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika
seseorang sedang membaca, maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang
membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti
pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses berpikir.
Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross,1984) menggaris bawahi juga
menegasakan hal yang sama bahwa membaca lebih dari sekedar mengenali kata-
kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat, merasakan dan mendefinisikan
memilih cara alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan
atau cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. Hal
tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir. Stauffer (Petty &
memahami problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu
160
kesenangan. Ginting (2005) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses
dijabarkan oleh Wassman & Rinsky (Ginting, 2005), sebagai proses penglihatan,
kita persepsi. Proses membaca juga meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan
pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang
Lebih jauh lagi, Bowman and Bowman (Sugiarto, 2001) mengemukakan bahwa
pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Hal ini senada dengan yang
mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa
mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat bahwa
kegiatan membaca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif.
(www,depdiknas.go.id/jurnal/37/ perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm).
Ditegaskan oleh Cole (1963) bahwa membaca mempunyai nilai besar untuk orang
161
tekanan, bekerja dengan penuh inisiatif, mendapatkan informasi untuk
memecahkan konflik dan mengenali karakter dengan mudah. Lebih jauh lagi Cole
(1963) menjelaskan bahwa membaca dapat juga menimbulkan rasa aman dan
merealisasikan diri dalam kehidupan pribadi seperti hubungan yang lebih baik
dengan keluarga dan kelompok, perubahan sikap, ide-ide baru serta semakin
dalam kehidupan. Berbagai definisi membaca telah dipaparkan diatas, dan dapat
disimpulkan
bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut seseorang untuk
komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan
learning).
162
M. Permulaan
M. Nyaring M. Teknik
M. Indah
M.
Survay
Membaca M. M.
Ekstensif Sekilas
M.
Dangkal
M. Dalam M. Teliti
Hati M.
M. Telaah Pemahaman
Isi
M. kritis
M. Intensif M. Ide
M. Telaah M. Bahasa
Bahasa M. Sastra
Menurut Broghton (dalam Tarigan 1986:11) ada dua aspek penting dalam
bersifat pemahaman.
163
retorikal); b)memahami signifikasi atau makna, antara lain maksud dan tujuan
yang fleksibel.
Membaca dalam hati dibagi menjadi dua, yaitu : a) membaca ekstensif, dan
ASPEK-ASPEK MEMBACA
164
Pengenalan unsur-
unsur linguistik
Keterampilan
Mekanis Pengenalan hubungan
bunyi dan huruf
Kecepatan membaca
lembat
Aspek-aspek
membaca
Pemahaman
pengertian sederhan
Pemahaman
Keterampilan signifikasi/makna
Pemahaman
Evaluasi/penilaian
isi dan bentuk
Kecepatan membaca
fleksibel
165
Berdasarkan urauian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua aspek
Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu:
dan lain-lain).
166
c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
keadaan.
tokoh, dll.
167
(a) menafsirkan ide pokok paragraf;
problematis;
(c) menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
168
(f) membuat ringkasan.
keseluruhan;
(b) menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;
(c) menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau
fantasi pengarang;
yang dibuat;
(f) menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa,
1. Tujuan membaca
mencakup isi, memahami makna bacaan. Akan tetapi masih banyak lagi tujuan
dilakukan oleh sang tokoh, apa saja yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita apa saja yang dipelajari oleh sang
169
tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,apa
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihakan oleh si pengarang kepada
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak wajar mengenai
seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, apakah cerita itu benar atau tidak
Aktivitas Membaca
membaca sebagai suatu proses dan membaca sebagai suatu produk. Membaca
kompleks dan rumit karena melibatkan berbagai aktivitas. Baik aktivitas tersebut
Aspek Membaca
170
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut
diantaranya adalah aspe sensori, aspek perceptual, aspek skemata, aspek berpikir
dan aspek afektif. Aspek sensori adalah kemampuan untuk memahami symbol-
informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada. Aspek berpikir
adalah kemampuan membuat evaluasi dari yang telah dipelajari, kemampuan ini
berbeda tiap individu. Aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan minat
pemahaman membaca yang baik. Yakni terciptanya komunikasi yang baik antara
menjadi makna frase, klausa, kalimat dan akhirnya makna seluruh bacaan.
Pemahaman akan makna bacaan ini tidak mungkin terjadi tanpa pengetahuan yang
171
Informasi grafonik hanya dapat diperoleh bila seseorang telah mampu
mengenali huruf sebagai lambang bunyi bahasa dalam kaitannya dengan kata dan
permulaan. Dalam kegiatan itu siswa belajar menyuarakan huruf, membaca kata-
pembaca pada keadaan pasar seperti yang pernah dikenal. Ini berarti bahwa
makna suatu bacaan akan ditafsirkan oleh pembaca menurut latar belakang
Aspek Kognitif
mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses membaca tersebut, sehingga
seseorang yang memilki minat membaca akan mengerti dan mendapatkan banyak
172
manfaat dari aktivitas membaca yang dilakukannya dengan kepuasan yg diperoleh
Aspek Afektif
aktifitas yang diminati akan terbangun seperti aspek kognitif. Aspek afektif dari
pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung
terhadap aktifitas yang diminati. Seseorang yang memiliki minat membaca yang
tinggi akibat dari kepuasan dan manfaat yang didapat maka seseorang tersebut
baca adalah:
bagi seseorang.
173
7. Bersifat mantap dengan kata lain tidak bersifat sementara saja
Meskipun dewasa ini ada puluhan teknik pengajaran bahasa dilontarkan dan
dikenalkan oleh para pakar pendidikan dan pengajaran bahasa, tampaknya elemen
dasar pendidikan bahasa secara tradisional tetap tidak dapat dibuang begitu saja.
Para guru, instruktur, dosen, dan bahkan guru besar boleh saja menggunakan
pendekatan dan teknik terbaru dalam pengajaran bahasa, tetapi tetap saja
pengenalan kata, frase, klausa, kalimat, paragraf dan kemudian wacana tidak
dapat melepaskan diri dari elemen dasar dan pendekatan tradisional di atas. Begitu
sebuah teknik pembelajaran. Pada dasarnya penilaian yang dilakukan pun tidak
dapat dilepaskan dari penilaian empat (atau bahkan lima) faktor di atas.
Bagaimana sebuah pendekatan dapat dikatakan berhasil dan berdaya guna kalau
unjuk kerja siswa (atau mahasiswa) yang menggunakan pendekatan tersebut tidak
membaca, menulis?
Berikut ini akan dibicarakan salah satu aspek elemen dasar kegiatan pembelajaran
174
mekanis kegiatan dan kemampuan membaca. Diharapkan dengan mengenal aspek
ini, para instruktur dan tenaga pengajar bahasa pada semua tingkatan dapat
Apakah mata tersebut bergerak dengan lembut, seperti ketika mengawasi seekor
burung yang sedang terbang atau menyaksikan pesawat terbang yang sedang
mendarat? Atau apakah mata bergerak, berhenti, bergerak, berhenti lagi, bergerak
Penelitian dalam ranah ini jelas menarik bagi para ilmuwan pendidikan yang
diperkirakan banyak menarik minat para instruktur pengajaran bahasa yang lebih
Salah satu metodologi yang digunakan untuk meneliti pergerakan mata, yang
menurut penggagasnya dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja dalam kelas
seseorang ketika dia sedang membaca. Apakah mata si pembaca bergerak dengan
175
lembut? Jika mata tersebut bergerak dengan lembut, maka dapat dipastikan bahwa
Lebih jauh pakar pendidikan ini mengatakan bahwa dalam kenyataannya, tentu
hanya dapat dibaca apabila mata tidak bergerak. Hanya apabila mata berhenti
bergerak, atau terpusat pada satu bagian dari kata, pada satu kata, atau pada satu
frase, maka barulah si pembaca mendapatkan apa yang dinamakan citra visual.
berhenti lagi jika si pembaca ingin mendapatkan citra visual yang lain. Atau
dengan kata lain, dalam membaca mata seorang pembaca haruslah berhenti,
bergerak, berhenti lagi, bergerak lagi, dan seterusnya, jika dia menginginkan
berkelanjutan dan bukannya hanya satu kata saja, proses berhenti dan bergerak ini
mungkin memerlukan waktu tidak lebih dari seperenam detik. George D. Spathe
rentang jarak yang diperlukan sepasang mata dalam membaca tidak dapat
melebihi tiga kata, atau dengan kata lain seorang pembaca yang paling cepat
sekali pun, berdasarkan hasil penelitian ini, tidak akan mampu membaca lebih
banyak dari tiga kata dalam satu periode tertentu sebelum dia menggerakkan
176
Dengan memahami kenyataan sederhana ini, yang semakin lama cenderung
semakin dilupakan oleh para pengajar bahasa, diharapkan para pengajar dapat
bersikap lebih arif jika mereka menggunakan sarana bacaan untuk mengajar
murid-muridnya.
Setelah membaca tiga kata, mata pembaca harus bergerak pada kumpulan tiga
kata berikutnya. Pergerakan inilah yang oleh para pakar pendidikan bahasa
cepat sekitar 1/30 detik. Waktu ini hanya dapat dilakukan oleh seorang pembaca
yang baik dan tentunya waktu ini akan bertambah jika dilakukan oleh pembaca
Jadi, jika hasil kedua penelitian ini digabungkan, akan didapatkan bahwa jumlah
waktu total yang dibutuhkan oleh seorang pembaca yang baik untuk membaca tiga
buah kata dan kemudian berpindah pada kelompok tiga kata berikutnya adalah
seperenam detik ditambah sepertiga puluh detik atau sama dengan seperlima
detik. Atau dengan kata lain, dalam satu detik, seorang pembaca yang baik
diperkirakan mampu membaca sekitar 15 kata, atau sekitar 900 kata dalam satu
Tetapi dalam kenyataannya kemudian terbukti bahwa angka ini sulit sekali dicapai
jika diingat bahwa kalimat-kalimat dalam satu bacaan tidak selalu berkelompok
lebih banyak lagi untuk satu baris dan ini bermakna mengurangi jumlah kata yang
177
Tujuan Membaca
telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus,
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang
bagian cerita apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga atau
adegan dan kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui
merasakan cara itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
178
kepada pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas apa yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar-benar atau tidak. Ini disebut membaca untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh,
apa yang lucu dalam ceita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar, ini
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
sang tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
membaca, yaitu :
179
c. Membaca untuk tujuan menagkap garis besar bacaan
f. Membaca untuk mencari keterngan tentang suatu istilah ini disebut membaca
menyebutkan bahwa pada dasarnya, tujuan membaca ialah mamahami apa yang
memahami mengapa, siapa, bagaimana, kapan, dan dimana terjadi suatu peristiwa.
Secara lebih khusus mulyati, masih dari sumber yang sama beliau
180
10) Untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan;
a Untuk mengerti atau memahami isi atau pesen yang terkandung dalam suatu
dunia ini; aktif dan emisional, yakni yang digunakan seseorang untuk
b Dengan membaca buku, pembaca dibawa dalam dunia pikiran dan renungan;
c Dengan membaca orang menjadi memesona dan merasa nikmat dalam tutur
katanya
Dari beberpa tujuan membaca di atas, yang dimaksud tujuan membaca dalam
penelitaian ini adalah untuk kepentingan studi, untuk mencari informasi dan
181
Demikian adalah beberapa hal tentang tujuan seseorang melakukan aktifitas
membaca.
Manfaat Membaca
Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi tersendiri dalam studi
apa yang disebut membaca. Atau setidak-tidaknya mereka memiliki suatu konsep
tentang membaca yang tentunya akan memudahkan mereka untuk berbicara lebih
banyak lagi tentang membaca itu. Kedua, khusus bagi pengajaran pembuna
membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukannya dalam membaca dan
kerangka acuan kerja, sebagai dasar pembatasan masalah, dan sebagai nalar
pemusatan penelitiannya.
Menurut Broghton (dalam Tarigan 1986:11) ada dua aspek penting dalam
bersifat pemahaman.
182
3 Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills). Aspek ini meliputi,
retorikal); b)memahami signifikasi atau makna, antara lain maksud dan tujuan
yang fleksibel.
Membaca dalam hati dibagi menjadi dua, yaitu : a) membaca ekstensif, dan
183
Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai aspek-aspek membaca
ASPEK-ASPEK MEMBACA
Pengenalan unsur-
unsur linguistik
Keterampilan
Mekanis Pengenalan hubungan
bunyi dan huruf
Kecepatan membaca
lembat
Aspek-aspek
membaca
Pemahaman
pengertian sederhan
Pemahaman
Keterampilan signifikasi/makna
Pemahaman 184
Evaluasi/penilaian
isi dan bentuk
Kecepatan membaca
fleksibel
Berdasarkan urauian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua aspek
Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu:
185
1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup:
dan lain-lain).
keadaan.
186
(b) mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
tokoh, dll.
problematis;
(c) menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
187
(5) Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
keseluruhan;
(b) menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;
(c) menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau
fantasi pengarang;
yang dibuat;
(f) menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa,
1. Tujuan membaca
mencakup isi, memahami makna bacaan. Akan tetapi masih banyak lagi tujuan
188
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh, apa saja yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita apa saja yang dipelajari oleh sang
tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,apa
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihakan oleh si pengarang kepada
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak wajar mengenai
seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, apakah cerita itu benar atau tidak
Aktivitas Membaca
membaca sebagai suatu proses dan membaca sebagai suatu produk. Membaca
189
mengandung maksud bahwa proses membaca mengacu pada konsekuensi dari
kompleks dan rumit karena melibatkan berbagai aktivitas. Baik aktivitas tersebut
Aspek Membaca
diantaranya adalah aspe sensori, aspek perceptual, aspek skemata, aspek berpikir
dan aspek afektif. Aspek sensori adalah kemampuan untuk memahami symbol-
informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada. Aspek berpikir
adalah kemampuan membuat evaluasi dari yang telah dipelajari, kemampuan ini
berbeda tiap individu. Aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan minat
pemahaman membaca yang baik. Yakni terciptanya komunikasi yang baik antara
menjadi makna frase, klausa, kalimat dan akhirnya makna seluruh bacaan.
Pemahaman akan makna bacaan ini tidak mungkin terjadi tanpa pengetahuan yang
190
telah dimiliki dahulu, misalnya tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam
mengenali huruf sebagai lambang bunyi bahasa dalam kaitannya dengan kata dan
permulaan. Dalam kegiatan itu siswa belajar menyuarakan huruf, membaca kata-
pembaca pada keadaan pasar seperti yang pernah dikenal. Ini berarti bahwa
makna suatu bacaan akan ditafsirkan oleh pembaca menurut latar belakang
Aspek Kognitif
191
Aspek Kognitif adalah aspek yang didasari pada konsep perkembangan
mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses membaca tersebut, sehingga
seseorang yang memilki minat membaca akan mengerti dan mendapatkan banyak
Aspek Afektif
aktifitas yang diminati akan terbangun seperti aspek kognitif. Aspek afektif dari
pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung
terhadap aktifitas yang diminati. Seseorang yang memiliki minat membaca yang
tinggi akibat dari kepuasan dan manfaat yang didapat maka seseorang tersebut
baca adalah:
192
3. Merasa senang dengan aktivitas membaca
bagi seseorang.
Meskipun dewasa ini ada puluhan teknik pengajaran bahasa dilontarkan dan
dikenalkan oleh para pakar pendidikan dan pengajaran bahasa, tampaknya elemen
dasar pendidikan bahasa secara tradisional tetap tidak dapat dibuang begitu saja.
Para guru, instruktur, dosen, dan bahkan guru besar boleh saja menggunakan
pendekatan dan teknik terbaru dalam pengajaran bahasa, tetapi tetap saja
pengenalan kata, frase, klausa, kalimat, paragraf dan kemudian wacana tidak
dapat melepaskan diri dari elemen dasar dan pendekatan tradisional di atas. Begitu
sebuah teknik pembelajaran. Pada dasarnya penilaian yang dilakukan pun tidak
dapat dilepaskan dari penilaian empat (atau bahkan lima) faktor di atas.
193
Bagaimana sebuah pendekatan dapat dikatakan berhasil dan berdaya guna kalau
unjuk kerja siswa (atau mahasiswa) yang menggunakan pendekatan tersebut tidak
membaca, menulis?
Berikut ini akan dibicarakan salah satu aspek elemen dasar kegiatan pembelajaran
ini, para instruktur dan tenaga pengajar bahasa pada semua tingkatan dapat
Apakah mata tersebut bergerak dengan lembut, seperti ketika mengawasi seekor
burung yang sedang terbang atau menyaksikan pesawat terbang yang sedang
mendarat? Atau apakah mata bergerak, berhenti, bergerak, berhenti lagi, bergerak
Penelitian dalam ranah ini jelas menarik bagi para ilmuwan pendidikan yang
194
diperkirakan banyak menarik minat para instruktur pengajaran bahasa yang lebih
Salah satu metodologi yang digunakan untuk meneliti pergerakan mata, yang
menurut penggagasnya dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja dalam kelas
seseorang ketika dia sedang membaca. Apakah mata si pembaca bergerak dengan
lembut? Jika mata tersebut bergerak dengan lembut, maka dapat dipastikan bahwa
Lebih jauh pakar pendidikan ini mengatakan bahwa dalam kenyataannya, tentu
hanya dapat dibaca apabila mata tidak bergerak. Hanya apabila mata berhenti
bergerak, atau terpusat pada satu bagian dari kata, pada satu kata, atau pada satu
frase, maka barulah si pembaca mendapatkan apa yang dinamakan citra visual.
berhenti lagi jika si pembaca ingin mendapatkan citra visual yang lain. Atau
dengan kata lain, dalam membaca mata seorang pembaca haruslah berhenti,
bergerak, berhenti lagi, bergerak lagi, dan seterusnya, jika dia menginginkan
berkelanjutan dan bukannya hanya satu kata saja, proses berhenti dan bergerak ini
mungkin memerlukan waktu tidak lebih dari seperenam detik. George D. Spathe
195
rentang jarak yang diperlukan sepasang mata dalam membaca tidak dapat
melebihi tiga kata, atau dengan kata lain seorang pembaca yang paling cepat
sekali pun, berdasarkan hasil penelitian ini, tidak akan mampu membaca lebih
banyak dari tiga kata dalam satu periode tertentu sebelum dia menggerakkan
semakin dilupakan oleh para pengajar bahasa, diharapkan para pengajar dapat
bersikap lebih arif jika mereka menggunakan sarana bacaan untuk mengajar
murid-muridnya.
Setelah membaca tiga kata, mata pembaca harus bergerak pada kumpulan tiga
kata berikutnya. Pergerakan inilah yang oleh para pakar pendidikan bahasa
cepat sekitar 1/30 detik. Waktu ini hanya dapat dilakukan oleh seorang pembaca
yang baik dan tentunya waktu ini akan bertambah jika dilakukan oleh pembaca
Jadi, jika hasil kedua penelitian ini digabungkan, akan didapatkan bahwa jumlah
waktu total yang dibutuhkan oleh seorang pembaca yang baik untuk membaca tiga
buah kata dan kemudian berpindah pada kelompok tiga kata berikutnya adalah
seperenam detik ditambah sepertiga puluh detik atau sama dengan seperlima
detik. Atau dengan kata lain, dalam satu detik, seorang pembaca yang baik
diperkirakan mampu membaca sekitar 15 kata, atau sekitar 900 kata dalam satu
196
Tetapi dalam kenyataannya kemudian terbukti bahwa angka ini sulit sekali dicapai
jika diingat bahwa kalimat-kalimat dalam satu bacaan tidak selalu berkelompok
lebih banyak lagi untuk satu baris dan ini bermakna mengurangi jumlah kata yang
Tujuan Membaca
telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus,
i. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang
197
j. Membaca untukamenemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga atau
adegan dan kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui
merasakan cara itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut
l. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar-benar atau tidak. Ini disebut membaca untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh,
apa yang lucu dalam ceita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar, ini
m. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
sang tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
198
cerita mempunyai persamaan, bagaimana tokoh yang menyerupai pembaca.
membaca, yaitu :
f. Membaca untuk mencari keterngan tentang suatu istilah ini disebut membaca
menyebutkan bahwa pada dasarnya, tujuan membaca ialah mamahami apa yang
memahami mengapa, siapa, bagaimana, kapan, dan dimana terjadi suatu peristiwa.
Secara lebih khusus mulyati, masih dari sumber yang sama beliau
199
4) Untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan;
a Untuk mengerti atau memahami isi atau pesen yang terkandung dalam suatu
dunia ini; aktif dan emisional, yakni yang digunakan seseorang untuk
b Dengan membaca buku, pembaca dibawa dalam dunia pikiran dan renungan;
200
c Dengan membaca orang menjadi memesona dan merasa nikmat dalam tutur
katanya
Dari beberpa tujuan membaca di atas, yang dimaksud tujuan membaca dalam
penelitaian ini adalah untuk kepentingan studi, untuk mencari informasi dan
membaca.
Manfaat Membaca
Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi tersendiri dalam studi
apa yang disebut membaca. Atau setidak-tidaknya mereka memiliki suatu konsep
tentang membaca yang tentunya akan memudahkan mereka untuk berbicara lebih
banyak lagi tentang membaca itu. Kedua, khusus bagi pengajaran pembuna
membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukannya dalam membaca dan
201
tertentu mutlak dibutuhkan. Teori membaca ini mesalnya diperlukan sebagai
kerangka acuan kerja, sebagai dasar pembatasan masalah, dan sebagai nalar
pemusatan penelitiannya.
Pendekatan Membaca
A. Pendekatan Konseptual
dengan tuturan tertulis yang dibacanya. Hal tersebut melatar belakangi pendekatan
konseptual.
B. Pendekatan Empirikal
pengalaman serta penghayatan proses membaca., baik dari penyusunan teori itu
Teori yang pertama yaitu teori yang memandang membaca sebagai proses
202
Teori kedua yang berdasarkan pendekatan empirikal adalah teori yang
C. Pendekatan Eksperimental
b. Eksperimental Pemahaman
c. Kemampuan Intelektual
203
Pendekatan yang melatar belakangi teori membaca ada tiga, yaitu
Pendekatan Konseptual
dengan suatu model tertentu tentang proses membaca. Tokoh dalam pendekatan
pendekatan konseptual.
j. Dalam system penulisan alphabet ada hubunga langsung antar bahasa lisan
204
n. Pembaca umumnya mampu merekontruksi makna atau pesan yang
membaca adalah suatu proses yang rumit dimana pembaca melakukan rekontruksi
dalam tingkatan tertentu terhadap pesan yang dituangkan oleh pengarang dalam
bahasa tulis.
tertentu karena setiap bahan bacaan selalu mengungkapkan sesuatu; (2) paparan
bahasa yang mewadahi sesuatu itu harus diperhatikan dengan teliti. Termasuk
pola tatnan katanya, dan kata-kata fungsinya; (3) dalam memulai pengajaran
kata yang terlalu besar, walaupun siswa bersangkutan telah memiliki pemahaman
ditekankan pada masalah kelompok kata, tatanan kata, tanda-tanda baca, dan lain
sebagainya; (4) bahan pengajaran yang disajikan sebaiknya bahasa yang sudah
dikenal baik oleh siswa, dan jangan menyajikan bahasa yang bersifat artifial, atau
yang tidak wajar; (5) hidari pemakaian gambar sebagai kunci untuk menangkap
makna; (6) sajikan ragam bahasa baku yang informal, dan bukan bahasa buku; (7)
isi bacaan hendaknya sesuai dengan pengalaman siswa; (8) perkenalkan dengan
segera kata-kata fungsi dalam berbagai kelompok kata; (9) sediskan peluang yang
205
sehingga ada perimbangan yang harmonis dengan level bahasa yang mampu
Chomsky sebagai acuan kerja untuk memerikan proses membaca dalam bentuk
suatu model yang dikenal sebagai Model Membaca Goodman (The Goodman
Pendekatan Enpirikal
dari pengalaman serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori
itu sendiri maupu dari orang lain yang dijadikan banyak penelitian. Ada beberapa
teori yang dimanfaatkan dalam pendekatan ini, yaitu teori yang memandang
206
pengalaman yang baru saja dialami siswa memotivasi belajar membaca, belajar
Teori yang pertama, yaitu teori yang memandang menbaca sebagai proses
abad ini. Menurut pendapatnya, berpikir adalah kegiatan jiwa yang tidak bisa
pada siswa SD. Studinya dipusatkan pada kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa
redaksi dari inti kesimpulan studi Thorndike yang sangat populer dalam sejarah
studi membaca.
membaca itu diuraikan dengan baik oleh J.P Guilford dalam karangannya berjudul
207
ide, (3) kegiatan berpikir konvergentif, yaitu menghasilkan nalar secara induktif,
(4) kegiatan berpikir divergentif, yaitu menghasilkan nalar secara deduktif, (5)
memutuskan. Semua tipe berpikir ini akan bekerja dengan baik pada siswa yang
ini lebih dikenal sebagai Teori Keterampilan. Tokoh terkemuka yang dengan gigih
membahas masalah membaca, secara langsung atau tidak, ada saja bagian
uraiannya yang menekankan bahwa membaca tidak lain dari pada kegiatan
merekognisi kata, (2) keterampilan memahami isi tersurat yang mencakup (a)
keterampilan menemukan hubungan antar ide dalam bacaan, dan (c) ketermpilan
menangkap isi pokok bacaan, dan (3) keterampilan memahami isi tersirat yang
gaya bahasa, dan retorik dari pengarang, dan (c) keterampilan menemukan nilai
dan fungsi isi bacaan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang telah
dimiliki.
208
Teori keterampilan tentang proses membaca banyak sekali pengikut atau
lebih lagi dalam masalah membaca komperhensif. Elmort Albert Betts (1957)
menjadi 47 macam. Tiap macam ini dipandangnya petut dibinakan oleh guru pada
yaitu teori yang memandang membaca sebagai proses mempersepsi. Teori ini
banyak memanfaatkan hasil studi ilmu jiwa yang mempelajari bagaimana proses
yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah ini adalah D.H. Russell
bahwaapa yang disebut mempersepsi itu dari satu segi dapat dibatasi sebagai
sesuatu yang telah dikenal sebagai suatu obyek, suatu kualitas, atas suatu
Selain itu perlu diketahui pula bahwa persepsi ini, ada dua macam teori yang
209
terbentuk dalam proses belajar mengasosiasikan stimulus dengan respon
bermakna. Teori yang kedua ialah Teori Analistik yang menerangkan bahwa
pembaca mereaksi suatu simulus sebagai suatu pula yang kabur, tahap kedua
reaksinya tertuju pada bagian-bagian dari pola itu, dan pada akhirnya pada tahap
suatu pola baru yang jelas. Selanjutnya ditegaskan oleh Russel, teori manapun
yang disepakati yang jelas sama hubungan ini ialah bahwa teori persepsi
langsung kepada siswa, (2) memberikan peluang kepada siswa untuk menirukan
lagi kalau stimulant yang direspon siswa rumit keadaanya, (5) memberi peluang
visual. Teori visual, yaitu teori yang memandang membaca semata-mata sebagai
kegiatan visual. Teori ini memusautkan perhatiannya kepada proses gerak mata
pada saat seseorang membaca. Perintisnya adalah Emile Javal, seorang guru besar
yang ahli dalam bidang studi bidang membaca yang dengan tekun mempelajari
210
cara orang membaca. Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya, Javal sampai pada
kesimpulan bahwa pada waktu membaca mata tidak bergerak perlahan-lahan dari
kiri ke kanan di sepanjang garis-garis kalimat bacaan. Juga tidak melihat huruf
dalam bacaan itu satu demi satu untuk kemudian menggabungkannya menjadi
kata-kata. Proses membaca menurut Teori Visual, dalam garis besarnya dapat
bacaan secara global, yaitu mata bergerak dengan cepat babarapa kali bolak-
dari kiri ke kanan dengan rentangan yang tidak sama lebarnya. Tiap lompatan
dalam satu lompatan. Saat ini disebut fiksasim atau selang mencamkan. Perlu
diketahui bahwa lompatan mata itu tidak dimulai pada awal baris kalimat
yang dibaca, tetapi agak ketengah sedikit. Dua lompatan yang terakhir juga
lompatan membaca seperti baris pertama tadi. Dan setelah satu halaman
211
memegang konsep bahwa belajar membaca merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses perkembangan bahasa pada siswa. Membaca tidak bias
dilepaskan dari berbicara, menyimak, dan menulis. Karena itu, dalam belajar
membaca siswa harus dibina dengan metode pengalaman bahasa, yaitu metode
Tokoh perintis Teori Pengalaman Behasa dalam membaca adalah AR. Van
diungkapkannya berikut : “Apa yang dapat kita pikirkan, dapat pula kita
bicarakan, dapat pula kita tuliskan. Apa yang dapat kita tuliskan dapat pula kit
abaca. Kita dapat membaca apa yang kita tulis dan apa yang ditulis orang lain
disispkan kepada kita untuk dibaca”. Singkatnya, asumsi itu berpangkal pada
tulis. Dan dilandaskan asumsi ini, maka disarankan agar pengajaran membaca
Teori Pengalaman Bahasa dalam membaca yang dikembangkan oleh R. Van Allen
Pendekatan Eksperimemtal
212
Pendekatan eksperimental meliputi bermacam-macam studi dan penelitian
peoses pemahaman itu, dan faktor apa saja yang berpengaruh dalam pemahaman
itu.
b Eksperimental Pemahaman
telah dilakukan selama ini banyak sekali jumlah dan jenisnya. Masalah yang
makna dari tuturan tertulis yang dibaca (bacaan). Teori yang dimanfaatkannya
sebagai proses atau kegiatan menangkap makna dari bacaan. Beberapa penemuan
berhubungan dengan material bahasa itu, (2) dalam memahami atau mepersepsi
atau menganalisis pola bentukan bahasa bacaan, dan (3) persepsi yang kuat atu
baik terhadap makna bahasa bacaan sebagai hasil menghayati dan menganalisis
bahasa bacaan itu akan membuat pembaca memiliki ingatan yang baik pula
213
pembentukan konsep dalam membaca, yaitu simbolik tentang hal-hal yang
direspon pembaca dari bacaan. Eksperimentasi dalam bidang ini antara lain
menemukan (1) persepsi yang baik terhadap makna bahasa bacaan menghasilkan
konsep yang baik pula tentang makna bahsa bacaan itu, (2) konsep yang abstrak
konsep yang kongrit dan tingkat intelegensi membaca, dan (3) pengembangan
konsep tentang makna bahasa bacaan dapat dibina dengan mengyiapkan program
pemahaman bacaan tergantung pada (1) jumlah kosa kata yang dikuasai, (2) luas
dan dalamnya ragam makna kata yang dikuasainya, (3) mapannya penguasaanya
terhadap kaidah-kaidah bahasa, dan (4) baiknya penguasaan tentang tata penulisan
bahasa
tes pemakaian bahasa, dam tes itelegensia) disajikan kepada sekelompok siswa,
214
sifatnya dalam pemahaman pad waktu membaca. Salah seorang tokoh terkemuka
dalam bidang ini ialah F.B. Davis (1968, 1971, 1972) menganalisis tes batera
membaca yang jumlahnya cukup besar yang disajikan kepada siswa SMA di
makna suatu kata dari konteks bacaan, (2) menangkap makna tersurat dari bagian-
kesimpulan tentang isi bacaan, dan (4) menangkap tujuan atau maksud pengarang
dianalisis kembali oleh Spearritt (1972) dengan prosedur analisis yang berbeda
menarik kesimpulan tentang isi bacaan, (2) mengingat makna kata, (3) mengikuti
stuktur bacaan, dan (4) menangkap maksud dan tujuan pengarang bacaan, sikap,
sosial, bahan bacaan, dan guru. Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan
215
Pengaruhnya dibuktikan dengan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa hasil tes intelegensia memiliki korelasi positif yang cukup tinggi dengan
hasil tes membaca komprehensif, seperti misalnya: (1) penelitian Bond bersama
Dykstra (1967) pada siswa kelas 1 SD, (2) penelitian Allen (1944) pada siswa
kelas IV SD, dan penelitian Thorndike (1963) pada mahasiswa tingkat permulaan.
dalam mereaksi sesuatu, oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji
yang sama pada siswa kelas 5 dan 6 SD, yaitu sikap siswa mempengaruhi
kemampuannya dalam membaca isi bersirat dari suatu bacaan. Selain itu
ditemukan pula bahwa sikap tidak berpengaruh pada kemampuan membaca yang
tersurat.
Pebedaan kelamin atau seks, taitu antara laki-laki dan perempuan, juga
telah diteliti secara eksperimental sebagai factor yang berpengaruh dalam belajar
membaca. Tokoh-tokoh terkemuka dalam penelitian ini ialah (1) Stroud bersama
membaca pada siswa kelas III sampai VIII SD, Pauley (1951) pada siswa yang
baru masuk sekolah, (3) Hughes (1953) yang membandingkan prestasi membaca
komprehensif siswa laki-laki dengan perempuan dari kelas II sampai kelas VIII
216
SD, dan Fabiah (1955) yang mengkaji pengaruh perbedaan kelamin dalam
memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang
Holmes, dan teori-teori kunci penanda makna (cues) dari Godman dan Smith, dan
eksperimental masih belum merasa puas dengan kesepakatan itu. Mereka lalu
ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah beberapa faktor
yang tergolong SES. Factor-faktor ini telah dibuktikan pula lewat penelitian
Hill dan Geameto (1963) misalnya menemukan bahwa siswa kelas III SD yang
217
Tentang pengaruh isi bacaan serta penyajiannya, William Eller bersama Judith G.
kelompok sarjana yang menemukanbahwa (1) bahan yang disajikan secara dua
arah (two-sided presentation) lebih efekti pengaruhnya dari pada yang satu arah
kalau pembaca kurang menyepakati gagasan yang terdapat dalam bacaan, (2)
penyajian satu arah lebih efektif dari yang dua arah sepanjang yang pembaca
peranan faktor guru ini. Penelitian Sears (1963), dan Spaulding (1963)
menemukan bahwa perilaku guru dalam membina anak didik dalam belajar
perilaku keadaan mengajar yang ditemukan berpengaruh positif antara lain adalah
(1) usaha memahami sudut pandang siswa, (2) memvariasi situasi yang
kepada siswa, (4) menajamkan pemahaman siswa, dan (5) mencobakan gagasan-
Proses Membaca
218
Membaca merupakan suatu proses diri mulai mata terangsang oleh
sebagai berikut.
Maemaham
i
tampak
Menafsirkan
Tak tampak
Proses pertama adalah proses mata terangsang oleh bacaan atau mata
mencari rangsangan yang berbentu tulisan. Proses kedua adalah saat yang ada
kepada otak merupakan proses ketiga. Proses keempat adalah otak memproses
Respons pasif adalah respon yang ada didalam individu dalam bentuk
219
2 Jenis Proses MembacaMenurut Harjasujana dan Mulyati (1997:26). Proses
psikis atau mental dalam mamahami suatu informasi. Unsur psikologi ini
1 Intelegensi
2 Usia mental
3 Jenis kelamin
5 Bahasa
6 Ras
7 Kepribadian
8 Sikap
9 Pertumbuhan fisik
10 Kemampuan persepsi
220
Membaca dengan proses sensoris adalah mambaca yang melibatkan syaraf
otak sebagai fokus. Isyarat dan rangsangan masuk melalui telinga dan mata,
(1997:15), mengatakan bahwa proses perseptual dalam membaca itu terdiri dari
mennyebutkannya.
221
Pada umumnya orang sepakat bahwa persepsi itu mengandug stimulus
geraknya tidaklah berada dalam jarak-jaarak yang beraturan dan tidak perlu
tertentu waktunya.
3 Membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan bukan sesuatu yang terjadi
secara insidental.
Contoh : seorang anak tidak akan dapat membaca dengan jalan menonton
bergantung pada bermacam- macam faktor. Sifat perkembangan ini antara lain.
222
4 Keterampilan obyektif
tingkatan akademis.
tersebut dituntut untuk dapat meneruskannya kapan saja dan dimana saja
Contoh : jika seorang anak mamahami kata secara mandiri, baginya tidak
akan tetjadi masalah kata itu berada baik dalam teks matematika, geografi,
tahapan yaitu :
tersebut mulai dengan pengalaman anak yang mula-mula sekali yang terus
prasyarat untuk membaca, sama juga halnya untuk menyimak dan berbicara.
223
ubah. Pertumbuhan dan konsep anak banyak bergantung pada latar belakang
pengalamannya.
Pada wktu anak-anak membina dasr-dasr konsep yang pertama dia mulai
pengalaman itu.
Dalam hal ini interpretasi dibedakan menjadi dua hal yaitu, literta dan
awalnya anak mengenal cirri-ciri melati, ros, dan kenanga sebagai bunga kecil, c
kecil, C capital dan c tulisan tangan itu dibunyikan sama . kemampuan anak itu
belum cukup jika berhenti pada pengenalan. Dia baru noleh dianggap menguasai
menggemeralisasikannya
224
Hakikat Membaca Kritis
Hakikat membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan Anda sebagai calon
sebabiyu, kegiatan belajar ini tentu akan sangat bermanfaat karena Anda akan
hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kegiatan belajar yang penting
wajib menjelaskan hakikat membaca kritis. Selain itu, lewat kegiatan belajarini
kritis.
Tentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan?
225
Bacaan kedua mungkin agak sulit daripada bacaan pertama karena Anda jarang
menemikan tulisan tanpa tanda baca, perbedaan huruf besar/kecil, dantanpa spasi,
Anda membaca dua bacaan di atas, mungkin dalam diri Anda timbul
menulisseperti itu? Apa maksudnya? Dan sebagainya.” Jika itu yang terjadi pada
bacaan secara kritis. (cf.Harris et. Al. 1983; smith, 1986; Albert dalamtarigan,
membaca kritis,pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya
dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau
dia membaca tanpausaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis
harus menjadi cirisemua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan
226
sebaik-baiknya.Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk
ditulis, tetapi juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya)
dikatakan, tetapi jugamengapa hal itu dikatakan maka dia sudah melakukan
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan
6.1.1 Bacaan
TEKS 1:
Hal ini setelah awak pesawat menemukan sebuah telepon genggam, tanpa
diketahui pemiliknya. Meski diduga telepon genggam itu dimiliki penumpang dari
227
penerbangan sebelumnya, tetapi Air France tak ambil risiko dengan memutuskan
untuk mendarat.
Demikian dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (4/1/2012). Air France
pesawat tersebut boleh kembali lepas landas. Meski pesawat tersebut mendarat
Bulan Oktober 2011 lalu, Kompas menaiki pesawat KLM dari Bandara
Schiphol menuju Hamburg. Namun penerbangan tersebut ditunda dua jam, juga
TEKS 2:
Orde Baru
sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada
yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab
228
kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan
bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu
saja diabaikan dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama
ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala
kesenjangan sosial.
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan
perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan
lain-lain.
kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang
kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai
luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang,
229
dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis
(1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung
Kedua, faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini
kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak
kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial
230
Penjelasan itu setidaknya mengandung dua kelemahan. Pertama, sangat normatif
dan mengundang kecurigaan dan prasangka buruk pada orang miskin serta
mereka (periksa misalnya kajian Bromley dan Chris Gerry, 1979; Papanek dan
Kuncoroyakti, 1986; dan Pernia, 1994). Setiap saat orang miskin berusaha
memperbaiki kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan
karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya
menggambarkan bahwa bagi yang miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”,
sedangkan: “jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain,
kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik
231
6.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan
Pemahaman
TEKS 1:
Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses
membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan
Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya
232
dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik
close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena
TEKS 2:
menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode
Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB).
Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.
membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu
metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima
tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan
233
Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan
kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf.
Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca
dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review.
Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg
tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca
ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat
membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close
reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya
ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan
6.1.1 Bacaan
TEKS 1:
234
Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat
Hal ini setelah awak pesawat menemukan sebuah telepon genggam, tanpa
diketahui pemiliknya. Meski diduga telepon genggam itu dimiliki penumpang dari
penerbangan sebelumnya, tetapi Air France tak ambil risiko dengan memutuskan
untuk mendarat.
Demikian dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (4/1/2012). Air France
pesawat tersebut boleh kembali lepas landas. Meski pesawat tersebut mendarat
Bulan Oktober 2011 lalu, Kompas menaiki pesawat KLM dari Bandara
Schiphol menuju Hamburg. Namun penerbangan tersebut ditunda dua jam, juga
TEKS 2:
235
Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca Runtuhnya
Orde Baru
sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada
yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab
kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan
bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu
saja diabaikan dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama
ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala
kesenjangan sosial.
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan
perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan
lain-lain.
236
Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor
kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang
kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai
luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang,
dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis
(1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung
Kedua, faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini
kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak
237
mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah
kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial
dan mengundang kecurigaan dan prasangka buruk pada orang miskin serta
mereka (periksa misalnya kajian Bromley dan Chris Gerry, 1979; Papanek dan
Kuncoroyakti, 1986; dan Pernia, 1994). Setiap saat orang miskin berusaha
memperbaiki kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan
238
Jika demikian halnya, maka ihwal kesenjangan sosial tidak semata-mata
karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya
menggambarkan bahwa bagi yang miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”,
sedangkan: “jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain,
kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik
Pemahaman
TEKS 1:
239
Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit
Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses
membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan
Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya
dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik
close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena
TEKS 2:
240
pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya
menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode
Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB).
Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.
membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu
metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima
tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan
Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan
kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf.
Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca
dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review.
Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg
tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca
ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat
241
membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close
reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya
ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan
6.1.1 Bacaan
TEKS 1:
Hal ini setelah awak pesawat menemukan sebuah telepon genggam, tanpa
diketahui pemiliknya. Meski diduga telepon genggam itu dimiliki penumpang dari
penerbangan sebelumnya, tetapi Air France tak ambil risiko dengan memutuskan
untuk mendarat.
242
Demikian dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (4/1/2012). Air France
pesawat tersebut boleh kembali lepas landas. Meski pesawat tersebut mendarat
Bulan Oktober 2011 lalu, Kompas menaiki pesawat KLM dari Bandara
Schiphol menuju Hamburg. Namun penerbangan tersebut ditunda dua jam, juga
TEKS 2:
Orde Baru
sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada
yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab
kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan
bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu
243
saja diabaikan dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama
ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala
kesenjangan sosial.
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan
perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan
lain-lain.
kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang
kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai
luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang,
dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis
244
(1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung
Kedua, faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini
kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak
kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial
245
dan mengundang kecurigaan dan prasangka buruk pada orang miskin serta
mereka (periksa misalnya kajian Bromley dan Chris Gerry, 1979; Papanek dan
Kuncoroyakti, 1986; dan Pernia, 1994). Setiap saat orang miskin berusaha
memperbaiki kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan
karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya
menggambarkan bahwa bagi yang miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”,
sedangkan: “jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain,
kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik
246
6.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan
Pemahaman
TEKS 1:
Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses
membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan
Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya
247
dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik
close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena
TEKS 2:
menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode
Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB).
Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.
membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu
metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima
tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan
248
Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan
kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf.
Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca
dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review.
Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg
tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca
ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat
membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close
reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya
ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi
langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikapkritis. Adapun kemampuan berpikir
249
a. menginterpretasi secara kritis; b. menganalisis secara kritis;c.
sikapkritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang
yang terdapat dalam teks bacaan itu dinyatakan secara tersurat atausecara eksplisit
pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat. Sering kali pula, gagasan serta4makna
250
danuntuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi dari Anda sebagai
dan ide-ide penunjang yangsecara eksplisit tidak dinyatakan oleh penulisnya, serta
pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas menggali
maknatersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi Anda
simpulsnsimpulsn,
detil penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tidak disebutkan secara
251
eksplisit.Lebih lanjut, kemampuan itu dikembangkan menjadi kemampuan
ketahui, sebuah teks bacaan, apa pun bentuknya, pada dasarnya di dalamnya
membuat sebuah kesatuangagasan yang bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara
dan gaya pengungkapan yang5 berbeda akan membuat gagasan atau suatu pesan
berupa simpulan atau ringkasan, ide pokok, gagasanutama bacaan, tema, atau
tersebut benar? Apa maksud yang ingin dituju oleh penulis lewat tulisan yang
pembaca kritis tidak begitusaja mempercayai apa saja yang dibacanya sebelum
252
dilakukan proses pengkajian terlebihdahulu. Secara terperinci, kemampuan yang
menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan,terutama terhadap aspek isi dan
menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini.63) Menilai dan
menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi penulis.4)
penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa atau penyusunan kalimatnya
Pembaca kritis disebut juga pembaca aktif. Kegiatan ini melibatkan lebih dari
sekedar memahami apa yang penulis katakan. Membaca secara kritis berupa
kritis itu yang bagaimana sih? Berikut ini beberapa hal yang patut Andalakukan
Anda mungkin membaca artikel yang ditulis oleh seseorang dari latar belakang
budaya danlingkungan yang berbeda dari Anda.Atau, bisa juga Anda membaca
253
sesuatu yang ditulis beberapa waktu silam dalam konteks waktu yang berbeda dari
upto date
referensi yang kuat terhadap satu bahasan. Kalau bisa carilah fakta-fakta, contoh,
mantabs..!
Mantab apanya?Nyepamnya?
Salah satu cara mudah mengukur kebenaran isi artikel dengan menyimak
dipratekkan atau hanya masihsekedar wacana dalam angan-angan. Yaa, kita sih
nggak bisa memastikan 100 persen telahdilaksanakan. Karena repot juga kalau
254
nulis artikel nunggu beres semua perkara. Tapi palingtidak si penulis telah
Sebagian besar penulis punya misi pribadi agar selalu dipercaya setiap pernyataan
sumber-sumber lain yang relevan. Selain nama diatas, Anda bisa bandingkan
Beda kepala, beda isi otak. Begitu pula dalam hal menulis.Perbedaan sudut
pandang adalah halyang sangat wajar dan tidak bisa dielakkan keberadaannya.
Meskipun memakai topik pembahasan yang sama, dua orang yang memakai satu
buku panduan pun bisa beda tulisan.Manfaat menjadi pembaca yang kritis adalah
Anda akan mendapatkan informasi yang lebih baik dan dapat mengubah
255
pandangan Anda ke arah yang lebih baik. Selain itu, Anda tidak akanmudah
terombang-ambing keganasan arus informasi yang makin liar ini. Selamat belajar!
konteks apa berbicara, saluran apa yang dipilih, tujuan apa yang dicapai. Faktor
keresmian komunikasi.
keputusan, simpulan, atau penilaian? Tentu sulit bukan?Oleh karena itu membaca
256
cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak
sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang
masalah yang dibahas. Membaca secara kritis berarti kita harus mampu membaca
pengertian baru. Jika kita ingin membaca dengan baik, kita harus membaca
dan
maksud sebenarnya).
257
Menurut Soedarsono (1994), proses membaca kritis dapat dilakukan sebagai
berikut.
a. Mengerti isi bacaan yaitu; ide pokok, fakta dan detail penting, dan dapat
kompeten di bidangnya?.
c. Ada interaksi antara penulis dan pembaca; tidak hanya mengerti maksud
penulis tetapi harus membandingkan dengan pengetahuan yang kita miliki, serta
a. Apa topiknya?
258
Perhatikan alasan-alasan tidak obyektif yang dapat mengecoh pembaca, misalnya;
Selain mengetahui apa yang sedang dibaca, perlu juga diketahui alasan yang
mendorong penulis menuliskannya dalam sebuah tulisan. Selain itu perlu juga
mengatahui sudut pandang penulis melalui alasan yang dibuat atau upaya penulis
dapat ditemukan dengan mudah atau sulit karena dapat terletak di awal, tengah,
Pembaca kritis harus memulai dari keyakinan bahwa pasti ada alasan berbeda dari
259
tidak memadai atau bahkan salah.Tetapi terkadang tidak mengemukakan alasan
terkadang tidak cukup diyakinkan hanya dengan alasan semata, melainkan harus
kritis, harus mencoba memahami upaya penulis untuk mendukung alasan dengan
tidak mudah untuk dijawab, bahkan pembaca kritis dituntut berpikir keras untuk
melakukannya.
Setelah semua proses di atas selesai, bagian akhir yang tidak kalah pentingnya
adalah pendapat kita terhadap tulisan yang dibaca. Setelah memahami alasan
260
Pada awal tulisan, kita sepaham dengan gagasan penulis tetapi hingga akhir
tulisan yang dibaca, kita menyimpulkan bahwa penulis tidak dapat memenuhi apa
yang dijanjikannya. Sebagai pembaca kritis, tidak perlu menyesal telah membaca
suatu tulisan karena tidak paham, sebab dalam membaca tulisan ada tulisan yang
pembecanya.
Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari
hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta
al dalam Sue 2004:15). Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya berhenti
pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan makna
dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan
261
penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca
untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok
Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for
classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar
mengujinya kembali.
262
Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh Burns
dkk. (1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan membaca mencakup (1)
informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi
untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi,
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
Jenis Membaca
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu:
membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis,
Membaca bahasa
bahasa mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
263
Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai
ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui
isinya, membaca cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk
Membaca teknis
Wajar maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan
Membaca emosional
Membaca bebas
Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya
unsur paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau
pihak-pihak lain.
Sesuai dengan pengertian jenis-jenis membaca yang telah diuraikan di atas, maka
membaca puisi termasuk ke dalam membaca teknis karena membaca puisi harus
264
1.2 Tujuan dan Manfaat
mempunyai manfaat. Tujuan dan manfaat buku ini adalah berikut ini.
buku membaca.
pembina, dan peneliti. Buku ini dapat membantu orang yang sedang
dalam membaca. Berdasarkan pokok bahasan yang ada pada buku ini,
atau kegiatan yang dapat dilakukan siswa di luar jam pelajaran, dan
Guru yang dapat memanfaatkan buku ini adalah semua guru bahasa
Indonesia dari tingkat SD, SMP, SMA, dan bahkan dosen karena buku
265
ini membahas pokok-pokok membaca. Bagi peneliti, buku ini dapat
isi buku.
SQ3R.
c. Berilah tanda (distabilo, digaris bawahi) pada bagian yang penting pada
secara ringkas dari subjudul yang telah Anda baca pada tempat yang
266
BAB II
HAKIKAT MEMBACA
2.1 Pengantar
membaca meliputi empat hal, yaitu pengertian, tujuan, manfaat, dan aspek
membaca.
Kehadirannya merupakan hasil kerja keras dari ahli atau sarjana yang
mengkaji masalah membaca itu dalam waktu relatif lama, dan dengan
267
membaca yang bukan saja berbeda satu dengan yang lainnya, melainkan
juga ada yang berlawanan. Namun pada dasarnya membaca itu merupakan
makna yang dimiliki oleh setiap huruf akan sampai pada kemampuan
membaca.
268
membaca dan pengajaran membaca untuk memperoleh gambaran
- Pendekatan Konseptual
- Pendekatan Empirikal
serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori itu sendiri
- Pendekatan Eksperimental
269
membaca yang dapat diamati, dikaji, dan kemudian dianalisis untuk
komprehensif.
ragamnya.
270
Beberapa penemuan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran
membaca :
- Persepsi yang kuat atau baik terhadap makna bahasa bacaan sebagai
pembaca memiliki ingatan yang baik pula terhadap makna bacaan itu
yaitu makna simbolik tentang hal-hal yang direspon pembaca dari bacaan,
meliputi :
intelegensi pembaca,
271
- Baiknya penguasaan tentang tata penulisan bahasa.
ragamnya faktor yang bekerja dalam proses membaca itu, dan bertautnya
faktor yang satu dengan yang lainnya. Keunikannya terletak pada relatif
kesadaran tertentu.
bahasa tulis yang tersusun dari materi bahasa (kata, frasa, klausa, dan
kalimat), tertata dalam tata tuturan tertentu, dan tertulis menurut tata
bacaan itu. Dalam kegiatan ini pembaca melakukan kegiatan berfikir dan
272
banyak sekali memanfaatkan ciri-ciri dan kunci-kunci penunda makna
berbagai faktor baik dari diri pembaca sendiri (faktor dalam ) maupun yang
dengan bahasa bacaan adalah beberapa faktor luar yang ikut berperan
membaca terutama peran guru yang membinanya adalah faktor luar yang
tidak kecil pengaruhnya. Apapun bentuk, jenis dan sifat faktor yang
Jika kita bertanya pada ahli membaca mengenai apa yang dimaksud
banyak. Menurut William (1984:2 dalam Harras 1998:1.6), para pakar hingga saat
ini masih memberikan batas yang berbeda-beda karena mereka masih bersilang
273
pendapat dalam memberikan definisi membaca yang akurat. Para ahli umumnya
baru bersepakat dalam satu hal, yaitu bahwa proses dalam membaca mengandung
unsur pemahaman. Hal tersebut dapat dipahami karena pada dasarnya membaca
beragam dan jumlahnya yang banyak dapat diklasifikas menjadi empat, yaitu
kembali simbol-simbol tertulis (teks). Batasan para ahli yang tergolong dalam
huruf yang telah dikuasai dengan huruf-huruf yang dibacanya. Setelah itu,
pembaca menyaringkan huruf-huruf dan atau rangkaian huruf dalam bentuk suku
274
Pengertian membaca yang belum kompleks juga disampaikan oleh
adalah menyuarakan huruf atau deretan huruf yang berupa kata atau kalimat.
Adapun hakikat membaca adalah melihat tulisan dan menyuarakan atau tidak
bersuara (dalam hati) serta mengisi isi tulisan, pikiran atau perasaan penulis
kepada pembaca.
Latin, Arab, Cina, dan sebagainya. Pembaca secara fisik harus mampu
gerak mata mengikuti satuan-satuan bentuk bahasa (kata, frase, kalimat) dalam
lambang lisan sehingga bahasa tulis tunduk kepada aturan bahasa lisan.
tulisan ke dalam bentuk bahasa lisan. Hal tersebut dapat kita lihat pada membaca
nyaring. Supaya dapat membaca nyaring, pembaca harus patuh pada aturan-aturan
275
Keempat pengertian di atas merupakan pengertian membaca yang baru
pada tahap pengenalan simbol-simbol tulisan. Untuk itu, pengertian tersebut dapat
serta pemahaman simbol-simbol tertulis. Batasan para ahli yang tergolong dalam
batasan membaca yang cukup kompleks adalah pendapat dari Finnochiaro dan
memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan
akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
276
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Pendapat Hodgson pada dasarnya
hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Syafi’ie jika pada dasarnya membaca
adalah bahwa pada hakikatnya kegiatan membaca terdiri atas dua bagian, yaitu
proses membaca dan hasil membaca. Yang dimaksud dengan proses membaca
yakni pada dasarnya membaca merupakan proses yang bersifat kompleks meliputi
kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Pengertian membaca yang disampaikan
oleh Syafi’ie merupakan pengertian secara luas. Membaca tidak hanya sekadar
membaca huruf melainkan proses yang kompleks yang melibatkan fisik yakni
mata dan otak dan juga mental yakni jiwa ketika seseorang memahami teks
sebuah bacaan.
atau nkaliamat yang dilisankan itudipahami atau tidak. (b) membac adalah usaha
277
disuarakan atau tidak. (c) membaca merupakan proses penangkapan dan
pemahaman ide, curahan jiwa, dan aktivitas penulis bacaan. (d) membaca adalah
kegiatan yang aktif dan interaktif, yaitu pembaca aktif mencari makna yang
tersurat dan yang tersirat dan pembac berinteraksi dengan pembaca melalui
bacaan.
tidak hanya melakukan proses visual saja (mengenal tulisan), tetapi juga
adalah kegiatan yang dimulai dari 1) mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa,
kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacarna). Proses pemahaman dilakukan untuk
tulisan yang disandikan dengan makna yang dikandungnya, baik secara eksplisit
maupun implicit.
278
Vacca (dalam Nuryati 2004) menyebutkan bahwa membaca adalah
proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam
kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk
sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tepat terhadap
lambang verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna dalam
membaca lahir dari interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis dan
literasi.
lebih kompleks dari cukup kompleks, yaitu batasan yang mencakup membaca
279
sebagai proses pengenalan, penyandian kembali, pemahaman simbol-simbol
signifikasi, nilai, fungsi, dan hubungan isi bacaan itu dengan suatu masalah
kehidupan yang lebih luas serta dampak dari masalah yang dipaparkan
penulisBatasan para ahli yang tergolong dalam batasan membaca yang kompleks
yang dilakukan pembaca untuk melakukan pertukaran ide dengan penulis melalui
teks. Pembaca tidak hanya melakukan kegiatan memahami isi atau ide penulis
yang ada dalam bacaan, tetapi juga mempertukarkan antara ide yang dipahami dan
tulisannya penulis bisa saja tidak hanya menulis secara fulgar, apa adanya atau
tekstual atau kontekstual, dan apa adanya atau melibatkatkan keinginan dan
emosinya.
membaca adalah ”suatu kombinasi dari pengenalan huruf, intellect, emosi yang
280
dihubungkan dengan pengetahuan si pembaca (background knowledge) untuk
memahami suatu pesan yang tertulis”. Dalam benak pembaca ada proses pelibatan
emosi atau rasa yang dialami setelah membaca tulisan yang dibacanya. Pembaca
bisa melakukankegiatan menilai dari apa yang dipahami. Penilaian itu dapat
berupa menyetujui atau tidak menyetujui, menyatakan senang atau tidak senang,
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
terlibat dalam proses membaca adalah mulai yang sederhana menuju ke yang
diartikan juga suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
kata-kata atau bahasa tulisan . Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
281
Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
Mengucapkan
Mengetahui
Memperhitungkan
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata atau bahasa tulisan. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang
merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar
makna kata-kata secara individu akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi , maka pesan yang tersirat tidak akan tertanagkapa atau dipahami, dan
282
“ Suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita
Aspek-aspek Membaca
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan secara garis besarnya terdapat dua aspek
283
Tarigan (2008:9) mengatakan tujuan utama membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti
(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensip kita
dalam membacanya.
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah
dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau
membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari
untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang
284
d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam
tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti apa yang diperbuat oleh sang
tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
285
1) Membaca nyaring, membaca bersuara , membaca lisan (reading out
dengan otot-otot). “
a) Membaca Intensif
b) Membaca Ekstensif
2. Membaca sekilas
a. Membaca Skimming
b. Membaca scanning
286
Wahid (2009) dalam artikelnya “ Jenis-jenis Membaca dan Karakteristiknya”
intensif ini bukan hanya sekedar memahami makna tersurat saja, melainkan
keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu
gerak lisan maupun suara. Hal itu sesuai dengan pernyataan Klein Petterson
interaksi antara informasi dari teks dan latar belakang pengetahuan yang
memahami suatu teks, antara lain ditentukan oleh persamaan latar belakang
Membaca intensif acap kali agak lambat karena dilakukan dengan sangat hati-
hakikatnya adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang
287
dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu bacaan (tugas) yang pendek kira-
kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola
kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum
merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-
benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi
bentuk maupun isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap
ini secara langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan
intensif adalah membaca secara cermat untuk memahami suatu teks secara
memahami detail secara akurat , lengkap, dan kritis terhadap fakta, konsep,
gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan yang ada pada wacana
tulis.
intensif pada hakekatnya memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari
500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan
kira-kira 5 patah kata dalam satu detik). Tujuan utamanya adalah untuk
emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan pengarang, dan juga sarana-
288
Dalam beberapa Buku Sekolah Elektronik (BSE) disebutkan
Kisyani Laksono :
intensif adalah :
Maryati :
memahami isi bacaan secara rinci. Agar dapat memahami isi bacaan tersebut,
Dwi Hariningsih :
teks bacaan secara intensif, kamu akan memperoleh informasi secara lebih
lengkap. Membaca secara intensif perlu kecermatan dan ketelitian agar meteri
Sarwiji Suwandi :
289
ini menuntut pembaca membaca dengan kritis. Membaca kritis dapat
Asep Yudha :
cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat
diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Selain hal
Dewaki Kramadibrata :
cermat merupakan kegiatan membaca yang harus kamu lakukan secara hati-
mungkin, tujuan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting
dengan cepat.
290
Menurut Soedarso (2004:18), membaca ekstensif dalam penggunaan
artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena
atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan cepat. Nurhadi
dibacanya.
berikut :
291
c. Melirik setiap halaman teks hanya untuk menemukan kata atau keterangan
nilai, fungsi, dan hubungan isi bacaan itu dengan suatu masalah kehidupan yang
lebih luas serta dampak dari masalah yang dipaparkan penulis; dan mampu
Batasan para ahli yang tergolong dalam batasan membaca yang sangat kompleks
bersifat kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Kegiatan
292
b. Mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, logis, dan sistematis
pokok kegiatan ini. Gerak mata pembaca mengikuti alur tulisan dari kiri ke
kanan dan sesekali terjadi gerak balik berhenti sejenak pada satu kata atau
kembali ke atas melihat kembali kata atau kelompok kata yang telah
dengan teks bacaan. Proses pemahaman terhadap isi suatu bacaan dapat
d. Memahami hubungan antara gambar bunyi dan bunyi, serta hubungan antara
kata dengan artinya. Hal ini terjadi pada saat membaca bersama ataupun
293
eksperimental. Pembaca membuat simpulandengan menghubungkan proposisi
dipelajari di masa lalu dab dari bacaan. Pembaca harus berpikir secara
tentang sesuatu. Dalam hal ini membaca diartikan sebagai proses belajar.
berpikir. Proses berpikir yang dikuasai pembaca ada empat, yaitu berpikir
berpikir kritis untuk pemaknaan isi bacaan, dan berpikir kreatifsil pemaknaan
bacaan.
adalah membaca yang tidak sekedar menangkap makna tersurat, makna antarbaris,
makna di balik baris, tetapi juga mampu secara kreatif merupakan hasil
294
Haryadi (2006:4-5) membaca merupakan salah satu keterampilan
pengetahuan yang tersusun baik dan kemahiran yang telah dikuasai. Pengetahuan
suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, wacana, semantik, dan intonasi.
mencakup tiga hal, yaitu: (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca
proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki pembaca
membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruksikan
makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan
tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang
bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang akan
295
Pengertian di atas merupakan pengertian membaca yang mencakup proses
pemaknaan isi bacaan, pengolahan makna yang diperoleh, dan pemerolehan ide
baru.
1. Adanya berbagai pengertian tersebut membuat kita semakin sadar dan paham
2. Banyaknya pengertian tersebut berarti minat orang atu ahli untuk mengakajia
yang bisa dilakukan dengan berbagai tahapan dan tidak harus semua tahapan.
4. Pembaca dapat memilih tahapan mana yang akan dilaksanakan sesuai dengan
minat, keperluan, dan kemampuan. Dan orang semakin sadar bahwa membaca
296
Dampak negatif dari berbagai pengertian membaca adalah orang
kebingunngan mengenai batasan mana yang benar dan yang dapat dipakai sebagai
acuan. Kebingungan itu biasanya dialami oleh orang awam atau orang yang baru
yang ingin dicapai atau didapat pada saat membaca. Tujuan membaca
keberhasilan membaca. Menurut Nurhadi (2004:2), salah satu ciri pembaca yang
baik yang dapat membaca secara efektif dan efisian adalah membaca dengan
tujuan yang jelas. tujuan dianggap sebagai modal dalam membaca. Hubungan
297
antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Inilah
yang jelas, meskipun akhir dari tujuan utama membaca adalah mendapatkan
informasi dari bacaan yang dibaca, namun hal tersebut kurang cukup mengingat
dicapainya sehingga pembaca mempunyai tujuan yang berbeda pada setiap kali
membaca. Pembaca yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan yang
berdasarkan bersuara tidaknya pada saat membaca, dari mana munculnya tujuan,
diklasifikasi menjadi dua, yaitu bertujuan untuk diri sendiri dan orang lain. Tujuan
untuk diri sendiri dilaksanakan sewaktu pembaca membaca dalam hati, sedangkan
tujuan untuk orang lain dilaksanakan pada saat pembaca membaca nyaring.
Ragam tujuan untuk diri sendiri ada dua, yaitu tujuan umum dan khusus.
Ragam tujuan untuk orang lain ada tiga, yaitu memberi tahu, memerintah, dan
298
protokuler. Yang termasuk dalam tujuan memberi tahu ialah membacakan
tujuan protokuler pada saat membacakan teks undang-undang, pancasila, dan teks
proklamasi.
yaitu tujuan intern dan ekstern. Tujuan intern adalah tujuan yang dicanangkan
berdasarkan keinginan pembaca. Tujuan intern dapat berupa tujuan umum dan
atau perintah orang lain. Tujuan ekstern dikondisikan oleh guru, orang tua, adik,
kakak, teman, kakek, nenek dan yang lainnya. Dalam rangka pembelajaran, tujuan
sumber tulisan.
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum atau utama adalah tujuan yang
umumnya atau sering kali atau selalu dicanangkan oleh pembaca sewaktu
membaca. Tujuan khusus adalah tujuan yang dicanangkan pembaca pada saat
tertentu sesuai situasi dan kondisi. Tujuan umum dan tujuan khusus berdasarkan
299
Menurut Anderson (dalam Tarigan (1994: 9-10), tujuan utama membaca
makna bacaan. Sedangkan, tujuan khusus membaca antara lain: (1) membaca
oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi
pada tokoh khusus; atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh
sang tokoh, membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-
perincian atau fakta-fakta, (2) membaca untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-
apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang
dilakukan sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk memperoleh ide-ide utama, (3) membaca untuk menemukan atau
mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan
suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian yang dibuat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau sususan organisasi cerita, (4)
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepda
para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para
tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa
yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
300
membaca untuk mengelompokan, membaca untuk mengklasifikasikan, (6)
membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang
tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut
membaca adalah (1) mendapat alat tertentu yaitu membaca untuk memperoleh
sesuatu yang bersifat praktis, (2) mendapat hasil yang berupa prestise, membaca
untuk mendapatkan rasa lebih bila dibandingkan dengan orang lain dalam
pengalaman estetika yang sudah usang, (5) menghindari diri dari kesulitan,
tujuan membaca menjadi dua yaitu umum dan khusus. Secara umum tujuan
khusus dan problematik, (3) memberikan penilaian terhadap karya tulis seseorang,
301
Menurut Nurhadi (2004:14), ada enam variasi tujuan membaca, yaitu (1)
membaca untuk tujuan studi atau telaah ilmiah, (2) membaca untuk menangkap
garis besar bacaan, (3) membaca untuk menikmati karya sastra, (4) membaca
untuk mengisi waktu luang, dan (6) membaca untuk mencari keterangan tentang
ialah mamahami apa yang dibaca/isi bacaan, selain memahami masalah atau
terjadi suatu peristiwa. Secara lebih khusus mulyati, masih dari sumber yang sama
beliau menyebutkan bahwa tujuan membaca ada empat macam, yaitu untuk
mengisis waktu luang, untuk mencari hiburan, untuk kepentingan studi, dan untuk
seseorang dengan tujuan untuk mengisis waktu luang, untuk mencari hiburan,
dan keindahan;
adalah untuk mengerti atau memahami isi atau pesan yang terkandung dalam
302
2) Kognitif dan intelektual, yakni digunakan seseorang untuk
informasi baru dengan informsi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi
untuk laporan lisan atau tertulis, (7) menginformasikan atau menolak prediksi, (8)
menampilkan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain
yang spesifik.
tulis dengan cermat, tepat dan cepat secara kritis dan kreatif. Cermat, tepat dan
terhadap isi bacaan dapat tergali secara maksimal. Hal yang sama juga
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna
bacaan.
303
Mengenai tujuan membaca yang lain Widyamartaya (dalam Haryadi
2006:7) menambahkan jika membaca dapat membuat orang menjadi arif. Hal ini
sebuah perenungan bagi pembaca, dan memberikan rasa senang saat membaca apa
yang dituturkan oleh penulis. Membaca juga berpengaruh pada pembentukan jiwa
anak. Melalui membaca anak mampu menciptakan minat terhadap apa yang
sedang ia pelajari dan hal ini akan lebih berarti jika minat itu dihubungkan dengan
dunia nyata .
renungan;
Tujuan berbahasa secara umum ada empat yaitu tujuan penalaran, tujuan
instrumen, tujuan integratif, dan tujuan kebudayaan. Tujuan membaca tidak dapat
lepas dari keempat tujuan berbahasa secara umum. Tujuan penalaran berkaitan
304
2.4 Manfaat Membaca
membaca merupakan hasil yang didapat pembaca setelah membaca. Jika tujuan
membaca dilihat sebelum atau sewaktu membaca, manfaat membaca dapat dilihat
setelah membaca.
grafis yang sudah dikenal. Dengan kata lain melalui kegiatan membaca akan
Membaca adalah kunci ke arah gudang ilmu. Melalui kegiatan membaca, kita
305
berkomunikasi dengan pemikir-pemikir kenamaan dari segala penjuru dunia.
bangsa.
kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis; (2) banyak buku dan
pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain;
Selain itu, seseorang dapat menyelami perasaan orang lain dari buku yang
dibacanya.
Hanifiah(2006,http://hanifiah.blogspot.com/2006/10/manfaat-membaca.
html., diunduh pada tanggal 28 November 2009, pukul 19.44 WIB) berpendapat
kebodohan; (3) kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa
berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja; (4) dengan sering
memori dan pemahaman; (7) dengan membaca, orang mengambil manfaat dari
306
pengalaman orang lain, kearifan orang bijaksana, dan pemahaman para sarjana;
disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup; (9) membaca membantu seseorang
agar tidak sia-sia; (10) dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak
kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat, lebih lanjut lagi ia bisa
yang tertulis “di antara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).
html., diunduh pada tanggal 28 November 2009, pukul 19.58 WIB) berpendapat
dari segala penjuru dunia; (3) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir dunia; (4) mengikuti peristiwa besar dalam sejarah, peradaban,
dan kebudayaan suatu bangsa; (5) memecahkan berbagai masalah kehidupan dan
membaca, yaitu (1) mengisi waktu luang serta menyegarkan pikiran dari rasa
jenuh; (2) mendapat pengetahuan yang luas; (3) dapat menyelami atau merasakan
perasaan orang lain, baik pemikiran, pesan, dan kesan; (4) mengembangkan
307
pemikiran dan menjernihkan cara berpikir; (5) mengusai banyak kata, serta
memahami bahasa tulis, bacaan dan tulisan bukanlah faktor yang universal karena
banyak bahasa yang tidak mengenal bentuk tulisan. Sifat bacaan adalah visual,
terorganisasi dan sistematis, arbiter, dan abstrak tetapi bermakna dan dan
Menurut Broghton (dalam Tarigan 2008:11) ada dua aspek penting dalam
merupakan urutan paling rendah, yaitu (1) mengenal huruf. (2) mengenal unsur-
unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain). (3)
menyuarakan bahan tertulis “to bark at print”). (4) kecepatan membaca beratraf
rendah.
skill) yang merupakan urutan, yaitu (1) memahami pengetian sederhana (leksikal,
308
bentuk). (4) kecepatan membaca yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan
Membaca dengan metode kata dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek
mekanik dan aspek konseptual. Aspek mekanik merupakan cara mata bergerak
melihat kata demi kata pada sebuah bacaan. Aspek konseptual merupakan cara
yang dibaca
Bagan 2
309
Aspek Membaca
Pengenalan
bentuk-
bentuk huruf
Pengenalan unsur-
unsur linguistik
Keterampilan
Mekanis Pengenalan hubungan
bunyi dan huruf
Kecepatan membaca
lembat
Aspek-aspek
membaca
Pemahaman
pengertian sederhan
Pemahaman
Keterampilan signifikasi/makna
Pemahaman
Evaluasi/penilaian
isi dan bentuk
Kecepatan membaca
fleksibel
310
Berdasrkan urauian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua aspek
maksud dan tujuan pengarang, relevansi budaya reaksi pembaca, dan c) kecepatan
BAB III
MODEL MEMBACA
311
3.1 Pengantar
Teori tentang membaca dapat memberikan nilai dan fungsi tersendiri dari
studi membaca dan pengajarannya. Nilai dan fungsi ini bagi pembaca, pembina,
dan atau para peneliti. Teori membaca berbeda-beda tergantung dari pendekatan
Model Membaca
dan 1960-an, focus para pakar tertuju pada kajian definisi dan penjelasan
tentang membaca.
Metode Membaca
Metode ( method ) merupakan tingkat merupakan tingkat
312
dilakukan dengan cara melakukan pemilihan keterampilan khusus yang
harus sesuai atau relevan dengan pendekatan yang dipilih karena metode
atau cara kerja dari sesuatu yang dibuat. Cara kerja yang diciptakan
didasarkan atas asumsi atau testis yang dianut. Asumsi yang dianut
berbeda, hanya saja perbedaannya tidak terlalu jelas jika kurang cermat
313
bahasa dan pembelajaran bahasa (termasuk keterampilan berbahasa). Atau
pada tesis, asumsi, dan parameter yang diturunkan dari teori-teori tertentu
Metode adalah suatu cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik
314
Metode (methode) menumt Antony (dalam Subyakto, 1993:8)
pendekatan.
Teknik Membaca
P e n d e k a t a n y a n g m e l a t a r b e l a k a n g i n y a a d a l a h pendekatan
315
model membaca yang diciptakanoleh para ahli. Dari berbagai model
membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran
dan bergantung dari bacaan yang ada di bawah dan kemudian dikirim ke otak
yang berada diatas, sistem kerja seperti itu disebut model membaca bawah atas.
dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Flesch berasal dari disiplin ilmu ilmu
jurnalistik, Gagne dari bidang ilmu jiwa, Gough dan Fries dari bidang
K e e m p a t m e t o d e i t u d i g u n a k a n p a d a p e m b e l a j a r a n membaca
316
y a n g pertama adalah MMBA sangat bergantung kepada peran mata yang apabila
diforsir matat i d a k d a p a t m e l i h a t s i m b o l - s i m b o l g r a f i s a t a u
MMBA hanya cocok untuk membaca bacaan yang sulit atau belum
dikenal sehingga pembaca yang sudah mahir tidak perlu menggunakan model ini.
model membaca atas bawah. Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah
317
bahasa.Kendala yang dihadapi oleh pembaca yang menggunakan MMAB
2) p e m b a c a m e m p u n ya i k e b i a s a a n ya n g j e l e k d a l a m m e m b a c a ,
dan
membaca sebuah baacan. Dalam model ini, proses membaca berlangsung secara
dan proses penggunaan kompetensi kognitif dan bahasa yang telah dimiliki oleh
pembaca. T o k o h y a n g m e n c a n a n g k a n M M T B a d a l a h R u m e l h a r t . I a
318
d i k e m b a n g k a n d e n g a n komputer.M o d e l y a n g d i b u a t R u m e l h a r t
m a s a l a h ya n g b e r k a i t a n d e n g a n p r o s e s k e b a h a s a a n . A p a b i l a
Yaitu model membaca yang menekankan struktur bacaan sebagai unsur primer
tersebut kembali dikirim ke otak untuk dipahami. Model ini merupakan bentuk
membaca intensif, karena dilaksanakan dengan seksama dan teliti, sehingga pada
Otak
Bacaan
319
2. Model Membaca Atas Bawah
Yaitu model membaca yang menekankan pengetahuan sebagai unsur primer, jadi
pembaca hanya melihat seperlunya saja stimulus berupa isyarat simbol garfis, dan
yang telah dimiliki. Model ini termasuk kategori membaca ekstensif skimming.
Otak
Mata
Bacaan Penafsiran
320
Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris
Rumelhart (1977). Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita
singgung di muka. Dia beranggapan bahwa model-model yang terdahulu itu tidak
pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu
melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada suatu saat
MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para penganut
321
paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis
atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia
dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa
digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin
secara tepat aspek-aspek membaca yang bersifat parallel dan yang bersifat
oleh para ahli yang terdahulu. Akan tetapi, penjelasan yang disampaikan para
Rumelhart.
MMTB sukar dilukiskan dalam diagram dua dimensi. Dalam gambar yang
berikut ini penyimpan informasi visual (PIV) mencatat informasi grafis. PIV itu
322
disentuh oleh alat penyadap ciri (APC). Ciri-ciri yang disadap itu digunakan
dalamnya itu.
membaca dalam bentuk interaktif. Yang tidak dijelaskan dalam proses tersebut
323
ialah bagaimana komponen-komponen itu berinteraksi. Hal inilah yang kemudian
menjadi bahan pemikiran ahli lain, seperti Goodman dan Ruddel. Yang tidak ada
di dalam model itu ialah gambaran tentang kerja pemandu polanya sendiri.
disetujui, ditentukan, dikukuhkan atau ditolak oleh sumber informasi yang layak.
paling layak. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat ditandai
model yang cukup canggih. Dengan menggunakan model tersebut kita dapat
tampak pada perilaku pola membaca. Model ini mempunyai ciri yang esensial
324
(huruf, kata), dan betapa penguasaan atas peringkat yang lebih tinggi itu
dapat dimanfaatkan pada saat melakukan kegiatan membaca. Dilihat dari bidang
untuk menolong para siswanya menjadi pembaca yang fleksibel, ialah pembaca
yang mampu mengatur kecepatan tempo bacanya sesuai dengan sifat, manfaat,
tujuan, kebutuhan dan relevansi dari materi bacaan tersebut. Pembaca harus
dialihkan perhatiannya dari struktur lahir bahasa (kata, huruf, kalimat, dan
telah dimilikinya dalam proses menyimak dan berbicara. Guru dituntut untuk
yang kondusif, yang mendorong menumbuhkan minat baca yang positif. Perlu
diutamakan keyakinan bahwa dalam hal ini bukanlah kehadiran guru dalam
lingkungan itu yang pertama dan utama, melainkan kehadiran siswa itu sendiri.
325
membaca itu sendiri. Melakukan aktifitas baca sama dengan berlatih membaca.
serta menemukan sendiri strategi yang paling tepat untuk dirinya dalam
menghadapi bacaan.
metode pengajaran pada masa-masa silam. Sebagai contoh, guru tidak perlu lagi
pengajaran membaca tidak mungkin dilakukan. Para guru lebih baik meyakinkan
para siswanya bahwa bagaimanapun para siswa tidak perlu berkecil hati dan
frustasi dengan bacaan yang sarat dengan kosakata sukar yang tidak dapat
sikap seperti itu akan membuat mereka percaya diri dan bergantung pada
kognitif yang dimilikinya. Dengan demikian, para siswa tidak lagi akan
bergantung kepada guru atau pun sumber-sumber lainnya yang datang dari luar
326
Model yang dianjurkan oleh Rumelhart itu mendukung salah satu
keyakinan yang secara intuitif telah diterima oleh banyak orang, ialah bahwa
pembaca akan lebih merasa terlayani jika kita membekali mereka dengan
kesiapan untuk membaca materi yang disajikan kepada mereka. Banyak hal yang
bisa dilakukan guru dalam upaya membekali pengetahuan siap mereka. Prosedur-
bagi para siswa dalam upaya membantu mereka untuk menggunakan latar
mempermudah proses memahami bacaan dengan lebih layak dan lebih baik.
Cara lama yang masih banyak digunakan para guru ialah pemberian tugas
ini tidak terlalu jelek dan merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
zaman”. Bagaimanapun hal-hal yang dibawa pembaca tersebut dari proses yang
dijalaninya itu. Oleh karena itu, guru boleh berkeyakinan bahwa proses membaca
akan berlangsug lebih baik jika prosedur penugasan itu dibalikkan, diskusi dulu,
model yang sudah membaur dengan berbagai strategi pengajaran yang telah
327
siswa untuk menyurvai, bertanya dan bertanya, membuat prakiraan, dan
membaca untuk menguji hipotesis. Model membaca yang baik harus dapat
menjelaskan teori berbagai pendekatan yang baik untuk membaca dan belajar.
peringkat di atasnya. Model ini sangat baik untuk mengakrabkan dan mendorong
mereka dalam pengujian cara dan strategi membaca yang biasa mereka lakukan
sendiri.
prinsip yang ada di dalamnya? Ya, mungkin anda tergolong orang yang
sesungguhnya tidak ada hal-hal yang baru bagi anda. Sebagai guru, anda
yang biasa timbul dalam pikiran anda selagi membaca. Bukankah pertanyaan-
pertanyaan yang muncul selagi kita membaca merupakan cerminan dari proses
interaktif dari kerja mata dan kerja kognisi pada saat kita merespon bacaan.
328
divergen. Mungkin, kita telah melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui landas
pijaknya. Dengan pengetahuan ini, mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan
tersebut dapat kita yakini sebagai sebuah kebenaran dan sesuatu yang dapat
halaman bercetak. Dia memulai konsepnya dari halaman bercetak, dan dari situ
Gough, La Berge dan Samuel (1974). MMBA bersifat linear dan berjenjang,
dimulai dari pemrosesan unit linguistik yang paling kecil, yakni huruf-huruf,
membenarkan proses yang dimulai dari peringkat yang lebih tinggi MMTB mulai
dengan semantik atau makna kata. Pada peringkat yang lebih tinggi itu ada bank
data yang bekerja secara simultan. Kita memiliki sintaksis, semantik, ortografi,
dan leksikon yang bekerja secara serentak, tidak bekerja secara berurutan seperti
329
banyaknya sehingga mereka dapat memahami kata dalam konteks yang berbeda-
ialah sikap murid. Guru yang terlalu sering memberi tugas yang berada di luar
motivasinya. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat baca siswa ialah
dengan jalan menyediakan bahan bacaan yang kira-kira dapat menarik perhatian
mereka.
-Campuran
Sekunder:baca
330
2. Proses Otak-Mata-Otak Otak-Mata-Bacaan Simultan
Dalam menghasilkan Model Membaca ada ada suatu tata kerja tersendiri
yang ditempuh melalui penelitian. Para ahli dalam melakukan penelitian yang
a. Pendekatan Taksonomik
b. Pendekatan Psikologis
d. Pendekatan Psikomotorik
e. Pendekatan Linguistik
a. Pendekataan Taksonomik
331
Pendidikan Taksonomik dikembangkn oleh Gray. Ia berpendapat bahwa
b. Pendekatan Psikologis
Pendekatan psikologis terdiri dari dari dua yaitu behavior dan kognitif.
respon.
dalam teori komunikasi informasi yang dipakai dalam studi membaca adalah
d. Pendekatan Psikomotorik
332
dn kecepatan membaca diukur secara stastiktik dengan menggunakan analisis
e. Pendekatan Linguistik
pertama dikembangkan oleh Bloomfield, Fries, Lefevre, dan periode kedua oleh
membaca merupakan hubungan teratur antara system tulisan dan ujaran. Senada
Rumelhart (1977). Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita
singgung di muka. Dia beranggapan bahwa model-model yang terdahulu itu tidak
333
MMTB melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada
pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu
melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada suatu saat
MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para penganut
paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis
atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia
dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa
digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin
334
Paradigma yang diajukan Rumelhart untuk melukiskan proses membaca
secara tepat aspek-aspek membaca yang bersifat parallel dan yang bersifat
oleh para ahli yang terdahulu. Akan tetapi, penjelasan yang disampaikan para
Rumelhart.
MMTB sukar dilukiskan dalam diagram dua dimensi. Dalam gambar yang
berikut ini penyimpan informasi visual (PIV) mencatat informasi grafis. PIV itu
disentuh oleh alat penyadap ciri (APC). Ciri-ciri yang disadap itu digunakan
dalamnya itu.
335
Mari kita perhatikan paradigma Rumelhart dalam gambar berikut.
membaca dalam bentuk interaktif. Yang tidak dijelaskan dalam proses tersebut
menjadi bahan pemikiran ahli lain, seperti Goodman dan Ruddel. Yang tidak ada
di dalam model itu ialah gambaran tentang kerja pemandu polanya sendiri.
336
interaktif untuk memperoleh pemahaman tentang bahasa tulis. Berbagai jenis
disetujui, ditentukan, dikukuhkan atau ditolak oleh sumber informasi yang layak.
paling layak. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat ditandai
model yang cukup canggih. Dengan menggunakan model tersebut kita dapat
tampak pada perilaku pola membaca. Model ini mempunyai ciri yang esensial
(huruf, kata), dan betapa penguasaan atas peringkat yang lebih tinggi itu
dapat dimanfaatkan pada saat melakukan kegiatan membaca. Dilihat dari bidang
untuk menolong para siswanya menjadi pembaca yang fleksibel, ialah pembaca
337
yang mampu mengatur kecepatan tempo bacanya sesuai dengan sifat, manfaat,
tujuan, kebutuhan dan relevansi dari materi bacaan tersebut. Pembaca harus
dialihkan perhatiannya dari struktur lahir bahasa (kata, huruf, kalimat, dan
telah dimilikinya dalam proses menyimak dan berbicara. Guru dituntut untuk
yang kondusif, yang mendorong menumbuhkan minat baca yang positif. Perlu
diutamakan keyakinan bahwa dalam hal ini bukanlah kehadiran guru dalam
lingkungan itu yang pertama dan utama, melainkan kehadiran siswa itu sendiri.
membaca itu sendiri. Melakukan aktifitas baca sama dengan berlatih membaca.
serta menemukan sendiri strategi yang paling tepat untuk dirinya dalam
menghadapi bacaan.
338
metode pengajaran pada masa-masa silam. Sebagai contoh, guru tidak perlu lagi
pengajaran membaca tidak mungkin dilakukan. Para guru lebih baik meyakinkan
para siswanya bahwa bagaimanapun para siswa tidak perlu berkecil hati dan
frustasi dengan bacaan yang sarat dengan kosakata sukar yang tidak dapat
sikap seperti itu akan membuat mereka percaya diri dan bergantung pada
kognitif yang dimilikinya. Dengan demikian, para siswa tidak lagi akan
bergantung kepada guru atau pun sumber-sumber lainnya yang datang dari luar
keyakinan yang secara intuitif telah diterima oleh banyak orang, ialah bahwa
pembaca akan lebih merasa terlayani jika kita membekali mereka dengan
kesiapan untuk membaca materi yang disajikan kepada mereka. Banyak hal yang
bisa dilakukan guru dalam upaya membekali pengetahuan siap mereka. Prosedur-
bagi para siswa dalam upaya membantu mereka untuk menggunakan latar
339
belakang informasi (pengetahuan) yang dimilikinya. Pengetahuan siap ini akan
mempermudah proses memahami bacaan dengan lebih layak dan lebih baik.
Cara lama yang masih banyak digunakan para guru ialah pemberian tugas
ini tidak terlalu jelek dan merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
zaman”. Bagaimanapun hal-hal yang dibawa pembaca tersebut dari proses yang
dijalaninya itu. Oleh karena itu, guru boleh berkeyakinan bahwa proses membaca
akan berlangsug lebih baik jika prosedur penugasan itu dibalikkan, diskusi dulu,
model yang sudah membaur dengan berbagai strategi pengajaran yang telah
membaca untuk menguji hipotesis. Model membaca yang baik harus dapat
menjelaskan teori berbagai pendekatan yang baik untuk membaca dan belajar.
peringkat di atasnya. Model ini sangat baik untuk mengakrabkan dan mendorong
340
mereka dalam pengujian cara dan strategi membaca yang biasa mereka lakukan
sendiri.
prinsip yang ada di dalamnya? Ya, mungkin anda tergolong orang yang
sesungguhnya tidak ada hal-hal yang baru bagi anda. Sebagai guru, anda
yang biasa timbul dalam pikiran anda selagi membaca. Bukankah pertanyaan-
pertanyaan yang muncul selagi kita membaca merupakan cerminan dari proses
interaktif dari kerja mata dan kerja kognisi pada saat kita merespon bacaan.
divergen. Mungkin, kita telah melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui landas
pijaknya. Dengan pengetahuan ini, mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan
tersebut dapat kita yakini sebagai sebuah kebenaran dan sesuatu yang dapat
341
halaman bercetak. Dia memulai konsepnya dari halaman bercetak, dan dari situ
Gough, La Berge dan Samuel (1974). MMBA bersifat linear dan berjenjang,
dimulai dari pemrosesan unit linguistik yang paling kecil, yakni huruf-huruf,
membenarkan proses yang dimulai dari peringkat yang lebih tinggi MMTB mulai
dengan semantik atau makna kata. Pada peringkat yang lebih tinggi itu ada bank
data yang bekerja secara simultan. Kita memiliki sintaksis, semantik, ortografi,
dan leksikon yang bekerja secara serentak, tidak bekerja secara berurutan seperti
banyaknya sehingga mereka dapat memahami kata dalam konteks yang berbeda-
ialah sikap murid. Guru yang terlalu sering memberi tugas yang berada di luar
motivasinya. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat baca siswa ialah
342
dengan jalan menyediakan bahan bacaan yang kira-kira dapat menarik perhatian
mereka.
-Campuran
Sekunder:baca
343
2.2 Pendekatan dalam Model Membaca
Dalam menghasilkan Model Membaca ada ada suatu tata kerja tersendiri
yang ditempuh melalui penelitian. Para ahli dalam melakukan penelitian yang
a. Pendekatan Taksonomik
b. Pendekatan Psikologis
d. Pendekatan Psikomotorik
e. Pendekatan Linguistik
f. Pendekataan Taksonomik
g. Pendekatan Psikologis
Pendekatan psikologis terdiri dari dari dua yaitu behavior dan kognitif.
344
belajar kalau ada stimulus, ia merespon stimulus tersebut. Lingkungan
respon.
dalam teori komunikasi informasi yang dipakai dalam studi membaca adalah
i. Pendekatan Psikomotorik
j. Pendekatan Linguistik
pertama dikembangkan oleh Bloomfield, Fries, Lefevre, dan periode kedua oleh
membaca merupakan hubungan teratur antara system tulisan dan ujaran. Senada
345
dengan pendapat itu Fries mengatakan bahwa membaca merupakan hubungan
Yaitu proses membaca yang berlangsung secara simultan (berganti atau fleksibel)
adanya perbedaan pengetahuan dan bergantung pula dengan bacaan yang dibaca.
346
Model Membaca Interaktif Model ini merupakan kombinasi antara pemahaman
model membaca atas bawah dan model membaca bawah atas. Pada model
atas untuk menguji apakah hal itu benar-benar dikatakan oleh penulis. Artinya,
kedua model tersebut terjadi secara stimultan pada saat membaca. Penganut teori
pembaca dengan teks. Dengan teori itu, dijelaskan bagaimana seorang pembaca
Kegiatan membaca adalah proses membuat hubungan yang berarti bagi informasi
dan kalimat dalam bacaan. Model interaktif adalah model membaca yang
yang ada dalam pikiran pembaca. Proses membaca menurut pandangan interaktif
adalah proses intelektual yang kompleks, mencakup dua kemampuan utama, yaitu
verbal (Rubin, 1982). Pendapat ini mengisyaratkan bahwa ketika proses membaca
berlangsung, terjadi konsentrasi dua arah pada pikiran pembaca dalam waktu yang
dan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis.
347
Selain itu, pembaca dituntut untuk dapat mengungkapkan makna yang terkandung
di dalamnya atau makna yang ingin disampaikan oleh penulis melalui teks yang
mengakui bahwa model interaktif ini adalah model paling tepat untuk diterapkan
karena model ini juga merupakan gambaran yang paling baik mengenai apa yang
terjadi ketika membaca. Karena itu, membaca sebenarnya adalah gabungan proses
mata seseorang bergerak ketika mereka membaca? Apakah mata tersebut bergerak
dengan lembut, seperti ketika mengawasi seekor burung yang sedang terbang atau
bergerak, berhenti, bergerak, berhenti lagi, bergerak lagi dan berhenti lagi?
Penelitian dalam ranah ini jelas menarik bagi para ilmuwan pendidikan yang
diperkirakan banyak menarik minat para instruktur pengajaran bahasa yang lebih
banyak berkiprah dalam ranah yang jauh lebih bersifat praktikal. Salah satu
penggagasnya dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja dalam kelas
348
seseorang ketika dia sedang membaca. Apakah mata si pembaca bergerak dengan
lembut? Jika mata tersebut bergerak dengan lembut, maka dapat dipastikan bahwa
dia tidak sedang membaca, kata Lou E. Burmeister. Lebih jauh pakar pendidikan
apabila mata tidak bergerak. Hanya apabila mata berhenti bergerak, atau terpusat
pada satu bagian dari kata, pada satu kata, atau pada satu frase, maka barulah si
pembaca mendapatkan apa yang dinamakan citra visual. Berikutnya, jika memang
dikehendaki mata akan bergerak untuk kemudian berhenti lagi jika si pembaca
ingin mendapatkan citra visual yang lain. Atau dengan kata lain, dalam membaca
mata seorang pembaca haruslah berhenti, bergerak, berhenti lagi, bergerak lagi,
dan seterusnya, jika dia menginginkan memahami apa yang dibacanya. Dalam
dan bukannya hanya satu kata saja, proses berhenti dan bergerak ini mungkin
memerlukan waktu tidak lebih dari seperenam detik. George D. Spathe (1962)
yang diperlukan sepasang mata dalam membaca tidak dapat melebihi tiga kata,
atau dengan kata lain seorang pembaca yang paling cepat sekali pun, berdasarkan
hasil penelitian ini, tidak akan mampu membaca lebih banyak dari tiga kata dalam
349
Pendekatan Pangalaman Berbahasa (PPB) dalam Pengajaran Membaca.
PPB atau LEA (Language Experience Approach) didefinikan oleh Phyllis E. Huff
siswa. Oleh karenanya belajar membaca tidak bisa dilepaskan dari keterampilan
berbahasa.
pengajaran membaca yang berpangkal dari bahasa siswa itu sendiri sebagai bahan
ajarnya, yakni bahan ajar untuk membaca, mengeja, menyimak, menulis dan
berbicara.
PPB meruakan suatu pendekatan pengajaran. Materi agar digali dari pembelajar
350
melibatkan seluruh aspek keterampilan berbahasa siswa secara integrative. PPB
Menurut Spache (1968), asumsi PPB adalah bahwa ekspresi bahasa lisan siswa
berdasarkan pada pikiran, perasaan dan pengalamannya yang dapat ditulis dan
makna kata yang dipelajari. Kata-kata tidak memiliki makna yang murni mandiri
simbol visual dengan simbol-simbol bunyi yang relatif sudah dikenal dapat
Menurut para ahli, prosedur PPB dalam pengajaran membaca permulaan, terbagi
351
Langkah 1: Mengidentifikasi minat latar belakang pengalaman dan fasilitas
percakapan ringan dengan anak. Misalnya, bertanya tentang nama, keluarga dan
kesukaan.
Langkah ini dimaksudkan untuk menunjukkan bukti pada anak bahwa apa yang
dikemukakannya bisa dituliskan untuk memberi kepuasan batin pada anak bahwa
dirinya bisa jadi penulis. Pencatatan dan perekaman bahasa anak dapat
dilaksanakan di papan tulis atau di kertas karton atau juga dengan alat perekam.
Penanaman rasa percaya diri, penting untuk membawa anak pada konsep
Pada langkah ini prosedur dan kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh
352
Alternatif Model Pembelajaran Membaca Lanjut dengan Menggunakan
PPB
Skenario PBM
Langkah 1: Apersepsi
yang dihadapi sebagai permanasan. Cara yang bisa dilakukan guru misalnya
melakukan percakapan ringan ringan tentang berita atau kejadian aktual disekitar
lingkungan tempat tinggal atau sekolah. Yang penting dalam langkah awal ini
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaring dan menyiapkan bahan ajar membaca
yang digali dari anak, untuk anak, oleh anak. Pemilihan kegaitan didasari oleh
3. Melatih daya pikir dan daya nalar melalui latihan antisipasi dan latihan
353
Langkah 3: Mendiskusikan hasil tulisan bersama
Setelah kegiatan membaca kemudian dilakukan diskusi yang diarahkan pada hal-
hal yang berkenaan dengan : (a) Ide pokok dan ide penjelas, (b) Kalimat pokok
Langkah 4: Pelatihan
tersebut dengan pelatihan sejenis dengan mengambil bahan bacaan yang konkret
dan dipilih guru sesuai kebutuhan, situasi, dan karakter belajar anak
berkesulitan belajar.
1. Pendekatan Komunikatif
Pengajaran membaca harus didasarkan pada tujuan membaca dan diarahkan pada
354
(2) pelatihan lisan dialog yang diberikan, siswa kemudian mengulang yang
dilisankan guru,
(7) aktivitas produksi lisan yang dimulai dari aktivitas komunikasi terbimbing
Anak berkesulitan belajar secara aktif terlibat dalam proses pengajaran. Guru dan
menyajikan pelajaran, dan menilai hasil pembelajaran. Melalui kegiatan ini, guru
memberikan keleluasaan yang dapat dipilih siswa untuk memilih informasi bacaan
yang diinginkannya.
355
Bentuk pengajaran terpadu meliputi kegiatan membaca, menulis, berbicara, dan
tersebut. Melalui kegiatan yang terpadu, anak berkesulitan belajar dapat menulis
teks, mereka membaca tulisannya, menyimak gagasan orang lain, dan menanggapi
meningkat.
siswa.
Aktivitas pengajaran membaca juga sangat membutuhkan strategi yang tepat, agar
tujuan yang diharapkan guru dapat tercapai. Strategi membaca (2007: 36-51)
356
3.2 Pendekatan dalam Teori Membaca
1997).
dengan suatu model tertentu tentang proses membaca. Tokoh dalam pendekatan
pendekatan konseptual.
q. Dalam system penulisan alphabet ada hubunga langsung antar bahasa lisan
357
t. Maknanya ada dalam jiwa pengarang dan pembaca.
oleh pengarang.
membaca, yaitu (1) membaca selalu berlibat dengan level pemahaman tertentu
karena setiap bahan bacaan selalu mengungkapkan sesuatu; (2) paparan bahasa
pola tatnan katanya, dan kata-kata fungsinya; (3) dalam memulai pengajaran
kata yang terlalu besar, walaupun siswa bersangkutan telah memiliki pemahaman
ditekankan pada masalah kelompok kata, tatanan kata, tanda-tanda baca, dan lain
sebagainya; (4) bahan pengajaran yang disajikan sebaiknya bahasa yang sudah
dikenal baik oleh siswa, dan jangan menyajikan bahasa yang bersifat artifial, atau
yang tidak wajar; (5) hidari pemakaian gambar sebagai kunci untuk menangkap
makna; (6) sajikan ragam bahasa baku yang informal, dan bukan bahasa buku; (7)
isi bacaan hendaknya sesuai dengan pengalaman siswa; (8) perkenalkan dengan
segera kata-kata fungsi dalam berbagai kelompok kata; (9) sediskan peluang yang
358
cukup luas bagi siswa untuk mengembangkan level kemampuan membacanya
sehingga ada perimbangan yang harmonis dengan level bahasa yang mampu
Chomsky sebagai acuan kerja untuk memerikan proses membaca dalam bentuk
suatu model yang dikenal sebagai Model Membaca Goodman (The Goodman
dari pengalaman serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori
itu sendiri maupu dari orang lain yang dijadikan banyak penelitian. Ada beberapa
teori yang dimanfaatkan dalam pendekatan ini, yaitu teori yang memandang
359
pengalaman yang baru saja dialami siswa memotivasi belajar membaca, belajar
Teori yang pertama, yaitu teori yang memandang menbaca sebagai proses
abad ini. Menurut pendapatnya, berpikir adalah kegiatan jiwa yang tidak bisa
pada siswa SD. Studinya dipusatkan pada kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa
redaksi dari inti kesimpulan studi Thorndike yang sangat populer dalam sejarah
studi membaca.
membaca itu diuraikan dengan baik oleh J.P Guilford dalam karangannya berjudul
360
ide, (3) kegiatan berpikir konvergentif, yaitu menghasilkan nalar secara induktif,
(4) kegiatan berpikir divergentif, yaitu menghasilkan nalar secara deduktif, (5)
memutuskan. Semua tipe berpikir ini akan bekerja dengan baik pada siswa yang
ini lebih dikenal sebagai Teori Keterampilan. Tokoh terkemuka yang dengan gigih
membahas masalah membaca, secara langsung atau tidak, ada saja bagian
uraiannya yang menekankan bahwa membaca tidak lain dari pada kegiatan
merekognisi kata, (2) keterampilan memahami isi tersurat yang mencakup (a)
keterampilan menemukan hubungan antar ide dalam bacaan, dan (c) ketermpilan
menangkap isi pokok bacaan, dan (3) keterampilan memahami isi tersirat yang
gaya bahasa, dan retorik dari pengarang, dan (c) keterampilan menemukan nilai
dan fungsi isi bacaan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang telah
dimiliki.
361
Teori keterampilan tentang proses membaca banyak sekali pengikut atau
lebih lagi dalam masalah membaca komperhensif. Elmort Albert Betts (1957)
menjadi 47 macam. Tiap macam ini dipandangnya petut dibinakan oleh guru pada
yaitu teori yang memandang membaca sebagai proses mempersepsi. Teori ini
banyak memanfaatkan hasil studi ilmu jiwa yang mempelajari bagaimana proses
yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah ini adalah D.H. Russell
bahwaapa yang disebut mempersepsi itu dari satu segi dapat dibatasi sebagai
sesuatu yang telah dikenal sebagai suatu obyek, suatu kualitas, atas suatu
Selain itu perlu diketahui pula bahwa persepsi ini, ada dua macam teori yang
362
terbentuk dalam proses belajar mengasosiasikan stimulus dengan respon
bermakna. Teori yang kedua ialah Teori Analistik yang menerangkan bahwa
pembaca mereaksi suatu simulus sebagai suatu pula yang kabur, tahap kedua
reaksinya tertuju pada bagian-bagian dari pola itu, dan pada akhirnya pada tahap
suatu pola baru yang jelas. Selanjutnya ditegaskan oleh Russel, teori manapun
yang disepakati yang jelas sama hubungan ini ialah bahwa teori persepsi
siswa untuk menirukan sehingga mereka dapat menghayati yang ditirukan, (3)
mereka memperoleh persepsi, lebih lagi kalau stimulant yang direspon siswa
variasi berbagai bentukan bahasa, dan (6) menajamkan ingatan mereka terhadap
visual. Teori visual, yaitu teori yang memandang membaca semata-mata sebagai
kegiatan visual. Teori ini memusautkan perhatiannya kepada proses gerak mata
pada saat seseorang membaca. Perintisnya adalah Emile Javal, seorang guru besar
363
yang ahli dalam bidang studi bidang membaca yang dengan tekun mempelajari
kesimpulan bahwa pada waktu membaca mata tidak bergerak perlahan-lahan dari
kiri ke kanan di sepanjang garis-garis kalimat bacaan. Juga tidak melihat huruf
dalam bacaan itu satu demi satu untuk kemudian menggabungkannya menjadi
kata-kata. Proses membaca menurut Teori Visual, dalam garis besarnya dapat
bacaan secara global, yaitu mata bergerak dengan cepat babarapa kali bolak-
dari kiri ke kanan dengan rentangan yang tidak sama lebarnya. Tiap lompatan
dalam satu lompatan. Saat ini disebut fiksasim atau selang mencamkan. Perlu
diketahui bahwa lompatan mata itu tidak dimulai pada awal baris kalimat
yang dibaca, tetapi agak ketengah sedikit. Dua lompatan yang terakhir juga
lompatan membaca seperti baris pertama tadi. Dan setelah satu halaman
364
Teori yang kelima yang berakar pada pendekatan empirikal adalah Teori
bahwa belajar membaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
perkembangan bahasa pada siswa. Membaca tidak bias dilepaskan dari berbicara,
menyimak, dan menulis. Karena itu, dalam belajar membaca siswa harus dibina
Tokoh perintis Teori Pengalaman Behasa dalam membaca adalah AR. Van
diungkapkannya berikut : “Apa yang dapat kita pikirkan, dapat pula kita
bicarakan, dapat pula kita tuliskan. Apa yang dapat kita tuliskan dapat pula kit
abaca. Kita dapat membaca apa yang kita tulis dan apa yang ditulis orang lain
disispkan kepada kita untuk dibaca”. Singkatnya, asumsi itu berpangkal pada
tulis. Dan dilandaskan asumsi ini, maka disarankan agar pengajaran membaca
Teori Pengalaman Bahasa dalam membaca yang dikembangkan oleh R. Van Allen
365
9.2.3 Pendekatan Eksperimemtal
proses pemahaman itu, dan faktor apa saja yang berpengaruh dalam pemahaman
telah dilakukan selama ini banyak sekali jumlah dan jenisnya. Masalah yang
makna dari tuturan tertulis yang dibaca (bacaan). Teori yang dimanfaatkannya
sebagai proses atau kegiatan menangkap makna dari bacaan. Beberapa penemuan
langsung berhubungan dengan material bahasa itu, (2) dalam memahami atau
makna (cues), atau menganalisis pola bentukan bahasa bacaan, dan (3) persepsi
366
yang kuat atu baik terhadap makna bahasa bacaan sebagai hasil menghayati dan
menganalisis bahasa bacaan itu akan membuat pembaca memiliki ingatan yang
membaca, yaitu simbolik tentang hal-hal yang direspons pembaca dari bacaan.
Eksperimentasi dalam bidang ini antara lain menemukan (1) persepsi yang baik
terhadap makna bahasa bacaan menghasilkan konsep yang baik pula tentang
makna bahsa bacaan itu, (2) konsep yang abstrak sifatnya tentang makna material
dalam bidang ini antara lain menemukan bahwa pemahaman bacaan tergantung
pada (1) jumlah kosa kata yang dikuasai, (2) luas dan dalamnya ragam makna kata
informasi yang pada suatu saat dibutuhkan untuk dikeluarkan atau diretrif.
yang diperoleh dari proses acquisition (Witting 1981 dalam Syah 1997:114).
367
yang baru diperolehnya ketika mengalami proses acquisition. Peristiwa
penyimpanan melibatkan fungsi short term dan long term. Menurut Best (1987),
semua informasi yang diterima seseorang sebelum masuk dan diproses oleh
subsistem akal pendek atau short term memory terlebih dahulu disimpan sesaat
memory atau sensori register, yaitu subsistem penyimpanan pada syaraf indra
penerima informasi. Dalam dunia kedokteran, subsistem ini disebut syaraf sensori
Menurut Witting 1981 (dalam Syah 1997:114), retrival adalah proses atau
perilaku tertentu sebagai respons atas stimulius yang sedang dihadapi. Pada
menerima informasi dari bacaan tentang kata Fatimah yang merupakan putri
pertama Nabi Muhammad SAW dan istri Ali bin Abu Tholib. Mula-mula
informasi mengenai Fatimah masuk ke dalam short term memory atau working
memory (memori jangka pendek) melalui indra telinga atau mata. Informasi
mengenai putri pertama Nabi Muhammad SAW dan istri Ali bin Abu Tholib
368
diberi kode, misalnya dalam bentuk simbol-simbol huruf F-A-T-I-M-A-H.
Setelah pengkodean, informasi masuk dan disimpan dalam long term memory
pertama Nabi Muhammad SAW dan istri Ali bin Abu Tholib, misalnya untuk
respons dari kumpulan item-item informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam
salah satu skema kognitif yang relevan. Skema kognitif adalah semacam file
sebuah kumpulan yang disebut schemata atau schemas yang tersimpan dalam
pertama Nabi Muhammad SAW dan istri Ali bin Abu Tholib jika sukses maka ia
menyimpan kata kurang dari 50.000. Terkait dengan cara penyimpanan dan
menganggap bahwa tiap kata disimpan dan diretrif sebagai kata yang terpisah.
Alasan dari pandangan tersebut adalah bahwa retrival (pemanggilan) yang dapat
dengan cepat dilakukan dengan kita tinggal menggambil (mencomot) kata yang
diingginkannya.
369
Pandangan kedua membantah pandangan tersebut dan menyatakan bahwa
kata akan sangat boros karena otak kita harus menyimpan ribuan kata. Jadi,
kesempilan kata di atas hanya disimpan satu saja, yaitu tulis. Ada dua arguman
lebih hemat dan waktu untuk meretrif kata multi-morfemik lebih lama dari pada
Pandangan ketiga menyatakan bahwa kata dan morfem disimpan dalam medan
semantik yang sama. Dalam medan semantik, kata-kata dan morfem-morfem yang
memiliki ciri sama dimasukkan dalam satu medan yang sama. Kata rambutan,
durian, mangga, jeruk, pisang, nanas, dan apel dimasukkan dalam satu medan
semantik, yaitu buah-buahan. Medan semantik juga dapat berupa kata-kata atau
dalam medan semantik yang sama. Hal tersebut dapat dibuktikan pada waktu
Contoh:
370
Kilir lidah pada contoh 8 merupakan kilir lidah berkategori sintaksik verbal,
kemiripan bunyi. Orang yang lupa-lupa ingat pasti terkaan katanya tidak jauh dari
kata targetnya (jumlah suku katanya sama, bunyi awalnya sama, dan seluruh kata
mirip dengan kata yang dicarinya. Orang yang lupa-lupa ingat nama orang
dalam satu konsep kata karena perpaduan antara sapu dan tangan tidak
memunculkan makna kata yang berasal dari kedua perpaduan tersebut. Makna
sapu tangan bukanlah sapu (alat untuk menyapu) dan tangan (bagian tubuh
manusia), tetapi bermakna kain persegi untuk menyapu keringat dan sebagainya.
didasarkan atas makna yang saling berkaitan. Suatu kata tidak berdiri terlepas dari
yang lainnya, namun satu kata terkait dengan yang lainnya berdasarkan
pengalaman yang dimilikinya. Misalnya, kata mawar berkaitan dengan rasa sakit,
Model penyimpanan dan retrif kata terbagi atas dua kelompok besar, yaitu
serial search model dan parallel access model. Serial search model adalah model
yang diajukan oleh Forster tahun 1976 dan 1979 (Gleason dan Ratner 1998171).
Menurut teori itu, manusia meretrif kata dengan cara seperti kita memakai kamus.
371
Setelah mendengar atau melihat kata, manusia lalu menentukan apakah kata
tersebut ada dalam bahasanya. Model ini memiliki tiga pintu masuk, yaitu akses
lewat ortografi, fonologi, dan semantik atau sintaktik. Serial search model
mempunyai dua tahap, tahap acsess file, yaitu seseorang menentukan apakah
input merupakan kata dalam bahasanya dan tahap master file, yaitu seseorang
mencocokkan input yang diterima dengan semua kata yang tersimpan dalam
dalam leksikon mental yang mirip dari ortografi, fonologi, makna maupun
sintaksisnya.
Parallel access model terbagi atas tiga model, yaitu logogen model,
connectionist model, dan cohort model. Logogen model diciptakan oleh Morton
tahun 1967 yang beranggapan bahwa tiap kata mempunyai logogen, yaitu sebuah
daftar yang menghitung jumlah fitur anatara kata yang ada dalam leksikon dengan
dan Rumelhart tahun 1981yang mempuyai tiga tingkatan, yaitu tingkat input yang
individu, dan tingkat output yang berupa ditemukannya kata tersebut. Cohort
memahami kata secara lisan yang berisikan hampir sama dengan logogen model
dan connectionist model, yaitu pada waktu seseorang mendengar sebuah kata,
melakukan penelitian terhadap tikus pada tahun 20-an menyataakan bahwa daerah
372
penyimpanan dan retrival tidak berada pada suatu titik atau daerah tertentu di
otak, banyak bagian otak yang terlibat. Menurut Hebb, bagian-bagian yang terlibat
dalam penyimpanan dan retrival mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan saling
menopang dalam menyimpan dan meretrif kata secara utuh. Hasil temuan dari
Penfield membuktikan bahwa bagian otak yang digunakan sebagai pusat untuk
menyimpan memori adalah lobe temporal pada daerah hippocampus. Tulving dan
Lepage (2000) menunjukkan bahwa memori tidak disimpan pada tempat yang
khusus di otak. Penelitian yang terbaru dilakukan oleh Kapur dkk (1996) dan
Sedangkan, retrival terletak pada hemisfir kanan, yaitu di tiga daerah yang sama.
tes pemakaian bahasa, dam tes itelegensia) disajikan kepada sekelompok siswa,
Salah seorang tokoh terkemuka dalam bidang ini ialah F.B. Davis (1968,
1971, 1972) menganalisis tes batera membaca yang jumlahnya cukup besar yang
373
disajikan kepada siswa SMA di Amerika. Dengan menerapkan analisis faktor,
pembaca dalam membaca komprhessif, yaitu (1) megingart makna kata da menari
kesimpulan tentang makna suatu kata dari konteks bacaan, (2) menangkap makna
(3) menarik kesimpulan tentang isi bacaan, dan (4) menangkap tujuan atau
keterampilan intelektual, yaitu (1) menarik kesimpulan tentang isi bacaan, (2)
mengingat makna kata, (3) mengikuti stuktur bacaan, dan (4) menangkap maksud
374
Berdasarkan hasil penelitiannya, Witting (1981) menyimpulkan bahwa lupa
yang dialami seseorang tidak dapat diukur secara langsung. Seringkali, sesuatu
Contohnya adalah jika ada seorang guru minta kepada salah seorang muridnhya
untuk menngatakan semua yang telah ia lupakan dari pelajaran yang telah
Faktor penyebab terjadinya lupa ada tujuh. Pertama, lupa disebabkan oleh
lamanya tenggang waktu antara saat terjadinya proses penyimpanan atau belajar
Kedua, lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antar-item informasi yang
ada dalam sistem memori seseorang. Dalam interference theory (teori mengenai
gangguan), gangguan konflik ada dua jenis, yaitu proactive interference dan
mengganggu masukanya informasi yang baru. Peristiwa ini bisa terjadi apanbila
seseorang menerima informasi yang sangat mrip dengan informasi yang telah
dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Informasi baru yang telaah
disimpan akan sangat sulit diingat atu diretrif. Sebaliknya, seseorang akan
lebih dahulu tersimpan dalam subsistem memori jangka panjang. Informasi lama
yang telah tersimpan sangat sulit diretrif sehingga menyebabkanb seseorang lupa
375
Ketiga, lupa dapat terjadi karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada,
b. Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi
hanya menganal hewan kancil lewat gambar yang ada di buku, maka ada
kemungkinan ia akan lupa menyebut nama hewan tersebut ketika berada di kebun
Kelima, lupa dapat terjadi dikarenakan perubahan sikap dan minat seseorang
terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Meskipun seseorang telah menerima
informasi-informasi dengan baik, tetapi karena sesuatu sikap dan minat seseorang
(misalnya tidak senang pada orang yang memberi informasi) maka informasi yang
diterimanyamudah terlupakan.
Keenam, lupa dapat terjadi dikarenkan informasi yang telah dihafal tidak
pernah digunakan atau dihafal kembali. Menurut asumsi sebagian ahli, informasi
376
yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar
Ketujuh, lupa dapat disebabkan perubahan urat syaraf otak. Seseorang yang
otak akan kehilangan ingatannya atas item-item informasi yang ada dalam memori
permanannya.
Kiat terbaik untuk menanggulangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya
ingat akal seseorang. Menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990
dalam Syah 1995:159), kiat yang dapat dipakai untuk meningkatkandaya ingat ada
adalah upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas informasi
tertentu. Hal tersebut terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah
kebiasaan. Contohnya adalah pembacaan teks Pancasila setiap hari Senin untuk
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi
waktu belajar atau frekuensi aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar
kekerapan belajar materi tertentu. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat
377
Mnemonic device (muslihat memori) ialah kiat khusus yang dijadikan alat
seseorang. Muslihat mnemonic dapat berupa rima, singkatan, sistem kata pasak,
kelompok kecil yang dianggap lebih logis yang memiliki signifikansi dan lafal
yang sama atau sangat mirip. Penataan atau pengelompokan ini direkayasa
singkat.
istilah) yang diawali dan diakhiri dengan katakata yang arus diingat. Kata-kata
yang harus diingat sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang
mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak
perlu diingat.
Gejala mental yang mempunyai kaitan dengan lupa adalah ingat-ingat lupa.
Ingat-ingat lupa (tip of the tongue) adalah hilangnya ingatan terhadap kata atau
item informasi secara tidak penuh. Seseorang tidak ingat sepenuhnya dan tidak
378
Berdasarkan hasil ekperimennya, Brown dan MacNeil (1966 dalam Nickel dan
yang diminta mengatakan nama suatu benda yang dalam kehidupannya tidak
umum dipakai ternyata kata yang muncul atau diretrif bukan sembarang kata. Jika
seseorang lupa kata sextant, ia akan mengatakan secant atau sextet atau sexton.
sosial, bahan bacaan, dan guru. Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan
bahwa hasil tes intelegensia memiliki korelasi positif yang cukup tinggi dengan
hasil tes membaca komprehensif, seperti misalnya: (1) penelitian Bond bersama
Dykstra (1967) pada siswa kelas 1 SD, (2) penelitian Allen (1944) pada siswa
kelas IV SD, dan penelitian Thorndike (1963) pada mahasiswa tingkat permulaan.
379
Sikap sebagai kecenderungan jiwa (predisposisi) yang prediktif sifatnya
dalam mereaksi sesuatu, oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji
yang sama pada siswa kelas 5 dan 6 SD, yaitu sikap siswa mempengaruhi
kemampuannya dalam membaca isi bersirat dari suatu bacaan. Selain itu
ditemukan pula bahwa sikap tidak berpengaruh pada kemampuan membaca yang
tersurat.
Pebedaan kelamin atau seks, taitu antara laki-laki dan perempuan, juga
telah diteliti secara eksperimental sebagai factor yang berpengaruh dalam belajar
membaca. Tokoh-tokoh terkemuka dalam penelitian ini ialah (1) Stroud bersama
membaca pada siswa kelas III sampai VIII SD, Pauley (1951) pada siswa yang
baru masuk sekolah, (3) Hughes (1953) yang membandingkan prestasi membaca
komprehensif siswa laki-laki dengan perempuan dari kelas II sampai kelas VIII
SD, dan Fabiah (1955) yang mengkaji pengaruh perbedaan kelamin dalam
memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang
380
Holmes, dan teori-teori kunci penanda makna (cues) dari Godman dan Smith, dan
eksperimental masih belum merasa puas dengan kesepakatan itu. Mereka lalu
ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah beberapa faktor
yang tergolong SES. Factor-faktor ini telah dibuktikan pula lewat penelitian
Hill dan Geameto (1963) misalnya menemukan bahwa siswa kelas III SD yang
Tentang pengaruh isi bacaan serta penyajiannya, William Eller bersama Judith G.
kelompok sarjana yang menemukanbahwa (1) bahan yang disajikan secara dua
arah (two-sided presentation) lebih efekti pengaruhnya dari pada yang satu arah
kalau pembaca kurang menyepakati gagasan yang terdapat dalam bacaan, (2)
381
penyajian satu arah lebih efektif dari yang dua arah sepanjang yang pembaca
peranan faktor guru ini. Penelitian Sears (1963), dan Spaulding (1963)
menemukan bahwa perilaku guru dalam membina anak didik dalam belajar
perilaku keadaan mengajar yang ditemukan berpengaruh positif antara lain adalah
(1) usaha memahami sudut pandang siswa, (2) memvariasi situasi yang
kepada siswa, (4) menajamkan pemahaman siswa, dan (5) mencobakan gagasan-
Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi tersendiri dalam studi
apa yang disebut membaca. Atau setidak-tidaknya mereka memiliki suatu konsep
382
tentang membaca yang tentunya akan memudahkan mereka untuk berbicara lebih
banyak lagi tentang membaca itu. Kedua, khusus bagi pengajaran pembuna
membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukannya dalam membaca dan
kerangka acuan kerja, sebagai dasar pembatasan masalah, dan sebagai nalar
pemusatan penelitiannya.
sekonyong-konyong ada. Model membaca ada berkat hasil kerja dari para ahli
yang mengkajinya dalam waktu yang relatif lama. Dalam menghasilkan model
membaca ada suatu tata kerja tersendiri yang ditempuh melalui penelitian. Cara
bersifat teknik.
Sistem kerja yang dibuat meliputi cara kerja fisik dan psikis. Cara kerja fisik
merupakan sistem grafis. Sistem kerja psikis berkaitan dengan bagaimana cara
383
kerja otak memahami bacaan. Gabungan cara kerja fisik dan psikis merupakan
proses dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan
diakhiri pada proses yang terdapat di otak, yaitu memahami atau mengkritisi
bacaan. Sistem atau cara kerja, baik fisik maupun psikis, dalam memahami bacaan
dikalangan para ahli memakai pendekatan yang berbeda dari ahli pendahulunya.
Ada anggapan bahwa jika menggunakan pendekatan yang sama berarti tidak
melakukan pembaharuan karena tidak ada hal yang disumbangkan. Akibat dari
Adanya keberbedaan pendekatan tersebut dapat dilihat dari dua segi, yaitu
positif dan negatif. Segi positif, perbedaan itu menggambarkan bahwa studi (ilmu)
keberbedaan model akan dirasakan tidak baik, yaitu pembaca merasa bingung.
merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa dihalangi.
membaca yang diciptakan oleh para ahli. Model-model membaca yang dibuat para
ahli dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu Model Membaca Bawah Atas
(MMBA), Model Membaca Atas Bawah (MMAB), dan Model Membaca Timbal
384
tersebut dilatarbelakangi oleh pendekatan, yaitu pendekatan taksonomik,
komprehensif, reaksi, dan asimilasi (Dechant dan Smith 1977:15). Awal mula
penyandian kembali simbol tulis yang berbentuk kata secara mekanik. Setelah
dalam bacaan.
konseptual merupakan reaksi secara psikis yang bersifat kognitif yang tidak dapat
diamati dari luar. Reaksi seperti itu dilakukan oleh pembaca kritis. Setelah
mengkritisi dan mengevaluasi tentang apa yang ia pahami. Proses kritis terdapat
dalam otak. Reaksi nonkonseptual merupakan reaksi membaca secara fisik yang
dapat diamati dari luar. Reaksi itu berupa verbal dan nonverbal. Reaksi verbal
385
dilakukan pembaca dalam bentuk komentar atau penilaian secara lisan atau tulis.
Reaksi nonverbal dilakukan pembaca dalam bentuk gerakan tubuh (body linguis),
misalnya setelah membaca, pembaca berucap “ya, saya setuju” sambil tersenyum.
pengetahuan yang telah dimiliki salah, kurang benar atau kurang sempurna,
informasi yang ada dalam bacaan salah, kurang benar atau belum sempurna maka
Pendekatan psikologis terdiri atas dua, yaitu behavioral dan kognitif (Pateda
ini berpandangan bahwa belajar bahasa dapat dikendalikan dari luar. Seseorang
belajar kalau ada stimulus dari luar. Setelah mendapat stimulus, ia merespons
hubungan antara stimulus dan respons. Tubian dan peniruan merupakan metode
386
atau teknik utama dalam belajar bahasa. Keterampilan berbahasa dibentuk secara
proses membaca yang diperoleh dari hubungan antara rangsangan dan reaksi.
Hubungan ini dikenal dengan sebutan S – R, yaitu stimulus dan respons. Untuk
membaca. Tugas guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
Pendekatan ini tidak sependapat jika tingkah laku manusia merupakan hasil proses
bukanlah ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa
kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif, (b) bahasa dikendalikan oleh
nalar, (c) bahasa berkembang berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar
dan lebih umum di dalam kognitif, dan (d) urutan perkembangan bahasa
rangsangan simbol-simbol tertulis melalui mata, tetapi yang lebih penting adalah
387
membaca, pembaca memahami dan atau mempersepsi (menafsirkan) bacaan yang
dibaca. Pemahaman merupakan aktivitas integral yang terdapat dalam otak. Hal
tersebut mengacu pada semua proses yang timbul yang akan ditansformasi,
yang diperoleh dari rangsangan yang sudah dipilih sesuai kebutuhan atau tujuan.
dalam teori komunikasi (informasi) yang dipakai dalam studi membaca adalah
pengurangan.
penulis dan pembaca. Pesan penulis disampaikan dalam bentuk tulisan dengan
misalnya kecepatan mata melihat simbol-simbol tulis yang berbentuk huruf dan
388
Pendekatan psikomotorik dikembangkan oleh Holmes dan Singer.
dan mempunyai penalaran terhadap konteks; dan 77% perbedaan dalam kecepatan
hati dibagi menjadi dua komponen besar yang saling berhubungan, yaitu
oleh Bloomfield, Fries, Lefevre, dan periode kedua oleh Chomsky, Halle,
hubungan teratur antara sistem tulisan dan ujaran. Senada dengan pendapat itu,
389
dalam membaca, baik yang berkaitan dengan tuturan kata maupun hubungan
Pada periode kedua muncul teori baru dalam linguistik yang disebut teori
tranformasi. Kali pertama teori ini diperkenalkan oleh Chomsky yang kemudian
dilanjutkan oleh ahli lain, yaitu Halle, Goodman, dan Ruddell. Mereka tidak
Teori transformasi menekankan perbedaan antara struktur luar dan struktur dalam.
Yang dimaksud dengan struktur luar membaca adalah bunyi-bunyi atau simbol-
simbol tulisan, sedangkan struktur dalam adalah makna sintaktik dan interpretasi
bahwa siswa lahir telah memiliki sejumlah potensi yang memungkinkan siswa
Terkait dengan itu, tugas guru adalah melacak atau mengkoordinasikan potensi
sintesis berbagai proses yang tergabung ke dalam suatu sikap pembaca yang aktif.
oleh hal-hal yang sifatnya psikologi pembaca, seperti intelegensi, usia mental,
390
pertumbuhan fisik, kemampuan persepsi, tingkat kemampuan membaca. Di antara
membaca itu dimulai dengan melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan
proses sensoris semata-mata. Banyak hal yang terlibat dalam proses membaca dan
suatu proses perkembangan yang terjadi sepanjang hayat seseorang. Kita tidak
kerja, baik fisik maupun psikis, dalam memahami bacaan dinamakan sebagai
model membaca.
391
Pateda (1989:96-98) menyatakan ada tiga model membaca dan ketiga
tiga, yaitu Model menbaca bawah atas (MMBA), model menbaca atas bawah
sintesis tentang proses membaca dimulai sejak tahun 1880-an. Pada waktu itu
antara tahun 1950-an dan tahun 1960-an perhatian para ahli diarahkan pada
definisi dan penjelasan tentang membaca. Semenjak tahun 1970-an tumbul model-
model dan teori membaca yang bertitik tolak dari pandangan ahli psikologi
linguistik.
Pada MMBA struktur-struktur yang ada di dalam teks itu dianggap sebagai
392
Selanjutnya, MMBA pada dasarnya merupakan proses penerjemahan,
dekod dan enkod. Dekod ialah kegiatan mengubah tanda-tanda menjadi berita.
decoding tampak pada pihak penyimak (dalam peristiwa komunikasi lisan) dan
terjadi pada para pembicara (untuk peristiwa komunikasi lisan) dan para penulis
pengenalan dan penafsiran terhadap huruf-huruf atau unit-unit yang lebih besar
dari huruf yang terdapat dalam materi cetak. Setelah itu, barulah dia melakukan
makna. Proses ini sama seperti yang terjadi pada waktu menyimak. Jika lihat
dalam proses membaca tersebut adalah unsur teks. Dari teks (dari bawah) melalui
maknanya. Proses ini akan terjadi manakala seorang pembaca berhadapan dengan
pikiran yang diperoleh dari pengenalan kata secara cermat. Para penulis berbagai
bidang profesi, seperti: jurnalistik (Fleseh), psikologi (Gagne), dan teori proses
393
terjemahan lambang grafik ke dalam bahasa lisan. Mereka berpendapat bahwa
satunya dalam proses membaca bawah atas. Menurut MMBA, tugas pertama dan
menurut MMBA teks bacaan itu diproses oleh pembaca tanpa informasi yang
Definisi-definisi membaca yang dibuat oleh Rudolf Flesch dan C.C Fries yang
lambang grafis.
metode pengajaran membaca tertentu. Para guru membaca akan memilih metode-
394
MMBA antara lain, metode Alfabet, metode Fonik, metode Kata Kunci, metode
zaman keemasan Yunani dan Roma orang mengajarkan membaca dengan metode
Alfabet. Dalam metode ini, huruf-huruf yang akan diajarkan itu diucapkan sama
dengan ucapan alfabetisnya. Dengan demikian hurup “D” diucapkan /de/; hurup
“K” diucapkan /ka/; huruf “L” diucapkan /el/; huruf “M” diucapkan /em/ dan
selanjutnya.
Menghubungkan ucapan “k” /ka/ dan “i” /i/ menjadi “ki” /ki/ ternyata
merupakan hal yang tidak mudah bagi anak-anak yang baru mulai belajar
diucapkan seperti ucapan Alfabet. Huruf “K” tidak diucapkan /ka/, tetapi /kh/ atau
/ek/; huruf “D” tidak diucapkan /de/, tetapi /dh/ atau /ed/. Demikian seterusnya,
Langkah metode Fonik ini serupa benar dengan metode Alfabet dalam
lambang cetak dari teks. Dengan bantuan alat visualnya, para pembaca pemula
395
ditafsirkan (dalam hal ini: diingat-ingat). Oleh karena itu, metode-metode
membaca itu dalam sebuah model berurut lanjut, tidak interaktif. Menurut
1) Informasi grafemik diserap melalui system visual dan disimpan secara singkat
di dalam “ikon”.
2) Image tersebut dikilas dan diolah di dalam perlengkapan pengenal pola yang
gambaran fonem.
dan mencocokkan untaian fonemik dengan entri yang sudah ada dalam
leksikon.
5) Untaian leksikal yang dihasilkan oleh librarian itu masuk ke dalam memori
pertama.
6) Memori pertama itu dapat menangkap satuan leksikal itu sampai lima buah,
396
8) Akhirnya, struktur dalam atau pernyataan-pernyataan tentang makna itu
maknanya dipahami.
Dengan demikian, kegiatan membaca itu selesai setelah semua masukan teks
Dalam model membaca ini, yang paling penting dalam model ini adalah
sampingan saja. Proses membaca diawali dari bawah, yaitu bacaan. Bacaan
otak untuk dipahami. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini.
otak
mata
bacaan
397
Flesch, Gagne, dan Gough mereka menytakan pendapat yang sama tentang
grafik kedalam lambing lisan sehingga bahasa tulis tunduk dengan bahasa lisan.
kedalam bentuk bahasa lisan. Hal ini dapat kita lihat pada membaca nyaring.
yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan
pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang
bacaa
mata otak Mulut
n
Dari bagan di atas, kita pahami bahwa bacaan dilihat mata, kemudian direspon
398
Sedangkan dekid adalah proses pengubahan tanda-tanda grafis menjadi berita
Modal yang dimiliki oleh pembaca dalam mode ini dalah keterampilan
mengkontruksikan antara symbol grafis dan bunyi. Hal ini disebabkan ktugas
penbaca bersifat relative pasif. Dalam membaca dengan model ini dibutuhkan
terdiri atas:
1. pengenaln huruf-huruf,
kepada peran mata, jika pembaca menaruh harapan pada pandangan mata
pembaca akan berhasil memahami bacaan, namun mata semakin sulit memahami
symbol-simbol grafis. Karena kerja mata sangat terbatas sehingga apabila kerja
mata diprosir akan mengalami kewalahan dan akhirnya bleng. Dan mata tidak
mampu melihat bacaan yang banyak dala sekali pandang. Kedua, MMBA hanya
cocok untuk bacaan yang belum dikenal atau sulit. Ketiga, MMBA pembaca
memerlukan waktu yang relative lama karena pembaca harus membaca seluruh
399
Dalam model ini pembaca tidak terfokus pada bacaan yang dilihat oleh
mata, melainkan menggunakan otak sebagai alat untuk menafsirkan apa yng
kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh melalui persepsi pembaca.
proses menghubungkan bahn tulis dengan apa yang telah diketahui dan ingin
yang tlah dimiliki pembaca. Informasi visual akan langsung hilang bersamaan
dengan beralihnya pandangan mata ke bagian yang lain. Informasi yang dapat
bertahan lama di dalam pikiran tau otak pembaca adalah infomasi non visual.
dapat dikatakan bahwa semakin banyak informasi nonvisual yang dimiliki dan
digunakan pembaca pada saat membaca, maka kebutuhan informasi visual akan
400
2. Pembaca yang mempunyai kebiasaan yang jelek dalm membca.
Rumelhart (1977). Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita
singgung di muka. Dia beranggapan bahwa model-model yang terdahulu itu tidak
pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu
melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada suatu saat
MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para penganut
paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis
atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia
dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa
digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin
401
menampilkan suatu model membaca yang menunjukkan komponen-komponen
sensori, semantik, sintaksis, dan pragmatik yang diperoleh dalam bentuk interaktif
ditentukan, dikukuhkan atau ditolak oleh sumber informasi yang layak. Hipotesis
layak. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat ditandai secara
model yang cukup canggih. Dengan menggunakan model tersebut kita dapat
tampak pada perilaku pola membaca. Model ini mempunyai ciri yang esensial
yang menjelaskan betapa proses kebahasaan peringkat yang lebih tinggi (semantik
dan makna) mempermudah proses kebahasaan peringkat rendah (huruf, kata), dan
betapa penguasaan atas peringkat yang lebih tinggi itu mempermudah penguasaan
dapat dimanfaatkan pada saat melakukan kegiatan membaca. Dilihat dari bidang
pengajaran, hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan besar bagi guru untuk
402
menolong para siswanya menjadi pembaca yang fleksibel, ialah pembaca yang
mampu mengatur kecepatan tempo bacanya sesuai dengan sifat, manfaat, tujuan,
kebutuhan dan relevansi dari materi bacaan tersebut. Pembaca harus dialihkan
perhatiannya dari struktur lahir bahasa (kata, huruf, kalimat, dan sebagainya) ke
telah dimilikinya dalam proses menyimak dan berbicara. Guru dituntut untuk
yang kondusif, yang mendorong menumbuhkan minat baca yang positif. Perlu
diutamakan keyakinan bahwa dalam hal ini bukanlah kehadiran guru dalam
lingkungan itu yang pertama dan utama, melainkan kehadiran siswa itu sendiri.
membaca itu sendiri. Melakukan aktifitas baca sama dengan berlatih membaca.
serta menemukan sendiri strategi yang paling tepat untuk dirinya dalam
menghadapi bacaan.
403
Kiranya kita perlu meninggalkan berbagai asumsi yang pernah menguasai metode
pengajaran pada masa-masa silam. Sebagai contoh, guru tidak perlu lagi terlalu
pengajaran membaca tidak mungkin dilakukan. Para guru lebih baik meyakinkan
para siswanya bahwa bagaimanapun para siswa tidak perlu berkecil hati dan
frustasi dengan bacaan yang sarat dengan kosakata sukar yang tidak dapat
sikap seperti itu akan membuat mereka percaya diri dan bergantung pada
kognitif yang dimilikinya. Dengan demikian, para siswa tidak lagi akan
bergantung kepada guru atau pun sumber-sumber lainnya yang datang dari luar
keyakinan yang secara intuitif telah diterima oleh banyak orang, ialah bahwa
pembaca akan lebih merasa terlayani jika kita membekali mereka dengan kesiapan
untuk membaca materi yang disajikan kepada mereka. Banyak hal yang bisa
404
bagi para siswa dalam upaya membantu mereka untuk menggunakan latar
mempermudah proses memahami bacaan dengan lebih layak dan lebih baik.
Cara lama yang masih banyak digunakan para guru ialah pemberian tugas
ini tidak terlalu jelek dan merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
zaman”. Bagaimanapun hal-hal yang dibawa pembaca tersebut dari proses yang
dijalaninya itu. Oleh karena itu, guru boleh berkeyakinan bahwa proses membaca
akan berlangsug lebih baik jika prosedur penugasan itu dibalikkan, diskusi dulu,
model yang sudah membaur dengan berbagai strategi pengajaran yang telah
siswa untuk menyurvai, bertanya dan bertanya, membuat prakiraan, dan membaca
untuk menguji hipotesis. Model membaca yang baik harus dapat menjelaskan
teori berbagai pendekatan yang baik untuk membaca dan belajar. Model yang baik
baru.
405
di atasnya. Model ini sangat baik untuk mengakrabkan dan mendorong mereka
dalam pengujian cara dan strategi membaca yang biasa mereka lakukan sendiri.
prinsip yang ada di dalamnya? Ya, mungkin anda tergolong orang yang
sesungguhnya tidak ada hal-hal yang baru bagi anda. Sebagai guru, anda mungkin
yang muncul selagi kita membaca merupakan cerminan dari proses interaktif dari
kerja mata dan kerja kognisi pada saat kita merespon bacaan. Sebagai guru anda
yang memungkinkan mereka untuk berfikir secara divergen. Mungkin, kita telah
melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui landas pijaknya. Dengan pengetahuan
ini, mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan tersebut dapat kita yakini sebagai
sebuah kebenaran dan sesuatu yang dapat memberikan manfaat yang lebih baik.
masalah aplikasi itu. Dia tidak pula menyinggung masalah pramembaca, yakni
memulai konsepnya dari halaman bercetak, dan dari situ kemudian bergerak ke
406
MMTB sangat berbeda dengan MMBA seperti yang dikemukakan oleh Gough,
La Berge dan Samuel (1974). MMBA bersifat linear dan berjenjang, dimulai dari
dimulai dari peringkat yang lebih tinggi MMTB mulai dengan semantik atau
makna kata. Pada peringkat yang lebih tinggi itu ada bank data yang bekerja
secara simultan. Kita memiliki sintaksis, semantik, ortografi, dan leksikon yang
bekerja secara serentak, tidak bekerja secara berurutan seperti halnya dalam
MMBA.
sehingga mereka dapat memahami kata dalam konteks yang berbeda-beda. Guru
sebanyak-banyaknya. Yang perlu diperhatikan benar dalam hal ini ialah sikap
murid. Guru yang terlalu sering memberi tugas yang berada di luar jangkauan
Salah satu upaya untuk membangkitkan minat baca siswa ialah dengan jalan
pada tingkat penerapan teori-teori yang ada pada tingkat model membca.
407
Penerapan metode membaca ini dilakukan dengan cara melakukan pemilihan
Metode membaca dpat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu metode dasar, metode
Pembaca pemula adalah pembaca yang baru pertama membaca atau belajar.
Secara formal pembaca pemula adalah mereka yang masih duduk di kelas 1 SD
Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali guru menggunakan
diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata
metode membaca dasar ada lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku
kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sintesis (SAS).
dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok
dan sesuai untuk diterapkan pada siswa. Menurut hemat penulis, guru sebaiknya
berikut:
408
1. Dapat menyenangkan siswa
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi
huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah.
Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan
Dalam metode ini huruf nasal atau empat huruf dobel itu diucapkan menjadi
membentuk kata dibaca huruf demi huruf. Contoh penerapan metode bunyi
adalah:
409
3. Kata bobo dibaca be-o-be-o.
4.2.1.2 Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga
Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai
Contohnya adalah:
Sa-pu
s-a-p-u
sa-pu
su-su
s-u-s-u
su-su
bo-la
410
b-o-l-a
bo-la
prosedur mengurai dan merangkai kata lembaga yang dibaca. Bacaan yang dibaca
tidak dalam bentuk suku kata, namun dalam bentuk kata. Misalnya kata mulut,
Contohnya adalah :
Bobo
Bo-bo
b-o-b-o
bo-bo
bobo
411
mama
ma-ma
m-a-m-a
ma-ma
mama
segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah seorang ahli ilmu
jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly.” Kemudian
membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan
menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata
menjadi huruf.
1. Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
412
2. Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/ Menguraikan kata-kata
–i
Contoh;
Itu
i-tu
i-t-u
i-tu
itu
permulaan yang terdiri atas tiga tahpan, yaitu membaca secara structural, analisis,
dan sintaksis. Dalam penerpannya metode SAS dibagi menjadi dua jenis, yaitu
Menurut Momo (1973), metode SAS tanpa buku dilaksanakan dengan cara
413
bahasa yang digunakan oleh siswa direkam sebagai media pembelajaran atau
bahan untuk bercerita. Bahasa yang direkam adalah bahasa Indonesia yang baku
yang berwujud kalimat. Kalimat yang digunakan juga kalimat yang sesuai dengan
Dalam hal ini guru menjelaskan kepada siswa mengenai gambar yang ada, dengan
c. Membaca Gambar
Dalam hal ini guru menujukan gambar kepada siswa, kemudian siswa
Kali pertama yang dilakukan guru adalah menunjukan gambar pada siswa, dengan
bimbingan guru, siswa membaca gambar dengan membuat kalimat, kemudian apa
yang diucapkan siswa ditulis dalam kartu kaliamat oleh guru. Giru juga harus
menyediakan kartu suku kata dan kartu huruf dari kalimat-kalimat yang dibuat
siswa.
yaitu membaca kata demi kata kalimat yang dibacanya. Contoh membaca secara
ini buku
414
buku Ali baru
besar, kalimat yang dibaca menjadi kat-kata, kata-kata menjadi suku kata, suku
Contohnya adalah:
ini buku
ini buku
i-ni bu-ku
415
i-n-i –b-u-k-u
pembentuk bacaan yang kecil menjadi yang besar, yaitu merangkai huruf menjadi
Contohnya adalah:
I-n-i b-u-k-u
i-ni bu-ku
ini buku
ini buku
416
4.2.2 Metode menengah
Metode kata merupakan membaca kata demi kata pada sebuah bacaan.
Alas an metode ini adalah bahwa bacaan terdiri dari kata-kata yang mengandung
makna. Ada dua aspek dalam metode ini, yaitu aspek mekanik dan aspek
koseptual. Aspek mekanik merupakan cara mata bergerak melihat kata demi kata
pada sebuah bacaan. Aspek konseptual merupakan cara otak memahami atau
bagi para elite dan penguasa untuk berwacana: menjadikan Indonesia yang lebih
417
baik. Tiga belas tahun lalu, 13 Mei 1998, saat spirit reformasi dinuansai oleh hari-
hari kebangkitan, yang bergelora adalah tekad untuk menghela negeri ini keluar
justru menohok penguasa era ini; Orde Baru dinilai lebih baik dari Orde
Reformasi. Bukankah vonis itu memedihkan: era yang digulingkan justru lebih
baik?
Kiranya terdapat benang merah antara hasil survei tersebut dan kritik
pedas para tokoh lintas agama beberapa waktu lalu. Sepuluh pencapaian yang
juta orang, jumlah pekerja di-PHK 29.578, dan 38.817 masuk daftar tunggu PHK,
sosial budaya rasanya masih jauh dari amanah keberpihakan pada kepentingan
depan mata. Seorang nenek yang mencuri tiga butir kakao begitu cepat diproses,
sementara para koruptor yang menjarah miliaran rupiah uang rakyat nyaman
418
Orientasi pendidikan global juga melahirkan kapitalisasi, diskriminasi, dan
Bagaimana kita akan bangkit menjadi lebih baik jika negara lemah, sehingga
Oetomo 103 tahun lalu takkan terwujud dengan jargon, pidato, dan pencitraan.
Begitu banyak persoalan bangsa. Saatnya para elite kekuasaan bertindak nyata,
419
a. Membaca kata secara mekanik
pembaca dapat melihat sesuatu dan dapat menangkap makna yang dibaca. Pada
hentian, melakukan lompatan lagi, melakukan hentian lagi, dan seterusnya sampai
Agar pembaca mahir membaca secara mekanik kata demi kata, seorang pembaca
tip hari, maka pembaca harus selalu membaca 5 menit perhari. Berkesinambungan
maksudnya adalah latihan yang dilakukan pembaca sebelum, sedang, dan akan
Untuk melatih membaca kata secara mekanik, pembaca lebih baik lebih dahulu
latihan ayunan visual dan dilanjutkan latihan membaca dengan ayunan visual.
sesungguhnya, tetapi pada bacaan tiruan atau maket dari bacaan yang sebenarnya.
420
Setelah melakukan pemanasan dengan latihan ayunan visual, selnjutnya
sehari→hari.
yang menyusun bacaan untuk mengetahui ide, isi tu informasi yang ingin
penguasaan kosa kata atas kata-kata yng ada dalam bacaan. Tanpa itu, pembaca
akan sulit memahami bacaan, bahkan sama sekali tidak dapat memhami bacaan.
Hal ini sejalan dengan pandapat Nurhadi (2005:34), yaitu kekayaan kosa kata
akan menjamin kelancaran memahmi setiap kata yang dibaca sehingga akan
421
Latihan membaca secara konseptual dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
karena membaca kata merupkan membca konseptual tingkat awal, pembaca diberi
kesempatan untuk memahami setiap kata demi kata secara bertahap. Untuk
melatihkan hal tersebut bacaan diberi tanda garis miring (/) diantara kata yang
satu dengan kata yang lain. Contoh bacaan yng dapat digunakan sebagai latihan
dan / linguistik./
422
2. Latihan tanpa Tanda.
bacaan yang sesungguhnya. Bacaan yang dibaca tidak lagi ada tanda garis miring
interaktif.
Tahap mekanis dan tahap konseptual. Pada tahap mekanis, mata didorong
untuk bergerak lebih cepat dengan jalan melihat kelompok-kelompok kata yang
melihat sesuatu dan makna sesuatu dengan cepat. Membaca frase ini lebih banyak
menghemat waktu, dapat membaca ¾ kali lebih cepat dari membaca kata demi
423
kata.Keuntungan membaca dengan memngunakan metode frasa secra mekanik
1. Membaca frasa deni frasa lebih cepat dibndingkan membaca kata demi
kata,
2. Membaca frasa dapat mengetahui mana kata kuna pada kalimat yang ada,
(membaca balik),
bacaan.
Untuk dapat mahir membaca dengan metode frasa secara mekanik, pembaca
yang dapat digunakan adalah latihan ayunan visual dan latihn membaca dengan
ayunan visual.
tetpi dihadapkan pada maket atau tiruan bacaan yang berupa titi-titik yng tersusun
secara teratur.
424
Pembaca langsung dihadapkan kebacaan yang sesungguhnya, pembaca
tidak lagi membaca dari kata demi kata, tetapi dari frasa ke frasa. Contoh latihan
membaca visual.
frasa-frasa lebih membantu pembaca untuk memahami bacaan secara cepat dan
425
Menurut Harjasujana dan mulyati (1997:181-183), ada tiga cara berlatih
pada latihan ini pembaca dihadapkan pada bacaan yang sudah diklompokan-
klompokan berdasarkan satuan ide. Ada tiga hal yang dilatih dalam dalam latihan
ini, yaitu
1. kecepatan membaca,
3. kelncaran ayunan..
bacaan yang dibaca pada bacaan ini adalah bacaan yang yang diberi titik
diatas bacaan. Titik-titik dibutuhkan diatas bacaan secara tepat dan ccpat.
profesional.
426
c. tanpa tanda.
Setelah melakukan latihan dengan tanda titk, selanjutnya latihan tanpa tanda,
berikut.
profesional.
kaliamat yang ada dalam bacaan. Dengan metode ini pembaca akan cepat
membaca lebih efektif dan efesien. Membaca kalimat ada dua yaitu membaca
427
2. Mata tidk mudah lelah karena tidak sering melakukan lompatan-lompatan,
`Untuk mencapai kemahirn itu, pembc perlu berlatih secara kontinyu, telatur,
dan tekun. Latihan membaca kalimat dapat dilakukan dengan bacaan berikut.
428
dengan pengalaman pembaca. Pengkombinasian
bacaan diatas.
1. Tataplah bacaan diatas dengan pandangan yang lebar, yaitu sekali pandang
4. Mata tidak boleh berhenti sebelum mata kalimat selesai atau boleh berhenti
5. Ulangilah latihan smpai empat atau lima kali sambil meningkatkan gerak
mata.
429
merangkainya menjadi mekna yang utuh. Pembaca dapat meltih membaca
dan asing.
430
Alternatif tahap-tahap latihan membaca kalimat secara konseptual pada
terhadap bacaan.
Kata paragraf berasal dari bahasa Yunani. Para berarti samping/pinggir, dan
graphein yang berarti menulis. Paragraf ialah sekelompok kalimat yang secara
431
Membaca paragraf secara mekanik, pembaca ilatih untuk dpt menggerakan mata
secara tepat dan cepat dalam menatap unsure-unsur yang ada pada paragraf.
Hakikat Membaca
432
berliterasi atau kegiatan baca-tulis. Dengan demikian
penghidupannya.
433
membaca yang ditarik sebagai interpretasi
tersebut.
bacaan diatas.
1. Tataplah bacaan diatas dengan pandangan yang lebar, yaitu sekali pandang
434
2. Mulailah pandamgan mata terfokus pada paragraf pertama.
4. Mata tidak boleh berhenti sebelum mata kalimat selesai atau boleh berhenti
5. Ulangilah latihan smpai empat atau lima kali sambil meningkatkan gerak
mata.
dibaca dan dapat memahami keseluruhan makna yang terdapat dalam sebuah
satu pengetahuan yang harus dimiliki pembaca adalah struktur paragraf. Peran
Bacaan berikut ini dapat digunakan sebagi latihan membaca paragraf secara
konseptual.
435
yang tergabung ke dalam suatu sikap pembaca yang
intelegensi umum.
436
bahwa membaca merupakan proses sensoris semata-
437
konsep, pengenalan dan identifikasi, serta
bacaan diatas.
1. Tataplah halaman penuh dari bacaan diatas dengan pandangan yang lebar,
lahan.
4. Mata tidak boleh berhenti sebelum mata kalimat selesai atau boleh
5. Ulangilah latihan smpai empat atau lima kali sambil meningkatkan gerak
mata.
era sekarang ini orang dituntut untuk berlomba-lomba meguasai ilmu dan
438
pengetahuan sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Salah satu cara untuk
memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan membaca bacaan dari berbagai macam
Apakah bisa seseorang dalam waktu yang terbatas mampu membaca bcan dari
berbagai sumber dan beragam jenisnya? Jawabanya adalah bisa jika mau dan
yang kemahiran bacany tinggi akan mampu membaca dengan sangat cepat dan
mampu memahami bacaan secara penuh. Untuk itu, kita harus berlatih secara
Metode yang digunakan merut beberapa ahli adalah metode S-D4, P2R, S2QR,
GPID, PACER, PQR, PQRST, SQ3R, SUPER SIX RS, dan OK5R.
Metode S-D4 adalah membaca yang dilaksanakan dengan tahap survai dan
2. Decide adalah proses pembaca memutuskn unuk melkukan salh satu dari
empt pilihan.
439
Merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan
review yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien
9gordon 2006:79)
1. Preview
pengenalan terhdp bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat iuran.
2. Read
Setelah satu tahap di atas dilakukan, maka mulailah proses membaca secara
baca keseluruhan isi dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi. Hal ini dibantu
karena pembaca tersebut telah mengenali ide pokok yang disampaikan penulis,
Proses pembacaan keseluruhan ini dapat dilakukan dengan break di tiap akhir
bab untuk kemudian melakukan review atau dengan cara menyelesaikan dulu
secara total
3. review
Ketika kita menyerap informasi, maka apa-apa yang dibaca akan masuk ke
dalam memori jangka pendek. Proses review dilakukan setelah proses membaca
selesai agar apa-apa yang dibaca tidak hanya masuk dalam memori jangka pendek
440
perlu mengingat kembali materi bacaan tersebut, tinggal melakukan proses
Hal ini dilakukan mirip dengan proses “Survey” di mana Anda membolak-balik
halaman secara cepat sambil melakukan review singkat untuk memastikan apa-
Proses review ini cukup menghabiskan waktu 5 menit saja dan akan
bermanfaat sekali dalam jangka panjang terutama terkait pemahaman dan ingatan
Jika Anda mengabaikan proses review ini, mungkin Anda masih dapat
mengingat dengan baik isi bahan bacaan. Akan tetapi, dalam 24 jam pemahaman
tersebut akan turun cukup banyak dan terjadi penurunan drastis setelah seminggu.
Buat Anda yang masih berkuliah atau menjalani pendidikan, proses review
yang sama perlu dilakukan segera setelah Anda menjalani proses perkuliahan
untuk satu topik. Dengan demikian Anda akan menghemat waktu dalam
dilakukan setelah seminggu dan sebulan. Dengan cara ini, apa-apa yang Anda
baca akan masuk ke memori jangka panjang dan akan terus diingat dan dipahami
bertahun-tahun.
441
4.2.3.3 Metode S2QR
ccermat dan menyeluruh. Metode ini digunakan untuk membaca tabel, grafik atau
diagram yang tahapa-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading
sekilas isitabel mulai dari judul utama dan sub judul. Mengapa yang
jawaban dari apa yang kita tanyakan, semakin banya kita membuat
4. Reading adalah kegiatan membaca tabel dengan teliti, dan tahap ini
442
Metode GPID merupakan metode yang terdiri dari goal, plans,
berikut.
1. Goal adalah tujuan membaca, apa yang diharapkan oleh pembaca. Intinya
yang telah dibuat oleh pembaca. Pada saat pelaksanaan pembaca sudah
pengembangan dari metode P2R karena dalam metode ini memiliki tahap preview
secara sekilas dan cepat pada bagian-bagian tertentu yang bersifat pokok,
443
2. Asses atau menaksirmerupakan kegiatan pembaca untuk menentukan tujuan
Tujuan membaca yang bersifat umum adalah tujuan pokok dari membaca
keperluan pembaca.
dipilih juga hareus disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan dan jenis
bacaa.
ada tiga, yaitu sulit, sedang, dan mudah. Jika pembaca bacaan sulit maka
pembaca akan membaca dengan pelan, sedangkan bacaan yang sedang agak
atau merifres kembali apa yang sudah dibaca, dengan catatan membaca harus
dengan sepintas.
diri sebanyak 300 halaman. Apakah Anda akan langsung melakukan pembacaan
444
buku tersebut dari halaman pertama sampai terakhir, tapi kalau dilakukan tanpa
persiapan, besar kemungkinan pemahaman akan bahan bacaan tidak akan baik.
Banyak ahli di bidang pendidikan dan baca cepat mengajarkan metode membaca
Survey
Question
Read
Recite
Review
1. . Survey
Yakni proses persiapan membaca dengan cara melihat secara sekilas isi
buku mulai dari judul utama, sub judul, cover buku bagian belakang yang
menjelaskan secara ringkas topik yang dibahas, kata pengantar dari penulis,
maupun daftar isi. Proses selanjutnya dari tahapan Survey adalah dengan
membuka secara cepat halaman demi halaman dan memperhatikan bagian judul
bab, sub judul bab, kata-kata khusus yang bercetak tebal atau miring, tabel,
gambar sambil mencoba mendapatkan ide besar dari buku tersebut. Survey yang
menciptakan minat yang kuat untuk memahaminya. Ini merupakan modal penting
445
untuk membantu proses membaca cepat isi buku secara keseluruhan disamping
2. Question
Anda mempelajari daftar isi serta mulai membaca sekilas halaman demi halaman
secara cepat.
Sambil Anda membaca judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus bercetak
tebal atau miring, tabel dan gambar maka pada saat yang sama Anda melakukan
proses bertanya kepada diri sendiri. Di sini Anda melakukan proses aktif dengan
Menurut saya bab ini harusnya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu
“Pengembangan Pribadi”
sukses. Namun saya juga meyakini ada faktor-faktor lain yang menyertainya,
Dan seterusnya
446
Perhatikan dari pertanyaan-pertanyaan di atas, seorang pembaca telah
dilakukan. Dengan demikian, secara mental pembaca tersebut sudah siap untuk
terjun ke dalam isi bacaan termasuk untuk menguji pembahasan yang diajukan
penulis buku dengan apa-apa yang telah dipelajari dan dipahami sebelumnya oleh
membaca secara aktif. Lewat cara ini, pembaca tidak sekedar “menurut” dengan
apa yang disampaikan penulis melainkan turut melakukan analisa, sintesa maupun
3. Read
proses baca keseluruhan isi dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi. Hal ini
dibantu karena pembaca tersebut telah mengenali ide pokok yang disampaikan
pembacaan keseluruhan ini dapat dilakukan dengan break di tiap akhir bab untuk
kemudian melakukan review atau dengan cara menyelesaikan dulu secara total.
4. Recite
Proses resitasi atau melakukan refleksi atas bahan bacaan dapat Anda
lakukan segera setelah mengakhiri satu bab. Langkah ini dilakukan untuk menguji
pemahaman atas apa yang telah dibaca. Proses ini dilakukan dengan menceritakan
447
ulang pokok pikiran yang dibahas dalam buku tersebut dengan gaya bahasa Anda
sendiri. Jika hal tersebut dapat dilakukan menunjukkan bahwa Anda memahami
isi buku tersebut. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka
dikuasai. Proses ini tidak berusaha menghafal apa-apa yang Anda baca melainkan
5. Review
Ketika kita menyerap informasi, maka apa-apa yang dibaca akan masuk ke
dalam memori jangka pendek. Proses review dilakukan setelah proses membaca
selesai agar apa-apa yang dibaca tidak hanya masuk dalam memori jangka pendek
pemanggilan dari memori jangka panjang. Proses review awal dilakukan segera
setelah mengakhiri bahan bacaan. Hal ini dilakukan mirip dengan proses “Survey”
Proses review ini cukup menghabiskan waktu 5 menit saja dan akan
bermanfaat sekali dalam jangka panjang terutama terkait pemahaman dan ingatan
akan bahan bacaan.Jika Anda mengabaikan proses review ini, mungkin Anda
448
masih dapat mengingat dengan baik isi bahan bacaan. Akan tetapi, dalam 24 jam
pemahaman tersebut akan turun cukup banyak dan terjadi penurunan drastis
setelah seminggu. Buat Anda yang masih berkuliah atau menjalani pendidikan,
proses review yang sama perlu dilakukan segera setelah Anda menjalani proses
perkuliahan untuk satu topik. Dengan demikian Anda akan menghemat waktu
bulan atau menjelang ujian. Setelah proses review pertama dilakukan, proses
review berikutnya dapat dilakukan setelah seminggu dan sebulan. Dengan cara
ini, apa-apa yang Anda baca akan masuk ke memori jangka panjang dan akan
berupa Prosedur atau tata cara yang hendaknya diikuti dalam rangka mencapai
tujuan penbelajaran. Safari (1997:29) menyatakan bahwa metode itu cara untuk
Metode PQRST adalah salah satu metode membaca yang mirip atau
merupakan singkatan dari inti kegiatan preview, question, read, summerize, test.
449
PQRST sebenarnya merupakan suatu metode atau strategi membaca buku yang
ini adalah metode membaca teks bacaan yang terdiri dari lima kegiatan previw,
question, read, summerize, dan test serta beberapa kegiatan tambahan terdiri atas
rangka man pada akhir bab (kalau ada). Tujuannya untuk memperoleh kesan atau
selintas (skimming).
450
akan membangkitkan keingintahuan akan membantu untuk membaca dengan
Langkah 3 adalah R-Read atau membaca. Dalam langkah ketiga ini dilaksanakan
disusun.
disusun catatan dan membuat ringkasan ide-ide pokok artikel atau bab tersebut.
Langkah 5 adalah T-Test sama atau mirip dengan priview atau mengulang dalam
langkah kelima diulang lagi dan diingat-ingat kembali seluruh isi ringkasan dan
penting dari seluruh bab tersebut, diusahakan untuk memperoleh penguasaan bulat
1) Tujuan PQRST
dalammembaca.
2) Manfaat PQRST
451
a. Siswa mendapat bekal metode belajar yang sistematis, efektif, dan efisien.
ini.
tersaji.
pembelajaran membaca dengan metode PQRST di dalam penelitian ini antara lain
seperti berikut :
452
4. Siswa dapat menentukan ide penjelas.
hampir sama dengan metode SQ3R. adapun kesamaan kedua metode ini
studi.
Perbedaan kedua metode ini hanya pada tahap awal, yaitu pada metode SQ3R
adalah survai, sedangkan pada metode PQ3R adalah prepare. Prepare adalah
tahap mula dalam membaca buku dengan cara melihat sekilas terhadap
studi yang meliputi enam tahap, yaitu reconnoiter, read, recite, record, review,
dan reflect (Widyamartaya 2004:63). Pada dasarnya metode ini sama dengan
metode SQ3R. persamaannya adalah pada tahap-tahap dan tujuan yang ingin
dicapai, dan perbedaanya hanya perbedaan istilah saja. Tahap keempat pada
453
metode SQ3R istilahnya adalah recite, sedangkan metode SUPER SIX Re
tahapnya hapir sama bahkan ada yang sama. Metode OK5R terdiri atas tahap
overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect. Tahap yang sama
dengan tahap SQ3R adalah tahap read, recite, review, dan overview sama dengan
survai. Sedangkan tahap yang tidak sama adalah tahap key ideas, record, dan
reflect. Key ideas adalah tahap kedua darimetode ini yang berupoa kegiatan
Record merupakan tahap keempat dari metode ini yang berupa kegiatan mebuat
catatan-catatan atau menandai bacaan atau membuat ringkasan pada tiap bab.
Record digunakan setelah pembaca melakukan read. Reflect merupkan tahap yang
terahir pada metode ini. Tahap reflect pada metode ini sama dengan reflect
Pada model membaca bawah atas stuktur-struktur yang ada dalam teks
itu dianggap sebagai unsure yang memainkan peran utama, sedangkan struktur-
struktur yang ada dalam pengetahuan sebelumnya merupakan hal yang sekunder.
454
MMBA pada dasarnya merupakan proses penerjemahan dekode dan encode.
mulai dengan huruf – huruf atau unit-unit yang lebih besar, dan setelah itu barulah
dan bunyi.Jelaslah bahwa menurut MMBA teks bacaan itu diproses okeh
pembaca tanpa informasi yang mendahuluinya yang ada hubungannya dengan isi
bacaan.
Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali
simbol tuturan tertulis (Harris & Sipay, 1980). Membaca dalam proses bottom-
dan identifikasi huruf-huruf, kata-kata, pola ejaan, dan unit bahasa lainnya. Tugas
455
Brown (2001) menyatakan bahwa pada proses bottom-up membaca
terlebih dahulu mengetahui berbagai tanda linguistik, seperti huruf, morfem, suku
Agar bisa memahami bacaan pada teori ini, pembaca membutuhkan keterampilan
alphabet. Dalam metode ini, huruf-huruf yang di ajarkan itu diucapkan sama
dengan ucapan alphabet. Dengan demikian, huruf ‘d’ diucapkan /de/, huruf ‘k’
diucapkan /ka/, huruf ‘l’ diucapkan /el/, huruf ‘m’ diucapkan /em/ dan
selanjutnya.
Menghubungkan ucapan ‘ka’ /ka/ dan ‘I’ /i/ menjadi ‘ki’ /ki/ ternyata
merupakan hal yang tidak mudah bagi anak-anak yang baru mulai belajar
diucapkan seperti ucapan alphabet. Huruf ‘k’ tidak di ucapkan /ka/ tetapi /kh/,
456
4.2.2. Model Membaca Atas-Bawah (MMAB)
Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori
hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca berlangsung. Pada model
ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa tentang makna.
Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena
mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses
pada teks.
Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses
pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan
dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan
yang berupa kompetensi berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan
457
pengetahuan tentang apa saja memainkan peran penting dalam membentuk makna
bacaan.
kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh melalui persepsi pembaca.
system isyrat semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media
berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil, informasi grafis itu semakin
berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki perbendaharaan kata dan
458
pembaca untuk memahami materi dan umtuk mengantisipasi apa yang tampak
Rumelhart (1977). Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita
singgung di muka. Dia beranggapan bahwa model-model yang terdahulu itu tidak
459
MMTB melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada
pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu
melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada suatu saat
MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para penganut
paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis
atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia
dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa
digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin
460
Paradigma yang diajukan Rumelhart untuk melukiskan proses membaca
secara tepat aspek-aspek membaca yang bersifat parallel dan yang bersifat
oleh para ahli yang terdahulu. Akan tetapi, penjelasan yang disampaikan para
Rumelhart.
MMTB sukar dilukiskan dalam diagram dua dimensi. Dalam gambar yang
berikut ini penyimpan informasi visual (PIV) mencatat informasi grafis. PIV itu
disentuh oleh alat penyadap ciri (APC). Ciri-ciri yang disadap itu digunakan
dalamnya itu.
461
Mari kita perhatikan paradigma Rumelhart dalam gambar berikut.
membaca dalam bentuk interaktif. Yang tidak dijelaskan dalam proses tersebut
462
menjadi bahan pemikiran ahli lain, seperti Goodman dan Ruddel. Yang tidak
ada di dalam model itu ialah gambaran tentang kerja pemandu polanya sendiri.
disetujui, ditentukan, dikukuhkan atau ditolak oleh sumber informasi yang layak.
paling layak. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat ditandai
model yang cukup canggih. Dengan menggunakan model tersebut kita dapat
tampak pada perilaku pola membaca. Model ini mempunyai ciri yang esensial
463
(huruf, kata), dan betapa penguasaan atas peringkat yang lebih tinggi itu
dapat dimanfaatkan pada saat melakukan kegiatan membaca. Dilihat dari bidang
untuk menolong para siswanya menjadi pembaca yang fleksibel, ialah pembaca
yang mampu mengatur kecepatan tempo bacanya sesuai dengan sifat, manfaat,
tujuan, kebutuhan dan relevansi dari materi bacaan tersebut. Pembaca harus
dialihkan perhatiannya dari struktur lahir bahasa (kata, huruf, kalimat, dan
telah dimilikinya dalam proses menyimak dan berbicara. Guru dituntut untuk
yang kondusif, yang mendorong menumbuhkan minat baca yang positif. Perlu
diutamakan keyakinan bahwa dalam hal ini bukanlah kehadiran guru dalam
lingkungan itu yang pertama dan utama, melainkan kehadiran siswa itu sendiri.
464
membaca itu sendiri. Melakukan aktifitas baca sama dengan berlatih membaca.
serta menemukan sendiri strategi yang paling tepat untuk dirinya dalam
menghadapi bacaan.
metode pengajaran pada masa-masa silam. Sebagai contoh, guru tidak perlu lagi
pengajaran membaca tidak mungkin dilakukan. Para guru lebih baik meyakinkan
para siswanya bahwa bagaimanapun para siswa tidak perlu berkecil hati dan
frustasi dengan bacaan yang sarat dengan kosakata sukar yang tidak dapat
sikap seperti itu akan membuat mereka percaya diri dan bergantung pada
kognitif yang dimilikinya. Dengan demikian, para siswa tidak lagi akan
bergantung kepada guru atau pun sumber-sumber lainnya yang datang dari luar
465
Model yang dianjurkan oleh Rumelhart itu mendukung salah satu
keyakinan yang secara intuitif telah diterima oleh banyak orang, ialah bahwa
pembaca akan lebih merasa terlayani jika kita membekali mereka dengan
kesiapan untuk membaca materi yang disajikan kepada mereka. Banyak hal yang
bisa dilakukan guru dalam upaya membekali pengetahuan siap mereka. Prosedur-
bagi para siswa dalam upaya membantu mereka untuk menggunakan latar
mempermudah proses memahami bacaan dengan lebih layak dan lebih baik.
Cara lama yang masih banyak digunakan para guru ialah pemberian tugas
ini tidak terlalu jelek dan merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
zaman”. Bagaimanapun hal-hal yang dibawa pembaca tersebut dari proses yang
dijalaninya itu. Oleh karena itu, guru boleh berkeyakinan bahwa proses membaca
akan berlangsug lebih baik jika prosedur penugasan itu dibalikkan, diskusi dulu,
sebagai model yang sudah membaur dengan berbagai strategi pengajaran yang
466
kepada siswa untuk menyurvai, bertanya dan bertanya, membuat prakiraan, dan
membaca untuk menguji hipotesis. Model membaca yang baik harus dapat
menjelaskan teori berbagai pendekatan yang baik untuk membaca dan belajar.
peringkat di atasnya. Model ini sangat baik untuk mengakrabkan dan mendorong
mereka dalam pengujian cara dan strategi membaca yang biasa mereka lakukan
sendiri.
prinsip-prinsip yang ada di dalamnya? Ya, mungkin anda tergolong orang yang
sesungguhnya tidak ada hal-hal yang baru bagi anda. Sebagai guru, anda
yang biasa timbul dalam pikiran anda selagi membaca. Bukankah pertanyaan-
pertanyaan yang muncul selagi kita membaca merupakan cerminan dari proses
interaktif dari kerja mata dan kerja kognisi pada saat kita merespon bacaan.
467
divergen. Mungkin, kita telah melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui landas
pijaknya. Dengan pengetahuan ini, mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan
tersebut dapat kita yakini sebagai sebuah kebenaran dan sesuatu yang dapat
halaman bercetak. Dia memulai konsepnya dari halaman bercetak, dan dari situ
Gough, La Berge dan Samuel (1974). MMBA bersifat linear dan berjenjang,
dimulai dari pemrosesan unit linguistik yang paling kecil, yakni huruf-huruf,
membenarkan proses yang dimulai dari peringkat yang lebih tinggi MMTB
mulai dengan semantik atau makna kata. Pada peringkat yang lebih tinggi itu ada
bank data yang bekerja secara simultan. Kita memiliki sintaksis, semantik,
ortografi, dan leksikon yang bekerja secara serentak, tidak bekerja secara
468
banyaknya sehingga mereka dapat memahami kata dalam konteks yang berbeda-
membaca sebanyak-banyaknya. Yang perlu diperhatikan benar dalam hal ini ialah
sikap murid. Guru yang terlalu sering memberi tugas yang berada di luar
motivasinya. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat baca siswa ialah
dengan jalan menyediakan bahan bacaan yang kira-kira dapat menarik perhatian
mereka.
Dalam teori lain dijelaskan bahwa model membaca adalah sebagai berikut
pada tingkat model membaca yang dilakukan dengan cara melakukan pemilihan
469
Metode yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula atau yang
Metode membaca dasar ada enam, yaitu metode abjad, bunyi, kupas
rangkai suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sitesis (SAS).
- Metode Abjad adalah metode yang digunakan untuk pembaca pemula yang baru
- Metode Bunyi adalah metode pembaca yang digunakan untuk pembaca pemula
diperuntukkan untuk pemula hanya berbeda yang metode abjad dalam wujud
4.1.2 Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga
470
adalah metode membaca yang diperuntukkan untuk pembaca pemula dengan cara
Contoh:
Bo-la
b-o-l-a
bo-la
Adalah metode membaca demi kata yang diperuntukkan bagi pembaca pemula
dengan merangkai kata lembaga yang dibaca. Kata lembaga adalah kata yang
Contoh:
Topi
To-pi
t-o-p-i
to-pi
topi
471
Adalah metode yang diperuntukkan bagi pembaca pemula dengan prosedur
Metode global sama dengan metode kupas rangkai suku kata dan metode kata
secara berurutan.
Dalam penerapannya SAS dibagi menjadi dua yaitu metode SAS tanpa buku dan
dengan buku.
Metode SAS tanpa buku dilaksanakan dengan cara merekam bahasa siswa,
Bahasa yang digunakan adalah bahan bacaan siswa dan berwujud kaliamat.
Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat
baca siswasehingga bahasa hasil rekaman siswa bias dipilih terlebih dahulu dan
472
Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita. Gambar yang
c. Membaca Gambar
Dimana nanti cerita gambar itu siswa sendiri yang menceritakan lagi atau
Membaca bacaan yang berupa kalimat secara structural yaitu membaca demi kata
Ini sepatu
Adalah membaca dengan cara merangkai unsure pembentuk bacaan yang kecil
menjadi lebih besar seperti merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata
473
4.2 Membaca Menegah
pembaca yang sudah ahli dalam membaca permulaan. Keeahlian disini berarti ahli
membaca unsure bacaan yang berbentuk huruf, suku kata, kata dan kalimat.
metode, yaitu:
a. Kata
b. Frase
c. Kalimat
d. Paragraf
Merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Metode
o Aspek Mekanik merupakan cara mata bergerak melihat kata demi kata pada
sebuah bacaan.
474
Merupakan cara membaca unsure bagian-bagian yang berbentuk frase.
menerapkan metode ini pembaca dapat membaca lebih efisien dan efektif.
rumit maka dari itu supaya dapat menguasai perlu latihan secara continue,
zaman,dimana seperti saat ini zaman globalisasi orang dituntut untuk berlomba-
475
Metode yang dapat digunakan agar pembaca dapat membaca secara
metode S-D4, P2R, S2QR, GPID, PACER, PQR, PQRST, SQ3R, SUPER SIX
RS, OK5R.
survey dan decide. Metode ini diterapkan menganut prinsip fleksibilitas yang
dilakukan secara cepat, mata digerakkan untuk menyapu halaman secara kilat.
b. Decide adalah proses seorang pembaca memutuskan untuk melakukan salah satu
2. Membaca sepintas adalah pilihan yang dilakukan agar pembaca merasa tidak
476
3. Membaca dengan kecepatan wajar adalah pilihan yang apabila pembaca belum
tahu tentang bacaan yang telah disurvey sehingga pembaca perlu membacanya
teliti, dan hati-hati sehingga kecepatan membaca relative pelan. Hal ini dilakukan
Adalah metode membaca yang terdiri atas tiga tahap yaitu preview,read
dan review yang biasa digunakan sebagian besar pembaca efisien dan cepat.
b. Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuannya adalah mencari informasi yang ada
c. Review adalah membaca sepintas untuk memastikan bahwa tidak ada yang
didapat dari tahap read. Yang berbeda adalah tujuannya jika preview untuk
mengenal bacaan dan review untuk memantapkkan kembali apa yang dipahami.
477
Adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca table,grafik
tersebut digunakan apabila pembaca tidak memiliki tujuan khusus. Metode ini
bertujuan untuk emncari informasi yang tertuang dalam table dan grafik.
a. Survey
Adalah kegiatan membaca sepintas hal-hal yang inti didalam table maupun grafik.
Hal-hal yang disurvey adalah judul table dan sub judul. Manffat dari metode ini
adalah untuk memahami pesan secara menyeluruh, selain itu pembaca harus dapat
memahami tentang judul yang disurvey karena judul merupakan ringkasan yang
padat.
b. Seek
Adalah kegiatan dari pembac untuk mencari informasi pada kolom dan informasi
c. Question
tabel dan kolom. Yang dipertanyakan mengenai informasi apa saja yang terdapat
d. Reading
Adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh
informasi yang dicari. Pembaca melakukan metode ini berpegangan pada tahap
Question.
478
4.3.4 Metoden GDIP
membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu goal, plans, implementasion dan
development.
a. Goall
adalah apa yang diharapkan, dimaksud, dan apa yang dimaksud tujuan membaca.
Goal dapat dilakukan dengan cara membatasi perhatian, latar belakang, kendala,
b. Plans
Adalala sebuah rencana untuk mencapai tujuan. Plans dapat dilakukan dengan
c. Implementation
Adalah kegiatan membaca dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dan
d. Development
apakah tujuan membaca sudah tercapai, apakah rencana sudah berjalan sesuai
Metode PACER merupakan metode yang terdiri dari lima tahap, yaitu
479
a. Preview atau meninjau
bersifat luaran.
b. Asses
c. Choose
membaca dengan teknik yang tepat. Teknik yang tepat akan menentukan
d. Expedite
e. Review
dibuat untuk kepentingan membaca bacaan yang berupa buku untuk kepentingan
belajar.
480
a. Survey
sebuah buku. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Bagian awal yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan abstrak. Bagian isi yang disurvey adalah judul tiap bab,sub
indeks.
b. Question
c. Reading
Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang
d. Recite
Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah
e. Review
481
Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan
dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang
adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau
dijelaskan mengenai metode Question, Reading, Recite dan Review. Dalam hal ini
a. Metode prepare adalah tahap awal dalam membaca sebuah buku dengan cara
b. Reading
Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang
c. Recite
Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah
482
d. Review
Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan
dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang
adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau
Adalah metode membaca untuk keperluan studi yang meliputi lima tahap yaitu
a. Survey
sebuah buku. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Bagian awal yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan abstrak. Bagian isi yang disurvey adalah judul tiap bab,sub
indeks.
b. Question
483
c. Reading
Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang
bersifat luaran.
e. Summerize
Adalah kegiatan untuk membuat ringkasan informasi yang telah diperoleh dari
buku ysng telah dibacanya. Ringkasan dibuat setelah selesai membaca satu bab
dengan tujuan agar informasi yang telah diperoleh tidak lupa atau hilang.
Adalah metode membaca buku untuk keperluan studi yang terdiri dari
a. Reading
Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang
b. Recite
484
Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah
c. Review
Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan
dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang
adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau
d. Record
Adalah kegiatan membuat catatan atau menandai bacaan pada margin bab dan
e. Reflect
Adalah kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya dan ide-ide
Metode ini adalah metode membaca buku untuk kepentingan studi yang
a. Reading
485
Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang
b. Recite
Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah
c. Review
Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan
dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang
adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau
d. Record
Adalah kegiatan membuat catatan atau menandai bacaan pada margin bab dan
e. Reflect
Adalah kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya dan ide-ide
f. Key ideas
Adalah kegiatan membaca untuk memisahkan ide-ide atau pikiran utama dari
486
Adalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari
sebuah buku. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Bagian awal yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan abstrak. Bagian isi yang disurvey adalah judul tiap bab,sub
indeks.
untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan
untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan
Lembaga
Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca yang digunakan
suku kata yang dibaca. Bacaan yang dibaca dalam bentuk suku kata, misalnya :
487
Metode kata lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau
kata lembaga yang dibaca. Kata lembaga merupakan kata yang sudah dikena oleh
kontekstual.
), membaca bagian demi bagian ( unsur ) bacaan, dan membaca secara utuh
kembali.
Analisis
Sintaksis
( Zuchdi 1997:55 ).
488
Merekam Bahasa Siswa
Membaca Gambar
sebuah bacaan.
berbentuk frase.
489
Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah
b. Decide adalah proses membaca memutuskan untuk melakukan salah satu mepat
pilihan berikut :
2. Membaca sepintas, pembaca merasa perlu membaca bacaan yang telah dibaca
lagi/ disurvei.
490
5.3.2. Metode P2R
Metode P2R mempakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview,
read, dan review yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan
efisien. (Gordon, 2006:79). Penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah
sebagai berikut:
pokok pikiran, relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan
(read) atau tidak. Jika memang sudah tahu tentang bacaan, pembaca boleh saja
tahap berikutnya.
2. Read, adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dan sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah
mencari informasi yang ada dalam bacaan. Informasi bersifat pokok atau inti
dan bias juga informasi bersifat tidak inti atau penjelas. Jika hanya ingin
mungkin. Kecepatan baca juga bergantung pada bacaan. Bacaan yang sudah
dikenal dapat dibaca secara cepat, sebaliknya bacaan yang belum dikenal
491
dibaca secara pelan. Bacaan yang bersifat inilah memerlukan waktu baca yang
3. Review, adalah membaca sepintas lain untuk memastikan tidak ada yang
pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca
bacaan seperlunya saja seperti pada preview. Yang berbeda adalah tujuannya :
kembali apa yang telah dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah
Ketiga tahapan dalam metode ini tidak harus digunakan semua secara
tertib. Hal tersebut bergantung pada situasinya. Jika memang diperlukan, ketiga
tahap itu digunakan secara tertib. Pada saat lain, pembaca tidak melakukan tahap
preview karena pembaca sudah mengenai struktur materi bacaan. Bisa saja,
pembaca tidak melakukan read. Ia hanya melakukan tahap preview dan review
karena tidak ada hal-hal yang baru di dalam bacaan sehingga tidak perlu dibaca.
Kemungkinan lain adalah pembaca tidak perlu melakukan review sebab pembaca
sudah merasa tidak yakin ada yang terlewati dan sudah ingat semua tentang
Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel,
grafik atau diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan
492
Pembaca yang sedang studi membaca tabel dengan tahap sebagai berikut :
1. Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.
2. Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi
3. Question adalah kegiatan pembaca membuat pertanyaan tentang isi tabel atau
4. Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga
metode membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu, goall, plans,
1. Goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud atau apa tujuan membaca.
Metode PACER merupakan metode membaca yang terdiri atas lima tahap, yaitu
493
1. Preview
Alasannya : Dalam tahap ini pembaca melakukan pengenalan terhadap bacaan yang
bersifat luaran.
Tujuannya : Untuk menemukan hal – hal atau bagian – bagian tertentu yang bersifat
2. Asses
Alasannya : Dalam proses membacanya hanya sekilas tetapi dibaca semua bagian,
3. Choose
Termasuk membaca intensif dengan teknik close reading (membaca teliti), tetapi
dapat juga digunakan untuk membaca ekstensif dengan teknik skimming (membaca
Alasannya : Dalam proses ini, pembaca memilih dan melakukan membaca dengan
Tujuannya : Jika pembaca ingin mengetahui semua informasi yang ada dalam
bacaan, teknik yang tepat adalah teknik close reading (membaca teliti). Jika pembaca
hanya ingin mengetahui hal – hal yang pokok saja teknik yang sesuai adalah teknik
skimming(membaca sekilas).
4. Expedite
494
membaca. Pembaca akan membaca dengan cepat pada bagian yang mudah
sedangkan untuk bagian yang sulit pembaca akan membaca dengan pelan.
mata ke otak untuk selanjutnya oatak memahami isi bacaan, sehingga pembaca dapat
5. Review
Alasannya : Cara membacanya dengan cara sepintas untuk memastikan tidak ada
yang terlewati.
Tujuannya : Untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untu
Membaca dengan metode SQ3R terdiri atas lima tahapan proses yaitu :
495
3.Read atau membaca
1. SURVAI
- Baca Judul
- Baca Pendahuluan
Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk
2. QUESTION
judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per
496
satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman
kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca.
Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya
yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan
ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler?”.
3. READ
bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas
membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question.
Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas
4. RECITE
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan
melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan
497
mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan
suatu subbab.
buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas
5. REVIEW
bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini
dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau
berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan
Langkah 1: S-Survey
Guna mensurvey teks itu, Anda hanya diminta membaca bagian yang diberi
bayangan (shaded material). Anda akan mendapatkan bahwa teks itu diawali
tentang keadaan testi (Inggris : testee) dengan tidak menggunakan alat tes.
isi bagian itu --yakni "salah satu alat penilaian nontes yang dipergunakan untuk
498
mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan tanya-
Ketiga, skala bertingkat yang diikuti oleh penjelasan kebiasaan penggunaan tes
itu. Dengan mengecek bagian yang diberi bayangan, Anda sebenarnya telah
membaca bagian yang menjadi inti utama teks sampel. Kini, apa Anda tahu ide
Langkah 2: Q-Question
teks itu . Gunakan bagian yang dicetak tebal untuk membangun pertanyaan-
pertanyaan-pertanyaanberikut:
membaca?
3.Strategi wawancara apa yang bisa digunakan untuk mengevaluasi sikap dan
perilaku baca?
Langkah 3: R-Read
Sekarang baca teks itu, bagian demi bagian misalnya, sekarang Anda baca
Anda itu selama membaca. Ingat apa pertanyaan Anda? Ya, pertanyaan Andalah
adalah, "Teknik nontes bisa digunakan untuk mengetahui apa dalam pengajaran
499
membaca?" Apakah jawabannya Anda temukan pada bagian pendahuluan teks
laku afektif dan psikomotor." Begitu seterusnya. Berhentilah pada tiap-tiap akhir
bagian, dan lanjutkan pada langkah 4. Jika sudi garis bawahilah atau tandailah
teks Anda, sebab memberi garis bawah teks sangat membantu menjawab
Langkah 4: R-Recite
Setelah selesai pada masing-masing bagian --stop. Cek apakah Anda dapat
menemukan jawaban pada bagian itu. Jika tidak, kembali dan usahakan Anda
menemukan jawabannya. Kemudian, cek kembali daya ingat Anda. Anda perlu
benar-benar dan yakin bahwa langkah-langkah itu Anda lakukan dengan baik
Langkah 5: R-Review
Jika sudah menyelesaikan seluruh bacaan yang menjadi tugas Anda, kembalilah
jawabannya. Lalu, teslah diri Anda! Lanjutkan cara seperti itu, tes daya ingat
Agar bisa berhasil sekali dalam menggunakan metode SQ3R, Anda jangan
sekali-kali melompati setiap langkah yang ada. Sebagaimana bisa Anda lihat,
500
Nah, sekarang Anda sudah bisa menerapkan satu di antara sekian banyak metoda
Sistem Belajar-Baca
Sistem belajar-baca itu tidak lain dari prosedur dan langkah demi langkah dalam
membaca suatu bab buku teks yang akan sangat membantu Anda belajar
diingat. Hakikatnya, itu merupakan cara belajar dan cara mereview ketika Anda
sedang membaca.
Mungkin Anda sudah pernah mempelajari beberapa teknik yang biasa digunakan
belajar-baca. Anda semua saat ini harus memposisikan teknik-teknik itu dalam
bentuk langkah demi langkah dalam sebuah sistem. Banyak nama yang diberikan
pada sitem belajar-baca dan, meskipun sistem-sistem itu bebeda dalam beberapa
hal, semua umumnya memiliki beberapa teknik kunci. Dalam bab ini disajikan,
gambaran sistem-sistem belajar-baca yang saat ini biasa digunakan, juga sebuah
sistem yang digunakan sangat luas --metode SQ3R-- akan didiskusikan secara
5.3.7.Metode PQ3R
501
Metode PQ3R merupakan metode membaca buku untuk studi yang meliputi tahap
prepare ( tahap mula ), question, reading, recite, dan review ( Nurhadi 2005:129
1. Prepare
Alasannya : Mula – mula dalam membaca sebuah buku dengan cara melihat
2. Question
Alasannya : pembaca hanya butuh membaca bagian – bagian yang berisi jawaban
isi bacaan.
Tujuannya :
502
3. Reading
demi bab dan bagian demi bagian bab. Untuk memperlancar proses membaca,
4. Recite
sudah dibaca menggunakan bahasanya sendiri. Baik disampaikan per subbab atau
keseluruhan.
5. Review
Alasannya : Karena cara membacanya dengan cara sepintas agar tidak ada bacaan
yang terlewati.
Tujuannya : Untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk
503
a. Langkah I
Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca dengan cepat sebelum
mulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang isi materi yang akan
dipelajarinya.
Siswa dapat memulai dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan
sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf, atau ringkasan
pada akhir suatu bab. Perhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan
dalam bahan bacaan siswa. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka
b. Langkah II
Question (bertanya)
Langkah kedua ini adalah menyusun atau mengajukan pertanyaan kepada diri
sendiri mengenai isi buku atau untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan
siswa. Pertanyaan ini mendukung pembaca atau siswa menemukan apa-apa yang
menggunakan kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana”. Kalau pada akhir bab
telah ada daftar pertanyaan yang dibuat pengarang, hendaklah baca terlebih
dahulu.
c. Langkah III
Read (membaca)
504
Langkah ketiga ini siswa membaca secara teliti paragraph demi paragraph untuk
lebih memahami isi bacaan atau materi yang ada dalam buku, sambil mencoba
d. Langkah IV
Summarize (meringkas)
Langkah empat ini siswa berhenti sebentar untuk meringkas atau membuat catatan
e. Langkah V
test (menguji)
Langkah lima ini siswa diberikan tes atau semacam pertanyaan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman yang sudah diperoleh dari buku atau materi yang sudah
di baca sebelumnya.
Dari langkah metode belajar PQRST yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat
bahwa metode belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran,
terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk
Metode SUPER SIX Re merupakan metode membaca buku untuk keperluan studi
yang meliputi enam tahap, yaitu reconnoiter, read, recite, record, review, dan
505
Pada hakikatnya kelima tahap dari enam tahap tersebut sama dengan kelima tahap
dalam SQ3R. Persamaan kelima tahap dari kedua metode tersebut adalah pada
tahap-tahap kegiatannya dan tujuan yang ingin dicapai. Perbedaannya hanya dari
istilah. Ada dua istilah dari kelima tahap itu yang berbeda, yaitu pada tahap
pertama dan keempat. Tahap pertama pada metode SQ3R diberi istilah survai
sedangkan pada metode SUPER SIX Re diberi istilah reconnoiter. Tahap keempat
pada metode SQ3R istilahnya adalah recite, sedangkan pada metode SUPER SIX
Tahap yang belum ada dalam SQ3R, tetapi ada di dalam SUPER SIX Re adalah
reflect. Reflect merupakan tahap akhir dari metode iniyang berupa kegiatan
Metode OK5R merupakan metode membaca buku untuk kepentingan studi yang
terdiri atas tahap overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect.
Metode ini dikembangkan oleh Walter Pauk, direktur Reading Study Center dari
metode SQ3R sehingga tahap-tahap dari metode ini hampir sama, bahkan ada
yang sama. Tahap yang sama adalah tahap read, recite, review, dan overview
(menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak sama adalah key ideas,
record, dan reflect. Key ideas (ide-ide kunci) merupakan tahap kedua dari metode
ini yang berupa kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-
506
Record merupakan tahap keempat dari metode ini yang berupa kegiatan
memahami sebuah bacaan atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
dengan situasi bacaan dan tujuan membaca. Situasi bacaan ada bacaan yang sulit,
sedang, dan mudah, tujuan membaca pun mempengaruhi teknik apa yang harus
digunakan,
Dalam membaca, teknik membaca dapat kita klasifikasikan menjadi tiga jenis,
Dalam teknik ini hanya ada dua yang dipentingkan, yaitu (1) pengenlan symbol-
simbol tertulis dalam bentuk huruf, suku kata, kata, frasa, dan kalimat dan (2)
kemahiran mengayunkan mata secara teratur tanpa lompat balik. Dalam teknik ini
507
keterampilan memmahami dan menafsirkan makna tidk diperhatikan, karena tekni
Teknik membaca yang termasuk tekni ini ada tiga. Ketiga tekni tersebut
teknik membaca pemulaan yang digunakan atau dilakukan secara urut. Urutan
dalam pengunaan teknik ini berdasarkan urutan formal, urutan formal dipandang
dari aspek huruf, jumlah huruf, jumlah suku kata,dan jumlah kata.
Tekni ini dapat diterapkan dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
1. Membaca Huruf
Huruf yng dibaca sesuai urutan abjad, yaitu a, b, c,d, sampai z. Haryadi
ditempuh dengan dua siasat, yaitu secara abstrak dan kongkrit. Secara abstrak
artinya siswa mengenal huruf dengan cara melfalkan huruf a sampai z dengan
bernyanyi tanpa adanya wujud bunyi. Secara kongkret artinya belajar mengenal
508
Membaca abstrak ini berhubungan dengan menyimak. Huruf a sampai z
dinyanyikan dan didengarkan oleh siswa, ini berarti adanya hubungan yang jelas
antara membaca dan menyimak. Oleh sebab itu keempat keterampilan membaca
ini tidk dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Tarigan
Suku kata pada teknik tertur ini dipelajri secara urut dari kombinasi antara
kombinasi dari konsonan dan vokal adalah (1) kombinasi konsonan urutan
pertama b dengan semua vokal secara urut adalah ba, be, bi, bo,bu, (2) kombinasi
konsonan kedua c dengan semua vokal secara urut adalah ca, ce, ci,co,cu, dan (3)
kombinasi urutan ketiga d dengan semua vokal secara urut adalah da, de, di, do,
du, dan seterusnya sampai kombinasi konsonan yang terahir z dengan semua
vokal.
3. Membaca Kata
509
Istilah kata sering kita dengar malah hamper setiap hari dan setip saat selalu
membaca kata ini adalah dari kata yang sederhana meningkat kekata yang
kompleks. Secara mekanis , kata yang sederhana adalah kata yang jumlah suku
katanya sedikit yaitu terdiri dri dua suku kata. Kata yang kompleks adalah kata
yang minimal terdiri dari atas tiga suku kata, baik kata dasar, kata kompleks
4. Membaca Kalimat
membaca dari kalimat yang sederhana kekalimat yang kompleks. Semakin banyak
jumlah kata yang menyusun kalimat, semakin komplek kalimat itu. Jumlah kata
yang menyusun kalimat terdiri atas dua kata, tiga kata, empat kata dan seterusnya,
contoh du kata, yaitu ini budi. Tiga kata contohnya Ibu sedang masak.
Kekomplekan sebuah kalimat juga dilihat dari jenis kata yang menyusunya.
Kalimat yang tersusun oleh kata dasar lebih mudah atau sedeharna dibandingkan
dilakukan secara tidak urut. Guru diberi keluasan untuk memilih bacaan yang
dibaca siswa. Guru tidak perlu memilih bacaan dalam urutan formal, tetapi
510
urut secara formal. Misalnya, huruf n dibaca terlebih dulu dibandingkan hufuf m
Teknik takteratur dapat diterapkan dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan
kalimat.
1. Membaca huruf
huruf adalah kepraktisan dan kemudahan. Huruf yang diajarkan lebih awal
lain.
atau pembelajara symbol-simbol grafis dalam bentuk suku kata yang tidak urut
digunakan adalah suku kata yang sering diucapkan, didengar, dan muda
511
diucapkan. Suku kata yang sering digunakan adalah dari nama anggota keluarga
dan nama teman-temannya, baik yang dirumah maupun yang di sekolah, yang
Suku kata yang lebih mudah lebih baik diajarkan diawal. Ditinjau dari
fonemik, suku kata yang seyogyanya dikenalkan lebih awal atau lebih akhir
1. Suku kata terbuka lebih awal daripada suku tertutup. Contohnya : suku kata
ka, na, ma, lebih awal dari suku kak, nak, mas.
3. Suku kata berkonsonan dua huruf diucapkan satu bunyi lebih diakhirkan.
3. Membaca kata
yang sering dilakukan. Kata-kata dari benda-benda yang telah dikenal umumnya
adalah:
512
2. Kata tentang tubuh, contohnya: mata, hudung, perut, dll.
4. Kata tentang barang yang dimiliki, contohnya : tas, buku, pensil, dll.
4. Membaca kalimat
teknik teratur dan teknik takteratur. Teknik ini digunakan jka tekni teratus dan
memiliki kendala. Kendala yang bisa dihdapi dalam penrapan teknik teratur
dibaca sulit dan tidak praktis. Kendala yang dihadapi dalam tekni takteratur
adalah apabila ada pilihan siswa belajar (membaca) tentang A atau B karena
513
keduanya sama-sama praktis dan mudah. Oleh karena itu, tekni gabungan
Teknik ini dapat diterapkan pada membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
1. Membaca huruf
Huruf yang dibaca adalah vocal. Urutan penyajiannya secara praktis dan
Suku kata yang mudah diucapkan dan sering digunakan adalah ma, Pa,
3. Membaca kata
Kata tentang anggota tubuh kita, misalnya mata, pipi, gigi, kaki, dan
4. Membaca kalimat
514
3. Rara minum kopi.
abjad. Dasar pengurutan yang tidak kalah pentingnya adalah jumlah huruf, jumlah
suku kata, dan jumlah kata. Dasar inilah yang lebih dipilih dalam menerapkan
teknik gabungan pada membaca suku kata, kata, dan kalimat secara visual
diperuntukan bagi pembaca yang sudah mahir dalam penyadian kembali symbol-
simbol yang berbentuk grafis atau sudah mahir menggunakan teknik dasar. Secara
otomatis ketelitian dalam membaca ini akan digunakan oleh pembaca, secara
Teknik menenah terdiri atas empat jenis, yaitu teknik close reading, mengingat,
515
secara tersurat (eksplisit). Pembaca hanya menangkap informasi-informasi
yang terletak secara jelas dalam bacaan. Informasi secara eksplisit terletak
menangkap makna yang lebih dalam lagi (implisit) atau makna dibalik baris-
dilakukan oleh pembaca dengan menggunakan tekni ini ada dua, yaitu :
utama, dan
Jadi, close reading adalah membaca teliti agar kita memperoleh pemahanam
secara sempurna, sehingga kita mempu memahami informasi secara ekplisit dan
implisit. Adapun cirri-ciri pembaca yang mengunakan tekni adalah berikut ini:
(dasar).
tentang siapa, apa, dimana, tentang hal yang ada dalam bacaan.
516
Tekni ini melatih pembaca dalam hal:
a. Teknik mengingat
Sebagi tindak lanjut dari apa yang telah kita peroleh (informasi) perlu kia
telah diperoleh. Untuk mengingat itu tidak mudah, perlu teknik-teknik untuk
itu. Menurut Wainwringht 2006: 69) menyatakan teknik mengingat secara tepat
guna ada delapan. Kedelapan teknik tersebut adalah teknik aliterasi, akronim,
1. Teknik aliterasi
517
Teknik aliterasi merupkan tekni mengingat informasi atau isi bacaan
dengan pengulangan bunyi atau huruf pada kata atau kata kunci. Huruf
yang diambil merupakan huruf pertama dari kata kunci yang diingat.
Dialek
dialek.
terkandung dalam teks berita atau bacaan, yaitu kosa kata, tata
K2TBFP.
518
2. Teknik akronim
yang ada dalam bacaan dengan membentuk dari huruf awal kata-kata
berikut ini.
PPP.
3. Teknik akrostik
519
Pelangi memiliki tujuh warna
dan ungu.
4. Teknik sajak
Artinya informasi yang kita peroleh kita buat menjadi sajak untuk
memudahkan mengingatnya.
5. Teknik loci
6. Teknik link
520
Teknik link merupakan teknik menghafal yang digunakan untuk
informasi atau ide lainnya. Link berasal dari bahasa ingris yang berarti
atau mengurutkan dalam bentuk urutan alphabet dan letak tempat. Cara
huruf awal informasi yang dihafal sesuai dengan urutan alphabet. Cara
beberapa diantaranya.
7. Teknik peg
asosiasi antara informasi yang ada dalam bacaan dengan asosiasi yanmg
521
teknik link dan asosiasi pada teknik ini berbentuk format yang sudah
b. Teknik retensi
menyimpan hafalan atau ingatan dengan tujuan agar sewaktu bacaan atau
tersebut. Teknik ini disebut teknik retensi Teknik ini ada lima, yaitu repetisi,
2006:57-58)
1. Repetisi
2. Diskusi
seseorang akan mendapatkan sesuatu yang baru dan sesuatu yang belum
ia ketahui.
522
3. Menulis informasi
“tulisan itu lebih awet dari pada diingat-ingat” jadi, setelah kita
membaca kita lebih baik menulis informasi itu agar sewaktu kita
4. Menggunakan informasi
yang kita ketahui maka kita akan selalu ingatn dengan informasi
tersebut.
pesan dari sumber (penulis), mengubah pola bahasa dengan jalan melepas
1980:71).
523
Teknik close prosedur dalam teknik menengah digunakan untuk melatih
5. Peningkatan daya nalar dan sikap kritis siswa terhadap bacaan, dan
mengetahui hal ini, maka guru dapat memberikan intruksional untuk siswa dalam
belajar membaca.
1. Pilihlah bacaan yang relatif sempurna, yaitu bacaan yang tidak bergantung
pada informasi sebelumnya atau bacaan yang lengkap dengan satu judul,
524
4. Mulailah penghilangan itu dari kalimat kedua, yakni pada setiap kata
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Setelah tahap 2, salah satu siswa kita suruh untuk membacakan teks
tersebut secara lengkap. Metode untuk menilai ketepan isian yang dikosongkan
adalah metode sinonim atau kontektual. Artinya siswa boleh menjawab dengan
kata sinonim kata tersebut, dengan syarat kata tersebut masih sesuai dengan
Tahap 4
525
Guru membacakan bacaan tersebut dan berhenti pada bagian yang
un tuk mendiskusikan jawaban mereka dan tahap ini dilakukan sampai bagian
Tahap 5
Setelah tahap 4, guru menujukan teks asli sebabagai bahan perbandingan dan
Tahap 6
setelah itu siswa kita suruh untuk menhitung presentase kebenaran jawaban,
dengan rumus :
sebagai berikut.
526
2. Pembaca berada pada tingkat intruksional, jika presentase skornya berkisar
antara 41%-60%.
3. Pembaca pada tingkat gagl, jika presentase skor yang diperoleh sama
Berikut ini adalah contoh bacaan yang dibuat dengan tahap-tahap tersebut
diatas.
Jawa Tengah.
527
menggunakan ………….. Jawa yang yang mempunyai
pembaca untuk membaca secara luas dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Target yang digunakan dalam mebaca ini adalah pembaca mebaca bacaan
528
Teknik membaca skimming salah satu teknik membaca cepat. Membaca
dengan teknik skimming berarti kita secara cepat membaca sekilas teks untuk
italic, garis bawah, cetak tebal, dan sebagainya). Pada waktu melakukan
skimming secara cepat mata kita bergerak ke seluruh teks untuk memperoleh
gambaran umum mengenai teks. Pembacaan cara ini boleh melewati bagian-
bagian tertentu yang dianggap kurang penting. Ketika kita membaca sekilas kita
akan menggerakkan mata kita dari atas ke bawah dengan cepat menyapu seluruh
halaman yang dibaca sambil memberi fokus pada informasi yang dicari.
gambaran umum apa yang dibaca bukan mendapatkan gambaran detail seluruh
melakukan penyegaran apa yang pernah dibaca, dan 5) mensurvei buku yang
akan dibaca.
529
dari suatu bacaan yang memuat informasi penting (misalnya memahami dan
menemukan letak ide pokok dalam paragraf, memahami dan menemukan letak
informasi penting dari suatu buku), 2) membaca sekilas dan melompati bagian-
bagian yang tidak penting dari suatu bacaan (contoh, ilustrasi, paragraf transisi),
3) detail khusus yang penting (nama, tanggal) perlu dilihat sepintas tanpa
menatap lama-lama, 4) paragraf pertama dan terakhir dari suatu wacana perlu
dibaca dengan kecepatan rata-rata karena umumnya berisi ringkasan bahan yang
a. Skipping
yang penting, pokok yang dicari atau dibutuhkan kebagian penting berikutnya.
penting saja. Pembaca yang menggunakan ayuan ini berarti melkukan ayunan
mata dari bagian bacaan yang penting ke bagian yang lain. Dapat dilakukan
530
b. Sampling
mendapatkan gambaran umum dari bacaan yang dibaca. Prinsip yang dianut
adalah membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah bacaan yang dianggap dapat
mewakili keseluruhan bacaan. Yaitu kalimat inti atau kalimat utama. Kalimat
kalimat pertama sebuah paragraf. Untuk itu, penggunaan teknik ini dipusatkan
pada membaca kalimat pertama setiap paragraf. Dalam menerapkan teknik ini
pembaca diberi keluasan untuk membaca bagian tertentu dari bacaan dengan
syarat:
c. Locating
bergerak secara vertikal, yaitu pandangan mat pembaca bergerak dari atas ke
tengah bacaan dan bagian kanan dan kiri tetap pada jangkauan mata. Hal ini
yang disebut rentang pandangan mata (eye span), juga mempunyai kemampuan
531
kedua kemampuan itu, pembaca dapat mengerakan matanya dari bagian tengah
d. Previewing
ini menggunakan teknik sampling dari segi pemusatan perhatian pada kalimat
pertama setiap paragraph dan memanfaatkan teknik locating dari sisi daya
melihat sekeliling. Teknik ini juga digunakan untuk menangkap garis besar
teknik ini adalah pembaca membaca kalimat pertama pada setiap paragraf dan
informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi
halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan,
532
Dalam kehidupan sehari-hari scanning digunakan, antara lain untuk:
mencari nomor telepon, mencari kata pada kamus, mencari entri pada indeks,
mencakup pencarian secara cepat dengan gerakan mata dari atas ke bawah
menyapu seluruh teks untuk mencari fakta khusus, informasi khusus, atau kata-
kata kunci tertentu, (2) manfaat scanning adalah dapat mencari informasi
dalam buku secara cepat, (3) scanning merupakan teknik membaca cepat untuk
menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan, dan (5)
pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.
keterangan lengkap dari informasi yang dicari, dan (3) pembaca dituntut
(misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap halaman
533
untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya). Dengan pemahaman
1. Memilih acara TV
a. Perhatikan sekilas terlebih dahulu stukturnya: acara disusun per hari, pinggir
rinciannya.
Tahap yang digunakan dalam men-scan buku untuk menemukan topic tertentu
b.Pembaca mebuka halaman dari topic yang telah ditemukan dan men-scannya.
c. Untuk melengkpi pencarian topik, pembaca dapat juga men-scan daftar indeks,
534
d.Pembaca membuka halaman yang ditemukan pada tahap ketiga.
Hal yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berikut
ini.
sebagai berikut.
(tekanannya).
e. Perhatikan contoh kalimat yang akan memperjelas pengertian yang akan dicari.
f. Untuk segera bisa menemukan, perhatikan petunjuk yang ada pada setiap
halaman.
535
Tahap yang dapat digunakan untuk mencari kata dalam kamus adalah berikut ini.
yang mengandung huruf awal dari kata yang dicari. Misalnya cinta maka kita cari
di kolom c.
b.Carilah nomor telefon tersebut dengan langsung membuka halaman yang dituju
halaman sampul.
c. Setelah menemukan bacalah nomor telefon tersebut dengan seksama dan teliti.
c. Carilah istilah atau kata tersebut pada indeks dengan gerakan mata secara
536
Pendekatan yang melatar belakangi teori membaca ada tiga yaitu pendekatan
A. Pendekatan Konseptual
B. Pendekatan Empirikal
teori itu sendiri maupun orang lain yang dijadikan banyak penelitian.
537
banyak kelemahannya. Sebagai penggantinya dipakailah teori Transformasi
komprehensif.
ragamnya.
538
C. Pendekatan Eksperimental
dua yaitu :
a. Eksperimental Pemahaman
yang telah dilakukan selama ini banyak sekali jumlah dan jenisnya.Beberapa
b. Kemampuan Intelektual
Pendekatan lain dalam membaca intensif dan ekstensif, yaitu Pandangan Bottom-
539
Bottom-up dalam membaca pada dasarnya adalah menguraikan simbol tertulis ke
ucapan – arti. Pembentukan arti merupakan proses akhir bahasa itu diterjemahkan
ke dalam simbol yang lain (tulisan – lisan). Pendekatan ini tetap bertahan karena
penjelasannya yang logis bahwa untuk memahami bacaan harus mengenali huruf.
Pendekatan ini ditentang oleh ahli lain terutama bangsa Inggris dengan alasan
bahwa : dalam ucapan tidak selalu sama dengan tulisan, proses merangkaikan
bentuk. Kunci proses ini adalah adanya interaksi antara pembaca (adanya
pengalaman masa lalu) dengan teks, faktor psikologis dan linguistik juga perlu
dipertimbangkan.
compensatory’
540
1. Teori Skema dan Membaca
Pertama kali teori ini diusulkan oleh Barlett, dengan pandangan bahwa
kearah proses pemahaman terhadap pengalaman baru yang ada dalam bacaan.
Dengan pengetahuan yang ada ini membantu pembaca untuk menebak bagian
linguistik. Ada dua tingkatan yakni sistematik (yang berkaitan dengan fenologi)
dan skematik (latar belakang pengetahuan pembaca). Skema harus ada pada setiap
pembaca agar mudah mengikuti bacaan dan dapat menggunakan skema tersebut.
ini dibagi tiga yakni kaitan logis, referensial, leksikal. Stefensen (1981) persepsi
perlahan, 2) membaca kembali teks tersebut, 3) membuat ringkasan garis besar isi
yang dibaca. Pembaca dengan strategi ini banyak mengingat poin umum. Ini
Konteks sosial akan menentukan dan motivasi membaca. Dalam konteks sosial
541
yang maju, banyak media tulis maka anggota kelompok masyarakat tersebut akan
Bahasa ada untuk memenuhi fungsi tertentu dan fungsi ini yang akan menentukan
struktur teks dan isi bacaan. Bermacam bacaan akan kita temui dalam konteks
sosial. Skema kita perlukan untuk memahami dan memperoleh informasi baru dari
teks tersebut.
5. Pelajaran Membaca
Peran guru dikelas akan banyak mempengaruhi minat dan kemauan siswa
542
Teknik membaca (reading techinical) merupakan implementasi dari metode
membaca. Teknik membaca merujuk pada siasat yang dilakukan oleh pembaca
dalam memahami bacaan atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
membaca.
Dalam membaca terdapat berbagai ragam teknik membaca. Dari berbagai ragam
itu, teknik membaca dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teknik dasar,
pembaca pemula.
Teknik membaca yang termasuk dalam teknik dasar ada tiga, yaitu teknik tertib,
Membaca Huruf
Membaca Kata
Membaca Kalimat
543
Membaca Huruf
Membaca Kata
Membaca Kalimat
teknik dasar.
Teknik menengah terdiri atas empat jenis, yaitu teknik close reading, mengingat,
Close reading (membaca teliti atau membaca cermat) adalah teknik membaca
544
Menurut Farr dan Roser (1979:359) yang dapat dilakukan oleh pembaca dengan
Tujuan yang diinginkan oleh pembaca pada umumnya adalah mencari dan
bacaan.
3. memperoleh informasi (ide) lain atau tambahan yang ada dalam bacaan
4. menemukan urutan atau susunan organisasi cerita yang ada dalam bacaan.
545
9. memahami (menjawab) apa, siapa, kapan dan dimana
Teknik mengingat secara tepat guna ada delapan, yaitu teknik aliterasi, akronim,
Teknik Aliterasi
Teknik aliteasi adalah teknik mengingat informasi atau isi dari bacaan dengan
Teknik Akronim
Teknik akronim merupakan teknik mengingat informasi atau isi yang ada dalam
bacaan dengan membentuk kata dari huruf awal kata-kata atau informasi yang
diingat.
Teknik Akrostik
Teknik akrostik merupakan teknik mengingat informasi atau isi yang ada dalam
bacaan yang membentuk kata atau frase yang berasal dari huruf atau bunyi-bunyi
Teknik Sajak
Teknik sajak merupakan teknik mengingat informasi atau isi yang ada pada
Teknik Loci
546
Teknik loci merupakan teknik mengingat yang mula-mula digunakan untuk
Teknik Link
Teknik link merupakan teknik menghafal yang digunakan untuk menghafal isi
Teknik Peg
Teknik peg merupakan teknik mengingat yang digunakan untuk menghafal isi
informasi yang ada dalam bacaan dengan asosiasi yang dibentuk oleh pembaca.
Teknik Fonetik
Teknik fonetik merupakan teknik yang digunakan untuk mengingat isi atau
informasi yang ada pada bacaan dengan menghubungkan antara sistem fonetik
membaca secara khusus. Teknik tersebut dinamakan teknik retensi. Kata retensi
berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyimpanan. Teknik retensi dibuat untuk
membantu pembaca untuk menyimpan ingatan tentang informasi yang ada dalam
bacaan dan sewaktu dibutuhkan siap untuk dipanggil atau dimunculkan. Teknik
547
retensi ada lima, yaitu repetisi, diskusi, menulis informasi, menggunakan
Repetisi
Teknik repetisi merupakan jenis teknik yang digunakan pembaca dengan
mengulang bacaan yang sudah dibaca. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk memperkuat informasi yang telah dihafal sehingga mudah untuk diingat
kembali.
Teknik Diskusi
Teknik diskusi merupakan jenis teknik retensi yang dilakukan oleh pembaca
dengan bertukar pikiran kepada orang lain tentang informasi yang telah
bacaan.
Teknik Tes
Teknik tes merupakan jenis teknik retensi yang dilakukan dengan mengecek
548
Close prosedur (teknik isian rumpang) mula-mula diperkenalkan oleh Wilson
Tailor (1953). Menurutnya close prosedur adalah teknik penangkapan pesan dari
dapat dipertimbangkan (Tailor 1953 dalam Robert 1980:71 dalam Harja Sujana
5. peningkatan daya nalar dan sikap kritis siswa terhadap bacaan, dan
TAHAP 1
Siswa diberi kesempatan menelaah dan membaca dalam hati teks yang diberikan
TAHAP 2
549
TAHAP 3
Siswa (3 atau 4) diminta untuk membacakan keseluruhan teks yang telah mereka
TAHAP 4
Guru membacakan bagian demi bagian dari bacaan tersebut dan berhenti pada
TAHAP 5
Guru memperliahatkan teks asli kepada siswa untuk bahan perbandingan dan
TAHAP 6
Siswa diminta untuk menghitung berapa banyak jumlah lesapan yang benar.
Tahap ini digunakan untuk mengetahui kemampuan hasil uji rumpang secara
individu. Rankin dan Culhane menetapkan interpretasi hasil uji rumpang sebagai
berikut :
550
1. Tingkat independen/bebas >60%
Teknik lanjutan merupakan teknik membaca yang digunakan oleh pembaca untuk
Teknik yang termasuk dalam teknik lanjutan ada dua, yaitu skimming dan
scanning.
penting.
Gerak Mata
551
Kecepatan dan bentuk ayunan mata dalam setiap bagian yang dibaca
tidaklah sama bergantung penting tidaknya bagian yang dibaca dan tujuan
dalam membaca.
(bahkan boleh berhenti) pada bebrapa fakta yang penting yang menunjang
ide pokok. Misalnya ditulis miring, dicetak tebal, dan ditulis dalam kotak.
Yang dimaksud topik bacaan adalah judul buku atau artikel, judul-
perpustakaan tersebut.
B. Mengetahui Opini
552
Dalam rangka menemukan informasi yang penting dari sebuah bacaan,
1. tentukan dengan jelas informasi atau fakta yang akan dicari atau
dalam bacaan.
indeks. Jika tidak ada, carilah dibawah subjek yang lebih luas.
E. Penyegaran
553
F. Memperoleh Kesan Umum
Kesan umum nonfiksi bisa diperoleh dari buku sejarah, biologi, ilmu
atau acuan
2. memetik secara cepat ide pokok dan butir-butir yang penting dari
sebuah bacaan
a. Skipping
kalimat akhir pada sebuah halaman, dari kalimat awal ke kalimat awal
b. Sampling
554
Sampling merupakan teknik membaca bagian tertentu bacaan dengan
c. Locating
d. Previewing
1994:31).
men-scannya
555
c. Untuk melengkapi pencarian topik, pembaca dapat juga men-scan
2. Memilih acara TV
berikut ini :
556
Dalam memggunakan teknik scanning pembaca perlu memperhatikan
(tekanannya)
dicari
disetiap halaman.
Tahap-tahap yang dapat dilakukan untuk mencari kata dan makna dalam kamus
557
1. Tentukanlah nomor telefon yang dicari
atau teliti.
Untuk dapat mencari istilah atau kata pada indeks secara cepat pembaca
3. Carilah istilah atau kata tersebut pada indeks dengan gerakan mata
Apabila buku yang dibaca tidak memiliki indeks, dapat melakukan tahap-
letak jawaban
558
559
BAB IV
4.1 Pengantar
informasi masa lalu, maupun informasi masa kini. Media cetak bisa diperoleh dan
dibaca dengan cara yang lebih mudah. Informasi yang dikandungnya dapat
dinikmati sesuai dengan kehendak pembaca dan kapan saja. Untuk memperoleh
dimulai sejak tahun 1990-an. Pada waktu itu, proses membaca merupakan fokus
perhatian para ahli psikologi eksperimental. Sebelumnya, yaitu tahun 1950 dan
1960-an, fokus para pakar tertuju pada kajian definisi dan penjelasan tentang
muncul sejak tahun 1970-an. Model dan teori membaca muncul berdasarkan
560
pandangan dari ahli psikologi (perkembangan dan kognitif), proses informasi,
1990-an. Pada waktu itu, proses membaca merupakan fokus perhatian para ahli
psikologi eksperimental. Sebelumnya, yaitu tahun 1950 dan 1960-an, fokus para
rangkaian kegiatan yang dimulai dari menatap bacaan sampai mengolah informasi
dalam otak. Proses tersebut merupakan proses membaca dalam hati. Selain
membaca dalam hati, pembaca bisa saja membaca nyaring. Proses membaca
nyaring diawali dengan menatap bacaan dan diakhiri dengan kegiatan melafalkan
bacaan. Proses membaca dalam hati melibatkan indra mata dan otak; sedangkan
proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks yang terjadi di dua atau tiga
561
4.2.1 Proses Membaca dalam Hati
dari mata melihat bacaan atau mata terangsang oleh tulisan/bacaan/simbol tetulis
dan diakhiri otak memproses informasi yang diterima. Proses membaca tersebut
Bagan 3
Respons Kreatif
Memahami
tampak
Menafsirkan k
Tak tampak
Proses pertama adalah proses mata terangsang oleh bacaan atau mata
mencari rangsangan yang berbentu tulisan. Proses kedua adalah syaraf yang ada di
562
kepada otak merupakan proses ketiga. Proses keempat adalah otak memproses
merespons informasi untuk dikritisi secara aktif dan pasif. Proses keenam adalah
otak berpikir kreatif. Respons pasif adalah respons yang ada didalam individu
respons yang terlahirkan dalam bentuk tulisan atau lisan (respon tampak).
berlatar belakang dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Flesch berasal dari
disiplin ilmu jurnalistik, Gagne dari bidang ilmu psikologi, Gough dan Fries dari
bidang informasi. Flesch, Gagne, dan Gough mempunyai pendapat yang sama
lambang grafik ke dalam lambang lisan sehingga bahasa tulis tunduk kepada
simbol yang berbentuk tulisan ke dalam bentuk bahasa lisan. Hal tersebut dapat
kita lihat pada membaca nyaring. Supaya dapat membaca nyaring, pembaca harus
563
Bagan 4
ke otak oleh syaraf visual. Di dalam otak, simbol-simbol grafis diubah menjadi
bahasa lisan yang kemudian dikirim ke mulut untuk dilisankan sehingga terjadi
informasi yang dibutuhkan atau dicarinya. Dekoding tidak hanya terjadi pada
proses membaca, tetapi juga pada proses menyimak. Dekoding pada pembaca
564
terjadi pada komunikasi tulis, sedangkan dekoding pada menyimak terjadi pada
komunikasi lisan.
antara stimulus dan respons. Dalam proses membaca, stimulus berupa lambang-
Bagan 5
565
Penjelasannya adalah bacaan dalam wujud lambang-lambang grafis
menstimulus mata. Rangsangan yang diterima oleh mata diteruskan ke otak untuk
Disamping bagan proses membaca tersebut, ketiga model itu, ada bagan
proses membaca yang lebih rinci, yaitu bagan membaca dari Gough. Menurutnya
Bagan 6
566
Berdasarkan bagan di atas, proses membaca adalah berikut ini.
567
3. Huruf-huruf dikirim ke pencatat huruf yang menahan huruf-huruf itu,
gambaran fonem.
dan mencocokkan urutan dengan entri yang sudah ada dalam leksikon.
memori pertama.
568
Menurut Harjasujana dan Mulyati (1997:26). Proses membaca ada lima
pengembangan keterampilan.
psikologis ialah membaca yang melibatkan unsur psikis atau mental dalam
mamahami suatu informasi. Unsur psikologi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
12 Intelegensi
13 Usia mental
14 Jenis kelamin
16 Bahasa
17 Ras
18 Kepribadian
19 Sikap
20 Pertumbuhan fisik
21 Kemampuan persepsi
sensoris adalah mambaca yang melibatkan syaraf otak sebagai fokus. Isyarat dan
rangsangan masuk melalui telinga dan mata, sedangkan rangsangan huruf Braille
masuk lewat syaraf-syaraf jari. Proses membaca ini juga dipengaruhi berbagai
569
faktor, misalnya kepenatan, kegelisahan, kebimbangan, dan rasa tidak percaya
diri.
erat dengan proses sensoris. Secar umum persepsi dimulai dengan melihat,
mennyebutkannya.
570
Dalam upaya mencamkan membaca sebagai proses perkembangan ada dua
5 Membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan bukan sesuatu yang terjadi
secara insidental.
Contoh : seorang anak tidak akan dapat membaca dengan jalan menonton
7 Keterampilan obyektif
tingkatan akademis.
dituntut untuk dapat meneruskannya kapan saja dan dimana saja jika
Contoh : jika seorang anak mamahami kata secara mandiri, baginya tidak
akan tetjadi masalah kata itu berada baik dalam teks matematika, geografi,
571
Dalam perkembangan selanjutnya keterampilan ini mempunyai tahapan-
tahapan yaitu :
tersebut mulai dengan pengalaman anak yang mula-mula sekali yang terus
Pada wktu anak-anak membina dasr-dasr konsep yang pertama dia mulai
Dalam hal ini interpretasi dibedakan menjadi dua hal yaitu, literta dan
572
dihadapkan, sedangkan interprestasi infersial ialah interprestasi hal-hal
pada awalnya anak mengenal cirri-ciri melati, ros, dan kenanga sebagai
bunga kecil, c kecil, C capital dan c tulisan tangan itu dibunyikan sama .
kemampuan anak itu belum cukup jika berhenti pada pengenalan. Dia baru
sistem atau cara kerja dalam membaca. Sistem kerja yang dibuat meliputi cara
kerja fisik dan psikis. Cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca
atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis. Sistem kerja psikis
berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan. Gabungan cara
kerja fisik dan psikis merupakan proses dalam membaca karena membaca dimulai
dari proses visual (mata) dan diakhiri pada proses yang terdapat di otak, yaitu
memahami atau mengkritisi bacaan. Sistem atau cara kerja, baik fisik maupun
sejak tahun 1970-an. Model dan teori membaca muncul berdasarkan pandangan
573
model membaca yang diciptakan oleh para ahli. Model-model membaca yang
dibuat para ahli dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu Model Membaca Bawah
Atas (MMBA), Model Membaca Atas Bawah (MMAB), dan Model Membaca
membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran
penting (primer) dalam kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan,
tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali
dikirim ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena
sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada bacaan yang berada di bawah
dan baru dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca seperti itu
574
Bagan 7
Pada model membaca bawah atas stuktur-struktur yang ada dalam teks itu
struktur yang ada dalam pengetahuan sebelumnya merupakan hal yang sekunder.
mulai dengan huruf – huruf atau unit-unit yang lebih besar, dan setelah itu barulah
575
Teori proses informasi (cough) bepandapat bahwa membaca itu pada
dan bunyi. Jelaslah bahwa menurut MMBA teks bacaan itu diproses okeh
pembaca tanpa informasi yang mendahuluinya yang ada hubungannya dengan isi
bacaan.
Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali
simbol tuturan tertulis (Harris & Sipay, 1980). Membaca dalam proses bottom-up
merupakan proses yang melibatkan ketepatan, rincian, dan rangkaian persepsi dan
identifikasi huruf-huruf, kata-kata, pola ejaan, dan unit bahasa lainnya. Tugas
terlebih dahulu mengetahui berbagai tanda linguistik, seperti huruf, morfem, suku
Agar bisa memahami bacaan pada teori ini, pembaca membutuhkan keterampilan
576
Fries (1962), mendefinisikan membaca debagai kegiatan mengembangkan
alphabet. Dalam metode ini, huruf-huruf yang di ajarkan itu diucapkan sama
dengan ucapan alphabet. Dengan demikian, huruf ‘d’ diucapkan /de/, huruf ‘k’
diucapkan /ka/, huruf ‘l’ diucapkan /el/, huruf ‘m’ diucapkan /em/ dan
selanjutnya.
Menghubungkan ucapan ‘ka’ /ka/ dan ‘I’ /i/ menjadi ‘ki’ /ki/ ternyata
merupakan hal yang tidak mudah bagi anak-anak yang baru mulai belajar
diucapkan seperti ucapan alphabet. Huruf ‘k’ tidak di ucapkan /ka/ tetapi /kh/,
sintesis tentang proses membaca dimulai sejak tahun 1880-an. Pada waktu itu
antara tahun 1950-an dan tahun 1960-an perhatian para ahli diarahkan pada
model-model dan teori membaca yang bertitik tolak dari pandangan ahli
577
psikologi perkembangan dan psikologi kognitif, proses informasi, psikolinguistik
dan linguistik.
Gambar di bawah ini melukiskan perbedaan pokok antara MMBA dan MMAB.
membaca itu dalam sebuah model berurut lanjut, tidak interaktif. Menurut
(1) Informasi grafemik diserap melalui system visual dan disimpan secara
(2) Image tersebut dikilas dan diolah di dalam perlengkapan pengenal pola yang
578
(3) Huruf-huruf ini kemudian dikirim ke pencatat huruf yang menahan huruf-
gambaran fonem.
(4) Gambaran fonem ini masuk ke dalam “librarian” yang mencarikan leksikon,
dan mencocokkan untaian fonemik dengan entri yang sudah ada dalam
leksikon.
(5) Untaian leksikal yang dihasilkan oleh librarian itu masuk ke dalam memori
pertama.
(6) Memori pertama itu dapat menangkap satuan leksikal itu sampai lima buah,
maknanya dipahami.
Dengan demikian, kegiatan membaca itu selesai setelah semua masukan teks itu
579
580
Tokoh yang menjadi pencetus MMBA adalah Flesch, Gagne, Gough, Fries,
La Burge, dan Samuel. Tokoh-tokoh tersebut berlatar belakang dari disiplin ilmu
yang berbeda-beda. Flesch berasal dari disiplin ilmu jurnalistik, Gagne dari
bidang ilmu psikologi, Gough dan Fries dari bidang informasi. Flesch, Gagne, dan
Gough mempunyai pendapat yang sama tentang membaca, yaitu bahwa membaca
sehingga bahasa tulis tunduk kepada aturan bahasa lisan. Maksudnya adalah
dikarenakan tugas pertama dan utama dalam MMBA adalah mendekod lambang-
1. pengenalan huruf-huruf,
581
MMBA mengilhami ke dalam metode pembelajaran membaca. Metode-
antara lain metode alfabet, metode fonik, metode silabus, dan metode kata.
Metode alfabet merupakan metode yang tertua. Metode ini digunakan pada waktu
berdasarkan metode ini adalah huruf yang diajarkan diucapkan sama dengan
ucapan alfabetnya. Huruf b diucapkan be, huruf c diucapkan ce, huruf d diucapkan
Metode fonik hampir sama dengan metode alfabet. Metode fonik digunakan
antara bunyi b [be] dan u [u] menjadi bu [bu] yang ternyata merupakan hal yang
tidak mudah bagi siswa dan siswa yang baru membaca (pembaca pemula). Hal
diucapkan secara alfabetis, tetapi secara fon (bunyi). Huruf g tidak diucapkan ge
[ek], dan seterusnya. Prinsip yang dianut oleh metode fonik adalah setiap lambang
pengembangan dari metode fonik. Untuk itu, prinsip yang dipakai adalah sama,
582
yaitu membaca huruf menjadi bunyi yang dibaca tidak lagi huruf demi huruf,
suku kata atau huruf dengan huruf membentuk kata. Disamping proses merangkai
suku kata menjadi kata, pembaca juga melakukan proses pemahaman atas kata-
ingatan. Oleh karena prosesnya seperti itu (dari bawah ke atas), metode-metode
sangat bergantung kepada peran mata. Jika seorang pembaca menaruh harapan
pada kerja mata yang dominan akan berdampak tidak baik terhadap keberhasilan
membaca. Semakin berharap pada kerja mata, semakin sulitlah mata mampu
583
dibaca dalam jangka waktu tertentu. Halaman tersebut tampak kosong tidak ada
tulisannya apa-apa. Hal itu disebabkan kerja mata ada batasnya sehingga kalau
kerja mata diforsir akan mengalami kewalahan dan akhirnya bleng. Disamping
itu, mata tidak dapat (tidak mampu) melihat huruf-huruf yang cukup banyak
Keterbatasan kedua adalah MMBA hanya cocok untuk bacaan yang belum
dikenal atau sulit. Pembaca akan membaca dengan teliti atau cermat bacaan yang
berisi hal-hal atau informasi yang baru dan belum diketahuinya atau bacaanya
sulit. Jika tidak demikian, pembaca tidak akan bisa memahami bacaan yang
adalah memahami atau menangkap semua informasi atau fakta yang ada pada
bacaan yang dibaca, baik yang pokok maupun yang detailnya. Pembaca membaca
secara intensif. Dalam kenyataannya, tidak semua bacaan yang dibaca pembaca
itu sulit atau belum dikenal. Ada bacaan yang isinya tidak mengandung informasi
yang baru bagi pembaca. Pembaca sudah mengetahui seluruhnya atau sebagian isi
bacaan yang dibaca sehingga membaca tidak perlu membaca secara teliti.
Pembaca bisa saja membaca secara sepintas (skimming) hanya untuk memastikan
informasi yang ada dalam bacaan sudah diketahuinya. Untuk itu, pembaca tidak
perlu menggunakan model MMBA, tetapi model membaca yang lain, yaitu
MMAB.
lama karena pembaca menelusuri semua unsur bacaan dari awal sampai akhir
bacaan. Pembaca harus membaca semua kata yang ada dalam bacaan mulai kata
584
pertama sampai kata terakhir. Padahal seorang pembaca bisa saja membaca dalam
waktu yang relatif cepat. Caranya adalah membaca unsur-unsur bacaan tertentu
saja, tidak perlu membaca seluruh unsur bacaan. Misalnya, pembaca hanya
membaca kata kunci, kalimat pokok, hal-hal yang penting. Dalam membaca, mata
melakukan lompatan-lompatan dari kata kunci, kalimat pokok atau hal-hal yang
penting ke kata kunci, kalimat pokok atau hal-hal yang penting berikutnya.
Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori
hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca berlangsung. Pada model
ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa tentang makna.
Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena
mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses
pada teks.
Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses
pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan
585
membacanya dengan membaca prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-
dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan
yang berupa kompetensi berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan
pengetahuan tentang apa saja memainkan peran penting dalam membentuk makna
bacaan.
mengenai interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman (1967) bependapat bahwa
system isyrat semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media
586
mengembangkan berbagai strategi untuk memillih isyarat grafis yang paling
berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil, informasi grafis itu semakin
berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki perbendaharaan kata dan
pembaca untuk memahami materi dan umtuk mengantisipasi apa yang tampak
Jika pada MMBA struktur dalam teks (bacaan) sebagai unsur primer dan
yaitu pengetahuan merupakan unsur primer dan struktur bacaan merupakan unsur
sekunder. Pembaca hanya melihat stimulus yang berupa isyarat simbol grafis
dan kompetensi bahasa yang telah dimilikinya. Karena kompetensi kognitif dan
kompetensi bahasa berada di otak pembaca dan otak pembaca berada di atas
bacaan, model membaca ini disebut model membaca atas bawah. MMAB dapat
Bagan 8
587
Proses membaca berdasarkan bagan di atas adalah berikut ini.
dimilikinya.
Pembaca tidak memperoleh makna dari simbol-simbol grafis yang dibaca, tetapi
adalah jika pembaca melihat sebuah titik pada kertas, titik tersebut tidak
bermakna. Titik tersebut bermakna jika diberi tafsir pembaca. Titik yang berada di
akhir deretan kata-kata yang berbentuk klausa maka titik tersebut berarti atau
bermakna sebuah tanda berhenti. Jika titik tersebut berada di dalam peta, dimaknai
sebagai letak sebuah kota. Dalam sandi morse, titik itu diberi interpretasi sebagai
588
lambang huruf. Dalam bahasa Yunani, titik tersebut sebagai tanda atau simbol
vokal. Jika tidak diberi interpretasi, titik itu tidak punya makna apa-apa.
Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan
tentang adanya interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman dan Nutall
menerka. Pada waktu informasi diproses dalam benak pembaca terjadi keputusan-
Kata-kata atau unsur bacaan yang lain tidak dapat diserap oleh daerah pandangan
mata jika tidak sesuai dengan isyarat-isyarat semantik dan sintaksis yang sedang
menghubungkan bahan tertulis dengan apa yang telah diketahui dan ingin
589
memahami sebuah bacaan dilukiskan tidak hanya sebagai kemampuan mengambil
kemampuan menyusun konteks yang ada guna membentuk makna. Hal tersebut
berarti dalam proses membaca dibutuhkan peran skema atau skemata. Latar
hubungan antara huruf dan bunyi (behavioral) terjadi pada pembaca pemula.
berbagai strategi untuk memilih isyarat grafis yang diperlukan setelah pembaca
karena pembaca sudah mempunyai teknik sampling (memilih) yang baik, kontrol
terhadap struktur bahasa yang lebih baik, dan telah memiliki perbendaharaan
vokabuler (kosa kata) atau sintaksis yang tidak mengubah makna dipandang
sebagai hal yang dapat diterima. Hal itu terjadi karena pembaca sudah mempunyai
terhadap bacaan yang dibacanya. Pembaca hanya melihat beberapa bagian dari
590
bacaan (kata kunci, bagian yang penting, dan atau kalimat pokok), kemudian
pembaca memahami bacaan dan mengantisipasi yang akan ada pada bagian
bacaan.
dalam bentuk cahaya dan mengubahnya menjadi energi syaraf merambat melalui
jutaan serabut syaraf optik yang kemudian diteruskan ke otak pembaca. Otak
pandangan mata ke bagian yang lainnya. Informasi yang dapat bertahan lama di
dalam pikiran atau otak pembaca adalah informasi nonvisual. Informasi visual dan
secara timbal balik, walaupun hubungannya tidak dapat digunakan secara jelas
atau tidak dapat dijelaskan secara kongkrit. Secara umum, hubungan keduanya
dapat dikatakan bahwa semakin banyak informasi nonvisual yang dimiliki dan
digunakan pembaca pada waktu membaca maka kebutuhan akan informasi visual
591
dimiliki dan digunakan pembaca sewaktu membaca, kebutuhan akan informasi
visual semakin bertambah. Hubungan antara informasi nonvisual dan visual dapat
Bagan 9
(ditandai oleh anak panah 1a) karena pembaca telah memiliki dan
panah 1b).
nonvisual yang terbatas atau sedikit (ditandai oleh anak panah 2b).
592
3. Hubungan antara informasi visual dan nonvisual secara timbal balik
(TV). Hal itu terjadi jika pembaca hanya dapat menggunakan sebagian kecil
informasi nonvisual yang dimilikinya sehingga lambang grafis yang dapat dilihat
bisa terjadi pada siswa-siswa maupun orang dewasa dan terjadi tidak hanya pada
proses membaca, tetapi pada proses lainnya. Gangguan TV muncul jika otak
ini.
tidak bermakna adalah bacaan yang sulit dipahami atau belum dikenal
593
biasanya mencoba membaca secara cermat kata demi kata yang ada
dengan tujuan untuk mengingat hal-hal yang kecil atau informasi yang
pembaca disebabkan oleh dua hal, yaitu pembaca takut salah dan
yang bisa dimaklumi apa lagi untuk pembaca yang baru taraf latihan.
594
pembaca akan menggunakan informasi visual yang lebih banyak atau
dapat diatasi apabila penyebab terjadinya TV diketahui dengan jelas. Siswa yang
mengalami TV karena materi bacaannya terlalu sulit atau belum dikenal maka
siswa dicarikan bacaan yang sesuai dengan tingkat baca siswa . Jika gangguan TV
disebabkan siswa tidak punya latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang
memadai tentang isi bacaan yang dibaca, guru memberikan pengetahuan tentang
Caranya adalah dengan memberi tugas siswa untuk membaca buku, surat kabar,
majalah, dan yang lainnya yang isinya relevan dengan bacaan yang akan dibaca.
film, karya wisata, dan lain-lainnya yang cocok dengan bacaan yang akan dibaca
595
tugas yang terus-menerus jika tugas yang diberikan tidak sesuai dan terlalu sukar
jelek maka siswa tersebut dikondisikan atau diminta berlatih membaca dengan
cepat. Siswa harus diyakinkan bahwa membaca lambat bisa menyelubungi makna
bacaan. Informasi-informasi yang ada dalam bacaan akan saling timbun atau
takut tidak dapat memahami bacaan. Dengan membaca cepat, informasi yang ada
pada bacaan akan terkuasai dengan baik. Dari berbagai penelitain yang dilakukan
oleh para ahli membuktikan bahwa membaca cepat akan menghasilkan membaca
membuat kesalahan tidak perlu ditakuti. Hal tersebut sesuai pepatah “tidak salah,
tidak belajar”. Banyak orang yang berhasil karena belajar dari kesalahannya yang
guru yang baik”. Siswa harus membebaskan diri dari perasaan was-was dan ragu-
ragu yang menggangu pikirannya sewaktu membaca. Siswa yang takut membuat
596
bahwa membaca merupakan proses yang dilaksanakan secara linier. Sifat dari
kedua model itu adalah berurut berlanjut, yaitu bahwa membaca merupakan
proses melihat dari awal sampai akhir, dari bagian pertama, ke bagian kedua, ke
bagian ke tiga, dan seterusnya. Padahal, proses membaca tidaklah seperti itu. Hal
tersebut bergantung pada bacaan yang dibaca dan pengetahuan pembaca. Sebuah
bacaan kadangkala ada bagian yang sudah dikenal, mudah atau tidak pokok dan
ada bagian yang belum dikenal, sulit atau pokok. Untuk itu, pembaca tidak bisa
menerapkan salah satu model membaca yang sudah ada, yaitu MMBA atau
berbeda. Ada bagian bacaan yang sudah sesuai dengan pengetahuan pembaca dan
ada yang belum sesuai dengan pengetahuan sehingga pembaca tidak bisa
menerapkan MMBA atau MMAB saja. Oleh karena itu, pembaca dituntun tidak
kedua model tersebut dalam proses membaca. Sistem atau cara kerja membaca
MMBA dan MMAB secara bergantian. Suatu saat MMBA yang berperan dan
suatu saat MMAB yang berperan. Penganut paham MMTB percaya bahwa
pemahaman itu bergantung pada informasi grafis (informasi visual) dan informasi
nonvisual (informasi yang sudah dimiliki oleh pembaca). Disamping itu, proses
MMTB dimulai dari peringkat yang lebih tinggi, yaitu mulai dengan semantik
597
atau makna. Pada peringkat ini bank data bekerja secara simultan. Pengetahuan
yang telah dimiliki pembaca yang meliputi sintaksis, semantik, ortografis, dan
Bagan 10
interaktif dan berlanjut. Proses yang interaktif dan berlanjut dijelaskannya dengan
598
Bagan 11
MMTB Rumelhart
informasi visual). PIV disentuh oleh APC (Alat Penyadap Ciri). Ciri-ciri yang
bagian atau komponen yang utama dalam MMTB. PP bisa mendapat masukan
599
Berdasarkan masukan tersebut, PP membuat keputusan untuk menginterpretasikan
informasi yang layak. Dugaan baru digeneralisasi yang pada akhirnya didapat
dugaan yang paling tepat. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat
ditandai secara matematis secara probabilitas. Oleh sebab itu, membaca dipandang
kebahasaan seperti yang tampak pada perilaku pola membaca. Ciri utama model
dari Rumelhart adalah proses kebahasaan peringkat yang lebih tinggi (semantik
dan makna) mempermudah proses kebahasaan peringkat yang lebih rendah (huruf,
kata) dan penguasaan kebahasaan peringkat yang lebih tinggi akan mempermudah
tiga keuntungan bagi siswa, yaitu siswa dapat membaca fleksibel, siswa tidak
cemas kehilangan kosa kata, dan siswa dapat belajar secara aktif. Fleksibilitas
600
membaca dapat dilihat pada kemampuan mengatur kecepatan tempo membaca
sesuai dengan sifat, manfaat, tujuan, kebutuhan, dan relevansi bacaan yang dibaca.
Siswa tidak perlu berkecil hati dan frustasi dengan bacaan yang banyak dengan
kosa kata sukar yang tidak dapat dipahami. Hal tersebut dapat diatasi dengan
yang sukar dapat teratasi dengan jalan memproses masukan linguistik dan
memadukannya dengan aspek kognitif yang dimiliki pembaca. Siswa tidak lagi
bergantung pada guru, kamus ataupun sumber lainnya yang datang dari luar pada
membaca akan meningkat jika siswa mau melakukan kegaitan membaca sendiri.
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemahiran membaca dan siswa dapat
menemukan sendiri strategi yang paling cocok untuk dirinya dalam melakukan
aktivitas membaca. Dengan demikian, kehadiran guru dan orang lain dalam
kegiatan membaca bukanlah hal yang pertama dan utama, tetapi kehadiran siswa
601
informasi nonvisual diantaranya adalah diskusi, bercerita, melihat film, karya
wisata, dan mendengarkan siaran radio yang relevan dengan bacaan yang dibaca.
Hal itu dapat dilihat dalam penerapannya pada membaca SQ3R. Pembaca
yang baik (unggul) merupakan model yang dapat menjelaskan teori berbagai
yang kedua adalah model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran
maupun menengah atas (SMA). Model ini sangat cocok untuk mengakrabkan dan
mendorong mereka dalam menerapkan metode dan teknik membaca yang biasa
“Tidak ada gading yang tak retak” demikianlah pepatah yang berlaku juga
pada model Rumelhart. Ada dua keretakan (kelemahan) dari model tersebut.
Keretakan yang pertama adalah model Rumelhart tidak menyinggung aplikasi dan
tidak menyinggung masalah pada pra membaca, yaitu kondisi sebelum seorang
602
sewaktu membaca. Keretakan yang kedua adalah model tersebut tidak menarik
karena tidak ada hal yang baru, terutama bagi guru. Pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat terbuka yang bisa muncul dalam benak pembaca sewaktu membaca
merupakan bukti dari proses interaktif hasil kerja mata dan kerja kognitif pada
saat pembaca merespons bacaan. Bagi guru, pemberian rangsangan kepada siswa
siswa berpikir secara langsung merupakan hal yang sudah biasa dilakukannya.
603
Praktik Membaca Teliti II
3.2.1. Bacaan
mustahil. Namun bagi sebagian orang lain, kuliah ke luar negeri adalah cita-cita
yang harus diraih. Salah satu jalan untuk merealisasikan obsesi tersebut adalah
Tradisi untuk menimba ilmu ke luar negeri telah dilakukan sejak era awal
Soekarno ingin, setelah lulus nanti, para pemuda Indonesia ini bisa memelopori
yang luar biasa banyaknya demi menyejahterakan rakyatnya, jadi tidak tergantung
604
Selain karena tuntutan profesi, banyak alasan kenapa sebagian orang
luar negeri mempunyai infrastruktur atau fasilitas lebih baik, kualitas staf pengajar
yang lebih baik, lebih mudah akses ke pakar dan literatur, mengenal budaya dan
bahasa baru, ada kesempatan untuk bekerja paruh waktu, kurikulum standar
lain, seperti Jepang, Inggris, Jerman, dan Selandia Baru, turut memberi peluang
beasiswa.
Memotivasi
605
besar Indonesia. Selain itu, pada beberapa tahun belakangan juga marak
kuliah, biaya hidup, asuransi kesehatan, sehingga wajar apabila setiap orang
manusia (SDM).
Banyak buku yang memberi panduan (guide book) mulai dari kiat
mendapat beasiswa atau langkah-langkah kuliah di luar negeri seperti Kiat Jitu
a Scholarship (Erny Murniasih), Kuliah Gratis ke Luar Negeri, Mau? (Dian Rusdi
dkk), Kiat Sukses Belajar di Luar Negeri (Leni Sidharta), Pengalaman Belajar di
School), Prof Amien Rais (University of Chicago, Illinois AS), Andrea Hirata
606
(Universite de Paris Sorbone, Prancis), Fira Basuki (University of Kansas AS),
Harapan untuk bisa kuliah ke luar negeri merupakan hak asasi bagi setiap
Maka itu, perlu upaya dari semua pihak, tak terkecuali perguruan tinggi
(PT), untuk lebih memberi ruang informasi seperti lembaga konseling, sehingga
Membangun Indonesia
besar. Studi ke luar negeri via beasiswa merupakan jembatan atau alat yang
607
Selain itu, output dari lulusan luar negeri yang telah kembali ke Tanah Air
diharapkan mampu mengubah paradigma moral dan mental KKN yang kini kental
berucap, ”Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan dapat mengguncang
dunia”. Apabila founding father sejak awal memberi kepercayaan pada generasi
muda mengemban perubahan dan pembangunan di negeri ini, maka harus ada
usaha untuk menjawab ajakan Sang Proklamator tersebut. Dan menurut saya,
berburu beasiswa ke luar negeri adalah bagian dari upaya persiapan diri generasi
muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas dan mampu
Development Scholarship.
608
penulis belum memiliki pengetahuan mengenai masalah yang dimuat
yang mendalam.
609
Proses membaca artikel yang berjudul “Berburu beasiswa ke
a. Mempersiapkan bacaan.
reading.
dan menyeluruh.
mendalam.
berikut:
610
a. Apa alasan sebagian orang berupaya untuk mendapatkan
Jawab :
Tuntutan profesi
Jawab:
Indonesia.
611
Jawab:
”Endeavour Programme”.
Jawab:
Biaya kuliah
Biaya hidup
Asuransi kesehatan
Jawab:
612
Prof Eko Budihardjo (University of Wales Institute of
Inggris).
Jawab:
negeri?
Jawab:
613
mampu meninggikan kualitas sumber daya manusia
politik.
614
Agar mudah memahami suatu bacaan, kita harus
menyerap informasi.
BAB IV
4.1. Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai praktek membaca teliti dan
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang dalam
perkuliahan Membaca pada semester I Bab ini terdiri atas pendahuluan, bacaan,
615
rencana membaca, proses membaca, kendala dan solusi membaca kritis dan
kreatif.
4.2.1. Bacaan
militer ini.
hari.
Setelah itu, hanya akan ada beberapa tentara AS, yang menjaga
616
upacara tersebut, yang masih berada di Irak, dan akan segera
menyusul pulang.
serangan.
pada 2003, telah merenggut nyawa 4.487 prajurit AS, lebih dari
100.000 warga Irak, dan menelan biaya lebih dari 800 miliar dollar
dan rekonstruksi.
617
retorika membaca. Pada awalnya penulis menggunakan Model Membaca
bacaan.
penulis dengan cara menatap seluruh bacaan dengan pandangan yang lebar
618
Proses membaca berita yang berjudul “Perang Irak Berakhir
a. Mempersiapkan bacaan.
menyeluruh.
kalimat akhir.
Desember 2011.
militer.
619
c. Panetta akan menjadi tamu kehormatan dalam upacara
sederhana di Baghdad.
dari 100.000 warga Irak, dan menelan biaya lebih dari 800
penulis dapat mengkritisi dan mengungkapkan gagasan baru yang sesuai dengan
a. Saat ini bangsa Baghdad sedang berbahagia karena perang Irak sudah
mengkritisi bacaan tersebut. Kritik yang mampu diungkapkan oleh penulis adalah
620
a. Pada bagian awal belum disinggung tentang alasan mereka saling
berperang.
campur tangan pemerintahan tak diikutkan dalam berita berupa hal apa.
Dalam melakukan proses membaca berita “Perang Irak Berakhir Hari Ini”,
menerapkan model, metode, dan teknik membaca. Model, metode, dan teknik
yang digunakan penulis rasa cukup efektif dan terbukti mampu membantu
penulis berusaha mencari solusi dari kendala tersebut. Solusi yang akhirnya
yang tidak lazim atau belum diketahui maknanya segera dapat mencari di
b. Apabila membaca suatu bacaan yang memuat masalah yang sama sekali
Hendaknya bertanya kepada kawan atau siapa saja yang kita anggap
yang parah.
621
Agar mudah memahami suatu bacaan, kita harus menyesuaikan bacaan
yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan kita membaca adalah
untuk membaca kreatif dan kritis, maka lebih baik dan sangat membantu apabila
membaca secara teliti dan mencermati tiap makna yang dikandung oleh kalimat
tersebut. Kemudian pembaca juga harus rajin membaca dan menambah kosa kata
agar tidak kebingungan saat membaca kata-kata baru yang belum dimengerti
otak akan dapat lebih mudah menyerap informasi dan dapat dengan mudah
4.3.1. Bacaan
622
negara.
bahwa setiap bulan calon TKI yang masuk ke Malaysia pada masa
moratorium selama lebih dari dua tahun, setidaknya didasari lima alasan.
mencuatnya isu penyiksaan TKI seperti Nirmala Bonat dan Siti Hajar yang
yang tidak dibayar gajinya, dan tidak diberi hak cuti.Keempat, paspor TKI
ditahan oleh majikan sehingga yang bersangkutan tidak berani keluar dari
tempat pekerjaan karena takut ditangkap polisi atau pasukan rela lantaran
TKI di Malaysia.
623
Tidak mudah melindungi TKI di Malaysia karena banyak sekali
yang ilegal.Kesulitan
624
dilakukan pencegahan secara dini yang berarti memberi perlindungan
harus memiliki perjanjian kerja yang ditanda tangani kedua belah pihak
majikan memiliki hubungan hukum dan mengikat kedua belah pihak, dan
negara jiran itu, masih mirip di era Orde Baru. Selain itu, memiliki
dan tantangan yang dihadapi TKI, sehingga kalau ada masalah TKI bisa
supaya mereka bekerja pada orang-orang Melayu saja karena selama ini
hampir tidak ada masalah dengan TKI.Ia mengemukakan hal itu ketika
625
Pada saat akan melakukan proses membaca berita yang berjudul
dengan cara menatap seluruh bacaan dengan pandangan yang lebar untuk
626
4.3.3. Praktik membaca
a. Mempersiapkan bacaan.
reading.
menyeluruh.
kalimat akhir.
baru.
627
a. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI menarik
TKI.
hak cuti.
ilegal.
penulis dapat mengkritisi dan mengungkapkan gagasan baru yang sesuai dengan
a. Pihak Malaysia harus diperingati secara tegas demi keselamatan TKI yang
ada di sana.
terampas.
c. Mendapat ijin ke luar negeri dipermudah/ ada sosialisasi yang intensif agar
628
e. Setiap TKI yang mau bekerja kepada majikan harus ada perjanjian kerja
mengkritisi bacaan tersebut. Kritik yang mampu diungkapkan oleh penulis adalah
629
BAB V
a. Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai praktek membaca ide yang
dilakukan oleh penulis Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang dalam perkuliahan Membaca pada saat
semester I. Bab ini terdiri atas pendahuluan, bacaan, retorikan membaca, proses
b. Bacaan
artis Indonesia melalui jaringan internet atau telepon seluler. "Belakangan ini saya
630
menyalahgunakan untuk hal yang kurang baik itu," kata Ny Nia Nasrul, warga
Labuhan Ratu, Kedaton, Bandar Lampung, Rabu (9/6/2010). Selain itu, lanjut dia,
telepon seluler milik anaknya yang masih duduk di bangku kelas II SMP juga
selalu diperiksa. "Biarlah dikatakan orangtua kolot juga tak masalah karena itu
video mesum itu membuat dia lebih waspada terhadap kegiatan anak-anaknya.
"Memang sulit memantau selama sehari penuh, mungkin di rumah bisa, tetapi
kalau di luar apakah bisa. Hanya, setiap ketemu anak-anak selalu kami nasihati,"
hal sebaliknya, yaitu ingin berusaha melihat dan lebih buruk karena ada keinginan
anak apa akibatnya jika melakukan hal tersebut," kata Diah. Diah menganjurkan
tersebut hanya kenikmatan duniawi sesaat, tetapi bagi warga Indonesia yang
beragama, selain dosa, perbuatan itu juga akan berdampak buruk bagi anggota
membuat malu diri sendiri, juga keluarga," ujar Diah, yang juga Manajer Unit
631
Sementara terkait pemberitaan video mesum itu, sejumlah orang, dari
remaja hingga orang dewasa, di Lampung pun "berburu" video tersebut. "Saya
coba mencari di internet belum dapat. Mungkin sudah dihapus kali ya," ujar Toni,
masalah yang dimuat dalam artikel. Selepas paragraf pertama, saat penulis sudah
Bawah Atas (MMBA) dan Model Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan
dikandung pada tiap kalimat. Penerapan metode kalimat dilakukan penulis dengan
cara menatap seluruh bacaan dengan pandangan yang lebar untuk kemudian mulai
632
tersebut dengan menerapkan teknik close reading yang termasuk ke dalam teknik
menengah. Close reading berarti membaca teliti atau membaca cermat. Penulis
i. Mempersiapkan bacaan.
Hasil Membaca
a. Video mesum mirip artis Ariel “Peterpan”, Luna Maya, dan Cut Tari,
633
b. Sejumlah orangtua di Bandar Lampung mengkhawatirkan anaknya
bagi warga Indonesia yang beragama, selain dosa, perbuatan itu juga
Model, metode, dan teknik yang digunakan penulis rasa cukup efektif dan terbukti
yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan kita membaca adalah
untuk membaca kreatif dan kritis, maka lebih baik dan sangat membantu apabila
634
membaca secara teliti dan mencermati tiap makna yang dikandung oleh kalimat
tersebut. Kemudian pembaca juga harus rajin membaca dan menambah kosa kata
agar tidak kebingungan saat membaca kata-kata baru yang belum dimengerti
otak akan dapat lebih mudah menyerap informasi dan dapat dengan mudah
5.3.1. Bacaan
635
dengan hukum antara lain Malinda Dee. Terdakwa kasus penggelapan dana
Jaya Papua ini setelah ditangkap KPK karena dugaan suap di Kementerian
dengan mengenakan jilbab, jubah panjang, dan bercadar. Sama halnya dengan
setelah menjadi tersangka dugaan uang suap Rp 200 juta dari Manajer PT
Onamba, Odi Juanda. Imas tampil dengan jilbab, padahal sebelumnya Imas
Di kalangan artis, kita menyaksikan Luna Maya dan Cut Tari mendadak
yang melilit mereka dengan penyanyi kondang Nazril Ilham alias Ariel
Peterpan. Pakaian seksi yang biasa akrab ditubuh mereka mendadak berganti
636
Pemberantasan Korupsi (KPK), perempuan yang terlibat kasus cek pelawat
masker.
Pada titik ini, jilbab tak lagi menjadi simbol keberagamaan, melainkan telah
dalam Semiotika Visual, Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas (2011) dengan
’’kebohongan visual’’.
Jilbab tidak hanya berfungsi sebagai simbol identitas religius, tetapi telah
modis.
Dalam konteks ini, jilbab menjadi medan interpretasi yang penuh makna.
637
tetapi lebih pada kebohongan visual yang mampu bernegosiasi dengan ruang
dan waktu.
banyak persoalan di dalamnya. Pada satu sisi ada upaya untuk menjadikan
tradisi jilbab sebagai penegasan identitas yang homogen, dan di sisi lain ada
yang melihat berjilbab sebagai praktik sosial yang di dalamnya ada proses
Negosiasi lewat media massa dan juga teknologi industri, telah membuat
jilbab tampil dalam pusaran ruang publik dan visual yang lebih longgar.
Dalam konsep semiotika visual, kevalidan makna visual dapat diuji melalui
beberapa aspek.Kajian ini tidak hanya dilihat dari segi makna suatu tanda,
juga bukan sekadar mempelajari simbol, namun lebih cenderung pada kajian
638
relasi tanda-tanda.
mengenai masalah yang dimuat dalam artikel. Selepas paragraf pertama, saat
Model Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Model Membaca Atas Bawah
memahami bacaan.
639
dikandung pada tiap kalimat. Penerapan metode kalimat dilakukan penulis dengan
cara menatap seluruh bacaan dengan pandangan yang lebar untuk kemudian mulai
tersebut dengan menerapkan teknik close reading yang termasuk ke dalam teknik
menengah. Close reading berarti membaca teliti atau membaca cermat. Penulis
p. Mempersiapkan bacaan.
Hasil Membaca
640
c. Perempuan mengenakan jilbab saat terkena urusan hukum, contonya
Malinda Dee.
d. Artis Luna Maya dan Cut Tari mendadak memakai pakaian tertutup saat
melaksanakan persidangan.
f. Perjalan jilbab kini bukan hanya masalah ketaqwaan tapi sudah mengalami
g. Negoisasi lewat media massa ddan juga teknologi industri, telah membuat
jilbab tampil dalam pusaran ruang publik dan visual yang lebih longgar.
penulis sudah menerapkan model, metode, dan teknik membaca. Model, metode,
dan teknik yang digunakan penulis rasa cukup efektif dan terbukti mampu
yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan kita membaca adalah
untuk membaca kreatif dan kritis, maka lebih baik dan sangat membantu apabila
membaca secara teliti dan mencermati tiap makna yang dikandung oleh kalimat
641
tersebut. Kemudian pembaca juga harus rajin membaca dan menambah kosa kata
agar tidak kebingungan saat membaca kata-kata baru yang belum dimengerti
otak akan dapat lebih mudah menyerap informasi dan dapat dengan mudah
642
BAB IV
6.1. Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai praktik membaca survai. Bab ini
6.2.1. Buku
survai yang pertama adalah buku yang berjudul “Bacaan Al-Ikhlas, Maka
643
6.2.2. Rencana yang Akan Digunakan
644
penulis menggunakan metode membaca ekstensif dengan menggunakan
d. Mensurvai isi.
penulis dapat melaporkan hasil survai yang telah dilakukan penulis, sebagai
berikut :
645
a. Survai Judul
Surgamu....
b. Survai Isi
Bagian yang disurvai meliputi daftar bacaan, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik dan tabel.
i. Buku ini terdiri dari 224 halaman, yang terdiri atas pendahuluan, dan
4 bab pembahasan.
ii. Buku ini terdiri atas empat bab. Pada masing-masing bab dipaparkan
terkesan menggurui.
646
Berhubung buku ini termasuk buku keagamaan dan sebagai
Indeks tidak terdapat di dalam buku ini, karena bahasa mudah dipahami
bagi pembaca.
d. Hasil Survai
i. Halaman judul
(halaman 171)
647
membaca. Pada saat melakukan teknik survai pun penulis dapat lancar
Pada saat mensurvai buku, pembaca cukup tahu isi buku secara garis
besarnya saja, tidak perlu dipahami secara mendalam bab per babnya.
menggunakan daftar isi sebagai acuan saat pertama kali mensurvai buku.
6.3.1. Bacaan
SUARA MERDEKA
648
(Kanal Gaya) Rumah pribadinya Omahtani tidak
pada 2008.
649
Sahilatua, dan aktivis tentang hukum Corruption Watch dan
650
menyelesaikan warga Batang di Semarang, Senin (9/1)
651
bus Rajawali, Dwi keluarga lainnya ke Muhammad
Atlet,
652
Ketua Fraksi Partai meminta Nazaruddin jelaskan namanya
653
Daya Mineral, Jero akan menyiapkan 250 sudah bertanya
654
ini konsumsi oleh SM/Yoseph Hary W
kendaraan SM/dok
SEBABKAN
MACET: Bus
Rajawali
jurusan Solo -
Semarang yang
teronggok
di tengah Jalan
Soekarno Hatta,
depan
Lembah Hijau,
menyebabkan
kemacetan
panjang, Senin
kemarin. (13)
655
6.3.2. Rencana yang Akan Digunakan
Rencana yang akan digunakan penulis dalam proses membaca bacaan (koran).
Koran dari “Suara Merdeka” yang terbit 10 Januari 20112, sebab tujuan awalnya
sebagai berikut.
Hasil yang didapat setelah menyurvai bacaan yang ada di koran, meliputi
survai yang pertama. Pada praktik kedua ini lebih menggandalkan daya ingat kita,
6.3.6. Solusi
Solusi yang diambil oleh penulis untuk mengatasi kendala diatas dengan lebih
konsentrasi lagi dan memahami judul-judul bacaan tersebut secara menyeluruh, tettapi
cukup judulnya saja, sebab fungsinya hanya mengetahui hal pentingnya saja.
BAB VII
657
7.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai praktek membaca skimming yang dilakukan
oleh penulis salah satu mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang dalam perkuliahan Membaca pada semester I. Bab
ini terdiri atas pendahuluan, bacaan, rencana yang akan digunakan membaca, proses
7.2.1. Bacaan
Pengen punya blog tapi bingung bagaimana caranya? Tidak usah repot, tidak usah
takut, tidak usah khawatir. Ini bukan solusi sekejap seperti sulap tapi hanya sedikit
dibayangkan.
Tulisan ini berisi langkah-langkah yang mudah untuk membuat blog di blogger.
Blogger saat ini adalah bagian dari layanan milik Google, dan blog di Blogger secara
default dibuat di subdomain .blogspot.com. Blogger ini disukai karena kaya fitur,
658
Ini dia langkah-langkahnya:
2. Isi Form dengan data yang sesuai untuk membuat account google.
Jika sudah punya account google sebelumnya (seperti di gmail, adsense, atau adwords,
659
Jangan kupa klik
3. Setelah login dengan account yang baru dibuat, sekarang saatnya membuat blog.
Isi kembali form yang tersedia sesuai dengan blog yang akan dibuat.
660
Kilk untuk membuat blog
4. Blog Anda sudah jadi dan kini saatnya mulai menulis posting pertama.
Saran saya, sekalipun Anda dapat membuat halaman semacam "about us", gunakanlah
posting pertama untuk menjelaskan latar belakang atau tujuan daripada blog tersebut.
661
5. Blog sudah jadi, jangan lupa sering-sering di-update.
membaca. Penulis menggunakan Model Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya, penulis
menggabungkan antara Model Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Model Membaca Atas
Bawah (MMAB). Dengan menggunakan model membaca tersebut, penulis lebih mudah
memahami bacaan.
penulis juga mendukung proses membaca tersebut dengan menerapkan teknik close reading
yang termasuk ke dalam teknik menengah. Close reading berarti membaca teliti atau
membaca cermat. Oleh karena penulis hanya ingin mendapatkan informasi secara garis
besarnya saja, maka penulis juga menggabungkannya dengan menggunakan teknik skimming.
Teknik skimming merupakan salah satu dari teknik membaca yang digunakan dalam proses
membaca secara ekstensif. Penulis menggunakan pola horisontal yang berpadu dengan pola
662
7.4 Proses Membaca Bacaan Skimming
a. Mempersiapkan bacaan.
e. Mencatat kata-kata yang sukar dipahami untuk dicari pengertiannya di dalam kamus.
blok.
www.blogger.com, 2) isi form data, 3) login buat blog, 4) blok sudah jadi, jangan
“Blogger”, kemudian klik pada pilihan untuk "Create Your Blog/ Ciptakan sebuah
Blog".
663
c. Isi Form dengan data yang sesuai untuk membuat account google.
Jika sudah punya account google sebelumnya (seperti di gmail, adsense, atau
adwords, bisa langsung digunakan login). Setelah pengisiannya sudah komplit, klik
“Lanjutkan.”
d. Setelah login dengan account yang baru dibuat, sekarang saatnya membuat blog.
Isi kembali form yang tersedia sesuai dengan blog yang akan dibuat. Klik untuk
membuat blog.
e. Blog Anda sudah jadi dan kini saatnya mulai menulis posting pertama.
Saran saya, sekalipun Anda dapat membuat halaman semacam "about us",
gunakanlah posting pertama untuk menjelaskan latar belakang atau tujuan daripada
blog tersebut.
Blogger (blogspot)”,penulis tidak mengalami kendala yang berarti dikarenakan penulis sudah
menerapkan model, metode, dan teknik membaca dengan cukup baik. Pada saat mencari ide-
ide pokok dengan menerapkan teknik skimming pun, penulis tidak terlalu terkendala. Ide-ide
pokok dapat ditemukan penulis dengan cukup mudah tanpa menimbulkan halangan yang
berarti.
bacaan I ataupun bacaan II, maka penulis tidak memberikan solusi mengatasi kendala secara
khusus. Pada umumnya, kendala terjadi dikarenakan pembaca belum terbiasa menggunakan
teknik skimming dalam mencari ide-ide pokok atau membaca secara ekstensif. Apabila
664
pembaca sudah terbiasa, maka proses membaca akan berlangusng tanpa hambatan yang
berarti. Teknik skimming didukung oleh metode membaca paragraf. Pembaca membaca
secara keseluruhan paragraf, tidak mencermati kalimat per kalimat. Apabila dirasa pembaca
sudah mengetahui kelanjutan informasi yang terdapat dalam suatu paragraf, maka pembaca
7.3.1. Bacaan
Karena penulis Karo Cyber juga kepengen menjadi orang Sukses suatu saat kelak,
maka iseng-iseng penulispun mencari tahu informasi tentang bagaimana cara menjadi orang
sukses. Dari berbagai penelusuran di situs internet, ternyata sudah banyak sekali tulisan-
tulisan yang mengacu terhadap informasi yang ingin didapatkan tersebut, yaitu tentang cara
Karena memang ada rasa ingin selalu berbagi dengan pembaca blog Karo Cyber,
maka tulisan yang saya dapat tentang rahasia cara menjadi orang sukses tersebutpun juga
ingin saya bagikan kepada teman-teman semua. Oleh pemikiran itulah maka kemudian timbul
665
Baik... agar teman-teman sekalian juga bisa tau cara apa saja yang sebenarnya bisa
dilakukan agar kita menjadi orang sukses, maka berikut adalah cara menjadi orang sukses
selengkapnya:
1. Mau Belajar
Orang sukses adalah pelajar seumur hidup. Mereka menyadari, pendidikan tak pernah
berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir
kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas, artinya mencoba ide baru,
membaca buku, surat kabar, majalah dan menggunkan internet merupakan bentuk
pendidikan pula.
2. Percaya Diri
Orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia.
Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting
di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai ketrampilan mereka, sambil tetap menyadari
bahwa ketrampilan ini memberi nilai kepada ketrampilan lainnya. Mereka juga sadar,
3. Berpandangan Positif
Orang sukses berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan, dan ini
meluas pada hal-hal lain. Mereka percaya gelas itu setengah penuh dan bukan
setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat
membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau
Orang sukses berani mengambil resiko. Mereka berupaya untuk mencapai target,
melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang dan gesit mencoba
666
sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman, dan mau terus mengambil
Orang sukses menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Mereka mampu melihat
pekerjaan sebagai kesenangan, mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul.
Orang sukses punya banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus
berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa
menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu
lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finish. Mereka memanfaatkan waktu
dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai
sukses.
Itulah beberapa poin penting yang saya dapatkan ketika mencari informasi tentang
cara menjadi orang sukses. Semoga poin-poin diatas dapat diterapkan dalam hidup kita
masing-masing, agar kesuksesan akan segera menghampiri kehidupan yang sedang kita
667
Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul”Cara Menjadi
menggabungkan antara Model Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Model Membaca
Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan model membaca tersebut, penulis lebih
teknik close reading yang termasuk ke dalam teknik menengah. Close reading berarti
membaca teliti atau membaca cermat. Oleh karena penulis hanya ingin mendapatkan
informasi secara garis besarnya saja, maka penulis juga menggabungkannya dengan
menggunakan teknik skimming. Teknik skimming merupakan salah satu dari teknik
menggunakan pola horisontal yang berpadu dengan pola blog untuk menemukan ide-
a. Mempersiapkan bacaan.
668
e. Mencatat kata-kata yang sukar dipahami untuk dicari pengertiannya di
dalam kamus.
pola blok.
yaitu:
1. Berdasarkan artikel Cara menjadi orang sukses adalah dengan cara : 1). Mau
belajar; 2). Percaya diri; 3).berpandangan positif; 4). Berani mengambil resiko;
2. Mau Belajar
pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan
kelas, artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah dan
669
3. Percaya Diri
sesuatu untuk dunia. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin
nilai kepada ketrampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan
4. Berpandangan Positif
kerjakan, dan ini meluas pada hal-hal lain. Mereka percaya gelas itu setengah
penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri
orang dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan
670
menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan,
sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara
menerapkan model, metode, dan teknik membaca dengan cukup baik. Pada saat
mencari ide-ide pokok dengan menerapkan teknik skimming pun, penulis tidak
terlalu terkendala. Ide-ide pokok dapat ditemukan penulis dengan cukup mudah
proses membaca bacaan I ataupun bacaan II, maka penulis tidak memberikan
671
dikarenakan pembaca belum terbiasa menggunakan teknik skimming dalam
mencari ide-ide pokok atau membaca secara ekstensif. Apabila pembaca sudah
terbiasa, maka proses membaca akan berlangusng tanpa hambatan yang berarti.
secara keseluruhan paragraf, tidak mencermati kalimat per kalimat. Apabila dirasa
selanjutnya.
BAB VI
6.1. Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai praktik membaca scanning yang dilakukan
oleh penulis dalam perkuliahan Membaca pada saat semester I. Bab ini terdiri atas
pendahuluan, bacaan, rencana yang akan digunakan dalam membaca, praktik membaca,
6.2.1. Bacaan
Oleh: Sutejo
672
Beberapa jenis sansiviera masih mahal harganya, seperti milik gadis
Jerman ini.
daun yang dijuluki lidah mertuia ini. Tanaman yang memiliki varian cukup beragam ini tidak
hanya menebar pesona karena keindahanya tapi juga memiliki daya tarik yang luar biasa
karena manfaatnya.
Hampir setiap pameran setiap stand diantara tanaman hias yang ditawarkan kecenderungan
sansivera yang banyak laku. “Rasanya sih sansivera ini yang bisa menghasilkan, ya lumayan
untuk menutup stand, untuk tanaman hias lain seperti anthurium kok berhenti tidak banyak
Bahkan masih ada yang hanya menjajakan khusus sansivera ini mengakui sejak terjun jual
beli tanaman hias. “Saya kan ikut pameran terus, jadi tahu perkembanganya dan akhir-akhir
ini pasar sansivera lumayan dan meskipun tren tanaman hias sudah turun sansiveara masih
Bertahanya tren sansivera ini tidak lepas dari beberapa kelompok organisasi sansivera yang
ada seperti Paguyuban Ilate Morotuo (Paimo), Masyarakat Sansivera Indonesia (MSI) dan
yang baru berdiri di Surabaya 29 Desember 2007 yaitu Komunitas Sansivera (Komsa).
Sebelumnya ada kelompok yang menamakan diri Pecinta Sansivera, kebanyakan kelompok
ini sekarang tergabung dalam Komsa, sebelum Komsa berdiri Pecinta Sansivera ini sempat
membuat selebaran yang dibagi-bagikan pada masyarakat untuk lebih jauh mengenal
673
Seperti yang dikutip Pecinta Sansivera dalam selebaran itu disebutkan, diantanya manfaat
sansivera mampu menyerap dan mengolah polutan menjadi asam organik dan beberapa
senyawa asam amino, boleh dikatakan tanaman ini anti polutan (airfreshener) untuk itu
sangat cocok dipelihara dalam ruangan baik rumah maupun kantor, karena mampu menyerap
Seperti yang dialami Efendi ketua Komsa, sejak dua pot sansivera diletakkan dalam kamar
mandinya, biasanya bau yang tak sedap kadang muncul kini sudah tak tercium lagi. Seperti
hasil riset Wolverton Environmental dinyatakan, untuk menghilangkan bau yang tak sedap
dalam ruangan seluas 100 meter persegi cukup dengan 4-5 helai daun sansivera dewasa.
Satu helai daun sansivera mampu menyerap formaldehid sebanyak, 0,938 Mg perjam, bahkan
hasil penelitian Badan Antariksa Amerikan Serikat (NASA) menyatakan, sansivera mampu
menyerap 107 jenis unsur yang berbahaya di udara serta mampu menyerap radiasi berbagai
Selain itu beberapa sansivera ternyata dapat digunakan sebagai obat, diantaranya Trifasciata
Halii Baseball Bat, salah satu jenis sansiviera yang masih tergolong
mahal Harganya
674
Ragam sansivera yang mencapai ratusan varian dengan bermacam-macam tingkatan harga
membuat para hobiis bisa leluasa untuk memilih mana yang akan dipelihara, tentu saja yang
akan dibeli harus sesuai dengan tujuan untuk apa memelihara sansivera.
Bagi para hobiis ada yang memelihara hanya untuk koleksi di rumah, tentu saja yang paling
tepat adalah sansivera yang langka atau unik, biasanya sansivera jenis ini tergolong mahal,
seperti Giant Varigata (kuning) atau Masoniana milik Agung WS Garden Yogyakarta yang
Meskipun eksklusif jangan harap untuk kontes di kelas bebas (non unik) akan menang,
karena di kelas non unik kesehatan mempunyai presentase paling tinggi 35% sedangkan
Bagi yang suka kontes tentu harus mencari tanaman yang kondisinya sehat, serta
performance tanaman juga bagus dan didukung dengan karakter tanaman juga bagus dan
lebih sempurna lagi jika tanaman itu termasuk langka, karena akan menambah poin.
Kebanyakan yang sering menang kontes seperti Pingucula, Kirkii Brown, Patens (Fischeri),
Concina dan beberapa jenis lain yang langka tapi memiliki kesehatan yang prima.
Sedangkan jika diambil untuk manfaatnya seperti keperluan rental atau ditempatkan sebagai
penghias ruangan disesuaikan dengan jenis dan ukuranya. Untuk ruangan besar ditempatkan
sansivera yang memiliki postur tinggi atau besar seperti Autralian Black. Liliantrue,
Masoniana, Tiger sedangkan untuk ruangan yang sempat atau diletakkan di atas meja bisa
dicarikan jenis-jenis kecil yang sesuai ruangan tersebut seperti Moonshine, Superba China.
Sedangkan untuk taman di luar rumah bisa mencari sansivera yang harganya lebih murah,
dan di sesuaikan dengan luas halaman yang akan ditanami sansivera. Harga sansivera kini
675
cukup beragam dari yang hanya Rp 3000,- sampai yang puluhan juta juga ada tergantung
penulis menggabungkan antara Model Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Model
teknik close reading yang termasuk ke dalam teknik menengah. Close reading berarti
membaca teliti atau membaca cermat. Penulis membaca tiap-tiap kalimat dengan
gagasan baru yang relevan. Setelah mendapatkan kata-kata yang artinya belum
dalam kamus. Pada saat membaca ataupun mencari kata-kata di dalam kamus,
676
a. Mempersiapkan bacaan.
kamus.
yang belum dipahami maknanya oleh penulis dan pada akhirnya digunakan penulis
untuk berlatih menerapkan membaca scanning dengan mencari makan kata di Kamus
Varian
Tren
Polutan
677
Tingkat polusi
Asam organik
Asam amino
Riset
Diabetes
Ambien
Nikmat”, penulis tidak mengalami kendala yang berarti dikarenakan penulis sudah
menerapkan model, metode, dan teknik membaca. Pada saat melakukan teknik
scanning guna mencari kata di dalam kamus pun penulis tidak tersendat oleh
kendala.
ataupun dalam mencari makan kata di kamus, maka penulis tidak dapat menguraikan
solusi secara terperinci. Pada umumnya, kendala yang dihadapi pembaca saat
menerapkan teknik scanning pada saat mencari kata di kamus adalah pembaca
kurang paham letak kata pada urutan kamus. Hal tersebut dikarenakan pembaca
belum terbiasa atau tidak terbiasa menggunakan kamus. Oleh karena itu, pembaca
harus mulai membiasakan diri untuk menggunakan kamus. Berhubung dalam proses
678
membaca teknik scanning tidak akan diukur kecepatan efektif membacanya, maka
pembaca tidak perlu terburu-terburu untuk mencari. Sebab seringkali pembaca akan
semakin lama dalam menemukan kata apabila dalam kondisi tertekan karena diburu
waktu.
6.3.1. Bacaan
khasiatnya
MEMATIKAN LAIN.
Bulatan merah muda berdiameter 2 cm di lengan kanan menjadi sinyal maut bagi
Ruthia Magdalena. Dalam 3 hari bulatan menyebar ke telapak kaki, betis, paha, dan tangan.
Bila bulatan tersentuh sedikit saja, Ruthia merasa nyeri bukan main. Pada saat bersamaan
perempuan 21 tahun itu sariawan di mulut dan-maaf-vagina. Dokter menganalisis hasil tes
679
Sayang, bukti rekam medis Ruthia Magdalena digunakan untuk mengklaim asuransi.
Data antidouble stranded DNA-kadar normal 200 IU/ml-pun ia lupa. Indikasi penyakit lupus
lain adalah antinuclear AB positif dan laju endap darah lebih dari 15 mm/jam. Terhadap
diagnosis itu Ruthia sangat terpukul. Harap maklum, ia baru saja tamat kuliah dan sebulan
bekerja.
Apalagi penyakit yang ditemukan pada 1851 itu belum dapat disembuhkan. ‘Nanti
Ruthia minum obat dalam jangka panjang ya. Penyakit ini tak dapat disembuhkan, tapi dapat
steroid. Dua bulan berselang, rambutnya rontok sehingga ia menghentikan konsumsi obat-
obatan. Celakanya bulatan merah muda kian menyebar. Sariawan bernanah juga tak kunjung
jus buah mengkudu setiap 2 jam. Minum pertama pada pukul 06.00 dan berakhir pada pukul
21.00. Efek pertama yang dirasakan adalah hilang insomnia alias gangguan sulit tidur.
Perubahan lain, sariawan bernanah di mulut dan kelamin juga kering tanpa bekas pada hari
ke-4. Ia terus mengkonsumsi jus buah kerabat kopi itu. Dosisnya tetap: 30 ml, tetapi per 3
jam sekali. Pada hari ke-28, bulatan merah muda hilang sama sekali. Moonface alias
berwajah bulat seperti rembulan, salah satu ciri penderita lupus, juga menghilang. Ia memang
belum memeriksakan diri ke dokter. Namun, hingga wawancara berlangsung pada 28 Juli
2009 ia tak pernah merasakan gejala serangan lupus. Artinya, sudah 2 tahun sejak konsumsi
680
jus mengkudu, ruam merah di permukaan kulit, nyeri sendi, moonface, dan sariawan hilang
sama sekali.
Kisah Zuraidah di Cibinong, Jawa Barat, yang menderita hipertensi lain lagi. Tekanan
darah perempuan 53 tahun itu menjulang: 190/90 mmHg-tekanan normal 120/90 mmHg.
Empat tahun lamanya ia menghadapi hipertensi. Jika kambuh, ‘Tegang di leher, saya pusing
ml 3 kali sehari. Dua bulan rutin mengkonsumsi jus mengkudu, tekanan darah Zuraidah
kembali normal. Hasil pengecekan terakhir pada Agustus 2009, tekanan darah Zuraidah
120/90 mmHg.
Jenis sama Zuraidah dan Ruthia Magdalena memiliki persamaan: terbebas dari
penyakit maut setelah mengkonsumsi jus mengkudu. Mereka hingga kini juga tetap minum
mengkonsumsi jus noni dari Polinesia Perancis, Pasifik Selatan. Sejak 2 tahun silam, ekstrak
mengkudu lokal dari Pulau Jawa. Namun, spesies keduanya-mengkudu dari Polinesia dan
Jawa-sama, yakni Morinda citrifolia. Menurut Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, guru besar
Farmasi Universitas Indonesia, jenis senyawa aktif mengkudu dari Polinesia dan Indonesia
sama karena berasal dari spesies yang sama. Seandainya mutu salah satu jus mengkudu itu
lebih tinggi, karena cara olah yang berbeda. Itu persis pendapat Endjo Djuhariya, periset
mengkudu di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), di Bogor, Jawa Barat.
Yang pasti 2 tahun terakhir olahan mengkudu banyak membantu proses penyembuhan pasien
beragam penyakit. Komoditas itu sebetulnya bukan herbal baru lantaran pernah tren pada
awal 2003. Jika kini pasien ramai menggunakan buah anggota famili Rubiaceae itu, lantaran
681
Herbal warisan nenek moyang itu digunakan secara turun-temurun-lebih dari 3 generasi
seperti syarat WHO-untuk mengatasi beragam penyakit. Artinya, dari sisi toksisitas,
mengkudu sangat aman dikonsumsi. Prof Dr Elin Yulinah Sukandar dan Rini Hendriani MSi,
masing-masing guru besar Institut Teknologi Bandung dan dosen Farmasi Universitas
Padjadjaran, membuktikan secara sahih. Mereka menguji toksisitas dengan dosis berjenjang
Dalam uji itu mereka mengamati hati, ginjal, limpa, jantung, paru-paru, kelenjar
adrenal, dan pankreas. Selain itu, otak, testis dan vesika seminalis (bagi tikus jantan), uterus
dan ovarium (tikus betina), serta lambung tak luput dari pengamatan. ‘Pada hasil pengamatan
tidak menunjukkan adanya kelainan organ secara makroskopis dan tidak ditemukan adanya
37 sendok makan pada manusia berbobot 70 kg-terjadi peningkatan jumlah sel kupffer di
hati. Sel kupffer merupakan penapis yang efektif. Ketika darah mengalir melalui liver,
kupffer membersihkannya dari bahan toksik, bakteri, dan virus yang membahayakan
kesehatan tubuh. Selain itu pemberian ekstrak mengkudu juga melebarkan pulpa putih di
Namun, pada dosis tinggi-pada riset itu khusus dosis 1.000 mg-mengkudu diberi
tambahan ekstrak jahe. Sebab, pada riset sebelumnya paduan mengkudu jahe terbukti
Diabetes tipe 2
2-3 tahun terakhir, banyak lembaga meriset mengkudu. Aguslina Kirtishanti MKes Apt,
682
diabetes mellitus tipe 2. Pada kasus itu terjadi penurunan sensitivitas jaringan seperti otot dan
hati merespon insulin. Lebih dari 90% penderita diabetes mellitus tidak tergantung insulin
Bukan hanya pada diabetes mellitus tipe 2, mengkudu juga terbukti membantu
penyembuhan diabetes tipe 1 seperti hasil riset I Ketut Adnyana PhD dari Sekolah Farmasi
Institut Teknologi Bandung. Adayana memberikan ekstrak mengkudu berdosis 500 mg per kg
bobot tubuh mencit. Uji glukosa pada tikus menunjukkan penurunan kadar glukosa serum.
Riset kedua peneliti itu sejalan dengan pengalaman Martiyah. Perempuan 53 tahun itu
ingin bunuh diri lantaran 11 tahun mengidap diabetes tak kunjung sembuh. Kadar gula
darahnya 600 mg/dl. Pada September 2008, warga Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur, itu mengkonsumi 30 ml jus mengkudu 3 kali sehari. Hanya dalam 3 pekan kadar gula
darahnya kembali normal. Pengecekan terakhir pada 10 Agustus 2009, kadar gula Martiyah
130 mg/dl.
membantu proses penyembuhan pasien diabetes mellitus dengan 3 jalan. Kerabat kopi itu
meningkatkan sekresi insulin pada pankreas, penyerapan glukosa pada jaringan, dan
mereduksi penyerapan glukosa pada dinding usus. Itu lantaran mengkudu mengandung
Skopoletin
Riset lain dilakukan oleh Dra Sriningsih Apt MSi, peneliti Teknologi Farmasi dan
Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Apoteker alumnus Institut
Teknologi Bandung itu menguji praklinis mengkudu pada tikus pengidap hipertensi akibat
konsumsi natrium klorida 2,5%. Kelompok yang diberi 3,6 ml dan 1,8 ml menunjukkan
tekanan darah turun masing-masing menjadi 55 dan 64 mmHg pada hari ke-5.
683
Hasil itu relevan dengan uji klinis oleh PT Tahitian Noni International. Periset memberikan
dosis 15 ml per 50 kg bobot tubuh 2 kali sehari. Hasilnya, tekanan darah pasien cenderung
turun. Semula tekanan darah 170/110 mmHg, menjadi 124/86 mmHg pada hari ke-8 dan
115/80 mmHg (hari ke-12). Turunnya tekanan darah pada uji ilmiah itu persis yang dialami
Itu berkat senyawa skopoletin dalam buah mengkudu. Senyawa aktif itu berperan
meningkat. ‘Ekstrak buah mengkudu dapat menurunkan tekanan darah yang meninggi sampai
Awas polutan
Endjo Djuhariya, periset Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, mengatakan
pohon mengkudu penyerap polutan yang andal. Celakanya polutan seperti logam berat itu
juga terserap buah. Oleh karena itu jika hendak mengolah, pilihlah buah dari pohon yang jauh
Dalam 2 tahun terakhir, olahan mengkudu cepat terserap pasar. Omzet Philipus P
Soekirno, produsen olahan mengkudu di Tanjungduren, Jakarta Barat, 2 tahun lalu baru
Rp20-juta sebulan. Kini? Melonjak Rp200-juta per bulan. Ia mengolah mengkudu dan
Produsen lain CV Morinda House di Bogor, Jawa Barat, juga menikmati berkah
mengkudu. Produksi perusahaan yang berdiri pada 2000 itu hanya 500 liter, kini menjadi
2.000 liter per bulan. Sementara permintaan pada PT Trias Sukses Dinamika naik 20%.
Itu indikasi bahwa pasar menerima mengkudu yang berkhasiat obat. Menurut dr Arijanto
Jonosewojo SpPD dari Universitas Airlangga, mengkudu layak dikembangkan sebagai obat
karena mudah diperoleh dan terbukti berkhasiat. Si buruk rupa yang acap dipandang sebelah
mata itu justru baik bagi kesehatan sebagaimana terbukti secara ilmiah.
684
6.3.2. Rencana yang Akan Digunakan
penulis menggabungkan antara Model Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Model
teknik close reading yang termasuk ke dalam teknik menengah. Close reading berarti
membaca teliti atau membaca cermat. Penulis membaca tiap-tiap kalimat dengan
gagasan baru yang relevan. Setelah mendapatkan kata-kata yang artinya belum
dalam kamus. Pada saat membaca ataupun mencari kata-kata di dalam kamus,
a. Mempersiapkan bacaan.
685
c. Menerapkan metode membaca kalimat dan teknik close reading.
kamus.
belum dipahami maknanya oleh penulis dan pada akhirnya digunakan penulis untuk
berlatih menerapkan membaca scanning dengan mencari makan kata di Kamus Besar
Steroid : senyawa organik dengan susunan daur khas yang satu dengan
686
6.3.5. Kendala yang Dialami Penulis
penulis sudah menerapkan model, metode, dan teknik membaca. Pada saat
melakukan teknik scanning guna mencari kata di dalam kamus pun penulis tidak
ataupun dalam mencari makan kata di kamus, maka penulis tidak dapat menguraikan
solusi secara terperinci. Pada umumnya, kendala yang dihadapi pembaca saat
menerapkan teknik scanning pada saat mencari kata di kamus adalah pembaca
kurang paham letak kata pada urutan kamus. Hal tersebut dikarenakan pembaca
belum terbiasa atau tidak terbiasa menggunakan kamus. Oleh karena itu, pembaca
harus mulai membiasakan diri untuk menggunakan kamus. Berhubung dalam proses
membaca teknik scanning tidak akan diukur kecepatan efektif membacanya, maka
pembaca tidak perlu terburu-terburu untuk mencari. Sebab seringkali pembaca akan
semakin lama dalam menemukan kata apabila dalam kondisi tertekan karena diburu
waktu.
MEMBACA INTENSIF
Membaca Intensif adalah membaca secara teliti untuk memahami secara mendalam
atau pemahaman secara mendetailyang digunakan untuk studi dan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.
687
Membaca Intensif diklasifikasikan menjadi dua yaitu membaca telaah isi dan telaah
bahasa.
1. Membaca Telaah Isi menuntut adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta
terampil dalam menangkap ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Membaca Telaah Isi dibagi
menjadi empat jenis yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan
membaca ide.
kegiatan membaca teliti dapat dilakukan dengan membaca ulang suatu bacaan
mencari ide-ide dalam suatu bacaan kita dapat menikmati keunikan yang
688
terkandung dalam bacaan tersebut. Ide dalam sebuah bacaan terkandung dalam
mendalam, evaluasi,
hanya mencari
kesalahan
sepenuhnya
menilai
Literal
Yang diperoleh
adalah hasil
3. Membaca Telaah Bahasa mencakup membaca bahasa asing dan membaca sastra.
Dalam membaca telaah bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan.
Hal-hal yang diperhatikan dalam kegiatan membaca telaah bahasa adalah kesesuaian
pikiran dengan bahasa, perbendaharaan yang meliputi kosa kata, struktur kalimat dan
ejaan.
689
MEMBACA EKSTENSIF
Membaca Ekstensif adalah membaca secara luas dan dapat disebut juga membaca
cepat. Karena membaca ekstensif itu memahami hal-hal yang penting saja dan waktu
berbeda dengan membaca Intensif, karena memaca Ekstensif hanya diarahkan pada
pemahaman Ekstensif dibagi menjadi tiga jenis yaitu membaca survai (survey
d) Membaca Survai
buku yang disurvai adalah bagian awal, bagian isi, bagian akhir.
e) Membaca Sekilas
690
f) Membaca Dangkal
dari bahan acaan yang kita baca. Yang mempunyai tujuan untuk
Memahami isi yang penting dengan cepat (Tarigan). Juga untuk memahami
691
CARA TELITI CEPAT
HALAMAN
Membaca intensif adalah membaca secara cermat untuk memahami suatu teks secara tepat
dan akurat. Kemampuan membaca intensif adalah kemampuan memahami detail secara
akurat, lengkap, dan kritis terhadap fakta, konsep, gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan
Membaca intensif sering diidentikkan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan
keterampilan membaca intensif pembaca dapat memahami baik pada tingkatan lateral,
Aspek kognitif yang dikembangkan dengan berbagai teknik membaca intensif tersebut adalah
memahami paparan dalam bacaan dan menghubungkan gambaran makna dalam bacaan
dengan skemata pembaca guna memahami informasi dalam bacaan secara menyeluruh.
pemahaman yang tinggi dan dapat mengingat dalam waktu yang lama, 2) membaca secara
detail untuk mendapatkan pemahaman dari seluruh bagian teks, 3) cara membaca sebagai
692
dasar untuk belajar memahami secara baik dan mengingat lebih lama, 4) membaca intensif
bukan menggunakan cara membaca tunggal (menggunakan berbagai variasi teknik membaca
seperti scanning, skimming, membaca komprehensif, dan teknik lain), 5) tujuan membaca
intensif adalah pengembangan keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada
pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosakata, dan juga pemahaman keseluruhan isi
wacana, 6) kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa membaca kalimat-kalimat dalam
teks secara cermat dan penuh konsentrasi. Kecermatan tersebut juga dalam upaya
kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, dan 8)
tulis yang informasi padat menjadi uraian (misalnya: membaca intensif tabel, grafik, iklan
-Membaca Teliti
-Membaca Pemahaman
-Membaca Kritis
-Membaca Ide
-Membaca Bahasa
-Membaca Sastra
A. Membaca Ekstensif
693
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jenis-jenis membaca
ekstensif meliputi :
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap
bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika
ada),
2. Membaca Sekilas
tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
mengalami hambatan.
(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan
694
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,
dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca
jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan
Membaca merupakan salah satu aspek berbahasa yang sangat bermanfaat. Dengan
membaca dapat diperoleh beberapa informasi, gagasan, pendapat, pesan dan lain-lain yang
disampaikan penulis melalui lambang-lambang grafis yang sudah dikenal. Dengan kata lain,
melalui kegiatan membaca akan diperoleh berbagai informasi dunia. Membaca semakin
penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan
Membaca merupakan suatu proses rumit dan kompleks untuk memperoleh pesan yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Karena rumit dan kompleks, membaca menjadi
695
Sebagaimana halnya dengan tujuan membaca, jenis membaca juga memiliki beberapa
macam. Tarigan (2008: 12-13) membedakan kegiatan membaca ke dalam jenis membaca. Ia
Bagan 12
Jenis Membaca
Membaca
Nyaring
Membaca teliti
696
Dalam hati telaah isi Membaca kritis
Membaca ide-ide
Membaca
intensif
nyaring dan membaca dalam hati. Membaca dalam hati diklasifikasi menjadi dua, yaitu
membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif diklasifikasi menjadi tiga, yaitu
membaca survay, sekilas, dan dangkal. Membaca intensif diklasifikasi menjadi dua, yaitu
membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi diklasifikasi menjadi empat, yaitu
membaca teliti, pemahaman, kritis, dan ide. Membaca telaah bahasa diklasifikasi menjadi
Penjenisaan yang didasarkan pada perbedaan tujuan yang hendak dicapai dikemukakan oleh
Tarigan (2008: 12-13). Tarigan membedakan kegiatan membaca ke dalam jenis membaca
bersuara atau membaca nyaring (oral reading atau reading atound) dan membaca dalam hati
(silent reading). Penjenisan membaca tersebut relevan dengan pendapat Harras (1997:7).
pembaca pada waktu membaca. Membaca yang disuarakan disebut membaca nyaring,
697
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun membaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Membaca dalam hati yaitu
suatu proses membaca tanpa mengeluarkan suara. Membaca dalam hati dibedakan menjadi
Menurut Tarigan (2008:11-13), membaca dalam hati dapat diklasifikasi menjadi dua,
yaitu membaca ekstensif dan intensif. Pengklasifikasian tersebut menurut Harras (1997:7)
tinjau dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, tujuan, dan waktu yang diperlukan
dalam membaca. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan membaca ekstensif
adalah untuk memahami isi yang penting dengan cepat (Tarigan 1994:31). Membaca
ekstensif adalah membaca untuk memahami hal-hal penting dengan cepat sehingga membaca
secara efisien dapat terlaksana. Jika dilihat dari segi waktu, membaca ekstensif relatif lebih
hemat karena pembaca cukup membaca objek secara sekilas, bukan kata per kata, kalimat per
kalimat, atau paragraf per paragraf, tetapi menatap penuh bacaan untuk mencari bagian mana
yang dibutuhkan dari bacaan. Dari segi tujuan, kegiatan membaca ekstensif adalah untuk
memahami isi atau hal-hal penting dengan cepat. Dengan membaca ekstensif, seseorang
Sebelum mulai membaca, biasanya pembaca akan melakukan terlebih dulu apa-apa
yang akan dibacanya. Pembaca menyurvei bagian bacaan yang akan kita pelajari, yang akan
698
ditelaah, dengan jalan: (1) memeriksa, meneliti indes-indeks, daftar kata-kata yang terdapat
dalam bukubuku; (2) melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam
buku-buku yang bersangkutan; (3) memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang
bersangkutan.
Membaca ekstensif dalam penggunaan secara umum bisa disebut membaca cepat. Membaca
cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan dan tujuan membaca. Kecepatan
membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya
diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca (Soedarso 2004:18). Kecepatan
membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan
tergolong tidak asing, dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang
tergolong asing dapat diperlambat untuk memahami makna kata tersebut. Soedarso dengan
buku Speed Reading (2002:18) mengatakan bahwa membaca cepat adalah kemampuan
membaca dengan kecepatan yang sama. Menurutnya kecepatan membaca harus fleksibel.
Artinya, kecepatan itu tidak harus sama, ada kalanya diperlambat karena bahan dan tujuan
kita membaca.
Membaca cepat adalah kegitan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan
pengertian dengan pengertian yang tepat dan cepat (Hemowo 2005:9). Nurhadi (2005:3 1)
mengungkapkan membaca cepat dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan
demikian seseorang dengan membaca tidak hanya kecepatannya yang menjadi patokan
Memba cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat
pemahaman terhadap bahan yang dibacanya (Suyoto 2008). Apabila seseorang dapat
699
membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang tersebut
Dan beberapa pengertian diatas dapat diambil simpulan membaca cepat adalah proses
membaca bacaan untuk memahami isi-isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat memberi
kesempatan unutk membaca secara luas, bagian-bagian yang sudah sangat dikenal atau
dipahami tidak dihiraukan. Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau
bagian-bagian yang belum dikenal. Dengan membaca cepat dapat diperoleh pengetahuan
Tujuan membaca cepat adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan. Tidak ada
gunanya dapat membaca cepat tetapi tidak dapat memahami bacaan secara memadai. Tetapi
apabila kita dapat memahami dengan pemahaman sepenuhnya tetapi kacapatan bacanya
sangat lambat, tidak dapat dikatakan membaca secara efisien. Memang kita harus mencapai
keseimbangan yang baik antara kecepatan dan pemahaman membacanya. Dengan latihan
yang tekun dan terus menerus, kita akan mampu membaca cepat sekaligus mampu
memahami isi bacaan. Apabila kita dalam membaca tidak menanggapi kata demi kata
melainkan menanggapi gagasan yang ada maka dengan sendirinya kecapata membaca kita
akan meningkat.
Hal terahir yang perlu kita ingat dalam perihal kecapatan membaca ialah tidak ada kecepatan
membaca yang merupakan kecepatan terbaik untuk tiap jenis bacaan cerpen dan biografi,
misalnya tidak perlu baca dengan kecepatan yang sama. Dalam sebuah buku pelajaran pun,
meteri-materinya tidak perlu dibaca dengan kecepatan yang sama, kita perlu menesuaikan
kecepatan baca kita dengan tingkat kesukaran bahan dan tngkat pemahaman yang hendak kita
700
Dengan membaca cepat kita bias hendajnya bias mendapatkan informasi yang aptual, dengan
membaca bias menembah pngetahuan yang nantinya bias mengubah kita menjai orang yang
berpengetahuan tinggi atau intelektual. Jadi ngan membaca cepat kita akan mampu membaca
Orang-orang yang tidak mendapatkan bimbingan latihan khususn membaca cepat, sering
mudah lelah dalam membaca karena lamban membacanya, tidak ada gairah membaca, tidak
terbiasa membaca buku da butuh waktu lama untuk menyelesaikan buku yang tipis sekalipun.
Untuk dapat membaca dengan cepat hal-hal yang dapat menghambat kelancaran atau
Membaca cepat bagi orang awam atau seseorang yang tidak mendapatkan latihan khusus
membuat mereka berasa lelah dalam membaca karena lamban dalam membaca. Hal tersebut
(2004:5) hal-hal yang menghambat membaca cepat adalah (1) vokalisasi; (2) gerakan bibir;
(3) gerakan kepala; (4) menunjuk dengan jari; (5) regresi; dan (6) subvokalisasi. Lebih lanjut
Nurhadi (2005b:3 1) menyampaikan mengenai hambatan membaca cepat antara lain (1)
menyuarakan apa yang dibaca; (2) membaca kata demi kata; (3) membantu
melihat/menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jan); (4)
menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain; (5) konsentrasi berpikir terpecah
dengan hal-hal lain di luar bacaan; (6) bergumam-gumam atau bersenandung; (7) kebiasaan
berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat; (8)
ada lima hal pokok yang dapat mempengaruhi proses pemahaman sebuah wacana antara lain
(1) latar belakang pengalaman; (2) kemampuan berbahasa; (3) kemampuan berpikir; (4)
701
tujuan membaca; dan (5) berbagai afeksi seperti motivasi, sikap, minat, keyakinan, dan
perasaan.
Selain faktor-faktor di atas, kecepatan membaca juga dipengaruhi oleh faktor kebiasaan
buruk dalam membaca antara lain (1) membaca dengan vokalisasi (suara nyaring); (2)
membaca dengan gerakan bibir; (3) membaca dengan gerakan kepala; (4) membaca dengan
menunjuk baris bacaan dengan jari, pena, atau alat lainnya; (5) membaca dengan mengulang
kata, atau baris bacaan (regresi); (6) membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan
dalam batin atau pikiran); (7) membaca kata demi kata; (8) membaca dengan konsentrasi
yang tidak sempurna; (9) membaca hanya jika perlur ditugasi/dipaksa saja (insidental).
Lebih lanjut Pearson (dalam Pamungkas 2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
membaca adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam (internal)
meliputi kompetensi bahasa, minat dan motivasi, sikap dan kebiasaan, dan kemampuan
membaca. Faktor luar (eksternal) dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu (a) unsur dalam
bacaan, dan (b) sifat-sifat lingkungan baca. Unsur dalam bacaan berkaitan dengan
keterbacaan dan faktor organisasi teks. Sifat lingkungan baca berkenaan dengan fasilitas,
lain (1) vokalisasi; (2) gerakan bibir; (3) gerakan kepala; (4) menunjuk dengn jar pena, atau
alat lainnya; (5) regresi; (6) subvokalisasi; dan (7) minat dan motivasi.
Soedarso (2004:19) menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1)
melihat dengan otak karena otak menyerap apa yang dilihat mata serta persepsi dan
interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh mata dapat mempengaruhi pemahaman
tediadap bacaan; (2) menggerakkan mata terarah (fixed) pada suatti sasaran (kata) dan
melompat ke sasaran berikutnya; (3) melebarkan jangkauan matadan lompatan mata yaitu
702
satu fiksasi meliputi dua atau tiga kata; (4) membaca satu fiksasi untuk satu unit pengertian;
dan (5) meningkatkan konsentrasi karena dengan konsentrasi, pembaca menjadi cepat
yaitu (1) menerapkan metode dan teknik membaca; (2) memilih aspek tertentu saja yang
dibutuhkan dalam bacaan sesuai dengan tujuan membaca; (3) membiasakan untuk membaca
pada kelompok-kelompok kata; (4) jangan mengulang kalimat yang telah dibaca; (5) jangan
selalu berhenti lama di awal bans atau kalimat; (6) cari kata-kata kunci yang menjadi tanda
awal dan adanya gagasan utama sebuah kalimat; (7) abaikan kata-kata tugas yang berulang-
ulang seperti yang, di, dari, pada dan sebagainya; (8) jika penulisan dalam bentuk kolom,
Wainwright (2007:33) beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan membaca antara tam (1)
mengembangkan ritme, cara ini dilakukan untuk menghindari regresi; (3) meningkatkan daya
jangkauan pandang mata dapat dilakukan dengan melihat kata-kata sekaligus, mengenali
kumpulan kata, dan mengubah cara kerja otak dalam menerima informasi; (4) latihan
tachistoscopic atau sering disebut flashing, latihan ini menggunakan perangkat antiregresi.
Secara teoretis, kecepatan membaca dapat ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat dan
membaca, dan membiasakan din membaca dengan cepat maka dalam beberapa mingu
karena membaca ekstensif hanya diarahkan pada pemahaman keseluruhan terhadap masalah
atau inti dari isi bacaan yang dibaca, bukan kepada detail-detail bahasa maupun isi cerita
703
yang terperinci sampai sekebil-kecilnya. Membaca ekstensif dibagi menjadi tiga jenis yaitu
(superficial reading).
Yang dimaksud survai adalah meninjau, meneliti, mengkaji, dan cara membaca bagian-
bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian buku yang disurvai adalah bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal (preliminaries) yang disurvai meliputi halaman
judul, kata pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak (bila ada). Pada
halaman judul yang disurvai adalah judul buku, pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun
terbit. Bagian isi yang disurvai meliputi judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik, dan
tabel (bila ada). Bagian akhir buku yang disurvai meliputi simpulan, daftar pustaka, dan
indeks (bila ada). Cara mensurvai bagian-bagian tersebut adalah dengan membuka-buka
bagian-bagian tersebut secara cepat dan menyeluruh dalam sekali pandang. Bagian-bagian
buku yang disurvai dibaca dengan teknik baca layap (skimming,) yaitu membaca secepat
mungkin halaman demi halaman. Survai dilakukan dalam waktu beberapa menit saja dan
Tujuan dilakukannya survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan
gambaran umum isi buku. Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku yang
umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Tahap mensurvai buku diperlukan
untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku. Survai juga digunakan untuk
mengetahui mutu buku. Buku yang bermutu baik akan mengandung bagian-bagian buku yang
lengkap. Bagian awal dari sebuah buku yang lengkap terdiri atas halaman judul, kata
704
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan sari. Bagian isi dari sebuah buku yang
baik adalah terdapat bab, sub-sub bab, ringkasan yang tersusun secara sistematis. Bagian
akhir dari sebuah buku yang bermutu meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks. Tujuan
lain dari mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara cepat.
Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku yang disurvai itu cocok
atau tidak, mengandung informasi-informasi yang dibutuhkan atau tidak. Jika jawabannya
tidak, pembaca tidak perlu meneruskan ke tahap berikutnya. Jika jawabannya ya, pembaca
bahasa Inggris to skim yang berarti mengambil kepala susu atau krim dengan sendok atau
menyendok kepala susu. Kepala susu merupakan bagian yang mengental yang berada di atas
setelah semangkok susu yang dipanaskan didinginkan. Kepala susu adalah intisari atau
bagian yang banyak mengandung gizi. Skimming dalam bidang membaca merupakan sebuah
istilah salah satu teknik membaca ekstensif. Istilah lain dari skimming adalah baca layap
(Harjasujana dan Mulyati 1997:64), sekilas (Tarigan 1994:30), dan selintas (Widyamartaya,
2004:44).
Sebenarnya pengertian dasar skimming adalah terbang halaman demi halaman atau
menjelajahi halaman demi halaman bacaan secara cepat. Berdasarkan pengertian tersebut
skimming adalah teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat
untuk memahami atau menemukan hal-hal yang penting. Seorang pembaca yang
menggunakan teknik ini tidak lagi membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan
paragraf demi paragraf, tetapi semua bagian bacaan yang ada pada sebuah halaman, ditatap
secara cepat.
705
Dalam menskim tidak hanya menjelajahi halaman demi halaman secara cepat, tetapi
juga ada yang dicari. Hal yang dicari adalah hal-hal yang pokok atau penting, yaitu ide-ide
pokok. Ide pokok tidak selalu diawal paragraf, tetapi dapat juga terdapat ditengah, diakhir,
atau diawal dan diakhir. Untuk mencari ide-ide pokok pembaca tidak diperbolehkan
membuang-buang waktu. Ia diharapkan butuh waktu beberapa detik atau menit untuk
menskim. Dalam membaca dengan teknik skimming ada falsafah kerja yang dianut, yaitu
“Peras santannya, buang ampasnya atau petik intinya, tinggalkan yang lainnya” (Karlin
1980:40).
secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Hal itu relefan dengan pendapat
Teknik membaca skimming digunakan dengan lima tujuan, yaitu mengenal topik
bacaan, opini, bagian penting organisasi bacaan, penyegaran, dan memperoleh kesan umum
(Harjasujana dan Mulyati 1997: 64-65, Soedarsono 2004: 88-89, Widyamartaya 2004: 44,
dan Tarigan 1994: 32). Pertama, yang dimaksud topik bacaan adalah judul buku atau artikel,
judul-judul bab, dan judul subbab. Misalnya pembaca datang ke toko buku untuk mengetahui
buku-buku membaca apa yang terdapat pada toko buku tersebut. Pembaca melihat secara
sekilas judul-judul buku membaca yang terdapat rak khusus buku-buku membaca. Dengan
men-skim buku tersebut, pembaca tahu judul-judul buku apa saja yang tersedia di toko buku
tersebut. Apabila ada buku yang cocok, ia bisa saja mengambil buku tersebut untuk membaca
sekilas daftar isi buku itu guna mengetahui apakah ada judul bab atau subbab yang
diinginkannya.
membaca sekilas kartu katalog atau daftar katalog yang ada di komputer mengenai judul
buku yang tersedia di perpustakaan tersebut. Jika ada buku-buku yang dibutuhkan, ia mencari
706
atau meminjam buku tersebut, kemudian melihat daftar isi untuk menentukan apakah buku
tersebut mengandung pembahasan tentang hal-hal yang dibutuhkan. Apabila ya, bukalah
halaman yang mungkin mengandung informasi yang dibutuhkan secara cepat. Sewaktu men-
skim daftar isi dan tidak menemukan hal-hal yang dicari, pembaca bisa saja men-skim semua
halaman yang ada pada buku untuk meyakinkan bahwa yang dicari memang betul-betul tidak
ada karena ada kemungkinan informasi yang dicari ada di dalam buku, tetapi tidak secara
Teknik baca layap juga dapat digunakan untuk melihat topik-topik artikel yang ada
pada majalah atau surat kabar. Pembaca dapat membaca layap surat kabar yang dibaca untuk
mencari informasi yang diinginkan. Misalnya, informasi gempa bumi yang terjadi di Yogya.
Ia cukup mencari judul artikel yang ada dalam surat kabar yang dibaca secara sekilas tentang
Kedua, opini berarti pendapat, pikiran atau pendirian. Pada sebuah bacaan opini belum
tentu ada. Bacaan ilmiah biasanya tidak mengandung opini, tetapi bacaan yang bersifat
populer umumnya ada opininya. Kadang kala pada sebuah surat kabar memuat artikel yang
justru kehadiran opini diwajibkan karena tanpa opini artikel tersebut kurang bermutu
sehingga orang yang ingin mengirim artikel untuk kolom itu diharuskan menampilkan opini-
opini. Opini digunakan untuk menggugah pikiran pembaca untuk berfikir kritis sehingga
pembaca diharapkan dapat memberi umpan baliknya yang berupa tanggapan. Artikel
semacam ini diminati pembaca yang ingin mencari hal-hal yang bersifat sensasi.
Ketiga, untuk mengetahui bagian penting dari sebuah bacaan, pembaca tidak perlu
membaca keseluruhan bacaan. Pembaca cukup membaca dengan sekilas dari atas sampai
bawah untuk menemukan informasi tertentu yang dicari. Informasi yang dicari misalnya
adalah nama peristiwa, tempat peristiwa, nama tokoh, jumlah korban. Jika ingin mengetahui
707
bagian penting, pembaca hanya melihat secara skimming seluruh bacaan dengan menangkap
ide-ide pokok.
Dalam rangka menemukan informasi yang penting dari sebuah bacaan, Tarigan (1990 :
1. Tentukan dengan jelas informasi atau fakta yang akan dicari atau buatlah
2. Siapkan kata kunci yang tepat untuk menunjuk informasi yang dibutuhkan,
misalnya dalam pertandingan sepak bola kata kunci tersebut adalah menang, seri
atau kalah.
melihat apakah kata kunci tersebut tercantum dalam indeks. Jika tidak ada,
4. Lihatlah setiap halaman dengan cepat hanya untuk tujuan mencari kata kunci atau
kesatuan topik. Secara umum, tersusun atas bagian awal (pendahuluan), isi (pembahasan),
dan akhir (penutup). Bagian awal berisi pengantar, latar belakang, alasan, tujuan, dan atau
masalah yang ingin dibahas. Bagian isi berisi pembahasan atau solusi tentang hal-hal yang
ada pada bagian awal. Bagian akhir berisi simpulan dan atau saran. Untuk mengetahui
organisasi itu, pembaca membaca secara sekilas bacaan yang dibaca dengan memperlihatkan
Tulisan yang sederhana tetap mempunyai organisasi tulisan. Organisasi tulisan yang ada
pada bacaan yang sederhana berupa urutan ide-ide pokok yang terdapat pada bacaan. Untuk
menangkap organisasi tulisan, pembaca memahami urutan ide-ide pokok, cara mengurutkan
708
ide pokok, dan hubungan antar-ide pokok. Apabila dibuat susunan atas ide-ide pokok, sebuah
Keempat, penyegaran adalah membaca lagi bacaan secara sekilas untuk mengingat lagi
penyegaran pada waktu pembaca sudah selesai membaca bacaan secara menyeluruh. Tujuan
yang diperoleh pembaca. Caranya adalah dengan menskim halaman demi halaman dengan
memperhatikan informasi-informasi atau hal-hal yang penting yang telah diperolehnya. Pada
metode SQ3R, cara ini sama dengan tahap review atau meninjau kembali.
menyampaikan pidato. Pembaca membaca bahan ujian yang sudah pernah dibacanya secara
cepat dengan menangkap kembali informasi-informasi yang ada dalam bacaan yang sudah
pernah dihafal yang mungkin keluar atau ditayangkan pada waktu ujian. Sebelum
menyampaikan pidato, orator lebih dahulu membaca teks pidato yang akan disampaikan.
Sebelumnya teks tersebut telah dibaca dan dihafalkannya. Tujuannya adalah supaya sewaktu
menyampaikan pidato tidak akan lupa mengenai hal-hal yang ingin disampaikan.
Kelima, Kesan umum didapat dari bacaan, baik yang fiksi maupun yang nonfiksi.
Pembaca dapat memperoleh kesan umum dari sebuah novel dengan jalan melakukan
pandangan sekilas dan menaruh perhatian tertentu pada bagian tertentu. Apabila tertarik
hanya pada plot atau sifat umum novel yang dibaca, pembaca memperoleh suatu ide yang
baik mengenai novel tersebut dalam tempo setengah jam atau kurang.
Kesan umum nonfiksi bisa diperoleh dari buku sejarah, biologi, ilmu pengetahuan, seni,
dan lain-lain. Buku-buku tersebut dapat dibaca secara cepat dengan meneliti halaman judul,
kata pengantar, daftar isi, dan indeks. Pembaca akan memperoleh suatu pandangan yang lebih
baik jika mengikuti tahap dengan membuka-buka halaman buku itu dengan cepat, melihat
709
bab dan subbab, gambar, diagram, peta, dan skema. Dengan siasat ini, pembaca dapat
mempelajari sifat hakikat dan jangkauan buku tersebut, susunan atau organisasinya, sifat
Pembaca juga dapat membaca artikel dalam majalah atau rubrik dalam surat kabar dengan
teknik skimming. Yang dapat dilakukan adalah membaca paragraf awal dan paragraf akhir.
Sesudah itu, membaca secara sekilas pilihan tersebut untuk mencari kalmat-kalimat judul dan
Jenis teknik membaca yang termasuk dalam teknik skimming adalah skipping,
sampling, locating, dan previewing. Skipping diartikan sebagai teknik baca lompat, yaitu
bagian yang penting, pokok, yang dicari atau dibutuhkan ke begian yang penting berikutnya.
Bagian bacaan yang tidak penting dilompati atau tidak dihiraukan. Skipping digunakan
pembaca untuk menangkap atau memahami ide-ide pokok atau informasi yang penting saja.
Pembaca yang menggunakan teknik ini berarti melakukan ayunan mata dari bagian
bacaan yang penting ke bagian bacaan yang lain. Ayunan mata tidak memakai irama yang
sama. Hal tersebut bergantung pada letak atau jarak bagian yang penting dengan bagian
penting lainnya. Jika pada sebuah paragraf hal yang penting terletak pada kalimat pertama
dan kalimat terakhir, pembaca mengayunkan matanya dari kalimat pertama ke kalimat
terakhir. Kemungkinan lain dalam membaca dengan skipping adalah pembaca mengayunkan
matanya dari kalimat pertama ke kalimat pertama pada paragraf berikutnya, dari kalimat
akhir ke kalimat akhir pada paragraf berikutnya, dari kalimat awal ke kalimat tengah pada
sebuah halaman, dari kalimat awal ke kalimat akhir pada sebuah halaman, dari kalimat awal
Sampling merupakan teknik membaca bagian tertentu bacaan dengan cepat supaya
mendapat gambaran umum dari bacaan yang dibaca. Prinsip yang dianut teknik ini adalah
710
membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah bacaan yang dianggap dapat mewakili
keseluruhan bacaan. Bagian-bagian bacaan yang dianggap dapat mewakili bacaan, yaitu
kalimat inti atau kalimat utama. Kalimat utama umumnya mengandung informasi kunci yang
biasanya terletak pada kalimat pertama dari sebuah paragraf. Untuk itu, penggunaan teknik
ini dipusatkan pada membaca kalimat pertama setiap paragraf. Dengan teknik ini, pembaca
Dalam pengembangan penggunaan teknik ini, pembaca tidak hanya terpaku pada kalimat
pertama dari setiap paragraf. Informasi kunci belum tentu terdapat pada kalimat pertama,
tetapi bisa-bisa saja terdapat pada kalimat kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Disamping
itu, informasi pokok belum tentu berada di setiap paragraf. Adakalanya sebuah paragraf tidak
mengandung informasi kunci. Oleh karena itu, dalam menerapkan teknik sampling pembaca
diberikan keleluasaan untuk membaca bagian-bagian tertentu dari bacaan dengan syarat:
bergerak secara vertikal, yaitu pandangan mata bergerak dari bagian atas ke bawah secara
cepat. Pembaca memusatkan pandangan matanya di bagian tengah bacaan dan bagian kanan
dan kiri tetap dalam jangkauan pandangan mata. Hal ini terjadi karena pembaca selain
mempunyai kemampuan pandang fokus dekat yang disebut rentang pandang mata (eye span),
juga mempunyai kemampuan pandang sekeliling atau daya melihat sekeliling (peripheral
vision). Dengan kedua kemampuan itu, pembaca dapat menggerakkan matanya dari bagian
Kemampuan peripheral vision dapat juga digunakan oleh pembaca pada tiap sampai
ujung kalimat yang dengan cepat kembali ke bagian awal baris berikutnya. Pembaca melihat
711
sisi kanan halaman dan tidak dapat melihat secara jelas yang ada pada sebelah kiri halaman.
Walaupun demikian, otak pembaca bisa melihatnya dengan jelas sehingga bisa menuntun
mata pembaca secara tepat ke awal baris berikutnya. Seandainya hal tersebut tidak bisa
dilakukan, pembaca akan banyak menghabiskan banyak waktu dalam membaca kerena
pembaca harus melewati baris-baris yang telah dibaca. Dalam tipografi, kata yang di cetak
tebal atau miring, kata yang dimulai dengan huruf kapital, kepala kalimat, awal paragraf
dibuat untuk membantu menarik perhatian otak dan mata supaya dapat mengenali perbedaan
Penggunaan teknik locating tidaklah mudah karena materi bacaan tidak ditulis secara
vertikal, tetapi secara horisontal dari kiri ke kanan. Mata pembaca diharuskan bergerak secara
diagonal kembali ke kiri untuk membaca garis berikutnya sehingga mata bergerak dengan
pola zig-zag. Kenyataan yang mempersulit penggunaan teknik locating adalah membaca
sepintas hanya akan berkerja optimal apabila pembaca telah menenemukan kata atau frase
kunci. Pandangan mata akan tertuju pada informasi tersebut karena selain bidang pandangan
fokus dekat (eye span), pembaca juga memiliki daya melihat sekeliling.
Previewing merupakan gabungan dari teknik sampling dan locating. Teknik ini
menggunakan teknik sampling dari sisi pemusatan perhatian pada kalimat pertama setiap
paragraf dan memanfaatkan teknik locating dari sisi daya melihat sekeliling. Penggabungan
kedua teknik tersebut digunakan untuk menerima atau mengenali pokok-pokok pikiran yang
penting dengan cepat. Teknik juga dapat digunakan untuk menangkap garis besar materi
bacaan sebelum pembaca menolak untuk membacanya. Kalau hal tersebut dilakukan dapat
Pengunaan teknik ini adalah pembaca membaca kalimat pertama pada setiap paragraf dan
pembaca menggunakan kemampuan daya melihat sekeliling pada kalimat-kalimat yang lain
dari setiap paragrafnya. Pembaca mendapatkan ide-ide pokok atau informasi inti dan
712
sekaligus bisa menemukan hal-hal yang diperlukan untuk mendukung ide pokok. Atau
dengan kata lain, disamping menemukan ide pokok, pembaca dapat memperoleh hal-hal yang
diinginkan lainnya. Jadi, pembaca memperoleh hal yang primer dan yang sekunder
memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang
kita baca. Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara
pemahaman yang dangkal yang bersifat lancer yang tidak mendalam bahasa bacaan.
Membaca dangkal biasanya dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang
Membaca dangkal adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu
bacaan. Dengan kata lain membaca dangkal merupakan kegiatan membaca yang dilihat dari
segi hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan,
membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagian. Dalam membaca seperti ini tidak
Membaca intensif pada hakikatnya adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu bacaan (tugas ) yang pendek kira-
kira dua sampai empat halarnan setiap hari (Tarigan 1994 : 35). Kuesioner, latihan pola-pola
713
kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dan
teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini
haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi bentuk maupun isinya. Para pelajar atau
mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara langsung akan berhubungan dengan kualitas
serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut (Brooks dalam Tarigan, 1994:35).
Menurut Suyatmi dan Mujiyanto (1989:85-86), membaca intensif ialah suatu aktivitas
membaca yang sangat membutuhkan kecermatan dan ketajaman pikir, merupakan kunci
pemerolehan ilmu pengetahuan. Membaca intensif acap kali agak lambat karena dilakukan
dengan sangat hati-hati dan teliti. Adapun tujuan membaca intensif adalah memahami
keseluruhan bahan bacaan sampai pada bagian yang sekecil-kecilnya. Menurut Suyatmi dan
2. Pembaca melaksanakan pembacaan secara agak cepat dan cukup kritis sebagai
usaha preview
maksudnya
8. Pembaca mencari maksud pengarang, baik yang tersurat maupun tersirat di dalam
714
Menurut Haryadi (2006:133), membaca intensif adalah membaca secara teliti untuk
memahami secara mendalam makna bacaan yang digunakan untuk keperluan studi. Membaca
bahwa jenis membaca ini bertujuan memahami isi bacaan. Membaca pemahaman biasanya
dilakukan dengan teknik membaca dalam hati. Membaca pemahaman dikatakan suatu proses
keterampilan. Membaca intensif diklasifikasi menjadi dua, yaitu membaca telaah isi dan
telaah bahasa.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca intensif ialah
kegiatan membaca secara teliti dengan tujuan memahami keseluruhan isi bacaan, baik yang
tersirat maupun tersurat. Oleh karena itu, dalam membaca intensif pembaca tidak hanya
dituntut untuk sekedar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mampu
dialaminya.
Membaca intensif dibagi menjadi dua jenis, yaitu membaca telaah isi dan membaca
telaah bahasa. Penjenisan tersebut berdasarkan atas jenis bacaan yang dibaca. Membaca
telaah isi adalah membaca bacaan nonsastra dan nonbahasa asing dengan penuh seksama
untuk memperoleh pemahaman secara mendetail, sedangkan membaca telaah bahasa adalah
membaca bacaan dan bahasa asing dan atau sastra dengan penuh seksama untuk memperoleh
715
Membaca telaah isi menuntut adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta
terampil dalam menangkap ide-ide yang terdapat dalam bahan bacaan. Membaca telaah isi
dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis,
Membaca teliti merupakan membaca yang dilakukan secara seksama. menurut Tarigan
h. Membaca seksama dan membaca ulang paragraf untuk menentukan kalimat judul
Dalam kegiatan menelaah tugas ini dibantu dengan metode SQ3R.Metode SQ3R
merupakan metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri atas lima
tahap, yaitu survai, question, reading, recite dan review (Tarigan 1990:54). Mula-mula
metode ini dikembangkan oleh Robinson pada tahun 1946. Metode ini dibuat untuk
kepentingan membaca bacaan yang berupa buku untuk kepentingan belajar. Tampubolon
(1990:170) memberi nama metode SQ3R dengan istilah surtabaku yang merupakan akronim
dari survai, tanya, baca, katakan, dan ulang. Penjelasan dari kelima tahap dalam SQ3R adalah
sebagai berikut.
Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel. Hal-
hal pokok yang perlu disurvai adalah judul tabel dan subjudul. Manfaat mensurvai judul
716
adalah untuk memahami pesan secara utuh dan menyeluruh. Pembaca harus meresapi judul
yang disurvai karena judul merupakan ringkasan yang padat tentang informasi yang
Questioin (bertanya) merupakan tahap kedua dari metode SQ3R yang berupa kegiatan
keinginan atau hasrat pembaca untuk mengetahui mengenai sesuatu hal yang diperkirakan
dengan judul dan subjudul. Misalnya, ada buku yang berjudul Membaca Efektif dan Efisien.
dicatat supaya pembaca tidak lupa dan tidak membebani pembaca untuk selalu mengingat-
Manfaat melakukan question bagi pembaca sebelum membaca adalah sebagai berikut.
717
3. Pertanyaan-Pertanyaan yang dibuat akan mengarahkan pikiran pembaca pada
kritis atas bacaan yang dibaca. Pembaca tidak hanya menerima informasi yang
disampaikan penulis. Jika belum yakin, pembaca boleh meragukan apa yang
pembaca atau bahkan pembaca tambah ragu atau tidak yakin tentang apa yang
ditulis penulis.
Reading (membaca) merupakan tahap ketiga dari metode SQ3R yang berupa kegiatan
pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini merupakan tahap yang terpenting dari metode
ini. Tahap sebelumnya (survai end question) dipersiapkan untuk melakukan tahap ini. Apa
yang telah dirintis pada kedua tahap sebelumnya akan direalisasikan pada tahap reading.
Kedua tahap sesudahnya (recite end review) merupakan tindak lanjut dari tahap ini.
Pada tahap ini, pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh, yaitu
membaca bab demi bab dan bagian demi bagian bab. Pembaca biasanya membaca dengan
teliti sambil mencari jawaban dari pertanyaan pada tahap question. Untuk memperlancar
proses membaca, pembaca memfokuskan pada kata-kata kunci, pikiran-pikiran pokok yang
terdapat dalam bacaan, dan simpulan yang dibuat penulis. Jika diperlukan, pembaca bisa
membuat catatan tentang hal-hal yang penting yang telah ditemukannya atau pembaca cukup
Dalam membaca, pembaca tidak harus melakukan kecepatan baca yang sama.
Kecepatan baca disesuaikan dengan tujuan membaca dan bacaan. Kecepatan baca bidang
cepat jika yang ingin diperoleh hanya hal-hal tertentu saja atau hal-hal yang penting dan
kecepatan baca lambat (diperlambat) jika yang diinginkan adalah mengetahui semua isi yang
ada pada bacaan. Bagian bacaan yang sukar akan dibaca dengan lambat, bagian bacaan yang
718
sedang dibaca kecepatan sedang, dan bagian bacaan yang mudah dibaca dengan kecepatan
yang tinggi. Dengan cara seperti itu, pembaca melakukan membaca secara fleksibel.
Dengan fleksibilitas baca, pembaca harus pandai memilih model membaca yang
diterapkan, teknik membaca yang digunakan, dan jenis membaca yang dipraktekkan. Model
membaca yang cocok untuk membaca secara fleksibel adalah model membaca campuran.
Model membaca ini menyarankan kepada pembaca untuk membaca dengan cara yang tidak
sama pada setiap bagian bacaan. Gaya (model) yang ditawarkan ada dua. Pertama, gaya
membaca bawah atas untuk membaca bacaan yang sulit atau belum dikenal. Kedua, gaya
membaca atas bawah untuk membaca bacaan yang mudah atau sedang. Kedua gaya
kesulitan bagian-bagian bacaan tidak sama. Pilihan teknik membaca juga didasarkan atas
tingkat kesulitan bagian-bagian bacaan, teknik close reading dipilih jika bagian bacaan yang
dibaca tingkat kesulitan bacaan tinggi atau sedang. Teknik skimming dipilih jika bagian
bacaan yang dibaca tingkat kesulitannya mudah. Keberagaman pilihan teknik membaca dapat
Menurut Tarigan (2008:12), pembaca buku termasuk di dalam jenis membaca dalam
hati. Membaca dalam hati dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu membaca intensif dan
ekstensif. Membaca intensif merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk memahami
semua informasi yang ada dalam bacaan, baik yang paling atau pokok maupun yang detail,
dengan cara membaca secara teliti. Membaca ekstensif merupakan jenis membaca yang
bertujuan untuk memahami informasi-informasi yang penting atau pokok yang terdapat pada
bacaan dengan cara membaca secara sepintas. Dari dua jenis membaca itu, membaca buku
Recite (menceritakan kembali) merupakan tahap keempat dari metode SQ3R yang
berupa kegiatan membaca untuk menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan
719
kata-kata sendiri. Tahap ini dilakukan apabila pembaca sudah merasa yakin bahwa
pertanyaan yang telah dirumuskan pada tahap question bisa dijawab dan dapat menceritakan
Tahap ini dapat dilakukan per subbab, per bab atau setelah bacaan selesai dibaca.
Pertimbangan yang dijadikan dasar adalah kemahiran yang dimiliki pembaca, kebiasaan,
tingkat kesulitan bacaan, dan panjang pendeknya bacaan. Pembaca yang belum mahir lebih
baik melakukan recite tiap subbab, pembaca yang sudah cukup mahir disarankan merecite
tiap bab, dan pembaca yang sudah mahir melakukan recite setelah selesai membaca semua
bab. Recite menyesuaikan dengan kebiasaan pembaca. Ada pembaca yag biasa menceritakan
kembali isi bacaan setelah selesai semua bab dibaca, ada yang selesai tiap-tiap bab, dan ada
melakukan recite. Bacaan yang sulit merecitenya setelah selesai membaca pada setiap
subbab, bacaan yang sedang merecitenya setelah selesai membaca setiap bab, dan bacaan
yang mudah mericetenya setelah selesai membaca semua bab. Bacaan yang pendek
menceritakan kembalinya setelah selesai membaca semua, bacaan yang sedang setelah selesai
per bab, dan bacaan yang panjang setelah selesai per subbab.
Pada tahap ini, pembaca tidak boleh membuka-buka buku yang telah dibaca. Pembaca
dalam menceritakan kembali harus sudah hafal mengenai isi bacaan. Ada kemungkinan
pembaca lupa tentang sesuatu hal yang akan diceritakan. Pembaca diberi kesempatan untuk
membaca bagian yang terlupakan. Hal tersebut diperbolehkan supaya tidak mengganggu
Sebaiknya, recite dilakukan secara tulis (tertulis), bukan lisan. Recite tertulis dapat
720
2. Ikhtisar dibuat secara singkat, padat, dan jelas yang mencakup butir-butir penting
isi bacaan.
Menceritakan kembali isi bacaan (buku) tidak harus hanya menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap question, tetapi dapat dikembangkan. Pembaca bisa
saja menceritakan kembali hal-hal yang mungkin ditanyakan oleh guru atau dosen waktu
Bagi pembaca, tahap ini merupakan tahap evaluasi. Pembaca dievaluasi seberapa jauh,
luas atau banyaknya informasi yang telah dicerna melalui kegiatan membaca. Hal tersebut
dapat dilihat dari kecermatan, keteraturan, dan kedalaman dalam menceritakan kembali isi
buku. Pembaca yang telah berhasil adalah pembaca yang dapat bercerita secara cermat,
teratur, dan rinci. Sebaliknya, pembaca yang belum berhasil adalah pembaca yang tidak dapat
Review (meninjau kembali) merupakan tahap akhir dari metode SQ3R yang berupa
kegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami.
Meninjau ulang tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang merupakan kegiatan
membaca untuk mengulang membaca bacaan yang telah dibaca secara teliti, sedangkan
meninjau ulang merupakan kegiatan untuk melihat-lihat bagian-bagian bacaan secara secepat
kilat. Bagian yang ditinjau ulang misalnya judul, subjudul, gambar, diagram, dan pertanyaan-
informasi-informasi yang telah diperoleh pada waktu membaca. Tahap ini berguna dalam
721
membantu pembaca mengingat-ingat dan mengeluarkannya pada waktu ujian. Disamping itu,
review bermanfaat untuk mengecek barangkali ada hal-hal yang penting terlewati.
Pada tahap ini, pembaca yang sudah mahir tidak sekedar merasa yakin telah
menguasai semua isi yang ada dalam buku, tetapi pembaca juga merenungkan dan
kelemahan buku yang dibaca, kritik dan saran yang bisa disampaikan untuk
Agar hasil baca dari metode SQ3R terpelihara dengan baik, perlu ditulis dalam kartu
baca. Nama lain kartu baca menurut Tampubolon (1990:173) adalah kartu rangkuman pokok
bacaan studi. Hal-hal yang dicatat dalam kartu baca adalah sebagai berikut:
1. nama pengarang, judul buku, tahun terbit, tempat terbit, dan penerbit,
sendiri,
Manfaat yang dapat diperoleh dalam menggunakan metode SQ3R ada lima. Pertama,
pembaca dilatih membaca secara sistematis. Kelima tahap dalam SQ3R dilaksanakan secara
sistematis mulai dari survai sampai dengan review. Informasi-informasi yang didapat dari
buku secara bertahap. Kedua, membaca akan memperoleh pemahaman yang komprehensif
dan tahan lama. Semua bagian-bagian buku dibaca mulai dari halaman judul sampai daftar
pustaka atau indeks. Pemahaman yang diperoleh akan tahan lama tersimpan di dalam otak
Ketiga, pembaca akan dapat menentukan secara cepat apakah buku yang dihadapinya
sesuai dengan yang diperlukan atau tidak. Jika buku tersebut diperlukan, pembaca akan
722
meneruskan membacanya. Jika buku itu tidak diperlukan, pembaca akan beralih pada bacaan
lain yang sesuai kebutuhannya. Pembaca dapat mengetahui hal tersebut setelah selesai
melakukan survai. Contohnya adalah jika pembaca diberi tugas mencari pengertian metode
SQ3R, tahap-tahap penggunaan, dan manfaat menggunakan SQ3R. Buku yang dihadapi
untuk dibaca adalah buku yang berjudul Membaca 2 karangan Harjasujana dan Mulyati.
Buku tersebut disurvai pada daftar isi. Dalam daftar isi terdapat judul bab metode SQ3R pada
bab VIII. Sub-sub bab pada bab VIII berjudul pengertian, tahap-tahap, dan manfaat SQ3R.
Dari hasil survai tersebut pembaca dapat menentukan bahwa buku itu diperlukan sehingga
tempo membaca tiap-tiap bagian bacaan tidak selalu harus sama. Tempo baca akan
diperlambat jika membaca hal-hal yang belum diketahuinya atau bacaannya sulit. Pembaca
akan mempercepat tempo bacanya jika membaca hal-hal yang sudah diketahui atau
bacaannya mudah.
Kelima, pembaca membaca secara efektif dan efisien. Keefektifan membaca dapat dilihat dari
tercapainya kegiatan membaca sesuai dengan tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
membaca buku dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Untuk mencapai tujuan, pembaca
melakukan serangkaian tahapan yaitu reading, recide, dan review sehingga tujuan baca akan
bisa tercapai dengan baik. Keefisien membaca dilihat dari sisi waktu yang dibutuhkan dalam
membaca. Waktu baca dari sebuah buku dengan metode SQ3R relatif cepat. Pembaca sudah
mempunyai tahap-tahap yang pasti dan persiapan yang mantap untuk membaca sehingga
akan mempercepat proses membaca buku. Pembaca tidak akan mengulang bacaan yang telah
723
Membaca pemahaman merupakan membaca yang dilakukan secara cermat yang
digunakan untuk memperoleh pemahaman (sepenuhnya) atas suatu bahan bacaan. Pembaca
secara jelas dalam bacaan. Informasi secara eksplisit terdapat dalam baris-baris. Pembaca
tinggal menangkap makna-makna tersebut, tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi
(implisit) atau makna dibalik baris-baris. Nurhadi (2004:57) memberi nama membaca literal.
Menurut Ferr dan Roser (1979:359) yang dapat dilakukan oleh pembaca dengan
Ciri-ciri pembaca yang menggunakan teknik close reading adalah sebagai berikut:
(dasar).
4. Pembaca hanya mengingat-ingat informasi yang ada dalam bacaan, yaitu tentang
5. Pembaca tidak berpikir kritis dalam menerima informasi yang ada pada bacaan.
Agar dapat berhasil dalam menggunakan teknik ini, pembaca harus memperhatikan hal-
724
2. Pembaca menerapkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk
membaca dengan teknik ini secara bertingkat sesuai tingkatan keterampilan yang
kegiatan membaca.
Tujuan yang diinginkan oleh pembaca pada umumnya adalah mencari dan memperoleh
informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan. Tujuan yang lain
3. memperoleh informasi (ide) lain atau tambahan yang ada dalam bacaan,
4. menemukan urutan atau susunan organisasi cerita yang ada dalam bacaan.
Teknik ini perlu dilatihkan terutama untuk pembaca yang sedang belajar karena teknik
ini merupakan teknik yang digunakan untuk membaca telaah atau membaca studi. Dengan
teknik ini, hal-hal yang diperoleh bersifat informatif. Pembaca membaca bacaan yang
725
7. menangkap unsur urutan,
Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh
tenggang hati, mendalam, evaluasi, analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert let a
II 1961b:1)
untuk mengetahui maksud penulis terhadap permasalahan yang dibahas. Cara yang efektif
dan efisien untuk mendapatkannya adalah cukup dengan membaca paragraf awal dan
akhir. Paragraf awal sebuah bacaan umumnya mengandung pokok-pokok pikiran yang
diuraikan pada paragraf berikutnya (paragraf isi). Semua pendapat yang akan diuraikan
berikutnya ditulis pada paragraf awal. Artikel yang seperti itu merupakan bacaan yang
bersifat deduktif. Penulis boleh saja menampilkan ringkasan pendapatnya pada akhir
bacaan. Pendapat yang diungkapkan pada akhir bacaan biasanya berupa simpulan. Bacaan
yang demikian merupakan bacaan yang bersifat induktif. Disamping kedua cara tersebut,
726
pembaca bisa juga menemukan opini pada awal dan akhir bacaan karena penulis artikel
menampilkan opini pada awal bacaan dan diulang diakhir bacaan dalam bentuk simpulan.
menjadi kesatuan topik. Secara umum, tersusun atas bagian awal (pendahuluan), isi
(pembahasan), dan akhir (penutup). Bagian awal berisi pengantar, latar belakang, alasan,
tujuan, dan atau masalah yang ingin dibahas. Bagian isi berisi pembahasan atau solusi
tentang hal-hal yang ada pada bagian awal. Bagian akhir berisi simpulan dan atau saran.
Untuk mengetahui organisasi itu, pembaca membaca secara sekilas bacaan yang dibaca
yang ada pada bacaan yang sederhana berupa urutan ide-ide pokok yang terdapat pada
bacaan. Untuk menangkap organisasi tulisan, pembaca memahami urutan ide-ide pokok,
cara mengurutkan ide pokok, dan hubungan antar-ide pokok. Apabila dibuat susunan atas
Membaca ide adalah kegiatan pembaca yang ingin mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Kemudian menurut Anderson (1972)
sebagaimana dikutip oleh Tarigan (2008:117) membaca ide merupakan kegiatan membaca
yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut dari suatu bacaan:
b) masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut.
727
Dalam mencari ide-ide dalam suatu bacaan kita dapat menikmati keunikaan yang
terkandung dalam bacaan tersebut. Keunikan dari ide-ide tersebut kadang kala membuat
pembaca berimajinasi dengan pikirannya. Dengan adanya kegiatan tersebut muncul ide-ide
Ide dalam sebuah bacaan terkandung dalam paragraf yang disebut ide pokok. Dalam
bahasa Indonesia, ide pokok bersinonim dengan istilah pikiran utama, pokok pikiran, kalimat
pokok, yang semuanya mempunyai arti yang sama serta mengacu pada pengertian kalimat
topik. Gagasan pokok yang menjadi bahasan sebuah paragraf disebut pokok bahasan atau
topik (Sakri 1992:3). Dalam sebuah paragraf pastilah terdapat kalimat pokok atau kalimat
Zainuddin (1992:46) paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung ide untuk
mengungkapkan buah pikiran yang dapat berupa satu atau beberapa kalimat. Buah pikiran
tersebut dapat diuraikan ke dalam beberapa kalimat. Namun, pada umumnya dalam suatu
paragraf terdapat satu ide pokok atau gagasan pokok yang dijabarkan sehingga terdapat
pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama biasanya terdapat pada awal paragraf,
tengah paragraf, awal dan akhir paragraf atau pun terdapat pada seluruh paragraf.
Hal senada juga disampaikan oleh Mustakim (1994:112) paragraf sebagai suatu bentuk
pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Dalam praktiknya,
paragraf terkadang hanya terdiri dan beberapa kalimat atau pun hanya satu kalimat. Namun,
jumlah kalimat tersebut bukanlah menjadi ukuran dalam penyebutan paragraf. Hal tersebut
karena yang terpenting dalam sebuah paragraf adalah kesatuan gagasan yang
diungkapkannya.
Paragraf adalah bagian bacaan yang mengandung satu satuan gagasan, yang biasanya disebut
dengan ide pokok paragraf (Nurhadi 2005b:69). Lebih lanjut menurut Nurhadi, beberapa
728
teinpat kalimat utama atau ide pokok antara lain (1) ide pokok di awal paragraf (kalimat
pertama); (2) ide pokok di akhir kalimat (kalimat penutup); (3) kalimat topik terdapat pada
kalimat pertama dan terakhir; (4) ide pokok menyebar di seluruh paragraf.
Haryanta (2008) mengungkapkan, inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan yang
secara struktural maknawi membawakan gagasan yang lain. Oleh karena itu, inti atau ide
pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif mencakup konsep gagasan lain
Soedarso (2004:66) paragraf adalah kumpulan kalimat yang berisi satu gagasan. Satu
paragraf mengandung satu ide, satu pokok pikiran, satu tema, dan satu gagasan. Paragraf
merupakan jalan yang ditempuh oleh penulis untuk menyampaikan buah pikirannya. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan membaca. Dalam satu paragraf ada kalimat pokok atau
kalimat kunci. Kalimat itu mengandung ide pokok paragraf. Kalimat lainnya adalah kalimat
Gagasan utama atau ide pokok dalam paragraf merupakan gagasan pokok yang
terkandung dalam paragraf. Gagasan utama atau ide pokok paragraf biasanya terdapat dalam
kalimat utama. Kalimat utama pada umumnya berupa kalimat yang pertanyaannya paling
umum dalam sebuah paragraf. Dilihat dari segi tempatnya kalimat utama pada umumnya
berada pada awal atau akhir paragraf. Gagasan utama atau ide pokok dapat ditemukan dengan
Karena masih bersifat umum, gagasan utama atau ide pokok perlu penjelasan atau
rincian. Rincian inilah yang disebut dengan gagasan penjelas. Gagasan penjelas dapat berupa
rincian, contoh, perbandingan, atau pertentangan. Dalam suatu wacana biasanya terdapat
beberapa kalimat topik yang berasal dari pengembangan paragraf demi paragraf. Satu
729
paragraf hanya mengandung satu kalimat topik. Secara garis besar teknik pengembangan
paragraf ada dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan
kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas, sehingga di
depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua,
dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis, sehingga
Dalam praktik pengembangan paragraf, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi
beberapa cara yang lebih praktis, diantaranya dengan (a) memaparkan hal-hal yang khusus
memberikan alasan-alasan; dan (e) dengan perbandingan, definisi luas, atau campuran
bagian buku. Buku secara keseluruhan mempunyai ide pokok yang umum, kemudian tiap bab
mempunyai ide pokok yang agak spesifik. Setiap bab terbagi lagi menjadi bagian bab yang
mempunyai ide pokok yang lebih spesifik lagi dan setiap bagian bab terbagi menjadi paragraf
menemukan ide pokok pada setiap buku yang meliputi: (1) ide pokok buku keseluruhan; (2)
ide pokok bab; (3) ide pokok bagian bab/sub-bab; dan (4) ide pokok paragraf. Jika ide pokok
sulit dikenali, Anda perlu membaca semua detail secara hati-hati agar lebih mudah
memahami. Jika ide pokok sudah Anda dapatkan, Anda dapat menjabarkan detail yang
mendukung atau Anda dapat membaca detail itu dengan kecepatan yang tinggi.
Menurut Nurhadi (2004:69) tujuan membaca adalah menangkap gagasan utama atau
ide pokok yang melandasi pengembangan bacaan itu. Maksudnya adalah ide-ide yang
730
membangun keseluruhan bacaan. Pada dasarnya sebuah teks bacaan yang utuh adalah sebuah
bangun yang terdiri atas gagasan-gagasan yang lebih kecil. Untuk menangkap ide dasar itu
secara cepat yang terpenting bagi seorang pembaca adalah menyerap ide-ide yang lebih kecil.
Ide pokok paragraf, misalnya. Untuk ini ada semacam petunjuk atau indikator dalam
mengenalinya.
Ide pokok paragraf pada umumnya berada pada kalimat-kalimat topik (kalimat
utama). Kalimat ini yang biasanya menjadi tumpuan pengembangan paragraf. Oleh karena
itu, untuk menemukan ide pokok paragraf ini, caranya adalah dengan mencari kalimat utama.
Setelah itu, pembaca bisa mengabaikan kalimat yang lain. Tempat kalimat utama atau kalimat
Membaca kalimat pertama, kemungkinan ide pokok itu ada di awal paragraf. Paragraf
Contoh:
Sikap orangtua yang tak mau mengoreksi diri sendiri, tidak mau menatap dan
menerima kenyataan, terasa sangat merugikan kehidupan remaja. Hal ini merupakan
sumber terciptanya jurang pemisah antara anak dan orangtua. Jembatan akan sulit
anak semakin menjauh dan berusaha membantu dunianya sendiri. Sering terjadi gadis
yang hamil, nekad bunuh diri sebab dia yakin orangtua tak akan menerima.
731
Bila tidak ditemukan pada kalimat pertama, maka pembaca dapat mencari pada kalimat
yang terakhir. Paragraf deduktif, pada umumnya berciri demikian. Penjelasan dulu, baru
Contoh:
Pertama ada rasa keinginan anak-anak untuk meniru. Kedua ada rasa keinginan
anak-anak untuk diberi tahu. Yang ketiga ada rasa keinginan anak-anak untuk
dilakukan. Agaknya jarang para orangtua atau para guru menyempatkan dirinya untuk
bercerita atau mendongeng buat anak-anaknya apalagi untuk anak-anak didik. Padahal
7) Ide pokok terdapat pada kalimat pertama dan terakhir. Pembaca dapat mencari pada
gabungan antara kalimat pertama dan kalimat terakhir, jika prosedur kedua juga gagal.
Contoh:
Kucing membutuhkan lemak. Lemak diambil dari vitamin yang mengandung lemak
arachidon dari asam linol. Namun, kucing tidak dapat begitu. Kucing memperoleh asam
lemak dari lemak binatang. Tanpa adanya asam lemak, bulunya akan rontok dan gairah
keseimbangan struktur jaringan, dan untuk menahan tubuh terhadap tekanan udara.
8) Ide pokok paragraf menyebar di seluruh paragraf. Jika tidak menemukannya melalui
prosedur satu, dua, dan tiga, maka pembaca harus mencari ide pokok sendiri, sebab ide
732
pokok menyebar di seluruh paragraf. Artinya pengarang hanya menyatakan ide pokok
Contoh:
Kalau jarak jauh, sekali waktu Anda akan ketemu dengan kondektur. Nah, ini
bergantung pada besar kecilnya nyali yang Anda punyai. Kalau perasaan bersalah
nongol di hati, ya berterus teranglah kepada kondektur. Bilanglah, Anda cuma naik
untuk jarak dekat. Maka 200 rupiah pun cukup menyelamatkan Anda (berombongan,
bisa korting). Kalau nyali Anda besar berdiam dirilah. Hanya dua kondektur untuk
seluruh gerbong, sehingga sulit bagi kondektur untuk membedakan penumpang yang
baru naik dengan karcisnya yang sudah diperiksa. Kalau kondektur berteriak “karcis-
karcis”, cukup pura-pura tidak mendengar. Kalau kondektur menyentuh Anda tataplah
mukanya dengan tenang, sambil berkata: “Sudah pak”. Kondektur akan mafhum, sebab
seperti pegawai lain, ia ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, dan penuh
perdamaian.
dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) paragraf yang berpolakan umum-khusus (deduktif); (2)
paragraf yang berpolakan khusus-umum (induktif); dan (3) paragraf yang berpolakan
733
Kedua, paragraf berpolakan khusus-umum (induktif). Kerangka paragraf yang
tergolong dalam kategori induktif adalah kalimat pengembang dengan kalimat topik.
khusus-umum-khusus. Kerangka paragraf yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai
berikut.
3) transisi (berupa kata atau kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang.
Paragraf yang berpola umum-khusus, dengan atau tanpa transisi (berupa kata atau
kalimat), terdiri atas bermacam-macam jenis. Beberapa diantaranya, yaitu paragraf deduksi,
4) Paragraf Deduksi
Paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf.
Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan atau pun deskripsi sampai
bagia-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas.
Contoh:
Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu lalu berharga
Minyak kelapa mengalami kenaikan yang sangat tinggi mencapai Rp12.000/liter dari
masih Rp5.000,00.
5) Paragraf Induksi
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir paragraf.
734
dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan itu,
pengarang sampai pada simpulan umum yang dinyatakan dengan kalimat topik pada
Contoh:
Jam meja yang biasanya berdering pukul 08.00 untuk membangunkan aku sekali ini
membisu karena lupa diputar. Akibatnya, aku terlambat bangun. Cepat-cepat, aku pergi
ke kamar mandi. Ternyata, sabun mandi pun sudah habis, lupa membelinya kemarin
sore. Mau sarapan, nasi hangus. Mau berpakaian, semua baju kotor sehingga terpaksa
memakai baju bekas kemarin. Tambahan lagi, sewaktu menunggu kendaraan umum
untuk pergi ke kantor, kendaraan selalu penuh. Akhirnya, dapat yang kosong.
Malangnya, kendaraan mogok di tengah jalan. Turun dari kendaraan baru melangkah
dua-tiga langkah disambut hujan lebat bagai dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya
terlambat dan badan basah kuyup, tetapi di kantor dapat omelan dari “boss”. Sungguh
6) Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada kalimat
pertama dan kalimat terakhir. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik disusul
Contoh:
Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama ini dianggap
kampungan, peralatan asal ada dan tempat pertunjukkannya pun di daerah pinggiran,
kini suasana berubah. Irama dangdut tidak lagi dianggap sebagai kampungan.
Peralatannya lengkap, megah, dan modern tidak kalah dengan peralatan grup musik
735
pop. Artis-artisnya tidak kalah hebat dari artis grup musik terkenal, baik dalam cara
berpakaian, bergaya maupun dalam suara. Irama dangdut sudah biasa muncul di pesta-
pesta besar, di gedung-gedung megah. Bahkan, irama dangdut muncul dari tempat-
tempat mewah, seperti hotel, klub malam, dan mobil-mobil mewah. Jelaslah bahwa
Sebuah bacaan umumnya memiliki gagasan pokok dan gagasan penjelas. Gagasan
pokok suatu paragraf merupakan ide pokok yang terkandung dalam paragraf. Sebuah paragraf
tidak akan sempurna jika hanya memiliki ide pokok saja tanpa adanya gagasan penjelas.
Nurhadi (2004:72) menjelaskan untuk mengetahui apakah kalimat dalam suatu paragraf
mengandung ide pokok atau penjelas, dapat diketahui dengan melihat kata-kata kunci yang
Tabel 1
736
Mengandung Ide Pokok Sebagai penjelas
(penunjang gagasan)
sebelumnya
Setelah mengetahui kata-kata kunci ide pokok paragraf, selanjutnya adalah cara
menemukan ide pokok dalam paragraf. Untuk menemukan ide pokok, seseorang harus
melakukan latihan. Latihan tersebut meliputi (1) latihan menemukan letak ide pokok dalam
paragraf; (2) latihan yang menyatakan ide pokok sebuah paragraf; (4) latihan menemukan
Setelah mengetahui kata-kata kunci ide pokok paragraf, selanjutnya adalah cara menemukan
ide pokok dalam paragraf. Untuk menemukan ide pokok, seseorang harüs melakukan latihan.
737
h) latihan menemukan ide pokok dengan kecepatan membaca yang tinggi.
Hayon (2007:59) memaparkan bagaimana cara untuk mengetahui ide pokok paragraf secara
cepat dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu hams memiliki pengetahuan dasar mengenai
e) mengetahui letak-letak kalimat utama, kalimat utama biasanya terletak pada awal
paragraf (pada kalimat pertama atau kedua), bagianbagian akhir (pada kalimat terakhir
atau kedua dan terakhir), dan gabungan (pada bagian awal dan akhir);
f) mengetahui ide pokok, biasanya berbentuk kata atau frase, kadangkala ide pokok terlihat
g) mengetahui cara menentukan ide pokok, ide pokok dapat dilihat dan kata pada kalimat
utama yang diulang kembali, diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti,
mengetahui ide pokok suatu paragraf, pembaca dapat mengikuti cara berpikir dan seorang
penulis.
Penulis dalam mengungkapkan idenya, biasanya dalam bentuk satu atau dua kalimat.
Dalam menyampaikan sesuatu, penulis menyertakan topik paragraf karena topik itu menjadi
subjek pembicaraan. Namun, sering kali ide pokok tidak dapat diketahui dengan mudah,
karena tidak se1manya ide pokok selalu tersurat dalam sebuah kalimat. Untuk memudahkan
dalam menemukan ide pokok, dapat dilakukan dengan cara (1) menemukan topik terlebih
dahulu; (2) tanyakan pada diri Anda dengan sejumlah pertanyaan, Apa ide pokok paragraf ini
apa sebenarnya yang ingin penulis katakan dengan topik seperti ini? Kalimat mana yang
menyatakan ide pokok itu? (Nuriadi 2008:149). Dalam hal ini, pembaca dituntut berpikir
738
Dan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cara untuk menemukan ide pokok
5) dapat menggunakan kata kunci sesuai dengan tabel di atas,yaitu kata kunci untuk
mengetahui mana yang termasuk ide pokok atau hanya sebagai kalimat penjelas saja.
Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa asing dan membaca sastra.
Tujuan membaca bahasa asing dalam tataran rendah adalah memperbesar daya kata
(increasing word power) dan mengembangkan kosa kata (developing vocabulary. Dalam
tataran yang lebih tinggi tentu saja bertujuan mencapai kefasihan (fluency). Membaca sastra
(literary reading) merupakan kegiatan membaca karya-karya sastra, baik dalam hubungannya
dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi atau
kepentingan pengkajian.
Dalam karya sastra unsur keindahan sangat menunjang terhadap hasik karya sastra.
Unsur keindahan sangat menunjang terhadap hasil karya sastra. Unsur keindahan antara
bentuk dan isi pada karya sastra mempengaruhi keserasian, keharmonisan pada hasil karya
sastra. Oleh karena itu penguasaan teknik membaca sangatlah dibutujkan. Selain membaca
teknik yang tepat kita menelaah tang terkandung dalam bahan bacaan.
739
Soedjono (1983:109-124) berpendapat bahwa kegiatan membaca sebagai suatu keterampilan,
membaca dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain membaca bahasa, membaca
cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknik, membaca emosional dan membaca bebas.
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Dalam hal mi
mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian pikiran
dengan bahasa, perbendaharaan yang meliputi kosa kata, struktur kalimat dan ejaan.
Membaca teknik adalah membaca dengan menguraikan bacaan secara wajar, Wajar
maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran perasaan dan kemampuan yang
tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik. Membaca ermosional adalah
sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yang dimaksud membaca emosiohal adalah
740
Keterbacaan
1. Pengertian Keterbacaan
kata turunan yang dibentuk oleh bentukdasar readable. Artinya “dapat dibaca” atau
“terbaca”. Konfiks ke-an pada bentuk “keterbacaan” mengandung arti “hal yang berkenaan
dengan apa yang disebut dalam bentuk dasarnya”. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan
“keterbacaan” sebagai hal atau ihwal terbaca-tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh
berguna bagi guru yang mempunyai perhatian terhadap metode pemberian tugas membaca
karena itu, setelah melakukan pengukuran keterbacaan sebuah wacana, orang akan dapat
mengetahui kecocokan materi bacaan tersebut untuk peringkat kelas tertentu, misalnya
para ahli. Perhatian terhadap masalah tersebut, dilulai sejak berabad-abad yang lalu. Klare
(1963) menjelaskan bahwa Lorge (1949) pernah menceritakan tentang upaya Talmudist pada
tahun 1900 berkenaan tentang keterbacaan wacana. Dia menentukan tingkat kesulitan wacana
741
Meskipun kajian tentang keterbacaan itu sudah berlangsung berabad-abad, namun
kemajuannya baru tampak setelah statistic mulai ramai digunakan. Teknik statistik ini
penting untuk menyusun formula yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan tingkat
keterkaitan dengan keterbacaan. Gray dan Leary mengidentifikasi adanya 289 faktor yang
a. Formula Keterbacaan
Formula keterbacaan yang lazim digunakan untuk mengukur bahan bacaan dikelas-
kelas rendah adalah formula keterbacaan dari Spache, yang dibuat pada tahun 1933.
Sedangkan yang sering dugunakan di kelas empat sampai enam belas adalah rumus yang
dibuat Dale dan Call, yang diperkenalkan pada tahun 1947. Kedua formula keterbacaan
tersebut mempunyai faktor utama yang sama meendasari penggunaan formula tersebut, yaitu
Formula keterbacaan dan Edward Fry yang kemudian dikenal dengan sebutan “Gry
grafik” merupakan formula yang dianggap relatif baru dan dimulai dipublikasikan pada tahun
1977. Grafik ini mwerupakan hasil upaya untuk menyederhanakan dan mengefisiensikan
teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana. Faktor panjang pendeknya kalimat dan kata-
kata sulit masih digunakan, tetapi kesukaran kata diperkirakan dengan cara melihat jumlah
suku katanya. Meksudnya bahwa formula ini mendasarkan formula keterbacaannya pada dua
faktor yaitu panjang pendeknya kata dan tingkat kesulitan kata ditandai oleh jumlah suku kata
Untuk mengukur tingkat keterbacaan sebuah buku dengan grafik Gry, sekurang-
kurangnya dilakukan sebanyak tiga kali dengan pemilihan sampel yang berbeda-beda. Grafik
fry merupakan hasil penelitian terhadap wacana bahasa inggris, sehingga grafik ini kurang
742
sesuai jika dihunakan untuk mengukur keterbacaan wacana bahasa Indonesia, kecuali jika
Formula keterbacaan yang diperkenalkan oleh Alton raygor yang dikenal dengan
huruf latin, mesikipun pada dasarnya prinsip-prinsip yang digunakan hamper sama dengan
grafik Fry. Meskipun kedua grafik tersebut mempunyai kemiripan, namun tetap ada
perbedaan antara keduanya. Garfik fry meletakkan kalimat terpendeknya pada bagian atas
garfik, sedangkan garfik Raygor meletakkannya di bagian bawah. Pada grafik raygor sisi
tempat jimlah suku kata digunakan untuk menunjukkan kata-kat sulit, yakni kata yang
a. Grafik Fry
Grafik Fry diciptakan Edward Fry. Garfik keterbukaan yang diperkenalkan fry
merupakan formula yang relative baru dan dimulai diperkenalkan tahun 1977. Grafik fry
Grafik fry digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana. Garfik ini
mendasarkan pengukurannya pada dua faktor, yaitu panjang pendeknya kata dan tingkat
kesulitan kata yang tercermin oleh banyak sedikitnya jumlah suku kata yang membentuk
etiap kata dalam wacana grafik fry dapat dilihat di bawah ini.
keterbacaanya.
2. Hitunglah sampai 100 kata dari wacana yang dipilih untuk dijadikan sampel yang
743
3. Hitunglah jumlah kalimat dari 100 kata yang dijadikan sampel hingga persepuluh
terdekat (dibulatkan).
4. Hitunglah jumlah suku kata dari wacana sampel. Angka dan singkatan
fry, pertemuan antara baris vertical (jumlah suku kata) dan baris horizontal
terjadi sehingga keterbacaan tidak hanya seperti hasil pengukuran, tetapi bisa
b. Garfik Raygor
Grafik Rangger diciptakan oleh Alton Rangger. Grafik ini diciptakan untuk mengatasi
kelemahan grafik Fnya. Grafik fnya sebenarnya hanya cocok untuk mengukur tingkat
keterbacaan bacaan yang berbahasa Inggris. Untuk bacaan yang berbahasa Indonesia, grafik
yang cocok untuk mengukur tingkat keterbacaan adalah grafik ranggor. Grafik Raygor dapat
744
Prinsip menggunakan grafik Raygor dan grafik Fry hamper sama. Penggunaan grafik
Langkah (1)
Menghitung 100 buah perkataan dari wacana yang hendak diukur tingkat
keterbacaannya itu sebagai sampel. Deretan angka tidak dipertimbangkan sebagai kata. Oleh
Langkah (2)
Menghitung jumlah kalimat sampai pada persepuluhan terdekat. Prosedur ini sama
Langkah (3)
Menghitung jumlah kata-kata sulit, yakni kata-kata yang dibentuk oleh 6 huruf atau
lebih. Criteria tingkat kesulitan sebuah kata disini didasari oleh panjang-pendeknya kata,
bukan oleh unsure semantisnya. Kata-kata yang tergolong ke dalam kategori sulit ialah kata-
kata yang terdiri atas enam atau lebih huruf. Kata-kata yang jumlah hurufnya kurang dari
Langkah (4)
Hasil yang diperoleh dari langkah 2) dan 3) itu dapat diplotkan ke dalam Garfik
745
formulanya pada dua hal yakni panjang-pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata. Kedua
faktor yang menjadi landasan formula-formula keterbacaan ini mengandung pertanyaan pada
kita. Bagaimana dengan konsep-konsep yang terkandung dalam wacana yang bersangkutan.
Bukanlah konsep-konsep makna yang terkandung dalam suatu wacana yang tidak terjangkau
oleh pembacanya akan berdampak pada ketercapaian pembacanya. Sering kita dapati kasus,
seseorang tidak dapat memahami wacana yang dibacanya meskipun wacana tersebut telah
Mengapa hal itu terjadi, pertimbangan panjang-pendek kata dan tingkat kesulitan kata
struktur yang secara visual dapat dilihat. Sedangkan, konsep yang terkandung dalam bacaan
sebagai struktur dalam dari bacaan tersebut tampaknya tidak diperhatikan. Dengan kata lain,
santin makna ganda atau minat pembaca. Formual keterbacaan yang tidak bisa digunakan
untuk bacaan fiksi atau karya sastra, khususnya pada karya sastra yang berupa puisi. Puisi
memiliki bentuk yang khas dengan struktur kalimat yang jauh berbeda dari struktur kalimat
pada karya non fiksi. Keterbatasan-keterbatasan yang ada pada formula keterbatasan,
wacana.
Salah satu penggunaan rumus keterbacaan dapat dilihat pada upaya guru dalam
membaca berguna, terutama bagi guru yang memiliki perhatian terhadap metode pemberian
746
tugas membaca atau bagi pemilihan buku-buku teks atau bahan bacaan lainnya. Guru-guru
dipandang perlu untuk memiliki kemahiran dalam memperkirakan tingkat kesulitan materi
cetak. Sebab, bagaimana pun salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar anak adalah
tersedianya sumber ilmu yang dapat diperoleh dan dicerna anak dengan mudah. Salah satu
cara untuk beroleh ilmu pengetahuan dimaksud melalui kegiatan membaca. Lebih baik jika
kegiatan membaca dimaksud adalah kegiatan membaca mandiri yang tidak memerlukan
Sehubungan dengan hal itu, penyediaan saran abaca yang berupa koleksi-koleksi
bacaan (buku-buku teks, majalah-majalah, kliping-kliping, surat kabar, jurnal, pamflet, dan
lain-lain) perlu dimilki, bukan saja oleh pihak sekolahmelainkan oleh setiap kelas. Dengan
demikian, setiap sekolah di samping harus memilki pepustakaan sekolah juga harus memiliki
peringkat mereka. Pertimbangan tingkat kelayakan dimaksud, tidak saja didasarkan atas
pertimbangan berbagai nilai (seperti nilai isi, manfaat, pendidikn, moral, estetika, etika, dan
lain-lain) melainkan juga harus dipertimbangkan tingkat kesulitan dari masing-masing materi
penting bagi guru untuk mempersiapkan atau mengubah tingkat keterbacaan materi bacaan
yang hendak diajarkannya. Meskipun bahan tingkat keterbacaan materi bacaan yang hendak
diajarkannya. Meskipun bahan bacaan untu kepentingan bahan ajar sudah tersedia banyak
diluar, namun bahan bacaan untuk setiap guru untuk dapat berperan dan bertindak sebagai
penulis tampak semakin jelas pada saat mereka dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan berikut,
747
misalnya, mempersiapkan tes, membuat rencana pengajaran, menyusun program pengajaran,
membuat surat kepada orang tua siswa, atau kegiatan tulis-menulis lainnya.
Dalam mempersiapkan bahan-bahan seperti yang kita jelaskan tadi, guru hendaknya
(guru) berkeinginan hasil tulisannya tersebut terbaca pihak lain sebagai sasaran membacanya.
Pengubahan keterbacaan itu sendiri dapat dilakukan dengan jalan meninggikan taraf kesulitan
Kegiatan ini perlu dilakukan oleh guru, jika guru memandang para siswanya wajib
mengetahui isi konten (isi materi) dari wacana itu dan tidak menemukan sumber bacaan lain
hal yaitu panjang pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata. Pertimbangan akan dua hal
permukaan teks. Dengan kata lain, bahwa formula keterbacaan yang sering digunakan untuk
6.1 Keterbacaan
Keterbacaan merupakan alih bahasa dari “readability”. Bentuk readability merupakan
kata turunan yang dibentuk oleh bentukdasar readable. Artinya “dapat dibaca” atau
“terbaca”. Konfiks ke-an pada bentuk “keterbacaan” mengandung arti “hal yang berkenaan
dengan apa yang disebut dalam bentuk dasarnya”. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan
“keterbacaan” sebagai hal atau ihwal terbaca-tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh
pembacanya. Jadi, “keterbacaan” ini mempersoalkan tingkat kesulitan atau tingkat
kemudahan suatu bahan bacaan tertentu dibagi peringkat pembaca tertentu.
Keterbacaan (readability) merupakan ukuran tentang sesuai-tidaknya suatu bacaan
bagi pembaca tertentu dilihat dari segi timgkat kesukaran/kemudahan wacananya.
Untuk memperkirakan tingkat keterbacaan bahan bacaan, banyak dipergunakan orang
berbagai formula keterbacaan. Perkiraan-perkiraan tentang tingkat kemampuan membaca
748
berguna bagi guru yang mempunyai perhatian terhadap metode pemberian tugas membaca
atau bagi pemilihan buku-buku dan bahan bacaan.
Tingkat keterbacaannya biasanya dinyatakan dalam bentuk peringkat kelas. Oleh
karena itu, setelah melakukan pengukuran keterbacaan sebuah wacana, orang akan dapat
mengetahui kecocokan materi bacaan tersebut untuk peringkat kelas tertentu, misalnya
oeringkat enam, peringkat empat, peringkat sepuluh dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterbacaan masih selalu menjadi objek penelitian
para ahli. Perhatian terhadap masalah tersebut, dilulai sejak berabad-abad yang lalu. Klare
(1963) menjelaskan bahwa Lorge (1949) pernah menceritakan tentang upaya Talmudist pada
tahun 1900 berkenaan tentang keterbacaan wacana. Dia menentukan tingkat kesulitan wacana
berdasarkan criteria kekerapan kata-kata yang digunakan.
Meskipun kajian tentang keterbacaan itu sudah berlangsung berabad-abad, namun
kemajuannya baru tampak setelah statistik mulai ramai digunakan. Teknik statistik ini
memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor keterbacaan yang penting-
penting untuk menyusun formula yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan tingkat
kesulitan wacana. Menurut Klare (1963), kajian-kajian terdahulu menunujukkan adanya
keterkaitan dengan keterbacaan. Gray dan Leary mengidentifikasi adanya 289 faktor yang
mempengaruhi keterbacaan, 20 faktor diantaranya dinyatakan signifikan.
Selain formula keterbacaan, keterbacaan dapat ukur dengan teknik uji rumpang.
Dengan mempelajari teknik pengajaran membaca ini, dapat digunakannya sebagai alat ukur
untuk mengukur tingkat keterbacaan suatu bahan bacaan. Hal ini akan sangat berguna bagi
guru. Sebagai mahasiswa, prosedur ini dapat digunakan untuk melatih kemempuan baca
anda. Tentu sajaa akan lebih baik, jika anda meminta bantuan teman anda untuk menjamin
keobjektifan dan keterpercayaan penggunaan latihan dengan menggunakan prosedur
teknik/teknik ini.
749
Formula keterbacaan dan Edward Fry yang kemudian dikenal dengan sebutan “Gry
grafik” merupakan formula yang dianggap relatif baru dan dimulai dipublikasikan pada tahun
1977. Grafik ini mwerupakan hasil upaya untuk menyederhanakan dan mengefisiensikan
teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana. Faktor panjang pendeknya kalimat dan kata-
kata sulit masih digunakan, tetapi kesukaran kata diperkirakan dengan cara melihat jumlah
suku katanya. Meksudnya bahwa formula ini mendasarkan formula keterbacaannya pada dua
faktor yaitu panjang pendeknya kata dan tingkat kesulitan kata ditandai oleh jumlah suku kata
yang membentuk setiap kata dalam wacana tersebut.
Untuk mengukur tingkat keterbacaan sebuah buku dengan grafik Fry, sekurang-
kurangnya dilakukan sebanyak tiga kali dengan pemilihan sampel yang berbeda-beda. Grafik
fry merupakan hasil penelitian terhadap wacana bahasa inggris, sehingga grafik ini kurang
sesuai jika dihunakan untuk mengukur keterbacaan wacana bahasa Indonesia, kecuali jika
dilakukan pemodifikasian terhadap formula tersebut.
Formula keterbacaan yang diperkenalkan oleh Alton Raygor yang dikenal dengan
“Grafik Raygor” tampaknya mendekati kecocokan untuk bahasa-bahasa yang menggunakan
huruf latin, mesikipun pada dasarnya prinsip-prinsip yang digunakan hamper sama dengan
grafik Fry. Meskipun kedua grafik tersebut mempunyai kemiripan, namun tetap ada
perbedaan antara keduanya. Garfik fry meletakkan kalimat terpendeknya pada bagian atas
garfik, sedangkan garfik Raygor meletakkannya di bagian bawah. Pada grafik raygor sisi
tempat jimlah suku kata digunakan untuk menunjukkan kata-kat sulit, yakni kata yang
dibentuk oleh enam buah huruf atau lebih.
Berdasarkan penelitian terakhir, membuktikan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh
terhadap keterbacaan, yakni: (a) panjang-pendeknya kalimat, dan (b) tingkat kesulitan kata
atau banyaknya suku kata. Pada umumnya, semakin panjang kalimat dan semakin panjang
kata-kata, maka bahan bacaan dimaksud semakin sukar. Sebaliknya jika kalimat dan katanya
pendek-pendek, maka teks dimaksud tergolong teks yang mudah. Untuk mengetahui tingkat
keterbacaan suatu teks, pada pelatihan ini akan dibahas satu formula keterbacaan, yaitu
formula Fry. Alasan dipilihnya formula tersebut adalah telah disesuaikannya penggunaan
formula keterbacaan tersebut untuk mengukur tingkat keterbacaan teks yang berbahasa
Indonesia.
750
6.1.1.1 Grafik Fry
Grafik Fry diciptakan Edward Fry. Garfik keterbukaan yang diperkenalkan fry
merupakan formula yang relative baru dan dimulai diperkenalkan tahun 1977. Grafik fry
sebenarnya dibuat pada tahun 1968. Formula keterbacaan Fry diambil dari nama penemunya,
yaitu Edward Fry. Grafik keterbacaan dipublikasikan dalam majalah ilmiah Journal of
Reading tahun 1977.
Grafik fry digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana. Garfik ini
mendasarkan pengukurannya pada dua faktor, yaitu panjang pendeknya kata dan tingkat
kesulitan kata yang tercermin oleh banyak sedikitnya jumlah suku kata yang membentuk
etiap kata dalam wacana grafik fry dapat dilihat di bawah ini.
Langkah-langkah penggunaan garfik fry adalah sebagai berikut ini.
7. Pilihlah penggalan wacana yang representative yang akan diukur tingkat
keterbacaanya.
8. Hitunglah sampai 100 kata dari wacana yang dipilih untuk dijadikan sampel yang
akan diukur tingkat keterbacaanya.
9. Hitunglah jumlah kalimat dari 100 kata yang dijadikan sampel hingga persepuluh
terdekat (dibulatkan).
10. Hitunglah jumlah suku kata dari wacana sampel. Angka dan singkatan
diperlakukan sebagai satu kata dengan satu suku kata.
11. Hasil menghitung pada langkah 3 dan 4 diplotkan (dimasukkan) ke dalam garfik
fry, pertemuan antara baris vertical (jumlah suku kata) dan baris horizontal
(jumlah kalimat) menunjukkan tingkat kelas pembaca yang diprediksi dapat
membaca bacaan yang diukur.
12. Tingkat keterbacaan hasil pengukuran bersifat perkiraan, penyimpangan mungkin
terjadi sehingga keterbacaan tidak hanya seperti hasil pengukuran, tetapi bisa
ditambah atau dikurangi satu peringkat.
Formula keterbacaan Fry mendasarkan kerjanya pada dua faktor utama, yakni panjang-
pendeknya kata yang ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk
setiap kata dalam teks bacaan dan tingkat kesulitan kalimat yang ditandai dengan rerata
jumlah kalimat per seratus perkataan. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah Grafik Fry di bawah
ini.
751
Gambar 1
Grafik Fry
Di bagian atas grafik didapati deretan angka-angka: 108, 112, 116, 120, dst.Angka-
angka dimaksud menunjukkan data jumlah suku kata per seratus perkataan, yakni jumlah kata
752
dari teks sampel yang dijadikan sampel pengukuran keterbacaan teks. Pertimbangan
penghitungan suku kata pada grafik ini merupakan cerminan dari pertimbangan faktor kata
sulit, yang dalam formula ini merupakan salah satu dari dua faktor utama yang menjadi
landasan bagi terbentuknya formula keterbacaan Fry.
Angka-angka yang tertera di bagian samping kiri grafik, seperti angka 25.90, 20, 18.7,
14.3, dst. Menunjukkan data rerata jumlah kalimat per seratus perkataan. Hal ini merupakan
perwujudan dari landasan lain dari faktor penentu formula keterbacaan ini, yakni faktor
panjang-pendek kalimat.
Angka-angka yang berderet di bagian tengah grafik dan berada di antara garis-garis
penyekat dari grafik tersebut menunjukkan perkiraan peringkat keterbacaan teks yang diukur.
Angka 1 menunjukkan peringkat 1, artinya teks yang diukur tingkat keterbacaannya tersebut
cocok untuk pembaca dengan level peringkat baca 1; angka 2 untuk peringkat baca 2; angka
3 untuk peringkat baca 3, dst.
Daerah yang diarsir pada grafik yang terletak di sudut kanan atas dan di sudut kiri
bawah grafik merupakan wilayah invalid. Maksudnya, jika hasil pengukuran keterbacaan teks
jatuh pada wilayah gelap tersebut, maka teks tersebut kurang baik karena tidak memiliki
peringkat baca untuk peringkat manapun. Oleh karena itu, teks yang demikian sebaiknya
tidak digunakan dan diganti dengan teks lain.
1. Garfik Raygor
Grafik Rangger diciptakan oleh Alton Rangger. Grafik ini diciptakan untuk mengatasi
kelemahan grafik Fnya. Grafik fnya sebenarnya hanya cocok untuk mengukur tingkat
753
keterbacaan bacaan yang berbahasa Inggris. Untuk bacaan yang berbahasa Indonesia, grafik
yang cocok untuk mengukur tingkat keterbacaan adalah grafik ranggor. Grafik Raygor dapat
dilihat di bawah ini.
Grafik Raygor
Prinsip menggunakan grafik Raygor dan grafik Fry hamper sama. Penggunaan grafik
raygor adalah sebagai berikut.
Langkah (1)
Menghitung 100 buah perkataan dari wacana yang hendak diukur tingkat
keterbacaannya itu sebagai sampel. Deretan angka tidak dipertimbangkan sebagai kata. Oleh
karenanya, angka-angka tidak dihitung ke dalam penghitungan 100 buah kata.
Langkah (2)
Menghitung jumlah kalimat sampai pada persepuluhan terdekat. Prosedur ini sama
dengan prosedur fry dalam menghitung rata-rata jumlah kalimat.
Langkah (3)
Menghitung jumlah kata-kata sulit, yakni kata-kata yang dibentuk oleh 6 huruf atau
lebih. Criteria tingkat kesulitan sebuah kata disini didasari oleh panjang-pendeknya kata,
bukan oleh unsure semantisnya. Kata-kata yang tergolong ke dalam kategori sulit ialah kata-
kata yang terdiri atas enam atau lebih huruf. Kata-kata yang jumlah hurufnya kurang dari
enam, tidak digolongkan ke dalam katergori sulit.
Langkah (4)
Hasil yang diperoleh dari langkah 2) dan 3) itu dapat diplotkan ke dalam Garfik
Raygor untuk menentukan peringkat keterbacaan wacananya.
754
ii. Keterbatasan-keterbatasan Formula Keterbatasan
Formula-formula leterbacaan yang pemakaiannya dewasa ini tengah popular
disamping memiliki kelebihan juga mengandung kelemahan. Sebagaimana telah dijelaskan
dimuka, bahwa formula-formula keterbacaan yang dipakai sekarang ini mendasarkan
formulanya pada dua hal yakni panjang-pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata. Kedua
faktor yang menjadi landasan formula-formula keterbacaan ini mengandung pertanyaan pada
kita. Bagaimana dengan konsep-konsep yang terkandung dalam wacana yang bersangkutan.
Bukanlah konsep-konsep makna yang terkandung dalam suatu wacana yang tidak terjangkau
oleh pembacanya akan berdampak pada ketercapaian pembacanya. Sering kita dapati kasus,
seseorang tidak dapat memahami wacana yang dibacanya meskipun wacana tersebut telah
memenuhi criteria keterbacaan untuk peringkat pembaca bersangkutan.
Mengapa hal itu terjadi, pertimbangan panjang-pendek kata dan tingkat kesulitan kata
dalam pemakaiannya formula keterbacaan, semata-mata hanya didasarkan pada pertimbangan
struktur yang secara visual dapat dilihat. Sedangkan, konsep yang terkandung dalam bacaan
sebagai struktur dalam dari bacaan tersebut tampaknya tidak diperhatikan. Dengan kata lain,
rumusan formula-formula keterbacaan yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
keterbacaan itu tidak memperhatikan unsur semantis.
Keterbatasan lain dari formula-formula keterbacaan adalah pada penggunaan slank,
santin makna ganda atau minat pembaca. Formual keterbacaan yang tidak bisa digunakan
untuk bacaan fiksi atau karya sastra, khususnya pada karya sastra yang berupa puisi. Puisi
memiliki bentuk yang khas dengan struktur kalimat yang jauh berbeda dari struktur kalimat
pada karya non fiksi. Keterbatasan-keterbatasan yang ada pada formula keterbatasan,
seyogyanya menjadi bahan pertimbangan pada waktu menentukan tingkat keterbacaan
wacana.
755
cara untuk beroleh ilmu pengetahuan dimaksud melalui kegiatan membaca. Lebih baik jika
kegiatan membaca dimaksud adalah kegiatan membaca mandiri yang tidak memerlukan
bimbingan pihak lain.
Sehubungan dengan hal itu, penyediaan saran abaca yang berupa koleksi-koleksi
bacaan (buku-buku teks, majalah-majalah, kliping-kliping, surat kabar, jurnal, pamflet, dan
lain-lain) perlu dimilki, bukan saja oleh pihak sekolahmelainkan oleh setiap kelas. Dengan
demikian, setiap sekolah di samping harus memilki pepustakaan sekolah juga harus memiliki
perpustakaan-perpustakaan kelas yang terletak di setiap sudut masing-masing kelas.
Koleksi-koleksi bacaan pada perpustakaan kelas hendaknya memang layak untuk
peringkat mereka. Pertimbangan tingkat kelayakan dimaksud, tidak saja didasarkan atas
pertimbangan berbagai nilai (seperti nilai isi, manfaat, pendidikn, moral, estetika, etika, dan
lain-lain) melainkan juga harus dipertimbangkan tingkat kesulitan dari masing-masing materi
cetak dimaksud. Bahan-bahan bacaan tersebut hendaknya memenuhi tingkat keterbacaan
sesuai dengan tuntutan dan karakteristik pembacanya.
Di samping hal-hal tersebut diatas, penggunaan rumus-rumus keterbacaan akan sangat
penting bagi guru untuk mempersiapkan atau mengubah tingkat keterbacaan materi bacaan
yang hendak diajarkannya. Meskipun bahan tingkat keterbacaan materi bacaan yang hendak
diajarkannya. Meskipun bahan bacaan untu kepentingan bahan ajar sudah tersedia banyak
diluar, namun bahan bacaan untuk setiap guru untuk dapat berperan dan bertindak sebagai
penulis tampak semakin jelas pada saat mereka dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan berikut,
misalnya, mempersiapkan tes, membuat rencana pengajaran, menyusun program pengajaran,
membuat surat kepada orang tua siswa, atau kegiatan tulis-menulis lainnya.
Dalam mempersiapkan bahan-bahan seperti yang kita jelaskan tadi, guru hendaknya
mempertimbangkan tingkat keterbacaan bahan yang ditulisnya itu. Bukankah si penulis
(guru) berkeinginan hasil tulisannya tersebut terbaca pihak lain sebagai sasaran membacanya.
Keterampilan mengubah tingkat keterbacaan wacana perlu dimilki setiap guru.
Pengubahan keterbacaan itu sendiri dapat dilakukan dengan jalan meninggikan taraf kesulitan
wacananya atau mungkin sebaliknya, menurunkan tingkat kesulitan wacana tersebut.
Kegiatan ini perlu dilakukan oleh guru, jika guru memandang para siswanya wajib
mengetahui isi konten (isi materi) dari wacana itu dan tidak menemukan sumber bacaan lain
yang tingkat keterbacaan wacananya cocok dengan peringkat siswanya.
Formula keterbacaan yang sekarang digunakan, mendasarkan formulanya pada dus
hal yaitu panjang pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata. Pertimbangan akan dua hal
tersebut dalam pemakaiannya semata-mata hanya didasarkan pada pertimbangan struktur
756
permukaan teks. Dengan kata lain, bahwa formula keterbacaan yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat keterbacaan kurang memperhatikan unsur semantis.
Dalam upaya pemilihan bahan, pertimbangan yang paling penting adalah factor
keterbacaan (readability). Tingkaat keterbacan harus serasi dengana tingkat kemampuan
siswa. Formula-formula keterbacaan se[erti : “reading ease formula” (RE). “human
Intersest” (HI), “Dale and Chair (DAC). “Fog Indeks” (FI), Grafik Fry, Grafik Raygor, and
(close) prosedur klose (sselanjutnya disebut teknik isisan rumpang) dianggap praktik dan
sederhana pemakaiannya.
Metode yang paling berhasil di antara formula-formula tersebut adalah prosedur isian
rumpang, selain daapaat diperguanakn sebagai alat untuk menguji keterbacaan, teknik ini
juga dapat dipergunakan untuk alat/teknik pengajaran membaca. Dalam fungsinya sebagai
alat ajar membaca, prosedur isian rumpang ini sangat bermanfaat dalam meningkatkaan
keterampilan membaca siswa.
Close prosedur (teknik isian rumpang) mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Tailor
tahun 1953. Menurutnya, close prosedur adalah teknik penangkapan pesan dari sumbernya
(penulis), mengubah pola bahasa dengan jalan melepaskan bagian-bagiannya, dan
menyampaikan kepada pembaca untuk menyempurnakan kembali pola, pola keseluruhan
yang menghasilkan sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan (Tailor
1953 dalam Robert 1980:71 dalam Harjasujana dan Mulyati 1997:139). Teknik ini
dipergunakan untuk melatih daya tangkap pembaca terhadap pesan penulis dengan cara
menyajikan bacaan yang tidak utuh (dirumpangkan atau dikosongkan bagian-bagiannya) dan
pembaca bertugas untuk mengisinya sehingga menjadi bacaan seperti semula. Pembaca
dilatih untuk dapat memahami bacaan yang tidak lengkap karena telah dilepas atu
dikosongkan dengan pemahaman yang sempurna.
Seperti dijelaskan oleh Sadtono (1988:2), istilah “closure” mengandung makna sebagai
persepsi (penglihatan dan pengertian) yang penuh atau yang komplit dari gambar atau
keadaan sebenarnya tidak sempurna. Persepsi keadaan yang sempurna itu diperoleh dengan
cara tidak menghiraukan bagian yang hilang atau bagian yang tidak sempurna itu, atau
757
dengan cara mengisi sendiri bagian yang hilang atau kurang sempurna tadi berdasarkan
pengalaman yang telah lampau.
Berdasarkan konsep tersebut, Taylor mengembangkannya menjadi sebuah alat ukur
keterbacaan wacana dan diberi nama “ cloze prosedur. Istilah ini selanjutnya kita namai
sebagai “prosedur/teknik isisan rumpang”. Teknik isisan rumpang merupakan metode
penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan
jalan melesapkan bagian-bagiannya, dan menyampaikan kepada si penerima (pembaca dan
penyimak) sehingga mereka berupaya untuk mnyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan
yang menghasilkan sejumlah unit-unit rumpangan yang dapat dipertimbangkan.
Dalam kaitannya dengan keterampilan membaca Hittleman (1979:135) menjelaskan
teknik isian rumpang sebagai sebuah teknik kehilangan kata-kata sisrematis dari wacana, dan
pembaca diharapkan dapat mengisi kata-kata yang hilang tersebut dengan kata yang sesuai.
Hittleman memandang teknik isian rumpang ini berbagai alat untuk mengukur keterbacaan
wacana pandangan ini disokong oleh pendapppat Heilman 919886.
Berbicara tentang prosedur isian rumpang, terdapat dua fungsi itama yang diemban
oleh prosedur ini. Pertama, teknik berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur tingkat
keterbacaan wacana. Suatu wacana dapat ditentukan tingkat kesukaran serta dapat diketahui
kelayakan pemakainnya oleh siswa tertentu setelah melalui dengan prosedur ini. Kedua,
prosedur isian rumpang juga berfungsi sebagai alat pengajaran membaca.dalam fungsinya
sebagai alat ajar, penggunaan teknik isian rumpang dapat dipergunakan untuk melatih
kemampuan dan keterampilan membaca siswa. Dengan kata lain dapat menyebutkan dua
fungsi utama dari prosedur isisan rumpang, yakni sebagai alat ukur dan sebagai alat ajar.
758
siswa. Penghilangan (delisi) untuk isian rumpang dalam fungsinya sebagai alat ajar, tidak
harus selalu dengan jarak yang konsisten. Sebagai guru, anda tentu lebih tahu apa yang
dibutuhkan siswa anda. Yang terpenting adalah tidak lanjut kegiatan ini. Diskusikanlah setiap
alternative jawaban yang diajukan siswa. Bicarakanlah alas an ketepatan atau keslahan
jawaban siswa, agar mereka lebih mengerti atau lebih terbuka wawasannya.
Teknik isian rumpang mempunyai dua manfaat, yaitu untuk mengukur tingkar
keterbacaan dan melatih keterampilan membaca.
Dengan manfaat-manfaat yang telah diuraikan tersebut, guru dalam waktu relative
singkat akan segera dapat mengetahui tingkat keterbacaan wacana, tingkat keterpahaman
siswa dan latar belakang pengalaman minat dan bahasa siswa. Dengan demikian guru akan
dapat dengan tepat membuat keputusan interaksional untuk membantu anak didiknya dalam
belajar, khusus dalam kegiatan membaca.
759
teknik ini kita akan mengetahui perkembangan konsep, pemahaman, dan pengetahuan
linguistic siswa. Hal ini sangat berguna untuk menentukan tingkat instruksional yang tepat
untuk murid-murid kita (lihat Ranson, 1978:159).
Menurut Wilsom Taylor (1953) sebagai pengembang teknik ini, mengusulkan sebuah
prosedur yang baku untuk sebuah konstruksi wacananya rumpang. Usulan itu meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Memilih suatu wacana yang relative sempurna yakni wacana yang tidak bergantung
pada informasi sebelumnya.
2. Melakukan penghilangan/pelesapan setiap kata ke-n, tanpa memperhatikan arti dan
fungsi kata-kata yang dihilangkan atau dolesapkan tersebut.
3. Mengganti bagian-bagian yang dihilangkan tersebut dengan tanda-tanda tersebut,
misalnya dengan tandaa garis mendatar (……) yang sama panjangnya.
4. Memberi salinan dari semua bagian yang direproduksi kepada siswa/peserta tes.
5. Mengingatkan siswa untuk berusaha mengisi semua lesapan dengan jalan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap wacana, memperhatikan konteks
wacana, atau memperhatikan kata-kata sisanya.
6. Menyediakan waktu yang relative cukup untuk member kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan tugasnya.
7. John Haskall menyempurnakan konstruksi tersebut dengan variasi sebagai berikut:
1) Memilih suatu teks yang panjangnya lebih kurang 250 kata.
2) Biarkan kalimat pertama dan kalimat terakhir utuh.
3) Mualilah penghilangan itu kalimat kedua, yakni pada setiap kata kelima.
Pengososngan ditandai dengan garis lurus mendatar yang sama panjangnya
dsama.
4) Jika kebetulan kalimat kelima jatuh padaa kata bilangan, janganlah melakukan
lsapan pada kata tersebut.Biarkan kata itu hadir secara utuh. Sebagai gantinya
mulailah kembali dengan hitungan kelima berikutnya.
760
Bagaimana jika kita ingin melatih kecakapan penggunaan kata penghubung siswa jika
kita dengan teknik isian rumpang? Apakah kita merasa keberatan dengan prosedur buku yang
yang dikemukakan diatas.
Dalam suatu teks/wacana, kata penghubung (seperti yang kiata maksud), tentu saja
letaknya pada wacana tidak selalu terletak pada setiap kata kleima atau kata ke-n, bukan? Jika
demikian halnya, kiranya kita perlu memisahkaan _riteria pembuatan wacana rumpang,
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kritria dimaksud mudah-mudah bisa kita jadikan
pedoman dalam pembuatan wacana rumpang, baik untuk kepentingan alat ukur maupun
untuk kepentingan alat ajar.
Untuk dapat melihat perbedaan kedua kriteri pembuatan wacana rumpang untuk
kedua fungsinya tersebut, di bawah ini disajikan sebuah pedoman yang dituangkan dalam
bentuk table. Silahkan anda amati tabel berikut, kemudian renungkan letak perbedaanya.
Tabel
Kriteria Pembuatan Wacana Rumpang
1. Panjang Wacana Antara 250-350 perkata dan Wacana yang terdiri atas
wacana terpilih maksimal 150 perkataan
761
4. Tindak Lanjut Lakukan diskusi untuk
membahas jawaban-
jawaban siswa.
Penerapan teknik isian rumpang dalam pembelajaran membaca adalah sebagai berikut.
Tahap 1
Siswa diberi kesempatan menelaah dan membaca dalam hati teks yang diberikan guru
dengan waktu yang ditentukan. Penentuan waktu baca disesuaikan dengan jenis dan
banyaknya konteks yang harus mereka pikirkan.
Tahap 2
Setelah tahap 1, siswa diminta untuk mengisi lesapan atau bagian yang dikosongkan.
Dalam upaya pengisian lesapan mereka diperbolehkan diskusi asal tidak menyontek
pekerjaan temannya. Pengisian lesapan diberikan waktu yang cukup sesuai dengan jumlah
lesapan yang diisi.
Tahap 3
Usai tahap 2, siswa (3 atau 4) diminta untuk membacakan keseluruhan teks yang telah
mereka sempurnakan. Sebaiknya, pedoman yang digunakan untuk menilai ketepatan isian
lesapan adalah metode sinonim atau kontektual. Maksudnya adalah jawaban dari isian siswa
disamping sama dengan kata-kata dari teks asli yang dihilangkan juga dapat dengan kata-kata
yang sama atau bersinonim dengan syarat sesuai konteks bacaan.
Tahap 4
Guru membacakan bagian demi bagian dari bacaan tersebut dan berhenti pada setiap
bagian yang dikosongkan. Siswa diminta mengajukan alternatif jawaban. Siswa diminta
diskusikan setiap jawaban yang diajukan siswa disertai alasan-alasannya. Jawaban tepat
untuk mengisi bagian yang kosong dipilih sebagai jawaban mereka. Kegiatan ini
dilaksanakan sampai semua lesapan terisi. Jika ada jawaban yang dirasakan janggal maka
didiskusikan lagi.
Tahap 5
Setelah tahap 4, guru memperlihatkan teks asli kepada siswa untuk bahan perbandingan
dan sebagai pedoman untuk menilai. Siswa diminta untuk mencocokkan jawabannya dengan
cara jawaban persis dengan kata yang dihilangkan atau jawaban bersinonim dengan kata yang
dihilangkan.
762
Tahap 6
Siswa diminta untuk menghitung berapa banyak jumlah lesapan yang benar. Setelah itu
siswa diminta menghitung persentase kebenaran jawaban mengisi lesapan dengan rumus :
Tahap ini digunakan untuk mengetahui kemampuan hasil uji rumpang siswa secara individu.
Rankin dan Culhane menetapkan interprestasi hasil uji rumpang sebagai berikut.
1. Pembaca berada pada tingkat independen/bebas, jika persentase skor tes uji
rumpang yang diperoleh di atas 60%.
2. Pembaca berada pada tingkat instruksional, jika persen skor tes uji rumpang yang
diperolehnya berkisar antara 41% - 60%.
3. Pembaca berada pada tingkat frustasi atau gagal, jika persentase skor tes uji
rumpang yang diperolehnya sama dengan atau kurang dari 40%.
Sebelum melakukan pembelajaran dengan teknik isian rumpang, guru terlebih dahulu
menyiapkan bacaan isian rumpang dengan tahap-tahap berikut ini.
1. Pilihlah bacaan yang relatif sempurna, yaitu bacaan yang tidak bergantung pada
informasi sebelumnya atau bacaan yang lengkap dalam satu judul, panjangnya +
150 kata.
2. Lakukan penghilangan pada bagian-bagian tertentu dari bacaan dengan
pertimbangan tertentu (misalnya kata yang dihilangkan adalah kata kunci).
3. Biarkan kalimat pertama dan kalimat terakhir utuh.
4. Mulailah penghilangan itu dari kalimat kedua, yakni pad setiap kata dengan
pertimbangan tertentu. Pengosongan ditandai dengan garis lurus mendatar yang
panjangnya sama.
Contoh bacaan yang dibuat dengan tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut ini.
Bacaan
Habis Olahraga Minumlah Oralit
Jika terserang diare, tentu semua sudah tahu bahwa kita dianjurkan
minum oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Kalau tak ada
--______, dapat juga diberikan larutan gula dan ______ dengan takaran satu
sendok ______ dan seperempat sendok garam dalam segelas air. Agar
763
memenuhi selera anak-anak dan bayi, beberapa pabrik obat di Indonesia
memberikan aroma jeruk. Walaupun demikian hal ini tidaklah menjamin
bahwa oralit di ______ sudah memasyarakat dan disukai. Buktinya, waktu
sekian puluh obat antidiare dicabut izinnya beberapa waktu yang lalu, banyak
dokter yang ______. Bukan apa-apa, sampai saat ini tetapi ______ masih
berkisar pada obat-obatan lain di luat oralit.
Di Taiwan, perusahaan minuman telah bergerak sangat jauh dalam
memasyarakatkan cairan sejenis oralit. Mereka memproduksi ______ ini
sedemikian rupa, sehingga menjadi minuman ringan bergengsi dengan rasa dan
_______ yang tak kalah dengan minuman ringan lainnya. Bukan itu saja,
promosi pun digelar dengan gencar di berbagai media massa serta media
______. Indikasinya pun diperluas menjadi minuman untuk segala macam
termasuk untuk olahragawan, untuk menjaga ______ dsb., selain untuk diare
dan muntah.
Maka jangan heran kalau Anda disuguhi minuman ini sehabis ______
di Taiwan untuk memulihkan jumlah cairan tubuh yang dibuang melalui
______. Rasanya bagaimana? Ternyata tak kalah dengan minuman lain. Sebab,
di antaranya juga diberi gas CO2 sehingga ______. Tapi, Anda mencret-
mencret, Anda tidak pergi ke apotik. Tetapi ke pasar ______! Bukan apa-apa,
itu dilakukan untuk membeli oralit yang dianjurkan ______. Tempatnya pun
bukan di tempat penjualan khusus obat-obatan, tapi di bagian minuman ringan.
(Intisari Juni 1993:200).
764
765